Anda di halaman 1dari 24

BADAN PIMPINAN

ORGANISASI PGRI
PGRI memiliki tata urutan / tingkat
organisasi dengan susunan sebagai
berikut :

a.Tingkat Nasional
b.Tingkat Provinsi / Daerah Istimewa
c. Tingkat Kabupaten / Kota
d.Tinkat Kecamatan / Cabang Khusus
e.Tingkat Ranting / Ranting Khusus.
Forum Organisasi
a. Kongres
b. Kongres Luar Biasa
c. Konferensi Kerja Nasional (Konkernas)
d. Konferensi PGRI Provinsi (Konprov)
e. Konferensi Luar Biasa PGRI Provinsi (Konprovlub)
f. Konferensi Kerja PGRI Provinsi (Konkerprov)
g. Konferensi PGRI Kabupaten/Kota (Konkab/Konkot)
h. Konferensi Luar Biasa PGRI Kabupaten/Kota
(Konkablub/Konkotlub)
i. Konferensi Kerja PGRI Kabupaten/Kota (Konkerkab/ Konkerkot)
j. Konferensi PGRI Cabang/Cabang khusus (Koncab/Koncabsus)
k. Konferensi Luar Biasa PGRI Cabang/Cabang khusus
(Koncablub/Koncabsuslub)
l. Konferensi Kerja PGRI Cabang/Cabang khusus
(Konkercab/Konkercabsus)
m. Rapat Anggota PGRI Ranting (Rapran)
n. Rapat Pengurus dan pertemuan lain
Perangkat Kelengkapan Organisasi
PGRI
1) Badan Pimpinan Organisasi
2) Dewan Pembina
3) Dewan Pakar
4) Asosiasi Profesi dan Keahlian sejenis
5) Dewan Kehormatan Guru Indonesia
6) Lembaga Konsultasi Dan Bantuan Hukum
7) Badan Pembina Lembaga Pendidikan
8) Badan Usaha
9) Perempuan PGRI
10) PGRI Smart Learning and Character Center (SLCC)
11) Lembaga Kajian Kebijakan Pendidikan
12) Badan Khusus
Badan Pimpinan Organisasi
a. Pengurus Tingkat Nasional disebut :
Pengurus Besar PGRI.
b. Pengurus Tingkat Provinsi disebut :
Pengurus PGRI Provinsi.
c. Pengurus Tingkat Kabupaten/Kota disebut :
Pengurus PGRI Kabupaten/Kota.
d. Pengurus Tingkat Cabang/Cabang Khusus
disebut:
Pengurus PGRI Cabang/Cabang Khusus.
e. Pengurus Tingkat Ranting disebut :
Pengurus PGRI Ranting.
Dewan Pembina
1) Badan Pimpinan Organisasi tk pusat sampai ranting
dibantu oleh Dewan Pembina yang diangkat,
disahkan, dan berhenti bersama-sama dengan
pengurus badan pimpinan organisasi ybs. Oleh
forum organisasi yang memilihnya.
2) Dewan Pembina bertugas memberi pembinaan yang
bersifat konsultatif dan fasilitatif kepada badan
pimpinan organisasi.
3) Dewan Pembina terdiri dari unsur tokoh pendidikan,
kebudayaan, masyarakat, dan para ahli
4) Masa bakti kepengurusan Dewan Pembina sama
dengan masa bakti kepengurusan badan pimpinan
organisasi sesuai tingkatannya
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan, uraian
tugas, fungsi, dan cara kerja diatur dalam ART
Dewan Pakar
1) Badan Pimpinan Organisasi tk pusat sampai ranting
dibantu oleh Dewan Pakar yang diangkat, disahkan,
dan berhenti bersama-sama dengan pengurus
badan pimpinan organisasi ybs. Oleh forum
organisasi yang memilihnya.
2) Dewan Pakar berfungsi membantu badan pimpinan
organisasi merumuskan kebijakan strategis yang
berhubungan dengan program organisasi.
3) Dewan Pakar terdiri dari unsur cendekiawan yang
memiliki kepakaran sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
4) Masa bakti kepengurusan Dewan Pakar ditetapkan
sama dengan masa bakti kepengurusan Badan
Pimpinan organisasi sesuai tingkatannya
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan, uraian
tugas, fungsi, dan cara kerja Dean Pakar diatur
dalam ART
Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis

1) Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis di bidang pendidikan


dibentuk oleh badan pimpinan organisasi .
2) APKS yang dimaksud pada ayat (1) berkedudukan dari
tingkat nasional sampai dengan Kabupaten / Kota.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan kepengurusan,
status, kedudukan, tugas, dan wewenang APKS diatur
dalam ART.
Dewan Kehormatan Guru Indonesia

1) Badan Pimpinan Organisasi membentuk Dewan


Kehormatan Guru Indonesia , dapat terdiri atas unsur
Dewan Pembina, unsur Dewan Pakar , unsur Badan
Pimpinan Organisasi, unsue APKS dn Keahlian sejenis,
dan unsur keahlian yang relevan sesuai dengan
keperluan.
2) Dewan Kehormatan Guru Indonesia bertugas
menegakkan Kode Etik Guru Indonesia memberikan
pendapat, pertimbangan , dan saran atas pelanggaran
Kode Etik Guru Indonesia oleh guru kepada badan
pimpinan organisasi.
3) Ketentuan lain lebih lanjut mengenaisusunan , uraian
tugas, fungsi, dan cara kerja Dewan Kehormatan Guru
Indonesia diatur dalam ART .
ADAPUN PENJELASAN ALAT
KELENGKAPAN ORGANISASI
SELENGKAPNYA DAPAT DI BACA DI
DALAM AD/ART PGRI MASA BAKTI XXII
Badan Khusus
Badan Khusus PGRI adalah badan yang
berfungsi melaksanakan sebagian tugas
organisasi untuk mencapai tujuan tertentu
dalam kurun waktu tertentu.
Badan kusus dapat dibentuk antara lain ;
kelompok kerja, panitia dan/atau nama lain
yang sejalan dengan kebutuhan
perjuangan organisasi.
Contoh Badan Khusus

1 Majalah Suara Guru Nasional


Majalah Derap Guru Jawa
2 Jateng
Tengah
3 Danset Jateng

4 BPR Guru Jawa Tengah Jateng


ORGANISASI TINGKAT NASIONAL
1. Organisasi Tingkat Nasional
merupakan Institusi tertinggi
2. Kongres merupakan pemegang
kedaulatan tertinggi organisasi.
3. Organisasi tingkat nasional
berkedudukan di Ibukota
Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
a. Pengurus Tingkat Nasional terdiri :
1) Pengurus Besar PGRI
2) Dewan Pembina
3) Dewan Pakar
4) Asosiasi Profesi dan Keahlian sejenis
5) Dewan Kehormatan Guru Indonesia
6) Lembaga Konsultasi Dan Bantuan Hukum
7) Badan Pembina Lembaga Pendidikan
8) Badan Usaha
9) Perempuan PGRI
10) PGRI Smart Learning and Character Center
(SLCC)
11) Lembaga Kajian Kebijakan Pendidikan
12) Badan Khusus Tk. Nas.
Pengurus Besar PGRI
Kepengurusan di dalam Pengurus Besar berjumlah
29 orang dengan susunan sebagai berikut:
1). 1 (satu) orang Ketua Umum
2). 7 (tujuh) orang Ketua
3). 1 (satu) oramg Sekretaris
4). 4 (empat) orang Wakil Sekretaris
5). 1 (satu) orang Bendahara
6). 1 (satu) orang Wakil Bendahara
7). 14(empat belas) orang ketua Departemen
Pemilihan Pengurus Besar
1. Pengurus Besar dipilih dalm Kongres
2. bakal calon pengurus besar diusulkan
oleh ;
a. Pengurus Besar
b. Pengurus Provinsi / Daerah
Istimewa
c. Pengurus Kabupaten/Kota

Usul paling lambat 2 (dua) bulan sebelum


pelaksanaan Kongres.
Tata cara pencalonan ;

◦ 1. Pengurus Besar, Pengurus Prov./DI,


Kabupaten/Kota /Kota Administrasi berhak
mencalonkan paling banyak29 (dua puluh
sembilan) bakal calon yang memenuhi syarat
sesuai Pasal 28.

