Anda di halaman 1dari 18

ANGGARAN DASAR

KESATUAN PELAJAR MAHASISWA PINRANG


(KPMP)

MUKADDIMAH

Bahwa sesungguhnya sumber daya manusia Indonesia adalah modal dalam pembangunan

nasional untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Pelajar dan Mahasiswa sebagai salah satu kekuatan bangsa dan negara, bertugas dan

bertanggungjawab terhadap cita-cita kemerdekaan, sehingga pengembangan kepemudaan sebagai

salah satu upaya pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan manusia Indonesia

sangat berpengaruh terhadap masa depan bangsa.

Pembangunan Pelajar dan Mahasiswa Pinrang bertujuan untuk menciptakan suasana

dinamis ke arah pembentukan sikap mental Pelajar dan Mahasiswa Pinrang yang ber iman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, displin

bekerja, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, kreatif, sehat jasmani dan rohani.

Yakin sepenuhnya bahwa perjuangan dan pengabdian Pelajar dan Mahasiswa Pinrang,

hanya dapat berhasil dengan rahmat dan rida Tuhan Yang Maha Esa, serta usaha sunguh-

sungguh, maka Pelajar dan Mahasiswa Pinrang menghimpun diri dalam suatu wadah yang

berpedoman pada Anggaran Dasar (AD) sebagai pedoman pelaksanaan pengembangan pelajar

mahasiswa Pinrang.
BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Kesatuan Pelajar Mahasiswa Pinrang disingkat KPMP.

Pasal 2
Waktu
KPMP didirikan di Pinrang pada tanggal 18 Juni 1950 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasa1 3
Tempat
KPMP berpusat di Pinrang

BAB II
AZAS, STATUS DAN SIFAT
Pasal 4
Azas
KPMP berazaskan Pancasila dan UUD 1945

Pasal 5
Status
KPMP berstatus sebagai organisasi Pelajar dan Mahasiswa yang berbasis kedaerahan dan
kekaderan.

Pasa16
Sifat
KPMP bersifat independen, terbuka dan kekeluargaan

BAB III
TUJUAN, FUNGSI DAN USAHA
Pasal 7
Tu j u a n
Tujuan KPMP adalah terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Tuhan
Yang Maha Esa

Pasal 8
Fungsi
KPMP berfungsi sebagai organisasi kader dan organisasi pembaruan dalam mendorong
percepatan pembangunan daerah.

Pasa1 9
Usaha
1. Menyelenggarakan sistem pembinaan dan pengkaderan anggota secara regeneratif yang
berorientasi pada peningkatan kemampuan akademik, keahlian dan profesional.
2. Menyelenggarakan sistem kelembagaan organisasi yang konsolidatif dengan
mengedepankan supremasi konstitusi melalui pendekatan kepemimpinan dan manajemen
modern yang demokratis.
3. Menjadikan KPMP sebagai lokomotif pembaharuan dan pembangunan daerah,
khususnya di kabupaten Pinrang melalui pendekatan kemitraan yang kritis, solutif dan
partisipatif.

BAB IV
WEWENANG
Pasal 10

1. Merumuskan dan mengaspirasikan kebijakan organisasi yang berorientasi gerakan


supremasi sipil dan good government.
2. Merumuskan dan menetapkan penjabaran aturan-aturan organiasasi.
3. Memberikan sanksi kepada anggota / pengurus yang melanggar aturan organisasi.

BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 11
1. Anggota KPMP adalah seluruh pelajar dan mahasiswa Pinrang yang sementara
mengikuti pendidikan formal baik dalam maupun luar negeri.
2. Keanggotaan KPMP terdiri dari anggota biasa, anggota luar biasa dan anggota Kehormatan.
3. Hal - hal lain tentang keanggotaan akan diatur kemudian dalam Anggaran Rumah Tangga
(ART).

