Anda di halaman 1dari 14

Asosiasi Pendidik dan Peneliti Bahasa dan Sastra (Appi-Bastra)

ANGGARAN RUMAH TANGGA


ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA
(APPI-BASTRA)

BAB I
PENGERTIAN UMUM

Pasal 1
Pengertian Umum
Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa; berbudi luhur, dan peduli terhadap lingkungan; terus menerus
meningkatkan kualitas iman, ketaqwaan, amal saleh, dan kemampuan berpikir; menemukan,
menguasai, mengembangkan, serta menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi;
menegakkan harkat dan martabat kemanusiaan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan untuk
diamalkan bagi terwujudnya masyarakat madani yang makmur dan sejahtera.

BAB II
KEASOSIASIAN
Pasal 2
Sifat Keasosiasian
Appi-Bastra merupakan asosiasi profesi yang memiliki sifat sebagai berikut.
(1) Keilmuan dan keakademikan yang bergerak di bidang ilmu pengetahun, teknologi,
penelitian, sosial, budaya, pendidikan, seni, bahasa, dan sastra untuk menemukan dan
menyebarkan hasil kajian, inovasi, penelitian ilmiah, pemikiran, teknologi tepat guna, dan
karya-karya nyata lain yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
(2) Kemanusiaan dan kebudayaan yang diwujudkan dalam bentuk persahabatan dan saling
menghormati dalam membina dan mengembangkan budaya saling mengenal, saling
menolong, dan saling berwasiat di jalan yang benar guna memperkukuh upaya
mewujudkan masyarakat madani yang harmonis.
(3) Keindonesiaan yang diwujudkan dengan memelihara kesatuan dan persatuan bangsa,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memajukan kesejahteraan masyarakat dalam
berbagai kegiatan yang tetap memperhatikan kebhinekaan.
(4) Keterbukaan, kebersamaan, dan kesetaraan dalam penerimaan anggota, penampungan
aspirasi, partisipasi, prakarsa, dinamika anggota, dan pertanggungjawaban keuangan
Appi-Bastra.
(5) Kebebasan dan kemandirian yang diwujudkan dalam sikap independen serta bertanggung
jawab, berdiri sendiri, memiliki otonomi dalam pemikiran, pengambilan keputusan,
penyelenggaraan kegiatan secara berswadaya terutama bertumpu pada kemampuan
pemikiran, upaya dan sumber daya sendiri, sesuai dengan program yang telah ditetapkan,
serta tidak menjadi bagian dari atau bernaung dalam kekuatan suatu badan yang
mengikat.
(6) Kekeluargaan yang diwujudkan dalam pengembangan kebangsaan untuk menumbuhkan
sikap kekeluargaan ilmuwan Indonesia serta berpartisipasi dalam mempersatukan
masyarakat dan bangsa Indonesia.

1
Asosiasi Pendidik dan Peneliti Bahasa dan Sastra (Appi-Bastra)

Pasal 3
Fungsi Dewan Pengurus
(1) Dewan Pengurus merupakan pusat kegiatan anggota yang memiliki otonomi sesuai
dengan ketentuan Appi-Bastra.
(2) Dewan Pengurus Pusat menumbuhkan, menghidupkan, mengarahkan, dan
mengoordinasikan Dewan Pengurus Wilayah dan Dewan Pengurus Daerah serta
melaksanakan kegiatan dalam skala wilayah nasional/internasional.
(3) Dewan Pengurus Wilayah menumbuhkan, menghidupkan, mengarahkan, dan mengoor-
dinasikan sejumlah Dewan Pengurus Daerah dan melaksanakan kegiatan dalam skala
wilayah provinsi.
(4) Dewan Pengurus Daerah melaksanakan kegiatan dalam skala wilayah kabupaten/kota.

Pasal 4
Dewan Pengurus Pusat
Dewan Pengurus Pusat dibentuk dalam sidang umum dan diangkat serta dilantik oleh Dewan
Pembina.

Pasal 5
Dewan Pengurus Wilayah
(1) Dewan Pengurus Wilayah dibentuk di suatu wilayah provinsi yang ada pemusatan
sejumlah Dewan Pengurus Daerah.
(2) Pembentukan Dewan Pengurus Wilayah harus mendapatkan izin tertulis dari Dewan
Pengurus Pusat.
(3) Dewan Pengurus Wilayah dibentuk dan disahkan Dewan Pengurus Pusat.
(4) Apabila dipandang perlu dan memenuhi syarat, Dewan Pengurus Wilayah dapat dibentuk
di luar negeri di setiap negara sahabat.
(5) Apabila dipandang perlu di tingkat wilayah dapat dibentuk Dewan Pakar.
(6) Persyaratan mendirikan Dewan Pengurus Wilayah minimal memiliki lebih dari satu
Dewan Pengurus Daerah.

Pasal 6
Dewan Pengurus Daerah
(1) Dewan Pengurus Daerah dapat dibentuk di setiap kabupaten/kota.
(2) Pembentukan Dewan Pengurus Wilayah harus mendapatkan izin tertulis dari Dewan
Pengurus Wilayah dan Dewan Pengurus Pusat.
(3) Dewan Pengurus Daerah dibentuk dan disahkan Dewan Pengurus Wilayah.
(4) Apabila dipandang perlu dan memenuhi syarat, Dewan Pengurus Daerah dapat dibentuk
di luar negeri.
(5) Apabila dipandang perlu Dewan Pengurus Daerah dapat membentuk Dewan Pakar.
(6) Persyaratan untuk pendirian Dewan Pengurus Daerah sekurang-kurangnya memiliki 10
(sepuluh) orang anggota dan memiliki kantor sekretariat.

