Anda di halaman 1dari 32

ANGGARAN DASAR

KOPERASI JASA TRANSPORTASI ONLINE


SULAWESI TENGAH

BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1.
1. Koperasi ini bernama Koperasi Jasa Transportasi Online yang disingkat
“TRANSLINE BERSAMA SEJAHTERA” dan selanjutnya dalam Anggaran
Dasar ini disebut Koperasi.
2. Koperasi ini termasuk dalam jenis Koperasi Jasa
3. Koperasi ini berkedudukan di Jalan Nenas kec. Palu barat kota palu Prov.
Sulawesi Tengah
4. Daerah kerja koperasi meliputi seluruh wilayah Sulawesi Tengah.
5. Koperasi dapat membuka cabang, cabang pembantu, dan kantor kas
ditempat kedudukan koperasi atau tempat lain atas persetujuan dan
keputusan Rapat Anggota;

BAB II
LANDASAN, ASAS, DAN PRINSIP

Pasal 2.
Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta
berasaskan kekeluargaan;

Pasal 3.
1. Koperasi melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip Koperasi
yaitu:
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian.
f. Melaksanakan pendidikan perkoperasian bagi anggota.
g. Kerjasama antar Koperasi.
2. Koperasi sebagai badan usaha dalam melaksanakan kegiatannya yang
mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi
para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip tersebut pada ayat (1) dan ayat
(2) diatas dan kaidah kaidah usaha ekonomi
BAB III
VISI, MISI, DAN TUJUAN

Pasal 4
Visi koperasi: Menjadikan koperasi sebagai pilar pembangunan ekonomi
yang mensejahterakan seluruh masyarakat secara adil dan merata dengan
membangun kemitraan yang kuat dan kokoh menjadi Nikon perekonomian
secara nasional maupun internasional.

Pasal 5
Misi Koperasi:
1. Meningkatkan pendapatan anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
2. Mensejahterakan anggota khusunya dan masyarakat pada umumnya
3. Membentuk stabilitas perekonomian masyarakat melalui perluasan
bidang usaha yang kokoh dan sehat.
4. Membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kehidupan
bergotong-royong dalam melakukan aktivitas ekonomi maupun
aktifitass lainnya.

Pasal 6
Tujuan didirikan Koperasi adalah untuk:
a. Memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta ikut membangun
tatanan perekonomian Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat
maju, adil dan makmur berdasarkan Pandasila dan Undang-undang Dasar
1945;
b. Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
c. Menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional.

Pasal 7
1. Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud Pasal 4, maka Koperasi
menyelenggarakan kegiatan usaha yang berkaitan dengan kegiatan usaha
anggota, sebagai berikut;
a. Perbengkelan/ jasa perawaatan kendaraan dan penjualan spare part
b. Pencucian
c. Pengadaan alat pendukung operasional anggota
d. Penitipan kendaraan atau lahan parkir
e. Kegiatan usaha lainya dan yang terkait dengan kebutuhan anggota
koperasi dalam rangka peningkatan skala usaha koperasi sesuai dengan
kesepakatan anggota koperasi
2. Kegiatan usaha ditujukan untuk mempermudah masyarakat dan anggota
dalam memenuhi kebutuhan perawatan kendaraan demi kelancaran
operasional anggota dapat mengoptimalkan pendapatan serta dapat
mengurangi biaya perawatan kendaraan
3. Kegiatan pengadaan alat pendukung operasional anggota ditujukan untuk
menyediakan barang-barang keperluan pokok anggota secara kredit
maupun kontan. Pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
4. Koperasi dapat membuka cabang atau perwakilan dimana saja dalam
ruang lingkup wilayah kerja Sulawesi tengah
5. Dalam melaksanakan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
sampai dengan ayat 4 koperasi dapat melakukan kerja sama dengan
koperasi dan badan usaha lainnya, baik di dalam maupun di luar wilayah
Republik Indonesia.
6. Koperasi harus menyusun Rencana Kerja Jangka Panjang dan Rencana
Kerja Jangka Pendek serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Koperasi dan disahkan oleh Rapat Anggota.

BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal 8
Persyaratan untuk diterima menjadi anggota sebagai berikut:
1. Warga Negara Indonesia;
2. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (dewasa
dan tidak berada dalam perwalian dan sebagainya).
3. Bertempat tinggal di wilayah Propinsi Sulawesi Tengah.
4. Berprofesi sebagai driver atau pemilik mobil yang melakukan kegiatan
usaha dibidang transportasi online.
5. Mengajukan permohonan untuk menjadi anggota dan menyatakan
kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib.
6. Bersedia membayar simpanan pokok sebesar Rp 375.000,- (tiga ratus tujuh
puluh lima rupish) dan simpanan wajib yang telah ditentukan dalam
Anggaran Rumah Tangga dan/atau keputusan rapat anggota.
7. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan yang
berlaku.

Pasal 9
1. Keanggotaan koperasi diperoleh jika seluruh persyaratan telah dipenuhi,
simpanan pokok dan simpanan wajib telah dilunasi dan yang bersangkutan
terdaftar dan telah menandatangani Buku Daftar Anggota Koperasi.
2. Pengertian keanggotaan sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas termasuk
para pendiri.
3. Keanggotaan tidak dapat dipindah tangankan kepada siapapun dengan
cara apapun.
4. Koperasi secara terbuka dapat menerima anggota lain sebagai anggota.
5. Penerimaan anggota baru harus dengan persetujuan anggota koperasi.
6. Tata cara penerimaan anggota sebagaimana dimaksud ayat (4) diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 10
Setiap anggota mempunyai kewajiban:
1. Membayar rekening simpanan atau tabungan pada Koperasi sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga atau
diputuskan dalam Rapat Anggota (membayar simpanan wajib dan pokok
sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga atau
diputuskan dalam Rapat Anggota).
2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha Koperasi.
3. Mentaati ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan
Rapat Anggota dan ketentuan lainnya yang berlaku dalam Koperasi.
4. Memelihara serta menjaga nama baik dan kebersamaan dalam Koperasi.
Pasal 11
Setiap anggota berhak:
1. Memperoleh pelayanan dari Koperasi.
2. Menghadiri dan berbicara dalam rapat anggota.
3. Memiliki hak suara yang sama.
4. Mengajukan pendapat, saran dan usul untuk kebaikan dan kemajuan
Koperasi.
5. Memilih dan dipilih menjadi Pengurus atau Pengawas.
6. Memperoleh bagian Sisa Hasil usaha.

Pasal 12
1. Bagi mereka yang telah melunasi pembayaran simpanan pokok, akan
tetapi secara formal belum sepenuhnya melengkapi persyaratan
administratif, belum menandatangani Buku Daftar Anggota atau belum
membayar seluruh simpanan pokok termasuk simpanan wajib dan lain-lain
sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga berstatus sebagai
Calon Anggota.
2. Calon Anggota mempunyai kewajiban:
a. Membayar simpanan wajib sesuai ketentuan yang diputuskan Rapat
Anggota.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha koperasi.
c. Mentaati ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
Keputusan Rapat Anggota dan ketentuan lainnya yang berlaku dalam
koperasi.
d. Memelihara dan menjaga nama baik dan kebersamaan dalam koperasi.
3. Calon anggota mempunyai hak.
a. Memperoleh pelayanan Koperasi.
b. Menghadiri dan berbicara dalam rapat anggota.
c. Mengajukan pendapat, saran dan usul untuk kebaikan dan kemajuan
koperasi.

Pasal 13
1. Keanggotaan berakhir bila:
a. Anggota tersebut meninggal dunia.
b. Koperasi membubarkan diri atau dibubarkan oleh Pemerintah.
c. Berhenti atas permintaan sendiri.
d. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi lagi persyaratan
keanggotaan dan/atau melanggar ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga dan ketentuan lain yang berlaku dalam koperasi.
e. Apabila anggota koperasi meninggal dunia atau cacat keanggotaan,
simpanan wajib pokok, dan simpanan pokok dapat di wariskan kepada
ahli waris.
2. Anggota yang diberhentikan oleh Pengurus dapat meminta
pertimbangan/pembelaan kepada Rapat Anggota.
3. Simpanan pokok, simpanan wajib dan bagian Sisa Hasil Usaha anggota
yang diberhentikan oleh Pengurus, dikembalikan sesuai dengan ketentuan
Anggaran Rumah Tangga atau peraturan khusus.
4. Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku sah pada saat anggota koperasi
menerima surat serta penghapusan/pencoretan nama anggota yang
bersangkutan dari buku daftar anggota.
BAB V
RAPAT ANGGOTA

Pasal 14
1. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.
2. Rapat Anggota dilaksanakan untuk menetapkan:
a. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan perubahan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
b. Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha
koperasi.
c. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan pengawas.
d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
serta pengesahan laporan keuangan.
e. Pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dalam pelaksanaan
tugasnya dan pelaksanaan tugas pengawas bila koperasi mengangkat
pengawas tetap.
f. Pembagian Sisa Hasil Usaha.
g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran Koperasi.
3. Rapat Anggota dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun.
4. Rapat Anggota dapat dilakukan secara langsung atau melalui perwakilan
yang pengaturannya ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga.
5. Rapat Anggota Koperasi terdiri dari:
a. Rapat Anggota Tahunan.
b. Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja.
c. Rapat pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Pengurus dan
Pengawas.

