Anda di halaman 1dari 15

ANGGARAN DASAR

DAFTAR ISI:

1. Mukadimah

2. Bab I: Ketentuan Umum

Pasal 1

3. Bab II: Nama, Tempat Kedudukan dan Jangka Waktu Pendirian

Pasal 2

4. Bab III: Asas, Landasan, Tujuan dan Kegiatan Pokok

Pasal 3: Asas dan Landasan


Pasal 4: Tujuan
Pasal 5: Kegiatan Pokok

5. Bab IV: Keanggotaan

Pasal 6: Jenis Anggota


Pasal 7: Pengesahan Anggota
Pasal 8: Kewajiban dan Hak Anggota
Pasal 9: Berakhirnya Keanggotaan

6. Bab V: Struktur Organisasi

Pasal 10: Organ Organisasi


Pasal 11: Rapat Anggota
Pasal 12: Tatacara Rapat Anggota
Pasal 13: Majelis Kehormatan
Pasal 14: Kewajiban dan Hak Majelis Kehormatan
Pasal 15: Rapat Majelis Kehormatan
Pasal 16: Pengurus
Pasal 17: Kewajiban dan Hak Pengurus

7. Bab VI: Kekayaan dan Laporan Keuangan

Pasal 18: Kekayaan


Pasal 19: Laporan Laporan Keuangan

8. Bab VII: Lambang Asosiasi

Pasal 20: Lambang Asosiasi


Pasal 21: Perubahan Lambang Asosiasi

9. Bab VIII: Perubahan/Penyempurnaan Anggaran Dasar

Pasal 22

Anggaran Dasar AKAI ---- halaman 2 dari 14


D A F T A R I S I (Lanjutan):

10. Bab IX: Pembubaran Asosiasi, Penyelesaian Harta/Kekayaan serta


Kewajiban Asosiasi

Pasal 23: Pembubaran Asosiasi


Pasal 24: Penyelesaian Harta/Kekayaan serta Kewajiban Asosiasi

11. Bab X: Ketentuan Peralihan

Pasal 25

12. Bab XI: Penutup

Pasal 26

Anggaran Dasar AKAI ---- halaman 3 dari 14


MUKADIMAH

Bahwa usaha jasa Konsultan Aktuaria merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang mempunyai
peranan penting dalam peningkatan dan pengembangan industri Asuransi, Dana Pensiun dan
industri lainnya, dimana dalam memajukan usahanya, para pelaku usaha jasa Konsultan
Aktuaria harus dilandasi profesionalisme, dengan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
dipersyaratkan, obyektif, jujur, kritis, dan penuh tanggung jawab, dan secara berkelanjutan
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.

Bahwa diperlukan adanya persatuan, kesatuan gerak dan tindak bagi setiap pelaku dalam usaha
jasa Konsultan Aktuaria untuk menjalin hubungan baik diantara para pelakunya, serta
menghimpun usaha bersama untuk memelihara dan meningkatkan pengetahuan dan
kepercayaan masyarakat terhadap jasa Konsultan Aktuaria.

Bahwa untuk mewujudkan hal-hal tersebut di atas, atas Rahmat Tuhan Yang Masa Esa dan
didorong oleh keinginan untuk menyumbangkan dharma bakti kepada Bangsa dan Negara
Indonesia, diperlukan adanya asosiasi profesi dalam industri jasa Konsultan Aktuaria, dengan
Anggaran Dasar sebagai berikut:

BAB I
Ketentuan Umum

Pasal 1

Dalam Anggaran Dasar ini, yang dimaksud dengan:


1. Asosiasi adalah Asosiasi Konsultan Aktuaria Indonesia.
2. Konsultan Aktuaria adalah sebuah badan usaha yang telah memiliki ijin penyelenggaraan
jasa aktuaria dari instansi yang berwenang.
3. Anggota adalah Konsultan Aktuaria yang telah memperoleh sertifikat keanggotaan dari
Asosiasi.
4. Sertifikat Keanggotaan adalah surat bukti anggota Asosiasi yang ditanda-tangani oleh
Ketua Pengurus dan Ketua Majelis Kehormatan, dalam bentuk yang dapat berubah dari
waktu ke waktu.
5. Rapat Anggota adalah kekuasaan tertinggi dari Asosiasi dalam wujud penyelenggaraan
rapat yang dihadiri oleh Anggota yang sah.
6. Pengurus adalah seseorang yang bekerja pada Anggota Asosiasi untuk masa jabatan yang
diatur dalam Anggaran Dasar ini.
7. Ketua Pengurus adalah seseorang yang bekerja pada Anggota Asosiasi dan telah memiliki
gelar Aktuaris dari Persatuan Aktuaris Indonesia, atau seseorang yang menduduki
jabatan Direksi dari Anggota Asosiasi, yang dipilih oleh Rapat Anggota untuk masa jabatan
yang diatur dalam Anggaran Dasar ini.
8. Majelis Kehormatan adalah suatu majelis yang masing-masing anggotanya bekerja pada
Anggota Asosiasi dan telah memiliki gelar Aktuaris dari Persatuan Aktuaris Indonesia, yang
dipilih oleh Rapat Anggota untuk masa jabatan yang diatur dalam Anggaran Dasar ini.

Anggaran Dasar AKAI ---- halaman 4 dari 14


B A B II
Nama, Tempat Kedudukan dan Jangka Waktu Pendirian

Pasal 2

1. Asosiasi ini bernama “Asosiasi Konsultan Aktuaria Indonesia” – dengan singkatan “AKAI”,
dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut sebagai “Asosiasi”.
2. Asosiasi berkedudukan di Jakarta, dengan perwakilan-perwakilan di tempat lain yang
dianggap perlu di kemudian hari.
3. Asosiasi didirikan di Jakarta pada tanggal 13 (tiga belas) bulan Desember tahun 1991
(seribu sembilan ratus sembilan puluh satu), untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

B A B III
Asas, Landasan, Tujuan dan Kegiatan Pokok

Pasal 3
Asas dan Landasan

1. Asosiasi berazaskan Pancasila.


2. Asosiasi berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional, dan
Anggaran Dasar Asosiasi sebagai landasan operasional.
3. Asosiasi tidak berpolitik, tidak berafiliasi dengan golongan atau partai politik dan bersifat
tidak mencari keuntungan material (nirlaba).

Pasal 4
Tujuan

Asosiasi didirikan dengan tujuan untuk:


1. Membela dan memperjuangkan hak serta kepentingan Anggota dalam menjalankan tugas
profesinya sesuai dengan peraturan/perundangan yang berlaku.
2. Membina dan memelihara kerukunan, serta mencegah persaingan yang tidak sehat diantara
Anggota.
3. Meningkatkan kualitas profesionalisme para Anggota dalam memberikan jasa pelayanan
aktuaria.
4. Mengembangkan peran Konsultan Aktuaria dalam industri Asuransi, Dana Pensiun dan
industri keuangan secara luas
5. Meningkatkan perhatian dan pengetahuan masyarakat secara luas terhadap jasa Konsultan
Aktuaria.

