KOPERASI KARYAWAN
PT WIRIFA SAKTI
Nomor Badan Hukum : 7479/BH/II/92
Pasal 3
(1) Koperasi melaksanakan kegiatannya berdasar prinsip-prinsip koperasi, yaitu :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian.
(2) Dalam pengembangan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip-prinsip
koperasi sebagai berikut :
a. Pendidikan Perkoperasian.
b. Kerjasama antar koperasi.
Pasal 6
1) Untuk mencapai maksud dan tujuan koperasi tersebut, maka koperasi menyelenggarakan
usaha :
a. Mewajibkan dan menggiatkan anggota untuk menyimpan pada koperasi secara
teratur.
b. Memberikan pinjaman kepada para anggota untuk keperluan yang bermanfaat (belum
menyesuaikan dengan PP 9/95).
c. Pengadaan dan penyaluran barang-barang kebutuhan sembilan bahan pokok
(Sembako) untuk kepentingan para anggota.
d. Menyelenggarakan usaha dibidang perdagangan umum dan supplier.
BAB V : KEANGGOTAAN
Pasal 7
1. Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi.
2. Anggota koperasi harus dicatatdalam Buku Daftar Anggota.
3. Yang dapat diterima menjadi anggota koperasi ini adalah Warga Negara Republik
Indonesia yang memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (Dewasa, tidak
dalam perwalian, sehat jasmani dan rohani).
b. Mata Pencaharian (Pekerjaan) : Karyawan PT Wirifa Sakti.
c. Telah membayar Simpanan Pokok sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar
ini.
d. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Rapat
Anggota dan Peraturan-peraturan Perkoperasian yang berlaku.
4. Keanggotaan koperasi mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam
buku Daftar Anggota.
5. Seseorang yang akan masuk menjadi anggota koperasi harus :
a. Mengajukan surat permohonan secara tertulis kepada pengurus.
b. Dalam waktu yang telah ditentukan Pengurus harus memberi jawaban apakah
permintaan itu diterima atau ditolak.
6. Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan
dalam buku Daftar Anggota.
7. Permintaan berhenti sebagai anggota harus diajukan secara tertulis kepada Pengurus.
8. Seseorang anggota yang diberhentikan oleh pengurus dapat meminta pertimbangan
pada Rapat Anggota berikutnya yang terdekat.
9. Keanggotaan koperasi melekat pada diri anggota sendiri dan tidak dapat
dipindahtangankan.
Pasal 8
Setiap Anggota mempunyai kewajiban :
1. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan khusus dan
keputusan yang telah disepakati dalam Rapat Anggota.
2. Membayar Simpanan Pokok, Simpanan Wajib dan simpanan lainnya yang diputuskan
dalam Rapat Anggota.
3. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi.
4. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
5. Menanggung kerugian sesuai dengan ketentuan pasal 40.
Pasal 9
Setiap Anggota mempunyai hak :
1. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam Rapat Anggota.
2. Memilih dan / atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas.
3. Mengajukan pinjaman/manfaat koperasi setelah masa anggotanya 3 (tiga) bulan.
4. Meminta diadakannya Rapat Anggota, Rapat Anggota Luar Biasa sesuai dengan
ketentuan Pasal 13 dan 14.
5. Mengemukakan pendapat dan saran kepada Pengurus diluar Rapat anggota baik
diminta maupun tidak diminta.
6. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antar sesama anggota.
7. Mendapat keterangan mengenai perkembangan Koperasi.
8. Memperoleh pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) sesuai dengan jasa atau transaksi.
9. Mendapat sisa hasil penyelesaian apabila koperasi dibubarkan.
Pasal 10
Keanggotaan berakhir, bilamana :
1. Meninggal dunia.
2. Meminta berhenti atas kehendak sendiri.
3. Pindah tugas kerja/mutasi keluar dari wilayah kerja PT. Wirifa Sakti Mojokerto.
4. Diberhentikan oleh Pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai
anggota, atau berbuat sesuatu yang merugika Koperasi :
a. Terbukti telah tidak memenuhi syarat-syarat keanggotaan.
b. Dalam waktu 1 (satu) tahun berturut-turut tidak ikut berpartisipasi kepada
koperasi dan melalaikan kewajibannya sebagai anggota setelah 3 (tiga) kali
berturut-turut secara tertulis diperingati oleh Pengurus.
c. Terbukti melakukan tindak pidana / kejahatan.
Pasal 11
1. Disamping Anggota dimaksudd alam Pasal 7, koperasi dapat menerima Anggota
Luar Biasa.
2. Yang dapat diterima menjadi Anggota Luar Biasa adalah
a. Penduduk Indonesia yang bukan Warga Negara Indonesia.
b. Penduduk Warga Negara Indonesia yang tidak ada keterkaitan dengan
pekerjaan dan bertempat tinggal di dalam / luar wilayah keanggotaan
koperasi dan atau tidak memenuhi persyaratan keanggotaan sebagaimana
Pasal 7.
c. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (Dewasa,
tidak dalam perwalian, sehat jasmani dan rohani).
d. Menyatakan secara tertulis telah menyetujui isi Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga dan Peraturan-peraturan yang berlaku.
e. Dalam hal anggota luar biasa tidak ada ikatan hak dan kewajiban
sebagaimana halnya anggota koperasi tetapi dapat berpartisipasi dalam
kegiatan usaha.
f. Anggota luar biasa tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Anggota dan
tidak punya hak dipilih ataupun memilih menjadi Pengurus atau Pengawas.
Pasal 13
1. Pada dasarnya Rapat Anggota sah jika dihadiri lebih dari separoh jumlah anggota
koperasi.
2. Jika Rapat Anggota tidak dapat berlangsung karena tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka Rapat ditunda untuk paling lambat 7 (tujuh)
hari dan bila pada Rapat kedua tetap tidak tercapai syarat tersebut ayat (1) Pasal ini,
maka Rapat Anggota dapat berlangsung dan keputusannya sah serta mengikat anggota.
3. Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat.
Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak
dari Angota yang hadir.
4. Anggota yang tidak hadir, tidak dapat mewakilkan suaranya kepada oranglain.
Pasal 14
1. Selain Rapat Anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Koperasi dapat
melakukan Rapat Anggota Luar Biasa apabila keadaan mengharuskan adanya
keputusan segera yang wewenangnya ada pada Rapat Anggota.
2. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan apabila sangat diperlukan dan tidak bisa
menunggu diselenggarakannya Rapat Anggota Tahunan :
a. Atas permintaan paling sedikit 20% dari jumlah anggota, terutama apabila
anggota menilai bahwa Pengurus telah melakukan kegiatan bertentangan dengan
kepentingan koperasi dan menimbulkan kerugian terhadap koperasi.
b. Atas keputusan pengurus berdasarkan keadaan yang mendesak untuk segera
diputuskan oleh anggota untuk kepentingan pengembangan koperasi.