Pasal 15
1. Rapat Anggota sah jika dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per dua) dari
jumlah anggota koperasi dan keputusan disetujui oleh lebih dari ½ (satu
per dua) bagian dari jumlah anggota yang hadir, kecuali apabila ditentukan
lain dalam Anggaran Dasar ini.
2. Apabila kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di atas tidak
tercapai, maka rapat anggota tersebut ditunda untuk waktu paling lama 7
(tujuh) hari, untuk rapat kedua dan diadakan pemanggilan kembali kedua
kalinya.
3. Apabila dalam rapat kedua sebagaimana yang dimaksud ayat (2) di atas
kuorum tetap belum tercapai, maka rapat anggota tersebut dapat
dilangsungkan dan keputusannya sah serta mengikat bagi semua anggota,
apabila dihadiri sekurang-kurangnya 1/3 (satu per tiga) dari jumlah
anggota dan keputusan disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
anggota yang hadir.
4. Pengaturan selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 16
1. Pengambilan keputusan rapat anggota berdasarkan musyawarah untuk
mencapai mufakat.
2. Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka pengambilan keputusan oleh rapat
anggota didasarkan atas suara terbanyak dari jumlah anggota anggota
yang hadir.
3. Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai hak
satu suara.
4. Anggota yang tidak hadir tidak dapat mewakilkan suaranya kepada
anggota lain yang hadir dalam Rapat Anggota tersebut.
5. Pemungutan suara dapat dilakukan secara terbuka dan atau secara
tertutup, kecuali mengenai diri orang dilakukan secara tertutup.
6. Keputusan rapat anggota dicatat dalam Berita Acara Rapat dan
ditandatangani oleh Pimpinan Rapat.
7. Pengurus Koperasi dapat juga mengambil keputusan terhadap sesuatu hal
tanpa mengadakan rapat anggota dengan ketentuan semua anggota
koperasi harus diberitahukan secara tertulis dan seluruh anggota Kperasi
memberikan persetujuan mengenai hal (usul keputusan) tersebut secara
tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut, tanpa ada tekanan
dari Pengurus dan atau pihak-pihak tertentu.
8. Pengaturan selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 17
Tempat, acara, tata tertib dan bahan materi Rapat Anggota harus sudah
disampaikan terlebih dahulu kepada anggota sekruang-kurangnya 7 (tujuh)
hari sebelum pelaksanaan Rapat Anggota.

Pasal 18
1. Rapat Anggota diselenggarakan oleh Pengurus Koperasi, kecuali Anggaran
Dasar menentukan lain.
2. Rapat Anggota dapat dipimpin langsung oleh Pengurus Koperasi dan atau
oleh Pimpinan Sidang dan Sekretaris Sidang yang dipilih dalam Rapat
Anggota tersebut.
3. Pemilihan pimpinan dan sekretaris sidang dipimpin oleh Pengurus Koperasi
dari anggota yang hadir, yang tidak memangku jabatan Pengurus,
Pengawas dan pengelola atau Karyawan Koperasi.
4. Setiap Rapat Anggota harus dibuat Berita Acara Rapat yang ditandatangani
oleh seluruh Pimpinan dan Sekretaris Rapat.
5. Berita Acara keputusan Rapat Anggota yang telah ditandatangani oleh
pimpinan dan sekretaris rapat menjadi bukti yang sah terhadap semua
anggota koperasi dan pihak ketiga.
6. Penandatanganan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak diperlukan,
jika Berita Acara Rapat tersebut dibuat oleh Notaris.

Pasal 19
1. Rapat Anggota Tahunan diadakan dalam waktu paling lambat 6 (enam)
bulan sesudah tutup tahun buku, kecuali ada pengaturan lain dalam
anggaran dasar.
2. Rapat Anggota tahunan membahas dan mengesahkan:
a. Laporan pertanggung jawaban Pengurus atas pelaksanaan tugasnya.
b. Neraca perhitungan laba rugi tahun buku yang berakhir 31 (tiga puluh
satu) Desember.
c. Penggunaan dan pembagian Sisa Hasil Usaha.
d. Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pengawas dalam satu tahun
buku.
3. Rapat anggota rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan
belanja membahas dan mengesahkan rencana kerja dan rencana
Anggaran belanja pendapatan dan belanja koperasi juga harus
dilaksanakan tiap tahun buku, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tahun
buku/anggaran yang bersangkutan dilaksanakan, yang diajukan oleh
Pengurus dan Pengawas.
4. Apabila rapat anggota rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan
dan belanja seperti tersebut pada ayat 3 (tiga) di atas belum mampu
dilaksanakan oleh koperasi karena alasan yang obyektif dan rasional
seperti efisiensi maka:
a. Rapat Anggota rencana Kerja dan rencana Anggaran pendapatan dan
belanja dapat dilaksanakan bersama dengan Rapat Anggota Tahunan
dengan acara rapat tersendiri (terpisah), dengan ketentuan Rapat
Anggota Tahunan harus dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah tutup tahun buku.
b. Selama Rapat Anggota rencana kerja dan rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja belum disahkan oleh rapat Anggota dalam
pelaksanaan tugasnya pengurus berpedoman pada rapat anggota
rencana kerja dan rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja tahun
sebelumnya yang telah mendapat persetujuan.
c. Pengaturan selanjutnya di atus dalam Anggaran Rumah Tangga atau
peraturan khusus.

Pasal 20
1. Rapat Anggota khusus diadakan untuk:
a. Pembubaran, penggabungan, peleburan dan pemecahan koperasi
dengan ketentuan.
1) Harus dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
anggota.
2) Keputusannya harus disetujui oleh ¾ (tiga per empat) dari jumlah
anggota yang hadir.
b. Pemberhentian, pemilihan dan pengangkatan pengurus dan pengawas
dengan ketentuan:
1) Harus dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah anggota.
2) Keputusannya harus disetujui oleh ¾ (tiga per empat) dari jumlah
anggota yang hadir.
2. Ketentuan dan pengaturan lebih lanjut diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga dan atau ketentuan khusus.

Pasal 21
1. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diselenggarakan apabila dipandang sangat
diperlukan adanya keputusan yang kewenangannya ada pada Rapat
Anggota dan tidak dapat menunggu dilaksanakannya Rapat Anggota biasa
seperti diatur dalam pasal 18 di atas.
2. Rapat Anggota Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas
diadakan apabila:
a. Ada permintaan paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari jumlah
anggota; dan atau;
b. Atas keputusan rapat Pengurus atau keputusan rapat Pengurus dan
Pengawas dan atau;
c. Dalam hal keadaan yang sangat mendesak untuk segera memperoleh
keputusan rapat anggota;
d. Negara dalam keadaan bahaya atau perang, tidak memungkinkan
diadakan Rapat Anggota biasa dan Rapat Anggota Khusus seperti
tersebut pada Pasal 19 di atas.
3. Rapat Anggota Luar Biasa sah dan keputusan mengikat seluruh anggota,
apabila:
a. Dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) dari jumlah
anggota dan keputusannya disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
anggota yang hadir.
b. Untuk maksud pada ayat (2.d) di atas harus dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 1/5 (satu per lima) dari jumlah anggota dan keputusannya
disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota yang hadir.
4. Ketentuan dan pengaturan selanjutnya diatur di dalam Anggaran Rumah
Tangga.

BAB VI
PENGURUS

Pasal 22
1. Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh Anggota dalam Rapat Anggota.
2. Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi pengurus sebagai berikut:
a. Mempunyai kemampuan pengetahuan tentang perkoperasian,
kejujuran, loyal dan berdedikasi terhadap koperasi.
b. Mempunyai keterampilan kerja dan wawasan usaha serta semangat
kewirausahaan;
c. Antara Pengurus tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan
semenda sampai derajat ke tiga.
3. Pengurus dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
4. Anggota Pengurus yang telah diangkat dicatat dalam Buku Daftar
Pengurus.
5. Anggota pengurus yang masa jabatannya telah berakhir dapat dipilih
kembali untuk masa jabatan berikutnya, apabila yang bersangkutan
berprestasi bagus dalam mengelola Koperasi.
6. Sebelum melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai pengurus harus
terlebih dahulu mengucapkan sumpah atau janji di depan Rapat Anggota.
7. Tata cara pemilihan, pengangkatan, pemberhentian dan sumpah pengurus
diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 23
1. Jumlah pengurus sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang, sebanyak-banyaknya
sesuai keputusan rapat anggota.
2. Pengurus terdiri dari sekurang-kurangnya:
a. Seorang ketua.
b. Seorang sekretaris.
c. Seorang bendahara.
3. Susunan pengurus Koperasi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga sesuai dengan kebutuhan organisasi dan kegiatan usaha koperasi.
4. Pengurus dapat mengangkat manager yang diberi wewenang dan kuasa
untuk mengelola usaha koperasi.
5. Apabila koperasi belum mampu mengangkat manager, maka salah satu
dari Pengurus dapat bertindak sebagai manager dan pengurus yang
bersangkutan harus melepaskan sementara jabatannya sebagai pengurus.
6. Pengaturan lebih lanjut tentang susunan, tugas pokok, wewenang dan
tanggung jawab dan tata cara pengangkatan Pengurus dan Pengawas
diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 24
Tugas dan kewajiban Pengurus adalah:
a. Menyelenggarakan dan mengendalikan organisasi dan usaha Koperasi.
b. Melakukan seluruh perbuatah hukum atas Koperasi.
c. Mewakili koperasi dalam dan diluar pengadilan.
d. Mengajukan rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja Koperasi.
e. Menyelenggarakan rapat anggota serta mempertanggung jawabkan
pelaksanaan tugas kepengurusannya.
f. Memutuskan penerimaan dan atau menolak anggota baru serta
pemberhentian anggota.
g. Membantu pelaksanaan tugas pengawasan dengan memberikan
keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti yang diperlukan.
h. Memberikan keterangan dan penjelasan kepada anggota mengenai
jalannya organisasi dan usaha koperasi.
i. Memelihara kerukunan di antara anggota dan mencegah segala hal yang
menyebabkan perselisihan.
j. Menanggung kerugian koperasi sebagai akibat karena kelalaiannya,
dengan ketentuan:
1) Jika kerugian yang timbul sebagai akibat kelalaian seorang atau
beberapa anggota Pengurus maka kerugian ditanggung oleh anggota
pengurus yang bersangkutan.
2) Jika kerugian yang timbul sebagai akibat kebijaksanaan yang telah
diputuskan dalam Rapat Pengurus, maka semua anggota pengurus
tanpa kecuali menanggung kerugian yang diderita koperasi.
k. Menyusun ketentuan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab
anggota pengurus, serta ketentuan mengenai pelayanan terhadap
anggota.
l. Meminta audit kepada koperasi jasa audit dan atau Akuntan Publik yang
biayanya ditanggung oleh koperasi dan biaya audit tersebut dimasukkan
dalam anggaran biaya koperasi.
m. Pengurus dan salah seorang yang ditunjuknya berdasarkan ketentuan yang
berlaku dapat melakukan tindakan hukum yang bersifat pengurusan dan
pemilihan dalam batas-batas tertentu berdasarkan persetujuan tertulis dari
Keputusan Rapat Pengurus dan Pengawas Koperasi dalam hal-hal sebagai
berikut:
1) mengadakan atau meminjamkan alat pendukung operasional anggota
atas nama Koperasi dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dala
Anggaran Rumah Tangga dan peraturan khusus koperasi.
2) Membeli, menjual atau dengan cara lain memperoleh atau melepaskan
hak atas barang bergerak milik koperasi dengan jumlah tertentu, yang
ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan khusus
koperasi.

