Anda di halaman 1dari 23

PERATURAN ORGANISASI

Nomor : 001/PO/PP-SAPMA/VIII/2019

Tentang

PEDOMAN KADERISASI
SATUAN SISWA, PELAJAR, MAHASISWA (SAPMA)
PEMUDA PANCASILA

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Pengurus Pusat Sapma Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : 1. Bahwa SAPMA PEMUDA PANCASILA sebagai sumber kader bangsa


yang melahirkan pejuang-pejuang penerus cita-cita Pendiri Bangsa
untuk melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Bahwa untuk mewujudkan kader-kader organisasi SAPMA PEMUDA
PANCASILA yang memiliki loyalitas, jiwa korsa, kesadaran disiplin
yang tinggi dalam mengemban dan melaksanakan missi perjuangan
SAPMA PEMUDA PANCASILA perlu dilaksanakan kaderisasi secara
BERJENJANG
3. Bahwa program Kaderisasi SAPMA PEMUDA PANCASILA sebagai
wahana penggodokan dan pembinaan bagi para anggota, harus
dilaksanakan secara terarah, teratur dan berkesinambungan.
4. Bahwa untuk itu, perlu diterbitkan Surat Keputusan Pengurus Pusat
SAPMA PEMUDA PANCASILA tentang Pedoman Kaderisasi SAPMA
PEMUDA PANCASILA.

Mengingat : 1. Hasil keputusan Musyawarah Nasional I Sapma Pemuda Pancasila


tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Sapma
Pemuda Pancasila.
2. Hasil keputusan Rakernas Sapma Pemuda Pancasila tentang Program
Umum Sapma Pemuda Pancasila.
3. Hasil keputusan Rapat Pleno Pengurus Pusat Sapma Pemuda
Pancasila tanggal 30 April 2019

Memperhatikan : 1. Usul, saran, pendapat yang tumbuh dan berkembang dalam Tim
Kerja yang membahas Peraturan Organisasi tentang Pedoman
Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno Sapma Pemuda Pancasila, pada tanggal
30 April 2019

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI No. 001/PO/PP-SAPMA/VIII/2019 TENTANG


PEDOMAN KADERISASI SAPMA PEMUDA PANCASILA.

Pertama : Peraturan Organisasi tentang Pedoman Kaderisasi Organisasi Sapma


Pemuda Pancasila adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran, dan
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan Surat Keputusan
ini.

Kedua : Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan


diperbaiki sebagaimana mestinya oleh Pengurus Pusat Sapma Pemuda
Pancasila.

Ketiga : Dengan diberlakukannya Peraturan Organisasi ini, maka segala


ketentuan yang pernah dikeluarkan sebelumnya tentang Kaderisasi
Pemuda Pancasila dinyatakan tidak berlaku

Keempat : Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 22 Agustus 2019

Pengurus Pusat
SATUAN SISWA, PELAJAR, MAHASISWA (SAPMA)
PEMUDA PANCASILA

Yedidiah Soerjosoemarno, S.T., S.H Aulia Arief, S.H


Ketua Umum Sekretaris Umum

2
Lampiran : PERATURAN ORGANISASI No.: 001/PO/PP-SAPMA/VIII/2019
TENTANG PEDOMAN KADERISASI SAPMA PEMUDA
PANCASILA

PEDOMAN KADERISASI SAPMA PEMUDA PANCASILA

BAB I
PENDAHULUAN
Kaderisasi adalah suatu proses untuk melahirkan kader sebagai kekuatan inti yang siap-sedia
mewujudkan kepentingan organisasi dalam segala situasi dan kondisi baik sebagai pemikir,
penggagas, penggerak, maupun pelaksana tugas, yang kemudian dipersiapkan sebagai
pemimpin dalam lingkungan organisasi dan masyarakat. Sehingga pada hakekatnya seorang
kader harus mempunyai kemampuan untuk mendorong terciptanya peningkatan kinerja,
pembaharuan dan perbaikan didalam organisasi serta sekaligus berfungsi sebagai
penggerak, pemimpin yang terampil dan bertanggung-jawab terhadap kelangsungan hidup
organisasi.

Kader Sapma Pemuda Pancasila adalah anggota Pemuda Pancasila yang memiliki kualifikasi
tersebut diatas, telah mengikuti dan dinyatakan lulus dalam pendidikan kaderisasi
Berjenjang Sapma Pemuda Pancasila, dengan memperoleh Emblem dan Sertifikat.

Kaderisasi adalah proses terus menerus dalam rangka mendewasakan, memandirikan dan
menigkatkan Kopetensi Intelektualitas serta mengakarkan organisasi dalam kehidupan
masyarakat dan bangsa.

Karenanya, kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila merupakan proses yang perlu


dilangsungkan secara berkelanjutan, simultan, terencana, sistematis dan berjenjang dalam
rangka memajukan dan mengakarkan Sapma Pemuda Pancasila dalam kehidupan Siswa,
Pelajar, Mahasiswa, dalam berbangsa, dan bernegara.

Sistem kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila perlu dirancang secara efisien dan efektif, serta
dikembangkan dalam suasana dinamis dan harmonis agar dapat meningkatkan semangat
kejuangan bangsa sesuai nilai-nilai Pancasila.

BAB II
TINJAUAN UMUM
Sebagai Organisasi Kepemudaan yang lahir dan eksis untuk mewujudkan kemajuan bangsa
maka perkembangan kehidupan bangsa dan negara baik pada skala nasional, regional
maupun global merupakan bagian dari pergumulan organisasi Sapma Pemuda Pancasila,
terutama dalam hal mengelola peluang dan kekuatan bangsa mengatasi bermacam masalah
dan tantangan nasional mencapai tujuan berdirinya NKRI sesuai cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan. Kesemua tantangan dan pergumulan organisasi tersebut harus diantisipasi
secara sistematis oleh suatu kegiatan pengaderan.

Tantangan-tantangan tersebut antara lain :


A. Kondisi Internal Organisasi

3
Struktur organisasi yang telah tersusun dan berperan sebagai Organisasi Kepemudaan,
belum sepenuhnya berjalan konsisten. Paradigma keberadaan organisasi sebagai
Organisasi Kepemudaan yang Otonom masih harus disosialisasikan dan diwajibkan
secara intensif dalam praktek berorganisasi.

