PERATURAN ORGANISASI
ORMAS PEMUDA PANCASILA
Tentang
1
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 01/PO/MPN-PP/IX/2020
Tentang
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
3
BAB II
JENIS, KEKUASAAN DAN WEWENANG
Pasal 2
BAB III
KELENGKAPAN MUSYAWARAH-MUSYAWARAH
DAN RAPAT-RAPAT PEMILIHAN PENGURUS
Pasal 3
Pasal 4
Kelengkapan Rapat Kerja dan Rapat Koordinasi Majelis Pimpinan Ormas Pemuda
Pancasila terdiri dari :
1. Penanggungjawab dan Penyelenggara
2. Panitia Pengarah (Steering Comitte) yang disingkat (SC) adalah Panitia yang
menyiapkan materi Rapat Kerja dan Rapat Koordinasi Majelis Pimpinan Ormas
Pemuda Pancasila.
3. Panitia Pelaksana (Organizing Committee) yang disingkat (OC) adalah Panitia yang
menyiapkan Penyelenggaraan Pelaksanaan Rapat Kerja dan Rapat Koordinasi
Majelis Pimpinan Ormas Pemuda Pancasila
4. Peserta (Utusan dan Peninjau)
5. Undangan lainnya.
6. Jumlah Peserta ditentukan oleh Penyelenggara.
4
BAB IV
PENANGGUNG JAWAB DAN PENYELENGGARA
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
5
BAB V
PANITIA PENGARAH (SC) DAN PANITIA PELAKSANA (OC)
Pasal 12
1. Panitia Pengarah (SC) dan Panitia Pelaksana (OC) Musyawarah dan Rapat-rapat
dibentuk dan disahkan dengan Surat Keputusan sesuai tingkatannya.
2. Tugas Panitia Pengarah (SC) adalah mempersiapkan rancangan materi bahasan.
3. Tugas Panitia Pelaksana (OC) adalah mempersiapkan segala sesuatu untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan musyawarah dan rapat-rapat.
4. Jumlah personalia Panitia Pengarah (SC) dan Panitia Pelaksana (OC) sesuai
kebutuhan ditentukan oleh Penyelenggara.
BAB VI
RANCANGAN MATERI BAHASAN
Pasal 13
6
6. Rancangan materi Rakornas, Rakorwil, Rakorcab terdiri dari :
a. Jadwal Acara dan Tata tertib
b. Materi sesuai kebutuhan
BAB VII
SURAT-SURAT KEPUTUSAN
Pasal 14
7
BAB VIII
PESERTA
Pasal 15
Pasal 16
4. Peserta Rapat Pemilihan Pengurus PAC Pemuda Pancasila sebagai Utusan dan
Peninjau ialah:
a. Peserta yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 80.
b. Peserta utusan Pimpinan Ranting yang Sah dan Definitif adalah yang telah
melaksanakan Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting sesuai ketentuan
Anggaran Rumah Tangga BAB VIII Pasal 23 Ayat 5 dan dibuktikan dengan telah
memiliki KTA Ormas Pemuda Pancasila.
c. Jumlah Peserta ditentukan oleh Pimpinan Anak Cabang.
8
5. Peserta Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting Pemuda Pancasila sebagai
Utusan dan Peninjau ialah :
a. Peserta yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 81.
b. Peserta utusan Pimpinan Anak Ranting yang Sah dan Definitif adalah yang
telah melaksanakan Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Ranting sesuai
ketentuan Anggaran Rumah Tangga BAB VIII Pasal 23 Ayat 6 dan dibuktikan
dengan telah memiliki KTA Ormas Pemuda Pancasila.
c. Jumlah Peserta ditentukan oleh Pengurus Pimpinan Ranting.
Pasal 17
Pasal 18
9
3. Peserta Rapat Kerja Cabang Ormas Pemuda Pancasila adalah :
a. Peserta yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 86.
b. Peserta utusan MPC dan PAC yang Sah dan Definitif adalah yang telah
melaksanakan Rapat Pemilihan Pengurus sesuai ketentuan Anggaran Rumah
Tangga BAB VIII Pasal 23 ayat 2 dan 3.
c. Jumlah peserta ditentukan oleh Majelis Pimpinan Cabang.
4. Peserta Rapat Pleno Pengurus Lengkap Majelis Pimpinan Ormas Pemuda Pancasila
dimasing-masing tingkatannya adalah Fungsionaris Majelis Pimpinan, Pimpinan
Majelis Pertimbangan Organisasi, Ketua dan Sekretaris Perangkat Organisasi
Majelis Pimpinan Ormas Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.
5. Peserta Rapat Pleno Pimpinan Harian Majelis Pimpinan Ormas Pemuda Pancasila
dimasing-masing tingkatannya adalah Ketua Umum/Ketua, Wakil-wakil Ketua
Umum/Wakil-wakil Ketua, Ketua-Ketua Bidang, Sekretaris Jenderal/Sekretaris,
Wakil sekretaris Jendral/Wakil Sekretaris, Bendahara Umum/Bendahara dan Wakil
Bendahara Umum/Wakil Bendahara Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya.
BAB IX
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 19
Hak dan kewajiban peserta dalam Musyawarah dan Rapat-rapat, diatur dalam Tata
Tertib dengan mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda
Pancasila Ormas Pemuda Pancasila
10
BAB X
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 20
Quorum
Pasal 21
Pengambilan Keputusan
BAB XI
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN
Pasal 22
11
BAB XII
SIDANG DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 23
BAB XIII
KOMISI-KOMISI
Pasal 24
BAB XIV
PIMPINAN SIDANG DAN TUGAS
Pasal 25
Pimpinan Sidang
12
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
13
Pasal 30
Tugas
Pasal 31
BAB XV
HAK SUARA
Pasal 32
Hak suara untuk memilih Ketua Umum, Ketua MPW, Ketua MPC dalam Musyawarah-
musyawarah dan Rapat Pemilihan Ketua Pimpinan Anak Cabang, Ketua Pimpinan
Ranting, dan/atau Ketua Pimpinan Anak Ranting, sebagai berikut :
1. MUBES / MUBESLUB :
a) Majelis Pimpinan Nasional = 1 (satu) hak suara.
b) Majelis Pimpinan Wilayah masing-masing = 1(satu) hak suara
c) Majelis Pimpinan Cabang, masing-masing = 1 (satu) hak suara
14
2. MUSWIL / MUSWILLUB :
a) Majelis Pimpinan Nasional = 1 (satu) hak suara.
b) Majelis Pimpinan Wilayah = 1(satu) hak suara
c) Majelis Pimpinan Cabang se-propinsi masing-masing = 1 (satu) hak suara
3. MUSCAB / MUSCABLUB :
a) Majelis Pimpinan Wilayah = 1 (satu) hak suara.
b) Majelis Pimpinan Cabang = 1(satu) hak suara
c) Pimpinan Anak Cabang se-kab/kota, masing-masing = 1 (satu) hak suara
Pasal 33
1) Pemberian hak suara dalam pemilihan Ketua Umum dan/atau Ketua MPW atau
Ketua MPC dilakukan oleh yang mewakili atau dilakukan secara langsung oleh
Ketua Delegasi dari masing-masing unsur sebagaimana yang ditetapkan dalam Bab
XV Pasal 31 ayat 1), ayat 2), ayat 3).
2) Pemberian Hak Suara dalam Rapat Pemilihan Ketua PAC, Ketua Pimpinan Ranting,
dan/atau Ketua Pimpinan Anak Ranting, dilakukan oleh yang mewakili dari
masing–masing unsur sebagaimana yang ditetapkan dalam BAB XV pasal 31 ayat
4), ayat 5), ayat 6).
BAB XVI
DEMISIONER
Pasal 34
15
BAB XVII
Pasal 35
1. Persyaratan administrasi :
a. Warga Negara Indonesia, dengan bukti Kartu Tanda Penduduk.
b. Memiliki Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila
c. Diutamakan memiliki Sertifikat Kaderisasi yang diterbitkan oleh Majelis
Pimpinan Nasional Ormas Pemuda Pancasila
d. Membuat surat pernyataan kesediaan di atas kertas bermeterai cukup disertai
biodata.
e. Memenuhi persyaratan lainnya yang ditetapkan sesuai Hasil Komisi Organisasi.
f. Menyatakan pengunduran diri dari rangkap jabatan pada jenjang tingkatan
internal organisasi Pemuda Pancasila lainnya bilamana terpilih.
2. Kriteria :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Setia kepada NKRI, Pancasila dan UUD 1945.
c. Memiliki integritas moral dan visioner.
d. Tidak tercela atau tidak sedang terkena vonis hukuman minimal 5 (lima)
tahun dari Pengadilan, yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
e. Memiliki pemahaman tentang Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
f. Tidak terkena sanksi organisasi berupa skorsing atau pemecatan, terkecuali
telah mendapat rehabilitasi.
g. Memiliki sikap yang tegas, konsisten, serta mampu secara moril dan materil
mengemban amanat keputusan-keputusan organisasi.
BAB XVIII
TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM, KETUA MPW, KETUA MPC, KETUA PAC,
KETUA PIMPINAN RANTING, KETUA PIMPINAN ANAK RANTING
Pasal 36
1. Pemilihan Ketua Umum, Ketua MPW, Ketua MPC, Ketua PAC, Ketua Pimpinan
Ranting dan/atau Ketua Pimpinan Anak Ranting dalam musyawarah-musyawarah
dan rapat sesuai tingkatannya dilakukan secara nusyawarah untuk mufakat.
2. Jika usulan calon Ketua Umum MPN, Ketua MPW, Ketua MPC, Ketua PAC, Ketua
Pimpinan Ranting dan Ketua Pimpinan Anak Ranting disepakati secara
musyawarah untuk mufakat maka yang bersangkutan dinyatakan terpilih secara
aklamasi.
3. Apabila secara musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka pemilihan
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
16
Tahap I (verifikasi persyaratan dan kriteria bakal calon):
1. Verifikasi terhadap Bakal Calon dilakukan oleh pimpinan Sidang Pleno/Paripurna
2. Bakal Calon dinyatakan sah menjadi calon tetap apabila telah memenuhi
persyaratan dan kriteria yang ditetapkan
3. Bakal Calon yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam
butir a dinyatakan gugur
4. Setiap Bakal Calon dapat ditetapkan sebagai calon untuk dipilih apabila mendapat
dukungan minimal 30% dari jumlah unsur utusan yang berhak memilih
5. Apabila seseorang Bakal Calon tidak mendapat dukungan sebagaimana yang
dimaksud pada butir d) maka bakal calon yang bersangkutan dinyatakan gugur.
