Anda di halaman 1dari 28

KEPUTUSAN

KONGRES I PROJO
23 Agustus 2014

ANGGARAN DASAR
ANGGARAN RUMAH TANGGA

AD ART PROJO 1
ANGGARAN DASAR PROJO

PEMBUKAAN

Kedaulatan rakyat sesuai dengan amanat sila ke empat Pancasila harus di tegakkan di bumi
Indonesia, karena itu negara dan pemerintahan harus benar – benar bekerja bagi rakyat,
bukan untuk sekelompok orang saja. Sebuah sistem sosial politik yang akuntanbel, bersih dari
praktik korupsi dan tindakan intimidasi harus diwujudkan.

Perubahan harus terus diperjuangkan dengan segenap hati. Indonesia perlu melakukan
perubahan dan Revolusi Mental, dimulai dari pribadi hingga ke pelaksanaan pemerintahan
dan negara. Revolusi Mental harus menjadi sebuah gerakan Nasional. Indonesia harus
menjadi bangsa yang benar – benar merdeka adil dan makmur. Kita harus berani
menggerakkan dan mengarahkan masa depan bangsa kita sendiri dengan restu dan rahmat
Tuhan Yang Maha Esa. Bangsa yang maju, bermartabat dan berkeadilan harus diwujudkan
dengan menjadi bangsa yang berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi
dan berkepribadian dalam budaya.

Partisipasi rakyat sangat diperlukan untuk mewujudkan cita – cita dan tujuan mulia kita
berhimpun, bergerak dan berjuang. Agenda rakyat hanya bisa terwujud bila rakyat menjadi
subyek. Partisipasi rakyat hanya bisa dilakukan bila rakyat mengorganisir diri dan berjuang
dalam satu kesatuan gerak dan langkah.

Setelah perjuangan dan kemenangan rakyat dalam Pilpres 9 Juli 2014 sehingga Ir. H. Joko
Widodo terpilih sebagai Presiden pilihan rakyat, maka pada pelaksanaan RAKORNAS II
PROJO yang kemudian diputuskan sebagai KONGRES I PROJO, Kami seluruh eksponen
Relawan PROJO di seluruh Indonesia yang memiliki kesatuan pandang dan gerak yang sama
untuk Indonesia, yang awalnya di Deklarasikan pada tanggal 21 Desember 2013 di Jakarta,
telah bersepakat membentuk Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS) PROJO pada tanggal 23
Agustus 2014 di Jakarta, yang akan mengawal dan berpartisipasi mendukung Pemerintahan
Ir. H. Joko Widodo.

AD ART PROJO 2
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 1
Organisasi ini bernama PROJO

Pasal 2
PROJO di dirikan pada tanggal 23 Agustus 2014 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan

Pasal 3
Dewan Pimpinan Pusat PROJO berkedudukan di Jakarta atau Ibukota Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan wilayah PROJO meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

BAB II
ASAS, TUJUAN DAN FUNGSI

Pasal 4
PROJO berasas dan berideologi Pancasila 1 Juni 1945

Pasal 5
PROJO bertujuan untuk :
a) Meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat;
b) Memberikan pelayanan kepada masyarakat;
c) Menjaga nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
d) Melestarikan dan memelihara norma, nilai, moral, etika dan budaya yang hidup dalam
masyarakat;
e) Melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup;
f) Mengembangkan kesetiakawanan sosial, gotong royong dan toleransi dalam
kehidupan bermasyarakat;
g) Menjaga, memelihara dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa; dan
h) Mewujudkan tujuan negara.

PROJO berfungsi untuk :


a) Penyalur kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota dan tujuan PROJO;
b) Pembinaan dan pengembangan anggota untuk mewujudkan tujuan PROJO;
c) Penyalur aspirasi masyarakat khusunya anggota;
d) Pemberdayaan masyarakat;
e) Pemenuhan pelayanan sosial;
f) Partisipasi masyarakat untuk memelihara, menjaga dan memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa dan/atau;
g) Pemelihara dan pelestarian norma, nilai dan etika dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

AD ART PROJO 3
BAB III
STATUS DAN SIFAT

Pasal 6
PROJO adalah Independen

Pasal 7
1. PROJO bersifat sukarela, terbuka, sosial, tanpa membeda – bedakan ras, suku, agama,
golongan, serta latar belakang sosial politik kemasyarakatan.
2. PROJO memiliki sifat bersih, sederhana, mandiri, perjuangan / pergerakan yang militan,
persaudaraan, gotong royong, patriotik, inovatif, kreatif dan kepemimpinan yang
konsekuen, nirlaba dan demokratis.

BAB IV
POKOK – POKOK PERJUANGAN

Pasal 8
PROJO memiliki pokok – pokok perjuangan yaitu melaksanakan Revolusi Mental dengan
menggunakan Konsep Trisakti yang pernah diutarakan Bung Karno dalam pidatonya tahun
1963 dengan tiga pilarnya, “Indonesia yang berdaulat secara politik”, “Indonesia yang
mandiri secara ekonomi” , dan “Indonesia yang berkepribadian secara sosial budaya”.

BAB V
LAMBANG DAN ATRIBUT

Pasal 9
PROJO mempunyai lambang yang di atur dalam Anggaran Rumah Tangga

Pasal 10
PROJO memiliki atribut yang merupakan identitas Organisasi berupa : Pataka, Panji – Panji,
Kartu Tanda Anggota (KTA), Pakaian seragam, papan nama, Kop surat, Stempel dan
kelengkapan lainnya yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VI
KEANGOTAAN

Pasal 11
1. Anggota PROJO ialah warga negara Indonesia yang setia pada Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Keanggotaan PROJO terdiri dari :
a. Anggota Biasa

AD ART PROJO 4
b. Anggota Kehormatan
c. Anggota Luar Biasa

2. Ketentuan keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII
KEDAULATAN

Pasal 12
Kedaulatan PROJO ditangan anggota yang dilaksanakan sepenuhnya oleh perwakilan dalam
Kongres.

