Anda di halaman 1dari 19

KOPERASI SERBA USAHA

“PINUS MANDIRI”

Jalan Poros Rantekatoan Desa Osango Kecamatan Mamasa


Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat 91362
Email : pinusmandirikoperasi@gmail.com

Telp/HP : 082187879777
AKTE PENDIRIAN KOPERASI SERBA USAHA
“PINUS MANDIRI”

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:


(1) N a m a : Herry Arruanpitu
Nomor KTP : 7403031508740002
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jalan Poros Rantekatoan Desa Osango Kec. Mamasa Kab.
Mamasa Provinsi Sulawesi Barat

(2) Nama : Charles


Nomor KTP : 7603142607790001
Pekerjaan : PNS
Alamat : Kel. Tawalian Kec. Tawalian Kab. Mamasa Provinsi Sulawesi
Barat

(3) N a m a : Elvi
Nomor KTP : 7315026010770002
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jalan Poros Rantekatoan Desa Osango Kec. Mamasa Kab.
Mamasa Provinsi Sulawesi Barat

Atas kuasa Rapat Pendirian Koperasi yang diselenggarakan pada hari Sabtu
tanggal enam bulan Mei tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga, ditunjuk 3 (Tiga) orang
Pendiri selaku kuasa Pendiri dan sekaligus untuk pertama kalinya sebagai Pengurus dan
menyatakan mendirikan Koperasi Serba Usaha Pinus Mandiri serta menandatangani
Anggaran Dasar Koperasi yang isinya sebagai berikut:

ANGGARAN DASAR
KOPERASI SERBA USAHA ”PINUS MANDIRI”

BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, WILAYAH USAHA
DAN JANGKA WAKTU

Pasal 1

(1) Koperasi ini adalah Koperasi Primer yang bernama “KOPERASI SERBA
USAHA PINUS MANDIRI” yang disingkat dengan KPM dan selanjutnya di
dalam Anggaran Dasar ini cukup disebut Koperasi.
(2) Koperasi ini berkedudukan di Jalan Poros Rantekatoan Desa Osango Kecamatan
Mamasa, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat.
(3) Daerah kerja Koperasi meliputi seluruh wilayah Negara Republik Indonesia dan
dapat mendirikan serta membuka kantor cabang, kantor cabang pembantu atau
perwakilan didalam negeri maupun di negara lain sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan atas keputusan Rapat Anggota.
(4) Koperasi didirikan dalam jangka waktu yang tidak terbatas selama dinilai layak
sesuai dengan tujuannya.

BAB II
LANDASAN, AZAS DAN PRINSIP

Pasal 2

(1) Koperasi berlandaskan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.


(2) Koperasi berazaskan kekeluargaan dan kegotong-royongan.
(3) Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut:
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka bagi masyarakat.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggotanya.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian.
f. Pendidikan perkoperasian.
g. Kerjasama antar Koperasi.

BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3

(1) Maksud didirikan KOPERASI adalah untuk menyelenggarakan kegiatan usaha


yang sesuai dengan kepentingan ekonomi anggotanya, berdasarkan prinsip-
prinsip koperasi.
(2) Tujuan didirikan KOPERASI adalah untuk:
a. Mewujudkan kemandirian anggota dan masyarakat di bidang ekonomi.
b. Mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
c. Meningkatkan sinergi usaha-usaha pemberdayaan ekonomi, sosial dan
budaya masyarakat.
d. Meningkatkan kualitas kehidupan anggota Koperasi dan masyarakat.
e. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya.
f. Mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan
usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
BAB IV
BIDANG USAHA
Pasal 4

(1) Bidang Usaha Koperasi adalah usaha yang berkaitan dengan kepentingan
ekonomi anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota.
(2) Untuk menjalankan fungsi, peran dan upaya untuk mencapai tujuan, maka
Koperasi menyelenggarakan usaha sebagai berikut:
a. Usaha Pokok yaitu usaha Penjualan Getah Pinus.
b. Usaha Tambahan yaitu:
- Usaha Penjualan Barang Kebutuhan Pokok.
- Usaha Penjualan Plastik Bekas.
- Usaha Penyewaan Kursi.
- Usaha Simpan Pinjam.

Pasal 5

(1) Dalam melakukan pengembangan dan transaksi usaha, Koperasi harus


mendahulukan kepentingan anggota dari pada kepentingan pihak lain.
(2) Sebelum melakukan kegiatan usaha dengan pihak lain, terlebih dahulu Koperasi
mengutamakan kerjasama dengan anggota dan Pihak Ketiga. Jika kerjasama
dengan pihak lain akan dilakukan maka harus berdasarkan pada keputusan Rapat
Anggota serta tidak melanggar prinsip-prinsip perjanjian kerjasama kemitraan
dengan pihak Ketiga.

BAB V
RAPAT ANGGOTA
Pasal 6
Kekuasaan Rapat Anggota

(1) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.