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 12
Kekuasaan
1. Kekuasaan tertinggi organisasi ada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh
Musyawarah Pusat (Muspus).
2. Kekuasaan tertinggi pada tingkat Cabang ada di tangan anggota dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh Musyawarah Cabang (Muscab).
3. Kekuasaan tertinggi pada tingkat Koordinator Perguruan Tinggi ada di tangan anggota
dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Musyawarah Besar (Mubes).
4.
Pasal 13
Kepengurusan
1. Kepemimpinan organisasi terdiri dari Pengurus Pusat, Pengurus Majelis Perwakilan
Organisasi, Pengurus Cabang, Pengurus Koordinator Perguruan Tinggi dan Mahkamahh
Organisasi
2. Masa periode kepengurusan terdiri dari:
a. Periode Pengurus Pusat KPMP adalah 2 tahun terhitung sejak tanggal pelantikan.
b. Periode Pengurus Majelis Perwakilan Organisasi adalah mengikuti periode
kepengurusan Pengurus Pusat KPMP yang sementara berjalan.
c. Periode Pengurus Cabang KPMP adalah 2 tahun terhitung sejak tanggal pelantikan.
d. Periode Pengurus Koordinator Perguruan Tinggi KMP adalah 1 tahun terhitung sejak
tanggal pelantikan
3. Struktur Pengurus akan diatur kemudian di ART

BAB VII
MAJELIS, DEWAN PENASEHAT / PEMBINA
Pasal 14
Majelis Perwakilan Organisasi (MP0)
1. Majelis Perwakilan Organisasi adalah lembaga legislatif organisasi yang ditetapkan melalui
Musyawarah Pusat.
2. Majelis Perwakilan Organisasi dibentuk pada tingkat Pengurus Pusat yang keanggotaannya
adalah perwakilan Cabang dan Koordinator Perguruan Tinggi.
3. Majelis Perwakilan Organisasi diatur kemudian dalam Anggaran Rumah Tangga Organisasi

Pasal 15
Dewan Penasihat
1. Dewan penasehat dibentuk di tingkat Pengurus Pusat, Pengurus Cabang, dan Koordinator
Perguruan Tinggi.
2. Anggota Dewan Penasehat ditentukan oleh Formatur / ketua umum yang ditetapkan melalui
Surat Keputusan pada tingkat Pengurus Pusat, Pengurus Cabang, dan Pengurus Koordinator
perguruan Tinggi.
3. Tugas dan tanggung jawab Dewan Penasehat akan diatur kemudian dalam Anggaran Rumah
Tangga

Pasal 16
Dewan Pembina
1. Dewan Pembina dibentuk ditingkat Pengurus Pusat, Pengurus Cabang, dan Koordinator
Perguruan Tinggi.
2. Anggota Dewan Pembina ditentukan oleh Formatur / ketua umum yang ditetapkan melalui
Surat Keputusan pada tingkat Pengurus Pusat, Pengurus Cabang, dan Koordinator Perguruan
Tinggi. Tugas dan tanggung jawab Majelis Pembina akan diatur kemudian dalam Anggaran
Rumah Tangga
3.

Pasal 17
Mahkamahh Organisasi
1. Mahkamah Organisasi dibentuk ditingkat pengurus pusat
2. Anggota Mahkamahh Organisasi ditentukan oleh Formatur / ketua umum yang ditetapkan
melalui Surat Keputusan pada tingkat Pengurus Pusat. Tugas dan tanggung jawab
MahkamahhOrganisasi akan diatur kemudian dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB VIII
JENIS-JENIS SIDANG
Pasal 18
Sidang-sidang
1. Sidang pleno biasa
2. Sidang pleno umum
3. Rapat kerja
4. Sidang pleno luar biasa
5. Rapat demgar pendapat

BAB X
SANKSI-SANKSI
Pasal 19
Sanksi-sanksi
1. Peringatan secara tertulis
2. Skorsing atau pencabutan sementara hak-haknya sebagai anggota
3. Pemecatan anggota
Pasal 20
Pembentukan dan Sanksi Organisasi
1. Penurunan status

BAB IX
KEUANGAN
Pasal 21
Keuangan KPMP di peroleh dari :
1. Anggaran Rutin Pemerintah Kabupaten Pinrang.
2. Usaha-usaha lain yang etis, halal, sah dan tidak mengikat

BAB XI
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 22
1. Atribut Organisasi terdiri dari :
a. Lambang
b. Bendera
c. Jas organisasi KPMP
d. Stempel
2. Bentuk atribut organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 23
Perubahan Anggaran Dasar

1 . Perubahan Anggaran Dasar dilakukan atas usul sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota.
2 . P e r u b a h a n A n g g a r a n Dasar hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Pusat dan atau
Musyawarah Pusat Luar Biasa.
3 . Perubahan Anggaran Dasar sah apabila dihadiri dan disetujui sekurang-kurangnya 1/2+1
jumiah perserta yang hadir dalam musyawarah pusat dan atau musyawarah pusat luar biasa

