Anda di halaman 1dari 20

ANGGARAN DASAR Maka Mahasiswa Indonesia yang memiliki jiwa Karya dan Kekaryaan, dengan

penuh kebersamaan dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap kemajuan
SATUAN MAHASISWA IKATAN PEMUDA KARYA
bangsa dan dengan tetap memohon bimbingan serta rahmat Tuhan Yang Maha
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Esa mendirikan sebuah organisasi sosial kemasyarakatan yang bersifat Nasional,
yang diberi nama Satuan Mahasiswa Ikatan Pemuda Karya (SAPMA IPK) dan
PEMBUKAAN menetapkan suatu Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Satuan
Mahasiswa Ikatan Pemuda Karya yang bersifat sementara.
Bahwa sesungguhnya bila kaum mahasiswa ingin tampil kembali ke panggung
utama perpolitikan nasional maka harus menyiapkan diri dengan kompetensi dan ANGGARAN DASAR
ideologi yang jelas. Tanpa kompetensi dan konsep ideologis yang matang peran SATUAN MAHASISWA IKATAN PEMUDA KARYA
mahasiswa akan tersingkir. Mahasiswa adalah kaum terpelajar yang memiliki
peran dan fungsi yang amat strategis dalam proses menuju masyrakat adil dan
makmur yang dicita-citakan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak awal BAB I
diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, yang berdasarkan Pancasila dan UUD NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
1945.
Bahwa sesungguhnya degradasi peran mahasiswa yang pada awal sejarahnya Pasal 1
memiliki peran sebagai agen perubahan dalam kehidupan berbangsa dan Nama Organisasi
bernegara, memiliki konsekwensi terhadap melemahnya peran kontrol sosial Organisasi ini bernama Satuan Mahasiswa Ikatan Pemuda Karya disingkat
mahasiswa pada kekinian. SAPMA IPK.
Bahwa hiruk pikuk dinamika nasional yang terjadi tidak sedikitpun memunculkan
Pasal 2
embrio kesadaran kemanusiaan bagi mahasiswa, tersebab telah tercerabutnya
sikap kritis dan rasa keperdulian yang tinggi terhadap masyarakat. Pembodohan Waktu dan Tempat Pendirian
rakyat, merajalelanya korupsi, lemahnya penegakan hukum dan bergesernya 1. Organisasi ini berdiri untuk waktu tidak ditentukan dan di mulai sejak
norma-norma berbangsa dan bernegara serta melencengnya rel cita-cita Negara tanggal 28 Agustus 1969.
Indonesia. Tidak sedikitpun memunculkan sikap kritis dan membakar idealisme 2. Organisasi ini berkedudukan di Ibukota Provinsi Sumatera Utara, dan
kaum mahasiswa kini.
dapat membentuk cabang – cabang.
Dan untuk mewujudkan kembali idealisme mahasiswa sebagai kaum terpelajar
yang perduli pada persoalan kerakyatan, sosial kontrol, moral movement, agen of
change, independen dan tanpa pamrih serta dibarengi sikap untuk terlibat aktif
dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Satuan Mahasiswa Ikatan Pemuda
Karya (SAPMA IPK) adalah sebagai penerus perjuangan apa yang telah dilakukan
dan ditorehkan dengan tinta emas oleh Alm. Kakanda Olo Panggabean yang telah
dirumuskan dan diaplikasikan dalam Organisasi Ikatan Pemuda Karya pada 28
Agustus 1969 di Medan Sumatera Utara.
BAB II BAB III
AZAS, JATI DIRI DAN SIFAT ORGANISASI ATRIBUT

Pasal 2 Pasal 6
Asas SAPMA IPK mempunyai atribut yang terdiri dari Lambang, Panji- Panji, Hymne
SAPMA IPK berazaskan Pancasila. dan Mars.

