Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Kongres XIII Pemuda/KNPI Tahun 2011 di Hotel Sahid, Jakarta telah memberikan amanat
kepada Dewan Pengurus Pusat (DPP) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) untuk
melaksanakan hasil-hasil Kongres. Hasil-hasil Kongres ini harus disosialisasikan kepada semua
pihak yang menjadi stakeholder KNPI khususnya para pengurus yang dapat dijadikan pedoman
dan landasan gerak dalam melaksanakan aktivitas organisasi. Diantara hasil-hasil Kongres
tersebut adalah AD dan ART KNPI.

AD-ART merupakan payung organisasi dan disiapkan dalam bentuk umum, belum menyentuh
persoalan-persoalan teknis operasional organisasi. Hal ini menjadi tugas DPP KNPI Masa Bakti
2011-2014 untuk menyusun Peraturan Organisasi. Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis
Organisasi DPP KNPI, sehingga dapat memudahkan pengurus dalam melaksanakan tugas-tugas
organisasi.

Peraturan Organisasi, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Organisasi DPP KNPI lahir dari
evaluasi terhadap dinamika organisasi pada periode sebelumnya dan melalui proses diskusi
secara intensif oleh Bidang Organisasi dan Antar Pengurus, selanjutnya disahkan dalam Rapat
Pleno Dewan Pengurus DPP, KNPI, Proses ini mempertimbangkan berbagai aspek yang
dipandang sangat penting terkait dengan gerak dan langkah KNPI sebagai satu-satunya wadah
berhimpun Organisasi Kepemudaan di Indonesia dan diharapkan dapat tercermin dalam kinerja
organisasi.

Akhirnya kami menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu kekurangan
dan kelemahan dalam Peraturan Organisasi, Petunjuk Pelaksana dan Petunjuk Teknis DPP KNPI
ini dapat menjadi pelajaran dan bahan evaluasi bagi kta semua untuk menghasilkan sistem dan
mekanisme organisasi yang lebih baik di masa yang akan datang.

Kumpulan Peraturan Organisasi, Petunjuk Pelaksana dan Petunjuk Teknis Organisasi Dewan
Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia ini meliputi :

1. Peraturan Organisasi tentang Disiplin & Sangsi Organisasi serta Pembelaan diri Pengurus
2. Peraturan Organisasi tentang Pergantian Antar Waktu dan Penetapan Jabatan Lowong
3. Peraturan Organisasi tentang Permusyawaratan dan Rapat-Rapat
4. Peraturan Organisasi tentang Pedoman Administrasi Kesekretariatan
5. Peraturan Organisasi tentang Administrasi dan Manajemen Keuangan
6. Peraturan Organisasi tentang Pembentukan DPD dan PK Daerah Pemekaran
7. Peraturan Organisasi tentang Pembentukan Badan dan Lembaga
8. Peraturan Organisasi tentang Rangkap Jabatan
9. Petunjuk Pelaksanaan MUSDA Provinsi, Kabupaten/Kota dan Musyawarah Kecamatan
10. Petunjuk Teknis Standarisasi Keprotokoleran (Acara Seremonial)
11. Petunjuk Teknis Pelantikan Pengurus
PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 01/PO/KNPI/XII/2011

TE N T A N G

DISIPLIN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
DEWAN PENGURUS PUSAT
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Menimbang : 1. Bahwa dalam suatu Organisasi yang sehat para Pengurus dan Anggota
diharapkan dapat bersama-sama berusaha mempertahankan serta
meningkatkan kinerja Organisasi sehingga bermanfaat bagi kemajuan
Organisasi dalam perannya di tengah-tengah masyarakat;

2. Bahwa untuk tercapainya maksud tersebut di atas sangat ditentukan


oleh suasana kondusif di dalam Organisasi agar dapat melaksanakan
program kerjanya;

3. Bahwa oleh karena itu dipandang perlu untuk ditetapkan Peraturan


Organisasi yang mengatur tentang Disiplin Organisasi Komite
Nasional Pemuda Indonesia.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI;

2. Garis Besar Program Kerja Organisasi (GBPKO) KNPI;

Memperhatikan : 1. Keputusan Kongres XIII Pemuda/KNPI Tanggal 25-28 Oktober 2011


di Hotel Sahid Jakarta;

2. Keputusan Rapat Pleno I DPP KNPI Tanggal 28 Desember 2011

M EMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI KOMITE NASIONAL PEMUDA


INDONESIA TENTANG DISIPLIN DAN SANGSI ORGANISASI
SERTA PEMBELAAN DIRI PENGURUS KOMITE NASIONAL
PEMUDA INDONESIA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Disiplin Organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia merupakan suatu tata aturan, sistem nilai
dan norma yang berlaku, baik yang tersurat maupun yang tersirat baik AD/ART, Peraturan
Organisasi dan Perundang-undangan yang wajib ditaati dan dijalankan oleh seluruh Pengurus
dan Anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia yang dengan itikad tidak baik telah sengaja
melanggar Disiplin Organisasi;
Pasal 2
Sangsi Organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia merupakan suatu tindakan berupa
hukuman yang diambil Organisasi baik langsung maupun tidak langsung yang dijatuhkan kepada
personil Pengurus dan atau Anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia yang dengan itikad
tidak baik telah sengaja melanggar Disiplin Organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja
Pengurus dan atau Anggota demi kemajuan dan nama baik Organisasi;

Pasal 3
Pembelaan Diri Pengurus dan atau Anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia adalah suatu
kesempatan yang diberikan kepada Pengurus dan atau Anggota untuk melakukan pembelaan atas
adanya Sangsi Organisasi yang dijatuhkan kepadanya.

BAB II
PELANGGARAN DAN SANGSI

Pasal 4
Yang termasuk sebagai pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi adalah:
1. Mengganti status Kewarganegaraan Rapublik Indonesia dengan Kewarganegaraan lain.
2. Pelanggaran terhadap Perundang – Undangan serta Peraturan Pemerintah yang
berlaku melakukan tindakan-tindakan Hukum dan Kriminal yang berakibat jatuhnya
Vonis Pidana oleh Pengadilan dan sudah mendapatkan kekuatan Hukum tetap.
3. Dengan itikad tidak baik, sengaja untuk :
a) Melanggar AD/ART, Keputusan Hasil Kongres Pemuda/KNPI, dan Peraturan
Organisasi KNPI yang berlaku;
b) Melanggar Keputusan dan atau Kebijakan Organisasi yang telah diputuskan dan atau
ditetapkan oleh Dewan Pengurus KNPI;
c) Merusak, Mencemarkan dan atau Merendahkan Nama Baik, Wibawa dan Martabat
KNPI;
d) Tidak Menandatangani Surat Pernyataan/Pakta Integritas Pengurus KNPI.
4. Tidak memenuhi Panggilan dan atau Undangan Rapat-Rapat dan kegiatan yang wajib
dihadiri oleh Personil Pengurus dan atau Anggota KNPI di semua tingkatan dalam waktu
3 (Tiga) Bulan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan atau tanpa alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan secara Organisasi.

BAB III
SANGSI ORGANISASI

Pasal 5
1. Sangsi Organisasi didasarkan kepada :
a) Jenis Pelanggaran
b) Frekuensi Pelanggaran
c) Unsur Kesengajaan
2. Bentuk Sangsi Organisasi yang dapat dikenakan terhadap pelanggaran Disiplin Organisasi
adalah :
a) Teguran atau Peringatan Tertulis
b) Diberhentikan Sementara Sebagai Pengurus
c) Diberhentikan atau Pemecatan
3. Wewenang Pemberian Sangsi, masing-masing :
a) Teguran atau Peringatan tertulis diberikan oleh Dewan Pengurus KNPI sesuai
tingkatannnya dalam sebuah Rapat Bidang Organisasi;
b) Diberhentikan Sementara sebagai Pengurus diberikan oleh Dewan Pengurus KNPI sesuai
tingkatannya dalam sebuah Rapat Harian;
c) Diberhentikan atau Pemecatan diberikan oleh Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatannya
dalam sebuah Rapat Pleno.

BAB IV
MEKANISME PEMBERIAN SANGSI

Pasal 6
1. Mekanisme Pemberian Sangsi Organisasi yang diberikan oleh Dewan Pengurus KNPI sesuai
tingkatannya terhadap pelaku pelanggaran adalah:
a) Pemberian Peringatan Tertulis Pertama;
b) Pemberian Peringatan Tertulis Kedua, apabila dalam jangka waktu 30 (Tiga Puluh) hari
pelaku pelanggaran mengembaikan dan atau tidak mengindahkan peringatan tertulis
pertama;
c) Apabila dalam jangka waktu 15 (Lima Belas) hari sejak peringatan tertulis kedua pelaku
pelanggaran mengabaikan dan atau tidak mengindahkan, maka masalah ini akan dibahas
dalam Rapat Harian sesuai tingkatannya;
2. Khusus untuk pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi yang terkait perbuatan atau
pelanggaran yang merugikan organisasi secara permanen dapat dijatuhkan sangsi tanpa
mekanisme peringatan dengan tetap memberi hak jawab dan sangsi yang diberikan sesuai
dengan batas kewenangan sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (2)
3. Jika dalam jangka waktu 3 (Tiga) Bulan seorang pengurus dan atau anggota yang
diberhentikan sementara dari kepengurusan maupun keanggotaan tidak memperlihatkan itikad
baik untuk memperbaiki kesalahannya atau tidak melakukan upaya perbaikan diri, maka
organisasi dapat mengambil keputusan untuk memberhentikan atau memecat sebagai
Pengurus dan atau Anggota KNPI.

BAB V
PEMBELAAN DIRI

Pasal 7
1. Setiap Pengurus dan atau Anggota KNPI yang dikenakan Sangsi Organisasi dapat melakukan
Pembelaan Diri.
2. Pembelaan diri sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, diajukan oleh Pengurus dan atau
Anggota yang dikenakan Sangsi Organisasi kepada Dewan Pengurus KNPI satu tingkat
diatasnya dan setinggi-tingginya sampai ke tingkat Dewan Pengurus Pusat KNPI.

Pasal 8
1. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 15 (Lima Belas) Hari setelah menerima permohonan
Pembelaan Diri dari Pengurus dan atau Anggota yang dikenakan Sangsi Organisasi, Dewan
Pengurus KNPI sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (2) harus melaksanakan rapat untuk
mendengar Pembelaan Diri dari Pengurus dan atau Anggota yang bersangkutan.
2. Penerimaan atau Penolakan Dewan Pengurus KNPI atas permohonan Pembelaan Diri yang
disampaikan oleh Pengurus dan atau Anggota ditetapkan dalam Rapat Pleno yang diadakan
khusus untuk itu.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9
Dalam hal terjadi pemberhentian terhadap Pengurus, maka Pengisian Jabatan Lowong dan
Pergantian Antar Waktu mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan Organisasi tentang
Pergantian Antar Waktu dan Penetapan Jabatan Lowong Dewan Pengurus KNPI.

Pasal 10
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan ditetapkan oleh Dewan
Pengurus Pusat KNPI.
Pasal 11
Peraturan Organisasi ini berlaku sejak Tanggal ditetapkan.

DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 28 DESEMBER 2011

PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 02/PO/KNPI/XII/2011
TE N T A N G
PENGGANTIAN ANTAR WAKTU DAN PENETAPAN
JABATAN LOWONG DEWAN PENGURUS KNPI
DEWAN PENGURUS PUSAT
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka menjamin kelancaran mekanisme Kerja


Organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia, dipandang perlu untuk
senantiasa memelihara keutuhan organisasi serta berfungsinya masing-
masing pengurus pada semua tingkatan Organisasi;

2. Bahwa untuk itu perlu dihindari ketidak lancaran mekanisme kerja


organisasi yang disebabkan oleh Jabatan Lowong atau ketidak aktifan
Pengurus dalam Kepengurusan Komite Nasional Pemuda Indonesia
disemua tingkatan;

3. Bahwa oleh karena itu dipandang perlu untuk ditetapkan Peraturan


Organisasi yang mengatur tentang Pergantian Antar Waktu atau
Penetapan Jabatan Lowong pengurus Komite Nasional Pemuda
Indonesia.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI;

2. Garis Besar Program Kerja Organisasi (GBPKO) KNPI;

Memperhatikan : 1. Keputusan Kongres XIII Pemuda/KNPI Tanggal 25-28 Oktober 2011


di Hotel Sahid Jakarta;

2. Keputusan Rapat Pleno I DPP KNPI Tanggal 28 Desember 2011.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI KOMITE NASIONAL PEMUDA


INDONESIA TENTANG PERGANTIAN ANTAR WAKTU DAN
PENETAPAN JABATAN LOWONG

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
1. Pergantian Antar Waktu adalah Pergantian seseorang atau beberapa orang Pengurus
Komite Nasional Pemuda Indonesia dalam suatu Periode Kepengurusan yang sedang berjalan.
2. Penetapan Jabatan Lowong yaitu penetapan seseorang atau beberapa orang dalam jabatan
tertentu pada Kepengurusan Komite Nasional Pemuda Indonesia yang dinyatakan lowong.
3. Keputusan yang menyatakan lowongannya suatu jabatan dalam Kepengurusan Komite
Nasional Pemuda Indonesia diambil dalam Rapat Pengurus Pleno yang diadakan khusus
untuk itu.

Pasal 2
Jabatan yang tidak dapat dirangkap dalam Peraturan Organisasi ini adalah :
1. Untuk Tingkat Pusat : Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum.
2. Untuk Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan : Ketua, Sekretaris dan Bendahara.

BAB II
PERSYARATAN PENETAPAN JABATAN LOWONG

Pasal 2
Suatu Jabatan dapat dinyatakan lowong apabila Personalia Dewan Pengurus KNPI yang
bersangkutan :
1. Meninggal Dunia dan atau Berhalangan tetap;
2. Pengurus yang bersangkutan mengundurkan diri dari Kepengurusan Komite Nasional
Pemuda Indonesia dengan menyatakan secara tertulis;
3. Rangkap Jabatan dalam Struktur Dewan Pengurus KNPI dan atau Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda;
4. Berpindah Tempat Domisili diluar tempat kedudukan kepengurusan sehingga tidak dapat
meluangkan waktu dan tidak sanggup secara aktif dalam kepengurusan;
5. Tidak menghadiri Rapat Pleno Dewan Pengurus KNPI pada tingkatannya sebanyak 3 (Tiga)
kali berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan;
6. Pengurus yang bersangkutan yang oleh karena satu dan lain hal dipandang mencemarkan
nama baik organisasi sehingga diberhentikan dari Jabatan Kepengurusan;
7. Melakukan tindakan Pidana Kriminal dan sudah mendapat ketetapan Hukum yang berlaku
di Indonesia.

BAB III
MEKANISME PENETAPAN JABATAN LOWONG DAN
PERGANTIAN ANTAR WAKTU

Pasal 3
1. Mekanisme tahapan pengambilan keputusan yang menyatakan bahwa suatu jabatan tertentu
dinyatakan lowong adalah mengikuti prosedur sebagaimana yang diatur dalam Peraturan
Organisasi tentang Disiplin dan Sangsi Organisasi serta Pembelaan Diri Pengurus dan atau
Anggota KNPI.
2. Khusus Jabatan Lowong yang disebabkan oleh saksi pemberhentian dari Jabatan
Kepengurusan harus dibicarakan dan diputuskan melalui Rapat Pleno Dewan Pengurus
KNPI sesuai tingkatan.
3. Jabatan dinyatakan lowong pada Dewan Pengurus KNPI disemua tingkatan, jika
Fungsionaris/Pengurus terkena ketentuan pada Pasal 2 Peraturan Organisasi ini.

