Anda di halaman 1dari 50

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

KOALISI KAWALI INDONESIA LESTARI

ANGGARAN DASAR
BAB I
NAMA, KEDUDUKAN DAN WAKTU PENDIRIAN

Pasal 1

Organisasi ini bernama Koalisi Kawal Lingkungan Hidup ( KAWALI) Indonesia Lestari ,
disingkat KAWALI.

Pasal 2

Organisasi ini berkedudukan di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Pasal 3

Organisasi ini didirikan pada tanggal 01 November 2014 di Jakarta, dan disahkan pada
tanggal 07 September 2019 di Jakarta untuk waktu yang tidak terbatas.

BAB II
ASAS DAN NILAI

Pasal 4

KAWALI berasaskan Pancasila.

Pasal 5

Nilai-nilai yang dianut dalam KAWALI: hak asasi manusia; kelestarian lingkungan; kearifan
nilai-nilai adat; demokrasi; keadilan (sosial, ekonomi, hukum, budaya, dan gender); non
sektarian; non partisan; perdamaian dan anti kekerasan; anti diskriminasi; solidaritas.

BAB III
SIFAT DAN TUJUAN

Pasal 6
KAWALI merupakan gerakan lingkungan hidup dan Hak Asasi Manusia yang bersifat
terbuka dan independen.

Pasal 7
KAWALI bertujuan untuk memperjuangkan terwujudnya pengakuan hak atas lingkungan
hidup dan dilindungi serta dipenuhinya hak asasi manusia sebagai bentuk tanggung jawab
negara atas pemenuhan sumber-sumber kehidupan rakyat.
BAB IV
PERAN DAN FUNGSI ORGANISASI

Pasal 8
Peran KAWALI

KAWALI berperan memperjuangkan lingkungan hidup dan hak asasi manusia, sesuai dengan
nilai-nilai dan tujuan organisasi.

Pasal 9
Fungsi KAWALI
KAWALI berfungsi:

1. Sebagai penguat, pemberdaya, pendukung, dan pelaku perjuangan lingkungan hidup dan
hak asasi
manusia berdasarkan inisiatif rakyat.
2. Sebagai organisasi yang mendorong lahirnya berbagai kebijakan dan sistem yang berpihak
kepada
rakyat.
3. Sebagai organisasi yang melahirkan, merumuskan dan menyebarkan gagasan, ide,
pengetahuan
tentang lingkungan dan hak asasi manusia.

BAB V
BENTUK ORGANISASI

Pasal 10
KAWALI berbentuk Yayasan.

BAB VI
LINGKUP KEGIATAN

Pasal 11
Kegiatan KAWALI meliputi:
1. Penyelamatan Lingkungan Hidup;
2. Pendidikan kritis;
3. Pengorganisasian rakyat;
4. Kampanye dan riset;
5. Menggalang aliansi masyarakat sipil; dan
6. Menggalang dukungan publik.

BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN

Pasal 12
Struktur organisasi KAWALI terdiri dari Musyawarah Nasional, Dewan Pendiri, Dewan
Nasional, Direktur Eksekutif Nasional KAWALI, KAWALI Daerah dan Anggota KAWALI.

Pasal 13
Musyawarah Nasional adalah forum pengambilan keputusan tertinggi dalam organisasi yang
berwenang untuk menetapkan sekurang-kurangnya:
1. Anggaran Dasar KAWALI.
2. Anggaran Rumah Tangga KAWALI
3. Garis-garis Besar Program KAWALI.
4. Kepengurusan KAWALI.
5. Keanggotaan KAWALI.

Pasal 14
Kepengurusan KAWALI Terdiri dari Dewan Pendiri, Dewan Nasional, Direktur Eksekutif
Nasional KAWALI dan KAWALI Daerah.