1. Moral
Interaksi sosial yang kian pragmatis, kecenderungan masyarakat yang konsumtif,
maraknya tindakan kekerasan, melemahnya nilai-nilai kemanusiaan dan
keagamaan, serta menguatnya nilai-nilai dan sikap individualisme, merupakan
gejala-gejala laten yang sangat berpotensi menjadi tatanan sosial baru masyarakat
Indonesia, yang sesungguhnya tidak sejalan dengan nilai-nilai kepribadian
Pancasila. Perilaku sosial dengan moralitas baru ini dapat berakibat melemahkan
kepribadian bangsa, terutama dalam hal mengimbangi derasnya nilai-nilai baru
akibat globalisasi yang tidak sesuai dengan keluhuran bangsa Indonesia
2. Produktivitas
Kader Sapma Pemuda Pancasila harus mampu mendorong peningkatan
produktivitas dunia Kepemudaan. Dalam hal ini produktifitas yang dimaksud
ditinjau dari tataran substansi, yakni produktivitas yang meningkatkan
Intelektualitas Kepemudaan yang luas. Kader-kader Sapma Pemuda Pancasila mesti
berperan aktif meningkatkan produktivitas Siswa, Pelajar dan Mahasiswa. Dan
untuk melakukan itu kader Sapma Pemuda Pancasila berorientasi pada
pemberdayaan (empowering) dan pencerdasan (educating) masyarakat.

B. Kondisi Eksternal Organisasi


Seiring proses demokratisasi Indonesia yang berkembang pesat dan positif ternyata
masih terdapat sejumlah bias dalam praktek berdemokrasi yang kontra produktif bagi
demokratisasi itu sendiri, seperti; kecenderungan melakukan unjuk rasa sebagai upaya
memaksakan kehendak dibeberapa daerah, maraknya sikap-sikap memonopoli
kebenaran dan tidak menghargai perbedaan, termasuk beragam kampanye politik yang
tidak mencerdaskan wawasan politik masyarakat.
Praktek demokrasi konstitusi dan demokrasi elektoral yang kian terbuka, egaliter dan
ekspresif dipandang belum sinergis dengan tingkat edukasi dan kesadaran politik
masyarakat pada umumnya, sehingga memerlukan kerja-keras segenap pihak untuk
senantiasa berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya kesadaran politik
masyarakat.
1. Integrasi Bangsa
Berbagai problem integrasi bangsa yang marak terjadi adalah pertanda belum
dewasanya interaksi masyarakat. Sebagai bangsa yang majemuk, bangsa Indonesia
belum optimal mengembangkan pembauran (cross culture) secara signifikan dan
positif. Kemajemukan justru masih menjadi ancaman laten keutuhan kehidupan
berbangsa daripada menjadi peluang untuk bersinergi.
2. Demokrasi
Demokrasi baru bekerja pada level prosedur formal dan belum muncul sebagai
substansi kehidupan sosial itu sendiri. Tidak mengherankan apabila seringkali
ditemukan praktek demokrasi yang semu dan bersifat paradoks diberbagai ajang
politik lokal maupun nasional. Pelanggaran kaidah demokrasi yang dilakukan atas
nama demokrasi masih sering ditemukan.
Dimana masih sering terjadi pelanggaran kaidah demokrasi yang acapkali dilakukan
atas nama demokrasi. Hal tersebut dikarenakan pranata kehidupan sosial belum
4
mampu menyerap kaidah-kaidah demokrasi dalam tatanan kelembagaannya, serta
belum optimalnya kedewasaan politik masyarakat dalam berdemokrasi yang
mengedepankan budaya dialog, bermusyawarah untuk mufakat. Dalam konteks ini
pendidikan politik masyarakat masih harus digalakkan dan menjadi agenda
mendasar membangun kehidupan politik bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3. Globalisasi
Derasnya arus informasi berdampak luas terhadap seluruh aspek kehidupan sosial.
Ketidak mampuan Indonesia mengantisipasi perubahan global yang dinamis akan
membuka peluang dominasi potensi asing terhadap potensi nasional dan lokal.
Karena itu peningkatan daya saing nasional, pemutakhiran transportasi dan
telekomunikasi, penyerapan dan penguasaan IPTEK oleh SDM bangsa, peningkatan
kemampuan manajemen perlu menjadi kepedulian dan sorotan Sapma Pemuda
Pancasila.

BAB III
STRATEGI KADERISASI
A. Landasan
Landasan pokok yang dipergunakan dalam pelaksanaan Kaderisasi Pemuda Pancasila
adalah :
1. Landasan Idiologis : Pancasila
2. Landasan Konstitusi : UUD 1945 dan Per-UU yang berlaku
3. Landasan Operasional : AD/ART dan Hasil-hasil Musyawarah Nasional I Sapma
Pemuda Pancasila.

B. Visi
Visi Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila merupakan tekad dan komitmen organisasi
terhadap kebesaran organisasi dimasa depan. Visi Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila
adalah :
“Menjadikan Sapma Pemuda Pancasila sebagai wadah pengaderan untuk
melahirkan kader bangsa yang berkemampuan mewujudkan cita-cita Proklamasi 17
Agustus 1945”.
C. Arah
Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah
eksistensi organisasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta
meningkatkan kualitas partisipasi organisasi dalam penyelesaian problem
pembangunan diberbagai bidang.
Sejalan dengan arah tersebut, maka output kaderisasi adalah postur kader bangsa yang
paripurna, yakni; kader Sapma Pancasilais yang bergerak dengan semangat
pembangunan, pemecahan masalah (solving problem), tidak sektarian, tidak primordial
dan tidak diskriminatif. Selain itu kualitas kepribadian yang diharapkan menjadi hasil
kaderisasi adalah kader yang memiliki : Intelektual, integritas, loyalitas, kedisiplinan,
solidaritas, kreatifitas, semangat pembelajaran dan bersikap demokratis, gotong
royong, akhlak mulia dan iman taqwa.
D. Tujuan
Pelaksanaan Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila bertujuan untuk :
1. Memperkuat komitmen kader terhadap Pancasila, Konstitusi Negara, NKRI dan
Bhineka Tunggal Ika.
5
2. Melahirkan kader militan yang memiliki watak kebangsaaan, sikap
kenegarawanan, dan semangat kegotong-royongan sebagai ciri kepribadian Sapma
Pemuda Pancasila.
3. Melahirkan kader dan pemimpin yang mempunyai pengaruh kuat dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4. Menggerakkan pola dan sistem rekrutmen organisasi dengan sistem stelsel aktif.
E. Sasaran
Sasaran Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila, adalah :
1. Meningkatkan kualitas kader Sapma Pemuda Pancasila yang tanggap dan peduli
terhadap perkembangan sosial, mampu memanfaatkan kemajuan IPTEK serta
memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi.
2. Meningkatkan kualitas kader Sapma Pemuda Pancasila yang mempunyai
keterampilan dan kecakapan dalam melaksanakan tugas-tugas keorganisasian.
3. Membentuk sikap yang menjunjung tinggi marwah dan kewibawaan organisasi.
4. Mengembangkan jati-diri kader yang mampu menghadirkan manfaat dan nilai
tambah dalam lingkungan kemasyarakatan.