3. Keputusan Rapat Anggota Luar Biasa diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Dalam hal tidak mencapai mufakat maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak
dari anggota yang hadir.
Pasal 15
1. Untuk mengubah Anggaran Dasar Koperasi harus diadakan Rapat Khusus Perubahan
Anggaran Dasar yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota koperasi
dan keputusannya syah apabila disetujui oleh paling kurang 3/4dari jumlah anggota yang
hadir.
2. Untuk membubarkan koperasi harus diadakan Rapat Khusus Pembubaran Koperasi yang
dihadiri sekurang-kurangnya ¾ daripada jumlah anggota, keputusan rapat anggota
mengenai pembubaran koperasi syah apabula disetujui sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah suara yang hadir.
Pasal 16
1. Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggung jawaban pengurus dan
pengawas mengenai segala sesuatu yang terjadi dalam pengelolaan koperasi.
2. Rapat Anggota mempunyai wewenang menetapkan antara lain :
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi.
c. Pemilihan/pengangkatan/pemberhentian pengurus, pengawas.
d. Pengesahan pertanggung jawaban Pengurus dan Pengawas dalam pelaksanaan
tugasnya, termasuk laporan keuangan/neraca dan rugi laba.
e. Rencana/program kerja koperasi, Rencana anggaran belanja dan pendapatan
koperasi.
f. Penggabungan, peleburan dan pembubaran koperasi.
g. Pembagian Sisa Hasil Usaha.
Pasal 17
1. Setiap Rapat Anggota harus dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh pimpinan
rapat dan notulis rapat.
2. Keputusan Rapat Anggota ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Koperasi.
3. Rapat Anggota sebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat (3) disebut Rapat Anggota
Tahunan.
Pasal 18
1. Acara Rapat Anggota Tahunan memuat antara lain :
Pembukaan, memuat :
Pengantar kata dari Panitia.
Laporan singkat Pengurus.
Sambutan-sambutan.
2. Acara pokok :
Penyampaian kuorum rapat.
Pengesahan acara rapat.
Pembacaan dan pengesahan berita acara rapat anggota tahunan yang lampau.
Laporan pertanggung jawaban Pengurus termasuk laporan kelembagaan, usaha
dan keuangan.
Laporan hasil pengawasan oleh Pengawas.
Tanya jawab / usul-usul.
Pengesahan laporan pertanggung jawaban Pengurus dan Pengawas.
Pembacaan dan pengesahan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan
dan belanja untuk tahun berjalan.
Penetapan pembagian sisa hasil usaha.
Pemilihan Pengurus dan Pengawas.
Lain-lain / Penutup.
3. Laporan pertanggung jawaban Pengurus dan Pengawas serta program kerja dan
rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi disampaikan kepada anggota paling
lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Anggota Tahunan dilaksanakan.
Pasal 20
1. Pengurus terdiri atas sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang atau sebanyak-banyaknya 5
(lima) orang.
2. Terhadap pihak ketiga, maka yang berlaku sebagai anggota Pengurus hanyalah mereka
yang tercatat selaku itu dalam buku Daftar Pengurus.
3. Nama-nama anggota Pengurus dicatat dalam buku Daftar Pengurus.
4. Sebelum memulai memangku jabatannya Anggota Pengurus dapat mengangkat
sumpah/janji di hadapan Rapat Anggota yang pengaturan lebih lanjut diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
5. Pengurus setiap waktu dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota apabila :
a. Pengurus melakukan kecurangan dan merugikan koperasi.
b. Pengurus tidak mentaati Undang-Undang Perkoperasian serta
peraturan/ketentuan pelaksanaannya dan Anggaran Dasar koperasi dan
keputusan Rapat Anggota.
c. Pengurus, baik dalam sikap dan tindakannya menimbulkan pertentangan
dalam gerakan koperasi.
d. Pengurus tidak loyal lagi kepada Koperasi dan Anggota.
e. Pengurus pindah tugas/mutasi keluar daerah wilayah kerja PT. Wirifa Sakti
Mojokerto.
Pasal 21
Pengurus bertugas dan berkewajiban untuk :
1. Memimpin organisasi dan usaha koperasi, melakukan segala perbuatan hukum untuk
dan atas nama koperasi serta mewakili koperasi di hadapan dan di luar Pengadilan.
2. Menyelenggarakan Rapat Anggota dan Rapat Penurus serta mempertanggungjawabkan
kepada Rapat Anggota mengenai Pelaksanaan tugas kepengurusannya.
3. Menyelenggarakan administrasi organisasi antara lain :
a. Melakukan pencatatan dan memelihara buku Daftar Anggota, Daftar Pengurus,
Daftar Pengawas, Notulen Rapat Anggota dan Rapat Pengurus dan buku-buku
lainnya yang diperlukan.
b. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib dan teratur.
c. Menyusun rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi.
4. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota.
5. Membantu Pengawas dalam melakukan pengawasan dengan memberikan keterangan,
memperlihatkan segala buku, warkat, persediaan barang alat-alat perlengkapan dan
sebagainya yang diperlukan.
6. Memberikan penjelasan kepada Anggota agar supaya segala ketentuan rumah tangga,
peraturan khusus dan keputusan rapat anggota dan lain-lain diketahui dan dimengerti
oleh segenap anggota.
7. Memelihara kerukunan antar anggota dan mencegah segala hal-hal yang menyebabkan
timbulnya perselisihan paham.
8. Menanggung segala kerugian yang diderita oleh koperasi sebagaimana akibat karena
kelalaiannya :
a. Jika kerugian yang timbul akibat kelalaian seorang atau beberapa orang anggota
Pengurus, maka kerugian ditanggung oleh anggota Pengurus yang bersangkutan.
b. Jika kerugian yang timbul akibat kebijaksanaan yang telah diputuskan oleh Rapat
Pengurus, maka semua anggota Pengurus tanpa kecuali menanggung kerugian
yang diderita koperasi.
Pasal 22
1. Tugas pokok masing-masing anggota Pengurus ditetapkan dalam peraturan khusus yang
disahkan dalam Rapat Pengurus.
2. Anggota Pengurus tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa menurut
keputusan Rapat Anggota.
Pasal 23
1. Setelah tahun buku ditutup, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum diselenggarakan
Rapat Anggota Tahunan, Pengurus menyusun laporan tahunan yang memuat sekurang-
kurangnya :
a. Keadaan organisasi dan usaha Koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai.
b. Perhitungan tahunan yang terdiri dari Neraca Akhir tahun buku dan perhitungan
hasil usaha dari tahun yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen
tersebut.
2. Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( I ) ditanda tangani oleh semua
anggota pengurus.
3. Apabila salah satu anggota pengurus tidak menanda tangani laporan tahunan yang
bersangkutan harus menjelaskan alasan secara tertulis.
4. Laporan pertanggung jawaban Pengurus harus disampaikan kepada anggota paling
lambat 7 ( tujuh ) hari sebelum Rapat Anggota dilaksanakan.
Pasal 24
1. Pengurus harus berusaha agar anggota mengetahui akibat pencatatan dalam Daftar
Anggota.
2. Setiap anggota Pengurus harus berusaha agar pengawasan dan atau pemeriksa
sebagaimana tersebut dalam ayat (1) tersebut , tidak dihambat baik disengaja atau tidak
disengaja oleh anggota pengurus, pengelola.
3. Pengurus wajib memberi laporan kepada Pemerintah tentang keadaan serta
perkembangan organisasi dan usaha koperasi sekurang-kurangnya 1 ( satu ) kali
setahun.
Pasal 25
1. Pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola (Manajer dan karyawan) yang diberi
wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha dan kegiatannya.
2. Rencana pengangkatan tersebut ayat (1) diajukan dalam Rapat Anggota untuk
mendapat persetujuan.
3. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pengelola tidak mengurangi tanggung jawab
Pengurus.
4. Hubungan antara pengelola tersebut pada ayat (1) merupakan hubungan kerja atas dasar
perikatan.
5. Hubungan kerja, wewenang dan tanggung jawab serta persyaratan pengangkatan
pengelola diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan Surat Perjanjian Kontrak Kerja.
6. Pengelola bertanggung jawab kepada Pengurus.
Pasal 27
Pengawas bertugas untuk :
1. Melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi sekurang-
kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.M
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya dan disampaikan kepada
Pengurus dan dilaporkan kepada Rapat Anggota.
Pasal 28
Pengawas berwenang :
1. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi.
2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
3. Memberikan koreksi, saran dan peringatan kepada Pengurus.
Pasal 29
1. Pemilihan Pengawas diatur secara demokratis dan tata cara pemilihannya diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
2. Sebelum memangku jabatannya Pengawas dapat mengucapkan sumpah/janji
Pengawas di hadapan Rapat Anggota.
3. Janji/sumpah Pengawas diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 30
1. Pengawas yang telah habis masa jabatannya dapat dipilih kembali oleh Rapat
Anggota.
2. Pengawas sebanyak-banyaknya 4 (empat) orang, terdiri dari :
a. Seorang ketua & Wakil Ketua
b. Dua orang anggota.
Pasal 31
1. Pengawas tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa sesuai dengan
keputusan Rapat Anggota.
2. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Pengawas berwenang menggunakan
fasilitas sarana yang tersedia sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
3. Dalam melaksanakan tugasnya Pengawas berwenang untuk meneliti segala catatan,
berkas, barang-barang, uang, serta bukti lainnya yang diperlukan yang ada pada
koperasi.
4. Dalam hal-hal tertentu Pengawas bisa meminta bantuan Kantor Akuntan
Publik/Koperasi Jasa Audit dengan persetujuan Pengurus.
5. Biaya Jasa Audit ditanggung oleh koperasi dan dianggarkan dalam Rencana
Anggaran Pendapatan Belanja (RAPB) Koperasi.
6. Terhadap pihak ke 3 (tiga) diharuskan merahasiakan hasil pemeriksaannya.
Pasal 35
1. Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib tidak dapat diminta kembali selama masih
menjadi anggota.
2. Simpanan-simpanan dalam bentuk atau jenis lainnya yang sifatnya penyertaan modal
sementara dapat diminta kembali/diambil kembali selama masih menjadi anggota
yang prosedur dan tata cara pengambilannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Simpanan Pokok, Simpanan Wajib dan Simpanan lainnya serta hak-hak lainnya
dapat dikembalikan kepada anggota setelah dikurangi bagian tanggungan yang telah
ditetapkan apabila keanggotaannya berakhir menurut Pasal 10 dengan prosedur
dan tata kerja pengembaliannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB XI : SISA HASIL USAHA
Pasal 36
1. Sisa Hasil Usaha koperasi merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun
buku dikurangi dengan biaya penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak
dalam tahun buku yang bersangkutan, terdiri atas dua bagian.
2. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh, pembagiannya diatur sebagai berikut. :
a. 40 % Untuk dana Cadangan koperasi.
b. 50 % Untuk jasa Anggota .
c. 10 % Untuk dana Pengurus.
Pasal 37
1. Uang cadangan disimpan adalah kekayaan koperasi yang disediakan untuk menutup
kerugian sehingga tidak boleh dibagikan diantara anggota.
2. Rapat Anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi 75 % dari
jumlah cadangan untuk perluasan usaha koperasi.
3. Sekurang-kurangnya 25 % dari uang cadangan harus disimpan dengan bersifat giro
pada bank pemerintah.
Pasal 41
Pembubaran koperasi oleh pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39
huruf b, dilakukan apabila :
a. Terdapat bukti-bukti bahwa kopeasi tidak memenuhi ketentuan undang-
undang perkoperasian yang berlaku.
b. Kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum atau kesusilaan.
c. Kelangsungan hidup koperasi tidak dapat lagi diharapkan.
Pasal 42
1. Terhadap pembubaran koperasi dilakukan penyelesaian pembubaran yang disebut
penyelesaian.
2. Penyelesaian dilakukan oleh Team Penyelesai Pembubaran yang selanjutnya disebut
Team Penyelesai Pembubaran Koperasi.
3. Untuk penyelesaian pembubaran berdasarkan keputusan Rapat Anggota maka
Peyelesai ditunjuk oleh Rapat Anggota dan bertanggung jawab kepada Kuasa Rapat
Anggota.
4. Untuk penyelesaian pembubaran berdasarkan keputusan Pemerintah, maka
Penyelesai ditunjuk oleh Pemerintah dan bertanggung jawab kepada Pemerintah.
5. Selama dalam proses “PENYELESAIAN” Koperasi tersebut tetap ada dengan
sebutan “KOPERASI DALAM PENYELESAIAN”.
Pasal 43
Penyelesai mempunyai hak, wewenang dan kewajiban sebagai berikut :
b. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama “Koperasi Dalam
Penyelesaian”.
c. Mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan.
d. Memanggil Pengurus, Pengawas, Anggota dan bekas Anggota terutama
yang diperlukan baik sendiri maupun bersama-sama.
e. Memperoleh, memeriksa dan menggunakan catatan-catatan serta arsip
koperasi.
f. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban yang didahulukan dari
pembayaran hutang lainnya.
g. Menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk menyelesaikan sisia kewajiban
koperasi.
h. Membagikan sisa hasil penyelesaian kepada Anggota.