Anggaran Dasar AKAI ---- halaman 5 dari 14


Pasal 5
Kegiatan Pokok

Untuk mencapai tujuan tersebut pada pasal 4(empat), Asosiasi menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan pokok sebagai berikut:
1. Menghimpun dan mempersatukan Konsultan Aktuaria untuk menjadi Anggota.
2. Melakukan pertemuan secara berkala diantara para Anggota.
3. Melakukan pembinaan para Anggota, termasuk dan tidak terbatas pada pembinaan
kepatuhan Anggota terhadap keputusan/ketentuan/peraturan yang dikeluarkan oleh
Asosiasi, ketentuan/perundangan yang berlaku, dan standar profesi lainnya yang terkait
dengan jasa Konsultan Aktuaria.
4. Menyusun dan menjalankan program pengembangan profesi secara berkelanjutan bagi
Anggota.
5. Mengusahakan terselenggaranya kegiatan-kegiatan dan/atau tersedianya sarana informasi
bagi publik dalam rangka meningkatkan perhatian dan pengetahuan masyarakat secara
lebih luas terhadap jasa Konsultan Aktuaria.
6. Memelihara dan meningkatkan kerjasama dengan Pemerintah, pelaku usaha, bisnis dan
industri, serta asosiasi profesi, institusi, badan atau organisasi lainnya, didalam maupun
diluar negeri, untuk kepentingan Anggotanya
7. Usaha-usaha dan kegiatan lain yang dianggap perlu dan bermanfaat sepanjang tidak
bertentangan dengan tujuan Asosiasi.

B A B IV
Keanggotaan

Pasal 6
Anggota

Yang dimaksud dengan Anggota adalah badan usaha yang telah memiliki ijin penyelenggaraan
jasa aktuaria dari instansi yang berwenang, dan telah memperoleh sertifikat keanggotaan
yang dikeluarkan oleh Asosiasi.

Pasal 7
Pengesahan Anggota

1. Calon Anggota mengajukan permohonan secara tertulis menjadi Anggota kepada Ketua
Pengurus.
2. Calon Anggota disahkan menjadi Anggota oleh Ketua Pengurus, dan dengan persetujuan
Majelis Kehormatan, yang sekurang-kurangnya dinyatakan dalam sebuah sertifikat
keanggotaan yang ditanda-tangani oleh Ketua Pengurus dan Ketua Majelis Kehormatan.
3. Tata cara pengesahan Calon Anggota diatur lebih lanjut di dalam keputusan Majelis
Kehormatan.

Anggaran Dasar AKAI ---- halaman 6 dari 14


Pasal 8
Hak dan Kewajiban Anggota

1. Anggota berhak mengikuti Rapat Anggota, dan rapat-rapat lainnya yang diselenggarakan
oleh Asosiasi.
2. Anggota mempunyai hak bicara dan hak suara dalam Rapat Anggota, dan rapat-rapat
lainnya yang diselenggarakan oleh Asosiasi
3. Anggota mempunyai hak memilih dan hak dipilih sebagai anggota dalam salah satu
perangkat organ organisasi Asosiasi.
4. Anggota berhak membela diri terhadap tuduhan pelanggaran Anggaran Dasar dan
ketentuan/perundangan yang berlaku, secara lisan dan/atau tulisan.
5. Anggota berhak memperoleh bantuan dan perlindungan dalam menyelesaikan kesulitan-
kesulitan yang dihadapinya sesuai dengan hukum yang berlaku dan sebatas ketentuan-
ketentuan yang diatur di dalam Anggaran Dasar.
6. Anggota wajib memelihara dan menjunjung tinggi nama baik Asosiasi;
7. Anggota wajib turut serta secara aktif memperjuangkan tercapainya tujuan Asosiasi.
8. Anggota wajib mentaati ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar, ketentuan/perundangan yang
berlaku, keputusan-keputusan Rapat Anggota, Keputusan Pengurus dan Keputusan Majelis
Kehormatan.
9. Anggota wajib membayar Iuran Anggota yang besar dan tata cara pembayarannya
ditetapkan lebih lanjut oleh Pengurus.
10. Hak dan kewajiban yang belum diatur didalam Anggaran Dasar ini, ditetapkan dalam
Keputusan Rapat Anggota, atau Keputusan Pengurus atau Keputusan Majelis Kehormatan.

