Anda di halaman 1dari 24

ANGGARAN DASAR

DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BARISAN PEMUDA NUSANTARA

BAPERA
-1-
PEMBUKAAN
Bahwa perjalanan sejarah perjuangan kebangsaan Indonesia kaum muda adalah aset
yang dapat melakukan perubahan. Pemuda pada dasarnya memiliki peran strategis
sehingga disebut sebagai agen perubahan. Sejak abad ke 19, saat Bangsa Indonesia
mengalami momen penting dalam kebangkitan nasional untuk melakukan perlawanan
secara sistematis terhadap imperialisme, dimana tonggak sejarah itu dimulai pada
tahun 1928, kaum muda melakukan pergerakan yang mengguncangkan sejarah
dengan mendeklrasikan Sumpah Pemuda sebagai manifesto yang sangat heroik.

Bahwa pemuda dalam perkembangan demokrasi kebangsaan kita telah terlibat baik
secara langsung maupun tidak langsung telah merubah dan ikut mewarnai dinamika
perkembangan arah politik dan kebudayaan kita yang masih belum lepas seutuhnya
atas pengaruh dari dunia secara global, hal ini membuat kaum muda harus tetap
menjadi motor penggerak untuk mengembalikan cita-cita para pendiri bangsa
sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
sebagai tujuan kita berbangsa dan bernegara, dimana Pancasila sebagai idiologi yang
tetap harus hidup dan besemayam ditengah-tengah masyarakat kita yang sangat
majemuk/heterogen.

Bahwa pembangunan nasional yang ditujukan untuk mensejahterahkan rakyat


Indonesia menuju pintu gerbang kemerdekaan yang sesungguhnya, maka
keterlibatan pemuda dalam mempersiapkan kepemimpinan nasional yang mampu
memberikan perubahan dan perbaikan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara
yang lebih demokratis, berkeadilan dan berdaulat secara ekonomi, sosial, budaya,
hukum dalam rangka mewujudkan masyarakan yang adil, makmur, aman dan
sejahtera serta menjunjung nilai nilai sosial budaya dan kebhinekaan didalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bahwa sadar akan panggilan sejarah, dengan melihat kondisi saat ini, sebagai
jawaban akan tantangan masa depan, sebagai generasi muda, bertekad bulat dan
bersungguh-sunguh untuk mengabdikan diri dengan turut serta terlibat dalam setiap
derap langkah pembangunan nasional sebagai tanggung jawab moral sebagai
pemuda, yang berhimpun didalam organisasi yang kami namakan BARISAN
PEMUDA NUSANTARA yang untuk pertama kalinya didirikan pada tanggal 19 Mei
tahun 2016 di Jakarta, maka dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, BARISAN
PEMUDA NUSANTARA dengan ini menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga sebagai berikut :

-2-
ANGGARAN DASAR

BAB I
NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama

Organisasi ini bernama Barisan Pemuda Nusantara disingkat BAPERA

Pasal 2
Waktu

BAPERA untuk pertama kalinya didirikan pada tanggal 19 Mei 2016 di Jakarta, untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.

Pasal 3
Tempat Kedudukan

1. BAPERA Pusat Berkedudukan di Ibukota Negara dan BAPERA Wilayah/Daerah


Berkedudukan di Ibukota Provinsi atau di Kabupaten/ Kota yang sesuai dengan
tempat kerja BAPERA yang bersangkutan
2. BAPERA dapat dibentuk diseluruh Wilayah baik di dalam maupun luar negeri
sesuai dengan kebutuhan

BAB II
ASAS, SIFAT DAN TUJUAN

PASAL 4
ASAS

BAPERA Berazaskan Pancasila dan berdasarkan Undang-undang Dasar 1945,


Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

PASAL 5
SIFAT

BAPERA adalah Organisasi sosial kemasyarakatan Pemuda yang bersifat terbuka,


independen dan mandiri, yang tidak berafiliasi dengan partai politik manapun

-3-
PASAL 6
TUJUAN

BAPERA bertujuan:

1. Membentuk dan mengembangkan potensi Generasi Muda Indonesia yang


profesional, berilmu, beriman dan memiliki semangat kebangsaan demi
tercapainya Indonesia yang berkemajuan dan berkeadilan sosial.
2. Meningkatkan peran aktif pemuda yang memiliki jiwa dan semangat patriotisme
untuk peduli terhadap permasalahan sosial kemasyarakatan didalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
3. Mewujudkan Indonesia yang demokratis dan menjujung nilai-nilai kemanusiaan
yang adil dan beradab.
PASAL 7

BAPERA memiliki Atribut, yang terdiri dari :


1. Panji-panji/Lambang/Bendera.
2. Hymne dan Mars.
3. Lencana, Badge,Jaket, Baret, Topi, Seragam PDH dan benda lainnya yang
menunjukkan identitas BAPERA
4. Atribut BAPERA ini akan diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB III
FUNGSI DAN TUGAS POKOK

PASAL 8
FUNGSI

1. BAPERA Mempersatukan pikiran dan tindakan pemuda yang berorientasi


pada pengembangan potensi dan kompetensi pemuda untuk berkontribusi
dalam pembangunan disegala bidang kehidupan.
2. BAPERA merupakan salah satu sumber rekruitmen pemuda yang memiliki
kemampuan dalam minat, bakat dan kompetensi dari berbagai bidang.
3. .BAPERA merupakan wadah untuk menyatukan pemikiran, gerak dan langkah
pemuda dalam menyalurkan dan memperjangkan aspirasi kader dan anggota
untuk mewujudkan Indonesia yang demokratis dan menjujung nilai-nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab.

-4-
PASAL 9
TUGAS POKOK

Untuk mencapai tujuan seperti disebut dalam Pasal 6, BAPERA memiliki tugas pokok
:
1. Ikut menciptakan, memelihara dan memantapkan stabiltas nasional yang dinamis
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai salah satu syarat
terlaksananya kemajuan disegala bidang menuju masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.
2. Menggerakkan, mendorong dan mempersatukan potensi pemuda dalam menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila UUD 1945, per-
Undang-Undangan dan nilai-nilai yang hidup didalam masyarakat.
3. Melaksanakan dan meperjuangkan program organisasi dan menyalurkan aspirasi
anggota, sebagai perwujudan rasa tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam
pembangunan Nasional.
4. Menjunjung nilai nilai sosial budaya dan kebhinekaan diseluruh Nusantara

BAB IV
KEANGGOTAAN DAN KADER
PASAL 10
KEANGGOTAAN

1. Anggota BAPERA adalah warga negara Indonesia yang dengan sukarela


mengajukan permintaan menjadi anggota serta memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam Anggran Rumah Tangga.
2. Kader BAPERA adalah anggota BAPERA yang merupakan tenaga inti dan
penggerak organisasi yang ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB V
KEDAULATAN DAN PERMUSYAWARATAN
PASAL 11
KEDAULATAN
Kedaulatan organisasi berada ditangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh
Musyawarah Nasional dan Kebijakan Ketua Umum.

-5-
PASAL 12
MUSYAWARAH DAN RAPAT RAPAT

Musyawarah dan Rapat-Rapat, terdiri dari:


1. Musyawarah Nasional (MUNAS).
2. Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB).
3. Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS).
4. Musyawarah Daerah (MUSDA).
5. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)
6. Rapat Pimpinan Daerah (RAPIMDA)
7. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA).
8. Musyawarah Pimpinan Kecamatan (MUSCAM).
9. Musyawarah Pimpinan Kelurahan/Desa (MUSRAN)
10. Rapat Pleno dan Rapat Harian Dewan Pimpinan
11. Rapat Koordinasi dan Rapat Konsultasi Dewan Pimpinan

PASAL 13
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Musyawarah dan Rapat-Rapat sebagaimana tercantum dalam Pasal 11 dianggap


sah apabila memenuhi quorum, yaitu dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah
utusan dan untuk Rapat Pleno dan Harian lebih dari setengah pengurus yang
hadir.
2. Quorum khusus untuk mengubah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga :
a. Mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga melalui
Musyawarah Nasional dan harus dihadiri sekurang-kurangnya dua pertiga dari
jumlah utusan.
b. Keputusan untuk mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
dalam Musyawarah Nasional, harus dilakukan dengan persetujuan sekurang-
kurangnya dua pertiga dari jumlah utusan yang hadir.
3. Pengambilan Keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk
mencapai mufakat, dan apabila tidak tercapai atau tidak memungkinkan, maka
pengambilan keputusan dilakukan dengan pemungutan suara terbanyak