BAB XIII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasa1 24
Pembentukan
1. Akan diatur kemudian diART

BAB XIV
PENUTUP

Pasa1 25

1. Semua ketentuan-ketentuan organisasi lainnya di KPMP, disusun berdasarkan dan tidak


bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

ANGGARAN RUMAH TANGGA


KESATUAN PELAJAR MAHASISWA PINRANG (KPMP)
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
1. Anggota biasa adalah seluruh Pelajar dan Mahasiswa Pinrang baik dalam maupun luar negeri
yang masih berlaku masa keanggotannya.
2. Anggota luar biasa adalah domisioner pengurus cabang,institusi dan PP KPMP yang masa
keaanggotannya masih berlaku.
3. Anggota kehormatan adalah alumni KPMP yang telah berakhir masa
keanggotaannya dan tokoh masyarakat yang telah berjasa dan peduli terhadap
pengembangan KPMP.

BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 2
Setiap anggota berhak :
a. Anggota biasa berhak:
- memilih dan dipilih
- Memiliki hak bicara dan suara
- Berpartisipasi dalam setiap kegiatan organisasi KPMP
- Mendapat pembelaan organisasi
b. Anggota luar biasa berhak:
- Memilih dan dipilih
- Memiliki hak bicara dan hak suara
- Berpartisipasi dalam setiap kegiatan organisasi KPMP
- Mendapat pembelaan organisasi
c. Anggota kehormatan berhak :
- Memiliki hak bicara
- Berpartisipasi dalam setiap kegiatan organisasi

Pasal 3
Setiap anggota berkewajiban:
a. Mematuhi segala aturan organisasi KPMP
b. Melaksanakan/mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi KPMP
c. Menjunjung tinggi dan memelihara nama baik organisasi KPMP.

BAB III
MASA KEANGGOTAAN
Pasal 4
a) Masa keanggotaan terhitung sejak terdaftar sampai maksimal 2 tahun setelah menyelesaikan
studi pada semua jenjang pendidikan.
b) Masa keanggotaan dapat diperpanjang apabila:
a. Melanjutkan kembali jenjang pendidikannya.
b. Tercatat sebagai pengurus aktif pada periode kepengurusan berjalan.
c) Masa keanggotaan berakhir apabila:
a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri.
c. Terbukti bukan pelajar/mahasiswa asal Pinrang.
d. Telah dicabut hak keanggotaannya.

BAB IV
SANKSI DAN PEMBELAAN
Pasal 5
Sanksi Anggota
1. Setiap anggota KPMP, cabang atau institusi dapat diberikan sanksi karena:
a. Melanggar konstitusi organisasi di masing-masing tingkatan.
b. Bertindak merugikan dan mencemarkan nama baik organisasi di masing-masing tingkatan.
c. Secara sengaja tidak menjalankan tugasnya sebagai pengurus di masing-masing tingkatan.
2. Pelanggaran di tingkatan pusat akan diberi sanksi oleh Pengurus Pusat KPMP,Cabang dan
konstitusi sekurang-kurangnya melalui rapat presedium Pengurus Pusat atau persetujuan
Mejelis Perwakilan Organisasi (MPO).
3. Apabila personilia pengurus tidak menjalankan mekanisme organisasi sebagaimana semestinya,
maka akan :
a. Akan diberikan surat teguran
b. Bilamana poin diatas tidak diindahkan makan akan dilakukan sidag luar biasa oleh MPO

Pasal 6
Sanksi Organisasi
1. Apabila tidak mengikuti Musyawarah Pusat (MUSPUS) sebanyak 2 kali berturut-turut,
maka statusnya akan diturunkan KPMP/KMP menjadi peserta peninjau pada Musyawarah
Pusat (MUSPUS) selanjutnya.

Pasal 7
Pembelaan
Pembelaan anggota yang memperoleh sanksi skorsing dan pemecataan di tingkatan PP KPMP
dapat dilakukan dengan permohonan pembelaan/banding kepada Majelis Perwakilan
Organisasi (MPO). Pembelaan anggota yang memperoleh sanksi dari pengurus cabang atau
institusi akan diatur dalam pedoman organisasi masing-masing institusi dan cabang.