BAB VIII
DEWAN PENDIRI

Pasal 15
Dewan Pendiri adalah sekelompok orang yang mempelopori berdirinya KAWALI pada
tanggal 01 November 2014, yaitu:
1. Puput TD Putra;
2. Antama Lasadea
3. Mustaqiem Dahlan
4. Bagong Suyoto

Pasal 16
Dewan Pendiri bertugas, bewenang dan berhak untuk:
1. Dewan Pendiri bertugas sebagai pengawas umum terhadap jalannya organisasi.
2. Dewan Pendiri mempunyai hak suara dan hak bicara dalam berbagai forum di KAWALI.
3. Dewan Pendiri berhak mengambil keputusan akhir bila terjadi deadlock dalam
Musyawarah Nasional
atau Musyawarah Nasional Luar Biasa.
4. Dewan Pendiri berhak Mendapatkan dukungan dari Sekretariat Nasional KAWALI dalam
menjalankan tugas dan fungsinya, sesuai kemampuan dan sumberdaya organisasi.

Pasal 17

Masa Jabatan

1. Ketua dan Anggota Dewan Pendiri dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Dewan
Pendiri.
2. Masa jabatan Dewan Pendiri adalah sepanjang perjalanan organisasi.
3. Keanggotaan dewan pendiri dapat dapat hilang karena mengundurkan diri, meninggal
dunia atau
keputusan dewan pendiri sendiri.
BAB IX
DEWAN NASIONAL

Pasal 18
1. Dewan Nasional adalah representasi Anggota KAWALI yang dipilih dan ditetapkan
melalui
Musyawarah Nasional.
2. Dewan Nasional bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional.
3. Dewan Nasional melakukan Rapat Dewan Nasional minimal setahun sekali.
4. Rapat Dewan Nasional dianggap sah, jika dihadiri oleh ½ + 1 dari Anggota Dewan Nasional
dan tidak
dapat diwakilkan.

Pasal 19
Kriteria dan syarat menjadi Anggota Dewan Nasional KAWALI:
1. Memiliki pengalaman cukup lama bekerja bersama organisasi rakyat.
2. Memiliki pengalaman terlibat dalam proses kebijakan lingkungan hidup dan hak asasi
manusia.
3. Memiliki kredibilitas, integritas dan loyalitas terhadap KAWALI dan gerakan lingkungan
hidup dan
hak asasi manusia di Indonesia.

Pasal 20
Dewan Nasional berwenang dan berhak untuk:
1. Mengawasi program dan keuangan serta kekayaan organisasi.
2. Meminta laporan perkembangan terkait program dan keuangan kepada Sekretaris Jenderal
dalam
Rapat Kerja Nasional KAWALI.
3. Mendapatkan dukungan dari Sekretariat Nasional KAWALI dalam menjalankan tugas dan
fungsinya,
sesuai kemampuan dan sumberdaya organisasi.

Pasal 21

Kewajiban Dewan Nasional:


1. Menjalankan mandat Musyawarah Nasional.
2. Bersama Direktur Eksekutif Nasionall menyelenggarakan Musyawarah Nasional.
3. Memberikan pertanggungjawaban penggunaan dana secara tertulis pada Muasyawarah
Nasional

Pasal 22
Keanggotaan Dewan Nasional:
1. Ketua dan Anggota Dewan Nasional dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional.
2. Keanggotaan berjumlah maksimal 5 orang dan minimal 3 orang, terdiri dari 1 orang ketua
dan
anggota yang dipilih dalam Musyawarah Nasional dengan mempertimbangkan representasi
perempuan
3. Anggota Dewan Nasional dinyatakan berhenti jika:
a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri.
c. Berhalangan tetap.
d. Melanggar AD/ART

BAB X
DIREKTUR EKSEKUTIF NASIONAL

Pasal 23
Direktur Eksekutif Nasional KAWALI adalah representasi Organisasi KAWALI.

Pasal 24
Direktur Eksekutif Nasional KAWALI dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional.

Pasal 25
Kriteria dan syarat Direktur Eksekutif Nasional KAWALI:
1. Memiliki pengalaman bekerja bersama organisasi rakyat.
2. Memiliki pengalaman terlibat dalam proses kebijakan lingkungan hidup dan hak asasi
manusia.
3. Memiliki kapasitas dan pengalaman dalam membangun jaringan dan menggali sumber
pendanaan
bagi organisasi.
4. Memiliki kredibilitas, integritas dan loyalitas terhadap KAWALI dan gerakan lingkungan
hidup dan
hak asasi di Indonesia.

