Anda di halaman 1dari 15

ANGGARAN RUMAH TANGGA

KOPERASI SERBA USAHA BINA MITRA USAHA


BAB 1
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama dan Kedudukan Koperasi
1. Koperasi ini Bernama Koperasi Simpan Pinjam dan Serba Usaha Bina Mitra Usaha
disingkat “ KSU Bina Mitra Usaha” dan untuk selanjutnya disebut Koperasi.
2. Kedudukan dan daerah kerja koperasi tercantum dalam Anggaran Dasar Koperasi BAB 1
Pasal 1 Ayat 2 dan 3.
3. Koperasi dapat membentuk / membuka kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor
kas pembantu di wilayah kota Pekalongan.
4. Pembentukan / pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor kas
pembantu di wilayah kota Pekalongan tersebut ayat 3 harus mendapat ijin dari pejabat yang
mengesahkan akta pendirian koperasi.
5. Surat Keputusan pembukaan Cabang, Cabang Pembantu, dan Kantor Kas Pembantu, ditanda
tangani oleh 2 (dua) orang pengurus yaitu Ketua dan Sekretaris Koperasi.

BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Keanggotaan secara umum

1. Anggota Koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa simpan pinjam.


2. Keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan.
3. Pengertian keanggotaan sebagaimana dalam ayat 1 diatas terdiri dari :
3.1 Anggota Pendiri, adalah warga masyarakat yang memenuhi persyaratan keanggotaan dan
menyatakan diri menjadi anggota serta hadir dalam rapat anggota.
3.2 Anggota Luar Biasa, adalah warga negara Indonesia yang bermaksud menjadi anggota
dan memiliki kepentingan dan kebutuhan dan kegiatan ekonomi yang diusahakan oleh
Koperasi namun memiliki hak terbatas bila dibandingkan anggota pendiri.
3.3 Anggota Biasa adalah warga masyarakat yang bermaksud menjadi anggota dan memiliki
kepentingan kebutuhan dan kegiatan ekonomi yang diusahakan oleh Koperasi namun
memiliki hak terbatas bila dibandingkan anggota pendiri.
4. Keanggotaan Koperasi teregistrasi.
5. Koperasi dapat memiliki anggota kehormatan.
Pasal 3
Persyaratan Keanggotaan

Persyaratan untuk diterima menjadi anggota sebagai berikut :


1. Warga Negara Indonesia.
2. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan Tindakan hukum (dewasa dan tidak dalam
perwalian dan sebagainya).
4. Bertempat tinggal di Kota Pekalongan dan sekitarnya.
5. Permintaan menjadi anggota diajukan secara tertulis kepada pengurus koperasi dilampiri foto
copy KTP yang masih berlaku.
6. Telah menyatakan kesanggupan terttulis untuk melunasi simpanan pokok dan simpanan
wajib yang besarnya berdasarkan hasil keputusan rapat anggota.
7. Telah menyetujui isi anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan ketentuan lainnya yang
berlaku.

Pasal 4
Berakhirnya Keanggotaan

1. Berakhirnya keanggotaan koperasi adalah seperti yang diatur dalam anggaran Dasar Koperasi
BAB II Pasal 13.
2. Permohonan berhenti dan anggota diajukan secara tertulis kepada pengurus koperasi dilampiri
Foto Copy KTP dan Foto Copy Bukti Keanggotaan.
3. Dalam waktu 7 hari terhitung sejak surat permohonan tersebut diterima lengkap dengan
lampirannya, pengurus koperasi akan memberi jawaban kepada anggota diterima atau ditolak,
surat tersebut ditandatangani oleh Pengurus Koperasi.
4. Simpanan Anggota (Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Sukarela) dapat
dikembalikan kepada anggota yang bersangkutan.
5. Dalam hal anggota yang bersangkutan memiliki hutang kepada koperasi, maka akan langsung
dipotong pada simpanan Anggota (Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Sukarela
dan simpanan lainnya yang terdapat pada koperasi). Dan jika jumlah tersebut masih belum
mencukupi maka sisanya tetap menjadi kewajiban bagi anggota yang bersangkutan yang
dituangkan dalam surat pernyataan.
Pasal 5
Kedudukan Anggota Sebagai Pemilik

Kedudukan anggota sebagai pemilik mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan


organisasi, kelembagaan dan usaha yang diwujudkan dalam bentuk.
1. Memperkuat ekuitas atau modal sendiri dengan membayar dan melunasi simpanan pokok,
simpanan wajib.
2. Bersedia secara suakrela menempatkan kelebihan dana untuk ditempatkan pada koperasi
dalam bentuk modal penyertaan maupun simpanan lainnya.
3. Berpartisipasi aktif setiap ada kegiatan rapat anggota yang diselenggarakan oleh koperasi.