BAB V
STRUKTUR KEKUASAAN
1. MUSYAWARAH PUSAT
Pasal 8
Status

a. Musyawarah Pusat adalah musyawarah yang dihadiri oleh pewakilan Pengurus Cabang, Pengurus
Koordinator Perguruan Tinggi, dan Majelis Perwakilan Organisasi.
b. Musyawarah Pusat adalah forum pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi PP KPMP
c. Musyawarah Pusat diselenggarakan sekali dalam satu periode kepengurusan.

Pasal 9
Wewenang
a. Meminta laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat KPMP.
b. Mendengarkan laporan kerja Majelis Perwakilan Organisasi (MPO) PP-KPMP
c. Mengesahkan dan menetapkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Pedoman Pokok
Organisasi, Garis-garis besar program kerja organisasi.
d. Mengesahkan dan menetapkan pembentukan Cabang KPMP, dan KMP Perguruan tinggi
e. Memilih dan menetapkan anggota dan Formatur/Ketua Umum Pengurus Majelis Perwakilan
Organisasi.
f. Memilih dan menetapkan Formatur/Ketua Umum Pengurus Pusat KPMP
g. Memilih dan menetapkan calon tempat penyelenggaraan Musyawarah Pusat pada periode
berikutnya.

Pasal 10
Tata Tertib
a. Musyawarah Pusat dihadiri Pengurus Pusat, Pengurus Majelis Perwakilan Organisasi,
perwakilan Pengurus Cabang, dan KMP Koperti, dan undangan panitia pelaksana.
b. Musyawarah Pusat terdiri dari ;
a) Peserta penuh adalah perwakilan Pengurus Cabang sebanyak 5 orang (dengan ketentuan
tiga Mahasiswa dan dua Pelajar), dan KMP Koperti sebanyak 3 orang telah dimandatir.
b) Peserta peninjau adalah anggota Majelis Pewakilan Organisasi dan undangan
c. Musyawarah Pusat dianggap sah jika dihadiri 1/2 + 1 jumlah Cabang KPMP dan KMP Koperti.
d. Pimpinan Sidang Musyawarah Pusat terdiri dari Steering Committee, Presidium Sidang dan
Pimpinan Sidang Komisi.
e. Proses dan mekanisme pemilihan presidium sidang dipilih oleh peserta penuh melalui aklamasi
atau voting.
f. Pengambilan keputusan dilaksanakan berdasarkan musyawarah mufakat.
g. apabila point di atas tidak terpenuhi, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak
(vooting).

Pasal 11
Musyawarah Pusat Luar Biasa
a. Dalam keadaan tertentu dapat dilaksanakan Musyawarah Pusat Luar Biasa.
b. Musyawarah Pusat Luar Biasa dapat dilaksanakan berdasarkan usulan Cabang KPMP, dan
Koordinator Perguruan Tinggi melalui persetujuan Majelis Perwakilan Oraganisasi
c. Musyawarah Pusat Luar Biasa dianggap sah apabila dihadiri oleh 1/2 + 1 Cabang KPMP dan
Koordinator Perguruan Tinggi dan disetujui oleh Majelis Perwakilan Organisasi.
d. Mekanisme Musyawarah Pusat Luar Biasa mengacu pada mekanisme Musyawarah Pusat
2. MUSYAWAH CABANG
Pasal 12
Status
a) Musyawarah Cabang adalah musyawarah anggota ditingkat Cabang KPMP .
b) Musyawarah Cabang adalah forum pemegang kekuasaan tertinggi pada tingkat Cabang.
c) Musyawarah Cabang diselenggarakan sekali dalam satu periode kepengurusan.

Pasal 13
Wewenang
a) Meminta laporan pertanggungjawaban Pengurus Cabang KPMP.
b) Mengesahkan dan menetapkan Pedoman Pokok Organisasi dan Garis-garis besar program
kerja organisasi.
c) Memilih dan menetapkan Formatur / Ketua Umum Pengurus Cabang KPMP

Pasal 14
Tata Tertib
a) Musyawarah Cabang dihadiri Pengurus Cabang, Utusan Pengurus Majelis Perwakilan
organisasi, Dewan Pembina dan undangan panitia pelaksana.
b) Musyawarah Cabang terdiri dari ;
- Peserta Penuh adalah semua anggota Cabang KPMP yang terdaftar
- Peserta Peninjau adalah utusan Pengurus Majelis Perwakilan Organisasi dan undangan
c) Musyawarah Cabang dianggap sah jika dihadiri 1/2 + 1 jumlah anggota Cabang KPMP
yang telah terdaftar sebagai anggota.
d) Apabila point © di atas tidak terpenuhi, maka Musyawarah Cabang diundur selama 1
x 60 menit dan setelahnya dianggap sah.
e) Pimpinan Sidang Musyawarah Cabang terdiri dari Steering Committee, Presidium Sidang
dan Pimpinan Sidang Komisi.
f) proses dan mekanisme pemilihan presidium sidang dipilih oleh peserta penuh melalui
aklamasi atau voting.
g) PengambiIan keputusan dilaksanakan berdasarkan musyawarah mufakat.
h) Apabila point (g) di atas tidak terpenuhi, maka keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak (vooting).

