Anda di halaman 1dari 171

DAFTAR ISI

PERATURAN ORGANISASI
ORMAS PEMUDA PANCASILA

1. PO No. 01/PO/MPN-PP/IX/2020 TENTANG MUSYAWARAH-MUSYAWARAH


DAN RAPAT-RAPAT PEMILIHAN PENGURUS ORMAS KEMASYARAKATAN
PEMUDA PANCASILA
2. PO No. 02/PO/MPN-PP/IX/2020 TENTANG BADAN PELAKSANA KADERISASI
(BPK) PEMUDA PANCASILA
3. PO No. 03/PO/MPN-PP/IX/2020 TENTANG SISTEM MANAJEMEN
ADMINISTRASI TERAPAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA
PANCASILA
4. PO No. 04/PO/MPN-PP/IX/2020 TENTANG KARTU TANDA ANGGOTA (KTA)
ORMAS PEMUDA PANCASILA
5. PO No. 05/PO/MPN-PP/IX/2020 TENTANG LEMBAGA KOMANDO INTI (KOTI)
MAHATIDANA PEMUDA PANCASILA
6. PO No. 06/PO/MPN-PP/IX/2020 TENTANG BADAN PENYULUHAN DAN
PEMBELAAN HUKUM (BPPH) PEMUDA PANCASILA
7. PO No. 07/PO/MPN-PP/IX/2020 TENTANG BADAN PENGUSAHA PEMUDA
PANCASILA (BP3)
8. PO No. 08/PO/MPN-PP/IX/2020 TENTANG BADAN BURUH DAN PEKERJA
PEMUDA PANCASILA
9. PO No. 09/PO/MPN-PP/IX/2020 TENTANG PERWAKILAN PEMUDA
PANCASILA DI LUAR NEGERI.
10. PO No. 10/PO/MPN-PP/XI/2020 TENTANG BADAN KESEHATAN DAN
PENANGGULANGAN BENCANA PEMUDA PANCASILA
11. PO No. 11/PO/MPN-PP/IX/2020 TENTANG SANKSI, REHABILITASI,
BERHALANGAN TETAP DAN PELAKSANA TUGAS (PLT) / CARETAKER
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 01/PO/MPN-PP/IX/2020

Tentang

MUSYAWARAH-MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT PEMILIHAN PENGURUS

ORMAS KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA

1
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 01/PO/MPN-PP/IX/2020

Tentang

MUSYAWARAH-MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT PEMILIHAN PENGURUS


ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : a. Bahwa Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat Ormas


Pemuda Pancasila adalah forum kekuasaan tertinggi
organisasi pada tingkatannya masing-masing yang diadakan
sesuai dengan periode masa baktinya.
b. Bahwa pelaksanaan Musyawarah-musyawarah dan Rapat-
rapat Ormas Pemuda Pancasila adalah bagian dari upaya
penataan organisasi untuk memenuhi ketentuan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang harus dilakukan
secara konsekuen.
c. Bahwa demi kesinambungan keberadaan dan pengembangan
peran organisasi secara dinamis dan efisien, sangat ditentukan
oleh konsolidasi seluruh jajaran dan perangkat organisasi di
setiap jenjang dan tingkatannya.
d. Bahwa oleh karena itu, perlu diterbitkan Peraturan Organisasi
tentang Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat Pemilihan
Pengurus Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.

Mengingat : 1. Keputusan Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila Nomor :


07/KPTS/MUBES-X/PP/2019 tentang Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Ormas Pemuda Pancasila.
2. Keputusan Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila Nomor :
08/KPTS/MUBES-X/PP/2019 tentang Program Umum Pemuda
Pancasila.
3. Keputusan Musyawarah Besar IX Pemuda Pancasila Nomor :
09/KPTS/MUBES-X/PP/2019 tentang Pokok-pokok pikiran dan
Rekomendasi Ormas Pemuda Pancasila.

Memperhatikan : 1. Pengarahan Ketua Umum MPN Ormas Pemuda Pancasila serta


saran dan pendapat yang berkembang dalam Rapat Pleno I
MPN Ormas Pemuda Pancasila.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno I MPN Ormas Pemuda Pancasila.
2
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI NOMOR : 01/PO/MPN-PP/IX/2020


TENTANG MUSYAWARAH-MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI KEMASYARAKATAN
PEMUDA PANCASILA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini yang dimaksud dengan :

1. Musyawarah-Musyawarah dan Rapat-Rapat Pemilihan Pengurus ialah :


Musyawarah-musyawarah dan Rapat-Rapat Pemilihan Pengurus Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda Pancasila sebagaimana yang diatur di dalam Anggaran
Dasar Pemuda Pancasila, BAB XI, Pasal 21 s/d Pasal 27, dan Anggaran Rumah
Tangga BAB XVII Pasal 74 s/d 94
2. Jenis, Kekuasaan dan wewenang ialah Jenis, kekuasaan dan wewenang
Musyawarah dan Rapat-Rapat Pemilihan Pengurus Ormas Pemuda Pancasila
sebagaimana yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila, Bab
XVII Pasal 74 s/d Pasal 94.
3. Kelengkapan ialah kelengkapan penyelenggaraan Musyawarah-Musyawarah dan
Rapat-Rapat Pemilihan Pengurus Ormas Pemuda Pancasila.
4. Peserta Musyawarah-Musyawarah dan Rapat-Rapat Pemilihan Pengurus Ormas
Pemuda Pancasila adalah Peserta Utusan, Peninjau, Pendengar dan Undangan
lainnya.
5. Quorum dan pengambilan keputusan ialah quorum dan pengambilan keputusan
dalam Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat Pemilihan Pengurus Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
6. Hak suara ialah hak suara peserta dalam Musyawarah-musyawarah dan Rapat-
rapat Pemilihan Pengurus Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
7. Persyaratan dan kriteria Calon Ketua ialah Persyaratan dan kriteria Calon Ketua
yang akan dipilih dalam Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat Pemilihan
Pengurus Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
8. Tata Cara Pemilihan Calon Ketua ialah tata cara pemilihan calon Ketua dalam
Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat Pemilihan Pengurus Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
9. Formatur ialah formatur Musyawarah dan Rapat Pemilihan Pengurus Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
10. Keputusan dan risalah ialah keputusan dan risalah Musyawarah dan Rapat
Pemilihan Pengurus Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.

3
BAB II
JENIS, KEKUASAAN DAN WEWENANG

Pasal 2

Jenis, Kekuasaan dan wewenang Musyawarah-musyawarah dan Rapat-Rapat


Pemilihan Pengurus Ormas Pemuda Pancasila sebagaimana yang diatur dalam
Anggaran Dasar BAB XI Pasal 21 s/d Pasal 27, dan Anggaran Rumah Tangga, BAB XVII
Pasal 74 s/d Pasal 94.

BAB III
KELENGKAPAN MUSYAWARAH-MUSYAWARAH
DAN RAPAT-RAPAT PEMILIHAN PENGURUS

Pasal 3

Kelengkapan Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat Pemilihan Pengurus


Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila terdiri dari :
1. Penanggung jawab dan penyelenggara
2. Panitia Pengarah (Steering Comittee) yang disingkat (SC) adalah Panitia yang
menyiapkan materi musyawarah-musyawarah dan Rapat Pemilihan Pengurus.
3. Panitia Pelaksana (Organizing Comittee) yang disingkat (OC) adalah Panitia yang
menyiapkan Penyelenggaraan Pelaksanaan Musyawarah-Musyawarah dan Rapat
Pemilihan Pengurus.
4. Peserta (Utusan dan Peninjau).
5. Pendengar dan undangan lainnya.
6. Tempat/sarana/perlengkapan acara
7. Pimpinan Sidan Pleno
8. Rancangan materi bahasan
9. Surat-surat Keputusan
10. Sidang dan Rapat-rapat
11. Komisi-Komisi
12. Formatur

Pasal 4

Kelengkapan Rapat Kerja dan Rapat Koordinasi Majelis Pimpinan Ormas Pemuda
Pancasila terdiri dari :
1. Penanggungjawab dan Penyelenggara
2. Panitia Pengarah (Steering Comitte) yang disingkat (SC) adalah Panitia yang
menyiapkan materi Rapat Kerja dan Rapat Koordinasi Majelis Pimpinan Ormas
Pemuda Pancasila.
3. Panitia Pelaksana (Organizing Committee) yang disingkat (OC) adalah Panitia yang
menyiapkan Penyelenggaraan Pelaksanaan Rapat Kerja dan Rapat Koordinasi
Majelis Pimpinan Ormas Pemuda Pancasila
4. Peserta (Utusan dan Peninjau)
5. Undangan lainnya.
6. Jumlah Peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

4
BAB IV
PENANGGUNG JAWAB DAN PENYELENGGARA

Pasal 5

Penanggung jawab dan Penyelenggara Musyawarah Besar/Musyawarah Besar Luar


Biasa, Musyawarah Pimpinan Paripurna, Rapat Kerja Nasional dan Rapat Koordinasi
Nasional adalah Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.

Pasal 6

Penanggung jawab dan Penyelenggara Musyawarah Wilayah/Musyawarah Wilayah


Luar Biasa, Rapat Kerja Wilayah dan Rapat Koordinasi Wilayah adalah Majelis
Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila.

Pasal 7

Penanggung jawab dan Penyelenggara Musyawarah Cabang/Musyawarah Cabang luar


biasa, Rapat Kerja Cabang dan Rapat Koordinasi Cabang adalah Majelis Pimpinan
Cabang Pemuda Pancasila.

Pasal 8

Penanggung jawab dan Penyelenggara Rapat Pemilihan Pengurus di tingkat Pimpinan


Anak Cabang adalah Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila.

Pasal 9

Penanggung jawab dan Penyelenggara Rapat Pemilihan Pengurus di tingkat Ranting


adalah Pimpinan Ranting Pemuda Pancasila.

Pasal 10

Penanggung jawab dan Penyelenggara Rapat Pemilihan Pengurus di tingkat Anak


Ranting adalah Pimpinan Anak Ranting.

Pasal 11

Penanggung jawab dan Penyelenggara Musyawarah-Musyawarah dan Rapat-rapat


Pemilihan Pengurus di masing-masing tingkatan, bertanggung jawab agar pelaksanaan
musyawarah dan rapat-rapat pemilihan pengurus dapat berlangsung dengan lancar,
aman dan tertib.

5
BAB V
PANITIA PENGARAH (SC) DAN PANITIA PELAKSANA (OC)

Pasal 12

1. Panitia Pengarah (SC) dan Panitia Pelaksana (OC) Musyawarah dan Rapat-rapat
dibentuk dan disahkan dengan Surat Keputusan sesuai tingkatannya.
2. Tugas Panitia Pengarah (SC) adalah mempersiapkan rancangan materi bahasan.
3. Tugas Panitia Pelaksana (OC) adalah mempersiapkan segala sesuatu untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan musyawarah dan rapat-rapat.
4. Jumlah personalia Panitia Pengarah (SC) dan Panitia Pelaksana (OC) sesuai
kebutuhan ditentukan oleh Penyelenggara.

BAB VI
RANCANGAN MATERI BAHASAN

Pasal 13

1. Rancangan materi bahasan Musyawarah Besar/Mubeslub, terdiri dari :


a. Jadwal Acara dan Tata Tertib
b. Materi Komisi A (Organisasi)
c. Materi Komisi B (Program).
d. Materi Komisi C (Pokok-Pokok Pikiran dan Rekomendasi).

2. Rancangan materi bahasan Musyawarah Wilayah / Muswillub, Musyawarah


Cabang / Muscablub, terdiri dari :
a. Jadwal Acara dan Tata Tertib.
b. Materi Komisi A (Organisasi)
c. Materi Komisi B (Program).
d. Materi Komisi C (Pokok-Pokok Pikiran dan Rekomendasi).

3. Rancangan materi bahasan Rapat Pemilihan Pengurus di tingkat Pimpinan Anak


Cabang, Pimpinan Ranting, Pimpinan Anak Ranting terdiri dari :
a. Jadwal acara dan tata tertib.
b. Rancangan Program Kerja.
c. Persyaratan calon Ketua Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting atau
Pimpinan Anak Ranting dan Tata Cara Pemilihan.

4. Rancangan materi Musyawarah Pimpinan Paripurna, terdiri dari :


a. Jadwal acara dan tata tertib
b. Materi sesuai kebutuhan.

5. Rancangan materi Rakernas, Rakerwil, Rakercab terdiri dari :


a. Jadwal Acara dan tata tertib
b. Evaluasi dan menetapkan program prioritas jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.

6
6. Rancangan materi Rakornas, Rakorwil, Rakorcab terdiri dari :
a. Jadwal Acara dan Tata tertib
b. Materi sesuai kebutuhan

7. Semua rancangan materi bahasan dipersiapkan oleh Penyelenggara.

BAB VII
SURAT-SURAT KEPUTUSAN

Pasal 14

Surat-surat Keputusan, tentang hasil-hasil Musyawarah-Musyawarah dan Rapat-Rapat


Pemilihan Pengurus Ormas Pemuda Pancasila :

1. Surat-surat Keputusan, tentang hasil-hasil Musyawarah-Musyawarah terdiri dari :


a. Pengesahan Peserta dan Quorum
b. Pengesahan Jadwal Acara
c. Pengesahan Tata Tertib
d. Pengesahan Pimpinan Sidang Tetap
e. Pengesahan Laporan Pertanggungjawaban
f. Pembentukan Komisi-Komisi
g. Pengesahan Hasil Komisi Organisasi (Komisi A)
h. Pengesahan Hasil Komisi Program (Komisi B)
i. Pengesahan Hasil Komisi Pokok-Pokok Pikiran dan Rekomendasi (Komisi C)
j. Pengesahan Pendemisioneran Majelis Pimpinan.
k. Pengesahan Calon Ketua Umum dan/atau Ketua
l. Pengesahan Ketua Umum dan/atau Ketua Terpilih
m. Pengesahan Formatur
n. Pengesahan Hasil Kerja Formatur
o. Penutupan Masa Persidangan

2. Surat-surat Keputusan, tentang hasil-hasil Rapat-rapat Pemilihan Pengurus terdiri


dari :
a. Pengesahan Peserta dan Quorum
b. Pengesahan Jadwal Acara dan Tata Tertib
c. Pengesahan Pimpinan Sidang
d. Pengesahan Laporan Pertanggungjawaban
e. Pengesahan Program Kerja
f. Pengesahan Ketua Terpilih
g. Pengesahan Formatur dan hasil kerja formatur
h. Penutupan

7
BAB VIII
PESERTA
Pasal 15

Peserta Musyawarah-Musyawarah dan Rapat-rapat Organisasi Kemasyarakatan


Pemuda Pancasila di semua tingkatan terdiri dari :
1. Peserta sebagai Utusan
2. Peserta sebagai Peninjau
3. Pendengar
4. Undangan lainnya yang ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 16

1. Peserta Musyawarah Besar/Musyawarah Besar Luar Biasa Pemuda Pancasila


sebagai Utusan dan Peninjau ialah ;
a. Peserta yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 74 dan
Pasal 75.
b. Peserta utusan MPW dan MPC yang Sah dan Definitif adalah yang telah
melaksanakan Musyawarah sesuai ketentuan Anggaran Rumah Tangga BAB
VIII Pasal 23 ayat 2 dan 3.
c. Jumlah peserta ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasional.

2. Peserta Musyawarah Wilayah/Musyawarah Wilayah Luar Biasa Pemuda


Pancasila sebagai Utusan dan Peninjau ialah:
a. Peserta yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 76 dan 77.
b. Peserta utusan MPC yang Sah dan Definitif adalah yang telah melaksanakan
Musyawarah Cabang sesuai ketentuan Anggaran Rumah Tangga BAB VIII Pasal
23 ayat 3.
c. Jumlah Peserta ditentukan oleh Majelis Pimpinan Wilayah.

3. Peserta Musyawarah Cabang/Musyawarah Cabang Luar Biasa Pemuda Pancasila


sebagai Utusan dan Peninjau ialah :
a. Peserta yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 78 dan
Pasal 79
b. Peserta utusan PAC yang Sah dan Definitif adalah yang telah melaksanakan
Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Cabang sesuai ketentuan Anggaran
Rumah Tangga BAB VIII Pasal 23 ayat 4 dan dibuktikan dengan telah memiliki
Kartu Tanda Anggota Ormas Pemuda Pancasila.
c. Jumlah Peserta ditentukan oleh Majelis Pimpinan Cabang.

4. Peserta Rapat Pemilihan Pengurus PAC Pemuda Pancasila sebagai Utusan dan
Peninjau ialah:
a. Peserta yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 80.
b. Peserta utusan Pimpinan Ranting yang Sah dan Definitif adalah yang telah
melaksanakan Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting sesuai ketentuan
Anggaran Rumah Tangga BAB VIII Pasal 23 Ayat 5 dan dibuktikan dengan telah
memiliki KTA Ormas Pemuda Pancasila.
c. Jumlah Peserta ditentukan oleh Pimpinan Anak Cabang.

8
5. Peserta Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting Pemuda Pancasila sebagai
Utusan dan Peninjau ialah :
a. Peserta yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 81.
b. Peserta utusan Pimpinan Anak Ranting yang Sah dan Definitif adalah yang
telah melaksanakan Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Ranting sesuai
ketentuan Anggaran Rumah Tangga BAB VIII Pasal 23 Ayat 6 dan dibuktikan
dengan telah memiliki KTA Ormas Pemuda Pancasila.
c. Jumlah Peserta ditentukan oleh Pengurus Pimpinan Ranting.

6. Peserta Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Ranting Pemuda Pancasila


sebagai Utusan dan Peninjau ialah :
a. Peserta yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 82.
b. Anggota Anak Ranting Pemuda Pancasila se-Rukun Warga / Dusun yang definitf
dengan jumlah anggota minimal 10 orang dan/atau 20 orang anggota dari
penggabungan 3 (tiga) Rukun Warga yang dibuktikan dengan telah memiliki
KTA Ormas Pemuda Pancasila sesuai aAngaran Rumah Tangga BAB VIII Pasal 23
Ayat 6 Point a dan b.
c. Jumlah Peserta ditentukan oleh Pengurus Pimpinan Anak Ranting.

7. Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting dan/atau Pimpinan Anak Ranting


sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 81 s/d
Pasal 82, adalah rapat untuk menyusun dan menetapkan Kepengurusan Kolektif
Pimpinan Ranting dan/atau Pimpinan Anak Ranting Ormas Pemuda Pancasila.

Pasal 17

Peserta Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP) Organisasi Kemasyarakatan Pemuda


Pancasila adalah :
a. Peserta yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 83.
b. Peserta utusan MPW dan MPC yang Sah dan Definitif adalah yang telah
melaksanakan Musyawarah Wilayah sesuai ketentuan Anggaran Rumah Tangga
BAB VIII Pasal 23 ayat 2 dan 3.
c. Jumlah peserta ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasional.

Pasal 18

1. Peserta Rapat Kerja Nasional Ormas Pemuda Pancasila adalah :


a. Peserta yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 84.
b. Peserta utusan MPW dan MPC yang Sah dan Definitif adalah yang telah
melaksanakan Musyawarah Cabang sesuai ketentuan Anggaran Rumah
Tangga BAB VIII Pasal 23 ayat 2 dan 3.
c. Jumlah peserta ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasional.

2. Peserta Rapat Kerja Wilayah Ormas Pemuda Pancasila adalah :


a. Peserta yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 85.
b. Peserta utusan MPW dan MPC yang Sah dan Definitif adalah yang telah
melaksanakan Musyawarah Cabang sesuai ketentuan Anggaran Rumah
Tangga BAB VIII Pasal 23 ayat 2 dan 3.
c. Jumlah peserta ditentukan oleh Majelis Pimpinan Wilayah.

9
3. Peserta Rapat Kerja Cabang Ormas Pemuda Pancasila adalah :
a. Peserta yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 86.
b. Peserta utusan MPC dan PAC yang Sah dan Definitif adalah yang telah
melaksanakan Rapat Pemilihan Pengurus sesuai ketentuan Anggaran Rumah
Tangga BAB VIII Pasal 23 ayat 2 dan 3.
c. Jumlah peserta ditentukan oleh Majelis Pimpinan Cabang.

4. Peserta Rapat Pleno Pengurus Lengkap Majelis Pimpinan Ormas Pemuda Pancasila
dimasing-masing tingkatannya adalah Fungsionaris Majelis Pimpinan, Pimpinan
Majelis Pertimbangan Organisasi, Ketua dan Sekretaris Perangkat Organisasi
Majelis Pimpinan Ormas Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.

5. Peserta Rapat Pleno Pimpinan Harian Majelis Pimpinan Ormas Pemuda Pancasila
dimasing-masing tingkatannya adalah Ketua Umum/Ketua, Wakil-wakil Ketua
Umum/Wakil-wakil Ketua, Ketua-Ketua Bidang, Sekretaris Jenderal/Sekretaris,
Wakil sekretaris Jendral/Wakil Sekretaris, Bendahara Umum/Bendahara dan Wakil
Bendahara Umum/Wakil Bendahara Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya.

6. Peserta Rapat Koordinasi Nasional:


a. Peserta yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 84.
b. Peserta utusan MPW yang Sah dan Definitif adalah yang telah melaksanakan
Musyawarah Wilayah sesuai ketentuan Anggaran Rumah Tangga BAB VIII
Pasal 23 ayat 2 dan 3.
c. Jumlah peserta ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasional.

7. Peserta Rapat Koordinasi Wilayah Ormas Pemuda Pancasila adalah :


a. Peserta yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 85.
b. Peserta utusan MPW dan MPC yang Sah dan Definitif adalah yang telah
melaksanakan Musyawarah Cabang sesuai ketentuan Anggaran Rumah
Tangga BAB VIII Pasal 23 ayat 2 dan 3.
c. Jumlah peserta ditentukan oleh Majelis Pimpinan Wilayah.

8. Peserta Rapat Koordinasi Cabang Ormas Pemuda Pancasila adalah :


a. Peserta yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 86.
b. Peserta utusan MPC dan PAC yang Sah dan Definitif adalah yang telah
melaksanakan Rapat Pemilihan Pengurus sesuai ketentuan Anggaran Rumah
Tangga BAB VIII Pasal 23 ayat 2 dan 3.
c. Jumlah peserta ditentukan oleh Majelis Pimpinan Cabang.

BAB IX
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 19

Hak dan kewajiban peserta dalam Musyawarah dan Rapat-rapat, diatur dalam Tata
Tertib dengan mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda
Pancasila Ormas Pemuda Pancasila

10
BAB X
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 20
Quorum

1. Quorum dalam Musyawarah-Musyawarah dan Rapat-rapat Pemilihan Pengurus


dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah unsur peserta
sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Dasar Pemuda Pancasila, Bab XII,
Pasal 27 s/d 28.
2. Sidang–sidang dan Rapat–rapat dalam musyawarah-musyawarah dinyatakan sah /
quorum untuk mengambil keputusan, apabila dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) dari
jumlah peserta yang hadir.
3. Apabila Quorum tidak terpenuhi, sidang–sidang atau rapat–rapat diskors selama
30 menit.
4. Apabila setelah diskors selama 30 menit, quorum belum terpenuhi, maka sidang
atau rapat dapat dibuka tanpa memperhatikan quorum dan keputusan yang
diambil sah serta mengikat.

Pasal 21
Pengambilan Keputusan

1. Pengambilan keputusan dalam Musyawarah-musyawarah Pemuda Pancasila di


masing-masing tingkatan dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat,
apabila musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan
dilakukan melalui suara terbanyak.
2. Apabila menyangkut orang, maka pengambilan keputusan dengan cara
pemungutan suara dilakukan secara langsung, bebas dan rahasia.

BAB XI
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

Pasal 22

1. Laporan Pertanggung Jawaban disampaikan oleh Majelis Pimpinan sesuai


Tingkatannya
2. Laporan Pertanggung Jawaban terdiri dari :
a. Uraian kegiatan
b. Keuangan dan Harta Kekayaan Organisasi
3. Laporan Kegiatan PAC, Pimpinan Ranting dan Pimpinan Anak Ranting disampaikan
oleh Ketua sesuai tingkatannya.

11
BAB XII
SIDANG DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 23

1. Sidang-sidang dalam Musyawarah atau Rapat Pemilihan Pengurus di masing-


masing tingkatan terdiri dari :
a. Sidang Pleno
b. Sidang Komisi, dan Sub-Komisi bila diperlukan
c. Sidang Formatur
d. Rapat Pimpinan Sidang

2. Pada prinsipnya, sidang-sidang dan rapat-rapat bersifat terbuka, kecuali


dinyatakan tertutup oleh Pimpinan Sidang / Pimpinan Rapat Pemilihan dengan
persetujuan peserta.

BAB XIII
KOMISI-KOMISI

Pasal 24

Komisi-komisi dalam Musyawarah–musyawarah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda


Pancasila di masing-masing tingkatan Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila terdiri dari :
1. Komisi A (Organisasi)
2. Komisi B (Program)
3. Komisi C (Pokok-pokok Pikiran)
4. Sub Komisi apabila diperlukan.

BAB XIV
PIMPINAN SIDANG DAN TUGAS

Pasal 25
Pimpinan Sidang

1. Pimpinan Sidang Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat Ormas Pemuda


Pancasila terdiri dari :
a. Pimpinan Sidang Sementara
b. Pimpinan Sidang Pleno
c. Pimpinan Sidang Komisi
d. Pimpinan Sidang Formatur

2. Pada Rapat Pemilihan Pengurus di tingkat Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan


Ranting dan/atau Pimpinan Anak Ranting tidak mempunyai Komisi-Komisi.