-6-
BAB VI
SUSUNAN ORGANISASI, DEWAN PERTIMBANGAN DAN DEWAN PIMPINAN
PASAL 14
SUSUNAN ORGANISASI
BAPERA merupakan perkumpulan organisasi yang ruang lingkupnya nasional dan
disusun secara bertingkat menurut jenjang organisasi, sebagai berikut :
1. Dewan Pimpinan Pusat
Dewan Pimpinan Pusat dengan ruang lingkup kewenangan nasional
berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi
Dewan Pimpinan Propinsi dengan ruang lingkup kewenangan propinsi
berkedudukan di Ibukota Propinsi.
3. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota
Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota dengan ruang lingkup kewenangan
Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota.
4. Dewan Pimpinan Kecamatan
Dewan Pimpinan Kecamatan dengan ruang lingkup kewenangan Kecamatan
berkedudukan di Ibukota Kecamatan.

5. Dewan Pimpinan Kelurahan dan Desa


Dewan Pimpinan Kelurahan dan Desa dengan ruang lingkup kewenangan
Kelurahan dan Desa berkedudukan di Kelurahan dan Desa.

PASAL 15
MASA BAKTI KEPENGURUSAN

Masa Bakti kepengurusan organisasi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 adalah


selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali. Khusus untuk Dewan Pimpinan Pusat
Musyawarah Nasional dapat dilakukan apabila mendapatkan persetujuan Ketua
Umum
PASAL 16
DEWAN PERTIMBANGAN

1. BAPERA memiliki Dewan Pertimbangan pada jenjang organisasi semua


tingkatan
2. Dewan Pertimbangan merupakan badan yang memberikan pertimbangan, saran
dan nasihat kepada Dewan Pimpinan BAPERA disemua tingkatan serta berfungsi
memelihara dan menjaga arah, tujuan dan perjuangan organisasi Barisan Pemuda
Nusantara.

-7-
3. Ketua Dewan Pertimbangan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional, Musyawarah
Daerah Propinsi, Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota, Musyawarah Kecamatan
dan Musyawarah Kelurahan/Desa
4. Dewan Pertimbangan tidak memiliki hubungan struktural dengan Dewan Pimpinan
BAPERA disemua tingkatan, tetapi memiliki hubungan koordinasi dan konsultasi.

BAB VII
WEWENANG DAN KEWAJIBAN DEWAN PIMPINAN
PASAL 17
WEWENANG DEWAN PIMPINAN PUSAT

1. Dewan Pimpinan Pusat merupakan badan pelaksana tertinggi organisasi yang


bersifat kolektif.
2. Dewan Pimpinan Pusat berwenang :
a. Menetapkan kebijakan dan/atau Peraturan Organisasi sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaan Rumah Tangga, Keputusan-keputusan
Musyawarah Nasional, Rapat Pimpinan Nasional Rapat Kerja Nasional.

b. Membentuk Badan/Lembaga yang dianggap perlu dalam rangka pelaksanaan


program.
c. Melaksanakan pergantian antar waktu Dewan Pimpinan Pusat yang
diputuskan melalui Rapat Pleno DPP dan diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Organisasi.
d. Mengesahkan dan melantik susunan dan personalia Dewan Pimpinan Daerah
Propinsi.
e. Mengesahkan susunan dan personalia Dewan Pimpinan Daerah
Kabupaten/kota
3. Bersama-sama Ketua Dewan Pertimbangan menyusun struktur dan personalia
anggota Dewan Pertimbangan DPP BAPERA.