Pasal 15
Musyawarah Cabang Luar Biasa
a) Dalam keadaan tertentu dapat dilaksanakan Musyawarah Cabang Luar Biasa.
b) Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat dilaksanakan berdasarkan usulan anggota
Cabang KPMP melalui persetujuan Majelis Perwakilan Oraganisasi (MPO).
c) Musyawarah Cabang Luar Biasa dianggap sah apabila di.hadiri oleh 1/2 + 1 anggota
Cabang KPMP yang telah terdaftar dan disetujui oleh Majelis Perwakilan Organisasi.
d) Mekanisme Musyawarah Cabang Luar Biasa mengacu pada mekanisme
Musyawarah Cabang.

3. MUSYAWARAH BESAR
Pasal 16
Status
a) Musyawarah Besar adalah musyawarah anggota ditingkat koordinator Perguruan Tinggi.
b) Musyawarah Besar adalah forum pemegang kekuasaan tertinggi pada tingkat Koordinator
Perguruan Tinggi.
c) Musyawarah Besar diselenggarakan sekali dalam satu periode kepengurusan.
Pasal 17
Wewenang
a) Meminta laporan pertanggungjawaban Pengurus Koordinator Perguruan Tinggi.
b) Mengesahkan dan menetapkan Pedoman Pokok Organisasi dan Garis-garis besar
program kerja organisasi.
c) Memilih dan menetapkan Formatur / Ketua Umum Pengurus Koordinator Perguruan
Tinggi.

Pasal 18
Tata Tertib
a) Peserta Musyawarah Besar dihadiri Pengurus Koordinator Perguruan Tinggi, Utusan
Pengurus Majelis Perwakilan Organisasi, Dewan Peinbina dan undangan panitia
pelaksana.
b) Peserta Musyawarah Besar terdiri dari:
- Peserta penuh adalah semua anggota Koordinator Perguruan Tinggi yang terdaftar.
- Peserta peninjau adalah utusan Pengurus Majelis Perwakilan Organisasi, Dewan
Pembina dan undangan.
c) Musyawarah Besar dianggap sah jika dihadiri 1/2 + 1 .jumlah anggota Pengurus
Koordinator Perguruan Tinggi yang telah terdaftar sebagai anggota.
d) Apabila point (c) di atas tidak terpenuhi, maka Musyawarah Besar diundur selama 1 x 60
menit dan setelahnya dianggap sah.
e) Pimpinan Sidang Musyawarah Besar terdiri dari Steering Committee, Presidium
Sidang dan Pimpinan Sidang Komisi.
f) Proses dan mekanisme pemilihan presidium sidang dipilih oleh peserta penuh melalui
aklamasi atau voting.
g) Pengambilan keputusan dilaksanakan berdasarkan musyawarah mufakat.
h) Apabila point (g) di atas tidak terpenuhi, maka keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak (vooting).

Pasal 19
Musyawarah Besar Luar Biasa
a) Dalam keadaan tertentu dapat dilaksanakan Musyawarah Besar Luar Biasa.
b) Musyawarah Besar Luar Biasa dapat dilaksanakan berdasarkan usulan anggota Pengurus
Koordinator Perguruan Tinggi melalui persetujuan Majelis Perwakilan Oraganisasi.
c) Musyawarah Besar Luar Biasa dianggap sah apabila dihadiri oleh 1/2 + 1 jumlah anggota
Pengurus Koordinator Perguruan Tinggi yang telah terdaftar dan disetujui oleh Majelis
Perwakilan Organisasi.
d) Mekanisme Musyawarah Besar Luar Biasa mengacu pada mekanisme Musyawarah
Besar

BAB VI
STRUKTUR PENGURUS
Pasa1 20
1. PENGURUS MPO
Struktur pengurus Majelis Perwakilan Organisasi terdiri dari: Ketua, Sekertaris, Bendahara dan
anggota.