(2) Rapat Anggota dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu ) tahun.
(3) Rapat Anggota memegang kekuasaan untuk menetapkan:
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
b. Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha Koperasi.
c. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Pengurus dan Pengawas.
d. Mengesahkan Rencana Kerja, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Koperasi serta pengesahan Laporan Keuangan Koperasi.
e. Pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas dalam
pelaksanaan tugasnya.
f. Pembagian Sisa Hasil Usaha.
g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran Koperasi.
(1)
(2)
(3)
(4) Rapat Anggota Tahunan diadakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sesudah
tutup tahun buku.
(5) Rapat Anggota dilakukan secara langsung atau dapat melalui
perwakilan, yang pengaturannya ditentukan dalam Anggran Rumah Tangga dan /
atau Peraturan Khusus.
Pasal 7
Quorum Rapat Anggota

(1) Pada dasarnya Rapat Anggota sah dilaksanakan apabila dihadiri lebih dari
separuh (50%+1) dari jumlah anggota Koperasi
(2) Keputusan Rapat Anggota dinyatakan sah ika disetujui oleh setengah ditambah
satu anggota yang hadir.
(3) Jika Rapat Anggota tidak dapat berlangsung karena tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, maka dapat ditunda paling lama 7
(tujuh) hari, dan bila pada rapat kedua tetap tidak tercapai syarat tersebut, maka
berlaku syarat- syarat seperti rapat dalam keadaan luar biasa.
(4) Rapat Anggota untuk merubah Anggaran Dasar harus dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 60% dari jumlah anggota Koperasi. Keputusannya perubahan
Anggaran Dasar harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 60% dari jumlah
anggota yang hadir.
(5) Jika perubahan Anggaran Dasar harus diadakan sehubungan dengan ketentuan
Undang- Undang atau peraturan-peraturan lainnya, maka Rapat Anggota
Perubahan Anggaran Dasar sah bila dihadiri oleh sesuai persyaratan dalam ayat
(1) di atas.
(6) Untuk membubarkan Koperasi harus diadakan Rapat Anggota yang dihadiri oleh
sekurang- kurangnya 75% dari jumlah anggota Koperasi, sedangkan keputusannya
harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 75% dari jumlah anggota yang hadir.

Pasal 8
Pengambilan Keputusan

(1) Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan cara musyawarah untuk mencapai
mufakat.
(2) Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan
keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak dari anggota yang hadir.
(3) Dalam hal dilakukan pemungutan suara, maka setiap anggota yang hadir
mempunyai satu suara dalam Rapat Anggota.
(4) Anggota tidak dapat mewakilkan hak suaranya kepada siapapun di dalam Rapat
Anggota, kecuali Rapat Anggota dilakukan dengan sistem perwakilan sesuai
ketentuan Anggaran Rumah Tangga dan/atau Peraturan Khusus.
(5) Segala keputusan Rapat Anggota dicatat dalam sebuah daftar berita acara dan
ditandatangani oleh Ketua dan salah satu Pengurus Koperasi lainnya.

Pasal 9
Rapat Anggota Luar Biasa

(1) Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan:


- Atas permintaan tertulis dari sekurang-kurangnya 20% dari jumlah anggota
Koperasi.
- Atas kehendak Pengurus atau keadaan yang mendesak untuk segera
memperoleh keputusan Rapat Anggota.
(2) Hal - hal yang berkaitan dengan penyelengaraan Rapat Anggota Luar Biasa
diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga dan/atau Peraturan Khusus.
(3) Dalam keadaan luar biasa, Rapat Anggota sah bila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 20% dari jumlah anggota Koperasi.
(4) Yang dimaksud dengan keadaan luar biasa dalam ayat (3) pasal ini adalah:
a. Apabila biaya untuk mengadakan rapat itu tidak mungkin ditanggung atau
sangat memberatkan Koperasi, dan/atau;
b. Apabila keadaan negara atau karena Peraturan Pemerintah, baik pusat maupun
setempat tidak mungkin mengadakan Rapat Anggota, dan/atau;
c. Perubahan Anggaran Dasar harus dilakukan karena ketentuan paraturan
perundang- undangan atau peraturan-peraturan lainnya dan/atau;
d. Apabila saat diadakan Rapat Anggota yang tidak boleh tidak, harus diadakan
dalam kelancaran usaha Koperasi dan/atau karena untuk memenuhi ketentuan
Anggaran Dasar sebagian besar anggota tidak dapat meninggalkan
pekerjaannya, dengan ketentuan ayat (3) pasal ini hanya sah bila keputusan itu
mengutamakan anggota dan/atau untuk menyelamatkan Koperasi.

BAB VI
PENGURUS
Pasal 10

(1) Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat Anggota.
(2) Yang dapat dipilih menjadi Pengurus ialah anggota yang memenuhi syarat -
syarat sebagai berikut:
a. Terdaftar sebagai anggota koperasi.
b. Memiliki integritas dan komitmen politik untuk mewujudkan tujuan koperasi.
c. Mempunyai keterampilan kerja dan wawasan usaha serta semangat
keirausahaan.
d. Aktif sebagai anggota Koperasi.
e. Memiliki jiwa kepemimpinan dan kejujuran.
f. Tidak pernah melakukan tindak pidana.
g. Tidak mempunyai usaha yang menyaingi atau merugikan usaha Koperasi.