12
Pasal 26

1. Pimpinan Sidang Pleno berjumlah 5 (lima) orang dengan komposisi :


a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota.
b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota
c. 3 (tiga) orang anggota.
2. Pimpinan Sidang Pleno di masing-masing tingkatan dipilih dari dan oleh Peserta,
yang dipimpin oleh Pimpinan Sidang Sementara.
3. Pimpinan Sidang dalam melaksanakan tugasnya bersifat kolektif.

Pasal 27

1. Pimpinan Sidang Komisi berjumlah 3 (tiga) orang dengan komposisi :


a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota
b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota
c. 1 (satu) orang anggota.
2. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi, yang dipimpin oleh
salah seorang anggota Pimpinan Sidang Pleno.

Pasal 28

Sebelum Pimpinan Sidang Pleno dipilih, Penanggung jawab Musyawarah atau


Penanggung jawab Rapat Pemilihan, bersama dengan Panitia Pengarah (SC) selaku
Pimpinan Sidang Sementara memimpin Sidang Pleno untuk membahas dan
menetapkan :
1. Jadwal Acara
2. Peraturan Tata Tertib
3. Pemilihan Pimpinan Sidang Pleno.

Pasal 29

1. Pimpinan Sidang Musyawarah Pimpinan Paripurna, Rakernas dan Rakornas adalah


Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
2. Pimpinan Sidang Rapat Kerja Wilayah dan Rakorwil adalah Majelis Pimpinan
Wilayah Pemuda Pancasila.
3. Pimpinan Sidang Rapat Kerja Cabang dan Rakorcab adalah Majelis Pimpinan
Cabang Pemuda Pancasila.
4. Jumlah Pimpinan Sidang Musyawarah Pimpinan Paripurna, Rapat Kerja Nasional,
Rakornas, Rapat Kerja Wilayah, Rakorwil, Rapat Kerja Cabang dan Rakorcab
ditentukan oleh Penyelenggara/Penanggung Jawab.

13
Pasal 30
Tugas

Tugas Pimpinan Sidang Pleno adalah :


1. Mengabsen Peserta, mengesahkan quorumnya persidangan, membuka,
menskorsing dan menutup persidangan.
2. Memimpin, mengarahkan jalannya acara persidangan sesuai dengan jadwal acara.
3. Mempertemukan pendapat-pendapat yang berbeda, agar tetap berada dalam
suasana permusyawaratan untuk mencapai mufakat.
4. Mendudukkan persoalan serta mengembalikan jalannya sidang sesuai pokok
pembicaraan.
5. Menyimpulkan semua pembicaraan.
6. Membacakan surat keputusan dan menandatanganinya.
7. Membentuk komisi-komisi.
8. Mengesahkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan, hasil komisi, hasil
formatur.
9. Memimpin pemilihan Ketua Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya atau Ketua PAC,
Ranting, Anak Ranting.
10. Membentuk dan mengesahkan Formatur.
11. Dalam hal terjadi kebuntuan dalam persidangan (deadlock), maka Pimpina Sidang
melakukan koordinasi dan konsultasi kepada Penyelenggara untuk mendapatkan
jalan keluar.
12. Menyerahkan semua dokumen hasil-hasil keputusan Musyawarah kepada
penyelenggara musyawarah sesuai dengan tingkatannya.

Pasal 31

Pimpinan Sidang Komisi, mempunyai tugas :


1. Mengabsen anggota komisi.
2. Mengesahkan Quorum Sidang-sidang komisi.
3. Membuka, menskorsing, menutup sidang komisi
4. Memimpin jalannya sidang komisi sesuai dengan materi bahasannya, agar berjalan
dalam suasana kebersamaan, demokratis, permusyawaratan, lancar dan tertib.
5. Menandatangani hasil kerja Sidang Komisi.
6. Melaporkan hasil kerja komisi dalam Sidang Pleno.

BAB XV
HAK SUARA
Pasal 32

Hak suara untuk memilih Ketua Umum, Ketua MPW, Ketua MPC dalam Musyawarah-
musyawarah dan Rapat Pemilihan Ketua Pimpinan Anak Cabang, Ketua Pimpinan
Ranting, dan/atau Ketua Pimpinan Anak Ranting, sebagai berikut :

1. MUBES / MUBESLUB :
a) Majelis Pimpinan Nasional = 1 (satu) hak suara.
b) Majelis Pimpinan Wilayah masing-masing = 1(satu) hak suara
c) Majelis Pimpinan Cabang, masing-masing = 1 (satu) hak suara

14
2. MUSWIL / MUSWILLUB :
a) Majelis Pimpinan Nasional = 1 (satu) hak suara.
b) Majelis Pimpinan Wilayah = 1(satu) hak suara
c) Majelis Pimpinan Cabang se-propinsi masing-masing = 1 (satu) hak suara

3. MUSCAB / MUSCABLUB :
a) Majelis Pimpinan Wilayah = 1 (satu) hak suara.
b) Majelis Pimpinan Cabang = 1(satu) hak suara
c) Pimpinan Anak Cabang se-kab/kota, masing-masing = 1 (satu) hak suara

4. Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Cabang :


a) Majelis Pimpinan Cabang = 1 (satu) hak suara.
b) Pimpinan Anak Cabang = 1(satu) hak suara
c) Pimpinan Ranting se-kecamatan, masing-masing = 1 (satu) hak suara

5. Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting :


a) Pimpinan Anak Cabang = 1 (satu) hak suara.
b) Pimpinan Ranting = 1(satu) hak suara
c) Pimpinan Anak Ranting se-kelurahan/Desa atau yang setingkat dengan itu, dan
atau minimal setiap sepuluh orang anggota mempunyai 1 hak suara.

6. Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Ranting :


a) Pimpinan Ranting = 1 (satu) hak suara.
b) Pimpinan Anak Ranting = 1 (satu) hak suara.
c) Setiap anggota yang memiliki KTA, masing-masing = 1(satu) hak suara

Pasal 33

1) Pemberian hak suara dalam pemilihan Ketua Umum dan/atau Ketua MPW atau
Ketua MPC dilakukan oleh yang mewakili atau dilakukan secara langsung oleh
Ketua Delegasi dari masing-masing unsur sebagaimana yang ditetapkan dalam Bab
XV Pasal 31 ayat 1), ayat 2), ayat 3).
2) Pemberian Hak Suara dalam Rapat Pemilihan Ketua PAC, Ketua Pimpinan Ranting,
dan/atau Ketua Pimpinan Anak Ranting, dilakukan oleh yang mewakili dari
masing–masing unsur sebagaimana yang ditetapkan dalam BAB XV pasal 31 ayat
4), ayat 5), ayat 6).

BAB XVI
DEMISIONER
Pasal 34

Kepengurusan di semua tingkatan dalam Sidang Pleno Musyawarah-musyawarah


dan/atau Rapat Pemilihan Pengurus dinyatakan Demisioner sebelum Pemilihan Calon
Ketua dilaksanakan.

15
BAB XVII

PERSYARATAN, KRITERIA CALON KETUA UMUM, KETUA MPW,


KETUA MPC, KETUA PAC, KETUA PIMPINAN RANTING,
KETUA PIMPINAN ANAK RANTING DAN PENGURUS

Pasal 35

1. Persyaratan administrasi :
a. Warga Negara Indonesia, dengan bukti Kartu Tanda Penduduk.
b. Memiliki Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila
c. Diutamakan memiliki Sertifikat Kaderisasi yang diterbitkan oleh Majelis
Pimpinan Nasional Ormas Pemuda Pancasila
d. Membuat surat pernyataan kesediaan di atas kertas bermeterai cukup disertai
biodata.
e. Memenuhi persyaratan lainnya yang ditetapkan sesuai Hasil Komisi Organisasi.
f. Menyatakan pengunduran diri dari rangkap jabatan pada jenjang tingkatan
internal organisasi Pemuda Pancasila lainnya bilamana terpilih.

2. Kriteria :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Setia kepada NKRI, Pancasila dan UUD 1945.
c. Memiliki integritas moral dan visioner.
d. Tidak tercela atau tidak sedang terkena vonis hukuman minimal 5 (lima)
tahun dari Pengadilan, yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
e. Memiliki pemahaman tentang Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
f. Tidak terkena sanksi organisasi berupa skorsing atau pemecatan, terkecuali
telah mendapat rehabilitasi.
g. Memiliki sikap yang tegas, konsisten, serta mampu secara moril dan materil
mengemban amanat keputusan-keputusan organisasi.

BAB XVIII
TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM, KETUA MPW, KETUA MPC, KETUA PAC,
KETUA PIMPINAN RANTING, KETUA PIMPINAN ANAK RANTING

Pasal 36

1. Pemilihan Ketua Umum, Ketua MPW, Ketua MPC, Ketua PAC, Ketua Pimpinan
Ranting dan/atau Ketua Pimpinan Anak Ranting dalam musyawarah-musyawarah
dan rapat sesuai tingkatannya dilakukan secara nusyawarah untuk mufakat.
2. Jika usulan calon Ketua Umum MPN, Ketua MPW, Ketua MPC, Ketua PAC, Ketua
Pimpinan Ranting dan Ketua Pimpinan Anak Ranting disepakati secara
musyawarah untuk mufakat maka yang bersangkutan dinyatakan terpilih secara
aklamasi.
3. Apabila secara musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka pemilihan
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

16
Tahap I (verifikasi persyaratan dan kriteria bakal calon):
1. Verifikasi terhadap Bakal Calon dilakukan oleh pimpinan Sidang Pleno/Paripurna
2. Bakal Calon dinyatakan sah menjadi calon tetap apabila telah memenuhi
persyaratan dan kriteria yang ditetapkan
3. Bakal Calon yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam
butir a dinyatakan gugur
4. Setiap Bakal Calon dapat ditetapkan sebagai calon untuk dipilih apabila mendapat
dukungan minimal 30% dari jumlah unsur utusan yang berhak memilih
5. Apabila seseorang Bakal Calon tidak mendapat dukungan sebagaimana yang
dimaksud pada butir d) maka bakal calon yang bersangkutan dinyatakan gugur.
6. Calon yang telah ditetapkan, diumumkan oleh Pimpinan Sidang Pleno/Paripurna

Tahap II (Pemilihan) :
1. Pemilihan dipandu oleh Pimpinan Sidang Pleno/Paripurna secara kolektif
2. Setiap calon wajib menyampaikan Visi dan Misinya
3. Masing-masing unsur Utusan yang berhak memilih, hanya mempunyai satu hak
suara dan hanya dapat memilih satu nama dari calon yang ditetapkan
4. Sebelum pemilihan dilakukan, terlebih dahulu dipersiapkan jumlah kertas suara
sesuai dengan jumlah suara utusan yang berhak memilih
5. Pemilihan dilakukan secara langsung, bebas dan rahasia
6. Perhitungan hasil pemilihan dilakukan secara terbuka dan disaksikan oleh unsur
peserta
7. Calon yang memperoleh suara terbanyak, dinyatakan dan ditetapkan sebagai
Ketua umum MPN, Ketua MPW, Ketua MPC, Ketua PAC, Ketua Pimpinan Ranting,
Ketua Pimpinan Anak Ranting terpilih
8. Apabila calon yang dipilih mendapat dukungan jumlah suara yang sama banyak,
maka pemilihan akan diulang hanya untuk satu kali
9. Apabila setelah pemilihan diulang hasil suaranya masih tetap sama, maka calon-
calon yang bersangkutan melalui Pimpinan Sidang Pleno/Peripurna diserahkan
kepada jenjang organisasi setingkat diatasnya untuk diputuskan, dan keputusan ini
bersifat mengikat serta tidak dapat digangu gugat
10. Ketua Umum MPN, Ketua MPW, Ketua MPC Terpilih secara otomatis menjadi
Ketua Formatur.

BAB XIX
FORMATUR MUSYAWARAH-MUSYAWARAH

Pasal 37

1. Tim Formatur terdiri dari Ketua Terpilih sebagai Ketua Formatur, dibantu oleh
unsur formatur lainnya yang ditunjuk/dipilih oleh peserta.
2. Formatur dengan mandat penuh menyusun kepengurusan Majelis Pimpinan dan
Majelis Pertimbangan Organisasi sesuai tingkatannya, serta melaporkan hasil
kerjanya kepada Pimpinan Sidang Pleno/Paripurna.

17
3. Tim Formatur untuk menyusun kepengurusan tingkat Majelis Pimpinan berjumlah
ganjil, 5 (tiga) orang untuk tingkat Majelis Pimpinan Cabang, 7 (tujuh) orang
untuk Majelis Pimpinan Wilayah dan 9 (sembilan) Orang untuk Majelis Pimpinan
Nasional
4. Tim Formatur untuk menyusun kepengurusan Tingkat Pimpinan Anak Cabang,
Ranting dan Anak Ranting, berjumlah ganjil, yaitu 3 (tiga) orang
5. Batas waktu kerja Tim Formatur maksimal 3 bulan setelah Musyawarah/Rapat di
semua jenjang tingkatan selesai dilaksanakan.
6. Tim Formatur untuk menyusun Kepengurusan MPN terdiri dari :
a. Ketua Umum MPN Terpilih sebagai Ketua Formatur.
b. Mewakili Pengurus Demisioner
c. Unsur MPW Pemuda Pancasila
d. Unsur MPC Pemuda Pancasila

7. Tim Formatur untuk menyusun kepengurusan MPW terdiri dari :


a. Ketua MPW Terpilih sebagai Ketua Formatur.
b. Mewakili Pengurus Demisioner
c. Unsur MPN Pemuda Pancasila
d. Unsur MPC Pemuda Pancasila

8. Tim Formatur untuk menyusun kepengurusan MPC terdiri dari :


a. Ketua MPC Terpilih sebagai Ketua Formatur.
b. Mewakili Pengurus Demisioner
c. Unsur MPW Pemuda Pancasila
d. Unsur PAC Pemuda Pancasila

9. Tim Formatur untuk menyusun kepengurusan PAC terdiri dari :


a. Ketua PAC Terpilih sebagai Ketua Formatur.
b. Unsur MPC Pemuda Pancasila
c. Unsur Ranting Pemuda Pancasila

10. Formatur Pengurus Ranting terdiri dari :


a. Ketua Terpilih.
b. Unsur PAC Pemuda Pancasila
c. Unsur Anak Ranting atau anggota Pemuda Pancasila

BAB XX
RAPAT FORMATUR, PEMILIHAN PENGURUS DAN KOMPOSISI KEPENGURUSAN

Pasal 38

1. Ketua Umum MPN, Ketua MPW, Ketua MPC, Ketua PAC, Ketua PImpinan Ranting
dan Ketua Pimpinan Anak Ranting Terpilih sebagai Ketua Formatur menyusun
kepengurusan.
2. Untuk memenuhi Komposisi Kepengurusan di setiap Jenjang, diutamakan yang
telah memiliki Kartu Tanda Anggota Ormas Pemuda Pancasila.
3. Melaporkan hasil kerja Formatur kepada Pimpinan Musyawarah-Musyawarah dan
Rapat-Rapat Pemilihan Pengurus sesuai tingkatannya.

18
Pasal 39

Susunan dan Komposisi Kepengurusan hasil Musyawarah-Musyawarah dan Rapat-


Rapat Pemilihan Pengurus Ormas Pemuda Pancasila sebagaimana diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga Ormas Pemuda Pancasila, BAB XI Pasal 27 s/d 34.

Pasal 40

Bidang-bidang dalam kepengurusan hasil Musyawarah-Musyawarah dan Rapat-Rapat


Pemilihan Pengurus Ormas Pemuda Pancasila diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB X Pasal 26.

BAB XXI
KEPUTUSAN DAN RISALAH

Pasal 41

1. Keputusan-keputusan dan semua risalah Sidang-sidang dan Rapat-rapat


diserahkan oleh Pimpinan Sidang Pleno/Paripurna kepada Ketua Umum MPN,
Ketua MPW, Ketua MPC Terpilih, pada saat Penutupan Sidang Pleno/Paripurna.

2. Keputusan-keputusan Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan


Ranting, Pimpinan Anak Ranting, diserahkan oleh Pimpinan Rapat kepada Ketua
Terpilih, pada saat Penutupan Rapat.

BAB XXII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42

1. Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki


sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
2. Dengan ditetapkannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi
tentang Musyawarah-Musyawarah Organisasi Pemuda Pancasila yang dikeluarkan
sebelumnya, dinyatakan tidak berlaku.
3. Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : September 2020

Majelis Pimpinan Nasional


PEMUDA PANCASILA

KPH. H. Japto S. Soerjosoemarno, SH H. Arif Rahman, SH


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

19
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 02/PO/MPN-PP/IX/2020

Tentang

BADAN PELAKSANA KADERISASI


ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 02/PO/MPN-PP/IX/2020

Tentang

BADAN PELAKSANA KADERISASI


ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Ormas PEMUDA PANCASILA, setelah :

Menimbang : a. Bahwa untuk memenuhi amanat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Ormas Pemuda Pancasila serta Pedoman Penyelenggaraan
Kaderisasi Ormas Pemuda Pancasila, dipandang perlu melaksanakan
Pendidikan dan Pelatihan Kaderisasi secara berkesinambungan,
berjenjang, terukur dan sistematis sebagai wadah penggemblengan dan
pembinaan bagi anggota biasa dan anggota Kader Ormas Pemuda
Pancasila.
b. Bahwa untuk melaksanakan hasil-hasil keputusan Musyawarah Besar X
Ormas Pemuda Pancasila dipandang perlu membentuk Kader-kader
Ormas Pemuda Pancasila yang memiliki Jiwa Korsa, Militan, Loyal, Disiplin
dan Inovatif dalam mengemban tugas-tugas organisasi.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
(a) dan huruf (b) di atas, perlu diterbitkan Peraturan Organisasi tentang
Badan Pelaksana Kaderisasi Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila.

Mengingat : Hasil-hasil keputusan Musyawarah Besar X Ormas PEMUDA PANCASILA


tanggal 25 – 28 Oktober 2019 di Hotel Sultan, Jakarta.

Memperhatikan : 1. Saran, pendapat dan usul yang berkembang dalam Rapat Pleno I Majelis
Pimpinan Nasional Ormas PEMUDA PANCASILA.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno I Majelis Pimpinan Nasional Ormas PEMUDA
PANCASILA.
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI No. 02/PO/MPN-PP/IX/2020 TENTANG BADAN


PELAKSANA KADERISASI ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA
PANCASILA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Peraturan Organisasi (PO) adalah kaidah, ketentuan dan petunjuk untuk mengatur ruang
lingkup organisasi guna mencapai tujuan Organisasi;
2. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kaderisasi adalah program Bidang Kaderisasi yang
dilaksanakan Badan Pelaksana Kaderisasi (BPK) Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Pemuda
Pancasila ditingkat Majelis;
3. Badan Pelaksana Kaderisasi (BPK) adalah Perangkat Ormas Pemuda Pancasila bertanggung-
jawab melaksanakan tahapan Kaderisasi;
4. Badan Pelaksana Kaderisasi adalah Badan Non Profesi (ART Ormas Pemuda Pancasila BAB VIII
Pasal 45 Ayat (8) huruf a);
5. Badan Pelaksana Kaderisasi memiliki struktur di setiap jenjang Majelis Ormas Pemuda
Pancasila.

BAB II
DASAR PEMBENTUKAN
Pasal 2

Pembentukan BPK Ormas Pemuda Pancasila berdasarkan Hasil Musyawarah Besar X Tahun 2019
di Jakarta sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Ormas Pemuda Pancasila BAB IV Tentang
Pokok Pokok Perjuangan Pemuda Pancasila Pasal 10 angka 4 dan 5, BAB X tentang Perangkat
Organisasi, Pasal 20 Ayat 3 Huruf f, dan Anggaran Rumah Tangga Ormas Pemuda Pancasila BAB III
tentang Keanggotaan Pasal 9 angka 2 dan Pasal 11, BAB III tentang Hak dan Kewajiban Anggota
Pasal 15 ayat (1) huruf c, ayat (2) huruf c, dan ayat (3) huruf c ,BAB VII tentang Kader Pasal 22 ayat
(7), BAB XIII tentang Perangkat Organisasi, Pasal 39 angka 6 dan Pasal 45, BAB XIV tentang
hubungan Perangkat Organisasi dengan Ormas Pemuda Pancasila Pasal 52.

BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3

Maksud dan Tujuan dibentuknya BPK Ormas Pemuda Pancasila adalah sebagai pelaksana program
Bidang Kaderisasi Majelis Pimpinan dalam rangka:
1. Sebagai Badan Pelaksana Diklat Kaderisasi disetiap tingkatan Majelis Pimpinan;
2. Membentuk kader yang militan, memiliki Etika dan Jati Diri Ormas Pemuda Pancasila;
3. Melahirkan kader Ormas Pemuda Pancasila sebagai kader bangsa yang menjaga kehormatan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta pergaulan Internasional sesuai dengan UUD
1945 dan Pancasila;
4. Tersedianya data base potensi Kader Ormas Pemuda Pancasila disemua tingkatan Majelis
Pimpinan.
BAB IV
TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 4

1. Tingkat Nasional berkedudukan di Ibukota Negara.


2. Tingkat Wilayah berkedudukan di Ibukota Provinsi.
3. Tingkat Cabang berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota.

BAB V
STRUKTUR ORGANISASI BPK

Pasal 5
Jenjang Kepengurusan

Susunan Pengurus BPK Ormas Pemuda Pancasila terdiri:


1. Tingkat Nasional disebut Pengurus Pusat BPK.
2. Tingkat Wilayah disebut Pengurus Wilayah BPK.
3. Tingkat Cabang disebut Pengurus Cabang BPK.

Pasal 6
Persyaratan Pengurus

Setiap Pengurus Badan Pelaksana Kaderisasi disetiap jenjang wajib mengikuti dan telah lulus, serta
memiliki sertifikat dan emblem hasil Diklat Kaderisasi yang dilaksanakan oleh Badan Pelaksana
Kaderisasi Ormas Pemuda Pancasila.

Pasal 7
Komposisi Kepengurusan

1. Komposisi Pengurus Pusat BPK terdiri dari :


a. 1 (satu) orang Ketua;
b. 2 (dua) orang Wakil Ketua;
c. 1 (satu) orang Sekretaris;
d. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris;
e. 1 (satu) orang Bendahara;
f. 2 (dua) orang Wakil Bendahara;
g. 4 (empat) orang Ketua Bidang;
h. Anggota masing-masing bidang sesuai kebutuhan.

2. Komposisi Pengurus Wilayah BPK terdiri dari :


a. 1 (satu) orang Ketua;
b. 2 (dua) orang Wakil Ketua;
c. 1 (satu) orang Sekretaris;
d. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris;
e. 1 (satu) orang Bendahara;
f. 2 (dua) orang Wakil Bendahara;
g. 4 (empat) orang Ketua Bidang;
h. Anggota masing-masing bidang sesuai kebutuhan.
3. Komposisi Pengurus Cabang BPK terdiri dari:
a. 1 (satu) orang Ketua;
b. 2 (dua) orang Wakil Ketua;
c. 1 (satu) orang Sekretaris;
d. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris;
e. 1 (satu) orang Bendahara;
f. 2 (dua) orang Wakil Bendahara;
g. 4 (empat) orang Ketua Bidang;
h. Anggota masing-masing bidang sesuai kebutuhan.

BAB VI
TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 8
Tugas

1. Tugas Pengurus Pusat BPK terdiri dari:


a. Melaksanakan Diklat Kader Kualifikasi Utama dan Pelatihan Instruktur;
b. Menyusun Kurikulum dan Silabus Pelatihan Instruktur dan Diklat Kaderisasi Ormas Pemuda
Pancasila;
c. Melaporkan peserta Diklat Kaderisasi dan Pelatihan Instruktur selambat-lambatnya 14 hari
sebelum pelaksanaan kepada Majelis Pimpinan Nasional cq. Bidang Kaderisasi;
d. Melakukan supervisi dan evaluasi pelaksanaan hasil Diklat Kaderisasi disemua tingkatan;
e. Melaporkan tugas dan tanggung jawab kegiatan secara berkala kepada Majelis Pimpinan
Nasional Ormas Pemuda Pancasila.
f. Melaksanakan Diklat Kaderisasi Kualifikasi Kader Utama minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu)
tahun di MPN dan MPW.
g. Melaksanakan Pelatihan Instruktur Madya dan Utama, sebagai berikut :
1). Tiga angkatan dimasing-masing Majelis Pimpinan Wilayah dengan penyelenggaraan
sistem regional diruang lingkup Pembinaan dan Pemberdayaan Wilayah (P2W)
Sumatera, Jawa-Bali-NTB, Kalimantan, Sulawesi, NTT-Maluku-Papua, untuk kualifikasi
Instruktur Utama;
2). Tiga Angkatan dimasing-masing Majelis Pimpinan Cabang atau gabungan Majelis
Pimpinan Cabang untuk kualifikasi Instruktur Madya.
h. Melaksanakan Diklat Khusus Perangkat Organisasi (Non Jenjang) minimal 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun disemua tingkatan Majelis Pimpinan organisasi berdasarkan usulan
perangkat organisasi yang ada.