Pasal 25
Pengurus mempunyai hak:
a. Menerima imbalan balas jasa sesuai keputusan Rapat Angggota.
b. Mengangkat dan memberhentikan manager dan karyawan koperasi.
c. Membuka kantor cabang, kantor cabang pembantu dan atau Kantor Kas
sesuai dengan keputusan rapat anggota.
d. Melakukan upaya-upaya dalam rangka mengembangkan usaha Koperasi.
e. Meminta laporan dari manager secara berkala dan sewaktu-waktu bila
diperlukan.

Pasal 26
1. Pengurus dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum masa
jabatannya berakhir apabila terbukti:
a. Melakukan kecurangan atau penyelewengan yang merugikan usaha dan
keuangan dan nama baik koperasi.
b. Tidak mentaati ketentuan undang-undang perkoperasian beserta
peraturan dan ketentuan pelaksanaannya, Angggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga dan keputusan Rapat Anggota.
c. Sikap maupun tindakannya menimbulkan akibat yang merugikan bagi
koperasi khususnya dan gerakan koperasi pada umumnya.
d. Melakukan dan terlibat dalam tindak pidana terutama di bidang
ekonomi dan keuangan dan tidak pidana lain yang telah diputus oleh
pengadilan, yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
2. Dalam hal salah seorang anggota pengurus berhenti sebelum masa
jabatan berakhir, Rapat Pengurus dengan dihadiri wakil pengawas dapat
mengangkat penggantinya dengan cara:
a. Menunjuk salah seorang pengurus untuk merangkap jabatan tersebut.
b. Mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan pengurus
tersebut.
3. Pengangkatan pengganti Pengurus yang berhenti sebagaimana diatur
dalam ayat (2) harus dipertanggungjawabkan oleh pengurus dan disahkan
oleh rapat anggota berikutnya.

BAB VII
PENGAWAS

Pasal 27
1. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Yang dapat dipiluh menjadi pengawas adalah anggota yang memenuhi
syarat sebagai berikut:
a. mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian, pengawasan dan
akuntansi, jujur, dan berdedikasi terhadap koperasi.
b. Memiliki kemampuan keterampilan kerja dan wawasan di bidang
pengawasan.
c. Sudah menjadi anggota sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
3. Pengawas dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
4. Pengawas terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.
Sebelum melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Pengawas, harus
terlebih dahulu mengucap sumpah atau janji di depan Rapat Anggota.

Pasal 28
1. Pengawas dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum masa jabatan
berakhir apabila terbukti:
a. Melakukan tindakan, perbuatan yang merugikan keuangan dan nama
baik Koperasi.
b. Tidak mentaati ketentuan undang-undang Perkoperasian beserta
pengaturan ketentuan pelaksanaannya, Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga dengan Keputusan Rapat Anggota.
2. Dalam hal salah seorang anggota Pengawas berhenti sebelum masa
jabatan berakhir, rapat Pengawas dengan dihadiri oleh Wakil Pengurus
dapat mengangkat pengganti dengan cara:
a. Jabatan dan tugas tersebut dirangkap oleh anggota pengawas yang
lain.
b. Mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan pengawas
tersebut.
3. Pengangkatan pengganti Pengawas sebagaimana tersebut dalam ayat (2)
di atas, dilaporkan oleh Pengawas kepada Rapat Anggota yang terdekat
setelah penggantian yang bersangkutan untuk diminta pengesahan atau
memilih mengangkat Pengawas yang lain.

BAB VIII
KANTOR CABANG, CABANG PEMBANTU DAN KANTOR KAS

Pasal 29
1. Untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota, koperasi dapat membuka
jaringan pelayanan berupa Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, dan
Kantor Kas ditempat kedudukan koperasi atau tempat lain.
2. Kantor Cabang berfungsi mewakili Kantor Pusat dalam menjalankan
kegiatan usaha untuk menghimpun dana dan penyalurannya serta
mempunyai wewenang memutuskan pemberian pinjaman yang selanjutnya
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan lain.
3. Kantor Cabang Pembantu berfungsi mewakili Kantor Cabang dalam
menjalankan kegiatan usaha untuk menghimpun dana dan penyalurannya
serta mempunyai wewenang menerima permohonan pinjaman tetapi tidak
mempunyai wewenang untuk memutuskan pemberian pinjaman.
4. Kantor Kas berfungsi mewakili Kantor Cabang dalam menjalankan kegiatan
usaha untuk menghimpun dana.

Pasal 30
1. Pengelolaan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas
dilakukan oleh Pimpinan Cabang, Pimpinan Kantor Cabang Pembantu dan
Pimpinan Kantor Kas yang dibantu Karyawan.
2. Pengangkatan pengelola sebagaimana diatur dalam ayat (1) diangkat oleh
Pengurus dengan perjanjian (kontrak) kerja tertulis setelah mendengar
saran dari manajer.
3. Persyaratan untuk diangkat menjadi pimpinan Kantor Cabang, Kantor
Cabang Pembantu dan Pimpinan Kantor Kas adalah:
a. Mempunyai keahlian di bidang keuangan atau pernah mengikuti
pelatihan simpan pinjam atau magang dalam usaha simpan pinjam.
b. Tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang keuangan dan atau
dihukum karena terbukti tindak pidana di bidang keuangan.
c. Memiliki akhlak dan moral yang baik serta berdedikasi tinggi.
4. Dalam melaksanakan tugasnya, Pimpinan Kantor Cabang, Kantor Cabang
Pembantu dan Kantor Kas bertanggungjawab kepada Pengurus yang
secara tehnis operasionalnya diatur dalam Peraturan khusus.
5. Pengaturan lebih lanjut mengenai tugas, hak, dan wewenang Pimpinan
Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas diatur lebih
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga dan Kontrak Kerja.

BAB IX
PENGELOLAAN USAHA

Pasal 31
1. Pengelolaan usaha dapat dilakukan oleh manager dengan dibantu
beberapa orang karyawan yang diangkat oleh pengurus melalui perjanjian
atau kontrak kerja yang dibuat secara tertulis.
2. Pengurus dapat secara langsung melakukan pengelolaan kegiatan usaha.
3. Pengangkatan manager dan karyawan sebagaimana tersebut dalam ayat
(1) harus mendapat persetujuan Rapat Anggota.
4. Persyaratan untuk diangkat jadi manager adalah:
a. Mempunyai keahlian di bidang keuangan
b. Tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang keuangan dan atau
dihukum karena terbukti melakukan tidak pidana di bidang keuangan.
c. Memiliki akhlak dan moral yang baik.
d. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah penguus.
5. Dalam melaksanakan tugasnya manager bertanggung jawab kepada
Pengurus.

Pasal 32
Tugas dan kewajiban Manager adalah:
a. Melaksanakan kebijaksanaan pengurus dalam mengelola usaha koperasi.
b. Mengendalikan dan mengkoordinir semua kegiatan usaha yang
dilaksanakan oleh para karyawan.
c. Melakukan pembagian tugas secara jelas dan tegas mengenai bidang dan
pelaksanaannya.
d. Mentaati segala ketentuan yang telah diatur dalam anggaran dasar,
anggaran rumah tangga, keputusan rapat anggota, kontrak kerja dan
ketentuan lainnya yang berlaku pada koperasi yang berkaitan dengan
pekerjaannya.
e. Menanggung kerugian usaha koperasi sebagai akibat dari kelalaian dan
atau tindakan yang disengaja atas pelaksanaan tugas yang dilimpahkan.

Pasal 33
1. Hak dan wewenang Manager:
a. Menerima penghasilan sesuai perjanjian kerja yang telah disepakati dan
ditandatangani bersama oleh pengurus dan Manager.
b. Mengembangkan usaha dan kemampuan diri untuk melaksanakan tugas
yang dibebankan.
c. Membela diri atas segala tuntutan yang ditujukan kepada dirinya.
d. Bertindak untuk dan atas nama pengurus dalam rangka menjalankan
usaha.
e. Menetapkan pedoman pelaksanaan, pengelolaan usaha atau standar
operasional prosedur yang disahkan oleh Rapat Anggota.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan tugas, kewajiban, hak dan
wewenang Manager dan Karyawan diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga, ketentuan khusus dan kontrak kerja.
Pasal 34
1. Karyawan yang melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam sekurang-
kurangnya terdiri dari:
a. Bagian penerimaan dan pembayaran simpanan dan tabungan.
b. Kasir.
c. Bagian pembukuan.
d. Panitia kredit/Bagian Pemberian Pinjam.
e. Bagian penagihan.
2. Ketentuan mengenai tugas karyawan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau peraturan khusus.