Pasal 44
1. Team Penyelesai wajib melaksanakan tugasnya dalam jangka waktu yang ditetapkan
dalam Keputusan Pembubaran Koperasi.
2. Team Penyelesai membuat berita acara mengenai pelaksanaan seluruh tugasnya.
Biaya Team Penyelesai yang ditunjuk oleh Rapat Anggota dibebankan kepada
koperasi paling tinggi 5 % dari jumlah keseluruhan sisa hasil penyelesaian yang
pembayarannya dapat dilakukan dari pembayaran hutang lainnya.
3. Berita acara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) disampaikan kepada
Pemerintah/Pejabat, maka dengan demikian tugas dalam penyelesaian sudah
selesai.
Pasal 45
Pembubaran Koperasi diumumkan oleh Pemerintah dalam Berita Negara Indonesia,
dalam hal tersebut status Badan Hukum Koperasi hapus sejak tanggal pengumuman
tersebut.
BAB XV : SANKSI-SANKSI
Pasal 48
1. Seluruh Anggota, Pengurus dan Pengawas wajib mentaati segala ketentuan-
ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan peraturan-
peraturan lainnya yang berlaku.
2. Apabila ketentuan-ketentuan tersebut dalam ayat (1) tidak ditepati, dilanggar atau
diingkari, maka anggota, Pengurus maupun Pengawas dapat dikenakan/diberikan
sanksi oleh Rapat Anggota berupa :
a. Peringatan.
b. Diberhentikan atas kemauan sendiri.
c. Diberhentikan dari jabatan Pengurus, apabila melanggar Pasal 20 ayat (6).
d. Diberhentikan dari keanggotaan apabila melanggar Pasal 10 poin (3)
setelah terlebih dahulu diperingati baik lisan maupun tertulis setelah 3 (tiga)
kali berturut-turut.
e. Diberhentikan dari jabatan Pengawas apabila melanggar Pasal 27.
Badan Pengurus Koperasi Karyawan PT. Wirifa Sakti Mojokerto tahun 2019.
Ketua : MIFTACHUL ARIF, S.Pi
Wakil Ketua : MUHAMMAD ALDI KHUSNUL KHULUQ, S.Pt
Sekretaris : DOBY ANANG KOSEM
Bendahara : SUNARYO
Pegawai :
Pemotong gaji : WAHYU WINARTI, SH
Kadiv penjualan : CATUR SEPTIAN ANGGORO
Penjaga toko : WAGIMUN
Penjaga toko : PURWITO
Badan Pengawas Koperasi Karyawan PT. Wirifa Sakti Mojokerto tahun 2019.
Ketua : EKO WAHYUDI
Anggota : SANYOTO
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOPERASI KARYAWAN PT. WIRIFA SAKTI MOJOKERTO
BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU
Pasal 1
1. Koperasi Karyawan PT. Wirifa Sakti yang selanjutnya disebut “KOPKAR WIRIFA” bertempat
kedudukan di Jln. Raya Ngoro Industri Persada Blok T3 Mojokerto Jawa Timur.
2. Koperasi didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan.
BAB II
JENIS DAN WILAYAH KERJA
Pasal 2
1. Koperasi adalah Koperasi primer yang anggotanya terdiri dari perorangan
2. Koperasi adalah koperasi konsumen yang memberikan pelayanan barang dan/ atau jasa
kepada anggotanya selaku konsumen, namun dapat juga memberikan pelayanan kepada
perorangan selaku produsen barang/ jasa.
3. Wilayah kerja Koperasi mencakup seluruh wilayah Republik Indonesia
BAB III
LANDASAN, AZAS DAN PRINSIP
Pasal 3
1. Koperasi berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Azas Kekeluargaan.
2. Dalam melaksanakan kegiatan, landasan tersebut pada ayat (1) pasal ini dan nilai-nilai serta
prinsip-prinsip koperasi dipergunakan sebagai dasar pertimbangan dari tata kerja, kegiatan
dan kebijakan Koperasi.
BAB IV
FUNGSI, PERAN DAN USAHA
Pasal 4
Koperasi merupakan wahana bagi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya
untuk mengembangkan potensi masing-masing guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosial.
Pasal 5
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 6
1. Yang dapat menjadi anggota Koperasi ialah warga Negara RI yang memiliki Kartu Tanda
Penduduk (KTP) dan berdomisili di wilayah Indonesia dan tercatat sebagai penduduk
Indonesia, Bermata pencarian / sebagai karyawan PT. Wirifa Sakti Mojokerto.
2. Keanggotaan bersifat aktif dengan mengajukan secara tertulis kepada Pengurus.
3. Koperasi dapat memberikan perlakuan khusus kepada Anggota dan Anggota Luar Biasa
yang diatur lebih lanjut oleh Pengurus dengan Peraturan Khusus.
4.
Pasal 7
1. Pengurus wajib mengembalikan kepada Anggota/ Anggota Luar Biasa yang berhenti atas
permintaan sendiri, jumlah Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Modal Penyertaan dan
Simpanan-simpanan lainnya setelah diperhitungkan dengan hak dan / atau kewajibannya
kepada Koperasi yang masih terhutang, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
permintaannya diterima Pengurus.
2. Demikian juga apabila ada anggota yang meninggal dunia yang menyebabkan keanggotaan
yang bersangkutan berakhir, Koperasi memberikan pengembalian seluruh Simpanan Pokok,
Simpanan Wajib, Modal Penyertaan dan Simpanan-simpanan lainnya setelah
diperhitungkan dengan hak dan / atau kewajibannya kepada KOPERASI yang masih
tehutang, kecuali haknya tidak bisa mencukupi kewajibannya, maka pewaris berkewajiban
menyelesaikan usaha dan kewajiban dari anggota yang bersangkutan.
Pasal 8
1. Setiap Anggota/ Anggota Luar Biasa Koperasi wajib mentaati ketentuan dalam AD, ART dan
Keputusan Rapat Anggota yang berlaku.
2. Setiap Anggota/ Anggota Luar Biasa Koperasi wajib berpartisipasi dan/ atau memanfaatkan
jasa dari sekurang-kurangnya salah satu dari kegiatan usaha yang diselenggarakan
Koperasi.
BAB VI
PERANGKAT KOPERASI
Pasal 9
Perangkat Organisasi Koperasi terdiri dari:
1. Rapat Anggota.
2. Pengurus.
3. Pengawas
BAB VII
RAPAT ANGGOTA
Pasal 10
1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Anggota diselenggarakan pengurus
sudah harus menyampaikan undangan beserta agenda yang akan dibahas dalam Rapat
Anggota kepada setiap anggota. Undangan dapat disampaikan melalui SMS (short Message
Service) atau email.