2
Asosiasi Pendidik dan Peneliti Bahasa dan Sastra (Appi-Bastra)

BAB III
KEANGGOTAAN

Pasal 7
Jenis Keanggotaan
(1) Jenis keanggotaan diklasifikasikan atas anggota biasa dan anggota kehormatan.
(2) Anggota biasa adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti bahasa dan sastra yang
mendaftarkan diri dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan Appi-Bastra.
(3) Anggota kehormatan adalah anggota yang ditetapkan oleh Dewan Pembina, antara lain
karena jasa dan sumbangannya dalam pengembangan ilmu dan teknologi yang bernilai
tinggi dan berguna bagi kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

Pasal 8
Persyaratan Anggota
Yang dapat diterima menjadi anggota Appi-Bastra sebagai berikut.
(1) Warga Negara Republik Indonesia berprofesi pendidik dan peneliti bahasa dan sastra
yang bergelar minimal magister dan bersedia mengabdi secara tetap paling sedikit 5
(lima) tahun di Appi-Bastra.
(2) Bersedia mengabdikan diri secara tetap minimal 5 (lima) tahun dalam salah satu Dewan
Pengurus Appi-Bastra (untuk anggota kehormatan).
(3) Menyetujui Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, Kode Etik, dan ketetapan-
ketetapan Appi-Bastra.
(4) Mendapat rekomendasi sekurang-kurangnya dari 2 (dua) orang anggota Appi-Bastra
(untuk anggota kehormatan).
(5) Mengajukan permohonan dan menyatakan secara tertulis kesediaan keanggotaannya.
(6) Prosedur keanggotaan kehormatan diatur tersendiri dalam ketetapan Appi-Bastra.

Pasal 9
Hak Anggota
(1) Anggota berhak memilih dan dipilih dalam permusyawaratan pada semua jenjang Dewan
Pengurus.
(2) Anggota berhak memberikan usul dan saran yang disampaikan kepada Dewan Pengurus
Appi-Bastra.
(3) Anggota berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan kegiatan yang
ditugaskan oleh Appi-Bastra.
(4) Anggota berhak mendapat
(a) kartu anggota yang diterbitkan oleh Dewan Pengurus Pusat;
(b) jurnal ilmiah Appi-Bastra.
(5) Anggota berhak mendapat diskon 10% dari pembayaran setiap kegiatan yang
diselenggarakan oleh Appi-Bastra.
(6) Anggota berhak ikut dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Appi-Bastra.

Pasal 10
Kewajiban Anggota
(1) Anggota memiliki kewajiban sebagai berikut.
(a) Membayar uang pendaftaran sebesar Rp 200.000,00 dan iuran anggota sebesar
Rp 150.000,00/tahun.
(b) Menaati dan melaksanakan Kode Etik Appi-Bastra.
(c) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan Appi-Bastra.

3
Asosiasi Pendidik dan Peneliti Bahasa dan Sastra (Appi-Bastra)

(d) Memberikan kontribusi sebesar 10% dari setiap anggaran kegiatan yang
diselenggarakan dengan menggunakan nama Appi-Bastra.
(2) Anggota Kehormatan memiliki kewajiban sebagai berikut.
(a) Menjaga dan menjunjung nama baik Appi-Bastra.
(b) Berpartisipasi dalam kegiatan Appi-Bastra.

Pasal 11
Berakhirnya Keanggotaan dan Tata Cara Pemberhentian
(1) Keanggotaan berakhir karena:
(a) meninggal dunia;
(b) mengundurkan diri;
(c) diberhentikan.

(2) Tata cara pemberhentian anggota, pembelaan dan rehabilitasi sebagai berikut.
(a) Pemberhentian terhadap anggota Appi-Bastra dilakukan oleh Dewan Pengurus Pusat,
atas usulan Dewan Pengurus di bawahnya, dan mendapat persetujuan dari Dewan
Pembina.
(b) Pemberhentian anggota harus dilakukan dengan suatu peringatan terlebih dahulu,
sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali oleh Dewan Pengurus Appi-Bastra yang berwenang
untuk itu.
(c) Sebelum dilakukan pemberhentian terhadap anggota yang memiliki jabatan dalam
kepengurusan Appi-Bastra, terlebih dahulu dilakukan pencabutan jabatan oleh Dewan
Pengurus Appi-Bastra yang berwenang.
(d) Anggota yang dikenakan pemberhentian diberikan kesempatan membela diri dalam
musyawarah Dewan Pengurus Wilayah atau musyawarah Dewan Pengurus Daerah
atau forum yang ditunjuk untuk itu dan Dewan Pengurus Pusat diberikan kewenangan
untuk meninjau kembali keputusan tersebut.
(e) Apabila yang bersangkutan tidak menerima keputusan ayat 2 (dua) butir d pasal ini,
dapat mengajukan/meminta banding dalam sidang umum Appi-Bastra sebagai
pembelaan terakhir.
(f) Prosedur lebih rinci pemberhentian, pembelaan, dan rehabilitasi akan diatur tersendiri
dalam ketetapan Appi-Bastra.