Pasal 9
Berakhirnya Keanggotaan

Keanggotaan dinyatakan batal dan atau berakhir apabila salah satu kondisi berikut terpenuhi,
yaitu:
1. Menyatakan berhenti dan atau mengundurkan diri dari Anggota dalam bentuk pernyataan
tertulis yang ditujukan kepada Ketua Pengurus.
2. Karena ijin usahanya dicabut atau dinyatakan tidak sah oleh instansi yang berwenang.
3. Dinyatakan pailit/likuidasi berdasarkan Keputusan Pengadilan.
4. Dinyatakan melanggar Anggaran Dasar berdasarkan surat keputusan Ketua Pengurus
dengan persetujuan Majelis Kehormatan.
5. Ketentuan-ketentuan menyangkut pengakhiran keanggotaan yang belum diatur didalam
Anggaran Dasar ini, ditetapkan dalam Keputusan Rapat Anggota, atau keputusan Pengurus
atau keputusan Majelis Kehormatan.

Anggaran Dasar AKAI ---- halaman 7 dari 14


BAB V
Struktur Organisasi

Pasal 10
Organ Organisasi

Organ organisasi terdiri atas:


1. Rapat Anggota.
2. Majelis Kehormatan.
3. Pengurus

Pasal 11
Rapat Anggota

1. Rapat Anggota adalah organ organisasi tertinggi dalam struktur organisasi Asosiasi, yang
terdiri dari seluruh Anggota Asosiasi yang sah menurut Anggaran Dasar ini.
2. Rapat Anggota diadakan setidaknya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun.
3. Rapat Anggota dapat diselenggarakan lebih cepat dari 3 (tiga) tahun atas permintaan Ketua
Pengurus, atau permintaan Majelis Kehormatan atau permintaan lebih dari 1/3 (sepertiga)
jumlah Anggota.

Pasal 12
Tata Cara Rapat Anggota

1. Rapat Anggota diselenggarakan oleh Pengurus.


2. Rapat Anggota sebagaimana dimaksud pada pasal 11 ayat 2, sekurang-kurangnya
beragendakan:
a. Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus untuk perioda yang berakhir pada saat
diselenggarakan Rapat Anggota.
b. Menentukan Garis Besar Arah Asosiasi dalam 3 (tiga) tahun berikutnya.
c. Memberhentikan Ketua Pengurus dan Majelis Kehormatan yang telah habis masa
jabatannya.
d. Mengadakan pemilihan Ketua Pengurus dan Majelis Kehormatan untuk mengganti
Ketua Pengurus dan Majelis Kehormatan yang telah habis masa jabatannya.
e. Mengesahkan Ketua Pengurus dan Majelis Kehormatan yang baru hasil pemilihan
Rapat Anggota.
3. Pemanggilan Rapat Anggota dilakukan dengan undangan tertulis yang ditanda-tangani
oleh Ketua Pengurus, yang dikirimkan kepada seluruh Anggota melalui surat tercatat
dan/atau surat elektronik (“electronic mail”).
4. Rapat Anggota dinyatakan quorum dan sah apabila sedikitnya dihadiri atau diwakili oleh ½ +
1 (setengah ditambah satu) dari jumlah Anggota yang sah.
5. Dalam hal tidak tercapai quorum sebagaimana dimaksud ayat 4, maka Rapat Anggota harus
ditunda selama-lamanya 30 (tiga puluh) hari kalender, dan pemanggilan Rapat Anggota
melalui surat Undangan sebagaimana dimaksud ayat 3, dilakukan satu kali lagi.
6. Pemanggilan dengan undangan tertulis sebagaimana dimaksud ayat 3 dan 5 dilakukan

