Anda di halaman 1dari 24

KOMUNITAS MUSIK/VOKAL DINAMIC

CIREBON

ANGGARAN DASAR &


ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR

MUKADIMAH
Bahwa masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 harus diwujudkan melalui rasa dan
karsa yang menghasilkan persatuan, kebersamaan yang berlandaskan musyawarah
dan mufakat.
Bahwa rasa dan karsa dapat diimplementasikan dalam bidang seni yang menjunjung
tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup
dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa,
hubungan manusia dan sesama manusia dan hubungan antara manusia dan
lingkungan yang dapat memberi manfaat untuk kesejahteraan masyarakat sehingga
mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja,
menstimulasi produk karya seni, serta memberikan kontribusi secara langsung bagi
kemajuan dalam usaha-usaha perbaikan dan pengembangan sumber daya manusia di
bidang seni dan budaya.
Bahwa mencipta, menyanyikan dan mengapresiasi lagu adalah kegiatan yang
terkait dengan rasa dan karsa, tidak lepas dari pengembangan seni budaya daerah.
Pengembangan yang dimaksud adalah perwujudan dari upaya memelihara dan
menjaga aset bangsa yang ada di daerah maupun nusantara.
Bahwa dinamika mengembangkan lagu ikut menjadi pilar pembangunan ekonomi
daerah, sehingga para penyanyi, musisi, pencipta lagu dan para
pemerhatinya dapat dihimpun dalam suatu organiasi agar kreativitas dan
pengembangan menjadi serius, terarah, dan profesional sehingga dapat memberi
kontribusi signifikan dalam mewujudkan pembangunan seKtor industry hiburan dan
rekreasi.
Bahwa berdasarkan hal-hal di atas, maka perlu dibentuk Komunitas Musik dan
Penyanyi, dengan Anggaran Dasar sebagai berikut :

BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
1. Organisasi ini bernama Komunitas Musik Dinamic, selanjutnya disingkat
KMD dan dalam dokumen surat-menyurat dan hubungan kemitraan dengan
pemerintah dan antar lembaga, nama yang digunakan adalah KMD
2. KMD berdiri tanggal Satu bulan Juli tahun Dua Ribu Delapan Belas dan dalam
waktu yang tidak ditentukan lamanya, berkedudukan di Cirebon, Jawa Barat
3. KMD memiliki perwakilan dan/atau cabang di seluruh kabupaten/kota Cirebon.

BAB II
AZAS dan SIFAT
Pasal 2
AZAS
KMD berazaskan prinsip-prinsip Hak Azasi Manusia dan Pancasila sebagai landasan
idiil serta Undang- Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional.

Pasal 3
SIFAT
KMD adalah organisasi profesi di bidang musik dan entertainment yang
menghimpun seluruh penyanyi, pencipta lagu, musisi, pelawak dan pemerhati musik di
Cirebon yang bersifat mandiri dan independen.

BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 4
Adapun maksud dan tujuan organisasi ini adalah :
1. Membina dan meningkatkan persatuan dan kesatuan sesama penyanyi, pencipta
lagu, musisi, dan pemerhati musik yang bergerak di bidang
entertainment.
2. Meningkatkan kesadaran berorganisasi serta solidaritas di kalangan penyanyi,
pencipta lagu, musisi, pelawak dan pemerhati musik yang bergerak di bidang
entertainment.
3. Memperjuangkan hak-hak manusiawi dan perlindungan hukum bagi para
anggota sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, baik di
dalam maupun di luar negeri.
4. Mendrong dan meningkatkan pengetahuan serta kreativitas penyanyi, pencipta
lagu, musisi, dan pemerhati musik yang bergerak di bidang
entertainment dengan mengutamakan kepribadian bangsa Indonesia.
5. Meningkatkan kepedulian terhadap upaya peningkatan kesejahteraan hidup para
penyanyi, pencipta lagu, musisi, dan pemerhati musik yang bergerak di bidang
entertainment yang terhimpun sebagai anggota.
6. Menciptakan kode etik profesi dan suasana kerja yang aman, tertib, sehat serta
saling menghormati antara sesame penyanyi, pencipta lagu, musisi, dan
pemerhati musik yang bergerak di bidang entertainment dan masyarakat seni
pada umumnya.
7. Berperan aktif dalam pengembangan seni budaya nasional dan daerah,
khususnya dalam bidang olah vocal, musik, cipta lagu dan Indonesia maupun
daerah, serta berusaha mempertahankan dan memeliharanya agar menjadi tuan
rumah di negerinya sendiri.
8. Ikut berperan serta menunjang usaha-usaha pemerintah daerah maupun pusat
dalam meningkatkan ketahanan seni budaya Indonesia.
9. Menjadi wadah informasi dan komunikasi seni bagi penyanyi, pencipta lagu,
musisi, dan pemerhati musik yang bergerak di bidang entertainment dan
masyarakat pada umumnya.
10.Membina dan meningkatkan kerja sama di bidang seni secara aktif dengan
organisasi-organisasi di dalam maupun di luar negeri.
11.Memperjuangkan secara aktif agar hasil kreativitas seni daerah maupun nasional
untuk mendapat perhatian dan apresiasi secara luas pada wilayah regional dan
dunia internasional.