BAB X
PENASEHAT

Pasal 35
1. Apabila diperlukan pengurus dapat mengangkat penasehat atas
persetujuan Rapat Anggota.
2. Penasehat memberi saran/anjuran kepada Pengurus untuk kemajuan
organisasi, usaha koperasi baik diminta atau tidak diminta.
3. Penasehat dapat menghadiri Rapat Anggota dan atau Rapat Pengurus dan
mempunyai hak berbicara tetapi tidak mempunyai hak suara.
4. Penasehat berhak menerima penghasilan/imbalan jasa sesuai dengan
keputusan Rapat Anggota.

BAB XI
PEMBUKUAN KOPERASI

Pasal 36
1. Tahun Buku Koperasi adalah tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan
tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember, dan pada akhir bulan Desember
tiap-tiap tahun pembukuan koperasi ditutup;
2. Koperasi wajib menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia dan standar akuntansi
Koperasi pada khususnya serta Standar Akuntansi Indonesia pada
umumnya;
3. Dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah pembukuan Koperasi
ditutup, maka Pengurus wajib menyusun dan menyampaikan Laporan
Tahunan yang telah diaudit oleh Pengawas sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan ditanda tangani oleh semua
anggota Pengurus untuk disampaikan kepada Rapat Anggota yang disertai
hasil audit Pengawas.
4. Apabila diperlukan, Laporan Tahunan Pengawas dapat diaudit oleh
Akuntan Publik atas permintaan Rapat Anggota, atau apabila Koperasi
tidak mengangkat Pengawas tetap, maka Laporan Tahunan Pengurus
harus diaudit oleh Akuntan Publik sebelum diajukan ke Rapat Anggota dan
hasil audit tersebut menjadi perbandingan Laporan Pertanggungjawaban
Pengurus.
5. Ketentuan pengaturan lebih lanjut mengenai isi, bentuk, susunan Laporan
Pertanggungjawaban Pengurus dan pelaksanaan audit diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga dan peraturan tertulis

BAB XI
MODAL KOPERASI

Pasal 37
1. Koperasi mempunyai modal sendiri dan modal yang diperoleh dari uang
simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, uang pinjaman dan
penerimaan lain yang sah.
2. Modal dasar yang disetor pada saat pendirian Koperasi ditetapkan sebesar
Rp. 15.000.000,- (limabelas juta rupiah) yang berasal dari simpanan
pokok, simpanan wajib, hibah dan modal penyertaan dari para pendiri;
3. Modal sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana
cadangan, sumbangan, hibah dan lain-lain yang tidak mengikat;
4. Modal luar yang dipergunakan untuk memperbesar usaha koperasi berasal
dari pinjaman yang tidak merugikan koperasi, berupa pinjaman dari:
a. Anggota;
b. Koperasi lainnya dan atau anggotanya;
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya;
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya;
e. Sumber lain yang sah dalam maupun luar negeri.
5. Koperasi dapat melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal
penyertaan.
6. Rapat Anggota menetapkan jumlah setinggi-tingginya yang dapat
disediakan sebagai uang kas, dan kelebihannya dengan segera harus
disimpan atas nama Koperasi pada Koperasi;
7. Uang kelebihan yang disimpan itu hanya dapat diminta kembali dengan
kwitansi yang ditandatangani oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
anggota pengurus atau lebih seorang pengawas yang ditunjuk oleh
pengawas.

BAB XIII
PENGADAAN PERALATAN DAN ALAT PENDUKUNG
OPERASIONALANGGOTA

Pasal 38
1. Dalam usaha pengadaan alat penunjang operasional anggota koperasi
dapat menetapkan beberapa jenis pinjaman sesuai peraturan yang berlaku
2. Pengadaan alat pendukung operasional hanya dapat diberikan kepada
anggota, calon anggota, Koperasi lain dan anggotanya;
3. Pengadaan alat diberikan dengan memperhatikan kemampuan
pengembalian dari peminjam serta kemampuan keuangan Koperasi;
4. Setiap pinjaman yang diberikan harus diikat dengan surat perjanjian
pinjaman yang diperkuat dengan jaminan;
5. Jaminan-jaminan dapat berupa surat buktu kepemilikan barang, hak tagih
yang sah;
6. Setiap permohonan pengadaan alat harus didukung bukti yang mendukung
pengadaan tersebut;

Pasal 39
Ketentuan lebih lanjut mengenai pinjaman diatur dalam Peraturan Khusus;

BAB XIV
SIMPANAN ANGGOTA

Pasal 40
1. Setiap anggota harus menyimpan atas namanya pada Koperasi, simpanan
pokok sejumlah Rp 450.000,- (empat ratus limapuluh ribu rupiah) yang
pada waktu keanggotaan diakhiri, merupakan suatu tagihan atas koperasi
sebesar tadi, jika perlu dikurangi dengan bagian tanggungan kerugian;
2. Uang simpanan pokok pada prinsipnya harus dibayar sekaligus, akan
tetapi Pengurus dengan pertimbangan tertentu dapat mengijinkan anggota
untuk membayarnya dengan angsuran perbulan, maksimal 3 (tiga) kali
angsuran;
3. Tiap anggota yang akan mengangsur simpanan pokok harus menyatakan
kesanggupan secara tertulis;
4. Tiap anggota diwajibkan membayar Simpanan Wajib atas namanya pada
Koperasi sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Rumah
Tangga/Peraturan Khusus;
5. Setiap anggota digiatkan untuk mengadakan simpanan atas namanya pada
koperasi menurut kehendaknya sendiri, baik secara deposito maupun giro;

Pasal 41
1. Uang simpanan pokok dan simpanan wajib tidak dapat diminta kembali
selama anggota belum berhenti sebagai anggota;
2. Uang simpanan lainnya dapat diminta kembali menurut peraturan khusus
atau perjanjian. Dan yang merupakan giro dapat diminta kembali sewaktu-
waktu;
3. Jika diperlukan, koperasi dapat mengadakan simpanan khusus yang diatur
dalam peraturan khusus/Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 42
Apabila keanggotaan berakhir menurut Pasal 12 ayat (3):
a. Uang simpanan pokok dan uang simpanan wajib setelah dipotong dengan
bagian tanggungan yang ditetapkan, dikembalikan kepada yang berhak
dengan segera selambat-lambatnya 1 (satu) bulan kemudian;
b. Uang simpanan pokok dan uang simpanan wajib setelah dipotong dengan
bagian tanggungan yang ditetapkan, dikembalikan kepada bekas anggota
dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah Rapat Anggota Tahunan yang akan
datang;
c. Atau uang simpanan pokok menjadi kekayaan koperasi dan pengembalian
simpanan wajib diserahkan kepada Rapat Anggota dengan
mempertimbangkan kesalahan anggota yang mengakibatkan
pemecatannya.
BAB XV
SISA HASIL USAHA

Pasal 43
1. Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurangi penyusutan, kewajiban lain termasuk Pajak, dan
segala biaya yang dikeluarkan dalam tahun buku yang bersangkutan;
2. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh Koperasi, setelah dikurangi dana cadangan
dibagikan untuk:
a. Anggota sesuai transaksi dan simpanannya;
b. Pendidikan;
c. insentif untuk Pengurus;
d. untuk dana pendidikan;
e. untuk dana sosial dan pembangunan daerah kerja;
3. Pembagian dan prosentase pembayaran sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2), ditentukan dan diputuskan dalam keputusan Rapat Anggota dan
ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga;
4. Bagian Sisa Hasil Usaha untuk anggota dapat diberikan secara langsung
atau dimasukkan dalam simpanan atau tabungan anggota yang
bersangkutan yang sesuai keputusan Rapat Anggota;

Pasal 44
1. Dana cadangan adalah kekayaan koperasi yang disediakan untuk menutup
kerugian sehingga tidak boleh dibagikan kepada anggota;
2. Rapat Anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi
75% dari seluruh jumlah dana cadangan untuk perluasan usaha koperasi;
3. Sekurang-kurangnya 25% dari dana cadangan harus disimpan dalam
bentuk giro pada Bank sesuai keputusan Rapat Anggota.

BAB XVI
TANGGUNGAN ANGGOTA

Pasal 45
1. Bilamana koperasi dibubarkan dan pada penyelesaian ternyata bahwa
kekayaan Koperasi tidak mencukupi untuk melunasi segala perjanjian dan
kewajiban, maka sekalian anggota dan mereka yang telah berhenti sebagai
anggota dalam waktu 1 (satu) tahun sebelum pembubaran koperasi
diwajibkan menanggung kerugian itu;
2. Bila menurut kenyataan ada anggota dan mereka yang berhenti sebagai
anggota dalam waktu 1 (satu) tahun yang sebelum pembubaran koperasi,
tidak mampu memenuhi kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam
pasal ini, maka kekurangan itu dibebankan kepada anggota lain, hingga
jumlah kerugian yang menurut perhitungan harus dibayar oleh para
anzssggota dan mereka yang berhenti sebagai anggota dapat dipenuhi;
3. Segala persoalan mengenai penentuan tindakan atau kejadian mana yang
menyebabkan kerugian diselesaikan menurut ketentuan yang berlaku.