Pasal 6
Kedudukan Anggota Sebagai Pengguna Jasa

Kedudukan anggota sebagai pengguna jasa pada unit usaha koperasi


1. Kedudukan anggota sebagai pengguna jasa diwujudkan dengan partisipasi aktif untuk
memanfaatkan kegiatan usaha melalui transaksi jasa simpanan dan atau transaksi jasa
pinjaman oleh anggota terhadap koperasi.
2. Setiap anggota memiliki kedudukan yang sama untuk memperoleh pelayanan dari koperasi.

Pasal 7
Kewajiban Anggota

Setiap anggota mempunyai kewajiban


1. Mematuhi anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan lainnya dan keputusan rapat
anggota.
2. Menghadiri rapat anggota dan atau mewakili kelompok musyawarah anggota untuk menjadi
wakilnya dalam rapat anggota.
3. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah koperasi.
4. Turut mengawasi pengelolaan organisasi dan usaha koperasi.
5. Melunasi simpanan pokok, simpanan wajib yang besarannya dan tata caranya ditetapkan
dalam anggaran dasar atau rapat anggota.
6. Memelihara dan mengembangkan azas dan prinsip koperasi.
Pasal 8
Hak Anggota

A. Anggota Pendiri berhak :


1. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat anggota dan atau
mewakili ketua kelompok musyawarah anggota untuk menjadi wakilnya dalam rapat anggota.
2. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengawas dan pengurus diluar rapat anggota baik
diminta atau tidak.
3. Memilih dan atau dipilih menjadi pengawas atau pengurus sesuai persyaratan yang ditetapkan
dalam anggaran dasar.
4. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam anggaran dasar.
5. Mendapat pelayanan kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan yang telah disediakan
oleh koperasi.
6. Mendapatkan pelayanan kegiatan yang lainnya yang diselenggarakan koperasi.
7. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi sesuai dengan ketentuan dalam
anggaran dasar.
8. Membela diri dalam rapat anggota apabila diusulkan diberhentikan oleh pengurus.
9. Mendapatkan bagian dari SHU koperasi sesuai dengan anggaran dasar, anggaran rumah
tangga dan ketentuan lainnya.
10. Mendapatkan pengembalian simpanan-simpanan yang menjadi miliknya apabila keluar dari
keanggotaan, dan atau sisa hasil penyelesaian koperasi apabila koperasi membubarkan diri
atau dibubarkan oleh pemerintah.
B. Anggota Biasa dan Luar Biasa berhak :
1. Mendapat pelayanan kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan yang telah disediakan
oleh koperasi.
2. Mendapatkan pelayanan kegiatan yang lainnya yang diselenggarakan koperasi.
3. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi sesuai dengan ketentuan dalam
anggaran dasar.
4. Mendapatkan bagian dari SHU koperasi sesuai dengan anggaran dasar, anggaran rumah
tangga dan ketentuan lainnya.
5. Mendapatkan pengembalian simpanan-simpanan yang menjadi miliknya apabila keluar dari
keanggotaan, dan atau sisa hasil penyelesaian koperasi apabila koperasi membubarkan diri
atau dibubarkan oleh pemerintah.
BAB IV
PERMODALAN KOPERASI
Pasal 9
Simpanan Anggota
1. Ketentuan yang mengatur simpanan Pokok dan Simpanan Wajib diatur dalam Anggaran
Dasar BAB III pasal 22, 23 dan 24.
2. Simpanan-simpanan anggota pada koperasi terdiri:
a. Simpanan pokok
- Simpanan pokok harus dipenuhi dalam waktu selambat-lambatnya 6 hari setelah
dinyatakan diterima menjadi anggota.
- Besaran simpanan pokok untuk anggota pendiri sebesar Rp. 1.200.0000
- Anggota biasa dan Luar biasa wajib menyetor simpanan pokok atas namanya
pada koperasi, simpanan pokok sebesar Rp. 1200.000,- uang simpanan pokok
harus dibayar sekaligus pada saat menjadi anggota.
- Simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi
anggota.
- Atas simpanan pokok ini, koperasi wajib mencatat dan membukukan pada
sistem keuangan koperasi.

