Anda di halaman 1dari 17

ANGGARAN DASAR CINDRAKUMA

BAB I
NAMA, ASAS, SIFAT DAN BENTUK LEMBAGA

Pasal 1
Nama

Organisasi ini adalah organisasi pembentukan Provinsi Cirebon yang bernama CINDRAKUMA
(Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka)

Pasal 2
Asas
Organisasi ini berasaskan Pancasila, UUD 45 serta Amandemen-amandemennya., dalam rangka
mempertahankan NKRI dan ke-Bhineka Tunggal Ika-an

Pasal 3
Sifat
Organisasi ini bersifat mandiri, independen, terbuka, dinamis, inovatif, dan profesional yang
berorientasi kepada kepentingan masyarakat CINDRAKUMA untuk kepentingan Bangsa dan
Negara.
a) Mandiri artinya bahwa pengurus dipilih dan bertanggung jawab kepada RAKERPUS
(Rapat Kerja Pusat)
b) Independen artinya bahwa organisasi ini tidak berafiliasi dengan partai politik (non
partisan) serta dapat bekerjasama dengan lembagalain,
c) Terbuka artinya organisasi ini terbuka bagi seluruh komponen masyarakat di wilayah
CINDRAKUMA (Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka) serta wilayah lain
yang sepaham dengan organisasi ini.
d) Dinamis artinya Lembaga Swadaya Masyarakat pembentukan Provinsi Cirebon
CINDRAKUMA selalu berperan aktif dalam segala hal kegiatan, baik kegiatan non
formal yang berkaitan dengan aktifitas sosial, kemasyarakatan, seperti kerjabakti sosial
maupun kegiatan formal yang merupakan program pemerintah, seperti Posyandu,
P2WKSS, PKK, UP2K, PNPM dan lain-lain.
e) Inofatif artinya Lembaga Swadaya Masyarakat pembentukan Provinsi Cirebon
CINDRAKUMA selalu menuju kepada sebuah perubahan besar dalam mewujudkan
Provinsi Cirebon menjadi sebuah wilayah yang maju dan modern.
f) Professional artinya Lembaga Swadaya Masyarakat pembentukan Provinsi Cirebon
CINDRAKUMA dimotori dan dikelola oleh para ahli dibidangnya agar program ke
depan dapat tercapai secara signifikan dan terarah.

Bentuk organisasi adalah organisasi kemasyarakatan yang dapat menghimpun


paraanggota dari berbagai komponen masyarakat CINDRAKUMA (Cirebon,
Inderamayu, Kuningan dan Majalengka).
BAB II
KEDUDUKAN, WAKTU DAN WILAYAH

Pasal 4
Kedudukan
Dewan pengurus pusat CINDRAKUMA berkedudukan di Kabupaten Cirebon

Pasal 5
Waktu
Didirikan untuk jangka waktu yang tidak dibatasi dan tidak ditentukan.

Palas 6
Wilayah
Wilayah kerja CINDRAKUMA meliputi seluruh wilayah Kota Cirebon, Kabupaten
Cirebon, Kabuapaten Indramayu kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka serta
wilayah-wilayah sekitarnya.

BAB III
TUJUAN, VISI dan MISI

Pasal 7
Tujuan

1. Mendukung dan mendorong serta memperjuangkan terbentuknya Provinsi Cirebon


2. Mengisi Infrastruktur, Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Kehutanan, Pertanian,
Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Setelah Provinsi Cirebon terbentuk.
3. Mempercepat pelayanan kesejahteraan masyarakat di wilayah CINDRAKUMA
4. Membentuk institusi, wadah penyelenggara Organisasi Pembentukan Provinsi
Cirebon.
5. Melaksanakan amanat PP 78 Tahun 2007 Tentang Tata cara pembentukan
pemekaran, penghapusan dan penggabungan Daerah.
6. Melaksanakan sosialisasi di Wilayah CINDRAKUMA dan sekitarnya
7. Membentuk badan usaha untuk bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Cirebon

Pasal 8
Visi
Mewujudkan Provinsi Cirebon untuk kemajuan dan kesejahteraan Masyarakat Cirebon
dan sekitarnya.

