MUKADIMAH
Dengan rahmat Allah SWT, Kami yang bertanda tangan di bawah ini, berniat dan bersepakat
untuk mendirikan suatu usaha bersama dalam bentuk Koperasi dengan syarat-syarat
sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Dasar dibawah ini:
BAB I
Pasal 1
(1) Badan Usaha bernama Koperasi Serba Usaha Karyawan SMK Negeri 4 Tasikmaya
dengan nama singkatan Koperasi SUKASEMPAT
(2) Karyawan SMK Negeri 4 Kota Tasikmalaya adalah Karyawan yang bekerja di
lingkungan SMK Negeri 4 Kota Tasikmalaya
Kelurahan : Sukamenak
Kecamatan : Purbaratu
Kota : Tasikmalaya
(3) Koperasi didirikan dalam jangka waktu tidak terbatas sesuai dengan tujuannya.
BAB II
Pasal 2
Pasal 3
(1) Koperasi berfungsi untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi sosial.
1. Secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
2. Memperkokoh Perekonomian Rakyat dan Koperasi sebagai ketahanan perekonomian
Nasional dan Koperasi sebagai Sokogurunya.
3. Berusaha untuk mewujudkan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
(3) Koperasi bertujuan mewujudkan kesejahteraan Anggota pada Khususnya dan Masyarakat
pada umumnya.
(4) Untuk mencapai tujuannya, maka koperasi menyelenggarakan usaha sebagai berikut:
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 4
(6) Keanggotaan Koperasi mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam
daftar Anggota Koperasi.
1. Meninggal dunia.
2. Meminta berhenti atas permintaan sendiri.
3. Diberhentikan oleh SMK Negeri 4 Tasikmalaya apabila sebagai status karyawan aktif.
4. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan.
5. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak mengindahkan kewajibannya sebagai
anggota, atau berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi.
(9) Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan
daftar Anggota.
(10) Permintaan berhenti sebagai Anggota harus diajukan secara tertulis kepada Pengurus.
(11) Seseorang yang diberhentikan oleh Pengurus dapat meminta pertimbangan dalam Rapat
Anggota berikutnya.
BAB V
RAPAT ANGGOTA
Pasal 5
(2) Rapat Anggota diselenggarakan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun yang disebut
Rapat Anggota Tahunan.
(3) Rapat Anggota Tahunan diselenggarakan untuk membahas dan mengesahkan perubahan
AD/ART, pertanggung-jawaban Pengurus, Pemilihan pengurus baru, penyusun program
kerja dan pelaksanaannya paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun buku lampau.
Pasal 6
(1) Selain Rapat Anggota Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 3 Anggaran
Dasar ini, Koperasi dapat menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa apabila
keadaannya mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada rapat
Anggota.
1. Pengurus.
2. Pengawas.
3. Atas permintaan tertulis dari minimal lebih dari 20% jumlah anggota.
Pasal 7
(1) Pada dasarnya Rapat Anggota sah bila dihadiri lebih dari 50% jumlah anggota yang
tercatat dalam daftar anggota.
(2) Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggung jawaban Pengurus serta
pengawas tentang pengelolaan Koperasi.
(3) Hari, tanggal, waktu dan tempat serta acara Rapat Anggota harus diberitahukan sekurang-
kurangnya 7 hari terlebih dahulu kepada anggota.
(4) Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat.
(5) Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah maka pengambilan
keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
(6) Keputusan Rapat Anggota untuk mengubah Anggaran Dasar syah bila disetujui oleh
minimal 3/4 dari jumlah anggota yang hadir.
(7) Dalam hal ini dilakukan pemungutan suara setiap anggota mempunyai hak satu suara.