BAB VIII
MUSYAWARAH DAN RAPAT – RAPAT

Pasal 13
Musyawarah dan rapat – rapat PROJO di tingkat Nasional terdiri dari :
a. Kongres
b. Kongres Luar Biasa
c. Rapat Kerja Nasional
d. Rapat Pimpinan Nasional

Pasal 14
Musyawarah dan rapat – rapat PROJO di Tingkat Daerah terdiri dari :
a. Konferensi Daerah
b. Konferensi Luar Biasa
c. Rapat Kerja Daerah
d. Rapat Pimpinan Daerah

Pasal 15
Rapat – rapat PROJO di Tingkat Cabang terdiri dari :
a. Konferensi Cabang
b. Konferensi Cabang Luar Biasa
c. Rapat Kerja Cabang
d. Rapat Pimpinan Cabang

Pasal 16
Rapat – rapat PROJO di Tingkat Anak Cabang terdiri dari :
a. Rapat Anak Cabang
b. Rapat Pimpinan Anak Cabang

AD ART PROJO 5
Pasal 17
Rapat – rapat PROJO di tingkat Ranting terdiri dari :
a. Rapat Ranting
b. Rapat Pimpinan

Pasal 18
1. Kekuasaan tertinggi dalam Organisasi adalah Kongres.
2. Kekuasaan, Wewenang rapat – rapat di atur secara rinci dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB IX
KUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 19
1. Kuorum rapat – rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh setengah ditambah satu dari
jumlah unsur utusan yang hadir.
2. Pengambilan keputusan dalam rapat – rapat pada azasnya dilakukan secara musyawarah
untuk mufakat.
3. Apabila pengambilan keputusan dalam musyawarah atau dalam rapat – rapat tidak dapat
tercapai mufakat maka keputusan di ambil melalui voting yang berdasarkan suara
terbanyak.
4. Sistem dan mekanisme pengambilan keputusan di atur dalam peraturan Organisasi.
5. Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat – rapat diambil dengan persetujuan
sekurang – kurangnya dua pertiga jumlah unsur utusan yang hadir.
6. Khusus Kuorum tentang perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga dan
pembubaran Organisasi harus dihadiri oleh dua pertiga dari jumlah unsur utusan yang
hadir yakni Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang yang definitif. Dan
pengambilan keputusan untuk hal ini diambil dengan persetujuan sekurang – kurangnya
dua pertiga dari jumlah unsur utusan anggota musyawarah yang hadir.

BAB X
SUSUNAN, PIMPINAN DAN KEDUDUKAN

Pasal 20
Kedudukan PROJO disetiap jenjang dan tingkatan sebagai berikut :
1. Tingkat Nasional, berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia di pimpin oleh
Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
2. Tingkat Propinsi berkedudukan di Ibukota Propinsi di pimpin oleh Dewan Pimpinan
Daerah (DPD).
3. Tingkat Kabupaten / Kota berkedudukan di Ibukota Kabupaten / Kota dipimpin oleh
Dewan Pimpinan Cabang (DPC).
4. Tingkat Kecamatan berkedudukan di daerah kecamatan dipimpin oleh Pimpinan Anak
Cabang (PAC).

AD ART PROJO 6
5. Tingkat Kelurahan / Desa berkedudukan di daerah Kelurahan / Desa dipimpin oleh
Pimpinan Ranting.

Pasal 21
1. PROJO di tingkat Nasional, tingkat Provinsi, tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Anak
Cabang mempunyai Dewan Pertimbangan.
2. Susunan dan Komposisi kepemimpinan, wewenang dan tugas pokok Dewan Pimpinan
Pusat, Dewan Pimpinan Daerah, Dewan Pimpinan Cabang, Pimpinan Anak Cabang,
Pimpinan Ranting, Dewan Pertimbangan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XI
LEMBAGA DAN BADAN

Pasal 22
1. PROJO mempunyai atau dapat membentuk lembaga – lembaga sesuai kebutuhan
Organisasi seperti ; Lembaga Kajian, Bantuan Hukum, Tani dan Nelayan, Pekerja,
Pelajar dan Mahasiswa, Perempuan/Srikandi, dan lain-lain, serta badan – badan sesuai
kebutuhan seperti ; Pendidikan, Sosial, Keagamaan, Seni dan Budaya dan lain-lain.
2. PROJO mempunyai dan dapat membentuk badan – badan usaha.
3. Lembaga – lembaga sesuai peran sektoral dan kekhususannya berada baik ditingkat
Nasional, daerah dan cabang.
4. Badan – badan sesuai kekhususannya berada di tingkat Nasional atau tingkat Daerah atau
di tingkat Cabang.
5. Hubungan lembaga dan badan dengan PROJO diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 23
1. Keuangan PROJO diperoleh dari :
a) Iuran wajib Anggota.
b) Sumbangan yang tidak mengikat.
c) Usaha – usaha yang sah menurut hukum.
d) Iuran sukarela pengurus.
e) Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
2. Iuran wajib anggota diatur dalam peraturan Organisasi.
3. Keuangan PROJO sebagaimana point 1 harus dikelola secara transparan dan akuntabel.
4. Dalam hal melaksanakan pengelolaan keuangan sebagaimana dimaksud point 3, PROJO
menggunakan rekening pada Bank Nasional.
5. Laporan pertanggung jawaban keuangan sesuai dengan standar akuntansi secara umum
yang dilakukan oleh Bendahara Umum bersama sama dengan Ketua Umum.

AD ART PROJO 7
Pasal 24
1. Kekayaan PROJO adalah semua barang yang bergerak dan barang tidak bergerak yang
tercatat dan terdaftar sebagai Asset dan Inventaris.
2. Kekayaan PROJO setelah dibubarkan akan ditentukan di dalam kongres yang
membubarkan Organisasi sesuai BAB IX Pasal 19 Anggaran Dasar.

BAB XIII
KETENTUAN KHUSUS

Pasal 25
1. Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat
dilakukan melalui Kongres atau Kongres Luar Biasa.
2. Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan melalui Kongres Luar Biasa yang khusus
diadakan untuk itu, atas permintaan sekurang – kurangnya ¾ dari Dewan Pengurus
Daerah dan atau ⅔ Dewan Pengurus Cabang.

BAB XIV
PERATURAN DAN PERALIHAN

Pasal 26
1. Hal – hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar ini, dan dapat dievaluasi dalam Rapat Pimpinan.
2. Apabila timbul perbedaan tafsiran mengenai sesuatu ketentuan Anggaran Dasar ini
diselesaikan oleh Rapat Pimpinan dan dievaluasi dalam Kongres / Kongres Luar Biasa.