PASAL 18
WEWENANG DEWAN PIMPINAN DAERAH PROPINSI
1. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi merupakan badan pelaksana tertinggi organisasi
yang bersifat kolektif.
2. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi berwenang :
a. Menetapkan kebijakan organisasi di Daerah Propinsi sesuai dengan Anggaran
Dasar dan Anggaan Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Musyawarah

-8-
Nasional, Rapat Pimpinan Nasional Rapat Kerja Nasional, Keputusan-
Keputusan/Peraturan-Peraturan Organisasi Tingkat Pusat, Keputusan-
Keputusan Musyawarah Daerah Propinsi dan Rapat Pimpinan Daerah dan
Rapat Kerja Daerah
b. Mengusulkan pergantian antar waktu Dewan Pimpinan Daerah Propinsi yang
diputuskan melalui Rapat Pleno DPD Propinsi kepada DPP BAPERA
c. Mengusulkan dan melantik susunan dan personalia Dewan Pimpinan Daerah
Kabupaten/Kota kepada DPP Bapera
3. Bersama-sama Ketua Dewan Pertimbangan menyusun struktur dan personalia
anggota Dewan Pertimbangan DPD BAPERA Propinsi.

PASAL 19
WEWENANG DEWAN PIMPINAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

1. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota merupakan badan pelaksana tertinggi


organisasi yang bersifat kolektif.
2. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota berwenang :

a. Menetapkan kebijakan organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar dan


Anggaan Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Musyawarah Nasional, Rapat
Pimpinan Nasional Rapat Kerja Nasional, Keputusan-Keputusan/Peraturan-
Peraturan Organisasi Tingkat Pusat, Keputusan-Keputusan Musyawarah
Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota, Rapat Pimpinan Daerah dan Rapat
Kerja Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota
b. Melaksanakan pergantian antar waktu Dewan Pimpinan Daerah
Kabupaten/Kota yang diputuskan melalui Rapat Pleno DPD Kabupaten/Kota
kepada DPP BAPERA
c. Mengesahkan dan melantik susunan dan personalia Dewan Pimpinan
Kecamatan.
3. Bersama-sama Ketua Dewan Pertimbangan menyusun struktur dan personalia
anggota Dewan Pertimbangan DPD BAPERA Kabupaten/Kota.

PASAL 20
KEWAJIBAN DEWAN PIMPINAN
1. Dewan Pimpinan Pusat, berkewajiban :
a. Melaksanakan segala keputusan, ketentuan dan kebijakan Organisasi sesuai
dengan Anggaran Dasar dan Anggaan Rumah Tangga, Keputusan-Keputusan
Musyawarah Nasional, Rapat Pimpinan Nasional Rapat Kerja Nasional.
b. Memberikan pertanggungjawaban pada forum Musyawarah Nasional.

-9-
c. Melaksanakan perkaderan BAPERA sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
periode kepengurusan.
2. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi, berkewajiban :
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi di Daerah Propinsi
sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaan Rumah Tangga, Keputusan-
Keputusan Musyawarah Nasional, Rapat Pimpinan Nasional Rapat Kerja
Nasional, Keputusan-Keputusan dan Peraturan-Peraturan Organisasi Tingkat
Pusat, Rapat Pimpinan dan Rapat Kerja Propinsi dan Keputusan-Keputusan
Daeah Propinsi lainnya.
b. Memberikan Pertanggungjawaban kepada Musyawarah Daerah Propinsi.
c. Melaksanakan perkaderan BAPERA sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
periode kepengurusan.
3. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota, berkewajiban :
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi di Daerah
Kabupaten/Kota sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaan Rumah
Tangga, Keputusan-Keputusan Musyawarah Nasional, Rapat Pimpinan dan
Rapat Kerja Nasional, Keputusan-Keputusan dan Peraturan-Peraturan
Organisasi Tingkat Pusat, Rapat Pimpinan dan Rapat Kerja Kabupaten/Kota
dan Keputusan-Keputusan Daeah Kabupaten/Kota lainnya.
b. Memberikan Pertanggungjawaban kepada Musyawarah Daerah
Kabupaten/Kota.
c. Melaksanakan perkaderan BAPERA sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
periode kepengurusan.
PASAL 21
Pengaturan Wewenang dan kewajiban Pimpinan Kecamatan dan Kelurahan/Desa
ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dalam Peraturan Organisasi.