Pasal 4
1. Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu ditetapkan :
a) Untuk Tingkat Pusat melalui Rapat Pleno Dewan Pengurus Pusat
b) Untuk Tingkat Provinsi melalui Rapat Pleno Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;
c) Untuk Tingkat Kabupaten/Kota melalui Rapat Pleno Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kabupaten/Kota;
d) Untuk Tingkat Kecamatan melalui Rapat Dewan Pengurus Kecamatan.

2. Dalam hal Pimpinan/Pengurus KNPI pada semua tingkatan terdapat rangkap jabatan di
KNPI dan di Organisasi Kemasyarakatan Pemuda, maka Rapat Pengurus Harian membentuk
Tim untuk Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu Dewan Pengurus KNPI.

Pasal 5
1. Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu Dewan Pengurus Pusat KNPI
ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat sesuai dengan mekanisme kerja yang berlaku dengan
mempertimbangkan saran Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda yang
mengusulkan;
2. Hasil Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu tersebut harus segera
dilaporkan kepada Dewan Pengurus Pusat KNPI untuk selanjutnya mendapatkan
pengesahan;
3. Hasil Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu harus segera di Umumkan
kepada seluruh Pengurus Daerah KNPI se-Indonesia oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI.

Pasal 6
1. Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu untuk Dewan Pengurus Daerah
KNPI Provinsi dengan mempertimbangkan saran Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan
Pemuda yang mengusulkan.
2. Hasil Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu tersebut harus segera
dilaporkan kepada Dewan Pengurus Pusat KNPI untuk selanjutnya mendapat pengesahan.
3. Setiap Penetapan Jabatan Lowong atau Pergantian Antar Waktu yang sudah disahkan agar
diberitahukan kepada Dewan Pengurus KNPI Kabupaten/Kota dan Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda di Wilayahnya oleh Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi.

Pasal 7
1. Hasil Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu tersebut harus segera
dilaporkan kepada Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi untuk selanjutnya mendapatkan
pengesahan.
2. Penetapan Jabatan Lowong atau Pergantian Antar Waktu Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kabupaten/Kota oleh Dewan pengurus Daerah KNPI Provinsi tembusannya disampaikan
kepada Dewan Pengurus Pusat KNPI.
3. Setiap Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu yang sudah disahkan agar
diberitahukan kepada Pengurus Kecamatan, Majelis Pemuda Daerah Tingkat
Kabupaten/Kota dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda di Wilayahnya oleh Dewan
Pengurus Daerah KNPI Tingkat Kabupaten/Kota.

Pasal 8
1. Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu untuk Dewan Pengurus Kecamatan
ditetapkan melalui Keputusan Dewan Pengurus Kecamatan setelah berkonsultasi dengan
tokoh-tokoh Pemuda di Tingkat Kecamatan setempat.
2. Hasil Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu Pengurus Kecamatan tersebut
harus segera dilaporkan kepada Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota untuk
selanjutnya mendapatkan pengesahan.
3. Penetapan Jabatan Lowong atau Pergantian Antar Waktu Dewan Pengurus Kecamatan oleh
Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota, Tembusannya disampaikan kepada Dewan
Pengurus Daerah KNPI Provinsi.
4. Setiap Penetapan Jabatan Lowong atau Pergantian Antar Waktu yang sudah disahkan, agar
diberitahukan kepada seluruh Organisasi Pemuda di Wilayah nya.

Pasal 9
Jika terjadi Jabatan Lowong pada posisi Ketua Umum atau Ketua Dewan Pengurus Daerah KNPI
sesuai tingkatannya, maka penetapan Jabatan Lowong tersebut ditempuh melalui :
1. Rapat Pleno Dewan Pengurus KNPI sesuai dengan tingkatannya untuk menetapkan
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum atau Ketua Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatannya
dengan memberikan jangka waktu jabatan Pelaksana Tugas maksimal 3 (Tiga) Bulan dan
sesudahnya segera melaksanakan Rapat Pleno kembali untuk maksud tersebut;
2. Apabila Pengisian Jabatan Lowong dengan masa jabatan yang telah ditentukan Rapat Pleno
Dewan Pengurus KNPI sesuai dengan tingkatannya melebihi batas maksimal tersebut pada
ayat 1 pasal ini, maka penetapannya harus disahkan melalui Rapat Pleno Dewan Pengurus
yang diagendakan khusus untuk keperluan itu.
3. Apabila Ketua Umum atau Ketua Dewan Pengurus KNPI berhalangan tetap dan atau karena
sesuatu sebab tidak dapat menjalankan dan atau menyelesaikan kewajibannya sampai masa
bakti kepengurusannya berakhir, maka penentuan jabatan Ketua Umum atau Ketua
dilakukan dalam Musyawarah Luar Biasa yang diagendakan untuk keperluan tersebut.

BAB IV
PELANTIKAN PENGURUS PENETAPAN JABATAN LOWONG
DAN PERGANTIAN ANTAR WAKTU

Pasal 10
1. Pengurus hasil Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu dinyatakan resmi
menjadi pengurus setelah yang bersangkutan dilantik;
2. Pelantikan dilakukan oleh Ketua Umum/Ketua pada Rapat Pleno Kepengurusan KNPI
sesuai tingkatannya.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11
Mekanisme Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu Dewan Pengurus KNPI di
semua tingkatan yang diputuskan melalui Rapat Pleno memiliki kekuatan hukum yang mengikat
secara Organisasi KNPI.
Pasal 12
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan ditetapkan oleh Dewan
Pengurus Pusat KNPI.
Pasal 13
Peraturan Organisasi ini berlaku sejak Tanggal ditetapkan.

DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 28 DESEMBER 2011

PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 03/PO/KNPI/XII/2011

T E NTAN G
PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT-RAPAT
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
DEWAN PENGURUS PUSAT
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Menimbang : 1. Bahwa kesinambungan dan pengembangan peran organisasi secara


efektif dan efisien, sangat ditentukan oleh penataan segenap perangkat
organisasi di setiap tingkatan;

2. Bahwa Musyawarah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan


merupakan perangkat institusi tertinggi organisasi yang menentukan
kadar perkembangan organisasi pada tingkatan tersebut, oleh karena
itu pelaksanaan Musyawarah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan perlu penyesuaian dalam rangka
menunjang dan mewujudkan hasil-hasil Kongres XIII Pemuda/KNPI
Tahun 2011;

3. Bahwa penataan Musyawarah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota/


Kecamatan sebagai bagian dari penataan organisasi harus dilakukan
secara nasional dengan memperhatikan kepentingan perwujudan sifat
dan fungsi KNPI;

4. Bahwa untuk itu diperlukan Peraturan Organisasi KNPI tentang


Permusyawaratan dan Rapat-Rapat Komite Nasional Pemuda
Indonesia sebagai keputusan organisasi yang memberi arah dan
pedoman penyelenggaraan Musyawarah Provinsi/Kabupaten/Kota/
Kecamatan KNPI di seluruh Indonesia.

Mengingat : Anggaran Dasar KNPI Bab IX Pasal 17,18,19,20,21 dan Anggaran Rumah
Tangga KNPI Bab III Pasal 12,13,14.

Memperhatikan : 1. Keputusan Kongres XIII Pemuda/KNPI Tanggal 25-28 Oktober 2011


di Hotel Sahid Jakarta;

2. Keputusan Rapat Pleno I DPP KNPI Tanggal 28 Desember 2011.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI KOMITE NASIONAL PEMUDA


INDONESIA TENTANG PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT-
RAPAT KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Permusyawaratan dan Rapat-Rapat adalah institusi pengambilan keputusan dalam Komite
Nasional Pemuda Indonesia pada masing-masing tingkatan untuk membuat keputusan dan
kebijakan dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan organsasi.

BAB II
JENIS-JENIS PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 2
Jenis Permusyawaratan adalah sebagai berikut :
1. Kongres;
2. Kongres Luar Biasa;
3. Rapat Pimpinan Nasional;
4. Rapat Kerja Nasional;
5. Musyawarah Daerah KNPI (MUSDA KNPI) Provinsi;
6. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI (MUSDALUB KNPI) Provinsi;
7. Rapat Pimpinan Daerah KNPI (RAPIMDA KNPI) Provinsi;
8. Rapat Kerja Daerah KNPI (RAKERDA KNPI) Provinsi;
9. Musyawarah Daerah KNPI (MUSDA KNPI) Kabupaten/Kota;
10. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI (MUSDALUB KNPI) Kabupaten/Kota;
11. Rapat Pimpinan Daerah KNPI (RAPIMDA KNPI) Kabupaten/Kota;
12. Rapat Kerja Daerah KNPI (RAKERDA KNPI) Kabupaten/Kota;
13. Musyawarah Kecamatan KNPI (MUSCAM KNPI);
14. Musyawarah Kecamatan Luar Biasa KNPI (MUSCAMLUB KNPI);
15. Rapat Kerja KNPI Kecamatan.

Jenis Rapat-Rapat adalah sebagai berikut :


1. Rapat Pleno Dewan Pengurus;
2. Rapat Harian Dewan Pengurus;
3. Rapat Majelis Pemuda;
4. Rapat Koordinasi dan Konsultasi.

BAB III
FUNGSI DAN WEWENANG

Pasal 3
Fungsi dan Wewenang Permusyawaratan adalah sebagai berikut :
1. Kongres adalah sesuai dengan Anggaran Dasar Pasal 13;
2. Kongres Luar Biasa adalah sesuai dengan Anggaran Dasar Pasal 14;
3. Tugas dan Wewenang Musyawarah Daerah KNPI Provinsi, Kabupaten Kota dan
Musyawarah Kecamatan seperti yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga adalah sebagai berikut :
a) Menilai Laporan Pertanggung Jawaban Dewan Pengurus Daerah KNPI dan Majelis
Pemuda Indonesia Provinsi, Kabupaten/Kota dan Pengurus Kecamatan;
b) Menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja dan Organisasi KNPI Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Kecamatan dalam rangka penjabaran Pokok-Pokok Program
Kerja Nasional dan Organisasi KNPI;
c) Memilih dan Menetapkan Ketua Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Dewan Pengurus Kecamatan;
d) Memilih dan Menetapkan Anggota Majelis Pemuda Indonesia di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
1. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Provinsi, Kabupaten/Kota dan Musyawarah
Kecamatan Luar Biasa adalah sesuai dengan Anggaran Dasar Pasal 16, Pasal 18 dan Pasal
20.
2. Rapat Pimpinan Nasional sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Pasal 21.
3. Rapat Kerja Nasional adalah sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Pasal 22.
4. Rapat Pimpinan Daerah dan Rapat Kerja Daerah adalah sesuai dengan Anggaran Dasar
Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26.
5. Rapat Pimpinan dan Rapat Kerja Kecamatan adalah sesuai dengan Pasal 27 dan Pasal 28.
6. Rapat Harian Dewan Pengurus :
a) Mempersiapkan kebijaksanaan yang akan diputuskan oleh Rapat Pleno Dewan
Pengurus di masing-masing tingkatan;
b) Mengambil keputusan-keputusan program mendesak yang berkaitan dengan
kebijakan organisasi KNPI;
c) Mengambil keputusan dalam rangka melaksanakan keputusan Rapat Pleno Dewan
Pengurus;
d) Mengambil keputusan lainnya dalam rangka pelaksanaan ketentuan/Peratuan
Organisasi baik internal maupun eksternal sejauh bukan wewenang Rapat Pleno
Dewan Pengurus;
e) Setiap keputusan Rapat Harian Dewan Pengurus dilaporkan ke Rapat Pleno Dewan
Pengurus dilaksanakan minimal 2 (Dua) Bulan sekali.
7. Rapat Pleno Dewan Pengurus :
a) Menetapkan keputusan dan kebijakan sebagai pelaksanaan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres, Peraturan Organisasi, Rapat
Pimpinan Nasional dan Daerah, Rapat Kerja Nasional dan Daerah sesuai dengan
tingkatannya masing-masing;
b) Mensahkan Komposisi dan Personalia Dewan Pengurus KNPI jika terjadi Pergantian
Antar Waktu sesuai dengan tingkatannya;
c) Mengambil keputusan tentang rencana Program/Kebijakan yang disiapkan oleh
Pengurus Harian;
d) Menerima laporan keputusan-keputusan dalam Rapat Harian Dewan Pengurus;
e) Apabila dianggap perlu Rapat Pleno Dewan Pengurus dapat mengikutsertakan Non
Pimpinan/Pengurus yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas;
f) Memutuskan hal-hal yang dianggap perlu sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan dan Peraturan Organisasi yang berlaku;
g) Dilaksanakan minimal 3 ( Tiga ) Bulan sekali.
8. Rapat Majelis Pemuda Indonesia sesuai dengan ART Pasal 36
9. Rapat Koordinasi/Konsultasi :
a) Membahas hal-hal khusus yang berkaitan dengan kebijakan internal dan eksternal
organisasi;
b) Membahas hal-hal umum yang berkaitan dengan dinamika yang terjadi berkenaan
dengan konstalasi pembangunan bangsa.

BAB IV
PENYELENGGARA DAN PENANGGUNG JAWAB

Pasal 4
Penyelenggara dan Penanggung Jawab Permusyawaratan dan Rapat-Rapat adalah Dewan
Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia pada masing-masing tingkatan.

BAB V
UTUSAN

Pasal 5
Utusan Permusyawaratan dan Rapat-Rapat terdiri dari Peserta dan Peninjau dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Peserta dan Peninjau Kongres Pemuda/KNPI dan Kongres Pemuda/KNPI Luar Biasa :
a) Peserta :
 Dewan Pengurus Pusat KNPI
 Majelis Pemuda Indonesia
 Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi
 Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Tingkat Nasional
b) Peninjau :
 Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota
 Majelis Pemuda Indonesia Provinsi
 Undangan lainnya yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI
2. Peserta dan Peninjau Rapat Pimpinan Nasional dan Rapat Kerja Nasional :
a) Peserta :
 Dewan Pengurus Pusat KNPI
 Majelis Pemuda Indonesia
 Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi
 Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Tingkat Nasional
b) Peninjau :
Ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI
3. Peserta dan Peninjau Musyawarah Daerah KNPI Provinsi dan Rapat Kerja Daerah Provinsi
a) Peserta :
 Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi
 Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota
 Majelis Pemuda Indonesia Provinsi
 Organisasi Kemasyarakatan Pemuda di Tingkat Provinsi
 Unsur DPP KNPI
b)Peninjau :
 Pengurus KNPI Kecamatan
 Undangan lainnya yang ditetapkan oleh DPD KNPI Provinsi
4. Peserta dan Peninjau Musyawarah Kabupaten/Kota dan Rapat Kerja Daerah
Kabupaten/Kota :
a) Peserta :
 Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota
 Pengurus KNPI Kecamatan
 Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota
 Organisasi Kemasyarakatan Pemuda di Tingkat Kabupaten/Kota
 Unsur DPD KNPI Tingkat Provinsi
b) Peninjau :
 Pengurus KNPI Kabupaten/Kota
 Undangan lainnya yang ditetapkan oleh DPD KNPI Kabupaten/Kota
5. Peserta dan Peninjau Musyawarah Kecamatan :
a) Peserta :
 Pengurus KNPI Kecamatan
 Organisasi Kemasyarakatan Pemuda di Tingkat Kecamatan
 Majelis Pemuda Indonesia Kecamatan
 Utusan DPD KNPI Tingkat Kabupaten/Kota
b) Peninjau :
Unsur Institusi atau Perorangan yang di Undang oleh Pengurus Kecamatan.
6. Peserta Rapat Harian Dewan Pengurus adalah seluruh Personalia Dewan Pengurus Harian
KNPI pada jenjang masing-masing tingkatan.
7. Peserta Rapat Pleno Dewan Pengurus KNPI adalah seluruh Personalia Dewan Pengurus
KNPI pada jenjang masing-masing, bilamana dibutuhkan Rapat Pleno Dewan Pengurus
dapat diperluas dengan dihadiri oleh Dewan Pengurus KNPI setingkat dibawahnya.
8. Peserta Rapat Koordinasi/Konsultasi adalah Dewan Pengurus Harian dengan Majelis
Pemuda Indonesia dan atau Badan-Badan Khusus atau Lembaga Otonom sesuai
tingkatannya.