BAB IV
KEDAULATAN Pasal 5
Kedaulatan KMD berada di tangan anggota dan diwujudkan sepenuhnya melalui
Kongres.
BAB V
KONGRES Pasal
6
1. Kongres adalah lembaga tertinggi KMD yang diselenggarakan secara
menyeluruh oleh pengurus pusat, dilaksanakan setiap 3 (tiga) tahun sekali.
2. Kongres mempunyai wewenang:
a) Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b) Meminta pertanggung jawaban Ketua Umum.
c) Memilih dan menetapkan Ketua Umum.
3. Kongres dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah
utusan anggota.
4. Dalam hal perubahan Anggaran Dasar, keputusan diambil dengan persetujuan
sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah utusan yang hadir.

BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 7
1. Syarat-syarat anggota KMD sebagai berikut:
a) Warga Negara Indonesia yang sudah dewasa menurut hukum dan tidak
tersangkut dengan organisasi terlarang di Indonesia.
b) Anggota bersifat perorangan dan aktif.
c) Semua anggota disebut KMD.
Keanggotaan terdiri dari :
a) Anggota Tetap
b) Anggota Kehormatan
3. Setiap anggota memiliki hak dan Kewajiban, sebagai berikut:
1. Mempunyai hak suara dalam rapat.
2. Mempunyai hak memilih dan dipilih menjadi pengurus.
3. Wajib ikut aktif dalam melaksanakan program kerja dan memberi dukungan
positif dalam mencapai maksud dan tujuan organisasi.
4. Memiliki kewajiban moral untuk menjaga nama baik organisasi.
5. Wajib membayar iuran.
6. Wajib menyumbangkan tenaga dan keahliannya apabila diperplukan oleh
organisasi.
7. Memperoleh layanan informasi tentang organisasi, baik program maupun
keuangan secara rutin.
8. Membela diri bila dinyatakan melanggaran aturan organisasi.
4. Anggota organisasi dinyatakan berhenti karena alasan-alasan berikut:
1. Permintaan sendiri secara tertulis.
2. Sakit sehingga tidak dapat menjalankan kewajibannya.
3. Meninggal dunia.
4. Kehilangan syarat-syarat sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 7 ayat (3) dan
ayat (4).
5. Tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 7 ayat (3)
dan ayat (4).
6. Pindah atau tidak diketahui alamatnya.
7. Anggota dapat diberhentikan sementara dari keanggotaannya atas
pertimbangan Kongres.
8. Tidak mampu menjalankan tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi.

BAB VII
SUSUNAN DAN KEDUDUKAN
Pasal 8
Susunan
KMD adalah organisasi yang mempunyai ruang lingkup kepengurusan secara nasional
dan daerah yang berjenjang dalam susunan organisasi sebagai berikut : 1. Dewan
Pimpinan Pusat, merupakan pelaksana organisasi tertinggi yang bersifat kolektif dan
berkedudukan di Cirebon sebagai lokasi pembentukan organisasi. 2. Dewan Pimpinan
Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang, merupakan pelaksana organisasi di tingkat
daerah atau wilayah khusus yang bersifat kolektif dan berkedudukan di ibukota
kabupaten atau yang dianggap perlu didirikan cabang sesuai potensinya oleh Dewan
Pimpinan Pusat KMD.
3. Masa bakti kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat adalah 3 (tiga) tahun.
4. Masa bakti kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah dan/atau Dewan Pimpinan
Cabang adalah 3 (tiga) tahun.
5. Struktur pengurus Dewan Pimpinan Pusat KMD, sebagai berikut :
a. Ketua Umum
b. Wakil-wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil-wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil-wakil Bendahara
g. Dapertemen-Departemen

6. Struktur pengurus Dewan Pimpinan Daerah dan/atau Dewan Pimpinan Cabang KMD,
sebagai berikut:
a. Ketua Umum
b. Wakil-wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil-wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil-wakil Bendahara
g. Biro-biro

Pasal 9
Ketua Umum di tingkat pusat dan ketua di tingkat daerah dan/atau cabang hanya
dapat diangkat kembali untuk 2 (dua) kali masa bakti secara berturut-turut.

Pasal 10
Apabila terjadi kekosongan dalam kepengurusan dalam Dewan Pimpinan Pusat,
Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang KMD dan dianggap perlu diisi,
maka kekosongan itu diisi melalui Rapat Paripurna Dewan Pimpinan Pusat, baik di
tingkat Daerah dan/atau Cabang.

