BAB I
NAMA, ASAS, SIFAT DAN BENTUK LEMBAGA
Pasal 1
Nama
Organisasi ini adalah organisasi pembentukan Provinsi Cirebon yang bernama CINDRAKUMA
(Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka)
Pasal 2
Asas
Organisasi ini berasaskan Pancasila, UUD 45 serta Amandemen-amandemennya., dalam rangka
mempertahankan NKRI dan ke-Bhineka Tunggal Ika-an
Pasal 3
Sifat
Organisasi ini bersifat mandiri, independen, terbuka, dinamis, inovatif, dan profesional yang
berorientasi kepada kepentingan masyarakat CINDRAKUMA untuk kepentingan Bangsa dan
Negara.
a) Mandiri artinya bahwa pengurus dipilih dan bertanggung jawab kepada RAKERPUS
(Rapat Kerja Pusat)
b) Independen artinya bahwa organisasi ini tidak berafiliasi dengan partai politik (non
partisan) serta dapat bekerjasama dengan lembagalain,
c) Terbuka artinya organisasi ini terbuka bagi seluruh komponen masyarakat di wilayah
CINDRAKUMA (Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka) serta wilayah lain
yang sepaham dengan organisasi ini.
d) Dinamis artinya Lembaga Swadaya Masyarakat pembentukan Provinsi Cirebon
CINDRAKUMA selalu berperan aktif dalam segala hal kegiatan, baik kegiatan non
formal yang berkaitan dengan aktifitas sosial, kemasyarakatan, seperti kerjabakti sosial
maupun kegiatan formal yang merupakan program pemerintah, seperti Posyandu,
P2WKSS, PKK, UP2K, PNPM dan lain-lain.
e) Inofatif artinya Lembaga Swadaya Masyarakat pembentukan Provinsi Cirebon
CINDRAKUMA selalu menuju kepada sebuah perubahan besar dalam mewujudkan
Provinsi Cirebon menjadi sebuah wilayah yang maju dan modern.
f) Professional artinya Lembaga Swadaya Masyarakat pembentukan Provinsi Cirebon
CINDRAKUMA dimotori dan dikelola oleh para ahli dibidangnya agar program ke
depan dapat tercapai secara signifikan dan terarah.
Pasal 4
Kedudukan
Dewan pengurus pusat CINDRAKUMA berkedudukan di Kabupaten Cirebon
Pasal 5
Waktu
Didirikan untuk jangka waktu yang tidak dibatasi dan tidak ditentukan.
Palas 6
Wilayah
Wilayah kerja CINDRAKUMA meliputi seluruh wilayah Kota Cirebon, Kabupaten
Cirebon, Kabuapaten Indramayu kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka serta
wilayah-wilayah sekitarnya.
BAB III
TUJUAN, VISI dan MISI
Pasal 7
Tujuan
Pasal 8
Visi
Mewujudkan Provinsi Cirebon untuk kemajuan dan kesejahteraan Masyarakat Cirebon
dan sekitarnya.
Pasal 9
Misi
1. Melakukan kajian administratif, hukum, teknis secara komperhensip
2. Melaksanakan survai, observasi, dan membuat kajian teknis sesuai dengan amanat PP
78 Tahun 2007.
3. Melaksanakan sosialisasi PP 78 Tahun 2007 melalui BPD-LPM, Tokoh Masyarakat,
Tokoh Agama, ORMAS disetiap Kota/Kab. Se-Wilayah III Cirebon dan sekitarnya.
4. Melaksanakan penjaringan aspirasi masyarakat melalui BPD-LPM, Tokoh
Masyarakat, Tokoh Agama, ORMAS disetiap Kota/Kab. Se-Wilayah III Cirebon dan
sekitarnya.
5. Menyampaikan aspirasi masyarakat kepada DPRD dan Kepala Daerah Se-Wilayah III
Cirebon, DPRD Provinsi dan Gubernur Jawa Barat, DPR-RI, DPD-RI, serta
Kementerian Dalam Negeri.
6. Mengusulkan dan mengkawal Proposal Statuta Pembentukan Provinsi Cirebon.
7. Menggali dan mengembangkan potensi Cirebon dan sekitarnya demi kesejahteraan
masyarakat.
