PEMBUKAAN
Bahwa sesungguhnya bila kaum mahasiswa ingin tampil kembali ke panggung utama
perpolitikan nasional maka harus menyiapkan diri dengan kompetensi dan ideologi yang jelas.
Tanpa kompetensi dan konsep ideologis yang matang peran mahasiswa akan tersingkir.
Mahasiswa adalah kaum terpelajar yang memiliki peran dan fungsi yang amat strategis dalam
proses menuju masyrakat adil dan makmur yang dicita-citakan oleh Negara Kesatuan Republik
Indonesia sejak awal diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
Bahwa sesungguhnya degradasi peran mahasiswa yang pada awal sejarahnya memiliki
peran sebagai agen perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, memiliki konsekwensi
terhadap melemahnya peran kontrol sosial mahasiswa pada kekinian.
Bahwa hiruk pikuk dinamika nasional yang terjadi tidak sedikitpun memunculkan embrio
kesadaran kemanusiaan bagi mahasiswa, tersebab telah tercerabutnya sikap kritis dan rasa
keperdulian yang tinggi terhadap masyarakat. Pembodohan rakyat, merajalelanya korupsi,
lemahnya penegakan hukum dan bergesernya norma-norma berbangsa dan bernegara serta
melencengnya rel cita-cita Negara Indonesia. Tidak sedikitpun memunculkan sikap kritis dan
membakar idealisme kaum mahasiswa kini.
Dan untuk mewujudkan kembali idealisme mahasiswa sebagai kaum terpelajar yang
perduli pada persoalan kerakyatan, social kontrol, moral movement, agen of change,
independen dan tanpa pamrih serta dibarengi sikap untuk terlibat aktif dalam mewujudkan
Indonesia yang lebih baik. Satuan Mahasiswa Ikatan Pemuda Karya (SAPMA IPK) adalah
sebagai penerus perjuangan apa yang telah dilakukan dan ditorehkan dengan tinta emas oleh
Alm. Kakanda Olo Panggabean yang telah dirumuskan dan diaplikasikan dalam Organisasi
Ikatan Pemuda Karya pada 28 Agustus 1969 di Medan Sumatera Utara.
Maka Mahasiswa Indonesia yang memiliki jiwa Karya dan Kekaryaan, dengan penuh
kebersamaan dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap kemajuan bangsa dan dengan tetap
memohon bimbingan serta rahmat Tuhan Yang Maha Esa mendirikan sebuah organisasi sosial
kemasyarakatan yang bersifat Nasional, yang diberi nama Satuan Mahasiswa Ikatan Pemuda
Karya (SAPMA IPK) dan menetapkan suatu Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Satuan Mahasiswa Ikatan Pemuda Karya yang bersifat sementara.
ANGGARAN DASAR
SATUAN MAHASISWA IKATAN PEMUDA KARYA
BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama Organisasi
Organisasi ini bernama Satuan Mahasiswa Ikatan Pemuda Karya disingkat SAPMA IPK.
Pasal 2
Waktu dan Tempat Pendirian
1. Organisasi ini berdiri untuk waktu tidak ditentukan dan di mulai sejak
tanggal 28 Agustus 1969.
2. Organisasi ini berkedudukan di Ibukota Provinsi Sumatera Utara, dan
dapat membentuk cabang – cabang.
BAB II
AZAS, JATI DIRI DAN SIFAT ORGANISASI
Pasal 2
Asas
SAPMA IPK berazaskan Pancasila.
Pasal 3
Jati Diri organisasi adalah Sosial - Demokrasi, yaitu kerja keras untuk kepentingan rakyat dengan
landasan Ketuhanan Yang Maha Esa serta memperhatikan aspek sosial dan demokrasi dalam
rangka mencapai tujuan mahasiswa Indonesia yang cerdas secara social dan politik.
Pasal 4
Sifat SAPMA IPK bersifat terbuka untuk semua mahasiswa Indonesia, tanpa membedakan ras,
suku bangsa, jenis kelamin, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pasal 5
Tujuan
SAPMA IPK bertujuan :
1. Menegakkan, mempertahankan, dan mengamankan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, sesuai jiwa Proklamasi Kemerdekaan.
2. Mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
3. Melakukan segala usaha dan ikhtiar untuk membangun masyarakat
Indonesia baru yang berwawasan sosial dan demokratis.