Pasal 9
Misi
1. Melakukan kajian administratif, hukum, teknis secara komperhensip
2. Melaksanakan survai, observasi, dan membuat kajian teknis sesuai dengan amanat PP
78 Tahun 2007.
3. Melaksanakan sosialisasi PP 78 Tahun 2007 melalui BPD-LPM, Tokoh Masyarakat,
Tokoh Agama, ORMAS disetiap Kota/Kab. Se-Wilayah III Cirebon dan sekitarnya.
4. Melaksanakan penjaringan aspirasi masyarakat melalui BPD-LPM, Tokoh
Masyarakat, Tokoh Agama, ORMAS disetiap Kota/Kab. Se-Wilayah III Cirebon dan
sekitarnya.
5. Menyampaikan aspirasi masyarakat kepada DPRD dan Kepala Daerah Se-Wilayah III
Cirebon, DPRD Provinsi dan Gubernur Jawa Barat, DPR-RI, DPD-RI, serta
Kementerian Dalam Negeri.
6. Mengusulkan dan mengkawal Proposal Statuta Pembentukan Provinsi Cirebon.
7. Menggali dan mengembangkan potensi Cirebon dan sekitarnya demi kesejahteraan
masyarakat.
8. Mewujudkan pembangunan Cirebon dan sekitarnya yang lebih maju dan merata.
9. Menjaga dan melestarikan Aset Budaya Pemerintah Cirebon dan sekitarnya

BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal 10
Anggota Biasa

Anggota CINDRAKUMA adalah anggota masyarakat yang mendaftarakan diri sebagai


anggota CINDRAKUMA dan terdaftar resmi.

Pasal 11
Anggota Kehormatan
Anggota kehormatan adalah anggota CINDRAKUMA yang telah berjasa, serta memiliki
pengabdian dan perhatian besar kepada CINDRAKUMA diangkat atas dasar persetujuan
RAKERPUS (Rapat Kerja Pusat) CINDRAKUMA, diantaranya tokoh pendiri dan
penggagas.
Pasal 12
Anggota Luar Biasa
Anggota luar biasa adalah seseorang yang bukan anggota CINDRAKUMA karena faktor
pengabdian dan perhatiannya cukup besar terhadap CINDRAKUMA maka diberikan
kehormatan atas persetujuan RAKERPUS.

BAB V
SYARAT-SYARAT ANGGOTA

Pasal 13
Syarat-Syarat

WNI yang berdomisili disekitar wilayah CINDRAKUMA yang bergabung dengan


CINDRAKUMA dan bersedia mentaati AD/ART (Anggararan Dasar/Anggaran
RumahTangga) dan segala peraturan organisasi ini.

Pasal 14
Keanggotaan, Tatacara dan persyaratan untuk menjadi anggota yang terdaftar akan diatur
lebih lanjut berdasarkan keputusan Ketua Umum DPP CINDRAKUMA. Masa
keanggotaan seseorang yang terdaftar diorganisasi CINDRAKUMA mulai berlaku sejak
mendapatkan kartu keanggotaan CINDRAKUMA
Keanggotaan badan pengurus berakhir karena hal-hal sebagai berikut :
a. Meninggal Dunia
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri
c. Diberhentikan dengan hormat/tidak hormat oleh suatu keputusan RAKERPUS (Rapat
Kerja Pusat)
d. Secara berturut-turut selama 6 bulan tidak aktif dan tidak ada pemberitahuan yang
jelas maka dianggap mengundurkan diri dari keanggotaan.
ANGGARAN RUMAH TANGGA CINDRAKUMA

BAB I
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 1

Hak Anggota

1. Anggota CINDRAKUMA punya hak berbicara dan berpendapat dalam forum-


forum resmi CINDRAKUMA dimana yang bersangkutan menjadi anggota, wakil
atau utusan CINDRAKUMA.
2. Menghadiri dan mengambil bagian dalam kegiatan CINDRAKUMA dan dapat
dipilih/memilih dalam forum-forum resmi.
3. Mendapat hak yang sama, dan tidak membeda-bedakan anggota baru maupun
anggota lama
4. Memperoleh hak dan perlakuan yang sama serta adil dalam segala kegiatan
CINDRAKUMA
5. Memperoleh perlindungan dan pembelaan hak asasi dan pendidikan tentang
CINDRAKUMA