BAB VI
PENGURUS
Pasal 8
(1) Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
(2) Yang dapat dipilih menjadi pengurus ialah anggota yang memenuhi syarat-syarat sbb:
(3) Masa jabatan Anggota Pengurus maksimum 2 (dua) kali berturut-turut, dan dapat dipilih
kembali untuk masa jabatan berikutnya jika telah diselingi oleh masa jabatan Anggota
Pengurus lainnya.
(4) Bilamana seorang Anggota Pengurus berhenti atau diberhentikan sebelum masa
jabatannya berakhir, maka rapat Anggota Pengurus dapat mengangkat gantinya, akan
tetapi pengangkatan itu harus disahkan oleh Rapat Anggota berikutnya.
(5) Dalam masa transisi keanggotaan pengurus diangkat untuk masa jabatan 1 (satu) tahun.
Pasal 9
(1) Pengurus terdiri atas sekurang-kurangnya 3 orang meliputi ketua, sekretaris dan
bendahara.
(2) Terhadap pihak ketiga maka yang berlaku sebagai anggota Pengurus hanyalah mereka
yang dicatat sebagai anggota pengurus dalam daftar Pengurus.
Pasal 10
(2) Pengurus atas persetujuan Rapat Anggota dapat mengangkat Manager dan Karyawan
sebagai pengelola usaha Koperasi.
(3) Tugas pokok masing-masing anggota Pengurus ditetapkan dalam Rapat Pengurus.
Pasal 11
(1) Pengurus berkewajiban mencatat masuk dan berhentinya anggota dalam daftar anggota.
(3) Setiap anggota pengurus harus memberikan bantuan kepada Pengawas yang ditunjuk
melaksanakan tugasnya dan ia diwajibkan untuk memberikan keterangan yang diperlukan
serta memperlihatkan catatan pembukuan persediaan barang, alat-alat perlengkapan
inventaris dan uang yang ada pada Koperasi.
(4) Tiap anggota Pengurus harus berusaha agar pengawasan dan/atau pemeriksaan
sebagaimana tersebut dalam pasal 16 ayat (6) tidak dihambat baik disengaja atau tidak
disengaja oleh anggota Pengurus, Manager maupun Karyawan.
Pasal 12
(1) Pengurus diwajibkan agar setiap kejadian penting dicatat sebagaimana mestinya.
(2) Pengurus wajib memberitahukan pada anggota setiap kejadian penting yang mengenai
jalannya Koperasi.]
Pasal 13
(1) Pengurus harus melakukan segala ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Peraturan Khusus dan keputusan Rapat Anggota.
(2) Pengurus wajib memberikan laporan kepada Pemerintah tentang keadaan serta
perkemkembangan organisasi dan usaha Koperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
sekali.
(3) Pengurus diwajibkan berusaha agar segala laporan Pemeriksaan Koperasi dapat diketahui
oleh setiap anggota Pengawas dan Pemerintah.
(4) Pengurus diwajibkan berusaha supaya ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran rumah
tangga, peraturan Khusus dan keputusan Rapat Anggota lainnya diketahui dan dipahami
oleh anggota.
(5) Pengurus diwajibkan memelihara kerukunan di antara para anggota dan mencegah hal
yang menyebabkan timbulnya perselisihan paham.
(6) Perselisihan yang timbul karena hanya menyangkut kepentingan sebagai anggota harus
diselenggarakan oleh Pengurus dengan jalan musyawarah.
Pasal 14
(1) Pengurus menanggung kerugian yang diderita Koperasi sebagai akibat kelalaiannya
dalam melaksanakan tugas kewajibannya.
(2) Jika kelalaian itu mengenai sesuatu yang termasuk pekerjaan beberapa orang anggota
Pengurus, maka kerugian tersebut ditanggung bersama oleh pengurus, akan tetapi
anggota pengurus bebas dari tanggungannya jika ia dapat membuktikan bahwa kerugian
tadi bukan karena kesalahannya serta ia telah berusaha dengan segera dan secukupnya
untuk mencegah kelalaian tadi.