Anggaran Dasar AKAI ---- halaman 8 dari 14


sekurang-kurangnya 6 (enam) hari kalender sebelum Rapat Anggota dilaksanakan.
7. Rapat Anggota yang tertunda dinyatakan quorum dan sah tanpa memperhatikan jumlah
Anggota yang hadir.
8. Keputusan-keputusan dalam Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk
mufakat, dan bila tidak tercapai mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan pemungutan
suara dengan suara terbanyak dari Anggota yang hadir atau diwakili.
9. Dalam hal Pengurus tidak menyelenggarakan Rapat Anggota sebagaimana dimaksud pada
pasal 11 ayat (2), maka Rapat Anggota dapat diselenggarakan atas permintaan Majelis
Kehormatan atau atas permintaan lebih dari 1/3 (satu per tiga) jumlah Anggota.
10. Dalam hal Rapat Anggota sebagaimana dimaksud ayat (9) diatas, maka pemanggilan Rapat
Anggota dilakukan dengan undangan yang sekurang-kurangnya ditandatangani oleh 1/3
(satu per tiga) dari jumlah anggota Majelis Kehormatan.

Pasal 13
Majelis Kehormatan

1. Majelis Kehormatan terdiri atas sekurang-kurangnya 3 (tiga) anggota dan sebanyaknya-


banyaknya 5 (lima) anggota.
2. Anggota Majelis Kehormatan dipilih oleh Rapat Anggota untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
3. Anggota Majelis Kehormatan dapat dipilih sebanyak-banyaknya hanya untuk 2 ( dua)
periode masa jabatan secara berturut-turut.
4. Tata cara pemilihan Majelis Kehormatan ditetapkan oleh Rapat Anggota.
5. Keanggotaan dalam Majelis Kehormatan berakhir dalam hal:
a. Mengundurkan diri dari Majelis Kehormatan; atau
b. Berakhir Masa Jabatan dalam Majelis Kehormatan; atau
c. Berakhir keanggotaan dalam Asosiasi; atau
d. Berhenti bekerja pada Anggota; atau
e. Meninggal Dunia; atau
f. Sedang menjalani hukuman yang telah mempunyai keputusan pengadilan yang bersifat
tetap.
6. Dalam hal keanggotaan seseorang dalam Majelis Kehormatan berakhir, posisi anggota
tersebut dikosongkan sampai dengan Rapat Anggota berikutnya.
7. Dalam hal jumlah anggota dalam Majelis Kehormatan kurang dari 3 (tiga) orang, Rapat
Anggota harus diselenggarakan untuk memilih anggota Majelis Kehormatan yang baru,
dengan tata-cara Rapat Anggota sebagaimana dimaksud pada pasal 12.
8. Dalam suatu Rapat Majelis Kehormatan, seluruh anggota Majelis Kehormatan harus
menentukan Ketua Majelis Kehormatan yang dipilih diantara kalangan anggota Majelis
Kehormatan sendiri, dan dilaporkan hasilnya kepada Ketua Pengurus dan Anggota
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak dipilih.
9. Dalam hal jabatan Ketua Majelis Kehormatan berakhir karena sebab tersebut pada ayat 5,
maka anggota Majelis Kehormatan yang masih ada harus memilih Ketua Majelis
Kehormatan yang baru diantara kalangan anggota Majelis Kehormatan sendiri selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sejak terjadi kekosongan.