BAB IV
KEPENGURUSAN

Pasal 12
Dewan Pengurus Pusat
(1) Status Dewan Pengurus Pusat sebagai berikut.
(a) Dewan Pengurus Pusat adalah badan/instansi kepemimpinan tertinggi Appi-Bastra
yang diusulkan oleh sidang umum dan diangkat serta dilantik oleh Dewan Pembina.
(b) Dewan Pengurus Pusat memegang jabatan selama masa 5 (lima) tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali untuk masa jabatan berikutnya.
(c) Ketua Dewan Pengurus Pusat terdiri atas 3 (tiga) orang, salah seorang di antaranya
diangkat dan ditetapkan menjadi Ketua Umum (selanjutnya disebut Ketua) dan yang
lain diangkat dan ditetapkan menjadi Ketua 1 dan Ketua 2 dalam masa 5 (lima) tahun.
(d) Ketua memegang jabatan selama 5 (lima) tahun dan sesudahnya diangkat dan
ditetapkan Ketua baru yang dipilih dalam sidang umum dan diangkat serta dilantik
oleh Dewan Pembina.

4
Asosiasi Pendidik dan Peneliti Bahasa dan Sastra (Appi-Bastra)

(e) Apabila Ketua Dewan Pengurus Pusat tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam
masa jabatannya, dapat dipilih Ketua baru dari salah satu ketua 1 atau ketua 2 melalui
sidang internal Dewan Pengurus Pusat untuk memimpin Appi-Bastra sampai akhir
masa jabatannya dengan persetujuan Dewan Pembina.
(f) Bila dipandang perlu Dewan Pengurus Pusat dapat mengusulkan Dewan Kehormatan
untuk menyelesaikan tugas khusus secara independen dan memberikan pertimbangan
kepada Dewan Pembina untuk menetapkan kebijakan dan mengambil keputusan.
(2) Personalia Dewan Pengurus Pusat sebagai berikut.
(a) Pengurus inti terdiri atas Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Ketua Dewan Pakar.
(b) Pengurus harian terdiri atas Ketua Umum, Ketua 1, Ketua 2, Sekretaris 1, Sekretaris
2, Bendahara 1, Bendahara 2, dan para Kepala Departemen.
(c) Pengurus Lengkap terdiri atas Pengurus inti, pengurus harian, Ketua Departemen,
Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Dewan Kehormatan (ad hoc), serta para Ketua
Dewan Pengurus Wilayah.
(d) Personalia Dewan Pengurus Pusat mengoordinasikan proses kegiatan untuk
mewujudkan tujuan operasional pada periode tertentu.
(3) Tata cara pemberhentian Dewan Pengurus Pusat dan Pembelaan sebagai berikut.
(a) Pemberhentian terhadap Dewan Pengurus Pusat dilakukan dengan peringatan terlebih
dahulu kecuali dalam hal-hal luar biasa.
(b) Pengurus yang dikenakan pemberhentian diberikan kesempatan untuk membela diri
dalam sidang umum atau forum yang ditunjuk untuk itu.
(c) Prosedur pemberhentian dan pembelaan diatur tersendiri dalam ketetapan Appi-
Bastra.
(4) Tugas dan kewajiban Dewan Pengurus Pusat sebagai berikut.
(a) Menyiapkan program jangka pendek, menengah, dan panjang untuk mewujudkan visi
dan misi Appi-Bastra, melaksanakan hasil-hasil sidang umum, serta ketetapan-
ketetapan Appi-Bastra lainnya dalam rangka mewujudkan masyarakat madani yang
cerdas, kreatif, inovatif, makmur, sejahtera, beradab, dan berkarakter Indonesia.
(b) Segera mengumumkan/menyampaikan segala ketetapan dan perubahan penting yang
berhubungan dengan Appi-Bastra kepada Dewan Pembina.
(c) Dewan Pengurus Pusat bertanggungjawab kepada Dewan Pembina melalui sidang
umum.
(d) Dewan Pengurus Pusat bertanggung jawab ke luar dan ke dalam Appi-Bastra sesuai
dengan ketentuan AD Appi-Bastra.
(e) Dewan Pengurus Pusat dapat menjalankan tugasnya setelah pelantikan oleh Dewan
Pembina.
(f) Selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah Dewan Pengurus baru terbentuk, Dewan
Pengurus Pusat demisioner harus mengadakan serah terima jabatan.
(g) Dewan Pengurus Pusat membantu mengembangkan kinerja Dewan Pengurus
Wilayah, Dewan Pengurus Daerah, dan Dewan Pengurus Badan Usaha Otonom dalam
upaya mewujudkan visi dan misi Appi-Bastra.
(h) Ketua Dewan Pengurus Pusat tidak dapat merangkap jabatan dalam organ Appi-
Bastra lain.

Pasal 13
Dewan Pengurus Wilayah
(1) Status Dewan Pengurus Wilayah sebagai berikut.
(a) Dewan Pengurus Wilayah adalah badan/instansi kepemimpinan Appi-Bastra tingkat
Provinsi.
(b) Masa jabatan Dewan Pengurus Wilayah 5 (lima) tahun.