6. Calon yang telah ditetapkan, diumumkan oleh Pimpinan Sidang Pleno/Paripurna
Tahap II (Pemilihan) :
1. Pemilihan dipandu oleh Pimpinan Sidang Pleno/Paripurna secara kolektif
2. Setiap calon wajib menyampaikan Visi dan Misinya
3. Masing-masing unsur Utusan yang berhak memilih, hanya mempunyai satu hak
suara dan hanya dapat memilih satu nama dari calon yang ditetapkan
4. Sebelum pemilihan dilakukan, terlebih dahulu dipersiapkan jumlah kertas suara
sesuai dengan jumlah suara utusan yang berhak memilih
5. Pemilihan dilakukan secara langsung, bebas dan rahasia
6. Perhitungan hasil pemilihan dilakukan secara terbuka dan disaksikan oleh unsur
peserta
7. Calon yang memperoleh suara terbanyak, dinyatakan dan ditetapkan sebagai
Ketua umum MPN, Ketua MPW, Ketua MPC, Ketua PAC, Ketua Pimpinan Ranting,
Ketua Pimpinan Anak Ranting terpilih
8. Apabila calon yang dipilih mendapat dukungan jumlah suara yang sama banyak,
maka pemilihan akan diulang hanya untuk satu kali
9. Apabila setelah pemilihan diulang hasil suaranya masih tetap sama, maka calon-
calon yang bersangkutan melalui Pimpinan Sidang Pleno/Peripurna diserahkan
kepada jenjang organisasi setingkat diatasnya untuk diputuskan, dan keputusan ini
bersifat mengikat serta tidak dapat digangu gugat
10. Ketua Umum MPN, Ketua MPW, Ketua MPC Terpilih secara otomatis menjadi
Ketua Formatur.
BAB XIX
FORMATUR MUSYAWARAH-MUSYAWARAH
Pasal 37
1. Tim Formatur terdiri dari Ketua Terpilih sebagai Ketua Formatur, dibantu oleh
unsur formatur lainnya yang ditunjuk/dipilih oleh peserta.
2. Formatur dengan mandat penuh menyusun kepengurusan Majelis Pimpinan dan
Majelis Pertimbangan Organisasi sesuai tingkatannya, serta melaporkan hasil
kerjanya kepada Pimpinan Sidang Pleno/Paripurna.
17
3. Tim Formatur untuk menyusun kepengurusan tingkat Majelis Pimpinan berjumlah
ganjil, 5 (tiga) orang untuk tingkat Majelis Pimpinan Cabang, 7 (tujuh) orang
untuk Majelis Pimpinan Wilayah dan 9 (sembilan) Orang untuk Majelis Pimpinan
Nasional
4. Tim Formatur untuk menyusun kepengurusan Tingkat Pimpinan Anak Cabang,
Ranting dan Anak Ranting, berjumlah ganjil, yaitu 3 (tiga) orang
5. Batas waktu kerja Tim Formatur maksimal 3 bulan setelah Musyawarah/Rapat di
semua jenjang tingkatan selesai dilaksanakan.
6. Tim Formatur untuk menyusun Kepengurusan MPN terdiri dari :
a. Ketua Umum MPN Terpilih sebagai Ketua Formatur.
b. Mewakili Pengurus Demisioner
c. Unsur MPW Pemuda Pancasila
d. Unsur MPC Pemuda Pancasila
BAB XX
RAPAT FORMATUR, PEMILIHAN PENGURUS DAN KOMPOSISI KEPENGURUSAN
Pasal 38
1. Ketua Umum MPN, Ketua MPW, Ketua MPC, Ketua PAC, Ketua PImpinan Ranting
dan Ketua Pimpinan Anak Ranting Terpilih sebagai Ketua Formatur menyusun
kepengurusan.
2. Untuk memenuhi Komposisi Kepengurusan di setiap Jenjang, diutamakan yang
telah memiliki Kartu Tanda Anggota Ormas Pemuda Pancasila.
3. Melaporkan hasil kerja Formatur kepada Pimpinan Musyawarah-Musyawarah dan
Rapat-Rapat Pemilihan Pengurus sesuai tingkatannya.
18
Pasal 39
Pasal 40
BAB XXI
KEPUTUSAN DAN RISALAH
Pasal 41
BAB XXII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : September 2020
19
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 02/PO/MPN-PP/IX/2020
Tentang
Tentang
Menimbang : a. Bahwa untuk memenuhi amanat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Ormas Pemuda Pancasila serta Pedoman Penyelenggaraan
Kaderisasi Ormas Pemuda Pancasila, dipandang perlu melaksanakan
Pendidikan dan Pelatihan Kaderisasi secara berkesinambungan,
berjenjang, terukur dan sistematis sebagai wadah penggemblengan dan
pembinaan bagi anggota biasa dan anggota Kader Ormas Pemuda
Pancasila.
b. Bahwa untuk melaksanakan hasil-hasil keputusan Musyawarah Besar X
Ormas Pemuda Pancasila dipandang perlu membentuk Kader-kader
Ormas Pemuda Pancasila yang memiliki Jiwa Korsa, Militan, Loyal, Disiplin
dan Inovatif dalam mengemban tugas-tugas organisasi.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
(a) dan huruf (b) di atas, perlu diterbitkan Peraturan Organisasi tentang
Badan Pelaksana Kaderisasi Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila.
Memperhatikan : 1. Saran, pendapat dan usul yang berkembang dalam Rapat Pleno I Majelis
Pimpinan Nasional Ormas PEMUDA PANCASILA.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno I Majelis Pimpinan Nasional Ormas PEMUDA
PANCASILA.
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Peraturan Organisasi (PO) adalah kaidah, ketentuan dan petunjuk untuk mengatur ruang
lingkup organisasi guna mencapai tujuan Organisasi;
2. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kaderisasi adalah program Bidang Kaderisasi yang
dilaksanakan Badan Pelaksana Kaderisasi (BPK) Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Pemuda
Pancasila ditingkat Majelis;
3. Badan Pelaksana Kaderisasi (BPK) adalah Perangkat Ormas Pemuda Pancasila bertanggung-
jawab melaksanakan tahapan Kaderisasi;
4. Badan Pelaksana Kaderisasi adalah Badan Non Profesi (ART Ormas Pemuda Pancasila BAB VIII
Pasal 45 Ayat (8) huruf a);
5. Badan Pelaksana Kaderisasi memiliki struktur di setiap jenjang Majelis Ormas Pemuda
Pancasila.
BAB II
DASAR PEMBENTUKAN
Pasal 2
Pembentukan BPK Ormas Pemuda Pancasila berdasarkan Hasil Musyawarah Besar X Tahun 2019
di Jakarta sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Ormas Pemuda Pancasila BAB IV Tentang
Pokok Pokok Perjuangan Pemuda Pancasila Pasal 10 angka 4 dan 5, BAB X tentang Perangkat
Organisasi, Pasal 20 Ayat 3 Huruf f, dan Anggaran Rumah Tangga Ormas Pemuda Pancasila BAB III
tentang Keanggotaan Pasal 9 angka 2 dan Pasal 11, BAB III tentang Hak dan Kewajiban Anggota
Pasal 15 ayat (1) huruf c, ayat (2) huruf c, dan ayat (3) huruf c ,BAB VII tentang Kader Pasal 22 ayat
(7), BAB XIII tentang Perangkat Organisasi, Pasal 39 angka 6 dan Pasal 45, BAB XIV tentang
hubungan Perangkat Organisasi dengan Ormas Pemuda Pancasila Pasal 52.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3
Maksud dan Tujuan dibentuknya BPK Ormas Pemuda Pancasila adalah sebagai pelaksana program
Bidang Kaderisasi Majelis Pimpinan dalam rangka:
1. Sebagai Badan Pelaksana Diklat Kaderisasi disetiap tingkatan Majelis Pimpinan;
2. Membentuk kader yang militan, memiliki Etika dan Jati Diri Ormas Pemuda Pancasila;
3. Melahirkan kader Ormas Pemuda Pancasila sebagai kader bangsa yang menjaga kehormatan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta pergaulan Internasional sesuai dengan UUD
1945 dan Pancasila;
4. Tersedianya data base potensi Kader Ormas Pemuda Pancasila disemua tingkatan Majelis
Pimpinan.
BAB IV
TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 4
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI BPK
Pasal 5
Jenjang Kepengurusan
Pasal 6
Persyaratan Pengurus
Setiap Pengurus Badan Pelaksana Kaderisasi disetiap jenjang wajib mengikuti dan telah lulus, serta
memiliki sertifikat dan emblem hasil Diklat Kaderisasi yang dilaksanakan oleh Badan Pelaksana
Kaderisasi Ormas Pemuda Pancasila.
Pasal 7
Komposisi Kepengurusan
BAB VI
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 8
Tugas
Pasal 9
Fungsi
Pasal 10
Masa bakti kepengurusan BPK dimasing-masing tingkatan adalah sesuai dengan masa bakti
Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya.
BAB VIII
RAPAT – RAPAT
Pasal 11
1. Rapat Pleno;
2. Rapat Harian;
3. Rapat Bidang;
4. Rapat Kordinasi Nasional
BAB IX
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 12
Badan Pelaksana Kaderisasi Ormas Pemuda Pancasila Tingkat Nasional, Tingkat Wilayah dan
Tingkat Cabang memiliki Lambang dan Atribut, sebagaimana contoh gambar terlampir:
1. Lambang ( Lampiran 1 )
2. Pataka ( Lampiran 2 )
3. Bendera ( Lampiran 3 )
4. Plang / Papan Nama ( Lampiran 4 )
5. Atribut / Seragam ( Lampiran 5 )
6. Kop Surat dan Stempel ( Lampiran 6 )
BAB X
TATA HUBUNGAN
Pasal 13
1. Bidang Kaderisasi MPN, MPW, dan MPC dengan Pengurus Pusat BPK, Pengurus Wilayah BPK
dan Pengurus Cabang BPK bersifat Instruktif dan kordinatif;
2. Pengurus BPK dimasing-masing tingkatan Majelis bersifat kordinatif dan konsultatif;
3. Pengurus BPK dimasing-masing tingkatan bersifat kordinatif dengan Perangkat Organisasi
Majelis Pimpinan Ormas Pemuda Pancasila;
4. Ketua BPK disemua tingkatan Majelis adalah anggota pleno dimasing – masing tingkatan
Majelis.
5. Pengurus Pusat dan Wilayah BPK dapat melakukan rapat kordinasi dengan mengundang
Pengurus BPK satu tingkat dibawahnya atas persetujuan Majelis Pimpinan sesuai
tingkatannya.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
1. Hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini, diatur lebih lanjut pada Petunjuk
Pelaksanaan ( Juklak ) Tentang Kaderisasi Ormas Pemuda Pancasila Nomor : 03/JUKLAK/MPN-
PP/I/2021.
2. Petunjuk Teknis ditetapkan Majelis Pimpinan Nasional Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila.
3. Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki sebagaimana
mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
4. Dengan diterbitkannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi tentang
Penyelenggaraan Kaderisasi yang pernah dikeluarkan sebelumnya, dinyatakan tidak berlaku.
5. Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 20 September 2020.
