Anda di halaman 1dari 14

ANGGARAN DASAR

BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Koperasi ini bernama Koperasi 2EA29 Mandiri Sejahtera dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar
ini disebut Koperasi 2EA29 Mandiri Sejahtera
(2) Koperasi beralamat/bertempat di Kampus Universitas Gunadarma J3 Ruko Niaga Kalimas Jl.
Cempaka Kelurahan Margahayu Kecamatan Tambun Selatan Bekasi Timur.
BAB II
LANDASAN DAN PRINSIP
Pasal 2
Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
Pasal 3
Koperasi melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip Koperasi yaitu :
a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
b. pengelolaan dilakukan secara demokratis;
c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masingmasing anggota;
d. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
e. kemandirian;
f. melaksanakan pendidikan perkoperasian bagi anggota;
g. kerjasama antar koperasi.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA BIDANG USAHA
Bagian Pertama
Maksud dan Tujuan
Pasal 4
(1) Koperasi bermaksud memenuhi kebutuhan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
(2) Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Bagian Kedua
Bidang Usaha
Pasal 5
Untuk mencapai maksud dan tujuannya, maka Koperasi menyelenggarakan usaha :
a. Simpan pinjam
BAB IV
KEANGGOTAAN
Bagian Pertama
Anggota Koperasi
Pasal 7

Yang dapat diterima menjadi anggota koperasi ini ialah setiap Warga Negara Republik Indonesia
yang memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
a. mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum.
b. Merupakan mahasiswa/mahasiswi Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
kelas 2EA29.
c. telah melunasi simpanan pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1)
d. telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan Koperasi yang berlaku.
Pasal 8
(1) Keanggotaan Koperasi mulai berlaku dan hanya dibuktikan dengan catatan dalam buku daftar
anggota.
(2) Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam buku
daftar anggota.
(3) Setiap orang yang masuk menjadi anggota harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Pengurus.
(4) Dalam waktu yang telah ditentukan, Pengurus harus memberi jawaban apakah permohonan itu
diterima atau ditolak.
(5) Permintaan berhenti menjadi anggota harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Pengurus.
Pasal 9
Keanggotaan berakhir, apabila anggota :
a. meninggal dunia;
b. minta berhenti atas kehendak sendiri;
c. diberhentikan oleh Pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan;
d. diberhentikan oleh Pengurus karena tidak memenuhi kewajiban sebagai anggota atau karena
berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi.
Pasal 10
Setiap anggota mempunyai kewajiban :
a. mematuhi Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan yang telah disepakati
dalam Rapat Anggota;
b. berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi;
c. mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan.
Pasal 11
Setiap anggota mempunyai hak :
a. menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat Anggota;
b. memilih serta dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas;
c. meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar;
d. mengemukakan pendapat atau saran kepada Pengurus diluar Rapat Anggota baik diminta maupun
tidak diminta;
e. memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota;
f. mendapat keterangan dari Pengurus mengenai perkembangan Koperasi menurut ketentuan dalam
Anggaran Dasar.
Pasal 12
(1) Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindahtangankan.
(2) Dalam hal anggota meninggal dunia, keanggotaanya dapat diteruskan oleh ahli waris yang
memenuhi syarat keanggotaan sebagaimana diatur dalam pasal 7.
Bagian Kedua
Anggota Luar Biasa
Pasal 13

Yang dapat masuk menjadi anggota luar biasa ialah mahasiswa/mahasiswi Universitas Gunadarma
yang memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
a. mampu melakukan tindakan hukum;
b. berstatus sebagai mahasiswa/mahasiswi Univesitas Gunadarma;
c. menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (1);
d. menyetujui Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan Koperasi yang berlaku.
Pasal 14
(1) Seseorang yang masuk menjadi angggota luar biasa harus mengajukan surat permohonan kepada
pengurus.
(2) Seseorang yang akan berhenti menjadi anggota luar biasa harus mengajukan surat permohonan
kepada pengurus;
(3) Seseorang yang menjadi anggota luar biasa mulai berlaku hanya dibuktikan dengan catatan
dalam buku daftar anggota luar biasa;
(4) Seseorang yang menjadi anggota luar biasa mulai berakhir hanya dibuktikan dengan catatan
dalam buku daftar anggota luar biasa;
(5) Keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan kepada orang lain dengan dalih apapun.
Pasal 15
Keanggotaan berakhir apabila anggota luar biasa :
a. meninggal dunia;
b. minta berhenti atas kehendak sendiri;
c. diberhentikan oleh Pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan;
d. diberhentikan oleh Pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai anggota luar biasa
terutama dalam hal keuangan atau karena berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi;
Pasal 16
Setiap anggota luar biasa mempunyai kewajiban :
a. mematuhi Anggaran dasar dan Anggaran rumah tangga serta keputusan yang telah disepakati
dalam Rapat Anggota;
b. berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi;
c. mengembangkan dan memelihara kebersamaan.
Pasal 17
Setiap anggota luar biasa mempunyai hak :
a. menghadiri Rapat Anggota;
b. memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota luar
anggota;
c. anggota luar biasa mempunyai hak bicara dalam Rapat Anggota Tahunan tetapi tidak boleh
memilih dan dipilih menjadi Pengurus dan Pengawas Koperasi;
d. anggota Luar Biasa berhak atas Sisa Hasil Usaha sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