2. Tugas Pengurus Wilayah BPK terdiri dari:


a. Melaksanakan Diklat Kaderisasi Kualifikasi Madya dengan supervisi Pengurus Pusat BPK;
b. Melaporkan peserta Diklat Kaderisasi dan Pelatihan Instruktur selambat-lambatnya 21 hari
sebelum pelaksanaan kepada Majelis Pimpinan Nasional cq. Bidang Kaderisasi;
c. Mempersiapkan kebutuhan pelaksanaan Diklat;
d. Melakukan input data base hasil perkaderan;
e. Melakukan pengawasan, pengendalian dan evaluasi hasil Diklat Kaderisasi, serta
mempersiapkan calon Instruktur Diklat;
f. Melaporkan tugas dan tanggung jawab hasil kegiatan secara berkala kepada Majelis
Pimpinan Wilayah dan Majelis Pimpinan Nasional;
g. Melaksanakan Diklat Kader Kualifikasi Madya minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun;
h. Melaksanakan Diklat Khusus Perangkat Organisasi (Non Jenjang) minimal 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun berdasarkan usulan perangkat organisasi yang ada.

3. Tugas Pengurus Cabang BPK terdiri dari:


a. Melaksanakan Diklat Kader Kualifikasi Pratama dibawah supervisi Pengurus Wilayah BPK ;
b. Melaporkan peserta Diklat Kaderisasi selambat-lambatnya 60 hari sebelum pelaksanaan
kepada Majelis Pimpinan Nasional cq. Bidang Kaderisasi;
c. Mempersiapkan kebutuhan pelaksanaan Diklat Kaderisasi;
d. Melakukan input data base hasil perkaderan;
e. Melakukan pengawasan, pengendalian dan evaluasi hasil Diklat Kaderisasi;
f. Melaporkan tugas dan tanggung jawab kegiatan secara berkala kepada Majelis Pimpinan
Cabang dan Majelis Pimpinan Wilayah;
g. Melaksanakan Diklat Kader Kualifikasi Madya minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun;
h. Melaksanakan Diklat Khusus Perangkat Organisasi (Non Jenjang) minimal 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun berdasarkan usulan perangkat organisasi yang ada.

Pasal 9
Fungsi

1. Pengurus Pusat Badan Pelaksana Kaderisasi :


a. Menjalankan Instruksi Bidang Kaderisasi Majelis Pimpinan Nasional dalam pelaksanaan
Kaderisasi.
b. Melakukan Kordinasi dengan Bidang Kaderisasi Majelis Pimpinan Nasional dalam
pelaksanaan Kaderisasi.
c. Melakukan Kordinasi dan sinkronisasi dengan Pengurus Wilayah dan Cabang Badan
Pelaksana Kaderisasi dalam menjalankan sistem kaderisasi.

2. Pengurus Wilayah Badan Pelaksana Kaderisasi :


a. Menjalankan Instruksi Bidang Kaderisasi Majelis Pimpinan Wilayah dalam pelaksanaan
Kaderisasi
b. Melakukan Kordinasi dengan Bidang Kaderisasi Majelis Pimpinan Wilayah dalam
pelaksanaan Kaderisasi.
c. Melakukan Kordinasi dan sinkronisasi dengan Pengurus Cabang Badan Pelaksana
Kaderisasi dalam menjalankan sistem kaderisasi.

3. Pengurus Cabang Badan Pelaksana Kaderisasi :


a. Menjalankan Instruksi Bidang Kaderisasi Majelis Pimpinan Cabang dalam pelaksanaan
Kaderisasi.
b. Melakukan Kordinasi dengan Bidang Kaderisasi Majelis Pimpinan Cabang dalam
pelaksanaan Kaderisasi.
c. Melakukan sinkronisasi dengan Pengurus Wilayah Badan Pelaksana Kaderisasi dalam
menjalankan sistem kaderisasi.
BAB VII
MASA BAKTI

Pasal 10

Masa bakti kepengurusan BPK dimasing-masing tingkatan adalah sesuai dengan masa bakti
Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya.

BAB VIII
RAPAT – RAPAT

Pasal 11
1. Rapat Pleno;
2. Rapat Harian;
3. Rapat Bidang;
4. Rapat Kordinasi Nasional

BAB IX
LAMBANG DAN ATRIBUT

Pasal 12

Badan Pelaksana Kaderisasi Ormas Pemuda Pancasila Tingkat Nasional, Tingkat Wilayah dan
Tingkat Cabang memiliki Lambang dan Atribut, sebagaimana contoh gambar terlampir:
1. Lambang ( Lampiran 1 )
2. Pataka ( Lampiran 2 )
3. Bendera ( Lampiran 3 )
4. Plang / Papan Nama ( Lampiran 4 )
5. Atribut / Seragam ( Lampiran 5 )
6. Kop Surat dan Stempel ( Lampiran 6 )

BAB X
TATA HUBUNGAN

Pasal 13

1. Bidang Kaderisasi MPN, MPW, dan MPC dengan Pengurus Pusat BPK, Pengurus Wilayah BPK
dan Pengurus Cabang BPK bersifat Instruktif dan kordinatif;
2. Pengurus BPK dimasing-masing tingkatan Majelis bersifat kordinatif dan konsultatif;
3. Pengurus BPK dimasing-masing tingkatan bersifat kordinatif dengan Perangkat Organisasi
Majelis Pimpinan Ormas Pemuda Pancasila;
4. Ketua BPK disemua tingkatan Majelis adalah anggota pleno dimasing – masing tingkatan
Majelis.
5. Pengurus Pusat dan Wilayah BPK dapat melakukan rapat kordinasi dengan mengundang
Pengurus BPK satu tingkat dibawahnya atas persetujuan Majelis Pimpinan sesuai
tingkatannya.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

1. Hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini, diatur lebih lanjut pada Petunjuk
Pelaksanaan ( Juklak ) Tentang Kaderisasi Ormas Pemuda Pancasila Nomor : 03/JUKLAK/MPN-
PP/I/2021.
2. Petunjuk Teknis ditetapkan Majelis Pimpinan Nasional Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila.
3. Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki sebagaimana
mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
4. Dengan diterbitkannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi tentang
Penyelenggaraan Kaderisasi yang pernah dikeluarkan sebelumnya, dinyatakan tidak berlaku.
5. Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 20 September 2020.

Majelis Pimpinan Nasional


ORMAS PEMUDA PANCASILA

KPH. H. Japto S. Soerjosoemarno, SH H. Arif Rahman. SH


Ketua Umum Sekretaris Jenderal
Diameter Lingkaran Luar berukuran 4,5 cm
PERATURAN ORGANISASI
NOMOR : 03/PO/MPN-PP/IX/2020

TENTANG

SISTEM MANAJEMEN ADMINISTRASI TERAPAN


ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA

1
PERATURAN ORGANISASI
NOMOR : 03/PO/MPN-PP/IX/2020

TENTANG

SISTEM MANAJEMEN ADMINISTRASI TERAPAN


ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Ormas Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : a) Bahwa dalam rangka penataan pengelolaan administrasi


organisasi harus menggunakan data dan informasi yang akurat
serta selalu diperbaharui untuk membuat keputusan-
keputusan yang tepat di lingkungan Ormas Pemuda Pancasila.
b) Bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut point a) maka
harus ada kebijakan dan Sistem Admistrasi dalam rangka
menopang dan mendukung setiap aktifitas kegiatan Ormas
Pemuda Pancasila.
c) Bahwa oleh karena itu, dipandang perlu diterbitkan Peraturan
Organisasi tentang Sistem Administrasi Terapan Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.

Mengingat : Hasil-hasil keputusan Musyawarah Besar X PEMUDA PANCASILA


tanggal 25 – 28 Oktober 2019 di Hotel Sultan, Jakarta.

Memperhatikan : 1. Saran, pendapat dan usul yang berkembang dalam Rapat Pleno
I Majelis Pimpinan Nasional Ormas PEMUDA PANCASILA.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno I Majelis Pimpinan Nasional
Ormas PEMUDA PANCASILA.

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : PERATURAN ORGANISASI NOMOR : 03/PO/MPN-PP/IX/2020


TENTANG SISTEM MANAJEMEN ADMINISTRASI TERAPAN
ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA.

2
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

1. Sistem Manajemen Administrasi Ormas Pemuda Pancasila adalah Tata Kelola Surat Menyurat
untuk mendukung dan melancarkan kegiatan Ormas Pemuda Pancasila.
2. Sistem Manajemen Administrasi Ormas Pemuda Pancasila adalah bukti otentik keputusan-
keputusan dan kebijakan -kebijakan Ormas Pemuda Pancasila.

BAB II
DASAR
Pasal 2

Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Besar X Ormas Pemuda Pancasila pada tanggal di 25 s/d 28
Oktober 2019 di Hotel Sultan, Jakarta.
1. Anggaran Dasar Ormas Pemuda Pancasila, BAB V Pasal 13, dan Anggaran Rumah Tangga BAB II
Pasal 7 ayat 1.
2. Rapat Pleno I Majelis Pimpinan Nasional Ormas Pemuda Pancasila.

BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 3
Maksud

Maksud Sistem Manajemen Administrasi Ormas Pemuda Pancasila adalah untuk :


1. Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Ormas Pemuda Pancasila
2. Mengoptimalkan Fungsionaris Pengurus dalam menjalankan Operasional Organisasi
3. Menyelaraskan Sistem Manajemen Administrasi di semua Tingkatan Organisasi Ormas
Pemuda Pancasila

Pasal 4
Tujuan

Tujuan Sistem Manajemen Administrasi Ormas Pemuda Pancasila adalah :


1. Meningkatkan Pelayanan Manajemen Administrasi agar lebih Transparan dan Profesional
2. Memudahkan dalam membuat perencanaan, program Aksi dan Gerakan ke-Ormasan yang
terstruktur , sistematis dan dapat di pertanggung jawabkan
3. Menyelesaikan berbagai Persoalan Organisasi (Problem Solver) dari sisi Administrasi /
Dokumen
4. Alat Komunikasi Organisasi yang digunakan di setiap Jenjang Organisasi Ormas Pemuda
Pancasila
BAB IV
FUNGSI
Pasal 5

1. Sarana Komunikasi Organsasi yang resmi yang dimiliki Ormas Pemuda Pancasila
2. Wadah untuk mendukung Kinerja Organisasi dalam menjalankan Fungsi-Fungsi Manajemen
ke-organisasian di Ormas Pemuda Pancasila.
3. Alat ukur Kinerja Organisasi yang berbasis Dokumentasi surat dan Ke-arsipan
4. Alat Pertanggung jawaban Ormas Pemuda Pancasila
5. Alat Pengingat sekaligus Evaluasi dalam Proses Operasional Ormas Pemuda Pancasila
6. Alat Pelaporan / Pertanggung Jawaban Ormas Pemuda Pancasila.

3
BAB V
STEMPEL DAN KOP SURAT

Pasal 6
Stempel

Stempel adalah bagian dari salah satu alat kelengkapan penunjang sistem manajemen
Administrasi Ormas Pemuda Pancasila.

Bentuk standart Stempel Ormas Pemuda Pancasila sebagai berikut ;


1. Bentuk bulat, didalamnya terdapat lambang Pemuda Pancasila dengan diameter 4.5 cm.
2. Lambang Pemuda Pancasila terletak di dalam lingkaran kecil.
3. Diatas lambang Pemuda Pancasila terdapat tulisan singkatan masing-masing jenjang
Organisasi
4. Tulisan masing-masing jenjang tingkatan organisasi dan Pemuda Pancasila berada di dalam
lingkaran besar.
5. Tinta Stempel berwarna merah
Contoh gambar stempel terlampir, (lampiran 1).

Pasal 7
Kop Surat

Kop Surat merupakan alat kelengkapan penunjang Sistem Manajemen Administrasi Organisasasi
yang digunakan oleh semua jenjang tingkatan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.

Bentuk Kop Surat Ormas Pemuda Pancasila adalah sebagai berikut ;


1. Ukuran dan jenis kertas untuk Kop Surat, kertas standar HVS, A4 dan atau Folio 60 s/d 70
gram.
2. Lambang Pemuda Pancasila dengan warna sesuai aslinya berada di sisi sebelah kiri atas,
ukuran lebar 3 cm, tinggi 4 cm.
3. Tulisan masing-masing jenjang tingkatan Organisasi berada di tengah atas dengan warna
hitam
4. Tulisan Pemuda Pancasila terletak di ditengah atas dibawah tulisan masing-masing jenjang
tingkatan Organisasi dengan tulisan warna merah ukuran lebih besar dari tulisan lainnya.
5. Tulisan Provinsi, Kabuapten/Kota, Kecamatan, kelurahan/desa dan Rw atau sebutan lainnya
berada ditengah-tengah dibawah tulisan Pemuda Pancasila.
6. Tulisan alamat sekretariat, nomor telpon/fax dan atau E-mail organsasi, terletak dibawah
tulisan jenjang tingkatan organisasi dengan tulisan warna hitam.
7. Diantara tulisan alamat terdapat garis list atas ukuran 15.5 cm dan garis list bawah ukuran 19
cm, berwarna hitam.
8. Tulisan PANCASILA ABADI berwarna merah, terletak dibawah lambang Pemuda Pancasila
didalam kotak kecil list hitam, ukuran 5 cm x 0.7 cm
Contoh gambar terlampir. (lampiran 2, a,b,c,d,e dan f ).

4
Pasal 8
AMPLOP

Amplop Surat Organisasi merupakan alat kelengkapan penunjang Sistem Manajemen Administrasi
Organisasasi yang digunakan oleh semua jenjang tingkatan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila.

Bentuk dan ukuran Amplop Surat Organisasi adalah sebagai berikut ;


1. Bentuk standart Amplop surat ukuran 11 cm x 23 cm warna dasar putih.
2. Lambang Pemuda Pancasila dngan warna sesuai aslinya berada di sisi sebelah kiri atas,
ukuran lebar 3 cm, tinggi 4 cm.
3. Tulisan masing-masing jenjang tingkatan Organisasi berada di ditengah atas dengan
warna hitam
4. Tulisan Pemuda Pancasila terletak di ditengah atas dibawah tulisan masing-masing
jenjang tingkatan Organisasi dengan tulisan warna merah ukuran lebih besar dari
tulisan lainnya.
5. Tulisan Provinsi, Kabuapten/Kota, Kecamatan, kelurahan/desa dan Rw atau sebutan
lainnya berada ditengah-tengah dibawah tulisan Pemuda Pancasila.
6. Tulisan alamat sekretariat, nomor telpon/fax dan atau E-mail organsasi, terletak
dibawah tulisan jenjang tingkatan organisasi dengan tulisan warna hitam.
7. Diantara tulisan alamat terdapat garis list atas ukuran 15.5 cm dan garis list bawah
ukuran 19 cm, berwarna hitam.
8. Tulisan PANCASILA ABADI berwarna merah, terletak dibawah lambang Pemuda
Pancasila di dalam kotak kecil list hitam, ukuran 5 cm x 0.7 cm

BAB VI
ADMINISTRASI SURAT – MENYURAT

PASAL 9
JENIS JENIS SURAT

Jenis-jenis surat Sistem Administrasi Ormas PEMUDA PANCASILA adalah :

A. INTERNAL
1. Surat Keputusan (SK) = Terkait Kepengurusan dan Keputusan-Keputusan Strategis
2. Surat Mandat = Terkait Penugasan dan Penunjukan langsung
3. Surat Tugas = Terkait Penugasan Khusus
4. Surat Perintah/Instruksi = Terkait Kebijakan Organisasi yang harus dilaksanakan
5. Surat Peringatan = Terkait Pelanggaran Organisasi
6. Surat Teguran = Terkait Pelanggaran Fungsionaris Pengurus
7. Surat Sanksi = Terkait dengan Hukuman / Sanksi Organisasi Surat
8. Rekomendasi = Terkait Distribusi Fungsionaris / Kader Pemuda Pancasila
B. UMUM
1. Surat Pernyataan = Terkait Pernyataan Resmi dalam Thema tertentu
2. Surat Kuasa = Terkait Pelimpahan Kuasa dalam Thema tertentu
3. Surat Edaran = Terkait Informasi Organisasi
4. Surat Undangan = Terkait Undangan Resmi Organisasi (Rapat – rapat dsb.)
5. Surat Pengantar = Terkait Pengantar Dokumen (Proposal, Laporan, dsb.)
6. Berita Acara = Terkait Keterangan / Kronologi dalam Agenda Tertentu
7. Lembar Disposisi = Terkait Pengendalian Surat / Dokumen untuk di teruskan

5
Pasal 10
Kode – Kode Surat

Kode – kode surat yang terdapat dalam Sistem Administrasi Ormas PEMUDA PANCASILA adalah :
Untuk melakukan pengelompokan surat sebagaimana tercantum pada Pasal 6 dalam komunikasi
Organisasi di setiap Tingkatan Majelis Pimpinan Ormas PEMUDA PANCASILA

PASAL 11
KODE SURAT & CARA PENULISANNYA DI SETIAP MAJELIS PIMPINAN

A. Kode Surat yang digunakan oleh Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Ormas PEMUDA
PANCASILA adalah :

1. Kode dengan urutan alphabet dari A s/d D, dengan kategori :


A. INTERNAL
1. Surat Keputusan (SK) = A1
2. Surat Mandat = A2
3. Surat Tugas = A3
4. Surat Perintah/Instruksi = A4
5. Surat Peringatan = A5
6. Surat Teguran = A6
7. Surat Sanksi = A7
8. Surat Rekomendasi = A8

B. UMUM
1. Surat Pernyataan = B1
2. Surat Kuasa = B2
3. Surat Edaran = B3
4. Surat Undangan = B4
5. Surat Pengantar = B5
6. Berita Acara = B6
7. Lembar Disposisi = B7
C. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
1. Kegiatan = C1
2. Kepengurusan = C2

D. BIDANG-BIDANG = D1 s/d D… (Menyesuaikan dengan jumlah Bidang)

2. Cara Penulisan kode Surat , sesuai dengan urutannya adalah :


Nomer Surat. Kode Surat/Tingkat Organisasi/Bulan /Tahun
CONTOH : 001.A1/MPN-PP/V/2019

B. Kode Surat yang digunakan oleh Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Ormas Pemuda Pancasila
adalah :
1. Kode dengan Urutan alphabet dari E s/d H, dengan Kategori :
a. Masalah Organisasi = E1 s/d E5
b. Masalah Internal = F1 s/d F2
c. Masalah Keuangan = G1 s/d G2
d. Masalah Bidang – Bidang = H1 s/d H19 (Menyesuaikan dengan jumlah Bidang)
2. Cara Penulisan Kode Surat, sesuai dengan urutannya adalah :
Nomer Surat.Kode Surat/Tingkatan Organisasi/Inisial Wilayah/Bulan/Tahun
CONTOH : 001.E1/MPW-PP/SUMUT/VI/2019

6
C. Kode Surat yang digunakan oleh Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Ormas Pemuda Pancasila
adalah :

1. Kode dengan urutan Alpabet dari I s/d K, dengan Kategori :


a. Masalah Organisasi = I1 s/d I5
b. Masalah Internal = J1 s/d J2
c. Masalah Keuangan = K1 s/d K2
d. Masalah Bidang – Bidang = L1 s/d L10 (Menyesuaikan Jumlah Bidang)

2. Cara Penulisan Kode Surat, sesuai dengan Urutanya adalah :


Nomer Surat. Kode Surat/Tingkat Organisasi. Inisial Cabang/Bulan/Tahun
CONTOH : 001.I1/MPC-PP/KAB.TOBASA/VIII/2019

D. Kode Surat yang digunakan oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ormas Pemuda Pancasila
adalah:
1. Kode dengan Urutan alphabet dari M s/d P, dengan Kategori :
a. Masalah Organisasi = M1 s/d M5
b. Masalah Internal = N 1 s/d N2
c. Masalah Keuangan = O1 s/d O2
d. Masalah Bidang – Bidang = P1 s/d P10 (Menyesuaikan Jumlah Bidang)

2. Cara Penulisan Kode Surat, Sesuai dengan Urutannya adalah :


Nomer Surat.Kode Surat/Tingkat Organisasi-Inisial Kecamatan/Wilayah/Bulan/Tahun
CONTOH : 001.M1/PAC-PP/PSRMINGGU/DKI-JKT/IX/2019

E. Kode Surat yang digunakan oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ormas Pemuda Pancasila
adalah:

1. Kode dengan Urutan alphabet dari Q s/d T, dengan Kategori :


a. Masalah Organisasi = Q1 s/d Q5
b. Masalah Internal = R1 s/d R2
c. Masalah Keuangan = S1 s/d S2
d. Masalah Bidang – Bidang = T1 s/d T10 (Menyesuaikan Jumlah Bidang)

2. Cara Penulisan Kode Surat, sesuai dengan Urutanya adalah :


Nomer Surat. Kode Surat/Tingkat Organisasi-Inisial Kelurahan/Wilayah/bulan/Tahun
CONTOH : 001.Q1/PR-PP/Menteng/DKI-JKT/X/2019

F. Kode Surat yang digunakan oleh Pimpinan Ranting (PR) Ormas Pemuda Pancasila adalah :

1. Kode dengan Urutan alphabet dari U s/d X, dengan Kategori :


a. Masalah Organisasi = U1 s/d U5
b. Masalah Internal = V1 s/d V2
c. Masalah Keuangan = W1 s/d W2
d. Masalah Bidang – Bidang = X1 s/d X10 (Menyesuaikan Jumlah Bidang)

2. Cara Penulisan Kode Surat, sesuai dengan Urutannya adalah :


Nomer Surat. Kode Surat/Tingkat Organisasi.Rukun
Warga/Kelurahan/Wilayah/Bulan/Tahun
CONTOH : 001.U1/PAR-PP/RW003/Cipete/DKI-JKT/X/2019.

7
PASAL 12
KODE –KODE SURAT & KATEGORINYA

A. MAJELIS PIMPINAN NASIONAL (MPN)


Kode dengan urutan alphabet dari A s/d D, dengan kategori :

A. INTERNAL
1. Surat Keputusan (SK) = A1
2. Surat Mandat = A2
3. Surat Tugas = A3
4. Surat Perintah/Instruksi = A4
5. Surat Peringatan = A5
6. Surat Teguran = A6
7. Surat Sanksi = A7
8. Surat Rekomendasi = A8

B. UMUM
1. Surat Pernyataan = B1
2. Surat Kuasa = B2
3. Surat Edaran = B3
4. Surat Undangan = B4
5. Surat Pengantar = B5
6. Berita Acara = B6
7. Lembar Disposisi = B7

C. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
1. Kegiatan = C1
2. Kepengurusan = C2

D. BIDANG-BIDANG = D1 s/d D… (Menyesuaikan dengan jumlah Bidang)

B. MAJELIS PIMPINAN WILAYAH (MPW)


1. Kategori Organisasi :
a. E1 = Keputusan / Ketetapan
b. E2 = Mandat
c. E3 = Tugas
d. E4 = Perintah/Instruksi
e. E5 = Peringatan
f. E6 = Teguran
g. E7 = Sanksi
h. E8 = Rekomendasi
i. E9 = Pernyataan
j. E10 = Kuasa
k. E11 = Disposisi
l. E12 = Undangan
m. E13 = Pengantar
n. E14 = Berita Acara

2. Kategori Internal :
a. F1 = Edaran
b. F2 = Undangan

8
3. Kategori Keuangan :
a. G1 = Keluar
b. G2 = Masuk

4. Kategori Bidang – Bidang :


a. H1 = Bidang Organisasi & Keanggotaan
b. H2 = Bidang
c. H3 = Bidang
d. H4 = Bidang
e. H5 = Bidang
(Dan Seterusnya sesuai dengan Urutan Bidang di dalam Struktur MPW)

C. MAJELIS PIMPINAN CABANG (MPC)

1. Kategori Organisasi :
a. I1 = Keputusan / Ketetapan
b. I = Mandat
c. I3 = Tugas
d. I4 = Perintah/Instruksi
e. I5 = Peringatan
f. I6 = Teguran
g. I7 = Sanksi
h. I8 = Rekomendasi
i. I9 = Pernyataan
j. I10 = Kuasa
k. I11 = Disposisi
l. I12 = Undangan
m. I13 = Pengantar
n. I14 = Berita Acara

2. Kategori Internal :
a. J1 = Edaran
b. J2 = Undangan
3. Kategori Keuangan :
a. K1 = Keluar
b. K2 = Masuk
4. Kategori Bidang – Bidang :
a. L1 = Bidang Organisasi & Keanggotaan
b. L2 = Bidang
c. L3 = Bidang
d. L4 = Bidang
e. L5 = Bidang
(Dan Seterusnya sesuai dengan Urutan Bidang di dalam Struktur MPC)

D. PIMPINAN ANAK CABANG (PAC)

1. Kategori Organisasi :
a. M1 = Umum
b. M2 = Keputusan / Ketetapan
c. M3 = Mandat
d. M4 = Kepanitiaan
e. M5 = Tugas

9
2. Kategori Internal :
a. N1 = Edaran
b. N2 = Undangan

3. Kategori Keuangan :
a. O1 = Keluar
b. O2 = Masuk

4. Kategori Bidang – Bidang :


a. P1 = Bidang Organisasi & Keanggotaan
b. P2 = Bidang
c. P3 = Bidang
(Dan Seterusnya sesuai dengan Urutan Bidang di dalam Struktur PAC)

E. PIMPINAN RANTING (PR)

1. Kategori Organisasi :
a. Q1 = Umum
b. Q2 = Keputusan / Ketetapan
c. Q3 = Mandat
d. Q4 = Kepanitiaan
e. Q5 = Tugas

2. Kategori Internal :
a. R1 = Edaran
b. R2 = Undangan

3. Kategori Keuangan :
a. S1 = Keluar
b. S2 = Masuk

4. Kategori Bidang – Bidang :


a. T1 = Bidang Organisasi & Keanggotaan
b. T2 = Bidang
c. T3 = Bidang
d. T4 = Bidang
e. T5 = Bidang
(Dan Seterusnya sesuai dengan Urutan Bidang di dalam Struktur PR)

F. PIMPINAN ANAK RANTING

1. Kategori Organisasi :
a. U1 = Umum
b. U2 = Keputusan / Ketetapan
c. U3 = Mandat
d. U4 = Kepanitiaan
e. U5 = Tugas
2. Kategori Internal :
a. V1 = Edaran
b. V2 = Undangan
3. Kategori Keuangan :
a. W1 = Keluar
b. W2 = Masuk

10
4. Kategori Bidang – Bidang :
a. X1 = Bidang Organisasi & Keanggotaan
b. X2 = Bidang
c. X3 = Bidang
d. X4 = Bidang
e. X5 = Bidang
(Dan Seterusnya sesuai dengan Urutan Bidang di dalam Struktur PAR)

BAB VII
ALUR ADMINISTRASI SURAT MASUK – KELUAR & DISPOSISI SURAT

PASAL 13
ALUR ADMINISTRASI SURAT MASUK

PASAL 14
ALUR ADMINISTRASI SURAT KELUAR

11
PASAL 15
LEMBAR DISPOSISI

Lembar Disposisi merupakan pengendali dokumen yang disiapkan oleh Tim Administrasi kepada
Bidang Organisasi untuk mendapat arahan / persetujuan / perintah dari Pimpinan Organisasi
Ormas PEMUDA PANCASILA.