Pasal 5
1. Peserta Berhak :
a) Mendapatkan satu hak suara yang dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan.
b) Mengajukan pertanyaan, usul dan atau pendapat baik lisan maupun tertulis.
c) Mendapatkan kesempatan dan kebebasan yang sama untuk mengeluarkan
pendapat/kritik yang bersifat membangun.
d) Dipilih dan memilih.
2. Peninjau Berhak :
a) Mengajukan pertanyaan, usul dan atau pendapat baik lisan maupun tertulis atas seijin
Pimpinan Sidang.
b) Mendapatkan kesempatan dan kebebasan yang sama untuk mengeluarkan
Pendapat/Kritik yang bersifat membangun.
3. Penggunaan hak bicara dan hak suara dalam Musyawarah dan Rapat-Rapat diatur dalam
Tata Tertib Musyawarah dan Rapat-Rapat.

BAB VI
PIMPINAN MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 7
Unsur dan Jumlah Pimpinan Musyawarah dan Rapat-Rapat diatur sebagai berikut :
1. Kongres dan Kongres Luar Biasa dipimpin oleh :
a) Unsur DPP KNPI 2 ( Dua ) Orang
b) Unsur MPI KNPI 1 ( Satu ) Orang
c) Unsur DPD KNPI Provinsi 2 ( Dua ) Orang
2. Rapat Pimpinan dan Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh DPP KNPI;
3. Musyawarah Daerah KNPI Provinsi dan Kabupaten/Kota dipimpin oleh 5 (Lima) Orang
yang terdiri dari unsur Dewan Pengurus Daerah dan unsur setiap peserta lainnya;
4. Rapat Kerja Daerah Provinsi dipimpin oleh DPD Provinsi yang bersangkutan;
5. Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota dipimpin oleh DPD KNPI Kabupaten/Kota yang
bersangkutan;
6. Musyawarah Kecamatan KNPI dipimpin oleh 3 (Tiga) Orang yang terdiri dari unsur
Pengurus Kecamatan dan unsur setiap peserta lainnya;
7. Sebelum Pimpinan Kongres atau Musyawarah terpilih, maka Pimpinan sementara adalah
Dewan Pengurus yang bersangkutan;
8. Rapat Harian dan Pleno dipimpin oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal dan atau oleh
Ketua sesuai dengan tingkatan organisasi;
9. Apabila Ketua Umum atau Ketua DPD sesuai dengan jenjang organisasi berhalangan hadir,
dapat menunjuk salah seorang Ketua atau Wakil Ketua untuk mewakilinya.

BAB VII
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 8
1. Permusyawaratan dan Rapat-Rapat dinyatakan syah apabila dihadiri lebih dari ½ (Setengah)
jumlah peserta;
2. Apabila ketentuan sebagaimana diatur dalam ayat 1 (Satu) tidak dapat dipenuhi, maka
semua jenjang permusyawaratan di atas dapat di tunda selama 2 x 60 menit, dan jika dalam
tenggang waktu tersebut belum terpenuhi maka atas persetujuan peserta yang hadir sidang
selanjutnya dinyatakan syah;
3. Ketentuan mengenai Quorum dan persyaratan Rapat-Rapat dan Rapat-Rapat Dewan
Pengurus diberlakukan sama sebagaimana diatur dalam ketentuan ayat 1 dan 2 Pasal ini.

Pasal 9
1. Kongres/Kongres Luar Biasa/Musyawarah Provinsi/Musyawarah Daerah
Provinsi/Musyawarah Daerah Provinsi Luar Biasa/Musyawarah Kabupaten-
Kota/Musyawarah Kabupaten/Kota Luar Biasa/Musyawarah Kecamatan/Musyawarah
Kecamatan Luar Biasa dinyatakan syah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½
(Setengah) ditambah 1 (Satu) jumlah utusan peserta;
2. Apabila ketentuan dalam ayat 1 ini tidak dapat dipenuhi, maka semua jenjang semua
permusyawaratan dapat ditunda selama 2 x 60 menit, dan jika dalam tenggang waktu
tersebut Quorum belum dapat terpenuhi, maka atas persetujuan peserta sidang selanjutnya
dinyatakan syah;
3. Ketentuan mengenai Quorum dan persyaratan Rapat-Rapat dan Rapat-Rapat Dewan
Pengurus diberlakukan sama dengan diatur pada ayat 1 dan 2 Pasal ini, terkecuali khusus
Rapat-Rapat Dewan Pengurus penundaan waktunya adalah selama dua kali 30 menit.

Pasal 10
Pengembilan keputusan dalam Musyawarah dan Rapat-Rapat KNPI adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mencapai
mufakat;
2. Apabila yang diinginkan pada ayat (1) Pasal ini tidak dimungkinkan, akan pengambilan
keputusan dilakukan dengan pemungutan suara terbanyak oleh peserta dalam suasana dan
semangat kebersamaan untuk menunjang kebersamaan Pemuda Indonesia.

Pasal 11
1. Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dinyatakan sah, apabila disetujui oleh
lebih dari setengah jumlah peserta yang hadir;
2. Apabila keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dan hasilnya sama maka dilakukan
pemungutan suara ulang;
3. Proses pengambilan suara dilakukan oleh peserta dengan menyatakan sikap setuju atau
menolak atau abstain yang dilaksanakan secara lisan atau tertulis atau mengacungkan
tangan;
4. Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dilakukan dengan mengadakan
perhitungan secara langsung.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 12
Dengan ditetapkannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi sebelumnya tentang
Permusyawaratan dan Rapat-Rapat Komite Nasional Pemuda Indonesia dinyatakan tidak
berlaku.

Pasal 13

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini, akan ditetapkan kemudian oleh
Dewan Pengurus Pusat KNPI.

Pasal 14

Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 28 DESEMBER 2011

PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 04/PO/KNPI/XII/2011
TE N T A N G
PEDOMAN ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Menimbang : 1. Bahwa Administrasi Kesekretariatan merupakan kegiatan penting
dalam penyelenggaraan kegiatan operasional suatu organisasi untuk
kelancaran pelaksanaan Program Kerja Organisasi yang
bersangkutan;

2. Bahwa untuk itu dipandang perlu disusun aturan-aturan, petunjuk


maupun ketentuan yang berkenaan dan berkaitan dengan segala
perilaku Keadministrasian dan Kesekretariatan;

3. Bahwa oleh karena itu, perlu dikeluarkan Peraturan Organisasi KNPI


yang mengatur Pedoman Administrasi Kesekretariatan.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI;

2. Garis Besar Program Kerja Organisasi (GBPKO) KNPI.

Memperhatikan : 1. Keputusan Kongres XIII Pemuda/KNPI Tanggal 25-28 Oktober


2011 di Hotel Sahid Jakarta;

2. Keputusan Rapat Pleno I DPP KNPI Tanggal 28 Desember 2011.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI KOMITE NASIONAL PEMUDA


INDONESIA TENTANG PEDOMAN ADMINISTRASI
KESEKRETARIATAN KOMITE NASIONAL PEMUDA
INDONESIA

BAB I
PEDAHULUAN

Pasal 1
Administrasi Kesekretariatan merupakan segenap proses penyelenggaraan setiap usaha
kerjasama antar manusia yang dilakukan secara tertulis untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk
mencapai tujuan tersebut, agar supaya diselenggarakan secara tertib, teratur, bertanggung jawab,
efisien dan efektif maka diselenggarakan aturan-aturan, petunjuk maupun ketentuan yang
berkenaan dan berkaitan dengan segala perilaku Keadministrasian dan
Kesekretariatan. Administrasi Kesekretariatan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)
merupakan segenap proses penyelenggaraan aktivitas yang berfungsi sebagai tempat dan pusat
aktivitas organisasi serta mekanisme kerja-kerja kepengurusan organisasi.
Pedoman Administrasi dan Kesekretariatan KNPI disusun dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I PENDAHULUAN
Bab II LETAK BANGUNAN SEKRETARIAT
Bab III PENGELOLA KANTOR/ADMINISTRASI KESEKRETARIAN
KETATAUSAHAAN
Bab IV KETATA ARSIPAN
Bab V INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI
Bab VI PERPUSTAKAAN ORGANISASI
Bab VII KEPROTOKOLERAN
Bab VIII P E N U T U P

BAB II
LETAK BANGUNAN SEKRETARIAT

Pasal 2
Letak atau Sekretariat atau Kantor KNPI sebagai tempat untuk menyelenggarakan segala
aktivitas dan pengelolaan Administrasi Organisasi hendaknya dipilih dengan pertimbangan Ideal
dan Strategis sebagai berikut :
1. Terletak di Pusat Kota;
2. Mudah dijangkau oleh Kendaraan Umum;
3. Di Pinggir Jalan;
4. Di Lingkungan yang bersih, aman dan nyaman.

Pasal 3
Sedangkan Fasilitas Bangunan/Gedung Sekretariat atau Kantor KNPI hendaknya dilengkapi
Fasilitas sebagai berikut :
1. Ruangan Tata Usaha/Staf Sekretariat;
2. Ruangan Pengurus;
3. Ruangan Tamu;
4. Ruagan Rapat;
5. Ruangan Perpustakaan;
6. Musholla/Tempat Ibadah;
7. Ruangan Kamar Mandi/WC;
8. Ruangan Dapur;
9. Peralatan Komunikasi : Telpon, Fax, Modem Internet;
10. Peralatan Kantor : Meja, Kursi, Soffa, Komputer, Lemari/Rak Arsip, Alat Tulis Kantor
(ATK) serta Mesin Foto Copy (Jika Mampu);
11. Perlengkapan Organisasi : Papan Nama, Stempel dan Bendera Pataka.
12. Pengaturan ruangan hendaknya dipertimbangkan faktor-faktor Kenyamanan, Kesehatan,
Keindahan dan Keserasian sehingga bagi pemakai dan pengunjung kantor tersebut merasa
nyaman dan dapat meningkatkan semangat dan motivasi kerja.

BAB III
PENGELOLA KANTOR / ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN

Pasal 4
Pengelola Kantor dan Administrasi Kesekretariatan KNPI sepenuhnya menjadi kewajiban dan
kewenangan pada tim Kesekretariatan. Yaitu Sekretaris Jenderal/Sekretaris Umum/Sekretaris
sebagai Koordinator dan Penanggung Jawab dibantu dengan Wakil-Wakil Sekretaris
Jenderal/Wakil-Wakil Sekretaris Umum/Wakil-Wakil Sekretaris. Sedangkan fasilitas penunjang
Administrasi Kesekretariatan yaitu : Kertas dan Alat-Alat Tulis, Dapur beserta isinya atau segala
fasilitas yang sifatnya Consumable menjadi tugas dan tanggung jawab team kebendaharaan.

Pasal 5
Sekretariat adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan
Ketatausahaan/Administrasi Organisasi yang meliputi penyampaian informasi, penggandaan dan
percetakan, distribusi surat menyurat dan lain-lain. Sekretariat memiliki tiga dibawah kendali
Sekretaris Jenderal/Sekretaris serta membantu kelancaran kegiatan organisasi secara
keseluruhan.
BAB IV
KETATAUSAHAAN DAN STANDAR FORMAT SURAT

Pasal 6
Jenis – Jenis Surat :
1. Surat Resmi/Biasa/Rutin;
2. Surat Mandat/Surat Tugas/Surat Kuasa/Surat Keterangan;
3. Surat Ketetapan/Surat Keputusan.