Pasal 46
1. Kerugian yang diderita oleh Koperasi pada akhir tahun buku, ditutup
dengan dana cadangan;
2. Jika kerugian yang diderita oleh koperasi pada akhir suatu tahun buku
tidak dapat ditutup dengan dana cadangan sebagaimana dimaksud ayat
(1), maka rapat anggota dapat memutuskan untuk membebankan bagian
kerugian tersebut di atas (jumlah kerugian dikurangi dengan dana
cadangan yang tersedia) kepada anggota dan kepada mereka yang telah
berhenti sebagai anggota dalam tahun buku yang bersangkutan, masing-
masing yang besarnya dua kali simpanan pokok;

Pasal 47
Anggota-anggota yang telah berhenti dari Koperasi tidak menanggung
kerugian usaha yang tidak turut diputuskan oleh mereka sesudah keluar dari
Koperasi;

BAB XVII
PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN

Pasal 48
1. Pembubaran Koperasi dapat dilaksanakan berdasarkan:
a. keputusan Rapat Anggota atau;
b. keputusan Pemerintah, apabila:
1) terdapat bukti bahwa koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi
undang-undang perkoperasian;
2) kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau
kesusilaan;
3) kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan;
2. Pembubaran oleh Rapat Anggota didasarkan pada:
a. jangka waktu berdirinya Koperasi telah berakhir;
b. atas permintaan sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah
anggota;
c. koperasi tidak lagi melakukan kegiatan usahanya;

Pasal 49
1. Dalam hal Koperasi hendak dibubarkan maka Rapat Anggota membentuk
tim penyelesai yang terdiri dari unsur anggota, Pengurus, dan pihak lain
yang dianggap perlu dan diberi kuasa untuk menyelesaikan pembubaran
koperasi;
2. Penyelesai mempunyai hak dan kewajiban:
a. melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi dalam
penyelesaian;
b. mengumpulkan keterangan yang diperlukan;
c. memanggil Pengurus, anggota dan bekas anggota tertentu yang
diperlukan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama;
d. memperoleh, menggunakan dan memeriksa segala catatan dan arsip
Koperasi;
e. menggunakan sisa kekayaan Koperasi untuk menyelesaikan kewajiban
Koperasi baik kepada anggota maupun kepada pihak ketiga;
f. membuat berita acara penyelesaian, atau dalam bentuk akta otentik
notarial, atau dalam bentuk akta dibawah tangan yang dibukukan
(legalisasi notaris) atau dalam bentuk akta dibawah tangan yang
didaftarkan (didaftar/dicatat notaris) dan menyampaikan pemerintah.
3. Pengurus Koperasi menyampaikan keputusan pembubaran Koperasi oleh
Rapat Anggota tersebut kepada Pejabat Koperasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
4. Pembayaran biaya penyelesaian didahulukan dari pada pembayaran
kewajiban lainnya.

Pasal 50
Dalam masa penyelesaian, kewajiban koperasi, didasarkan pada urutan
sebagai berikut:
a. gaji pegawai yang terutang;
b. biaya perkara di pengadilan;
c. biaya lelang;
d. biaya pajak;
e. biaya kantor seperti listrik, telepon, sewa, dan pemeliharaan gedung;
d. penyimpanan dana atau penabung yang pembayarannya dilakukan secara
berimbang untuk setiap penyimpan/penabung dalam jumlah yang
ditetapkan oleh Tim Penyelesai berdasarkan persetujuan menteri;
e. kreditur lainnya;

Pasal 51
Sisa kekayaan Koperasi yang masih ada, setelah dikurangi kewajiban
pembayaran Koperasi diserahkan dengan urutan sebagai berikut:
a. Koperasi lain yang baru dibentuk, atau koperasi lain sebagai kelanjutan
dari koperasi yang dibubarkan;
b. Koperasi pusatnya, dimana koperasi yang dibubarkan sebagai anggotanya;
c. Koperasi lain yang ada di daerah yang bersangkutan;

Pasal 52
1. Seluruh anggota wajib menanggung kerugian yang timbul pada saat
pembubaranKoperasi;
2. Tanggungan anggota terbatas pada simpanan pokok, simpanan wajib yang
sudah dibayarkan.
3. Anggota yang telah keluar sebelum Koperasi dibubarkan wajib
menanggung kerugian, apabila kerugian tersebut terjadi selama anggota
yang bersangkutan masih menjadi anggota Koperasi dan apabila keluarnya
sebagai anggota koperasi belum melewati jangka waktu 6 (enam) bulan.

BAB XVIII
SANKSI

Pasal 53
1. Apabila anggota pengurus melanggar ketentuan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan peraturan lainnya yang berlaku di
Koperasi dikenakan sanksi oleh Rapat Anggota berupa:
a. peringatan lisan;
b. peringatan tertulis;
c. dipecat dari keanggotaan atau jabatannya;
d. diberhentikan bukan atas permintaan sendiri;
e. diajukan ke Pengadilan.
2. Ketentuan mengenai sanksi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga
BAB XX
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS

Pasal 54
Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus,
yang memuat peraturan pelaksanaan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar
Koperasi dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

Pasal 55
Anggaran Dasar ini disahkan oleh Rapat Anggota Pembentukan Koperasi yang
dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 5 November 2009 di Jalan Kapas
nomor 9, Kelurahan Semaki, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta

ANGGARAN RUMAH TANGGA


KOPERASI TRANSPORTASI ONLINE
SULAWESI TENGAH

BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU

Pasal 1
1. Koperasi driver online disebut “Koperasi” bertempat kedudukan di Jl.
………………………………….
2. Koperasi didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan.

BAB II
JENIS DAN WILAYAH KERJA

Pasal 2
1. Koperasi adalah Koperasi jasa angkutan berbasis online yang anggotanya
terdiri dari perorangan
2. Koperasi adalah koperasi yang memberikan pelayanan barang dan/ atau
jasa kepada anggotanya selaku konsumen, namun dapat juga memberikan
pelayanan kepada perorangan selaku produsen barang/ jasa.
3. Wilayah kerja Koperasi mencakup seluruh wilayah Provinsi Sulawesi
Tengah

BAB III
LANDASAN, AZAS DAN PRINSIP

Pasal 3
1. Koperasi berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Azas Kekeluargaan.

2. Dalam melaksanakan kegiatan, landasan tersebut pada ayat (1) pasal ini
dan nilai-nilai serta prinsip-prinsip koperasi dipergunakan sebagai dasar
pertimbangan dari tata kerja, kegiatan dan kebijakan Koperasi
BAB IV
FUNGSI, PERAN DAN USAHA

Pasal 4
Koperasi merupakan wahana bagi anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk mengembangkan potensi masing-masing guna meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosial.

Pasal 5
1. Koperasi menyelenggarakan dan mengembangkan kegiatan usaha yang
mampu memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan anggota khususnya,
dan masyarakat pada umumnya.
2. Sebelum ditetapkan, kegiatan usaha yang akan dilaksanakan wajib dikaji
terlebih dahulu secara menyeluruh mengenai kelayakan teknis, finansial
serta manfaatnya bagi anggota Koperasi dan masyarakat.
3. Kegiatan usaha sebagaimana dimaksud adalah:
a. Mengadakan bebarapa barang dan jasa dibutuhkan anggotanya
b. Menjalankan usaha pemasaran produk dan jasa, termasuk penjualan
secara berjenjang, waralaba maupun melalui internet
c. Melaksanakan kemitraan antara Koperasi dengan pihak lain,
Pemerintah, BUMN, BUMS, perbankan, koperasi lainnya dan Lembaga
Swadaya Masyarakat (NGO) dari dalam maupun luar negeri dalam
usaha / permodalan yang saling menguntungkan
d. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan perkoperasian,
kewirausahaan, dan lain-lain dalam rangka peningkatan sumber daya
manusia dan kesejahteraan anggota
e. Mengadakan usaha barang-barang primer dan sekunder untuk anggota
dan masyarakat
4. Mengadakan usaha jasa di bidang perbengkelan, penjualan spare part
pengadaan alat, pencucian, pelatihan, pendidikan, pendampingan,
konsultansi, Dalam menyelenggarakan kegiatan usaha tersebut pada ayat
(3) pasal ini, Koperasi dapat membentuk Unit dan Cabang Usaha di luar
wilayah Kantor Pusatnya atau membentuk Usaha Bersama dengan pihak
lain dengan tetap memperhatikan efisiensi, efektivitas serta produktivitas
usaha dimaksud.
5. Unit-unit Usaha Koperasi yang dibentuk sebagaimana dimaksud dalam ayat
4 pasal ini wajib dikelola secara professional dan diadministrasikan secara
terpisah satu dari yang lain, namun tetap merupakan satu kesatuan dari
organisasi Koperasi.
6. Dalam hal Koperasi membentuk Usaha Bersama dengan pihak lain, bentuk
usaha dimaksud dapat berupa bentuk hukum lain atau melakukan
kerjasama yang bersifat khusus berdasarkan suatu perjanjian.

BAB V
KEANGGOTAAN

Pasal 6
1. Yang dapat menjadi anggota Koperasi ialah warga Negara RI yang
memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan berdomisili di Sulawesi Tengah.
Dan berprofesi sebagai driver atau pemilik mobil yang digunakan sebagai
alat transpotasi online.
2. Keanggotaan bersifat aktif dengan mengajukan secara tertulis kepada
Pengurus.

Pasal 7
1. Pengurus wajib mengembalikan kepada Anggota yang berhenti atas
permintaan sendiri, jumlah Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Modal
Penyertaan dan Simpanan-simpanan lainnya setelah diperhitungkan
dengan hak dan / atau kewajibannya kepada Koperasi yang masih
terhutang, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah permintaannya
diterima Pengurus.
2. Demikian juga apabila ada anggota yang meninggal dunia yang
menyebabkan keanggotaan yang bersangkutan berakhir, Koperasi
memberikan bantuan kepada keluarganya sebesar 2 (dua) kali Simpanan
Pokok berikut pengembalian seluruh Simpanan Pokok, Simpanan Wajib,
Modal Penyertaan dan Simpanan-simpanan lainnya setelah diperhitungkan
dengan hak dan / atau kewajibannya kepada KOPERASI yang masih
tehutang, kecuali haknya tidak bisa mencukupi kewajibannya, maka
pewaris berkewajiban menyelesaikan usaha dan kewajiban dari anggota
yang bersangkutan.

Pasal 8
1. Setiap Anggota/ Anggota Luar Biasa Koperasi wajib mentaati ketentuan
dalam AD, ART dan Keputusan Rapat Anggota yang berlaku.
2. Setiap Anggota/ Anggota Luar Biasa Koperasi wajib berpartisipasi dan/
atau memanfaatkan jasa dari sekurang-kurangnya salah satu dari kegiatan
usaha yang diselenggarakan Koperasi.