Pasal 11
Apabila terjadi kekosongan dalam kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat maka
Dewan Pimpinan Pusat harus segera menyelenggarakan Rapat Khusus Pimpinan
Pusat untuk mengangkat dan/atau menentukan pejabat sementara Ketua Umum
Dewan Pimpinan Pusat KMD hingga selesai masa bakti kepengurusannya.

Pasal 12
Apabila terjadi kekosongan dalam kepengurusan di tingkat daerah/cabang, Dewan
Pimpinan Pusat harus segera menyelenggarakan Rapat Khusus Pimpinan
Daerah/Cabang KMD untuk mengangkat/menentukan penjabat Ketua hingga selesai
masa bakti kepengurusannya.

Pasal 13
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat KMD wajib bertempat tinggal di pusat
kedudukan KMD.
BAB VIII
TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PIMPINAN
Pasal 14
Dewan Pimpinan Pusat KMD merupakan dewan pimpinan tertinggi organisasi yang
mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Menjalankan segala ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga, Keputusan Kongres, Rapat Khusus Pimpinan, Rapat Kerja Nasional dan
memperhatikan saran-saran dari Dewan Penasihat, Dewan Pembina dan Dewan
Pertimbangan.
2. Menyelenggaakan Kongres.
3. Mengukuhkan pengurus Dewan Pimpinan Daerah dan pengurus Dewan Pimpinan
Cabang.
4. Menetapkan program kerja nasional.
5. Melaksanakan fungsi organisasi secara nasional.
6. Meminta dan menilai laporan Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan
Cabang.
7. Membentuk lembaga/badan yang dianggap perlu untuk pelaksanaan program
organisasi.
8. Menetapkan kebijakan organisasi secara nasional.
9. Mengambil kebijakan-kebijakan organisasi untuk Dewan Pimpanan Daerah dan
Dewan Pimpinan Cabang sehubungan Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan
Pimpinan Cabang tidak dapat mengambil keputusan dengan mempertimbangkan
saran dari Dewan Penasihat, Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan.

Pasal 15
Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang
1. Menjalankan segala ketentua yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres, Rapat Pimpinan Nasional, Rapat
Kerja Nasional, keputusan-keputusan/peraturan-peraturan organisasi tingkat
pusat, Keputusan Musyawarah Daerah dan/atau Cabang, Rapat Pimpinan Daerah
dan/atau Cabang, Rapat Kerja Daerah dan/atau Cabang serta memperhatikan
saran-saran dari Dewan Penasihat, Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan.
2. Melaksanakan Musyawarah Daerah dan Cabang.
3. Menetapkan kebijakan organisasi tingkat daerah dan cabang sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres, Rapat
Pimpinan Nasional, Rapat Kerja Nasional dan Masyarakat Daerah dan/atau
Cabang.

Pasal 16
Dewan Penasihat
Dewan Penasihat dapat diangkat di tingkat pusat, daerah dan cabang dari pejabat
tinggi pemerintah, seniman, dan tokoh masyarakat yang bertugas memberikan
nasihat-nasihat bagi perkembangan organisasi

Pasal 17
Dewan Permbina
Dewan Pembina dapat diangkat di tingkat pusat, daerah dan cabang dari pejabat
pemerintah, seniman, tokoh masyarakat, anggota kehormatan yang bertugas
memberikan arahan dan bimbingan bagi Dewan Pimpinan Pusat, Daerah dan/atau
Cabang dalam menjalankan roda kepemimpinan organisasi.

Pasal 18
Dewan Penyantun
Apabila dipandang perlu untuk mendukung kelancaran kegiatan organisasi, Dewan
Penyantun dapat diangkat di tingkat pusat dan daerah dan/atau cabang dari para
tokoh masyarakat dan/atau kalangan tertentu yang mempunyai kepedulian di bidang
seni musik pada khususnya dan kesenian pada umumnya.

Pasal 19
Dewan Pertimbangan
1. Dewan Pertimbangan dapat diangkat dari para tokoh seniman dan anggota
kehormatan, yang bertugas memberikan pertimbangan pada aspek-aspek
tertentu jika Dewan Pimpinan Pusat KMD sudah tidak dapat menyelesaikan
masalah-masalah yang dapat mengganggu kelangsungan dan keberadaan
organisasi.
2. Dewan Pertimbangan hanya berada di tingkat pusat.
3. Jumlah Dewan Pertimbangan adalah 9 (Sembilan) orang, ditentukan 3 (Tiga) orang oleh
Kongres dan 6 (enam) orang akan dipilih oleh 3 (tiga) orang terpilih dalam Kongres sebagai
Formatur, berdasarkan nama-nama yang diusulkan oleh Dewan Pimpinan Pusat KMD yang
terpilih.