Pasal 26
Direktur Eksekutif Nasional KAWALI berkewajiban untuk:
1. Menjalankan mandat Musyawarah Nasional.
2. Memimpin gerakan dan perjuangan lingkungan hidup dan hak asasi manusia.
3. Menjalin kerjasama dengan pihak lain, selama tidak bertentangan dengan pandangan dasar,
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KAWALI.
4. Memprioritaskan dana dan sumber daya yang dimiliki organisasi untuk keperluan gerakan
dan
perjuangan lingkungan hidup dan hak asasi manusia.
5. Bersama Dewan Nasional menyelenggarakan Musyawarah Nasional KAWALI.
6. Menyebarluaskan gagasan dan informasi perkembangan gerakan perjuangan lingkungan
hidup dan
hak asasi manusia kepada anggota dan masyarakat luas.
7. Menjaga nama baik KAWALI.

Pasal 27
Direktur Eksekutif Nasional KAWALI berwenang dan berhak untuk:
1. Membentuk struktur pengurus Sekretariat Nasional KAWALI.
2. Mengangkat dan memberhentikan staf personalia di Sekretariat Nasional KAWALI.
3. Membentuk dan menetapkan badan-badan ad-hoc sesuai dengan kebutuhan dan mandate
organisasi.
4. Bertindak dan berwenang untuk dan atas nama organisasi dalam mengeluarkan pernyataan
dan/atau pernyataan politik.
5. Bertindak dan berwenang untuk dan atas nama organisasi dalam menjalin kerjasama
dengan pihak
lain; dan melakukan usaha-usaha untuk mencapai tujuan organisasi.
6. Mengesahkan pembentukan struktur KAWALI Daerah.
7. Memberi arahan dan instruksi kepada KAWALI Daerah dalam rangka mendukung kerja
organisasi.
8. Meminta laporan kegiatan yang dijalankan oleh KAWALI Daerah.
9. Mendapatkan dan menggunakan fasilitas KAWALI untuk mendukung kerja organisasi.

Pasal 28
Direktur Eksekutif Nasional KAWALI berhenti atau diberhentikan jika:
1. Meninggal dunia.
2. Mengundurkan diri.
3. Berhalangan tetap.
4. Melanggar AD/ART KAWALI.

Pasal 29
1. Jika Direktur Eksekutif Nasional KAWALI berhenti karena alasan sebagaimana dalam
pasal 25 poin 1,
2 dan 3 maka Ketua Dewan Nasional menjalankan fungsi Direktur Eksekutif Nasional
KAWALI dan
mempersiapkan pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa selambat-lambatnya 6
bulan.
2. Jika Direktur Eksekutif Nasional KAWALI melanggar AD/ART KAWALI maka anggota
dapat
mengusulkan Musyawarah Nasional Luar Biasa untuk memberhentikan dan mengganti
Direktur
Eksekutif Nasional KAWALI.

BAB XI
KAWALI DAERAH

Pasal 30
1. KAWALI Daerah adalah pelaksana mandat dan program KAWALI pada tingkat daerah
yang
dikoordinasikan oleh Direktur Eksekutif Nasional KAWALI.
2. KAWALI Daerah dibentuk oleh anggota sesuai dengan kondisi keanggotaan dan dinamika
wilayah.
3. KAWALI Daerah disahkan melalui Surat Keputusan Direktur Eksekutif Nasional
KAWALI.
4. Pengesahan KAWALI Daerah dihadiri oleh Direktur Eksekutif Nasional KAWALI dan
Dewan Nasional.

Pasal 31
Kriteria dan syarat Koordinator KAWALI Daerah:
1. Memiliki pengalaman bekerja bersama organisasi rakyat.
2. Memiliki pengalaman terlibat dalam proses kebijakan lingkungan hidup dan hak asasi
manusia.
3. Memiliki kemampuan mengkonsolidasikan gerakan lingkungan hidup dan hak asasi
manusia di
daerahnya.
4. Memiliki kredibilitas, integritas dan loyalitas terhadap KAWALI dan gerakan lingkungan
hidup dan
hak asasi manusia di Indonesia.