BAB VI
PERANGKAT KOPERASI

Pasal 9
Perangkat Organisasi Koperasi terdiri dari:
1. Rapat Anggota
2. Pengurus
3. Pengawas

BAB VII
RAPAT ANGGOTA

Pasal 10
1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Anggota
diselenggarakan pengurus sudah harus menyampaikan undangan beserta
agenda yang akan dibahas dalam Rapat Anggota kepada setiap anggota.
Undangan dapat disampaikan melalui SMS (short Message Service) atau
email.
2. Materi pembahasan dan jenis-jenis keputusan yang akan diambil dalam
Rapat Anggota, dikirimkan pada setiap anggota paling lambat 1 (satu) hari
sebelum Rapat Anggota dilaksanakan dalam bentuk soft copy melalui
media elektronik lainnya yang mudah diakses oleh anggota atau dalam
bentuk hard copy yang dapat diambil sendiri di kantor.
3. Rapat Anggota dipimpin oleh pengurus atau pengawas.
4. Sebelum rapat dimulai pimpinan rapat membacakan tata tertib dan
menghitung jumlah peserta yang hadir untuk menentukan serta
mengesahkan quorum rapat.
5. Usul, pertanyaan, aspirasi dapat diajukan secara tertulis sebelum Rapat
Anggota dilaksanakan.
6. Rapat Anggota dibuka dan ditutup dengan doa kepada Allah SWT.

Pasal 11
1. Setiap anggota yang tidak dapat hadir dalam Rapat Anggota dapat
memberikan surat kuasa kepada anggota lain yang hadir, tetapi tidak
dapat mewakilkan suaranya.
2. Mekanisme pemberian surat kuasa akan diatur lebih lanjut dalam Tata
Tertib Rapat Anggota.
3. Anggota luar biasa tidak dapat menerima surat kuasa.

Pasal 12
1. Waktu pelaksanaan Rapat Anggota diatur sebagai berikut:
a. Rapat Anggota Tahunan diselenggarakan setiap tahun paling lambat 3
(tiga) bulan setelah tahun buku yang bersangkutan berakhir.
b. Rapat Anggota untuk membahas Rencana Kerja dan Anggaran Koperasi
diselenggarakan setiap tahun paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
tahun anggaran dimulai.

Pasal 13
1. Rapat Anggota Tahunan (RAT) untuk:
a. Membahas dan mengesahkan Laporan dan Pertanggungjawaban
Pengurus dan Pengawas
b. Menetapkan pembagian dan peruntukan Sisa Hasil Usaha yang
diperoleh dalam tahun buku yang baru ditutup;
c. Memberhentikan anggota Pengurus dan Pengawas yang telah habis
masa jabatannya;
d. Memilih dan mengangkat anggota Pengurus dan Pengawas untuk
menggantikan anggota Pengurus dan Pengawas yang telah habis masa
jabatannya;
e. Mengukuhkan pemberhetian anggota Pengurus/Pengawas yang
berhenti sebelum masa jabatannya berakhir;
f. Mengukuhkan anggota Pengurus/Pengawas yang diangkat sebagai
pengganti anggota Pengurus/Pengawas yang berhenti sebelum masa
jabatannya berakhir;
g. Menetapkan pengangkatan dan/ atau pemberhentian anggota Dewan
Penasehat.
2. Laporan dan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas tersebut pada
ayat (1) huruf a pasal ini, masing-masing ditandatangani oleh semua ketua
Pengurus/Pengawas yang bersangkutan.
3. Bila ada satu atau lebih ketua Pengurus/Pengawas yang tidak
menandatangani Laporan dan Pertanggungjawaban tersebut pasa ayat (1)
huruf a pasal ini, yang bersangkutan harus memberi penjelasan secara
tertulis, dan dilampirkan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan
dan Pertanggungjawaban terkait.
Pasal 14
1. Apabila Laporan dan Pertanggungjawaban Pengurus/ Pengawas tersebut
pada pasal 13 ayat (1) huruf a ART tidak dapat diterima Rapat Anggota
Tahunan (RAT), maka pada saat itu RAT membentuk formatur untuk
memimpin sementara operasional Koperasi.
2. Selain itu, RAT juga membentuk Tim Verifikasi untuk mengadakan
pemeriksaan ulang atas Laporan Pertanggungjawaban Pengurus. Anggota
Pengurus dan Pengawas dalam masa jabatan tidak boleh ditunjuk sebagai
anggota Tim Verifikasi.
3. Tim Verifikasi terdiri dari 5 (lima) orang dengan susunan sebagai berikut:
seorang ketua merangkap anggota, seorang Sekretaris merangkap
anggota dan 3 (tiga) orang anggota.
4. Batas waktu kerja Tim Verifikasi ditetapkan selambat-lambatnya 60
(enampuluh) hari kerja, dan dalam melaksanakan tugasnya Tim dapat
minta bantuan jasa Akuntan Publik.
5. Hasil kerja Tim Verifikasi dilaporkan dalam Rapat Anggota Luar Biasa yang
diadakan 1 (satu) minggu setelah batas waktu kerja Tim Verifikasi.
6. Semua biaya yang dikeluarkan Tim Verifikasi dibebankan kepada Anggaran
Koperasi.

Pasal 15
1. Rapat Pleno diselenggarakan minimal 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.
2. Rapat Pleno diselenggarakan untuk membahas dan menetapkan Kebijakan
Pokok dalam bidang organisasi, tata kerja, manajemen/pengelolaan dan
usaha termasuk pada:
- Pengangkatan dan pelimpahan sebagian wewenang Pengurus kepada
manager professional;
- Perangkapan fungsi Pengawas oleh Pengurus;
- Pengembangan atau pemekaran usaha;
- Penghapusan/ penggabungan kegiatan usaha;
- Penjualan/ penggadaian/ pengalihan harta tak bergerak;
- Kebijakan harga penjualan dan suku bunga.
3. Rapat Pleno dihadiri oleh Pengurus, Pengawas dan Pengelola Koperasi.

Pasal 16
1. Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) diselenggarakan sewaktu-waktu
dianggap perlu, untuk membahas dan memecahkan permasalahan yang
sifatnya mendasar dan perlu diselenggarakan secepatnya.
2. RALB dihadiri oleh Anggota / perwakilan, tidak termasuk Anggota Luar
Biasa
3. Hal-hal yang bersifat mendasar tersebut pada ayat (1) pasal ini antara lain:
a. Pemberhentian anggota Pengurus dan/ atau Pengawas yang telah
terbukti menimbulkan kerugian pada Koperasi dan atau anggotanya
karena tidak betindak sesuai dengan wewenang atau bertindak
melampaui batas wewenang yang ada padanya;
b. Perubahan/ penyempurnaan AD dan/ atau ART;
c. Pembubaran Koperasi dan pembentukan Panitia Penyelesaian;
d. Penyelamatan Koperasi dari kerugian yang berkelanjutan dan telah
mengakibatkan berkurangnya modal sendiri.
Pasal 17
Implementasi keputusan Rapat Anggota ditindaklanjuti/ dituangkan dalam
Surat Keputusan dan/ atau Peraturan Khusus yang diterbitkan oleh Pengurus.

BAB VIII
PENGURUS

Pasal 18
1. Pengurus KOPERASI dipilih dari dan oleh anggota secara langsung atau
melalui formatur.
2. Dalam hal dipilih melalui formatur, maka Rapat Anggota menetapkan
jumlah formatur sekurang-kurangnya terdiri dari 5 (lima) dan sebanyak-
banyaknya 9 (sembilan) orang yang dipilih secara langsung dalam Rapat
Anggota.
3. Keanggotaan Formatur dapat melibatkan 1 (satu) orang Pengurus lama,
dan 1 (satu) orang Pengawas lama.
4. Anggota Formatur tidak harus menjadi Pengurus.

Pasal 19
1. Selain dari syarat yang ditetapkan pada bab VI pasal 21 ayat (2) AD, yang
dapat dicalonkan menjadi anggota Pengurus harus memenuhi syarat
tambahan berikut:
a. Menjadi anggota Koperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun tidak
terputus-putus
b. Tidak pernah melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan
Koperasi.
c. Tidak mempunyai tunggakan Simpanan Pokok/ atau Simpanan Wajib.
d. Tidak pernah memperoleh teguran tertulis dari Pengurus karena lalai
melakukan kewajibannya sehubungan dengan pengenaan sanksi
berdasarkan ketentuan dalam pasal 39 ART ini.
e. Tidak menjadi anggota organisasi politik/ kemasyarakatan yang dilarang
oleh Pemerintah.
f. Dapat menyediakan waktu untuk kepentingan Koperasi.
2. Masa Jabatan Pengurus 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali untuk
masa jabatan berikutnya.

Pasal 20
1. Selama belum dilakukan serah terima jabatan kepengurusan, Pengurus
Lama masih berfungsi dan menjalankan tugas sehari-hari dalam
kedudukan demisioner.
2. Pengurus Demisioner memberitahukan secara tertulis susunan Pengurus
Baru kepada semua anggota/ anggota LB, Pengawas dan Dewan
Penasehat.
3. Serah terima jabatan dari Pengurus Demisioner kepada Pengurus Terpilih
dilakukan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah terpilihnya
Pengurus Baru.
4. Apabila serah terima jabatan tersebut pada ayat 3 (tiga) pasal ini karena
satu dan lain sebab tidak terlaksana, maka Pengurus Terpilih dengan
sendirinya segera melaksanakan tugas kepengurusannya.
Pasal 21
1. Pengurus merupakan badan kepemimpinan kolektip.
2. Setiap anggota Pengurus bertindak untuk dan atas nama Pengurus
Koperasi.
3. Akibat yang timbul dari tindakan atau kelalaian untuk bertindak dari
seorang anggota Pengurus yang mengakibatkan kerugian bagi Koperasi,
mengikat Pengurus sebagai keseluruhan
4. Seorang atau lebih anggota Pengurus dapat dibebaskan dari tuntutan ganti
rugi pada ayat 3 (tiga) pasal ini, apabila yang bersangkutan dapat
membuktikan bahwa sebelumnya telah berusaha untuk mencegah
timbulnya kerugian tersebut.