Pasal 3 Pasal 7
Jati Diri organisasi adalah Sosial - Demokrasi, yaitu kerja keras untuk kepentingan
rakyat dengan landasan Ketuhanan Yang Maha Esa serta memperhatikan aspek Lambang
sosial dan demokrasi dalam rangka mencapai tujuan mahasiswa Indonesia yang
cerdas secara social dan politik.
SAPMA IPK memiliki lambang berupa gambar roda bergerigi sembilan, lingkaran
berwarna biru menopang bintang berwarna emas dan buku dengan warna putih
Pasal 4 pada kedua sisinya.
Sifat SAPMA IPK bersifat terbuka untuk semua mahasiswa Indonesia, tanpa
Roda Bergerigi Sembilan : melambangkan SAPMA IPK adalah pekerja keras dan
membedakan ras, suku bangsa, jenis kelamin, agama, dan kepercayaan terhadap dalam melakukan setiap pekerjaan selalu dengan kesungguhan untuk mencapai
Tuhan Yang Maha Esa. hasil yang baik dan maksimal.
Pasal 5
Lingkaran warna biru menopang bintang berwarna emas : Melambangkan
Tujuan kreatifitas dan aktifitas SAPMA IPK tidak terlepas dari Ikatan Pemuda Karya dan
SAPMA IPK bertujuan : bimbingan Tuhan Yang Esa.
1. Menegakkan, mempertahankan, dan mengamankan keutuhan Negara Buku dengan Kedua sisi berwarna putih : Melambangkan SAPMA IPK adalah
Kesatuan Republik Indonesia, sesuai jiwa Proklamasi Kemerdekaan. kaum intelektualitas yang lebih mengedepankan kecerdasan, kematangan berpikir
2. Mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam untuk mendukung kreatifitas sebagai anak bangsa.
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
3. Melakukan segala usaha dan ikhtiar untuk membangun masyarakat
Indonesia baru yang berwawasan sosial dan demokratis.
4. Meningkatkan partisipasi seluruh potensi mahasiswa dalam mewujudkan
kehidupan bernegara dalam suasana aman dan penuh kedamaian lahir dan
batin.
BAB IV BAB V
KEANGGOTAAN DAN KEPENGURUSAN STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 9 Pasal 12
Anggota Struktur Kepengurusan SAPMA IPK terdiri dari:
1. Setiap Mahasiswa Indonesia dapat diterima menjadi anggota SAPMA IPK a. Tingkat Pusat, disebut Dewan Pimpinan Pusat.
2. Ketentuan lebih lanjut tentang keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah b. Tingkat Provinsi, disebut Dewan Pimpinan Daerah.
Tangga. c. Tingkat Kota/Kabupaten disebut Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten.
Pasal 10 d. Tingkat Universitas/Perguruan Tinggi disebut Dewan Pimpinan Komisariat.
JENIS KEANGGOTAAN
1. Anggota Biasa. BAB VI
2. Anggota Luar Biasa. MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 11 Pasal 11
1. Tingkat Nasional :
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA a. Musyawarah Nasional (MUNAS)
b. Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB)
c. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)
1. Setiap anggota berkewajiban mematuhi AD dan ART, ketetapan – d. Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS)
ketetapan dan keputusan – keputusan lainnya serta menjaga nama baik e. Rapat Pleno Pengurus Harian
organisasi. f. Rapat Pleno
2. Setiap anggota biasa mempunyai hak bicara dan hak suara dan ikut serta g. Rapat Bulanan
dalam usaha – usaha / kegiatan SAPMA IPK. Pasal 12
3. Setiap anggota luar biasa mempunyai hak bicara dan ikut serta dalam Tingkat Provinsi
usaha – usaha / kegiatan SAPMA IPK.
a. Musyawarah Daerah (MUSDA)
b. Musyawarah Daerah Luar Biasa (MUSDALUB)
c. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA)
d. Rapat Pimpinan Daerah (RAPIMDA)
e. Rapat Pleno Pengurus Harian
f. Rapat Pleno
g. Rapat Bulanan
Pasal 13 Provinsi setelah mendapat rekomendasi dari Ketua Umum Dewan
Tingkat Kota/Kabupaten Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya.
c. Membentuk Badan Kehormatan Organisasi, Dewan Pakar Organisasi dan
a. Musyawarah Daerah (MUSDA) lembaga-lembaga yang dipandang perlu.
b. Musyawarah Daerah Luar Biasa (MUSDALUB) Pasal 16
c. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) 2. Dewan Pimpinan Pusat berkewajiban :
d. Rapat Pimpinan Daerah (RAPIMDA)
e. Rapat Pleno Pengurus Harian a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai Anggaran Dasar,
f. Rapat Pleno Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Dewan Pembina/Dewan Pimpinan
g. Rapat Bulanan Pusat Ikatan Pemuda Karya, Keputusan Munas, Rapat Tingkat Nasional
Pasal 14 dan Peraturan Organisasi lainnya.
Tingkat Komisariat b. Memberikan pertanggung jawaban pada Munas.
Pasal 17
a. Musyawarah Komisariat (MUSKOM) Dewan Pimpinan Daerah Propinsi
b. Musyawarah Komisariat Luar Biasa (MUSKOMLUB) Dewan Pimpinan Daerah Propinsi adalah pelaksana Organisasi ditingkat Provinsi.
c. Rapat Kerja Komisariat (RAKERKOM)
1.Dewan Pimpinan Daerah berwenang :
d. Rapat Pimpinan Komisariat (RAPIMKOM)
e. Rapat Pleno Pengurus Harian a. Menentukan kebijakan Tingkat Provinsi sesuai dengan Anggaran Dasar,
f. Rapat Pleno Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Munas, Rapat Tingkat Nasional
g. Rapat Bulanan serta Peraturan Organisasi lainnya.
b. Mensahkan Komposisi Personalia Dewan Pimpinan Daerah
Kota/Kabupaten.
BAB VII
2. Dewan Pimpinan Daerah berkewajiban :
WEWENANG DAN KEWAJIBAN PENGURUS
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai Anggaran Dasar,
Pasal 15
Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Dewan Pembina/Dewan Pimpinan
Wewenang Pengurus
Pusat Ikatan Pemuda Karya Keputusan Munas, Rapat Tingkat Nasional
dan Keputusan Musyawarah Daerah Tingkat Provinsi serta Peraturan
Dewan Pimpinan Pusat adalah badan pelaksana tertinggi Organisasi.
Organisasi lainnya.
1. Dewan Pimpinan Pusat berwenang :
b. Memberikan pertanggung jawaban pada Musyawarah Daerah Tingkat
a. Menentukan kebijakan Tingkat Nasional sesuai Anggaran Dasar,
Provinsi.
Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Munas, Rapat Tingkat Nasional
serta Peraturan Organisasi lainnya.
b. Menentukan Komposisi Personalia Dewan Pimpinan Daerah Tingkat
Pasal 18 a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai Anggaran Dasar,
Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Dewan Pembina/Dewan Pimpinan
Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten adalah pelaksana Organisasi di tingkat Pusat Ikatan Pemuda Karya, Keputusan Munas, dan Rapat Tingkat
Kabupaten/ Kota. Nasional, Musyawarah Daerah Tingkat Provinsi, Tingkat Kabupaten/
1. Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten berwenang : Kota, Tingkat Universitas/Perguruan Tinggi serta Peraturan Organisasi
a. Menentukan kebijakan Tingkat Kabupaten / Kota sesuai dengan Anggaran lainnya.
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Munas, Rapat Tingkat b. Memberikan pertanggungjawaban pada Musyawarah tingkat
Nasional, Rapat Tingkat Provinsi serta Peraturan Organisasi lainnya. Universitas/Perguruan Tinggi.
b. Mensahkan komposisi Personalia Dewan Pimpinan Komisariat.
BAB VIII
2. Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten berkewajiban : DEWAN PEMBINA DAN DEWAN PENASEHAT
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Dewan Pembina/Dewan Pimpinan Pasal 20
Pusat Ikatan Pemuda Karya, Keputusan Munas, Rapat Tingkat Nasional, Dewan Pembina :
Musyawarah Daerah Tingkat Provinsi maupun Musyawarah Daerah 1. Dewan Pembina SAPMA IPK ditingkat Pusat adalah Dewan
tingkat Kabupaten/ Kota serta Peraturan Organisasi lainnya. Pembina/Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya.
b. Memberikan pertanggung jawaban pada Musyawarah Daerah tingkat 2. Dewan Pembina merupakan Badan Pengambil Keputusan Tertinggi
Kota/Kabupaten. di atas Munas SAPMA IPK.
3. Dewan Pembina berwenang memberikan pembinaan, saran dan nasehat
Pasal 19 kepada Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK.
Dewan Pimpinan Komisariat
Dewan Pimpinan Komisariat adalah pelaksana Organisasi di tingkat Pasal 21
Universitas/Perguruan Tinggi. Dewan Penasehat Organisasi
1. Dewan Pimpinan Komisariat berwenang : 1. SAPMA IPK memiliki Dewan Penasehat Organisasi pada setiap tingkat
a. Menentukan kebijakan Tingkat Universitas/Perguruan Tinggi sesuai organisasi.
dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Munas, 2. Dewan Penasehat Organisasi mempunyai tugas, wewenang dan tanggung
Rapat Tingkat Nasional, Tingkat Provinsi, Tingkat Kabupaten/Kota serta jawab untuk memberikan saran dan nasehat kepada Dewan Pimpinan
Peraturan Organisasi lainnya.
SAPMA IPK sesuai dengan tingkatan organisasi, baik diminta maupun
b. Mensahkan Komposisi Personalia Pimpinan Komisariat.
tidak diminta.
2. Dewan Pimpinan Komisariat berkewajiban :
3. Pengaturan lebih lanjut yang dimaksud dalam ayat 1 dan 2 ditetapkan
dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 15
Pembubaran Organisasi
BAB IX 1. SAPMA IPK dinyatakan bubar jika disetujui oleh Dewan Pembina/Dewan
KEUANGAN Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya dan seluruh anggota SAPMA IPK di
Indonesia.
Pasal 22 2. Jika SAPMA IPK dinyatakan bubar, maka kekayaan organisasi diserahkan
Sumber Keuangan kepada Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya.
Keuangan SAPMA IPK di peroleh dari iuran anggota, pemerintah, swasta dan
Donatur lainnya serta Usaha – usaha yang halal, tidak mengikat dan melanggar BAB XI
hukum
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 23
Penggunaan Keuangan Pasal 16
Hal – hal yang pernah di atur, ditetapkan dan dirincikan dalam Anggaran Dasar ini
Penggunaan keuangan SAPMA IPK digunakan untuk kegiatan yang berguna, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
bermanfaat dan produktif bagi anggota dan masyarakat.
Pasal 24
Laporan Keuangan
Keuangan SAPMA IPK pelaporannya dari tanggal 1 Januari yang berakhir 31
Desember
BAB X
PENETAPAN, PERUBAHAN AD DAN ART, PEMBUBARAN