BAB IX
MAJELIS KODE ETIK
Pasal 20
Majelis Kode Etik
1. Majelis Kode Etik adalah lembaga yang dibentuk oleh Dewan Pimpinan Pusat KMD untuk
memberikan penilaian akhir terhadap anggota KMD yang melanggar kode etik yang dapat
metugikan organisasi.
2. Majelis dapat dibentuk terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kreativitas
anggota KMD.
3. Pembentukan dan pembubaran Majelis Kode Etik diatur tersendiri pada bagian lain
peraturan organisasi.

BAB X
MUSYAWARAH DAN RAPAT
Pasal 21
1. Forum pengambilan keputusan organisasi di tingkat pusat, sebagai berikut :
a. Kongres.
b. Kongres Luar Biasa (Istimewa).
c. Rapat Pimpinan Nasional.
d. Rapat Kerja Nasional.
e. Rapat Pimpinan Dewan Pertimbangan Pusat.
f. Rapat Harian Dewan Pimpinan Pusat.
g. Rapat Koordinasi Departemen.
2. Forum pengambilan keputusan organisasi di tingkat daerah dan cabang, sebagai
berikut :
a. Musyawarah Daerah dan/atau Musyawarah Cabang.
b. Musyawarah Daerah Luar Biasa dan/atau Musyawarah Cabang Luar Biasa.
c. Rapat Pimpinan Daerah dan/atau Cabang.
d. Rapat Kerja Daerah dan/atau Cabang.
e. Rapat Paripurna Dewan Pimpinan Daerah dan/atau Cabang.
f. Rapat Harian Dewan Pimpinan Daerah dan/atau Cabang.
g. Rapat Koordinasi Bidang/Biro Daerah dan/atau Cabang.

BAB XI
KEUANGAN
Pasal 22
1. Keuangan KMD diperoleh dari :
a. Iuran anggota.
b. Batuan dan sumbangan yang tidak mengikat.
c. Penghasilan dari usaha-usaha organisasi yang sah.
2. Harta kekayaan dan pendapatan organisasi tidak boleh dibagikan atau digunakan
untuk kepentingan dan keuntungan pribadi seseorang atau suatu organisasi bukan
amal.
3. Organisasi dilarang mempunyai anggota-anggota yang memiliki suatu kepentingan
pemilikan dalam pendapatan atau kekayaan organisasi.

Pasal 23
Tahun Buku Organisasi
Tahun buku organisasi dimulai tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir pada tanggal 31
(tiga puluh satu) Desember setiap tahun

BAB XII
PEMBUBARAN
Pasal 24
1. Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan dalam suatu Kongres Luar Biasa
yang khusus diadakan untuk itu, dengan ketentuan forum seperti diatur dalam
Pasal 6 ayat (3) Anggaran Dasar.
2. Dalam hal organisasi dibubarkan, maka 3 (tiga) anggota pengurus ditunjuk sebagai
likuidatur yang melaksanakan likuidasi.
3. Jika organisasi dibubarkan dan masih ada sisa kekayaan, maka sisa kekayaan akan
diberikan kepada badan-badan atau organisasi-organisasi yang mempunyai
maksud dan tujuan sama dengan maksud dan tujuan KMD.
4. Para likuidatur dibebaskan dari segala tuntutan dan tanggung jawab setelah
perhitungan akhir.
BAB XIV
PEATURAN PERALIHAN
Pasal 25
1. Pada daerah yang belum terbentuk kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah
dan/atau Dewan Pimpinan Cabang KMD, pembinaan dan pengendalian
anggota organisasi berada di KMD wewenang Dewan Pimpinan Pusat KMD,
termasuk di dalamnya batasan-batasan terhadap hak-hak keanggotaan.
2. Pada daerah yang belum tertbentuk Dewan Pimpinan Daerah dan/atau Dewan
Pimpinan Cabang KMD tetapi dari tersebut berpotensi terhadap komunitas
penyanyi, musisi, penciptra lagu, pelawak dan pemerhati seni yang berikatan
dengan Manado pada umumnya, Dewan Pimpinan Pusat KMD dapat
menunjuk seseorang untuk membentuk KMD atau suatu organisasi lain untuk
bertindak sebagai perwakilan KMD di daerah yang dimaksud.
Pasal 26
Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga dan Peraturan-peraturan lain yang disebutkan dalam Anggaran Dasar ini akan
diatur dan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat KMD.

Ditetapkan di : Cirebon
Pada Tanggal : Juli 2018

Tim Perumus :
1. Teguh Joko P. (Ketua/Anggota) 1. ͙͙ ͙
͙͙
͙ ͙͙
2. Yos Setyoso (Anggota) 2. ͙͙ ͙
͙
͙͙͙͙
3. Lisa Wijayanti, SE (Anggota) 3. ͙͙ ͙
͙͙
͙ ͙͙
4. Puji (Anggota) 4. ͙͙ ͙
͙͙
͙ ͙͙
5. Wawan (Anggota) 5. ͙͙͙
͙͙
͙ ͙͙
6. Andiz (Anggota) 6. ͙͙͙
͙͙
͙ ͙͙
7. Trisye (Anggota) 7. ͙͙͙
͙
͙͙͙͙
ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I
Pasal 1
Semua pengertian dan singkatan dalam Anggaran Dasar (AD) berlaku pula dalam
Anggaran Rumah Tangga (ART).

