Anda di halaman 1dari 22

DRAF ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN MAHASISWA PELAJAR INDONESIA BOMBANA


(IMPIB - KOLAKA)

2020
BERSATU ~ BERJUANG ~ BERKARYA

MUKADIMAH
Sesungguhnya masa depan Indonesia berada ditangan pemuda
sebagai penerus tongkat estafet kepemimpinan bangsa dan negara.
Sebagaimana amanat Pancasila dan UUD 1945, pemuda diharapkan
mampu mengisi dan menjaga nilai-nilai hasil perjuangan para pahlawan
bangsa yang berhasil merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Selain
itu, pemuda juga memiliki peran dan fungsi yang strategis untuk
mendorong kemajuan dan terjun langsung dalam mengawal arah bangsa di
segala lini.
Sebagai mahasiswa dan pelajar Bombana yang merupakan bagian
integral dari pemuda Indonesia, kami menyadari dan memahami bahwa
perlu adanya upaya untuk memaksimalkan dan mengoptimalkan kualitas
pemuda Bombana dengan cara yang berkesinambungan dan merata dalam
melaksanakan pola pembinaan dan pemberdayaan pemuda demi
menunjang dan meningkatkan kualitas pemuda Bombana.
Sinergi dan persatuan antar mahasiswa dan pelajar Bombana
merupakan suatu keharusan dalam membawa misi perjuangan yang sama
demi terwujudnya masyarakat Bombana yang adil dan makmur. Oleh
karena itu, kami mahasiswa dan pelajar Bombana menghimpun diri dalam
suatu organisasi yang tergerak dengan berpedoman kepada Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga yang terjabarkan sebagai berikut :
ANGGARAN DASAR
IKATAN MAHASISWA PELAJAR INDONESIA BOMBANA
(IMPIB - KOLAKA)
BAB I
NAMA,WAKTU DAN TEMPAT
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Ikatan Mahasiswa Pelajar Indonesia Bombana,
disingkat IMPIB KOLAKA.
Pasal 2
Waktu dan tempat
Organisasi ini didirikan di Kolaka pada Senin, 7 Oktober 2019 sampai
dengan waktu yang tidak ditentukan dan berkedudukan di Kolaka.
BAB II
ASAS
Pasal 3
Asas
Organisasi ini berasaskan Pancasila.
BAB III
TUJUAN, SIFAT, STATUS, FUNGSI DAN PERAN
Pasal 4
Tujuan
Terbinanya mahasiswa dan pelajar Bombana yang berkualitas dan
bertanggung jawab dalam mewujudkan masyarakat Bombana yang adil dan
makmur.
Pasal 5
Sifat
Organisasi ini bersifat Independen.
Pasal 6
Status
Organisasi ini adalah organisasi mahasiswa dan pelajar.
Pasal 7
Fungsi
Organisasi ini berfungsi:
1. Sebagai wadah perhimpunan mahasiswa dan pelajar Bombana
2. Sebagai wadah pengembangan potensi dan bakat
3. Sebagai wadah pembinaan mahasiswa dan pelajar Bombana dalam
menunjang sumber daya manusia yang berkualitas.
Pasal 8
Peran
Organisasi ini berperan sebagai organisasi perjuangan.
BAB IV
USAHA DAN KEGIATAN
Pasal 9
Usaha
Untuk merealisasikan tujuan organisasi, maka perlu suatu usaha sebagai
berikut:
1. Membina pribadi yang bertanggungjawab dan bermoral dalam
mengembangkan potensi keilmuan, kreativitas, sosial, dan budaya.
2. Memelopori pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
kemaslahatan masa depan umat manusia.
3. Memajukan kehidupan umat dalam mengamalkan disiplin ilmu
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Berperan aktif dalam mendorong pelajar dan mahasiswa untuk
menopang pembangunan daerah dan nasional.
5. Ikut terlibat aktif dalam penyelesaian persoalan sosial
kemasyarakatan dan kebangsaan.
6. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan ayat (1) sampai (5)
dan sesuai dengan asas organisasi serta berguna untuk mencapai
tujuan organisasi.
Pasal 10
Kegiatan
Untuk memaksimalkan tujuan organisasi, maka perlu dilakukan kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan dalam bidang pendidikan dan pelatihan demi menunjang
sumber daya manusia yang berdaya-saing dan berkualitas.
2. Kegiatan dalam bidang pengembangan dan penelitian dan bakat yang
meliputi keilmuan, olahraga, seni, dan kebudayaan.
3. Kegiatan kemitraan dengan pemerintah maupun swasta demi tujuan
organisasi.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 11
Keanggotaan
1. Yang dapat menjadi anggota IMPIB KOLAKA adalah mahasiswa dan
pelajar Bombana menurut ketentuan organisasi.
2. Anggota IMPIB KOLAKA terdiri dari :
a. Anggota Biasa
b. Anggota Kehormatan
3. Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban
4. Status keanggotaan, hak dan kewajiban anggota diatur lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB VI
KEDAULATAN
Pasal 12
Kedaulatan berada ditangan anggota biasa yang pelaksanaannya diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 13
Kekuasaan
1. Kekuasaan tingkat pusat dipegang oleh Musyawarah Daerah
(MUSDA) untuk Pengurus.
2. Kekuasaan tingkat kecamatan dipegang oleh Musyawarah Komisariat
(MUSKOM) untuk Pengurus Komisariat.
Pasal 14
Kepemimpinan
1. Kepemimpinan tingkat pusat dipegang oleh Pengurus.
2. Kepemimpinan tingkat kecamatan dipegang oleh Pengurus
Komisariat.