Pasal 14
Penetapan dan Perubahan AD dan ART
Penetapan dan perubahan AD dan ART SAPMA IPK dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari Dewan Pembina Ikatan Pemuda Karya/Dewan Pimpinan Pusat
Ikatan Pemuda Karya melalui Musyawarah Nasional (MUNAS) dan disetujui oleh
sekurang – kurangnya 2/3 anggota yang hadir dan mewakili minimal 2/3 Dewan
Pimpinan Daerah Tingkat Provinsi.
BAB XII ANGGARAN RUMAH TANGGA
PENUTUP SATUAN MAHASISWA IKATAN PEMUDA KARYA

Pasal 1 BAB I
Pengesahan dan pemberlakuan Anggaran Dasar ini berlaku sejak Tanggal : KEANGGOTAAN
di Kota Medan Sumatera Utara.
Pasal 1
Ditetapkan di : Medan 1. Keanggotaan SAPMA IPK tidak membeda-bedakan latar belakang
Tanggal : 7 Oktober 2011 kesukuan, keagamaan, kepercayaan dan golongan serta status sosial calon
anggota.
2. Calon anggota adalah mereka yang masih dalam masa perkenalan selama 1
(satu bulan), terhitung sejak tanggal pendaftaran atau sejak dimulainya
masa perkenalan dimaksud.
(Affandi, ST) (A. Johan Wahyudi, S.Pd) (Budi Dharma,SH )
3. Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten berwenang melakukan seleksi
dan pengesahan terhadap calon anggota yang dihimpun oleh Komisariat.

Pasal 2
SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN
(Mustarum, SH) (MH. Wahyu) (Defri Noval Pasaribu,SE) 1. Mengajukan permohonan tertulis kepada Pengurus Komisariat atau Dewan
Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten dan menyatakan setia kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan-peraturan
organisasi lainya.
(S a i r u l ) (H. Syarifuddin Pasaribu, S.Sos.I) (MHD. Khaidir F Hrp, SH) 2. Tidak menjadi anggota organisasi kemahasiswaan sejenis saat
mendaftarkan diri sebagai calon anggota.
3. Calon anggota adalah mahasiswa aktif sejak tanggal mendaftarkan diri.
4. Telah melewati masa perkenalan sebagai calon anggota.
5. Membayar uang pangkal yang besarnya ditetapkan dalam peraturan
organisasi secara nasional berdasarkan kebijakan Dewan Pimpinan Pusat
SAPMA IPK.
Pasal 3 3. Aktif melaksanakan tujuan, usaha dan program-program organisasi tanpa
terkecuali.
1. Setiap anggota yang berpindah tempat diluar daerah bersangkutan, wajib 4. Membayar uang iuran anggota yang besarnya ditetapkan melalui
membawa surat pengantar dan melaporkannya kepada Dewan Pimpinan kebijaksanaan Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK.
Daerah setempat. 5. Menarik dan mengumpulkan anggota baru selama 1 (satu tahun) minimal 3
2. Tiga tahun setelah menyelesaikan studinya anggota masih diakui sebagai (tiga) orang.
anggota biasa dan memiliki hak untuk menjadi pengurus Dewan Pimpinan
Pusat, Provinsi dan Kota/Kabupaten. Pasal 6
KEHILANGAN KEANGGOTAAN
Pasal 4
HAK-HAK ANGGOTA 1. Bukan mahasiswa lagi kecuali mereka yang memenuhi ketentuan pasal (3)
Anggaran Rumah Tangga ini.
1. Hak suara dan hak bicara dalam rapat-rapat dan permusyawaratan 2. Bertempat tinggal diluar wilayah daerah yang bersangkutan dan tidak
organisasi selama tidak ada ketentuan lain untuk itu. melaporkan kepindahanya kepada Dewan Pimpinan Daerah setempat
2. Memilih dan dipilih dalam segala jabatan organisasi selama tidak ada dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan.
ketentuan lain untuk itu. 3. Bukan lagi Warga Negara Republik Indonesia.
3. Bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul kepada pimpinan 4. Atas permintaan sendiri yang diajukan secara tertulis kepada Dewan
secara langsung, baik lisan maupun tertulis berkaitan dengan Pimpinan Pusat SAPMA IPK serta telah mendapat persetujuan Dewan
kebijaksanaan organisasi. Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya.
4. Melakukan pembelaan diri terhadap pemecatan sementara yang ditetapkan 5. Dipecat setelah yang bersangkutan tidak mampu melakukan pembelaan
Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten SAPMA IPK. diri.
5. Melakukan pembelaan diri dalam pemecatan penuh oleh Dewan Pimpinan
Pusat Ikatan Pemuda Karya.