PASAL 22
Pelaksanaan Wewenang dan Kewajiban Pimpinan pada setiap jenjang organisasi,
diatur dan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dalam Tata Kerja Kepengurusan
sebagai Peraturan Organisasi.

- 10 -
BAB VIII
HUBUNGAN DENGAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH
DAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN
PASAL 23
1. BAPERA secara hubungan historis dan yuridis, tidak terkait dengan Partai Politik
manapun.
2. BAPERA memberikan kebebasan kepada kader dan anggotanya untuk
menyalurkan aspirasi politiknya ke partai politik manapun.
3. BAPERA menjalin komunikasi dan kerjasama yang bersifat terbuka dengan unsur
pemerintah, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat (LSM)
dan organisasi keagamaan dan sosial budaya lainnya, dalam rangka
melaksanakan program kerja untuk menapai tujuan organisasi dan tujuan
nasional.
BAB IX
KEUANGAN
PASAL 24
Keuangan organisasi BAPERA diperoleh dari :
a. Iuran Anggota
b. Sumbangan dan bantuan yang tidak mengingat
c. Usaha-usaha organisasi yang sah.

BAB X
PEMBUBARAN ORGANISASI

PASAL 25

1. Pembubaran BAPERA, hanya dapat dilakukan Musyawarah Nasional yang


khusus diadakan untuk itu, dengan quorum sebagaimana yang disebut dalam BAB
V Pasal 12.
2. Dalam hal organisasi ini dibubarkan, kekayaan organisasi ditentukan lebih lanjut
oleh Musyawarah Nasional tersebut dalam ayat 1 Pasal 24 dan kebijakan Ketua
Umum.

- 11 -
BAB XI
PERALIHAN DAN PENUTUP
PASAL 26

1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

2. Perubahan Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

DITETAPKAN DI : Jakarta
PADA TANGGAl : 19 MEI 2020

- 12 -
ANGGARAN RUMAH TANGGA

BARISAN PEMUDA NUSANTARA

BAPERA
- 13 -
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB I
KEANGGOTAAN
PASAL 1
PENERIMAAN KEANGGOTAAN

1. Warga Negara Indonesia yang dapat diterima menjadi anggota BAPERA, harus
memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Telah berumur 16 (enam belas) tahun.
b. Menerima dan menyetujui Anggaran Dasar dab Anggaran Rumah Tangga
serta Peraturan Organisasi.
c. Menyatakan diri untuk menjadi anggota BAPERA melalui perangkat
organisasi terdekat dengan mengisi formulir permohonan menjadi anggota.
d. Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan oleh organisasi.
e. Ditetapkan dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota.
2. Tata cara dan klasifikasi penerimaan keanggotaan ditentukan serta diatur dalam
Peraturan Organisasi

PASAL 2
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA
1. Setiap anggota berkewajiban :
a. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi
b. Mentaati dan memegang teguh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga serta seluruh Keputusan-Keputusan organisasi.
c. Membina dan meningkatkan program organisasi
d. Membantu Dewan Pimpinan Pusat dalam melaksanakan tugas-tugas
organisasi.
e. Aktif mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi.
2. Setiap anggota hak :
a. Memilih dan dipilih m enjadi pengurus BAPERA
b. Hak bicara
c. Hak membela diri
d. Mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau saran kepada Dewan
Pimpinan BAPERA sesuai dengan tingkatannya.
e. Mengikuti kegiatan organisasi.
f. Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan kader, penataran,
bimbingan, dan kesempatan peningkatan karir di dalam organisasi.
g. Hak lainnya akan ditentukan kemudian dalam peraturan organisasi.

- 14 -
PASAL 3
PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan berhenti karena :
a. Meninggal dunia.
b. Dipecat / diberhentikan.
c. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri.
2. Ketentuan-tentang pemberhentian dan pemecatan anggota diatur dalam
Peraturan Organisasi.
3. Tata cara membela diri diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB II
KADER
PASAL 4
1. Kader BAPERA adalah anggota BAPERA yang telah diseleksi berdasarkan
kriteria sebagai berikut :
a. Mental ideologi.
b. Prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas dan tidak tercela
c. Mandiri dan kontribusi terhadap organisasi
d. Telah lulus mengikuti proses pendidikan dan/atau latihan kader.
2. Ketentuan-tentang kader dan perkaderan BAPERA diatur dalam pedoman
Perkaderan BAPERA sebagai Peraturan Organisasi.