BAB VIII
KEUANGAN DAN HARTA BENDA
Pasal 15
Keuangan dan Harta Benda
1. Keuangan dan harta benda organisasi dikelola dengan prinsip
transparansi, bertanggungjawab, efektif, dan berkesinambungan.
2. Keuangan dan harta benda organisasi diperoleh dari uang pangkal
anggota, iuran dan sumbangan anggota, sumbangan alumni dan
usaha-usaha lain yang halal dan tidak bertentangan dengan sifat
independensi organisasi.
BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
Pasal 16
1. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan melalui MUSDA
2. Apabila dikemudian hari organisasi ini dibubarkan, maka segala
harta benda yang dimiliki diserahkan kepada pihak yang berdasarkan
kesepakatan organisasi.
Pasal 17
Aturan Tambahan
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Penjabaran Anggaran
Dasar dimuat dalam Peraturan-Peraturan atau Ketentuan tersendiri yang
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN MAHASISWA PELAJAR INDONESIA BOMBANA
(IMPIB - KOLAKA)
BAB I
BAGIAN I
ANGGOTA
Pasal 1
Anggota Biasa
Anggota Biasa adalah mahasiswa dan pelajar yang telah dinyatakan lulus
mengikuti pengkaderan yang ditetapkan oleh organisasi.
Pasal 2
Anggota Kehormatan
1. Anggota Kehormatan adalah orang-orang yang dianggap berjasa
terhadap organisasi berdasarkan penetapan organisasi.
2. Status anggota Kehormatan, selanjutnya diatur dalam Peraturan
Organisasi.

BAGIAN II
SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN
Pasal 3
1. Setiap mahasiswa dan pelajar yang ingin menjadi anggota harus
mengajukan permohonan serta menyatakan diri secara tertulis atas
kesediaannya mengikuti pengkaderan dan Peraturan Organisasi
lainnya.
2. Setiap mahasiswa dan pelajar yang ingin menjadi anggota adalah
pemuda dan pemudi yang berdomisili di Kabupaten Bombana.
3. Metode pengkaderan mengacu pada format pengkaderan yang telah
ditetapkan oleh organisasi.
4. Apabila telah memenuhi syarat pada ayat (1) sampai (2) dan yang
bersangkutan telah dinyatakan lulus mengikuti pengkaderan, maka
dinyatakan sebagai Anggota Biasa.
5. Persyaratan lainnya diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAGIAN III
MASA KEANGGOTAAN
Pasal 4
Masa Keanggotaan
1. Masa keanggotaan berakhir apabila :
a. Telah menyelesaikan studi
b. Meninggal dunia
c. Mengundurkan diri
d. Diberhentikan atau dipecat.
2. Anggota Biasa yang habis masa keanggotaannya saat menjadi
pengurus, diperpanjang masa keanggotaannya sampai selesai masa
kepengurusannya (dinyatakan demisioner), dan dinyatakan habis
masa keanggotaannya dan tidak dapat menjadi pengurus lagi.
3. Anggota Biasa yang telah habis masa keanggotaannya, maka tidak
dapat lagi menjadi anggota untuk kedua kalinya.
BAGIAN IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 5
Hak Anggota
1. Anggota Biasa
a. Anggota Biasa memiliki hak berpendapat, hak berekspresi, hak
partisipasi, hak untuk memilih dan dipilih.
b. Mendapatkan dan menggunakan fasilitas yang disediakan oleh
organisasi
c. Mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan oleh organisasi
d. Mengajukan pembelaan dihadapkan sidang istimewa atas
tuduhan yang ditujukan kepadanya.
2. Anggota Kehormatan mempunyai hak :
a. Mengajukan usul, saran atau pertanyaan kepada organisasi.
b. Memberikan pertimbangan atas kebijakan organisasi.