Pasal 11

(1) Untuk pertama kali susunan dan nama Pengurus dicantumkan sebagai nama yang
diberi kuasa oleh Rapat Pendiri Koperasi untuk menandatangani Anggaran Dasar
Koperasi yang terdiri dari 3 (tiga) orang dengan formasi dan struktur sebagai
berikut:
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
(1)
(2)
(3)
(1)
(2) Pengurus dipilih untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk
satu kali periode.
(3) Apabila dalam masa jabatannya salah satu dari Pengurus berhenti, maka Rapat
bersama Pengurus dan Pengawas dapat mengangkat penggantinya, dan harus
mendapatkan persetujuan dalam Rapat Anggota berikutnya.
(4) Jika dipandang perlu dan Rapat Anggota memutuskan, maka pemilihan Pengurus
dapat diselenggarakan dalam masa jabatan Pengurus yang ditetapkan sesuai
ketentuan Anggaran Rumah Tangga.
(5)
(6)
(7)
(8) Seseorang yang telah terpilih menjadi Pengurus Koperasi harus melepaskan
jabatannya sebagai Pengawas, Karyawan Koperasi, atau Pengurus Koperasi lain,
kecuali untuk Koperasi tingkat sekunder. Pengecualian dari ketentuan ini hanya
dilakukan atas persetujuan Rapat Anggota.
(9) Sebelum memangku jabatannya, Pengurus harus mengikrarkan sumpah atau janji
jabatan di hadapan Rapat Anggota. Naskah sumpah atau Janji Pengurus diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga dan/atau Peraturan Khusus.
(10) Untuk mewakili Koperasi terhadap kepentingan kepada pihak luar maka yang
berlaku sebagai Pengurus hanyalah mereka yang dicatat dalam Buku Daftar
Pengurus Koperasi.

Pasal 12

Rapat Anggota dapat memberhentikan Pengurus setiap waktu apabila terbukti bahwa
Pengurus:
a. Melakukan kecurangan yang merugikan Koperasi.
b. Tidak mentaati ketentuan Undang-undangan tentang perkoperasian serta
peraturan lainnya yang berlaku, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Koperasi.
c. Bersikap maupun bertindak yang dapat menimbulkan pertentangan dalam usaha
dan gerakan Koperasi.
d. Tidak menunjukkan loyalitas kepada pada Koperasi.
e. Tidak mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan program kerja yang telah
diputuskan Rapat Anggota.
f. Melakukan tindakan kriminal yang merugikan Koperasi.

Pasal 13

(1) Pengurus bertugas:


a. Menyelenggarakan Rapat Anggota dan Rapat Pengurus serta
mempertanggung- jawabkan kepada Rapat Anggota paling sedikit sekali
dalam satu tahun mengenai pelaksanaan tugas kePengurusannya.
b. Menyusun ketentuan-ketentuan pelaksanaan mengenai tugas, wewenang dan
tanggungjawab Pengurus dan Karyawan serta ketentuan-ketentuan mengenai
pelayanan terhadap anggota yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga
dan/atau Peraturan Khusus.
c. Melakukan administrasi Koperasi yang selanjutnya diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga dan/atau Peraturan Khusus.
d. Membuat Program Kerja, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi
dan menyelenggarakan Akuntansi Koperasi sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku serta kebutuhan dan tingkat perkembangan usaha
Koperasi.
e. Memberikan pelayanan yang sama kepada setiap anggota dan meningkatkan
partisipasi, pengetahuan dan kesejahteraan anggota Koperasi melalui usaha
pokok dan usaha penunjang Koperasi.
f. Menyusun ketentuan mengenai tugas, wewenang dan tanggungjawab anggota-
anggota pengurus serta ketentuan mengenai pelayanan terhadap anggota.

(2) Hak dan Wewenang Pengurus:


a. Menerima Imbalan jasa sesuai keputusan Rapat Anggota.
b. Mengangkat dan memberhentikan Karyawan Koperasi.
c. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota apabila ada pengajuan setelah melalui proses musyawarah dan mufakat.
d. Bertindak untuk dan atas nama Koperasi kepada pihak ketiga.
e. Melakukan segala perbuatan-perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi
serta mewakili Koperasi di hadapan dan di luar pengadilan.
f. Meminta laporan dari Manager/Karyawan sewaktu-waktu diperlukan.
g. Melakukan tindakan dan upaya kemanfaatan Koperasi sesuai dengan
tanggungjawabnya dan keputusan Rapat Anggota.
(3) Pengurus berkewajiban:
a. Membantu Pengawas dalam pelaksanaan pemeriksaan yang selanjutnya diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga dan/atau Peraturan Khusus.
b. Memberikan penjelasan-penjelasan kepada anggota supaya ketentuan-
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus,
keputusan Rapat Anggota dan keputusan Rapat Pengurus diketahui dan
dimengerti oleh segenap anggota.
c. Memelihara kerukunan antar anggota dan mencegah segala hal yang
menyebabkan timbulnya perselisihan paham. Bila perselisihan timbul karena
adanya kepentingan khusus Koperasi atau dalam hubungan sebagai anggota
harus diselesaikan oleh Pengurus dengan jalan damai tanpa memihak salah
satu pihak.
d. Mentaati:
i. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus dan
ketentuan- ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
ii. Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja yang
telah ditentukan oleh Rapat Anggota.
iii. Menanggung kerugian yang diderita oleh Koperasi sebagai akibat
kelalaiannya.
iv. Jika kerugian yang timbul akibat kelalaian seseorang atau beberapa orang
Pengurus maka kerugian ditanggung oleh Pengurus yang bersangkutan.
v. Jika kerugian yang timbul akibat kebijaksanaan yang telah diputuskan
dalam Rapat Pengurus, maka semua Pengurus tanpa kecuali menanggung
kerugian yang diderita Koperasi.
vi. Seseorang anggota Pengurus dapat bebas dari tanggungan kerugian
Koperasi, jika ia dapat membuktikan bahwa kerugian tersebut bukan
akibat kesengajaan atau kelalaiannya, dan ia telah memberikan saran
untuk menghindari resiko kerugian tersebut.
(5) Pengurus bertanggungjawab kepada Rapat Anggota.
Pasal 14