Pasal 32
KAWALI Daerah berkewajiban untuk:
1. Melayani anggota dalam hal informasi, pengorganisasian, pendidikan, dan advokasi.
2. Mendorong dan memfasilitasi terbentuknya front perjuangan lingkungan hidup dan hak
asasi
manusia di daerah.
3. Menjalankan arahan dan instruksi Direktur Eksekutif Nasional KAWALI.

Pasal 33
KAWALI Daerah berwenang untuk:
1. Melakukan tindakan cepat dalam membantu anggota yang mengalami represi, sebagai
resiko
perjuangan yang terjadi di dalam perjuangan lingkungan hidup dan hak asasi manusia.
2. Mencari dan menggalang dana untuk kepentingan organisasi sejauh tidak bertentangan
dengan
AD/ART dan keputusan organisasi.

Pasal 34
KAWALI Daerah berhak mendapatkan dukungan logistik dalam menjalankan mandat
Sekretariat Nasional dan mandat Musyawarah Nasional KAWALI di daerahnya.

BAB XII
MASA KEPENGURUSAN

Pasal 35
Masa kepengurusan KAWALI selama 4 (empat) tahun dan/atau di antara dua Musyawarah
Nasional/Musyawarah Nasional Luar Biasa.

Pasal 36
Kepengurusan KAWALI yang dipilih melalui Musyawarah Nasional hanya berlaku untuk
satu periode, dan hanya dapat dipilih untuk satu periode berikutnya.

BAB XIII
MUSYAWARAH NASIONAL DAN MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA

Pasal 37
1. Musyawarah Nasional (Munas) adalah forum pengambilan keputusan tertinggi dalam
organisasi.
2. Musyawarah Nasional dihadiri oleh anggota, calon anggota, dan undangan-undangan.
3. Musyawarah Nasional menetapkan rencana strategis organisasi di tingkat internasional,
nasional
dan wilayah.
Pasal 38
1. Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) adalah forum pengambilan keputusan
tertinggi dalam
organisasi untuk memberhentikan Direktur Eksekutif Nasional KAWALI lama dan
memilih Direktur
Eksekutif Nasional KAWALI baru.
2. Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diselenggarakan apabila:
a. Direktur Eksekutif Nasional KAWALI tidak dapat menjalankan mandat Musyawarah
Nasional
dikarenakan meninggal dunia, berhalangan tetap atau mengundurkan diri.
b. Direktur Eksekutif Nasional KAWALI dianggap menyimpang dari AD/ART.
c. Diusulkan oleh 2/3 Anggota KAWALI secara tertulis dan diajukan kepada Dewan
Nasional.
3. Musyawarah Nasional Luar Biasa diselenggarakan oleh Dewan Nasional

BAB XIV
RAPAT KEPENGURUSAN

Pasal 39
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) adalah rapat pleno yang dihadiri oleh Sekretariat Nasional,
Dewan Nasional, dan KAWALI Daerah.

Pasal 40
Rapat Konsolidasi Daerah adalah rapat pleno yang dihadiri oleh Anggota KAWALI,
KAWALI Daerah dan Direktur Eksekutif Nasional KAWALI

BAB XV
ANGGOTA KAWALI

Pasal 41
Anggota KAWALI adalah organisasi rakyat, organisasi non-pemerintah, Komunitas Pecinta
Alam (KPA)/Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) dan anggota individu sebagai anggota
kehormatan yang berada di wilayah Indonesia maupun di luar Indonesia, yang mempunyai
keberpihakan dan tujuan yang sama dengan KAWALI.

Pasal 42
Keanggotaan organisasi rakyat:
1. Keanggotaan organisasi rakyat hanya dapat diberikan kepada organisasi petani, organisasi
nelayan,
organisasi masyarakat adat, organisasi perempuan dan organisasi rakyat lain yang
mendukung
perjuangan lingkungan hidup dan hak asasi manusia.
2. Organisasi rakyat yang dimaksud dalam ayat (1) adalah organisasi rakyat yang berbasis
komunitas
minimal setingkat Kabupaten.
3. Organisasi rakyat yang menjadi Anggota KAWALI adalah yang memiliki basis
massa/anggota yang
luas, mengenai jumlah keanggotaan diatur kemudian di dalam Anggaran Rumah Tangga,
ataupun
aturan lain organisasi.
Pasal 43
Keanggotaan Organisasi Non-Pemerintah, Komunitas Pecinta Alam (KPA) dan Mahasiswa
Pecinta Alam (Mapala):
Organisasi non-pemerintah Komunitas Pecinta Alam (KPA)dan Mahasiswa Pecinta Alam
(Mapala) yang bisa menjadi Anggota KAWALI adalah organisasi yang memiliki tujuan,
agenda, dan program yang terkait dengan lingkungan hidup dan hak asasi manusia.

