Anda di halaman 1dari 14

ANGGARAN RUMAH TANGGA

KOPERASI

BAB I
PENGERTIAN UMUM
Pasal 1
Koperasi adalah organisasi ekonomi yang berdasarkan azas
kekeluargaan, maka diharapkan orang-orang yang berada dalam kegiatan
koperasi adalah yang mempunyai jiwa kebersamaan dan persaudaraan
dengan mengandalkan bidang ekonomi sebagai bentuk usaha, serta yang
pernah berada di lingkungan kantor : ……………………. Yang masih
aktif maupun sudah purna tugas, dan menjadi anggota koperasi ini.

Pasal 2
Anggaran Rumah Tangga merupakan peraturan pelaksanaan dari
ketentuan yang tercantum di dalam Anggaran Dasar. Karena itu
Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan Anggaran
Dasar.

Pasal 3
Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dirubah, ditambah atau
dikurangi dengan keputusan Rapat Anggaran dengan tetap
memperhatikan pasal 2 Anggara Rumah Tangga ini.

BAB II
PENGERTIAN UMUM
Pasal 4
1. Keanggotaan berlaku untuk warga masyarakat yang berada di
Kabupaten, Kota Tegal dan Brebes. Melalui pendaftaran di kantor :
………….
2. Bagi pegawai baru, keanggotaan mulai berlaku sesuai dengan Surat
Keputusan Penempatan Pegawai yang bersangkutan dan telah masuk
dalam daftar gaji kantor yang bersangkutan serta memenuhi syarat-
syarat keanggotaan kantor.
3. Pegawai yang bermaksud mendapatkan pelayanan dari koperasi ini,
dapat mendaftarkan diri sebagai calon anggota.
Pasal 5
1. Syarat keanggotaan sesuai dengan Anggaran Dasar Koperasi Perum
(Koperum).
2. Calon Anggota seuai dengan Anggaran Rumah Tangga ini harus
mendaftarkan diri kepada pengurus koperasi.
3. Calon Anggota menyatakan kesanggupan akan memenuhi segala
ketentuan dan kewajiban yang berlaku pada koperasi.
4. Keputusan diterima atau tidaknya calon anggota koperasi menjadi
anggota koperasi diberitahukan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sejak calon anggota mengajukan permohonan menjadi anggota.

Pasal 6
1. Apabila calon anggota tersebut ditolak untuk menjadi calon anggota,
maka yang bersangkutan dapat mengajukannya pada waktu Rapat
Anggota Koperasi.
2. Apabila Rapat Anggota Koperasi menerima calon tersebut, maka
yang bersangkutan dapat menjadi anggota koperasi dan harus
memenuhi segala kewajibannya serta harus dapat menerima segala
ketentuan – ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
ini.

Pasal 7
1. Setiap anggota dicatat dalam Buku Daftar Anggota, setelah melunasi
simpanan pokok dan simpanan wajibnya.
2. Seorang yang belum melunasi simpanan pokoknya,tercatat sebagai
calon anggota koperasinya
3. Calon Anggota mempunyai kewajiban yang sama dengan Anggota,
kecuali dalam hal menghadiri rapat Anggota sebagai mana telah
diatur Anggaran Dasar.
4. Calon Anggota mempunyai hak yang sama dengan Anggota,
kecuali :
a. Hak dipilih atau memilih
b. Hak menggunakan suara
c. Hak mendapatkan kontribusi dari koperasi dari koperasi, diatur
secara adil dengan yang telah menjadi anggota
koperasi/anggota lama.
5. Cara menggunakan hak Calon Anggota sebagai mana dimaksud
dalam pasal tersebut diatas diatur lebih lanjut dalam Tata Tertib Rapat
dan Perarturan Khusus lainya.
Pasal 8
1. Anggota yang berhalangan hadir dalam Rapat Anggota, wajib
menyampaikan alasan-alasan ketidak hadirnya.
2. Anggota wajib berperan serta dalam mengembangkan usaha koperasi
dan kelangsungan hidup koperasi, antara lain dengan cara :
a. Aktif mengambil bagian sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dikoperasi.
b. Membayar simpanan wajib secara teratur dan atau menyimpan
simpanan – simpanan lain yang telah disahkan oleh rapat Anggota
untuk permodalan koperasi.
c. Menyampaikan saran, pendapat yang obyektif, konstruksi dan
membangun untuk kelangsungan hidup koperasi.
d. Saran – saran anggota dapat disampaikan secara lesan maupun
tulisan, baik didalam maupun diluar Rapat Anggota.
e. Menyampaikan informasi – informasi atas hal – hal yang mungkin
akan berakibat menghambat atau merugikan koperasi.
3. Anggota berhak mengetahui keadaan organisasi dan usaha serta
permodalan koperasi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar.
4. Setiap anggota yang telah memperoleh informasi dan data – data
mengenai koperasi, wajib dan berusaha merahasiakan permasalahan
yang ada di koperasi
5. Anggota koperasi dapat meminta informasi lainnya kepada Pengawas
ataupun Pembina Koperasi mengenai permasalahan yang ada di
koperasi.

