Anda di halaman 1dari 20

PRAYA LOMBOK

2021
ASOSIASI KOPI SPECIALTY LOMBOK
(LOMBOK SPECIALTY COFFEE ASSOCIATION)
Didirikan di Praya Lombok Tengah, NTB
Tanggal ………………

Mukadimah

Bahwa tanaman kopi yang tumbuh subur di persada Nusantara merupakan anugerah Tuhan Yang Maha
Esa perlu dilestarikan dan diwujudkan agar komoditas kopi sebagai salah satu icon agribisnis andalan
konsumsi yang mampu berdaya saing, berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan bagi semua pelaku
usaha dalam bidang perkopian dari hulu sampai hilir serta meningkatkan kontribusinya terhadap
perekonomian daerah.

Bahwa sesuai dengan amanat dan semangat Pembangunan Nasional yang berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33, maka untuk mewujudkan masyarakat perkopian yang
mempunyai kemampuan sebagaimana dimaksud diatas, perlu terjalin hubungan usaha yang baik dan
harmonis diantara para pelaku usaha perkopian Lombok.

Bahwa untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dalam usaha perkopian diperlukan organisasi
profesi yang handal dan kokoh dalam menghadapi tuntutan era globalisasi, sekaligus sebagai wadah
pembinaan agar menjadi mitra dan duta yang tangguh bersama Pemerintah daerah dalam menghadapi
kancah perkopian baik secara nasional maupun internasional.

Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta didorong oleh keinginan luhur untuk mencapai tujuan
dan cita-cita bersama dalam mewujudkan masyarakat perkopian yang sejahtera dan mampu memberikan
kontribusi terhadap perekonomian daerah dan nasional, maka kami pelaku industry kopi Lombok
menyatakan tekadnya untuk menyatukan diri bergabung membentuk wadah organisasi perkopian yang
profesional sesuai ketentuan perundangan yang berlaku, berdasarkan rasa kekeluargaan dan gotong
royong dengan nama ASOSIASI KOPI SPECIALTY LOMBOK(LOMBOK SPECIALTY
COFFEE ASSOCIATION) sebagai wadah pemersatu bagi pelaku usaha dibidang perkopian yang
dapat menampung seluruh pelaku usaha perkopian di Lombok baik dari hulu sampai hilir hingga ke
sektor pemasaran dan ekspor maupun pasar domestik.

VISI

Melestarikan dan mewujudkan komoditas kopi sebagai salah satu icon agribisnis andalan nasional, agar
mampu berdaya saing dan bermutu baik didunia serta berkelanjutan, untuk menuju masyarakat yang
sejahtera khususnya bagi semua pelaku usaha dalam bidang perkopian baik dari hulu sampai hilir di
Lombok, serta mendorong pertumbuhan perkopian daerah Lombok agar memberikan kontribusi terhadap
perekonomian dan pendapatan daerah.

MISI

1. Menjadi wadah para pelaku usaha perkopian Lombok.


2. Meningkatkan kemampuan anggota agar menjadi pelaku usaha perkopian yang terampil dan
profesional.
3. Mengenalkan dan mengangkat eksistensi kopi Lombok
4. Menjalin hubungan dengan lembaga dan instansi serta pihak-pihak yang terkait baik di bidang
perkopian di tingkat nasional dan internasional.
5. Mewujudkan organisasi berdasarkan rasa kekeluargaan dan gotong royong yang mandiri,
profesional dan berwawasan luas sebagai wadah pemersatu bagi pelaku usaha dibidang
perkopian, dalam mencapai usaha perkopian yang kokoh dan handal dalam menghadapi kancah
perkopian baik nasional maupun internasional.
ANGGARAN DASAR

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN.


Pasal 1.

ini bernama ASOSIASI KOPI SPECIALTY LOMBOK(LOMBOK


Perkumpulan
SPECIALTY COFFEE ASSOCIATION) disingkat LSCA (selanjutnya dalam anggaran dasar ini
cukup Disebut “Perkumpulan”) adalah organisasi pelaku usaha kopi specialty Lombok. Perkumpulan ini
didirikan di lombok dan dapat berkedudukan di seluruh wilayah hukum Lombok Indonesia.

JANGKA WAKTU
Pasal 2

Perkumpulan ini didirikan untuk jangka waktu yang lamanya tidak ditentukan.

ASAS, LANDASAN DAN SIFAT


Pasal 3.

1. Perkumpulan berasaskan Pancasila.


2. Perkumpulan berlandaskan pada Undang Undang Dasar 1945 dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Perkumpulan bersifat mandiri (independent), tidak terikat pada partai atau golongan politik apapun.

MAKSUD DAN TUJUAN.


Pasal 4

Maksud dan tujuan Perkumpulan adalah dibidang sosial budaya dan kemanusiaan untuk mewujudkan dunia
usaha perkopian yang tangguh, profesional dan berdaya saing tinggi sehingga mampu memberikan
kontribusi terhadap perkopian daerah serta kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

KEGIATAN
Pasal 5

Kegiatan Perkumpulan ini adalah :


1. Membina, mengarahkan dan mengembangkan kemampuan kegiatan usaha anggota yang profesional
dan memiliki citra yang baik.
2. Memberikan perlindungan dan memperjuangkan kepentingan anggota
3. Membantu upaya Pemerintah Daerah dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku usaha
dalam bidang perkopian
4. Memberikan pendapat dan saran kepada Pemerintah dan Lembaga lain, sebagai sumbangan pemikiran
dalam pengambil keputusan kebijakan perkopian tersebut;
5. Menjalin dan membina kerjasama dengan instansi/lembaga terkait dibidang perkopian baik didalam
maupun diluar Negeri.
KEKAYAAN
Pasal 6

1. Perkumpulan mempunyai kekayaan awal yang berasal dari kekayaan pendiri yang dipisahkan, uang
tunai sebesar Rp. 5.000.000 (Lima juta rupiah) sebagai kekayaan awal Perkumpulan.
2. Selain Kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, kekayaan Perkumpulan dapat juga diperoleh
dari :
a. uang pangkal
b. iuran tetap anggota
c. sumbangan yang tidak mengikat
d. hibah
e. perolehan dari usaha lainnya yang sah dan tidak bertentangan dengan anggaran dasar
Perkumpulan dan/atau ketentuan Peraturan Perundang undangan.
3. Kekayaan Perkumpulan sebagaimana dimaksud diatas dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan
untuk mewujudkan maksud dan tujuan Perkumpulan.
4. Pengelolaan kekayaan Perkumpulan dilakukan secara terbuka dan akuntabel.