BAB XV
PENUTUP
Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 23 Agustus 2014

AD ART PROJO 8
ANGGARAN RUMAH TANGGA PROJO

BAB I
LAMBANG, IKRAR, TEKAD, SEMBOYAN
SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN

Pasal 1
1. Lambang PROJO ialah gambar/siluet Joko Widodo berwarna merah dalam lingkaran
putih dengan tulisan PROJO, keseluruhannya di dalam kotak persegi berwarna dasar
merah.
2. Warna dasar lambang adalah merah darah mengandung arti berani, lingkaran putih
menggambarkan satu kesatuan untuk tujuan mulia, bingkai berwarna dasar merah
melambangkan keberanian dan keikhlasan.
3. Kartu Tanda Anggota dan Kartu Tanda Pengurus dibuat dengan atau menyertakan warna
merah putih serta dicantumkan lambang PROJO dan ditanda tangani oleh Dewan
Pimpinan Pusat PROJO.

Pasal 2
Ikrar Projo adalah :
 Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, dan UUD 1945.
 Berbakti pada bangsa dan negara.
 Melaksanakan Revolusi Mental.

Pasal 3
Tekad PROJO adalah Kemerdekaan Penuh untuk rakyat Indonesia

Pasal 4
Semboyan PROJO adalah Bersatu padu, bergerak dan berjuang untuk rakyat Indonesia.

Pasal 5
Salam Perjuangan PROJO adalah pekikan : Merdeka...Merdeka...Merdeka... (3 x)

Pasal 6
1. Lagu Perjuangan PROJO adalah Mars PROJO yang berjudul “Bergerak dan Berjuang”
2. Selanjutnya ketentuan mengenai lagu perjuangan diatur dalam Peraturan Organisasi.

AD ART PROJO 9
BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 7

Yang dapat diterima menjadi calon anggota biasa adalah :


1. Setiap warga negara Indonesia yang telah berusia 17 Tahun
2. Menyatakan persetujuannya dan menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga, visi misi perjuangan dan semua peraturan – peraturan dan ketentuan PROJO.
3. Mengajukan dan mengisi formulir permohonan untuk menjadi anggota biasa.
4. Setiap calon anggota dinyatakan sah sebagai anggota apabila telah mendapatkan Kartu
Tanda Anggota PROJO yang secara teknis diatur dalam Peraturan Organisasi.
5. Keanggotan Lembaga dan badan Organisasi PROJO diatur dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 8
Anggota Luar Biasa adalah anggota yang telah memperlihatkan/membuktikan kesetiaannya
terhadap PROJO minimal dalam waktu 5 (Lima) tahun dan dianggap berjasa dan menaruh
perhatian dalam pengembangan PROJO.

Pasal 9
Anggota kehormatan bukan anggota biasa dan anggota luar biasa, diambil dari pejabat dan
tokoh masyarakat yang banyak bantuannya terhadap PROJO, ber ideologikan Pancasila dan
bertindak menguntungkan organisasi.

BAB III
KADER

Pasal 10
1. Kader adalah kekuatan inti PROJO, selaku penggerak, pemikir, penggagas, dan pelaksana
tugas organisasi yang dipersiapkan menjadi pimpinan dalam kehidupan organisasi,
masyarakat, bangsa dan negara.
2. Kader PROJO ialah anggota PROJO yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan
kaderisasi formal PROJO dan dinyatakan lulus dengan sertifikat/piagam sebagai kader dan
merupakan penggerak inti organisasi.
3. Kaderisasi adalah proses terus menerus dalam rangka mendewasakan, memandirikan dan
mengakarkan Pancasila, TRISAKTI dan Revolusi Mental dalam kehidupan masyarakat
dan bangsa.
4. Ketentuan mengenai kaderisasi akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

AD ART PROJO 10
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 11
1. Setiap anggota mempunyai hak :
a. Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi.
b. Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan dan pelatihan kader, bimbingan
dan pembinaan dari organisasi.
c. Mengeluarkan pendapat, saran, usul yang bersifat konstuktif dan positif, baik secara
lisan dan tertulis.
d. Dipilih.
e. Membela diri.
f. Terkecuali untuk memilih dan menjadi pengurus, harus mematuhi ketentuan dan
persyaratan yang telah ditetapkan organisasi.

2. Setiap anggota berkewajiban :


a. Menghayati, mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga dan semua ketentuan serta peraturan organisasi.
b. Mematuhi dan melaksanakan ketetapan – ketetapan kongres.
c. Mengamankan dan memperjuangkan terwujudnya misi dan visi organisasi.
d. Berdedikasi, loyal dan penuh tanggung jawab terhadap organisasi.
e. Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak citra organisasi.
f. Melaksanakan tugas – tugas organisasi.
g. Menghadiri acara – acara yang diselenggarakan oleh organisasi.
h. Khusus bagi kader wajib menghadiri setiap acara organisasi.
i. Membayar iuran wajib anggota.
j. Menjaga kerahasiaan, keharmonisan dan kehormatan organisasi.

Pasal 12
1. Anggota Luar Biasa berhak mengajukan dan atau memberikan pendapat, saran yang
bertalian dengan organisasi baik lisan maupun tertulis kepada semua tingkat organisasi
dengan mengindahkan tata hubungan kerja organisasi.
2. Anggota Kehormatan berhak memberikan pendapat serta mengajukan saran – saran dan
atau nasehat baik diminta ataupun tidak, secara lisan dan tertulis.

AD ART PROJO 11
BAB V
SANKSI DAN BERHENTINYA ANGGOTA

Pasal 13
1. Sanksi terhadap anggota atau fungsionaris terdiri dari :
a. Teguran lisan.
b. Teguran tertulis.
c. Pemberhentian sementara.
d. Pemecatan
2. Sanksi yang berupa teguran lisan dan teguran tertulis serta pemberhentian sementara dapat
dilakukan oleh DPP PROJO di setiap jenjang dan tingkatan organisasi.
3. Teguran lisan dan tertulis dapat dilakukan kepada jenjang kepemimpinan organisasi oleh
DPP atau kepemimpinan setingkat diatasnya serta kepada anggota dilakukan oleh
kepemimpinan sesuai tingkatannya.
4. Pemberhentian sementara dilakukan oleh DPP atas usul DPD atau oleh DPD atas usul
DPC.
5. Khusus sanksi berupa pemecatan hanya dapat diberikan oleh DPP setelah yang
bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dihadapan forum Rapat Pimpinan.
6. Rehabilitasi dapat dilakukan dengan pertimbangan kepentingan organisasi dan hak
anggota atas kebenaran argumentasinya dan diverifikasi oleh sesuatu komisi yang
dibentuk.