Pasal 6
Kewajiban Anggota
1. Setiap anggota berkewajiban menjaga nama baik organisasi.
2. Setiap anggota berkewajiban menjalankan Misi Organisasi.
3. Setiap anggota berkewajiban menjunjung tinggi etika, sopan santun,
dan moralitas dalam berperilaku dalam menjalankan aktivitas
organisasi.
4. Setiap anggota berkewajiban tunduk dan patuh kepada AD/ART serta
berpartisipasi dalam setiap kegiatan organisasi.
5. Setiap anggota berkewajiban menghormati simbol-simbol organisasi.
BAGIAN V
RANGKAP ANGGOTA DAN RANGKAP JABATAN
Pasal 7
1. Dalam keadaan tertentu, anggota dapat merangkap menjadi anggota
organisasi lain atas persetujuan Pengurus.
2. Anggota yang mempunyai kedudukan pada organisasi lain di luar
IMPIB KOLAKA, harus menyesuaikan tindakannya sesuai Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta ketentuan-ketentuan
organisasi.
BAGIAN VI
SANKSI ANGGOTA
Pasal 8
Sanksi Anggota
1. Sanksi adalah bentuk hukuman bagi anggota sebagai bagian dari
proses pembinaan yang diberikan organisasi kepada anggota yang
melalaikan tugas, melanggar ketentuan organisasi, merugikan atau
mencemarkan nama baik organisasi, dan atau melakukan tindakan
kriminal dan tindakan melawan hukum lainnya.
2. Sanksi dapat berupa teguran, peringatan, skorsing, pemecatan atau
bentuk lain yang ditentukan oleh organisasi.
3. Anggota yang dikenakan sanksi dapat mengajukan pembelaan di
forum yang ditunjuk untuk itu.
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
A. STRUKTUR KEKUASAAN
BAGIAN I
MUSYAWARAH DAERAH
(MUSDA)
Pasal 9
Status
1. Musyawarah Daerah merupakan musyawarah seluruh anggota,
Pengurus dan bagian organisasi diluar Pengurus.
2. Musyawarah Daerah memegang kekuasaan tertinggi organisasi.
3. Musyawarah Daerah merupakan forum Pemilihan Ketua Umum
Pengurus IMPIB KOLAKA.
4. Musyawarah Daerah diadakan 2 (dua) tahun sekali.
Pasal 10
Kekuasaan dan Wewenang
1. Meminta Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Pengurus.
2. Menetapkan AD/ART dan Peraturan Organisasi.
3. Memilih Pengurus dengan jalan memilih Ketua Umum yang sekaligus
merangkap sebagai Formatur.
4. Menetapkan Rapat Kerja (Raker) dan Orientasi organisasi.
Pasal 11
Tata Tertib
1. Penanggungjawab Musda adalah Pengurus.
2. Peserta Musda terdiri dari anggota, Pengurus, Pengurus Komisariat,
bagian organisasi diluar Pengurus dan undangan Pengurus.
3. Pimpinan Sidang dipilih oleh Pengurus dan berbentuk presidium.
4. Anggota Biasa mempunyai hak bicara dan hak suara untuk memilih
Ketua Umum Pengurus.
5. Anggota Biasa memiliki hak untuk mencalonkan diri sebagai Ketua
Umum.

BAGIAN II
MUSYAWARAH KOMISARIAT
(MUSKOM)
Pasal 12
Status
1. Musyawarah Komisariat merupakan musyawarah seluruh Pengurus
Komisariat
2. Musyawarah Komisariat memegang kekuasaan tertinggi di tingkat
kecamatan
3. Musyawarah Komisariat merupakan forum Pemilihan Ketua Umum
Pengurus Komisariat IMPIB KOLAKA.
4. Musyawarah Komisariat diadakan 1 (satu) tahun sekali.
Pasal 13
Kekuasaan dan Wewenang
1. Meminta Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Pengurus Komisariat
2. Memilih Pengurus Komisariat dengan jalan memilih Ketua Umum
yang sekaligus merangkap sebagai Formatur.
3. Menetapkan Program Kerja dalam satu periode kepengurusan.
Pasal 14
Tata Tertib
1. Penanggungjawab Muskom adalah Pengurus Komisariat.
2. Peserta Muskom terdiri dari anggota, Pengurus Komisariat, bagian
organisasi diluar Pengurus dan undangan Pengurus Komisariat.
3. Pimpinan Sidang dipilih oleh Pengurus Komisariat dan berbentuk
presidium.
4. Anggota Biasa mempunyai hak bicara dan hak suara untuk memilih
Ketua Umum Pengurus Komisariat.
5. Anggota Biasa memiliki hak untuk mencalonkan diri sebagai Ketua
Umum.