Pasal 2
Anggaran Rumah Tangga (ART) ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan
Anggaran Dasar (AD).

BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 3
Persyaratan Keanggotaan
Yang dapat diterima menjadi anggota KMD adalah badan hukum perorangan yang
memenuhi kriteria, sebagai berikut :
a. Warga Negara Indonesia.
b. Berumur sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun.
c. Bagi musisi, penyanyi, dan pelawak yang belum berusia 17 tahun tetapi
menyatakan diri ikut serta dalam KMD, harus mendapat izin tertulis dari orang
tua.
d. Menyetujui AD/ART, program lembaga serta mematuhi peraturan KMD.
e. Dapat menjadi anggota walaupun tercatat sebagai anggota organisasi dan/atau
lembaga lain yang asas Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, tetapi visi dan
misi organisasi tidak sama dengan KMD.
f. Mengajukan permohonan tertulis kepada pengurus.

Pasal 4
Pendaftaran
1. Pendaftaran anggota pada prinsipnya dilakukan oleh pengurus KMD di daerahnya
masing-masing.
2. Setiap anggota KMD yang telah mendaftar berhak mendapat Kartu Tanda Anggota.
Pasal 5
Anggota Kehormatan
Dewan Pimpinan Pusat dapat menetapkan seseorang menjadi anggota kehormatan
KMD karena jasa-jasanya dalam bidang seni dan budaya.

Pasal 6
Hak Anggota
Setiap anggota mempunyai hak-hak sebagai berikut :
a. Hak bicara, hak suara pada kongres/musyawarah/rapat KMD sesuai
Peraturan lembaga yang berlaku.
b. Hak memilih dan dipilih dalam semua jabatan organisasi.
c. Hak menyampaikan pendapat dan saran baik lisan maupun tertulis.
d. Hak mendapatkan perlindungan/pembelaan dan bantuan dari organisasi.
e. Hak mendapatkan bimbingan pendidikan/pelatihan dari organisasi.

Pasal 7
Kewajiban Anggota
Setiap anggota berkewajiban :
a. Mematuhi, mentaati dan mengamalkan AD/ART dan peraturan-peraturan
KMD.
b. Melaksanakan program kerja dan semua peraturan-peraturan KMD.
c. Menjaga nama baik dan martabat KMD.
d. Memelihara dan mengembangkan serta meningkatkan kualitas KMD.
e. Memiliki Kartu Tanda Anggota.
f. Menghadiri Kongres/musyawarah/rapat organisasi sesuai tingkatan dan
ketentuan yang berlaku.
g. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh organisasi dengan penuh rasa
tanggungjawab dan melaporkan hasil pelaksanaannya kepada jenjang lembaga
yang menugaskan.
h. Memenuhi kewajiban yang ditetapkan oleh organisasi.

Pasal 8
Masa Keanggotaan
Kenggotaan seseorang berhenti apabila :
a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri dengan menyatakan pengunduran diri secara tertulis dan
disampaikan kepada pengurus lembaga dimana yang bersangkutan mendaftarkan
diri.
c. Diberhentikan sementara dan atau dipecat sebagai tindakan displin lembaga yang
dinyatakan tertulis oleh pengurus dimana yang bersangkutan mendaftarkan diri.
d. Dinilai merongrong organisasi atau cacat hukum dan melanggar peraturan
organisasi.

Pasal 9
SANKSI - SANKSI
1. Setiap anggota yang melanggar aturan dan ketetapan organisasi dapat dikenakansanksi
berupa peringatan lisan dan tertulis, pencabutan hak, atau pemberhentian, sebagai anggota.
2. Sanksi peringatan dilakukan oleh pengurus secara lisan dan tertulis, dengan
ketentuan:
a. Peringatan lisan sebanyak satu kali.
b. Peringatan tulisan pertama, bertenggang waktu tiga bulan setelah peringatan
diterima untuk klarifikasi.
c. Peringatan tertulis kedua bertenggang waktu satu bulan untuk klarifikasi
setelah peringatan pertama diterima.
d. Peringatan tertulis ketiga bertenggang waktu satu bulan untuk klarifikasi
setelah peringatan kedua diterima.
3. Peringatan-peringatan tersebut dapat berubah waktunya berdasarkan kondisi organisasi
melalui keputusan Dewan Pimpinan Pusat.
4. Apabila sampai dengan peringatan ketiga tetap tidak mematuhinya, hak
keanggotaan anggota tersebut untuk semetara dicabut dan diberi kesempatan untuk
membela diri pada forum kongres.
5. Apabila keputusan kongres yang bersangkutan melakukan kesalahan, hak
keanggotannya dicabut total dan sebaliknya, jika dinyatakan tidak bersalah, hak
keanggotannya dikembalikan dan nama baiknya dipulihkan.