Pasal 14
1. Anggota dinyatakan berhenti apabila :
a. Meninggal dunia.
b. Berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis.
c. Dipecat oleh Dewan Pimpinan Pusat atas usul Dewan Pimpinan Daerah dan atau
karena yang bersangkutan melanggar ketentuan – ketentuan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga, Peraturan – peraturan organisasi dan atau beberapa
kali membuat kesalahan yang merugikan nama baik secara sengaja.
d. Lepas dari kewarganegaraan Indonesia.

2. Sanksi terhadap anggota didasarkan kepada :


a. Melanggar ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga yang dianggap
cukup berat.
b. Melakukan tindakan yang merugikan organisasi.

3. Tata cara pemberhentian sementara atau pemecatan anggota adalah sebagai berikut :
a. Terlebih dulu memberikan teguran lisan.
b. Memberikan teguran tulisan.
c. Jika tidak dijawab atau terdapat keterangan, maka diadakan rapat untuk mengambil
keputusan pemberhentian sementara.
d. Keputusan yang diambil oleh Dewan Pimpinan Pusat atau Dewan Pimpinan Daerah
dipertanggung jawabkan pada kongres.

AD ART PROJO 12
4. Mengenai pemberhentian sementara dan pemecatan yang dipertanggung jawabkan pada
kongres dengan pemberian kesempatan membela diri akan diambil keputusan dalam
bentuk :
a. Membatalkan pemberhentian sementara.
b. Menetapkan pemberhentian sementara untuk masa waktu tertentu.
c. Memecat.

BAB VI
PENYELESAIAN SENGKETA ORGANISASI

Pasal 15
1. Dalam hal terjadi sengketa internal PROJO, penyelesaiannya dilakukan dengan cara
musyawarah dan mufakat, yang difasilitasi oleh Ketua Umum atau Ketua pada masing –
masing tingkatan Dewan Pimpinan;
2. Dalam hal tidak terjadi kesepakatan dalam sengketa internal, maka Dewan Pimpinan
masing – masing tingkatan berwenang menyelesaikan sengketa melalui mekanisme
internal;
3. Mekanisme penyelesaian internal selanjutnya diatur dalam Peraturan Organisasi;
4. Apabila penyelesaian sengketa melalui mekanisme internal tidak tercapai, pemerintah
dapat memfasilitasi mediasi atas permintaan para pihak yang bersengketa.

BAB VII
KEDAULATAN, KEKUASAAN, WEWENANG
MUSYAWARAH DAN RAPAT – RAPAT

Pasal 16
1. Kongres PROJO adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang diadakan sekali
dalam lima tahun dan berwenang :
a. Menetapkan dan atau merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Menetapkan Garis – Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) dan program umum
Organisasi.
c. Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban laporan Dewan Pimpinan
Pusat.
d. Memilih dan menetapkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat, memilih dan
menetapkan tim formatur untuk menyusun komposisi kepengurusan kolektif untuk
masa bhakti lima tahun.
e. Menetapkan Dewan Pertimbangan.
f. Menetapkan keputusan pemberhentian sementara, pemecatan atau merehabilitasi
anggota yang terkena sanksi pemberhentian sementara.
g. Menetapkan lembaga dan badan organisasi PROJO atau keputusan – keputusan
lainnya yang dianggap perlu.
h. Menetapkan badan verifikasi keuangan dan kekayaan organisasi.

AD ART PROJO 13
i. Menetapkan kebijakan dan pemikiran organisasi dalam menghadapi persoalan
nasional maupun internasional.
2. Kongres dihadiri oleh :
a. Dewan Pimpinan Pusat.
b. Dewan Pertimbangan.
c. Dewan Pimpinan Daerah.
d. Dewan Pimpinan Cabang.
e. Lembaga / Badan Tingkat Nasional.
f. Undangan – undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
3. Penyelenggaran kongres dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
4. Bahan, acara dan tata tertib Kongres dipersiapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat untuk
dimajukan ke kongres.
5. Dewan Pimpinan Pusat memberikan pertanggung jawabnnya kepada kongres dan
disampaikan oleh/melalui Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat.
6. Kongres dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat.
7. Tempat kongres ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 17
1. Kongres Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan kongres.
2. Kongres Luar Biasa diselenggarakan atas dasar rekomendasi Rapat Pimpinan Dewan
Pimpinan Pusat dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Pusat apabila kelangsungan hidup organisasi
dalam keadaan terancam atau karena ada hal – hal yang mendasar.
b. Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Dewan Pimpinan Daerah dan 2/3 (dua pertiga)
ditambah satu Dewan Pimpinan Cabang.

Pasal 18
1. Konferensi Daerah adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat daerah yang diadakan
sekali dalam waktu lima tahun dan berwenang :
a. Menetapkan program daerah dalam rangka pelaksanaan program umum PROJO.
b. Menilai dan menetapkan laporan pertangung jawaban Dewan Pimpinan Daerah
(DPD).
c. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Daerah dan menyusun komposisi
kepengurusan kolektif untuk masa bhakti lima tahun.
d. Menetapkan Dewan Pertimbangan Daerah.
e. Menentukan pendirian / sikap organisasi di tingkat daerah dalam menghadapi
persoalan daerah.
f. Mensahkan atau menolak pemberhentian sementara terhadap anggota yang telah
diberhentikan sementara oleh Dewan Pimpinan Daerah.
2. Konferensi Daerah dihadiri oleh :
a. Dewan Pimpinan Pusat
b. Dewan Pimpinan Daerah

AD ART PROJO 14
c. Dewan Pertimbangan Daerah
d. Lembaga / Badan Tingkat Daerah
e. Dewan Pimpinan Cabang
f. Undang – undangan lainnya yang di tentukan oleh Dewan Pimpinan Daerah.