BAB V
RAPAT ANGGOTA
Pasal 18
(1) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.
(2) Rapat Anggota sah jika yang hadir lebih dari setengah jumlah anggota Koperasi.
(3) Jika Rapat Anggota tidak dapat berlangsung karena tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) pasal ini maka rapat ditunda paling lama 7 (tujuh) hari, dan bila pada rapat
kedua tetap tidak tercapai syarat tersebut, maka berlaku syarat-syarat seperti rapat dalam keadaan
luar biasa.

Pasal 19
Rapat anggota menetapkan :
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
b. kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi;
c. pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus dan Pengawas;
d. rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan laporan
keuangan;
e. pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas dalam pelaksanaan tugasnya;
f. pembagian Sisa Hasil Usaha;
g. penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.
Pasal 20
(1) Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat.
(2) Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
(3) Dalam kegiatan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai hak satu suara.
(4) Rapat Anggota untuk menetapkan Anggaran Dasar harus dihadiri sekurang-kurangnya dari
jumlah anggota Koperasi dan keputusannya harus disetujui dari jumlah anggota yang hadir.
(5) Jika perubahan Anggaran Dasar harus diadakan berhubung dengan ketentuan Undang-undang
atau peraturan-peraturan serta ketentuan-ketentuan pelaksanaannya Rapat Anggota sah bila
dihadiri dari jumlah anggota Koperasi.
(6) Rapat Anggota untuk penggabungan, peleburan, dan pembagian Koperasi harus dihadiri
sekurang-kurangnya dari jumlah anggota Koperasi, sedangkan keputusannya harus disetujui oleh
sekurang-kurangnya dari jumlah anggota yang hadir;
(7) Rapat Anggota untuk pembubaran koperasi harus dihadiri dari jumlah anggota Koperasi,
sedangkan keputusannya harus disetujui oleh suara anggota yang hadir.
Pasal 21
(1) Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas
mengenai pengelolaan Koperasi.
(2) Rapat Anggota diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 22
Segala keputusan Rapat Anggota dicatat dalam sebuah Buku Daftar Berita Acara Rapat Anggota dan
ditandatangani oleh Ketua Rapat dan Sekretaris Rapat.

Pasal 23
(1) Rapat Anggota untuk mengesahkan pertanggungjawaban Pengurus disebut Rapat Anggota
Tahunan diadakan paling lambat 3(tiga) bulan setelah tahun tutup buku.
(2) Tanggal dan tempat serta acara Rapat Anggota harus diberitahukan kepada anggota sekurangkurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat.
(3) Undangan Rapat Anggota disertai laporan pertanggungjawaban Pengurus dikirim kepada anggota
dalam waktu sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat.
(4) Acara dan tata tertib rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dimintakan
pengesahan terlebih dahulu dengan Rapat Anggota.
Pasal 24
(1) Selain Rapat Anggota, Koperasi dapat melakukan Rapat Anggota Luar Biasa.
(2) Rapat Anggota luar Biasa dapat diadakan apabila situasi dan kondisi Koperasi dalam keadaan luar
biasa dan tidak bisa menunggu diselenggarakan Rapat Anggota.

(3) Keadaan luar biasa dalam ayat (2) pasal ini adalah :
a. apabila Koperasi berjalan tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga;
b. apabila perubahan Anggaran Dasar harus diadakan berhubung ketentuan undang-undang atau
peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan pelaksanaannya;
c. apabila keadaan Negara atau karena peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan Penguasa Pusat
maupun setempat tidak memungkinkan untuk mengadakan Rapat Anggota.
(4) Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan :
a. atas permintaan tertulis 1/10 dari jumlah anggota;
b. atas kehendak Pengurus.
(5) Rapat Anggota Luar Biasa diadakan atas permintaan anggota apabila anggota menilai bahwa
Pengurus telah melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kepentingan Koperasi dan
menimbulkan kerugian terhadap Koperasi.
(6) Rapat Anggota Luar Biasa diadakan atas kehendak Pengurus untuk kepentingan pengembangan
Koperasi.
(7) Rapat Anggota Luar Biasa mempunyai wewenang yang sama dengan wewenang Rapat Anggota
sebagaimana dimaksud dalam pasal 18.
(8) Rapat Anggota Luar Biasa sah bila dihadiri 80% dari jumlah anggota Koperasi.