Pasal 22
1. Selain tugas tersebut pada pasal 23 AD, Pengurus juga bertugas:
a. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan
Koperasi sesuai dengan tanggung-jawabnya dan Keputusan Rapat
Anggota.
b. Memasyarakatkan pengertian, pemahaman dan penghayatan prinsip-
prinsip koperasi.
c. Menandatangani perjanjian kerjasama, dalam hal ini diwakili oleh Ketua
Umum. Apabila Ketua Umum sedang berhalangan dapat diwakili oleh
Wakil Ketua.
d. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Koperasi Jangka Menengah (3
tahunan) untuk disahkan Rapat Anggota dan dipergunakan sebagai
acuan dalam penyusuan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Tahunan.
e. Mencatat dan memelihara catatan partisipasi setiap anggota dalam
kegiatan usaha KOPERASI dan transaksi usaha setiap anggota dengan
Koperasi sebagai dasar perhitungan dalam penetapan pertimbangan
pembagian SHU kepada setiap anggota.
f. Menerbitkan buletin (cetak atau maya) secara teratur sebagai media
komunikasi tertulis antara Pengurus dengan Anggota dan antara
sesama Anggota.
g. Mengembangkan dan memelihara jaringan kerjasama baik dalam
bidang usaha maupun bidang-bidang lainnya dengan koperasi dan
mitra usaha/kerja lainnya.
2. Pembagian tugas Pengurus sebagaimana diatur dalam pasal 23 AD diatur
dalam keputusan Pengurus.
3. Semua surat-surat keluar ditandatangani oleh Ketua Umum atau Wakil
Ketua Umum.
4. Semua surat-surat berharga dan warkat bank ditandatangani oleh
Bendahara / salah seorang anggota Pengurus bersama-sama dengan
Ketua Umum/ Wakil Ketua Umum.
5. Tanpa menghilangkan tanggung-jawabnya kepada Rapat Anggota,
Pengurus dapat mengangkat Pengelola dan karyawan Koperasi, dan
melimpahkan sebagian tugas-tugasnya kepada Pengelola/ karyawan
Koperasi yang bersangkutan.
Pasal 23
1. Anggota Pengurus yang berhenti atas permohonan sendiri sebelum masa
jabatannya habis harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Pengurus.
2. Apabila permohonan tersebut pada ayat (1) pasal ini dapat disetujui,
Pengurus menyatakan persetujuannya secara tertulis kepada yang
bersangkutan dan segera mencatat hal tersebut dalam Buku Daftar
Pengurus.
3. Terhitung sejak tanggal pencatatan berhenti dari jabatan Pengurus, yang
bersangkutan dengan sendirinya kembali menjadi anggota biasa, dan
semua fasilitas yang diberikan kepadanya selaku anggota Pengurus
dihentikan.
4. Apabila ada anggota Pengurus berhenti dari jabatannya selaku anggota
Pengurus sebelum masa jabatannya berakhir, maka Rapat Pengurus
menunjuk seorang pengganti.
5. Untuk menjaga efektivitas organisasi, pengunduran pengurus dikarenakan
mundur/berhenti/pindah kerja dari Universitas Ahmad Dahlan atau studi
lanjut ke luar wilayah DIY harus diikuti dengan pengunduran diri sebagai
Pengurus.
6. Pergantian anggota Pengurus antar waktu tersebut pada ayat (4) pasal ini
harus disahkan Rapat Anggota.
7. Untuk keperluan tersebut Pengurus wajib memberitahukan pergantian
anggota Pengurus antar waktu tersebut pada ayat (4) pasal ini pada Rapat
Anggota berikutnya.
8. Apabila Rapat Anggota tidak dapat mengesahkan anggota Pengurus
pengganti tersebut pada ayat (4) pasal ini maka Pengurus menyerahkan
penyelesaian masalah tersebut kepada Sidang Rapat Anggota untuk
menetapkannya

Pasal 24
1. Anggota Pengurus dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota Luar Biasa
(RALB) jika terbukti:
a. Dengan sengaja tidak melakukan ketentuan-ketentuan AD dan ART
dan/ atau Keputusan Rapat Anggota.
b. Melakukan tindakan yang menyimpang atau bertentangan dengan
ketentuan UU/ AD/ ART/ Keputusan Rapat Anggota.

2. Rapat Anggota Luar Biasa diselenggarakan berdasarkan ketentuan-


ketentuan pada pasal 20 AD

Pasal 25
1. Sebagai pengganti tenaga dan waktu yang dipergunakan untuk
menjalankan tugas yang diembannya kepada anggota Pengurus diberikan
imbalan jasa/ honorarium dibayarkan setiap bulan yang besarnya
ditetapkan oleh Rapat Anggota.
2. Sesuai dengan ketentuan Bab XII pasal 41 ayat (2) dan ayat (3) AD
kepada Pengurus diberikan bagian dari SHU.

BAB IX
PENGAWAS

Pasal 26
1. Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh serta bertanggungjawab
kepada Rapat Anggota.
2. Pengawas terdiri dari 3 (tiga) orang yang dipilih dari dan oleh anggota
dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat dipilih menjadi Pengawas
selain yang tercantum dalam pasal 19 ayat (2) AD, calon Pengawas
memenuhi persyaratan tambahan berikut”
a. Syarat tambahan yang ditetapkan bagi calon Pengurus sebagaimana
tercantum dalam pasal 19 ayat (1) huruh a s/d f ART berlaku juga bagi
calon anggota Pengawas.
b. Umur sekurang-kurangnya 21 tahun.
c. Dicalonkan sekurang-kurangnya oleh 10 (sepuluh) peserta RAT.
d. Dapat menyediakan waktu untuk kepentingan Koperasi.
3. Pemilihan Pengawas dilakukan secara langsung.

Pasal 27
1. Masa jabatan Pengawas 3 (tiga) tahun sesuai dengan periode pengurus.
2. Anggota Pengawas yang telah habis masa jabatannya dapat dipilih kembali
untuk masa jabatan berikutnya.

Pasal 28
1. Serah-terima jabatan dari Pengawas lama yang telah habis masa
jabatannya kepada Pengawas baru dilakukan bersama-sama dengan serah
terima jabatan dari Pengurus lama kepada Pengurus baru.
2. Selama belum dilakukan serah-terima jabatan, Pengawas lama tetap
menjalankan tugas yang diembannya selaku Pengawas Demisioner.
3. Apabila serah terima jabatan tersebut pada ayat (1) pasal ini karena satu
dan lain sebab tidak dapat terlaksana dalam jangka waktu 10 (sepuluh)
hari kerja, maka Pengawas baru dengan sendirinya segera melaksanakan
tugas kepengawasannya.
a. Menjaga agar operasional KOPERASI selalu taat azas dengan Rencana
Kerja dan Anggaran Koperasi yang telah ditetapkan.
b. Mencegah terjadinya penyimpangan dan/ atau penyalahgunaan wewenang
yang dilakukan oleh pengurus;
c. Mengambil tindakan kolektif untuk meluruskan kembali bila terjadi
penyimpangan/ penyalahgunaan wewenang.

Pasal 30
1. Anggota Pengawas yang berhenti atas permohonan sendiri sebelum masa
jabatannya habis, diselesaikan dengan tata cara yang diberlakukan
terhadap anggota Pengurus yang berhenti atas permohonan sendiri
sebelum masa jabatannya berakhir.
2. Ketentuan tersebut pada pasal 23 ayat (1) s/d ayat (8) diberlakukan pada
anggota Pengawas tersebut pada ayat (1) pasal ini.

Pasal 31
1. Anggota Pengawas dapat diberhentikan melalui RALB bila yang
bersangkutan terbukti:
a. Dengan sengaja tidak melaksanakan ketentuan dalam UU / AD / ART /
Keputusan Rapat Anggota.
b. Melaksanakan suatu tindakan yang menyimpang atau bertentangan
dengan ketentuan dalam UU / AD / ART / Keputusan Rapat Anggota.
2. Rapat Anggota Laur Biasa (RALB) diselenggarakan berdasarkan ketentuan-
ketentuan pada pasal 20 AD.

Pasal 32
1. Sebagai pengganti tenaga dan waktu yang dipergunakan dalam
menjalankan tugas yang diembannya, kepada Pengawas diberikan imbalan
jasa/ honorarium dibayarkan setiap bulan yang besarnya ditetapkan oleh
Rapat Anggota.
2. Sesuai dengan ketentuan Bab XII pasal 41 ayat (2) dan ayat (3) AD
kepada Pengawas diberikan bagian dari SHU.

BAB X
DEWAN PENASEHAT

Pasal 33
1. Dewan Penasehat dapat dipilih dan terdiri dari Tokoh Masyarakat
2. Dewan Penasehat diminta atau tidak diminta dapat menyampaikan saran
dan/ atau pandangan mengenai permasalahan yang dihadapi Koperasi
kepada Pengurus/ Pengawas baik sendiri-sendiri maupun secara kolektif.
3. Dewan Penasehat dapat melihat, menyalin dan meneliti informasi/ data
baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis mengenai keadaan Koperasi,
dan berhubungan langsung dengan Pengurus, Pengawas, karyawan dan
anggota Koperasi serta sumber-sumber informasi baik di dalam maupun di
luar Koperasi.