Anggaran Dasar AKAI ---- halaman 9 dari 14


Pasal 14
Kewajiban dan Hak Majelis Kehormatan

1. Majelis Kehormatan wajib melakukan pembinaan dan pengawasan atas berjalannya


Asosiasi, dengan tata cara dan aturan yang disepakati dari waktu ke waktu diantara
kalangan anggota Majelis Kehormatan.
2. Majelis Kehormatan wajib melakukan pengawasan atas pelaksanaan Garis Besar Arah
Asosiasi yang telah ditetapkan oleh Rapat Anggota;
3. Majelis Kehormatan wajib melakukan pembinaan dan pengawasan atas hal-hal yang telah
ditetapkan melalui keputusan Pengurus atau keputusan Majelis Kehormatan.
4. Majelis Kehormatan wajib menyampaikan laporan kepada Rapat Anggota sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun, yang sekurang-kurangnya memuat:
 Laporan hasil pengawasan sampai dengan saat diselenggarakannya Rapat Anggota;
 Laporan hasil Rapat Majelis Kehormatan selama perioda sampai dengan
diselenggarakannya Rapat Anggota;
 Laporan hasil rapat antara Majelis Kehormatan dengan Pengurus selama perioda
sampai dengan diselenggarakannya Rapat Anggota;
5. Majelis Kehormatan wajib menyusun dan menetapkan tata cara penerimaan dan
pemberhentian Anggota.
6. Majelis Kehormatan wajib menyusun dan menetapkan Kode Etik Asosiasi.
7. Majelis Kehormatan berhak memperoleh informasi dari Pengurus menyangkut program kerja
tahunan dan anggaran penerimaan dan pengeluaran tahunan yang disusun oleh Pengurus.
8. Majelis Kehormatan berhak memberikan saran dan pendapat kepada Pengurus, baik secara
tertulis maupun lisan.

Pasal 15
Rapat Majelis Kehormatan

1. Majelis Kehormatan mengadakan rapat Majelis Kehormatan sekurang-kurangnya sekali


dalam 3 (tiga) tahun, yang dipimpin oleh Ketua Majelis Kehormatan.
2. Apabila Ketua Majelis Kehormatan berhalangan maka rapat Majelis Kehormatan dipimpin
oleh anggota Majelis Kehormatan lain yang dipilih diantara kalangan anggota Majelis
Kehormatan.
3. Rapat Majelis Kehormatan dianggap quorum dan sah apabila diikuti lebih dari ½ (setengah)
jumlah anggota Majelis Kehormatan.
4. Keputusan Majelis Kehormatan dianggap sah apabila disetujui lebih dari ½ (setengah)
anggota Majelis Kehormatan yang hadir.
5. Keputusan Majelis Kehormatan ditandatangani oleh ketua Rapat Majelis Kehormatan, dan
dilaporkan kepada Anggota selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak Rapat Majelis
Kehormatan diselenggarakan.

Anggaran Dasar AKAI ---- halaman 10 dari 14


Pasal 16
Pengurus

1. Pengurus diketuai oleh seorang Ketua Pengurus.


2. Ketua Pengurus dipilih oleh Rapat Anggota untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
3. Ketua Pengurus dapat dipilih hanya untuk 2 (dua) masa jabatan secara berturut-turut.
4. Jabatan Ketua Pengurus dapat berakhir dalam hal:
a. Berakhir Masa Jabatan sesuai Anggaran Dasar; atau
b. Mengundurkan diri; atau
c. Berakhir keanggotaan dalam Asosiasi; atau
d. Berhenti bekerja pada Anggota; atau
e. Meninggal Dunia; atau
f. Sedang menjalani hukuman yang telah mempunyai keputusan pengadilan yang
bersifat tetap.
5. Ketua Pengurus harus membentuk kepengurusan yang sekurang-kurangnya terdiri atas:
a. Wakil Ketua Pengurus;
b. Sekretaris;
c. Bendahara dan Administrasi;
6. Seluruh anggota Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (5) butir a. b. dan c. harus
seseorang yang bekerja di Konsultan Aktuaria yang terdaftar sebagai Anggota.
7. Hak dan Kewajiban anggota Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (5) butir a. b. dan
c., lebih lanjut ditetapkan oleh Ketua Pengurus dengan memperhatikan aturan-aturan yang
berlaku di Anggaran Dasar.
8. Apabila Ketua Pengurus berhalangan tetap karena sebab-sebab sebagaimana disebutkan
pada ayat (4), atau karena sebab apapun sebelum habis masa jabatan, maka Wakil Ketua
Pengurus secara otomatis menggantikan jabatan Ketua Pengurus sampai dengan habis
masa jabatannya.
9. Apabila Ketua Pengurus dan Wakil Ketua Pengurus berhalangan tetap, maka paling lambat
20 (dua puluh) hari kalender sejak kekosongan jabatan tersebut, Majelis Kehormatan harus
menetapkan Pejabat Sementara Ketua Pengurus sampai dengan terpilihnya Ketua Pengurus
baru dalam Rapat Anggota berikutnya.