Pasal 5
KEWAJIBAN ANGGOTA
1. Mentaati Anggaran Dasar, Anggara Rumah Tangga, Peraturan dan
Keputusan serta ketentuan lainya dalam organisasi.
2. Menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik organisasi.
BAB II 4. Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap AD/ART yang
PENGURUS kemudian dimusyawarahkan dalam RAKERNAS dan
dipertanggungjawabkan di MUNAS.
Pasal 7 5. Mengangkat dan menetapkan Koordinator Nasional berdasarkan usulan
DEWAN PIMPINAN PUSAT Rakernas.
6. Menetapkan Dewan Pimpinan Daerah Tingkat Provinsi berdasarkan
1. Kepemimpinan Dewan Pimpinan Pusat bersifat Instruksional. ketetapan Musda Propinsi.
2. Pengurus Dewan Pimpinan Pusat dipilih oleh Dewan Pimpinan Pusat 7. Bila dipandang perlu Dewan Pimpinan Pusat berwenang mengupayakan
Ikatan Pemuda Karya dan ditetapkan dalam Munas. penyelesaian sengketa pada tingkat organisasi di bawahnya.
3. Pengurus Dewan Pimpinan Pusat dilarang merangkap jabatan dalam : 8. Menyelenggarakan Munas dan Rakernas sesuai waktu yang ditetapkan.
9. Menegakkan disiplin organisasi.
a. Organisasi Kemahasiswaan sejenisnya.
b. Organisasi lainya yang ditetapkan oleh Munas.
Pasal 9
4. Dalam melaksanakan kegiatan organisasi, diantara Pengurus Dewan
KETUA UMUM
Pimpinan Pusat dilakukan pembagian tugas secara fungsional melalui
1. Ketua Umum disetujui Dewan Pembina/Dewan Pimpinan Pusat Ikatan
Tata Kerja yang ditetapkan dalam Rapat Pleno Pengurus. Pemuda Karya dipilih dalam Munas.
5. Pada masa akhir jabatanya, Pengurus Dewan Pimpinan Pusat 2. Apabila berhalangan fungsi Ketua Umum dapat dilaksanakan oleh salah
mempertanggung jawabkan segala kebijaksanaannya dalam Munas. satu unsur ketua yang ditetapkan dalam Rapat Pleno Pengurus.
6. Jabatan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat maksimal 2 (dua) kali masa 3. Ketua Umum menggerakkan pelaksanaan kebijakan organisasi secara
kepengurusan dan setelah itu tidak dapat dipilih kembali. nasional.
7. Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat selama 3 tahun 4. Dalam melaksanakan tugasnya Ketua Umum dibantu oleh Ketua-Ketua,
Sekretaris Jenderal, Sekretaris-Sekretaris, Bendahara Umum, Bendahara-
Pasal 8 Bendahara dan Departemen- Departemen yang dapat diangkat dan
TUGAS DAN WEWENANG diberhentikan berdasarkan keputusan Dewan Pembina / Dewan Pimpinan
Pusat Ikatan Pemuda Karya setelah Rapat Pleno Pengurus Dewan
1. Melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Program Kerja Pimpinan Pusat SAPMA IPK.
dan ketetapan-ketetapan Munas lainya. 5. Dalam melaksanakan tugasnya Ketua Umum bertanggungjawab kepada
Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya.
2. Dalam melaksanakan ayat (1) Dewan Pimpinan Pusat berkoordinasi
dengan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya.
3. Membentuk Badan – Badan Tingkat Nasional.
Pasal 10 3. Jumlah anggota dan susunan Pengurus Koordinator Daerah ditetapkan
RAPAT-RAPAT DEWAN PIMPINAN PUSAT sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh)
orang yang terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan seorang
1. Pengambilan kebijakan Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK dilakukan Bendahara. Apabila dipandang perlu dapat dibentuk Badan-Badan.
melalui Rapat Pleno Pengurus. 4. Keanggotaan Kordinator Daerah maksimal 2 (dua) kali masa
2. Setiap keputusan dalam Rapat Pleno Pengurus Dewan Pimpinan Pusat kepengurusan dan setelah itu tidak dapat dipilih kembali.
SAPMA IPK, pada dasarnya diambil berdasarkan musyawarah untuk 5. Masa kepengurusan Koordinator Daerah satu (1) periode kepengurusan.
mencapai mufakat.
6. Dalam menjalankan tugasnya Koordinator Daerah bertanggungjawab
3. Apabila ayat (2) tidak dapat dilaksanakan dan keputusan yang diambil
kepada Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK.
menyangkut keselamatan/eksistensi organisasi, maka dapat dilakukan
Pasal 12
penetapan berdasarkan suara terbanyak.
TUGAS DAN WEWENANG KOORDINATOR DAERAH
4. Apabila diantara keputusan yang akan diambil berada diluar keputusan
Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya/Munas, terlebih dahulu perlu
1. Mengkoordinasikan program-program kerja nasional organisasi di daerah
mendapat permufakatan Rapat Kerja Nasional.
yang diatur dalam Keputusan Rapat Pleno Pengurus Dewan Pimpinan
5. Rapat Pleno Pengurus Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK hanya sah jika
Pusat SAPMA IPK.
dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) jumlah Pengurus.
2. Berwenang menjabarkan program-program kerja nasional organisasi yang
6. Untuk kepentingan keselamatan/eksistensi organisasi yang mendesak
diatur dalam Keputusan Rapat Pleno Pengurus Dewan Pimpinan Pusat
dimana ayat (5) diatas tidak terpenuhi, maka rapat ditunda 3x60 menit.
SAPMA IPK untuk disesuaikan dengan kondisi wilayahnya.
Apabila penundaan tersebut ternyata tidak memenuhi ayat (5) maka Rapat
3. Membantu dan mengupayakan pertemuan-pertemuan antar Dewan
dianggap sah bila dihadiri 1/2+1 dari pengurus dan hasil-hasil tersebut
Pimpinan Daerah di wilayahnya.
dilaporkan pada Rapat Pleno Pengurus berikutnya.
7. Keputusan Rapat Pleno Pengurus mengikat semua Pengurus Dewan
Pasal 13
Pimpinan Pusat SAPMA IPK.
DEWAN PIMPINAN DAERAH PROPINSI