BAB VIII
TANDATANGAN RESMI, KATEGORI TANDATANGAN & PENANDATANGAN SURAT

PASAL 16
TANDATANGAN RESMI

Ormas PEMUDA PANCASILA memiliki tandatangan Resmi yang di bagi menjadi dua, antara lain :
1. Tandatangan Basah (Langsung) untuk Surat / Dokumen yang bersifat Penugasan (Internal &
Eksternal)
2. Tandatangan Scan (Tidak Langsung) untuk Surat / Dokumen yang bersifat Umum (Internal &
Eksternal)

PASAL 17
KATEGORI TANDATANGAN

Surat-Surat yang termasuk kategori basah dalam Sistem Manajemen Administrasi Ormas Pemuda
Pancasila adalah :

1. SURAT INTERNAL DENGAN KATEGORI TANDATANGAN BASAH :


a. Surat Keputusan (SK)
b. Surat Mandat
c. Surat Tugas
d. Surat Perintah/Instruksi
e. Surat Peringatan
f. Surat Teguran
g. Surat Sanksi
h. Surat Rekomendasi
i. Surat Pernyataan
j. Surat Kuasa
k. Laporan Pertanggungjawaban

2. SURAT EKSTERNAL DENGAN KATEGORI TANDATANGAN BASAH :


a. Surat Keputusan Bersama
b. Surat Kesepakatan Bersama
c. Surat Perjanjian Kerjasama
d. Surat Pernyataan
e. Surat Audiensi
f. Surat Pengantar Laporan

3. SURAT INTERNAL DENGAN KATEGORI TANDATANGAN SCAN :


a. Undangan Rapat Pleno Badan Pimpinan Harian
b. Undangan Rapat Pleno Fungsionaris Pengurus
c. Undangan Rapat Bidang & Lintas Bidang
d. Undangan Rapat Kordinasi Pengurus

12
e. Surat Pengantar
f. Surat Mandat Tim Kerja
g. Surat Penunjukan Biasa
h. Surat Pengantar Laporan Sementara

4. SURAT EKSTERNAL DENGAN KATEGORI TANDATANGAN SCAN :


a. Surat Edaran
b. Surat Pemberitahuan
c. Surat Himbauan

PASAL 18
PENANDATANGAN SURAT

Penandatanganan Surat dalam Sistem Manajemen Administrasi Ormas PEMUDA


PANCASILA , terdiri dari :

1. Majelis Pimpinan Nasional (MPN) :


a. Ketua umum & Sekretaris Jenderal
b. Ketua umum & Bendahara Umum
c. Wakil Ketua Umum & Sekretaris Jenderal
d. Ketua Bidang & Wakil Sekretaris Jenderal

2. Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) :


a. Ketua & Sekretaris Wilayah
b. Ketua & Bendahara Wilayah
c. Wakil Ketua & Sekretaris Wilayah
d. Ketua Bidang & Wakil Sekretaris

3. Majelis Pimpinan Cabang (MPC) :


a. Ketua & Sekretaris Cabang
b. Ketua & Bendahara Cabang
c. Wakil Ketua & Sekretaris Cabang
d. Ketua Bidang & Wakil Sekretaris

4. Pimpinan Anak Cabang (PAC) :


a. Ketua & Sekretaris
b. Wakil Ketua & Wakil Sekretaris
c. Ketua & Bendahara

5. Pimpinan Ranting (PR) :


a. Ketua & Sekretaris
b. Ketua & Bendahara

6. Pimpinan Anak Ranting :


a. Ketua & Sekretaris
b. Ketua & Bendahara

Apabila Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional, Ketua Majelis Pimpinan Wilayah, Ketua Majelis
Pimpinan Cabang berhalangan, maka wajib memberikan Kuasa kepada Wakil Ketua Umum/Ketua
Bidang, Wakil Ketua Wilayah/Ketua Bidang, Wakil Ketua Cabang/Ketua Bidang, untuk melakukan
Penandatangan Surat-surat resmi Organisasi sesuai dengan Kuasa yang di berikan.

13
BAB IX
SISTEM & CARA PENYIMPANAN ARSIP ORMAS PEMUDA PANCASILA

PASAL 19
Sistem Arsip

Sistem Arsip Ormas PEMUDA PANCASILA adalah sebuah Sistem Penyimpanan Dokumen –
dokumen resmi Organisasi, yang juga merupakan database dengan jangka waktu tertentu.

PASAL 20
CARA PENYIMPANAN ARSIP

1. Setiap Dokumen / Surat Resmi baik itu Surat Masuk dan Keluar harus tercatat dan masuk
database / Folder Arsip Ormas PEMUDA PANCASILA yang di bagi sesuai dengan Kategori
Dokumen / Surat.
2. Dokumen / Surat yang menjadi Arsip Resmi Organisasi Wajib di Tata dengan Sistem Scanner /
Folder Arsip dan tersimpan rapi di lemari arsip / Harddisk Eksternal
3. Usia Dokumen / Surat yang terdapat dalam folder arsip hanya untuk 10 tahun, setelah itu arsip
tersebut bisa dimusnahkan / di simpan ke dalam Harddisk Eksternal setelah dilakukan scan
dokumen Arsip.
4. Dokumen / Surat Arsip wajib dilaporkan perkembangannya di setiap Rapat Pleno Fungsionaris
Pengurus kepada Pimpinan Organisasi. (dengan form laporan Arsip)

BAB X
TENAGA ADMINISTRASI DAN SISTEM PELAYANAN ADMINISTRASI
ORMAS PEMUDA PANCASILA

PASAL 21
TENAGA ADMINISTRASI ORMAS PEMUDA PANCASILA

Tenaga Administrasi Ormas PEMUDA PANCASILA adalah Sumber Daya Manusia yang
dipergunakan hanya untuk melakukan Pelayanan Manajemen Administrasi terdiri dari :
1. Kepala Kantor = 1 Orang
2. Manager Administrasi = 1 Orang
3. Wakil Manager Administrasi (Bidang Pengarsipan) = 1 Orang
4. Staff Manager Administrasi (Bidang Notulensi & Distribusi Surat/Dokumen) = 1 Orang
5. Office Boy = 1 Orang
6. Asisten Rumah Tangga (Pantry) = 1 Orang
Masing-masing Majelis Pimpinan menyesuaikan kebutuhan.

PASAL 22
SISTEM PELAYANAN ADMINISTRASI ORMAS PEMUDA PANCASILA

Sistem Pelayanan Administrasi Ormas PEMUDA PANCASILA , diatur sebagai berikut :


1. Pelayanan dilakukan setiap hari Senin s/d Sabtu, pada hari Minggu Pelayanan Libur, Kecuali
ada Kegiatan / Program yang mengharuskan Tim Administrasi masuk.
2. Jam Pelayanan Administrasi dilakukan sebagai berikut :
a. Hari Senin s/d Jum’at = Jam 09:00 – 17:00 (8 Jam Kerja)
b. Hari Sabtu = Jam 10:00 – 15:00 (5 Jam Kerja)

14
c. Jam Pelayanan Administrasi di Majelis Pimpinan dapat menyesuaikan dengan kondisi
wilayah.
d. Apabila ada tambahan Jam Kerja Pelayanan, maka harus mendapat izin Pimpinan
Organisasi (Sekretaris Jendral / Wakil / Sekretaris Wilayah / Wakil dan seterusnya.
e. Fungsionaris Pengurus wajib mengikuti dan memanfaatkan jam-jam pelayanan
administrasi yang telah di tetapkan.
f. Tenaga Administrasi Ormas PEMUDA PANCASILA adalah Tenaga Ahli yang dipekerjakan
untuk membantu tugas-tugas manajemen administrasi Ormas PEMUDA PANCASILA.
3. Tenaga Administrasi Ormas PEMUDA PANCASILA mendapatkan Hak berupa imbalan yang
disesuaikan dengan kemampuan Majelis Pimpinan di setiap jenjang.

BAB XI
Pasal 23
PERALIHAN

Peraturan Organisasi Tentang Sistem Manajemen Administrasi Ormas PEMUDA PANCASILA ini
dikeluarkan sebagai pedoman dalam menjalankan roda Manajemen Organisasi di Ormas PEMUDA
PANCASILA.

PASAL 24
PENUTUP

Apabila terdapat kekeliruan dan diperlukan Penyempurnaan, maka Peraturan Organisasi ini akan
disempurnakan oleh Majelis Pimpinan Nasional Ormas PEMUDA PANCASILA.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : .. September 2020

Majelis Pimpinan Nasional


ORMA PEMUDA PANCASILA

KPH. H. Japto S. Soerjosoemarno, SH H. Arif Rahman, S


Ketua Umum Sekretaris Jendral

15
============
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. Contoh Standart Kop Surat
2. Contoh Standart Stempel
3. Contoh Standart Surat Masuk – Keluar (Internal – Eksternal)
4. Contoh Standart Surat Keputusan
5. Contoh Standart Surat Mandat
6. Contoh Standart Tugas
7. Contog Standart Surat Kuasa
8. Contoh Standart Surat Rekomendasi
9. Contoh Standart Surat Audiensi
10. Contoh Standart Mou
11. Contoh Standart Surat Perjanjian / Kerjasama
12. Contoh Standart Surat Sanksi Orgnasisasi
13. Contoh Standart Laporan Administrasi & Arsip

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 04/PO/MPN-PP/IX/2020

Tentang

KARTU TANDA ANGGOTA (KTA)


PEMUDA PANCASILA

1
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 04/PO/MPN-PP/IX/2020

Tentang

KARTU TANDA ANGGOTA (KTA) PEMUDA PANCASILA

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : 1. Bahwa setiap anggota dinyatakan sah sebagai anggota Pemuda


Pancasila jika telah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Ormas
Pemuda Pancasila.
2. Bahwa setiap anggota Pemuda Pancasila mempunyai hak untuk
memperoleh Kartu Tanda Anggota.
3. Bahwa demi ketertiban pengelolaan dan keseragaman Kartu
Tanda Anggota Ormas Pemuda Pancasila, diperlukan upaya
untuk mendata dan menginventarisasi potensi anggota Pemuda
Pancasila di seluruh wilayah Indonesia dan Perwakilan Pemuda
Pancasila di luar negeri.
4. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam butir 1) butir 2) dan butir 3) maka perlu diterbitkan
Peraturan Organisasi tentang Kartu Tanda Anggota Pemuda
Pancasila.

Mengingat : 1. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Besar IX Pemuda Pancasila


tahun 2014 di Kota Batu.
2. Hasil-hasil keputusan Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila
tahun 2015 di Jakarta.
3. Hasil-hasil keputusan Rapat Koordinasi Nasional Pemuda
Pancasila tahun 2018 di Jakarta
4. Peraturan Organisasi Nomor : 02/PO/MPN-PP/XI/2010 tentang
Kartu Tanda Anggota (KTA) Ormas Pemuda Pancasila
5. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila
tahun 2019 di Jakarta.

Memperhatikan : 1. Pemikiran yang tumbuh dan berkembang secara dinamis di


dalam Tim Kerja yang membahas tentang Kartu Tanda Anggota
Pemuda Pancasila.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno I Majelis Pimpinan Nasional Ormas
Pemuda Pancasila.

2
MEMUTUSKAN:

MENETAPKAN : PERATURAN ORGANISASI PEMUDA PANCASILA Nomor :


04/PO/MPN-PP/IX/2020 TENTANG KARTU TANDA ANGGOTA
PEMUDA PANCASILA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan :


1. Kartu Tanda Anggota (KTA) Ormas Pemuda Pancasila adalah bukti sah sebagai
anggota Ormas Pemuda Pancasila yang diterbitkan melalui sistem E-KTA PP dengan
hasil akhir berupa KTA PP yang secara otomatis telah dibubuhi tanda-tangan digital
Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal MPN Pemuda Pancasila, bersama dengan Ketua
dan Sekretaris Majelis Pimpinan Wilayah dimana anggota berada sesuai KTPnya.
2. KTA Pemuda Pancasila berisi data profil diri anggota berdasarkan Kartu Tanda
Penduduk dan Foto Diri serta informasi lainnya, dengan bentuk akhir berupa Gambar
Digital (digital image) yang selanjutnya dapat dicetak sebagai KTA.
3. E-KTA Pemuda Pancasila adalah sistem aplikasi daring terpadu (integrated online
application) KTA Pemuda Pancasila yang dioperasikan melalui situs web dan atau
melalui telepon pintar (Smart Phone) oleh para Koordinator KTA ditingkat wilayah
dan Cabang yang ditugaskan serta diberikan wewenang oleh MPW setempat.
4. Badan Pelaksana Kartu Tanda Anggota (BPKTA) Pemuda Pancasila adalah Badan yang
dibentuk oleh Majelis Pimpinan Nasional (MPN) ormas Pemuda Pancasila untuk
melakukan pengelolaan penerbitan KTA seluruh anggota Ormas Pemuda Pancasila
dan perangkat organisasi.
5. Koordinator KTA PP Wilayah dan Cabang adalah para koordinator KTA pada tingkatan
MPW dan MPC Pemuda Pancasila yang ditunjuk dan ditugaskan oleh MPW setempat
untuk mengelola penerbitan KTA diwilayahnya.
6. Registrasi anggota adalah proses penerbitan KTA PP melalui E-KTA bagi calon anggota
ormas Pemuda Pancasila
7. Her-Regsitrasi Anggota adalah proses pendataran kembali anggota ormas Pemuda
Pancasila yang diharuskan melakukan pembaharuan atau pengkinian data melalui E-
KTA untuk mendapatkan KTA yang terkini.
8. Biaya penerbitan KTA Pemuda Pancasila adalah biaya yang dibebankan kepada calon
anggota dan atau anggota atas diterbitkannya KTA untuk yang bersangkutan.

BAB II
DASAR
Pasal 2

Pembentukan BPKTA berdasarkan hasil MUBES ke X Ormas Pemuda Pancasila tahun 2019
yang diatur dalam Anggaran Dasar Bab VI pasal 14 dan Anggaran Rumah Tangga Bab II
pasal 8.
3
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 3
Maksud

Maksud dibentuknya BPKTA ormas Pemuda Pancasila adalah dalam rangka menata
pengelolaan penerbitan KTA Pemuda Pancasila.

Pasal 4
Tujuan

Untuk mencapai target Registrasi dan Her-Registrasi secara nasional sesuai dengan hasil
Mubes ke X sebesar:
1. Periode 2020 – 2021, dengan total akumulasi 3 juta
2. Periode 2021 – 2022, dengan total akumulasi 5 juta
3. Periode 2022 – 2023, dengan total akumulasi 7 juta
4. Periode 2023 – 2024, dengan total akumulasi 10 juta

BAB IV
TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 5

Tempat dan kedudukan BPKTA ormas Pemuda Pancasila:


1. BPKTA Tingkat nasional berkedudukan di Ibu kota negara
2. BPKTA Tingkat wilayah berkedudukan di Ibu kota provinsi
3. BPKTA Tingkat cabang berkedudukan di Ibu kota Kabupaten/Kota

BAB V
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 6
Tugas

1. Tugas BPKTA tingkat nasional adalah:


a. Menyediakan system aplikasi E-KTA Pemuda Pancasila untuk seluruh anggota
ormas Pemuda Pancasila secara terintegrasi (terpadu) dan aman.
b. System E-KTA dimaksud termasuk untuk Perangkat Organisasi Pemuda Pancasila
c. Menetapkan tata kelola dan Petunjuk teknis penggunaan
d. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan bagi Pengurus BPKTA Wilayah dan Cabang
e. Melaksanakan Data Entry Calon anggota apabila BPKTA Wilayah dan atau Cabang
dimana calon anggota berada tidak memiliki otorisasi secara wilayah.
f. System E-KTA akan melakukan persetujuan secara otomatis apabila dalam 1 x 30
hari data calon anggota belum ditindaklanjuti (pending) oleh MPW
g. Melaporkan hasil pencapaian target secara berkala termasuk kewajiban MPW
terkait penyelesaian administrasi dan biaya kepada MPN

4
2. Tugas BPKTA tingkat wilayah adalah:
a. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan bagi Pengurus BPKTA Wilayah dan Cabang
b. Melaksanakan seluruh proses penerbitan (Data Entry dan Persetujuan) KTA
termasuk untuk perangkat organisasi diwilayahnya.
c. Pencetakan dan penyerahan KTA Pemuda Pancasila dilakukan oleh MPW dan atau
MPC yang ditunjuk dan diotorisasi tertulis oleh MPW setempat
d. Melaporkan hasil pencapaian target secara berkala termasuk kewajiban MPC
terkait penyelesaian administrasi dan biaya kepada MPN

3. Tugas BPKTA tingkat Cabang adalah:


a. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan bagi Pengurus BPKTA Cabang
b. Melaksanakan seluruh proses penerbitan (Data Entry dan Persetujuan) KTA
termasuk untuk perangkat organisasi diwilayahnya
c. Melakukan pencetakan dan penyerahan KTA atas otorisasi tertulis dari MPW
setempat
d. Melaporkan hasil pencapaian target secara berkala termasuk kewajiban MPC
terkait penyelesaian administrasi dan biaya kepada MPN melalui MPW

Pasal 7
Wewenang

1. BPKTA tingkat nasional berwenang:


a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan terkait pencapaian target KTA secara
nasional bersama dengan BPKTA Wilayah dan Cabang
b. Memberikan wewenang kepada BPKTA Wilayah dan Cabang untuk lancarnya
pelaksanaan proses penerbitan dan pencetakan KTA di Wilayah dan Cabang
c. Melakukan perubahan status anggota di E-KTA atas permohonan MPW yang
disetujui oleh MPN
d. Melaksanakan kesinambungan teknis sistem E-KTA, BPKTA berwenang untuk
menunjuk atau bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang berkompeten
e. Memberikan wewenang kepada perangkat organisasi sesuai dengan tingkatan
Majelis Pimpinan untuk terlibat aktif dalam bagian proses penerbitan KTA Ormas
PP terbatas pada proses data Entry guna mengakselerasi pencapaian target KTA
secara nasional

2. BPKTA tingkat Wilayah berwenang:


a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan terkait pencapaian target KTA secara
wilayah bersama dengan BPKTA Cabang
b. Melakukan pencetakan dan penyerahan KTA atas wilayahnya
c. Memberikan wewenang kepada BPKTA Cabang untuk pelaksanaan proses data
enrty, pencetakan dan penyerahan KTA di Cabang
d. Melakukan perubahan status anggota di E-KTA atas permohonan MPW yang
disetujui oleh MPN
e. Melaksanakan kesinambungan teknis sistem E-KTA, BPKTA berwenang untuk
menunjuk atau bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang berkompeten
5
3. BPKTA tingkat Cabang berwenang:
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan terkait pencapaian target KTA ditingkat
cabang bersama dengan pengurus anak cabang
b. Melakukan persetujuan atau penolakan atas pengajuan data calon anggota melalui
system E-KTA
c. Melakukan pencetakan dan penyerahan KTA atas wewenang tertulis yang
diberikan oleh MPW

BAB VI
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN
Pasal 8

BPKTA tingkat Nasional, tingkat Wilayah dan Cabang dibentuk dan disahkan oleh masing-
masing Majelis sesuai tingkatannya melalui Surat Keputusan (SK)

BAB VII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI

Pasal 9
Susunan

Susunan Pengurus BPKTA Ormas Pemuda Pancasila terdiri:


1. Tingkat nasional disebut Pengurus BPKTA MPN
2. Tingkat wilayah disebut Pengurus BPKTA MPW
3. Tingkat cabang disebut Pengurus BPKTA MPC

Pasal 10
Komposisi

Komposisi BPKTA Ormas Pemuda Pancasila terdiri dari:


1. 1 (satu) orang Ketua
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua
3. 1 (satu) orang Sekretaris
4. 1 (satu) orang Wakil Sekretaris
5. 5 (lima) orang Koordinator Bidang:
a. Sumatera
b. Jawa, Bali dan NTB
c. Kalimantan
d. Sulawesi
e. NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua danPapua Barat
6. Untuk BPKTA tingkat wilayah dan cabang mengikuti komposisi tersebut di atas
dan/atau sesuai kebutuhan

6
BAB VIII
MASA BAKTI
Pasal 11

Masa bakti BPKTA Ormas Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatan adalah sesuai
dengan masa bakti Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya

BAB IX
TATA HUBUNGAN
Pasal 12

1. Pengurus BPKTA Ormas Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatan bersifat instruktif


dengan Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila
2. Pengurus BPKTA Ormas Pemuda Pancasila dimasing-masing tingkatan bersifat
koordinatif dengan Perangkat Organisasi Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila
3. Ketua dan Sekretaris BPKTA ormas Pemuda Pancasila adalah Anggota Pleno di masing-
masing tingkatan Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila

Pasal 13

1. Pengurus BPKTA Ormas Pemuda Pancasila tingkat Nasional, Wilayah dan Cabang bersifat
koordinatif dan konsultatif.
2. Pengurus BPKTA Ormas Pemuda Pancasila tingkat Nasional dapat melakukan rapat koordinasi
dengan mengundang Pengurus BPKTA satu tingkat dibawahnya atas persetujuan Majelis
Pimpinan sesuai tingkatannya.
3. Pengurus BPKTA Ormas Pemuda Pancasila tingkat Nasional dapat melakukan rapat koordinasi
dengan mengundang perangkat organisasi satu tingkat dibawahnya atas persetujuan Majelis
Pimpinan sesuai tingkatannya, terbatas dalam proses data Entry, pencetakan dan penyerahan
KTA Ormas Pemuda Pancasila dan KTA Perangkat Organisasi lainnya.

BAB X
KARTU TANDA ANGGOTA DAN MASA BERLAKU

Pasal 14
Kartu Tanda Anggota

1. Proses penerbitan Kartu Tanda Anggota KTA Pemuda Pancasila sebagai berikut :
a. Pemasukkan data (Data Entry) pemohon dalam sistem E-KTA oleh Koordinator
KTA MPW dan MPC setempat
b. Proses persetujuan MPC dan MPW melalui sistem E-KTA oleh Koordinator KTA
MPW dan MPC setempat
c. Proses pelunasan pembayaran biaya penerbitan KTA oleh calon anggota
Pemuda Pancasila ke rekening bank yang ditentukan oleh MPW setempat
d. Proses pencetakkan KTA Pemuda Pancasila oleh koordinator MPW dan atau
MPC setempat sesuai wewenang yang dimiliki
e. Penyerahan KTA Pemuda Pancasila kepada pemohon oleh koordinator MPW
dan atau MPC setempat sesuai wewenang yang dimiliki
f. Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila bersifat Permanen.

7
2. Kartu Tanda Anggota bersifat Permanen adalah:
a. Kartu Tanda Anggota Pemuda Pacasila yang telah disetujui oleh MPW
setempat melalui sistem E-KTA
b. Telah melunasi biaya penerbitan KTA Pemuda Pancasila sebesar Rp 20.000,-
(dua puluh ribu rupiah) per KTA.

3. Pencetakan ulang KTA adalah:


a. Diperlukan karena adanya perubahan data anggota atau rusak/hilangnya KTA
sehingga diperlukan KTA baru
b. Biaya pencetakan sepenuhnya dibebankan kepada anggota yang bersangkutan
sesuai ketentuan MPW setempat.

Pasal 15
Masa Berlaku

1. Masa berlaku Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila adalah seumur hidup.
2. Masa berlaku KTA Pemuda Pancasila dinyatakan gugur apabila :
a. Anggota yang bersangkutan meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri secara tertulis
c. Terkena sanksi organisasi berupa pemecatan
3. Pengguguran atau pembatalan KTA hanya dapat dilakukan oleh BP KTA berdasarkan
permintaan tertulis dari MPW setempat kepada Ketua Umum atau Sekretaris Jendral
MPN Ormas Pemuda Pancasila dan telah mendapatkan persetujuan.