Pasal 7
Bentuk dan Isi Surat dan Administrasi Kesekretariatan KNPI :
1. Kertas Kop Surat menggunakan Kertas HVS Warna Putih Bersih dengan ukuran Folio (F4).
2. Nomor Surat terdiri dari 5 (Lima) bagian, yaitu :
Nomor Urut/Kode Jenis Surat/Pembuat/Bulan/Tahun Keterangan :
A. Nomor Urut :
1. Nomor Surat untuk Surat-Surat Resmi/Biasa/Mandat/Tugas/Kuasa/Keterangan.
2. Nomor Surat untuk Surat-Surat Keputusan dan Surat-Surat Ketetapan.
Nomor Surat, baik untuk A.1 maupun A.2 diatas dimulai dengan Nomor 001 sampai
dengan tak terbatas dan diperbaharui kembali dengan Nomor 001 setiap Periode
Pergantian Kepengurusan.
B. Kode Jenis Surat :
Terdiri dari 4 (Empat) bagian, yaitu :
1. A = Untuk jenis Surat Resmi/ Biasa/ Rutin/ Mandat/ Tugas/ Kuasa/ Keterangan
Internal Organisasi
2. B = Untuk Jenis Surat Resmi/Biasa/ Rutin/ Mandat/ Tugas/ Kuasa/ Keterangan/
Eksternal Organisasi;
3. TAP = Untuk Jenis Surat Ketetapan;
4. KPTS = Untuk Jenis Surat Keputusan;
C. Pembuat / Pengirim
1. Sek = Untuk Sekretaris Jenderal/Sekretaris;
2. KGR = Untuk Forum Kongres;
3. MUS = Untuk Forum Musyawarah Daerah;
4. Rak = Untuk Forum Rapat-Rapat Kerja.
D. B u l a n
I = Januari
II = Februari
III = Maret
IV = April
V = Mei
VI = Juni
VII = Juli
VIII = Agustus
IX = September
X = Oktober
XI = Nopember
XII = Desember
E. Tahun Masehi : 2005, 2006, 2007 ……………………. dst
3. Lampiran Surat Pokok Surat (Perihal/Hal) Ringkas tapi jelas, pendek tapi padat dan
diterka maksud atau isi surat Contoh : Hal : PERMOHONAN PENCERAMAH
4. Alamat Surat Alamat Surat terletak dibawah perihal, segaris lurus dibawah ini Nomor
Surat, Lampiran dan Perihal dengan jarak satu setengah spasi.
Jika Alamat Surat ditujukan kepada Lembaga atau Instansi, maka penyebutannya bukan
pada Lembaga/Instansi bersangkutan tetapi kepada Pengurus atau Pimpinan
Lembaga/Instansi tersebut. Jika Surat tersebut ditujukan pada salah satu Unit/Bagian yang
ada pada Lembaga/Instansi tersebut maka setelah penyebutan Pimpinan/Pengurus
Lembaga/Instansi yang bersangkutan, hendaknya dilengkapi dengan “ up“ yang
berarti “ untuk perhatian“
5. Kata Permulaan Surat Kata permulaan ini berfungsi sebagai pembuka surat, dengan
alinea baru dan berjarak 2 spasi. Dipakai kalimat “ Dengan
Hormat“ atau“ “ Assalamu’alaikum Wr.Wb“ Isi Surat Sistematika isi surat adalah
sebagai berikut :
a) Pendahuluan
b) Uraian Persoalan/Isi/Pokok Surat
c) Penutup
Catatan : Pendahuluan dan Penutup sebaiknya tidak lebih dari dua alinea. Sedangkan
isi/uraian persoalan dibuat singkat, padat, jelas, sopan, wajar dan tidak bertele-tele. Antara
Pendahuluan, isi dan Penutup diberi jarak 2 spasi. Penutup Surat Dalam pembuatan surat-
surat Resmi/Rutin/Biasa yang dibuka dengan “ Dengan Hormat“ Maka dalam menutup
surat digunakan kalimat “ Hormat Kami“ Tanggal Surat Tanggal Surat terletak di
kanan bawah surat sebelah kalimat penutup dengan jarak 2 spasi. Tanggal surat diawali
dengan lokasi dikeluarkannya surat, kemudian disambung Tanggal/Bulan/Tahun. Penanda
Tanganan Surat.
6. Untuk Surat-surat Resmi yang ditujukan pada eksternal organisasi harus ditanda tangani
Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal ditingkat Pusat, Ketua dan Sekretaris ditingkat
Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan dengan terlebih dahulu mendapat paraf dari Ketua
Bidang yang bersangkutan;
7. Dalam keadaan tertentu (Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal tidak berada di tempat),
maka Ketua dan atau Wakil Sekjen yang dimandatkan dapat menandatangani surat
dimaksud;
8. Sedangkan untuk internal Organisasi dapat ditandatangani oleh Ketua dan Wakil
Sekretaris Jenderal Bidang yang bersangkutan, dengan sepengetahuan Ketua Umum atau
antara Ketua Umum dengan Wakil Sekretaris Jenderal, atau antara Ketua dengan Sekretaris
Jenderal;
9. Tanda tangan Ketua Umum/Ketua disebelah kiri sedangkan tanda tangan Sekretaris
Jenderal/Sekretaris berada disebelah kanan.

BAB V
KETATA ARSIPAN

Pasal 8
Untuk memudahkan pengelolaan Sistem Administrasi dan Kesekretariatan, yaitu pengelolaan
surat menyurat, surat masuk maupun keluar, pengarsipan dan dokumentasi agar teratur dan
sistematis, maka sistem pengagendaan surat menyurat perlu diatur terdiri :
A. Agenda Surat Masuk
Unsur-unsur yang terpenting untuk dicatat dalam surat masuk adalah sebagai berikut :
1. Nomor Surat
2. Nomor Kode Arsip
3. Nomor Surat
4. Tanggal Diterima
5. Tanggal Surat
6. Isi Surat
7. Asal Surat
8. Keterangan
B. Agenda Surat Keluar
Surat Keluar harus melalui sirkulasi sebagai berikut :
1. Konsep surat harus terlebih dahulu dikonfirmasikan kepada pimpinan yang
bersangkutan agar tidak terjadi kekeliruan atau perbedaan-perbedaan antara muatan,
isi dan redaksi surat tersebut.
2. Konsep surat yang telah mendapat Konfirmasi dan Persetujuan, baru kemudian diberi
Nomor Verbal.
Buku Verbal untuk Surat Keluar memuat antar lain :
 Nomor Urut Surat
 Nomor Kode Arsip
 Nomor Surat
 Tanggal Surat
 Isi Surat
 Tujuan Surat
C. Surat Keputusan/Ketetapan
Buku Agenda Surat Keputusan/Ketetapan memuat antara lain :
1. Nomor Urut
2. Nomor Kode Arsip
3. Nomor Surat
4. Tanggal Surat
5. Isi Surat
6. Keterangan
D. Buku Ekspedisi
Buku Ekspedisi memuat antara lain :
1. Tanggal Pengiriman
2. Tujuan Surat
3. Tanggal/Nomor Surat
4. Lampiran
5. Keterangan

Pasal 9
1. Surat Menyurat Kepanitiaan/Pelaksana Program diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Surat Menyurat Kapanitiaan/Pelaksana Program mengikuti tata cara Surat Menyurat
Dewan Pengurus KNPI;
b) Kepastian/Pelaksana Program hanya mengeluarkan Surat Internal kepanitiaan dalam
rangka Koordinasi dan Dinamisasi kerja Panitia;
c) Untuk Surat Eksternal Kepanitiaan harus dikeluarkan oleh Dewan Pengurus KNPI.
2. Surat Menyurat Badan dan Lembaga dilingkungan KNPI mengikuti tata cara kerja
administrasi Dewan Pengurus KNPI yang telah ditetapkan.

BAB VI
ADMINISTRASI KEARSIPAN

Pasal 10
1. Arsip adalah Kumpulan Warkat/Surat-Surat yang disimpan secara sistimatis karena
mempunyai suatu kemanfaatan apabila dibutuhkan dapat secara tepat ditemukan kembali.
Jadi intinya arsip berarti pengumpulan dan penyimpanan warkat/surat-surat.
2. Tata kearsipan yang sempurna apabila semua Surat danDokumen-Dokumen lainnya
tersimpan pada suatu tempat tertentu dan teratur rapi sehingga apabila diperlukan kembali
mudah ditemui, walaupun surat-surat tersebut telah tersimpan lama. Pengarsipan yang baik
dan sangat berguna, terutama membantu kelancaran dan ketertiban organisasi serta dapat
digunakan sebagai pengembangan pengetahuan umumnya.
3. Surat-surat organisasi harus disimpan di Sekretariat/Kantor dan dilarang keras disimpan di
luar kantor.

Pasal 11
Kode Arsip Administrasi Kesekretariatan KNPI adalah :
1. Kode Arsip Surat Masuk
a) Surat Masuk Internal = MA
b) Surat Masuk Eksternal = MB
2. Kode Arsip Surat Keluar
a) Surat Keluar Internal = KA
b) Surat Keluar Eksternal = KB
3. Kode Arsip Surat Ketetapan/Keputusan
a) Surat Ketetapan = TAP
b) Surat Keputusan = KPTS
4. Kode Map Dokumentasi
a) Kebijakan Organisasi/Statemen = DKO
b) Makalah/Tulisan = DMT

BAB VII
INVENTARISASI DOKUMENTASI

Pasal 12
Tujuan dibuatnya daftar Inventarisasi Organisasi adalah :
1. Menunjukkan kekayaan organisasi;
2. Menghindari adanya pemborosan;
3. Sebagai alat kontrol dari Inventaris (Mengetahui Kerusakan, Perubahan, Pergantian dan
Menamba jika terjadi kekurangan)
Pasal 13
1. Inventarisasi Organisasi adalah segala sesuatu yang menjadi milik organisasi berupa
kekayaan organisasi berbentuk inventarisasi yang permanen (Tahan Lama) Contohnya :
Gedung/Sekretariat Kantor, Alat-Alat Kantor, Komputer, Meja, Alat Dapur dan lain-lain.
2. Penyimpanan Inventarisasi Organisasi harus dilakukan dengan baik oleh orang-orang yang
berkompeten dan bertanggung jawab sesuai dengan Job Discription Kesekretariatan.
Penyimpanan harus dilaksanakan serta ditempatkan di Sekretariat, tidak diperkenankan
dibawa atau disimpan di rumah Fungsionaris.

Pasal 14
Dokumentasi Organisasi adalah segala sesuatu yang menyangkut kegiatan pencarian,
pengumpulan, penyimpanan dan pengawetan Dokumen-Dokumen Organisasi. Dokumentasi
Organisasi tersebut merupakan suatu tanda bukti yang sah menurut hukum dari peristiwa-
peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian disimpan. Pada hakekatnya semua Arsip Organisasi
adalah Dokumen. Bentuk-bentuk Dokumen Organisasi antara lain :
1. Gambar-Gambar dan Foto-Foto;
2. Tulisan-Tulisan dan Surat-Surat penting;
3. Benda-Benda berharga dan Bernilai;
4. Foto Copy atau Salinan Surat;
5. Surat Kabar, Majalah dan lain sebagainya.
Dokumentasi yang dipakai untuk menyusun Laporan Tahunan/Akhir Organisasi dan sebagai
bukti yang syah serta sangat penting untuk menyusun sejarah perjuangan organisasi, oleh karena
itu pemeliharaan dan penyimpanan dokumen seperti hal lainnya barang-barang Inventaris dan
Arsip hendaknya disusun dengan rapih dan teratur dalam Map-Map/Rak-Rak dan tempat-tempat
tertentu dengan pengelompokan sesuai dengan kebutuhan.

BAB VIII
PERPUSTAKAAN ORGANISASI

Pasal 15
Perpustakaan yang ideal bagi KNPI adalah meliputi buku-buku yang diperlukan bagi
anggotanya. Oleh karena itu minimal yang harus dimiliki mencakup buku-buku yang diperlukan
dalam kelengkapan kurikulum pelatihan KNPI, yang meliputi antara lain :
1. Wawasan Ideologi;
2. Wawasan Pembangunan Nasional;
3. Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;
4. Wawasan Kepemimpinan dan Manajemen;
5. Wawasan Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan;
6. Wawasan Sosial Budaya;
7. Dan sebagainya.
Dalam upaya menerbitkan dan mengembangkan perpustakaan organisasi, maka perlu diatur
dalam Administrasi Perpustakaan dan diserahkan pengelolanya kepada pengurus yang
bertanggung jawab dan memahami seluk beluk perpustakaan.

BAB IX
KEPROTOKOLERAN

Pasal 16
Keprotokoleran KNPI merupakan segala aktivitas yang berhubungan dengan penyelenggaraan
suatu prosedur kelancaran (acara/upacara) dan memegang peranan penting bagi sukses dan
sempurnanya suatu acara/upacara. Agar sasaran suatu Kegiatan Upacara dapat tercapai secara
optimal, diperlukan penanggung jawab dan pembagian tugas dalam penyelenggaraannya.
Apabila penyelenggaraan suatu aktifitas tanpa adanya Panitia Penyelenggara, maka pengelolaan
Penataan dan Penyelenggaraannya langsung berada di bawah Tim Sekretariat
Jenderal/Sekretariat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan suatu
acara/upacara adalah sebagai berikut :
1. Tempat/Gedung (Lay Out, Dekorasi dan Pengaturan Kursi);
2. Posisi Tamu/Undangan dan Pengurus;
3. Jenis dan Pengantar Acara;
4. Susunan acara, terutama mengenai urutan pemberi sambutan, secara Struktural
Pejabat/Pengurus terbawah mendahului Pejabat/Pengurus diatasnya, sedangkan dalam sapaan
sambutan berlaku sebaliknya.

BAB X
PE N UTU P

Pasal 17
Dengan adanya Pedoman Administrasi Kesekretariatan ini menjadi sangat penting dan strategis
dalam menunjang dan menjadikan organisasi KNPI menjadi organisasi yang modern, karena
dengan adanya pedoman tersebut segala hal yang berkaitan dengan kesekretariatan menjadi
seragam dan teratur secara rapi sehingga segala sesuatu pekerjaan yang berhubungan dengan
oerganisasi akan efisien dan efektif serta bermutu. Untuk melaksanakan administrasi yang baik
dan professional sangat bergantung pada profesionalitas para pelaksananya, yaitu team Sekretaris
Jenderal/Sekretaris dengan dukungan dan pengertian semua fungsionaris.

Pasal 18
Apabila di dalam Peraturan Organisasi ini terdapat kekeliruan , maka akan dilakukan perbaikan
seperlunya. Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak Tanggal ditetapkan.

DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 28 DESEMBER 2011

PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 05/PO/KNPI/XII/2011

T E NTAN G
PEDOMAN ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
DEWAN PENGURUS PUSAT
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Menimbang : 1. Bahwa masalah utama dalam pengelolaan Organisasi KNPI adalah
memberdayakan sumber-sumber pemasukan dana sehingga
diharapkan dapat menjaga kelangsungan hidup organisasi;
2.Bahwa pengorganisasian dana baik pencarian, pemakaian, pelaporan maupun pencatatan
menjadi sangat penting agar dana-dana yang masuk dapat dikelola dengan efektif dan efisien;
Bahwa oleh karena itu, dipandang perlu dikeluarkan Peraturan Organisasi KNPI yang mengatur
Pedoman Administrasi dan Manajemen Kebendaharaan.Mengingat: Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga KNPI; Garis Besar Program Kerja Organisasi (GBPKO)
KNPI.Memperhatikan: Keputusan Kongres XIII Pemuda/KNPI Tanggal 25-28 Oktober 2011 di
Hotel Sahid Jakarta; Keputusan Rapat Pleno I DPP KNPI Tanggal 28 Desember 2011.
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
PERATURAN ORGANISASI KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA TENTANG
PEDOMAN ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KEUANGAN

BAB I PEDAHULUAN

Pasal 1
Pedoman Administrasi dan Manajemen Keuangan KNPI adalah cara mengatur dan mengelola
Keuangan Organisasi KNPI secara efektif dan efesien dan dilakukan secara Transparan serta
dapat dipertanggung jawabkan dengan menggunakan kaidah-kaidah dan sistim pembukuan yang
telah diterima secara umum. Pedoman Administrasi dan Manajemen Keuangan KNPI disusun
dengan sasaran sebagai berikut :
1. Tertib Administrasi sebagai sarana menjadi Organisasi Modern;
1. Mudah untuk di pertanggung Jawabkan;
1. Mendapat Dana dengan cara yang efektif.

BAB II SUMBER DANA

Pasal 2
Sumber-sumber Penerimaan Keuangan KNPI terdiri atas :
1. Iuran Pengurus/Anggota;
1. Sumbangan Alumni;
1. Bantuan Anggaran Pemerintah yang bersifat pembinaan;
1. Sumbangan Perusahaan Swasta/Pengusaha;
1. Usaha-Usaha lain yang syah dan tidak bertentangan dengan AD/ART KNPI.
BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN

Pasal 3
Ketua Umum/Ketua KNPI memiliki kewenangan dan bertanggung jawab atas pengelolaan
Keuangan Organisasi. Bendahara Umum/Bendahara KNPI adalah Bendahara Organisasi yang
membantu Ketua Umum/Ketua KNPI secara teknis melaksanakan pengelolaan Keuangan
Organisasi dan dibantu oleh Wakil-Wakil Bendahara Umum/Wakil-Wakil Bendahara. Tugas
Bendahara Umum/Bendahara KNPI dibantu oleh Wakil-Wakil Bendahara Umum/Wakil-Wakil
Bendahara adalah :
1. Menyusun Anggaran Kegiatan dan Keuangan Tahunan yang terdiri dari Anggaran Rutin
Kesekretariatan dan Anggaran Kegiatan Program Umum Organisasi KNPI;
1. Menyelenggarakan Sistim Pembukuan yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi
guna mencatat setiap Penerimaan dan Pengeluaran dalam rangka penyusunan Laporan
Keuangan KNPI;
1. Menyusun Laporan Keuangan KNPI;
1. Mengembangkan Sumber-Sumber Dana dan Sarana lainnya.