Pasal 9
Anggota yang melalaikan kewajibannya sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar, setelah diberikan peringatan tertulis sebanyak 2 (dua)
kali berturut – turut, pengurus dapat memberikan sanksi kepadanya
secara bertahap yaitu :

1. Kehilangan haknya untuk sementara dalam menikmati sebagian


atau seluruh fasilitas koperasi, dalam tenggang waktu tertentu.
2. Pemberhentian sementara
3. Kesalahan anggota yang dilakukan dapat dijadikan alasan, setelah
diadakan pemeriksaan Pengawas atau Pejabat.
4. Pemberhentian sementara anggota oleh pengurus harus dibuatkan
surat keputusan pemberhentian sementara sampai dengan adanya
rapat anggota.
Pasal 10
1. Anggota yang diberhentikan sementara oleh pengurus, kehilangan
haknya sampai adanya keputusan Rapat Anggota.
2. Usul pemberhentian Anggota harus diajukan oleh Pengurus kepada
Rapat Anggota.
3. Anggota yang diberhentikan sementara oleh pengurus dapat
menggunakan haknya untuk membela diri di depan Rapat Anggota.
4. Anggota yang pemberhentiannya oleh pengurus tidak diterima Rapat
Anggota, maka hak dan kewajibannya harus dikembalikan kembali
sebagaiman semula.

Pasal 11
Anggota dapat mengajukan permohonan berhenti sendiri dengan
ketentuan :
1. Mengajukan permohonan berhenti sebagai anggota secara tertulis
kepada pengurus beserta alasan – alasannya.
2. Apabila dalam keadaan serta kondisi yang mendesak, maka dapat
dilakukan pemberitahuan secara lisan kepada pengurus.
3. Segala tanggungan hutang piutang anggota yang bersangkutan
tetap menjadi tanggung jawab anggota yang bersangkutan atau
kepada ahli warisnya.
4. Segala jenis simpanan anggota yang masih tersisa dapat diminta
kembali.
5. Atas permohonan berhenti ini, pengurus harus memberikan
keputusannya dalam tenggang waktu 1(satu) bulan setelah
diterimanya pemberitahuan tersebut.

Pasal 12
Kepada anggota yang keanggotaannya telah berakhir, segala hak
dan kewajibannya harus diperhitungkan oleh pengurus paling lama 1
(satu) bulan.

Pasal 13
Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang segala
persyaratan kewajiban keanggotaannya sama dengan anggota lainnya.
1. Pejabat dinas pemerintahan yang berada di Kabupaten maupun
Kota Tegal dan Kabupaten Brebes yang secara nyata – nyata
berpartisipasi di koperasi dan ingin mengembangkan koperasi.
2. Warga Negara Indonesia yang nyata – nyata mempunyai itikad
dan kemauan untuk ikut mengembangkan koperasi dan telah
berpartisipasi kepada koperasi.
Pasal 14
1. Anggota luar biasa mempunyai hak untuk :
a. Hadir dalam Rapat Anggota.
b. Menyampaikan pendapt dan saran – saran kepada koperasi.
c. Memberikan bimbingan dan advokasi baik usaha, permodalan
maupun organisasi.

2. Anggota luar biasa tidak mempunyai hak untuk :


a. Dipilih menjadi Pengurus dan Pengawas Koperasi
b. Memberikan suara pada pemungutan suara pada Rapat
Anggota.

BAB III
KEPENGURUSAN
Pasal 15
1. Pengurus lengkap merupakan satu kesatuan yang susunanya terdiri
atas :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. bendahara
2. Pengurus harian dapat dipilih dari ketiga unsur tersebut diatas.
3. Pembagian tugas pengurus diatur lebih lanjut dalam peraturan
khusus koperasi.

