DAFTAR ISI:
1. Mukadimah
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 22
Pasal 25
Pasal 26
Bahwa usaha jasa Konsultan Aktuaria merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang mempunyai
peranan penting dalam peningkatan dan pengembangan industri Asuransi, Dana Pensiun dan
industri lainnya, dimana dalam memajukan usahanya, para pelaku usaha jasa Konsultan
Aktuaria harus dilandasi profesionalisme, dengan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
dipersyaratkan, obyektif, jujur, kritis, dan penuh tanggung jawab, dan secara berkelanjutan
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.
Bahwa diperlukan adanya persatuan, kesatuan gerak dan tindak bagi setiap pelaku dalam usaha
jasa Konsultan Aktuaria untuk menjalin hubungan baik diantara para pelakunya, serta
menghimpun usaha bersama untuk memelihara dan meningkatkan pengetahuan dan
kepercayaan masyarakat terhadap jasa Konsultan Aktuaria.
Bahwa untuk mewujudkan hal-hal tersebut di atas, atas Rahmat Tuhan Yang Masa Esa dan
didorong oleh keinginan untuk menyumbangkan dharma bakti kepada Bangsa dan Negara
Indonesia, diperlukan adanya asosiasi profesi dalam industri jasa Konsultan Aktuaria, dengan
Anggaran Dasar sebagai berikut:
BAB I
Ketentuan Umum
Pasal 1
Pasal 2
1. Asosiasi ini bernama “Asosiasi Konsultan Aktuaria Indonesia” – dengan singkatan “AKAI”,
dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut sebagai “Asosiasi”.
2. Asosiasi berkedudukan di Jakarta, dengan perwakilan-perwakilan di tempat lain yang
dianggap perlu di kemudian hari.
3. Asosiasi didirikan di Jakarta pada tanggal 13 (tiga belas) bulan Desember tahun 1991
(seribu sembilan ratus sembilan puluh satu), untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
B A B III
Asas, Landasan, Tujuan dan Kegiatan Pokok
Pasal 3
Asas dan Landasan
Pasal 4
Tujuan
Untuk mencapai tujuan tersebut pada pasal 4(empat), Asosiasi menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan pokok sebagai berikut:
1. Menghimpun dan mempersatukan Konsultan Aktuaria untuk menjadi Anggota.
2. Melakukan pertemuan secara berkala diantara para Anggota.
3. Melakukan pembinaan para Anggota, termasuk dan tidak terbatas pada pembinaan
kepatuhan Anggota terhadap keputusan/ketentuan/peraturan yang dikeluarkan oleh
Asosiasi, ketentuan/perundangan yang berlaku, dan standar profesi lainnya yang terkait
dengan jasa Konsultan Aktuaria.
4. Menyusun dan menjalankan program pengembangan profesi secara berkelanjutan bagi
Anggota.
5. Mengusahakan terselenggaranya kegiatan-kegiatan dan/atau tersedianya sarana informasi
bagi publik dalam rangka meningkatkan perhatian dan pengetahuan masyarakat secara
lebih luas terhadap jasa Konsultan Aktuaria.
6. Memelihara dan meningkatkan kerjasama dengan Pemerintah, pelaku usaha, bisnis dan
industri, serta asosiasi profesi, institusi, badan atau organisasi lainnya, didalam maupun
diluar negeri, untuk kepentingan Anggotanya
7. Usaha-usaha dan kegiatan lain yang dianggap perlu dan bermanfaat sepanjang tidak
bertentangan dengan tujuan Asosiasi.
B A B IV
Keanggotaan
Pasal 6
Anggota
Yang dimaksud dengan Anggota adalah badan usaha yang telah memiliki ijin penyelenggaraan
jasa aktuaria dari instansi yang berwenang, dan telah memperoleh sertifikat keanggotaan
yang dikeluarkan oleh Asosiasi.
Pasal 7
Pengesahan Anggota
1. Calon Anggota mengajukan permohonan secara tertulis menjadi Anggota kepada Ketua
Pengurus.
2. Calon Anggota disahkan menjadi Anggota oleh Ketua Pengurus, dan dengan persetujuan
Majelis Kehormatan, yang sekurang-kurangnya dinyatakan dalam sebuah sertifikat
keanggotaan yang ditanda-tangani oleh Ketua Pengurus dan Ketua Majelis Kehormatan.
3. Tata cara pengesahan Calon Anggota diatur lebih lanjut di dalam keputusan Majelis
Kehormatan.
