BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Keanggotaan secara umum
Pasal 4
Berakhirnya Keanggotaan
1. Berakhirnya keanggotaan koperasi adalah seperti yang diatur dalam anggaran Dasar Koperasi
BAB II Pasal 13.
2. Permohonan berhenti dan anggota diajukan secara tertulis kepada pengurus koperasi dilampiri
Foto Copy KTP dan Foto Copy Bukti Keanggotaan.
3. Dalam waktu 7 hari terhitung sejak surat permohonan tersebut diterima lengkap dengan
lampirannya, pengurus koperasi akan memberi jawaban kepada anggota diterima atau ditolak,
surat tersebut ditandatangani oleh Pengurus Koperasi.
4. Simpanan Anggota (Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Sukarela) dapat
dikembalikan kepada anggota yang bersangkutan.
5. Dalam hal anggota yang bersangkutan memiliki hutang kepada koperasi, maka akan langsung
dipotong pada simpanan Anggota (Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Sukarela
dan simpanan lainnya yang terdapat pada koperasi). Dan jika jumlah tersebut masih belum
mencukupi maka sisanya tetap menjadi kewajiban bagi anggota yang bersangkutan yang
dituangkan dalam surat pernyataan.
Pasal 5
Kedudukan Anggota Sebagai Pemilik
Pasal 6
Kedudukan Anggota Sebagai Pengguna Jasa
Pasal 7
Kewajiban Anggota
b. Simpanan wajib
- Anggota koperasi pendiri wajib membayar Simpanan wajib pada setiap
bulannya atau sekaligus dalam setahun setahun berjalan.
- Besaran simpanan wajib untuk anggota pendiri sebesar Rp. 20.000,- (dua puluh
ribu rupiah) setiap bulan.
- Ketentuan besarnya simpanan wajib diputuskan dalam Rapat Anggota
Tahunan.
- Besaran simpanan wajib untuk anggota biasa diambilkan dari SHU anggota
biasa setiap tahunnya.
- Simpanan wajib tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi
anggota.
- Setiap anggota yang tidak memenuhi kewajiban membayar simpanan wajib,
maka akan dikenakan sanksi.
- Sanksi tersebut adalah pemotongan SHU secara langsung untuk pelunasan
simpanan wajib.
- Atas simpanan wajib operasi wajib mencatat dan membukukan pada sistem
keuangan koperasi.
c. Simpanan khusus
- Simpanan untuk anggota yang ingin menambah simpanannya diluar simpanan
pokok dan simpanan wajib.
- Anggota diberikan kebebasannya untuk berapa besaran setiap kali setorannya,
setiap kali setoran besarnya sama ataupun tidak, kapan penyetoran, frekuensi
penyetoran baik dalam mingguan, bulanan, dana tau tahunan.
- Simpanan ini tidak dapat diambil kecuali yang bersangkutan sudah tidak lagi
menjadi anggota koperasi.
- Atas simpanan ini koperasi wajib mencatat dan membukukan pada sistem
keuangan koperasi.
Pasal 10
Modal Pinjaman
1. Ketentuan modal pinjaman diatur dalam Anggaran Dasar Koperasi BAB III Pasal 27.
2. Pengikatan pinjaman pada pihak ke-3 dilakukan berdasarkan keputusan rapat pengurus
lengkap dengan persetujuan pengawas dan dilaporkan ke rapat anggota.
3. Penggunaan pinjaman untuk pembiayaan usaha koperasi berdasarkan prinsip syariah
dengan berpedoman Renacana Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi.
Pasal 11
Modal Penyertaan
1. Ketentuan modal pinjaman diatur dalam Anggaran Dasar BAB III pasal 28.
2. Untuk memenuhi kebutuhan anggota, koperasi dapat bekerjasama dengan pemerintah,
masyarakat ataupun dengan anggota dalam bentuk:
- Pernyetaan modal untuk pembiayaan usaha dengan akad mudharabah
muqoyyadah.