TENTANG
1
PERATURAN ORGANISASI
NOMOR : 03/PO/MPN-PP/IX/2020
TENTANG
Memperhatikan : 1. Saran, pendapat dan usul yang berkembang dalam Rapat Pleno
I Majelis Pimpinan Nasional Ormas PEMUDA PANCASILA.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno I Majelis Pimpinan Nasional
Ormas PEMUDA PANCASILA.
MEMUTUSKAN :
2
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Sistem Manajemen Administrasi Ormas Pemuda Pancasila adalah Tata Kelola Surat Menyurat
untuk mendukung dan melancarkan kegiatan Ormas Pemuda Pancasila.
2. Sistem Manajemen Administrasi Ormas Pemuda Pancasila adalah bukti otentik keputusan-
keputusan dan kebijakan -kebijakan Ormas Pemuda Pancasila.
BAB II
DASAR
Pasal 2
Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Besar X Ormas Pemuda Pancasila pada tanggal di 25 s/d 28
Oktober 2019 di Hotel Sultan, Jakarta.
1. Anggaran Dasar Ormas Pemuda Pancasila, BAB V Pasal 13, dan Anggaran Rumah Tangga BAB II
Pasal 7 ayat 1.
2. Rapat Pleno I Majelis Pimpinan Nasional Ormas Pemuda Pancasila.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3
Maksud
Pasal 4
Tujuan
1. Sarana Komunikasi Organsasi yang resmi yang dimiliki Ormas Pemuda Pancasila
2. Wadah untuk mendukung Kinerja Organisasi dalam menjalankan Fungsi-Fungsi Manajemen
ke-organisasian di Ormas Pemuda Pancasila.
3. Alat ukur Kinerja Organisasi yang berbasis Dokumentasi surat dan Ke-arsipan
4. Alat Pertanggung jawaban Ormas Pemuda Pancasila
5. Alat Pengingat sekaligus Evaluasi dalam Proses Operasional Ormas Pemuda Pancasila
6. Alat Pelaporan / Pertanggung Jawaban Ormas Pemuda Pancasila.
3
BAB V
STEMPEL DAN KOP SURAT
Pasal 6
Stempel
Stempel adalah bagian dari salah satu alat kelengkapan penunjang sistem manajemen
Administrasi Ormas Pemuda Pancasila.
Pasal 7
Kop Surat
Kop Surat merupakan alat kelengkapan penunjang Sistem Manajemen Administrasi Organisasasi
yang digunakan oleh semua jenjang tingkatan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
4
Pasal 8
AMPLOP
Amplop Surat Organisasi merupakan alat kelengkapan penunjang Sistem Manajemen Administrasi
Organisasasi yang digunakan oleh semua jenjang tingkatan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila.
BAB VI
ADMINISTRASI SURAT – MENYURAT
PASAL 9
JENIS JENIS SURAT
A. INTERNAL
1. Surat Keputusan (SK) = Terkait Kepengurusan dan Keputusan-Keputusan Strategis
2. Surat Mandat = Terkait Penugasan dan Penunjukan langsung
3. Surat Tugas = Terkait Penugasan Khusus
4. Surat Perintah/Instruksi = Terkait Kebijakan Organisasi yang harus dilaksanakan
5. Surat Peringatan = Terkait Pelanggaran Organisasi
6. Surat Teguran = Terkait Pelanggaran Fungsionaris Pengurus
7. Surat Sanksi = Terkait dengan Hukuman / Sanksi Organisasi Surat
8. Rekomendasi = Terkait Distribusi Fungsionaris / Kader Pemuda Pancasila
B. UMUM
1. Surat Pernyataan = Terkait Pernyataan Resmi dalam Thema tertentu
2. Surat Kuasa = Terkait Pelimpahan Kuasa dalam Thema tertentu
3. Surat Edaran = Terkait Informasi Organisasi
4. Surat Undangan = Terkait Undangan Resmi Organisasi (Rapat – rapat dsb.)
5. Surat Pengantar = Terkait Pengantar Dokumen (Proposal, Laporan, dsb.)
6. Berita Acara = Terkait Keterangan / Kronologi dalam Agenda Tertentu
7. Lembar Disposisi = Terkait Pengendalian Surat / Dokumen untuk di teruskan
5
Pasal 10
Kode – Kode Surat
Kode – kode surat yang terdapat dalam Sistem Administrasi Ormas PEMUDA PANCASILA adalah :
Untuk melakukan pengelompokan surat sebagaimana tercantum pada Pasal 6 dalam komunikasi
Organisasi di setiap Tingkatan Majelis Pimpinan Ormas PEMUDA PANCASILA
PASAL 11
KODE SURAT & CARA PENULISANNYA DI SETIAP MAJELIS PIMPINAN
A. Kode Surat yang digunakan oleh Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Ormas PEMUDA
PANCASILA adalah :
B. UMUM
1. Surat Pernyataan = B1
2. Surat Kuasa = B2
3. Surat Edaran = B3
4. Surat Undangan = B4
5. Surat Pengantar = B5
6. Berita Acara = B6
7. Lembar Disposisi = B7
C. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
1. Kegiatan = C1
2. Kepengurusan = C2
B. Kode Surat yang digunakan oleh Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Ormas Pemuda Pancasila
adalah :
1. Kode dengan Urutan alphabet dari E s/d H, dengan Kategori :
a. Masalah Organisasi = E1 s/d E5
b. Masalah Internal = F1 s/d F2
c. Masalah Keuangan = G1 s/d G2
d. Masalah Bidang – Bidang = H1 s/d H19 (Menyesuaikan dengan jumlah Bidang)
2. Cara Penulisan Kode Surat, sesuai dengan urutannya adalah :
Nomer Surat.Kode Surat/Tingkatan Organisasi/Inisial Wilayah/Bulan/Tahun
CONTOH : 001.E1/MPW-PP/SUMUT/VI/2019
6
C. Kode Surat yang digunakan oleh Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Ormas Pemuda Pancasila
adalah :
D. Kode Surat yang digunakan oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ormas Pemuda Pancasila
adalah:
1. Kode dengan Urutan alphabet dari M s/d P, dengan Kategori :
a. Masalah Organisasi = M1 s/d M5
b. Masalah Internal = N 1 s/d N2
c. Masalah Keuangan = O1 s/d O2
d. Masalah Bidang – Bidang = P1 s/d P10 (Menyesuaikan Jumlah Bidang)
E. Kode Surat yang digunakan oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ormas Pemuda Pancasila
adalah:
F. Kode Surat yang digunakan oleh Pimpinan Ranting (PR) Ormas Pemuda Pancasila adalah :
7
PASAL 12
KODE –KODE SURAT & KATEGORINYA
A. INTERNAL
1. Surat Keputusan (SK) = A1
2. Surat Mandat = A2
3. Surat Tugas = A3
4. Surat Perintah/Instruksi = A4
5. Surat Peringatan = A5
6. Surat Teguran = A6
7. Surat Sanksi = A7
8. Surat Rekomendasi = A8
B. UMUM
1. Surat Pernyataan = B1
2. Surat Kuasa = B2
3. Surat Edaran = B3
4. Surat Undangan = B4
5. Surat Pengantar = B5
6. Berita Acara = B6
7. Lembar Disposisi = B7
C. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
1. Kegiatan = C1
2. Kepengurusan = C2
2. Kategori Internal :
a. F1 = Edaran
b. F2 = Undangan
8
3. Kategori Keuangan :
a. G1 = Keluar
b. G2 = Masuk
1. Kategori Organisasi :
a. I1 = Keputusan / Ketetapan
b. I = Mandat
c. I3 = Tugas
d. I4 = Perintah/Instruksi
e. I5 = Peringatan
f. I6 = Teguran
g. I7 = Sanksi
h. I8 = Rekomendasi
i. I9 = Pernyataan
j. I10 = Kuasa
k. I11 = Disposisi
l. I12 = Undangan
m. I13 = Pengantar
n. I14 = Berita Acara
2. Kategori Internal :
a. J1 = Edaran
b. J2 = Undangan
3. Kategori Keuangan :
a. K1 = Keluar
b. K2 = Masuk
4. Kategori Bidang – Bidang :
a. L1 = Bidang Organisasi & Keanggotaan
b. L2 = Bidang
c. L3 = Bidang
d. L4 = Bidang
e. L5 = Bidang
(Dan Seterusnya sesuai dengan Urutan Bidang di dalam Struktur MPC)
1. Kategori Organisasi :
a. M1 = Umum
b. M2 = Keputusan / Ketetapan
c. M3 = Mandat
d. M4 = Kepanitiaan
e. M5 = Tugas
9
2. Kategori Internal :
a. N1 = Edaran
b. N2 = Undangan
3. Kategori Keuangan :
a. O1 = Keluar
b. O2 = Masuk
1. Kategori Organisasi :
a. Q1 = Umum
b. Q2 = Keputusan / Ketetapan
c. Q3 = Mandat
d. Q4 = Kepanitiaan
e. Q5 = Tugas
2. Kategori Internal :
a. R1 = Edaran
b. R2 = Undangan
3. Kategori Keuangan :
a. S1 = Keluar
b. S2 = Masuk
1. Kategori Organisasi :
a. U1 = Umum
b. U2 = Keputusan / Ketetapan
c. U3 = Mandat
d. U4 = Kepanitiaan
e. U5 = Tugas
2. Kategori Internal :
a. V1 = Edaran
b. V2 = Undangan
3. Kategori Keuangan :
a. W1 = Keluar
b. W2 = Masuk
10
4. Kategori Bidang – Bidang :
a. X1 = Bidang Organisasi & Keanggotaan
b. X2 = Bidang
c. X3 = Bidang
d. X4 = Bidang
e. X5 = Bidang
(Dan Seterusnya sesuai dengan Urutan Bidang di dalam Struktur PAR)
BAB VII
ALUR ADMINISTRASI SURAT MASUK – KELUAR & DISPOSISI SURAT
PASAL 13
ALUR ADMINISTRASI SURAT MASUK
PASAL 14
ALUR ADMINISTRASI SURAT KELUAR
11
PASAL 15
LEMBAR DISPOSISI
Lembar Disposisi merupakan pengendali dokumen yang disiapkan oleh Tim Administrasi kepada
Bidang Organisasi untuk mendapat arahan / persetujuan / perintah dari Pimpinan Organisasi
Ormas PEMUDA PANCASILA.