2. PENGURUS PUSAT
Pasal 21
Personalia Pengurus Pusat
a) Struktur pengurus terdiri dari :
- Ketua Umum
- Ketua Bidang Pembinaan dan Perkaderan
- Ketua Bidang Advokasi dan Aksi
- Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah
- Ketua Bidang Hubungan Masyarakat
- Ketua Bidang Bakat dan Minat
- Sekertaris Umum
- Sekertaris Bidang Pembinaan dan Perkaderan
- Sekertaris Bidang Advokasi dan Aksi
- Sekertaris Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah
- Sekertaris Bidang Hubungan Masyarakat
- Sekertaris Bidang Bakat dan Minat
- Bendahara Umum
- Wakil Bendahara Umum
- Departemen - Departemen yang masing-masing terdiri dari 3 orang anggota
b) Yang dapat menjadi Pengurus Pusat adalah anggota luar biasa KPMP yang pernah menjadi
pengurus pada tingkat Cabang, dan Koordinator Perguruan Tinggi.

Pasal 22
Tugas dan Wewenang

a) Selambat-lambatnya 30 hari setelah Musyawarah Pusat, Formatur / Ketua Umum harus


segera menuyusun personalia Pengurus Pusat dan Pengurus Dimisioner segera
mengadakan serah terima jabatan kepada pengurus baru.
b) Pengurus Pusat baru dapat menjalankan tugasnya setelah serah terima jabatan dengan
pengurus pusat demisioner.
c) Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Musyawarah Pusat.
d) Menyusun dan mengusulkan rancangan program kerja Pengurus Pusat kepada Majelis
Perwakilan Organisasi.
e) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan kinerjanya dalam Rapat Pleno Majelis
Perwakilan Organisasi.
f) Menyelenggarakan Musyawarah Pusat pada akhir periode.
g) Melantik dan Meng-SK-kan pengurus Cabang, pengurus Koordinator Perguruan Tinggi.
h) Mengusulkan pembentukan atau pembekuan Cabang, dan Koordinator Perguruan Tinggi
kepada Majelis Perwakilan Organisasi.
i) Memberikan sanksi kepada anggota / Pengurus berupa teguran tertulis, skorsing atau
pemecatan.

Pasal 23
5. MAHKAMAH ORGANISASI
Struktur personalia Mahkamah Organisasi mengikut pada Surat Keputusan Pengurus Pusat
Kesatuan Pelajar Mahasisawa Pinrang (PP-KPMP).

Tugas dan Wewenang

5. PENGURUS CABANG
Personalia Pengurus Cabang ditentukan berdasarkan kebutuhan pengurus cabang.

Pasa1 24
Tugas dan Wewenang
a) Selambat-lambatnya 30 hari setelah Musyawarah Cabang, Formatur harus segera
menyusun personalia Pengurus Cabang dan Pengurus Demisioner segera mengadakan
serah terima jabatan kepada pengurus baru.
b) Pengurus Cabang baru dapat menjalankan tugasnya setelah serah terima jabatan dengan
pengurus Cabang demisioner.
c) Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Musyawarah Cabang.
d) Menyampaikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan cabang kepada Pengurus Pusat
dan Majelis Perwakilan Organisasi untuk diketahui.
e) Menyelenggarakan Musyawarah Cabang pada akhir periode.

Pasa1 25
6. PENGURUS KOORDINATOR PERGURUAN TINGGI
Personalia Pengurus Koordinator Perguruan Tinggi berdasarkan kebutuhan Perguruan tinggi.

Pasal 26
Tugas dan Wewenang
a) Selambat-lambatnya 30 hari setelah Musyawarah Besar, Formatur harus segera
menyusun personalia Pengurus Koordinator Perguruan Tinggi dan Pengurus
Dimisioner segera mengadakan serah terima jabatan kepada pengurus baru.
b) Pengurus Koordinator Perguruan Tinggi baru dapat menjalankan tugasnya setelah serah
terima jabatan dengan pengurus Koordinator Perguruan Tinggi demisioner.
c) Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Musyawarah Besar.
d) Menyampaikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan Koordinator Perguruan Tinggi
kepada Pengurus Pusat dan Majelis Perwakilan Organisasi untuk diketahui.
e) Menyelenggarakan Musyawarah Besar pada akhir periode.