BAB IV SISTEM PENGANGGARAN


Pasal 4
Sitem Penganggaran merupakan perencanaan keuangan untuk pelaksanaan Program Organisasi
yang teridiri dari Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Dana Tahunan.
Tahapan Penyusunan Anggaran di KNPI adalah sebagai berikut :
1. Pengajuan kegiatan masing-masing bidang melalui Wakil-Wakil Bendahara di bidangnya
masing-masing;
1. Identifikasi Kegiatan/Aktifitas masing-masing bidang;
1. Penjadwalan;
1. Penjumlahan biaya kegiatan.

Pasal 5

Tahapan Pelaksanaan Anggaran KNPI adalah sebagai berikut :


1. Pengajuan Anggaran setiap aktivitas harus mendapat persetujuan Bendahara Umum dan
Ketua Umum baik untuk kegiatan bidang maupun kepanitiaan;
1. Setiap Pengeluaran harus sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan dan disertai bukti
pembayaran;
1. Apabila terjadi penyimpangan dari anggaran yang telah ditetapkan, maka harus dibawa
ke Forum Rapat Pimpinan;
1. Laporan Akhir Pertanggung Jawaban kegiatan selambat-lambatnya 1 minggu
setelah pelaksanaan kegiatan;
1. Apabila melibatkan pihak ke tiga, maka Laporan Kegiatan selambat-lambatnya diterima
1 (Satu) bulan setelah pelaksanaan kegiatan;
1. Penyampaian Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan dilaksanakan oleh Bendahara
sesuai dengan tingkatannya.

BAB V SISTEM ADMINISTRASI PENGELOLAAN KEUANGAN


Pasal 6

1. Tujuan Administrasi Pengelolaan Keuangan Organisasi agar pengelolaan dan


pendayagunaan dana dapat dilakukan secara Efisien dan Efektif.
2. Dalam system Administrasi Pengelolaan Keuangan KNPI, pengeluaran dibagi menjadi
Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Program.
3. Pengeluaran Rutin adalah Pengeluaran Organisasi guna membiayai kegiatan
Kesekretariatan KNPI.
4. Pengeluaran Program adalah Pengeluaran Organisasi guna membiaya pelaksanaan
Program Umum KNPI termasuk bantuan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP).

Pasal 7

Prinsip-prinsip yang berlaku dalam hal pengelolaan keuangan meliputi :


1. Perencanaan Keuangan yang diaktualisasikan berupa Penganggaran dalam bentuk
Anggaran Pendapatan dan Anggaran Pengeluaran untuk satu jangka waktu tertentu yang
menggambarkan sumber penggunaan.
1. Pengorganisasian (Pengelolaan)
Agar lebih memudahkan control Pengelolaan Keuangan, maka Pengorganisasian Keuangan di
KNPI sebagai berikut :
1. Tugas mencari dan mengumpulkan dana dari sumber-sumber yang telah ditentukan
diserahkan kepada Wakil-Wakil Bendahara dibawah tanggung jawab Bendahara
Umum/Bendahara.
2. Penyimpangan dan Pengeluaran Dana yang dikumpulkan harus terlebih dahulu disetujui
oleh Ketua Umum/Ketua dan Bendahara Umum/Bandahara. Dana yang sudah diperoleh
dilaporkan kepada Bendahara Umum/Bendahara dan Ketua Umum/Ketua.
3. Tugas untuk mencatat keluar masuk Dana dan Penyusunan Laporan diserahkan kepada
Wakil Bendahara yang ditunjuk untuk itu dengan langsung dibawah kendali Bendahara
Umum/Bendahara.
1. Pengontrolan/Pengawasan

Pengontrolan/Pengawasan Keuangan Organisasi meliputi :


1. Pengontrolan yang bersifat Preventif, adalah pengontrolan yang berjalan atau dilakukan
bersamaan dengan tahap-tahap proses Penerimaan dan Pengeluaran yang dimulai dari :
1. Permohonan untuk pengeluaran.
1. Jumlah yang telah dianggarkan.
2. Pengontrolan yang bersifat Refresif adalah pengontrolan berupa pemeriksaan kewajaran
laporan keuangan setelah dicocokkan dalam buku mutasi dan bukti pendukung lainnya.

BAB VI PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN


Pasal 8

1. Setiap penyelenggara suatu kegiatan yang sebagian atau seluruh dananya dibiayai oleh
KNPI harus menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan kegiatan disertai
dengan bukti-bukti Kuitansi yang sah.
2. Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal ini disampaikan kepada Bendahara Umum/Bendahara KNPI sesuai dengan
tingkatannya.
3. Pada setiap Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Kegiatan, Bendahara
Umum/Bendahara KNPI sesuai dengan tingkatannya harus memberikan pernyataan : (i)
Dapat diterima, (ii) Tidak dapat diterima, (iii) Dapat menerima dengan catatan.
4. Guna menjunjung tinggi rasa tanggung jawab dan kedisplinan pengurus KNPI, maka
hutang yang terkait dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu Periode
Kepengurusan KNPI tidak dapat dialihkan kepada kepengurusan periode berikutnya
melainkan menjadi tanggung jawab kepengurusan tersebut.

BAB VII PENYUSUNAN LAPORAN


Pasal 9

1. Laporan Keuangan pada umumnya adalah Neraca dan Daftar Perhitungan hasil usaha
(Rugi/Laba). Neraca menggambarkan poisisi harga kewajiban dan kekayaan pada saat
tertentu. Sedangkan daftar perhitungan hasil usaha menggambarkan hasil kegiatan dan
pengeluaran-pengeluaran dana organisasi untuk jangka waktu tertentu yang berakhir pada
tanggal neraca.
2. Tahun Buku KNPI adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
3. Pelaksanaan Pengujian Laporan Kuangan KNPI dilakukan oleh Tim Audit Internal yang
ditunjuk untuk itu.

BAB VIII P E N U T U P

Pasal 10
1. Pedoman Kebendaharaan ini disusun agar dapat berguna sebagai pegangan atau petunjuk
pelaksanaan bagi organisasi dalam upaya pendayagunaan Sumber Dana yang ada, secara
efisien dan efektif serta dapat dipertanggung jawabkan.
2. Apabila di dalam Peraturan Organisasi ini terdapat kekeliruan, maka akan dilakukan
perbaikan seperlunya.

DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 28DESEMBER 2011
Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia
Indonesia National Youth Council – Central Board
Gedung Pemuda/DPP KNPI : Jln. Rasuna Said, Komplek GEMA Kuningan Jakarta Selatan
Telp/Fax : 021-29410947, Email : knpipusat@yahoo.com. Website : www.knpi.org
PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 06/PO/KNPI/XII/2011
TE N T A N G
PEMBENTUKAN DEWAN PENGURUS DAERAH DAN
PENGURUS KECAMATAN DAERAH PEMEKARAN
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka menyesuaikan dengan penetapan suatu
Wilayah/Daerah yang dimekarkan, maka perlu dipersiapkan
pembentukan kepengurusan Dewan Pengurus Daerah KNPI
Provinsi/Kabupaten/Kota yang mengalami pemekaran tersebut;
2.Bahwa untuk mempersiapkan pembentukan kepengurusan Dewan Pengurus Daerah
KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota/
Kecamatan dipandang perlu diatur dalam Peraturan Organisasi KNPI;
Bahwa oleh karena itu, dipandang perlu untuk ditetapkan Peraturan Organisasi yang mengatur
tentang Pembentukan Dewan Pengurus Daerah dan Pengurus Kecamatan Daerah
Pemekaran.Mengingat: Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI; Garis Besar
Program Kerja Organisasi (GBPKO) KNPI. Peraturan Organisasi KNPI Nomor :
03/PO/KNPI/XII/2012 Tentang Permusyawaratan dan Rapat-Rapat.Memperhatikan: Keputusan
Kongres XIII Pemuda/KNPI Tanggal 25-28 Oktober 2011 di Hotel Sahid Jakarta; Keputusan
Rapat Pleno I DPP KNPI Tanggal 28 Desember 2011.
M EMUTUSKAN
Menetapkan:PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN
PENGURUS DAERAH DAN PENGURUS KECAMATAN DAERAH PEMEKARAN
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

BAB I DASAR PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN


Pasal 1
Dewan Pengurus Daerah (DPD) KNPI Provinsi, Kabupaten/Kota dan Pengurus Kecamatan
Daerah Pemekaran dibentuk dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Dalam rangka menyesuaikan dengan penetapan suatu Daerah/Wilayah yang dimekarkan;
2. Potensi Aktivitas Generasi Muda secara kuantitatif maupun kualitatif di suatu
Wilayah/Daerah yang dimekarkan;
3. Kegiatan pembinaan dan pengembangan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dan
Potensi Generasi Muda pada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kecamatan yang dimekarkan.

BAB II MEKANISME PEMBENTUKAN DPD


KNPI DAN

PENGURUS KECAMATAN DAERAH PEMEKARAN


Pasal 2
Mekanisme Pembentukan DPD KNPI Provinsi hasil pemekaran :
1. Membentuk Caretaker Kepengurusan DPD KNPI Provinsi hasil pemekaran yang
diprakarsai oleh DPD KNPI Provinsi Induk bersama DPD KNPI Kabupaten/Kota hasil
pemekaran dengan melibatkan potensi kepemudaan yang ada di Daerah yang bersangkutan
serta DPP KNPI;
1. Caretaker Kepngurus DPD KNPI Provinsi hasil pemekaran dilampirkan dengan berita
acara pembentukan Caretaker Kepengurusan dilaporkan dan dikirim kepada DPP KNPI untuk
mendapatkan pengesahan;
1. Caretaker Kepngurusan DPD KNPI Provinsi hasil pemekaran mempersiapkan
pelaksanaan Musyawarah Provinsi hasil pemekaran selambat-lambatnya 6 (Enam) Bulan
setelah penetapan Surat Keputusan Caretaker Kepengurusan;
1. Ketentuan mengenai penyelenggaraan Musyawarah Provinsi telah diatur dalam AD/ART
dan Peraturan Organisasi KNPI.
Mekanisme Pembentukan DPD KNPI Kabupaten/Kota hasil pemekaran :
1. Membentuk Caretaker Kepengurusan DPD KNPI Kabupaten/Kota hasil pemekaran yang
diprakarsai oleh DPD KNPI Kabupaten/Kota Induk bersama Pengurus Kecamatan hasil
pemekaran dengan melibatkan potensi kepemudaan yang ada di Daerah yang bersangkutan
serta DPD KNPI Provinsi;
1. Caretaker Kepengurusan DPD KNPI Kabupaten/Kota hasil pemekaran dilampirkan
dengan berita acara pembentukan Caretaker Kepengurusan dilaporkan dan dikirim kepada
DPD KNPI Provinsi untuk mendapatkan pengesahan;
1. Caretaker Kepengurusan DPD KNPI Kabupaten/Kota hasil pemekaran mempersiapkan
pelaksanaan Musyawarah/Kabupaten hasil pemekaran selambat-lambatnya 6 (Enam) Bulan
setelah penetapan Surat Keputusan Caretaker Kepengurusan;
1. Ketentuan mengenai penyelenggaraan Musyawarah Kabupaten/Kota telah diatur dalam
AD/ART dan Peraturan Organisasi KNPI.
Mekanisme Pembentukan Pengurus Kecamatan hasil pemekaran :
1. Membentuk Caretaker Pengurus KNPI Kecamatan hasil pemekaran yang diprakarsai oleh
DPD KNPI Kabupaten/Kota Induk atau Pengurus Kecamatan yang Wilayah/Daerah
Pemekaran dengan melibatkan potensi kepemudaan yang ada di Daerah yang bersangkutan
serta DPD KNPI Kabupaten/Kota;
1. Caretaker Pengurus KNPI Kecamatan hasil pemekaran dilampirkan dengan berita acara
pembentukan Caretaker Kepengurusan dilaporkan dan dikirim kepada DPD KNPI
Kabupaten/Kota untuk mendapatkan pengesahan;
1. Caretaker Pengurus KNPI Kecamatan hasil pemekaran mempersiapkan pelaksanaan
Musyawarah Kecamatan hasil pemekaran selambat-lambatnya 6 (Enam) Bulan setelah
penetapan Surat Keputusan Caretaker Kepengurusan;
1. Ketentuan mengenai penyelenggaraan Musyawarah Kecamatan telah diatur dalam
AD/ART dan Peraturan Organisasi KNPI.

BAB III SUSUNAN DAN WEWENANG PENGURUS

Pasal 3
Komposisi, Jumlah Personalia dan Struktur Organisasi Majelis Pemuda Indonesia dan
Pengurus DPD KNPI Provinsi, Kabupaten/Kota dan Pengurus Kecamatan Daerah/Wilayah
Pemekaran adalah sama dengan Majelis Pemuda Indonesia, Pengurus DPD KNPI Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Pengurus Kecamatan lainnya sebagaimana diatur dalam AD/ART KNPI dan
Peraturan Organisasi KNPI; Proses penetapan serta wewenang Majelis Pemuda Indonesia,
Pengurus DPD KNPI Provinsi, Kabupaten/Kota dan Pengurus Kecamatan Daerah/Wilayah
Pemekaran adalah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam AD/ART dan Peraturan Organisasi
KNPI.
BAB IV PELANTIKAN PENGURUS DPD KNPI DAN
PENGURUS KECAMATAN DAERAH PEMEKARAN
Pasal 4
Pelantikan Pengurus DPD KNPI Povinsi hasil pemekaran dilaksanakan dalam acara penutupan
MUSDA KNPI Provinsi hasil pemekaran oleh DPP KNPI. Pelantikan Pengurus DPD KNPI
Kabupaten/Kota dan Pengurus Kecamatan hasil pemekaran dilaksanakan dalam acara penutupan
MUSDA hasil pemekaran oleh DPD KNPI Provinsi.
BAB V MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 5
Jenis dan Fungsi Musyawarah dan Rapat-Rapat DPD KNPI Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Pengurus KNPI Kecamatan Daerah Pemekaran adalah sama dengan jenis dan fungsi
Musyawarah dan Rapat-Rapat DPD KNPI Provinsi, Kabupaten/Kota dan Pengurus KNPI
Kecamatan sebagaimana telah diatur dalam AD/ART dan Peraturan Organisasi KNPI.

BAB VI A T R I B U T
Pasal 6
Atribut DPD KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pengurus KNPI Kecamatan Daerah
Pemekaran disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dalam AD/ART dan Peraturan Organisasi
KNPI.