b. Simpanan wajib
- Anggota koperasi pendiri wajib membayar Simpanan wajib pada setiap
bulannya atau sekaligus dalam setahun setahun berjalan.
- Besaran simpanan wajib untuk anggota pendiri sebesar Rp. 20.000,- (dua puluh
ribu rupiah) setiap bulan.
- Ketentuan besarnya simpanan wajib diputuskan dalam Rapat Anggota
Tahunan.
- Besaran simpanan wajib untuk anggota biasa diambilkan dari SHU anggota
biasa setiap tahunnya.
- Simpanan wajib tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi
anggota.
- Setiap anggota yang tidak memenuhi kewajiban membayar simpanan wajib,
maka akan dikenakan sanksi.
- Sanksi tersebut adalah pemotongan SHU secara langsung untuk pelunasan
simpanan wajib.
- Atas simpanan wajib operasi wajib mencatat dan membukukan pada sistem
keuangan koperasi.

c. Simpanan khusus
- Simpanan untuk anggota yang ingin menambah simpanannya diluar simpanan
pokok dan simpanan wajib.
- Anggota diberikan kebebasannya untuk berapa besaran setiap kali setorannya,
setiap kali setoran besarnya sama ataupun tidak, kapan penyetoran, frekuensi
penyetoran baik dalam mingguan, bulanan, dana tau tahunan.
- Simpanan ini tidak dapat diambil kecuali yang bersangkutan sudah tidak lagi
menjadi anggota koperasi.
- Atas simpanan ini koperasi wajib mencatat dan membukukan pada sistem
keuangan koperasi.

Pasal 10
Modal Pinjaman
1. Ketentuan modal pinjaman diatur dalam Anggaran Dasar Koperasi BAB III Pasal 27.
2. Pengikatan pinjaman pada pihak ke-3 dilakukan berdasarkan keputusan rapat pengurus
lengkap dengan persetujuan pengawas dan dilaporkan ke rapat anggota.
3. Penggunaan pinjaman untuk pembiayaan usaha koperasi berdasarkan prinsip syariah
dengan berpedoman Renacana Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi.

Pasal 11
Modal Penyertaan

1. Ketentuan modal pinjaman diatur dalam Anggaran Dasar BAB III pasal 28.
2. Untuk memenuhi kebutuhan anggota, koperasi dapat bekerjasama dengan pemerintah,
masyarakat ataupun dengan anggota dalam bentuk:
- Pernyetaan modal untuk pembiayaan usaha dengan akad mudharabah
muqoyyadah.

3. Pemerintahan/masyarakat/anggota sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 2 wajib turut


menanggung resiko dan tanggung jawab terhadap kerugian yang dibiayai dengan modal
penyertaan sebatas nilai modal penyertaan yang ditanamkan pada koperasi.
4. Pmerintah/masyarakat/anggota sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 2 berhak
mendapatkan bagi hasil keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dibiayai modal
penyertaan.
BAB V
ALAT KELEMBAGAAN KOPERASI
Pasal 12
Rapat Anggota