Pasal 2
Kewajiban Anggota

a. Menegakkan konstitusi dan aturan-aturan hukum yang berlaku di


CINDRAKUMA
b. Menjaga dan mempertahankan nama baik kehormatan pribadi, keluarga dan
organisasi dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Menghadiri rapat dan kegiatan serta patuh terhadap segala ketentuan dan
keputusan CINDRAKUMA .
d. Melaksanakan dan mengamalkan segala tujuan, prinsip dan program kerja
CINDRAKUMA
e. Membayar iuran wajib anggota
f. serta melaksanakan hasil keputusan rapat CINDRAKUMA

BAB II
LARANGAN ANGGOTA

Pasal 3
Larangan Anggota

a. Anggota CINDRAKUMA dilarang merusak nama baik Anggota dan


Organisasi CINDRAKUMA.
b. Tidak memiliki hak untuk memilih/dipilih apabila tidak mentaati AD/ART
CINDRAKUMA
c. Anggota CINDRAKUMA dilarang menjadi anggota organisasi pembentukan
Provinsi Cirebon yang lain.
BAB III

SANKSI ANGGOTA

Pasal 4

Sanksi Anggota

Anggota CINDRAKUMA akan dikenakan sanksi apabila melakukan kegiatan


yang bertentangan dengan AD/ART CINDRAKUMA atas dasar keputusan DPP
CINDRAKUMA berupa peringatan dan pemberhentian.

BAB IV

ORGANISASI DAN TUPOKSI

Pasal 5

ORGANISASI

1. Kekuasaan tertinggi Organisasi berada pada RAKERPUS


2. Pembentukan struktur organisasi dan tata cara kerja kepengurusan diatur lebih lanjut
dalam AD/ART

Pasal 6

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

1. Dewan Penasehat adalah pengurus mandiri yang terdiri dari unsur pemerintahan,
tokoh agama, tokoh masyarakat dan para ahli
2. Dewan pendiri adalah pengambil kebijakan terhadap kelangsungan organisasi
berdasarkan hasil RAKERPUS.
3. Dewan Pembina adalah pengurus mandiri yang bersifat konsultatif ditingkat pusat.
4. Dewan Pengawas merupakan pengurus mandiri yang terdiri dari pengurus internal
yang bertugas mengawasi jalannya kebijakan dan program kerja CINDRAKUMA
5. DPP merupakan Dewan Pengurus di tingkat pusat yang berkedudukan dan berkantor
di Cirebon
6. DPD merupakan dewan pengurus daerah di tingkat Kabupaten/Kota yang berkantor
dan berkedudukan di daerah masing-masing
7. Pengurus Kecamatan adalah pelaksana di tingkat Kecamatan yang berkantor dan
berkedudukan di Kecamtan masing-masing
BAB V
KEUANGAN DAN KEKAYAAN

Pasal 7
Keuangan

1. Sumber keuangan CINDRAKUMA di peroleh dari :


a. Iuran anggota
b. Donasi lain yang tidak mengikat
c. Usaha-usaha lain yang sah
d. Donasi badan/lembaga, instansi pemerintah maupun swasta dari dalam dan luar
Negeri.
e. Bantuan keuangan dari APBD/APBN (Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah/Anggaran Pendapatan Belanja Negara)

Pasal 8
Kekayaan

1. Kekayaan CINDRAKUMA adalah uang serta barang bergerak dan tidak bergerak yang
dimiliki oleh CINDRAKUMA .
2. Keuangan dan kekayaan CINDRAKUMA dikelola dengan baik dan transfaran
3. Tatacara/pengelolaan keuangan dan kekayaan CINDRAKUMA dituangkan dalam
rencana anggaran dan belanja organisasi yang ditetapkan oleh DPP (Dewan Pengurus
Pusat)
4. Pertanggung jawaban keuangan disampaikan oleh DPP (Dewan Pengurus Pusat), DPD
(Dewan Pengurus Daerah), PK (pengurus Kecamatan), melalui Rapat Kerja Pusat Luar
Biasa (RAKERPUSLUB) dalam satu tahun sekali.