BAB VII
MAJELIS PERWAKILAN ORGANISASI
Pasal 27
Fungsi
a) Melaksanakan fungsi pengawasan dan kontrol terhadap aktivitas organisasi pada
semua tingkatan.
b) Menyusun dan mengesahkan peraturan-peraturan organisasi.
c) Memonitoring perkembangan organisasi.

Pasa1 28
Tugas dan Wewenang
a) Mengawasi pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang dijalankan Pengurus Pusat.
b) Membahas dan mengesahkan usulan rancangan program kerja Pengurus Pusat.
c) Memberikan usulan-usulan kepada Pengurus Pusat untuk melancarkan pelaksanaan
ketetapan-ketetapan Musyawarah Pusat baik diminta maupun tidak.
d) Mengevaluasi kinerja Pengurus Pusat.
e) Melaksanakan Sidang-Sidang Majelis Perwakilan Organisasi.
f) Memverifikasi dan memberikan, persetujuan pembentukan dan pembekuan Cabang, dan
Koordinator Perguruan Tinggi.
g) Memberikan persetujuan atau penolakan atas usulan pelaksanaan Musyawarah Pusat Luar
Biasa yang diusulkan oleh pengurus Cabang dan Koordinator Perguruan Tinggi.
h) Menyampaikan hasil pengawasan terhadap pelaksanaan ketetapan Musyawarah
Pusat
i) Menyiapkan draf materi Musyawarah Pusat.

Pasa1 29
Sidang-Sidang
Sidang-sidang Majelis Perwakilan Organisasi terdiri atas :
a) Rapat Pleno Biasa: Rapat rutinitas anggota Majelis Perwakilan organisasi yang dilaksanakan
sekurang-kurangnya 2 kali setiap bulan.
b) Rapat Pleno Umum: Rapat untuk mengevaluasi kinerja Pengurus Pusat KPMP yang
dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali setiap semester.
c) Rapat Paripurna: rapat yang diadakan untuk membahas dan mengesahkan hasil-hasil
ketetapan organisasi.
d) Rapat Pleno Luar Biasa: Rapat yang dilaksanakan untuk membicarakan kejadian-kejadian
luar biasa dalam organisasi .
e) Rapat Dengar Pendapat: Rapat penyampaian aspirasi dari Pengurus Pusat, Pengurus
Cabang, dan Koordinator Perguruan Tinggi yang dilaksanakan secara insedentil (sesuai
kebutuhan).

Pasal 30
Kepengurusan
Personalia pengurus Majelis Perwakilan Organisasi adalah perwakilan yang dimandatir oleh
pengurus Cabang dan Koordinator Perguruan Tinggi yang ditetapkan melalui
Musyawarah Pusat.

Pasa1 31
Struktur Pengurus Majelis Perwakilan Organisasi terdiri dari: Ketua, Sekertaris, Bendahara dan
Anggota

Pasal 32
Mekanisme pemilihan Ketua Umum Majelis Perwakilan Organisasi dilakukan dalam Sidang
Paripurna dengan cara pemilihan langsung oleh anggota perwakilan dan Ketua terpilih
berwewengan menyusun komposisi kepengurusan selanjutnya.

Pasal 33
Kriteria anggota Majelis Perwakilan Organisasi:
a) Anggota aktif KPMP.
b) Minimal pernah menjadi presidium dalam struktural kepengurusan KPMP.
c) Dimandatir oleh Pengurus Cabang atau Koordinator Perguruan Tinggi.
d) Bersedia aktif.

Pasal 34
Pergantian anggota Majelis Perwakilan Organisasi dapat dilakukan dengan cara: •
a) Pengurus Cabang atau Koordinator Pcrguruan Tinggi me-recall anggotanya.
b) Pimpinan Majelis Perwakilan Organisasi mengusulkan pergantian anggota kepada
Pengurus Cabang, atau Koordinator Perguruan Tinggi

Pasal 35
Pergantian anggota pengurus Majelis Perwakilan Oraganisasi dapat dilakukan apabila:
a) Mengundurkan diri.
b) Tidak pernah aktif.
c) Menyalahgunakan jabatan.
d) Mencemarkan nama baik organisasi.

BAB VIII
DEWAN PENASEHAT DAN PEMBINA
Pasal 36
Tugas dan Wewenang
a) Memberikan perhatian, pertimbangan dan usulan-usulan kepada pengurus KPMP pada
semua tingkatan dalam pengembangan dan kemajuan organisasi baik diminta maupun
tidak diminta.
b) Memberikan alternatif solusi kepada pengurus KPMP pada semua tingkatan dalam
menghadapi persoalan eksternal dan internal organisasi.
c) Menjadi mediator ataupun penengah bila terjadi perpecahan dalam tubuh KPMP.