1. Ketentuan umum Rapat Anggota, wewenang Rapat Anggota, penyelenggaran Rapat


Anggota telah diatur dalam Anggaran Dasar Koperasi BAB IV Pasal 32.33.34.35.36.37
dan 38.
2. Rapat Anggota Tahunan (RAT) koperasi wajib diikuti oleh anggota pendiri dan Ex
Officio sebagai peserta.
3. Anggota Luar biasa bisa diundang pengurus untuk mengikuti RAT.
4. Anggota yang berhak mengikuti RAT koperasi adalah anggota pendiri dan anggota Ex
Officio yang sampai tutuo buku tahun berjalan telah melunansi simpanan pokok.
5. Anggota biasa tidak berhak mengikuti rapat anggota karena sudah didelegasikan kepada
anggota pendiri.
6. Hak suara anggota dan penggunaanya diatur dalam Tata Tertib RAT.
7. Anggota mempunyai hak untuk dipilih dan memilih dalam setiap penggantian pengurus
dan pegawas dan pengawas syariah koperasi.
8. Setiap anggota berhak menyampaikan saran dan koreksi terhadap pengurus baik secara
tertulis maupun lisan.
9. Jika anggota koperasi melebihi 500 orang maka rapat anggota dapat dilakukan dengan
sistem delegasi yang ditentukan di rapat anggota satu orang mewakili 50 orang.
10. Pengurus menyampaikan pemberitahuan/undangan RAT beserta LPJ pengurus dan
pengawas kepada anggota dalam waktu selambat-lambatnya 14 hari sebelum rapat
diselenggarakan.
11. Menyampaikan susunan acara dan berita acara Rapat Anggota yang ditanda tangani ketua
dan sekretaris.
12. Membuat notulensi dan berita acara Rapat Anggota yang ditanda tangani ketua dan
sekretaris.
13. Membuat surat keputusan tentang hasil rapat untuk disampaikan kepada anggota,
pengawas dan pejabat yang berwenang.
14. Ketua siding dan notulen sidang harus berasal dari anggota dan bukan pengurus dan
pengawas.
15. Pimpinan siding ditunjuk dari anggota yang hadir dan ditetapkan oleh rapat anggota.
16. Rapat anggota pada sesi penetuan pimpinan siding, dapat dipandu oleh pengurus
koperasi, yaitu sebelum acara inti dan rapat anggota.
17. Ketentuan anggota untuk dapat memerintahkan pengurus menyelenggarakan rapat
anggota sebagimana BAB IV pasal 34 ayat 6 tersebut dapat melalui:
- Pengajuan dari pengawas, dewan pengawas syariah (DPS) atau keputusan bersama
dalam rapat koordinasi pengurus dengan pengawas, dana tau dewan pengawas
syariah.
- Pengajuan anggota pendiri dengan ditandatangani oleh minimal 50 % (lima puluh
persen) lebih satu dari anggota pendiri yang memenuhi/berhak ikut rapat anggota.

Pasal 13
Rapat Anggota Luar Biasa

1. Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) koperasi, wajib diikuti oleh anggota pendiri dan Ex
Officio sebagai peserta.
2. Sifat anggota sebagai peserta RALB adalah individual dan tidak dapat diwakilkan.
3. Anggota yang berhak mengikuti RALB adalah anggota pendiri dan Ex Officio yang
sampai tutup buku tahun berjalan telah melunasi simpanan pokok.
4. Hak suara anggota dan penggunaanya serta pemimpin rapat diatur dalam tata tertib
RALB.
5. Menyampaikan pemberitahuan dan atau undangan rapat kepada anggota dalam waktu
selambat-lambatnya 14 hari sebelumnya.
6. Menyampaikan susunan acara dan tata tetib rapat untuk disyahkan dalam rapat anggota.
7. Jalannya RALB harus berpegang teguh pada tata tertib dan acara tepat.
8. Membuat Notulensi dan berita acara RALB yang ditandatangani oleh Ketua dan
Sekreatris.
9. Membuat surat keputusan tentang hasil RALB untuk disampaikan kepada anggota,
pengawa dan pejabat yang berwenang.