8. Mewujudkan pembangunan Cirebon dan sekitarnya yang lebih maju dan merata.
9. Menjaga dan melestarikan Aset Budaya Pemerintah Cirebon dan sekitarnya
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 10
Anggota Biasa
Pasal 11
Anggota Kehormatan
Anggota kehormatan adalah anggota CINDRAKUMA yang telah berjasa, serta memiliki
pengabdian dan perhatian besar kepada CINDRAKUMA diangkat atas dasar persetujuan
RAKERPUS (Rapat Kerja Pusat) CINDRAKUMA, diantaranya tokoh pendiri dan
penggagas.
Pasal 12
Anggota Luar Biasa
Anggota luar biasa adalah seseorang yang bukan anggota CINDRAKUMA karena faktor
pengabdian dan perhatiannya cukup besar terhadap CINDRAKUMA maka diberikan
kehormatan atas persetujuan RAKERPUS.
BAB V
SYARAT-SYARAT ANGGOTA
Pasal 13
Syarat-Syarat
Pasal 14
Keanggotaan, Tatacara dan persyaratan untuk menjadi anggota yang terdaftar akan diatur
lebih lanjut berdasarkan keputusan Ketua Umum DPP CINDRAKUMA. Masa
keanggotaan seseorang yang terdaftar diorganisasi CINDRAKUMA mulai berlaku sejak
mendapatkan kartu keanggotaan CINDRAKUMA
Keanggotaan badan pengurus berakhir karena hal-hal sebagai berikut :
a. Meninggal Dunia
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri
c. Diberhentikan dengan hormat/tidak hormat oleh suatu keputusan RAKERPUS (Rapat
Kerja Pusat)
d. Secara berturut-turut selama 6 bulan tidak aktif dan tidak ada pemberitahuan yang
jelas maka dianggap mengundurkan diri dari keanggotaan.
ANGGARAN RUMAH TANGGA CINDRAKUMA
BAB I
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 1
Hak Anggota
Pasal 2
Kewajiban Anggota
BAB II
LARANGAN ANGGOTA
Pasal 3
Larangan Anggota
SANKSI ANGGOTA
Pasal 4
Sanksi Anggota
BAB IV
Pasal 5
ORGANISASI
Pasal 6
1. Dewan Penasehat adalah pengurus mandiri yang terdiri dari unsur pemerintahan,
tokoh agama, tokoh masyarakat dan para ahli
2. Dewan pendiri adalah pengambil kebijakan terhadap kelangsungan organisasi
berdasarkan hasil RAKERPUS.
3. Dewan Pembina adalah pengurus mandiri yang bersifat konsultatif ditingkat pusat.
4. Dewan Pengawas merupakan pengurus mandiri yang terdiri dari pengurus internal
yang bertugas mengawasi jalannya kebijakan dan program kerja CINDRAKUMA
5. DPP merupakan Dewan Pengurus di tingkat pusat yang berkedudukan dan berkantor
di Cirebon
6. DPD merupakan dewan pengurus daerah di tingkat Kabupaten/Kota yang berkantor
dan berkedudukan di daerah masing-masing
7. Pengurus Kecamatan adalah pelaksana di tingkat Kecamatan yang berkantor dan
berkedudukan di Kecamtan masing-masing
BAB V
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 7
Keuangan
Pasal 8
Kekayaan
1. Kekayaan CINDRAKUMA adalah uang serta barang bergerak dan tidak bergerak yang
dimiliki oleh CINDRAKUMA .
2. Keuangan dan kekayaan CINDRAKUMA dikelola dengan baik dan transfaran
3. Tatacara/pengelolaan keuangan dan kekayaan CINDRAKUMA dituangkan dalam
rencana anggaran dan belanja organisasi yang ditetapkan oleh DPP (Dewan Pengurus
Pusat)
4. Pertanggung jawaban keuangan disampaikan oleh DPP (Dewan Pengurus Pusat), DPD
(Dewan Pengurus Daerah), PK (pengurus Kecamatan), melalui Rapat Kerja Pusat Luar
Biasa (RAKERPUSLUB) dalam satu tahun sekali.