BAB VII KETENTUAN PENUTUP


Pasal 7
Apabila terjadi kekeliruan di dalam penetapan Peraturan Organisasi ini di kemudian hari, maka
Peraturan Organisasi ini dapat ditinjau dan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Pasal 8
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan ditetapkan oleh dewan
Pengurus Pusat KNPI.
Pasal 9
Peraturan Organisasi ini berlaku sejak Tanggal ditetapkan
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 28DESEMBER 2011
Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia
Indonesia National Youth Council – Central Board
Gedung Pemuda/DPP KNPI : Jln. Rasuna Said, Komplek GEMA Kuningan Jakarta Selatan
Telp/Fax : 021-29410947, Email : knpipusat@yahoo.com. Website : www.knpi.org
PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 07/PO/KNPI/XII/2011
TE N T A N G
PEMBENTUKAN BADAN DAN LEMBAGA
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
DEWAN PENGURUS PUSAT
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Menimbang : 1. Bahwa Kongres XIII Pemuda/KNPI Tahun 2011 sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi organisasi telah menetapkan
kebijaksanaan organisasi yang terarah pada peningkatan peran dan
fungsi Organisasi KNPI dalam pembinaan dan Pengembangan
Pemuda;
2.Bahwa diperlukan peningkatan kesatuan dan keterpaduan gerak langkah seluruh jajaran
organisasi KNPI dalam rangka pelaksanaan Program KNPI menuju perwujudan cita-citanya;
Bahwa dalam rangka pelaksanaan hasil-hasil keputusan Kongres XIII Pemuda/KNPI maka perlu
ditetapkan Peraturan Organisasi tentang Pembentukan Badan dan Lembaga Komite Nasional
Pemuda Indonesia.Mengingat: Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI; Garis
Besar Program Kerja Organisasi (GBPKO) KNPI.Memperhatikan: Keputusan Kongres XIII
Pemuda/KNPI Tanggal 25-28 Oktober 2011 di Hotel Sahid Jakarta; Keputusan Rapat Pleno I
DPP KNPI Tanggal 28 Desember 2011.
M EMUTUSKAN
Menetapkan:PERATURAN ORGANISASI KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
TENTANG PEMBENTUKAN BADAN DAN LEMBAGA KOMITE NASIONAL
PEMUDA INDONESIA

BAB I

PENGERTIAN UMUM
Pasal 1
Badan dan Lembaga Otonom KNPI adalah alat kelengkapan Dewan Pengurus dalam
merealisasikan Program Kerja yang dibentuk menurut kebutuhan oleh Dewan Pengurus sesuai
tingkatannya.

BAB II TUGAS DAN KEWAJIBAN


Pasal 2

1. Melaksanakan program dan kegiatan-kegiatan KNPI sesuai dengan fungsi dan peran
bidang masing-masing.
2. Meningkatkan keahlian, minat/bakat serta profesi bagi Dewan Pengurus KNPI dan
Pimpinan OKP dalam bentuk pendidikan, penelitian, kursus-kursus/pelatihan kerja dan
kegiatan lain sejenisnya.

BAB III K E D U D U K A N

Pasal 3

1. Bandan dan Lembaga Otonom KNPI berkedudukan di Dewan Pengurus Pusat KNPI,
Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
2. Dalam hal tertentu yang sangat spesifik, Dewan Pengurus Pusat KNPI dapat membentuk
Badan Lembaga Otonom Tingkat Pusat yang berkedudukan di Daerah.

BAB IV TATA CARA PEMBENTUKAN

Pasal 4

1. Badan dan Lembaga Otonom yang dibentuk oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI, Dewan
Pengurus Daerah KNPI Provinsi, Kabupaten Kota dan Dewan Pengurus Kecamatan dengan
Surat Keputusan Komite Nasional Pemuda Indonesia sesuai dengan tingkatan dan
kewenangannya;
2. Keputusan tentang pembentukan Badan dan Lembaga Otonom sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dilakukan dalam Rapat Pleno Dewan Pengurus Komite
Nasional Pemuda Indonesia yang diadakan khusus untuk itu;
3. Pengurus yang duduk dalam kepengurusan Badan dan Lembaga Otonom yang dibentuk
adalah terdiri dari orang-orang yang memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing;
4. Akhir masa bakti Kepengurusan Badan dan Lembaga Otonom yang dibentuk adalah
sama dengan alkhir masa bakti kepengurusan Dewan Pengurus KNPI sesuai dengan
tingkatannya;
5. Pembentukan Badan dan Lembaga Otonom di Dewan Pengurus Daerah KNPI
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kecamatan dilakukan dengan memperhatikan :
1. Jenis Badan dan Lembaga Otonom yang ada di Dewan Pengurus Pusat KNPI, untuk
memudahkan koordinasi pelaksanaan kegiatan.
1. Kebutuhan kegiatan kepemudaan pada lingkup Daerah masing-masing, untuk
memelihara aktualitas kehadiran lembaga.

Pasal 5
Jenis Badan dan Lembaga Otonom yang akan dibentuk di Dewan Pengurus Pusat KNPI antara
lain :
1. Badan/Lembaga Advokasi Hukum dan HAM Pemuda Indonesia;
2. Badan/Lembaga Pengembangan Pers dan Informasi Pemuda Indonesia;
3. Badan/Lembaga Pemberdayaan Perempuan Indonesia;
4. Badan/Lembaga Pengkajian Kebijakan Strategis Pemuda Indonesia;
5. Badan/Lembaga Keolahragaan Pemuda Indonesia;
6. Badan/Lembaga Pengembangan Seni, Budaya dan Pariwisata Pemuda Indonesia;
7. Badan/Lembaga Pengembangan Koperasi dan Wiraswasta Pemuda Indonesia;
8. Dan lain-lain.

BAB V STRUKTUR DAN TATA KERJA KEGIATAN


Pasal 6
Pembentukan Badan dan Lembaga Otonomi KNPI disahkan dengan Surat Keputusan Dewan
Pengurus KNPI sesuai tingkatannya.
Pasal 7
Struktur Badan dan Lembaga Otonomi KNPI terdiri dari :
1. Pimpinan/Pengarah adalah Unsur Dewan Pengurus KNPI di semua tingkatan secara ex-
officio menjadi Pimpinan/Pengarah.
2. Pelaksanaan adalah individu yang memiliki kompetensi di bidangnya atau unsur
profesional meliputi :
1. Seorang Ketua sebagai Koordinator Pelaksana;
1. Beberapa Wakil Ketua yang berfungsi membantu Ketua;
1. Seorang Sekretaris;
1. Beberapa Wakil Sekretaris;
1. Seorang Bendahara;
1. Beberapa Wakil Bendahara;
1. Divisi-Divisi
Pasal 8

1. Tata Kerja Badan dan Lembaga Otonom KNPI adalah :


1. Ketua berperan sebagai Pimpinan Badan dan Lembaga yang melakukan tugas
mengkoordinasikan pelaksanaan program;
1. Wakil Ketua berperan sebagai Koordinator Divisi-Divisi tertentu yang ditetapkan oleh
Badan dan Lembaga Otonom dan bertanggung jawab kepada Ketua serta dilaksanakan secara
demokrasi;
1. Sekretaris dan Wakil Sekretaris merupakan tenaga yang memfasilitasi terlaksananya
program-program Badan dan Lembaga secara baik serta sesuai dengan kemampuan dan
ketersediaan sarana dan fasiltas yang ada;
1. Bendahara dan Wakil Bendahara merupakan tenaga yang memfasilitasi pelaksanaan
program Badan dan Lembaga serta menjamin ketersediaan sarana dan dana serta fasilitasnya
sesuai dengan kemampuan Badan dan Lembaga yang bersangkutan;
1. Divisi-Divisi berperan sebagai tenaga penggerak organisasi pada bidangnya dan
bertanggung jawab kepada Wakil Ketua Bidang masing-masing serta secara kreatif
mengembangkan ide dan aktualitasnya yang sejalan dengan program kerja Badan dan
Lembaga yang bersangkutan.
2. Pimpinan Badan dan Lembaga Otonom bertanggung jawab kepada Dewan Pengurus
sesuai tingkatnnya, serta setiap 6 (Enam) Bulan sekali memberikan laporan tertulis
yang terkait dengan pelaksanaan kegaiatan dan program Badan dan Lembaga

Pasal 9

1. Hubungan Badan dan Lembaga KNPI dengan Dewan Pengurus KNPI dimasing-masing
tingkatan merupakan hubungan koordinatif yang bersifat otonom.
2. Mekanisme Kerja Pengurus Badan dan Lembaga :
1. Rapat-rapat internal Pengurus Badan dan Lembaga diatur dan ditetapkan oleh Pengurus
Badan dan Lembaga yang bersangkutan.
1. Penyusun dan pelaksanaan Program Kerja oleh masing-masing pengurus Badan dan
Lembaga.
3. Dewan Pengurus KNPI sesuai dengan tingkatannya sewaktu-waktu dapat
membubarkan Badan dan Lembaga, manakala berdasarkan pertimbangan organisasi sudah
tidak diperlukan lagi meskipun masa kerjanya belum berakhir.

BAB VI ADMINISTRASI DAN KEUANGAN LEMBAGA

Pasal 10

1. Keuangan Badan dan Lembaga didapat dari :


1. Sumbangan individu pengurus;
1. Simpatisan yang tidak mengikat;
1. Usaha-usaha lain yang sah dan tidak melanggar AD/ART KNPI.

BAB VII A T R I B U T
Pasal 11

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP


Pasal 12
Dalam rangka memudahkan koordinasi pelaksanaan program, maka Pengurus Lembaga dapat
membuat ketentuan-ketentuan dalam rangka pelaksanaan Program dan disyahkan oleh DPP
KNPI melalui Rapat Pleno Dewan Pengurus Pusat KNPI.
Pasal 13
Apabila terjadi kekeliruan di dalam penetapan Peraturan Organisasi ini di kemudian hari, maka
Peraturan Organisasi ini dapat ditinjau dan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Pasal 14
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan ditetapkan oleh Dewan
Pengurus Pusat KNPI. Pasal 15
Peraturan Organisasi ini berlaku sejak Tanggal ditetapkan.
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 28DESEMBER 2011
Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia
Indonesia National Youth Council – Central Board
Gedung Pemuda/DPP KNPI : Jln. Rasuna Said, Komplek GEMA Kuningan Jakarta Selatan
Telp/Fax : 021-29410947, Email : knpipusat@yahoo.com. Website : www.knpi.org
PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 08/PO/KNPI/XII/2011
TE N T A N G
RANGKAP JABATAN PIMPINAN/PENGURUS
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
DEWAN PENGURUS PUSAT
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Menimbang : 1. Bahwa Kongres XIII Pemuda/KNPI Tahun 2011 sebagai


pemegang kekuasaan tertinggi organisasi telah menetapkan
kebijaksanaan organisasi yang terarah pada peningkatan peran dan
fungsi Organisasi KNPI dalam pembinaan dan Pengembangan
Pemuda;
2.Bahwa diperlukan peningkatan kesatuan dan keterpaduan gerak langkah seluruh jajaran
organisasi KNPI dalam rangka pelaksanaan Program KNPI menuju perwujudan cita-citanya;
Bahwa keberadaan Struktur Kelembagaan, dan Lembaga merupakan kelengkapan organisasi
yang menjalankan kegiatan dalam bidang tertentu sesuai dengan kebijaksanaan dasar yang
ditetapkan; Bahwa dalam rangka pelaksanaan hasil-hasil keputusan Kongres XIII
Pemuda/KNPI maka perlu ditetapkan Peraturan Organisasi tentang Rangkap Jabatan
Pimpinan/Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia.Mengingat: Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga KNPI; Garis Besar Program Kerja Organisasi (GBPKO)
KNPI.Memperhatikan: Keputusan Kongres XIII Pemuda/KNPI Tanggal 25-28 Oktober 2011 di
Hotel Sahid Jakarta; Keputusan Rapat Pleno I DPP KNPI Tanggal 28 Desember 2011.
M EMUTUSKAN
Menetapkan:PERATURAN ORGANISASI TENTANG RANGKAP JABATAN
PIMPINAN/PENGURUS KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

BAB I KETENTUAN UMUM


Pasal 1

1. Bahwa yang dimaksud dengan rangkap jabatan antar Komite Nasional Pemuda Indonesia
disemua tingkatan dengan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda di semua tingkatan adalah
Jabatan/Posisi penting dan strategis di masing-masing organisasi yang memungkinkan tidak
dapat dijabat dalam waktu bersamaan dan periodesasi kepengurusan yang masih berlaku
dimasing-masing organisasi antara KNPI dan OKP dimaksud.
2. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda yang dimaksud dalam Peraturan Organisasi ini
adalah semua Organisasi Kemasyarakatan Pemuda yang berhimpun dalam Komite Nasional
Pemuda Indonesia.

Pasal 2

Jabatan yang tidak dapat dirangkap dalam Peraturan Organisasi ini adalah :
1. Untuk Pengurus DPP KNPI : Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal,
Bendahara Umum;
2. Untuk Pengurus OKP Tingkat Pusat : Ketua Umum
3. Untuk DPD Provinsi, Kabupaten/Kota : Ketua

BAB I PENENTUAN PILIHAN JABATAN


Pasal 3
Keputusan penentuan pilihan jabatan yang diatur dalam Peraturan Organisasi ini adalah apabila
Pimpinan/Pengurus tersebut telah diputuskan dan ditetapkan pada posisi sebagai tersebut pada
Pasal 3 dari Peraturan Organisasi ini.
Waktu Penentuan Pilihan Jabatan yang diatur dalam Peraturan Organisasi ini adalah 6 bulan dari
penetapan posisi Pimpinan/Pengurus tersebut ditetapkan.
Pasal 4
Penentuan salah satu jabatan yang dipilih oleh Pimpinan/Pengurus di KNPI atau di Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda ditentukan oleh Tim yang dibentuk oleh KNPI pada semua tingkatan,
melalui permintaan langsung kepada Pimpinan/Pengurus yang bersangkutan terhadap pilihan
jabatan yang akan dipilih dan kemudian akan diputuskan melalui Rapat Pleno KNPI sesuai
tingkatan Organisasi KNPI.
Tim yang dibentuk oleh Dewan Pengurus KNPI pada semua tingkatan adalah melalui Rapat
Pengurus Harian KNPI pada semua tingkatan.