Pasal 16
1. Pemilihan pengurus dapat dipimpin oleh Koperasi Sekundernya
didampingi oleh Pejabat Koperasi yang acaranya telah disahkan
dalam Tata Tertib Rapat Anggota.
2. Tata tertib dan aturan pemilihan pengurus diatur dalam Tata Tertib
Rapat Anggota.
3. Pemilihan pengurus dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung.
4. Masa bhakti pengurus 3 (tiga) tahun dalam satu periode.
5. Untuk kesinambungan dan kelangsungan hidup koperasi, maka
sekurang-kurangnya 2/3 pengurus lama dapat dipilih kembali.
6. Jabatan pengurus dibatasi selama 2 (dua) periode pada jabatan
yang sama.
Pasal 17
1. Sebelum memangku jabatannya, anggota pengurus wajib
mengucapkan sumpah atau janji di depan Rapat Anggota.
2. Sebelum memangku jabatannya, anggota pengurus silantik oleh
Pejabat Kantor Koperasi.
3. Sumpah dan janji pengurus serta pelantikan anggota pengurus
harus dibuatkan Berita Acara Sumpah/Janji dan Berita Acara
Pelantikan.

Pasal 18
1. Awal kepengurusan dimulai setelah anggota pengurus melakukan
serah terima dengan pengurus yang lama.
2. Serah terima pengurus lama dengan pengurus baru dijadwalkan
paling lama 1(satu) bulan setelah pemilihan pengurus.
3. Serah terima pengurus harus dinyatakan dalam suatu Berita Acara
Serah Terima dengan dilampiri bukti-bukti penyerahan yang
disaksikan oleh Pengawas serta Pejabat Koperasi.
4. Apabila terdapat hal-hal yang belum terselesaikan oleh pengurus
lama sampai dengan serah terima terjadi, maka harus dibuatkan
berita acara tersendiri mengenai permasalahan yang belum
terselesaikan.

Pasal 19
1. Anggota pengurus yang melakukan pelanggaran sebagaimana
diatur dalam Anggaran Dasar, pengurus lengkap dapat
mengenakan sanksi kepadanya secara bertahap berupa :
2. Anggota pengurus yang melakukan pelanggaran dapat dikenankan
sanksi tersebut setelah dilakukan pemeriksaan oleh pengawas dan
dibuatkan berita acaranya.
3. Anggota pengurus yang mendapat sanksi, harus di undang dan
diberi kesempatan untuk membela diri di depan rapat pengurus
lengkap.
4. Anggota pengurus yang mendapat sanksi, yang tidak
menggunakan kesempatan untuk membela diri di anggap
menerima keputusan pengurus.
5. Anggota pengurus yang diberhentikan sementara, diberi
kesempatan untuk membela diri di depan Rapat Anggota.
6. Anggota pengurus yang pemberhentiannya tidak diterima oleh
Rapat Anggota, maka harus kembali hak dan kewajiban
kepengurusannya seperti semula, kecuali yang bersangkutan
menyatakan menolak secara tertulis.
7. Terhadap anggota pengurus yang pemberhantianya disahkan oleh
Rapat Anggota, berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar.

Pasal 20
Dalam memimpin organisasi dan perusahaan sebagaiman
dimaksud dalam Anggaran Dasar, pengurus wajib :
1. Membuat garis-garis kebijaksanaan atau petunjuk pelaksanaan
untuk menjasi pedoman yang dituangkan dalam peraturan khusus
atau dalam bentuk lainnya.
2. Mengelola perusahaan koperasi secara efektif dan efisien sesuai
dengan program kerja yang telah disahkan oleh Rapat Anggota.
3. Memperhatikan kebutuhab dasar anggota koperasi dan
melaksanakan manajamen secara profesional.

Pasal 21
1. Pengurus berkewajiban mewakili untuk dan atas nama koperasi
perum (Koperum) baik didalam maupun di luar pengadilan yang
dilaksanakan oleh ketua dan dilaporkan dalam Rapat Anggota.
2. Dalam hal ketua berhalangan atau tidak dapat melaksanakan
kewajibannya, dapat ditunjuk seorang atau lebih anggota pengurus
yang lain didalam rapat pengurus untuk memimpin.