BAB VI
PENGELOLAAN
Bagian Pertama
Pengurus
Pasal 25
(1) Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
(2) Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota.
(3) Susunan dan nama anggota Pengurus dicatat dalam buku daftar pengurus.
(4) Susunan Pengurus sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang.
(5) Setiap anggota Pengurus tidak diperbolehkan merangkap sebagai Pengawas.
(6) Pengurus koperasi tidak boleh merangkap sebagai Pengurus Koperasi lain yang sejenis.
Pasal 26
(1) Masa jabatan pengurus 3 (tiga) tahun, terhitung sejak tanggal menerima tugas dan jabatan
sebagai Pengurus, yang dibuktikan dengan Berita Acara dan berakhir pada tanggal penyerahan tugas
dan jabatan sebagai Pengurus kepada Pengurus yang terpilih yang dibuktikan dengan Berita Acara.
(2) Anggota Pengurus yang telah habis masa jabatannya dapat dipilih kembali maksimal 2 (dua)
periode berturut-turut.
(3) Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota Pengurus adalah sebagai berikut :
a. anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7;
b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945;
c. mempunyai sifat kejujuran dan keterampilan kerja;
d. mempunyai kemauan dan kemampuan untuk memimpin Koperasi;
e. bersifat adil dan objektif (tidak dapat dipengaruhi oleh karena perbedaan agama, politik, famili,
teman dan lain-lain);
f. tabah, sabar, teliti serta mampu dan cakap mengambil keputusan yang cepat dan tepat;
g. berwibawa, disegani, dan dapat menjadi suri tauladan dalam masyarakat;
h. bukan Pengawas atau Karyawan Koperasi;
i. diutamakan bagi mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan atau pengalaman mengenai
organisasi;

j. telah mendapat pendidikan Perkoperasian;


k. telah menjadi anggota sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun, sehat jasmani dan rohani;
l. diutamakan yang memiliki kita Kewira Koperasian;
m. belum pernah melakukan perbuatan tercela.
(4) Pengurus sebelum memangku jabatannya lebih dahulu mengucapkan sumpah/janji dihadapan
Rapat Anggota.
Pasal 27
(1) Bilamana seseorang Anggota Pengurus berhenti sebelum masa jabatannya habis, maka Pengurus
lainnya dapat mengangkat gantinya akan tetapi pengangkatan itu harus disahkan oleh Rapat
Anggota berikutnya;
(2) Pengurus yang berhenti dari jabatannya wajib menyiapkan berita acara serah terima jabatan;
(3) Tata cara serah terima jabatan Pengurus diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 28
(1) Pengurus bertugas untuk :
a. mengelola Koperasi dan usaha;
b. mengajukan rancangan rencana kerja dan rancangan anggaran pendapatan dan belanja Koperasi;
c. menyelenggarakan Rapat Anggota;
d. menyusun laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya laporan keuangan beserta
penjelasannya dan keadaan Koperasi serta hasil usaha yang dicapai yang merupakan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
e. menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib;
f. memelihara buku daftar anggota, buku daftar pengurus, buku daftar pengawas dan buku daftar
karyawan;
(2) Pengurus wajib untuk :
a. mewakili Koperasi didalam dan diluar pengadilan;
b. melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan Koperasi sesuai dengan
tanggungjawabnya.
(3) Pengurus berwenang untuk memutuskan penerimaan dan atau penolakan anggota baru serta
pemberhentian anggota.
(4) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d pasal ini ditanda tangani oleh
semua anggota Pengurus.
(5) Apabila salah seorang Anggota Pengurus tidak menandatangani laporan tahunan tersebut,
anggota yang bersangkutan menjelaskan alasannya secara tertulis.
Pasal 29
Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan Koperasi dan usahanya kepada
Rapat Anggota atau Rapat Anggota Luar Biasa.
Pasal 30
(1) Pengurus dapat mengangkat Pengelola yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha.
(2) Sesuai dengan kepentingan Koperasi, Pengelola dapat sebagai manajer atau direksi.
(3) Rencana pengangkatan Pengelola harus mendapat persetujuan Rapat Anggota.
(4) Apabila rencana pengangkatan Pengelola mendapat persetujuan Rapat Anggota, sebelum
melaksanakan tugas Pengelola harus menandatangani kontrak kerja yang telah disiapkan oleh
Pengurus.
(5) Isi perjanjian kerja/kontrak kerja diatur dalam Peraturan Khusus.
(6) Pengelola bertanggung jawab kepada Pengurus.
(7) Pengelolaan usaha oleh Pengelola tidak mengurangi tanggungjawab Pengurus sebagaimana
ditentukan dalam pasal 29.
(8) Dalam hal Koperasi mengangkat Pengelola, dan Pengurus telah melimpahkan wewenang dan
kuasa yang dimilikinya, maka tugas Pengurus beralih menjadi mengawasi pelaksanaan wewenang
dan kuasa yang dilakukan pengelola.