ORGAN PERKUMPULAN
Pasal 7

Perkumpulan mempunyai organ yang terdiri dari :


1. Rapat Umum Anggota
2. Badan Pengurus
3. Badan Pengawas

KEANGGOTAAN
Pasal 8

Anggota terdiri dari :


1. Anggota yaitu :Pelaku industry kopi (Barista,kopi roaster,dll)
2. Anggota Kehormatan yaitu Lembaga atau perorangan yang dinilai berjasa dan mempunyai dedikasi
yang tinggi bagi kemajuan dunia usaha perkopian serta mempunyai pengalaman luas dan keahlian
dalam bidang perkopian.
3. Keanggotaan ditetapkan oleh Badan Pengurus.
4. Prosedur dan persyaratan menjadi anggota akan diaturlebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Pasal 9

1. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri.


2. Diberhentikan oleh Badan Pengurus atau berdasarkan keputusan RUA karena tidak memenuhi
persyaratan yang ditentukan perkumpulan.
3. Tata cara pengunduran diri dan pemberhentian anggota akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga.
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 10

Kewajiban Anggota :
1. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan Perkumpulan.
2. Tidak merugikan Perkumpulan baik materiil dan moril.
3. Membayar uang pangkal, iuran tetap dan iuran bulanan besarnya ditetapkan oleh Rapat Umum
Anggota bagi anggota biasa.

Hak Anggota :
1. Setiap anggota berhak mendapat perlindungan dan pelayanan dari Perkumpulan.
2. Setiap Anggota Biasa mempunyai hak bicara, hak suara, hak memilih dan dipilih menjadi Anggota
Badan Pengurus, Badan Pengawas Perkumpulan dalam Rapat Umum Anggota.
3. Setiap Anggota Kehormatan mempunyai hak bicara dalam Rapat Umum Anggota.
4. Hak Anggota Perkumpulan tersebut dapat diperoleh dan dituntut dengan syarat apabila Anggota
tersebut telah memenuhi kewajibannya.

RAPAT UMUM ANGGOTA


Pasal 11

1. Rapat Umum Anggota (selanjutnya disebut RUA) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
Perkumpulan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada Badan Pengurus dan
Badan Pengawas.
2. RUA wajib diadakan setiap 1 (Satu) tahun sekali sesuai masa jabatan Badan Pengurus dan Badan
Pengawas.
3. RUA mempunyai kewenangan untuk menetapkan :
a. Pengesahan hasil pemilihan secara langsung untuk mengangkat 3 (tiga) orang formatur sebagai
Ketua Umum & Ketua-Ketua Badan Pengurus dan Anggota Badan Pengawas.
b. Penilaian atas pertanggungjawaban Badan Pengurus dan Badan Pengawas mengenai
pelaksanaan tugas masing masing selama masa jabatannya.
c. Pengesahan program kerja Perkumpulan untuk jangka Waktu 1 (satu) tahun;

Kebijakan umum Perkumpulan berdasarkan Anggaran Dasar :


1. Perubahan Anggaran Dasar
2. Pengangkatan Anggota Kehormatan apabila dipandang perlu.
3. Memberhentikan Ketua Umum & Ketua-Ketua Badan Pengurus dan Anggota Badan Pengawas
sebelum masa jabatannya berakhir, apabila dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya
menyimpang dari Anggaran Dasar Perkumpulan atau Peraturan Perundang-undangan.

RUA terdiri dari :


a. RUA SatuTahunan;
b. RUA Luar Biasa.
Istilah RUA dalam Anggaran Dasar ini berarti keduanya yaitu RUA 1 Tahunan dan RUA Luar Biasa.
Pasal 12.

1. RUA satu tahunan adalah RUA yang diadakan sekali dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan masa
bakti Badan Pengurus Perkumpulan dengan agenda acara Utama (rutin) yaitu :
a. Pengesahan hasil pemilihan secara langsung untuk mengangkat formatur sebagai Ketua Umum
& Ketua-Ketua Badan Pengurus dan Anggota Badan Pengawas.
b. Pengesahan program kerja Perkumpulan untuk jangka Waktu 1 (satu) tahun
c. Penilaian atas pertanggungjawaban Badan Pengurus dan Badan Pengawas mengenai
pelaksanaan tugas masing masing selama masa jabatannya.
2. RUA Luar Biasa dapat diselenggarakan sewaktu waktu berdasarkan kebutuhan Perkumpulan
dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang undangan serta Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan.
3. RUA Luar Biasa diadakan dalam keadaan yang mendesak untuk segera memperoleh keputusan
RUA dengan syarat:
a. Ada permintaan paling sedikit 50 % (lima puluh persen) dari jumlah anggota; atau
b. Atas permintaan berdasarkan keputusan rapat Badan Pengurus atau Keputusan Rapat Badan
Pengawas.

TEMPAT, PEMANGGILAN DAN PIMPINAN RUA


Pasal 13

1. RUA diadakan di tempat kedudukan Perkumpulan atau ditempat lain yang telah ditetapkan RUA
sebelumnya.
2. RUA diselenggarakan dengan melakukan pemanggilan terlebih dahulu kepada anggota dengan
surat tercatat.
3. Pemanggilan dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal penyelenggaraaan RUA tanpa
memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal penyelenggaraan RUA.
4. Dalam Pemanggilan itu harus dicantumkan hari, tanggal,jam, tempat dan acara rapat.
5. RUA dipimpin oleh Ketua Umum Badan Pengurus.
6. Jika Ketua Umum Badan Pengurus tidak ada atau berhalangan karena sebab apapun yang tidak
perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, RUA dipimpin oleh salah seorang Ketua Badan Pengurus
yang ditunjuk oleh Ketua Umum.
7. Jika semua Ketua tidak Hadir atau berhalangan karena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan
kepada pihak ketiga, RUA dipimpin oleh salah seorang anggota Badan Pengawas.
8. Jika semua anggota Badan Pengawas tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun yang tidak
perlu dibuktikan kepada pihak ketiga RUA di pimpin oleh dan diantara anggota yang hadir dalam
rapat.
9. Anggota Perkumpulan berhak untuk hadir dan/atau mengeluarkan suara dalam setiap RUA
apabila
a. Anggota tersebut telah memenuhi kewajibannya;
b. Anggota tersebut diwakili seseorang dari organ pemilik/pengurus/pengawas Badan Usaha
anggota Perkumpulan.
c. Anggota tersebut telah memperoleh kuasa dari anggota lainnya.

KORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN RUA


Pasal 14

1. RUA sah dan keputusan mengikat seluruh Anggota, jika dihadiri lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah
Anggota Perkumpulan.Dalam hal korum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, maka
RUA dapat ditunda dalam waktu 6 (enam) jam pada hari yang sama dan telah dihadiri sekurang
kurangnya 1/3 (satu per tiga) jumlah anggota Perkumpulan.
2. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak tercapai, maka RUA dapat
dilaksanakan pada hari berikutnya tanpa memperhatikan jumlah Korum.
3. Setiap Anggota berhak mengeluarkan 1 (satu) Suara.
4. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani,
sedangkan mengenai hal lain dilakukan secara lisan.
5. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan tidak dihitung
dalam menentukan jumlah suara.
6. Setiap Pengambilan keputusan RUA dilakukan Berdasarkan musyawarah untuk mufakat; Apabila
dengan cara demikian tidak diperoleh kesepakatan, maka keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak dari suara yang dikeluarkan dengan sah;
7. RUA harus dibuatkan Notulen yang wajib ditandatangani oleh Ketua Rapat dan Sekretaris, kecuali
Notulen dibuat dihadapan Notaris.

BADAN PENGURUS
Pasal 15

1. Badan Pengurus adalah organ Perkumpulan yang melaksanakan kepengurusan Perkumpulan yang
sekurang-kurangnya terdiri dari :
a. Seorang Ketua
b. Seorang Sekretaris; dan
c. Seorang Bendahara.
2. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Ketua, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat sebagai
Ketua Umum.
3. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Sekretaris, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat
sebagai Sekretaris Umum.
4. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Bendahara, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat
sebagai Bendahara Umum.
5. Badan Pengurus Perkumpulan dipilih dari dan oleh Anggota dalam RUA dengan menggunakan tata
cara pemilihan formatur yang akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
6. Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi Badan Pengurus sebagai berikut :
a. Warga Negara Indonesia;
b. Setia pada Pancasila dan Undang undang Dasar 1945
c. Sehat jasmani dan rohani;
7. Sudah menjadi pelaku usaha industry kopi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
8. Mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan Pengurusan
Perkumpulan yang menyebabkan kerugian bagi Perkumpulan dan masyarakat berdasarkan putusan
pengadilan, dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal putusan tersebut berkekuatan
hukum tetap.
9. Masa jabatan Badan Pengurus Perkumpulan adalah 1 (Satu) tahun dan dapat dipilih/diangkat
kembali untuk masa jabatan kedua; Sesudah itu baru dapat dipilih/diangkat kembali setelah tenggang
waktu jeda 1 (satu) periode.
10. Anggota Badan Pengurus yang telah diangkat dicatat dalam Buku Daftar Badan Pengurus.
11. Sebelum melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai Badan Pengurus, harus terlebih dahulu
mengucapkan sumpah janji didepan RUA.
12. Tata cara pemilihan, pengangkatan, pemberhentian, penggantian dan sumpah Badan Pengurus diatur
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 16

1. Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Ketua Harian adan Pengurus berhak mengundurkan diri dari
jabatannya, dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada
Perkumpulan melalui Badan Pengawas paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal
pengunduran dirinya.
2. Dalam hal salah satu jabatan Ketua Umum, Ketua I & Ketua II Badan Pengurus mengundurkan diri
atau berhalangan tetap atau meninggal dunia, maka dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan
sejak terjadinya kekosongan RUA harus diselenggarakan untuk mengisi kekosongan itu, sedangkan
dalam hal jabatan selain Ketua Umum, Ketua I & Ketua II Badan Pengurus kosong karena suatu
sebab yang sah, maka dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak terjadinya kekosongan
Ketua Umum, Ketua I & Ketua II Badan Pengurus berwenang mengangkat Penggantinya untuk
mengisi kekosongan itu.
3. Dalam hal terdapat penggantian Jabatan pada jajaran Ketua, Sekretaris dan Bendahara Badan
Pengurus Perkumpulan, maka dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
tanggal dilakukan penggantian tersebut, Badan Pengurus yang baru wajib menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis kepada instansi terkait.
4. Badan Pengurus tidak dapat merangkap sebagai Badan Pengawas.
Pasal 17

Jabatan anggota Badan Pengurus berakhir apabila :


1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Tidak lagi memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang undangan
4. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam dengan hukuman
penjara paling sedikit 5 (lima) tahun
5. Diberhentikan berdasarkan keputusan RUA
6. Masa jabatan berakhir.
7. Anggota badan pengurus yang karena sesuatu hal tidak lagi menjadi unsur Pemilik atau Pengurus
atau Pengawas dari Badan Usaha Anggota Perkumpulan.

TUGAS DAN WEWENANG BADAN PENGURUS


Pasal 18

1. Badan Pengurus bertanggung jawab atas pelaksanaan kepengurusan untuk kepentingan Perkumpulan
dalam mewujudkan tujuannya.
2. Badan Pengurus bertugas dan berwenang menyelenggarakan RUA, Rapat Pengurus Dan Rapat
Gabungan dengan Badan Pengawas.
3. Badan Pengurus Wajib menyusun dan melaksanakan program kerja lima tahun dengan berpedoman
pada Kebijaksanaan Umum sebagaimana yang telah disahkan atau ditetapkan Oleh RUA dan untuk
selanjutnya dijabarkan kedalam Program Kerja Tahunan.
4. Badan Pengurus Wajib menyampaikan Laporan pertanggung jawaban kepengurusan selama masa
jabatannya kepada RUA.
5. Badan Pengurus wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Badan
Pengawas.
6. Ketua Umum & Wakil Ketua Umum Badan Pengurus berwenang mengangkat dan memberhentikan
Anggota Badan Pengurus Perkumpulan.
7. Dalam hal Anggota Badan Pengurus berhalangan tetap, maka paling lambat 3 (tiga) bulan Ketua
Umum & Wakil Ketua Umum Badan Pengurus berwenang untuk mengangkat penggantinya.
8. Badan Pengurus berwenang mengangkat dan memberhentikan anggota perkumpulan.
9. Setiap Anggota Badan Pengurus dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan
tugasnya dengan mengindahkan peraturan Perundang-undangan serta Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
10. Badan Pengurus berhak mewakili Perkumpulan didalam dan diluar pengadilan tentang segala hal
dan dalam segala kejadian, dengan pembatasan terhadap hal hal sebagai berikut :
a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perkumpulan (tidak termasuk mengambil uang
Perkumpulan di Bank).
b. Mendirikan suatu usaha baru atau melakukan penyertaan dalam berbagai bentuk usaha baik
didalam maupun diluar negeri;
c. Memberi atas harta tetap Perkumpulan;
d. Membeli atau dengan cara lain mendapatkan/ memperoleh harta tetap atas nama Perkumpulan;
e. Menjual atau dengan cara lain melepaskan kekayaan Perkumpulan serta
mengagunkan/membebani kekayaan Perkumpulan;
f. Mengadakan perjanjian dengan Lembaga lembaga Nasional dan Internasional yang berkaitan
dengan Kegiatan Perkumpulan. Badan Pengurus harus mendapat persetujuan dari RUA.
Pasal 19.
Badan Pengurus tidak berwenang mewakili Perkumpulan dalam hal