BAB XI
PERSYARATAN
Pasal 16

1. Registrasi Anggota Pemuda Pancasila:


a. Mengajukan permohonan dengan pemohon menyerahkan/mengirimkan syarat
minimal yaitu:
1) Gambar digital (foto) KTP
2) Gambar digital (foto) diri
3) nomor telepon (HP)
4) alamat e-mail (optional)
b. Telah mendapatkan persetujuan dari MPW dan MPC setempat yang dikelola oleh
para administrator KTA melalui proses persetujuan on-line sistem E-KTA
c. Melunasi biaya penerbitan KTA melalui mekanisme :
1) Setor tunai atau transfer bank kepada rekening Bank yang ditentukan oleh
MPW setempat atau MPN
2) Pembayaran on-line lainnya yang akan ditentukan kemudian oleh BPKTA.
d. KTA yang memenuhi persyaratan 1a, 1b, 1c diatas dapat dicetak oleh administrator
atau koordinator KTA MPW dan MPC setempat sesuai wewenangnya

8
e. KTA yang memenuhi persyaratan 1a, 1b, 1c diatas dapat dicetak sendiri oleh
pemohon setelah masing-masing administrator atau koordinator KTA MPW dan
MPC memberikan data digital KTA kepada pemohon.

2. Her-registrasi anggota Pemuda Pancasila:


a. KTA Pemuda Pancasila yang belum ber QR Code dan KTA yang diterbitkan wilayah
masing-masing harus memperbaharui KTAnya melalui sistem E-KTA menjadi KTA
Pemuda Pancasila yang bersifat PERMANEN dengan memberikan:
1) Gambar digital (foto) KTP
2) Gambar digital (foto) diri
3) nomor telepon (HP)
4) alamat e-mail (optional)
b. KTA yang telah memenuhi persyaratan 2a diatas dapat dicetak oleh administator
atau koordinator KTA MPW dan MPC setempat sesuai wewenangnya
c. KTA yang memenuhi persyaratan 2a diatas dapat dicetak sendiri oleh pemohon
setelah masing-masing administrator atau koordinator KTA MPW dan MPC
memberikan data digital KTA kepada pemohon

BAB XII
NOMOR KTA, BENTUK, UKURAN, WARNA DAN TATA LETAK

Pasal 17
Nomor KTA

1. Nomor Kartu Tanda Anggota terdiri dari 12 (dua belas) digit:


a. 2 (dua) angka atau digit pertama adalah nomor kode Provinsi.
b. 2 (dua) angka atau digit berikutnya adalah nomor kode Kabupaten/Kota.
c. 2 (dua) angka atau digit berikutnya nomor Kode Kecamatan
d. 6 (enam) angka atau digit terakhir adalah Nomor Anggota
2. Nomor KTA dibuat secara otomatis melalui sistem E-KTA Pemuda Pancasila
3. Melalui pemidaian (sacan) QR Code pada KTA anggota dapat secara otomatis
menunjukan status keabsahan KTA dan mengurai profil anggota yang.

Pasal 17
Bentuk

Bentuk Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila adalah empat persegi panjang.

9
Pasal 18
Ukuran

1. Ukuran standar Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila : panjang 86 mm dan lebar 54
mm berupa gambar digital (digital image) yang dibuat (di-generate) secara otomatis
oleh sistem E-KTA Pemuda Pancasila dan dapat diunduh (down load) langsung dari
system E-KTA PP oleh Administrator atau Koordinator KTA setempat untuk proses
pencetakan lebih lanjut.
2. Ukuran standard tersebut sudah disesuaikan dengan ukuran yang umumnya tersedia
pada bahan kartu PVC yang tersedia di pasaran yaitu standarisasi CR-79/CR-80
3. Ukuran pas photo dan data anggota oleh sistem E-KTA secara otomatis
diproposionalkan dalam lembar out-put gambar digital E-KTA Pemuda Pancasila
4. Ukuran lambang Perisai Pemuda Pancasila oleh sistem E-KTA dibuat dan
diproporsionalkan secara otomatis pada lembar out-put gambar digital E-KTA Pemuda
Pancasila.
5. Ukuran stempel MPW dan MPN pada Kartu Tanda Anggota beserta tanda-tangan
Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan Ketua MPW, Sekretaris oleh sistem E-KTA secara
otomatis dibuat dan diproposionalkan dalam lembar out-put gambar digital E-KTA
Pemuda Pancasila.

Pasal 19
Warna

1. Bagian Depan
a. Warna Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila di bagian depan adalah kombinasi
warna putih, orange dan hitam.
b. Pas Photo digital anggota direkomendasikan dengan memakai seragam Pemuda
Pancasila.
c. Warna, nomor KTA, biodata anggota, dan tanda tangan Ketua Umum dan
Sekretaris Jenderal MPN dan Ketua serta Sekretaris MPW berwarna hitam.

2. Bagian Belakang
a. Warna Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila di bagian belakang ialah bermotif
loreng Pemuda Pancasila.
b. Warna tulisan berhuruf kapital pada bagian belakang KARTU TANDA ANGGOTA
PEMUDA PANCASILA berwarna putih
c. Logo Pemuda Pancasila terletak simetris di bawah tulisan PEMUDA PANCASILA
d. QR (Quick Response) Code yang merupakan barcode dua dimensi berisi biodata
anggota.

10
Pasal 20
Tata Letak

Tata letak lambang, pas photo, nomor KTA, biodata anggota, tanda tangan dan stempel,
mengacu pada contoh Kartu Tanda Anggota sebagai berikut.

A. TATA LETAK GAMBAR DIGITAL (DIGITAL IMAGE) BAGIAN DEPAN

B. TATA LETAK GAMBAR DIGITAL (DIGITAL IMAGE) BAGIAN BELAKANG

11
BAB XIII
BIAYA

Pasal 21

1. Biaya pembuatan Kartu Tanda Anggota adalah sebesar Rp 20.000,- per kartu.
2. Biaya pembuatan Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila dibebankan kepada anggota
yang bersangkutan.
3. Besaran distribusi biaya Kartu Tanda Anggota per kartu adalah sebagai berikut :
a. Majelis Pimpinan Nasional sebesar Rp 10.000,- terdiri dari:
1) Rp 5.000,- untuk kas MPN
2) Rp 5.000,- untuk alokasi biaya aplikasi E-KTA PP mencakup modifikasi,
pengkinian (Upgrade) dan Perawatan (Maintenance) software.
b. Majelis Pimpinan Wilayah sebesar Rp 5.000,-
c. Majelis Pimpinan Cabang sebesar Rp 5.000,-
4. BPKTA akan memberikan laporan secara berkala per bulan kepada Bendahara MPN,
laporan berisikan :
a. Jumlah anggota per MPW, MPC dan PAC dibawahnya beserta perubahannya per
bulan
b. Laporan rekonsiliasi kewajiban MPW per bulan atas biaya penerbitan KTA sesuai
dengan perubahan jumlah anggota per MPW dan MPC serta PAC dibawahnya.
5. Bendahara MPN akan melakukan penagihan kepada MPW atas kewajibannya
berdasarkan data butir 4a dan 4b.
6. Penerimaan biaya penerbitan KTA, diadministrasikan oleh Bendahara MPN selanjutnya
didistribusikan sesuai porsinya kepada MPW dan MPC.

Biaya pembuatan Kartu Tanda Anggota yang memiliki fungsi nilai tambah (ATM, Debit
Card, Kartu Toll, dan sebagainya), besaran biayanya akan ditentukan kemudian
disesuaikan dengan perjanjian (MOU) dengan pihak lain sebagai penyedia nilai tambah.

BAB XIV
TAHAPAN PENERBITAN KARTU TANDA ANGGOTA

Pasal 22
Penerbitan

1. Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila dibuat dan diterbitkan melalui Sistem E-KTA
PP oleh MPN Pemuda Pancasila yang dikelola oleh BPKTA
2. Data Entry, perubahan dan pengkinian data anggota serta pencetakan dilakukan oleh
administrator atau koordinator KTA pada tingkat MPW, MPC dan PAC melalui sistem
E-KTA PP
3. Data Entry pemohon yang di-input melalui sistem E-KTA dimanapun akan otomatis
terdaftar pada alamat pemohon (tingkat kecamatan).

12
4. Data pemohon melalui sistem E-KTA secara berjenjang akan di verifikasi dan atau
persetujuan oleh MPC dan MPW.
5. KTA dapat dicetak oleh pemohon KTA yang sudah disetujui oleh MPW dan pemohon
dapat mencetak KTA setelah masing-masing adminstator atau koordinator KTA MPW
dan MPC memberikan data digital KTA kepada pemohon
6. Setelah MPW setempat melakukan verifikasi dan persetujuan maka akan diperoleh
KTA PP FINAL (asli) lengkap dengan nomor KTAnya.
7. Apabila hasil verifikasi pada tingkat MPC dan MPW tidak memenuhi persyaratan maka
MPC dan atau MPW melalui system E-KTA dapat melakukan penolakan sehingga KTA
tidak dapat diterbitkan.

BAB XV
PENGAWASAN DAN PELAPORAN

Pasal 23

1. MPW, MPC dan PAC Pemuda Pancasila wajib melakukan pengawasan atas penerbitan,
pencetakan dan pendistribusian diwilayah kerjanya.
2. MPW Pemuda Pancasila wajib melaporkan setiap bulan tentang pencapaian jumlah
KTA sesuai target yang ditetapkan hasil Rapat Kerja Nasional Tahun 2015 dan hasil
Rapat Koordinasi Nasional tahun 2018.
3. Laporan sebagaimana pada butir 2 diatas dilengkapi dengan data kwantitatif dan
kendala-kendala yang dihadapi beserta rekomendasi tentang solusinya.

BAB XVI
KARTU TANDA ANGGOTA PERANGKAT ORGANISASI

Pasal 24

1. Perangkat Organisasi Ormas Pemuda Pancasila dapat menerbitkan KTA masing-masing


2. Data KTA untuk anggotanya harus berasal dari data base E-KTA Pemuda Pancasila yang
diakses secara daring terpadu (online integrated)
3. Persetujuan penerbitan KTA Perangkat Organisasi tersebut diatas hanya dapat
dilakukan oleh Pengurus Pusat Perangkat Organisasi yang mempunyai wewenang
4. Pencetakan KTA Perangkat Organisasi dapat dilakukan oleh Para Koordinator KTA
Perangkat Organisasi diwilayahnya masing-masing dengan persetujuan tertulis dari
Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal dan atau Ketua dan Sekretaris Perangkat
Organisasi tingkat nasional
5. Bentuk dan design gambar digital KTA Perangkat Organisasi ditentukan oleh Ketua
Umum dan Sekretaris Jendral dan atau Ketua dan Sekretaris Perangkat Organisasi
tingkat Nasional
6. Tanda tangan KTA Perangkat Organisasi otonom ditandatangani oleh Ketua Umum
dan Sekretaris Jenderal beserta Ketua dan Sekretaris Pengurus wilayah.
7. Tanda tangan KTA Perangkat Organisasi lainnya ditandatangani oleh Ketua Umum dan
Sekretaris Jenderal Majelis Pimpinan Nasional beserta Ketua dan Sekretaris Perangkat
Organisasi Nasional.

13
8. Hal-hal terkait KTA Perangkat Organisasi akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Organisasi (PO) yang diterbitkan oleh masing-masing Perangkat Organisasi.
9. Realisasi KTA Perangkat Organisasi akan dilaksanakan oleh BPKTA tingkat Nasional
setelah Peraturan Organisasi dibuat, disetujui dan disahkan oleh MPN Ormas Pemuda
Pancasila.

BAB XVII
PENUTUP
Pasal 25

1. Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki


sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
2. Dengan diterbitkannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi Pemuda
Pancasila tentang Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila yang pernah dikeluarkan
sebelumnya, dinyatakan tidak berlaku.
3. Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : … September 2020

Majelis Pimpinan Nasional


ORMA PEMUDA PANCASILA

KPH. H. Japto S. Soerjosoemarno, SH H. Arif Rahman, SH


Ketua Umum Sekretaris Jendral

14
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 05/PO/MPN-PP/IX/2020

Tentang

LEMBAGA KOMANDO INTI (KOTI) MAHATIDANA


PEMUDA PANCASILA

1
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 05/PO/MPN-PP/IX/2020

Tentang

LEMBAGA KOMANDO INTI (KOTI) MAHATIDANA


PEMUDA PANCASILA

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : a. Bahwa hasil-hasil keputusan Musyawarah Besar X Pemuda


Pancasila adalah amanah yang harus dilaksanakan dan diwujudkan
secara nyata oleh seluruh jenjang institusi Pemuda Pancasila.
b. Bahwa untuk mengartikulasikan dan merealisasikan hasil-hasil
keputusan Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila tentang peran
dan tanggung jawab Pemuda Pancasila dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara memerlukan adanya satu lembaga
sebagai wadah untuk mengelola patriotisme dan militansi Pemuda
Pancasila.
c. Bahwa lembaga KOTI MAHATIDANA Pemuda Pancasila adalah
satu-satunya Lembaga Kader di dalam ORMAS Pemuda Pancasila
yang wajib dibentuk untuk memerankan, menjaga keutuhan
bangsa, memelihara keseimbangan sosial, menjaga dan membela
nama baik, kehormatan ORMAS Pemuda Pancasila.
d. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a,
butir b, dan butir c diatas, perlu diterbitkan Peraturan Organisasi
tentang Lembaga Komando Inti (KOTI) Mahatidana Pemuda
Pancasila.

Mengingat : Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila Tahun


2019, di Hotel Sultan, Jakarta

2
Memperhatikan : 1. Pemikiran yang tumbuh dan berkembang secara dinamis dalam
Tim Kerja yang membahas tentang Lembaga Komando Inti (KOTI)
Mahatidana Pemuda Pancasila.
2. Petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh Ketua Umum MPN
Pemuda Pancasila.
3. Petunjuk Pelaksanaan No. 03/JUKLAK/MPN-PP/IX/2020 tentang
Penyelenggaraan Diklat Kaderisasi Ormas Pemuda Pancasila.
4. Hasil Keputusan Rapat Pleno I MPN Ormas Pemuda Pancasila.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI NOMOR : 05/PO/MPN-PP/IX/2020,


TENTANG LEMBAGA KOMANDO INTI (KOTI) MAHATIDANA PEMUDA
PANCASILA, yang selanjutnya diuraikan sebagai berikut :

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam peraturan organisasi ini, yang dimaksud dengan :


1) Pengertian Mahatidana adalah Berjuang Tanpa Pamrih.
2) Lembaga Komando Inti Mahatidana disingkat Koti Mahatidana adalah wadah
berhimpun dan pengembangan potensi anggota kader Pemuda Pancasila.
3) Anggota Kader adalah anggota biasa, anggota kehormatan, anggota luar biasa
Pemuda Pancasila yang memiliki Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila dan telah
mengikuti pendidikan Kaderisasi Pemuda Pancasila serta memiliki sertifikat.
4) Kaderisasi adalah proses terus menerus dalam rangka mendewasakan,
memandirikan, dan mengakarkan Pemuda Pancasila dalam kehidupan masyarakat
dan bangsa Indonesia (sebagaimana tertuang dalam ART Bab VII Pasal 21 ayat 5).
5) Badan Pelaksana Kaderisasi ialah badan yang bertanggung-jawab merumuskan
kebijakan pengkaderan dan melaksanakan semua tahapan kaderisasi reguler
Pemuda Pancasila.
6) Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila adalah struktur Majelis Pimpinan Pemuda
Pancasila di Tingkat Nasional, Tingkat Wilayah (Provinsi) dan Tingkat Cabang
(Kabupaten/kota).
7) Fungsi adalah kegunaan KOTI Mahatidana dalam pendayagunaan potensi Kader
Pemuda Pancasila.
8) Tugas adalah pelaksanaan kegiatan yang diinstruksikan oleh Majelis Pimpinan
Pemuda Pancasila.
9) Susunan dan kedudukan adalah tingkatan struktur Lembaga KOTI Mahatidana.
10) Komposisi adalah susunan kepengurusan Lembaga KOTI Mahatidana setiap
tingkatan.
11) Tata hubungan adalah Tata Kerja yang mengatur hubungan antara Lembaga KOTI
Mahatidana dengan Majelis Pimpinan dan Antar Internal Lembaga KOTI
Mahatidana.
12) Tanda – tanda pengenal adalah Bendera, Lambang, Panji-panji, Lencana, Brevet,
Pakaian Seragam, Plang Nama, Kop Surat, Stempel dan lain-lain sejenisnya yang
ditetapkan organisasi Pemuda Pancasila.

3
BAB II
DASAR PEMBENTUKAN

Pasal 2

1. Anggaran Dasar Pemuda Pancasila BAB X, Perangkat Organisasi, Pasal 20, Ayat 3,
huruf d.
2. Anggaran Rumah Tangga BAB XIII, Perangkat Organisasi, Pasal 39, angka 4), dan Pasal
49 tentang Komando Inti Mahatidana.

BAB III
FUNGSI

Pasal 3

Koti Mahatidana Pemuda Pancasila memiliki fungsi :


1) Sebagai wadah berhimpun dan sarana pengembangan serta pendayagunaan potensi
anggota kader Pemuda Pancasila.
2) Sebagai instrumen pelaksana program Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila.
3) Sebagai media interaksi dan komunikasi antar anggota kader Pemuda Pancasila.

BAB IV
TUGAS

Pasal 4

Koti Mahatidana mempunyai tugas :


1. Menjaga kewibawaan, kehormatan, militansi dan citra positif organisasi Pemuda
Pancasila.
2. Meningkatkan kedisiplinan dan profesionalitas anggota kader pasca kaderisasi.
3. Melaksanakan pelatihan pengembangan potensi anggota kader pasca kaderisasi.
4. Membangun sinergi dan kerjasama potensi anggota kader.
5. Melaksanakan koordinasi fungsional dengan lembaga-lembaga organisasi Majelis
Pimpinan Pemuda Pancasila.
6. Meningkatkan kualitas partisipasi anggota kader dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat.
7. Mendukung pelaksanaan program Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila disegala
bidang.

4
BAB V
TANDA-TANDA PENGENAL
KOMANDO INTI MAHATIDANA PEMUDA PANCASILA

Pasal 5

Tanda-tanda pengenal KOTI MAHATIDANA Pemuda Pancasila terdiri dari :


1) Lambang KOTI MAHATIDANA
2) Pataka
3) Pakaian Seragam
4) Topi Pet Komando dan Baret
5) Plang Nama

Pasal 6
Lambang

1) Bentuk lambang bulat lingkaran ukuran disesuaikan dengan luas bendera.


2) Warna dasar dalam lingkaran putih dengan lingkaran list warna hitam.
3) Dalam lingkaran terdapat Lambang Pemuda Pancasila dan diapit bersilang kanan dan
kiri dengan Bendera Merah Putih.
4) Diantara dua bendera Merah Putih bersilangan, terdapat Lambang Daerah masing-
masing Provinsi.
5) Atas dalam lingkaran dari kanan melingkar ke kiri bertuliskan Pemuda Pancasila dan di
sebelah bawah Lambang Pancasila tertulis “KOMANDO INTI” dan dibawah tulisan
“KOMANDO INTI” terdapat pita yang didalamnya tertulis “MAHATIDANA”.
6) Warna sila-sila dalam Perisai Pancasila sesuai dengan aslinya.
7) Ukuran Perisai Pancasila dan tulisan KOMANDO MAHATIDANA disesuaikan.
8) Lambang KOTI MAHATIDANA dan tulisannya di bordir.
9) Contoh gambar lambang (lampiran 1)

Pasal 7
Pataka

1. Jenis Pataka terdiri dari :


a) Pataka KOTI Mahatidana tingkat Nasional.
b) Pataka KOTI Mahatidana tingkat Wilayah.
c) Pataka KOTI Mahatidana tingkat Cabang.
2. Bentuk Pataka empat persegi panjang.
3. Ukuran skala 2 : 3 (Lebar 90 cm x Panjang 135 cm).
4. Bahan kain beludru warna merah darah.
5. Tiga sisinya memakai rumbai warna kuning emas.
6. Di tengah-tengahnya terdapat bordiran Lambang KOTI MAHATIDANA.
7. Untuk Pataka Nasional di bawah lambang tertulis bordiran warna kuning emas “
PIMPINAN NASIONAL ”.
8. Untuk Pataka Wilayah di atas lambang tertulis bordiran warna kuning emas “
PIMPINAN WILAYAH ” di bawah lambang tertulis bordiran kuning emas “Nama
Provinsi”.

5
9. Untuk Pataka Cabang di bawah lambang tertulis bordiran warna kuning emas “
PIMPINAN CABANG ” dan dibawah lambang tertulis bordiran warna kuning emas
“Nama Kabupaten/Kota”.
10. Bentuk tiang Pataka bulat, terbuat dari kayu.
11. Contoh gambar Pataka (lampiran 2)

Pasal 8
Pakaian Seragam

1. Jenis pakaian seragam KOTI Mahatidana terdiri dari :


a) Pakaian Dinas Harian (PDH).
b) Pakaian Dinas Lapangan (PDL).
2. Pakaian Dinas Harian (PDH) adalah Baju lengan pendek loreng Pemuda Pancasila
pakai dua saku tempel tertutup dikombinasikan dengan celana panjang kain warna
hitam memakai tiga saku dalam dengan baju dimasukan serta sepatu kulit warna
hitam sopan/Pantofel (Contoh Gambar Baju seragam, lampiran 3) .

3. Pakaian Dinas Lapangan (PDL) yaitu :


a. Baju lengan panjang loreng Pemuda Pancasila digulung lengan pendek memakai
dua saku tempel tertutup dikombinasikan dengan celana panjang warna Hitam
memakai enam saku tempel tertutup dengan baju dimasukan, serta sepatu kulit
lars warna hitam dan baret warna merah darah berlist putih (Gambar lampiran
4).
b. Baju hitam Pemuda Pancasila lengan panjang memakai dua saku tempel tertutup
dikombinasikan dengan celana panjang kain dreel warna hitam memakai enam
saku tempel tertutup dengan kombinasi loreng ditutup empat saku dan list
loreng di dua saku depan dengan baju dimasukan serta sepatu kulit lars warna
hitam, topi baret warna merah darah berlist putih, drahrim, serta sarung tangan
warna hitam (Gambar lampiran 5).
c. Penempatan Lambang KOTI Mahatidana, Lambang Garuda, Lambang Pemuda
Pancasila, Nama Orang, (lihat dalam contoh Baju Seragam).

Pasal 9
Topi Pet Komando, Baret, Drakring dan Kopel

1. Topi Pet Komando terdiri dari :


a. Berwarna loreng Pemuda Pancasila.
b. Berwarna hitam.
c. Dibagian depan sebelah atas topi Komando terdapat Lambang KOTI MAHATIDANA
dengan ukuran disesuaikan.
d. Disamping bagian kiri topi pet Komando tertulis miring kalimat “KOMANDO INTI”.
e. Disamping bagian kanan topi pet Komando tertulis miring kalimat
“MAHATIDANA”.
2. Baret berwarna merah darah berlist putih.
3. Bahan Baret dari kain beludru.
4. Contoh topi pet Komando dan Baret (Gambar lampiran 6a).
5. Contoh Drakring dan Kopel (Gambar lampiran 6b)

6
Pasal 10
Plank Nama

1. Plang nama terdiri dari :


a. Plang nama KOTI Mahatidana tingkat Nasional.
b. Plang nama KOTI Mahatidana tingkat Wilayah.
c. Plang nama KOTI Mahatidana tingkat Cabang.
2. Bentuk plang nama empat persegi panjang.
3. Ukuran plang nama skala 2 : 3 (Lebar 120cm x Panjang 180cm).
4. Bahan plang nama dari besi plat atau bahan lain yang kuat dan tidak mudah lapuk.
5. Penempatan plang nama letaknya di depan halaman Sekretariat Majelis Pimpinan
Pemuda Pancasila sesuai dengan tingkatannya.
6. Tiang plang nama berbahan besi bulat berongga berdiameter ½ inchi dicat warna
hitam.
7. Tulisan pada plang nama :
a. Tingkat Nasional, di sebelah bawah Lambang ada tulisan “PIMPINAN NASIONAL”
dan dibawahnya Keterangan Alamat.
b. Tingkat Wilayah, di bawah Lambang bertuliskan “PIMPINAN WILAYAH” dan di
bawahnya tertulis “Nama Provinsi” dan dibawahnya Keterangan alamat
c. Tingkat Cabang , di bawah Lambang bertuliskan “PIMPINAN CABANG” dan di
bawahnya tertulis “Nama Kabupaten/Kota” dan dibawahnya Keterangan alamat
d. Contoh plang nama terlampir. (Gambar lampiran 7)

Pasal 11
1. Penggunaan Lambang, Pataka, di ruangan tertutup hanya untuk acara resmi
organisasi KOTI MAHATIDANA dan /atau dalam acara Apel Kader di ruangan terbuka.
2. Penggunaan Kartu Tanda Anggota (KTA) hanya untuk pembuktian Identitas diri.
3. Penggunaan Pakaian Dinas Lapangan (PDL), Topi Pet Komando atau Baret, dipakai
dalam acara di ruangan terbuka.
4. Penggunaan Pakaian Dinas Harian (PDH) dipakai oleh seluruh anggota Kader Pemuda
Pancasila.

