Anda di halaman 1dari 8

VISI, MISI HIPKA

VISI:
Terwujudnya pengusaha muslim yang profesional dan berakhlak mulia untuk kemaslahatan umat,
yang diridhoi oleh Allah SWT.

MISI:
1. Mendorong dan mewujudkan anggota KAHMI sebagai wirausahawan baru yang tangguh.
2. Meningkatkan profesionalisme anggota HIPKA.
3. Menjadi pelopor wirausahawan muslim yang bermartabat, berdaya saing dan mandiri.
4. Membentuk dan menumbuhkan masyarakat wirausaha untuk percepatan pertumbuhan
ekonomi yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan.
5. Memperjuangkan keberpihakan pemerintah pada usaha Kecil, Menengah dan Koperasi.

ANGGARAN DASAR
HIMPUNAN PENGUSAHA KAHMI (HIPKA)

MUKADDIMAH
Bismillahirohmanirohim

Bahwa untuk mewujudkan kemajuan dan kesejateraan bangsa, sangat ditentukan oleh peran serta dari
semua unsur masyarakat dalam mendukung perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip-prinsip keadilan dan kebersamaan.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional melalui investasi di segala aspek kehidupan menjadi hal
yang mutlak dalam rangka mendukung kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Kerja sama pemerintah
pusat, pemerintah daerah, sektor swasta dan masyarakat sipil sangat dibutuhkan untuk mendorong
pertumbuhan dan pemerataan pembangunan nasional. Pertumbuhan ekonomi nasional juga
membutuhkan peran aktif semua komponen bangsa yang terpanggil untuk berperan dalam memajukan
ekonomi nasional.
Keberadaan Koprs Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang sejak berdiri sejak tanggal 17
September 1966 sebagai wadah pengabdian dari alumni HMI telah memberikan sumbangsih yang besar
dalam perjalanan bangsa dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Peran alumni HMI dalam berbagai aspek kehidupan bangsa dan Negara sudah sangat banyak dan
beragam. Peran alumni HMI tersebar di berbagai bidang, mulai dari bidang politik, social, ekonomi,
keagamaan, budaya, pendidikan dan bahkan pertahanan – keamanan. Dari semua peran tersebut, yang
paling menonjol adalah pada dibidang politik, pemerintahan, pendidikan, sosial dan keagamaan.
Sementara aspek kehidupan yang lain seperti ekonomi dan industri belum banyak diminati alumni HMI.

Terkait dengan masih kurangnya peran alumni HMI dibidang ekonomi, maka perlu dilakukan berbagai
upaya untuk mendorong alumni HMI berkiprah dalam dunia usaha (business). Sebab, kiprah alumni HMI
di dunia usaha adalah bagian yang tidak terpisahkan dari tanggung jawab alumni HMI dalam
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT berdasarkan Undang-Undang
Dasar 1945 dan nilai nilai Pancasila dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tanggung
jawab dilaksanakan melalui kerja-kerja professional kewirausahaan yang berbasiskan pada kualitas
profesi, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam.

Menyadari bahwa peran HMI secara nasional yang belum memadai di bidang ekonomi, bisnis dan
kewirausahawaan untuk mendukung perekonomian nasional, maka pada tanggal 29 september 2010,
KAHMI mengambil inisiatif dengan membentuk dan medeklarasikan berdirinya Himpunan Pengusaha
KAHMI sebagai wadah aktualisasi peran anggota KAHMI dalam dunia usaha.

Bahwa untuk itu disusunlah Anggaran Dasar Himpunan Pengusaha KAHMI sebagai berikut:

BAB I

NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama
Perhimpunan ini bernama HIMPUNAN PENGUSAHA KAHMI disingkat HIPKA

Pasal 2
Waktu
HIPKA didirikan pada hari Rabu, tanggal Dua Puluh Sembilan September tahun Dua Ribu Sepuluh Masehi
(29-09-2010 M) bertepatan dengan tanggal Dua puluh Syawal Seribu empat ratus tiga puluh Hijriah (20-
10-1431 H) di Jakarta untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 3
Tempat Kedudukan
1. Badan Pengurus Pusat di tingkat Nasional disingkat BPP HIPKA berkedudukan di Ibu Kota Negara
Republik Indonesia.
2. Badan Pengurus Wilayah di tingkat Propinsi di singkat BPW HIPKA berkedudukan di Ibukota
Propinsi.
3. Badan Pengurus Daerah di tingkat Kabupaten/Kota di singkat BPD HIPKA berkedudukan di
Ibukota Kabupaten/Kota.