4. Meningkatkan partisipasi seluruh potensi mahasiswa dalam mewujudkan
kehidupan bernegara dalam suasana aman dan penuh kedamaian lahir dan
batin.
BAB III
ATRIBUT
Pasal 6
SAPMA IPK mempunyai atribut yang terdiri dari Lambang, Panji- Panji, Hymne dan Mars.
Pasal 7
Lambang
SAPMA IPK memiliki lambang berupa gambar roda bergerigi sembilan, lingkaran berwarna biru
menopang bintang berwarna emas dan buku dengan warna putih pada kedua sisinya.
Roda Bergerigi Sembilan : melambangkan SAPMA IPK adalah pekerja keras dan dalam
melakukan setiap pekerjaan selalu dengan kesungguhan untuk mencapai hasil yang baik dan
maksimal.
Lingkaran warna biru menopang bintang berwarna emas : Melambangkan kreatifitas dan
aktifitas SAPMA IPK tidak terlepas dari Ikatan Pemuda Karya dan bimbingan Tuhan Yang Esa.
Buku dengan Kedua sisi berwarna putih : Melambangkan SAPMA IPK adalah kaum
intelektualitas yang lebih mengedepankan kecerdasan, kematangan berpikir untuk mendukung
kreatifitas sebagai anak bangsa.
BAB IV
KEANGGOTAAN DAN KEPENGURUSAN
Pasal 9
Anggota
1. Setiap Mahasiswa Indonesia dapat diterima menjadi anggota SAPMA IPK
2. Ketentuan lebih lanjut tentang keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 10
JENIS KEANGGOTAAN
1. Anggota Biasa.
2. Anggota Luar Biasa.
Pasal 11
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA
Pasal 12
Struktur Kepengurusan SAPMA IPK terdiri dari:
a. Tingkat Pusat, disebut Dewan Pimpinan Pusat.
b. Tingkat Provinsi, disebut Dewan Pimpinan Daerah.
c. Tingkat Kota/Kabupaten disebut Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten.
d. Tingkat Universitas/Perguruan Tinggi disebut Dewan Pimpinan Komisariat.
BAB VI
MUSYAWARAH DAN RAPAT
Pasal 11
1. Tingkat Nasional :
a. Musyawarah Nasional (MUNAS)
b. Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB)
c. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)
d. Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS)
e. Rapat Pleno Pengurus Harian
f. Rapat Pleno
g. Rapat Bulanan
Pasal 12
Tingkat Provinsi
BAB VII
WEWENANG DAN KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 15
Wewenang Pengurus
BAB VIII
DEWAN PEMBINA DAN DEWAN PENASEHAT
Pasal 20
Dewan Pembina :
1. Dewan Pembina SAPMA IPK ditingkat Pusat adalah Dewan
Pembina/Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya.
2. Dewan Pembina merupakan Badan Pengambil Keputusan Tertinggi
di atas Munas SAPMA IPK.
3. Dewan Pembina berwenang memberikan pembinaan, saran dan nasehat
kepada Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK.
Pasal 21
Dewan Penasehat Organisasi
1. SAPMA IPK memiliki Dewan Penasehat Organisasi pada setiap tingkat
organisasi.
2. Dewan Penasehat Organisasi mempunyai tugas, wewenang dan tanggung
jawab untuk memberikan saran dan nasehat kepada Dewan Pimpinan
SAPMA IPK sesuai dengan tingkatan organisasi, baik diminta maupun
tidak diminta.
3. Pengaturan lebih lanjut yang dimaksud dalam ayat 1 dan 2 ditetapkan
dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB IX
KEUANGAN
Pasal 22
Sumber Keuangan
Keuangan SAPMA IPK di peroleh dari iuran anggota, pemerintah, swasta dan Donatur lainnya
serta Usaha – usaha yang halal, tidak mengikat dan melanggar hukum
Pasal 23
Penggunaan Keuangan
Penggunaan keuangan SAPMA IPK digunakan untuk kegiatan yang berguna, bermanfaat dan
produktif bagi anggota dan masyarakat.