(9) Besarnya wewenang dan kuasa yang dilimpahkan ditentukan sesuai dengan kepentingan
Koperasi yang diatur dalam Peraturan Khusus.
Pasal 31
(1) Pengelolaan Unit Simpan Pinjam dilakukan oleh Pengelola yang diangkat oleh Pengurus.
(2) Pengelola Unit Simpan Pinjam bertanggung jawab kepada Pengurus.
(3) Pengelolaa Unit Simpan Pinjam dapat berupa perorangan atau badan usaha, termasuk yang
berbentuk badan hokum.
(4) Dalam melaksanakan pengelolaan Unit Simpan Pinjam, pengelola wajib mengadakan kontrak
kerja dengan Pengurus.
(5) Dalam hal Pengelola adalah perseorangan, wajib memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut
:
a. tidak pernah melakukan tindakan tercela dibidang keuangan dan atau di hukum terbukti
melakukan tindak pidana dibidang keuangan;
b. memiliki akhlak dan moral yang baik;
c. mempunyai keahlian dibidang keuangan atau pernah mengikuti pelatihan Simpan Pinjam atau
magang dalam usaha Simpan Pinjam.
(6) Dalam hal Pengelola adalah badan usaha, wajib memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut :
a. memiliki kemampuan keuangan yang memadai;
b. memiliki tenaga managerial yang berkualitas baik.
(7) Dalam hal Pengelola dilakukan oleh lebih dari 1 (satu) orang, maka :
a. sekurang-kurangnya 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah Pengelola wajib mempunyai keahlian
di bidang keuangan atau pernah mengikuti pelatihan di bidang simpan pinjam atau magang dalam
usaha simpan pinjam;
b. diantara Pengelola tidak boleh mempunyai hubungan keluarga sampai derajat kesatu menurut
garis lurus kebawah maupun kesamping.
(8) Pengelola Unit Simpan Pinjam dilakukan secara terpisah dari unit usaha lainnya.
Pasal 32
Tugas tiap Anggota Pengurus ditetapkan dalam AnggaranRUmah Tangga dan Peraturan Khusus
Pasal 33
(1) Pengurus harus segera mengadakan catatan pada waktunya dalam Buku Daftar Anggota tentang
masuk dan berhentinya anggota.
(2) Pengurus harus segera mengadakan catatan pada waktunya dalam Buku Daftar Pengurus tentang
dimulai dan berhentinya jabatan Pengurus.
(3) Pengurus harus berusaha agar anggota mengetahui akibat pencatatan dalam Buku Daftar Angota.
(4) Setiap Anggota Pengurus harus memberi bantuan kepada Pengawas untuk melakukan tugasnya
dan ia diwajibkan untuk memberi keterangan yang diperlukan dan diperlihatkan segala buku,
warkat, persediaan barang, alat-alat perlengkapan dan uang Koperasi yang ada padanya.
(5) Tiap Anggota Pengurus harus berusaha agar pemeriksaan sebagai tersebut dalam ayat (4) tidak
diperhambat baik sengaja atau tidak oleh anggota Pengurus atau Pengelola.
Pasal 34
(1) Pengurus diwajibkan agar tiap kejadian dicatat sebagaimana mestinya didalam buku yang telah
ditentukan.
(2) Pengurus wajib memberitahukan kepada anggota tiap kejadian yang mempengaruhi jalannya
Koperasi.
Pasal 35
(1) Pengurus wajib memberi laporan kepada anggota tentang keadaan serta perkembangan
organisasi dan usaha-usahanya sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setahun.
(2) Pengurus wajib berusaha agar segala laporan pemeriksaan Koperasi dapat diketahui oleh setiap
anggota.
(3) Pengurus wajib supaya ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan
Khusus, dan keputusan Rapat Anggota diketahui dan dimengerti oleh segenap anggota.