BAB VI
PERUBAHAN AD/ART DAN PEMBUBARAN
Pasal 9
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
1. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta perubahan organisasi
swadaya masyarakat pembentukan Provinsi Cirebon (CINDRAKUMA ) hanya dapat
dilakukan oleh Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS)
Pasal 10
Pembubaran
1. Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh Dewan Pendiri berdasarkan hasil
Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS) atau melalui Rapat Kerja Luar Biasa (RAKERLUB)
2. Apabila CINDRAKUMA dinyatakan bubar, maka segala kekayaan diserahkan kepada
anggota pengurus sebagai dana hibah untuk kemakmuran dan kesejahteraan anggota yang
hadir pada saat pembubaran.
BAB VII
ATURAN PERALIHAN
Pasal 11
BAB VIII
KEPENGURUSAN
Pasal 12
Syarat Kepengurusan
Pasal 13
1. Masa jabatan kepengurusan dalam satu periode selama 5 (lima) Tahun, terhitung dari
tanggal pelantikan dan pengukuhan.
2. Rapat Kerja Pusat, Rapat Keja Daerah, Rapat Kerja Kecamatan harus dilaksanakan
sebelum masa jabatan kepengurusan berakhir untuk mencegah terjadinya kekosongan
pengurus organisasi
3. Ketua umum dapat menduduki jabatan selama masa jabatan 5 (lima) tahun, setelah itu
dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya, melalui Rapat Pengurus dan
ditetapkan oleh Ketua Dewan Pembina.
BAB IX
BERAKHIRNYA KEPENGURUSAN
Pasal 14
Pasal 15
1. Jika Ketua Umum berhalangan tetap, seperti yang diatur pada BAB IX pasal 1 ayat 1
atau dikarenakan sakit menahun yang sulit disembuhkan, sehingga menyebabkan
dirinya sulit untuk melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang sebagai Ketua Umum,
maka ketua harian secara kolektif melanjutkan tugas dan wewenangnya hingga masa
jabatan berakhir.
2. Tata cara pelimpahan dan pelaksanaan tugas fungsi dan kewenangan secara kolektif
ini selanjutnya diatur lebih lanjut melalui RAKERPUS.
BAB X
RAPAT KERJA PUSAT
Pasal 16
Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS) diselenggarakan oleh Dewan Pengurus CINDRAKUMA
sekali dalam 1 (satu) tahun.
BAB XI
TATA TERTIB
Pasal 17
1. Peserta Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS) terdiri dari Dewan Pengurus Pusat (DPP)
CINDRAKUMA, Utusan Dewan Pengurus Daerah (DPD) dan Undangan Dewan Pengurus
Pusat (DPP).
2. Dewan Pengurus Pusat (DPP) CINDRAKUMA adalah penanggung jawab penyelenggara
Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS) dan dapat mengundang pihak-pihak yang dianggap perlu.
3. Peserta Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS) mempunyai hak bicara dan hak suara kecuali
undangan.
4. Jumlah peserta Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS) terdiri dari Dewan Pengurus Pusat (DPP),
Dewan Pengurus Daerah (DPD) dan undangan yang ditentukan oleh Dewan Pengurus Pusat
(DPP).
5. Pimpinan Sidang Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS) dipilih dari anggota/peserta rapat.
6. Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS) baru dinyatakan saha pabila dihadiri oleh 50% plus 1
peserta dari jumlah anggota DPP dan DPD.
7. Apabila pada ayat 6 di atas tersebut tidak terpenuhi, maka Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS)
dinyatakan mundur selama 2 X 24 jam (2 hari) dan setelah itu jumlah peserta yang hadir
dinyatakan sah untuk melaksanakan RAKERPUS.
BAB XII
Pasal 18
Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) dan
dilaksanakan 1 kali dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 19
Tugas dan Wewenang Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) adalah sebagai berikut :
1. Mendengarkan dan membahas Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) dari Dewan Pengurus
Daerah (DPD).
2. Melaporkan hasil LPJ DPD kepada DPP
3. Menetapkan Program Kerja dan Kebijakan Dewan Pengurus Daerah (DPD).
Pasal 20
Pasal 21
Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) ditetapkan dari calon yang memperoleh suara mayoritas
mutlak (50% plus 1 suara yang sah).
BAB XIII
MUSYAWARAH PUSAT (MP)
DAN
MUSYAWARAH DAERAH (MD)
Pasal 22
Musyawarah Pusat (MP) diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP) dilaksanakan sekali
dalam 5 (lima) tahun.