5
Asosiasi Pendidik dan Peneliti Bahasa dan Sastra (Appi-Bastra)

(c) Ketua Dewan Pengurus Wilayah memegang jabatan selama masa 5 (lima) tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) periode berikutnya.
(d) Ketua Dewan Pengurus Wilayah tidak dapat merangkap jabatan dalam setiap jenjang
kepengurusan Appi-Bastra.
(2) Personalia Dewan Pengurus Wilayah:
(a) Dewan Pengurus Wilayah sekurang-kurangnya terdiri atas Ketua, Wakil Ketua,
Sekretaris, dan Bendahara.
(b) Apabila Ketua Dewan Pengurus Wilayah tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam
masa jabatannya, dapat dipilih ketua melalui Sidang Pleno Dewan Pengurus Wilayah
sampai dengan periode kepengurusan berakhir.
(c) Apabila Ketua Dewan Pengurus Wilayah mengundurkan diri dan/atau berhalangan
tetap dalam masa jabatannya maka dapat dipilih ketua melalui sidang pleno Dewan
Pengurus Wilayah sampai dengan periode kepengurusan berakhir.
(3) Tata cara pemberhentian Dewan Pengurus Wilayah dan pembelaan sebagai berikut.
(a) Pemberhentian terhadap Dewan Pengurus Wilayah dilakukan dengan peringatan
terlebih dahulu kecuali dalam hal-hal luar biasa.
(b) Pengurus yang dikenakan pemberhentian diberikan kesempatan untuk membela diri
dalam musyawarah wilayah atau forum yang ditunjuk untuk itu.
(c) Prosedur pemberhentian dan pembelaan diatur tersendiri dalam ketetapan Appi-
Bastra.
(4) Tugas dan kewajiban Dewan Pengurus Wilayah sebagai berikut.
(a) Menyusun program kerja jangka pendek, menengah dan panjang untuk mewujudkan
visi dan misi Appi-Bastra, serta melaksanakan hasil-hasil ketetapan rapat wilayah,
kebijakan dan program kerja Appi-Bastra serta ketetapan Appi-Bastra lainnya dalam
rangka mewujudkan masyarakat madani di wilayah.
(b) Menyampaikan laporan 1 (satu) tahun sekali kepada Dewan Pengurus Pusat.
(c) Mengevaluasi hasil kerja Dewan Pengurus Daerah yang disampaikan melalui laporan
periodik kepada Dewan Pengurus Wilayah.
(d) Mendorong, merintis dan mengoordinasikan pembentukan Dewan Pengurus Daerah
baru yang dipandang perlu serta membantu Dewan Pengurus Daerah melaksanakan
tugas Appi-Bastra serta meningkatkan kepakaran masing-masing anggota Appi-
Bastra.
(e) Dewan Pengurus Wilayah yang baru menjalankan tugasnya setelah memperoleh
pengesahan dari Dewan Pengurus Pusat.
(f) Setelah pengurus baru terbentuk maka selambat-lambatnya 1 (satu) bulan, Dewan
Pengurus Wilayah demisioner harus mengadakan serah terima jabatan.
(g) Memberikan pertanggungjawaban profesional dan keuangan kepada Dewan Pengurus
Wilayah.
(h) Personalia Dewan Pengurus Wilayah mengoordinasikan proses kegiatan dalam
mengupayakan tujuan operasional dalam periode tertentu.

Pasal 14
Dewan Pengurus Daerah
(1) Status Dewan Pengurus Daerah sebagai berikut.
(a) Dewan Pengurus Daerah adalah badan/instansi kepemimpinan Appi-Bastra di tingkat
Kabupaten/Kota.
(b) Masa jabatan Majelis Pengurus Daerah adalah 5 (lima) tahun.
(c) Ketua Dewan Pengurus Daerah memegang jabatan selama 5 (lima) tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) periode berikutnya.
(d) Masa jabatan Dewan Pengurus Daerah luar negeri adalah 2 (dua) tahun

6
Asosiasi Pendidik dan Peneliti Bahasa dan Sastra (Appi-Bastra)

(e) Ketua Dewan Pengurus Daerah luar negeri memegang jabatannya selama 2 (dua)
tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) periode berikutnya.
(f) Pejabat Dewan Pengurus Daerah tidak dapat merangkap jabatan di setiap jenjang
struktur kepengurusan Appi-Bastra.

(2) Personalia Dewan Pengurus Daerah sebagai berikut.


Dewan Pengurus Daerah sekurang-kurangnya terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris,
bendahara, dan 20 (dua puluh) anggota.

(3) Tata cara pemberhentian Dewan Pengurus Daerah dan pembelaan sebagai berikut.
(a) Apabila ketua Dewan Pengurus Daerah tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam
masa jabatannya, maka dapat dipilih Pejabat Ketua melalui sidang pleno Dewan
Pengurus Daerah, dan mendapat persetujuan Dewan Pengurus Wilayah sampai
dengan berakhirnya periode kepengurusan.
(b) Apabila Ketua Dewan Pengurus Daerah mengundurkan diri dan/atau berhalangan
tetap dalam masa jabatannya maka dapat dipilih ketua melalui Sidang Pleno Dewan
Pengurus Daerah sampai dengan periode kepengurusan berakhir dan mendapat
persetujuan Dewan Pengurus Wilayah.
(c) Prosedur pemberhentian dan pembelaan diatur dalam ketetapan Appi-Bastra.
(4) Tugas dan kewajiban Dewan Pengurus Daerah sebagai berikut.
(a) Menyusun program kerja jangka pendek, menengah, dan panjang untuk mewujudkan
visi dan misi Appi-Bastra, serta melaksanakan hasil-hasil ketetapan musyawarah
daerah, kebijakan, dan program kerja Appi-Bastra serta ketentuan atau ketetapan
Appi-Bastra lainnya dalam rangka mewujudkan masyarakat madani di daerah.
(b) Menyampaikan laporan 1 (satu) tahun sekali kepada Dewan Pengurus Wilayah
dengan tembusan kepada Dewan Pengurus Pusat.
(c) Membantu anggota meningkatkan kinerja mereka sesuai dengan fungsi Appi-Bastra.
(d) Mendorong, merintis dan mengoordinasikan pembentukan Badan Usaha Otonom
baru.
(e) Dewan Pengurus Daerah dalam negeri yang baru dapat menjalankan tugasnya setelah
memperoleh pengesahan dari Dewan Pengurus Wilayah.
(f) Dewan Pengurus Daerah luar negeri yang baru dapat menjalankan tugasnya setelah
memperoleh pengesahan dari Dewan Pengurus wilayah atau Dewan Pengurus Pusat.
(g) Setelah Dewan Pengurus Daerah baru terbentuk, selambat-lambatnya 15 (lima belas)
hari Dewan Pengurus Daerah demisioner harus mengadakan serah terima jabatan.
(h) Personalia Dewan Pengurus Daerah mengoordinasikan proses kegiatan dalam
mengupayakan tujuan operasional dalam periode tertentu.
(i) Memberikan pertanggungjawaban profesional dan keuangan secara transparan dalam
pelaksanaan tugas.