Pasal 19
1. Konferensi Daerah Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan
konferensi Daerah.
2. Konferensi Daerah Luar Biasa diselenggarakan atas dasar keputusan/instruksi Dewan
Pimpinan Pusat apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan terancam
atau karena hal – hal yang mendasar yang memaksa di Dewan Pimpinan Daerah dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Pusat.
b. Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Daerah.
c. Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) ditambah satu pimpinan Anak Cabang.

Pasal 20
1. Konferensi Cabang PROJO adalah pemegang kekuasaan tertinggi cabang yang diadakan
sekali dalam empat tahun dan berwenang :
a. Menetapkan program Cabang dalam rangka melaksanakan program umum PROJO.
b. Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Cabang.
c. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Cabang dan komposisi
kepengurusan kolektif untuk masa bhakti empat tahun.
d. Menetapkan Dewan Pertimbangan Cabang.
e. Menetukan pendirian/sikap organisasi di tingkat Cabang dalam menghadapi persoalan
Cabang.
2. Konferensi Cabang dihadiri oleh :
a. Dewan Pimpinan Daerah
b. Dewan Pimpinan Cabang
c. Dewan Pertimbangan Cabang
d. Pimpinan Anak Cabang
e. Undang – undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Cabang.

Pasal 21
1. Konferensi Cabang Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan
konferensi.
2. Konferensi Cabang Luar Biasa diselenggarakan atas dasar keputusan/intruksi Dewan
Pimpinan Daerah apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan
terancam atau karena hal – hal yang mendasar yang memaksa di Dewan Pimpinan Cabang
dengan ketentuan sebagai berikut :

AD ART PROJO 15
a. Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Daerah
b. Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Cabang
c. Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Pimpinan Anak Cabang

Pasal 22
1. Konferensi Pimpinan Anak Cabang adalah pemegang kekuasaan tertinggi ditingkat
Kecamatan yang diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun, yang berwenang :
a. Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Pimpinan Anak Cabang.
b. Memilih dan menetapkan Ketua Pimpinan Anak Cabang dan komposisi kepengurusan
personalia fungsionaris kolektif untuk masa bhakti tiga tahun.
c. Menetapkan Pertimbangan Anak Cabang.
2. Konferensi Pimpinan Anak Cabang dihadiri oleh :
a. Pimpinan Anak Cabang.
b. Dewan Pimpinan Cabang.
c. Pertimbangan Anak Cabang.
d. Pimpinan Ranting.
e. Undang – undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan Anak Cabang.

Pasal 23
1. Musyawarah Pimpinan Ranting adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat
Kelurahan/Desa yang diadakan sekali dalam 2 (dua) tahun dan berwenang :
a. Memilih dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Pimpinan Ranting dan
komposisi kepengurusan personalia fungsionaris kolektif untuk masa bhakti dua
tahun.
b. Memilih dan menetapkan Ketua Pimpinan Ranting dan komposisi kepengurusan
personalia fungsionaris kolektif untuk masa bhakti dua tahun.
c. Menetapkan Pertimbangan Ranting.
2. Musyawarah Pimpinan Ranting dihadiri oleh :
a. Pimpinan Ranting.
b. Pimpinan Anak Cabang.
c. Pertimbangan Ranting.
d. Anggota Ranting.
e. Undang – undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan Ranting

Pasal 24
1. Rapat Pimpinan Nasional PROJO yang hendak merekomendasilan Kongres Luar Biasa
adalah forum rapat tertinggi organisasi di tingkat nasional yang dapat diadakan sewaktu –
waktu oleh Dewan Pimpinan Pusat apabila :
a. Ketua Umum berhalangan tetap/meninggal, berhenti, atau tidak dapat melaksanakan
kewajibannya dalam masa jabatannya sehingga mengganggu/mengancam
kelangsungan hidup organisasi.

AD ART PROJO 16
b. Organisasi mengalami keadaan genting yang memaksa.
2. Rapat Pimpinan Nasional adalah forum rapat tertinggi organisasi di tingkat pusat hanya
mempunyai kekuasaan dan wewenang mengevaluasi dan menetapkan rekomendasi dan
keputusan – keputusan lainnya yang tidak bertentangan dengan kekuasaan dan wewenang
kongres atau Kongres Luar Biasa.
3. Rapat Pimpinan Nasional berwenang merekomendasikan pemikiran kebijakan organisasi
yang akan dibahas dalam kongres atau Kongres Luar Biasa.
4. Rapat Pimpinan Nasional dihadiri oleh :
a. Dewan Pimpinan Pusat.
b. Dewan Pertimbangan.
c. Dewan Pimpinan Daerah.
d. Dewan Pimpinan Cabang.
e. Undang – undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 25
1. Rapat Kerja Nasional PROJO adalah forum rapat kerja organisasi ditingkat Nasional yang
diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bhakti untuk mengevaluasi dan
mencanangkan program kerja jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang akan
dilaksanakan Dewan Pimpinan Pusat.
2. Rapat Kerja Nasional PROJO dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
3. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh :
a. Dewan Pimpinan Pusat.
b. Dewan Pertimbangan.
c. Dewan Pimpinan Daerah.
d. Undang – undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 26
1. Rapat Kerja Daerah PROJO adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat Daerah/Provinsi
yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bhakti untuk mengevaluasi dan
mencanangkan Program kerja jangka pendek dan jangka menengah yang akan
dilaksanakan Dewan Pimpinan Daerah.
2. Rapat Kerja Daerah PROJO diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah.
3. Rapat Kerja Daerah dihadiri oleh :
a. Dewan Pimpinan Daerah.
b. Dewan Pimpinan Nasional.
c. Dewan Pertimbangan Daerah.
d. Dewan Pimpinan Cabang.
e. Undang – undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Daerah.

AD ART PROJO 17
Pasal 27
1. Rapat Kerja Cabang PROJO adalah forum rapat kerja organisasi ditingkat Cabang yang
diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bhakti untuk mengevaluasi dan
mencanangkan program kerja jangka pendek dan jangka menengah yang akan
dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Cabang.
2. Rapat Kerja Cabang PROJO diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Cabang.
3. Rapat Kerja Cabang dihadiri oleh :
a. Dewan Pimpinan Cabang.
b. Dewan Pimpinan Daerah.
c. Dewan Pertimbangan Cabang.
d. Undang – undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Cabang.