Pasal 44
Keanggotaan Kehormatan
1. Keanggotaan kehormatan diberikan kepada individu yang memiliki kepedulian tinggi
terhadap
perjuangan KAWALI.
2. Anggota kehormatan diangkat oleh Direktur Eksekutif Nasional atas persetujuan Dewan
Nasional.
3. Anggota kehormatan hanya memiliki hak bicara di dalam Musyawarah Nasional.

Pasal 45
Calon Anggota
Calon Anggota dapat diterima jika mengusulkan keanggotaanya kepada KAWALI Daerah
dan penetapan Calon Anggota menjadi anggota hanya dapat ditetapkan setelah mendapat
persetujuan dalam Musyawarah Nasional.

Pasal 46
Kewajiban Anggota KAWALI
Setiap Anggota KAWALI berkewajiban:
1. Mengkonsolidasikan, mengorganisir, memobilisir, dan mengupayakan perjuangan-
perjuangan
lingkungan hidup dan hak asasi manusia.
2. Membayar iuran, mengenai mekanisme dan jumlahnya diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga, atau
aturan lain organisasi.
3. Menjaga nama baik organisasi.
4. Melaksanakan nilai-nilai KAWALI yang terkandung pada Pasal 5 Bab II.
5. Menyampaikan informasi mengenai perkembangan dan program yang dijalankannya yang
berkaitan
dengan lingkungan hidup dan hak asasi manusia.
6. Memberikan dukungan kepada Pengurus dalam menanggapi atau merespon perkembangan
tertentu yang terkait dengan agenda-agenda lingkungan hidup dan hak asasi manusia.

Pasal 47
Hak Anggota KAWALI
Setiap Anggota KAWALI berhak:
1. Diundang dan menghadiri Musyawarah Nasional.
2. Mendapatkan layanan informasi dan akses-akses organisasi dari kepengurusan KAWALI.
3. Menyampaikan pendapat, masukan, usulan, kritik pada Pengurus KAWALI, baik secara
lisan maupun
tulisan.
4. Mendapatkan dukungan logistik dari Sekretariat Nasional KAWALI sesuai
kemampuannya untuk
menjalankan mandat Musyawarah Nasional.
5. Mendapatkan layanan organisasi untuk kepentingan penguatan pendidikan, kaderisasi dan
organisasi.

BAB XVI
KEUANGAN

Pasal 48
Keuangan diperoleh dari:
1. Iuran anggota.
2. Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan AD/ART
organisasi.
3. Hasil usaha yang tidak bertentangan dengan AD/ART organisasi.
4. Kerjasama-kerjasama dengan pihak lain yang tidak bertentangan dengan AD/ART
organisasi.

Pasal 49
Segala sesuatu pemasukan dan pengeluaran keuangan dicatat oleh Pengurus KAWALI, dan
pengaturan yang lebih lanjut akan dimuat dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XVII
SANKSI DAN PENGHARGAAN

Pasal 50
Sanksi
1. Sanksi organisasi diberikan kepada anggota dan/atau Pengurus yang melakukan
pelanggaran
terhadap AD/ART dan/atau aturan lain organisasi.
2. Bentuk-bentuk sanksi:
a. Anggota:
i. Surat Peringatan.
ii. Status Keanggotaan dibekukan.
iii. Dicabut Keanggotaanya dalam Musyawarah Nasional KAWALI.
b. Pengurus:
i. Surat Peringatan.
ii. Dinonaktifkan.
iii. Dipecat dari Kepengurusan.
3. Mekanisme penilaian dan pemberian sanksi dilakukan oleh Direktur Eksekutif Nasional
KAWALI.
4. Anggota KAWALI dan/atau Pengurus KAWALI yang melakukan pelanggaran tersebut di
atas, berhak
untuk melakukan klarifikasi dan pembelaan dalam forum khusus untuk itu, dan atau dalam
Musyawarah Nasional KAWALI.
Pasal 51
Penghargaan
1. Penghargaan organisasi diberikan kepada anggota KAWALI dan atau pihak lain yang
dinilai telah memberikan kontribusi luar biasa atau signifikan, terhadap kemajuan
lingkungan hidup
dan hak asasi manusia.
2. Mekanisme pemberian dan penilaian pihak-pihak yang akan menerima penghargaan,
dilaksanakan
dalam Musyawarah Nasional KAWALI.
3. Usulan pihak-pihak yang akan menerima penghargaan dilakukan oleh Dewan Nasional
bersama
Direktur Eksekutif Nasional KAWALI dalam Musyawarah Nasional KAWALI.