BAB III
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
PASAL 5
1. Wewenang Musyawarah Nasional :

a. Memegang dan melaksanakan kedaulatan tertinggi organisasi.


b. Menetapkan/mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
c. Menetapkan/mengubah Program Umum organisasi.
d. Memberhentikan dan/atau memulihkan hak keanggotaan organisasi.
e. Menetapkan kebijakan-kebijakan organisasi.
f. Menetapkan Ketua Dewan Pembina
g. Memilih dan menetapkan Dewan Pimpinan Pusat
h. Memberi penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan
Pusat pada akhir masa jabatan.

- 15 -
2. Wewenang Musyawarah Nasional Luar Biasa :
Musyawarah Nasional Luar Biasa mempunyai wewenang sama dengan
Musyawarah Nasional.
3. Wewenang Rapat Pimpinan Nasional :
a. Forum tertinggi dibawah Musyawarah Nasional, yang diadakan atas
undangan Dewan Pimpinan Pusat, apabila terdapat hal-hal yang perlu
diputuskan/disahkan yang selanjutnya akan dipertanggungjawabkan kepada
Musyawarah Nasional.
b. Mengambil Keputusan-Keputusan kecuali yang menjadi wewenang
Musyawarah Nasional, sebagaimana yang tercantum dalam ayat1 Pasal 5.
4. Wewenang Musyawarah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota :
a. Menyusun Program Kerja Daerah dalam rangka pelaksanaan hasil MUNAS.
b. Menetapkan Ketua Dewan Pembina Daerah.
c. Memilih dan menetapkan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah
d. Memberi penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan
Daerah pada akhir masa jabatan.
5. Wewenang Rapat Kerja Nasional :
Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan program kerja sebelumnya dan
menetapkan arah /prioritas pelaksanaan program selanjutnya yang sesuai
dengan program Umum Organisasi.
6. Wewenang Rapat Kerja Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota :
Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan program kerja sebelumnya dan
menetapkan arah /prioritas pelaksanaan program selanjutnya yang sesuai
dengan Program Umum Organisasi dan Keputusan-Keputusan Rapat Kerja
Nasional.
7. Wewenang Rapat Kerja di tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa ditetapkan
Dewan Pimpinan Pusat dalam Peraturan Organisasi.
8. Wewenang Rapat Pleno dan/atau Rapat Harian untuk menetapkan kebijakan
dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas organisasi sesuai dengan jenjang
kewenangannya akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

PASAL 6
1. Musyawarah Nasional (MUNAS) Musyawarah Daerah (MUSDA) untuk Propinsi
dan Kabupaten/Kota Musyawarah Kecamatan (MUSCAM) dan Musyawarah
Ranting (MUSRAN) untuk Kelurahan/Desa diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 5
(lima) Tahun.
- 16 -
2. Rapat Kerja Nasional diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)
tahun.
3. Rapat Kerja Daerah diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua)
tahun.
PASAL 7
1. Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) diadakan oleh Dewan Pimpinan
Pusat dan atas persetujuan Ketua Umum apabila :
a. Kelangsungan hidup organisasi dalam keadaan terancam.
b. Atas permintaan sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah Dewan Pimpinan
Daerah Propinsi.
2. Pelaksanaan Musyawarah-Musyawarah Luar Biasa akan diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Organisasi.

PASAL 8
Utusan Musyawarah dan Rapat-Rapat, terdiri dari :
a. Peserta
b. Peninjau.
PASAL 9
Musyawarah Nasional dihadiri oleh utusan, terdiri :
1. Peserta :
a. Dewan Pimpinan Pusat.
b. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi
2. Peninjau :
a. Unsur Dewan Pertimbangan DPP
b. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota
c. Unsur perorangan yang diundang oleh DPP BAPERA

PASAL 10
Musyawarah Nasional Luar Biasa dihadiri oleh utusan yang sama seperti Musyawarah
Nasional yang terdapat pada Pasal 9 Anggaran Rumag Tangga ini.