Pasal 15
(1) Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya Pengurus berwenang menggunakan fasilias
sarana maupun dana yang tersedia, sesuai dengan keperluan.
(2) Pengurus berhak menerima imbalan jasa sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
(3) Pengurus berhak menerima sebagian Sisa Hasil Usaha sesuai dengan keputusan Rapat
Anggota.
BAB VII
PENGAWAS
Pasal 16
(1) Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
(3) Yang dapat dipilih menjadi Pengawas adalah anggota yang memenuhi syarat-syarat sbb:
(8) Pengawas berhak menerima imbalan jasa dan sebagian sisa hasil usaha sesuai dengan
keputusan rapat anggota.
(9) Dalam masa transisi keanggotaan Pengawas diangkat untuk masa jabatan 1 (satu) tahun.
Pasal 17
(1) Dalam hal Koperasi mengangkat pengelola (direksi/manager) maka unsur Pengawas
dapat ditiadakan atau diadakan pada waktu diperlukan sesuai dengan kebutuhan melalui
Rapat Anggota. Dengan demikian fungsi pengawasan menjadi tugas dan tanggung jawab
Pengurus.
(2) Terhadap pihak ketiga, maka mereka yang melakukan pengawasan dan/atau pemeriksaan
atas Koperasi dan juga Dewan Penasehat diharuskan merahasiakan segala sesuatu tentang
keadaan Koperasi yang didapatkannya dalam melakukan tugasnya.
BAB VIII
PENGELOLAAN KOPERASI
Pasal 18
(1) Usaha Koperasi dikelola berdasarkan prinsip perkoperasian dan prinsip ekonomi.
(2) Pengelola Koperasi diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus berdasarkan keputusan
rapat Pleno Pengurus dan Pengawas.
(3) Tugas, wewenang, tanggung jawab, gaji serta pendapatan lainnya atas pengelola dite-
tapkan dalam suatu kontrak kerja.
(4) Pengelola sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) bertanggung jawab kepada Pengurus.
BAB IX
DEWAN PENASIHAT
Pasal 19
(1) Untuk kepentingan Koperasi Rapat Anggota dapat mengangkat Dewan Penasehat.
(2) Rapat Anggota dapat mengangkat anggota atau orang bukan anggota yang mempunyai
keahlian sesuai dengan kepentingan Koperasi untuk menjadi Dewan Penasehat.
(3) Anggota Dewan Penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan insentif
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
(4) Anggota Dewan Penasehat tidak mempunyai hak suara dalam rapat anggota maupun rapat
pengurus.
(5) Dewan Penasehat dapat memberi saran atau pendapat kepada Pengurus untuk kemajuan
koperasi baik diminta maupun tidak diminta secara tertulis.
BAB X
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal 20
(1) Tahun buku Koperasi mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
(3) Koperasi wajib pada setiap tutup buku menyusun laporan keuangan.
BAB XI
Pasal 21
(1) Setiap anggota untuk menelaah Akta Pendirian dan Akta Perubahan tanpa biaya, dan
untuk mendapatkan salinannya atau petikannya dengan membayar ongkos menyalin
seperlunya.
(2) Anggota dan Pejabat Instansi yang berwenang untuk menelaah buku, catatan-catatan dan
perhitungan keuangan serta laporan pemeriksaan tanpa biaya dan untuk mendapatkan
salinannya atau petikannya dengan membayar ongkos menyalin seperlunya.
BAB XII
Pasal 22
(1) Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
1. Simpanan Pokok
2. Simpanan Wajib
3. Simpanan Sukarela
4. Hibah
1. Anggota
2. Koperasi lain
3. Bank dan lembaga keuangan lainnya
4. Sumber lainnya yang sah.
Pasal 23
Selain Modal sebagaimana dimaksud dalam pasal 22, Koperasi dapat pula melakukan
pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan.