(4) Pengurus wajib untuk memelihara kerukunan diantara anggota dan mencegah segala hal yang
menyebabkan timbulnya perselisihan paham.
(5) Perselisihan yang timbul karena hanya kepentingan khusus Koperasi atau dalam hubungan
sebagai anggota harus diselesaikan oleh Pengurus dengan jalan damai tanpa memihak salah satu
pihak.
(6) Pengurus harus melaksanakan segala ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Peraturan - Peraturan Khusus dan keputusan-keputusan Rapat Anggota terutama
pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan.
Pasal 36
(1) Pengurus baik bersama-sama, maupun sendiri-sendiri, menanggung kerugian yang diderita
Koperasi, karena tindakan yang dilakukan dengan kesengajaan atau kelalaiannya.
(2) Disamping penggantian kerugian tersebut, apabila tindakan itu dilakukan dengan kesengajaan,
tidak menutup kemungkinan bagi penuntut umum untuk melakukan penuntutan.
Pasal 37
(1) Anggota Pengurus Koperasi ini boleh menjadi Anggota Pengurus Koperasi lain atas kesepakatan
Rapat Anggota.
(2) Anggota Pengurus Harian dari Koperasi ini tidak boleh merangkap sebagai Anggota Pengurus
Koperasi lain, termasuk Koperasi Sekundernya.
Bagian Kedua
Pengawas
Pasal 38
(1) Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam Rapat Anggota.
(2) Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.
(3) Yang dapat dipilih menjadi Pengawas ialah mereka yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut
:
a. anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7;
b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945;
c. mempunyai kemauan dan kemampuan untuk pengewasan/pemeriksaan;
d. bersifat adil dan objektif (tidak dapat dipengaruhi oleh karena perbedaan agama, politik, famili,
teman dan lain-lain).
e. tabah, sabar, teliti serta mampu dan cakap mengambil keputusan;
f. berwibawa, disegani, dan dapat menjadi suri tauladan dalam masyarakat;
g. bukan Pengurus atau Karyawan Koperasi;
h. diutamakan bagi mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan atau pengalaman mengenai
pembukuan;
i. telah mendapat pendidikan Perkoperasian;
j. telah menjadi anggota sekurang-kurangnya 1(satu) tahun, sehat jasmani dan rohani,
k. diutamakan yang memiliki kita kewira Koperasian;
(4) Pengawas sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
(5) Masa jabatan Pengawas 3 (tiga) tahun.
(6) Anggota Pengawas tidak diperbolehkan merangkap sebagai Pengurus atau Pengelola Koperasi ini.

Pasal 39
(1) Pengawas bertugas untuk :
a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan Koperasi sekurangkurangnya 3 (tiga) bulan sekali;
b. membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
(2) Pengawas berwenang untuk :
a. meneliti catatan yang ada pada Koperasi;

b. mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.


(3) Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
(4) Pengawas sebelum memangku jabatannya lebih dahulu mengucapkan sumpah/janji dihadapan
Rapat Anggota.
Pasal 40
(1) Bilamana seseorang Anggota Pengawas berhenti sebelum masa jabatannya habis, maka
Pengawas lainnya dapat mengangkat gantinya, akan tetapi pengangkatan itu harus disahkan oleh
Rapat Anggota berikutnya.
(2) Pengawas yang berhenti dari jabatannya wajib menyiapkan berita acara serah terima jabatan.
(3) Tata cara serah terima jabatan Pengawas diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 41
(1) Dalam hal Koperasi megnangkat Pengelola, Pengawas dapat diadakan secara tetap atau diadakan
pada waktu diperlukan sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
(2) Pengawas yang diadakan pada waktu diperlukan melakukan pengawasan sesuai dengan
penugasan yang diberikan oleh Rapat Anggota.
Pasal 42
(1) Dalam rangka meningkatkan efisiensi pengelolaan yang bersifat terbuka, dan melindungi pihak
yang berkepentingan Koperasi dapat meminta jasa audit kepada Akuntan Publik.
(2) Permintaan audit oleh Akuntan Public dilakukan oleh Pengurus atau Pengawas.
(3) Yang dimaksud dengan jasa audit adalah audit terhadap laporan keuangan dan audit lainnya
sesuai keperluan Koperasi.
(4) Selain jasa audit Koperasi dapat meminta jasa lainnya dari Akuntan Publik antara lain konsultasi
dan pelatihan.
(5) Untuk terlaksananya audit sebagaimana mestinya, Rapat Anggota dapat menetapkan :
a. frekuensi audit oleh Akuntan Publik dalam 1 (satu) tahun buku yang harus dilaksanakan;
b. rencana anggaran biaya audit dalam 1 (satu) tahun buku.
(6) Apabila audit dalam 1 (satu) tahun buku tidak dapat dilaksanakan karena belum mampu
membayar biaya audit, Koperasi wajib membentuk penyisihan dana audit setiap tahun yang
besarnya ditetapkan Rapat Anggota.
(7) Penyisihan dana audit harus disimpan di bank atas nama Koperasi.
Bagian Ketiga
Keuangan
Pasal 43
(1) Tahun Buku perusahaan koperasi berjalan dari tanggal 1 januari sampai dengan tanggal 31
desember.
(2) Koperasi wajib menyelenggarakan Pembukuan tentang perusahaannya.
(3) Koperasi wajib pada setiap tutup tahun buku, mengadakan perhitungan keuangan minimal
berupa neraca dan perhitungan hasil usaha yang penyusunannya sesuai dengan ketentuan akuntansi
yang berlaku di Indonesia.
(4) Laporan keuangan yang disusun dalam ayat (3) pasal ini merupakan konsolidasi dari unit-unit
usaha yang ada di Koperasi, serta wajib di audit oleh lembaga audit.
(5) Rapat anggota menetapkan jumlah setinggi-tingginya yang dapat disediakan sebagai uang kas,
dan kelebihannya dengan segera harus di simpan atas nama Koperasi pada bank.
Pasal 44
(1) Pengelolaan keuangan Unit simpan pinjam dilakukan secara terpisah dari unit-unit yang lain.
(2) Unit Simpan Pinjam Wajib menyelenggarakan pembukuan keuangan sendiri dan setiap tutup
tahun buku harus membuat perhitungan keuangan yang minimal terdiri dari dari neraca dan
perhitungan laba/rugi.
BAB VII
PERMODALAN