Pasal 28
Rapat Pimpinan Dewan Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum Internal di
masing –masing Dewan Pimpinan yang dihadiri oleh :
1. Kolektif Dewan Pimpinan.
2. Undangan yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan apabila diperlukan.

Pasal 29
Rapat Harian Dewan Pimpinan disetiap jenjang dan tingkatan ialah forum rapat Internal di
masing – masing Dewan Pimpinan yang dihadiri oleh :
1. Unsur Harian Dewan Pimpinan.
2. Undangan yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan apabila diperlukan.
3. Unsur Harian Dewan Pimpinan selanjutnya diatur dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 30
Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang ialah forum rapat Internal di masing – masing Pimpinan
Anak Cabang yang dihadiri oleh Pimpinan kolektif Anak Cabang.

Pasal 31
Rapat Ranting ialah forum Internal di masing – masing Pimpinan Ranting yang dihadiri oleh
Pimpinan Kolektif Ranting.

BAB VIII
HAK BICARA DAN HAK SUARA

Pasal 32
Pelaksanaan Hak Bicara dan Hak Suara para utusan kongres dan rapat – rapat yang diatur
dalam BAB VII Anggaran Rumah Tangga ini akan ditetapkan dalam Peraturan Organisasi
dan tata tertib persidangan.

AD ART PROJO 18
BAB IX
PEMILIHAN PIMPINAN

Pasal 33
1. Pemilihan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Provinsi,
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten/Kota, Ketua Pimpinan Anak Cabang di
kecamatan, dan Ketua Pimpinan Anak Ranting di RW dan juga Tim Formateur
dilaksanakan secara langsung oleh peserta kongres dan atau Konferensi pada tingkatan
masing – masing;
2. Pemilihan dilaksanakan melalui tahapan pencalonan dan Pemilihan.
3. Ketua Umum atau Ketua Terpilih ditetapkan sebagai ketua formateur;
4. Penyusunan pengurus Dewan Pimpinan dilakukan oleh Ketua Formatur dibantu beberapa
orang Anggota Formatur yang dipilih dalam kongres atau konferensi masing – masing
tingkatan;
5. Tata cara pemilihan Dewan Pimpinan sebagaimana tercantum pada ayat (1) sampai
dengan ayat (4) dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan Tersendiri.

BAB X
SUSUNAN DAN KOMPOSISI KEPEMIMPINAN

Pasal 34
Susunan dan komposisi Kepemimpinan Dewan Pimpinan Pusat, sekurang – kurangnya
adalah sebagai berikut :
Dewan Pimpinan Pusat :
1. 1 (satu) orang Ketua Umum.
2. 2 (dua) orang Wakil Ketua Umum.
3. 11 (sebelas) orang Ketua – Ketua Bidang.
4. 1 (satu) orang Sekretaris Jenderal.
5. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris.
6. 1 (satu) orang Bendahara Umum.
7. 1 (satu) orang Wakil Bendahara.
8. 3 (tiga) orang anggota masing – masing bidang.

Pasal 35
Dewan Pimpinan Daerah :
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua.
3. 9 (sembilan) orang Ketua Bidang.
4. 1 (satu) orang Sekretaris.
5. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris.
6. 1 (satu) orang Bendahara Umum

AD ART PROJO 19
7. 1 (satu) orang Wakil Bendahara.
8. 3 (tiga) orang anggota masing – masing bidang.

Pasal 36
Dewan Pimpinan Cabang :
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua.
3. 7 (tujuh) orang Ketua Bidang.
4. 1 (satu) orang Sekretaris.
5. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris.
6. 1 (satu) orang Bendahara.
7. 1 (satu) orang Wakil Bendahara.
8. 3 (tiga) orang anggota masing – masing bidang.

Pasal 37
Pimpinan Anak Cabang :
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 5 (lima) orang Ketua Bidang.
3. 1 (satu) orang Sekretaris.
4. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris.
5. 1 (satu) orang Bendahara.
6. 1 (satu) orang Wakil Bendahara.
7. 3 (tiga) orang anggota masing – masing bidang.

Pasal 38
Pimpinan Ranting :
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua.
3. 1 (satu) orang Sekretaris.
4. 1 (satu) orang Wakil Sekretaris.
5. 1 (satu) orang Bendahara.

Pasal 39
Pimpinan Anak Ranting :
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 1 (satu) orang Sekretaris.
3. 1 (satu) orang Bendahara.

Pasal 40
1. Bidang-bidang Dewan Pimpinan Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari :
a. Organisasi, Idiologi dan Politik
b. Hukum dan Konstitusi
c. Penelitian dan Pengembangan (LITBANG)
d. Pemerintahan dan OTDA

AD ART PROJO 20
e. UKM dan Ekonomi Kreatif
f. Komunikasi Informasi
g. Hubungan antar Lembaga
h. Pemberdayaan Perempuan
i. Pendidikan dan Pelatihan
j. Pemuda dan Olahraga
k. Pengabdian Sosial Masyarakat

2. Untuk bidang-bidang Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang terdiri
dari point (a) sampai point (k) ayat 1 Pasal 34 di atas yang disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing tingkatan dan untuk bidang-bidang di tingkat anak
cabang disesuaikan kebutuhan.

Pasal 41
Dewan Pimpinan Cabang Kota administratif akan diatur dalam peraturan tersendiri

BAB XI
SUSUNAN DAN KOMPOSISI
DEWAN PERTIMBANGAN

Pasal 42
Dewan Pertimbangan terdiri dari :
1. Tokoh – tokoh yang mempunyai wibawa dan pengaruh, baik ditingkat Pusat, Propinsi,
dan Kabupaten / Kota.
2. Unsur – unsur permintaan yang memangku jabatan yang mempunyai ruang lingkup dan
atau hubungan pembinaan serta pengembangan generasi muda.
3. Ketua dan atau pengurus sebelumnya.
4. Anggota – anggota lainnya yang dianggap perlu oleh musyawarah.

Pasal 43
Dewan Pertimbangan Pusat, Daerah, dan Cabang terdiri dari :
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua.
3. 1 (satu) orang Sekretaris.
4. Sejumlah anggota sesuai keperluan.