(1) Dalam hal Pengurus meminjam dana dari pihak lain, maka diperlukan persetujuan
dari Rapat Anggota.
(2) Dalam hal Pengurus mengalihkan atau menjadikan jaminan hutang seluruh atau
sebagian kekayaan Koperasi, maka diperlukan persetujuan dari Rapat Anggota.
(3) Dalam hal Pengurus / Koperasi mengalihkan atau menjadikan jaminan hutang
seluruh atau sebagian kekayaan Koperasi, maka prioritas harus disampaikan,
ditawarkan kepada Pihak Ketiga ( Mitra ). Dan segala bentuk kerjasama dengan
Pihak lain harus dengan persetujuan Rapat Anggota.

Pasal 15

Pengurus harus mengirim Laporan Keuangan Tahunan Koperasi kepada Pejabat


Pemerintah dalam tempo paling lambat 1 (satu) bulan sesudah disahkan oleh Rapat
Anggota.

BAB VII
PENGAWAS
Pasal 16

(1) Pengawas Koperasi dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat Anggota.
(2) Yang dapat dipilih menjadi Pengawas adalah anggota yang memenuhi syarat-
syarat sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan/atau Peraturan
Khusus.
(3) Pengawas berjumlah 5 (lima) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang ketua dan 4
(empat) orang anggota.
(4) Pengawas dipilih untuk masa jabatan 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali
hanya untuk satu periode berikutnya.
(5) Seseorang yang telah terpilih menjadi Pengawas Koperasi harus melepaskan
jabatannya sebagai Pengurus, Karyawan Koperasi, atau Pengurus Koperasi lain.
(6) Sebelum memangku jabatannya, Pengawas harus mengikrarkan sumpah atau janji
jabatan di hadapan Rapat Anggota.
(7) Naskah sumpah dan janji Pengawas tersebut diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga dan/atau Peraturan Khusus.
(8) Terhadap pihak ketiga, maka yang berlaku sebagai Pengawas hanyalah
mereka yang dicatat dalam Buku Daftar Pengawas.
(9) Rapat Anggota dapat memberhentikan Pengawas setiap waktu bila terbukti
tugas tidak dijalankan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.

Pasal 17

Rapat Anggota dapat memberhentikan Pengawas setiap waktu bila terbukti bahwa
Pengawas:
(1) Tidak mentaati ketentuan Undang-undang tentang perkoperasian serta peraturan
lainnya yang berlaku, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
(2) Tidak menunjukkan loyalitas kepada pada Koperasi.
(3) Tidak mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan program kerja yang telah
diputuskan Rapat Anggota.
(4) Melakukan tindak pidana yang merugikan Koperasi.

Pasal 19

(1) Pengawas bertugas:


a. Melakukan Pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan
Koperasi.
b. Memeriksa dan meneliti kebenaran catatan pembukuan dan catatan yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan organisasi dan usaha Koperasi
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali serta mengadakan pemeriksaan
sewaktu-waktu.
c. Memeriksa dan meneliti laporan keuangan bulanan, triwulan dan akhir tahun yang
disiapkan oleh Pengurus Koperasi.
d. Membuat laporan tertulis tentang hasil Pengawasannya termasuk rekomendasi
serta temuan-temuan yang diperoleh selama melaksanakan pemeriksaan dan
menyerahkannya kepada Pengurus dan Rapat Anggota.
(2) Pengawas berwenang:
a. Mendapatkan keterangan, data, informasi baik dari dalam maupun dari luar
Koperasi dalam menjalankan tugas Pengawasan atau pemeriksaan.
b. Meminta jasa Konsultan atau Auditor Publik yang biayanya dibebankan kepada
Koperasi atas persetujuan Rapat Anggota.
c. Memberikan saran kepada Pengurus Koperasi di dalam dan di luar rapat,
baik diminta maupun tidak.
(3) Pengawas berkewajiban merahasiakan hasil-hasil pemeriksaan atau
Pengawasannya kepada pihak manapun, kecuali atas ketentuan hukum.
(4) Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.
(5) Pengawas berhak memperoleh imbalan jasa dan biaya untuk melaksanakan
tugasnya sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

BAB VIII
PENASEHAT
Pasal 19

(1) Apabila Koperasi membutuhkan, maka Pengurus dapat mengangkat Penasehat.