Pasal 45
(1) Koperasi mempunyai modal sendiri dan modal pinjaman.
(2) Modal sendiri dapat berasal dari :
a. simpanan pokok;
b. simpanan wajib;
c. dana cadangan;
d. hibah.
(3) Modal pinjaman dapat berasal dari :
a. anggota;
b. koperasi lainnya dan atau anggotanya;
c. bank dan lembaga keuangan lainnya;
d. penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya;
e. sumber lain yang sah.
(4) Selain modal sebagai dimaksud dalam ayat (2) pasal ini, Koperasi dapat pula melakukan
pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan.
Pasal 46
(1) Setiap anggota harus menyimpan atas namanya pada Koperasi, simpanan pokok sejumlah Rp.
100.000,00. (seratus ribu rupiah) pada waktu keanggotaan diakhiri merupakan tagihan atas koperasi
sejumlah tadi, jika perlu dikurangi dengan bagian tanggungan kerugian koperasi.
(2) Uang simpanan pokok harus dibayar sekaligus.
(3) Setiap anggota diwajibkan untuk membayar simpanan wajib atas namanya pada Koperasi
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.
(4) Setiap anggota digiatkan untuk mengadakan simpanan lainnya atas namanya pada Koperasi
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus.
(5) Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib tidak diberi bunga tetapi diberi bagian Sisa Hasil Usaha
yang besarnya ditetapkan dalam Rapat Anggota.
(6) Simpanan lainnya diberi bunga yang besarnya ditetapkan dalam Peraturan Khusus.
Pasal 47
(1) Uang simpanan pokok tidak dapat diminta kembali selama anggota belum berhenti sebagai
anggota.
(2) Uang simpanan wajib tidak dapat diminta kembali selama anggota belum berhenti sebagai
anggota.
(3) Uang simpanan lainnya dapat diminta kembali dan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga /
Peraturan Khusus.
Pasal 48
(1) Ketentuan mengenai pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan diatur lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga.
(2) Modal penyertaan dapat berasal dari pemerintah, maupun masyarakat dalam rangka
memperkuat kegiatan usaha Koperasi terutama yang berbentuk investasi.
(3) Modal penyertaan ikut menanggung resiko.
(4) Pemilik modal penyertaan tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Anggota dan dalam
menentukan kebikjasanaan Koperasi secara keseluruhan.
(5) Pemilik modal penyertaan dapat diikutsertakan dalam pengelolaan dan pengawasaan usaha
investasi yang didukung oleh modal penyertaan sesuai dengan perjanjian.
BAB VIII
JANGKA WAKTU BERDIRI
Pasal 49
(1) Koperasi ini didirikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
(2) Apabila jangka waktu berdiri telah habis, dengan persetujuan rapat anggota dan Pemerintah,
maka jangka waktu tersebut dapat diperpanjang untuk masa 5 (lima) tahun berikutnya.
(3) Walau jangka waktu belum habis, akan tetapi Rapat Anggota atau Pemerintah menghendaki

Koperasi tersebut bubar karena alasan-alasan tertentu, seperti:


a. bertentangan dengan Undang-undang Perkoperasian dan undang-undang/peraturan-peraturan
yang lain;
b. melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan sopan santun, ketertiban umum, dan
kesusilaan;
c. kelangsungan hidup koperasi tidak ada lagi.
maka Koperasi tersebut harus dibubarkan.
BAB IX
PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA
Pasal 50
(1) Sisa Hasil Usaha Koperasi, yaitu pendapatan Koperasi yang diperoleh dari satu tahun buku
dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan biaya lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan.
(2) Sisa Hasil Usaha Koperasi dibagi sebagai berikut :
a. 30 % untuk dana cadangan;
b. 40 % untuk anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan masing-masing anggota dengan
Koperasi;
c. 5 % untuk dana pendidikan perkoperasian;
d. 25 % untuk keperluan lain.
(3) Bagian Sisa Hasil Usaha untuk keperluan lain sebesar 25% dari bagian Sisa Hasil Usaha, jenis dan
besarnya ditetapkan sebagai berikut :
a. 60 % untuk dana Pengurus dan Pengawas;
b. 20 % untuk dana sosial;
c. 20 % untuk dana Pembangunan Daerah Kerja.
(4) Yang dimaksud dengan jasa usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b pasal ini ialah
transaksi usaha dan partisipasi modal.
(5) Bagian Sisa Hasil Usaha untuk anggota dapat diberikan secara langsung atau dimasukkan dalam
simpanan anggota yang bersangkutan sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota.
Pasal 51
(1) Uang cadangan adalah kekayaan Koperasi yang disediakan untuk menutup kerugian Koperasi.
(2) Kerugian Koperasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, diatur lebih lanjut dalam
anggaran Rumah Tangga.
(3) Rapat Anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi 75 % dari jumlah seluruh
cadangan untuk perluasan perusahaan Koperasi.
(4) Sekurang-kurangnya 25 % dari uang cadangan disimpan di bank dalam bentuk deposito.
(5) Bagian dari cadangan Koperasi dapat dibagikan kepada anggota dalam bentuk simpanan khusus,
apabila jumlah cadangan telah mencapai lebih dari (satu per dua) bagian atau 50 % bagian dari
jumlah seleuruh simpanan pokok, simpanan wajib dan simpaanan khusus anggota.
(6) Anggota Koperasi yang berhenti dari kenggotaan Koperasi secara sah dapat memperoleh bagian
atas cadangan koperasi berdasarkan prosentase jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib yang
dimilikinya pada Koperasi, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB X
SANKSI ANGGOTA, PENGURUS DAN PENGAWAS
Pasal 52
(1) Anggota yang melanggar ketentuan Anggaran Dasar ini dapat dikeluarkan dari keanggotaan.
(2) Tingkatan pelanggaran ketentuan Anggaran Dasar ini berikut sangsinya diatur lebih lenjut dalam
Anggaran Rumah Tangga.
(3) Anggota yang tidak aktif dalam kegiatan usaha tidak mendapat bagian hasih usaha.
(4) Anggota yang tidak hadir dalam suatu Rapat Anggota tidak dapat mewakilkan suaranya.
(5) Anggota yang tidak mengindahkan kewajibannya terutama dalam hal keuangan atau berbuat
sesuatu yang merugikan koperasi, dan apabila kerugian Koperasi tersebut dinilai cukup material

maka anggota yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi sebagai berikut :


a. dikeluarkan dari keanggotaan;
b. simpanan pokok menjadi kekayaan Koperasi dan pengembalian simpanan wajib diserahkan
kepada keputusan Rapat Anggota dengan mempertimbangkan kesalahannya;
c. diminta segera menyelesaikan kewajibannya dan mengganti kerugian yang diderita oleh Koperasi
yang disebabkan karena kesalahannya.
(6) Apabila penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) huruf c pasal ini tidak tercapai maka
penyelesaiannya diselesaikan sesuai hukum yang berlaku.
Pasal 53
(1) Pengurus Koperasi yagn tidak melaksanakan kewajibannya dapat dimintai pertanggung
jawbannya dalam Rapat Anggota / Rapat Anggota Luar Biasa yang diselenggarakan untuk itu.
(2) Jika tindakan oleh Rapat Anggota dinilai merugikan Koperasi, maka Anggota Pengurus yagn
merugikan dapat diberhentikan dari kedudukannya sebagai Pengurus.
(3) Jika Pengurus melanggar ketentuan Anggaran Dasar ini dan atau menyalahgunakan jabatannya
sehingga merugikan Koperasi, maka sesuai dengan Rapat Anggota / Rapat Anggota Luar Biasa,
Pengurus yang bersangkutan diberhentikan dari kedudukan sebagai Pengurus dan selanjutnya dapat
dikenakan sanksi seperti dalam pasal 52 ayat (5) dan (6).
(4) Mengganti kerugian dan dikeluarkan dari keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
pasal ini, tidak berlaku bagi Pengurus yang lain apabila dapat membuktikan bahwa kerugian tadi
bukan karena kesalahannya serta ia telah berusaha dengan secukupnya mencegah perbuatan yang
dapat merugikan Koperasi.
(5) Apabila Pengurus melanggar larangan tentang perangkapan jabatan, akan diberhentikan dari
kedudukannya sebagai Pengurus dan mempertanggung jawaban tugas pekerjaannya sesuai dengan
keputusan Rapat Anggota.
(6) Rapat Anggota dapat memberhentikan Pengurus setiap waktu bila terbukti bahwa : a. Pengurus
melakukan kecurangan dan merugikan Koperasi;
b. Pengurus tidak mentaati Undang-undang Koperasi serta peraturan-peraturan/ketentuanketentuan pelaksanaannya;
c. Pengurus baik dalam sikap maupun tindakan-tindakannya menimbulkan pertentangan dalam
gerakan Koperasi.
Pasal 54
(1) Jika Pengawas melanggar ketentuan anggaran dasar ini maka akan dimintai pertanggung
jawabannya dalam Rapat Anggota.
(2) Pengawas yang tidak merahasiakan hasil pemeriksaannya seusai dengan Anggaran Dasar ini
sehingga menimbulkan kerugian kepada Koperasi, dapat diberhentikan dari jabatannya dan atau
dituntut untuk mengganti kerugian tersebut sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
BAB XI
PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN
Pasal 55
(1) Dengan memperhatikan pasal 19 huruf g, maka Rapat Anggota dapat mengambil keputusan
untuk penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran Koperasi.
(2) Pembubaran koperasi dapat dilakukan berdasarkan :
a. keputusan Rapat Anggota, atau
b. keputusan pemerintah.
(3) Dengan memperhatikan pasal 20 ayat ( 7) maka pembubaran Koperasi berdasarkan keputusan
Rapat Anggota tidak dapat diberlakukan apabila ada sebagaian anggota sekurang-kurangnya 20
orang yang masih menghendaki Koperasi tetap berdiri, dan masih ada sekurang-kurangnya 3 (tiga)
orang yang masih sanggup/bersedia menjadi Pengurus dan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang yang
masih sanggup/bersedia menjadi Pengawas Koperasi.
Pasal 56