Pasal 10
PEMBERHENTIAN
1. Melakukan tindakan pidana dan dinyatakan telah melanggar kode etik dan peraturan
serta ketentuan organisasi.
2. Mengajukan pengunduran diri secara tertulis.

BAB III
KEPENGURUSAN
Pasal 11
1. Dewan Pimpinan Pusat KMD dipilih dan ditetapkan oleh Kongres untuk masa jabatan 4
(empat) tahun.
2. Pengurus Dewan Pimpinan Pusat KMD terdiri dari Ketua Umum, Wakil-wakil Ketua,
Sekretaris Jenderal, Wakil-wakil, Bendahara, wakil-wakil Bendahara, dan Departemen-
Departemen.
3. Dewan Pimpinan Daerah dan/atau Cabang dipilih dan ditetapkan oleh
Musyawarah Daerah (Musda) dan/atau Musyawarah Cabang (Muscab) dan disahkan oleh
Dewan Pimpinan Pusat untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun. 4. Pengurus Dewan Pimpinan
Daerah dan/atau Dewan Pimpinan Cabang terdiri dari Ketua, Wakil-wakil Ketua, Sekretaris,
Wakil-wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil-wakil bendahara, dan Biro-Biro.

BAB IV
KEANGGOTAAN BADAN PENGURUS
Pasal 12
1. Keanggotaan pengurus Dewan Pimpinan Pusat KMD dipilih dan diangkat untuk 4 (empat)
tahun yang dilakukan melalui Kongres.
2. Keanggotaan pengurus Dewan Pimpinan Pusat KMD berakhir karena :
a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan atas permintaan sendiri.
c. Habis masa bakti.

BAB V
LOGO DAN ATRIBUT

Pasal 13
1. KMD memiliki logo yang didesain khusus dan diambil dari nama
organisasi.
2. Atribut KMD terdiri dari bendera, panji-panji, kaos, jaket, dan topi yang
bertuliskan Komunitas Musik Dinamic Cirebon dan lengkap dengan logo pada
bagian bawah tulisan nama.
3. Pembuatan atribut dilakukan oleh pendiri/pengurus dan disahkan dalam Rapat
Kerja Nasional.

Pasal 14
1. Logo KMD berupa tulisan KMD, huruf O antara huruf K dan M berbentuk mic
yang disimbolkan sebagai sarana yang umumnya digunakan dalam aktivitas penyanyi,
pencipta lagu. Sedangkan huruf O pada Kata Cirebon, merupakan globe dimana
terdapat peta Cirebon sebagai pusat kedudukan organisasi.
2. Warga pada logo terdiri warna kuning keemasan, hitam dan putih. Warna dasar
logo kuning keemasan sebagai simbol harapan, kemajuan dan kejayaan organiasi,
sedangkan warga hitam adalah symbol tekad dan perjuangan, warna putih
merupakan keikhlasan dalam kebersamaan berorganisasi.

BAB VII
KODE ETIK

Pasal 15
Setiap anggota KMD dalam tingkah laku dan kehidupannya wajib
mengaktualisasikan sikap dan perilaku berikut:
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Setia dan taat kepada kemurnian cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, Pancasila
dan UUD 1945.
3. Menjunjujg tinggi kreativitas yang objektif dan menghormati karya sesama
penyanyi, musisi, dan pencipta lagu.
4. Memiliki kepedulian dan tanggung jawab untuk melaksanakan amanat dan hati
nurani rakyat.
5. Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa indonesia.
6. Berpikir dan berkarya guna menunjang terciptanya keadaan dan kesejahteraan
rakyat.
7. Berketeladan dan jujur dalam setiap tindak dan tingkah laku.
8. Bersikap dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
9. Bertindak dan bersikap sebagai pemersatu bangsa.
BAB X
KEDAULATAN

Pasal 16
1. Kedaulatan KMD pada tingkat pusat diwujudkan sepenuhnya melalui
musyawarah dalam bentuk kongres untuk mencapai mufakat.
2. Kedaulatan KMD pada tingkat daerah dan/atau cabang diwujudkan
sepenuhnya melalui musyawarah daerah dan/atau muswayarah cabang.

BAB XI
MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 17
Musyawarah dan rapat KMD tingkat pusat adalah : Kongres, Kongres Luar Biasa, Rapat
Kerja Nasional, Rapat Pleno Pimpinan, Rapat Paripurna Pengurus, Rapat Harian
Pengurus, dan Rapat Koordinasi Antar Departemen.