B. RAPAT
BAGIAN III
RAPAT
Pasal 15
Pengurus
1. Rapat Kerja Pengurus
a. Rapat kerja Pengurus adalah forum musyawarah Pengurus yang
dihadiri oleh pengurus dalam rangka menentukan kebijakan
arah kegiatan organisasi.
b. Rapat kerja Pengurus merupakan forum penyusunan dan
penetapan program kerja organisasi.
2. Rapat Pleno Tahunan
a. Rapat pleno tahunan diadakan setelah satu (1) tahun masa
kepengurusan yang dihadiri oleh Pengurus Pusat.
b. Rapat pleno tahunan adalah forum evaluasi organisasi untuk
satu tahun kepengurusan.
3. Rapat Pleno Bidang
a. Rapat Pleno Bidang adalah forum musyawarah bidang yang
dihadiri oleh ketua bidang, sekretaris bidang, bendahara bidang
serta anggota bidang bersangkutan.
b. Rapat Pleno Bidang merupakan forum pembahasan
kemungkinan rancangan program kerja.

Pasal 16

Pengurus Komisariat

1. Rapat Kerja Pengurus Komisariat


a. Rapat Kerja Pengurus Komisariat diadakan satu(1) kali dalam
satu(1) tahun yang dihadiri oleh anggota dan Pengurus
Komisariat serta Pengurus sebagai peninjau.
b. Rapat Kerja Pengurus Komisariat merupakan forum
penyusunan dan penetapan program kerja komisariat.
2. Rapat Pleno Semester
a. Rapat pleno semester diadakan setelah enam (6) bulan masa
kepengurusan yang dihadiri oleh Pengurus Komisariat.
b. Rapat pleno semester adalah forum evaluasi organisasi untuk
enam (6) bulan kepengurusan.
3. Rapat Pleno Bidang
a. Rapat Pleno Bidang adalah forum musyawarah bidang yang
dihadiri oleh ketua bidang, sekretaris bidang, bendahara bidang
serta anggota bidang bersangkutan.
b. Rapat Pleno Bidang merupakan forum pembahasan
kemungkinan rancangan program kerja.