1. Mengikat Perkumpulan sebagai penjamin utang pihak lain;


2. Membebani kekayaan Perkumpulan untuk kepentingan pihak lain;
3. Mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan Perkumpulan, Badan Pengurus dan
Badan PengawasPerkumpulan, yang perjanjian tersebut tidak ada hubungannya bagi tercapainya
maksud dan tujuan Perkumpulan.

Pasal 20

1. Ketua umum bersama-sama dengan Wakil Ketua umum berwenang bertindak untuk dan atas nama
Badan Pengurus serta mewakili Perkumpulan.
2. Dalam hal Ketua Umum dan Wakil Ketua tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga,
hal tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka seorang Ketua lainnya bersama sama
dengan Sekretaris Umum atau apabila Sekretaris umum tidak hadir atau berhalangan karena sebab
apapun juga, hal tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, seorang Ketua lainnya
bersama sama dengan seorang Sekretaris lainnya berwenang bertindak untuk dan atas nama Badan
Pengurus serta mewakili Perkumpulan.
3. Dalam hal hanya ada seorang Ketua, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Ketua
Umum berlaku juga baginya.
4. Sekretaris Umum bertugas mengelola administrasi Perkumpulan, dalam hal hanya ada seorang
Sekretaris, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Sekretaris Umum berlaku juga
baginya.
5. Bendahara Umum bertugas mengelola keuangan Perkumpulan, dalam hal hanya ada seorang
Bendahara, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Bendahara Umum berlaku juga
baginya.
6. Struktur susunan Badan Pengurus Perkumpulan dan pembagian tugas wewenangnya diatur lebih
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga sesuai dengan kebutuhan Perkumpulan.

Pasal 21

1. Dalam hal terjadi perkara di pengadilan antara Perkumpulan dengan Anggota Badan Pengurus atau
apabila kepentingan pribadi seseorang Anggota Badan Pengurus bertentangan dengan Perkumpulan,
maka Anggota Badan Pengurus yang bersangkutan tidak berwenang bertindak untuk dan atas nama
Badan Pengurus serta mewakili Perkumpulan, maka Anggota Badan Pengurus lainnya bertindak
untuk dan atas nama Badan Pengurus serta mewakili Perkumpulan.
2. Dalam hal Perkumpulan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan Kepentingan seluruh
Pengurus, maka Perkumpulan diwakili oleh Badan Pengawas.

RAPAT BADAN PENGURUS


Pasal 22

1. Rapat Badan Pengurus dapat diadakan setiap waktu bila dipandang perlu atas permintan tertulis dari
1 (satu) orang atau lebih Badan Pengurus atau Badan Pengawas.
2. Rapat Badan Pengurus dilakukan oleh seluruh anggota Badan Pengurus yang tercatat dalam daftar
anggota Badan Pengurus.
3. Panggilan Rapat Badan Pengurus disampaikan kepada setiap anggota Badan Pengurus secara
langsung atau melalui surat dengan mendapat tanda terima paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
4. Panggilan Rapat Badan Pengurus itu harus mencantumkantanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
5. Rapat Badan Pengurus diadakan ditempat kedudukan Perkumpulan atau tempat kegiatan
Perkumpulan.Rapat Badan Pengurus diadakan ditempat lain dalam wilayah Republik Indonesia
dengan persetujuan Badan Pengawas melalui Rapat Badan Pengawas.
PASAL 23

1. Rapat Badan Pengurus dipimpin oleh Ketua Umum.


2. Dalam hal Ketua Umum tidak dapat hadir atau berhalangan, maka Badan Pengurus akan dipimpin
oleh Wakil Ketua Badan Pengurus.
3. 1 (satu) orang anggota Badan Pengurus hanya dapat diwakili oleh Badan Pengurus lainnya dalam
rapat Badan Pengurus berdasarkan surat kuasa.
4. Rapat Badan Pengurus sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :
a. dihadiri paling sedikit 1/2 (satu per dua) jumlah Badan Pengurus.
b. dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf a tidak tercapai, maka dapat
diadakan pemanggilan Rapat Badan Pengurus kedua. Pemanggilan sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat 4 huruf b, harus dilakukan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat
diselenggarakan dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
c. rapat Badan Pengurus kedua diselenggarakan paling cepat 7 (tujuh) hari dan paling lambat 14
(empat belas) hari terhitung sejak Rapat Badan Pengurus Pertama
5. Rapat Badan Pengurus kedua ini dianggap sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat
tanpa memperhatikan korum.

PASAL 24

1. Keputusan rapat Badan Pengurus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.


2. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan
diambil berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua)jumlah suara yang sah.
3. Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul ditolak.
4. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa ada tanda
tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal lain dilakukan secara terbuka.
5. Suara abstain dan suara yang tidak sah, tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang
dikeluarkan.
6. Setiap rapat Badan Pengurus dibuat berita Acara Rapat yang ditandatangani oleh ketua Rapat dan 1
(satu) orang anggota Badan Pengurus lainnya yang ditunjuk oleh rapat sebagai sekretaris rapat.
7. Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat 6 tidak disyaratkan apabila Berita Acara Rapat dibuat
dengan akta notaris.
8. Badan Pengurus dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Badan
Pengurus,dengan ketentuan semua anggota Badan Pengurus telah diberitahu secara tertulis dan
semua anggota Badan Pengurus memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara
tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.
9. Keputusan yang diambil sebagaimana dimaksud dalam ayat 8 mempunyai kekuatan yang sama
dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat Badan Pengurus.