Pasal 11
1. Dalam satu wilayah yang sekurang-kurangnya terdapat 1 (satu) lembaga
KOORDINATOR DAERAH
Perguruan Tinggi dapat dibentuk Dewan Pimpinan Daerah setelah
1. Pembagian wilayah Koordinator Daerah ditetapkan oleh Keputusan Rapat
dibentuk minimal 1 (satu) komisariat.
Pleno Pengurus Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK.
2. Dalam melaksanakan kebijaksanaan sehari-harinya Dewan Pimpinan
2. Calon-calon pengurus Koordinator Daerah diusulkan oleh DPD-DPD
Daerah Propinsi bertanggungjawab kepada Dewan Pimpinan Pusat.
dalam Rakernas.
3. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Propinsi tidak diperkenankan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten dalam wilayahnya.
merangkap jabatan dengan 6. Mempersiapkan pembentukan Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten
a. Organisasi Kemahasiswaan sejenis. baru diwilayahnya.
b. Organisasi lainnya yang ditetapkan oleh Munas 7. Melaksanakan Kaderisasi Tingkat Menengah dalam wilayahnya.
8. Bertugas memimpin seluruh kegiatan organisasi ditingkat Dewan
4. Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Propinsi terdiri dari seorang Pimpinan Daerah Propinsi.
Ketua, beberapa Wakil Ketua, seorang Sekretaris, beberapa wakil 9. Untuk menjalankan tugas-tugas organisasi, Dewan Pimpinan Daerah
Sekretaris, seorang Bendahara dan beberapa Wakil Bendahara, dan Biro- Propinsi dapat membentuk badan-badan sesuai dengan kebutuhan-
Biro. kebutuhan.
5. Tata Kerja Dewan Pimpinan Daerah Propinsi ditetapkan dalam Rapat
Kerja Daerah Propinsi, guna melaksanakan hasil-hasil Musda. Pasal 15
6. Pada masa akhir jabatanya, Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Propinsi RAPAT-RAPAT DEWAN PIMPINAN DAERAH PROPINSI
mempertanggung jawabkan segala kebijaksanaannya dalam Musda.
7. Jabatan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Propinsi maksimal 2 (dua) kali 1. Dalam menjalankan ketetapan-ketetapan Musyawarah Daerah, Dewan
masa kepengurusan dan setelah itu tidak dapat dipilih kembali. Pimpinan Daerah Propinsi dapat membuat Peraturan - Peraturan dan
8. Masa Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi selama 3 Tahun Keputusan -Keputusan yang ditetapkan dalam Rapat Pleno Pengurus
Dewan Pimpinan Daerah Propinsi.
Pasal 14 2. Setiap keputusan dalam Dewan Pimpinan Propinsi, pada dasarnya diambil
TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PIMPINAN DAERAH PROPINSI secara musyawarah untuk mufakat.
3. Penetapan keputusan berdasarkan suara terbanyak dapat diambil, jika
1. Melaksanakan keputusan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya keputusan tersebut menyangkut keselamatan/eksistensi organisasi.
dan Munas. 4. Rapat Pleno Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Propinsi hanya sah jika
2. Melaksanakan program-program kerja nasional organisasi diwilayah yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) jumlah pengurus Dewan
diatur dalam keputusan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi. Pimpinan Daerah Propinsi.
3. Berkewajiban menjabarkan dan melaksanakan ketetapan-ketetapan 5. Untuk kepentingan keselamatan/eksistensi organisasi yang mendesak
Musdaprop. dimana ayat (4) diatas tidak terpenuhi, maka rapat ditunda 3x60 menit.
4. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi berwenang mengesahkan susunan Apabila penundaan tersebut tidak memenuhi ayat (4), maka rapat Dewan
Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten hasil MusdaKot/Kab. Pimpinan Daerah Propinsi dianggap sah, bila dihadiri 1/2+1 dari pengurus
5. Membantu dan mengupayakan pertemuan-pertemuan antar Dewan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi dan hasil-hasil tersebut dilaporkan pada
Rapat Pleno Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Propinsi berikutnya. 8. Masa Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten selama 3
6. Keputusan Rapat Pleno Pengurus Dewan Pimpinan Propinsi mengikat Tahun.
semua pengurus Dewan Pimpinan Daerah Propinsi.
Pasal 17
Pasal 16 TUGAS DAN WEWENANG
DEWAN PIMPINAN DAERAH KOTA/KABUPATEN DEWAN PIMPINAN DAERAH KOTA/KABUPATEN
1. Dalam satu wilayah yang sekurang-kurangnya terdapat 1 (satu) lembaga
Perguruan Tinggi dapat dibentuk Dewan Pimpinan Daerah 1. Melaksanakan keputusan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya
Kota/Kabupaten setelah dibentuk minimal 1 (satu) komisariat. dan Munas.
2. Dalam melaksanakan kebijaksanaan sehari-harinya Dewan Pimpinan 2. Melaksanakan program-program kerja nasional organisasi diwilayah yang
Daerah Kota/Kabupaten bertanggungjawab kepada Dewan Pimpinan diatur dalam keputusan Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten.
Daerah Propinsi. 3. Berkewajiban menjabarkan dan melaksanakan ketetapan-ketetapan
3. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten tidak diperkenankan MusdaKot/Kab.
merangkap jabatan dengan 4. Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten berwenang mengesahkan
a. Organisasi Kemahasiswaan sejenis. susunan Pengurus Komisariat hasil MusdaKot/Kab.
b. Organisasi lainnya yang ditetapkan oleh Munas 5. Membantu dan mengupayakan pertemuan-pertemuan antar Pengurus