(2) Penasehat berfungsi untuk memberikan nasehat dan saran/anjuran kepada Pengurus
dan Pengawas untuk kemajuan Koperasi, baik diminta maupun tidak.
(3) Penasehat dapat menghadiri Rapat Anggota atau Rapat Pengurus dan
mendapatkan hak untuk bicara, tetapi tidak mempunyai hak suara.
(4) Penasehat tidak diberikan gaji, akan tetapi dapat diberikan balas-jasa.

BAB IX
BIMBINGAN DAN PEMBINAAN
Pasal 20

(1) Koperasi berada dalam bimbingan dan pembinaan Kantor Pemerintah yang
berhubungan dengan Perkoperasian.
(2) Karena Koperasi ini melakukan kegiatan usaha penunjang, maka dalam aspek
teknis pengelolaan usahanya Koperasi berada dalam bimbingan dan pembinaan
Kantor Pemerintah yang berhubungan dengan usahanya.
(3) Bimbingan dan pembinaan oleh instansi terkait lainnya dilakukan sesuai dengan
wewenang dan keperluan dalam wilayah kegiatan usaha.
(4) Koperasi dapat juga menerima bimbingan dan pembinaan dari Pihak Ketiga
(Mitra) sesuai dengan keperluan terutama untuk meningkatkan ketrampilan dalam
pengelolaan Perkoperasian.
BAB X
KEANGGOTAAN
Pasal 21

(1) Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa Koperasi.
(2) Yang dapat diterima menjadi anggota Koperasi adalah Warga Negara Republik
Indonesia yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia.
b. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum.
c. Telah menyatakan secara tertulis kesanggupan untuk menyetujui dan mematuhi
isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan Khusus dan
segala peraturan dan ketentuan-ketentuan lainnya yang berlaku dalam Koperasi.
d. Membayar Simpanan Pokok sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah), Simpanan
Wajib setiap bulan sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan Simpanan
Sukarela.

Pasal 22

(1) Keanggotaan Koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam


lingkup usaha Koperasi.
(2) Seseorang yang akan masuk menjadi anggota Koperasi harus mengajukan surat
permohonan kepada Pengurus Koperasi yang selanjutnya diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga dan/atau Peraturan Khusus.
(3) Bilamana Pengurus menolak permintaan dimaksud pada ayat (1) pasal ini, maka
yang bersangkutan dapat meminta pertimbangan pada Rapat Anggota berikutnya.

Pasal 23

(1) Keanggotaan Koperasi sah jika telah melunasi kewajiban Simpanan Pokok dan
Simpanan Wajib, tercatat serta membubuhi cap ibu jari dan/atau tanda tangan
yang dibuktikan hanya dalam Buku Daftar Anggota Koperasi.
(2) Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindah-tangankan kepada siapapun dan
dengan cara apapun.

Pasal 24
(1) Keanggotaan Koperasi berakhir bilamana anggota:
a. Meninggal dunia, dan segala haknya langsung beralih kepada ahli waris yang
telah ditunjuk.
b. Meminta berhenti atas kehendak sendiri.
c. Diberhentikan oleh Pengurus karena tidak lagi memenuhi syarat keanggotaan
dan/atau melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
Peraturan Khusus dan Peraturan Lainnya yang berlaku dalam Koperasi.
d. Diberhentikan oleh Pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai
anggota terutama dalam hal keuangan atau karena berbuat sesuatu yang
merugikan Koperasi.
(2) Berakhirnya status keanggotaan mulai berlaku atas pemberitahuan secara
tertulis oleh Pengurus dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam Buku
Daftar Anggota.
(3) Pengurus menyampaikan kepada Rapat Anggota berikutnya mengenai
penerimaan dan pemberhentian anggota.
(4) Anggota yang diberhentikan oleh Pengurus dapat meminta
pertimbangan untuk pembatalan pemberhentian dalam Rapat Anggota.
(5) Proses dan prosedur berhentinya keanggotaan diatur lebih lanjut di dalam
Anggaran Rumah Tangga dan/atau Peraturan Khusus.

BAB XI
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA
Pasal 25

Setiap anggota berkewajiban:


a. Mentaati dan mengamalkan Undang-Undang Perkoperasian dan Peraturan
Pemerintah yang berkaitan dengan pengelolaan perkoperasian serta segala
peraturan yang berlaku dalam Koperasi.
b. Mentaati ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan
Khusus, Keputusan Rapat Anggota atau Rapat Pengurus serta ketentuan
lainnya yang tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan.
c. Membayar Simpanan Pokok, Simpanan Wajib dan simpanan lainnya secara
tertib dan teratur.
d. Berperan serta mengembangkan usaha dan kegiatan Koperasi.
e. Ikut serta menanggung kerugian Koperasi berdasarkan ketentuan Anggaran
Dasar ini.
f. Mengembangkan dan memelihara nilai-nilai kebersamaan berdasarkan azas
kekeluargaan.
g. Memelihara nama baik dan keutuhan Koperasi.