Pasal 17
Kewajiban dan Hak Pengurus

1. Pengurus wajib mengadakan rapat bersama Majelis Kehormatan sekurang-kurangnya 1


(satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
2. Pengurus wajib melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan oleh Rapat Anggota dan
memberikan laporan pertanggung-jawaban pada akhir masa kepengurusan kepada Rapat
Anggota.
3. Pengurus wajib memberikan informasi mengenai program kerja tahunan dan anggaran
penerimaan dan pengeluaran tahunan kepada Majelis Kehormatan, atau pada rapat
sebagaimana dimaksud ayat 1, atau jika sewaktu-waktu diminta oleh Majelis Kehormatan.
4. Pengurus wajib melakukan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan pemeliharaan serta
peningkatan partisipasi Anggota dari waktu ke waktu secara teratur dan terencana, untuk
mencapai tujuan Asosiasi.

Anggaran Dasar AKAI ---- halaman 11 dari 14


5. Pengurus wajib memutuskan alamat Asosiasi, dan jika dianggap perlu mengangkat tenaga
pelaksana tetap atau paruh waktu untuk menjalankan administrasi Asosiasi.
6. Pengurus wajib membuat buku Anggota yang berisi informasi tentang Anggota.
7. Pengurus berhak mewakili Asosiasi didalam maupun diluar pengadilan.
8. Pengurus berhak mewakili Asosiasi di dalam pembentukan dan atau pelaksanaan kerjasama
yang dibuat dengan instansi berwenang, atau institusi/lembaga/asosiasi profesi lain, dengan
memegang teguh Anggaran Dasar dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar.
9. Pengurus berhak mengambil segala keputusan yang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar, dalam hal belum diputuskan oleh Rapat Anggota.
10. Pengurus menjalankan hak dan kewajiban lainnya yang ditetapkan oleh Rapat Anggota dan
atau rapat dengan Majelis Kehormatan dan atau keputusan Majelis Kehormatan.

B A B VI
Kekayaan dan Laporan Keuangan

Pasal 18
Kekayaan

1. Kekayaan Asosiasi diperoleh dari iuran pendaftaran Anggota, iuran berkala Anggota,
hibah/donasi/uang sumbangan yang sifatnya tidak mengikat, dan sumber-sumber lainnya
berupa barang tetap ataupun barang bergerak yang diperoleh dengan cara yang sah dan
tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.
2. Harta kekayaan tersebut tercatat dalam laporan pertanggungjawaban keuangan Bendahara
dan Administrasi, untuk dilaporkan oleh Ketua Pengurus didalam Rapat Anggota.
3. Pembiayaan Asosiasi ditanggung oleh semua anggota Asosiasi secara sama rata.
4. Tatacara dan penentuan iuran pendaftaran Anggota serta iuran Anggota diatur lebih
lanjut di dalam keputusan Pengurus.

Pasal 19
Laporan Keuangan

Pengurus menyusun laporan keuangan dan kekayaan Asosiasi untuk periode mulai dari tanggal
pengangkatan/pengesahan Pengurus oleh Rapat Anggota sampai dengan tanggal
pemberhentian Pengurus oleh Rapat Anggota berikutnya, untuk dilaporkan di dalam Rapat
Anggota sebagaimana dimaksud pasal 11 ayat (2).

Anggaran Dasar AKAI ---- halaman 12 dari 14


B A B VII
Lambang Asosiasi

Pasal 20
Lambang Asosiasi

1. Asosiasi mempunyai Lambang Asosiasi yang disahkan oleh Rapat Anggota

Pasal 21
Perubahan Lambang Asosiasi

1. Perubahan dan Penyempurnaan Lambang Organisasi dapat dilakukan oleh Rapat Anggota
yang diadakan khusus untuk ini, dan dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ½ (setengah) dari
jumlah Anggota yang sah.
2. Keputusan Rapat Anggota sebagaimana dimaksud dalam ayat 1(satu) sah apabila disetujui
oleh lebih dari 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Anggota yang hadir atau diwakili.