BAB IV
PRINSIP-PRINSIP
PENYELENGGARAAN KADERISASI SAPMA PEMUDA PANCASILA
Sapma Pemuda Pancasila dituntut berperan penting menjawab masalah, tantangan, dan
kebutuhan bangsa. Dalam hal ini peran utama Sapma Pemuda Pancasila adalah
melaksanakan pendidikan dan pembinaan kader, penggalangan, dan pengembangan
anggota, serta sebagai wadah komunikasi politik para tokoh-tokoh Kepemudaan.
Sehubungan itu Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila dijalankan dengan sejumlah prinsip-
prinsip penyelenggaraan kaderisasi sebagai berikut :
A. Pembentukan Watak (Character Building)
Pada prinsipnya Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila adalah sebuah upaya fundamental
menggerakkan organisasi dengan kekuatan watak/karakter para kader-kadernya yang
berorientasikan kebangsaan. Dalam hal ini pembentukan watak/karakter organisasi
menjadi hal sangat penting dan signifikan mempengaruhi kelangsungan organisasi
dimasa depan. Watak kebangsaan yang perlu dibangun itu antara lain ialah : loyal,
disiplin, militan (tidak mudah menyerah), ber-integritas (konsisten), setia-kawan,
produktif, kreatif, pembelajaran, dan demokratis.
Dalam konteks pendidikan, pembentukan watak/karakter kader Sapma Pemuda
Pancasila bukan sekedar untuk menopang dan melingkupi aktifitas Sapma Pemuda
Pancasila atau mengiringi dinamika keorganisasian semata, tetapi juga untuk secara
sungguh-sungguh menunjukkan perilaku positif kader dalam kehidupan sehari-hari
dilingkungan masyarakatnya.
Melalui Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila diharapkan menghasilkan postur kader
Sapma Pemuda Pancasila sebagai insan organisasi yang Intelektual, Konsisten, Berani,
Cerdas, dan Berkembang.
B. Konsolidasi Non-Struktural
Pada dasarnya Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila merupakan serangkaian langkah
konsolidasi yang akan menghasilkan kekompakkan dan kesiapan struktur organisasi
dalam menjalankan misi dan tugas-tugas keorganisasian.
Kegiatan kaderisasi perlu diselenggarakan bukan semata berdimensi pendidikan dan
manajerial an-sich tetapi juga bertalian erat dengan langkah-langkah strategis
6
konsolidasi organisasi. Karenanya, Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila direncanakan
dan diorganisir untuk :
1. Menciptakan iklim dan suasana kondusif bagi pelaksanaan konsolidasi organisasi.
2. Mensosialisasikan dan membangun pencitraan positif keberadaan Sapma Pemuda
Pancasila.
3. Menciptakan Sapma Pemuda Pancasila yang solid, simpatik, tertib, kompak dan
merakyat.
4. Menyalurkan informasi yang diperlukan guna pelaksanaan tugas organisasi.
Dalam hal ini, penyelenggaraan kaderisasi tidak hanya memiliki fungsi mentor-sosial
tetapi juga komunikasi sosial, yang secara non-struktural mendukung konsolidasi
organisasi Sapma Pemuda Pancasila.

C. Keseimbangan Aspek Kualitatif dan Kuantitatif


Yang dimaksud dengan aspek kualitatif (content) dalam terminologi Kaderisasi Sapma
Pemuda Pancasila antara lain : manfaat doktriner (penanaman dan pengembangan
nilai-nilai), aktualisasi peran, serta perluasan cakrawala berpikir kader. Sementara yang
dimaksud dengan aspek kuantitatif ialah : metode kurikulum, ruang lingkup kegiatan,
target group (kelompok sasaran), jumlah peserta dan waktu kegiatan.
Kedua aspek dengan beberapa elemennya tersebut penting untuk diselenggarakan
secara seimbang. Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila tidak dirumuskan secara rigid
seperti halnya suatu instansi akademis dengan kejuruan khusus yang menerapkan
persyaratan individual secara rigid terhadap calon siswa, melainkan Kaderisasi Sapma
Pemuda Pancasila dipersiapkan untuk mencapai kepentingan organisasi yang
berdimensi luas, bukan untuk pengembangan individu tetapi pengembangan
komunitas sosial lebih besar.
Penggalangan Kaderisasi Pemuda Pancasila merupakan upaya terencana dan sistematis
melakukan penggalangan kelompok-kelompok Siswa, Pelajar dan Mahasiswa.
Kaderisasi SapmaPemuda Pancasila diharapkan memikat dan memberikan daya tarik
kaum muda yang jumlahnya semakin meningkat setiap tahun. Dengan begitu Kaderisasi
menjadi instrumen memperluas konstituensi dan membasiskan keberadaan organisasi
diseluruh Kampus dan Sekolah di Tanah Air.
D. Kualitas Kader Yang Diharapkan
Kualitas kader yang hendak dibentuk meliputi 3 aspek yaitu: mentalitas, kompetensi
dan keahlian antara lain:
1. Mentalitas
a. Menghayati & mengamalkan Pancasila sebagai Ideologi Organisasi & Dasar
Negara.
b. Memiliki komitmen kebangsaan yang tinggi.
c. Memiliki loyalitas dan disiplin yang tinggi kepada organisasi dan bangsa,
Militan, rela berkorban, dan berani mengambil resiko untuk memperjuangkan
platform dan program organisasi.
d. Bijaksana dan berorientasi pada kepentingan masyarakat dan bangsa.
e. Berjiwa korsa, memiliki rasa kebersamaan, antusias, optimis, percaya diri, serta
memiliki semangat pembelajaran yang tinggi.
2. Kompetensi
a. Rasional, kritis, kreatif, dan visioner.
b. Mempunyai semangat, kemauan dan kemampuan belajar yang tinggi.
c. Mempunyai kemampuan manajemen dan keorganisasian.
7
d. Berwawasan luas.
3. Keahlian / kemampuan manajerial
a. Memiliki kepemimpinan (leadership)
b. Memiliki kemampuan menjadi inovator dan motivator.
c. Mampu beradaptasi dengan lingkungan, situasi dan kondisi sosial masyarakat.
d. Mampu menggalang dan mengerakkan masyarakat
e. Komunikatif, Inovatif dan Interaktif
f. Mempunyai kemampuan untuk melakukan pembelajaran dan pencerahan
masyarakat.
g. Mampu mengelola struktur dan perangkat organisasi secara kreatif dan efektif.