1. Anggota berhak mengikuti Rapat Anggota, dan rapat-rapat lainnya yang diselenggarakan
oleh Asosiasi.
2. Anggota mempunyai hak bicara dan hak suara dalam Rapat Anggota, dan rapat-rapat
lainnya yang diselenggarakan oleh Asosiasi
3. Anggota mempunyai hak memilih dan hak dipilih sebagai anggota dalam salah satu
perangkat organ organisasi Asosiasi.
4. Anggota berhak membela diri terhadap tuduhan pelanggaran Anggaran Dasar dan
ketentuan/perundangan yang berlaku, secara lisan dan/atau tulisan.
5. Anggota berhak memperoleh bantuan dan perlindungan dalam menyelesaikan kesulitan-
kesulitan yang dihadapinya sesuai dengan hukum yang berlaku dan sebatas ketentuan-
ketentuan yang diatur di dalam Anggaran Dasar.
6. Anggota wajib memelihara dan menjunjung tinggi nama baik Asosiasi;
7. Anggota wajib turut serta secara aktif memperjuangkan tercapainya tujuan Asosiasi.
8. Anggota wajib mentaati ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar, ketentuan/perundangan yang
berlaku, keputusan-keputusan Rapat Anggota, Keputusan Pengurus dan Keputusan Majelis
Kehormatan.
9. Anggota wajib membayar Iuran Anggota yang besar dan tata cara pembayarannya
ditetapkan lebih lanjut oleh Pengurus.
10. Hak dan kewajiban yang belum diatur didalam Anggaran Dasar ini, ditetapkan dalam
Keputusan Rapat Anggota, atau Keputusan Pengurus atau Keputusan Majelis Kehormatan.
Pasal 9
Berakhirnya Keanggotaan
Keanggotaan dinyatakan batal dan atau berakhir apabila salah satu kondisi berikut terpenuhi,
yaitu:
1. Menyatakan berhenti dan atau mengundurkan diri dari Anggota dalam bentuk pernyataan
tertulis yang ditujukan kepada Ketua Pengurus.
2. Karena ijin usahanya dicabut atau dinyatakan tidak sah oleh instansi yang berwenang.
3. Dinyatakan pailit/likuidasi berdasarkan Keputusan Pengadilan.
4. Dinyatakan melanggar Anggaran Dasar berdasarkan surat keputusan Ketua Pengurus
dengan persetujuan Majelis Kehormatan.
5. Ketentuan-ketentuan menyangkut pengakhiran keanggotaan yang belum diatur didalam
Anggaran Dasar ini, ditetapkan dalam Keputusan Rapat Anggota, atau keputusan Pengurus
atau keputusan Majelis Kehormatan.
Pasal 10
Organ Organisasi
Pasal 11
Rapat Anggota
1. Rapat Anggota adalah organ organisasi tertinggi dalam struktur organisasi Asosiasi, yang
terdiri dari seluruh Anggota Asosiasi yang sah menurut Anggaran Dasar ini.
2. Rapat Anggota diadakan setidaknya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun.
3. Rapat Anggota dapat diselenggarakan lebih cepat dari 3 (tiga) tahun atas permintaan Ketua
Pengurus, atau permintaan Majelis Kehormatan atau permintaan lebih dari 1/3 (sepertiga)
jumlah Anggota.
Pasal 12
Tata Cara Rapat Anggota
Pasal 13
Majelis Kehormatan
Pasal 15
Rapat Majelis Kehormatan
Pasal 17
Kewajiban dan Hak Pengurus
B A B VI
Kekayaan dan Laporan Keuangan
Pasal 18
Kekayaan
1. Kekayaan Asosiasi diperoleh dari iuran pendaftaran Anggota, iuran berkala Anggota,
hibah/donasi/uang sumbangan yang sifatnya tidak mengikat, dan sumber-sumber lainnya
berupa barang tetap ataupun barang bergerak yang diperoleh dengan cara yang sah dan
tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.
2. Harta kekayaan tersebut tercatat dalam laporan pertanggungjawaban keuangan Bendahara
dan Administrasi, untuk dilaporkan oleh Ketua Pengurus didalam Rapat Anggota.
3. Pembiayaan Asosiasi ditanggung oleh semua anggota Asosiasi secara sama rata.
4. Tatacara dan penentuan iuran pendaftaran Anggota serta iuran Anggota diatur lebih
lanjut di dalam keputusan Pengurus.