B A B VIII
Perubahan Anggaran Dasar

Pasal 22

1. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan oleh Rapat Anggota yang diadakan
khusus untuk ini, dengan tata cara sebagaimana ditetapkan pada pasal 12.
2. Rapat Anggota khusus ini dianggap sah jika dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ½
(setengah) dari jumlah Anggota yang sah.
3. Keputusan Rapat Anggota khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat 1(satu) diambil
berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dan bila tidak tercapai mufakat, maka keputusan
diambil berdasarkan pemungutan suara dan dianggap sah apabila disetujui oleh
sekurangnya 2/3 (dua per tiga) dari Anggota yang hadir atau diwakili.

B A B IX
Pembubaran Asosiasi, Penyelesaian Harta/Kekayaan serta Kewajiban Asosiasi

Pasal 23
Pembubaran Asosiasi

1. Asosiasi hanya dapat dibubarkan oleh Rapat Anggota yang khusus diadakan untuk ini,
dengan tata cara Rapat Anggota sebagaimana ditetapkan pada Pasal 12.
2. Rapat Anggota sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu) dianggap sah dan dapat
mengambil keputusan apabila dihadiri secara langsung tanpa surat kuasa oleh lebih dari 2/3
(dua pertiga) dari jumlah Anggota yang sah.
3. Keputusan Rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 1(satu) dianggap sah apabila disetujui
oleh lebih dari ¾ (tiga per empat ) dari jumlah Anggota yang hadir.

Anggaran Dasar AKAI ---- halaman 13 dari 14


Pasal 24
Penyelesaian Harta/Kekayaan serta Kewajiban Asosiasi

1. Harta dan kekayaan Asosiasi yang ada pada saat pembubaran digunakan untuk memenuhi
kewajiban Asosiasi.
2. Apabila setelah kewajiban dipenuhi masih terdapat sisa harta dan kekayaan, maka sisa
harta dan kekayaan tersebut disumbangkan kepada Panti Asuhan sesuai dengan keputusan
Rapat Anggota.

BAB X
Ketentuan Peralihan

Pasal 25

1. Semua keputusan Asosiasi sebelum berlakunya Anggaran Dasar ini dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Anggaran Dasar ini.
2. Pengurus yang diangkat berdasarkan Anggaran Dasar sebelum berlakunya Anggaran Dasar
ini, dianggap sah dan dapat melakukan tugasnya sampai berakhirnya masa jabatan dan atau
sampai dengan diselenggarakannya Rapat Anggota berikutnya.
3. Keanggotaan Asosiasi berdasarkan Anggaran Dasar sebelum berlakunya Anggaran Dasar
ini dinyatakan berlaku Anggaran Dasar ini.

B A B XI
Penutup

Pasal 26

1. Apabila ada ketentuan atau sesuatu pasal dalam Anggaran Dasar ini dianggap kurang jelas
dan menimbulkan perbedaan dalam penafsiran, maka hal-hal tersebut diputuskan oleh
Pengurus melalui rapat yang diselenggarakan khusus untuk itu, yang dihadiri sekurang-
kurangnya ½(setengah) dari jumlah anggota Majelis Kehormatan, dan sekurang-kurangnya
½(setengah) dari jumlah Anggota diluar anggota Majelis Kehormatan.
2. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal disahkan oleh Rapat Anggota tanggal 6
(enam) bulan Juni tahun 2008, di Bali.
3. Dengan berlakunya Anggaran dasar ini maka Anggaran Dasar sebelumnya tidak dapat lagi
dipergunakan sebagai pedoman Asosiasi.

***

Anggaran Dasar AKAI ---- halaman 14 dari 14

Anda mungkin juga menyukai