Pasal 14
Kepengurusan

Susunan Pengurus, ketentuan umum pengurus, Tugas dan Tanggung Jawab


1. Susunan Pengurus Koperasi adalah sebagai berikut Ketua, Sekretaris, Bendahara. (bisa
ditambah sesuai kebutuhan).
2. Pengurus dapat bekerjasama dengan baik guna memajukan koperasi dan memimpin
koperasi serta mampu menjalankan tugas dan kewajibannya masing-masing sebagai
pengurus.
3. Masa bakti pengurus 3 tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 kali masa bakti
berikutnya.
4. Setelah pengurus menduduki 2 kali masa jabatan yang sama sebagaimana yang dimaksud
ayat (3), pegurus dapat dipilih kembali dalam kedudukan kepengurusan yang berbeda.
5. Pengurus dapat diberhentikan sebelum berakhir masa baktinya apabila:
a. Meninggal dunia
b. Berhalangan tetap
c. Melakukan tindakan yang merugikan koperasi
d. Mengundurkan diri
6. Pengurus menyelenggarakan rapat anggota.
7. Pengurus menyelenggarakan:
a. Rapat koordinasi antar pengurus
b. Rapat koordinasi antar pengurus dengan pengawas
c. Rapat koordinasi antar pengurus dengan DPS (Dewan Pengawas Syariah)
d. Rapat koordinasi antar pengurus dengan General Manager dan Manager Cabang
e. Rapat koordinasi antara beberapa elemen koperasi, apabila diperlukan
8. Pengurus memiliki tugas, wewenang, tanggung jawab dan hak sebagaimana diatur dalam
AD (Anggaran Dasar),ART dan SOP.

Pasal 15
Pengurus harus memiliki Visi dan Misi

1. Pengurus harus memiliki visi pengelolaan dan pengembangan yang sesuai dengan Visi
dan Misi lembaga.
2. Pengurus harus secara bersama menyamakan Visi dan Misi pengurus.
3. Visi dan Misi pengelolaan dan pengembangan pengurus harus disampaikan untuk
dilaksanakan oleh para karyawan.
4. Pengurus harus dapat mentransformasikan rencana program dari
perubahan/pengembangan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah secara detail
dalam periode kurun waktu 3 tahun kepengurusannya, yaitu meliputi:
a. Cakupan usaha
b. Cakupan permodalan
c. SHU yang dikehendaki setiap tahun
d. Asset yang dikehendaki setiap tahun
e. Penambahan kantor cabang atau penambahan kantor kas

Pasal 16
Prinsip Pengelolaan Usaha
1. Pengurus harus dapat mengupayakan dan menjaga 3 prinsip pengelolaan secara Bersama.
Adapun 3 prinsip pengelolaan usaha tersebut yaitu:
a. Menjaga dan meningkatkan kelancaran operasional usaha simpan pinjam dan
pembiayaan syariah
b. Meminimalkan permasalahan-permasalahan atau persoalan-persoalan baik internal
maupun eksternal yang akan mempengaruhi usaha simpan pinjam dan pembiayaan
syariah
c. Menjalankan dan meningkatkan pengembangan usaha simpan pinjam dan
pembiayaan syariah.

Pasal 17
Pengurus dan Aspek Manajerial

1. Pengurus membuat rencana strategis lima tahunan.


2. Pengurus dapat mengangkat dan memberhentikan manajer.
3. Pengurus menandatangani surat perjanjian dengan manajer terkait dengan program,
target, kinerja dan proses-proses dalam manajemen.
4. Pengurus mengetahui dan menandatangani buku daftar anggota, buku anggota,
permohonan menjadi anggota dan pemberhentian menjadi anggota yang telah disiapkan
oleh manajer.
5. Pengurus mengetahui perkembangan.kondisi keuangan koperasi setiap saat melalui
laporan manager atau melihat secara langsung kebagian-kebagian operasional koperasi
antara lain bagian kas, bank, pembukuan, bagian pembiayaan, bagian simpanan tabungan
dan simpanan berjangka.
6. Pengurus membuat rencana kerja koperasi setiap tahun dibantu oleh manager yang
disahkan oleh rapat anggota.
7. Pengurus membuat laporan pertanggungjawaban keuangan setiap tahun dibantu oleh
manger dilaporkan dihadapan rapat anggota.
8. Bertanggungjawab terhadap kemajuan koperasi.
9. Pengurus selalu berpedoman pada anggaran dasar, anggaran rumah tangga, SOP dan
peraturan khusus koperasi.
10. Semua kebijakan pengurus wajib dituangkan dalam keputusan tertulis yakni berupa berita
acara, surat keputusan, surat edaran, surat kuasa, surat pernyataan, surat keterangan dan
lain-lain.
11. Semua peringatan, himbauan, saran, nasihat, dari pengurus kepada karyawan bisa
dilakukan dengan tertulis dana tau disampaikan secara langsung sesuai dengan SOP dan
peraturan khusus koperasi.
12. Pengurus secara rutin menyelenggarakan:
a. Evaluasi konsolidasi bulanan
b. Evaluasi masing-masing kantor cabang bulanan
c. Rapat pengurus bersama dengan Pengawas dan DPS
13. Ketentuan uang kehormatan bagi pengurus ditetapkan dalam anggaran biaya yang
disahkan oleh rapat anggota.