BAB VI
PERUBAHAN AD/ART DAN PEMBUBARAN

Pasal 9
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

1. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta perubahan organisasi
swadaya masyarakat pembentukan Provinsi Cirebon (CINDRAKUMA ) hanya dapat
dilakukan oleh Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS)

Pasal 10
Pembubaran

1. Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh Dewan Pendiri berdasarkan hasil
Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS) atau melalui Rapat Kerja Luar Biasa (RAKERLUB)
2. Apabila CINDRAKUMA dinyatakan bubar, maka segala kekayaan diserahkan kepada
anggota pengurus sebagai dana hibah untuk kemakmuran dan kesejahteraan anggota yang
hadir pada saat pembubaran.
BAB VII
ATURAN PERALIHAN

Pasal 11

1. Pada saat pembentukan CINDRAKUMA, segala kekayaan CINDRAKUMA menjadi


kekayaan organisasi CINDRAKUMA.
2. Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah terbentuknya CINDRAKUMA, kekayaan
sebagaimana dimaksud dalam pasal ini ayat 1, diserahkan pada organisasi
CINDRAKUMA, yang dibuktikan dengan berita acara penyerahan.

BAB VIII
KEPENGURUSAN

Pasal 12
Syarat Kepengurusan

1. Syarat-syarat kepengurusan dalam organisasi CINDRAKUMA adalah :


a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Terdaftar sebagai anggota organisasi
c. Minimal berusia 21 Tahun dan atau sudah menikah
d. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap visi dan misi organisasi
e. Memiliki kedisiplinan, loyalitas dan dedikasi tidak tercela.
2. Kepengurusan dianggap sah, setelah melalui proses seleksi berdasarkan surat
keputusan Ketua Umum sesuai kebutuhan organisasi
3. Untuk pertama kalinya susunan kepengurusan di putuskan melalui rapat pimpinan
paripurna, yang keputusannya dikeluarkan oleh ketua rapat pimpinan paripurna dan
ditandatangani oleh wakil ketua dan beberapa anggota serta disahkan oleh Ketua
Dewan Pembina.
4. Kepengurusan Daerah untuk pertama kalinya ditunjuk oleh Ketua Umum
berdasarkan hasil musyawarah pimpinan paripurna CINDRAKUMA

Pasal 13

1. Masa jabatan kepengurusan dalam satu periode selama 5 (lima) Tahun, terhitung dari
tanggal pelantikan dan pengukuhan.
2. Rapat Kerja Pusat, Rapat Keja Daerah, Rapat Kerja Kecamatan harus dilaksanakan
sebelum masa jabatan kepengurusan berakhir untuk mencegah terjadinya kekosongan
pengurus organisasi
3. Ketua umum dapat menduduki jabatan selama masa jabatan 5 (lima) tahun, setelah itu
dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya, melalui Rapat Pengurus dan
ditetapkan oleh Ketua Dewan Pembina.
BAB IX
BERAKHIRNYA KEPENGURUSAN

Pasal 14

1. STATUS kepengurusan seseorang dalam organisasi CINDRAKUMA dianggap berakhir


apabila :
a. Meninggal dunia.
b. Mengajukan berhenti atas permintaan sendiri
c. Melalaikan tugas dan fungsi sebagaimana di atur dalam ART (Anggaran Rumah
Tangga)
d. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana tercantum pada BAB IX Pasal 2 Ayat 1
Anggaran Rumah Tangga ini.
2. Terhaadap yang dimaksud pada ayat 1 pasal ini Ketua Umum mengeluarkan keputusan
tentang berakhinya status kepengurusan seseorang.

Pasal 15

1. Jika Ketua Umum berhalangan tetap, seperti yang diatur pada BAB IX pasal 1 ayat 1
atau dikarenakan sakit menahun yang sulit disembuhkan, sehingga menyebabkan
dirinya sulit untuk melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang sebagai Ketua Umum,
maka ketua harian secara kolektif melanjutkan tugas dan wewenangnya hingga masa
jabatan berakhir.
2. Tata cara pelimpahan dan pelaksanaan tugas fungsi dan kewenangan secara kolektif
ini selanjutnya diatur lebih lanjut melalui RAKERPUS.