BAB VIII
TANDATANGAN RESMI, KATEGORI TANDATANGAN & PENANDATANGAN SURAT
PASAL 16
TANDATANGAN RESMI
Ormas PEMUDA PANCASILA memiliki tandatangan Resmi yang di bagi menjadi dua, antara lain :
1. Tandatangan Basah (Langsung) untuk Surat / Dokumen yang bersifat Penugasan (Internal &
Eksternal)
2. Tandatangan Scan (Tidak Langsung) untuk Surat / Dokumen yang bersifat Umum (Internal &
Eksternal)
PASAL 17
KATEGORI TANDATANGAN
Surat-Surat yang termasuk kategori basah dalam Sistem Manajemen Administrasi Ormas Pemuda
Pancasila adalah :
12
e. Surat Pengantar
f. Surat Mandat Tim Kerja
g. Surat Penunjukan Biasa
h. Surat Pengantar Laporan Sementara
PASAL 18
PENANDATANGAN SURAT
Apabila Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional, Ketua Majelis Pimpinan Wilayah, Ketua Majelis
Pimpinan Cabang berhalangan, maka wajib memberikan Kuasa kepada Wakil Ketua Umum/Ketua
Bidang, Wakil Ketua Wilayah/Ketua Bidang, Wakil Ketua Cabang/Ketua Bidang, untuk melakukan
Penandatangan Surat-surat resmi Organisasi sesuai dengan Kuasa yang di berikan.
13
BAB IX
SISTEM & CARA PENYIMPANAN ARSIP ORMAS PEMUDA PANCASILA
PASAL 19
Sistem Arsip
Sistem Arsip Ormas PEMUDA PANCASILA adalah sebuah Sistem Penyimpanan Dokumen –
dokumen resmi Organisasi, yang juga merupakan database dengan jangka waktu tertentu.
PASAL 20
CARA PENYIMPANAN ARSIP
1. Setiap Dokumen / Surat Resmi baik itu Surat Masuk dan Keluar harus tercatat dan masuk
database / Folder Arsip Ormas PEMUDA PANCASILA yang di bagi sesuai dengan Kategori
Dokumen / Surat.
2. Dokumen / Surat yang menjadi Arsip Resmi Organisasi Wajib di Tata dengan Sistem Scanner /
Folder Arsip dan tersimpan rapi di lemari arsip / Harddisk Eksternal
3. Usia Dokumen / Surat yang terdapat dalam folder arsip hanya untuk 10 tahun, setelah itu arsip
tersebut bisa dimusnahkan / di simpan ke dalam Harddisk Eksternal setelah dilakukan scan
dokumen Arsip.
4. Dokumen / Surat Arsip wajib dilaporkan perkembangannya di setiap Rapat Pleno Fungsionaris
Pengurus kepada Pimpinan Organisasi. (dengan form laporan Arsip)
BAB X
TENAGA ADMINISTRASI DAN SISTEM PELAYANAN ADMINISTRASI
ORMAS PEMUDA PANCASILA
PASAL 21
TENAGA ADMINISTRASI ORMAS PEMUDA PANCASILA
Tenaga Administrasi Ormas PEMUDA PANCASILA adalah Sumber Daya Manusia yang
dipergunakan hanya untuk melakukan Pelayanan Manajemen Administrasi terdiri dari :
1. Kepala Kantor = 1 Orang
2. Manager Administrasi = 1 Orang
3. Wakil Manager Administrasi (Bidang Pengarsipan) = 1 Orang
4. Staff Manager Administrasi (Bidang Notulensi & Distribusi Surat/Dokumen) = 1 Orang
5. Office Boy = 1 Orang
6. Asisten Rumah Tangga (Pantry) = 1 Orang
Masing-masing Majelis Pimpinan menyesuaikan kebutuhan.
PASAL 22
SISTEM PELAYANAN ADMINISTRASI ORMAS PEMUDA PANCASILA
14
c. Jam Pelayanan Administrasi di Majelis Pimpinan dapat menyesuaikan dengan kondisi
wilayah.
d. Apabila ada tambahan Jam Kerja Pelayanan, maka harus mendapat izin Pimpinan
Organisasi (Sekretaris Jendral / Wakil / Sekretaris Wilayah / Wakil dan seterusnya.
e. Fungsionaris Pengurus wajib mengikuti dan memanfaatkan jam-jam pelayanan
administrasi yang telah di tetapkan.
f. Tenaga Administrasi Ormas PEMUDA PANCASILA adalah Tenaga Ahli yang dipekerjakan
untuk membantu tugas-tugas manajemen administrasi Ormas PEMUDA PANCASILA.
3. Tenaga Administrasi Ormas PEMUDA PANCASILA mendapatkan Hak berupa imbalan yang
disesuaikan dengan kemampuan Majelis Pimpinan di setiap jenjang.
BAB XI
Pasal 23
PERALIHAN
Peraturan Organisasi Tentang Sistem Manajemen Administrasi Ormas PEMUDA PANCASILA ini
dikeluarkan sebagai pedoman dalam menjalankan roda Manajemen Organisasi di Ormas PEMUDA
PANCASILA.
PASAL 24
PENUTUP
Apabila terdapat kekeliruan dan diperlukan Penyempurnaan, maka Peraturan Organisasi ini akan
disempurnakan oleh Majelis Pimpinan Nasional Ormas PEMUDA PANCASILA.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : .. September 2020
15
============
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. Contoh Standart Kop Surat
2. Contoh Standart Stempel
3. Contoh Standart Surat Masuk – Keluar (Internal – Eksternal)
4. Contoh Standart Surat Keputusan
5. Contoh Standart Surat Mandat
6. Contoh Standart Tugas
7. Contog Standart Surat Kuasa
8. Contoh Standart Surat Rekomendasi
9. Contoh Standart Surat Audiensi
10. Contoh Standart Mou
11. Contoh Standart Surat Perjanjian / Kerjasama
12. Contoh Standart Surat Sanksi Orgnasisasi
13. Contoh Standart Laporan Administrasi & Arsip
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 04/PO/MPN-PP/IX/2020
Tentang
1
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 04/PO/MPN-PP/IX/2020
Tentang
2
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
DASAR
Pasal 2
Pembentukan BPKTA berdasarkan hasil MUBES ke X Ormas Pemuda Pancasila tahun 2019
yang diatur dalam Anggaran Dasar Bab VI pasal 14 dan Anggaran Rumah Tangga Bab II
pasal 8.
3
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3
Maksud
Maksud dibentuknya BPKTA ormas Pemuda Pancasila adalah dalam rangka menata
pengelolaan penerbitan KTA Pemuda Pancasila.
Pasal 4
Tujuan
Untuk mencapai target Registrasi dan Her-Registrasi secara nasional sesuai dengan hasil
Mubes ke X sebesar:
1. Periode 2020 – 2021, dengan total akumulasi 3 juta
2. Periode 2021 – 2022, dengan total akumulasi 5 juta
3. Periode 2022 – 2023, dengan total akumulasi 7 juta
4. Periode 2023 – 2024, dengan total akumulasi 10 juta
BAB IV
TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 5
BAB V
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 6
Tugas
4
2. Tugas BPKTA tingkat wilayah adalah:
a. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan bagi Pengurus BPKTA Wilayah dan Cabang
b. Melaksanakan seluruh proses penerbitan (Data Entry dan Persetujuan) KTA
termasuk untuk perangkat organisasi diwilayahnya.
c. Pencetakan dan penyerahan KTA Pemuda Pancasila dilakukan oleh MPW dan atau
MPC yang ditunjuk dan diotorisasi tertulis oleh MPW setempat
d. Melaporkan hasil pencapaian target secara berkala termasuk kewajiban MPC
terkait penyelesaian administrasi dan biaya kepada MPN
Pasal 7
Wewenang
BAB VI
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN
Pasal 8
BPKTA tingkat Nasional, tingkat Wilayah dan Cabang dibentuk dan disahkan oleh masing-
masing Majelis sesuai tingkatannya melalui Surat Keputusan (SK)
BAB VII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI
Pasal 9
Susunan
Pasal 10
Komposisi
6
BAB VIII
MASA BAKTI
Pasal 11
Masa bakti BPKTA Ormas Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatan adalah sesuai
dengan masa bakti Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya
BAB IX
TATA HUBUNGAN
Pasal 12
Pasal 13
1. Pengurus BPKTA Ormas Pemuda Pancasila tingkat Nasional, Wilayah dan Cabang bersifat
koordinatif dan konsultatif.
2. Pengurus BPKTA Ormas Pemuda Pancasila tingkat Nasional dapat melakukan rapat koordinasi
dengan mengundang Pengurus BPKTA satu tingkat dibawahnya atas persetujuan Majelis
Pimpinan sesuai tingkatannya.
3. Pengurus BPKTA Ormas Pemuda Pancasila tingkat Nasional dapat melakukan rapat koordinasi
dengan mengundang perangkat organisasi satu tingkat dibawahnya atas persetujuan Majelis
Pimpinan sesuai tingkatannya, terbatas dalam proses data Entry, pencetakan dan penyerahan
KTA Ormas Pemuda Pancasila dan KTA Perangkat Organisasi lainnya.
BAB X
KARTU TANDA ANGGOTA DAN MASA BERLAKU
Pasal 14
Kartu Tanda Anggota
1. Proses penerbitan Kartu Tanda Anggota KTA Pemuda Pancasila sebagai berikut :
a. Pemasukkan data (Data Entry) pemohon dalam sistem E-KTA oleh Koordinator
KTA MPW dan MPC setempat
b. Proses persetujuan MPC dan MPW melalui sistem E-KTA oleh Koordinator KTA
MPW dan MPC setempat
c. Proses pelunasan pembayaran biaya penerbitan KTA oleh calon anggota
Pemuda Pancasila ke rekening bank yang ditentukan oleh MPW setempat
d. Proses pencetakkan KTA Pemuda Pancasila oleh koordinator MPW dan atau
MPC setempat sesuai wewenang yang dimiliki
e. Penyerahan KTA Pemuda Pancasila kepada pemohon oleh koordinator MPW
dan atau MPC setempat sesuai wewenang yang dimiliki
f. Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila bersifat Permanen.
7
2. Kartu Tanda Anggota bersifat Permanen adalah:
a. Kartu Tanda Anggota Pemuda Pacasila yang telah disetujui oleh MPW
setempat melalui sistem E-KTA
b. Telah melunasi biaya penerbitan KTA Pemuda Pancasila sebesar Rp 20.000,-
(dua puluh ribu rupiah) per KTA.
Pasal 15
Masa Berlaku
1. Masa berlaku Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila adalah seumur hidup.
2. Masa berlaku KTA Pemuda Pancasila dinyatakan gugur apabila :
a. Anggota yang bersangkutan meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri secara tertulis
c. Terkena sanksi organisasi berupa pemecatan
3. Pengguguran atau pembatalan KTA hanya dapat dilakukan oleh BP KTA berdasarkan
permintaan tertulis dari MPW setempat kepada Ketua Umum atau Sekretaris Jendral
MPN Ormas Pemuda Pancasila dan telah mendapatkan persetujuan.
BAB XI
PERSYARATAN
Pasal 16
8
e. KTA yang memenuhi persyaratan 1a, 1b, 1c diatas dapat dicetak sendiri oleh
pemohon setelah masing-masing administrator atau koordinator KTA MPW dan
MPC memberikan data digital KTA kepada pemohon.