C. STRUKTUR PIMPINAN
BAGIAN IV
PENGURUS
Pasal 17
Status
1. Pengurus adalah kepemimpinan tertinggi organisasi di tingkat pusat.
2. Masa jabatan Pengurus adalah 2 (dua) tahun terhitung sejak
pelantikan.
Pasal 18
Personalia Pengurus
1. Formasi Pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum,
Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum.
2. Formasi Pengurus harus mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi
kinerja kepengurusan.
3. Yang dapat menjadi personalia Pengurus adalah :
a. Merupakan Anggota Biasa.
b. Tidak sedang dijatuhi sanksi skorsing oleh organisasi.
c. Tidak menjadi personalia Pengurus untuk ketiga kalinya.
d. Sehat jasmani maupun rohani.
e. Bersedia menjalankan tugas dan tanggung jawab yang
diamanahkan oleh organisasi.
4. Mempunyai loyalitas dan kepedulian yang tinggi terhadap organisasi.
5. Yang dapat menjadi Ketua Umum atau Formatur Pengurus adalah :
a. Merupakan Anggota Biasa.
b. Tidak sedang dijatuhi sanksi skorsing oleh organisasi.
a. Sehat jasmani maupun rohani.
b. Bersedia menjalankan tugas dan tanggung jawab yang
diamanahkan oleh organisasi.
c. Mempunyai loyalitas dan kepedulian yang tinggi terhadap
organisasi.
d. Bakal calon wajib mendapatkan surat rekomendasi dukungan
dari Pengurus demisioner.
6. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Musda, personalia
Pengurus telah terbentuk.
7. Apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan dalam ayat (6),
Formatur tidak dapat menyusun komposisi kepengurusan karena
meninggal dunia atau berhalangan tetap lainnya, maka fungsi
Formatur dialihkan kepada Mide Formatur.
8. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka
dapat dipilih Penjabat Ketua Umum.
9. Yang dimaksud tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah :
a. Meninggal dunia
b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas
selama 6 (enam) bulan berturut-turut.
c. Tidak ada kegiatan atau program kerja yang dilaksanakan
selama kepengurusan, sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan.
10. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Penjabat Ketua
Umum sebelum Musda apabila memenuhi satu atau lebih hal-hal
berikut :
a. Membuat pernyataan publik atas nama organisasi yang
melanggar Anggaran Dasar.
b. Terbukti melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.
c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran
Rumah Tangga.
11. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan/pengambilan
sumpah jabatan Ketua Umum sebelum Musda hanya dapat melalui :
a. Keputusan Sidang Pleno Pengurus yang disetujui minimal 50%
+1 suara utusan Sidang Pleno Pengurus apabila pemberhentian
Ketua Umum diusulkan melalui Keputusan Rapat Harian
Pengurus yang disetujui oleh 2/3 jumlah Pengurus.
b. Keputusan Sidang Pleno Pengurus atau Rapat Harian Pengurus
yang disetujui 50%+1 jumlah suara utusan Sidang Pleno
Pengurus.
12. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara
tertulis dan disertai dengan alasan, bukti dan saksi serta tanda
tangan pengusul.
13. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas
putusan pemberhentiannya kepada Majelis Pengawas Organisasi
(MPO) selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sejak putusan
pemberhentiannya ditetapkan. Putusan Majelis Pengawas Organisasi
(MPO) yang bersifat final dan mengikat dikeluarkan paling lambat 2
(dua) minggu sejak pengajuan gugatan pembatalan diterima.
14. Dalam hal Ketua Umum mengundurkan diri, Sekretaris
Jenderal secara otomatis menjadi Penjabat sementara Ketua Umum
hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah Penjabat Ketua Umum
dalam Rapat Harian Pengurus.
15. Pengambilan sumpah jabatan Penjabat Ketua Umun dilakukan
oleh Majelis Pengawas Organisasi (MPO).
16. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau pemberhentian
atau penggantian personalia Pengurus dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut :
a. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Pengurus.
b. Realisasi program kerja yang bersangkutan dalam 6 (enam)
bulan.
c. Partisipasi yang bersangkutan dalam kegiatan dan program
kerja.
Pasal 19
Komposisi Pengurus