◦ 2. Calon Pengurus Besar Wajib tercatat dalam


daftar calon yang diusulkan.
 TATA CARA DAN PROSES PEMILIHAN PENGURUS
BESAR
◦ 1. Pemilihan dipimpin oleh Panitia Pemilihan PB yg
susunan dan keanggotaannya disahkan oleh Kongres
◦ 2. Tata terib dan daftar calon pengurus disahkan oleh
kongres .
◦ 3. Pengurus Besar dipilih oleh peserta kongres yang
memilki hak suara.
◦ 4. Peserta yang memiliki hak suara memilih ;
a. Ketua Umum (F1)
b. Tujuh Ketua dalam satu paket (F2), dan
c. Sekretaris (F3) dalam waktu yang besamaan
melalui pemungutan suara secara bebas dan rahasia.
5. Sembilan Pengurus terpilih didampingi
seorang pengurus lama menjadi formatur
yang bertugas melengkapi susunan
Pengurus Besar yang diambil dari daftar
calon Pengurus Besar yang sudah disahkan
dalam kongres.
6. Susunan Pengurus Besar harus memperhati

kan keterwakilan jender 20% disamping


juga memperhatikan keterwakilan dari
anggota dari masing – masing jenis dan
jenjang satuan pendidikan.
7. Sebelum melaksanakan tugas seluruh
pengurus mengucapkan janji dihadapan
peserta kongres.
8. Pemilihan Pengurus di Tingkat Provinsi
dan Kabupaten / Kota
Pemilihan Pengurus di Tingkat Provinsi dan
Kabupaten / Kota, dengan mekanisme masa
bakti lima tahunan melalui Forum organisasi
tertinggi .
Di Tinkat Provinsi Forum tertinggi organisasi
disebut Konferensi, yang diselenggarakan
setiap lima tahun sekali, selambat – lambatnya
6 (enam) bulan setelah Kongres
Tingkat Kabupaten / Kota forum Organisasi
tertinggi disebut koferensi Kabupaten / Kota
yang diselenggarakan selambat lambatnya 6
(enam) bulan setelah Konferensi di Tingkat
Provinsi.
Tugas dan Tanggung jawab
Pengurus PGRI Memastikan:
1. PGRI dikelola sebagai organisasi profesi
guru Indonesia yang baik dan benar.
2. PGRI harus menjadi organisasi profesi
guru yang kuat dan bermartabat.
3. PGRI mitra strategis pemerintah dalam
mewujudkan guru yang profesional,
sejahtera, terlindungi, dan bermartabat
dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan untuk kemajuan bangsa dan
negara.
Optimaliasi Kegiatan dan Agenda
Perjuangan

Kegiatan PGRI harus bersumber pada fungsi


dan Kewenangan Organisasi Profesi (Pasal 41
Ayat (2) dan Pasal 42 UUGD)
Intensitas komunikasi dan informasi,
maksimalkan Medsos
Jika ada kegiatan lain untuk mendukung
terselenggaranya kegiatan
Pengurus PGRI harus mempunyai agenda
perjuangan yang jelas sesuai kebutuhan dan
aspirasi anggota.
Optimalisasi Kegiatan dan Agenda
Perjuangan

Upaya peningkatan profesionalitas


anggota sulit terwujud, jika tidak
diimbangi upaya peningkatan
kesejahteraannya.
PGRI harus memastikan semua aspirasi
anggota (semua pendidik dan tenaga
kependidikan) diserap, diakomodasi, dan
diperjuangkan, terutama hak-haknya.
Penataan dan Pengembangan
Perangkat Kelengkapan
SLCC dan Asosiasi Profesi (menjadi
unggulan organisasi profesi, sudah
terbentuk hampir disetiap tingkat provinsi
dan kabupaten/kota, untuk mempertajam
aktivitas profesi)
Semua perangkat kelengkapan organisasi
harus tunduk pada ketentuan organisasi
Yang harus ada adalah DKGI, LKBH, SLCC
dan Asosiasi Profesi DAN Keahlian Sejenis
(APKS)

Anda mungkin juga menyukai