BAB V
JENIS KADERISASI SAPMA PEMUDA PANCASILA
I. Kaderisasi:
1. Pemantapan Kader Nasional Untuk mendapatkan Sertifikat & Brevet Pengurus
Pusat (Brevet warna Gold)
Pesertanya yaitu Pengurus Pusat SAPMA Pemuda Pancasila yang belum mengikuti
Pendidikan Kader Nasional dan Pengurus Wilayah SAPMA Pemuda Pancasila.
2. Pendidikan Kader Wilayah Untuk Mendapatkan Sertifikat & Brevet Penguurus
Wilayah (Brevet warna Perak)
Pesertanya yaitu Pengurus Wilayah SAPMA Pemuda Pancasila yang belum
mengikuti Pendidikan Kader Wilayah dan Pengurus Cabang SAPMA Pemuda
Pancasila
3. Pendidikan Kader Cabang Untuk Mendapatkan Sertifikat & Brevet Pengurus
Cabang (Brevet warna Perunggu)
Pesertanya yaitu Pengurus Cabang yang belum mengikuti Pendidikan Kader
Cabang dan Pengurus Komisariat SAPMA Pemuda Pancasila
4. Orientasi Komisariat Bagi Pengurus Komisariat Untuk Mendapatkan Atribut
Sapma Pemuda Pancasila
Pesertanya yaitu anggota baru

II. Kaderisasi harus sesuai dengan tingkatan:


1. Orientasi ditunjukan kepada anggota baru, jadi yang diprioritaskan adalah
pengenalan organisasi dalam Kaderisasi Komisariat.
2. Kaderisasi cabang : mendalami organisasi & Ruang Gerak
3. Kaderisasi wilayah : pemantapan berorganisasi & Ruang Gerak
4. Kaderisasi nasional : lebih menyatukan visi, pandangan & Pengabdian

8
III. Kaderisasi harus menyesuaikan :
1. Peserta dan tingkatannya
2. Maksud dan tujuan
3. Target yang dihasilkan

BAB VI
KURIKULUM, SILABUS DAN METODE
A. SASARAN DAN TARGET KURIKULUM
1. Sasaran Kurikulum
a. Sasaran Umum
1) Menanamkan nilai-nilai dasar keorganisasian serta mensosialisasikan
peran, fungsi dan agenda Organisasi Kepemudaan Sapma Pemuda
Pancasila.
2) Menumbuhkembangkan loyalitas dan dedikasi terhadap organisasi.
3) Mengembangkan kemampuan individual kader dan kemampuan bekerja
secara tim.
4) Memperluas wawasan Ipoleksosbudhankam.
b. Sasaran Khusus
1) Pendidikan dan Pelatihan Reguler
(a) Pratama Sapma
Memberikan pengetahuan dasar keorganisasian dan pemahaman
organisasi Sapma Pemuda Pancasila di Lingkungan komisariat.
(b) Madya Sapma
Melakukan pendalaman keorganisasian dan penguasaan dinamika
organisasi Sapma Pemuda Pancasila.
(c) Utama Sapma
Meningkatkan kapasitas penguasaan materi kebijakan-kebijakan
organisasi serta melakukan pendalaman masalah kebijakan publik
dan regulasi pemerintahan.
2) Pendidikan dan Pelatihan Non-reguler
Mengembangkan kompetensi anggota dalam bidang keahlian tertentu.

2. Target Kurikulum
a. Pendidikan dan Pelatihan Reguler
1) Pratama Sapma
Mempersiapkan anggota sebagai pemimpin ditingkat Sekolah, Kampus
dan kader pemimpin organisasi Sapma Pemuda Pancasila dimulai dari
tingkat Komisariat
2) Madya Sapma
Mempersiapkan anggota sebagai pemimpin masyarakat dan kader
pemimpin organisasi Sapma Pemuda Pancasila pada tingkat cabang s/d
Wilayah.

9
3) Utama Sapma
Mempersiapkan anggota sebagai pemimpin masyarakat dan kader
pemimpin organisasi Sapma Pemuda Pancasila pada tingkat nasional dan
universal.
b. Pendidikan dan Pelatihan Non-Reguler
Pembinaan kader untuk memiliki kemampuan khusus sebagai kemampuan
pendukung, untuk kebutuhan aktualisasi diri sesuai dengan bidang tugas dan
kompetensinya.

B. SILABUS
1. Pendidikan dan Pelatihan Reguler
➢ Tingkat Pratama Sapma (Orientasi)
Memberikan pengetahuan dasar keorganisasian dan pemahaman organisasi
Pemuda Pancasila :
1) Sejarah pemuda pancasila
1) Sejarah lahirnya Pemuda Pancasila (Maksud dan Tujuan)
2) Pemuda Pancasila dimasa Orde lama
3) Pemuda Pancasila dimasa Orde baru
4) Pemuda Pancasila dalam era reformasi
2) Maksud dan tujuan di bentuknya SAPMA PP
a) Sejarah singkat SAPMA Pemuda Pancasila
b) Pengenalan struktur dan atribut organisasi
c) Salam perjuangan
d) Mars dan lagu putra-putri Indonesia
3) Pengenalan jiwa kebangsaan
a) Sejarah kelahiran bangsa Indonesia
b) Pancasila sebagai Dasar Negara
c) Pemahaman nilai-nilai pancasila
4) Penanaman jiwa korsa dan kekeluargaan
a) Konsep membangun kerjasama dalam tim
b) Memahami proses terjadinya kerja sama dalam tim
c) Faktor-faktor yang ada dalam kerja sama yang efektif
d) Solidaritas
e) Militansi Kader SAPMA Pemuda Pancasila
5) Bela negara
a) Hak dan Kewajiban Membela negara
b) Bela negara sebagai konsep dan penerapan pendidikan nasional
6) Pelatihan kedisiplinan
10
➢ Kesamaptaan