Pasal 22
Pengurus berkewajiban menyelenggarakan Rapat Anggota
sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar, dengan ketentuan :
1. Pemberitahuan dan atau undangan kepada anggota disampaikan
oleh pengurus dalam waktu selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari
sebelumnya.
2. Sebagai bagian dari efisiensi, bahan – bahan rapat (brosur)
pertanggungjawabkan diberikan kepada anggota dengan
perbandingan 1 brosur untuk 2 orang anggota.
3. Bahan pertanggungjawabkan dapat diberikan kepada undangan
lain yang akan diundang hadir dalam Rapat Anggota.
4. Pengurus memimpin Rapat Anggota dengan berpegang teguh
pada peraturan, tata tertib dan acara rapat.
5. Pengurus membuat risalah dan berita acara rapat yang telah
disahkan oleh Rapat Anggota, dan ditandatangani oleh pimpinan
rapat dan sekretaris rapat dan 3 (tiga) orang anggota sebagai saksi.
6. Pengurus membuat dan menyampaikan Surat Keputusan tentang
Hasil Rapat Anggota kepada Anggota, Pengawas dan Pejabat.
Pasal 23
Pengurus dalam menjalankan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
Anggaran Dasar wajib melakukan hal – hal sebagai berikut :
1. Mengadakan pencatatan dan pembukuan setiap harta kekayaan
koperasi, sehingga setiap saat dapat dibuktikan keberadaannya.
2. Berusaha melakukan tindakan pencegahan untuk menghindari hal
– hal yang merugikan koperasi.
3. Mengadakan inventarisasi secara berkala terhadap harta kekayaan
koperasi.
4. Pengadilan harta kekayaan, penghapusan dan penjualan harta
kekayaan koperasi harus melalui persetujuan pengawas dan
dilaporkan dalam Rapat Anggota.
5. Melakukan pengendalian intern terhadap setiap program dan
rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi yang telah
disahkan oleh Rapat Anggota.
6. Melakukan pengendalian intern (SPI) terhadap segala kekayaan
koperasi beik aktiva maupun pasiva.
7. Pembagian tugas pengendalian intern koperasi diatur lebih lanjut
dalam peraturan khusus.
8. Dalam keadaan mendesak, pengurus lengkap dapat melakukan
pengeluaran biaya diluar program dan biaya – biaya yang tidak
tercantum dalam RAPB koperasi dengan persetujuan pengawas.
9. Uang tunai yang ada di kas koperasi setiap bulannya diatur paling
banyak Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), dan sisanya disimpan
dalam bank.
10.Pengecualian terhadap sisa uang kas dimungkinkan apabila
terhadap hal – hal diluar dugaan, dengan sepengetahuan pengurus
lainnya dan pengawas.

Pasal 24
Dalam hal usaha pembinaan dan bimbingan kepada anggota
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar, adalah dengan cara
mengusahakan peningkatan sumber daya manusia, peningkatan
kemampuan dan pengetahuan, peningkatan ketrampilan anggota baik
dalam bidang usaha, modal dan manajemen melalui pendidikan dan
latihan, ceramah, seminar, lokakarya, penertiban dan penggandaan
brosur / leaflet atau sejenisnya.
Pasal 25
1. Dalam rangka perluasan unit usaha, pengurus dapat
mempekerjakan seseorang atau lebih karyawan menurut
kebutuhan yang ada dengan pembiayaan dari biaya rutin maupun
dari dana karyawan / pegawai.
2. Karyawan koperasi diangkat oleh pengurus berdasarkan
kecakapannya dan digaji menurut kemampuan koperasi, serta
diupayakan sesuai dengan standar gaji (UMR).
3. Hak – hak karyawan yang lain dapat diberikan sepanjang koperasi
mampu untuk memenuhinya.
4. Pengurus dapat mengangkat seorang manajer yang profesional
sesuai bidangnya, dan ketentuan lebih lanjut dapat diatur dalam
peraturan khusus.
5. Pengangkatan dan pemberhentian karyawan oleh pengurus diatur
dalam peraturan khusus.

BAB IV
PENGAWAS
Pasal 26
Susunan pengawas terdiri dari :
- Seorang Ketua
- Seorang Anggota I
- Seorang Anggota II

Pasal 27
Penilihan anggota pengawas dan masa jabatannya sama dengan
permilihan dan masa jabatan pengurus, sebagaiman tercantum dalam
Anggaran Rumah Tangga ini.