BAB XII
NOMOR KTA, BENTUK, UKURAN, WARNA DAN TATA LETAK
Pasal 17
Nomor KTA
Pasal 17
Bentuk
Bentuk Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila adalah empat persegi panjang.
9
Pasal 18
Ukuran
1. Ukuran standar Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila : panjang 86 mm dan lebar 54
mm berupa gambar digital (digital image) yang dibuat (di-generate) secara otomatis
oleh sistem E-KTA Pemuda Pancasila dan dapat diunduh (down load) langsung dari
system E-KTA PP oleh Administrator atau Koordinator KTA setempat untuk proses
pencetakan lebih lanjut.
2. Ukuran standard tersebut sudah disesuaikan dengan ukuran yang umumnya tersedia
pada bahan kartu PVC yang tersedia di pasaran yaitu standarisasi CR-79/CR-80
3. Ukuran pas photo dan data anggota oleh sistem E-KTA secara otomatis
diproposionalkan dalam lembar out-put gambar digital E-KTA Pemuda Pancasila
4. Ukuran lambang Perisai Pemuda Pancasila oleh sistem E-KTA dibuat dan
diproporsionalkan secara otomatis pada lembar out-put gambar digital E-KTA Pemuda
Pancasila.
5. Ukuran stempel MPW dan MPN pada Kartu Tanda Anggota beserta tanda-tangan
Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan Ketua MPW, Sekretaris oleh sistem E-KTA secara
otomatis dibuat dan diproposionalkan dalam lembar out-put gambar digital E-KTA
Pemuda Pancasila.
Pasal 19
Warna
1. Bagian Depan
a. Warna Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila di bagian depan adalah kombinasi
warna putih, orange dan hitam.
b. Pas Photo digital anggota direkomendasikan dengan memakai seragam Pemuda
Pancasila.
c. Warna, nomor KTA, biodata anggota, dan tanda tangan Ketua Umum dan
Sekretaris Jenderal MPN dan Ketua serta Sekretaris MPW berwarna hitam.
2. Bagian Belakang
a. Warna Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila di bagian belakang ialah bermotif
loreng Pemuda Pancasila.
b. Warna tulisan berhuruf kapital pada bagian belakang KARTU TANDA ANGGOTA
PEMUDA PANCASILA berwarna putih
c. Logo Pemuda Pancasila terletak simetris di bawah tulisan PEMUDA PANCASILA
d. QR (Quick Response) Code yang merupakan barcode dua dimensi berisi biodata
anggota.
10
Pasal 20
Tata Letak
Tata letak lambang, pas photo, nomor KTA, biodata anggota, tanda tangan dan stempel,
mengacu pada contoh Kartu Tanda Anggota sebagai berikut.
11
BAB XIII
BIAYA
Pasal 21
1. Biaya pembuatan Kartu Tanda Anggota adalah sebesar Rp 20.000,- per kartu.
2. Biaya pembuatan Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila dibebankan kepada anggota
yang bersangkutan.
3. Besaran distribusi biaya Kartu Tanda Anggota per kartu adalah sebagai berikut :
a. Majelis Pimpinan Nasional sebesar Rp 10.000,- terdiri dari:
1) Rp 5.000,- untuk kas MPN
2) Rp 5.000,- untuk alokasi biaya aplikasi E-KTA PP mencakup modifikasi,
pengkinian (Upgrade) dan Perawatan (Maintenance) software.
b. Majelis Pimpinan Wilayah sebesar Rp 5.000,-
c. Majelis Pimpinan Cabang sebesar Rp 5.000,-
4. BPKTA akan memberikan laporan secara berkala per bulan kepada Bendahara MPN,
laporan berisikan :
a. Jumlah anggota per MPW, MPC dan PAC dibawahnya beserta perubahannya per
bulan
b. Laporan rekonsiliasi kewajiban MPW per bulan atas biaya penerbitan KTA sesuai
dengan perubahan jumlah anggota per MPW dan MPC serta PAC dibawahnya.
5. Bendahara MPN akan melakukan penagihan kepada MPW atas kewajibannya
berdasarkan data butir 4a dan 4b.
6. Penerimaan biaya penerbitan KTA, diadministrasikan oleh Bendahara MPN selanjutnya
didistribusikan sesuai porsinya kepada MPW dan MPC.
Biaya pembuatan Kartu Tanda Anggota yang memiliki fungsi nilai tambah (ATM, Debit
Card, Kartu Toll, dan sebagainya), besaran biayanya akan ditentukan kemudian
disesuaikan dengan perjanjian (MOU) dengan pihak lain sebagai penyedia nilai tambah.
BAB XIV
TAHAPAN PENERBITAN KARTU TANDA ANGGOTA
Pasal 22
Penerbitan
1. Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila dibuat dan diterbitkan melalui Sistem E-KTA
PP oleh MPN Pemuda Pancasila yang dikelola oleh BPKTA
2. Data Entry, perubahan dan pengkinian data anggota serta pencetakan dilakukan oleh
administrator atau koordinator KTA pada tingkat MPW, MPC dan PAC melalui sistem
E-KTA PP
3. Data Entry pemohon yang di-input melalui sistem E-KTA dimanapun akan otomatis
terdaftar pada alamat pemohon (tingkat kecamatan).
12
4. Data pemohon melalui sistem E-KTA secara berjenjang akan di verifikasi dan atau
persetujuan oleh MPC dan MPW.
5. KTA dapat dicetak oleh pemohon KTA yang sudah disetujui oleh MPW dan pemohon
dapat mencetak KTA setelah masing-masing adminstator atau koordinator KTA MPW
dan MPC memberikan data digital KTA kepada pemohon
6. Setelah MPW setempat melakukan verifikasi dan persetujuan maka akan diperoleh
KTA PP FINAL (asli) lengkap dengan nomor KTAnya.
7. Apabila hasil verifikasi pada tingkat MPC dan MPW tidak memenuhi persyaratan maka
MPC dan atau MPW melalui system E-KTA dapat melakukan penolakan sehingga KTA
tidak dapat diterbitkan.
BAB XV
PENGAWASAN DAN PELAPORAN
Pasal 23
1. MPW, MPC dan PAC Pemuda Pancasila wajib melakukan pengawasan atas penerbitan,
pencetakan dan pendistribusian diwilayah kerjanya.
2. MPW Pemuda Pancasila wajib melaporkan setiap bulan tentang pencapaian jumlah
KTA sesuai target yang ditetapkan hasil Rapat Kerja Nasional Tahun 2015 dan hasil
Rapat Koordinasi Nasional tahun 2018.
3. Laporan sebagaimana pada butir 2 diatas dilengkapi dengan data kwantitatif dan
kendala-kendala yang dihadapi beserta rekomendasi tentang solusinya.
BAB XVI
KARTU TANDA ANGGOTA PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 24
13
8. Hal-hal terkait KTA Perangkat Organisasi akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Organisasi (PO) yang diterbitkan oleh masing-masing Perangkat Organisasi.
9. Realisasi KTA Perangkat Organisasi akan dilaksanakan oleh BPKTA tingkat Nasional
setelah Peraturan Organisasi dibuat, disetujui dan disahkan oleh MPN Ormas Pemuda
Pancasila.
BAB XVII
PENUTUP
Pasal 25
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : … September 2020
14
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 05/PO/MPN-PP/IX/2020
Tentang
1
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 05/PO/MPN-PP/IX/2020
Tentang
2
Memperhatikan : 1. Pemikiran yang tumbuh dan berkembang secara dinamis dalam
Tim Kerja yang membahas tentang Lembaga Komando Inti (KOTI)
Mahatidana Pemuda Pancasila.
2. Petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh Ketua Umum MPN
Pemuda Pancasila.
3. Petunjuk Pelaksanaan No. 03/JUKLAK/MPN-PP/IX/2020 tentang
Penyelenggaraan Diklat Kaderisasi Ormas Pemuda Pancasila.
4. Hasil Keputusan Rapat Pleno I MPN Ormas Pemuda Pancasila.
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
3
BAB II
DASAR PEMBENTUKAN
Pasal 2
1. Anggaran Dasar Pemuda Pancasila BAB X, Perangkat Organisasi, Pasal 20, Ayat 3,
huruf d.
2. Anggaran Rumah Tangga BAB XIII, Perangkat Organisasi, Pasal 39, angka 4), dan Pasal
49 tentang Komando Inti Mahatidana.
BAB III
FUNGSI
Pasal 3
BAB IV
TUGAS
Pasal 4
4
BAB V
TANDA-TANDA PENGENAL
KOMANDO INTI MAHATIDANA PEMUDA PANCASILA
Pasal 5
Pasal 6
Lambang
Pasal 7
Pataka
5
9. Untuk Pataka Cabang di bawah lambang tertulis bordiran warna kuning emas “
PIMPINAN CABANG ” dan dibawah lambang tertulis bordiran warna kuning emas
“Nama Kabupaten/Kota”.
10. Bentuk tiang Pataka bulat, terbuat dari kayu.
11. Contoh gambar Pataka (lampiran 2)
Pasal 8
Pakaian Seragam
Pasal 9
Topi Pet Komando, Baret, Drakring dan Kopel
6
Pasal 10
Plank Nama
Pasal 11
1. Penggunaan Lambang, Pataka, di ruangan tertutup hanya untuk acara resmi
organisasi KOTI MAHATIDANA dan /atau dalam acara Apel Kader di ruangan terbuka.
2. Penggunaan Kartu Tanda Anggota (KTA) hanya untuk pembuktian Identitas diri.
3. Penggunaan Pakaian Dinas Lapangan (PDL), Topi Pet Komando atau Baret, dipakai
dalam acara di ruangan terbuka.
4. Penggunaan Pakaian Dinas Harian (PDH) dipakai oleh seluruh anggota Kader Pemuda
Pancasila.
BAB VI
SUSUNAN DAN KEDUDUKAN KOTI MAHATIDANA
Pasal 12
Susunan dan kedudukan lembaga Koti Mahatidana terdiri dari :
1. Pimpinan Nasional KOTI Mahatidana, berkedudukan di Ibukota Negara pada tingkat
Nasional.
2. Pimpinan Wilayah KOTI Mahatidana, berkedudukan di Ibukota Provinsi pada tingkat
Provinsi.
3. Pimpinan Cabang KOTI Mahatidana, berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota pada
tingkat Kabupaten/Kota.
4. Keberadaan Unit Satgas KOTI Mahatidana di tingkat PAC/Ranting/Anak Ranting,
merupakan bahagian yang tidak terpisahkan dari KOTI Mahatidana Tingkat Cabang.
7
BAB VII
PIMPINAN & KOMPOSISI KEPENGURUSAN KOTI MAHATIDANA
Pasal 13
BAB VIII
PEMBENTUKAN DAN MASA BAKTI
Pasal 14
1. Kepengurusan KOTI Mahatidana dibentuk dan disahkan dengan Surat Keputusan oleh
Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.
2. Masa bakti kepengurusan KOTI Mahatidana sesuai dengan masa bakti Majelis
Pimpinan di masing-masing Tingkatan.