Pasal 15
Pergantian Pengurus Antarwaktu
(1) Pergantian pengurus antarwaktu terjadi karena pengurus mengundurkan diri, berhalangan
tetap atau meninggal dunia sebelum masa kepengurusan berakhir. Pergantian pengurus
antarwaktu dilakukan oleh Ketua Dewan Pengurus Pusat, Ketua Dewan Pengurus
Wilayah, dan Ketua Dewan Pengurus Daerah, dan atas persetujuan Dewan Pembina.
(2) Ketua Dewan Pengurus Pusat, Ketua Dewan Pengurus Wilayah, dan Ketua Dewan
Pengurus Daerah melakukan pergantian pengurus setelah melalui rapat pengurus lengkap

7
Asosiasi Pendidik dan Peneliti Bahasa dan Sastra (Appi-Bastra)

untuk keperluan itu. Pergantian Ketua Dewan Pengurus Pusat, Ketua Dewan Pengurus
Wilayah, Ketua Dewan Pengurus Daerah dilakukan setelah melalui rapat pengurus
lengkap yang diagendakan khusus untuk keperluan itu.

BAB V
DEWAN KEHORMATAN, DAN DEWAN PAKAR

Pasal 16
Dewan Kehormatan
(1) Dewan Kehormatan beranggotakan para ilmuwan yang karena jasa-jasanya aktif
mengembangkan Appi-Bastra yang aktivitas dan/atau karena usianya menyebabkan yang
bersangkutan tidak dapat aktif, namun pemikirannya masih tetap dibutuhkan dalam tugas
khusus. Dewan Kehormatan besifat ad hoc yang diusulkan Dewan Pengurus Pusat dan
diangkat dan dilantik oleh Dewan Pembina untuk tugas khusus.
(2) Dewan Kehormatan berfungsi menegakkan kode etik Appi-Bastra dan memberikan
pemikiran untuk kebijakan Appi-Bastra yang bersifat strategis bagi kelangsungan hidup
Appi-Bastra. Dewan Kehormatan berfungsi memberikan nasihat, pertimbangan, saran,
bantuan kemudahan bagi Dewan Pembina, serta menjaga nama baik dan kelangsungan
hidup Appi-Bastra.

Pasal 17
Dewan Pakar
(1) Dewan Pakar beranggotakan para ilmuwan yang bergelar doktor dan memiliki kelebihan
di bidang pendidikan, bahasa, dan sastra serta disegani dan dihormati di kalangan
ilmuwan Indonesia.
(2) Dewan Pakar berfungsi memberikan pemikiran, pertimbangan, dan pendapat yang
bersifat keilmuan dan keagamaan serta dapat menampung dan menyalurkan aspirasi
anggota Appi-Bastra kepada Pengurus Appi-Bastra.
(3) Memberikan penilaian untuk kelayakan proposal suatu kegiatan, mengawasi pelaksanaan,
dan mengevaluasi kegiatan Appi-Bastra.
(4) Dewan Pakar bertanggungjawab kepada Dewan Pembina melalui Sidang Umum Appi-
Bastra.

BAB VI
SIDANG UMUM DAN MUSYAWARAH

Pasal 18
Sidang Umum
(1) Status Sidang Umum
(a) Sidang umum merupakan forum tertinggi Appi-Bastra tingkat nasional yang menjadi
penentu Appi-Bastra.
(b) Sidang umum merupakan rapat umum Dewan Pengurus Pusat, Dewan Pengurus
Wilayah, dan Dewan Pengurus Daerah.
(c) Sidang umum diselenggarakan 5 (lima) tahun sekali.
(2) Wewenang sidang umum sebagai berikut.
(a) Menilai laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat.
(b) Mengusulkan perubahan dan menetapkan Anggaran Rumah Tangga, garis-garis besar
program kerja Appi-Bastra, pedoman-pedoman pokok, dan kebijaksanaan Appi-
Bastra.