BAB VI
SUSUNAN DAN KEDUDUKAN KOTI MAHATIDANA

Pasal 12
Susunan dan kedudukan lembaga Koti Mahatidana terdiri dari :
1. Pimpinan Nasional KOTI Mahatidana, berkedudukan di Ibukota Negara pada tingkat
Nasional.
2. Pimpinan Wilayah KOTI Mahatidana, berkedudukan di Ibukota Provinsi pada tingkat
Provinsi.
3. Pimpinan Cabang KOTI Mahatidana, berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota pada
tingkat Kabupaten/Kota.
4. Keberadaan Unit Satgas KOTI Mahatidana di tingkat PAC/Ranting/Anak Ranting,
merupakan bahagian yang tidak terpisahkan dari KOTI Mahatidana Tingkat Cabang.

7
BAB VII
PIMPINAN & KOMPOSISI KEPENGURUSAN KOTI MAHATIDANA
Pasal 13

1. Komposisi kepengurusan Lembaga KOTI Mahatidana di Tingkat Nasional


a. Pimpinan Tertinggi KOTI Mahatidana adalah Ketua Umum MPN Pemuda Pancasila.
b. 1 (satu) orang Komandan
c. 1 (satu) orang Wakil Komandan
d. 1 (satu) orang Komandan Detasemen Markas Nasional
e. 1 (satu) orang Wakil Komandan Detasemen Markas Nasional
f. 1 (satu) orang Asisten I : Operasi
g. 1 (satu) orang Asisten II : Personalia dan Perencanaan
h. 1 (satu) orang Asisten III : Pelatihan dan Pengembangan Potensi
i. 1 (satu) orang Asisten IV : Informasi dan Hubungan Masyarakat
j. 1 (satu) orang Asisten V : Unit Satgas (Anggota Pemuda Pancasila yang
terlatih)
k. 3 (tiga) orang anggota untuk masing-masing Asisten.

2. Komposisi kepengurusan Lembaga KOTI Mahatidana Tingkat Wilayah dan Tingkat


Cabang, terdiri dari :
a. Pimpinan KOTI Mahatidana adalah Ketua MPW/MPC Pemuda Pancasila
b. 1 (satu) orang Komandan
c. 1 (satu) orang Wakil Komandan
d. 1 (satu) orang Komandan Detasemen Markas Wilayah / Cabang
e. 1 (satu) orang Wakil Komandan Detasemen Markas Wilayah / Cabang
f. 1 (satu) orang Asisten I : Operasi
g. 1 (satu) orang Asisten II : Personalia dan Perencanaan
h. 1 (satu) orang Asisten III : Pelatihan dan Pengembangan Potensi
i. 1 (satu) orang Asisten IV : Informasi dan Hubungan Masyarakat
j. 1 (satu) orang Asisten V : Unit Satgas (Anggota Pemuda Pancasila yang
terlatih)
k. 3 (tiga) orang anggota untuk masing-masing Asisten.

BAB VIII
PEMBENTUKAN DAN MASA BAKTI

Pasal 14

1. Kepengurusan KOTI Mahatidana dibentuk dan disahkan dengan Surat Keputusan oleh
Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.
2. Masa bakti kepengurusan KOTI Mahatidana sesuai dengan masa bakti Majelis
Pimpinan di masing-masing Tingkatan.

8
BAB IX
TATA KERJA KOTI MAHATIDANA

Pasal 15
Tingkat Nasional

Pimpinan Tertinggi KOTI Mahatidana secara Nasional mempunyai tugas, sebagai berikut:
1) Memberikan instruksi dan perintah terhadap seluruh Jajaran KOTI Mahatidana.
2) Menentukan dan menetapkan kebijakan yang bersifat ke dalam maupun ke luar.
3) Memberi bimbingan, pembinaan, pengarahan dan petunjuk terhadap seluruh Jajaran
KOTI Mahatidana.
4) Melantik Pengurus KOTI Mahatidana tingkat Nasional.

Pasal 16
Tugas Komandan Nasional

Tugas Komandan Nasional KOTI Mahatidana, adalah sebagai berikut :


1) Mengkoordinir, mengatur, mengintegrasikan, mensinkronisasikan tugas-tugas
Pengurus KOTI Mahatidana dalam rangka melaksanakan instruksi, atau perintah, atau
tugas dari Pimpinan Tertinggi KOTI Mahatidana.
2) Memberikan Instruksi atau Perintah Harian kepada seluruh jajaran Pengurus KOTI
Mahatidana.
3) Mendampingi Pimpinan Tertinggi KOTI Mahatidana di dalam menghadiri acara Ormas
Pemuda Pancasila atau penugasan dari Pimpinan Tertinggi.
4) Memberikan dukungan setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Ormas Pemuda
Pancasila.
5) Membuat laporan tertulis dan lisan secara berkala dan bertanggung jawab kepada
Pimpinan Tertinggi KOTI Mahatidana.

Pasal 17
Tugas Wakil Komandan Nasional

Tugas Wakil Komandan Nasional KOTI Mahatidana, adalah sebagai berikut :


1) Mendampingi dan membantu tugas Komandan Nasional.
2) Mewakili Komandan Nasional apabila berhalangan atau atas penugasan yang
diperintahkan oleh Komandan Nasional.
3) Bertanggung jawab kepada Komandan Nasional.

Pasal 18
Tugas Komandan Detasemen Markas

Tugas Komandan Detasemen Markas, adalah sebagai berikut :


1) Mengelola Markas/Kesekretariatan, mengatur dan menyiapkan segala keperluan
administrasi yang dibutuhkan oleh Komandan Nasional atau Wakil Komandan
Nasional.
2) Mempersiapkan logistik dalam tugas-tugas operasional.
3) Membuat laporan tertulis dan lisan secara berkala dan bertanggung jawab kepada
Komandan Nasional.

9
Pasal 19
Tugas Wakil Komandan Detasemen Markas

Tugas Wakil Komandan Detasemen Markas, adalah sebagai berikut :


1) Mendampingi/membantu tugas Komandan Detasemen Markas.
2) Mewakili Komandan Detasemen Markas apabila berhalangan atau atas penugasan
Dandenma melaksanakan tugas dari Komandan Nasional atau Wakil Komandan
Nasional.
3) Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya secara tertulis dan lisan, serta bertanggung
jawab kepada Dandenma.

Pasal 20
Asisten I (Bidang Operasi)

Tugas Asisten I (Bidang Operasi), adalah sebagai berikut :


1) Mengkoordinir tugas-tugas operasional yang diperintahkan oleh Komandan Nasional.
2) Melakukan penegakan disiplin terhadap seluruh jajaran KOTI Mahatidana.
3) Melakukan pengawasan terhadap setiap kegiatan operasi seluruh Jajaran KOTI
Mahatidana.
4) Melaporkan seluruh kegiatan operasi secara tertulis dan lisan, serta bertanggung
jawab kepada Komandan Nasional atau Wakil Komandan Nasional KOTI Mahatidana.

Pasal 21
Asisten II (Bidang Personalia dan Perencanaan)

Tugas Asisten II (Bidang Personalia dan Perencanaan), adalah sebagai berikut :


1) Membuat perencanaan program kerja KOTI Mahatidana yang akan dilaksanakan oleh
seluruh jajaran Pengurus KOTI Mahatidana.
2) Melakukan pendataan anggota KOTI Mahatidana.
3) Melaporkan seluruh hasil-hasilnya secara tertulis dan lisan, serta bertanggung jawab
kepada Komandan Nasional atau Wakil Komandan Nasional KOTI Mahatidana.

Pasal 22
Asisten III (Bidang Pelatihan dan Pengembangan Potensi)

Tugas Asisten III (Bidang Pelatihan dan Pengembangan Potensi), adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan Pendidikan dan Latihan (Diklat) yang bersifat Kecabangan (seperti
penanggulangan bencana, pencegahan radikalisme, dan lain-lain) bagi Jajaran KOTI
Mahatidana.
2) Mendata dan mengklasifikasi potensi kader yang terhimpun di KOTI Mahatidana
secara Nasional.
3) Mempersiapkan potensi KOTI Mahatidana dalam mendukung tugas-tugas khusus
kegiatan Ormas Pemuda Pancasila.
4) Membuat laporan tertulis dan lisan secara berkala dan bertanggung jawab kepada
Komandan Nasional.

10
Pasal 23
Asisten IV (Bidang Informasi dan Humas)

Tugas Asisten IV (Bidang Informasi dan Humas), adalah sebagai berikut :


1) Menyerap dan memvalidasi informasi atas situasi dan kondisi yang terjadi di tengah
masyarakat.
2) Memberikan informasi yang dibutuhkan Pengurus dan anggota KOTI Mahatidana.
3) Membina hubungan dan kerjasama dengan masyarakat.
4) Membuat laporan tertulis dan lisan secara berkala dan bertanggung jawab kepada
Komandan Nasional.

Pasal 24
Asisten V (Bidang Unit Satuan Tugas)

Tugas Asisten V (Bidang Unit Satgas), adalah sebagai berikut :


1) Mengkoordinir anggota Pemuda Pancasila yang terlatih dan atau memiliki Sertifikat
Keterampilan Khusus.
2) Mengkoordinir Penugasan Anggota Satgas dalam Kegiatan Ormas Pemuda Pancasila.
3) Membuat laporan tertulis dan lisan secara berkala dan bertanggung jawab kepada
Komandan Nasional.

Pasal 25
Tingkat Wilayah dan Cabang

Tugas Pengurus KOTI Mahatidana Tingkat Wilayah dan Cabang berlaku sama dengan Pasal
15 sampai dengan Pasal 25 disesuaikan dengan Komposisi Pengurus di masing – masing
Tingkatannya.

Pasal 26
RAPAT – RAPAT

Rapat-rapat KOTI Mahatidana terdiri dari :


1) Rapat Pengurus.
2) Rapat Koordinasi.

BAB X
KEANGGOTAAN KOTI MAHATIDANA

Pasal 27

Anggota KOTI Mahatidana ialah :


1) Anggota Kader Pemuda Pancasila yang telah memiliki Sertifikat Kader.
2) Anggota Biasa yang memiliki Keterampilan Khusus.

11
BAB XI
TATA HUBUNGAN

Pasal 28

1. Hubungan Lembaga KOTI Mahatidana dengan Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila


sesuai tingkatannya masing-masing bersifat Komando / Instruktif.
2. Hubungan kerja antar Jenjang Lembaga Koti Mahatidana bersifat Koordinatif atas
persetujuan Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila.

BAB XII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 29

Pendidikan dan Pelatihan dalam rangka pengembangan Potensi dan atau Keterampilan
Khusus dilaksanakan oleh Lembaga KOTI Mahatidana.

BAB XIII
PENUTUP
Pasal 30

1. Apabila terdapat kekeliruan dan/atau masih terdapat hal-hal substansial mengenai


lembaga KOTI MAHATIDANA yang belum tercantum dalam Peraturan Organisasi ini
akan diperbaiki sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Ormas
Pemuda Pancasila.

2. Peraturan organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Di tetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : … September 2020

Majelis Pimpinan Nasional


PEMUDA PANCASILA

KPH. H. Japto S. Soerjosoemarno, SH H. Arif Rahman, SH


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

12
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PERATURAN ORGANISASI TENTANG KOTI MAHATIDANA

Lampiran 1 : LAMBANG KOTI MAHATIDANA

Lampiran 2 : Contoh Pataka

Lampiran 3 : Contoh Gambar Baju seragam

Gambar lampiran 4 : Pakaian Dinas Lapangan (PDL)

Gambar lampiran 5 : Pakaian Dinas Lapangan (PDL)

Gambar lampiran 6a : Contoh topi pet Komando dan Baret

Gambar lampiran 6b : Contoh Drakring dan Kopel

Gambar lampiran 7 : Contoh plang nama terlampir.

13
14
15
16
17
18
19
20
21
PERATURAN ORGANISASI
No. 06/PO/MPN-PP/IX/2020

Tentang

BADAN PENYULUHAN DAN PEMBELAAN HUKUM (BPPH)


PEMUDA PANCASILA

1
PERATURAN ORGANISASI
NOMOR : 06/PO/MPN-PP/IX/2020

Tentang

BADAN PENYULUHAN DAN PEMBELAAN HUKUM (BPPH)


PEMUDA PANCASILA

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : 1. Bahwa Keputusan Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila


tentang Program Umum merupakan Amanat yang harus
diwujudkan secara nyata ;
2. Berdasarkan Mubes X Pemuda Pancasila tertanggal 25-28
Oktober 2019 di Hotel Grand Sultan Jakarta ;
3. Bahwa untuk mempercepat pencapaian tujuan program
umum Pemuda Pancasila Khususnya Program Bidang Hukum
dan Hak Azasi Manusia diperlukan peran potensi Badan dalam
pengabdian kepada masyarakat secara umum dan kepada
Anggota Pemuda Pancasila secara Khusus ;
4. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada poin 1, 2 dan 3 di atas, perlu diterbitkan Peraturan
Organisasi tentang Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum
(BPPH) Pemuda Pancasila.

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.


2. Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
3. Undang-Undang No. 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum.

Memperhatikan : 1. Pemikiran, pendapat dan usul yang berkembang secara


dinamis dalam tim kerja yang membahas tentang Badan
Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno I MPN Ormas Pemuda Pancasila.

2
MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : PERATURAN ORGANISASI NOMOR : 06/PO/MPN-PP/IX/2020


TENTANG BADAN PENYULUHAN DAN PEMBELAAN HUKUM
(BPPH) PEMUDA PANCASILA.

BAB I
PEMBUKAAN
Pasal 1

1. Bahwa budaya sadar dan taat hukum serta tegaknya rasa keadilan adalah salah satu
ciri masyarakat , bangsa dan negara yang maju dan modern.
2. Bahwa untuk mewujudkan budaya sadar dan taat hukum serta tegaknya rasa
keadilan memerlukan usaha yang secara terus menerus serta memerlukan peran aktif
masyarakat.
3. Bahwa Ormas Pemuda Pancasila sebagai salah satu elemen masyarakat merasa
terpanggil dan bertanggung jawab dalam mewujudkan budaya sadar dan taat hukum
untuk tegaknya rasa keadilan.
4. Bahwa Musyawarah Besar X Ormas Pemuda Pancasila mengamanatkan untuk
membina dan memberdayakan Kader Ormas Pemuda Pancasila yang berprofesi di
Bidang Hukum.
5. Bahwa oleh karena itu perlu diwujudkan dalam satu gerakan dengan membentuk satu
wadah yang disebut Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila.

BAB II
DASAR PEMBENTUKAN
Pasal 2

Bahwa pembentukan Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila
berdasarkan Musyawarah Besar X Tahun 2019, secara jelas diatur dalam Anggaran Dasar
Ormas Pemuda Pancasila BAB X tentang Perangkat Organisasi, Pasal 20 Ayat 3 Huruf E dan
Anggaran Rumah Tangga Ormas Pemuda Pancasila BAB XIII tentang Perangkat Organisasi,
Pasal 39 Point 5 dan Pasal 44.

BAB III
TUJUAN

Pasal 3

Pembentukan Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila


ditujukan untuk :
1. Mewujudkan Peran aktif Ormas Pemuda Pancasila dalam membudayakan kesadaran
dan ketaatan hukum serta menegakkan rasa keadilan ditengah-tengah masyarakat
Indonesia.
2. Membina dan memberdayakan Kader Pemuda Pancasila yang berprofesi dibidang
hukum.

3
BAB IV
TEMPAT DAN KEDUDUKAN

Pasal 4

Tempat dan Kedudukan Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila :
1. Tingkat Nasional berkedudukan di Ibu Kota Negara.
2. Tingkat Wilayah berkedudukan di Ibu Kota Provinsi.
3. Tingkat Cabang berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten/Kota.

BAB V
FUNGSI DAN PERAN

Pasal 5
Fungsi

Fungsi Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila adalah :
1. Sebagai wadah berhimpun Kader Pemuda Pancasila yang berprofesi di Bidang
Penegakan Hukum dan Hak Azasi Manusia di masing-masing tingkatan.
2. Sebagai sumber Kader Pemuda Pancasila.
3. Sebagai lembaga Profesi Pemuda Pancasila.

Pasal 6
Peran

Peran Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila adalah :
1. Mempersatukan kader Pemuda Pancasila yang berprofesi di Bidang Hukum yaitu
Advokat.
2. Memberikan pemikiran dan gagasan dalam pembinaan hukum untuk mewujudkan
suatu sistem hukum nasional serta dapat melakukan kajian hukum terhadap adanya
Rancangan Undang-Undang.
3. Menegakkan rasa keadilan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Memberikan penyuluhan dan pembelaan hukum terhadap Kader Pemuda Pancasila
maupun masyarakat.

BAB VI
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN

Pasal 7
Pembentukan

Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila dibentuk di semua
Tingkatan Majelis Pimpinan yaitu Tingkat Nasional, Tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang.

4
Pasal 8
Pengesahan

Pengesahan Pengurus Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda


Pancasila masing-masing ditetapkan dan disahkan oleh Majelis Pimpinan Nasional
Pemuda Pancasila melalui Surat Keputusan (SK).

BAB VII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI PENGURUS

Pasal 9
Susunan Organisasi

Susunan Pengurus Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila
terdiri :
1. Tingkat Nasional disebut Pengurus Pusat.
2. Tingkat Provinsi disebut Pengurus Wilayah.
3. Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pengurus Cabang.

Pasal 10
Komposisi Pengurus

1. Komposisi Pengurus Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda


Pancasila di Tingkat Nasional terdiri dari :
a. 1 (satu) orang Ketua
b. 9 (sembilan) orang Wakil Ketua Membidangi
c. 1 (satu) orang Sekretaris
d. 9 (sembilan) orang Wakil Sekretaris Membidangi
e. 1 (satu) orang Bendahara
f. 5 (lima) orang Wakil Bendahara
g. 13 (tiga belas) Bidang terdiri dari Kordinator, Sekretaris Kordinator dan Anggota

2. Komposisi Pengurus Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda


Pancasila di Tingkat Wilayah terdiri dari :
a. 1 (satu) orang Ketua
b. 9 (sembilan) orang Wakil Ketua Membidangi
c. 1 (satu) orang Sekretaris
d. 9 (sembilan) orang Wakil Sekretaris Membidangi
e. 1 (satu) orang Bendahara
f. 5 (lima) orang Wakil Bendahara
g. 13 (tiga belas) Bidang terdiri dari Kordinator, Sekretaris Kordinator dan Anggota

5
3. Komposisi Pengurus Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila di Tingkat Cabang terdiri dari :
a. 1 (satu) orang Ketua
b. 9 (sembilan) orang Wakil Ketua Membidangi
c. 1 (satu) orang Sekretaris
d. 9 (sembilan) orang Wakil Sekretaris Membidangi
e. 1 (satu) orang Bendahara
f. 5 (lima) orang Wakil Bendahara
g. 13 (tiga belas) Bidang terdiri dari Kordinator, Sekretaris Kordinator dan Anggota

4. Bidang-Bidang Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila di


semua Tingkat Majelis Pimpinan terdiri dari :
a. Bidang Organisasi dan Antar Lembaga
b. Bidang Perdata
c. Bidang Pidana
d. Bidang Perburuhan
e. Bidang Tata Usaha Negara
f. Bidang HAM
g. Bidang Pertanahan
h. Bidang Ekonomi dan Bisnis
i. Bidang Perlindungan Konsumen
j. Bidang Hubungan Masyarakat, Dokumentasi dan Publikasi
k. Bidang Penyuluhan/Pengkajian/Pengembangan
l. Bidang Hubungan Luar Negeri
m. Bidang Lingkungan Hidup

BAB VIII
MASA BAKTI
Pasal 11

Masa bakti kepengurusan Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila di masing-masing tingkatan adalah sesuai dengan masa bakti Majelis Pimpinan
sesuai tingkatannya.

BAB IX
RAPAT-RAPAT
Pasal 12

1. Rapat pleno
2. Rapat Harian
3. Rapat Bidang.

6
BAB X
KEANGGOTAAN
Pasal 13

1. Setiap Anggota Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila
adalah Anggota yang sudah memiliki Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila.
2. Setiap Anggota Pengurus Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila harus berprofesi di Bidang Hukum dan untuk Pengurus harian harus
memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Advokat serta memiliki Berita Acara Sumpah
(BAS).
3. Setiap Pengurus dan Anggota Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH)
Pemuda Pancasila mempunyai Kartu Tanda Anggota Khusus yang diterbitkan atau
dikeluarkan oleh Pengurus Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila Tingkat Nasional.

BAB XI
TATA HUBUNGAN
Pasal 14

1. Pengurus Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila di


masing-masing Tingkatan harus bersifat instruktif dengan Majelis Pimpinan Pemuda
Pancasila.
2. Ketua dan Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila adalah anggota Pleno di masing-masing tingkatan Majelis Pimpinan Pemuda
Pancasila.

Pasal 15

1. Pengurus Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila


Tingkat Nasional, Tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang harus bersifat Koordinatif dan
Konsultatif.
2. Pengurus Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila
Tingkat Pusat dapat melakukan Rapat Koordinasi dengan mengundang Pengurus
Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) satu tingkat di bawahnya atas
persetujuan Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya.

BAB XII
LAMBANG DAN ATRIBUT

Pasal 16

Bahwa lambang dan atribut Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila pada Tingkat Nasional, Tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang harus sama baik
terhadap Stempel dan Kop Surat, serta akan disesuaikan dengan ketentuan Peraturan
Organisasi Pemuda Pancasila (terlampir).

7
BAB XIII
PERSPEKTIF
Pasal 17

Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila memiliki Perspektif
untuk :
1. Menjadi Perangkat Otonom pada MUBES XI Tahun 2024.
2. Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila akan menjadi
Organisasi Profesi yang terdaftar dan mendapat Pengesahan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia.

BAB XIV
KODE ETIK DAN PROFESI
Pasal 18

Bahwa kode etik profesi Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda
Pancasila mengacu pada Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan secara jelas
diatur dalam aturan Pelaksanaaan Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH)
Pemuda Pancasila.

BAB XV
PENUTUP
Pasal 19

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini, akan diatur lebih lanjut dalam
aturan pelaksanaan yang akan dipersiapkan oleh Pengurus Pusat Badan Penyuluhan dan
Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila.

Pasal 20

1. Dengan diberlakukannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi tentang


Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila yang pernah
dikeluarkan sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.
2. Peraturan Organisasi (PO) ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : … September 2020.

Majelis Pimpinan Nasional


PEMUDA PANCASILA

KPH. H. Japto S. Soerjosoemarno, SH H. Arif Rahman, SH


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

8
LAMPIRAN 1

LAMBANG
BADAN PENYULUHAN DAN PEMBELAAN HUKUM
PEMUDA PANCASILA

9
10
11
12
13
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 07/PO/MPN-PP/IX/2020

Tentang

BADAN PENGUSAHA PEMUDA PANCASILA (BP3)

1
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 07/PO/MPN-PP/IX/2020

Tentang

BADAN PENGUSAHA PEMUDA PANCASILA (BP3)

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Ormas Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna


pelaksanaan program Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila sebagai amanat Musyawarah Besar X Ormas Pemuda
Pancasila, diperlukan upaya-upaya yang mampu menghimpun dan
mengelola potensi-potensi organisasi baik secara personal
maupun kelembagaan Perangkat Organisasi.
b. Bahwa perlu adanya suatu spesifikasi peran Badan Pengusaha
sebagai media pembinaan profesional dari pendukung usaha-
usaha organisasi sekaligus guna meningkatkan upaya organisasi
dalam berbagai sektor ekonomi masyarakat.
c. Bahwa Badan Pengusaha Pemuda Pancasila adalah salah satu
Perangkat Organisasi yang diamanatkan oleh Musyawarah Besar X
Ormas Pemuda Pancasila untuk diaktifkan.
d. Bahwa dalam rangka membangun kesamaan dan keseragaman
pola pikir mengenai pengorganisasian Badan Pengusaha Pemuda
Pancasila, dipandang perlu diterbitkan Peraturan Organisasi
tentang Badan Pengusaha Pemuda Pancasila.

Mengingat : 1. Undang-undang No. 17 tahun 2013 tentang Organisasi


Kemasyarakatan.
2. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Besar X Ormas PEMUDA
PANCASILA tahun 2019 di Hotel Sultan, Jakarta

2
Memperhatikan : 1. Pendapat, usul, saran yang berkembang secara dinamis dalam Tim
kerja yang membahas Peraturan Organisasi tentang Badan
Pengusaha Ormas PEMUDA PANCASILA.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno I Majelis Pimpinan Nasional Ormas
PEMUDA PANCASILA.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI NOMOR : 07/PO/MPN-PP/IX/2020 TENTANG


BADAN PENGUSAHA PEMUDA PANCASILA, selanjutnya diuraikan
sebagai berikut :

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan :


1. Badan Pengusaha Pemuda Pancasila adalah Perangkat Oganisasi yang dimiliki /
dibentuk Ormas PEMUDA PANCASILA.
2. Fungsi Badan Pengusaha Pemuda Pancasila adalah pelaksana program Bidang
Perekenomian dan Pengembangan Usaha Oganisasi Kemasyarakatan PEMUDA
PANCASILA
3. Peran Badan Pengusaha Pemuda Pancasila adalah untuk memberdayakan potensi
para pengusaha kader Oganisasi Kemasyarakatan PEMUDA PANCASILA guna
mensejahterakan anggota pemuda Pancasila khususnya dan masyarakat umumnya
4. Keanggotaan Badan Pengusaha Pemuda Pancasila adalah anggota Oganisasi
Kemasyarakatan PEMUDA PANCASILA yang memiliki profesi sebagai pengusaha dan
atau para profesional dalam bidangnya.
5. Keuangan adalah keuangan Badan Pengusaha Pemuda Pancasila
6. Kerjasama Badan Pengusaha Pemuda Pancasila adalah upaya-upaya untuk
mengembangkan jaringan usaha baik dengan pihak institusi pemerintah, swasta
maupun institusi legal lainnya

BAB II
DASAR

Pasal 2

Pembentukan Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) berdasarkan Anggaran Dasar


Ormas Pemuda Pancasila BAB X Pasal 20 ayat 3 huruf (e) dan Anggaran Rumah Tangga
Ormas Pemuda Pancasila BAB XIII pasal 39 ayat 5 tentang perangkat Organisasi, pasal 44
dan pasal 51 tentang Badan Profesi.