BADAN PENGAWAS
Pasal 25

1. Badan Pengawas adalah organ Perkumpulan yang bertugas melakukan Pengawasan dan memberi
nasehat kepada Badan Pengurus dalam menjalankan kegiatan atau Kepengurusan Perkumpulan.
2. Badan Pengawas terdiri dari 3 (tiga) orang atau lebih dalam jumlah ganjil anggota Badan Pengawas.
3. Dalam hal diangkat lebih dari 3 (tiga) orang Badan Pengawas, maka 1 (satu) orang diantaranya yang
memperoleh suara terbanyak urutan pertama dapat diangkat sebagai Ketua Badan Pengawas.

Pasal 26
Badan Pengawas Perkumpulan dipilih dari dan oleh anggota dalam RUA.
Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi Badan Pengawas sebagai berikut :
a. Warga Negara Indonesia
b. Setia pada Pancasila dan Undang undang Dasar 1945;
c. Sehat jasmani dan rohani
Dari unsur Pemilik atau Pengurus atau Pengawas Badan Usaha anggota Perkumpulan yang namanya
tercantum dalam Daftar Perusahaan pada instansi yang berwenang;
a. Mempunyai kemampuan dalam mengelola Perkumpulan, jujur, loyal dan berdedikasi terhadap
Perkumpulan.
b. Sudah menjadi Anggota Perkumpulan sekurang- kurangnya2 (dua) tahun.
c. Mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan
Pengurusan Perkumpulan yang menyebabkan kerugian bagi Perkumpulan dan masyarakat
berdasarkan putusan pengadilan, dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal
putusan tersebut berkekuatan hukum tetap.
d. Masa jabatan Badan Pengawas Perkumpulan adalah 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih/diangkat
kembali untuk masa jabatan berikutnya.
e. Anggota Badan Pengawas yang telah diangkat dicatat dalam Buku Daftar Badan Pengawas.
f. Sebelum melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai Badan Pengawas harus terlebih dahulu
mengucapkan sumpah janji didepan RUA.
g. Tata cara pemilihan, pengangkatan, pemberhentian, penggantian dan sumpah Badan Pengawas
diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 27

1. Dalam hal jabatan Badan Pengawas kosong, maka dalam jangka waktu paling lambat 3(tiga) bulan
sejak terjadinya kekosongan RUA harus diselenggarakanuntuk mengisi kekosongan itu dengan
mengangkat Badan Pengawas baru.
2. Badan Pengawas berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis
mengenai maksudnya tersebut kepada Perkumpulan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum
tanggalpengunduran diri.
3. Dalam hal terdapat penggantian Badan Pengawas Perkumpulan, maka dalam jangka waktu paling
lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian Badan Pengawas
Perkumpulan, Badan Pengurus wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Menteri
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan instansi terkait.
4. Badan Pengawas tidak dapat merangkap sebagai Badan Pengurus.

Pasal 28

Jabatan Badan Pengawas berakhir apabila :


1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Tidak lagi memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang undangan
4. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam dengan hukuman
penjara paling sedikit 5 (lima) tahun
5. diberhentikan berdasarkan keputusan RUA;
a. masa jabatan berakhir.
b. Anggota Badan Pengawas yang karena sesuatu hal tidak lagi menjadi unsur Pemilik atau
Pengurus atau Pengawas dalam perusahaan sebagai Anggota Biasa Perkumpulan.
c. Anggota Badan Pengawas dari perusahaan yang telah berakhir keanggotaannya sebagai
anggota biasa perkumpulan.

TUGAS DAN WEWENANG BADAN PENGAWAS


Pasal 29

1. Badan Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab dalam menjalankan tugas
Pengawasan terhadap kegiatan kepengurusan yang Dijalankan Badan Pengurus untuk kepentingan
Perkumpulan dalam mewujudkan tujuannya.
2. Dalam menjalankan Tugas Pengawasan tersebut Ketua Badan Pengawas dan 1 (satu) anggota Badan
Pengawas berwenang bertindak untuk dan atas nama Badan Pengawas.
3. Badan Pengawas berwenang :
a. Memasuki bangunan, halaman atau tempat lain yang dipergunakan Perkumpulan
b. Memeriksa dokumen
c. Memeriksa pembukuan dan mencocokannya dengan uang kas
d. Mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Badan Pengurus
e. Memberi peringatan kepada Badan Pengurus.
4. Badan Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara 1 (satu) orang atau lebih anggota Badan
Pengurus, apabila Badan Pengurus tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan atau
peraturan perundang-undangan.
5. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai
alasannya.
6. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pemberhentian sementara itu Badan
Pengawas diwajibkan untuk melaporkan secara tertulis kepada Perkumpulan.
7. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal laporan diterima oleh Perkumpulan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 6, maka Badan Pengurus atau Badan Pengawas wajib
menyelenggarakan RUA dengan memanggil anggota Badan Pengurus yang bersangkutan untuk
diberi kesempatan membela diri.
8. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pembelaan diri sebagaimana dimaksud
dalam ayat 7, RUA dengan keputusan wajib: Mencabut keputusan pemberhentian sementara; atau
Memberhentikan anggota Badan Pengurus yang bersangkutan.
9. Dalam hal RUA tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 dan ayat 8,
maka pemberhentian sementara batal demi hukum dan yang bersangkutan menjabat kembali
jabatannya semula.
Dalam hal seluruh Badan Pengurus diberhentikan sementara, maka untuk sementara Badan Pengawas
diwajibkan mengurus Perkumpulan.

RAPAT BADAN PENGAWAS


Pasal 30
Ketentuan sebagai dimaksud dalam Pasal 23, pasal 24 dan pasal 25 Mutatis mutandis berlaku bagi Rapat
Badan Pengawas.

TAHUN BUKU
Pasal 31
Tahun buku Perkumpulan dimulai dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh
satu) Desember dan pada akhir bulan Desember tiap tahun buku Perkumpulan ditutup.