8
Asosiasi Pendidik dan Peneliti Bahasa dan Sastra (Appi-Bastra)

(c) Memilih dan mengusulkan anggota Dewan Pengurus Pusat melalui pembentukan tim
formatur.
(d) Memilih alternatif tempat penyelenggaraan sidang umum berikutnya.
(3) Tata tertib sidang umum sebagai berikut.
(a) Peserta sidang umum terdiri atas peserta utusan dan peserta peninjau.
(b) Peserta utusan terdiri atas personalia Dewan Pengurus Pusat, utusan Dewan Pengurus
Wilayah, dan utusan Dewan Pengurus Daerah Appi-Bastra, sedangkan peserta
peninjau adalah undangan lainnya.
(c) Dewan Pengurus Pusat adalah penanggungjawab penyelenggaraan sidang umum.
(d) Banyaknya utusan Dewan Pengurus Wilayah, dan Dewan Pengurus Daerah, serta
ketentuan-ketentuan lainnya yang berkaitan dengan sidang umum ditetapkan oleh
Dewan Pengurus Pusat.
(e) Dalam keadaan mendesak atau jika dipandang perlu dapat diadakan sidang umum luar
biasa.

Pasal 19
Sidang Umum Luar Biasa
(1) Sidang umum luar biasa memiliki wewenang yang sama dengan sidang umum.
(2) Sidang umum luar biasa diadakan untuk menghadapi keadaan yang luar biasa dan atas
permintaan sekurang kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Anggota Dewan Pengurus
Pusat serta setelah mendengarkan pendapat Dewan Kehormatan.

Pasal 20
Musyawarah Wilayah
(1) Status musyawarah wilayah sebagai berikut.
(a) Musyawarah wilayah merupakan forum tertinggi Appi-Bastra tingkat wilayah yang
menjadi penentu dan pemutus terakhir Dewan Pengurus Wilayah.
(b) Musyawarah wilayah diselenggarakan 5 (lima) tahun sekali, sebelum
penyelenggaraan sidang umum.
(2) Wewenang musyawarah wilayah sebagai berikut.
(a) Menilai laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Wilayah.
(b) Menetapkan program kerja Dewan Pengurus Wilayah yang merupakan rangkuman
program kerja Dewan Pengurus Wilayah serta penjabaran garis-garis besar program
kerja Appi-Bastra.
(c) Memilih Anggota Dewan Pengurus Wilayah dengan jalan memilih Ketua, merangkap
Ketua tim formatur untuk menyusun personalia kepengurusan Appi-Bastra wilayah.
(d) Memilih anggota tim formatur dan calon Anggota Dewan Pengurus Pusat untuk
periode berikutnya.
(3) Tata tertib musyawarah wilayah sebagai berikut.
(a) Peserta musyawarah wilayah terdiri atas anggota Dewan Pengurus Wilayah, dan
utusan Dewan Pengurus Daerah.
(b) Dewan Pengurus Wilayah adalah penanggung jawab penyelenggaraan musyawarah
wilayah.
(c) Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan musyawarah wilayah diatur dalam
ketetapan Appi-Bastra.

Pasal 21
Musyawarah Daerah
(1) Status musyawarah daerah sebagai berikut.

9
Asosiasi Pendidik dan Peneliti Bahasa dan Sastra (Appi-Bastra)

(a) Musyawarah daerah merupakan forum tertinggi dewan tingkat daerah yang menjadi
penentu dan pemutus terakhir Dewan Pengurus Daerah.
(b) Musyawarah daerah dalam negeri diadakan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun sebelum
penyelenggaraan musyawarah wilayah.
(c) Musyawarah daerah luar negeri diadakan 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun sebelum
penyelenggaraan musyawarah wilayah.
(2) Wewenang musyawarah daerah sebagai berikut.
(a) Menilai laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Daerah.
(b) Menetapkan program kerja Dewan Pengurus Daerah yang merupakan rangkuman
program unsur-unsur satuan serta penjabaran dari garis-garis besar program kerja
Appi-Bastra.
(c) Memilih anggota Dewan Pengurus Daerah dengan jalan memilih dan menetapkan
Ketua merangkap Ketua tim formatur untuk menyusun personalia kepengurusan
Dewan Pengurus Daerah.
(d) Memilih dan mengusulkan calon anggota tim formatur serta calon anggota Dewan
Pengurus Pusat untuk periode berikutnya.
(3) Tata tertib musyawarah daerah sebagai berikut.
(a) Peserta musyawarah daerah terdiri atas anggota Dewan Pengurus Daerah, utusan
anggota Dewan Pengurus Badan Usaha Otonom, peninjau, dan undangan lainnya.
(b) Dewan Pengurus Daerah adalah penanggungjawab penyelenggaraan musyawarah
daerah.
(c) Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan musyawarah daerah diatur dalam
ketetapan Appi-Bastra.
(d) Dalam keadaan mendesak atau jika dipandang perlu, dapat diadakan musyawarah luar
biasa Dewan Pengurus Daerah.

BAB VII
RAPAT-RAPAT

Pasal 22
Jenis-Jenis Rapat
Pengambilan keputusan Appi-Bastra dilakukan dalam rapat-rapat sebagai berikut.
(1) Rapat pengurus inti
(2) Rapat pengurus harian
(3) Rapat pengurus lengkap
(4) Rapat pimpinan paripurna
(5) Rapat koordinasi

Pasal 23
Rapat Pengurus Inti dan Wewenang
(1) Rapat pengurus inti diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun dan
dihadiri oleh:
(a) Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Dewan Pengurus Pusat;
(b) Ketua Dewan Pengurus Wilayah dan Ketua Dewan Pengurus Daerah.
(c) Ketua Dewan Kehormatan dan Ketua Dewan Pakar.
(d) Ketua-Ketua Departemen.