2. Materi pembahasan dan jenis-jenis keputusan yang akan diambil dalam Rapat Anggota,
dikirimkan pada setiap anggota paling lambat 1 (satu) hari sebelum Rapat Anggota
dilaksanakan dalam bentuk soft copy melalui media elektronik lainnya yang mudah diakses
oleh anggota atau dalam bentuk hard copy yang dapat diambil sendiri di kantor.
3. Rapat Anggota dipimpin oleh pengurus atau pengawas.
4. Sebelum rapat dimulai pimpinan rapat membacakan tata tertib dan menghitung jumlah
peserta yang hadir untuk menentukan serta mengesahkan quorum rapat.
5. Usul, pertanyaan, aspirasi dapat diajukan secara tertulis sebelum Rapat Anggota
dilaksanakan.
6. Rapat Anggota dibuka dan ditutup dengan doa kepada Allah SWT.
Pasal 11
1. Setiap anggota yang tidak dapat hadir dalam Rapat Anggota dapat memberikan surat kuasa
kepada anggota lain yang hadir, tetapi tidak dapat mewakilkan suaranya.
2. Mekanisme pemberian surat kuasa akan diatur lebih lanjut dalam Tata Tertib Rapat Anggota.
3. Anggota luar biasa tidak dapat menerima surat kuasa.
Pasal 12
1. Waktu pelaksanaan Rapat Anggota diatur sebagai berikut:
a. Rapat Anggota Tahunan diselenggarakan setiap tahun paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah tahun buku yang bersangkutan berakhir.
b. Rapat Anggota untuk membahas Rencana Kerja dan Anggaran Koperasi
diselenggarakan setiap tahun paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran
dimulai.
Pasal 13
1. Rapat Anggota Tahunan (RAT) untuk:
a. Membahas dan mengesahkan Laporan dan Pertanggungjawaban Pengurus
dan Pengawas.
b. Menetapkan pembagian dan peruntukan Sisa Hasil Usaha yang diperoleh
dalam tahun buku yang baru ditutup.
c. Memberhentikan anggota Pengurus dan Pengawas yang telah habis masa
jabatannya.
d. Memilih dan mengangkat anggota Pengurus dan Pengawas untuk
menggantikan anggota Pengurus dan Pengawas yang telah habis masa
jabatannya.
e. Mengukuhkan pemberhetian anggota Pengurus/Pengawas yang berhenti
sebelum masa jabatannya berakhir.
f. Mengukuhkan anggota Pengurus/Pengawas yang diangkat sebagai
pengganti anggota Pengurus/Pengawas yang berhenti sebelum masa
jabatannya berakhir.
g. Menetapkan pengangkatan dan/ atau pemberhentian anggota Dewan
Penasehat.
2. Laporan dan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas tersebut pada ayat (1) huruf a
pasal ini, masing-masing ditandatangani oleh semua ketua Pengurus/Pengawas yang
bersangkutan.
3. Bila ada satu atau lebih ketua Pengurus/Pengawas yang tidak menandatangani Laporan
dan Pertanggungjawaban tersebut pasa ayat (1) huruf a pasal ini, yang bersangkutan harus
memberi penjelasan secara tertulis, dan dilampirkan sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari laporan dan Pertanggungjawaban terkait.
Pasal 14
1. Apabila Laporan dan Pertanggungjawaban Pengurus/ Pengawas tersebut pada pasal 13
ayat (1) huruf a ART tidak dapat diterima Rapat Anggota Tahunan (RAT), maka pada saat
itu RAT membentuk formatur untuk memimpin sementara operasional Koperasi.
2. Selain itu, RAT juga membentuk Tim Verifikasi untuk mengadakan pemeriksaan ulang atas
Laporan Pertanggungjawaban Pengurus. Anggota Pengurus dan Pengawas dalam masa
jabatan tidak boleh ditunjuk sebagai anggota Tim Verifikasi.
3. Tim Verifikasi terdiri dari 5 (lima) orang dengan susunan sebagai berikut: seorang ketua
merangkap anggota, seorang Sekretaris merangkap anggota dan 3 (tiga) orang anggota.
4. Batas waktu kerja Tim Verifikasi ditetapkan selambat-lambatnya 60 (enampuluh) hari kerja,
dan dalam melaksanakan tugasnya Tim dapat minta bantuan jasa Akuntan Publik.
5. Hasil kerja Tim Verifikasi dilaporkan dalam Rapat Anggota Luar Biasa yang diadakan 1
(satu) minggu setelah batas waktu kerja Tim Verifikasi.
6. Semua biaya yang dikeluarkan Tim Verifikasi dibebankan kepada Anggaran Koperasi.
Pasal 15
1. Rapat Pleno diselenggarakan minimal 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.
2. Rapat Pleno diselenggarakan untuk membahas dan menetapkan Kebijakan Pokok dalam
bidang organisasi, tata kerja, manajemen/pengelolaan dan usaha termasuk pada:
Pengangkatan dan pelimpahan sebagian wewenang Pengurus kepada
manager professional.
Perangkapan fungsi Pengawas oleh Pengurus.
Pengembangan atau pemekaran usaha.
Penghapusan/ penggabungan kegiatan usaha.
Penjualan/ penggadaian/ pengalihan harta tak bergerak
Kebijakan harga penjualan dan suku bunga.
3. Rapat Pleno dihadiri oleh Pengurus, Pengawas dan Pengelola Koperasi.
Pasal 16
1. Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) diselenggarakan sewaktu-waktu dianggap perlu, untuk
membahas dan memecahkan permasalahan yang sifatnya mendasar dan perlu
diselenggarakan secepatnya.
2. RALB dihadiri oleh Anggota / perwakilan, tidak termasuk Anggota Luar Biasa
3. Hal-hal yang bersifat mendasar tersebut pada ayat (1) pasal ini antara lain:
a. Pemberhentian anggota Pengurus dan/ atau Pengawas yang telah terbukti
menimbulkan kerugian pada Koperasi dan atau anggotanya karena tidak
betindak sesuai dengan wewenang atau bertindak melampaui batas
wewenang yang ada padanya.
b. Perubahan/ penyempurnaan AD dan/ atau ART.
c. Pembubaran Koperasi dan pembentukan Panitia Penyelesaian.
d. Penyelamatan Koperasi dari kerugian yang berkelanjutan dan telah
mengakibatkan berkurangnya modal sendiri.