Pasal 23
Musyawarah Daerah (MD) diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) dilaksanakan
sekali dalam 5 (lima) tahun.
BAB XIV
MUSYAWARAH PUSAT LUAR BIASA (MPLUB)
DAN
MUSYAWARAH DAERAH LUAR BIASA (MDLUB)
Pasal 24
1. Untuk kelangsungan organisasi di tingkat Pusat, maka Musyawarah Pusat dilaksanakan 5
(lima) tahun sekali.
2. Karena pertimbangan darurat dan demi kelangsungan organisasi di tingkat Pusat, maka perlu
diadakan Musyawarah Pusat Luar Biasa (MPLUB).
3. Perihal pertimbangan darurat meliputi terjadinya ketidak percayaan secara meluas terhadap
kepengurusan Pusat (DPP), yang dibuktikan dengan adanya dukungan pelaksanaan
Musyawarah Pusat yang dihadiri oleh 50 % + 1 peserta, maka perlu diadakannya
Musyawarah Luar Biasa (MLUB).
4. Karena pertimbangan darurat dan demi kelangsungan organisasi di tingkat Pusat, maka
Musyawarah Pusat Luar Biasa (MPLUB) segera dilaksakan.
Pasal 25
1. Untuk kelangsungan organisasi di tingkat Daerah, maka Musyawarah Daerah dilaksanakan 5
(lima) tahun sekali.
2. Karena pertimbangan darurat dan demi kelangsungan organisasi di tingkat Pusat, maka perlu
diadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa (MDLUB).
3. Perihal pertimbangan darurat meliputi terjadinya ketidak percayaan secara meluas terhadap
kepengurusan Daerah (DPD), yang dibuktikan dengan adanya dukungan pelaksanaan
Musyawarah Pusat yang dihadiri oleh 50 % + 1 peserta, maka perlu diadakannya
Musyawarah Luar Biasa (MLUB).
4. Karena pertimbangan darurat dan demi kelangsungan organisasi di tingkat Pusat, maka
Musyawarah Daerah Luar Biasa (MDLUB) segera dilaksakan.
BAB XV
MEKANISME PEMBENTUKAN KEPENGURUSAN PUSAT DAN DAERAH
Pasal 26
Pembentukan Pengurus Pusat
Untuk membentuk kepengurusan pada tingkat Pusat harus melalui Musyawarah Pusat (MP)
Pasal 27
Untuk membentuk kepengurusan pada tingkat Daerah harus melalui Musyawarah Daerah (MD)
Pasal 28
1. Panitia Pelaksana Musyawarah Pusat (PPMP) harus mendapat persetujuan dari Dewan
Pengurus Daerah (DPD).
2. Panitia Pelaksana Musyawarah Pusat (PPMP) harus menyampaikan Laporan Musyawarah
Pusat (LMP) kepada Dewan Pembina.
3. Tata cara pelaksanaan Musyawarah Pusat (MP) selanjutnya diatur oleh Tata Tertib
CINDRAKUMA.
Pasal 29
1. Panitia Pelaksana Musyawarah Daerah (PPMD) harus mendapat persetujuan dari Dewan
Pengurus Daerah (DPD) dan Dewan Pengurus Pusat (DPP).
2. Panitia Pelaksana Musyawarah Daerah (PPMD) harus menyampaikan Laporan
Musyawarah Daerah (LMD) kepada Dewan Pengurus Pusat.
3. Tata cara pelaksanaan Musyawarah Daerah (MD) selanjutnya diatur oleh Tata Tertib
CINDRAKUMA.
BAB XVI
PELANTIKAN DAN PENGUKUHAN KEPENGURUSAN
Pasal 30
Dewan Pengurus Pusat (DPP) dilantik dan dikukuhkan oleh Ketua Dewan Pembina.
Pasal 31
Dewan Pengurus Daerah (DPD) dilantik oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) dan
dikukuhkan oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP).
BAB XVII
STRUKTUR KEPENGURUSAN DEWAN PENGURUS PUSAT (DPP)
Pasal 32
Dewan Pengurus Pusat (DPP) CINDRAKUMA terdiri dari :
1. 1 (satu) orang Ketua Umum
2. 5 (lima) orang Ketua
3. 1 (satu) orang Sekretaris Umum
4. 5 (lima) orang Sekretaris
5. 1 (satu) orang Bendahara Umum
6. 2 (dua) orang Bendahara.