(2) Rapat pengurus inti berwenang untuk:


(a) membahas hal-hal penting yang perlu mendapatkan perhatian Appi-Bastra karena
berkaitan dengan kepentingan bangsa dan negara;

10
Asosiasi Pendidik dan Peneliti Bahasa dan Sastra (Appi-Bastra)

(b) mempersiapkan alternatif pemecahan masalah dan bahan pertimbangan pengurus


dalam mengambil keputusan strategis;
(c) memantau dinamika perkembangan Appi-Bastra dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
(3) Rapat pengurus inti dipimpin oleh Ketua Dewan Pengurus Pusat/Ketua pada tingkat
Dewan Pengurus Wilayah/ Ketua pada tingkat Dewan Pengurus Daerah.

Pasal 24
Rapat Pengurus Harian dan Wewenang
(1) Rapat pengurus harian diadakan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali dan dihadiri
oleh:
(a) Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Dewan Pengurus Pusat;
(b) Ketua-Ketua Departemen.
(2) Wewenang Rapat Pengurus Harian sebagai berikut.
(a) Menetapkan kebijaksanaan, langkah-langkah/tindakan yang akan dijalankan serta cara
untuk mencapainya.
(b) Membahas masalah-masalah aktual dalam pembangunan nasional yang berkaitan
dengan fungsi dan peran Appi-Bastra.
(c) Mengadakan penilaian dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh masing-masing departemen.
(d) Menyiapkan konsep-konsep yang diperlukan dalam mendukung percepatan
pencapaian pembangunan nasional.
(e) Rapat pengurus harian dipimpin oleh Ketua Dewan Pengurus Pusat/Ketua Dewan
Pengurus Wilayah/Ketua Dewan Pengurus Daerah sesuai dengan agenda rapat, dan
didampingi oleh Sekretaris Dewan Pengurus Pusat/Sekretaris Dewan Pengurus
Wilayah/ Sekretaris Dewan Pengurus Daerah

.
Pasal 25
Rapat Pengurus Lengkap dan Wewenang
(1) Rapat pengurus lengkap diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali dan dihadiri
oleh:
(a) pengurus lengkap;
(b) Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Dewan Kehormatan;
(c) para Ketua Departemen;
(d) Dewan Pengurus Wilayah/para anggota Seksi Dewan Pengurus Daerah.
(2) Wewenang rapat pengurus lengkap sebagai berikut.
(a) Mengambil keputusan dalam rangka menanggapi permasalahan yang berkaitan
dengan tanggung jawab ilmuwan baik yang berskala nasional, regional, maupun
internasional.
(b) Mengadakan evaluasi kegiatan-kegiatan dan menetapkan tindak lanjut program Appi-
Bastra.
(c) Menetapkan bentuk-bentuk kerjasama dengan lembaga/instansi terkait dalam rangka
pelaksanaan program.
(d) Menetapkan kebijakan yang bersifat strategis untuk menjalankan misi Appi-Bastra.

(3) Rapat Pengurus lengkap dipimpin oleh Ketua Dewan Pengurus dan/atau seseorang yang
ditunjuk secara tertulis oleh Ketua dan didampingi oleh Sekretaris Dewan Pengurus
Pusat/Sekretaris Dewan Pengurus Wilayah/Sekretaris Dewan Pengurus Daerah.

11
Asosiasi Pendidik dan Peneliti Bahasa dan Sastra (Appi-Bastra)

Pasal 26
Rapat Pimpinan Paripurna dan Wewenang
(1) Rapat pimpinan paripurna diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali dan dihadiri
oleh:
(a) Pengurus lengkap;
(b) Dewan Kehormatan;
(c) Dewan Pakar;
(d) Ketua-Ketua Dewan Pengurus Wilayah untuk Pusat/Ketua Dewan Pengurus Daerah
untuk Wilayah.
(2) Wewenang rapat pimpinan paripurna sebagai berikut.
(a) Menetapkan kebijaksanaan umum Appi-Bastra.
(b) Menetapkan strategi pencapaian tujuan Appi-Bastra.
(c) Menampung dan merumuskan usulan baru bagi penyempurnaan Appi-Bastra dan/atau
mempersiapkan bahan-bahan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
penyelenggaraan sidang umum.
(3) Rapat pimpinan paripurna dipimpin oleh Ketua Dewan Pengurus Pusat/Ketua Dewan
Pengurus Wilayah/Ketua Dewan Pengurus Daerah, dan didampingi oleh Ketua Dewan
Pakar, Ketua Dewan Kehormatan (ad hoc) dan Sekretaris Dewan Pengurus
Pusat/Sekretaris Dewan Pengurus Wilayah/Sekretaris Dewan Pengurus Daerah.

Pasal 27
Rapat Koordinasi dan Wewenang
(1) Rapat Koordinasi diadakan sesuai dengan kebutuhan dan dihadiri oleh:
(a) Ketua Koordinasi;
(b) Departemen/Divisi/Seksi terkait;
(c) Bidang/Unit terkait;
(d) Badan Usaha Otonom/Upt terkait.
(2) Wewenang Rapat Koordinasi sebagai berikut.
(a) Merencanakan pelaksanaan kegiatan/program kerja.
(b) Menetapkan strategi sasaran program kerja.
(3) Rapat koordinasi dipimpin oleh Ketua koordinasi terkait.