BAB XIII
SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 24
(1) Setiap anggota harus menyimpan atas namanya pada Koperasi berupa Simpanan pokok
sejumlah Rp 100.000,- (Seratus ribu rupiah)
(3) Uang simpanan wajib setiap bulan dibayar Rp 35.000,- (Tiga puluh Lima ribu rupiah)
(4) Anggota memiliki hak untuk menyimpan uang di Koperasi berupa simpanan sukarela
(5) Pada waktu keanggotaan diakhiri simpanan pokok dan simpanan wajib merupakan suatu
tagihan atas Koperasi sebesar jumlahnya secara kumulatif, jika perlu dikurangi dengan
bagian tanggungan kerugian.
(6) Setiap anggota digiatkan untuk mengadakan simpanan sukarela dalam bentuk deposito,
giro atau jenis lainnya atas dasar keputusan Rapat Anggota.
Pasal 25
(1) Uang simpanan pokok dan simpanan wajib tidak dapat diminta kembali selama anggota
belum berhenti sebagai anggota.
(2) Uang simpanan sukarela dalam bentuk deposito, giro atau lainnya dapat diminta kembali
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota atau menurut perjanjian.
Pasal 26
Apabila keanggotaan berakhir menurut pasal 4 ayat (8) Anggaran Dasar ini maka uang
simpanan pokok dan simpanan wajib setelah dipotong dengan tanggungan kerugian yang
ditetapkan dikembalikan kepada yang berhak dengan segera dan selambat-lambatnya satu
bulan kemudian.
BAB XIV
Pasal 27
(1) Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun
buku yang bersangkutan.
(2) Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding
dengan jasa usaha yang dilakukan masing-masing anggota terhadap Koperasi, serta
digunakan untuk dana pendidikan, sosial, Pembangunan Daerah Kerja dan dana
pengurus, pengawas, karyawan sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
(3) Sisa Hasil Usaha sesuai dengan ayat (1) tersebut di atas dibagi sesuai dengan prosentase
yang akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
BAB XV
TANGGUNGAN ANGGOTA
Pasal 28
(1) Bilamana Koperasi dibubarkan dan pada penyelesaiannya ternyata bahwa kekayaan
Koperasi tidak mencukupi untuk melunasi segala perjanjian dan kewajibannya, maka
setiap anggota diwajibkan menanggung kerugian sebatas pada simpanan pokok dan
simpanan wajib yang seharusnya telah disetor oleh anggota yang bersangkutan pada
koperasi serta penyertaan yang dimiliki.
(2) Kerugian yang diderita oleh Koperasi pada akhir suatu tahun buku ditutup dengan dana
cadangan.
(3) Bilamana kerugian tersebut dalam ayat (2) tidak dapat ditutup dengan dana cadangan,
maka Rapat Anggota dapat memutuskan untuk membebankan bagian kerugian yang
belum terpenuhi, dapat ditutup atau diperhitungkan dengan SHU tahun-tahun yang akan
datang.
BAB XVI
Pasal 29
Pasal 30
(1) Dengan memperhatikan Pasal 7 Anggaran Dasar ini, maka Rapat Anggota Luar Biasa
mengambil keputusan untuk membubarkan Koperasi.
(3) Selama Pemberitahuan keputusan pembubaran Koperasi belum diterima oleh kreditur,
maka pembubaran Koperasi belum berlaku baginya.
Pasal 31
(1) Terdapat buki-bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan
undang-undang Koperasi.
Pasal 32
Untuk kepentingan kreditur dan para anggota koperasi, terhadap pembubaran koperasi
dilakukan penyelesaian pembubaran yang selanjutnya disebut penyelesaian.
Pasal 33
(1) Penyelesaian dilakukan oleh penyelesai pembubaran yang selanjutnya disebut tim
likuidasi.
(2) Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan Rapat Anggota tim likuidasi ditunjuk oleh
Rapat Anggota dan bertanggung jawab kepada Kuasa Rapat Anggota.