1. KETUA UMUM
2. SEKRETARIS JENDERAL
3. BENDAHARA UMUM

4. KETUA BIDANG
5. SEKRETARIS BIDANG
6. BENDAHARA BIDANG

7. BIDANG-BIDANG :
a. Bidang Organisasi dan Kaderisasi
b. Bidang Pendidikan
c. Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah
d. Bidang Hubungan Masyarakat
e. Bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup
f. Bidang Hukum dan HAM
g. Bidang Komunikasi dan Informatika
h. Bidang Agama dan Kerohanian
i. Bidang Kewirausahaan
j. Bidang Olahraga dan Kesenian
k. Bidang Kesekretariatan
l. Bidang Pemberdayaan Perempuan
Pasal 20
Tugas dan Wewenang
1. Menjalankan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
2. Melaksanakan ketetapan-ketetapan Musda.
3. Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan
dengan organisasi kepada seluruh anggota.
4. Menetapkan dan melantik Pengurus Komisariat yang terpilih.
5. Mengangkat dan menetapkan satuan kepanitiaan pada tingkat Pusat.
6. Menerima Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) satuan pelaksanaan
tugas kepanitiaan pada tingkat Pusat.
7. Menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) melalui Musda.
8. Menyelesaikan permasalahan yang terjadi di tingkat Pengurus
Komisariat, jika internal Pengurus Komisariat dianggap tidak mampu
menyelesaikan.
BAGIAN V
PENGURUS KOMISARIAT
Pasal 21
Status
1. Pengurus Komisariat adalah kepemimpinan di tingkat kecamatan.
2. Pengurus Komisariat adalah kepemimpinan di bawah Pengurus.
3. Masa jabatan Pengurus Komisariat adalah 1 (satu) tahun terhitung
sejak pelantikan.
Pasal 22
Personalia Pengurus
1. Formasi Pengurus Komisariat sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua
Umum, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum.
2. Formasi Pengurus Komisariat harus mempertimbangkan efektivitas
dan efisiensi kinerja kepengurusan.
3. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Komisariat adalah :
a. Merupakan Anggota Biasa
b. Tidak sedang dijatuhi sanksi skorsing oleh Pengurus
Komisariat
c. Tidak menjadi personalia Pengurus untuk ketiga kalinya.
d. Sehat jasmani maupun rohani.
e. Bersedia menjalankan tugas dan tanggung jawab yang
diamanahkan oleh organisasi.
f. Mempunyai loyalitas dan kepedulian yang tinggi terhadap
organisasi.
4. Yang dapat menjadi Ketua Umum atau Formatur Pengurus
Komisariat adalah :
a. Merupakan anggota biasa.
b. Tidak sedang dijatuhi sanksi skorsing oleh Pengurus
Komisariat.
c. Sehat jasmani maupun rohani.
d. Bersedia menjalankan tugas dan tanggung jawab yang
diamanahkan oleh organisasi.
e. Mempunyai loyalitas dan kepedulian yang tinggi terhadap
organisasi.
f. Bakal calon wajib mendapatkan surat rekomendasi dukungan
dari Pengurus Komisariat demisioner.
5. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Muskom, personalia
Pengurus Komisariat telah terbentuk.
6. Apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan dalam ayat (5),
Formatur tidak dapat menyusun komposisi kepengurusan karena
meninggal dunia atau berhalangan tetap lainnya, maka fungsi
Formatur dialihkan kepada Mide Formatur.
17. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif,
maka dapat dipilih penjabat Ketua Umum.
18. Yang dimaksud tidak dapat menjalankan tugas/non aktif
adalah :
a. Meninggal dunia.
b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas
selama 6 (enam) bulan berturut-turut.
c. Tidak ada kegiatan atau program kerja yang dilaksanakan
selama kepengurusan, sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan.
19. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat pejabat Ketua
Umum sebelum Muskom apabila memenuhi satu atau lebih hal-hal
berikut :
d. Membuat pernyataan publik atas nama organisasi yang
melanggar Anggaran Dasar.
e. Terbukti melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.
f. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran
Rumah Tangga.
20. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan/pengambilan
sumpah jabatan Ketua Umum sebelum Muskom hanya dapat
melalui :
c. Keputusan Sidang Pleno Pengurus yang disetujui minimal 50%
+1 suara utusan Sidang Pleno Pengurus apabila pemberhentian
Ketua Umum diusulkan melalui Keputusan Rapat Harian
Pengurus yang disetujui oleh 2/3 jumlah Pengurus.
d. Keputusan Sidang Pleno Pengurus atau Rapat Harian Pengurus
yang disetujui 50%+1 jumlah suara utusan Sidang Pleno
Pengurus.
21. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara
tertulis dan disertai dengan alasan, bukti dan saksi serta tanda
tangan pengusul.
22. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas
putusan pemberhentiannya kepada Majelis Pengawas Organisasi
(MPO), selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sejak putusan
pemberhentiannya ditetapkan. Putusan Majelis Pengawas Organisasi
(MPO) yang bersifat final dan mengikat dikeluarkan paling lambat 2
(dua) minggu sejak pengajuan gugatan pembatalan diterima.
23. Dalam hal Ketua Umum mengundurkan diri, Sekretaris Umum
Pengurus Komisariat secara otomatis menjadi Penjabat Sementara
Ketua Umum hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah Pejabat
Ketua Umum dalam Rapat Harian Pengurus Komisariat.
24. Pengambilan sumpah jabatan Penjabat Ketua Umun dilakukan
oleh Majelis Pengawas Organisasi (MPO).
25. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau pemberhentian
atau penggantian personalia Pengurus Komisariat dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Pengurus
Komisariat.
b. Realisasi program kerja yang bersangkutan dalam 6 (enam)
bulan.
c. Partisipasi yang bersangkutan dalam kegiatan dan program
kerja Pengurus Komisariat.
Pasal 23
Komposisi Pengurus Komisariat
1. KETUA UMUM
2. SEKRETARIS UMUM
3. BENDAHARA UMUM

4. KETUA BIDANG
5. SEKRETARIS BIDANG
6. BENDAHARA BIDANG

7. BIDANG-BIDANG :
a. Bidang Organisasi dan Kaderisasi
b. Bidang Pendidikan
c. Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah
d. Bidang Hubungan Masyarakat
e. Bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup
f. Bidang Hukum dan HAM
g. Bidang Komunikasi dan Informatika
h. Bidang Agama dan Kerohanian
i. Bidang Kewirausahaan
j. Bidang Olahraga dan Kesenian
k. Bidang Kesekretariatan
l. Bidang Pemberdayaan Perempuan
Pasal 24
Fungsi Bidang Kerja Pengurus