Pasal 28
Penetapan Ketua Pengawas pertama kali dalam setiap periode
ditentukan oleh Rapat Anggota, sedangkan untuk pengkaderan ketua
pengawas, dapat dilakukan pergantian jabatan dalam lingkungan intern
pengawas, dan diatur tersendiri oleh pengawas yang bersangkutan serta
dibuatkan berita acara tugas dan jabatannya.
Pasal 29
1. Dalam rangka tugas pengawasan oleh pengawas, pengawas dapat
meminta bantuan jasa Audit keuangan atau akuntan publik dengan
biaya dari koperasi.
2. Dalam mewujudkan pemeriksaan audit oleh pihak luar / eksternal,
maka pengawas harus meminta persetujuan pengurus mengenai
pembiayaannya dan dilaporkan dalam Rapat Anggota.
3. Pengawas dapat meminta bantuan Pejabat Kantor Koperasi untuk
membantu mengadakan pemeriksaan terhadap koperasi.

Pasal 30
1. Dalam hal anggota pengawas melanggar ketentuan – ketentuan
Anggaran Dasar, atas permintaan pengurus atau salah seorang
anggota pengawas dapat meminta kepada Rapat Anggota untuk
memberhentikannya, Rapat Pleno Pengurus dan Pengawas dapat
menghentikan hak – hak anggota pengawas tersebut untuk
sementara.
2. Anggota pengawas yang dianggap melanggar ketentuan –
ketentuan dasar di beri kesempatan untuk menggunakan haknya
membela diri di depan Rapat Anggota.
3. Terhadap anggota pengawas yang dinyatakan tidak bersalah oleh
Rapat Anggota, hak – haknya harus dikembalikan.
4. Terhadap anggota pengawas yang dinyatakn bersalah oleh Rapat
Anggota, maka yang bersangkutan dapat diberhentikan sebagai
anggota pengawas.

BAB V
RAPAT – RAPAT
Pasal 31
Untuk keperluan koperasi, pengurus harus menyelenggarakan
Rapat Anggota secara tertib dan tepat waktu dan dibuatkan Tata Tertib
Rapat yang disahkan oleh Rapat Anggota.

Pasal 32
1. Rapat Pengurus Harian diadakan minimal sebulan sekali.
2. Rapat Pengurus Lengkap diadakan minimal 3 (tiga) bulan sekali.
3. Rapat Pengawas diadakan minimal 3 (tiga) bulan sekali.
4. Rapat Pengurus dan Pengawas Lengkap (pleno) diadakan minimal
3 (tiga) bulan sekali.
5. Rapat – rapat yang bersifat urgen dan mendadak untuk kelancaran
koperasi dapat dilakukan menurut kebutuhannya.
Pasal 33
Rapat Anggota luar biasa sebagaimana dimaksud dalam
Anggaran Dasar diadakan apabila :
1. Keadaan Negara dan Keamanan tidak memungkinkan
diadakannya Rapat Anggota biasa.
2. Adanya ketentuan perundang – undangan yang mengaturnya.
3. Keadaan setempat yang tidak memungkinkan anggota untuk
menghadiri Rapat Anggota sebagaimana mestinya.
4. Adanya ketentuan pengurus yang tidak memungkinkan
diselenggarakannya Rapat Anggota sebagaimana mestinya.

BAB VI
LAPANGAN USAHA DAN PERMODALAN
Pasal 34
1. Jenis lapangan usaha koperasi sebagaimana ditentukan dalam
Anggaran Dasar sebagai bentuk untuk memenuhi kebutuhan dasar
anggota koperasi, ditentukan dalam Rapat Anggota.
2. Untuk menunjang keberhasilan usaha koperasi, pengurus dapat
menetapkan berbagai usaha yang menguntungkan anggota dengan
persetujuan Rapat Anggota.
3. Usaha yang dilakukan oleh koperasi bersifat halal dan
diperbolehkan oleh undang – undang.

Pasal 35
1. Untuk memenuhi kebutuhan anggota, koperasi dapat bekerjasama
dengan anggota koperasi ataupun pihak lainnya, antara lain dalam
bentuk :
a. Penyertaan modal pada unit usaha koperasi.
b. Penyertaan modal koperasi pada usaha anggota koperasi.
c. Penyertaan usaha koperasi baik oleh anggota sendiri maupun
pihak lainnya.
2. Bentuk – bentuk penyertaan modal dibatasi jumlahnya sehingga
bukan merupakan modal mayoritas yang melebihi modal sendiri
koperasi.
3. Ketentuan lebih lanjut tentang pasal ini akan diatur tersendiri
dalam Peraturan Khusus.