AD ART PROJO 21
BAB XII
WEWENANG DAN TUGAS POKOK

Pasal 44
Wewenang Dewan Pimpinan Pusat ialah :
1. Pimpinan Organisasi tertinggi di Tingkat Pusat dalam mencapai tujuan dan
melaksanakan pokok – pokok perjuangan organisasi.
2. Bersifat kolektif dalam menentukan dan mengawasi kebijakan – kebijakan organisasi
untuk pencapaian tujuan organisasi.
3. Memimpin dan mengedalikan jajaran PROJO dalam melaksanakan pokok – pokok
perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan PROJO.
4. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya – upaya organisasi khususnya dalam hal ini
memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik,
organisasi kemasyarakatan dan badan – badan / pihak – pihak eksternal organisasi
lainnya.
5. Mengambil langkah – langkah yang diperlukan untuk menangani situasi yang
mengancam dan atau mengancam kelangsungan hidup organisasi PROJO.

Pasal 45
Wewenang Dewan Pimpinan Daerah ialah :
1. Pimpinan organisasi tertinggi di tingkat daerah/provinsi dalam mencapai tujuan dan
melaksanakan pokok – pokok perjuangan Organisasi.
2. Menetapkan pokok – pokok kebijaksanaan dan pedoman – pedoman organisasi di tingkat
wilayah sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan – ketentuan lain yang lebih
tinggi.
3. Bersifat kolektif dalam menentukan dan mengawasi kebijakan – kebijakan organisasi di
tingkat wilayah untuk pencapaian tujuan organisasi ditingkat wilayah.
4. Memimpin dan mengendalikan jajaran PROJO di tingkat wilayah dalam melaksanakan
pokok – pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan PROJO.
5. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya – upaya organisasi khususnya dalam hal ini
memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik,
organisasi kemasyarakatan dan badan – badan / pihak – pihak eksternal organisasi
lainnya.

Pasal 46
Wewenang Dewan Pimpinan Cabang ialah :
1. Pimpinan Organisasi tertinggi di tingkat cabang dalam mencapai tujuan dan
melaksanakan pokok – pokok perjuangan organisasi.
2. Menetapkan pokok – pokok kebijaksanaan dan pedoman – pedoman organisasi di tingkat
cabang sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan – ketentuan lain yang lebih
tinggi.

AD ART PROJO 22
3. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan – kebijakan organisasi di
tingkat cabang untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat cabang.
4. Memimpin dan mengendalikan jajaran PROJO di tingkat cabang dalam melaksanakan
pokok – pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan PROJO.
5. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya – upaya organisasi di tingkat cabang,
khususnya dalam hal ini memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah,
organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan, dan badan – badan / pihak – pihak
eksternal organisasi lainnya.

Pasal 47
Wewenang Pimpinan Anak Cabang ialah :
1. Sebagai Pimpinan tertinggi di tingkat Kecamatan.
2. Mengambil keputusan – keputusan di tingkat Kecamatan.

Pasal 48
Wewenang Pimpinan Ranting ialah :
1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat Kelurahan.
2. Mengambil keputusan – keputusan di tingkat Kelurahan.

Pasal 49
Wewenang Pimpinan Anak Ranting :
1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat RW.
2. Mengambil keputusan – keputusan sesuai dengan tingkatannya.

Pasal 50
Dewan Pimpinan Pusat memiliki tugas pokok :
1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan kongres, Rapat Pimpinan, Rakernas, Rapat
Pimpinan dan Peraturan Organisasi.
2. Merumuskan kebijakan – kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan
organisasi.
3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap Dewan
Pimpinan Daerah maupun lembaga / badan di tingkat Nasional.
4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga – lembaga tinggi dan
tertinggi negara, TNI/POLRI maupun badan – badan / pihak – pihak eksternal organisasi
lainnya yang saling mendukung dan bermanfaat.
5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna
mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi
utamanya dalam upaya mewujudkan cita – cita PROJO.
6. Memperhatikan dengan sungguh – sungguh pertimbang / nasehat Dewan Pertimbangan.
7. Melantik pimpinan kolektif Dewan Pimpinan Daerah.
8. Menjalankan usaha – usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi.
9. Merencanakan, menggali sumber – sumber keuangan organisasi.
10. Memberikan pertanggung jawaban dalam kongres.

AD ART PROJO 23
Pasal 51
Dewan Pimpinan Daerah memiliki tugas pokok :
1. Melakasanakan keputusan dan ketetapan Konferensi Daerah, Rapat Pimpinan, Rakernas,
Keputusan DPP, Konferensi Daerah, Rakerda, Rapat Pleno DPD dan Peraturan
Organisasi.
2. Merumuskan kebijakan – kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan
organisasi di tingkat Daerah.
3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap Dewan
Pimpinan Cabang maupun Lembaga/Badan di Tingkat Daerah.
4. Menjalin hubungan yang serasi dengan Pemerintah, Lembaga – Lembaga tinggi dan
tertinggi negara, TNI/POLRI maupun badan – badan / pihak – pihak eksternal organisasi
lainnya yang saling mendukung dan bermanfaat.
5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna
mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi
utamanya dalam upaya mewujudkan cita – cita PROJO.
6. Memberikan pertanggung jawaban dalam konferensi daerah.
7. Melantik Pimpinan Kolektif Dewan Pimpinan Cabang.
8. Memperhatikan dengan sungguh – sungguh pertimbangan / nasehat Dewan
Pertimbangan Daerah.
9. Menjalankan usaha – usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi di tingkat
Daerah.
10. Merencanakan, menggali sumber – sumber keuangan organisasi di tingkat Daerah.

Pasal 52
Dewan Pimpinan Cabang memiliki tugas pokok :
1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Kongres, Rapat Pimpinan, Rakernas, Keputusan
DPP, Musda, Rakerda, Keputusan DPD, Muscab, Rakercab, Rapat Pleno DPC dan
Peraturan Organisasi.
2. Merumuskan kebijakan – kebijakan Organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan
organisasi di tingkat Cabang.
3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan, dan pembinaan terhadap
Pimpinan Anak Cabang maupun Lembaga / Badan ditingkat Daerah.
4. Menjalin hubungan yang serasi dengan Pemerintah, Lembaga – Lembaga tinggi dan
tertinggi negara, TNI/POLRI maupun badan – badan / pihak – pihak eksternal organisasi
lainnya di tingkat cabang yang saling mendukung dan bermanfaat.
5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna
mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi
utamanya dalam upaya mewujudkan cita - cita PROJO.
6. Memberikan pertanggung jawaban dalam Konferensi Cabang.
7. Melantik Pimpinan kolektif Pimpinan Anak Cabang.
8. Memperhatikan dengan sungguh – sungguh Pertimbangan/Nasehat Dewan Pertimbangan
Cabang.