- 17 -
PASAL 11
Rapat Pimpinan Nasional dihadiri oleh utusan, terdiri dari :
1. Peserta :
a. Dewan Pimpinan Pusat.
b. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi
2. Peninjau :
a. Unsur Dewan Pertimbangan DPP.
b. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (apabila diperlukan)
c. Unsur perorangan yang diundang oleh DPP BAPERA

PASAL 12
Musyawarah Daerah Propinsi dihadiri oleh utusan, terdiri dari :
1. Peserta :
a. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi.
b. Unsur Dewan Pimpinan Pusat
c. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota
2. Peninjau :
a. Unsur Dewan Pertimbangan DPD Propinsi
b. Unsur perorangan yang diundang oleh DPD Propinsi

PASAL 13

Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota dihadiri oleh utusan, terdiri dari :


1. Peserta :
a. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota.
b. Unsur Dewan Pimpinan Daerah Propinsi
c. Pimpinan Kecamatan.
2. Peninjau :
c. Unsur Dewan Pertimbangan DPD Kabupaten/Kota.
d. Unsur perorangan yang diundang oleh DPD Kabupaten/Kota.

3. Utusan Musyawarah tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa diatur dalam


Peraturan Organisasi.

- 18 -
PASAL 14

1. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh utusan yang sama dengan Rapat Pimpinan
Nasional, seperti yang disebut dalam Pasal 11 Anggaran Rumah Tangga ini.

2. Rapat Kerja Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota dihadiri oleh utusan yang sama
dengan Musyawarah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota, seperti yang disebut
dalam Pasal 12 dan Pasal 13 Anggaran Rumah Tangga ini.

PASAL 15
Perincian dan jumlah Utusan Musyawarah dan Rapat-Rapat, seperti yang diatur
dalam BAB III Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam Peraturan Organisasi.
BAB IV
HAK BICARA DAN HAK SUARA
PASAL 16
1. Hak Bicara dalam forum musyawarah dan rapat-rapat pada dasarnya menjadi hak
perorangan yang dimiliki oleh seluruh Utusan baik Peserta maupun Peninjau.
2. Hak Suara yang dipergunakan dalam pengambilan Keputusan pada Musyawarah
dan Rapat-Rapat hanya dimiliki oleh Peserta.
3. Penggunaan lebih lanjut Hak Bicara dan Hak Suara Peserta Musyawarah dan
Rapat-Rapat sebagaimana tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal 16 ini diatur
dalam Peraturan Organisasi.

BAB V
KEPENGURUSAN
PASAL 17
SYARAT KEPENGURUSAN

1. Pengurus BAPERA dipilih dari Anggota.


2. Syarat-syarat untuk menjadi pengurus disemua tingkatan organisasi adalah :
a. Kader BAPERA yang percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Kader BAPERA yang telah terbukti mempunyai prestasi, dedikasi, loyalitas
yang tinggi terhadap perjuangan Organisasi.

- 19 -
c. Mampu bekerjasama secara kolektif serta mampu meningkatkan dan
mengembangkan peranan BAPERA sebagai organisasi kemasyarakatan yang
tangguh dan berintegritas.
d. Mendapat dukungan dan kepercayaan anggota dan masyarakat luas.
e. Dapat meluangkan waktu dan sanggup bekerja secara aktif dalam
kepengurusan.