Pasal 19
Laporan Keuangan
Pengurus menyusun laporan keuangan dan kekayaan Asosiasi untuk periode mulai dari tanggal
pengangkatan/pengesahan Pengurus oleh Rapat Anggota sampai dengan tanggal
pemberhentian Pengurus oleh Rapat Anggota berikutnya, untuk dilaporkan di dalam Rapat
Anggota sebagaimana dimaksud pasal 11 ayat (2).
Pasal 20
Lambang Asosiasi
Pasal 21
Perubahan Lambang Asosiasi
1. Perubahan dan Penyempurnaan Lambang Organisasi dapat dilakukan oleh Rapat Anggota
yang diadakan khusus untuk ini, dan dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ½ (setengah) dari
jumlah Anggota yang sah.
2. Keputusan Rapat Anggota sebagaimana dimaksud dalam ayat 1(satu) sah apabila disetujui
oleh lebih dari 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Anggota yang hadir atau diwakili.
B A B VIII
Perubahan Anggaran Dasar
Pasal 22
1. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan oleh Rapat Anggota yang diadakan
khusus untuk ini, dengan tata cara sebagaimana ditetapkan pada pasal 12.
2. Rapat Anggota khusus ini dianggap sah jika dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ½
(setengah) dari jumlah Anggota yang sah.
3. Keputusan Rapat Anggota khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat 1(satu) diambil
berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dan bila tidak tercapai mufakat, maka keputusan
diambil berdasarkan pemungutan suara dan dianggap sah apabila disetujui oleh
sekurangnya 2/3 (dua per tiga) dari Anggota yang hadir atau diwakili.
B A B IX
Pembubaran Asosiasi, Penyelesaian Harta/Kekayaan serta Kewajiban Asosiasi
Pasal 23
Pembubaran Asosiasi
1. Asosiasi hanya dapat dibubarkan oleh Rapat Anggota yang khusus diadakan untuk ini,
dengan tata cara Rapat Anggota sebagaimana ditetapkan pada Pasal 12.
2. Rapat Anggota sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu) dianggap sah dan dapat
mengambil keputusan apabila dihadiri secara langsung tanpa surat kuasa oleh lebih dari 2/3
(dua pertiga) dari jumlah Anggota yang sah.
3. Keputusan Rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 1(satu) dianggap sah apabila disetujui
oleh lebih dari ¾ (tiga per empat ) dari jumlah Anggota yang hadir.
1. Harta dan kekayaan Asosiasi yang ada pada saat pembubaran digunakan untuk memenuhi
kewajiban Asosiasi.
2. Apabila setelah kewajiban dipenuhi masih terdapat sisa harta dan kekayaan, maka sisa
harta dan kekayaan tersebut disumbangkan kepada Panti Asuhan sesuai dengan keputusan
Rapat Anggota.
BAB X
Ketentuan Peralihan
Pasal 25
1. Semua keputusan Asosiasi sebelum berlakunya Anggaran Dasar ini dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Anggaran Dasar ini.
2. Pengurus yang diangkat berdasarkan Anggaran Dasar sebelum berlakunya Anggaran Dasar
ini, dianggap sah dan dapat melakukan tugasnya sampai berakhirnya masa jabatan dan atau
sampai dengan diselenggarakannya Rapat Anggota berikutnya.
3. Keanggotaan Asosiasi berdasarkan Anggaran Dasar sebelum berlakunya Anggaran Dasar
ini dinyatakan berlaku Anggaran Dasar ini.
B A B XI
Penutup
Pasal 26
1. Apabila ada ketentuan atau sesuatu pasal dalam Anggaran Dasar ini dianggap kurang jelas
dan menimbulkan perbedaan dalam penafsiran, maka hal-hal tersebut diputuskan oleh
Pengurus melalui rapat yang diselenggarakan khusus untuk itu, yang dihadiri sekurang-
kurangnya ½(setengah) dari jumlah anggota Majelis Kehormatan, dan sekurang-kurangnya
½(setengah) dari jumlah Anggota diluar anggota Majelis Kehormatan.
2. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal disahkan oleh Rapat Anggota tanggal 6
(enam) bulan Juni tahun 2008, di Bali.
3. Dengan berlakunya Anggaran dasar ini maka Anggaran Dasar sebelumnya tidak dapat lagi
dipergunakan sebagai pedoman Asosiasi.
***