AD ART PROJO 24
9. Menjalankan usaha – usaha pendidikan kader dan pengembangan Organisasi di tingkat
Cabang.
10. Merencanakan, menggali sumber – sumber keuangan organisasi di tingkat Cabang.

Pasal 53
Pimpinan Anak Cabang memiliki tugas pokok :
1. Melaksanakan program kegiatan.
2. Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi di atasnya.
3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap
Pimpinan Ranting, Pimpinan Anak Ranting dan anggotanya.
4. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan Institusi masyarakat, pemerintah,
TNI dan POLRI ditingkat Kecamatan.
5. Memberikan pertanggung jawaban kepada Konferensi Anak Cabang.

Pasal 54
Pimpinan Ranting memiliki tugas pokok :
1. Melaksanakan program kegiatan.
2. Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi di atasnya.
3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap
Pimpinan Anak Ranting, Pimpinan dan anggotanya.
4. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan Institusi masyarakat, pemerintah,
TNI dan POLRI di tingkat Kelurahan / Desa.
5. Memberikan pertanggung jawaban kepada Musyawarah Ranting.

Pasal 55
Pimpinan Anak Ranting memiliki tugas pokok :
1. Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi di atasnya.
2. Memberikan, pengayoman, pengawasan, pengarahan, petunjuk, bimbingan dan
pembinaan terhadap anggotanya.
3. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan Institusi masyarakat, pemerintah di
tingkat RW.

Pasal 56
1. Dewan Pertimbangan di setiap jenjang dan tingkatan organisasi adalah merupakan
wahana konsulatif organisasi sesuai tingkatannya, yang memilik hak tugas :
a) Memberi nasehat, saran dan pertimbangan yang bersifat konstruktif, positif baik
diminta maupun tidak diminta.
b) Apabila dianggap perlu, Dewan Pertimbangan dapat meminta Dewan Pimpinan untuk
berdialog.

AD ART PROJO 25
c) Mengetahui kebijakan organisasi dan dapat meminta penjelasan terhadap setiap
permasalahan yang di timbulkan oleh Dewan Pimpinan didalam mengemban tugas –
tugas organisasi.
d) Penyusunan pertimbangan saran dan nasehat Dewan Pertimbangan diatur dalam
mekanisme Rapat Dewan Pertimbangan.
e) Mendampingi Dewan Pimpinan sesuai tingkatannya.
f) Mengadakan rapat sedikitnya satu kali dalam satu tahun.
2. Dewan Pertimbangan berkewajiban menjaga nama baik, kewibawaan dan keharmonisan
organisasi.

Pasal 57
Fungsi dan tugas pokok Lembaga dan Badan ialah :
1. Sebagai pelaksana – pelaksana program organisasi yang bersifat khusus sektoral.
2. Sebagai media/sarana pendukung perjuangan Organisasi PROJO.

BAB XIII
PERSYARATAN DASAR ORGANISASI

Pasal 58
1. Tingkat Nasional sekurang – kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari
jumlah tingkat Provinsi se-Indonesia.
2. Tingkat Daerah sekurang – kurangnya telah mempunyai setengah di tambah satu dari
jumlah Kecamatan yang ada di Kabupaten / Kota.
3. Tingkat Anak Cabang sekurang – kurangnya telah mempunyai setengah di tambah satu
dari jumlah Kelurahan / Desa yang ada di Kecamatan.
4. Tingkat Ranting sekurang – kurangnya telah mempunyai 40 orang anggota.
5. Tingkat Anak Ranting (RW/Dusun/Desa) harus ada minimal 10 (sepuluh) orang anggota.

BAB XIV
MASA BAKTI

Pasal 59
Masa bakti Dewan Pimpinan secara berjenjang sesuai dengan tingkatannya sebagai berikut :
1. Dewan Pimpinan Nasional 5 (Lima) tahun.
2. Dewan Pimpinan Daerah 5 (Lima) tahun.
3. Dewan Pimpinan Cabang 5 (Lima) tahun.
4. Pimpinan Anak Cabang 3 (Tiga) tahun
5. Pimpinan Ranting 2 (Dua) tahun.
6. Pimpinan Anak Ranting 2 (Dua) tahun.

AD ART PROJO 26
BAB XV
LEMBAGA DAN BADAN

Pasal 60
Susunan, ruang lingkup keberadaan, keanggotan dan mekanisme Lembaga dan Badan diatur
dalam peraturan Organisasi.

BAB XVI
HUBUNGAN LEMBAGA DAN BADAN DENGAN
DEWAN PIMPINAN PROJO

Pasal 61
1. Kebijakan strategis yang menyangkut kondisi eksternal organisasi menjadi wewenang
Dewan Pimpinan yang di koordinasikan kepada lembaga dan badan sesuai tingkatannya.
2. Menyangkut program Internal, Lembaga dan Badan melakukan koordinasi dan kemitraan
dengan Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkatannya.
3. Dewan Pimpinan berwenang mengambil langkah – langkah yang diperlukan apabila
kegiatan yang dilaksanakan oleh Lembaga dan Badan dapat mengancam atau merugikan
Organisasi PROJO.
4. Hubungan Lembaga dan Badan dengan Dewan Pimpinan Organisasi PROJO, dirinci
lebih lanjut dalam peraturan organisasi.

BAB XVII
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 62
1. Mengenai pergantian antar waktu kepemimpinan organisasi di semua tingkatannya akan
di atur dalam peraturan organisasi.
2. Hal – hal yang belum di atur di dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan di atur
kemudian di dalam peraturan organisasi, peraturan pusat, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis dan peraturan lainnya yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Organisasi PROJO, dan dapat dievaluasi dalam Rapat
Pimpinan.

AD ART PROJO 27
BAB XVIII
PENUTUP

Pasal 63
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal di tetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 23 Agustus 2014

AD ART PROJO 28

Anda mungkin juga menyukai