Pasal 17
Implementasi keputusan Rapat Anggota ditindaklanjuti/ dituangkan dalam Surat
Keputusan dan/ atau Peraturan Khusus yang diterbitkan oleh Pengurus.
BAB VIII
PENGURUS
Pasal 18
1. Pengurus KOPERASI dipilih dari dan oleh anggota secara langsung atau melalui formatur.
2. Dalam hal dipilih melalui formatur, maka Rapat Anggota menetapkan jumlah formatur
sekurang-kurangnya terdiri dari 5 (lima) dan sebanyak-banyaknya 9 (sembilan) orang yang
dipilih secara langsung dalam Rapat Anggota.
3. Keanggotaan Formatur dapat melibatkan 1 (satu) orang Pengurus lama, dan 1 (satu) orang
Pengawas lama.
4. Anggota Formatur tidak harus menjadi Pengurus.
Pasal 19
1. Selain dari syarat yang ditetapkan pada bab VII pasal 19 ayat (3) AD, yang dapat
dicalonkan menjadi anggota Pengurus harus memenuhi syarat tambahan berikut:
a. Menjadi anggota Koperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun tidak terputus-
putus.
b. Tidak pernah melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan Koperasi.
c. Tidak mempunyai tunggakan Simpanan Pokok/ atau Simpanan Wajib.
d. Tidak pernah memperoleh teguran tertulis dari Pengurus karena lalai
melakukan kewajibannya sehubungan dengan pengenaan sanksi
berdasarkan ketentuan dalam pasal 39 ART ini.
e. Tidak menjadi anggota organisasi politik/ kemasyarakatan yang dilarang oleh
Pemerintah.
f. Dapat menyediakan waktu untuk kepentingan Koperasi.
2. Masa Jabatan Pengurus 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali untuk masa jabatan
berikutnya.
Pasal 20
1. Selama belum dilakukan serah terima jabatan kepengurusan, Pengurus Lama masih
berfungsi dan menjalankan tugas sehari-hari dalam kedudukan demisioner.
2. Pengurus Demisioner memberitahukan secara tertulis susunan Pengurus Baru kepada
semua anggota/ anggota LB, Pengawas dan Dewan Penasehat.
3. Serah terima jabatan dari Pengurus Demisioner kepada Pengurus Terpilih dilakukan
selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah terpilihnya Pengurus Baru.
4. Apabila serah terima jabatan tersebut pada ayat 3 (tiga) pasal ini karena satu dan lain
sebab tidak terlaksana, maka Pengurus Terpilih dengan sendirinya segera melaksanakan
tugas kepengurusannya.
Pasal 21
1. Pengurus merupakan badan kepemimpinan kolektip.
2. Setiap anggota Pengurus bertindak untuk dan atas nama Pengurus Koperasi.
3. Akibat yang timbul dari tindakan atau kelalaian untuk bertindak dari seorang anggota
Pengurus yang mengakibatkan kerugian bagi Koperasi, mengikat Pengurus sebagai
keseluruhan
4. Seorang atau lebih anggota Pengurus dapat dibebaskan dari tuntutan ganti rugi pada ayat
3 (tiga) pasal ini, apabila yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa sebelumnya telah
berusaha untuk mencegah timbulnya kerugian tersebut.
Pasal 22
1. Selain tugas tersebut pada pasal 21 AD, Pengurus juga bertugas:
a. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan Koperasi
sesuai dengan tanggung-jawabnya dan Keputusan Rapat Anggota.
b. Memasyarakatkan pengertian, pemahaman dan penghayatan prinsip-prinsip
koperasi.
c. Menandatangani perjanjian kerjasama, dalam hal ini diwakili oleh Ketua
Umum. Apabila Ketua Umum sedang berhalangan dapat diwakili oleh Wakil
Ketua.
d. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Koperasi Jangka Menengah (3
tahunan) untuk disahkan Rapat Anggota dan dipergunakan sebagai acuan
dalam penyusuan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Tahunan.
e. Mencatat dan memelihara catatan partisipasi setiap anggota dalam kegiatan
usaha KOPERASI dan transaksi usaha setiap anggota dengan Koperasi
sebagai dasar perhitungan dalam penetapan pertimbangan pembagian SHU
kepada setiap anggota.
f. Menerbitkan buletin (cetak atau maya) secara teratur sebagai media
komunikasi tertulis antara Pengurus dengan Anggota dan antara sesama
Anggota.
g. Mengembangkan dan memelihara jaringan kerjasama baik dalam bidang
usaha maupun bidang-bidang lainnya dengan koperasi dan mitra usaha/kerja
lainnya.
2. Pembagian tugas Pengurus sebagaimana diatur dalam pasal 21 AD diatur dalam
keputusan Pengurus.
3. Semua surat-surat keluar ditandatangani oleh Ketua Umum atau Wakil Ketua Umum.
4. Semua surat-surat berharga dan warkat bank ditandatangani oleh Bendahara / salah
seorang anggota Pengurus bersama-sama dengan Ketua Umum/ Wakil Ketua Umum.
5. Tanpa menghilangkan tanggung-jawabnya kepada Rapat Anggota, Pengurus dapat
mengangkat Pengelola dan karyawan Koperasi, dan melimpahkan sebagian tugas-
tugasnya kepada Pengelola/ karyawan Koperasi yang bersangkutan.
Pasal 23
1. Anggota Pengurus yang berhenti atas permohonan sendiri sebelum masa jabatannya
habis harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Pengurus.
2. Apabila permohonan tersebut pada ayat (1) pasal ini dapat disetujui, Pengurus
menyatakan persetujuannya secara tertulis kepada yang bersangkutan dan segera
mencatat hal tersebut dalam Buku Daftar Pengurus.
3. Terhitung sejak tanggal pencatatan berhenti dari jabatan Pengurus, yang bersangkutan
dengan sendirinya kembali menjadi anggota biasa, dan semua fasilitas yang diberikan
kepadanya selaku anggota Pengurus dihentikan.
4. Apabila ada anggota Pengurus berhenti dari jabatannya selaku anggota Pengurus sebelum
masa jabatannya berakhir, maka Rapat Pengurus menunjuk seorang pengganti.
5. Untuk menjaga efektivitas organisasi, pengunduran pengurus dikarenakan
mundur/berhenti/pindah kerja dari PT. Wirifa Sakti Mojokerto atau Mutasi ke luar wilayah
Mojokerto harus diikuti dengan pengunduran diri sebagai Pengurus.
6. Pergantian anggota Pengurus antar waktu tersebut pada ayat (4) pasal ini harus disahkan
Rapat Anggota.
7. Untuk keperluan tersebut Pengurus wajib memberitahukan pergantian anggota Pengurus
antar waktu tersebut pada ayat (4) pasal ini pada Rapat Anggota berikutnya.