BAB X
RAPAT KERJA PUSAT
Pasal 16
Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS) diselenggarakan oleh Dewan Pengurus CINDRAKUMA
sekali dalam 1 (satu) tahun.

BAB XI
TATA TERTIB

Pasal 17
1. Peserta Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS) terdiri dari Dewan Pengurus Pusat (DPP)
CINDRAKUMA, Utusan Dewan Pengurus Daerah (DPD) dan Undangan Dewan Pengurus
Pusat (DPP).
2. Dewan Pengurus Pusat (DPP) CINDRAKUMA adalah penanggung jawab penyelenggara
Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS) dan dapat mengundang pihak-pihak yang dianggap perlu.
3. Peserta Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS) mempunyai hak bicara dan hak suara kecuali
undangan.
4. Jumlah peserta Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS) terdiri dari Dewan Pengurus Pusat (DPP),
Dewan Pengurus Daerah (DPD) dan undangan yang ditentukan oleh Dewan Pengurus Pusat
(DPP).
5. Pimpinan Sidang Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS) dipilih dari anggota/peserta rapat.
6. Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS) baru dinyatakan saha pabila dihadiri oleh 50% plus 1
peserta dari jumlah anggota DPP dan DPD.
7. Apabila pada ayat 6 di atas tersebut tidak terpenuhi, maka Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS)
dinyatakan mundur selama 2 X 24 jam (2 hari) dan setelah itu jumlah peserta yang hadir
dinyatakan sah untuk melaksanakan RAKERPUS.

BAB XII

RAPAT KERJA DAERAH

Pasal 18

Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) dan
dilaksanakan 1 kali dalam 1 (satu) tahun.

Pasal 19

Tugas dan Wewenang Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) adalah sebagai berikut :

1. Mendengarkan dan membahas Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) dari Dewan Pengurus
Daerah (DPD).
2. Melaporkan hasil LPJ DPD kepada DPP
3. Menetapkan Program Kerja dan Kebijakan Dewan Pengurus Daerah (DPD).

Pasal 20

Peserta Rapat Kerja Daerah (DPD) terdiri dari :

1. Dewan Pengurus Daerah (DPD)


2. Ketua, Sekretaris dan Bendahara Pengurus Kecamatan (PK).

Pasal 21

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) ditetapkan dari calon yang memperoleh suara mayoritas
mutlak (50% plus 1 suara yang sah).

BAB XIII
MUSYAWARAH PUSAT (MP)
DAN
MUSYAWARAH DAERAH (MD)

Pasal 22
Musyawarah Pusat (MP) diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP) dilaksanakan sekali
dalam 5 (lima) tahun.
Pasal 23
Musyawarah Daerah (MD) diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) dilaksanakan
sekali dalam 5 (lima) tahun.

BAB XIV
MUSYAWARAH PUSAT LUAR BIASA (MPLUB)
DAN
MUSYAWARAH DAERAH LUAR BIASA (MDLUB)

Pasal 24
1. Untuk kelangsungan organisasi di tingkat Pusat, maka Musyawarah Pusat dilaksanakan 5
(lima) tahun sekali.
2. Karena pertimbangan darurat dan demi kelangsungan organisasi di tingkat Pusat, maka perlu
diadakan Musyawarah Pusat Luar Biasa (MPLUB).
3. Perihal pertimbangan darurat meliputi terjadinya ketidak percayaan secara meluas terhadap
kepengurusan Pusat (DPP), yang dibuktikan dengan adanya dukungan pelaksanaan
Musyawarah Pusat yang dihadiri oleh 50 % + 1 peserta, maka perlu diadakannya
Musyawarah Luar Biasa (MLUB).
4. Karena pertimbangan darurat dan demi kelangsungan organisasi di tingkat Pusat, maka
Musyawarah Pusat Luar Biasa (MPLUB) segera dilaksakan.