LAPORAN TAHUNAN
Pasal 32

1. Badan Pengurus wajib menyusun secara tertulis laporantahunan paling lambat 6 (enam) bulan setelah
tahun buku Perkumpulan ditutup.
2. Laporan tahunan memuat sekurang kurangnya :
a. Laporan keuangan yang terdiri atas Neraca Akhir tahun buku yang lampau, laporan arus kas
dan catatan atas laporan keuangan tersebut.
b. Laporan kegiatan Perkumpulan selama tahun buku yang lalu serta hasil yang telah dicapai
c. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan untuk
mewujudkan maksud dan tujuan Perkumpulan
d. laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Badan Pengawas selama
tahun buku yang lampau.
e. Laporan tahunan wajib ditandatangani oleh Badan Pengurus dan Badan Pengawas.
f. Dalam hal terdapat anggota Badan Pengurus dan Badan Pengawas yang tidak menandatangani
laporan tersebut, maka yang bersangkutan harus menyebutkan alasan tertulis.
g. Laporan tahunan disahkan dalam RUA tahunan.
h. Ikhtisar laporan tahunan Perkumpulan disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang
berlaku dan diumumkan pada papan pengumuman di Kantor Perkumpulan.
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 33

1. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilaksanakan berdasarkan keputusan RUA, yang dihadiri
paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota.
2. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
3. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan
ditetapkan berdasarkan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari seluruh jumlah Anggota
yang hadir.
4. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak tercapai, maka diadakan pemanggilan
RUA yang kedua paling cepat 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal RUA yang pertama.
5. RUA kedua tersebut sah, apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2(satu per dua) dari seluruh Anggota.
6. Keputusan RUA kedua sah, apabila diambil berdasarkan persetujuan suara terbanyak dari jumlah
Anggota yang hadir atau yang diwakili.

Pasal 34

1. Perubahan Anggaran Dasar dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia.
2. Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan pada saat Perkumpulan dinyatakan pailit, kecuali
atas persetujuan kurator.

ANGGARAN RUMAH TANGGA


Pasal 35
1. Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan adalah merupakan ketentuan pelaksanaan dari Anggaran
Dasar Perkumpulan mengenai hal hal yang belum diatur dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Anggaran Dasar ini, oleh karena itu Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan tidak
boleh bertentangan atau menyimpang dengan Anggaran Dasar ini.
2. Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan dan perubahannya ditetapkan oleh Rapat Gabungan Badan
Pengurus dan Badan Pengawas.

PEMBUBARAN
Pasal 36

Pembubaran Perkumpulan hanya dapat dilakukan berdasarkan:


1. Keputusan RUA yang dihadiri paling sedikit 3/4 (tiga per empat) dari jumlah Anggota Perkumpulan
dan disetujui paling sedikit 3/4 (tiga per empat) dari seluruh jumlah Anggota Perkumpulan yang
hadir;
2. Keputusan pengadilan yang telah berkekuatan Hukum tetap.
3. Dalam hal Perkumpulan bubar sebagaimana diatur dalam ayat 1 huruf a RUA menunjuk likiuidator
untuk membereskan kekayaan Perkumpulan.
4. Dalam hal tidak ditunjuk likuidator, maka Badan Pengurus bertindak sebagai likuidator.

Pasal 37

1. Dalam hal Perkumpulan bubar, Perkumpulan tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali untuk
membereskan kekayaan dalam proses likuidasi.
2. Dalam hal Perkumpulan sedang dalam proses likuidasi, untuk semua surat keluar dicantumkan frasa
“dalam likuidasi” dibelakang Perkumpulan.
3. Dalam hal Perkumpulan bubar karena putusan pengadilan, maka pengadilan juga menunjuk
likuidator.
4. Dalam hal pembubaran Perkumpulan karena pailit, Berlaku peraturan perundang undangan yang
mengatur tentang kepailitan.
5. Ketentuan mengenai penunjukan, pengangkatan, pemberhentian sementara, pemberhentian,
wewenang, kewajiban, tugas dan tanggung jawab serta Pengawasan terhadap Badan Pengurus,
berlaku juga bagi likuidator.
6. Likuidator atau kurator yang ditunjuk untuk melakukan pemberesan kekayaan Perkumpulan yang
bubar atau dibubarkan, paling lambat 5 (lima) hari terhitung sejak tanggal penunjukan wajub
mengumumkan pembubaran Perkumpulan dan proses likuidasinya dalam surat kabarharian
berbahasa Indonesia.
7. Likuidator atau kurator dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
proses likuidasi berakhir, wajib mengumumkan hasil likuidasi dalam surat kabar harian berbahasa
Indonesia.
8. Likuidator atau kurator dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal proses
likuidasi berakhir wajib melaporkan PembubaranPerkumpulan kepada Badan Pengurus.
9. Dalam hal laporan mengenai pembubaran Perkumpulan sebagaimana dimaksud ayat 8 dan
pemgumuman hasil likuidasi sebagaimana dimaksud ayat 7 tidak dilakukan, maka bubarnya
Perkumpulan tidak berlaku bagi pihak ketiga.

PERATURAN PENUTUP
Pasal 38

Hal-hal yang tidak diatur atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Perkumpulan akan diputuskan oleh RUA.

KETUA UMUM WAKIL KETUA UMUM

MENGETAHUI
ANGGARAN RUMAH TANGGA

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN


Pasal 1

1. Nama Perkumpulan ASOSIASI KOPI KUTA LOMBOK dalam bahasa Inggris disebut(KUTA
LOMBOK COFFEE ASSOCIATION) disingkat KLCA (selanjutnya dalam anggaran-rumah tangga
ini cukup disebut “Perkumpulan”) adalah organisasi pelaku usaha kopi kuta lombok.
2. Perkumpulan ini didirikan di Kuta lombok dan dapat berkedudukan di seluruh wilayah hukum
Lombok Indonesia.
3. Kantor Perwakilan perkumpulan KLCA di Luar Negeri sesuai dengan kebutuhan dapat berupa
Perwakilan atau Liason Officer; dengan wilayah kerja satu Negara atau mencakup wilayah kerja
beberapa Negara sesuai kebutuhan dan berkedudukan di kota yang sesuai dan tepat untuk melakukan
tugasnya.

TUGAS UTAMA
Pasal 2

1. Mengarahkan anggota menjadi lebih profesional dan memberikan kesempatan kepada anggota
mengikuti kegiatan nasional maupun internasional yang berkaitan dengan bidang usahanya.
2. Mengangkat eksistensi dan memperkenalkan kopi Lombok ke kalangan pelaku industry kopi dan
khalayak ramai.