Pasal 26

Setiap anggota berhak:


a. Mendapatkan pelayanan yang sama dalam memanfaatkan jasa usaha dan
menikmati hasil usaha Koperasi sesuai dengan sumbangan karya dan jasanya
pada Koperasi.
b. Menghadiri setiap Rapat Anggota menurut ketentuan Anggaran Dasar.
c. Menyatakan pendapat dan memberikan suara.
d. Memilih dan/atau dipilih menjadi Pengurus atau Pengawas Koperasi.
e. Mengajukan saran atau usul kepada Pengurus dan/atau Pengawas untuk
perbaikan Koperasi.
f. Meminta diadakannya Rapat Anggota menurut ketentuan Anggaran Dasar.
g. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan Koperasi menurut
ketentuan di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
BAB XII
PENGELOLA USAHA KOPERASI
Pasal 27

(1) Pengurus dapat mengangkat Pengelola Usaha Koperasi yang diberi wewenang
dan kuasa untuk mengelola usaha Koperasi.
(2) Pengelola Usaha Koperasi dapat berupa Manager Usaha dan/atau Karyawan.
(3) Rencana pengangkatan Pengelola Usaha Koperasi harus diajukan oleh Pengurus
kepada Rapat Anggota untuk mendapatkan persetujuan.
(4) Pengangkatan personalia Pengelola Usaha Koperasi yang diajukan oleh Pengurus
kepada Rapat Anggota tidak harus berasal dari Anggota Koperasi, tetapi harus
didasarkan kepada keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan oleh usaha
Koperasi.
(5) Pengelola Usaha Koperasi bertanggungjawab kepada Pengurus.
(6) Pengelola Usaha Koperasi menyatakan kesanggupan secara tertulis untuk
mematuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Koperasi.
(7) Tatacara penerimaan, uraian tugas, tanggung jawab dan hak Pengelola Usaha
Koperasi diatur dalam Peraturan Khusus dan/atau dalam kontrak kerja.
(8) Pengelolaan Usaha Koperasi oleh Pengelola tidak mengurangi tanggungjawab
Pengurus sebagai mana diatur dalam Anggaran Dasar.

BAB XIII
M O D A L
Pasal 28

(1) Modal Koperasi berasal dari modal sendiri, modal pinjaman dan modal
penyertaan.
(2) Modal sendiri dapat berasal dari:
a. Simpanan Pokok.
b. Simpanan Wajib.
c. Dana cadangan.
d. Hibah.
(1)
(2)
(3) Modal pinjaman dapat berasal dari:
a. Anggota.
b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya.
d. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya.
e. Sumber lain yang sah.
(3)
(4) Modal penyertaan berasal dari Anggota / Pihak Ketiga dan Pemerintah.
(5) Modal Koperasi yang berasal dari Pihak Kedua / Ketiga sebagai hibah/donasi
merupakan bagian dari simpanan khusus anggota yang dipergunakan untuk
pengembangan usaha koperasi tidak dapat dibagikan dalam jangka waktu 15
(limabelas ) tahun tetapi sebagai modal koperasi.

Pasal 29
(1) Setiap anggota harus membayar Simpanan Pokok dan dapat diangsur sebanyak 4
(empat) kali dalam waktu 4 (empat) bulan.
(2) Setiap anggota diwajibkan untuk membayar Simpanan Wajib yang besarnya
ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga atau Peraturan Khusus.
(3) Uang Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib tidak dapat diambil selama menjadi
anggota.
(4) Setiap anggota dapat menyimpan dalam bentuk Simpanan Sukarela atau
Simpanan Lainnya yang ketentuannya ditetapkan dalam Anggaran Rumah
Tangga / Peraturan khusus.

Pasal 30

(1) Dalam hal anggota berhenti karena meninggal dunia, Uang Simpanan Pokok dan
Simpanan Wajib serta simpanan Lainnya akan dikembalikan kepada Ahliwaris
yang berhak selambat- lambatnya 3 (tiga) bulan sejak meninggalnya anggota
tersebut.
(2) Dalam hal anggota berhenti karena kehendak sendiri atau diberhentikan oleh
Pengurus, Simpanan Pokok, Simpanan Wajib serta Simpanan Lainnya
dikembalikan kepada bekas anggota selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga)
bulan setelah berhenti atau diberhentikan.

BAB XV
SISA HASIL USAHA (SHU)
Pasal 31

(1) Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang
diperoleh dalam 1 (satu) tahun buku dikurangi dengan biaya operasional dan
pajak penghasilan badan dalam tahun buku yang bersangkutan.
(2) Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dibagikan untuk:
a. Dana cadangan Koperasi.
b. Dana anggota Koperasi.
c. Dana pendidikan Koperasi.
d. Dana Pengurus dan Pengawas Koperasi.
e. Dana Karyawan Koperasi.
f. Dana sosial.
(3) Pembagian dan prosentase sebagaimana dimaksud ayat (2) ditentukan dan
diputuskan sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
(4) Dana Sisa Hasil Usaha untuk anggota diperoleh dari:
a. Kegiatan usaha pokok.
b. Kegiatan usaha penunjang atau pengembangan usaha.