3
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3

1. Maksud pembentukan Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) adalah untuk


memberikan arah dan pedoman bagi pelaksanaan fungsi dan tugas Badan Pengusaha
Pemuda Pancasila.
2. Tujuan pembentukan Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) adalah untuk
melakukan optimalisasi peran Ormas PEMUDA PANCASILA dibidang pengembangan
usaha.

BAB IV
FUNGSI DAN TUGAS
Pasal 4

1. Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) berfungsi untuk menghimpun anggota


Pemuda Pancasila yang berprofesi sebagai Pengusaha.
2. Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) bertugas :
a. Melakukan pembinaan kepada anggota Pemuda Pancasila yang berprofesi sebagai
Pengusaha.
b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan potensi ekonomi anggota
Pemuda Pancasila.
c. Memberikan saran/usul/pendapat atas kebijakan pelaksanaan tata Ekonomi
Nasional.

BAB V
TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 5

Tempat kedudukan Badan Pengusaha Pemuda Pancasila :


1. Tingkat Nasional berkedudukan di Ibukota Negara.
1. Tingkat Wilayah berkedudukan di Ibukota Provinsi.
2. Tingkat Cabang berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota

BAB VI
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN

Pasal 6
Pembentukan

Badan Pengusaha Pemuda Pancasila dibentuk oleh Majelis Pimpinan di semua Tingkatan.

Pasal 7
Pengesahan

Kepengurusan Badan Pengusaha Pemuda Pancasila diangkat dan disahkan oleh Majelis
Pimpinan melalui Surat Keputusan (SK) sesuai tingkatannya.

4
BAB VII
TATA HUBUNGAN
Pasal 8

1. Hubungan Majelis Pimpinan dengan Kepengurusan Badan Pengusaha Pemuda


Pancasila (BP3) di masing-masing tingkatan bersifat Instruktif.
2. Hubungan Kepengurusan Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) dengan
Kepengurusan BP3 di bawahnya bersifat Koordinatif.

BAB VIII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI PENGURUS
Pasal 9
Susunan

Susunan Pengurus Badan Pengusaha Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya terdiri dari :
1. Tingkat Nasional disebut Pengurus Pusat Badan Pengusaha Pemuda Pancasila.
2. Tingkat Propinsi disebut Pengurus Wilayah Badan Pengusaha Pemuda Pancasila.
3. Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pengurus Cabang Badan Pengusaha Pemuda
Pancasila.

Pasal 10
Komposisi Pengurus

Komposisi Pengurus Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3), sesuai tingkatan Majelis
Pimpinan Pemuda Pancasila, terdiri dari :

A. Pembina adalah Ketua Umum/Ketua MPW/Ketua MPC.


B. Susunan Kepengurusan :
1. Satu (1) orang Ketua
2. Lima (5) orang Wakil Ketua
3. Satu (1) orang Sekretaris
4. Satu (1) orang Bendahara
5. Duapuluh sembilan (29) orang Kepala Divisi, yaitu :
5.1. Bidang Organisasi & Keanggotaan
5.2. Hubungan Antar Lembaga
5.3. Hukum dan Regulasi
5.4. Bidang Hubungan Internasional
5.5. Humas dan Umum
5.6. Konstruksi dan Infrastruktur
5.7. Bidang Properti
5.8. Bidang Energi Sumber Daya Mineral
5.9. Bidang Perindustrian
5.10. Bidang Maritim
5.11. Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan
5.12. Bidang Peternakan, Perikanan & Kelautan
5.13. Bidang Perhubungan
5.14. BIdang Building & Parking Management
5.15. Bidang Pasar Modal & Investasi

5
5.16. Perniagaan Nasional dan Internasional
5.17. Bidang Koperasi
5.18. Bidang Kawasan Ekonomi
5.19. Bidang Perbankan dan Perakaunan
5.20. Bidang Asuransi & Aset Treasury
5.21. Bidang Ketenagakerjaan
5.22. Bidang Telematika, Penyiaran dan Ristek
5.23. Bidang Pembinaan Olah Raga
5.24. Bidang Seni, Budaya dan Pariwisata
5.25. Bidang Kerohanian dan Keagamaan
5.26. Bidang Pendidikan & Kesehatan
5.27. UMKM dan Industri Kreatif
5.28. Bidang CSR & Donasi
5.29. Bidang Sponsorship

6. Anggota-anggota Bidang disesuaikan dengan kebutuhan maksimal 3 orang.

BAB IX
MASA BAKTI
Pasal 11

Masa bakti kepengurusan Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) di setiap tingkatan
sama dengan masa bakti Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya.

BAB X
RAPAT - RAPAT
Pasal 12

Rapat-rapat Badan Pengusaha Pemuda Pancasila terdiri dari :


1. Rapat Pleno
2. Rapat Bidang
3. Rapat Koordinasi Bidang
4. Rapat Koordinasi Nasional

BAB XI
KEANGGOTAAN
Pasal 13

1. Anggota Badan Pengusaha Pemuda Pancasila adalah Anggota ormas Pemuda Pancasila
yang memiliki Sertifikat usaha yang legal.
2. Badan Pengusaha Pemuda Pancasila Tingkat Pusat menerbitkan Kartu Tanda Pengenal
untuk semua Anggota Badan Pengusaha Pemuda Pancasila pada semua tingkatan.

6
BAB XII
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 14

Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) Tingkat Pusat, Tingkat Wilayah dan Tingkat
Cabang memilii Lambang dan Atribut, sebagaimana contoh gambar terlampir ;
1. Lambang (Gambar lampiran 1.)
2. Pataka (Gambar lampiran 2.)
3. Bendera (Gambar lampiran 3.)
4. Plang Nama (Gambar lampiran 4.)
5. Seragam (Gambar lampiran 5.)
6. Stempel dan Kop Surat

( Stempel dan Kop Surat akan diatur lebih lanjut oleh Pengurus Pusat Badan Pengusaha
Pemuda Pancasila).

BAB XIII
KEUANGAN
Pasal 15

1. Keuangan Badan Pengusaha Pemuda Pancasila diperoleh dari :


a. Iuran anggota
b. Usaha-usaha yang sah
c. Sumbangan yang tidak mengikat
2. Keuangan Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) dilaporkan secara periodik
kepada Majelis Pimpinan di masing-masing tingkatan.

BAB XIV
KODE ETIK DAN TATA LAKSANA
Pasal 16

Kode Etik dan tata laksana akan diatur kemudian oleh Pengurus Pusat Badan Pengusaha
Pemuda Pancasila (BP3) atas persetujuan Majelis Pimpinan Nasional.

BAB XV
PERSPEKTIF
Pasal 17

1. Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) pada Mubes ke XI tahun 2024, menuju
Badan Profesi Ormas Pemuda Pancasila yang bersifat Otonom.
2. Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) dalam upaya meningkatkan
profesionalisme dan kualitas Anggotanya menjalin kerjasama strategis dengan
pelbagai organisasi profesi dan Asosiasi Usaha baik di tingkat nasional maupun
internasional.
3. Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) sesuai tingkatan Majelis Pimpinan
Pemuda Pancasila berhimpun dan terdaftar di organisasi profesi KADIN seusai
dengan tingkatannya.

7
BAB XVI
PENUTUP

Pasal 18

1. Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki


sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
2. Dengan diberlakukannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi
tentang Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) yang pernah dikeluarkan
sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.
3. Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : ... September 2020

Majelis Pimpinan Nasional


ORMAS PEMUDA PANCASILA

KPH. H. Japto S. Soerjosoemarno, SH H.Arif Rahman, SH


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

8
9
10
11
12
13
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 08/PO/MPN-PP/IX/2020

Tentang

BADAN BURUH DAN PEKERJA PEMUDA PANCASILA

1
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 08/PO/MPN-PP/IX/2020

Tentang

BADAN BURUH DAN PEKERJA PEMUDA PANCASILA

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : 1. Bahwa keputusan Musyawarah Besar X Ormas Pemuda


Pancasila tentang Program Umum merupakan amanat yang
harus diwujudkan secara nyata.
2. Bahwa Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila merupakan potensi
yang perlu terus diberdayakan.
3. Bahwa untuk mempercepat pencapaian pelaksanaan Program
Umum Pemuda Pancasila dipandang perlu menghimpun potensi
Buruh dan Pekerja yang konsekuen, terampil, dinamis, inovatif,
patriotis, serta Pancasilais.
4. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam point 1, 2 dan 3 di atas, maka perlu diterbitkan Peraturan
Organisasi tentang Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda
Pancasila

Mengingat : 1. Hasil-hasil keputusan Musyawarah Besar X Ormas Pemuda


Pancasila tanggal 25 s/d 28 Oktober 2019 di Hotel Sultan,
Jakarta.
2. Undang-Undang tentang Perburuhan dan Ketenagakerjaan,
serta Perundang-undangan lainnya.

Memperhatikan : 1. Usul, saran, pendapat yang tumbuh dan berkembang dalam Tim
Kerja yang membahas tentang Badan Buruh dan Pekerja
Pemuda Pancasila.
2. Keputusan Rapat Pleno I MPN Ormas Pemuda Pancasila.

2
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI NOMOR : 08/PO/MPN-PP/IX/2020


TENTANG BADAN BURUH DAN PEKERJA PEMUDA PANCASILA.

BAB I
PEMBUKAAN

Pasal 1

Bahwa Buruh dan Pekerja adalah merupakan potensi strategis bagi pembangunan
ekonomi nasional.

Bahwa pembinaan dan pemberdayaan Buruh dan Pekerja perlu dilakukan secara terus
menerus untuk mewujudkan Buruh dan Pekerja yang berkualitas dan berdaya saing.

Bahwa Ormas Pemuda Pancasila sebagai salah satu elemen masyarakat merasa terpanggil
dan bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam mewujudkan Buruh dan Pekerja yang
berkualitas dan berdaya saing.

Bahwa Musyawarah Besar X Ormas Pemuda Pancasila mengamanatkan untuk membina


dan memberdayakan Kader Ormas Pemuda Pancasila yang berprofesi di Bidang Buruh dan
Pekerja.

Bahwa oleh karena itu perlu diwujudkan dalam satu gerakan dengan membentuk satu
wadah yang disebut Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pncasila (B2P3).

BAB II
DASAR PEMBENTUKAN

Pasal 2

Pembentukan Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) berdasarkan Anggaran
Dasar Ormas Pemuda Pancasila BAB X Pasal 20 ayat 3 huruf (e) dan Anggaran Rumah
Tangga Ormas Pemuda Pancasila BAB XIII Pasal 39 ayat 5 tentang Perangkat Organisasi
dan Pasal 44 tentang Badan Profesi.

BAB III
TUJUAN

Pasal 3

Pembentukan Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) ditujukan untuk:
1. Mewujudkan Peran aktif Ormas Pemuda Pancasila dalam mewujudkan Buruh dan
Pekerja yang berkualitas dan berdaya saing.
2. Mewujudkan dan menciptakan ketenangan kerja dan berusaha.

3
BAB IV
FUNGSI DAN TUGAS

Pasal 4
Fungsi

Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila berfungsi untuk :


1. Sebagai wadah berhimpun anggota Pemuda Pancasila yang berprofesi dalam bidang
Buruh dan Pekerja di masing-masing tingkatan.
2. Sebagai sumber kader Pemuda Pancasila.
3. Sebagai Badan profesi Pemuda Pancasila.
4. Menjadi Mitra Pemerintah, Pengusaha dan Masyarakat Buruh dan Pekerja dalam
menciptakan ketenangan kerja dan berusaha.

Pasal 5
Tugas

Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila bertugas untuk :


1. Melakukan rekruitmen Buruh dan Pekerja untuk menjadi anggota Pemuda Pancasila.
2. Melakukan pendidikan dan pelatihan (Diklat) bagi Buruh dan Pekerja.
3. Melakukan perlindungan dan pembelaan terhadap Buruh dan Pekerja.
4. Melaporkan kegiatan dan keuangan kepada Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya.

BAB V
TEMPAT DAN KEDUDUKAN

Pasal 6

Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) berkedudukan di:


1. Tingkat Nasional berkedudukan di Ibu Kota Negara
2. Tingkat Wilayah berkedudukan di Ibu Kota Provinsi
3. Tingkat Cabang berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten/Kota.

BAB VI
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN

Pasal 7
Pembentukan

Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) dibentuk di semua Tingkatan Majelis
Pimpinan yaitu Tingkat Nasional, Tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang.

4
Pasal 8
Pengesahan

Pengesahan Pengurus Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) masing-masing
ditetapkan dan disahkan oleh Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya
melalui Surat Keputusan (SK).

BAB VII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI PENGURUS

Pasal 9
Susunan
Susunan Pengurus Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) terdiri :
1. Tingkat Nasional disebut Pengurus Pusat B2P3 Pemuda Pancasila.
2. Tingkat Provinsi disebut Pengurus Wilayah B2P3 Pemuda Pancasila.
3. Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pengurus Cabang B2P3 Pemuda Pancasila.\
4. Unit / Serikat Buruh dan Pekerja:
a. Dalam Negeri dibentuk dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Pengurus Cabang
Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3).
b. Luar Negeri dibentuk dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Pengurus Pusat
Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3).

Pasal 10
Komposisi Kepengurusan

Komposisi kepengurusan Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) terdiri dari :
a. 1 (satu) orang Ketua
b. 5 (lima) orang Wakil Ketua
c. 1 (satu) orang Sekretaris
d. 5 (lima) orang Wakil Sekretaris
e. 1 (satu) orang Bendahara
f. 5 (lima) orang Wakil Bendahara
g. 18 (delapan belas) Bidang terdiri dari :
1) Organisasi dan Keanggotaan
2) Litbang & Pengembangan
3) Kaderisasi
4) Hukum, Advokasi dan Hak Asasi Manusia (HAM)
5) Sosial dan Budaya
6) Peranan Wanita
7) Informasi dan Komunikasi
8) Hub. Internasional dan Antar Lembaga Negara
9) Ekonomi Kreatif
10) Sarana dan Prasarana
11) Dana & Usaha

5
12) Nelayan
13) Tani
14) Buruh Dalam Negeri
15) Pekerja Sektor Informal
16) Pekerja Migran Indonesia
17) Pendidikan & Pelatihan
18) Komposisi Personalia dapat di sempurnakan sesuai kebutuhan.

BAB VIII
MASA BAKTI

Pasal 11

1. Masa bakti kepengurusan Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) di
masing-masing tingkatan sama dengan masa bakti Majelis Pimpinan sesuai
tingkatannya.
2. Kepengurusan Unit / Serikat Buruh dan Pekerja ditetapkan dalam Surat Keputusan.

BAB IX
RAPAT-RAPAT

Pasal 12

Rapat-rapat Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila terdiri dari :


1. Rapat Pleno
2. Rapat Pengurus Harian
3. Rapat Bidang

BAB X
LAMBANG DAN ATRIBUT

Pasal 13

Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) Tingkat Nasional, Tingkat Wilayah dan
Tingkat Cabang memiliki Lambang dan Atribut, sebagaimana contoh terlampir.
1. Lambang (Gambar lampiran 1)
2. Pataka (Gambar lampiran 1)
3. Bendera (Gambar lampiran 1)
4. Plang Nama (Gambar lampiran 1)
5. Seragam (Gambar lampiran 1)
6. Stempel dan Kop Surat
(Stempel dan Kop Surat akan diatur dan ditetapkan oleh Pengurus Pusat Badan Buruh
dan Pekerja Pemuda Pancasila).

6
BAB XI
TATA HUBUNGAN

Pasal 14

1. Pengurus Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) di masing-masing


Tingkatan bersifat instruktif dengan Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila.
2. Ketua dan Sekretaris Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) menjadi
Anggota Pleno di masing-masing tingkatan Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila.

Pasal 15

1. Pengurus Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) Tingkat Nasional,
Tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang bersifat Koordinatif dan Konsultatif.
2. Pengurus Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) dapat melakukan Rapat
Koordinasi dengan mengundang Pengurus Badan Buruh dan Pekerja Pemuda
Pancasila (B2P3) satu tingkat di bawahnya atas persetujuan Majelis Pimpinan sesuai
tingkatannya.

BAB XII
KEANGGOTAAN

Pasal 16

1. Anggota Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) adalah Anggota yang
sudah memiliki Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila.
2. Anggota Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) mempunyai Kartu Tanda
Anggota Khusus, yang diterbitkan oleh Pengurus Pusat Badan Buruh dan Pekerja
Pemuda Pancasila (B2P3).
3. Pengurus Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) mempunyai Kartu
Tanda Pengenal yang diterbitkan atau dikeluarkan oleh Pengurus Pusat Badan Buruh
dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3).

BAB XIII
KEUANGAN

Pasal 17

Keuangan Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila diperoleh dari :


1. Iuran anggota
2. Usaha-usaha yang sah
3. Sumbangan yang tidak mengikat.

7
BAB XIV
PERSPEKTIF

Pasal 18

1. Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila pada Mubes XI Ormas Pemuda
Pancasila menuju perangkat organisasi Pemuda Pancasila yang otonom.
2. Terdaftar sebagai organisasi Serikat Pekerja sesuai dengan Peraturan Perundang
Undangan.

BAB XV
PENUTUP

Pasal 19

1. Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki


sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
2. Dengan diberlakukannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi
tentang Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila yang pernah dikeluarkan
sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.
3. Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : ... September 2020

Majelis Pimpinan Nasional


ORMAS PEMUDA PANCASILA

KPH. H. Japto S. Soerjosoemarno, SH H.Arif Rahman, SH


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

8
9
10
11
12
13
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 09/PO/MPN-PP/X/2020

Tentang

PERWAKILAN PEMUDA PANCASILA DI LUAR NEGERI

1
PERATURAN ORGANISASI
NOMOR : 09/PO/MPN-PP/X/2020

Tentang

PERWAKILAN PEMUDA PANCASILA DI LUAR NEGERI

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : a. Bahwa hasil-hasil keputusan Musyawarah Besar X Ormas Pemuda


Pancasila merupakan amanah dan perlu diwujudkan secara nyata
oleh seluruh jajaran fungsionaris Pemuda Pancasila.
b. Bahwa Perwakilan Pemuda Pancasila di Luar Negeri merupakan
bagian yang tak terpisahkan dengan Ormas Pemuda Pancasila di
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Bahwa untuk itu, perlu diterbitkan Peraturan Organisasi tentang
Perwakilan Pemuda Pancasila di Luar Negeri.

Mengingat : Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Besar X Ormas Pemuda Pancasila


tanggal 25-28 Oktober 2019 di Jakarta.

Memperhatikan : 1. Pemikiran, saran dan usul yang berkembang secara dinamis dalam
Tim Kerja yang membahas tentang Perwakilan Pemuda Pancasila
di Luar Negeri.
2. Keputusan Rapat Pleno I MPN Ormas Pemuda Pancasila.

MEMUTUSKAN:

MENETAPKAN : PERATURAN ORGANISASI NOMOR : 09/PO/MPN-PP/X/2020


TENTANG PERWAKILAN PEMUDA PANCASILA DI LUAR NEGERI.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Perwakilan Pemuda Pancasila di Luar Negeri sebagaimana yang ditetapkan dalam


Anggaran Dasar Pemuda Pancasila BAB IX, Pasal 17 ayat (7) dan Anggaran Rumah Tangga
BAB XI Pasal 29.

2
Pasal 2

1) Kedudukan Perwakilan Pemuda Pancasila di Luar Negeri setingkat dengan Majelis


Pimpinan Wilayah, sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga
Pemuda Pancasila, BAB XI Pasal 29 ayat 1).
2) Kedudukan dan tingkatan Perwakilan Pemuda Pancasila di Negara Bagian setingkat
dengan Majelis Pimpinan Cabang.

BAB II
FUNGSI
Pasal 3

Fungsi Perwakilan Pemuda Pancasila di Luar Negeri ialah :


1) Sebagai bagian institusi Pemuda Pancasila yang tidak terpisahkan dengan Ormas
Pemuda Pancasila.
2) Sebagai sarana/media memperjuangkan Pokok-Pokok Perjuangan Ormas Pemuda
Pancasila dan sebagai penyalur aspirasi anggota Pemuda Pancasila serta WNI di luar
negeri.

BAB III
PEMBENTUKAN
Pasal 4

Pembentukan Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila di luar negeri bersifat khusus, dan
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1) Berkoordinasi dan konsultasi dengan Kedutaan Besar / Konsulat RI yang berada di
negara tersebut.
2) Diajukan/diusulkan permohonannya oleh Warga Negara Indonesia yang menetap
atau sedang melaksanakan studi atau bekerja di luar negeri minimal 5 (lima) orang
kepada MPN Pemuda Pancasila.
3) Jika telah memenuhi persyaratan yang berlaku, MPN Pemuda Pancasila
memberikan surat mandat pembentukan kepada yang bersangkutan untuk
mempersiapkan segala kebutuhan pembentukannya.

BAB IV
SUSUNAN DAN KOMPOSISI PENGURUS
Pasal 5

1) Susunan dan Komposisi Pengurus Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila Luar Negeri
pada dasarnya sama, sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga
Pemuda Pancasila BAB XI Pasal 28.
2) Komposisi bidang-bidang dan jumlah pengurus dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.

3
3) Nama-nama calon pengurus Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila di Luar Negeri
diajukan oleh Pemegang Surat Mandat Pembentukan kepada Majelis Pimpinan
Nasional Pemuda Pancasila di Jakarta.
4) Kepengurusan Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila di Luar Negeri dikukuhkan
melalui suatu acara yang diadakan/diselenggarakan khusus untuk itu, serta disahkan
dengan Surat Keputusan MPN Ormas Pemuda Pancasila.

BAB V
TUGAS POKOK DAN WEWENANG

Pasal 6

Tugas Pokok dan Wewenang Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila di luar negeri, sama
sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila BAB XVI,
Pasal 64 dan Pasal 65.

BAB VI
KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 7

Pada dasarnya, keanggotaan, hak dan kewajibannya sama sebagaimana yang ditetapkan
dalam Anggaran Rumah Tangga Ormas Pemuda Pancasila, Bab III dan Bab IV.

BAB VII
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 8

Jika memungkinkan, pada dasarnya musyawarah dan rapat-rapat Perwakilan Institusi


Pemuda Pancasila dilaksanakan sama sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran
Dasar BAB XII Pasal 21, Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 76 dan Pasal 77.

Pasal 9

Jika tidak memungkinkan, musyawarah dan rapat-rapat Perwakilan Institusi Pemuda


Pancasila di luar negeri dilaksanakan secara khusus dengan peserta perorangan (pengurus
dan anggota) yang ada di negara tersebut.

BAB VIII
MASA BAKTI KEPENGURUSAN

Pasal 10

Masa bakti kepengurusan Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila di Luar Negeri adalah 5
(lima) tahun.

4
BAB IX
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 11

Setiap program kegiatan yang bersifat Politis / Pernyataan aspirasi dan/atau sikap politik,
wajib dikoordinasikan dengan MPN Ormas Pemuda Pancasila dan Kedutaan Besar /
Konsulat Republik Indonesia untuk mendapatkan persetujuannya.

BAB X
PENUTUP
Pasal 12

1) Apabila ada hal-hal yang bersifat substansi dan belum terakomodir dalam Peraturan
Organisasi ini, maka akan disempurnakan sebagaimana mestinya oleh Majelis
Pimpinan Nasional Ormas Pemuda Pancasila.
2) Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : ... Oktober 2020

Majelis Pimpinan Nasional


ORMAS PEMUDA PANCASILA

KPH. H. Japto S. Soerjosoemarno, SH H. Arif Rahman, SH


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

5
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 10/PO/MPN-PP/XI/2020

Tentang

BADAN KESEHATAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA (BKPB)


PEMUDA PANCASILA

1
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 10/PO/MPN-PP/XI/2020

Tentang

BADAN KESEHATAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA (BKPB)


PEMUDA PANCASILA

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Ormas Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pelaksanaan
program Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila sebagai
amanat Musyawarah Besar X Ormas Pemuda Pancasila, diperlukan
upaya-upaya yang mampu menghimpun dan mengelola potensi-
potensi organisasi baik secara personal maupun kelembagaan
Perangkat-perangkat Organisasi.
b. Bahwa perlu adanya suatu spesifikasi peran organisasi dalam
meningkatkan kepedulian Ormas Pemuda Pancasila dalam Bidang
Kesehatan dan Bidang Penanggulangan Bencana.
c. Bahwa Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana Pemuda
Pancasila adalah salah satu Perangkat Organisasi yang diamanatkan
oleh Musyawarah Besar X Ormas Pemuda Pancasila untuk
diaktifkan.
d. Bahwa dalam rangka membangun kesamaan dan keseragaman pola
pikir mengenai pengorganisasian Badan Kesehatan dan
Penanggulangan Bencana Pemuda Pancasila, dipandang perlu
diterbitkan Peraturan Organisasi tentang Badan Kesehatan dan
Penanggulangan (BKPB) Pemuda Pancasila.