Pasal 25
1. Untuk kelangsungan organisasi di tingkat Daerah, maka Musyawarah Daerah dilaksanakan 5
(lima) tahun sekali.
2. Karena pertimbangan darurat dan demi kelangsungan organisasi di tingkat Pusat, maka perlu
diadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa (MDLUB).
3. Perihal pertimbangan darurat meliputi terjadinya ketidak percayaan secara meluas terhadap
kepengurusan Daerah (DPD), yang dibuktikan dengan adanya dukungan pelaksanaan
Musyawarah Pusat yang dihadiri oleh 50 % + 1 peserta, maka perlu diadakannya
Musyawarah Luar Biasa (MLUB).
4. Karena pertimbangan darurat dan demi kelangsungan organisasi di tingkat Pusat, maka
Musyawarah Daerah Luar Biasa (MDLUB) segera dilaksakan.

BAB XV
MEKANISME PEMBENTUKAN KEPENGURUSAN PUSAT DAN DAERAH

Pasal 26
Pembentukan Pengurus Pusat
Untuk membentuk kepengurusan pada tingkat Pusat harus melalui Musyawarah Pusat (MP)
Pasal 27
Untuk membentuk kepengurusan pada tingkat Daerah harus melalui Musyawarah Daerah (MD)

Pasal 28
1. Panitia Pelaksana Musyawarah Pusat (PPMP) harus mendapat persetujuan dari Dewan
Pengurus Daerah (DPD).
2. Panitia Pelaksana Musyawarah Pusat (PPMP) harus menyampaikan Laporan Musyawarah
Pusat (LMP) kepada Dewan Pembina.
3. Tata cara pelaksanaan Musyawarah Pusat (MP) selanjutnya diatur oleh Tata Tertib
CINDRAKUMA.

Pasal 29
1. Panitia Pelaksana Musyawarah Daerah (PPMD) harus mendapat persetujuan dari Dewan
Pengurus Daerah (DPD) dan Dewan Pengurus Pusat (DPP).
2. Panitia Pelaksana Musyawarah Daerah (PPMD) harus menyampaikan Laporan
Musyawarah Daerah (LMD) kepada Dewan Pengurus Pusat.
3. Tata cara pelaksanaan Musyawarah Daerah (MD) selanjutnya diatur oleh Tata Tertib
CINDRAKUMA.

BAB XVI
PELANTIKAN DAN PENGUKUHAN KEPENGURUSAN

Pasal 30
Dewan Pengurus Pusat (DPP) dilantik dan dikukuhkan oleh Ketua Dewan Pembina.

Pasal 31
Dewan Pengurus Daerah (DPD) dilantik oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) dan
dikukuhkan oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP).

BAB XVII
STRUKTUR KEPENGURUSAN DEWAN PENGURUS PUSAT (DPP)

Pasal 32
Dewan Pengurus Pusat (DPP) CINDRAKUMA terdiri dari :
1. 1 (satu) orang Ketua Umum
2. 5 (lima) orang Ketua
3. 1 (satu) orang Sekretaris Umum
4. 5 (lima) orang Sekretaris
5. 1 (satu) orang Bendahara Umum
6. 2 (dua) orang Bendahara.
Pasal 33
1. Departemen adalah merupakan unsur lini yang berada dibawah koordinasi Ketua Umum
melalui para Ketua Harian.
2. Pengaturan Departemen yang dikoordinasi oleh masing-masing Ketua selanjutnya diatur
dengan keputusan Ketua Umum.
3. Setiap Departemen dikepalai oleh seorang Kepala Departemen

Pasal 34
1. Dewan Pengurus Pusat (DPP) dan Dewan Pengurus Daerah (DPD) membentuk Dewan
Penasehat.
2. Dewan Penasehat ini mengacu pada AD/ART CINDRAKUMA.
3. Pengaturan lebih lanjut tentang Dewan Penasehat dilakukan dengan keputusan Ketua Umum.