Komisariat dalam wilayahnya.
4. Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten terdiri dari 6. Mempersiapkan pembentukan Pengurus Komisariat baru diwilayahnya.
seorang Ketua, beberapa Wakil Ketua, seorang Sekretaris, beberapa 7. Melaksanakan Kaderisasi Tingkat Dasar dalam wilayahnya.
wakil Sekretaris, seorang Bendahara dan beberapa Wakil Bendahara, dan 8. Bertugas memimpin seluruh kegiatan organisasi ditingkat Dewan
Bidang-Bidang. Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten.
5. Tata Kerja Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten ditetapkan dalam 9. Untuk menjalankan tugas-tugas organisasi, Dewan Pimpinan Daerah
Rapat Kerja Daerah Kota/Kabupaten, guna melaksanakan hasil-hasil Propinsi dapat membentuk badan-badan sesuai dengan kebutuhan-
MusdaKot/Kab. kebutuhan.
6. Pada masa akhir jabatanya, Pengurus Dewan Pimpinan Daerah
Kota/Kabupaten mempertanggung jawabkan segala kebijaksanaannya
dalam MusdaKot/Kab.
7. Jabatan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten maksimal 2 (dua)
kali masa kepengurusan dan setelah itu tidak dapat dipilih kembali.
Pasal 18 Pasal 19
RAPAT-RAPAT PENGURUS KOMISARIAT
DEWAN PIMPINAN DAERAH KOTA/KABUPATEN
1. Disetiap Fakultas/Akademi/Lembaga Perguruan Tinggi dapat dibentuk
1. Dalam menjalankan ketetapan-ketetapan Musyawarah Daerah, Dewan basis organisasi yang disebut Komisariat dengan anggota 10 (sepuluh)
Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten dapat membuat Peraturan - Peraturan orang.
dan Keputusan -Keputusan yang ditetapkan dalam Rapat Pleno Pengurus 2. Komisariat merupakan unit organisasi yang bertugas melakukan
Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten. koordinasi pelaksanaan program operasional ditingkat basis.
2. Setiap keputusan dalam Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten, pada 3. Komisariat dipimpin oleh Pengurus Komisariat yang dipilih oleh
dasarnya diambil secara musyawarah untuk mufakat. Musyawarah Komisariat dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Daerah
3. Penetapan keputusan berdasarkan suara terbanyak dapat diambil, jika Kota/Kabupaten.
keputusan tersebut menyangkut keselamatan/eksistensi organisasi. 4. Susunan Pengurus Komisariat terdiri dari seorang Ketua Komisariat,
4. Rapat Pleno Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten hanya beberapa wakil Ketua, seorang Sekretaris, beberapa wakil Sekretaris,
sah jika dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) jumlah pengurus seorang Bendahara dan seorang Wakil Bendahara serta dimungkinkan
Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten. dibentuk Bagian-Bagian.
5. Untuk kepentingan keselamatan/eksistensi organisasi yang mendesak 5. Tata Kerja Pengurus Komisariat ditetapkan dalam Rapat Kerja Komisariat.
dimana ayat (4) diatas tidak terpenuhi, maka rapat ditunda 3x60 menit. 6. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Pengurus Komisariat
Apabila penundaan tersebut tidak memenuhi ayat (4), maka rapat Dewan bertanggungjawab kepada Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten.
Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten dianggap sah, bila dihadiri 1/2+1 dari 7. Masa kepengurusan pengurus Komisariat 1 (satu) tahun dan dapat dipilih
pengurus Dewan Pimpinan Daerah Propinsi dan hasil-hasil tersebut kembali maksimal 2 (dua) kali periode kepengurusan.
dilaporkan pada Rapat Pleno Pengurus Dewan Dewan Pimpinan Daerah
Kota/Kabupaten berikutnya.
6. Keputusan Rapat Pleno Pengurus Dewan Pimpinan Daerah
Kota/Kabupaten mengikat semua pengurus Dewan Pimpinan Daerah
Kota/Kabupaten.
Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK.
BAB III 4. Setiap peserta Munas mempunyai satu hak suara.
PERMUSYAWARATAN
Pasal 20 Pasal 22
PENGAMBILAN KETETAPAN-KETETAPAN DALAM MUNAS
MUSYAWARAH NASIONAL
(MUNAS) 1. Ketetapan-ketetapan pada dasarnya diambil dengan mengutamakan
musyawarah untuk mencapai mufakat.
1. Diselenggarakan Dewan Pimpinan Pusat dengan dibantu Panitia Munas 2. Dalam keadaan dimana terdapat pendapat-pendapat yang tidak dapat
yang dibentuk oleh Dewan Pimpinan Pusat setelah mendapat izin dan dipertemukan, Munas dapat meminta Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK
persetujuan dari Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya. untuk menjelaskan pokok persoalan.
2. Materi, Acara dan Tata Tertib Munas dipersiapkan oleh Panitia Munas, 3. Apabila ayat (1) dan (2) tidak dapat dipenuhi, ketetapan dapat diambil
untuk selanjutnya dibahas dan ditetapkan oleh sidang-sidang Munas. berdasarkan suara terbanyak. Ketetapan sah jika disetujui oleh minimal
3. Pembahasan Acara dan Tata Tertib dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat 1/2+1 peserta yang mempunyai hak suara.
dan selanjutnya dipimpin oleh pimpinan sidang terpilih.
4. Munas sah jika dihadiri oleh minimal 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Dewan Pasal 23
Pimpinan Daerah Propinsi definitif yang berhak diundang. MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA
5. Menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Munas berikutnya. (MUNASLUB)