Pasal 18
Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Pengurus

Proses pemilihan pengurus dilakukan sebagai berikut


1. Pemilihan pengurus dilakukan secara langsung atau formatur.
2. Tata cara pemilihan pengurus diatur dalam tata tertib pemilihan pengurus.
Pemilihan secara formatur adalah sebagai berikut
1. Jumlah anggota formatur terdiri dari: Unsur PDM 2 orang dan Unsur PCM 2 orang
serta 3 orang yang dipilih dari kalangan pengurus demisioner dan anggota.
2. Anggota formatur tidak otomatis menjadi pengurus koperasi.
3. Selama belum terbentuk pengurus baku maka pengurus lama yang ada merupakan
pengurus dalam keadaan demisioner yang berwenang melakukan pekerjaan pengurus
untuk urusan rutin sampai adanya pengurus baru maksimal 3 bulan.
Pemberhentian Pengurus
1. Pengurus koperasi yang melakukan perbuatan tidak sesuai dengan AD/ART dapat
diberhentikan dengan cara pengenaan sanksi seperti yang diatur dalam Anggaran Dasar
Koperasi BAB XII Pasal 88 Ayat 3.
2. Dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan pemberhentian sementara harus diakhiri
dengan keputusan rapat pengurus dan pengawas.

Pasal 19
Pengawas

1. Persyaratan untuk dipilih jadi pengawas, tugas, kewajiban, Hak, Wewenang,


Pengangkatan, Penggantian dan pemberhentian diatur dalam Anggaran Dasar BAB IV
Pasal 48, 49,50, 51, 52, 53, 54 dan 55.
2. Pengawas koperasi terdiri dari satu orang ketua dan dua orang anggota.
3. Pengawas dapat bekerja sama dengan baik guna memaksimalkan fungsi pengawasaan
koperasi dan menjalankan tugas dan kewajibannya masing-masing sebagai pengawas.
4. Masa bakti pengawas 3 tahun, masa bakti pengawas 3 tahun dan dapat dipilih kembali
untuk 1 kali masa bakti berikutnya.
5. Pengawas mengetahui perkembangan/kondisi koperasi.
6. Pengawas membuat program pengawasan secara periodic.
7. Pengawas membuat laporan pertanggungjawaban tahunan disampaikan pada rapat
anggota tahunan.
8. Pengawas menyelenggarakan:
a. Rapat koordinasi pengawas.
b. Rapat koordinasi pengawas dan pengurus apabila diperlukan.
c. Rapat koordinasi antar pengawas dengan DPS (Dewan Pengawas Syariah). Apabila
diperlukan.
d. Rapat koordinasi antar beberapa elemen koperasi, apabila diperlukan.
e. Rapat koordinasi antar pengawas dengan manajemen apabila diperlukan.
9. Ketentuan uang kehormatan bagi pengawas ditetapkan dalam anggaran biaya yang
disahkan oleh rapat anggota.

