Anda di halaman 1dari 15

ANGGARAN DASAR EKSTRAKULIKULER PALANG MERAH REMAJA SMK

DHARMA KUSUMA CIANJUR

MUKADIMAH

Dengan Rahmat Allah Tuhan Yang Maha Esa

Kami para anggota PMR SMK DHARMA KUSUMA CIANJUR, menyadari


pentingnya usaha bersama dalam membina, meningkatkan dan mengembangkan
profesionalisme anggota PMR SMK DHARMA KUSUMA CIANJUR, demi terbangunnya
anggota berkualitas yang berlandaskan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Kami para anggota PMR SMK DHARMA KUSUMA CIANJUR , bersepakat untuk
bergabung dalam suatu wadah yang dibentuk dengan Anggaran Dasar Berdasarkan
kesepakatan ini, dan dengan semangat “Siamo Tutti Fratelli”, maka kami para anggota
PMR SMK DHARMA KUSUMA CIANJUR, Kabupaten Cianjur bersama-sama
membentuk organisasi profesi yang diberi nama EKTRAKULIKULER PALANG
MERAH REMAJA SMK DHARMA KUSUMA CIANJUR, yang disingkat PMR SMK
DHARMA KUSUMA CIANJUR yang memiliki Anggaran Dasar sebagai berikut :

BAB I
ORGANISASI

Pasal 1
Dasar Hukum Ektrakulikuler
Undang –undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional :
1. Pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembang nya potensi murid,
2. Pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan di selenggarakan dengan memberi keteladanan,
3. Pasal 12 ayat (1b) menyatakan bahwa setiap murid pada setiap satuan pendidikan
berhak mendapatkan pendididkan yang sesuai dengan bakatnya, minat, dan
kemampuan.

Pasal 2
Nama

Organisasi ini diberi nama EKTRAKULIKULER PALANG MERAH REMAJA


SMK DHARMA KUSUMA CIANJUR

Pasal 3
Kedudukan

PMR SMK DHARMA KUSUMA CIANJUR berkedudukan di Kabupaten Cianjur

Pasal 4
Tujuan

Tujuan organisasi profesi ini adalah :


1. Memotivasi anggota PMR untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
dalam merencanakan, melaksanakan dan membuat evaluasi program kegiatan
pelatihan dalam rangka meningkatkan keyakinan diri sebagai anggota PMR
profesional.
2. Belajar dan mengembangkan pengetahuan anggota-anggota PMR SMK DHARMA
KUSUMA CIANJUR
3. Belajar dan meningkatkan keterampilan anggota PMR SMK DHARMA KUSUMA
CIANJUR.
4. Belajar dan mengembangkan pengetahuan dan pemanfaatan materi tentang ilmu
kepalangmerahan.
5. Mendiskusikan permasalahan yang dihadapi anggota dalam melaksanakan tugas
sehari-hari dan mencari cara penyelesaian yang sesuai dengan situasi, kondisi dan
lingkungan sekolah.
6. Membantu anggota lain untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber (hasil
Workshop, pertemuan rutin, seminar, pelatihan, dan lain lain)

Pasal 5
Kegiatan

Untuk mencapai tujuan pada pasal 4 di atas, kegiatan yang akan dilaksanakan
organisasi profesi ini antara lain :
1. Menyusun Program Kerja jangka pendek, sedang dan panjang.
2. Menjalin komunikasi, baik antar anggota PMR DHARMA KUSUMA CIANJUR,
Kabupaten Cianjur
3. Memfasilitasi anggota PMR khususnya dalam proses pelatihan rutinan, Rencana
Program Pembelajaran dan pengembangan instrumen evaluasi pembelajaran.
4. Mengusahakan perkembangan dan pelatihan guna meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan professional bagi anggota PMR SMK DHARMA KUSUMA CIANJUR.
5. Mengusahakan perkembangan keterampilan agar mencapai mutu yang dicita
citakan.
6. Menegakkan integritas professional dalam arti menjaga dan mempertahankan
martabat.
7. Melakukan kegiatan kegiatan lain yang sah sesuai dengan tujuan organisasi dan
tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Pasal 6
Keuangan

Perbendaharaan organisasi ini dapat bersumber dari :