Pasal 13
Rapat Anggota Luar Biasa
1. Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) koperasi, wajib diikuti oleh anggota pendiri dan Ex
Officio sebagai peserta.
2. Sifat anggota sebagai peserta RALB adalah individual dan tidak dapat diwakilkan.
3. Anggota yang berhak mengikuti RALB adalah anggota pendiri dan Ex Officio yang
sampai tutup buku tahun berjalan telah melunasi simpanan pokok.
4. Hak suara anggota dan penggunaanya serta pemimpin rapat diatur dalam tata tertib
RALB.
5. Menyampaikan pemberitahuan dan atau undangan rapat kepada anggota dalam waktu
selambat-lambatnya 14 hari sebelumnya.
6. Menyampaikan susunan acara dan tata tetib rapat untuk disyahkan dalam rapat anggota.
7. Jalannya RALB harus berpegang teguh pada tata tertib dan acara tepat.
8. Membuat Notulensi dan berita acara RALB yang ditandatangani oleh Ketua dan
Sekreatris.
9. Membuat surat keputusan tentang hasil RALB untuk disampaikan kepada anggota,
pengawa dan pejabat yang berwenang.
Pasal 14
Kepengurusan
Pasal 15
Pengurus harus memiliki Visi dan Misi
1. Pengurus harus memiliki visi pengelolaan dan pengembangan yang sesuai dengan Visi
dan Misi lembaga.
2. Pengurus harus secara bersama menyamakan Visi dan Misi pengurus.
3. Visi dan Misi pengelolaan dan pengembangan pengurus harus disampaikan untuk
dilaksanakan oleh para karyawan.
4. Pengurus harus dapat mentransformasikan rencana program dari
perubahan/pengembangan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah secara detail
dalam periode kurun waktu 3 tahun kepengurusannya, yaitu meliputi:
a. Cakupan usaha
b. Cakupan permodalan
c. SHU yang dikehendaki setiap tahun
d. Asset yang dikehendaki setiap tahun
e. Penambahan kantor cabang atau penambahan kantor kas
Pasal 16
Prinsip Pengelolaan Usaha
1. Pengurus harus dapat mengupayakan dan menjaga 3 prinsip pengelolaan secara Bersama.
Adapun 3 prinsip pengelolaan usaha tersebut yaitu:
a. Menjaga dan meningkatkan kelancaran operasional usaha simpan pinjam dan
pembiayaan syariah
b. Meminimalkan permasalahan-permasalahan atau persoalan-persoalan baik internal
maupun eksternal yang akan mempengaruhi usaha simpan pinjam dan pembiayaan
syariah
c. Menjalankan dan meningkatkan pengembangan usaha simpan pinjam dan
pembiayaan syariah.
Pasal 17
Pengurus dan Aspek Manajerial
Pasal 18
Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Pengurus
Pasal 19
Pengawas
BAB VI
KARYAWAN DAN PENGELOLA USAHA
Pasal 20
1. Karyawan adalah pelaksana terlatih dan professional yang ditunjuk untuk mengelola dan
mengembangkan asset-aset koperasi dan dipimpin oleh seorang manager dan kepala
cabang.
2. Manager membawahi beberapa kepala cabang yang masing-masing kepala cabang
memiliki karyawan.
3. Karyawan dipilih dan diseleksi oleh Pengurus sesuai dengan kemampuan dan latar
belakang pendidikannya dan diangkat melalui perjanjian atau kontrak kerja yang dibuat
secara tertulis.
4. Karyawan melaksanakan semua kebijakan pengurus dan bertanggungjawab kepada
pengurus.
5. Karyawan bertugas untuk merancang rencana kerja, mengelola dan menjalankan usaha
sehari-hari.
6. Pengelola mendapat gaji bulanan yang jumlahnya ditetapkan dalam anggaran biaya yang
disahkan oleh pengurus dalam rapat kerja tahunan.