BAB III KETENTUAN PENUTUP


Pasal 5
Dalam hal terjadi jabatan lowong seorang Pimpinan/Pengurus KNPI di semua tingkatan yang
diakibatkan oleh Rangkap Jabatan dengan OKP yang diatur dalam Peraturan Organisasi ini,
maka untuk pengisian Jabatan Lowong atau Pergantian Antar Waktu di Kepengurusan KNPI
pada semua tingkatan harus menyesuaikan dengan Peraturan Organisasi tentang Pengisian
Jabatan Lowong atau Pergantian Antar Waktu Komite Nasional Pemuda Indonesia.
Pasal 6
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diatur kemudian oleh
Dewan Pengurus Pusat KNPI.
Pasal 7
Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 28DESEMBER 2011
PETUNJUK PELAKSANAAN
& PETUNJUK TEKNIS
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia
Indonesia National Youth Council – Central Board
Gedung Pemuda/DPP KNPI : Jln. Rasuna Said, Komplek GEMA Kuningan Jakarta Selatan
Telp/Fax : 021-29410947, Email : knpipusat@yahoo.com. Website : www.knpi.org
PETUNJUK PELAKSANA
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 01/JUKLAK/KNPI/XII/2011
T ENTANG
MUSYAWARAH DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA/KECAMATAN
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
DEWAN PENGURUS PUSAT
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Menimbang : 1. Bahwa Kesinambungan dan pengembangan peran organisasi secara
effektif dan effisien, sangat ditentukan oleh penataan segenap
perangkat organisasi di setiap tingkatan;
2.Bahwa Musyawarah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan merupakan perangkat
institusi tertinggi organisasi yang menentukan kadar perkembangan organisasi pada tingkatan
tersebut, oleh karena itu pelaksanaan Musyawarah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan
perlu penyesuaian dalam rangka menunjang dan mewujudkan hasil-hasil Kongres XIII
Pemuda/KNPI Tahun 2011;
Bahwa penataan Musyawarah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan sebagai bagian dari
penataan organisasi harus dilakukan secara nasional dengan memperhatikan kepentingan
perwujudan sifat dan fungsi KNPI; Bahwa untuk itu diperlukan petunjuk Pelaksana tentang
pelaksanaan Musyawarah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota/
Kecamatan, sebagai keputusan organisasi yang memberi arah dan pedoman
penyelenggaraan Musyawarah Provinsi/
Kabupaten/Kota/Kecamatan KNPI di seluruh Indonesia.Mengingat: Anggaran Dasar KNPI Bab
IX Pasal 17,18,19,20,21 dan Anggaran Rumah Tangga KNPI Bab III Pasal 12,13,14. Peraturan
Organisasi KNPI Nomor : 03/PO/KNPI/XII/2012 Tentang Permusyawaratan dan Rapat-Rapat
Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia.Memperhatikan: Keputusan Kongres
XIII Pemuda/KNPI Tanggal 25-28 Oktober 2011 di Hotel Sahid Jakarta; Keputusan Rapat
Pleno I DPP KNPI Tanggal 28 Desember 2011.
M EMUTUSKAN
Menetapkan:PETUNJUK PELAKSANA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
TENTANG PELAKSANAAN MUSYAWARAH DAERAH PROVINSI / KABUPATEN /
KOTA / KECAMATAN

KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA


1. KETENTUAN UMUM
1. Musyawarah Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia adalah pemegang kekuasaan
tertinggi Komite Nasional Pemuda Indonesia di tingkat Propinsi/Kabupaten/Kota dan
Kecamatan yang selanjutnya dalam Peraturan Organisasi ini disebut MUSDA dan MUSCAM
yang diadakan setiap 3 (Tiga) Tahun sekali;
2. Musyawarah Daerah KNPI Provinsi adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat
Provinsi untuk selanjutnya disingkat MUSDA;
3. Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota adalah pemegang kekuasaan tertinggi di
tingkat Kabupaten/Kota untuk selanjutnya disingkat MUSDA;
4. Musyawarah KNPI Kecamatan adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat
Kecamatan untuk selanjutnya di singkat MUSCAM.
1. FUNGSI DAN WEWENANG
Fungsi dan Wewenang MUSDA dan MUSCAM sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasala 15,
Pasal 17 dan Pasal 19 Anggaran Dasar sebagai berikut :
1. Menilai dan mengesahkan Laporan Pertanggung Jawaban Dewan Pengurus Daerah KNPI
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Dewan Pengurus Kecamatan;
1. Menetapkan Pokok-pokok Program Kerja KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Kecamatan dalam rangka pelaksanaan Pokok-Pokok Program Kerja Nasional dan Organisasi
KNPI;
1. Memilih dan menetapkan Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Dewan Pengurus Kecamatan;
1. Memilih dan menetapkan Pimpinan dan Anggota Majelis Pemuda Indonesia
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
1. PENYELEGGARA DAN PENANGGUNG JAWAB
Penyelenggara dan Penanggung Jawab Musyawarah dan Rapat-Rapat adalah Dewan Pengurus
Komite Nasional Pemuda Indonesia pada masing-masing tingkatan.
1. PESERTA DAN PENINJAU
1. Musyawarah Daerah KNPI Propinsi/Kabupaten/Kota dan Musyawarah KNPI Kecamatan
dihadiri oleh Peserta dan Peninjau.
2. Peserta dan Peninjau MUSDA KNPI Provinsi :
1. Peserta :
i. Unsur Dewan Pengurus Pusat KNPI; ii. Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi; iii. Unsur
Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota; iv. Unsur Majelis Pemuda Indonesia
Provinsi; v. Unsur Organisasi Kemasyarakatan Pemuda di tingkat Propinsi.

1. Peninjau :
i. Dewan Pengurus Kecamatan; ii. Unsur Institusi atau perorangan yang diundang oleh

DPD KNPI Provinsi;


3. Peserta dan Peninjau MUSDA KNPI Kabupaten/Kota :
1. Peserta :
i. Unsur Dewan Pengurus Pusat KNPI; ii. Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kabupaten/Kota; iii. Unsur Dewan Pengurus Kecamatan; iv. Unsur MPI
Kabupaten/Kota; v. Unsur Organisasi Kemasyarakatan Pemuda di Tingkat

Kabupaten/Kota;
1. Peninjau :
i. Unsur institusi atau perorangan yang diundang oleh DPD KNPI Kabupaten/Kota
4. Peserta dan Peninjau Musyawarah KNPI Kecamatan :
1. Peserta :
i. Unsur Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota; ii. Dewan Pengurus
Kecamatan; iii. Unsur Majelis Pemuda Indonesia Kecamatan; iv. Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda di Tingkat Kecamatan
1. Peninjau :
i. Unsur Institusi atau perorangan yang diundang oleh Dewan Pengurus Kecamatan.

1. MATERI PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT-RAPAT


1. Materi MUSDA dan MUSCAM KNPI disiapkan melalui Rapat Pimpinan KNPI di
masing-masing tingkatan.
2. Sidang-sidang dan Rapat MUSDA dan MUSCAM terdiri :
1. Sidang Pleno
1. Sidang Komisi
1. Sidang Komisi Khusus dan atau Sub Komisi bila dianggap perlu.
3. Materi Persidangan terdiri dari :
1. Pokok-pokok Program Kerja KNPI
1. Rekomendasi
1. Tata Tertib Pemilihan
1. Hal lain yang dipandang perlu
4. Tugas dan Wewenang Sidang Pleno :
1. Mendengarkan pengarahan dan ceramah sesuai dengan ketentuan MUSDA dan
MUSCAM;
1. Mendengar dan memberikan penilaian atas Laporan Pertanggung Jawaban Dewan
Pengurus Daerah KNPI dan Dewan Pengurus Kecamatan;
1. Mengesahkan Laporan Pertanggung Jawaban Dewan pengurus Daerah KNPI dan Dewan
Pengurus Kecamatan;
1. Menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja KNPI Daerah dan Kecamatan yang
berpedoman kepada Pokok-Pokok Program Kerja Nasional dan Organisasi KNPI;
1. Membentuk Komisi-Komisi menurut kebutuhan;
1. Mendengarkan Laporan Komisi untuk mendapatkan penilaian dan pengesahan Sidang
Pleno;
1. Memilih dan Mengesahkan Ketua Dewan Pengurus Daerah KNPI dan Ketua Dewan
Pengurus Kecamatan;
1. Memilih Formatur;
1. Mengesahkan Dewan Pengurus Daerah KNPI dan Dewan Pengurus kecamatan serta
Anggota Majelis Pemuda Indonesia untuk Masa Bakti berikutnya.
5. Tugas dan Wewenang Sidang Komisi :
6. Melakukan Musyawarah dan mengambil keputusan menganai hal-hal yang menjadi
lingkup tugasnya;
7. Melaporkan hasil-hasil Sidang Komisi kepada Sidang Pleno MUSDA dan MUSCAM
setelah ditanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris Sidang Komisi yang bersangkutan.
6. Sidang-Sidang MUSDA dan MUSCAM dipandu oleh Dewan Pengurus Daerah KNPI dan
Dewan Pengurus Kecamatan dan Pimpinan Sidang terpilih.
7. Pimpinan Sidang MUSDA dan MUSCAM dipilih dari dan oleh utusan MUSDA dan
MUSCAM dan komposisinya diatur sebagai berikut :
1. Pimpinan Sidang Pleno terdiri dari Seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua, seorang
Sekretaris dan 2 (Dua) Orang Anggota;
1. Pimpinan Sidang Komisi terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan Anggota-
Anggota.
8. Pimpinan Sidang merangkum seluruh pembicaraan, mendudukkan persoalan, meluruskan
pembicaraan serta berusaha mempertemukan pendapat sesuai acara persidangan.

1. HAK PESERTA DAN PENINJAU


1. Peserta Berhak :
1. Mendapatkan satu hak suara yang dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan;
1. Mengajukan pertanyaan, usul, saran dan atau pendapat baik lisan maupun tertulis;
1. Mendapatkan kesempatan dan kebebasan yang sama untuk mengeluarkan
Pendapat/Kritik yang bersifat membangun;
1. Dipilih dan Memilih.
2. Peninjau Berhak :
1. Mengajukan pertanyaan, usul dan atau pendapat baik lisan maupun tertulis atas seijin
Pimpinan Sidang;
1. Mendapatkan kesempatan dan kebebasan yang sama untuk mengeluarkan
Pendapat/Kritik yang bersifat membangun.
3. Setiap Peserta dan Peninjau berhak untuk menjadi anggota salah satu Komisi MUSDA
dan MUSCAM.
4. Jumlah anggota masing-masing komisi disusun secara proporsional.
5. Penggunaan hak bicara dan hak suara dalam Musyawarah dan Rapat-Rapat diatur dalam
Tata Tertib Musyawarah dan Rapat-Rapat.

1. QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


1. Permusyawaratan dan rapat-rapat dinyatakan syah apabila dihadiri sekurang-kurangnya
½ (Setengah) ditambah 1 (Satu) jumlah peserta;
2. Apabila ketentuan sebagaimana diatur dalam ayat 1 (Satu) tidak dapat dipenuhi, maka
semua jenjang permusyawaratan di atas dapat di tunda selama 2 x 60 menit, dan jika dalam
tenggang waktu tersebut belum terpenuhi maka atas persetujuan peserta yang hadir sidang
selanjutnya dinyatakan syah;
3. Ketentuan mengenai Quorum dan peryaratan rapat-rapat dan rapat-rapat Dewan Pengurus
diberlakukan sama sebagaimana diatur dalam ketentuan ayat 1 dan 2 Pasal ini;
4. Kongres / Kongres Luar Biasa / Musyawarah Provinsi /
Musyawarah Daerah Provinsi/Musyawarah Daerah Provinsi Luar Biasa/ Musyawarah
Kabupaten-Kota/Musyawarah Kabupaten – Kota Luar Biasa / Musyawarah
Kecamatan / Musyawarah Kecamatan Luar Biasa dinyatakan sah apabila dihadiri sekurang-
kurangnya ½ (Setengah) ditambah 1 (Satu) jumlah utusan peserta;
5. Apabila ketentuan dalam ayat 1 ini tidak dapat dipenuhi, maka semua jenjang dan semua
permusyawaratan dapat ditunda selama 2 x 60 menit, dan jika dalam tenggang waktu tersebut
Quorum belum dapat terpenuhi, maka atas persetujuan peserta sidang selanjutnya dinyatakan
sah;
6. Ketentuan mengenai Quorum dan persyaratan rapat-rapat dan rapat-rapat Dewan
Pengurus diberlakukan sama dengan diatur pada ayat 1 dan 2 Pasal ini, terkecuali khusus
rapat-rapat Dewan Pengurus penundaan waktunya adalah selama dua kali 30 menit;
7. Pengambilan keputusan dalam Musyawarah dan Rapat-Rapat KNPI adalah sebagai
berikut :
1. Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mencapai
mufakat;
1. Apabila yang diinginkan pada ayat (1) Pasal ini tidak dimungkinkan, maka pengambilan
keputusan dilakukan dengan pemungutan suara terbanyak oleh peserta dalam suasana dan
semangat kebersamaan untuk menunjang kebersamaan Pemuda Indonesia.
8. Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dinyatakan sah, apabila disetujui
oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang hadir.
9. Apabila keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dan hasilnya sama maka
dilakukan pemungutan suara ulang.
1. Proses pengambilan suara dilakukan oleh peserta dengan menyatakan sikap setuju atau
menolak atau abstain yang dilaksanakan secara lisan atau tertulis atau mengacungkan tangan.
1. Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dilakukan dengan mengadakan
perhitungan secara langsung.

1. TATA CARA PEMILIHAN KETUA, FORMATUR DAN DEWAN PENGURUS


1. Pemilihan Ketua DPD KNPI, Anggota Formatur dan pembentukan Dewan Pengurus
KNPI dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pencalonan Ketua DPD;
1. Pemilihan Ketua DPD dan Anggota Formatur;
1. Pembentukan Dewan Pengurus.
2. Calon Ketua DPD di pilih oleh peserta MUSDA dari Bakal Calon yang sudah ditetapkan
oleh Sterring Commite (SC).
3. Ketua terpilih sekaligus menjadi Ketua Formatur.
4. Anggota Formatur dipilih pada tahap kedua setelah pemilihan Ketua.
5. Persyaratan Calon Ketua adalah :
1. Pernah atau sedang aktif menjadi Pengurus KNPI ditingkat masing-masing;
1. Pernah atau sedang menjadi Pengurus Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) di
tingkatan masing-masing;
1. Berusia tidak lebih dari 40 Tahun;
1. Tidak melebihi 2 (Dua) Periode sebagai Ketua;
1. Mendapatkan 1 (Satu) Rekomendasi dari Dewan Pengurus di tingkatan masing-masing
dan 4 (Empat) Rekomendasi dari Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang
berhimpun dalam KNPI;
1. Berprestasi, Berdedikasi, Loyal terhadap Organisasi/Negara, tak tercela dan bebas
Narkoba serta bersedia bertanggung Jawab untuk melaksanakan Amanat Organisasi hingga
akhir masa jabatan.
6. Persyaratan Dewan Pengurus KNPI :
1. Menerima Deklarasi Pemuda Indonesia, Permufakatan Pemuda Indonesia, AD/ART,
Program Umum KNPI, Peraturan Organisasi lainnya serta mempunyai waktu dan bersedia
untuk berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI.
1. Diusulkan secara resmi oleh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) dan atau Dewan
Pengurus KNPI ditingkatan masing-masing;
1. Tidak melebihi 2 (Dua) Periode pernah menjadi Dewan Pengurus KNPI ditingkatan
masing-masing;
1. Berprestasi, Berdedikasi, Loyal terhadap Organisasi/Negara, tak tercela dan bebas
Narkoba serta bersedia bertanggung jawab untuk melaksanakan Amanat Organisasi hingga
akhir masa jabatan.
7. Pemilihan Ketua dan Dewan Pengurus dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Calon-calon Ketua dipilih dan ditetapkan oleh Peserta;
1. Syarat-syarat Calon Ketua sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga Pasal 5 dan 7;
1. Calon Ketua dinyatakan sah bila didukung sekurang-kurangnya 20 persen suara dari
jumlah peserta MUSDA dan MUSCAM;
1. Apabila hanya satu calon yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan ayat 3
diatas, maka selanjutnya ditetapkan sebagai Ketua terpilih;
1. Apabila terdapat lebih dari satu calon yang mendapat dukungan 20 persen, maka
pemilihan dilanjutkan ke tahap berikutnya, dan calon yang mendapat suara terbanyak
langsung ditetapkan sebagai Ketua terpilih;
1. Ketua dipilih dari Calon Ketua yang telah memenuhi persyaratan dan disahkan oleh
peserta di dalam Sidang Pleno;
1. Dewan Pengurus daerah dan Kecamatan dipilih oleh Formatur.
8. Formatur dipilih dari dan oleh Peserta di dalam Sidang Pleno.
9. Formatur MUSDA KNPI Provinsi sebanyak 9 (Sembilan) Orang yang dipilih dari Peserta
yang terdiri dari :
1. Unsur DPP KNPI : 1 Orang
1. Unsur MPI KNPI Provinsi : 1 Orang
1. Ketua DPD KNPI Provinsi Terpilih : 1 Orang
1. Ketua DPD KNPI Provinsi Demisioner : 1 Orang
1. Unsur DPD KNPI Kabupaten/Kota : 2 Orang
1. Unsur Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Tingkat Provinsi : 3 Orang
1. Formatur MUSDA Kabupaten/Kota sebanyak 7 (Tujuh) Orang yang dipilih dari Peserta
yang terdiri dari :
1. Unsur DPD KNPI Provinsi : 1 Orang
1. Unsur MPI KNPI Kabupaten/Kota : 1 Orang
1. Ketua DPD KNPI Kabupaten/Kota Terpilih : 1 Orang
1. Ketua DPD KNPI Kabupaten/Kota Demisioner : 1 Orang
1. Unsur Dewan Pengurus Kecamatan : 1 Orang
1. Unsur Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Tingkat Kabupaten/Kota : 2 Orang
1. Formatur MUSCAM sebanyak 5 (Lima) Orang yang terdiri dari :
1. Unsur DPD KNPI Kabupaten/Kota : 1 Orang
1. Ketua Pengurus Kecamatan Terpilih : 1 Orang
1. Ketua Pengurus Kecamatan Demisioner : 1 Orang
1. Unsur MPI KNPI Kecamatan : 1 Orang
1. Unsur Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) ditingkat Kecamatan : 1 Orang
2. Komposisi Formatur terdiri dari seorang Ketua Merangkap Anggota, Seorang Sekretaris
Merangkap Anggota dan Anggota-Anggota.
3. Ketua Formatur untuk MUSDA dan MUSCAM adalah Ketua Terpilih.
4. Formatur mempunyai Mandat Penuh untuk menyusun kepengurusan dengan
memperhatikaan usulan nama-nama resmi yang direkomendasikan oleh Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah ditetapkan sebagai Peserta maupun Peninjau
MUSDA dan MUSCAM.
5. Nama-nama Calon Pengurus yang direkomendasikan wajib melampirkan Daftar Riwayat
Hidup (ART Pasal 5 dan 7).
6. Rekomendasi Calon Pengurus selambat-lambatnya disampaikan pada saat pendaftaran
peserta MUSDA dan MUSCAM.