BAB XVIII
PEMBUBARAN

Pasal 52
Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional dan/atau
Musyawarah Nasional Luar Biasa.

BAB XIX
PENUTUP

Pasal 53
1. Anggaran Dasar ini hanya bisa diubah melalui forum Musyawarah Nasional
2. Segala sesuatu yang belum diatur dan belum jelas dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur
dalam
Anggaran Rumah Tangga dan peraturan lainnya.

ANGGARAN RUMAH TANGGA


BAB I
RAPAT–RAPAT ORGANISASI

Pasal 1
Rapat Kerja Nasional
1. Rapat Kerja Nasional sekurang-kurangnya membahas tentang:
a. Laporan kondisi lingkungan hidup dan hak asasi manusia nasional dan daerah.
b. Perkembangan pelaksanaan program kerja tahunan KAWALI.
c. Perencanaan program kerja tahunan KAWALI.
2. Rapat Kerja Nasional dapat mengambil keputusan apabila dihadiri oleh ½ + 1 dari jumlah
Anggota
Dewan Nasional, Sekretariat Nasional dan KAWALI Daerah.

Pasal 2
Rapat Konsolidasi Daerah
1. Rapat Konsolidasi Wilayah sekurang-kurangnya membahas tentang:
a. Laporan kondisi kondisi lingkungan hidup dan hak asasi manusia nasional dan
daerah.
b. Pembentukan dan penyusunan struktur KAWALI Daerah.
a. Pembahasan program kerja KAWALI Daerah.
2. Rapat Konsolidasi Wilayah dapat mengambil keputusan apabila dihadiri oleh ½ + 1 dari
jumlah
Anggota KAWALI di wilayah tersebut.

BAB II
KEPENGURUSAN

Pasal 3
Dewan Nasional
1. Dewan Nasional menyelenggarakan rapat sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
2. Dalam keadaan dan situasi khusus yang dapat mempengaruhi jalannya organisasi, dapat
diselengarakan Rapat Dewan Nasional yang khusus untuk membahas hal itu.
3. Keadaan khusus yang dimaksud dalam ayat (2) adalah: (a) Ketika ada peristiwa-peristiwa
tertentu
yang mengancam keberadaan organisasi, (b) Adanya kebijakan pemerintah yang mendasar
sehingga
berdampak luas terhadap pelaksanaan kebijakan lingkungan hidup dan hak asasi manusia.
4. Rapat-rapat tersebut diatas dikoordinir oleh Ketua Dewan Nasional KAWALI.

Pasal 4
Direktur Eksekutif Nasional
1. Direktur Eksekutif Nasional KAWALI memimpin Sekretariat Nasional KAWALI.
2. Direktur Eksekutif Nasional KAWALI memutuskan struktur Sekretariat Nasional.
3. Semua personalia Sekretariat Nasional bertanggung jawab kepada Direktur Eksekutif
Nasional
KAWALI.
4. Personalia Sekretariat Nasional yang dimaksud dapat berasal dari Anggota KAWALI atau
perorangan
yang memiliki komitmen terhadap gerakan lingkungan hidup dan hak asasi manusia.
5. Departemen dalam Sekretariat Nasional KAWALI terdiri dari:
a. Departemen Penguatan Organisasi Rakyat.
b. Departemen Advokasi Kebijakan.
c. Departemen Kajian dan Kampanye.
d. Departemen-departemen lain yang dianggap perlu.
6. Selain departemen-departemen Sekretariat Nasional juga didukung oleh staf kerja
administrasi terdiri dari:
a. Manajer keuangan.
b. Sekretaris kantor.
c. Staf kerja administrasi lainnya.
7. Meminta laporan-laporan tentang kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh KAWALI
Daerah dalam
kerangka perjuangan pembaruan agraria.