Pasal 35
1. Jika dipandang perlu Dewan Pengurus Pusat (DPP) dapat membentuk Dewan Kode Etik
Lembaga, yang berfungsi untuk memberikan panilaian terhadap suatu masalah organisasi
ataupun menyangkut sikap dan perilaku pengurus yang berdampak pada citra lembaga.
2. Keputusan atau hasil pembahasan Dewan Kode Etik dapat menjadi acuan penilaian atau
berupa saran kepada Ketua Umum, untuk menjadi landasan dari kebijakan organisasi.
3. Pengaturan lebih lanjut tentang Dewan Kode Etik dilakukan dengan keputusan Ketua Umum.

Pasal 36
1. Pengaturan lebih lanjut Dewan Pengurus Pusat (DPP) dapat membentuk Dewan Pakar, yang
berfungsi untuk memberikan kontribusi keilmuan dan pengetahuan kepada CINDRAKUMA.
2. Keanggotaan Dewan Pakar bersifat terbuka bagi seseorang yang dianggap memiliki
pengetahuan, kemampuan, keahlian, dan pengalaman yang cukup dalam bidang tertentu
dalam rangka pengembangan CINDRAKUMA.
3. Pengaturan lebih lanjut mengenai Dewan Pakar dilakukan dengan keputusan Ketua Umum.

Pasal 37
Tugas dan wewenang Dewan Pengurus Pusat (DPP), sebagai berikut :
1. Melaksanakan amanat Musyawarah Pusat dan Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS)
CINDRAKUMA.
2. Menyampaikan Laporan kepada peserta Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS).
3. Mengatur Keuangan CINDRAKUMA .
4. Menjaga dan meningkatkan hubungan dengan pihak luar anggota CINDRAKUMA
khususnya dengan Lembaga lain dan Instansi Pemerintahan.
5. Membina dan menjalin hubungan kerja dengan Dewan pengurus Daerah (DPD) dan
Pengurus Kecamatan (PK) CINDRAKUMA .
6. Menata Administrasi Dewan Pengurus Daerah (DPD) CINDRAKUMA .
7. Menyiapkan draf materi Musyawarah Pusat dan Rapat Kerja Pusat.
8. Mengesahkan dan melantik Dewan Pengurus Daerah (DPD) CINDRAKUMA .
Pasal 38
Pada saat sidang Musyawarah Pusat (MP) CINDRAKUMA dimulai, maka Dewan Pengurus
Pusat (DPP) CINDRAKUMA menjadi demisioner.

Pasal 39
Dewan Pengurus Daerah (DPD) terdiri :
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 5 (lima) orang Wakil Ketua.
3. 1 (satu) orang Sekretaris.
4. 5 (lima) orang WakilSekretaris
5. 1 (satu) orang Bendahara.
6. 2 (dua) orang Wakil Bendahara.
7. Bidang-bidang yang dibentuk berdasarkan kebutuhan lembaga.

Pasal 40
1. Bidang adalah unsur lini yang berada dibawah koordinasi Ketua Dewan Pengurus Daerah
(DPD).
2. Setiap bidang dikepalai oleh seorang Kepala Bidang

Pasal 41
Tugas dan wewenang Dewan Pengurus Daerah (DPD) sebagai berikut :
1. Melaksanakan amanat Musyawarah Daerah (MUSDA) dan Rapat Kerja Daerah
(RAKERDA).
2. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban kepada peserta Musda dan Rapat Kerja Daerah
(RAKERDA).
3. Membina Administrasi untuk tingkat Daerah dan Pengurus Kecamatan.
4. DPD berhak menerima Donasi dan selanjutnya dilaporkan serta diserahkan ke DPP secara
langsung dan tertulis.

Pasal 42
Pengurus Kecamatan (PK) terdiridari :
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 1 (satu) orang Sekretaris.
3. 1 (satu) orang Bendahara.
4. Seksi-seksi yang dibentuk berdasarkan kebutuhan lembaga di tingkat Kecamatan.