Pasal 21 1. Musyawarah Nasional Luar Biasa hanya dapat diselenggarakan setelah


1. Peserta Munas adalah utusan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda mendapat izin dan persetujuan dari Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda
Karya, Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK, Dewan Pimpinan Daerah Karya karena dalam keadaan darurat yang dinilai mengancam eksistensi
Propinsi definitif yang jumlahnya ditetapkan dalam Keputusan Rapat dan keutuhan organisasi.
Pleno Pengurus Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK. 2. Materi, acara dan syarat sahnya pengambilan keputusan dibahas dan
2. Peninjau Munas adalah Pengurus Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK, ditetapkan lebih lanjut dalam Munas Luar Biasa yang bersangkutan.
Pengurus Badan-Badan Tingkat Nasional, Pengurus Koordinator Daerah
dan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi, Dewan Pimpinan Daerah
Kota/Kabupaten.
3. Pengamat Munas terdiri dari undangan yang ditetapkan oleh Keputusan
4. Musdaprop dianggap sah jika paling sedikit dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga)
Pasal 24 utusan Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten yang berhak diundang.
RAPAT KERJA NASIONAL 5. Ketetapan-ketetapan dalam Musdaprop pada dasarnya diambil dengan
(RAKERNAS) mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat.
6. Jika ayat (5) tidak terpenuhi, maka Ketetapan Musdaprop diangap sah
1. Diselenggarakan minimal sekali dalam satu periode kepengurusan oleh apabila disetujui oleh minimal 1/2+1 peserta yang hadir.
Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK, dibantu oleh panitia yang dibentuk
oleh Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK. Pasal 26
2. Dihadiri oleh anggota Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya, MUSYAWARAH DAERAH LUAR BIASA
Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK, Badan-Badan Tingkat Nasional, (MUSDALUB)
Koordinator Daerah serta Dewan Pimpinan Daerah Propinsi dan Dewan
Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten. 1. Musyawarah Daerah Luar Biasa hanya dapat diselenggarakan setelah
3. Rancangan Materi,Acara dan Tata Tertib Rapat Kerja Nasional disiapkan mendapat izin dan persetujuan dari Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda
oleh Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK. Karya karena dalam keadaan darurat yang dinilai mengancam eksistensi
4. Ketetapan-ketetapan dalam Rakernas pada dasarnya diambil dengan dan keutuhan organisasi di Propinsi.
mengutamakan musyawarah untuk mufakat. 2. Materi, acara dan syarat sahnya pengambilan keputusan dibahas dan
5. Jika ayat (4) tidak dapat dilakukan maka Ketetapan Rakernas sah apabila ditetapkan lebih lanjut dalam Musdalub yang bersangkutan.
disetujui oleh minimal 1/2+1 jumlah peserta yang hadir.
Pasal 27
Pasal 25 RAPAT KERJA DAERAH
MUSYAWARAH DAERAH PROPINSI (RAKERDA)
(MUSDAPROP)
1. Diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah Propinsi dibantu oleh 1. Diselenggarakan minimal 1 (satu) kali periode kepengurusan oleh Dewan
Panitia yang dibentuk melalui Rapat Dewan Pimpinan Daerah Propinsi. Pimpinan Daerah Propinsi dibantu oleh panitia yang dibentuk oleh Dewan
2. Materi,Acara dan Tata Tertib Musyawarah Daerah Propinsi dipersiapkan Pimpinan Daerah Propinsi .
oleh Dewan Pimpinan Daerah Propinsi. Dan untuk selanjutnya ditetapkan 2. Rakorcab sah jika dihadiri 2/3 jumlah komisariat definitif.
oleh sidang-sidang Musdaprop. 3. Rancangan Materi, Acara dan Tata Tertib Rakerda disiapkan oleh Dewan
3. Pembahasan Acara dan Tata Tertib dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pimpinan Daerah Propinsi .
Daerah Propinsi dan selanjutnya dipimpin oleh pimpinan sidang terpilih. 4. Ketetapan-ketetapan dalam Rakerda pada prinsipnya diambil dengan
mengutamakan musyawarah untuk mufakat. Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya karena dalam keadaan darurat yang
5. Jika ayat (4) tidak dapat terpenuhi maka Ketetapan Rakerda sah apabila dinilai mengancam eksistensi dan keutuhan organisasi di Kota/Kabupaten.
disetujui oleh minimal 1/2 +1 jumlah peserta yang hadir. 2. Materi, acara dan syarat sahnya pengambilan keputusan dibahas dan
ditetapkan lebih lanjut dalam Musdalubkot/kab yang bersangkutan.
Pasal 28
MUSYAWARAH DAERAH KOTA/KABUPATEN Pasal 30
(MUSDAKOT/KAB) RAPAT KERJA DAERAH KOTA/KABUPATEN (RAKERDAKOT/KAB)

1. Diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten dibantu 1. Diselenggarakan minimal 1 (satu) kali periode kepengurusan oleh Dewan
oleh Panitia yang dibentuk melalui Rapat oleh Dewan Pimpinan Daerah Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten dibantu oleh panitia yang dibentuk oleh
Kota/Kabupaten . Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten.
2. Materi,Acara dan Tata Tertib Musyawarah Daerah Kota/Kabupaten 2. Rakerdakot/kab sah jika dihadiri 2/3 jumlah komisariat definitif.
dipersiapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten. Dan untuk 3. Rancangan Materi, Acara dan Tata Tertib Rakerdakot/kab disiapkan oleh
selanjutnya ditetapkan oleh sidang-sidang Musdakot/kab. Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten.
3. Pembahasan Acara dan Tata Tertib dipimpin oleh Dewan Pimpinan 4. Ketetapan-ketetapan dalam Rakerdakot/kab pada prinsipnya diambil
Daerah Kota/Kabupaten dan selanjutnya dipimpin oleh pimpinan sidang dengan mengutamakan musyawarah untuk mufakat.
terpilih. 5. Jika ayat (4) tidak dapat terpenuhi maka Ketetapan Rakedakot/kab sah
4. Musdakot/kab dianggap sah jika paling sedikit dihadiri oleh 2/3 (dua per apabila disetujui oleh minimal 1/2 +1 jumlah peserta yang hadir.
tiga) utusan Pengurus Komisariat yang berhak diundang.
5. Ketetapan-ketetapan dalam Musdakot/kab pada dasarnya diambil dengan Pasal 31
mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat. MUSYAWARAH KOMISARIAT (MUSKOM)
6. Jika ayat (5) tidak terpenuhi, maka Ketetapan Musdakot/kab diangap sah
apabila disetujui oleh minimal 1/2+1 peserta yang hadir. 1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat.
2. Musyawarah Anggota dihadiri oleh semua anggota Komisariat
Pasal 29 3. Materi, Acara dan Tata Tertib dipersiapkan oleh Pengurus Komisariat.
MUSYAWARAH DAERAH LUAR BIASA KOTA/KABUPATEN 4. Penetapan tata cara pengambilan Keputusan Musyawarah Anggota, pada
(MUSDALUBKOT/KAB) dasarnya sejalan dengan pelaksanaan Rakedakot/kab.
5. Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten hadir dalam Musyawarah
1. Musyawarah Daerah Luar Biasa Kota/Kabupaten hanya dapat Anggota sebagai peninjau, sedangkan Pengurus Komisariat sebagai peserta
diselenggarakan setelah mendapat izin dan persetujuan dari Dewan kehormatan.
BAB IV Pasal 34
KADERISASI PENILAIAN PELANGGARAN DISIPLIN
Pasal 32
1. Kaderisasi pada dasarnya adalah proses untuk menunjang kesinambungan, 1. Penilaian pelanggaran disiplin anggota dilakukan langsung oleh Pengurus
kualitas kepemimpinan dan pengabdian organisasi. Komisariat bersangkutan dan secara tidak langsung oleh Dewan Pimpinan
2. Setiap anggota adalah kader berdasarkan syarat-syarat yang ditetapkan Daerah Kota/Kabupaten.
oleh Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi. 2. Penilaian pelanggaran disiplin oleh Pengurus Komisariat dilakukan oleh
3. Kaderisasi dibagi menjadi tiga tahap yaitu : Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten dibahas dan disahkan dalam
a. Dasar disebut Pelatihan Kader Material Rapat Pleno Pengurus Kota/Kabupaten.
b. Menengah disebut Pelatihan Kader Dialektika 3. Penilaian pelanggaran disiplin oleh Dewan Pimpinan Daerah
c. Atas disebut Pelatihan Kader Historis Kota/Kabupaten dilakukan oleh Dewan Pimpinan Daerah Propinsi dibahas
4. Syarat-syarat penjenjangan setiap kader ditetapkan berdasarkan Keputusan dan disahkan dalam Rapat Pleno Pengurus Propinsi.
Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK. 4. Penilaian pelanggaran disiplin oleh Dewan Pimpinan Daerah Propinsi
dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat, dibahas dan disahkan dalam Rapat
BAB V Pleno Pengurus Pusat.
DISIPLIN ORGANISASI 5. Penilaian pelanggaran disiplin oleh Dewan Pimpinan Pusat dilakukan oleh
Pasal 33 Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya, dibahas dan disahkan dalam
1. Dilarang melakukan kegiatan yang mencemarkan kehormatandan nama Rapat Pleno Pengurus DPP IPK.
baik organisasi.
2. Dilarang melakukan tindakan yang dapat menimbulkan pertentangan dan Pasal 35
perpecahan dalam tubuh organisasi serta tindakan lainya yang PELAKSANAAN TINDAKAN DISIPLIN
menyimpang dari kebijakan organisasi.
3. Dilarang menyebar luaskan paham, isu serta fitnah yang dapat 1. Pelaksanaan tindakan disiplin dilakukan sesuai dengan hirarki organisasi.
menimbulkan permusuhan diantara anggota dan mahasiswa masyarakat 2. Jenis tindakan disiplin dan mekanisme pelaksanaanya diatur dalam
pada umumnya. Peraturan dan Keputusan Organisasi.
4. Larangan sebagaiman dalam ayat (1), (2) dan (3) tersebut diatas berlaku 3. Jika benar-benar dipandang perlu, Dewan Pimpinan Daerah
bagi seluruh anggota tanpa membeda-bedakan jenjang jabatan dalam Kota/Kabupaten dapat melakukan pemecatan sementara terhadap anggota
organisasi. yang melakukan pelanggaran disiplin.
4. Anggota yang mengalami pemecatan sementara dapat meminta penilaian BAB VII
kembali kepada pimpinan diatasnya. KEKAYAAN ORGANISASI
5. Pemecatan penuh diputuskan oleh Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Pasal 38
Karya setelah pelanggar disiplin tidak mampu membela diri. 1. Yang dimaksud dengan kekayaan organisasi adalah seluruh harta benda
yang dimiliki organisasi.
BAB VI 2. Organisasi berkewajiban memelihara harta benda dan diinventarisasikan
PENYELESAIAN SENGKETA secara baik.
Pasal 36
BAB VIII
1. Yang dimaksud dengan sengketa dalam hal ini adalah perselisihan diantara KEUANGAN
anggota yang membahayakan keutuhan organisasi. Pasal 39
2. Pedoman penyelesaian sengketa adalah kemurnian azas, keluhuran budi, Keuangan organisasi diperoleh dari uang pangkal, iuran anggota, Dewan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan peraturan organisasi Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya, sumbangan yang tidak mengikat dan
usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran
lainya, persatuan dan kesatuan serta keutuhan organisasi.
Rumah Tangga.

Pasal 37
BAB IX
PELAKSANAAN PENYELESAIAN SENGKETA
HIRARKI PERATURAN ORGANISASI
Pasal 40
1. Penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan hirarki organisasi.
1. Tata urutan Peraturan Organisasi disusun secara hirarkis sebagai berikut :
2. Apabila perlu dapat dibentuk tim khusus yang disetujui oleh pihak-pihak
a. Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya
yang bersengketa.
b. Anggaran Dasar dan Ketetapan Munas
3. Apabila sengketa tidak dapat diselesaikan dan sengketa tersebut dinilai
c. Anggaran Rumah Tangga.
membahayakan keutuhan organisasi, maka pengurus organisasi pada
d. Keputusan Rapat Kerja Nasional.
hirarki diatasnya berhak mengambil kebijaksanaan yang dianggap perlu.
e. Peraturan Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK
f. Keputusan Dewan Pimpinan Pusat SAPMA IPK
g. Keputusan Rakerda
h. Ketetapan Musdaprop
i. Peraturan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi
j. Keputusan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi
k. Peraturan Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten BAB XI
l. Keptusan Dewan Pimpinan Daerah Kota/Kabupaten PENUTUP
m. Ketetapan Musyawarah Komisariat Pasal 36
n. Keputusan Pengurus Komisariat.
a. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan bagian tak terpisahkan dari
BAB X Anggaran Dasar.
KETENTUAN PERALIHAN b. Anggaran Rumah Tangga ini dapat disempurnakan kembali dalam Munas
Pasal 41 bila mendapat izin dari Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Karya dan
a. Segala sesuatu yang menimbulkan perbedaan penafsiran dalam Anggaran mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Rumah Tangga ini diputuskan oleh Dewan Pimpinan Pusat dan dijelaskan
dalam Rapat KerjaNasional.
b. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan
diatur dalam Peraturan dan Keputusan Organisasi. Ditetapkan di : Medan
Tanggal : 7 Oktober 2011

(Affandi, ST) (A. Johan Wahyudi, S.Pd) (Budi Dharma,SH )

(Mustarum, SH) (MH. Wahyu) (Defri Noval Pasaribu,SE)

(S a i r u l ) (H. Syarifuddin Pasaribu, S.Sos.I) (MHD. Khaidir F Hrp, SH)

Anda mungkin juga menyukai