1. Bidang Organisasi dan Kaderisasi


a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pengkaderan di seluruh
tingkatan.
b. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengkaderan
c. Menyusun Database organisasi dan anggota
d. Meningkatkan kualitas anggota
e. Melakukan kerja sama dengan bidang lain demi menunjang
sumber daya manusia yang berkualitas
2. Bidang Pendidikan
a. Melakukan penelitian dan pengembangan demi menunjang
kualitas ilmu pengetahuan anggota
b. Melakukan riset dan penelitian secara objektif dan
komprehensif
3. Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah
a. Melakukan kajian tentang berbagai aspek pembangunan
daerah
b. Merumuskan pola partisipasi IMPIB KOLAKA dalam
pembangunan daerah
c. Meningkatkan sinergi dan harmonisasi dengan pemerintah,
ormas /okp lain.
d. Melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
dan pemberdayaan masyarakat.
4. Bidang Hubungan Masyarakat
a. Menjalin dan membina hubungan yang harmonis dengan
organisasi-organisasi mahasiswa, ormas/okp, pemerintah atau
swasta demi mencapai misi organisasi.
b. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak dalam
meningkatkan kematangan intelektual anggota
5. Bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup
a. Melakukan kajian dan diskusi tentang pengelolaan sumber
daya alam, dan lingkungan hidup di daerah
b. Melakukan penyikapan terhadap pengelolaan sumber daya
alam, dan lingkungan hidup dengan objektif, transparansi,
faktual dan mengedepankan prinsip validitas.
6. Bidang Hukum dan HAM
a. Mengadakan kegiatan tentang penerapan Hukum dan HAM
yang ada di daerah maupun nasional`
b. Melakukan diskursus dan kerjasama dengan pemerintah,
swasta, ormas/okp atau swasta demi meningkatkan kualitas
hukum dan HAM di daerah maupun nasional
7. Bidang Komunikasi dan Informatika
a. Menyusun program dan kegiatan Bidang Informasi dan
Komunikasi.
b. Merumuskan kebijakan bidang informasi dan komunikasi
publik.
c. Merumuskan kebijakan di bidang statistik, persandian, pos dan
infrastruktur telekomunikasi.
d. Pengelolaan data dan informasi publik.
e. Pengelolaan dan penyediaan konten lintas sektoral
f. Pengelolaan media komunikasi publik.
g. Melakukan diseminasi informasi kebijakan melalui media
Pemerintah Daerah dan non pemerintah
8. Bidang Agama dan Kerohanian
a. Menyusun kegiatan keagamaan demi meningkatkan
pengetahuan dan nilai spiritual anggota
b. Mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak meningkatkan
pengetahuan dan nilai spiritual anggota
c. Menyusun kegiatan dalam rangka memperingati hari-hari besar
keagamaan
9. Bidang Kewirausahaan
a. Mengadakan kegiatan dalam menunjang kemandirian anggota
dalam melihat peluang-peluang bisnis
b. Mampu bekerjasama dengan pemerintah, swasta dan atau
pihak lain demi meningkatkan mutu kewirausahaan
c. Mampu mendorong penciptaan lapangan kerja di daerah
maupun nasional
d. Menyusun kegiatan kekaryaan dan peningkatan potensi
anggota dalam menghasilkan sesuatu dengan baik dan
bermanfaat bagi masyarakat
10. Bidang Olahraga dan Kesenian
a. Menyusun kegiatan dalam pengembangan keolahragaan
anggota.
b. Mampu menciptakan wadah pengembangan bakat bagi
anggota.
c. Menyusun kegiatan demi terciptanya kreativitas anggota.
11. Bidang Kesekretariatan
a. Melakukan pengumpulan, pencatatan, pengolahan,
penyusunan dan pemeliharaan dokumentasi organisasi serta
bahan-bahan yang berkenaan dengan internal dan eksternal
organisasi.
b. Mengadakan kegiatan yang dapat menambah pengetahuan dan
keterampilan anggota
12. Bidang Pemberdayaan Perempuan
a. Mengadakan kajian sadar gender dalam perspektif sosiologis
b. Mengadakan kegiatan-kegiatan demi menunjang kualitas
perempuan dalam menghadapi tantangan zaman
c. Mendorong perempuan dalam melibatkan diri di berbagai aspek
kehidupan
d. Mengangkat topik keperempuanan dalam kelompok diskusi
e. Meningkatkan kegiatan-kegiatan produktif yang menunjang
kualitas keperempuanan.