7. Pengelola mendapat bonus dari kelebihan SHU yang telah direncanakan sebesar 40%
8. Pengelola melaksanakan rapat pengelola yaitu yang dihadiri oleh seluruh staff pengelola
koperasi.
9. Rapat pengelola dipimpin oleh manager dan apabila berhalangan harus ada alasan yang
bisa diterima.
10. Rapat pengelola terdiri atas:
a. Rapat pengelola harian yaitu rapat koordinasi yang dilaksanakan secara rutin setiap
hari sebelum operasional untuk mengetahui kesiapan staff pengelola serta
memberikan motivasi dan doa yang dipimpin kepala cabang masing-masing kantor.
b. Rapat pengelola mingguan yaitu rapat koordinasi yang dilaksanakan secara rutin
mingguan untuk mengevaluasi perolehan/kinerja selama seminggu dan menyiapkan
renacan kerja satu minggu kedepan dipimpin kepala cabang masing-masing kantor.
c. Rapat pengelola bulanan yaitu rapat koordinasi yang menilai kinerja pengelola
selama sebulan (evaluasi target dan realiasi) dari aspek keuangan, kesehatan dan non
keuangan serta sosialiasi kebijakan operasional yang diperlu dilakukan yang
dipimpin oleh Manager.
d. Rapat pengelola mingguan dan bulanan dibuatkan notulensi rapat yang
terdokumentasi dengan tertib dan ditandatangani oleh pemimpin rapat.
BAB VII
SISA HASIL USAHA (SHU)
Pasal 21
1. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada masing-masing anggota dilakukan setelah
perhitungan dengan kewajibannya.
2. Penentuan komposisi SHU (Sisa Hasil Usaha)
a. 37.5 % untuk Anggota (90% Anggota Pendiri, 10% Anggota Biasa)
b. 7.5% untuk Pengurus dan Pengawas
c. 7.5% untuk Pengelola
d. 2.5% untuk Sosial
e. 2.5% untuk Pendidikan
f. 2.5% untuk Zakat
g. 20 % untuk Muhammadiyah
h. 20% untuk Cadangan
BAB VIII
SUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Pasal 22
1. Ketentuan pembukuan koperasi tercantum dalam Anggaran Dasar BAB IX Pasal 74.
2. Laporan Keuangan Koperasi terdiri:
a. Laporan Perhitungan Hasil Usaha
b. Laporan Perubahan Ekuitas
c. Neraca
d. Laporan Arus Kas
BAB IX
SANKSI
Pasal 23
Ketentuan dan tata cara pengenaan sanksi bagi anggota, pengurus dan pengawas telah
diatur dalam Anggaran Dasar BAB XII Pasal 88.
BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 24
1. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan oleh Rapat Anggota yang
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota dan diputuskan
50% lebih 1 (satu) dari yang hadir.
2. Hasil Amandemen/perubahan terhadap Anggaran Rumah Tangga didokumentasikan oleh
pengurus.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 25
1. Anggaran Rumah Tangga Koperasi dibuat sebagai pelengkap dari Anggaran Dasar yang
telah dibuat sebelumnya.
2. Anggaran Rumah Tangga ini dapat ditambah dan dirubah oleh Rapat Anggota sesuai
perkembangan yang ada.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran rumah tangga ini, akan diatur dalam peraturan
Khusus dana tau Surat Keputusan Pengurus yang dibuat oleh pengurus.
4. Apabila hal-hal yang diatur Anggaran Rumah Tangga ini ternyata bertentangan dengan
Anggaran Dasar maka yang berlaku adalah Anggaran Dasar.
Pasal 26
1. Anggaran Rumah Tangga ini disetujui dan disahkan oleh Rapat Anggota Koperasi pada
Hari ……. Tanggal ……… 2022.
2. Akta Anggaran Rumah Tangga ini ditandatangani oleh kami yang diberi kuasa oleh
Rapat Anggota Koperasi pada hari ……. tanggal ……… 2022.