8
BAB IX
TATA KERJA KOTI MAHATIDANA
Pasal 15
Tingkat Nasional
Pimpinan Tertinggi KOTI Mahatidana secara Nasional mempunyai tugas, sebagai berikut:
1) Memberikan instruksi dan perintah terhadap seluruh Jajaran KOTI Mahatidana.
2) Menentukan dan menetapkan kebijakan yang bersifat ke dalam maupun ke luar.
3) Memberi bimbingan, pembinaan, pengarahan dan petunjuk terhadap seluruh Jajaran
KOTI Mahatidana.
4) Melantik Pengurus KOTI Mahatidana tingkat Nasional.
Pasal 16
Tugas Komandan Nasional
Pasal 17
Tugas Wakil Komandan Nasional
Pasal 18
Tugas Komandan Detasemen Markas
9
Pasal 19
Tugas Wakil Komandan Detasemen Markas
Pasal 20
Asisten I (Bidang Operasi)
Pasal 21
Asisten II (Bidang Personalia dan Perencanaan)
Pasal 22
Asisten III (Bidang Pelatihan dan Pengembangan Potensi)
Tugas Asisten III (Bidang Pelatihan dan Pengembangan Potensi), adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan Pendidikan dan Latihan (Diklat) yang bersifat Kecabangan (seperti
penanggulangan bencana, pencegahan radikalisme, dan lain-lain) bagi Jajaran KOTI
Mahatidana.
2) Mendata dan mengklasifikasi potensi kader yang terhimpun di KOTI Mahatidana
secara Nasional.
3) Mempersiapkan potensi KOTI Mahatidana dalam mendukung tugas-tugas khusus
kegiatan Ormas Pemuda Pancasila.
4) Membuat laporan tertulis dan lisan secara berkala dan bertanggung jawab kepada
Komandan Nasional.
10
Pasal 23
Asisten IV (Bidang Informasi dan Humas)
Pasal 24
Asisten V (Bidang Unit Satuan Tugas)
Pasal 25
Tingkat Wilayah dan Cabang
Tugas Pengurus KOTI Mahatidana Tingkat Wilayah dan Cabang berlaku sama dengan Pasal
15 sampai dengan Pasal 25 disesuaikan dengan Komposisi Pengurus di masing – masing
Tingkatannya.
Pasal 26
RAPAT – RAPAT
BAB X
KEANGGOTAAN KOTI MAHATIDANA
Pasal 27
11
BAB XI
TATA HUBUNGAN
Pasal 28
BAB XII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 29
Pendidikan dan Pelatihan dalam rangka pengembangan Potensi dan atau Keterampilan
Khusus dilaksanakan oleh Lembaga KOTI Mahatidana.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 30
Di tetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : … September 2020
12
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PERATURAN ORGANISASI TENTANG KOTI MAHATIDANA
13
14
15
16
17
18
19
20
21
PERATURAN ORGANISASI
No. 06/PO/MPN-PP/IX/2020
Tentang
1
PERATURAN ORGANISASI
NOMOR : 06/PO/MPN-PP/IX/2020
Tentang
2
MEMUTUSKAN :
BAB I
PEMBUKAAN
Pasal 1
1. Bahwa budaya sadar dan taat hukum serta tegaknya rasa keadilan adalah salah satu
ciri masyarakat , bangsa dan negara yang maju dan modern.
2. Bahwa untuk mewujudkan budaya sadar dan taat hukum serta tegaknya rasa
keadilan memerlukan usaha yang secara terus menerus serta memerlukan peran aktif
masyarakat.
3. Bahwa Ormas Pemuda Pancasila sebagai salah satu elemen masyarakat merasa
terpanggil dan bertanggung jawab dalam mewujudkan budaya sadar dan taat hukum
untuk tegaknya rasa keadilan.
4. Bahwa Musyawarah Besar X Ormas Pemuda Pancasila mengamanatkan untuk
membina dan memberdayakan Kader Ormas Pemuda Pancasila yang berprofesi di
Bidang Hukum.
5. Bahwa oleh karena itu perlu diwujudkan dalam satu gerakan dengan membentuk satu
wadah yang disebut Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila.
BAB II
DASAR PEMBENTUKAN
Pasal 2
Bahwa pembentukan Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila
berdasarkan Musyawarah Besar X Tahun 2019, secara jelas diatur dalam Anggaran Dasar
Ormas Pemuda Pancasila BAB X tentang Perangkat Organisasi, Pasal 20 Ayat 3 Huruf E dan
Anggaran Rumah Tangga Ormas Pemuda Pancasila BAB XIII tentang Perangkat Organisasi,
Pasal 39 Point 5 dan Pasal 44.
BAB III
TUJUAN
Pasal 3
3
BAB IV
TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 4
Tempat dan Kedudukan Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila :
1. Tingkat Nasional berkedudukan di Ibu Kota Negara.
2. Tingkat Wilayah berkedudukan di Ibu Kota Provinsi.
3. Tingkat Cabang berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten/Kota.
BAB V
FUNGSI DAN PERAN
Pasal 5
Fungsi
Fungsi Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila adalah :
1. Sebagai wadah berhimpun Kader Pemuda Pancasila yang berprofesi di Bidang
Penegakan Hukum dan Hak Azasi Manusia di masing-masing tingkatan.
2. Sebagai sumber Kader Pemuda Pancasila.
3. Sebagai lembaga Profesi Pemuda Pancasila.
Pasal 6
Peran
Peran Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila adalah :
1. Mempersatukan kader Pemuda Pancasila yang berprofesi di Bidang Hukum yaitu
Advokat.
2. Memberikan pemikiran dan gagasan dalam pembinaan hukum untuk mewujudkan
suatu sistem hukum nasional serta dapat melakukan kajian hukum terhadap adanya
Rancangan Undang-Undang.
3. Menegakkan rasa keadilan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Memberikan penyuluhan dan pembelaan hukum terhadap Kader Pemuda Pancasila
maupun masyarakat.
BAB VI
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN
Pasal 7
Pembentukan
Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila dibentuk di semua
Tingkatan Majelis Pimpinan yaitu Tingkat Nasional, Tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang.
4
Pasal 8
Pengesahan
BAB VII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI PENGURUS
Pasal 9
Susunan Organisasi
Susunan Pengurus Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila
terdiri :
1. Tingkat Nasional disebut Pengurus Pusat.
2. Tingkat Provinsi disebut Pengurus Wilayah.
3. Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pengurus Cabang.
Pasal 10
Komposisi Pengurus
5
3. Komposisi Pengurus Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila di Tingkat Cabang terdiri dari :
a. 1 (satu) orang Ketua
b. 9 (sembilan) orang Wakil Ketua Membidangi
c. 1 (satu) orang Sekretaris
d. 9 (sembilan) orang Wakil Sekretaris Membidangi
e. 1 (satu) orang Bendahara
f. 5 (lima) orang Wakil Bendahara
g. 13 (tiga belas) Bidang terdiri dari Kordinator, Sekretaris Kordinator dan Anggota
BAB VIII
MASA BAKTI
Pasal 11
Masa bakti kepengurusan Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila di masing-masing tingkatan adalah sesuai dengan masa bakti Majelis Pimpinan
sesuai tingkatannya.
BAB IX
RAPAT-RAPAT
Pasal 12
1. Rapat pleno
2. Rapat Harian
3. Rapat Bidang.
6
BAB X
KEANGGOTAAN
Pasal 13
1. Setiap Anggota Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila
adalah Anggota yang sudah memiliki Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila.
2. Setiap Anggota Pengurus Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila harus berprofesi di Bidang Hukum dan untuk Pengurus harian harus
memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Advokat serta memiliki Berita Acara Sumpah
(BAS).
3. Setiap Pengurus dan Anggota Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH)
Pemuda Pancasila mempunyai Kartu Tanda Anggota Khusus yang diterbitkan atau
dikeluarkan oleh Pengurus Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila Tingkat Nasional.
BAB XI
TATA HUBUNGAN
Pasal 14
Pasal 15
BAB XII
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 16
Bahwa lambang dan atribut Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila pada Tingkat Nasional, Tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang harus sama baik
terhadap Stempel dan Kop Surat, serta akan disesuaikan dengan ketentuan Peraturan
Organisasi Pemuda Pancasila (terlampir).
7
BAB XIII
PERSPEKTIF
Pasal 17
Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila memiliki Perspektif
untuk :
1. Menjadi Perangkat Otonom pada MUBES XI Tahun 2024.
2. Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila akan menjadi
Organisasi Profesi yang terdaftar dan mendapat Pengesahan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia.
BAB XIV
KODE ETIK DAN PROFESI
Pasal 18
Bahwa kode etik profesi Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila mengacu pada Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan secara jelas
diatur dalam aturan Pelaksanaaan Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH)
Pemuda Pancasila.
BAB XV
PENUTUP
Pasal 19
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini, akan diatur lebih lanjut dalam
aturan pelaksanaan yang akan dipersiapkan oleh Pengurus Pusat Badan Penyuluhan dan
Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila.
Pasal 20
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : … September 2020.
8
LAMPIRAN 1
LAMBANG
BADAN PENYULUHAN DAN PEMBELAAN HUKUM
PEMUDA PANCASILA
9
10
11
12
13
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 07/PO/MPN-PP/IX/2020
Tentang
1
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 07/PO/MPN-PP/IX/2020
Tentang
2
Memperhatikan : 1. Pendapat, usul, saran yang berkembang secara dinamis dalam Tim
kerja yang membahas Peraturan Organisasi tentang Badan
Pengusaha Ormas PEMUDA PANCASILA.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno I Majelis Pimpinan Nasional Ormas
PEMUDA PANCASILA.
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
DASAR
Pasal 2
3
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3
BAB IV
FUNGSI DAN TUGAS
Pasal 4
BAB V
TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 5
BAB VI
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN
Pasal 6
Pembentukan
Badan Pengusaha Pemuda Pancasila dibentuk oleh Majelis Pimpinan di semua Tingkatan.
Pasal 7
Pengesahan
Kepengurusan Badan Pengusaha Pemuda Pancasila diangkat dan disahkan oleh Majelis
Pimpinan melalui Surat Keputusan (SK) sesuai tingkatannya.
4
BAB VII
TATA HUBUNGAN
Pasal 8
BAB VIII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI PENGURUS
Pasal 9
Susunan
Susunan Pengurus Badan Pengusaha Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya terdiri dari :
1. Tingkat Nasional disebut Pengurus Pusat Badan Pengusaha Pemuda Pancasila.
2. Tingkat Propinsi disebut Pengurus Wilayah Badan Pengusaha Pemuda Pancasila.
3. Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pengurus Cabang Badan Pengusaha Pemuda
Pancasila.