Pasal 5
KAWALI Daerah
1. KAWALI Daerah dibentuk atas dasar inisiatif dari Anggota KAWALI di daerah yang
bersangkutan.
2. Pada wilayah yang mempunyai Anggota KAWALI lebih dari 1 maka inisiatif pembentukan
KAWALI
Daerah harus melalui Rapat Konsolidasi Daerah yang bersangkutan.
3. Struktur KAWALI Daerah dapat terdiri dari:
a. Departemen Penguatan Organisasi Rakyat.
b. Departemen Advokasi Kebijakan.
c. Departemen Kajian dan Kampanye.
d. Departemen-departemen lain yang dianggap perlu.
4. KAWALI Daerah berkedudukan di tingkat propinsi.

BAB III
KEANGGOTAAN

Pasal 6
Mekanisme penerimaan anggota:
1. Setiap calon anggota yang bersedia menjadi Anggota KAWALI harus membuat pernyataan
secara
tertulis, untuk mematuhi AD/ART dan berbagai peraturan lainnya.
2. Setiap calon anggota harus mendapat dukungan dari 5 anggota aktif KAWALI yang ada di
daerah
dan/atau mendapat rekomendasi dari KAWALI Daerah.
3. Apabila klausul pada ayat 2 tidak terpenuhi, maka setiap calon anggota dapat mengusulkan
diri pada
KAWALI Daerah terdekat dan/atau Sekretariat Nasional.
4. Surat pernyataan kesediaan dan dukungan diserahkan setiap calon anggota kepada
KAWALI Daerah
dan/atau Sekretariat Nasional yang selanjutnya akan ditetapkan keanggotaannya dalam
Musyawarah Nasional KAWALI.
5. Setiap calon anggota sampai ditetapkan keanggotaannya dalam Musyawarah Nasional
KAWALI
mempunyai hak dan kewajiban yang sama, sejak menandatangani surat pernyataan
kesediaan
menjadi Anggota KAWALI kecuali hak suara.

Pasal 7
Rekrutmen keanggotaan KAWALI diutamakan untuk organisasi rakyat yang berbasis
komunitas di tingkat kabupaten dan mempunyai anggota minimal 100 orang.

Pasal 8
Verifikasi Anggota
1. Verifikasi anggota merupakan pendataan kembali anggota yang telah terdaftar.
2. Verifikasi anggota dilakukan oleh Sekretariat Nasional dan KAWALI Daerah.
3. Hal-hal yang diverifikasi adalah:
a. Keberadaan organisasi.
b. Perjuangan dalam gerakan lingkungan hidup dan hak asasi manusia.
BAB IV
KEUANGAN

Pasal 9
Keuangan yang ada diprioritaskan untuk mendukung upaya-upaya penguatan organisasi
rakyat yang menjadi Anggota KAWALI dan organisasi-organisasi yang memperjuangkan
lingkunganhidup dan hak asasi manusia.
BAB V
PEMBUBARAN

Pasal 10
1. Dalam hal terjadi pembubaran KAWALI, maka seluruh harta kekayaan baik yang bergerak
maupun
yang tidak bergerak harus disumbangkan kepada organisasi rakyat yang menjadi Anggota
KAWALI
atau organisasi kaum tani pada umumnya yang memperjuangkan lingkungan hidup dan hak
asasi
manusia.
2. Untuk melaksanakan ayat 1 di atas maka dibentuk kurator.
BAB VI
PENUTUP

Pasal 12
1. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran
Dasar KAWALI.
2. Anggaran Rumah Tangga ini hanya bisa diubah melalui forum Musyawarah Nasional
KAWALI.
3. Segala sesuatu yang belum diatur dalam aturan ini, akan diatur dalam aturan organisasi
lainnya
sejauh tidak bertentangan dengan AD/ART.

Anda mungkin juga menyukai