8. Apabila Rapat Anggota tidak dapat mengesahkan anggota Pengurus pengganti tersebut
pada ayat (4) pasal ini maka Pengurus menyerahkan penyelesaian masalah tersebut
kepada Sidang Rapat Anggota untuk menetapkannya
Pasal 24
1. Anggota Pengurus dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) jika
terbukti:
a. Dengan sengaja tidak melakukan ketentuan-ketentuan AD dan ART dan/ atau Keputusan
Rapat Anggota.
b. Melakukan tindakan yang menyimpang atau bertentangan dengan ketentuan UU/ AD/
ART/ Keputusan Rapat Anggota.
2. Rapat Anggota Luar Biasa diselenggarakan berdasarkan ketentuan-ketentuan pada pasal
14 AD
Pasal 25
1. Sebagai pengganti tenaga dan waktu yang dipergunakan untuk menjalankan tugas yang
diembannya kepada anggota Pengurus diberikan imbalan jasa/ honorarium dibayarkan
setiap bulan yang besarnya ditetapkan oleh Rapat Anggota.
2. Sesuai dengan ketentuan Bab XIII pasal 38 ayat (2) AD kepada Pengurus diberikan bagian
dari SHU.
BAB IX
PENGAWAS
Pasal 26
1. Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh serta bertanggungjawab kepada Rapat
Anggota.
2. Pengawas terdiri dari 5 (lima) orang yang dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat
Anggota Tahunan (RAT). Persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat dipilih menjadi
Pengawas selain yang tercantum dalam pasal 26 ayat (3) AD, calon Pengawas memenuhi
persyaratan tambahan berikut :
a. Syarat tambahan yang ditetapkan bagi calon Pengurus sebagaimana tercantum
dalam pasal 19 ayat (1) huruh a s/d f ART berlaku juga bagi calon anggota
Pengawas.
b. Umur sekurang-kurangnya 30 tahun.
c. Dicalonkan sekurang-kurangnya oleh 10 (sepuluh) peserta RAT.
d. Dapat menyediakan waktu untuk kepentingan Koperasi.
3. Pemilihan Pengawas dilakukan secara langsung.
Pasal 27
1. Masa jabatan Pengawas 5 ( lima ) tahun sesuai dengan periode pengurus.
2. Anggota Pengawas yang telah habis masa jabatannya dapat dipilih kembali untuk masa
jabatan berikutnya.
Pasal 28
1. Serah-terima jabatan dari Pengawas lama yang telah habis masa jabatannya kepada
Pengawas baru dilakukan bersama-sama dengan serah terima jabatan dari Pengurus lama
kepada Pengurus baru.
2. Selama belum dilakukan serah-terima jabatan, Pengawas lama tetap menjalankan tugas
yang diembannya selaku Pengawas Demisioner.
3. Apabila serah terima jabatan tersebut pada ayat (1) pasal ini karena satu dan lain sebab
tidak dapat terlaksana dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja, maka Pengawas baru
dengan sendirinya segera melaksanakan tugas kepengawasannya.
Pasal 29
Selain tugas pokok yang ditetapkan dalam pasal 27 AD, Pengawas juga bertugas:
a. Menjaga agar operasional KOPERASI selalu taat azas dengan Rencana Kerja dan
Anggaran Koperasi yang telah ditetapkan.
b. Mencegah terjadinya penyimpangan dan/ atau penyalahgunaan wewenang yang
dilakukan oleh pengurus.
c. Mengambil tindakan kolektif untuk meluruskan kembali bila terjadi penyimpangan/
penyalahgunaan wewenang.
Pasal 30
1. Anggota Pengawas yang berhenti atas permohonan sendiri sebelum masa jabatannya
habis, diselesaikan dengan tata cara yang diberlakukan terhadap anggota Pengurus yang
berhenti atas permohonan sendiri sebelum masa jabatannya berakhir.
2. Ketentuan tersebut pada pasal 23 ayat (1) s/d ayat (8) diberlakukan pada anggota
Pengawas tersebut pada ayat (1) pasal ini.
Pasal 31
1. Anggota Pengawas dapat diberhentikan melalui RALB bila yang bersangkutan terbukti:
a. Dengan sengaja tidak melaksanakan ketentuan dalam UU / AD / ART / Keputusan
Rapat Anggota.
b. Melaksanakan suatu tindakan yang menyimpang atau bertentangan dengan
ketentuan dalam UU / AD / ART / Keputusan Rapat Anggota.
2. Rapat Anggota Laur Biasa (RALB) diselenggarakan berdasarkan ketentuan-ketentuan
pada pasal 14 AD.
Pasal 32
1. Sebagai pengganti tenaga dan waktu yang dipergunakan dalam menjalankan tugas yang
diembannya, kepada Pengawas diberikan imbalan jasa/ honorarium dibayarkan setiap
bulan yang besarnya ditetapkan oleh Rapat Anggota.
2. Sesuai dengan ketentuan Bab XIII pasal 38 ayat (2) AD kepada Pengawas diberikan
bagian dari SHU.
BAB X
DEWAN PENASEHAT
Pasal 33
1. Dewan Penasehat dapat dipilih dan terdiri dari Tokoh Masyarakat.
2. Dewan Penasehat diminta atau tidak diminta dapat menyampaikan saran dan/ atau
pandangan mengenai permasalahan yang dihadapi Koperasi kepada Pengurus/
Pengawas baik sendiri-sendiri maupun secara kolektif.
3. Dewan Penasehat dapat melihat, menyalin dan meneliti informasi/ data baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis mengenai keadaan Koperasi, dan berhubungan langsung
dengan Pengurus, Pengawas, karyawan dan anggota Koperasi serta sumber-sumber
informasi baik di dalam maupun di luar Koperasi.
BAB XI
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal 34
1. Penyelenggaraan pembukuan yang dimaksud dalam pasal 34 ayat (2) AD, ialah Sistem
Pembukuan (Akuntansi) yang diakui oleh Ikatan Akuntansi Indonesia.
2. Koperasi dapat meminta bantuan audit kepada Internal Auditor di UAD atau Akuntan Publik
yang penunjukkannya wajib mendapatkan persetujuan Pengawas.
3. Unit Usaha yang dikelola dan diadministrasikan secara terpisah wajib menyelenggarakan
pembukuan dan membuat Neraca serta perhitungan Rugi/ Laba tersendiri.