Pasal 32

Bagian Sisa Hasil Usaha untuk anggota dapat diberikan secara langsung atau
dimasukan dalam simpanan atau tabungan anggota yang bersangkutan sesuai dengan
keputusan Rapat Anggota.

BAB XVI
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal 33

(1) Tahun buku Koperasi adalah tahun kalender yang dimulai 1 Januari dan berakhir
31 Desember pada tahun yang sama.
(2) Koperasi wajib menyelenggarakan pembukuan sesuai dengan prinsip Akuntansi
Indonesia dan Standar Khusus Akuntansi Koperasi.

BAB XVII
KERUGIAN DAN TANGGUNGAN ANGGOTA
Pasal 34

(1) Kerugian yang diderita Koperasi dalam tahun berjalan yang bukan diakibatkan
oleh Pengurus, Pengawas dan Karyawan Koperasi dan/atau bukan karena
kelalaian seseorang lainnya, maka kerugian tersebut dibebankan pada dana
cadangan.
(2) Jika saldo dana cadangan tidak dapat menutup kerugian yang terjadi, maka
kerugian yang tersisa ditutup dengan Sisa Hasil Usaha tahun-tahun berikutnya.
(3) Kerugian Koperasi yang diakibatkan oleh Pengurus, Pengawas dan Karyawan
Koperasi menjadi tanggungan dari masing-masing yang bersangkutan.
(4) Bilamana terjadi kerugian yang disebabkan karena kelalaian seseorang, baik
disengaja ataupun tidak sengaja, maka kerugian tersebut menjadi tanggungan
yang bersangkutan.
(5) Pengurus dan/atau Pengawas Koperasi wajib menindaklanjuti secara hukum
terhadap oknum Pengurus, Pengawas dan Karyawan Koperasi dan/atau seseorang
lainnya yang telah mengakibatkan timbulnya kerugian tersebut.

Pasal 35

(1) Bilamana Koperasi mengalami kerugian dan/atau dibubarkan maka Simpanan


Pokok, Simpanan Wajib dan modal penyertaan ikut digunakan untuk menanggung
pengembalian seluruh kewajiban atau hutang-hutang Koperasi kepada pihak lain.
(2) Tanggungan pemodal yang menyertakan modal penyertaan dalam kegiatan usaha
Koperasi, terlintas pada sejumlah kewajiban usaha yang dibiayai dengan modal
penyertaan tersebut kecuali ditentukan lain.
(3) Apabila hasil penjualan “aktiva” Koperasi dalam pembubaran masih tersisa
setelah semua kewajiban kepada pihak lain dibayarkan, maka sisa tersebut
digunakan untuk pengembalian Simpanan Pokok, Simpanan Wajib dan modal
penyertaan secara proporsional.
(4) Pengembalian simpanan dan modal penyertaan diatur oleh tim penyelesaian yang
dibentuk khusus untuk keperluan tersebut.
(5) Bagi anggota yang keluar dalam tahun buku berjalan, maka hak dan kewajiban
keuangannya akan diperhitungkan secara proporsional pada waktu tutup buku
tahunan termasuk tanggungan atas kerugian yang terjadi dalam tahun buku
berjalan sampai dengan waktu berhentinya sebagai anggota.
BAB XVIII
PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN
Pasal 36

(1) Pembubaran Koperasi dapat dilakukan berdasarkan:


a. Keputusan Rapat Anggota.
b. Keputusan Pemerintah.
(2) Koperasi dapat dibubarkan atas dasar keputusan Rapat Anggota apabila adanya
keadaan yang tidak memungkinkan kelangsungan berdirinya Koperasi.
(3) Koperasi dapat dibubarkan oleh Pemerintah apabila:
a. Terdapat bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan
undang- undang Perkoperasian.
b. Kegiatannya bertentangan dengan kepentingan atau ketertiban umum dan/atau
norma kesusilaan.
c. Tidak ada kegiatan usaha lagi yang dijalankan atau usahanya tidak berkaitan
langsung dengan kepentingan anggota.
(4) Apabila Koperasi bubar baik atas dasar keputusan Rapat Anggota maupun
Pejabat, maka perlu dilakukan penyelesaian pembubaran.

Pasal 37
(1) Penyelesaian dilakukan oleh penyelesai pembubaran yang selanjutnya disebut
Tim Penyelesai.
(2) Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan Rapat Anggota, Tim Penyelesai
ditunjuk oleh Rapat Anggota dan bertanggungjawab kepada kuasa Rapat
Anggota.
(3) Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan Pemerintah, Tim penyelesai ditunjuk
oleh Pemerintah dan bertanggungjawab kepada Pemerintah.
(4) Selama dalam proses penyelesaian, Koperasi tetap ada dengan sebutan
“Koperasi dalam Penyelesaian”.