Pasal 18
Musyawarah dan rapat KMD tingkat daerah dan/atau cabang adalah : Kongres,
Kongres Luar Biasa, Rapat Kerja Pusat, Rapat Pleno Pimpinan, Rapat Paripurna
Pengurus, Rapat Harian Pengurus, dan Rapat Koordinasi Antar Departemen.
Pasal 19
Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan keputusan dalam Kongres, Musyawarah Daerah dan/atau
Musyawarah Cabang serta Rapat-rapat lainnya, pada dasarnya dilakukan secara
musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila pola yang disebutkan pada ayat (1) di atas pada akhirnya tidak mungkin
dilakukan, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
3. Pemungutan suara dapat dilakukan secara tertutup atau terbuka, sesuai
keputusan Kongres.

Pasal 20
Kongres
1. Kongres memegang kekuasaan tertinggi dalam lembaga.
2. Kongres menetapkan dan merubah AD/ART serta program kerja dan
rekomendasi-rekomendasi yang prinsip mengenai pengembangan organisasi.
3. Kongres menilai pertanggungjawaban pengurus.
4. Kongres memilih dan menetapkan susunan pengurus melalui pemilihan formatur.
5. Menetapkan masa Kongres berikutnya.
6. Kongres diadakan sekali dalam empat (4) tahun.
7. Kongres dihadiri oleh pengurus dan seluruh Dewan Pimpinan Pusat, Anggota dan
Utusan dari Dewan Pimpinan Daerah dan/atau Dewanh Pimpinan Cabang.
8. Kongres dianggap sah apabila dihadiri oleh setengah tambah satu dari peserta
yang hadir.

Pasal 21
1. Kuorum dianggap sah apabila dihadiri setengah jumlah peserta (50%) ditambah 1
(satu) dari jumlah peserta yang terdaftar.
2. Apabila kuorum sebagaimana pasal 21 ayat (1) tidak tercapai, sidang ditunda
paling lama 15 (lima belas) menit.
3. Setelah sidang ditunda sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (2) dan
kuorum belum juga tercapai, pimpinan sidang dapat melangsungkan sidang.
4. Ketentuan dalam pasal 9 ini ayat (1), (2) dan (3) berlaku dalam setiap sidang-
sidang Kongres KMD.

BAB XII
Pimpinan Sidang Kongres
Pasal 22
1. Pimpinan Sidang Kongres I KMD untuk pertama kalinya dipimpin oleh Panitia
Pelaksana Kongres I dan bersifat sementara sampai terpilihnya Pimpinan Sidang
Kongres I.
2. Pimpinan Sidang Kongres I KMD sementara bertugas memimpin sidang pleno
untuk menetapkan tata tertib dan pemilihan Pimpinan Sidang Kongres I KMD Tetap
yang dipilih dari dan oleh peserta Kongres I yang hadir pada sidang Pleno.
3. Pimpinan Sidang Kongres KMD terpilih terdiri dari 3 (tiga) orang yang diajukan
oleh anggota Kongres dan dipilih secara terbuka.
4. Pimpinan Sidang Kongres KMD memiliki hak dan kedudukan yang sama dalam
memimpin kelancaran dan tertibnya penyelenggaraan sidang-sidang dan rapat-rapat
dalam Kongres.
Pasal 23
Kongres Luar Biasa
1. Kongres Luar Biasa dilaksanakan untuk membahas dan memutuskan persoalan
organisasi.
2. Kongres Luar Biasa dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, termasuk kesepakatan
pembubaran asosiasi.

Pasal 24
Rapat Kerja Nasional
1. Melakukan penilaian terhadap pelaksanaan program kerja dan menetapkan
pelaksanaan selanjutnya.
2. Diselenggarakan sedikitnya sekali dalam satu tahun.

Pasal 25
Rapat Paripurna Pengurus
3. Mengadakan penilaian tehadap pelaksanaan program umum dan menetapkan
pelaksanaan selanjutnya.
4. Rapat tahunan diselenggarakan sedikitnya 1 kali dalam satu tahun.
5. Sekurang-kurangnya dihadiri oleh lebih dari setengah bahagian angota Dewan
Pimpinan Pusat.

Pasal 26
Rapat Khusus Pengurus
1. Dihadiri oleh seluruh pengurus, dilaksanakan di pusat kedudukan organisasi.
2. Dilaksanakan minimal 3 (tiga) bulan sekali.

Pasal 27
Rapat Koordinasi Antar Departemen
1. Dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat dan seluruh pengurus Departemen.
2. Dilaksanakan minimal 5 (lima) bulan sekali.
BAB XIII
HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pasal 28
Hak bicara dan hak suara peserta :
1. Hak bicara hakekatnya menjadi hak perorangan yang penggunaannya diatur
dalam setiap rapat.
2. Hak suara anggota dipergunakan dalam pengambilan keputus dan pada sasarnya
dimiliki oleh peserta.
3. Hak bicara, yaitu hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan
usulan kepada pimpinan sidang, baik secara lisan maupun secara tulisan.
4. Hak suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
5. Hak memilih, yaitu hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.
6. Hak dipilih, yaitu hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.
7. Hak peserta peninjau hanyalah hak bicara.
8. Kewajiban peserta penuh dan peninjau:
a. Menaati tata tertib persidangan/permusyawaratan.
b. Menjaga ketenangan persidangan.
c. Berpartisipasi dalam mencari penyelesaian permasalahan yang di bicarakan
dan ikut serta ikut menyumbang buah fikiran yang positif dan bermanfaat.