BAB IX
PEMBENTUKAN DAN PEMBUBARAN ORGANISASI
1. Pembentukan Organisasi
Pasal 37
Pembentukan Cabang KPMP
a) Pembentukan Cabang KPMP didasarkan pada wilayah Kecamatan yang ada dalam
pemerintahan Kabupaten Pinrang.
b) Mekanisme pembentukan Cabang KPMP:
- Anggota KPMP yang berasal dalam wilayah kecamatan bersangkutan mengajukan
usulan kepada Pengurus Pusat.
- Pengurus Pusat Mengajukan pengusulan tersebut kepada Pengurus Majelis Perwakilan
Organisasi untuk memperoleh persetujuan.
- Majelis Perwakilan Organisasi melakukan verifikasi, kemudian dibahas untuk
memperoleh penetapan persetujuan melalui Rapat Paripurna.
- Cabang baru diberikan masa uji coba minimal 1 tahun sebagai cabang persiapan dan
selanjutnya dikukuhkan melalui Musyawarah Pusat atau Rapat Pleno Luar Biasa
Majelis Perwakilan Organisasi.
-
Pasa1 38
Pembentukan Koordinator Perguruan Tinggi
1. Syarat - syarat pembentukan
-. Perguruan Tinggi yang berstatus Universitas atau Institut dan telah beroperasi
sekurang-kurangnya 3 tahun ajaran baru.
- Mempunyai anggota KPMP sekurang-kurangnya 100 orang yang dilengkapi
bukti administratif pendukung sebagai mahasiswa dan warga Pinrang.
2. Mekanisme pembentukan:
 Anggota KPMP dari Perguruan Tinggi tersebut secara bersama-sama mengajukan
permohonan pembentukan kepada Pengurus Pusat dengan melampirkan persyaratan
sebagai berikut:
1. Pernyataan bersama dari sekurang-kurangnya 20 anggota untuk membentuk
Koordinator Perguruan Tinggi yang dimaksud.
2. Nama-nama Mahasiswa Pinrang disertai bukti administrative sebagai
mahasiswa dan warga Pinrang sekurang-kurang 100 orang.
 Pengurus Pusat kemudian mengajukan usulan pembentukan Koordinator Perguruan
Tinggi tersebut kepada Majelis Perwakilan Organisasi.
 Pengurus Majelis Perwakilan Organisasi melakukan verifikasi terhadap
Koordinator Perguruan Tinggi yang dimaksud, kemudian dibahas untuk
memperoleh ketetapan persetujuan dalam Rapat Paripurna Majelis Perwakilan
Organisasi.
 Koordinator Perguruan Tinggi yang baru diberikan masa uji coba minimal l tahun
sebagai Koordinator Perguruan Tinggi persiapan dan selanjutnya dikukuhkan melalui
Musyawarah Pusat atau Rapat Pleno Luar Bisa Majelis Perwakilan Organisasi.

BAB X
ATRIBUT` ORGANISASI
Pasal 39
1. Lambang KPMP mengacu pada lambang Pemerintah Kabupaten Pinrang.
2. Bendera KPMP berwarna dasar hitam dan ditengahnya terdapat lambang KPMP.
3. Lagu Mars dan Hymne KPMP.
4. Jas KPMP adalah jas organisasi berwarna biru.
5. Stempel organisasi:
6. Kop surat menggunakan logo KPMP yang berada di sebelah kiri atas dengan tulisan
berwarna hijau.
Bentuk : Oval
Warna dasar : Biru
Gambar : Lambang KPMP (seragam)
Ukuran : 30 mm
7. Kode persuratan KPMP:
- Kedalam : 00/A1/PP-KMP/01-2008
- Keluar : 00/A2/PP-KPMP/01-2008
- Rekomendasi : 00/RC/PP-KMP/01-2008
- Surat Ketetapan : 00/SK/PP-KPMP/01-2008

BAB XI
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 40
Setiap anggota dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini
setelah ditetapkan.

Pasal 41
Setiap anggota KPMP harus menaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini dan
barang siapa yang melanggarnya akan dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam ketentuan ini.

Anda mungkin juga menyukai