1. DEWAN PENGURUS DAERAH DAN DEWAN PENGURUS KECAMATAN


1. Dewan Pengurus Daerah Provinsi terdiri dari :
1. Ketua
1. Beberapa Wakil Ketua
1. Sekretaris
1. Beberapa Wakil Sekretaris
1. Bendahara
1. Beberapa Wakil Bendahara
1. Departemen-Departemen
2. Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota terdiri dari :
1. Ketua
1. Beberapa Wakil Ketua
1. Sekretaris
1. Beberapa Wakil Sekretaris
1. Bendahara
1. Beberapa Wakil Bendahara
1. Departemen-Departemen
3. Pengurus Kecamatan terdiri dari :
1. Ketua
1. Beberapa Wakil Ketua
1. Sekretaris
1. Beberapa Wakil Sekretaris
1. Bendahara
1. Beberapa Wakil Bendahara
1. Komisi-Komisi
4. Jumlah Anggota Departemen/Komisi Pengurus disesuaikan dengan perkembangan dan
kebutuhan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan terdiri dari :
1. Organisasi dan Pemberdayaan OKP
1. Pembinaan dan Pengembangan Anggota
1. Kaderisasi dan Pengembangan SDM Pemuda
1. Kerjasama Hubungan antar Lembaga
1. Advokasi, Hukum dan HAM
1. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1. Politik
1. Aga ma
1. Sosial dan Bantuan Bencana
1. Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim
1. Pembangunan Masyarakat Desa
1. Komunikasi dan Informatika
1. Tenaga Kerja dan Kependudukan
1. Pendidikan dan Kebudayaam
1. Perdagangan
1. Perindustrian dan Teknologi Tepat Guna
1. Pertanian, Perkebunan dan Perikanan
1. Kehutanan
1. UMKM dan Koperasi
1. Energi dan Sumber Daya Mineral
1. Perikanan dan Kelautan
1. Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial
1. Kewirausahaan Pemuda dan Investasi
1. Transportasi dan Perhubungan
1. Perumahan dan Pemukiman
1. Pembangunan Infrastruktur dan Pekerjaan Umum
1. Olahraga dan Kesenian
1. Kesehatan dan Penanggulangan Narkoba
1. Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
1. Riset dan Pengembangan Teknologi
1. Litbang dan Pengkajian Strategis

1. PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH
1. Pelaksanaan MUSDA dan MUSCAM KNPI sesuai dengan berakhirnya Periodesasi
Kepengurusan;
2. Bagi Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah berakhir
masa kepengurusannya, maka pelaksanaan MUSDA KNPI Provinsi dan Kabupaten/Kota
diselenggarakan selambat-lambatnya di Bulan April 2012;
3. Bagi Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi yang selama Periode Kepengurusannya
masih terdapat Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota yang telah habis masa
kepengurusannya dan belum melaksanakan MUSDA, maka Dewan Pengurus Daerah KNPI
Provinsi harus segera menuntaskan MUSDA KNPI Kabupaten/Kota tersebut terlebih dahulu;
4. Dalam hal Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi, Kabupaten/Kota dan Dewan
Pengurus KNPI Kecamatan tidak dapat menyelenggarakan MUSDA dan MUSCAM sesuai
dengan Periodisasinya Kepengurusan sebagaimana diatur dalam ketentuan ayat 1 Pasal ini
dan Dewan Pengurus Daerah tidak berinisiatif menyelenggaraakan MUSDA dan MUSCAM,
maka Pimpinan Majelis Pemuda Indonesia (MPI KNPI) di masing-masing tingkatan dapat
melaksanakan MUSDA dan MUSCAM setelah mendapat persetujuan dari Dewan Pengurus
Pusat (DPP);
5. MUSDA KNPI dan MUSCAM KNPI dilaksanakan di Ibukota Provinsi, Kabupaten/Kota
dan Kecamatan dan atau disesuaikan dengan kemampuan Daerah/Kecamatan yang
bersangkutan.

1. PELANTIKAN PENGURUS
Pelantikan Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan
dilaksanakan setelah berkahirnya penyelenggaraan MUSDA dan MUSCAM yang dilakukan oleh
pengurus setingkat di atasnya.

1. ORIENTASI PENGURUS
Setelah Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan terpilih dan
dilantik, dilanjutkan dengan Orientasi Pengurus.

1. KETENTUAN PERALIHAN
1. Khusus untuk Dewan Pengurus KNPI Provinsi yang memiliki Dualisme Kepengurusan,
penyelesaiannya mengikuti ketentuan yang diputuskan dalam Kongres KNPI ke-XIII dengan
mengutamakan prinsip-prinsip kesinambungan kepengurusan terdahulu, eksistensi
berdasarkan Kinerja dan Program Kerja yang telah dilaksanakaan serta pengakuan dari
pemerintah.
2. Dalam hal penyelesaian Dualisme Kepengurusan melalui MUSDA, penyelenggaraannya
mengikuti mekanisme dan tata cara sebagai berikut :
1. Mengacu pada hasil-hasil Ketetapan Kongres XIII;
1. Mengikuti Peraturan Organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia;
1. Membuat kesepakatan bersama tentang penyelenggaraan MUSDA.
3. Penyelenggaraan MUSDA sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaksanakan paling
lambat Bulan April 2012.
4. Apabila Dewan Pengurus Daerah KNPI tidak tunduk dan atau melanggar ketentuan
sebagaimana diatur dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Pasal ini, maka untuk menjamin
kelangsungan Roda Organisasi Dewan Pengurus Pusat dan atau Pengurus setingkat di atasnya
dapat mengambil alih.

1. KETENTUAN PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan ini akaan diatur kemudian oleh Dewan
Pengurus Pusat KNPI.

DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 28DESEMBER 2011
Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia
Indonesia National Youth Council – Central Board
Gedung Pemuda/DPP KNPI : Jln. Rasuna Said, Komplek GEMA Kuningan Jakarta Selatan
Telp/Fax : 021-29410947, Email : knpipusat@yahoo.com. Website : www.knpi.org
PETUNJUK TEKNIS
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 01/JUKNIS/KNPI/XII/2011
T ENTANG
STANDARISASI KEPROTOKOLERAN KEGIATAN DAN PELANTIKAN
PENGURUS KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
DEWAN PENGURUS PUSAT
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Menimbang : 1. Bahwa Kesinambungan dan pengembangan peran organisasi
secara effektif dan effisien, sangat ditentukan oleh penataan
perangkat organisasi di setiap tingkatan;
2.Bahwa untuk menyamakan langkah dan gerak dari pada kegiatan secara Protokoler
(Seremonial Kegiatan) Komite Nasional Pemuda Indonesia;
Bahwa untuk itu diperlukan Petunjuk Teknis tentang Tata Cara Seremonial Kegiatan dan Tata
Cara Pelantikan Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia disemua tingkatan di seluruh
Indonesia.Mengingat: Anggaran Dasar KNPI dan Anggaran Rumah Tangga
KNPIMemperhatikan: Keputusan Kongres XIII Pemuda/KNPI Tanggal 25-28 Oktober 2011 di
Hotel Sahid Jakarta; Keputusan Rapat Pleno I DPP KNPI Tanggal 28 Desember 2011.

M EMUTUSKAN

Menetapkan : PETUNJUK TEKNIS KOMITE NASIONAL PEMUDA


INDONESIA TENTANG STANDARISASI
KEPROTOKOLERAN KEGIATAN DAN PELANTIKAN
PENGURUS KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
STANDARISASI KEPROTOKOLERAN
1. PEMBUKAAN
1. Ucapan selamat datang oleh MC
2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
3. Hymne dan Mars KNPI
4. Pembacaan Deklarasi Pemuda
5. Laporan Ketua Panitia
6. Sambutan dari Ketua Umum/Ketua DPD Provinsi dan Kabupaten/Kota
setempat/Kecamatan
7. Sambutan dari Ketua Umum DPP/DPD KNPI (Jika dilaksanaakan di Daerah)
8. Sambutan pejabat Pemerintah : Presiden/Menteri/Gubernur/
Bupati/Walikota sekaligus membuka secara resmi acara
9. Penyerahan Cindera Mata (Kalau Ada)
1. Do’a Penutup
1. Selesai/Ramah Tamah

1. PENUTUPAN
1. Pengantar oleh MC
2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
3. Hymne dan Mars KNPI
4. Pembacaan Hasil Keputusan Acara
5. Laporan dari Ketua Panitia
6. Sambutan Ketua Umum/Ketua DPD/PK (Sekaligus Menutup Acara)
7. Sambutan dari Pemerintah setempat (Kalau Ada)
8. Do’a Penutup
9. Ramah Tamah

Catatan : Seremonial Pembukaan dan Penutupan Permusyawaratan dan Rapat-Rapat KNPI


atau Acara Seremonial lainnya seyogiyanya mengacu urutan acara diatas dan disesuaikan
dengan kebutuhan.

II. PELANTIKAN PENGURUS


1. PROSESI PELANTIKAN :
Prosesi Pelantikan/Pengukuhan DPD/PK agar dilaksanakan dengan waktu tersendiri sehingga
memiliki nilai politis bagi organisasi terhadap Pengurus, Instansi terkait serta masyarakat luas.
1. TATA CARA PELANTIKAN :
1. Urutan Acara
Ÿ Pembukaan oleh MC Ÿ Lagu Indonesia Raya Ÿ Hymne dan Mars KNPI Ÿ Laporan Ketua
Panitia Pelantikan Ÿ Pembacaan SK DPP/DPD/PK Ÿ Pelantikan dan Pengukuhan
DPP/DPD/PK Ÿ Pengucapan Janji Pengurus Ÿ Penyerahan Pataka dari DPP/DPD kepada
Ketua Umum/Ketua terpilih Ÿ Ucapan selamat dari para undangan Ÿ Sambutan dari
Ketua Umum/Ketua terpilih Ÿ Sambutan DPP/DPD (Jika dilaksanakan di Daerah) Ÿ
Sambutan Pemerintah setempat Ÿ Penyerahan Cindera Mata (Kalau ada) Ÿ Do’a Penutup Ÿ
Ramah Tamah

1. PENGUCAPAN JANJI PENGURUS


JANJI PENGURUS Kepada Pengurus yang akan dilantik/dikukuhkan terlebih dahulu
ditanyakan kesediaannya mengucapkan janji pengurus. Sebelum Saudara-Saudara dengan resmi
saya lantik pada hari ini, mohon mengikuti kata-kata saya sebagai berikut : BAHWA SAYA
AKAN TAAT DAN SETIA, KEPADA NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA. BAHWA SAYA AKAN PATUH DAN MEMEGANG TEGUH, ANGGARAN
DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA SERTA TATA LAKSANA ORGANISASI,
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA. BAHWA SAYA, DALAM MENJALANKAN
JABATAN ORGANISASI, SENANTIASA AKAN MENGUTAMAKAN, KEPENTINGAN
ORGANISASI DIATAS KEPENTINGAN PRIBADI. BAHWA SAYA, SENANTIASA AKAN
MENJUNJUNG TINGGI, KEHORMATAN DAN NAMA BAIK ORGANISASI KOMITE
NASIONAL PEMUDA INDONESIA. SEMOGA TUHAN YANG MAHA ESA
MEMBERKAHI SAYA !

SELESAI !
1. KATA-KATA PELANTIKAN

BERDASARKAN HASIL MUSYAWARAH DAERAH/KECAMATAN KNPI KE ……


PROVINSI/KABUPATEN/KOTA/KECAMATAN YANG DILAKSANAKAN DARI
TANGGAL …………….20.. DI ……………, SAYA ATAS NAMA DPP/DPD DENGAN INI
MELANTIK/MENGUKUHKAN SAUDARA-SAUDARA MENJADI PENGURUS DEWAN
PENGURUS DAERAH PROVINSI ………./KABUPATEN/KOTA …………/KECAMATAN
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA MASA BHAKTI 20 …. – 20… SEMOGA
TUHAN YANG MAHA ESA SENANTIASA MEMBERIKAN KEKUATAN LAHIR DAN
BATHIN KEPADA SAUDARA-SAUDARA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DAN
AMANAH YANG DIBERIKAN
1. KATA-KATA SAAT PENYERAHAN PATAKA KNPI

“KIBARKANLAH PANJI-PANJI PEMUDA DIKALANGAN GENERASI MUDA


DISELURUH PELOSOK PROVINSI …….…./
KABUPATEN ……….. TEMPAT SAUDARA(i), SELAMAT BERTUGAS DAN
BERKARYA.“

Anda mungkin juga menyukai