BAB VIII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 28
Hak Suara dan Hak Bicara
Peserta rapat sidang umum atau sidang umum luar biasa, peserta rapat utusan Dewan
Pengurus Wilayah, peserta rapat utusan Dewan Pengurus Daerah memiliki hak suara dan hak
bicara, sedangkan peninjau dan undangan lainnya tidak memiliki hak suara.

Pasal 29
Quorum dan Persyaratan
(1) Rapat Dewan Pengurus dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu perdua)
jumlah Dewan Pengurus tersebut.
(2) Sidang umum dan sidang umum luar biasa dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari
2/3 (dua pertiga) dari jumlah personalia yang berhak mengikuti sidang umum dan sidang
umum luar biasa.
(3) Rapat Wilayah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah
Dewan Pengurus Wilayah dan utusan Dewan Pengurus Daerah di wilayahnya.

12
Asosiasi Pendidik dan Peneliti Bahasa dan Sastra (Appi-Bastra)

(4) Rapat Daerah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah
Dewan Pengurus Daerah.
(5) Apabila ketentuan dalam ayat (1), (2), (3), dan (4) pasal ini tidak dapat terpenuhi,
penyelenggaraan sidang umum dan sidang umum luar biasa, rapat Dewan Pengurus
Wilayah, rapat Dewan Pengurus Daerah ditangguhkan selama 2 (dua) jam dan jika dalam
tenggang waktu tersebut quorum tidak terpenuhi, atas persetujuan seluruh peserta yang
hadir, sidang umum/rapat tersebut dinyatakan sah.

Pasal 30
Pengambilan Keputusan
(1) Setiap keputusan diambil secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
(2) Apabila musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, keputusan diambil dengan suara
terbanyak.

BAB IX
KEGIATAN
Pasal 31
Kegiatan
(1) Menyelenggarakan penelitian ilmiah untuk mendapatkan kebenaran ilmiah dalam
menjawab berbagai permasalahan pendidikan, bahasa, dan/atau sastra.
(2) Menyelenggarakan pelatihan dalam bidang pendidikan, bahasa, dan/atau sastra untuk
memberdayakan masyarakat.
(3) Menyelenggarakan seminar, serasehan, simposium, diskusi, dan kegiatan ilmiah
lainnya tentang pendidikan, bahasa, dan/atau sastra.
(4) Menyediakan jasa konsultasi dalam bidang penelitian, pendidikan, bahasa, dan/atau
sastra.
(5) Menyelenggarakan satuan-satuan pendidikan yang terkait dengan bahasa dan/atau
sastra yang berstandar nasional Indonesia dan berkualitas global.
(6) Menyelenggarakan penerbitan buku, jurnal, majalah, dan/atau media massa lain baik
cetak maupun elektronik.
(7) Menyelenggarakan kerjasama di bidang penelitian, pendidikan dan pelatihan, serta
kegiatan ilmiah lainnya dengan badan-badan lain baik pemerintah maupun swasta, di
dalam maupun di luar negeri.
(8) Menyelenggarakan kegiatan atau usaha lain yang bermanfaat bagi kemajuan Appi-
Bastra dalam rangka mewujudkan visi dan misi Appi-Bastra.

BAB X
KEUANGAN
Pasal 32
Pengaturan Keuangan
(1) Besarnya uang pangkal keanggotaan dan uang iuran anggota ditentukan oleh Dewan
Pengurus Pusat.
(2) Uang pangkal disetorkan kepada Dewan Pengurus Pusat.
(3) Uang iuran anggota sebesar Rp 150.000,00 per tahun: Rp 10.000,00 untuk kas daerah, Rp
15.000,00 untuk kas wilayah, dan Rp 125.000,00 disetorkan kepada Pengurus Pusat.
(4) Pelaksanaan pengumpulan serta pembagian hasil kegiatan ditentukan dalam ketetapan
Appi-Bastra tersendiri.
(5) Laporan keuangan tahunan Dewan Pengurus Pusat yang telah diaudit disampaikan pada
sidang umum.

13
Asosiasi Pendidik dan Peneliti Bahasa dan Sastra (Appi-Bastra)

(6) Laporan keuangan tahunan Dewan Pengurus Wilayah/Dewan Pengurus Daerah


disampaikan pada rapat Dewan Pengurus.
(7) Laporan keuangan akhir masa jabatan dipertanggungjawabkan dalam sidang umum
untuk Dewan Pengurus Pusat, dan rapat Dewan Pengurus masing-masing untuk Dewan
Pengurus Wilayah, dan Dewan Pengurus Daerah.

BAB XI
ATRIBUT APPI-BASTRA
Pasal 33
Atribut Appi-Bastra
Atribut Appi-Bastra terdiri atas lambang dan kartu tanda anggota. Penggunaan atribut Appi-
Bastra diatur melalui ketetapan Appi-Bastra.

BAB XII
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 34
Aturan Tambahan
(1) Setiap anggota Appi-Bastra dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Appi-Bastra.
(2) Setiap anggota dan pengurus Appi-Bastra harus menaati Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Kode Etik, dan semua ketetapan Appi-Bastra.

BAB XIII
PENUTUP

Pasal 35
Hal Lain dan Pemberlakuan
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Appi-
Bastra akan diatur dalam ketetapan-ketetapan Appi-Bastra.
(2) Aggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Surabaya

Surabaya, 2 Juni 2014


Ketua Umum

Prof. Dr. H. Haris Supratno

14

Anda mungkin juga menyukai