KEANGGOTAAN
Pasal 3

1. Calon Anggotamengajukan permohonan secara tertulis kepada Badan Pengurus KLCA dengan cara
mengisi formulir untuk menjadi anggota.
2. Permohonan menjadi Anggota Biasa disampaikan kepada Badan Pengurus dilengkapi dengan:
a. Foto copy kartu tanda penduduk.
b. Foto copy SIUP Usaha, NPWP dan Surat Perijinan lainnya.
c. Ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pengurus.
3. Anggota Kehormatan ditetapkan oleh Badan Pengurus. Untuk diangkat menjadi Anggota Kehormatan
diusulkan oleh Badan Pengurus atau Badan Pengawas.
4. Tanda Anggota dikeluarkan oleh Badan Pengurus.
5. Sanksi Anggota :
a. Setiap anggota, apabila tidak melaksanakan ketentuan organisasi maka akan dikenakan sanksi
sesuai keputusan Rapat Pengurus.
b. Terhadap Anggota yang diberhentikan sementara (di-skors) kehilangan hak-haknya selama masa
pemberhentian sementara berlaku dan diberi hak membela diri dalam Rapat Badan Pengurus.
c. Dalam hal pembelaan diri Anggota yang diberhentikan sementara, tidak diterima maka status
pemberhentian sementara dikukuhkan menjadi pemberhentian tetap.

RAPAT UMUM ANGGOTA


Pasal 4
1. Rapat Umum Anggota (RUA) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam perkumpulan yang
dihadiri oleh Anggota Biasa sebagai peserta penuh serta Anggota Luar Biasa, Anggota Kehormatan
dan Badan Pembina selaku Peninjau.
2. Peserta Penuh RUA adalah Anggota yang diwakili seseorang unsur pimpinan dari organ
pemilik/pengurus/pengawas Badan Usaha Anggota Perkumpulan yang dapat dikuasakan kepada
Anggota lainnya.
TATA CARA PEMILIHAN PENGURUS & PENGAWAS
Pasal 5

1. Dalam RUA,setiap Anggota menyampaikan secara tertulis dalam sampul tertutup sebanyak-banyaknya
3 (tiga) orang calon Formatur Pengurus dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang calon Anggota
Pengawas yang diserahkan kepada Panitia Pemilihan pada saat pemilihan akan dimulai.
2. Setiap calon Formatur Pengurus yang diajukan oleh anggota, diwajibkan untuk menyampaikan visi &
misi sebelum pemilihan sesuai dengan ketentuan yang diatur lebih lanjut dalam Tata Tertib Pemilihan
RUA.
3. Setiap Peserta Penuh RUA berhak memilih secara tertulis sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang calon
Formatur Pengurus dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang Anggota Pengawas yang diusulkan oleh
Anggota. Pemilihan Badan Pengurus & Badan Pengawas masing-masing dilakukan dalam sesi yang
terpisah.
4. Dari 3 (tiga) orang Formatur Pengurus terpilih yang memperoleh suara terbanyak pertama sekaligus
menjadi Ketua Umum, urutan selanjutnya kedua &ketiga menjadiWakil Ketua & Ketua Harian I, dan
kepada ketiganya diberi kewenangan sepenuhnya hingga waktu 7 (hari) untuk menyusun Anggota
Badan Pengurus lainnya.
5. Dari 5 (lima) orang Badan Pengawas terpilih yang memperoleh suara terbanyak urutan pertama
sekaligus menjadi Ketua dan urutan selanjutnya menjadi anggota Badan Pengawas.
6. Susunan dan struktur personalia Badan Pengurus serta anggota Badan Pengawas yang telah dibentuk
merupakan hasil keputusan RUA yang sah dan mengikat.

SUSUNAN BADAN PENGURUS


Pasal 6

1. Masa bhakti Badan Pengurus 1 (Satu) tahun.


2. Badan Pengurus terdiri dari :
a. Unsur Pimpinan yaitu : Ketua Umum &Wakil Ketua lainnya sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang
sesuai dengan kebutuhan, Sekretaris Umum &lainnya sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang dan
Bendahara Umum & Bendahara lainnya sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang.
b. Kompartemen-Kompartemen yang jumlah dan bidangnya masing-masing disesuaikan dengan
kebutuhan.
c. Ketua Umum tidak dapat dipilih lebih dari 2 (dua) kali masa bhakti berturut-turut; periode jabatan
antar waktu tidak termasuk masa bhakti.
d. Ketua Umum, dibantu oleh para Wakil Ketua umum sebagai satu kesatuan bersama-sama
mengendalikan jalannya kegiatan organisasi baik kedalam maupun keluar.
e. Dalam hal Ketua Umum berhalangan, Wakil Ketua mewakili organisasi ke dalam dan keluar dan
kordinasi dengan ketua bidangnya masing-masing.
f. Wewenang dan tanggung jawab Badan pengurus diatur lebih lanjut dalam uraian tugas jabatan
(Job Descreption & Specification).

SUSUNAN BADAN PENGAWAS


Pasal 7

1. Masa bhakti Badan Pengawas 3 (tiga) tahun.


2. Badan Pengawas terdiri dari 3 (tiga) orang yang merupakan pimpinan kolektif dipimpin oleh sorang
Ketua merangkap anggota Badan Pengawas.
3. Ketua dan/atau anggota Badan Pengawas tidak dapat dipilih lebih dari 2 (dua) kali masa bhakti
berturut-turut untuk jabatan yang sama; periode jabatan antar waktu tidak termasuk masa bhakti.
4. Ketua dan/atau anggota Badan Pengawas sebagai satu kesatuan bersama-sama mengawasi jalannya
kegiatan organisasi baik kedalam maupun keluar.
5. Pengambilan keputusan Badan Pengawas melalui musyawarah dan/atau voting berdasarkan suara
terbanyak.
PEMBINA & DEWAN PENASEHAT
Pasal 8

1. Pembina terdiri dari kepala desa dan Pejabat terkait dengan bidang perkopian dan pariwisata secara ex
officio, yang berfungsi memberikan arahan mengenai jalannya perkumpulan dalam mencapai
tujuannya,
2. Dewan Penasehat terdiri dari tokoh masyarakat perkopian dan profesional, yang berfungsi memberi
nasehat dan saran mengenai jalannya perkumpulan sesuai dengan AD dan ART.
3. Pembina & Dewan Penasehat diusulkan oleh Badan Pengurus dan atau Badan Pengawas untuk
diangkat dan disahkan dalam Rapat gabungan Badan Pengurus dengan Badan Pengawas.
4. Dewan Penasehat hadir dan mempunyai hak suara dalam RUA, serta menjalankan fungsinya dengan
cara :
a. Meminta keterangan/penjelasan kepada Badan Pengurus melalui Ketua Umum secara tertulis
atau dalam rapat yang diselenggarakan oleh Badan Pengurus dan/atau Badan Pengawas.
b. Memberi saran/nasehat secara tertulis atau dalam rapat yang diselenggarakan oleh Badan
Pengurus dan/atau Badan Pengawas.