(1) Keputusan pembubaran koperasi oleh Rapat Anggota diberitahukan secara tertulis oleh Kuasa
Rapat Anggota kepada :
a. semua kreditor;
b. pemerintah.
(2) Yang dimaksud dengan kuasa Rapat Anggota dalam ayat (1) pasal ini adalah mereka yang
ditunjuk dan diberi kuasa serta tanggungjawab oleh Rapat Anggota untuk melaksanakan tugas yang
diberkaitan dengan pembubaran Koperasi.
(3) Pemberitahuan tersebut dalam ayat (1) pasal ini harus disertai dengan berita acara yang antara
lain memuat :
a. tanggal, tempat diadakan Rapat Anggota untuk pembubaran Koperasi tersebut;
b. jumlah angggota dan jumlah anggota yang hadir;
c. acara rapat;
d. alasan pembubaran Koperasi;
e. jumlah suara yang setuju dan tidak setuju terhadap pembubaran itu.
Pasal 57
Keputusan pembubaran oleh Pemerintah dilakukan apabila :
a. terdapat bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan Perundangundangan yang berlaku di Indonesia;
b. Kegiatan Koperasi bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan;
c. Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.
Pasal 58
Untuk kepentingan kreditor oleh dan para anggota Koperasi, terhadap pembubaran Koperasi
dilakukan penyelesaian pembubaran yang selanjutnya disebut penyelesaian.
Pasal 59
(1) Penyelesaian dilakukan oleh penyelesai pembubaran yang selanjutnya disebut penyelesai.
(2) Untuk menyelesaikan berdasarkan keputusan Rapat Anggota, Penyelesai ditunjuk oleh Rapat
Anggota.
(3) Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan Pemerintah, Penyelesai ditunjuk oleh Pemerintah.
(4) Penyelesai bertanggung jawab kepada Kuasa Rapat Anggota dalam hal Penyelesai ditunjuk oleh
Rapat Anggota dan kepada Pemerintah dalam hal Penyelesai ditunjuk oleh Pemerintah.
Pasal 60
(1) Penyelesai mempunyai hak, wewenang dan kewajiban sebagai berikut :
a. melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi serta mewakilinya didepan
dan diluar pengadilan;
b. mengumpulkan segala keterangan-keterangan yang diperlukan;
c. memanggil Pengurus, anggota dan bekas anggota tertentu yang diperlukan, baik sendiri-sendiri
maupun bersama-sama;
d. memperolah, memeriksa dan menggunakan segala catatan dan arsip Koperasi;
e. menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang didahulukan dari pembayaran
hutang lainnya;
f. mempergunakan sisa kekayaan Koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban Koperasi;
g. membagi sisa penyelesaian kepada anggota;
h. membuat berita acara penyelesaian.
(2) Yang dimaksud dengan bekas anggota tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c
Pasal ini ialah mereka yang keluar dari keanggotaan selama tahun buku yang belum
dipertanggungjawabkan sampai dengan adanya pembubaran.
Pasal 61
(1) Dalam hal ini terjadi pembubaran Koperasi, anggota hanya menanggung kerugian sebatas
simpanan pokok, simpanan wajib dan modal penyertaan yang dimilikinya.
(2) Besarnya tanggungan anggota diperhitungkan dari besarnya kerugian yang diderita Koperasi

pada saat pembubaran.


(3) Modal pinjaman Koperasi dari anggota tidak termasuk dalam ketentuan ayat (1) Pasal ini.
BAB XII
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS
Pasal 62
Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan atau Peraturan Khusus, yang memuat
peraturan pelaksanaan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Koperasi, dan tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar ini.

Anda mungkin juga menyukai