Pasal 24
Laporan Keuangan
Keuangan SAPMA IPK pelaporannya dari tanggal 1 Januari yang berakhir 31 Desember
BAB X
PENETAPAN, PERUBAHAN AD DAN ART, PEMBUBARAN
Pasal 14
Penetapan dan Perubahan AD dan ART
Penetapan dan perubahan AD dan ART SAPMA IPK dilakukan setelah mendapat persetujuan
dari Dewan Pembina Ikatan Pemuda Karya/Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya
melalui Musyawarah Nasional (MUNAS) dan disetujui oleh sekurang – kurangnya 2/3 anggota
yang hadir dan mewakili minimal 2/3 Dewan Pimpinan Daerah Tingkat Provinsi.
Pasal 15
Pembubaran Organisasi
1. SAPMA IPK dinyatakan bubar jika disetujui oleh Dewan Pembina/Dewan
Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya dan seluruh anggota SAPMA IPK di
Indonesia.
2. Jika SAPMA IPK dinyatakan bubar, maka kekayaan organisasi diserahkan
kepada Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya.
BAB XI
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 16
Hal – hal yang pernah di atur, ditetapkan dan dirincikan dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga
BAB XII
PENUTUP
Pasal 1
Pengesahan dan pemberlakuan Anggaran Dasar ini berlaku sejak Tanggal : di Kota Medan
Sumatera Utara.
Ditetapkan di : Medan
Tanggal : 7 Oktober 2011
Pasal 1
1. Keanggotaan SAPMA IPK tidak membeda-bedakan latar belakang
kesukuan, keagamaan, kepercayaan dan golongan serta status sosial calon
anggota.
2. Calon anggota adalah mereka yang masih dalam masa perkenalan selama 1
(satu bulan), terhitung sejak tanggal pendaftaran atau sejak dimulainya
masa perkenalan dimaksud.
3. Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten berwenang melakukan seleksi
dan pengesahan terhadap calon anggota yang dihimpun oleh Komisariat.
Pasal 2
SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN
1. Mengajukan permohonan tertulis kepada Pengurus Komisariat atau Dewan
Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten dan menyatakan setia kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan-peraturan
organisasi lainya.
2. Tidak menjadi anggota organisasi kemahasiswaan sejenis saat
mendaftarkan diri sebagai calon anggota.
3. Calon anggota adalah mahasiswa aktif sejak tanggal mendaftarkan diri.
4. Telah melewati masa perkenalan sebagai calon anggota.
5. Membayar uang pangkal yang besarnya ditetapkan dalam peraturan
organisasi secara nasional berdasarkan kebijakan Dewan Pimpinan Pusat
SAPMA IPK.
Pasal 3
Pasal 4
HAK-HAK ANGGOTA
1. Hak suara dan hak bicara dalam rapat-rapat dan permusyawaratan
organisasi selama tidak ada ketentuan lain untuk itu.
2. Memilih dan dipilih dalam segala jabatan organisasi selama tidak ada
ketentuan lain untuk itu.
3. Bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul kepada pimpinan
secara langsung, baik lisan maupun tertulis berkaitan dengan
kebijaksanaan organisasi.
4. Melakukan pembelaan diri terhadap pemecatan sementara yang ditetapkan
Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten SAPMA IPK.
5. Melakukan pembelaan diri dalam pemecatan penuh oleh Dewan Pimpinan
Pusat Ikatan Pemuda Karya.
Pasal 5
KEWAJIBAN ANGGOTA
1. Mentaati Anggaran Dasar, Anggara Rumah Tangga, Peraturan dan
Keputusan serta ketentuan lainya dalam organisasi.
2. Menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik organisasi.
3. Aktif melaksanakan tujuan, usaha dan program-program organisasi tanpa
terkecuali.
4. Membayar uang iuran anggota yang besarnya ditetapkan melalui
kebijaksanaan Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK.
5. Menarik dan mengumpulkan anggota baru selama 1 (satu tahun) minimal 3
(tiga) orang.
Pasal 6
KEHILANGAN KEANGGOTAAN
1. Bukan mahasiswa lagi kecuali mereka yang memenuhi ketentuan pasal (3)
Anggaran Rumah Tangga ini.
2. Bertempat tinggal diluar wilayah daerah yang bersangkutan dan tidak
melaporkan kepindahanya kepada Dewan Pimpinan Daerah setempat
dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan.
3. Bukan lagi Warga Negara Republik Indonesia.
4. Atas permintaan sendiri yang diajukan secara tertulis kepada Dewan
Pimpinan Pusat SAPMA IPK serta telah mendapat persetujuan Dewan
Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya.