SEKRETARIAT PELAKSANA PENGURUS HARIAN


Pasal 9

1. Sekretariat Pelaksana Pengurus Harian (SPPH) bertugas sebagai fungsionaris Pelaksana harian Badan
Pengurus, yang wewenang dan tanggung Jawabnya diatur lebih lanjut dalam Uraian dan Tugas Jabatan
(Job Description & Specification) SPPH.
2. SPPH dibawah pimpinan seorang Ketua Harian 1, yang bertanggung jawab langsung kepada Pimpinan
Badan Pengurus sebagai satu kesatuan.
3. Persyaratan untuk dapat diangkat sebagai Sekretaris Eksekutif SPPH Perkumpulan sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia;
b. Setia pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Bukan unsur Pemilik, Pengurus dan Pengawas Badan Usaha anggota Perkumpulan.
e. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam industri kopi dan kemampuan analisa.
f. Mempunyai pengetahuan mengenai administrasi dan keuangan.
g. Mempunyai kemampuan dalam mengelola Perkumpulan jujur, loyal dan berdedikasi terhadap
Perkumpulan;
h. Mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan pailit serta tidak dinyatakan bersalah
dalam melakukan Pengurusan Perkumpulan yang menyebabkan kerugian bagi Perkumpulan dan
masyarakat berdasarkan putusan pengadilan, dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak
tanggal putusan tersebut berkekuatan hukum tetap.
i. Staf dan karyawan SPPH Perkumpulan diangkat oleh Badan Pengurus berdasarkan Keputusan
Rapat Badan Pengurus untuk jangka waktu yang ditentukan oleh Rapat Badan Pengurus dengan
tidak mengurangi kewenangan Badan Pengurus untuk memberhentikan sewaktu-waktu, sesuai
dengan peraturan Perundang-undangan Tenaga Kerja yang berlaku, Perjanjian Kerja dan
Peraturan Pegawai Perkumpulan.
j. SPPH Perkumpulan bertanggung jawab kepada Badan Pengurus.

KEUANGAN
Pasal 10

1. Tahun Anggaran Perkumpulan ditetapkan 1 Januari sampai dengan 31 Desember


2. Sumber keuangan perkumpulan yang berasal dari Uang Pangkal, Iuran tetap dan Iuran yang disetor
oleh Anggota kepada Badan Pengurus, serta perolehan lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan.
3. Uang pangkal anggota adalah sebagai berikut :
a. Anggota Biasa sebesar Rp.200.000,-/anggota
b. Sumbangan sukarela yang tidak mengikat bagi perusahaan anggota yang bersedia, sesuai dengan
kesanggupan dan kemampuan masing-masing.
c. Hibah, grant, sponshorship atau perolehan usaha lainnya dari kerjasama melalui berbagai
kegiatan baik secara nasional maupun internasional.
d. Besarnya Uang Pangkal, iuran tetap dan iuran ditetapkan oleh Rapat gabungan Badan Pengurus
dengan Badan Pengawas dan disahkan dalam Rapat Umum Anggota (RUA).

ADMINISTRASI PEMBUKUAN
Pasal 11

1. Administrasi Pembukuan dilaksanakan oleh Sekretariat Pelaksana Pengurus Harian (SPPH) dilaporkan
kepada Rapat Badan pengurus dan/atau Badan Pengawas.
2. Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Badan Pengurus yang telah disetujui dan disahkan
oleh Badan Pengawas menjadi Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Badan Pengurus dalam tahun anggaran
bersangkutan dan disampaikan kepada anggota.
3. Pertanggung Jawaban Keuangan Tahunan Badan Pengurus pada akhir tahun buku terdiri dari Neraca
dan Perhitungan Penerimaan dan Pengeluaran serta laporan lainnya yang telah diaudit oleh Badan
Pengurus disampaikan kepada Badan Pengawas untuk disahkan dan disampaikan sebagai Laporan
Keuangan Badan Pengurus kepada anggota serta akan dipertanggung jawabkan kepada Rapat Umum
Anggota pada akhir masa bhakti.

ATURAN PERALIHAN
Pasal 12
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga mulai berlaku sesuai dengan tanggal ditetapkan. Bagi Badan
Pengurus dan Badan Pengawas yang masa kepengurusannya belum berakhir, maka didasarkan kepada
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang lama sampai akhir masa bhakti kepengurusannya.

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 13

1. Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur didalam
peraturan organisasi yang ditentukan oleh Badan Pengurus dan Badan Pengawas.
2. Peraturan organisasi disusun dan ditetapkan oleh Badan Pengurus dan Badan Pengawas.
3. Peraturan-peraturan organisasi tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggran Rumah
Tangga.
4. Ketentuan pendirian dan kantor pengurus cabang sesuai kebutuhan di tingkat daerah, yang belum
diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga akan diatur lebih lanjut setelah diputuskan
dalam Rapat Umum Anggota.

KETUA UMUM WAKIL KETUA UMUM

MENGETAHUI

BP.
BUPATI LOMBOK TENGAH
KEPENGURUSAN

SUSUNAN PENGURUSORGANISASI

PEMBINA : Bupati Lombok Tengah,NTB


Kepala Dinas Pertanian & PerkebunanLombok Tengah,NTB
Kepala Dinas PariwisataLombok Tengah,NTB
Mandalika Hotel Association (MHA)
DEWAN PENASEHAT : Bp.Syafrudin (Ketua Umum AKSI)
Bp.Anton Apriantono (Ketua Umum Dewan Kopi Nasional)
Bp. Fitrian Ardiansyah (Direktur Utama SCOPI)
BADAN PENGURUS
Ketua Umum : Julian Bagus Gumay
Wakil Ketua Umum/Sekjend : Agus Alwi
Ketua Harian : Lalu Hery Satriawijaya
Sekretaris : Hamidun
Bendahara Umum :
Bendahara : H. Rumdan
BADAN PENGAWAS
Ketua :
Anggota :

Anda mungkin juga menyukai