Pasal 38

Tim Penyelesai mempunyai hak, wewenang dan kewajiban sebagai berikut:


a. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama “Koperasi
dalam Penyelesaian” serta mewakilinya di depan dan di luar pengadilan.
b. Mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan baik dari dalam maupun dari
luar Koperasi.
c. Memanggil anggota dan bekas anggota tertentu, serta Pengurus, Pengelola,
Pengawas dan Karyawan, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
d. Memperoleh, memeriksa dan menggunakan catatan-catatan serta arsip Koperasi.
e. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang didahulukan
dari hutang lainnya.
f. Menetapkan jumlah tanggungan yang harus dibayar oleh masing-masing anggota.
g. Menetapkan siapa yang harus dibayar dan bagaimana
perbandingan biaya penyelesaiannya.
h. Membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota.
i. Menetapkan penyimpanan dan penggunaan segala arsip Koperasi.
j. Menetapkan pembayaran biaya penyelesaian yang dilakukan.
k. Setelah berakhirnya penyelesaian menurut jangka waktu yang ditetapkan oleh Rapat
Anggota Luar Biasa dan/atau Pejabat Pemerintah, maka Penyelesai membuat berita
acara tentang penyelesaian tersebut.
l. Pembayaran biaya penyelesaian itu didahulukan dari pembayaran hutang lainnya.

BAB XIX
S A N K S I
Pasal 39

Apabila Anggota, Pengurus, Pengawas dan Karyawan Koperasi melanggar atau


membantu orang lain melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
dan/atau ketentuan lain yang ditetapkan oleh Rapat Anggota dan/atau Peraturan Khusus
dari Pengurus Koperasi yang bersangkutan wajib dikenakan sanksi oleh yang
berwenang dalam organisasi Koperasi, berupa:
a. Peringatan lisan dan/atau tertulis.
b. Penghentian sementara pemberian pelayanan Koperasi.
c. Diberhentikan sementara dari keanggotaan Koperasi.
d. Diberhentikan secara resmi dari keanggotaan Koperasi.
e. Diberhentikan sementara dari jabatannya selama pemeriksaan berjalan.
f. Diberhentikan secara resmi dari jabatannya.
g. Denda.

Pasal 40

(1) Denda yang diperoleh atas pengenaan sanksi kepada pelanggar harus dibukukan
sebagai dana cadangan Koperasi.
(2) Rincian dari ketentuan sanksi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan/atau
Peraturan Khusus.
Pasal 41

(1) Apabila Pengurus, Pengawas, Anggota dan karyawan Koperasi melakukan atau
membantu orang lain melakukan tindak pidana sehingga mengakibatkan kerugian
terhadap Koperasi, maka anggota Koperasi dapat membentuk tim khusus untuk
menempuh proses hukum, kecuali hal tersebut dapat diselesaikan melalui proses
internal Koperasi secara terbuka.
(2) Apabila proses dimaksud ditempuh, maka harus dipertanggungjawabkan kepada
Rapat Anggota berikutnya.
BAB XX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 42

(1) Perubahan Anggaran Dasar dapat dilakukan apabila:


a. Adanya ketentuan baru yang dikeluarkan oleh Pemerintah tentang
Perkoperasian.
b. Adanya permintaan dari sekurang-kurangnya 50% dari jumlah anggota.
(2) Perubahan Anggaran Dasar dilaksanakan melalui Rapat Anggota.

BAB XXI
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS
Pasal 43

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga dan/atau dalam Peraturan Khusus.
(2) Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus,
yang memuat ketentuan-ketentuan pelaksanaan dari Anggaran Dasar yang
materinya tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

BAB XXII

Pasal 44

DAFTAR NAMA PENDIRI


KOPERASI SERBA USAHA “PINUS MANDIRI”
Alamat: Jalan Poros Rantekatoan Desa Osango Kec. Mamasa
Kab. Mamasa, Prov. Sulawesi Barat

UMUR
NO NAMA (Thn) PEKERJAAN ALAMAT
1 Herry Arruanpitu PNS Rantekatoan
2 Dominggus Petani Rantekatoan
3 Obed Petani Tawalian
4 Siska Petani Rantekatoan
5 Elvi Petani Rantekatoan
6 Lisayanti Petani Rantekatoan
7 Daniel Petani Rantekatoan
8 Derianto Petani Rantekatoan
9 Sahira Fara Wiraswasta Rantekatoan
10 Charles PNS Tawalian
11 Julianto Tonapa Wiraswasta Tawalian
12 Melky Petani Rantekatoan
13 Daud Rimbe Wiraswasta Rantekatoan
14 Aldipar Petani Tawalian
15 Adrian Petani Tawalian
16 Ritwan Wisan Petani Tawalian
17 Jepri Wiliam Petani Tawalian
18 Rifki Petani Tawalian
19 Erwin Petani Tawalian
20 Arodi Atnesar Petani Tawalian
21 Sandi Nata Petani Tawalian

BAB XXIII
P E N U T U P
Pasal 45

(1) Angaran Dasar ini disahkan oleh Rapat Pendirian Koperasi pada hari Sabtu
tanggal enam bulan May tahun dua ribu dua puluh tiga.
(2) Penetapan pemberlakuan dan penandatanganan Anggaran Dasar “ KOPERASI
SERBA USAHA PINUS MANDIRI” ini diberi kuasa penuh oleh Rapat Pendirian
Koperasi kepada Pengurus Koperasi.

Ketua : Herry Arruanpitu (.................................................)

Sekretaris : Charles (.................................................)

Bendahara : Elvi (.................................................)

Anda mungkin juga menyukai