5. Dipecat setelah yang bersangkutan tidak mampu melakukan pembelaan
diri.
BAB II
PENGURUS
Pasal 7
DEWAN PIMPINAN PUSAT
Pasal 8
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 9
KETUA UMUM
1. Ketua Umum disetujui Dewan Pembina/Dewan Pimpinan Pusat Ikatan
Pemuda Karya dipilih dalam Munas.
2. Apabila berhalangan fungsi Ketua Umum dapat dilaksanakan oleh salah
satu unsur ketua yang ditetapkan dalam Rapat Pleno Pengurus.
3. Ketua Umum menggerakkan pelaksanaan kebijakan organisasi secara
nasional.
4. Dalam melaksanakan tugasnya Ketua Umum dibantu oleh Ketua-Ketua,
Sekretaris Jenderal, Sekretaris-Sekretaris, Bendahara Umum, Bendahara-
Bendahara dan Departemen- Departemen yang dapat diangkat dan
diberhentikan berdasarkan keputusan Dewan Pembina / Dewan Pimpinan
Pusat Ikatan Pemuda Karya setelah Rapat Pleno Pengurus Dewan
Pimpinan Pusat SAPMA IPK.
5. Dalam melaksanakan tugasnya Ketua Umum bertanggungjawab kepada
Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya.
Pasal 10
RAPAT-RAPAT DEWAN PIMPINAN PUSAT
Pasal 11
KOORDINATOR DAERAH
1. Pembagian wilayah Koordinator Daerah ditetapkan oleh Keputusan Rapat
Pleno Pengurus Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK.
2. Calon-calon pengurus Koordinator Daerah diusulkan oleh DPD-DPD
dalam Rakernas.
1. Pembagian wilayah Koordinator Daerah ditetapkan oleh Keputusan Rapat
Pleno Pengurus Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK.
2. Calon-calon pengurus Koordinator Daerah diusulkan oleh DPD-DPD
dalam Rakernas.
Keanggotaan Kordinator Daerah maksimal 2 (dua) kali masa
kepengurusan dan setelah itu tidak dapat dipilih kembali.
5. Masa kepengurusan Koordinator Daerah satu (1) periode kepengurusan.
6. Dalam menjalankan tugasnya Koordinator Daerah bertanggungjawab
kepada Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK.
Pasal 12
TUGAS DAN WEWENANG KOORDINATOR DAERAH
Pasal 13
DEWAN PIMPINAN DAERAH PROPINSI
Pasal 14
TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PIMPINAN DAERAH PROPINSI
Pasal 15
RAPAT-RAPAT DEWAN PIMPINAN DAERAH PROPINSI
Pasal 16
DEWAN PIMPINAN DAERAH KOTA/KABUPATEN
1. Dalam satu wilayah yang sekurang-kurangnya terdapat 1 (satu) lembaga
Perguruan Tinggi dapat dibentuk Dewan Pimpinan Daerah
Kota/Kabupaten setelah dibentuk minimal 1 (satu) komisariat.
2. Dalam melaksanakan kebijaksanaan sehari-harinya Dewan Pimpinan
Daerah Kota/Kabupaten bertanggungjawab kepada Dewan Pimpinan
Daerah Propinsi.
3. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten tidak diperkenankan
merangkap jabatan dengan
a. Organisasi Kemahasiswaan sejenis.
b. Organisasi lainnya yang ditetapkan oleh Munas
4. Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten terdiri dari
seorang Ketua, beberapa Wakil Ketua, seorang Sekretaris, beberapa
wakil Sekretaris, seorang Bendahara dan beberapa Wakil Bendahara, dan
Bidang-Bidang.
5. Tata Kerja Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten ditetapkan dalam
Rapat Kerja Daerah Kota/Kabupaten, guna melaksanakan hasil-hasil
MusdaKot/Kab.
6. Pada masa akhir jabatanya, Pengurus Dewan Pimpinan Daerah
Kota/Kabupaten mempertanggung jawabkan segala kebijaksanaannya
dalam MusdaKot/Kab.
7. Jabatan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten maksimal 2 (dua)
kali masa kepengurusan dan setelah itu tidak dapat dipilih kembali.
8. Masa Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten selama 3
Tahun.