D. STRUKTUR DILUAR PIMPINAN


BAGIAN VI
MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI
(MPO)
Pasal 25
Status
1. MPO merupakan lembaga legislatif di tingkat pusat.
2. Masa bakti MPO disesuaikan dengan masa bakti Pengurus.
3. MPO mengadakan sidang sekurang-kurangnya dua (2) kali dalam
masa periode.
Pasal 26
Tugas dan Wewenang
1. Mengontrol dan mengevaluasi kinerja Pengurus Pusat dan Pengurus
Komisariat.
2. Bersama-sama Pengurus mempersiapkan MUSDA.
3. Mengawasi pelaksanaan AD/ART dan ketetapan-ketetapan Musda.
4. Memberikan masukan dan saran kepada Pengurus dalam
melaksanakan AD/ART dan ketetapan Musda baik diminta maupun
tidak diminta.
5. Memberikan draf materi Musda.
6. Memberikan putusan yang bersifat final dan mengikat atas perkara
konstitusional dan struktur organisasi lainnya.
Pasal 27
Keanggotaan dan Pimpinan
1. Anggota MPO sebanyak lima (5) orang
2. Anggota MPO dipilih melalui Musda.
3. Anggota MPO tidak boleh merangkap sebagai Pengurus Pusat.
4. Komposisi MPO terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
Pasal 28
Syarat
1. Memiliki loyalitas terhadap organisasi
2. Pernah menjadi Pengurus IMPIB KOLAKA
Pasal 29
Tata Kerja Persidangan

1. Petunjuk pelaksanaan tentang tata cara penyampaian usul atau


saran kepada Pengurus ditetapkan oleh MPO.
2. Sidang Pleno adalah sidang yang dihadiri Pengurus dan Pengurus
Komisariat IMPIB KOLAKA dan MPO.
3. MPO dapat melakukan Sidang Pleno apabila dalam waktu enam (6)
bulan Pengurus dan Pengurus Komisariat belum melaksanakan
keputusan Musda.

E. PEMILIHAN
PEMILIHAN
Pasal 30
Ketentuan Pemilihan Pengurus & Pengurus Komisariat
1. Pemilihan Ketua Umum didahului dengan tahap pendaftaran,
verifikasi dan penetapan calon.
2. Tahap pendaftaran dan verifikasi dilakukan oleh Panitia Seleksi yang
terdiri dari 5 (lima) orang.
3. Bakal Calon yang memenuhi syarat menjadi Ketua Umum ditetapkan
sebagai Calon Ketua Umum oleh Presidium Sidang.
4. Calon Ketua Umum dipilih oleh seluruh Anggota Biasa dengan cara
mencoblos kertas suara melalui pemilihan umum.
5. Kertas suara dianggap sah apabila :
a. Pada kertas suara terdapat stempel Panitia
b. Hanya terdapat 1 (satu) coblosan pada salah satu kotak kertas
suara
c. Coblosan diluar kotak kertas suara atau lebih dari 1 (satu)
coblosan dianggap tidak sah.
6. Calon yang mendapatkan suara terbanyak pada pemilihan ditetapkan
sebagai Formatur/Ketua Umum.

F. ALUMNI
BAGIAN VII
ALUMNI
Pasal 31
Alumni
1. Alumni adalah anggota biasa yang telah habis masa keanggotaannya.
2. Alumni dengan organisasi memiliki hubungan historis dan aspiratif.
3. Alumni berkewajiban menjaga nama baik organisasi, meneruskan
Misi organisasi di medan perjuangan yang lebih luas dan membantu
IMPIB KOLAKA dalam merealisasikan misinya.
BAB IV
SUMBER KEUANGAN
Pasal 32
Sumber Keuangan
1. Bantuan Pemerintah.
2. Uang pangkal dan iuran anggota.
3. Bantuan lainnya yang halal dan tidak mengikat.
4. Bantuan Alumni.

G. ATRIBUT
BAGIAN VIII
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 33
Atribut Organisasi
1. Lambang
a. Putih dan hijau melambangkan kesederhanaan dan
kemakmuran.
b. Rantai melambangkan persatuan dan keharmonisan.
c. Roda melambangkan kedinamisan.
d. Padi dan kapas melambangkan keadilan dan kesetaraan.
e. Buku, pena dan obor melambangkan kecerahan ilmu
pengetahuan.
f. Bintang melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
g. Garis hitam melingkar melambangkan semangat yang tidak
putus-putus.
2. Bendera
3. Jas atau Almamater
4. Pakaian Dinas Harian (PDH)
5. Stempel
6. Kartu Anggota
7. Papan Nama
Pasal 34
Aturan Tambahan
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dimuat dalam
Peraturan-Peraturan atau Ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan
dengan Anggaran Rumah Tangga.

Anda mungkin juga menyukai