BAB VI
KARYAWAN DAN PENGELOLA USAHA
Pasal 20

1. Karyawan adalah pelaksana terlatih dan professional yang ditunjuk untuk mengelola dan
mengembangkan asset-aset koperasi dan dipimpin oleh seorang manager dan kepala
cabang.
2. Manager membawahi beberapa kepala cabang yang masing-masing kepala cabang
memiliki karyawan.
3. Karyawan dipilih dan diseleksi oleh Pengurus sesuai dengan kemampuan dan latar
belakang pendidikannya dan diangkat melalui perjanjian atau kontrak kerja yang dibuat
secara tertulis.
4. Karyawan melaksanakan semua kebijakan pengurus dan bertanggungjawab kepada
pengurus.
5. Karyawan bertugas untuk merancang rencana kerja, mengelola dan menjalankan usaha
sehari-hari.
6. Pengelola mendapat gaji bulanan yang jumlahnya ditetapkan dalam anggaran biaya yang
disahkan oleh pengurus dalam rapat kerja tahunan.
7. Pengelola mendapat bonus dari kelebihan SHU yang telah direncanakan sebesar 40%
8. Pengelola melaksanakan rapat pengelola yaitu yang dihadiri oleh seluruh staff pengelola
koperasi.
9. Rapat pengelola dipimpin oleh manager dan apabila berhalangan harus ada alasan yang
bisa diterima.
10. Rapat pengelola terdiri atas:
a. Rapat pengelola harian yaitu rapat koordinasi yang dilaksanakan secara rutin setiap
hari sebelum operasional untuk mengetahui kesiapan staff pengelola serta
memberikan motivasi dan doa yang dipimpin kepala cabang masing-masing kantor.
b. Rapat pengelola mingguan yaitu rapat koordinasi yang dilaksanakan secara rutin
mingguan untuk mengevaluasi perolehan/kinerja selama seminggu dan menyiapkan
renacan kerja satu minggu kedepan dipimpin kepala cabang masing-masing kantor.
c. Rapat pengelola bulanan yaitu rapat koordinasi yang menilai kinerja pengelola
selama sebulan (evaluasi target dan realiasi) dari aspek keuangan, kesehatan dan non
keuangan serta sosialiasi kebijakan operasional yang diperlu dilakukan yang
dipimpin oleh Manager.
d. Rapat pengelola mingguan dan bulanan dibuatkan notulensi rapat yang
terdokumentasi dengan tertib dan ditandatangani oleh pemimpin rapat.

BAB VII
SISA HASIL USAHA (SHU)
Pasal 21

1. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada masing-masing anggota dilakukan setelah
perhitungan dengan kewajibannya.
2. Penentuan komposisi SHU (Sisa Hasil Usaha)
a. 37.5 % untuk Anggota (90% Anggota Pendiri, 10% Anggota Biasa)
b. 7.5% untuk Pengurus dan Pengawas
c. 7.5% untuk Pengelola
d. 2.5% untuk Sosial
e. 2.5% untuk Pendidikan
f. 2.5% untuk Zakat
g. 20 % untuk Muhammadiyah
h. 20% untuk Cadangan

BAB VIII
SUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Pasal 22

1. Ketentuan pembukuan koperasi tercantum dalam Anggaran Dasar BAB IX Pasal 74.
2. Laporan Keuangan Koperasi terdiri:
a. Laporan Perhitungan Hasil Usaha
b. Laporan Perubahan Ekuitas
c. Neraca
d. Laporan Arus Kas

BAB IX
SANKSI
Pasal 23

Ketentuan dan tata cara pengenaan sanksi bagi anggota, pengurus dan pengawas telah
diatur dalam Anggaran Dasar BAB XII Pasal 88.

BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 24

1. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan oleh Rapat Anggota yang
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota dan diputuskan
50% lebih 1 (satu) dari yang hadir.
2. Hasil Amandemen/perubahan terhadap Anggaran Rumah Tangga didokumentasikan oleh
pengurus.

BAB XI
PENUTUP
Pasal 25

1. Anggaran Rumah Tangga Koperasi dibuat sebagai pelengkap dari Anggaran Dasar yang
telah dibuat sebelumnya.
2. Anggaran Rumah Tangga ini dapat ditambah dan dirubah oleh Rapat Anggota sesuai
perkembangan yang ada.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran rumah tangga ini, akan diatur dalam peraturan
Khusus dana tau Surat Keputusan Pengurus yang dibuat oleh pengurus.
4. Apabila hal-hal yang diatur Anggaran Rumah Tangga ini ternyata bertentangan dengan
Anggaran Dasar maka yang berlaku adalah Anggaran Dasar.
Pasal 26

1. Anggaran Rumah Tangga ini disetujui dan disahkan oleh Rapat Anggota Koperasi pada
Hari ……. Tanggal ……… 2022.
2. Akta Anggaran Rumah Tangga ini ditandatangani oleh kami yang diberi kuasa oleh
Rapat Anggota Koperasi pada hari ……. tanggal ……… 2022.

Anda mungkin juga menyukai