2
Mengingat : 1. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Besar X Ormas Pemuda Pancasila
tahun 2019 di Hotel Sultan - Jakarta.
2. Undang-Undang No. 17 tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan.

Memperhatikan : 1. Pendapat, usul, saran yang berkembang secara dinamis dalam Tim
kerja yang membahas Peraturan Organisasi tentang Badan Kesehatan
dan Penanggulangan Bencana (BKPB) Pemuda Pancasila.
2. HAsil Keputusan Rapat Pleno I Majelis Pimpinan Nasional Ormas
Pemuda Pancasila.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI No. 10/PO/MPN-PP/XI/2020 TENTANG BADAN


KESEHATAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA PEMUDA PANCASILA,
selanjutnya diuraikan sebagai berikut :

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan :

1. Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana (BKPB) Pemuda Pancasila, ialah


Perangkat Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar BAB X Pasal 20
tentang Perangkat Organisasi, Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila, BAB XIII Pasal
39 ayat 6 tentang Badan Non Profesi.
2. Tempat kedudukan ialah tempat kedudukan BKPB Pemuda Pancasila.
3. Fungsi dan peran ialah fungsi dan peran BKPB Pemuda Pancasila.
4. Lambang dan atribut ialah lambang dan atribut BKPB Pemuda Pancasila.
5. Tata Hubungan ialah Tata Hubungan BKPB Pemuda Pancasila dengan Majelis Pimpinan
dan antar internal BKPB Pemuda Pancasila.
6. Susunan, komposisi dan masa bakti kepengurusan ialah susunan, komposisi dan masa
bakti kepengurusan BKPB Pemuda Pancasila.
7. Pembentukan kepengurusan ialah pembentukan kepengurusan BKPB Pemuda
Pancasila.
8. Rapat-rapat ialah rapat-rapat BKPB Pemuda Pancasila.
9. Keuangan ialah keuangan BKPB Pemuda Pancasila
10. Kerjasama ialah kerjasama BKPB dengan pihak internal maupun eksternal organisasi
Pemuda Pancasila.

3
BAB II
DASAR PEMBENTUKAN

Pasal 2

1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ormas PEMUDA PANCASILA.


2. Program Umum Ormas PEMUDA PANCASILA.

BAB III
TUJUAN

Pasal 3

1. Mewujudkan peran aktif Ormas PEMUDA PANCASILA dalam Bidang Kesehatan dan
Penanggulangan Bencana.
2. Meningkatkan kepedulian Ormas PEMUDA PANCASILA Bidang Kesehatan dan
Penanggulangan Bencana.

BAB IV
FUNGSI DAN TUGAS

Pasal 4
Fungsi

Fungsi Badan Keseahatan dan Penanggulangan Bencana Pemuda Pancasila ialah :


1. Sebagai Pelaksana program dibidang kesehatan dan penanggulangan bencana.
2. Sebagai wadah pemberdayaan potensi anggota Pemuda Pancasila yang berprofesi di
bidang kesehatan, dan di bidang penanggulangan bencana.

Pasal 5
Tugas

Tugas Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana Pemuda Pancasila ialah :

1. Bidang Kesehatan :

a. Melakukan pelayanan, penyuluhuan dan penelitian kesehatan masyarakat.


b. Melakukan penelitian, dan sosialisasi tentang lingkungan sehat.
c. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dibidang kesehatan masyarakat
dan lingkungan.
d. Membuat perencanaan pengadaan fasilitas Kesehatan.

4
2. Bidang Penanggulangan Bencana
a. Melakukan Penyuluhan dan sosialisasi tanggap darurat bencana kepada masyarakat.
b. Melakukan pelayanan penanggulangan bencana.
c. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam rangka pelatihan
dan penanggulangan bencana.
d. Melakukan koordinasi dengan jajaran organisasi Pemuda Pancasila setempat.
e. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam penanggulangan
bencana, melalui data dan informasi.
f. Membuat perencanaan pengadaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana.

BAB V
TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 6

Tempat kedudukan BKPB Pemuda Pancasila :


1. Tingkat Nasional berkedudukan di Ibukota Negara.
2. Tingkat Wilayah berkedudukan di Ibukota Provinsi.
3. Tingkat Cabang berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota

BAB VI
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN

Pasal 7
Pembentukan

Badan kesehatan dan Penanggulangan Bencana Pemuda Pancasila (BKPB) dibentuk di semua
tingkatan Majelis Pimpinan yaitu Tingkat Nasional, Tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang.

Pasal 8
Pengesahan

1. Pengurus Pusat dibentuk dan disahkan oleh Majelis Pimpinan Nasional Ormas Pemuda
Pancasila melalui Surat Keputusan (SK).

2. Pengurus Wilayah dibentuk dan disahkan oleh Majelis Pimpinan Wilayah Ormas
Pemuda Pancasila melalui Surat Keputusan (SK).

3. Pengurus Cabang dibentuk dan disahkan oleh Majelis Pimpinan Cabang Ormas Pemuda
Pancasila melalui Surat Keputusan (SK).

5
BAB VII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI KEPENGURUSAN

Pasal 9
Susunan

Susunan Pengurus Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana Pemuda Pancasila (BKPB)
terdiri :
1. Tingkat Nasional disebut Pengurus Pusat
2. Tingkat Provinsi disebut Pengurus Wilayah
3. Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pengurus Cabang

Pasal 10
Komposisi Kepengurusan

Komposisi Kepengurusan Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana Pemuda Pancasila


(BKPB) terdiri dari :

1. 1 (satu) orang Ketua


2. 2 (dua) orang Wakil Ketua
3. 1 (satu) orang Sekretaris
4. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris
5. 1 (satu) orang Bendahara
6. 2 (dua) orang Wakil Bendahara
7. 1 (satu) orang Koordinator Divisi Kesehatan dan Pelayanan masyarakat
a. 1 (satu) orang Unit Klinik
b. 1 (satu) orang Unit Pengabdian Masyarakat
8. 1 (satu) orang Koordinator Divisi Penanggulangan Bencana
a. 1 (satu) orang Unit Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapusdalops)
b. 1 (satu) orang Unit Pusat Krisis Bencana
c. 1 (satu) orang Unit Reaksi Cepat
d. 1 (satu) orang Unit Penyelamatan dan Pertolongan
9. 1 (satu) orang Koordinator Divisi Riset
a. 1 (satu) orang Unit Riset
b. 1 (satu) orang Unit Produksi
10. 1 (satu) orang Koordinator Divisi Rehabilitasi Paska Bencana dan Rekonstruksi Desa
Binaan
a. 1 (satu) orang Unit Rehabilitasi Paska Bencana
b. 1 (satu) orang Unit Rekonstruksi Desa Binaan
11. 1 (satu) orang Koordinator Pendidikan dan Pelatihan Tanggap Bencana
a. 1 (satu) orang Unit Pendidikan dan Pelatihan
b. 1 (satu) orang Unit Pengembangan Kompetensi
12. 1 (satu) orang Koordinator Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga
a. 1 (satu) orang Unit Komunikasi dan Informasi
b. 1 (satu) orang Unit Dokumentasi dan Publikasi

6
13. 1 (satu) orang Koordinator Sarana dan Prasarana
a. 1 (satu) orang Unit Logistik
b. 1 (satu) orang Unit Peralatan dan Sistem Komunikasi
c. 1 (satu) orang Unit Operasional Ambulance

BAB VIII
MASA BAKTI
Pasal 11

Masa bakti kepengurusan Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana Pemuda Pancasila
(BKPB) di masing-masing Tingkatan sama dengan masa bakti Majelis Pimpinan sesuai
Tingkatannya ditetapkan dalam Surat Ke

BAB IX
RAPAT RAPAT
Pasal 12

1. Rapat Pleno
2. Rapat Kerja
3. Rapat Koordinasi / Konsultasi

BAB X
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 13

Badan Kesehatan dan Penanggulanagan Bencana PEMUDA PANCASILA (BKPB) Tingkat


Nasional, Tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang memiliki Lambang dan Atribut, sebagaimana
contoh gambar terlampir :
1. Lambang (contoh gambar lampiran 1)
2. Pataka (contoh gambar lampiran 2)
3. Bendera (contoh gambar lampiran 3)
4. Plang Nama (contoh gambar lampiran 4)
5. Seragam (contoh gambar lampiran 5)
6. Stempel dan Kop Surat (contoh gambar lampiran 6)

BAB XI
TATA HUBUNGAN
Pasal 14

1. Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana (BKPB) PEMUDA PANCASILA dimasing-


masing tingkatan bersifat instruktif dengan Majelis Pimpinan PEMUDA PANCASILA.
2. Ketua dan Sektetaris Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana (BKPB) PEMUDA
PANCASILA menjadi anggota Pleno di masing-masing tingkatan Majelis Pimpinan
PEMUDA PANCASILA.

7
Pasal 15

1. Pengurus Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana (BKPB) PEMUDA PANCASILA


tingkat Nasional, tingkat Wilayah dan tingkat Cabang bersifat Koordinatif dan Konsultatif.
2. Pengurus Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana (BKPB) PEMUDA PANCASILA
dapat melakukan rapat koordinasi dengan mengundang pengurus Badan Kesehatan dan
Penanggulangan Bencana PEMUDA PANCASILA satu tingkat di bawahnya atas
persetujuan Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya.

BAB XII
KEANGGOTAAN
Pasal 16

1. Anggota Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana PEMUDA PANCASILA


(BKPB) adalah anggota yang sudah memiliki KTA PEMUDA PANCASILA.
2. Anggota Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana PEMUDA PANCASILA (BKPB)
mempunyai Kartu Tanda Anggota Khusus, dengan persyaratan telah mengikuti
Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Khusus Kesehatan dan/atau Penanggulangan
Bencana, yang diterbitkan oleh Pengurus Pusat Badan Kesehatan dan Penanggulangan
Bencana PEMUDA PANCASILA (BKPB).

BAB XIII
KEUANGAN
Pasal 17

Keuangan Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana (BKPB) Pemuda


Pancasila diperoleh dari :
1. Sumbangan yang tidak mengikat.
2. Kerjasama dengan pihak-pihak tertentu.
3. Pembukaan rekening Badan atas persetujuan Majelis Pimpinan PEMUDA PANCASILA.
4. Laporan Keuangan disampaikan secara berkala kepada Majelis Pimpinan
PEMUDA PANCASILA.

BAB XIV
PERSPEKTIF
Pasal 18

1. Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana PEMUDA PANCASILA (BKPB) pada


MUBES XI PEMUDA PANCASILA menjadi Perangkat Organisasi PEMUDA PANCASILA yang
Otonom.
2. Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana PEMUDA PANCASILA (BKPB)
akan menjadi anggota/relawan BNPB Nasional.

8
BAB XV
PENUTUP
Pasal 19

1. Segala sesuatu yang diperlukan dan belum termaktub dalam Peraturan Organisasi ini
diatur lebih lanjut dalam pedoman kerja yang dipersiapkan oleh Pengurus Pusat BKPB
Pemuda Pancasila.
2. Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki
sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
3. Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : ... November 2020

MAJELIS PIMPINAN NASIONAL


ORMAS PEMUDA PANCASILA

KPH. H. Japto S. Soerjosoemarno, SH H. Arif Rahman, SH


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

9
LAMPIRAN 1

LAMBANG

BADAN KESEHATAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA PEMUDA PANCASILA

Arti Lambang :

1. Secara Keseluruhan Lambang Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana yang


berbantuk lingkaran melambangkan Ketangguhan Anak Bangsa dalam menghadapi
bencana.
2. Lambang Pemuda Pancasila mengartikan Badan kesehatan dan Penanggulangan
Bencana adalah dibawah naungan Organisasi Pemuda Pancasila.
3. Garis Detak Jantung Berwarna Merah, melambangkan Misi Kesehatan yang
diemban oleh Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana.
4. Segitiga Sama sisi Berwarna Biru, Melambangkan misi Penanggulanan Bencana yang
di emban oleh Badan Kesehatan dan Penangulangan Bencana.
5. Bingkai warna Orange, melambangkan misi Pencarian dan Penyelamatan.
6. Bingkai Tali Tambang yang tidak terputus, Melambangkan persaudaraan dan Jiwa
Korsa Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana dalam mengemban misi mulia

10
LAMPIRAN 2

BENDERA PATAKA

BADAN KESEHATAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA PEMUDA PANCASILA

CONTOH PATAKA

Ukuran : Panjang 135

Lebar 90
Bahan : Merah Kain Beludru
Tulisan : Kuning Emas
Rumbai : 3 Sisi Kuning Emas

11
LAMPIRAN 3

BENDERA

BADAN KESEHATAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA PEMUDA PANCASILA

CONTOH BENDERA

Ukuran : Panjang 90

Lebar 60

12
LAMPIRAN 4

PLANG NAMA

BADAN KESEHATAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA PEMUDA PANCASILA

CONTOH PLANG NAMA

13
LAMPIRAN 5
ATRIBUT

CONTOH ATRIBUT PDH

14
CONTOH PDL

15
CONTOH KAOS LAPANGAN

16
LAMPIRAN 6
KOP SURAT

CONTOH KOP SURAT

CONTOH AMPLOP

17
LAMPIRAN 7
STEMPEL

CONTOH STEMPEL
Ukuran : 4cm
Warna : merah

18
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 11/PO/MPN-PP/IX/2020

Tentang

SANKSI, REHABILITASI, BERHALANGAN TETAP


DAN PELAKSANA TUGAS (PLT) / CARETAKER

1
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 11/PO/MPN-PP/IX/2020

Tentang

SANKSI, REHABILITASI, BERHALANGAN TETAP


DAN PELAKSANA TUGAS (PLT) / CARETAKER

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Ormas PEMUDA PANCASILA, setelah :

Menimbang : a. Bahwa hasil-hasil keputusan Musyawarah Besar X Ormas PEMUDA


PANCASILA merupakan pedoman Organisasi PEMUDA PANCASILA
yang harus dijunjung tinggi, ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh
Anggotanya.
b. Bahwa demi menjaga ketertiban pengelolaan organisasi di semua
tingkatan, serta untuk menjamin hak-hak Individu Anggota,
Individu Pengurus dan Kepengurusan kolektif di dalam
mengemban Visi dan Misi Ormas PEMUDA PANCASILA.
c. Bahwa pemberian sanksi atau rehabilitasi terhadap individu
anggota, Individu Pengurus dan Kepengurusan Kolektif
sebagaimana yang tercantum dalam pasal-pasal Anggaran Rumah
Tangga Ormas PEMUDA PANCASILA perlu diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Organisasi.
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
point 1, 2 dan 3 di atas, maka perlu diterbitkan Peraturan
Organisasi tentang Sanksi, Rehabilitasi, Jabatan Lowong dan
Pergantian Antar Waktu.

Mengingat : Hasil-hasil keputusan Musyawarah Besar X PEMUDA PANCASILA


tanggal 25 – 28 Oktober 2019 di Hotel Sultan, Jakarta.

Memperhatikan : 1. Saran, pendapat dan usul yang berkembang dalam Rapat Pleno I
Majelis Pimpinan Nasional Ormas PEMUDA PANCASILA.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno I Majelis Pimpinan Nasional Ormas
PEMUDA PANCASILA.

2
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI No. 11/PO/MPN-PP/IX/2020 TENTANG


SANKSI, REHABILITASI, BERHALANGAN TETAP DAN PELAKSANA
TUGAS (PLT) / CARETAKER.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

1) Sanksi-sanksi Ormas PEMUDA PANCASILA, sebagaimana diatur dalam Anggaran


Rumah Tangga Ormas PEMUDA PANCASILA BAB VI, Pasal 18 s/d Pasal 21.
2) Rehabilitasi sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Ormas PEMUDA
PANCASILA BAB VI, Pasal 19 ayat (4).
3) Jabatan lowong adalah jabatan-jabatan Pimpinan/Pengurus Organisasi yang
dinyatakan lowong apabila Fungsionaris terkena sanksi Organisasi, mengundurkan diri,
dan pindah domisili.
4) Pergantian antar waktu adalah pengisian Fungsionaris untuk mengisi jabatan lowong.

BAB II
SANKSI TERHADAP ANGGOTA
Pasal 2

Sanksi-sanksi terhadap Anggota :


1) Pemberhentian Sementara (skorsing)
2) Pemecatan
3) Pencabutan KTA

Pasal 3

Dasar-dasar pemberian sanksi terhadap Anggota :


1) Melakukan pelanggaran terhadap AD/ART Pemuda Pancasila.
2) Melakukan tindakan yang merugikan nama baik Organisasi, Bangsa dan Negara
Republik Indonesia.

Pasal 4
Wewenang Pemberian Sanksi

Wewenang pemberian sanksi terhadap Anggota :


1) Pemberhentian sementara dilakukan oleh Majelis Pimpinan Wilayah dan Majelis
Pimpinan Cabang.
2) Pemecatan dilakukan oleh Majelis Pimpinan Nasional jenjang Organisasi dibawahnya
sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga BAB VI, Pasal 18, Pasal 19 dan Pasal 20
melalui Rapat Pleno.

3
Pasal 5

Prosedur pemberian sanksi terhadap Anggota :


1) Surat Peringatan pertama, dilakukan oleh Majelis Pimpinan dan/atau atas usul
jenjang Organisasi dibawahnya dengan batas waktu 7 (tujuh) hari.
2) Surat Peringatan kedua, apabila Surat Peringatan pertama tidak dilaksanakan dengan
batas waktu 7 (tujuh) hari.
3) Apabila Surat Peringatan kedua tidak dilaksanakan, pemberian sanksi Organisasi
berupa pemberhentian sementara dapat dilakukan oleh Majelis Pimpinan atas usul
jenjang Organisasi dan/atau pemecatan terhadap anggota melalui Surat Keputusan.
4) Pemecatan dapat diusulkan oleh Majelis Pimpinan diseluruh tingkatan kepada Majelis
Pimpinan Nasional.

Pasal 6
Rehabilitasi

1. Rehabilitasi Pemberhentian Sementara dapat dilakukan oleh seluruh Jenjang


Kepengurusan setelah yang bersangkutan melakukan Klarifikasi.
2. Rehabilitasi Pemecatan dilakukan apabila yang bersangkutan mengajukan
permohonan Rehabilitasi melalui seluruh Jenjang Kepengurusan untuk selanjutnya
diajukan kepada Majelis Pimpinan Nasional untuk menjadi pertimbangan bagi
pemulihan keanggotaan.

BAB III
SANKSI TERHADAP INDIVIDU PENGURUS
Pasal 7

Sanksi-sanksi terhadap Individu Pengurus :


1) Teguran tertulis
2) Pemberhentian Sementara (skorsing) sebagai Pengurus.
3) Pemberhentian tetap sebagai Pengurus

Pasal 8

Dasar-dasar pemberian sanksi terhadap Individu Pengurus :


1) Melakukan pelanggaran terhadap AD/ART
2) Melakukan tindakan yang merugikan nama baik Organisasi
3) Tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai tanggung jawab jabatannya

Pasal 9

Prosedur pemberian sanksi terhadap Individu Pengurus :


1) Surat Peringatan pertama, dilakukan oleh Pimpinan dan/atau jenjang Organisasi
sesuai tingkatannya.
2) Surat Peringatan kedua, apabila Surat Peringatan pertama tidak dilaksanakan.

4
3) Apabila Surat Peringatan kedua tidak dilaksanakan, pemberian sanksi Organisasi
berupa pemberhentian sementara dan Pemberhentian Tetap dari kepengurusan
dapat dilakukan oleh pimpinan dan/atau jenjang Organisasi sesuai tingkatannya
melalui Rapat Pleno dan atau Rapat-rapat.

Pasal 10
Jabatan Lowong

1) Jabatan dinyatakan lowong oleh Jenjang Kepengurusan melalui Rapat Pleno Majelis
Pimpinan dan/atau Rapat Pengurus PAC, Ranting dan Anak Ranting.
2) Khusus Jabatan Ketua, dinyatakan lowong apabila berhalangan tetap, diberhentikan
oleh jenjang organisasi setingkat di atasnya.

Pasal 11
Pengisian Jabatan Lowong

1) Pengisian Jabatan Lowong dilakukan oleh jenjang kepengurusan melalui Rapat Pleno
dan diusulkan kepada Jenjang setingkat di atasnya guna mendapatkan Pengesahan.
2) Pengisian Jabatan Lowong Khusus Ketua, dilakukan oleh jenjang kepengurusan
setingkat di atasnya dengan mengangkat Pelaksana Tugas (PLT) atau Caretaker.

Pasal 12
Pelaksana Tugas (PLT) / Caretaker Pengurus

1) Pelaksana Tugas (PLT) / Carateker Pengurus dilakukan oleh seluruh jenjang


Kepengurusan melalui Rapat Pleno Majelis Pimpinan dan Rapat Pengurus PAC,
Ranting dan Anak Ranting
2) Mengangkat Pelaksana Tugas (PLT) / Carateker yang diputuskan / ditetapkan oleh
jenjang organisasi setingkat diatasnya dengan tugas mempersiapkan Musyawarah
Luar Biasa atau Rapat Pemilihan Pengurus sesuai tingkatannya.

Pasal 13
Pelaksana Tugas (PLT) / Caretaker Ketua

1. Ketua MPW/MPC/PAC/RANTING/ANAK RANTING, dinyatakan lowong apabila terkena


sanksi Pemberhentian Organisasi.
2. Ketua MPW/MPC/PAC/RANTING/ANAK RANTING, setelah mendapatkan arah dan
kebijakan organisasi dari kepengurusan setingkat diatasnya.
3. Pelaksana Tugas (PLT) / Caretaker Jabatan Ketua Majelis Pimpinan dilakukan melalui
Musyawarah Wilayah Luar Biasa/Musyawarah Cabang Luar Biasa sebagaimana diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XVII Pasal 77 dan Pasal 79.
4. Pelaksana Tugas (PLT) / Caretaker Jabatan Ketua PAC/RANTING/ANAK RANTING
dilakukan melalui Rapat Pemilihan Pengurus sebagaimana diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga BAB XVII Pasal 80, Pasal 81 dan Pasal 82.

5
BAB IV
Sanksi Terhadap Jenjang Kepengurusan
(Pembekuan)

Pasal 14

Bentuk Sanksi terhadap Struktur, Lembaga & Badan berupa Pembekuan Kepengurusan
Kolektif.

Pasal 15
Wewenang Pemberian Sanksi Pembekuan

1) Wewenang Pemberian Sanksi Pembekuan dilakukan oleh Jenjang Organisasi setingkat


di atasnya.
2) Mendapatkan pertimbangan dan rekomendasi dari Majelis Pertimbangan Organisasi
sesuai tingkatan masing-masing.
3) Rencana pembekuan diajukan kepada jenjang organisasi setingkat di atasnya untuk
mendapat persetujuan.

Pasal 16
Dasar Pemberian Sanksi

Pembekuan dilakukan kepada Kepengurusan Kolektif Jenjang Organisasi, apabila :


1) Melakukan pelanggaran terhadap hasil-hasil Keputusan Musyawarah dan Rapat-
Rapat.
2) Melakukan tindakan yang merugikan nama baik Organisasi.

Pasal 17
Prosedur dan Mekanisme Pembekuan

Prosedur dan mekanisme Pembekuan :


1) Surat Peringatan pertama, dilakukan oleh Pimpinan dan/atau jenjang Organisasi
setingkat di atasnya.
2) Surat Peringatan kedua, apabila Surat Peringatan Pertama tidak dilaksanakan.
3) Pembekuan dapat dilakukan apabila point 1 dan 2 diabaikan.

Pasal 18
Pelaksana Tugas (PLT) / Caretaker Pengurus Kolektif

1) Melaksanakan Musyawarah Wilayah Luar Biasa/Musyawarah Cabang Luar


Biasa/Rapat Pemilihan Pengurus PAC/RANTING/ANAK RANTING.
2) Menunjuk Pelaksana Tugas (PLT) / Caretaker dari unsur Wakil Ketua melalui Rapat
Pleno Majelis Pimpinan dan/atau kebijakan yang ditetapkan oleh Majelis Pimpinan
setingkat di atasnya untuk mempersiapkan pelaksanaan Musyawarah Wilayah Luar
Biasa/Musyawarah Cabang Luar Biasa/Rapat Pemilihan Pengurus PAC / RANTING /
ANAK RANTING dengan batas waktu selambat-lambatnya 3 bulan.

6
BAB V
PENUTUP

Pasal 19

1) Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki


sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Ormas PEMUDA PANCASILA.
2) Dengan ditetapkan dan diberlakukannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan
Organisasi tentang Prosedur dan Mekanisme Pemberian Sanksi Organisasi dan/atau
Rehabilitasi yang diterbitkan sebelumnya, dinyatakan tidak berlaku.
3) Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : .. September 2020

MAJELIS PIMPINAN NASIONAL


ORMAS PEMUDA PANCASILA

KPH. H. Japto S. Soerjosoemarno, SH H. Arif Rahman, SH


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

Anda mungkin juga menyukai