Pasal 10
Komposisi Pengurus
Komposisi Pengurus Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3), sesuai tingkatan Majelis
Pimpinan Pemuda Pancasila, terdiri dari :
5
5.16. Perniagaan Nasional dan Internasional
5.17. Bidang Koperasi
5.18. Bidang Kawasan Ekonomi
5.19. Bidang Perbankan dan Perakaunan
5.20. Bidang Asuransi & Aset Treasury
5.21. Bidang Ketenagakerjaan
5.22. Bidang Telematika, Penyiaran dan Ristek
5.23. Bidang Pembinaan Olah Raga
5.24. Bidang Seni, Budaya dan Pariwisata
5.25. Bidang Kerohanian dan Keagamaan
5.26. Bidang Pendidikan & Kesehatan
5.27. UMKM dan Industri Kreatif
5.28. Bidang CSR & Donasi
5.29. Bidang Sponsorship
BAB IX
MASA BAKTI
Pasal 11
Masa bakti kepengurusan Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) di setiap tingkatan
sama dengan masa bakti Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya.
BAB X
RAPAT - RAPAT
Pasal 12
BAB XI
KEANGGOTAAN
Pasal 13
1. Anggota Badan Pengusaha Pemuda Pancasila adalah Anggota ormas Pemuda Pancasila
yang memiliki Sertifikat usaha yang legal.
2. Badan Pengusaha Pemuda Pancasila Tingkat Pusat menerbitkan Kartu Tanda Pengenal
untuk semua Anggota Badan Pengusaha Pemuda Pancasila pada semua tingkatan.
6
BAB XII
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 14
Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) Tingkat Pusat, Tingkat Wilayah dan Tingkat
Cabang memilii Lambang dan Atribut, sebagaimana contoh gambar terlampir ;
1. Lambang (Gambar lampiran 1.)
2. Pataka (Gambar lampiran 2.)
3. Bendera (Gambar lampiran 3.)
4. Plang Nama (Gambar lampiran 4.)
5. Seragam (Gambar lampiran 5.)
6. Stempel dan Kop Surat
( Stempel dan Kop Surat akan diatur lebih lanjut oleh Pengurus Pusat Badan Pengusaha
Pemuda Pancasila).
BAB XIII
KEUANGAN
Pasal 15
BAB XIV
KODE ETIK DAN TATA LAKSANA
Pasal 16
Kode Etik dan tata laksana akan diatur kemudian oleh Pengurus Pusat Badan Pengusaha
Pemuda Pancasila (BP3) atas persetujuan Majelis Pimpinan Nasional.
BAB XV
PERSPEKTIF
Pasal 17
1. Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) pada Mubes ke XI tahun 2024, menuju
Badan Profesi Ormas Pemuda Pancasila yang bersifat Otonom.
2. Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) dalam upaya meningkatkan
profesionalisme dan kualitas Anggotanya menjalin kerjasama strategis dengan
pelbagai organisasi profesi dan Asosiasi Usaha baik di tingkat nasional maupun
internasional.
3. Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) sesuai tingkatan Majelis Pimpinan
Pemuda Pancasila berhimpun dan terdaftar di organisasi profesi KADIN seusai
dengan tingkatannya.
7
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 18
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : ... September 2020
8
9
10
11
12
13
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 08/PO/MPN-PP/IX/2020
Tentang
1
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 08/PO/MPN-PP/IX/2020
Tentang
Memperhatikan : 1. Usul, saran, pendapat yang tumbuh dan berkembang dalam Tim
Kerja yang membahas tentang Badan Buruh dan Pekerja
Pemuda Pancasila.
2. Keputusan Rapat Pleno I MPN Ormas Pemuda Pancasila.
2
MEMUTUSKAN:
BAB I
PEMBUKAAN
Pasal 1
Bahwa Buruh dan Pekerja adalah merupakan potensi strategis bagi pembangunan
ekonomi nasional.
Bahwa pembinaan dan pemberdayaan Buruh dan Pekerja perlu dilakukan secara terus
menerus untuk mewujudkan Buruh dan Pekerja yang berkualitas dan berdaya saing.
Bahwa Ormas Pemuda Pancasila sebagai salah satu elemen masyarakat merasa terpanggil
dan bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam mewujudkan Buruh dan Pekerja yang
berkualitas dan berdaya saing.
Bahwa oleh karena itu perlu diwujudkan dalam satu gerakan dengan membentuk satu
wadah yang disebut Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pncasila (B2P3).
BAB II
DASAR PEMBENTUKAN
Pasal 2
Pembentukan Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) berdasarkan Anggaran
Dasar Ormas Pemuda Pancasila BAB X Pasal 20 ayat 3 huruf (e) dan Anggaran Rumah
Tangga Ormas Pemuda Pancasila BAB XIII Pasal 39 ayat 5 tentang Perangkat Organisasi
dan Pasal 44 tentang Badan Profesi.
BAB III
TUJUAN
Pasal 3
Pembentukan Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) ditujukan untuk:
1. Mewujudkan Peran aktif Ormas Pemuda Pancasila dalam mewujudkan Buruh dan
Pekerja yang berkualitas dan berdaya saing.
2. Mewujudkan dan menciptakan ketenangan kerja dan berusaha.
3
BAB IV
FUNGSI DAN TUGAS
Pasal 4
Fungsi
Pasal 5
Tugas
BAB V
TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 6
BAB VI
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN
Pasal 7
Pembentukan
Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) dibentuk di semua Tingkatan Majelis
Pimpinan yaitu Tingkat Nasional, Tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang.
4
Pasal 8
Pengesahan
Pengesahan Pengurus Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) masing-masing
ditetapkan dan disahkan oleh Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya
melalui Surat Keputusan (SK).
BAB VII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI PENGURUS
Pasal 9
Susunan
Susunan Pengurus Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) terdiri :
1. Tingkat Nasional disebut Pengurus Pusat B2P3 Pemuda Pancasila.
2. Tingkat Provinsi disebut Pengurus Wilayah B2P3 Pemuda Pancasila.
3. Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pengurus Cabang B2P3 Pemuda Pancasila.\
4. Unit / Serikat Buruh dan Pekerja:
a. Dalam Negeri dibentuk dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Pengurus Cabang
Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3).
b. Luar Negeri dibentuk dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Pengurus Pusat
Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3).
Pasal 10
Komposisi Kepengurusan
Komposisi kepengurusan Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) terdiri dari :
a. 1 (satu) orang Ketua
b. 5 (lima) orang Wakil Ketua
c. 1 (satu) orang Sekretaris
d. 5 (lima) orang Wakil Sekretaris
e. 1 (satu) orang Bendahara
f. 5 (lima) orang Wakil Bendahara
g. 18 (delapan belas) Bidang terdiri dari :
1) Organisasi dan Keanggotaan
2) Litbang & Pengembangan
3) Kaderisasi
4) Hukum, Advokasi dan Hak Asasi Manusia (HAM)
5) Sosial dan Budaya
6) Peranan Wanita
7) Informasi dan Komunikasi
8) Hub. Internasional dan Antar Lembaga Negara
9) Ekonomi Kreatif
10) Sarana dan Prasarana
11) Dana & Usaha
5
12) Nelayan
13) Tani
14) Buruh Dalam Negeri
15) Pekerja Sektor Informal
16) Pekerja Migran Indonesia
17) Pendidikan & Pelatihan
18) Komposisi Personalia dapat di sempurnakan sesuai kebutuhan.
BAB VIII
MASA BAKTI
Pasal 11
1. Masa bakti kepengurusan Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) di
masing-masing tingkatan sama dengan masa bakti Majelis Pimpinan sesuai
tingkatannya.
2. Kepengurusan Unit / Serikat Buruh dan Pekerja ditetapkan dalam Surat Keputusan.
BAB IX
RAPAT-RAPAT
Pasal 12
BAB X
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 13
Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) Tingkat Nasional, Tingkat Wilayah dan
Tingkat Cabang memiliki Lambang dan Atribut, sebagaimana contoh terlampir.
1. Lambang (Gambar lampiran 1)
2. Pataka (Gambar lampiran 1)
3. Bendera (Gambar lampiran 1)
4. Plang Nama (Gambar lampiran 1)
5. Seragam (Gambar lampiran 1)
6. Stempel dan Kop Surat
(Stempel dan Kop Surat akan diatur dan ditetapkan oleh Pengurus Pusat Badan Buruh
dan Pekerja Pemuda Pancasila).
6
BAB XI
TATA HUBUNGAN
Pasal 14
Pasal 15
1. Pengurus Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) Tingkat Nasional,
Tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang bersifat Koordinatif dan Konsultatif.
2. Pengurus Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) dapat melakukan Rapat
Koordinasi dengan mengundang Pengurus Badan Buruh dan Pekerja Pemuda
Pancasila (B2P3) satu tingkat di bawahnya atas persetujuan Majelis Pimpinan sesuai
tingkatannya.
BAB XII
KEANGGOTAAN
Pasal 16
1. Anggota Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) adalah Anggota yang
sudah memiliki Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila.
2. Anggota Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) mempunyai Kartu Tanda
Anggota Khusus, yang diterbitkan oleh Pengurus Pusat Badan Buruh dan Pekerja
Pemuda Pancasila (B2P3).
3. Pengurus Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) mempunyai Kartu
Tanda Pengenal yang diterbitkan atau dikeluarkan oleh Pengurus Pusat Badan Buruh
dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3).
BAB XIII
KEUANGAN
Pasal 17
7
BAB XIV
PERSPEKTIF
Pasal 18
1. Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila pada Mubes XI Ormas Pemuda
Pancasila menuju perangkat organisasi Pemuda Pancasila yang otonom.
2. Terdaftar sebagai organisasi Serikat Pekerja sesuai dengan Peraturan Perundang
Undangan.
BAB XV
PENUTUP
Pasal 19
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : ... September 2020
8
9
10
11
12
13
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 09/PO/MPN-PP/X/2020
Tentang
1
PERATURAN ORGANISASI
NOMOR : 09/PO/MPN-PP/X/2020
Tentang
Memperhatikan : 1. Pemikiran, saran dan usul yang berkembang secara dinamis dalam
Tim Kerja yang membahas tentang Perwakilan Pemuda Pancasila
di Luar Negeri.
2. Keputusan Rapat Pleno I MPN Ormas Pemuda Pancasila.
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
2
Pasal 2
BAB II
FUNGSI
Pasal 3
BAB III
PEMBENTUKAN
Pasal 4
Pembentukan Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila di luar negeri bersifat khusus, dan
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1) Berkoordinasi dan konsultasi dengan Kedutaan Besar / Konsulat RI yang berada di
negara tersebut.
2) Diajukan/diusulkan permohonannya oleh Warga Negara Indonesia yang menetap
atau sedang melaksanakan studi atau bekerja di luar negeri minimal 5 (lima) orang
kepada MPN Pemuda Pancasila.
3) Jika telah memenuhi persyaratan yang berlaku, MPN Pemuda Pancasila
memberikan surat mandat pembentukan kepada yang bersangkutan untuk
mempersiapkan segala kebutuhan pembentukannya.