Pasal 36
1. Pengurus dapat mengadakan kerjasama usaha ekonomi dengan
koperasi, pihak swasta, BUMN/BUMD dalam bentuk – bentuk :
a. Usaha patungan.
b. Penyertaan modal usaha.
c. Pemasaran barang hasil produksi dan distribusi
d. Agen / outlet usaha
2. Koperasi juga dapat mengadakan kerjasama kemitraan dengan
Organisai umum / lainnya, Dinas Instansi Sipil, TNI POLRI,
semua lembaga yang dilindungi undang – undang.
3. Kerjasama dimaksud pasal 1 harus mendapat persetujuan Rapat
Anggota.
4. Kerjasama dimaksud dgprinsip saling mendukung, saling
memperkuat dan saling menguntungkan.

Pasal 37
1. Jenis simpanan koperasi terdiri dari :
2. Simpanan pokok sebagaimana dalam Anggaran Dasar harus sudah
dilunasi selambat – lambatnya 3 (tiga) bulan setelah pendaftaran.
3. Setiap anggota diwajibkan membayar simpanan wajib yang
dibayar setiap bulannya, yang besarnya ditentukan dalam Rapat
Anggota.
4. Simpanan hari raya dapat dilakukan untuk tujuan tertentu, dan
besarnya simpanan ditentukan dalam Rapat Anggota, setiap
simapanan hari raya diberikan jasa simpanan sekali sebesar 50%
dari nilai simpanan setiap bulannya, dan diberikan pada saat
pengambilan simpanan hari raya yang bersangkutan dan minimal
telah mengendap selama 10 (sepuluh) bulan.
5. Simpanan sukarela adalah jenis simpanan anggota yang tidak
mengikat bagi anggota dan atau dapat ditentukan oleh Rapat
Anggota.
6. Simpanan wajib kredit adalah jenis simpanan yang dipungut dari
nasabah / peminjam / debitur dengan nilai sebesar 1,5% setiap
pinjaman.
7. Koperasi menerima deposito baik dari anggota dan non anggota
yang tidak mengikat serta memberikan jasa yang besarnya
ditentukan oleh Rapat Anggota.
8. Deposito dapat diambil setelah sekurang – kurangnya selama 10
(sepuluh) bulan.
9. Jenis simpanan – simpanan lainnya dapat diadakan oleh koperasi
setelah disahkan oleh Rapat Anggota sertapersyaratannya diatur
kemudian dalam peraturan khusus.
Pasal 38
1. Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Wajib Kredit hanya
dapat diambil bila anggota yang bersangkutan berhenti dari
keanggotaan.
2. Jenis simpanan lainnya yang hanya dapat diambil bila anggota
yang bersangkutan berhenti dari keanggotaan koperasi, diputuskan
dalam Rapat Anggota.

BAB VII
SISA HASIL USAHA
Pasal 39
1. Pembagian dan pembayaran Sisa Hasil Usaha kepada anggota
dilakukan setelah mendapatkan pengesahan oleh Rapat Anggota.
2. Nilai pembagian Sisa Hasil Usaha Koperasi ditentukan dalam
Rapat Anggota Koperasi.
3. Anggota yang menerima pembagian SHU Koperasi dapat
menyimpannya kembali dalam koperasi sebagai simpanan anggota
yang bersangkutan.
4. Apabila sisa yang terdapat dalam setiap pembagian Sisa Hasil
Usaha dimasukkan dalam pendapatan lain – lain koperasi.

BAB VIII
PENUTUP
Pasal 40
Hal – hal yang belum diatur khusus atau lainnya yang
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 41
Anggaran Rumah Tangga ini disetujui serta disahkan oleh Rapat
Anggota, pada tanggal : 09 September 2009

Slawi, 09 September 2009


Tim Perumus Anggaran Rumah Tangga

1. Ketua Merangkap Anggota (……………………)


2. Sekretaris Merangkap Anggota (……………………)
3. Anggota (……………………)
4. Anggota (……………………)
5. Anggota (……………………)

Anda mungkin juga menyukai