Pasal 43
1. Seksi adalah merupakan unsur lini yang berada dibawah koordinasi Ketua Pengurus
Kecamatan (PK).
2. Setiap seksi dikepalai oleh seorang Ketua Seksi.
BAB XVIII
TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pasal 44
Tugas pokok dan fungsi dari masing-masing struktur dalam pengurusan DPP diatur lebih lanjut
dengan keputusan Ketua Umum DPP CINDRAKUMA

Pasal 45
Tugas pokok dan fungsi dari masing-masing sturktur dalam kepengurusan DPD diatur lebih
lanjut dengan keputusan dengan ketua DPD

Pasal 46
Tugas pokok dan fungsi dari masing-masing sturktur dalam kepengurusan PK diatur lebih lanjut
dengan keputusan ketua PK

BAB XIX
LAMBANG

Pasal 47
Logo CINDRAKUMA dilambangkan sebagai satu kesatuan yang mempunyai arti sebagai
berikut :
1. CINDRAKUMA singkatan dari Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka.
2. 5 (lima) bintang melambangkan Provinsi Cirebon yang relegius dan berbudaya.
3. 1 (satu) gunung melambangkan tekad dan tingginya cita-cita Provinsi Cirebon
4. 1 (satu) hutan melambangkan adanya pertanian dan perkebunan serta kekayaan alam Provinsi
Cirebon
5. 1(satu) laut melambangkan luas dan tidak terukurnya potensi Provinsi Cirebon.
6. 1(satu) golok cabang melambangkan Kekuatan Semangat Masyarakat Cirebon
7. 2 (dua) udang melambangkan Kemakmuran Ekonomi Provinsi Cirebon
8. 1 (satu) perahu melambangkan Ekonomi Maritim Provinsi Cirebon

Pasal 48
Arti Warna Lambang Cindrakuma

1. Warna merah yang melambangkan keberanian


2. Warna kuning yang melambangkan kecerdasan
3. Warna hijau yang melambangkan kesuburan
4. Warna biru yang melambangkan kebersamaan
5. Warna putih yang melambangkan kesucian
BAB XXIII
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) DAN
PERATURAN TAMBAHAN

Pasal 49

1. Perubahan ART (Anggaran Rumah Tangga) hanya dapat dilakukan melalui


Musyawarah Pusat (MP)
2. Rencana ART (Anggaran Rumah Tangga) disampaikan kepada pengurus Pusat dan
daerah selambat lambatnya sebelum Musyawarah Pusat dilaksanakan.

Pasal 50
1. Setiap anggota CINDRAKUMA harus mentaati ART (anggaran rumah tangga) ini
setelah ditetapkan
2. Setiap anggota CINDRAKUMA harus mentaati ART (anggaran rumah tangga) ini
dan barang siapa yang melanggarnya akan di kenakan sanksi organisasi
CINDRAKUMA yang akan diatur lebih lanjut dalam ketentuan ketua umum DPP
3. Pertama kali susunan DPP (Dewan Pengurus Pusat) dibentuk melalui pimpinan rapat
PARIPURNA CINDRAKUMA untuk masa bakti 5 (lima) tahun dan sudah
dilaksanakan pada hari minggu tanggal 12 oktober tahun 2014 di Ciwaringin Kab.
Cirebon dengan menunjuk secara aklamasi KH. Zamzami Amin sebagai Ketua
Umum DPP CINDRAKUMA.
4. Susunan DPP yang dibentuk pertama kalinya, hanyalah memilih Ketua Umum,
selanjutnya Ketua Umum diberikan wewenang untuk menyusun dan memilih serta
mengangkat atau menunjuk kepengurusan ditingkat DPP sampai DPD, dan setelahnya
diadakan RAKERPUS pertama.
5. Setelah DPP mengadakan RAKERPUS untuk pertamakalinya maka DPD diberi
wewenang untuk mengangkat Pengurus Kecamatan (PK).

BAB XXIV
PENUTUP

1. Hal-hal yang belum ditetapkan atau di atur dalam AD/ART ini akan diatur lebih lanjut
dengan keputusan Ketua Umum
2. Apabila terdapat perbedaan penafsiran mengenai ketentuan AD/ART ini tafsiran yang sah
ditetapkan melalui Rapat Pengurus Pusat (DPP).
3. AD/ART ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Cirebon
Pada Tanggal : 14 Desember 2014

Ketua Umum DPP CINDRAKUMA

K.H. ZAMZAMI AMIN

Anda mungkin juga menyukai