2. Tingkat Madya Sapma (Kaderisasi Cabang)


Melakukan pendalaman keorganisasian dan penguasaan dinamika organisasi
Sapma Pemuda Pancasila :
a. Pemantapan AD/ART
1) Mukadimah
2) Konsep keanggotaaan
3) Konsep kedaulatan dan permusyawaratan
4) Bentuk
5) Kedudukan
6) Kepemimpinan
7) Tambahan
8) Peralihan
9) Penutup
10) Struktur wilayah
11) Struktur kewenangan
b. Tata Cara Teknik Persidangan
1) Jenis-jenis sidang
2) Unsur-unsur dalam persidangan
3) Jenis-jenis intrupsi
4) Etika persidangan
5) Praktek memimpin sidang
6) Taktik dan pengendalian dinamika sidang
c. Manajemen keorganisasian
1) Teori dan Praktek Manajemen
a) Teori dan filsafat manajemen
b) Pengambilan keputusan
c) Sifat-sifat kepemimpinan
2) Aktivitas Manajemen
a) Perencanaan (planning)
b) Pengorganisasian (organizing)
c) Penggerakan (actuating)
d) Pengawasan (controling)
e) Evaluasi (evaluating)

11
3) Hubungan kelembagaan
➢ Hubungan dengan FORKOMPINDA (forum komunikasi pimpinan daerah)
➢ Hubungan dengan Organisasi Lainnya
➢ Hubungan dengan masyarakat
4). Teknik komunikasi dan retorika
Pokok bahasan/sub pokok bahasan:
a) Pengertian komunikasi
b) Dasar-dasar komunikasi
c) Etika komunikasi
5). Keprotokoleran (SOP Pelaksanaan Kegiatan)
a) Prosedur tetap acara resmi
b) Pengertian keprotokoleran
c) Ruanglingkup keprotokoleran
d) Etika keprotokoleran
e) Praktik protokoleran
f) Dasar-dasar keprotokoleran
g) Sistem keprotokoleran

3. Pendidikan Kaderisasi Wilayah (Pemantapan Berorganisasi), dengan materi yaitu:


a. Pancasila dan UUD 1945:
1) Sejarah kelahiran bangsa Indonesia
2) Pancasila sebagai dasar negara
3) Pemahaman nilai-nilai Pancasila
4) Tantangan Pancasila kedepan
5) Sejarah pemberlakuan konstitusi indonesia
6) Sistem tata negara menurut konstitusi
7) Penjabaran pancasila dalam konstitusi
b. Bela Negara
1. Hak dan kewajiban membela negara
2. Bela negara sabagai konsep dan penerapan dalam pembangunan Nasional
c. Sejarah pemuda pancasila
1. Sejarah lahirnya Pemuda Pancasila (Maksud dan Tujuan)
2. Pemuda Pancasila dimasa Orde lama
3. Pemuda Pancasila dimasa orde baru
4. Pemuda Pancasila dalam era reformasi

12
d. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi dan Pokok-Pokok
Pikiran SAPMA Pemuda Pancasila
1) Mukadimah
2) Konsep keanggotaaan
3) Konsep kedaulatan dan permusyawaratan
4) Bentuk
5) Kedudukan
6) Kepemimpinan
7) Tambahan
8) Peralihan
9) Penutup
10) Struktur wilayah
11) Struktur kewenangan
12) Struktur manajemen
13) Struktur konsultasi
e. Jatidiri Kader dan Etika SAPMA Pemuda Pancasila
➢ Jatidiri SAPMA Pemuda Pancasila
➢ Sifat SAPMA Pemuda Pancasila
➢ Sikap dasar SAPMA Pemuda Pancasila
➢ Solidaritas
➢ Gotong royong
➢ Militansi kader SAPMA Pemuda Pancasila
f. Manajemen Ke-Organisasi-an
1) Teori dan Praktek Manajemen
➢ Teori dan filsafat manajemen
➢ Pengambilan keputusan
➢ Sifat-sifat kepemimpinan
2) Aktivitas Manajemen
➢ Perencanaan (planning)
➢ Pengorganisasian (organizing)
➢ Penggerakan (actuating)
➢ Pengawasan (controling)
➢ Evaluasi (evaluating)

13
3) Hubungan kelembagaan
1. Hubungan dengan FORKOMPINDA (forum komunikasi pimpinan daerah)
2. Hubungan dengan Organisasi Kepemudaan lainnya
3. Hubungan dengan masyarakat
g. Kepemimpinan
1) Teori Kepemimpinan
➢ Teori dasar kepemimpinan
➢ Mengapa perlu kepemimpinan
➢ Memahami gaya kepemimpinan dan implementasinya
2) Membangun Kerja Sama Tim
➢ Konsep membangun kerja sama dalam tim
➢ Memahami proses terjdinya kerja sama yang efektif dalam tim
➢ Faktor-faktor yang harus ada dalam kerja sama yang efektif
3) Kepemimpinan Efektif
➢ Model kepemimpinan efektif
➢ Teknik-teknik kepemimpinan
➢ Kunci sukses dalam kepemimpinan
h. Teknik Komunikasi dan Retorika
a) Pengertian komunikasi
b) Dasar-dasar komunikasi
c) Etika komunikasi
d) Unsur jenis dan sekmentasi komunikasi
e) Memposisikan organisasi dalam alam pikiran anggota
f) Pengelompokan masa untuk membuat strategi komunikasi pada daerah yang
berbeda
i. Keprotokoleran (SOP Pelaksanaan Kegiatan)
1. Prosedur tetap acara resmi
2. Pengertian keprotokoleran
3. Ruanglingkup keprotokoleran