(3) Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan pemerintah, tim likuidasi ditunjuk oleh
Pemerintah dan bertanggung jawab kepada pemerintah.
(4) Selama dalam proses penyelesaian, Koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan “Koperasi
Dalam Penyelesaian”.
Pasal 34
(1) Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama “Koperasi Dalam
Penyelesaian”.
(3) Memanggil anggota dan bekas anggota tertentu, Pengurus serta Pengawas baik sendiri-
sendiri maupun bersama-sama.
(5) Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiaban pembayaran yang didahulukan dari
utang lainnya.
(6) Menggunakan sisa kekayaan Koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban koperasi.
BAB XVII
PEMBINAAN
Pasal 35
(1) Pembinaan koperasi dapat dilakukan oleh Pimpinan SMK Negeri 4 Tasikmalaya.
(2) Pemerintah menciptakan dan mengembangkan iklim serta kondisi yang mendorong
pertumbuhan dan pemasyarakatan Koperasi.
SANKSI – SANKSI
Pasal 36
(1) Setiap anggota yang melanggar pasal 4 ayat (4) huruf a,b dan c Anggaran Dasar ini
dikenakan sanksi sbb:
1. Bagi anggota yang tidak membayar simpanan wajib dan simpanan lainnya 3 kali
berturut-turut, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota, dikenakan sanksi secara
bertahap dari peringatan pertama, kedua dan ketiga, skorsing dan pemberhentian
dengan hormat.
2. Bagi anggota yang tidak melaksanakan kewajiban dalam transaksi usaha, dikenakan
sanksi secara bertahap mulai dari peringatan, skorsing dan pemberhentian tidak
hormat.
(2) Rapat Anggota dapat memutuskan untuk memberhentikan Pengurus yang tidak
melaksanakan Pasal 11 ayat (1) dan (3), Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14 dan Pasal 15,
Aggaran Dasar ini.
(3) Rapat Anggota dapat memutuskan untuk memberhentikan Pengawas yang tidak
melaksanakan Pasal 17 ayat (5) Anggaran Dasar ini.
(4) Sanksi-sanksi yang tersebut dalam ayat (1), (2) dan (3) tidak menutup kemungkinan
adanya penuntutan oleh Koperasi sesuai dengan hukum yang berlaku.
BAB XIX
LAIN-LAIN
Pasal 38
(1) Untuk pertamakalinya Anggota Pengurus dipilih diantara Pendiri Koperasi yang dihadiri
oleh Anggota Koperasi dalam rapat anggota.
(2) Kepengurusan selama-lamanya dua tahun dan tidak diperhitungkan sebagai masa jabatan.
B A B XX
PENUTUP
Pasal 38
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam
Angggaran Rumah Tangga dan Peraturan khusus yang tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar ini.
1. ……………………….
2. ……………………….
3. ………………………….
4. ………………………….
5. …………………………..
PENDAHULUAN
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
(2) Persyaratan keanggotaan disetujui oleh pengurus, dalam hal permohonan ditolak
pengurus harus memberitahukan paling lambat 2 minggu setelah tanggal pendaftaran.
Pasal 2
(2) Penyelesaian administrasi bagi keanggotaan yang berakhir paling lambat diselesaikan
dalam waktu 1(satu) bulan setelah persyaratan-persyaratan yang diperlukan dipenuhi.
(3) Bagi anggota yang dinyatakan berhenti kartu anggota tidak berlaku lagi dan wajib
dikembalikan kepada pengurus.
(4) Bagi anggota yang berhenti karena meninggal dunia dan memiliki pinjaman kepada
koperasi maka seluruh simpanan digunakan untuk melunasi pinjaman apabila masih
terdapat kekurangan maka akan dimusyawarahkan dengan ahli waris.
BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 3
1. Suara yang sama dalam rapat anggota yaitu satu anggota satu suara.
2. Mendapatkan sebagian SHU sesuai dengan tingkat partisipasi masing-masing anggota
yang besarnya ditetapkan dalam rapat anggota.