Pasal 17
TUGAS DAN WEWENANG
DEWAN PIMPINAN DAERAH KOTA/KABUPATEN
MUSYAWARAH NASIONAL
(MUNAS)
Pasal 21
1. Peserta Munas adalah utusan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda
Karya, Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK, Dewan Pimpinan Daerah
Propinsi definitif yang jumlahnya ditetapkan dalam Keputusan Rapat
Pleno Pengurus Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK.
2. Peninjau Munas adalah Pengurus Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK,
Pengurus Badan-Badan Tingkat Nasional, Pengurus Koordinator Daerah
dan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi, Dewan Pimpinan Daerah
Kota/Kabupaten.
3. Pengamat Munas terdiri dari undangan yang ditetapkan oleh Keputusan
Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK.
4. Setiap peserta Munas mempunyai satu hak suara.
Pasal 22
PENGAMBILAN KETETAPAN-KETETAPAN DALAM MUNAS
Pasal 23
MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA
(MUNASLUB)
Pasal 24
RAPAT KERJA NASIONAL
(RAKERNAS)
Pasal 25
MUSYAWARAH DAERAH PROPINSI
(MUSDAPROP)
1. Diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah Propinsi dibantu oleh
Panitia yang dibentuk melalui Rapat Dewan Pimpinan Daerah Propinsi.
2. Materi,Acara dan Tata Tertib Musyawarah Daerah Propinsi dipersiapkan
oleh Dewan Pimpinan Daerah Propinsi. Dan untuk selanjutnya ditetapkan
oleh sidang-sidang Musdaprop.
3. Pembahasan Acara dan Tata Tertib dipimpin oleh Dewan Pimpinan
Daerah Propinsi dan selanjutnya dipimpin oleh pimpinan sidang terpilih.
4. Musdaprop dianggap sah jika paling sedikit dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga)
utusan Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten yang berhak diundang.
5. Ketetapan-ketetapan dalam Musdaprop pada dasarnya diambil dengan
mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat.
6. Jika ayat (5) tidak terpenuhi, maka Ketetapan Musdaprop diangap sah
apabila disetujui oleh minimal 1/2+1 peserta yang hadir.
Pasal 26
MUSYAWARAH DAERAH LUAR BIASA
(MUSDALUB)
Pasal 27
RAPAT KERJA DAERAH
(RAKERDA)
Pasal 28
MUSYAWARAH DAERAH KOTA/KABUPATEN
(MUSDAKOT/KAB)
Pasal 29
MUSYAWARAH DAERAH LUAR BIASA KOTA/KABUPATEN
(MUSDALUBKOT/KAB)
Pasal 31
MUSYAWARAH KOMISARIAT (MUSKOM)
Pasal 35
PELAKSANAAN TINDAKAN DISIPLIN
BAB VI
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 36
1. Yang dimaksud dengan sengketa dalam hal ini adalah perselisihan diantara
anggota yang membahayakan keutuhan organisasi.
2. Pedoman penyelesaian sengketa adalah kemurnian azas, keluhuran budi,
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan peraturan organisasi
lainya, persatuan dan kesatuan serta keutuhan organisasi.
Pasal 37
PELAKSANAAN PENYELESAIAN SENGKETA
BAB VIII
KEUANGAN
Pasal 39
Keuangan organisasi diperoleh dari uang pangkal, iuran anggota, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan
Pemuda Karya, sumbangan yang tidak mengikat dan usaha-usaha lain yang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga.
BAB IX
HIRARKI PERATURAN ORGANISASI
Pasal 40
1. Tata urutan Peraturan Organisasi disusun secara hirarkis sebagai berikut :
a. Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya
b. Anggaran Dasar dan Ketetapan Munas
c. Anggaran Rumah Tangga.
d. Keputusan Rapat Kerja Nasional.
e. Peraturan Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK
f. Keputusan Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK
g. Keputusan Rakerda
h. Ketetapan Musdaprop
i. Peraturan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi
j. Keputusan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi
k. Peraturan Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten
l. Keptusan Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten
m. Ketetapan Musyawarah Komisariat
n. Keputusan Pengurus Komisariat.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 41
a. Segala sesuatu yang menimbulkan perbedaan penafsiran dalam Anggaran
Rumah Tangga ini diputuskan oleh Dewan Pimpinan Pusat dan dijelaskan
dalam Rapat KerjaNasional.
b. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan
diatur dalam Peraturan dan Keputusan Organisasi.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 36
Ditetapkan di : Medan
Tanggal : 7 Oktober 2011