4. Etika keprotokoleran

5. Praktik protokoleran
6. Dasar-dasar keprotokoleran
7. Sistem keprotokoleran

14
j. Tata Cara Teknik Persidangan
➢ Jenis-jenis sidang
➢ Unsur-unsur dalam persidangan
➢ Jenis-jenis intrupsi
➢ Etika persidangan
➢ Praktek memimpin sidang
➢ Taktik dan pengendalian dinamika sidang
k. Metode penyelesaian masalah
➢ Pengertian problem solving dan decision making
➢ Unsur-unsur Creatif Problem Solving (CPS) dan Decision Making
➢ Tahapan proses kreatif problem solving
➢ Tahapan decision making yang efektif
➢ Analisa potensi problem
➢ Langkah-langkah pengambilan keputusan yang efektif

4. Pemantapan Kaderisasi Nasional / Kaderisasi Pengurus Pusat / Kader Paripurna


Sapma (Pemantapan Visi dan Pandangan), dengan materi yaitu:
a. Pancasila dan UUD 1945:
1. Sejarah kelahiran bangsa Indonesia
2. Pancasila sebagai dasar negara
3. Pemahaman nilai-nilai pancasila
4. Tantangan dan solusi pelaksanaan pancasila
5. Sejarah pemberlakuan konstitusi indonesia
6. Sistem tata negara menurut konstitusi
7. Penjabaran pancasila dalam konstitusi
b. Bela Negara
1. Hak dan kewajiban membela negara
2. Bela negara sebagai konsep dan penerapan dalam pembangunan Nasional
c. Sejarah pemuda pancasila
1. Sejarah lahirnya Pemuda Pancasila (Maksud dan Tujuan)
2. Pemuda Pancasila dimasa Orde lama
3. Pemuda Pancasila dimasa Orde baru

15
4. Pemuda Pancasila dalam era reformasi
d. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi dan Pokok-Pokok
Pikiran SAPMA Pemuda Pancasila
1. Mukadimah
2. Konsep keanggotaaan
3. Konsep kedaulatan dan permusyawaratan
4. Bentuk
5. Kedudukan
6. Kepemimpinan
7. Tambahan
8. Peralihan
9. Penutup
10. Struktur wilayah
11. Struktur kewenangan
12. Struktur manajemen
13. Struktur konsultasi
e. Jatidiri Kader dan Etika SAPMA Pemuda Pancasila
➢ Jatidiri SAPMA Pemuda Pancasila
➢ Sifat SAPMA Pemuda Pancasila
➢ Sikap dasar SAPMA Pemuda Pancasila
➢ Solidaritas
➢ Gotong royong
➢ Militansi kader SAPMA Pemuda Pancasila
f. Manajemen Ke-Organisasi-an
1) Teori dan Praktek Manajemen
➢ Teori dan filsafat manajemen
➢ Pengambilan keputusan
➢ Sifat-sifat kepemimpinan
2) Aktivitas Manajemen
➢ Perencanaan (planning)
➢ Pengorganisasian (organizing)
➢ Penggerakan (actuating)
➢ Pengawasan (controling)
➢ Evaluasi (evaluating)

16
3) Hubungan kelembagaan
➢ Hubungan dengan FORKOMPINDA (forum komunikasi pimpinan daerah)
➢ Hubungan dengan OKP lainnya
➢ Hubungan dengan masyarakat
g. Kepemimpinan
1) Teori Kepemimpinan
➢ Teori dasar kepemimpinan
➢ Mengapa perlu kepemimpinan
➢ Memahami gaya kepemimpinan dan implementasinya
2) Membangun Kerja Sama Tim
➢ Konsep membangun kerja sama dalam tim
➢ Memahami proses terjdinya kerja sama yang efektif dalam tim
➢ Faktor-faktor yang harus ada dalam kerja sama yang efektif
3) Kepemimpinan Efektif
➢ Model kepemimpinan efektif
➢ Teknik-teknik kepemimpinan
➢ Kunci sukses dalam kepemimpinan
h. Teknik Komunikasi dan Retorika
➢ Pengertian komunikasi
➢ Dasar-dasar komunikasi
➢ Etika komunikasi
➢ Unsur jenis dan sekmentasi komunikasi
➢ Memposisikan organisasi dalam alam pikiran anggota
➢ Pengelompokan masa untuk membuat strategi komunikasi pada daerah yang
berbeda
i. Keprotokoleran (SOP Pelaksanaan Kegiatan)
➢ Pengertian keprotokoleran
➢ Ruanglingkup keprotokoleran
➢ Etika keprotokoleran
➢ Praktik protokoleran
➢ Dasar-dasar keprotokoleran
➢ Sistem keprotokoleran

17
j. Tata Cara Teknik Persidangan
➢ Jenis-jenis sidang
➢ Unsur-unsur dalam persidangan
➢ Jenis-jenis intrupsi
➢ Etika persidangan
➢ Praktek memimpin sidang
➢ Taktik dan pengendalian dinamika siding
k. Metode penyelesaian masalah
➢ Pengertian problem solving dan decision making
➢ Unsur-unsur Creatif Problem Solving (CPS) dan Decision Making
➢ Tahapan proses kreatif problem solving
➢ Tahapan decision making yang efektif
➢ Analisa potensi problem
➢ Langkah-langkah pengambilan keputusan yang efektif