BAB IV
SUSUNAN DAN KOMPOSISI PENGURUS
Pasal 5
1) Susunan dan Komposisi Pengurus Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila Luar Negeri
pada dasarnya sama, sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga
Pemuda Pancasila BAB XI Pasal 28.
2) Komposisi bidang-bidang dan jumlah pengurus dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
3
3) Nama-nama calon pengurus Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila di Luar Negeri
diajukan oleh Pemegang Surat Mandat Pembentukan kepada Majelis Pimpinan
Nasional Pemuda Pancasila di Jakarta.
4) Kepengurusan Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila di Luar Negeri dikukuhkan
melalui suatu acara yang diadakan/diselenggarakan khusus untuk itu, serta disahkan
dengan Surat Keputusan MPN Ormas Pemuda Pancasila.
BAB V
TUGAS POKOK DAN WEWENANG
Pasal 6
Tugas Pokok dan Wewenang Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila di luar negeri, sama
sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila BAB XVI,
Pasal 64 dan Pasal 65.
BAB VI
KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 7
Pada dasarnya, keanggotaan, hak dan kewajibannya sama sebagaimana yang ditetapkan
dalam Anggaran Rumah Tangga Ormas Pemuda Pancasila, Bab III dan Bab IV.
BAB VII
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 8
Pasal 9
BAB VIII
MASA BAKTI KEPENGURUSAN
Pasal 10
Masa bakti kepengurusan Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila di Luar Negeri adalah 5
(lima) tahun.
4
BAB IX
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 11
Setiap program kegiatan yang bersifat Politis / Pernyataan aspirasi dan/atau sikap politik,
wajib dikoordinasikan dengan MPN Ormas Pemuda Pancasila dan Kedutaan Besar /
Konsulat Republik Indonesia untuk mendapatkan persetujuannya.
BAB X
PENUTUP
Pasal 12
1) Apabila ada hal-hal yang bersifat substansi dan belum terakomodir dalam Peraturan
Organisasi ini, maka akan disempurnakan sebagaimana mestinya oleh Majelis
Pimpinan Nasional Ormas Pemuda Pancasila.
2) Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : ... Oktober 2020
5
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 10/PO/MPN-PP/XI/2020
Tentang
1
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 10/PO/MPN-PP/XI/2020
Tentang
Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pelaksanaan
program Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila sebagai
amanat Musyawarah Besar X Ormas Pemuda Pancasila, diperlukan
upaya-upaya yang mampu menghimpun dan mengelola potensi-
potensi organisasi baik secara personal maupun kelembagaan
Perangkat-perangkat Organisasi.
b. Bahwa perlu adanya suatu spesifikasi peran organisasi dalam
meningkatkan kepedulian Ormas Pemuda Pancasila dalam Bidang
Kesehatan dan Bidang Penanggulangan Bencana.
c. Bahwa Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana Pemuda
Pancasila adalah salah satu Perangkat Organisasi yang diamanatkan
oleh Musyawarah Besar X Ormas Pemuda Pancasila untuk
diaktifkan.
d. Bahwa dalam rangka membangun kesamaan dan keseragaman pola
pikir mengenai pengorganisasian Badan Kesehatan dan
Penanggulangan Bencana Pemuda Pancasila, dipandang perlu
diterbitkan Peraturan Organisasi tentang Badan Kesehatan dan
Penanggulangan (BKPB) Pemuda Pancasila.
2
Mengingat : 1. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Besar X Ormas Pemuda Pancasila
tahun 2019 di Hotel Sultan - Jakarta.
2. Undang-Undang No. 17 tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan.
Memperhatikan : 1. Pendapat, usul, saran yang berkembang secara dinamis dalam Tim
kerja yang membahas Peraturan Organisasi tentang Badan Kesehatan
dan Penanggulangan Bencana (BKPB) Pemuda Pancasila.
2. HAsil Keputusan Rapat Pleno I Majelis Pimpinan Nasional Ormas
Pemuda Pancasila.
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
3
BAB II
DASAR PEMBENTUKAN
Pasal 2
BAB III
TUJUAN
Pasal 3
1. Mewujudkan peran aktif Ormas PEMUDA PANCASILA dalam Bidang Kesehatan dan
Penanggulangan Bencana.
2. Meningkatkan kepedulian Ormas PEMUDA PANCASILA Bidang Kesehatan dan
Penanggulangan Bencana.
BAB IV
FUNGSI DAN TUGAS
Pasal 4
Fungsi
Pasal 5
Tugas
1. Bidang Kesehatan :
4
2. Bidang Penanggulangan Bencana
a. Melakukan Penyuluhan dan sosialisasi tanggap darurat bencana kepada masyarakat.
b. Melakukan pelayanan penanggulangan bencana.
c. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam rangka pelatihan
dan penanggulangan bencana.
d. Melakukan koordinasi dengan jajaran organisasi Pemuda Pancasila setempat.
e. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam penanggulangan
bencana, melalui data dan informasi.
f. Membuat perencanaan pengadaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana.
BAB V
TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 6
BAB VI
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN
Pasal 7
Pembentukan
Badan kesehatan dan Penanggulangan Bencana Pemuda Pancasila (BKPB) dibentuk di semua
tingkatan Majelis Pimpinan yaitu Tingkat Nasional, Tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang.
Pasal 8
Pengesahan
1. Pengurus Pusat dibentuk dan disahkan oleh Majelis Pimpinan Nasional Ormas Pemuda
Pancasila melalui Surat Keputusan (SK).
2. Pengurus Wilayah dibentuk dan disahkan oleh Majelis Pimpinan Wilayah Ormas
Pemuda Pancasila melalui Surat Keputusan (SK).
3. Pengurus Cabang dibentuk dan disahkan oleh Majelis Pimpinan Cabang Ormas Pemuda
Pancasila melalui Surat Keputusan (SK).
5
BAB VII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI KEPENGURUSAN
Pasal 9
Susunan
Susunan Pengurus Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana Pemuda Pancasila (BKPB)
terdiri :
1. Tingkat Nasional disebut Pengurus Pusat
2. Tingkat Provinsi disebut Pengurus Wilayah
3. Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pengurus Cabang
Pasal 10
Komposisi Kepengurusan
6
13. 1 (satu) orang Koordinator Sarana dan Prasarana
a. 1 (satu) orang Unit Logistik
b. 1 (satu) orang Unit Peralatan dan Sistem Komunikasi
c. 1 (satu) orang Unit Operasional Ambulance
BAB VIII
MASA BAKTI
Pasal 11
Masa bakti kepengurusan Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana Pemuda Pancasila
(BKPB) di masing-masing Tingkatan sama dengan masa bakti Majelis Pimpinan sesuai
Tingkatannya ditetapkan dalam Surat Ke
BAB IX
RAPAT RAPAT
Pasal 12
1. Rapat Pleno
2. Rapat Kerja
3. Rapat Koordinasi / Konsultasi
BAB X
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 13
BAB XI
TATA HUBUNGAN
Pasal 14
7
Pasal 15
BAB XII
KEANGGOTAAN
Pasal 16
BAB XIII
KEUANGAN
Pasal 17
BAB XIV
PERSPEKTIF
Pasal 18
8
BAB XV
PENUTUP
Pasal 19
1. Segala sesuatu yang diperlukan dan belum termaktub dalam Peraturan Organisasi ini
diatur lebih lanjut dalam pedoman kerja yang dipersiapkan oleh Pengurus Pusat BKPB
Pemuda Pancasila.
2. Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki
sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
3. Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : ... November 2020
9
LAMPIRAN 1
LAMBANG
Arti Lambang :
10
LAMPIRAN 2
BENDERA PATAKA
CONTOH PATAKA
Lebar 90
Bahan : Merah Kain Beludru
Tulisan : Kuning Emas
Rumbai : 3 Sisi Kuning Emas
11
LAMPIRAN 3
BENDERA
CONTOH BENDERA
Ukuran : Panjang 90
Lebar 60
12
LAMPIRAN 4
PLANG NAMA
13
LAMPIRAN 5
ATRIBUT
14
CONTOH PDL
15
CONTOH KAOS LAPANGAN
16
LAMPIRAN 6
KOP SURAT
CONTOH AMPLOP
17
LAMPIRAN 7
STEMPEL
CONTOH STEMPEL
Ukuran : 4cm
Warna : merah
18
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 11/PO/MPN-PP/IX/2020
Tentang
1
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 11/PO/MPN-PP/IX/2020
Tentang
Memperhatikan : 1. Saran, pendapat dan usul yang berkembang dalam Rapat Pleno I
Majelis Pimpinan Nasional Ormas PEMUDA PANCASILA.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno I Majelis Pimpinan Nasional Ormas
PEMUDA PANCASILA.
2
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
SANKSI TERHADAP ANGGOTA
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Wewenang Pemberian Sanksi
3
Pasal 5
Pasal 6
Rehabilitasi
BAB III
SANKSI TERHADAP INDIVIDU PENGURUS
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
4
3) Apabila Surat Peringatan kedua tidak dilaksanakan, pemberian sanksi Organisasi
berupa pemberhentian sementara dan Pemberhentian Tetap dari kepengurusan
dapat dilakukan oleh pimpinan dan/atau jenjang Organisasi sesuai tingkatannya
melalui Rapat Pleno dan atau Rapat-rapat.
Pasal 10
Jabatan Lowong
1) Jabatan dinyatakan lowong oleh Jenjang Kepengurusan melalui Rapat Pleno Majelis
Pimpinan dan/atau Rapat Pengurus PAC, Ranting dan Anak Ranting.
2) Khusus Jabatan Ketua, dinyatakan lowong apabila berhalangan tetap, diberhentikan
oleh jenjang organisasi setingkat di atasnya.
Pasal 11
Pengisian Jabatan Lowong
1) Pengisian Jabatan Lowong dilakukan oleh jenjang kepengurusan melalui Rapat Pleno
dan diusulkan kepada Jenjang setingkat di atasnya guna mendapatkan Pengesahan.
2) Pengisian Jabatan Lowong Khusus Ketua, dilakukan oleh jenjang kepengurusan
setingkat di atasnya dengan mengangkat Pelaksana Tugas (PLT) atau Caretaker.
Pasal 12
Pelaksana Tugas (PLT) / Caretaker Pengurus
Pasal 13
Pelaksana Tugas (PLT) / Caretaker Ketua
5
BAB IV
Sanksi Terhadap Jenjang Kepengurusan
(Pembekuan)
Pasal 14
Bentuk Sanksi terhadap Struktur, Lembaga & Badan berupa Pembekuan Kepengurusan
Kolektif.
Pasal 15
Wewenang Pemberian Sanksi Pembekuan
Pasal 16
Dasar Pemberian Sanksi
Pasal 17
Prosedur dan Mekanisme Pembekuan
Pasal 18
Pelaksana Tugas (PLT) / Caretaker Pengurus Kolektif
6
BAB V
PENUTUP
Pasal 19
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : .. September 2020