BAB II
ASAS

Pasal 4
Asas dan Dasar
1. HIPKA berasakan Pancasila
2. Dasar dan cita-cita perjuangan HIPKA dilandasi nilai-nilai ajaran Islam

BAB III
TUJUAN DAN USAHA

PASAL 5
TUJUAN
Terwujudnya pengusaha muslim yang profesional dan berahlak mulia untuk kemaslahatan umat dan
bangsa, yang diridhoi oleh Allah SWT

PASAL 6
USAHA

Untuk mencapai tujuan HIPKA melakukan usaha-usaha sebagai berikut:


(1) Mendorong dan mewujudkan anggota KAHMI sebagai wirausahawan baru yang unggul.
(2) Meningkatkan Profesionalisme anggota HIPKA
(3) Menjadi pelopor wirausahan yang bermartabat, berdaya saing tinggi dan mandiri.
(4) Membentuk dan menumbuhkan masyarakat wirausaha untuk percepatan pertumbuhan
ekonomi yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan.
(5) Mengembangkan potensi anggota sesuai dengan bidang usahanya, melalui pendidikan,
pelatihan, penelitian dan pembinaan.
(6) Memperjuangkan keberpihakan Pemerintah pada Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi.
(7) Mengembangkan usaha dan jaringan usaha antar anggota dan organisasi usaha lain baik
ditingkat nasional maupun internasional.
BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal 7
Keanggotaan

(1) Anggota HIPKA adalah perorangan dan atau badan hukum


(2) Pendaftaran Keanggotaan HIPKA dilakukan melalui BPP, BPW, atau BPD yang kartu
anggotanya dikeluakan oleh BPP-HIPKA

Pasal 8
Jenis Keanggotaan
(1) Keanggotaan HIPKA terdiri dari Anggota Biasa, Anggota Luar Biasa dan Anggota
Kehormatan.
(2) Anggota Biasa adalah para pengusaha KAHMI yang telah terdaftar pada BPP-HIPKA, BPW
HIPKA, atau BPD HIPKA.
(3) Anggota Luar Biasa adalah pengusaha bukan alumni HMI yang mempunyai hubungan
khusus dan mendukung tujuan HIPKA
(4) Anggota Kehormatan adalah pengusaha atau badan hukum yang dipandang berjasa atau
mempunyai peranan dan pengaruh untuk membesarkan HIPKA.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 9
Hak Anggota
(1) Anggota Biasa mempunyai hak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau pertanyaan
secara lisan atau tertulis kepada Badan Pengurus HIPKA berdasarkan tingkatan keputusan.
(2) Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa mempunyai hak untuk memilih dan dipilih menjadi
Pengurus pada tingkat Nasional, Wilayah, dan Daerah.
(3) Anggota Kehormatan mempunyai hak mengajukan saran atau usul dan pertanyaan kepada
BPP, BPW, BPD secara lisan atau tertulis.
(4) Dalam hal jabatan Ketua Umum BPP, Ketua BPW, dan Ketua BPD hanya dipilih dari Anggota
Biasa.

Pasal 10
Kewajiban Anggota
Anggota HIPKA berkewajiban untuk:
(1) Membayar uang pangkal dan iuran anggota, yang ketentuannya diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
(2) Menjaga nama baik HIPKA.
(3) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan HIPKA
Pasal 11
Pemberhentian Anggota
(1) Anggota dapat diberhentikan dari keanggotaan HIPKA karena:
a. Melanggar Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga atau Pedoman Organisasi atau
b. Terbukti melakukan kegiatan yang merugikan organisasi atau memecah belah
organisasi.
(2) Pemberhentian dari keanggotaan HIPKA diputuskan dalam rapat Harian BPP HIPKA yang
didahului peringatan yang disampaikan secara lisan dan atau tertulis.
(3) Setiap BPW dan BPD, dapat menyampaikan usulan secara tertulis kepada BPP tentang
pemberhentian keanggotaan HIPKA di wilayah atau didaerahnya masing-masing beserta
alasannya.
(4) Setiap anggota yang diberhentikan dapat mengajukan pembelaan kepada BPP HIPKA, dan
selanjutnya BPP HIPKA dapat melakukan rehabilitasi terhadap anggota tersebut jika ternyata
terjadi kekeliruan.