C. Metode
Pelajaran disampaikan dengan metoda ceramah, diskusi dan simulasi. Ceramah
dialokasikan sebanyak 40% dari total waktu penyelenggaraan, diskusi dialokasikan
sebanyak 30% dari total waktu penyelenggaraan, simulasai dialokasikan sebanyak 10%
dari total waktu penyelenggaraan, dan pembinaan mental-fisik dialokasikan sebanyak
20% dari total waktu penyelenggaraan. Persentase waktu serta metoda penyampaian
akan disesuaikan dengan jenjang kaderisasi.
Khusus kaderisasi reguler penyelenggaraannya memperhatikan ketentuan operasional
sebagai berikut :
1. Kelompok materi pendidikan disampaikan dalam bentuk ceramah ataupun
pemutaran film. Materi ceramah dibahas kembali dalam diskusi kelompok,
simulasi presentasi hasil diskusi kelompok maupun lembar pertanyaan essay.
2. Materi ceramah dapat ditambahkan sesuai kebutuhan lokal (misalnya materi yang
disampaikan oleh Pemkot/Pemkab, LSM, tokoh masyarakat atau pihak-pihak
strategis lainnya).
3. Peserta diseleksi dengan persyaratan yang sudah ditetapkan dalam jangka waktu
28 hari sebelum Kaderisasi dilaksanakan.
4. Peserta dimandatkan oleh jenjang kepengurusan Sapma Pemuda Pancasila sesuai
tingkatan Kaderisasi.
5. Peserta diorganisir kesatuan-kesatuan diklat secara membaur atau tidak menurut
latar belakang sosial/wilayahnya.
6. Setiap kelompok kesatuan disusun rentang kendali yang dipimpin oleh seorang
komandan.
7. Keseluruhan kelompok peserta tersusun dalam suatu rentang kendali yang
dipimpin oleh seorang penanggung-jawab pendidikan.
8. Peserta dikonsentrasikan selama beberapa hari sesuai jadwal kegiatan.
18
9. Kaderisasi dilaksanakan diruangan terbuka dan tertutup.
10. Untuk penyajian dan penyampaian materi baris-berbaris, tata-upacara dan
kekompakkan kelompok dapat bekerja-sama dengan pihak-pihak yang
berkompeten untuk materi dimaksud.
11. Kaderisasi diakhiri dengan upacara penyematan tanda kelulusan dan pembacaan
surat keputusan hasil pendidikan.
12. Kaderisasi dapat diselingi kegiatan bakti sosial seperti : donor darah, gotong-
royong kebersihan, pembuatan MCK / jembatan / fasilitas umum lainnya bagi
kepentingan masyarakat, dan lain sebagainya.
13. Kaderisasi Pratama Sapma (Orientasi) dilaksanakan minimal setahun 2 (dua) kali
oleh PC Sapma Pemuda Pancasila dengan jumlah peserta minimal 100
orang/tahun.
14. Kaderisasi Madya Sapma (Kaderisasi Cabang) dilaksanakan minimal setahun 2
(dua) kali oleh PW Sapma Pemuda Pancasila dengan jumlah peserta minimal 100
orang/tahun.
15. Kaderisasi Utama Sapma (Kaderisasi Wilayah) dilaksanakan minimal setahun 1
(satu) kali oleh PP Sapma Pemuda Pancasila dengan jumlah peserta minimal 100
orang/tahun.
16. Kaderisasi Nasional (Sapma Paripurna) dilaksanakan minimal 1 Tahun 1 kali oleh
PP Sapma dengan Jumlah Peserta Minimal 50 Orang/Tahun.

BAB VII
EVALUASI, PENILAIAN DAN
TANDA KELULUSAN
A. EVALUASI
Metode dan perangkat evaluasi ditetapkan oleh Dewan Instruktur Bidang Kaderisasi
Sapma Pemuda Pancasila. Instruktur bertugas melaksanakan evaluasi berdasarkan
metode dan perangkat yang telah ditetapkan.
Evaluasi yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut ;
1. Evaluasi efektifitas program Kaderisasi
Evaluasi yang ditujukan untuk menilai efektifitas suatu program Kaderisasi bagi
pencapaian tujuan Kaderisasi itu sendiri. Hal ini dilakukan guna penyempuranaan
sistem Kaderisasi yang terdiri dari: evaluasi materi (tingkat relevansi
materi/kurikulum dengan tujuan organisasi serta situasi dan kondisi yang
dihadapi) serta evaluasi metode penyajian (efektifitas metode penyajian materi
yang digunakan).
2. Evaluasi pelaksanaan Kaderisasi
Yakni evaluasi terhadap persiapan calon peserta, persiapan jumlah peserta,
persiapan prasarana dan penetapan waktu serta persiapan perencanaan lainnya.
Evaluasi Instruktur : penguasaan materi, ketrampilan penyajian, efektifitas
penyampaian, dan efektifitas memberikan instruksi.
3. Evaluasi terhadap kualitas individu peserta Kaderisasi dilakukan pada beberapa
aspek, yaitu:
a. Mentalitas
1) Loyalitas, yaitu Kemauan mengedepankan kepentingan organisasi di
atas kepentingan individu/kelompok serta kemampuan
menyeimbangkan hak dan kewajiban selaku insan organisasi.

19
2) Disiplin, yaitu Ketaatan mengikuti peraturan yang ada dalam
pelaksanaan tugas.
3) Militansi, yaitu Pantang menyerah dan bekerja keras untuk mencapai
suatu sasaran.
b. Kompetensi
1) Kreatif, kritis, dan responsif terhadap materi yang disampaikan.
2) Semangat pembelajaran :
Tekun, konsisten, dan tidak menyerah mengatasi masalah.
3) Inisiatif :
Berpikiran positif mengambil putusan, cekatan dan bersedia
mengambil tindakan mengatasi masalah.
4) Wawasan dan kecakapan:
Penguasaan pengetahuan keorganisasian atau ketrampilan tertentu
dalam rangka pemecahan masalah.
c. Keahlian
1) Kepemimpinan yang efektif dan berwawasan organisasi.
2) Kemampuan mengatur dan mengendalikan perangkat organisasi
3) Komunikatif : kemampuan melakukan interaksi dialogis.
4) Adaptif : kemampuan menyesuaikan diri secara progresif
4. Evaluasi terhadap peserta secara keseluruhan dilakukan untuk beberapa hal :
1) Evaluasi penerimaan materi yang meliputi aspek : kognitif, afektif dan
psikomotorik.
2) Evaluasi perubahan sikap dan mental (attitude & mental changes)
3) Evaluasi kemampuan pengambilan keputusan
4) Evaluasi kemampuan berdiskusi
5) Evaluasi kemampuan adaptasi diri
6) Evaluasi kedisiplinan dan kepatuhan terhadap doktrin dan kebijakan
organisasi.
B. PENILAIAN
1. Penilaian ditujukan pada 4 (empat) fokus, yaitu :
a. Kehadiran
b. Keaktifan mengikuti materi
c. Kemampuan Leadership
d. Penugasan
2. Penilaian penugasan diterapkan dengan 3 (tiga) cara, yakni :
a. Questioner dan lembar Essay
b. Diskusi kelompok / hasil kerja penugasan kelompok
c. Interview / wawancara
d. Penugasan individu lainnya
3. Penilaian dinyatakan dalam huruf :
A = Istimewa
B = Baik
C = Cukup
C. TANDA KELULUSAN
Setiap peserta yang telah mengikuti kaderisasi dan dinyatakan lulus mendapatkan
tanda kelulusan sesuai dengan jenjang dan jenis kaderisasi, berupa :
1. Sertifikat yang diterbitkan dan ditandatangani oleh PP Sapma Pemuda Pancasila.
2. Brefet (wing/emblem), yang dikeluarkan oleh PP Sapma Pemuda Pancasila.