3. Syarat kepengurusan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Organisasi.

PASAL 18
PEMBENTUKAN DAN PEMBEKUAN ORGANISASI

1. Pembentukan Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi, ,


dilakukan oleh kepengurusan DPP BAPERA dengan memperhatikan
hasil Musda Propinsi
2. Pembentukan Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten
Kota yang baru disesuaikan dengan wilayah pemerintahan dan
dilakukan oleh DPP BAPERA dengan memperhatikan hasil Musda
Kabupaten/Kota dan usulan DPD Propinsi

2. Tata Cara Pembentukan Kepengurusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat


(1) Pasal 18 ini diatur dalam Peraturan Organisasi.
3. Pembekuan Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi, Dewan Pimpinan
Daerah Kabupaten/Kota, dapat dilakukan, apabila kepengurusan tersebut
bertentangan dengan Peraturan-Peraturan Organisasi, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga yang dilakukan oleh kepengurusan DPP BAPERA
4. Tata Cara Pembekuan Kepengurusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat
(3) Pasal 18 ini diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB VI
KEDUDUKAN DEWAN PERTIMBANGAN
PASAL 19
1. Keanggotaan Dewan Pertimbangan, terdiri dari tokoh-tokoh yang memiliki
kewibawaan dalam masyarakat dan menaruh perhatian terhadap pengembangan
dan pembinaan generasi muda.

- 20 -
2. Dewan Pertimbangan di masing-masing tingkatan merupakan Badan yang
bersifat kolektif dan bertugas memberikan pertimbangan, saran, nasihat kepada
Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah Propinsi, Kabupaten/Kota dan
Ranting (Kelurahan/Desa).
3. Ketua Dewan Pertimbangan diangkat dan ditentukan oleh Dewan Pimpinan di
masing-masing tingkatan yang kualifikasinya sesuai Ayat (1) Pasal 19 ini.

BAB VII
SUSUNAN KEPENGURUSAN
PASAL 20
Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat, yang terdiri dari :
a. Ketua Umum.
b. Wakil-Wakil Ketua Umum.
c. Ketua-Ketua.
d. Sekretaris Jenderal.
e. Wakil-Wakil Sekretaris Jenderal.
f. Bendahara Umum.
g. Bendahara.
h. Departeman-Departemen.

PASAL 21
Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Propinsi, yang terdiri dari :
a. Ketua.
b. Wakil-Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil-Wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil-Wakil Bendahara.
g. Biro - Biro

- 21 -
PASAL 22

Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota, yang terdiri dari :


a. Ketua.
b. Wakil-Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil-Wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil-Wakil Bendahara.
g. Bidang -Bidang.
PASAL 23

Susunan Pengurus Pimpinan Kecamatan terdiri dari :


a. Ketua.
b. Wakil-Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil-Wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil-Wakil Bendahara.
g. Seksi - Seksi.
PASAL 24

Susunan Pengurus Pimpinan Ranting (Kelurahan/Desa), terdiri dari :


a. Ketua.
b. Wakil-Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil-Wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil-Wakil Bendahara.
g. Bagian - Bagian.

PASAL 25

1. Departemen / Bidang / Biro / Bagian dan Seksi dibentuk menurut kebutuhan.


2. Jika terdapat penambahan Sususnan dan Jumlah Pengurus, maka disesuaikan
dengan Kebutuhan yang riil dengan pelaksanakan program.

- 22 -
BAB VIII
KEUANGAN
PASAL 26
1. Iuran Anggota akan ditentukan dalam Peraturan Organisasi.
2. Segala hal mengenai pemasukan dan pengeluaran keuangan organisasi wajib
dipertanggungjawabkan, sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan
Organisasi.
BAB IX
PERATURAN PERALIHAN
PASAL 27
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini,
akan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dalam Peraturan Organisasi.

BAB X
PENTUP
PASAL 28
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

DITETAPKAN DI : Jakarta
PADA TANGGAl : 19 MEI 2020

- 23 -
LAMBANG BARISAN PEMUDA NUSANTARA

LAMBANG

ARTI DAN MAKNA LAMBANG

1. Dasar Hitam Pada Lambang melambangkan keberanian yang nampak dengan


elegan
2. Rantai melambangkan Ikatan Persaudaraan dan sistem Komando
3. Loreng Melambangkan Militansi dan Esprit de Coprs
4. Merah Putih Melambangkan Bendera Indonesia
5. Warna Putih BAPERA melambangkan Landasan kita dalam berorganisasi adalah
kejujuran antar anggota
6. Warna abu-abu melambangkan stabilitas, kemandirian, dan tanggung jawab

- 24 -

Anda mungkin juga menyukai