BAB VI
KEKUASAAN DAN STRUKTUR

Pasal 12
Kekuasaan

(1) Kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah Nasional (MUNAS)


(2) Ketentuan tentang MUNAS diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 13
Struktur Kepemimpinan

Struktur Kepemimpinan HIPKA terdiri atas :


a. Badan Pengurus Pusat (BPP) di tingkat nasional
Susunan Badan Pengurus Pusat sekurang-kurangnya terdiri atas Ketua Umum, Wakil Ketua
Umum, Ketua-Ketua yang membidangi Kompartemen 5(Lima) orang, Bendahara Umum dan
Bendahara 3 (tiga) Orang. Koordinator-Koordinator Wilayah dan Kompartemen -
Kompartemen.
b. Badan Pengurus Wilayah (BPW) ditingkat propinsi
Susunan Badan Pengurus Wilayah di tingkat Propinsi.
c. Badan Pengurus Daerah(BPD) di tingkat Kabupaten/Kota
Susunan Badan Pengurus Daerah sekurang kurangnya terdiri dari Ketua, Wakil, Ketua,
Sekretaris dan Bendahara.
BAB VII
DEWAN PENGAWAS

Pasal 14
Wewenang dan Susunan Dewan Pengawas
(1) Dewan Pengawas adalah organ HIPKA yang dibentuk di tingkat pusat dan berwenang
melakukan pengawasan kepada BPP dalam menjalankan kegiatan HIPKA.
(2) Susunan Dewan Pengawas berjumlah 7(tujuh) orang, terdiri dari Ketua, Wakil Ketua,
Sekretaris dan Anggota yang dipilih dari dan oleh anggota Badan Pengawas dan
ditetapkam oleh BPP.

BAB VIII
DEWAN PAKAR

Pasal 15
(1) Dewan Pakar adalah organ HIPKA yang bertugas sebagai narasumber sesuai dengan
keahliannya untuk mendorong tercapainya tujuan HIPKA.
(2) Susunan Dewan Pakar terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota yang
ditetapkan oleh BPP,BPW, dan BPD.

BAB IX
DEWAN PENASEHAT

Pasal 16
(1) Dewan Penasehat adalah Organ HIPKA yang bertugas memberikan saran, nasehat, dan
pembinaan kepada pengurus dan jajaran perangkat organisai penunjangnya sesuai
tingkatannya.
(2) Susunan Dewan Penasehat terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota yang ditetapkan
oleh BPP, BPW dan BPD.

BAB X
DEWAN PEMBINA

Pasal 17
(1) Dewan Pembina adalah dapat dibentuk oleh BPP yang beranggotakan tokoh-tokoh
nasional yang dipandang berjasa dalam pembentukan dan pengembangan HIPKA.
(2) Susunan Anggota Dewan Pembina dipilih dan ditetapkan oleh BPP.
BAB XI
KEUANGAN DAN HARTA KEKAYAAN

Pasal 18
Keuangan

Keuangan Organisasi terdiri dari :


a. Uang pangkal dan uang Iuran anggota.
b. Sumbangan anggota.
c. Bantuan pihak-pihak lain yang halal dan tidak mengikat.

Pasal 19
Harta Kekayaan
Harta Kekayaan organisasi terdiri dari Kekayaan Intelektual, harta bergerak dan harta tidak
bergerak yang diperoleh dari usaha sendiri, hibah, pembelian, atau bantuan pihak-pihak
lain yang tidak mengikat.

BAB XII
Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran

Pasal 20
Perubahan Anggaran Dasar
Perubahan Anggaran Dasar ini disyahkan pada rapat harian BPP HIPKA pada hari Selasa
tanggal 25 Mei 2015 dan perubahan selanjutnya dilakukan dan ditetapkan dalam MUNAS.

Pasal 21
Pembubaran

(1) Pembubaran HIPKA hanya dapat dilakukan melalui MUNAS yang akan diadakan secara
khusus dan harus dihadiri minimal ¾ (tiga perempat) dari seluruh peserta MUNAS.
(2) Segala kekayaan HIPKA dan penyelesaian utang piutang HIPKA di putuskan dalam
MUNAS.
(3) Setelah pembubaran HIPKA, MUNAS menunjuk likuidator untuk mengurus kekayaan
HIPKA. Apabila tidak ditunjuk likuidator, BPP HIPKA bertindak sebagai likuidator.

BAB XIII
PENUTUP
.

Anda mungkin juga menyukai