20
BAB VIII
PERSYARATAN, REKRUITMEN
DAN PENDATAAN PESERTA KADERISASI
A. Persyaratan Peserta Kaderisasi
1. Persyaratan Umum
Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh setiap anggota dalam mengikuti
Kaderisasi Pemuda Pancasila, ialah :
a. WNI, bersedia menyakini dan mengamalkan Pancasila sebagai ideologi
organisasi dan dasar Negara.
b. Bersedia mengamalkan doktrin kebangsaan sebagai mazhab dan watak
organisasi dalam kehidupan berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
c. Bersedia melaksanakan segala kebijakan dan ketentuan Organisasi.
2. Persyaratan Khusus
Persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh setiap anggota dalam mengikuti
Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila, sebagai berikut :
a. Terdaftar sebagai anggota Sapma Pemuda Pancasila
b. Bersedia memberikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk melaksanakan tugas-
tugas keorganisasian.
c. Bersedia menjaga kehormatan dan kewibawaan organisasi.
d. Berusia minimal 16 tahun dan maksimal 35 tahun.
e. Berpendidikan minimal SMP atau yang sederajat.
f. Direkomendasikan oleh jenjang organisasi Sapma Pemuda Pancasila ataupun
oleh pengurus Sapma Pemuda Pancasila secara per-orangan.
B. Rekruitment Peserta Kaderisasi
Rekruitment kader Pemuda Pancasila dilaksanakan dengan 2 (dua) pola, sebagai berikut
:
1. Individual Approach (pendekatan per-orangan)
Pendekatan individual dilaksanakan dalam bentuk sistem sel berdasarkan prinsip :
a) setiap kader harus mampu merekrut anggota untuk menjadi kader; b) kriteria
rekrutmen per-orangan ialah : tokoh Pelajar, Pemuda, tokoh Mahasiswa.
2. Institusional Approach (pendekatan institusi)
Dilaksanakan berdasarkan kualifikasi sumber kader yang dikelompokkan dalam :
Organisasi Kemahasiswaan dan Pelajar, Organisasi Keagamaan, Kesenian,
Kebudayaan, dan Lingkungan Hidup, Organisasi kedaerahan/pedesaan, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM).
C. Pendataan
Pendataan peserta dilakukan melalui rekapitulasi sertifikat Kaderisasi Pemuda
Pancasila yang dikeluarkan oleh Bidang Kaderisasi PP Sapma Pemuda Pancasila
berdasarkan biodata peserta dan penilaian tim penyelenggara. Pendataan dilakukan
oleh Bidang Kaderisasi PP Sapma Pemuda Pancasila secara simultan dan berjenjang
untuk selanjutnya dilaporkan kepada instansi Pimpinan (Cabang – Wilayah – Pusat)
Organisasi sesuai tingkatannya.

21
BAB IX
BIDANG KADERISASI,
DEWAN INSTRUKTUR DAN INSTRUKTUR KADERISASI
A. Bidang Kaderisasi
Bidang Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila ialah suatu Bidang yang berfungsi
menyelenggarakan Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila, serta dibentuk dan disahkan
dengan Surat Keputusan, oleh Pengurus (Pusat – Wilayah – Cabang) di masing-masing
tingkatan.
Bidang Kaderisasi Sapma Kaderisasi Pemuda Pancasila memiliki tugas :
1. Mempersiapkan kebutuhan, sarana, prasarana serta melaksanakan Kaderisasi.
2. Mempersiapkan Tanda Kelulusan dalam bentuk Sertifikat dan Brefet.
3. Melakukan Pendataan serta Monitoring perkembangan kader dan Kaderisasi.
4. Membentuk Dewan Instruktur.
Struktur / Komposisi Personalia Bidang Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila di masing-
masing tingkat Pengurus terdiri dari :
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Bendahara
e. Bidang-bidang, terdiri dari :
- Bidang Pendidikan dan Latihan (3 orang)
- Bidang Administrasi dan Inventarisasi (3 orang)
- Bidang Perencanaan dan Logistik (3 orang)
B. Dewan Instruktur
Dewan Instruktur adalah suatu unit dalam Bidang Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila
yang dapat dibentuk jika diperlukan.
Dewan Instruktur terdiri dari sejumlah Instruktur yang bertugas mengelola, membina,
membimbing dan meningkatkan kualitas para Instruktur.
Tugas dan tanggung-jawab :
1. Menyiapkan pengelolaan pelatihan instruktur dan kaderisasi pada umumnya.
2. Meningkatkan mutu dan jumlah instruktur.
3. Mengadakan forum-forum pertemuan instruktur.
4. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan Kaderisasi yang sedang berjalan.
5. Memberikan laporan kualitas kader.
6. Merumuskan dan menetapkan kode etik instruktur.
Wewenang Dewan Instruktur :
1. Mengawasi pelaksanaan kode etik.
2. Menjatuhkan sanksi pelanggaran kode etik
3. Memberikan rekomendasi pola rekruitmen kader.
Tata hubungan Dewan Instruktur Nasional :
1. Berada dibawah koordinasi Bidang Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila.
2. Tidak memiliki rentang kendali instruksi.
3. Hubungan kebawah bersifat informatif, koordinatif dan konsultatif.
4. Ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Sapma Pemuda Pancasila di
tiap tingkatannya.
22
BAB X
PENUTUP
Demikianlah Pedoman Kaderisasi ini disusun sebagai pedoman umum Kaderisasi Sapma
Pemuda Pancasila. Dengan adanya pedoman Kaderisasi, diharapkan kepengurusan
organisasi Sapma Pemuda Pancasila akan lebih mudah dan terarah dalam melaksanakan
kegiatan Kaderisasi.
Pedoman Kaderisasi Pemuda Pancasila ini masih harus disempurnakan, terutama untuk
melengkapi sejumlah format pelatihan yang belum terurai secara lebih detail sehingga dapat
dilaksanakan.
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 22 Agustus 2019

Pengurus Pusat
SATUAN SISWA, PELAJAR, MAHASISWA (SAPMA)
PEMUDA PANCASILA

Yedidiah Soerjosoemarno, S.T., S.H Aulia Arief, S.H


Ketua Umum Sekretaris Umum

” Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang ”

23

Anda mungkin juga menyukai