Pasal 33
1. Departemen adalah merupakan unsur lini yang berada dibawah koordinasi Ketua Umum
melalui para Ketua Harian.
2. Pengaturan Departemen yang dikoordinasi oleh masing-masing Ketua selanjutnya diatur
dengan keputusan Ketua Umum.
3. Setiap Departemen dikepalai oleh seorang Kepala Departemen
Pasal 34
1. Dewan Pengurus Pusat (DPP) dan Dewan Pengurus Daerah (DPD) membentuk Dewan
Penasehat.
2. Dewan Penasehat ini mengacu pada AD/ART CINDRAKUMA.
3. Pengaturan lebih lanjut tentang Dewan Penasehat dilakukan dengan keputusan Ketua Umum.
Pasal 35
1. Jika dipandang perlu Dewan Pengurus Pusat (DPP) dapat membentuk Dewan Kode Etik
Lembaga, yang berfungsi untuk memberikan panilaian terhadap suatu masalah organisasi
ataupun menyangkut sikap dan perilaku pengurus yang berdampak pada citra lembaga.
2. Keputusan atau hasil pembahasan Dewan Kode Etik dapat menjadi acuan penilaian atau
berupa saran kepada Ketua Umum, untuk menjadi landasan dari kebijakan organisasi.
3. Pengaturan lebih lanjut tentang Dewan Kode Etik dilakukan dengan keputusan Ketua Umum.
Pasal 36
1. Pengaturan lebih lanjut Dewan Pengurus Pusat (DPP) dapat membentuk Dewan Pakar, yang
berfungsi untuk memberikan kontribusi keilmuan dan pengetahuan kepada CINDRAKUMA.
2. Keanggotaan Dewan Pakar bersifat terbuka bagi seseorang yang dianggap memiliki
pengetahuan, kemampuan, keahlian, dan pengalaman yang cukup dalam bidang tertentu
dalam rangka pengembangan CINDRAKUMA.
3. Pengaturan lebih lanjut mengenai Dewan Pakar dilakukan dengan keputusan Ketua Umum.
Pasal 37
Tugas dan wewenang Dewan Pengurus Pusat (DPP), sebagai berikut :
1. Melaksanakan amanat Musyawarah Pusat dan Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS)
CINDRAKUMA.
2. Menyampaikan Laporan kepada peserta Rapat Kerja Pusat (RAKERPUS).
3. Mengatur Keuangan CINDRAKUMA .
4. Menjaga dan meningkatkan hubungan dengan pihak luar anggota CINDRAKUMA
khususnya dengan Lembaga lain dan Instansi Pemerintahan.
5. Membina dan menjalin hubungan kerja dengan Dewan pengurus Daerah (DPD) dan
Pengurus Kecamatan (PK) CINDRAKUMA .
6. Menata Administrasi Dewan Pengurus Daerah (DPD) CINDRAKUMA .
7. Menyiapkan draf materi Musyawarah Pusat dan Rapat Kerja Pusat.
8. Mengesahkan dan melantik Dewan Pengurus Daerah (DPD) CINDRAKUMA .
Pasal 38
Pada saat sidang Musyawarah Pusat (MP) CINDRAKUMA dimulai, maka Dewan Pengurus
Pusat (DPP) CINDRAKUMA menjadi demisioner.
Pasal 39
Dewan Pengurus Daerah (DPD) terdiri :
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 5 (lima) orang Wakil Ketua.
3. 1 (satu) orang Sekretaris.
4. 5 (lima) orang WakilSekretaris
5. 1 (satu) orang Bendahara.
6. 2 (dua) orang Wakil Bendahara.
7. Bidang-bidang yang dibentuk berdasarkan kebutuhan lembaga.
Pasal 40
1. Bidang adalah unsur lini yang berada dibawah koordinasi Ketua Dewan Pengurus Daerah
(DPD).
2. Setiap bidang dikepalai oleh seorang Kepala Bidang
Pasal 41
Tugas dan wewenang Dewan Pengurus Daerah (DPD) sebagai berikut :
1. Melaksanakan amanat Musyawarah Daerah (MUSDA) dan Rapat Kerja Daerah
(RAKERDA).
2. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban kepada peserta Musda dan Rapat Kerja Daerah
(RAKERDA).
3. Membina Administrasi untuk tingkat Daerah dan Pengurus Kecamatan.
4. DPD berhak menerima Donasi dan selanjutnya dilaporkan serta diserahkan ke DPP secara
langsung dan tertulis.
Pasal 42
Pengurus Kecamatan (PK) terdiridari :
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 1 (satu) orang Sekretaris.
3. 1 (satu) orang Bendahara.
4. Seksi-seksi yang dibentuk berdasarkan kebutuhan lembaga di tingkat Kecamatan.
Pasal 43
1. Seksi adalah merupakan unsur lini yang berada dibawah koordinasi Ketua Pengurus
Kecamatan (PK).
2. Setiap seksi dikepalai oleh seorang Ketua Seksi.
BAB XVIII
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Pasal 44
Tugas pokok dan fungsi dari masing-masing struktur dalam pengurusan DPP diatur lebih lanjut
dengan keputusan Ketua Umum DPP CINDRAKUMA
Pasal 45
Tugas pokok dan fungsi dari masing-masing sturktur dalam kepengurusan DPD diatur lebih
lanjut dengan keputusan dengan ketua DPD
Pasal 46
Tugas pokok dan fungsi dari masing-masing sturktur dalam kepengurusan PK diatur lebih lanjut
dengan keputusan ketua PK
BAB XIX
LAMBANG
Pasal 47
Logo CINDRAKUMA dilambangkan sebagai satu kesatuan yang mempunyai arti sebagai
berikut :
1. CINDRAKUMA singkatan dari Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka.
2. 5 (lima) bintang melambangkan Provinsi Cirebon yang relegius dan berbudaya.
3. 1 (satu) gunung melambangkan tekad dan tingginya cita-cita Provinsi Cirebon
4. 1 (satu) hutan melambangkan adanya pertanian dan perkebunan serta kekayaan alam Provinsi
Cirebon
5. 1(satu) laut melambangkan luas dan tidak terukurnya potensi Provinsi Cirebon.
6. 1(satu) golok cabang melambangkan Kekuatan Semangat Masyarakat Cirebon
7. 2 (dua) udang melambangkan Kemakmuran Ekonomi Provinsi Cirebon
8. 1 (satu) perahu melambangkan Ekonomi Maritim Provinsi Cirebon
Pasal 48
Arti Warna Lambang Cindrakuma
Pasal 49
Pasal 50
1. Setiap anggota CINDRAKUMA harus mentaati ART (anggaran rumah tangga) ini
setelah ditetapkan
2. Setiap anggota CINDRAKUMA harus mentaati ART (anggaran rumah tangga) ini
dan barang siapa yang melanggarnya akan di kenakan sanksi organisasi
CINDRAKUMA yang akan diatur lebih lanjut dalam ketentuan ketua umum DPP
3. Pertama kali susunan DPP (Dewan Pengurus Pusat) dibentuk melalui pimpinan rapat
PARIPURNA CINDRAKUMA untuk masa bakti 5 (lima) tahun dan sudah
dilaksanakan pada hari minggu tanggal 12 oktober tahun 2014 di Ciwaringin Kab.
Cirebon dengan menunjuk secara aklamasi KH. Zamzami Amin sebagai Ketua
Umum DPP CINDRAKUMA.
4. Susunan DPP yang dibentuk pertama kalinya, hanyalah memilih Ketua Umum,
selanjutnya Ketua Umum diberikan wewenang untuk menyusun dan memilih serta
mengangkat atau menunjuk kepengurusan ditingkat DPP sampai DPD, dan setelahnya
diadakan RAKERPUS pertama.
5. Setelah DPP mengadakan RAKERPUS untuk pertamakalinya maka DPD diberi
wewenang untuk mengangkat Pengurus Kecamatan (PK).
BAB XXIV
PENUTUP
1. Hal-hal yang belum ditetapkan atau di atur dalam AD/ART ini akan diatur lebih lanjut
dengan keputusan Ketua Umum
2. Apabila terdapat perbedaan penafsiran mengenai ketentuan AD/ART ini tafsiran yang sah
ditetapkan melalui Rapat Pengurus Pusat (DPP).
3. AD/ART ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : Cirebon
Pada Tanggal : 14 Desember 2014