BAB XIV
PERSIDANGAN
Pasal 27
1. Sidang merupakan forum formal dalam organisasi dalam upaya menghasilkan
keputusan, yang kemudian akan menjadi sebuah ketetapan dan aturan-aturan
yang jelas dalam organisasi.
2. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat seluruh elemen organisasi selama
belum diadakan perubahan. Keputusan ini sifatnya final, sehingga berlaku bagi
pihak yang setuju maupun tidak setuju, hadir atau tidak hadir dalam persidangan.
3. Presidium sidang dipilih dari dan oleh peserta melalui Sidang Pleno yang dipandu
oleh Panitia Pengarah (Steering Committee). Presidium Sidang bertugas untuk
memimpin dan mengatur jalannya sidang seperti aturan yang disepakati bersama.
Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib
persidangan.
4. Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau, dipimpin oleh Presidium Sidang,
membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi itu.
5. Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing komisi. Anggota masing-masing komisi
adalah peserta penuh dan atau peserta peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno.
6. Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu oleh Sekretaris Sidang Komisi;
Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi dalam komisi tersebut; Sidang
Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari komisi yang bersangkutan.
7. Peserta sidang ditentukan berdasarkan tata tertib yang telah disepakati, terdiri dari
peserta aktif, pasif dan peninjau.
8. Notulen sidang bertugas untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi pada rapat. Notulen
sidang dipilih dari dan oleh peserta melalui sidang pleno yang dipandu oleh panitia pengarah
(steering committee).
9. Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat sidang
dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dalam masyarakat.
10.Sanksi peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan
dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan
saran dan usulan peserta

BAB XV
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 28
1. Keuangan dan kekayaan KMD diperoleh dari :
a. Iuran anggota, yang diatur dalam Peraturan Asosiasi.
b. Bantuan dan sumbangan yang tidak mengikat, baik pemerintah dan swasta.
c. Penghasilan atau pendapatan dari usaha lain-lain yang sah diselenggarakan
oleh organisasi.
2. Iuaran anggota diatur dalam peraturan organisasi.
3. Penggunaan keuangan dan kekayaan asosiasi wajib dipertanggungjawabkan
dalam forum-forum yang akan ditentukan dalam peraturan organisasi.
BAB XVI
PEMBENTUKAN BADAN USAHA

Pasal 29
1. Pembentukan Badan Usaha dalam rangka pelaksanaan program mensejaterakkan
anggota sangat dimungkinkan sejauh tidak menyimpang dan bertentangan
dengan AD/ART Organisasi.
2. Pembentukan Badan Usaha dimaksud Pasal 29 ayat (1) tidak boleh menyebabkan
timbulnya tumpang-tindih fungsi, wewenang dan tanggungjawab dalam tubuh
Organisasi.
3. Pengelola Badan Usaha akan diangkat dan diberhentikan oleh pengurus dalam
rapat Paripurna.
4. Ketentuan lain mengenai pembentukan dan pengelolaan Badan Usaha,
selanjutnya akan diatur tersendiri dalam Peraturan Organisasi.

BAB XVII
PERUBAHAN DAN/ATAU PENYEMPURNAAN
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 30
1. Perubahan dan/atau penyempurnaan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah
Tangga (ART) dilakukan oleh Kongres.
2. Perubahan dan/atau penyempurnaan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah
Tangga (ART) dilakukan apabila :
a. Sudah tidak sesuai dengan situasi dan kondisi Organisasi.
b. Terjadi perubahan undang-undang atau peraturan daerah yang mendasari dan
memayungi kehadiran Organisasi.
BAB XVIII
PENUTUP

Pasal 31
1. Hal-hal yang belum diatur ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur
dalam Peraturan Organisasi.
2. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) ini berlaku sejak
ditetapkan.

Ditetapkan di : Cirebon
Pada Tanggal : Juli 2018

Tim Perumus :

1. Teguh Joko P (Ketua/Anggota) 1. ͙͙͙


͙͙
͙͙ ͙
2. Yos Setyoso (Anggota) 2. ͙͙͙
͙͙
͙͙ ͙
3. Lisa Wijayanti, SE (Anggota) 3. ͙͙͙
͙
͙͙͙͙
4. Andiez (Anggota) 4. ͙͙͙
͙͙
͙͙ ͙
5. Puji (Anggota) 5. ͙͙͙
͙͙
͙͙ ͙
6. Wawan (Anggota) 6. ͙͙͙
͙͙
͙͙ ͙
7. Trisye (Anggota) 7. ͙͙͙
͙͙
͙͙ ͙

Anda mungkin juga menyukai