BAB XI
PENGELOLA DAN KARYAWAN KOPERASI

Pasal 34
1. Hubungan kerja antara Pengelola dengan Koperasi berdasarkan ketentuan
pasal 22 ayat (4) AD dikukuhkan dengan Kontrak Kerja.
2. Pengelola dapat diberhentikan oleh Pengurus meskipun jangka waktu
kontrak kerja belum habis, bila pengelola yang bersangkutan ternyata:
a. Tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan isi kontrak kerja
tersebut pada ayat (1) pasal ini, atau
b. Melakukan kekeliruan/ kesalahan manajemen sehingga menimbulkan
kerugian pada Koperasi, sebagaimana dinyatakan oleh Internal Auditor
UAD atau Akuntan Publik dalam laporannya.
3. Pengelola dan/ atau karyawan Koperasi bertanggungjawab kepada
Pengurus.
4. Syarat Pengelola Koperasi;
a. Memiliki akhlak dan moral yang baik.
b. Mengetahui, memahami dan menghayati secara konsisten batas-batas
wewenang dan tanggung jawabnya.
c. Mempunyai jiwa dan semangat kepemimpinan serta kewirausahaan.
d. Memahami seluk-beluk dan sifat/ usaha pekerjaan yang dikelola dan
mempunyai visi untuk mengembangkannya.
e. Memahami peluang dan risiko yang dihadapi.
f. Mengetahui apa yang harus dilakukan, bagaimana harus dilakukan dan
kapan harus dilakukan.
g. Dapat dengan mudah bekerja sama dengan orang lain.
h. Mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman yang memadai.

BAB XII
PEMBUKUAN KOPERASI

Pasal 35
1. Penyelenggaraan pembukuan yang dimaksud dalam pasal 37 ayat (2) AD,
ialah Sistem Pembukuan (Akuntansi) yang diakui oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia.
2. Koperasi dapat meminta bantuan audit kepada Internal Auditor di UAD
atau Akuntan Publik yang penunjukkannya wajib mendapatkan persetujuan
Pengawas.
3. Unit Usaha yang dikelola dan diadministrasikan secara terpisah wajib
menyelenggarakan pembukuan dan membuat Neraca serta perhitungan
Rugi/ Laba tersendiri.

BAB XIII
PERMODALAN

Pasal 36
1. Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
2. Modal sendiri dapat berasal dari:
a. Simpanan Pokok
b. Simpanan Wajib
c. Modal Penyertaan
d. Simpanan Khusus / Simpanan Kapitalisasi
e. Dana Cadangan
f. Hibah / modal sumbangan
3. Modal Pinjaman adalah pinjaman yang harus dikembalikan dalam periode
tertentu yang sesuai dengan ketentuan. Modal pinjaman dapat berasal
dari:
a. Anggota
b. Koperasi lain
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
e. Sumber lainnya yang sah
4. Simpanan khusus adalah simpanan yang berasal dari Donatur atau
lembaga-lembaga lain yang jangka waktu penempatannya tidak terbatas
dan tidak memperoleh bunga maupun sisa hasil usaha. Apabila koperasi
dilikuidasi, maka simpanan khusus tersebut dikembalikan setelah
memperhitungkan kerugian dan semua pengembalian kewajiban Koperasi.
5. Modal penyertaan dalam pasal 38 AD adalah dana yang berasal dari luar
koperasi baik dari Pemerintah maupun masyarakat (anggota luar biasa),
yang turut serta yang membiayai kegiatan usaha koperasi terutama untuk
keperluan investasi dengan syarat tertentu.
6. Syarat-syarat tertentu pada ayat (5) pasal ini antara lain:
a. Turut serta memikul risiko yang timbul dari kegiatan usaha tersebut.
b. Kesatuan usaha yang sebagian equitinya berasal dari modal penyertaan
harus dikelola dan diadministrasikan terpisah dari kesatuan usaha
lainnya.
c. Imbalan bagi modal penyertaan diambilkan dari SHU Unit Usaha yang
bersangkutan.
d. Pemilik modal penyertaan dapat diikutsertakan dalam pengelolaan/
pengawasan Unit Usaha yang didukung dengan modal penyertaannya.
e. Pemilik modal penyertaan dalam Rapat Anggota sebagai Peninjau.
7. Hak dan kewajiban pihak-pihak terkait dengan keikutsertaan modal
penyertaan dalam pembiayaan kegiatan usaha Koperasi, diatur dalam
perjanjian tertulis berdasarkan hukum yang berlaku.

BAB XIV
SIMPANAN ANGGOTA

Pasal 37
1. Simpanan wajib tersebut sebagaimana diatur dalam pasal 39 AD untuk
pertama kalinya besarnya Rp. 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah)
dan selanjutnya perubahan besarnya simpanan wajib ditentukan oleh
Rapat Anggota.
2. Modal penyertaan sebagaimana diatur dalam pasal 39 AD untuk pertama
kalinya besarnya Rp. 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) dan
selanjutnya perubahan besarnya simpanan wajib ditentukan oleh Rapat
Anggota
3. Simpanan wajib dan Modal penyertaan dibayarkan setiap bulan atau dapat
dibayar sekaligus beberapa bulan atau satu tahun dimuka.
4. Simpanan lain diluar simpanan pokok dan simpanan wajib bisa
diselenggarakan.

BAB XV
SISA HASIL USAHA

Pasal 38
1. Sisa hasil usaha (SHU) adalah sisa seluruh pendapatan Koperasi yang
diterima dalam 1 (satu) tahun buku setelah dikurangi dengan segala biaya,
penyusutan dan kewajiban-kewajiban lainnya termasuk pajak yang
menjadi beban dalam tahun buku yang bersangkutan.
2. Peruntukan SHU tersebut pada ayat (1) pasal ini sebagai berikut:
a. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan
untuk anggota dibagi sebagai berikut:
1) Tambahan Modal/ Cadangan Usaha………..….20%
2) Dibagikan kepada anggota berdasarkan perimbangan/ perbandingan
jasanya dalam usaha untuk memperoleh sisa pendapatan
Koperasi…………………………………………………..20%
3) Dibagikan kepada anggota berdasarkan perimbangan /
perbandingan simpanannya untuk memperoleh sisa pendapatan
Koperasi.……...20%
4) Pengurus…………………….…………….……………..20%
5) Pengawas……………………………………..……………5%
6) Dibagikan kepada karyawan Koperas.……………5%
7) Dana Sosial & Pendidikan ……..…………………….5%

BAB XIV
SIMPANAN ANGGOTA

Pasal 37
5. Simpanan wajib tersebut sebagaimana diatur dalam pasal 39 AD untuk
pertama kalinya besarnya Rp. 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah)
dan selanjutnya perubahan besarnya simpanan wajib ditentukan oleh
Rapat Anggota.
6. Modal penyertaan sebagaimana diatur dalam pasal 39 AD untuk pertama
kalinya besarnya Rp. 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) dan
selanjutnya perubahan besarnya simpanan wajib ditentukan oleh Rapat
Anggota
7. Simpanan wajib dan Modal penyertaan dibayarkan setiap bulan atau dapat
dibayar sekaligus beberapa bulan atau satu tahun dimuka.
8. Simpanan lain diluar simpanan pokok dan simpanan wajib bisa
diselenggarakan.

BAB XV
SISA HASIL USAHA

Pasal 38
3. Sisa hasil usaha (SHU) adalah sisa seluruh pendapatan Koperasi yang
diterima dalam 1 (satu) tahun buku setelah dikurangi dengan segala biaya,
penyusutan dan kewajiban-kewajiban lainnya termasuk pajak yang
menjadi beban dalam tahun buku yang bersangkutan.
4. Peruntukan SHU tersebut pada ayat (1) pasal ini sebagai berikut:
b. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan
untuk anggota dibagi sebagai berikut:
8) Tambahan Modal/ Cadangan Usaha …………………………….30%
9) Dibagikan kepada anggota berdasarkan perimbangan /
perbandingan jasanya dalam usaha untuk memperoleh sisa
pendapatan Koperasi…………………………………………………..20%
10) Pengurus…………………………………………………………….………15%
11) Pengawas……………………………………………………………………10%
12) Dibagikan kepada karyawan Koperas ……………..…………….10%
13) Dana Pengembangan Koperasi …………………………………….10%
14) Dana Sosial & Pendidikan ……………………………………………..5%

BAB XVI
SANKSI-SANKSI
Pasal 39
1. Tenggang waktu antara peringatan pertama, peringatan kedua dan
peringatan ketiga yang dimaksud dalam pasal 47 ayat (1) AD masing-
masing 2 (dua) bulan.
2. Waktu skorsing tersebut pada pasal 47 ayat (1) AD selama 6 (enam)
bulan.
3. Pelaksanaan dan tata cara pengenaan sanksi akan diatur oleh Pengurus
dalam Keputusan tersendiri.
4. Terhadap mereka yang melakukan pelanggaran terhadap pasal 25 AD
sehingga menimbulkan kerugian kepada Koperasi, diberhentikan dari
jabatannya serta keanggotaannya dalam Koperasi dengan tidak hormat
dengan memperhitungkan hak dan kewajibannya.
5. Anggota diberhentikan dengan tidak hormat dari keanggotaannya dari
Koperasi bila yang bersangkutan mempergunakan informasi yang
diperoleh dengan fasilitas yang disediakan pasal 23 AD untuk tujuan
yang merugikan Koperasi.

BAB XVI
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 40
1. Khusus pada saat pembentukan Pengurus dan Pengawas Koperasi yang
pertama kali, ketentuan pada pasal 19 ayat (1) a, dan pasal 26 ayat (2)
a, tidak berlaku.
2. Penilaian kinerja Pengurus dan Pengawas yang ditunjuk pada awal
pembentukan koperasi, baru dimulai pada tahun buku 2010.

BAB XVII
PENUTUP

Pasal 41
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggarn Rumah Tangga (ART) ini akan
diatur dalam Peraturan Khusus yang ditetapkan oleh Pengurus.

Pasal 42
1. Anggaran Rumah Tangga ini disahkan oleh Rapat Anggota yang
diselenggarakan pada tanggal 3 maret 2018
2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal disahkan.

Anda mungkin juga menyukai