BAB XII
PERMODALAN
Pasal 35
1. Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
2. Modal sendiri dapat berasal dari :
a. Simpanan Pokok
b. Simpanan Wajib
c. Modal Penyertaan
d. Simpanan Khusus / Simpanan Kapitalisasi
e. Dana Cadangan
f. Hibah / modal sumbangan
3. Modal Pinjaman adalah pinjaman yang harus dikembalikan dalam periode tertentu yang
sesuai dengan ketentuan. Modal pinjaman dapat berasal dari :
a. Anggota
b. Koperasi lain
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
e. Sumber lainnya yang sah
4. Modal penyertaan dalam pasal 35 AD adalah dana yang berasal dari luar koperasi baik
dari Pemerintah maupun masyarakat (anggota luar biasa), yang turut serta yang
membiayai kegiatan usaha koperasi terutama untuk keperluan investasi dengan syarat
tertentu.
5. Syarat-syarat tertentu pada ayat (5) pasal ini antara lain:
a. Turut serta memikul risiko yang timbul dari kegiatan usaha tersebut.
b. Kesatuan usaha yang sebagian equitinya berasal dari modal penyertaan harus
dikelola dan diadministrasikan terpisah dari kesatuan usaha lainnya.
c. Imbalan bagi modal penyertaan diambilkan dari SHU Unit Usaha yang
bersangkutan.
d. Pemilik modal penyertaan dapat diikutsertakan dalam pengelolaan/ pengawasan
Unit Usaha yang didukung dengan modal penyertaannya.
e. Pemilik modal penyertaan dalam Rapat Anggota sebagai Peninjau.
6. Hak dan kewajiban pihak-pihak terkait dengan keikutsertaan modal penyertaan dalam
pembiayaan kegiatan usaha Koperasi, diatur dalam perjanjian tertulis berdasarkan hukum
yang berlaku.
BAB XIll
SIMPANAN DAN PINJAMAN ANGGOTA
Pasal 36
1. Simpanan wajib tersebut sebagaimana diatur dalam pasal 36 AD untuk pertama kalinya
besarnya Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) dan selanjutnya perubahan besarnya
simpanan wajib ditentukan oleh Rapat Anggota.
2. Modal penyertaan sebagaimana diatur dalam pasal 36 AD untuk pertama kalinya besarnya
Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) dan selanjutnya perubahan besarnya simpanan
wajib ditentukan oleh Rapat Anggota.
3. Simpanan wajib dan Modal penyertaan dibayarkan setiap bulan atau dapat dibayar
sekaligus beberapa bulan atau satu tahun dimuka.
4. Simpanan lain diluar simpanan pokok dan simpanan wajib yang diselenggarakan yaitu :
a. Simpanan manasuka
b. Simpanan pendidikan
c. Simpanan hari raya
5. Imbal jasa untuk simpanan anggota adalah sebesar 4.8% dari total simpanan.
6. Imbal jasa untuk penyertaan modal adalah sebesar :
a. Simpanan berjangka 3 (tiga) bulan : 4.25%
b. Simpanan berjangka 6 (enam) bulan : 6%
c. Simpanan berjangka 12 (dua belas) bulan : 5.25%
Pasal 37
1. Setiap anggota yang masa keanggotaannya sudah berjalan selama 3 (tiga) bulan maka
akan memperolah hak untuk mengajukan pinjaman multiguna maksimal sebesar Rp
15.000.000,00 ( lima belas juta rupiah ) dengan mempertimbangkan kondisi keuangan
koperasi.
2. Anggota yang sudah memiliki pinjaman dapat mengajukan pinjaman ulang ( top up )
dengan melunasi sisa pinjaman lama dari total pinjaman yang disetujui. Aturan ini dapat
berubah dengan adanya kesepakatan antar pengurus dan anggota pemohon.
3. Besarnya bunga pinjaman adalah 2 % dengan menggunakan perhitungan secara menurun
( lending interest ).
4. Dalam kondisi darurat, maka anggota dapat mengajukan pinjaman darurat ( emergency )
tanpa dikenakan bungan dengan jangka waktu pengembalian 1 (satu) bulan dan maksimal
jumlah pinjaman Rp 1.000.000,00 ( satu juta rupiah ).
BAB XlV
SISA HASIL USAHA
Pasal 38
1. Sisa hasil usaha (SHU) adalah sisa seluruh pendapatan Koperasi yang diterima dalam 1
(satu) tahun buku setelah dikurangi dengan segala biaya, penyusutan dan kewajiban-
kewajiban lainnya termasuk pajak yang menjadi beban dalam tahun buku yang
bersangkutan.
2. Sisa Hasil Usaha koperasi merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi dengan biaya penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun
buku yang bersangkutan, terdiri atas dua bagian.
a. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh, pembagiannya diatur sebagai berikut. :
b. 40 % Untuk dana Cadangan koperasi.
c. 50 % Untuk jasa Anggota .
d. 10 % Untuk dana Pengurus.
BAB XV
SANKSI-SANKSI
Pasal 39
1. Tenggang waktu antara peringatan pertama, peringatan kedua dan peringatan ketiga yang
dimaksud dalam pasal 50 ayat (2) AD masing-masing 2 (dua) bulan.
2. Waktu skorsing tersebut pada pasal 50 ayat (2) AD selama 6 (enam) bulan.
3. Pelaksanaan dan tata cara pengenaan sanksi akan diatur oleh Pengurus dalam Keputusan
tersendiri.
4. Terhadap mereka yang melakukan pelanggaran terhadap pasal 10 AD sehingga
menimbulkan kerugian kepada Koperasi, diberhentikan dari jabatannya serta
keanggotaannya dalam Koperasi dengan tidak hormat dengan memperhitungkan hak dan
kewajibannya.
5. Anggota diberhentikan dengan tidak hormat dari keanggotaannya dari Koperasi bila yang
bersangkutan mempergunakan informasi yang diperoleh dengan fasilitas yang disediakan
pasal 10 AD untuk tujuan yang merugikan Koperasi.
BAB XVI
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 40
1. Khusus pada saat pembentukan Pengurus dan Pengawas Koperasi yang pertama kali,
ketentuan pada pasal 19 ayat (1) a, dan pasal 26 ayat (2) a, tidak berlaku.
2. Penilaian kinerja Pengurus dan Pengawas yang ditunjuk pada awal Pengurusan Koperasi,
dimulai pada tahun buku 2016.
BAB XVII
PENUTUP
Pasal 41
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggarn Rumah Tangga (ART) ini akan diatur dalam Peraturan
Khusus yang ditetapkan oleh Pengurus.
Pasal 42
Anggaran Rumah Tangga ini disahkan oleh Rapat Anggota yang diselenggarakan pada tanggal
07 April 2019 di Sidoarjo Jawa Timur. Anggaran rumah tangga ini berlaku sejak disahkan.
SEKRETARIS BENDAHARA
Mengetahui
PENGAWAS KOPERASI
KETUA ANGGOTA