BAB III
RAPAT ANGGOTA
Pasal 4
(1) Rapat Tahunan adalah rapat yang diadakan setiap satu tahun sekali setelah tutup buku
tahun yang sama dan paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal tutup buku tersebut.
Pasal 5
1. Menyiapkan undangan rapat anggota secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum tanggal rapat dan disertai lampiran ringkasan pertanggung jawaban.
2. Dihadiri oleh setengah dari jumlah anggota.
3. Jika tidak memenuhi korum, maka diadakan pengulangan undangan rapat anggota
secara tertulis maksimal dua kali.
4. Apabila dalam rapat ketiga tidak memenuhi korum maka rapat dianggap sah.
5. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
6. Jika tidak tercapai mufakat dilakukan Voting oleh pengurus dan anggotanya.
(3) Jika laporan pertanggung jawaban disetujui maka dilakukan penghitungan sisa hasil
usaha.
(7) Hasil rapat dibuat notulen dan diumumkan secara terbuka kepada semua anggota.
Pasal 6
Rapat Anggota luar biasa dapat diselenggarakan apabila terjadi ha-hal sebagai berikut:
(4) Salah seorang pengurus dijatuhi hukum pidana berdasarkan keputusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
(5) Apabila terjadi kejadian yang dapat mengakibatkan berkurangnya aset koperasi atau yang
mengancam keberadaan koperasi.
BAB IV
PENGURUS
Pasal 7
(1) Jumlah anggota pengurus ditentukan dan disesuaikan dengan kebutuhan, sekurang-
kurangnya 3 orang dan sebanyak-banyaknya 5 orang.
(3) Untuk kelancaran tugas pengurus dapat mengangkat ketua unit usaha atau manajer sesuai
kebutuhan.
(4) Tugas kewajiban serta kewenangan dari masing-masing pengurus ditetapkan oleh ketua.
Pasal 8
(2) Tahap pertama menentukan 3 bakal calon berdasarkan perolehan suara terbanyak.
(3) Tahap kedua dilakukan pemilihan ulang untuk menentukan salah seorang dari ketiga
calon berdasarkan perolehan suara terbanyak.
(2) Imbalan jasa kepada pengurus diberikan setiap 1 (satu) bulan sekali.
Pasal 10
Rapat pengurus adalah rapat rutin yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam 2
(dua) bulan yang dihadiri oleh pengurus, ketua unit usaha dan badan pengawas.
Pasal 11
Setiap rapat yang diadakan oleh pengurus harus dibuatkan notulen rapat dan disahkan oleh
pengurus.
BAB V
BADAN PENGAWAS
Pasal 12
(1) Badan pengawas wajib memeriksa keuangan dan menilai pelaksanaan tugas pengurus.
(2) Setiap mengadakan pemeriksaan badan pengawas wajib membuat laporan hasil
pemeriksaan dan disampaikan pada ketua pengurus clan diumumkan secara terbuka.
Pasal 13
(2) Badan Pengawas dapat mengundang pengurus clan anggota lainnya jika diperlukan.
Pasal 14
Badan pengawas mendapat imbalan jasa yang dibebankan pada unit usaha.
BAB VI
PERMODALAN
Pasal 15
(2) Koperasi dapat mengusahakan modal usaha dari sumber lain yang tidak bertentangan
dengan Peraturan dan Hukum yang berlaku di Indonesia.
BAB VII
SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 16
BAB VIII
SISA HASIL USAHA
Pasal 17
(1) Sisa hasil usaha merupakan pendapatan yang diperoleh dalam 1 (satu) tahun buku
dikurangi dengan biaya termasuk pajak dalam tahun buku berjalan.
(2) Sisa hasil usaha dialokasikan berdasarkan prosentase untuk hal sebagai berikut:
Lisna
Dian Suryatin