1. Sekolah / Komite Sekolah
2. Sumbangan dalam bentuk apapun yang sah dan tidak bertentangan dengan tujuan
organisasi.
3. Penghasilan atas usaha organisasi yang sah dan tidak bertentangan dengan tujuan
organisasi.
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 7
Struktur Organisasi

1. SMK Dharma kusuma Cianjur adalah organisasi non structural di lingkungan


Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur.
2. Struktur organisasi terdiri dari :
1) Ketua
2) Wakil Ketua
3) Sekretaris I
4) Sekretaris II
5) Bendahara I
6) Bendahara II
7) Koordinator/ Ketua Bidang :
a. Ketua Bidang Perencanaan dan Pelaksanaan Program
b. Ketua Bidang Pengembangan Administrasi, Organisasi dan Sarana Prasarana
c. Ketua Bidang Pengembangan Humas, Publikasi dan Kerjasama
3. Kepengurusan dipilih berdasarkan Rapat Pemilihan.

BAB III
KEANGGOTAAN

Pasal 8
Syarat Keanggotaan

Anggota terdiri dari Siswa siswi SMK Dharma kusuma Cianjur yang mengikuti
ekstrakulikuler PMR

Pasal 9
Status Keanggotaan

1. Keanggotaan organisasi terdiri dari Siswa SMK Dharma kusuma Cianjur yang
mengikuti PMR
2. Anggota adalah Warga Negara Republik Indonesia yang menjadi Anggota dari
Ekstrakulikuler SMK dharma ksuma cianjur

Pasal 10
Kewajiban Anggota

Kewajiban anggota adalah :


1. Membantu terlaksananya tujuan organisasi.
2. Mematuhi aturan dan putusan organisasi.
3. Menjaga martabat dan kehormatan profesi..
Pasal 11
Hak Anggota

1. Anggota berhak mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diusahakan oleh


organisasi.
2. Anggota berhak mendapat bimbingan untuk meningkatkan profesionalismenya.
3. Anggota berhak dipilih dan memilih pengurus untuk menjalankan organisasi.
4. Seluruh anggota berhak mengajukan usulan untuk kemajuan organisasi.

Pasal 12
Susunan dan Jabatan Pengurus

1. Pengurus terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Bidang-bidang tertentu.


2. Pengurus dipilih langsung oleh anggota melalui Rapat Pemilihan.
3. Masa jabatan pengurus adalah 1 tahun dan dapat dicalonkan kembali pada
pemilihan periode berikutnya.

Pasal 13
Hak dan Kewajiban Pengurus

1. Ketua atas nama pengurus berhak mewakili secara sah di luar organisasi untuk
mewakili sesuatu hal demi kemajuan organisasi.
2. Bilamana Ketua berhalangan hadir karena sesuatu hal, maka Wakil Ketua atau
Sekretaris dapat mewakili Ketua dengan hak dan kewajiban yang sama.
3. Pengurus berkewajiban menjalankan pekerjaan sehari-hari di dalam organisasi dan
menjalankan keputusan – keputusan Musyawarah Besar Anggota PMR
4. Sekretaris menyusun hal surat menyurat dalam suatu organisasi.
5. Bendahara mengurus soal kekayaan/ keuangan organisasi dan mempertanggung
jawabkan dalam Musyawarah Besar Anggota.
6. Koordinator/ Ketua Bidang menyusun dan melaksanakan program sesuai bidang kerja
masing – masing bidang.

BAB IV
PERSIDANGAN DAN TATA TERTIB ORGANISASI

Pasal 14
Perubahan Anggaran Dasar

1. Anggaran Dasar ini hanya dapat diubah dengan Musyawarah Besar Anggota PMR
yang dengan sengaja diadakan untuk maksud tersebut..
2. Rapat/Musyawarah Perubahan Anggaran Dasar harus dihadiri sekurang-kurangnya
duapertiga dari jumlah anggota PMR.
3. Keputusan Rapat/Musyawarah Perubahan Anggaran Dasar sah jika disetujui oleh
duapertiga anggota yang hadir.
4. Apabila quorum tidak terpenuhi seperti yang dimaksud ayat 2 dan 3 pasal ini,maka
Pengesahan Perubahan Anggaran Dasar dilakukan atas persetujuan Rapat/Musyawarah
Anggota yang hadir.
Pasal 15
Tata Tertib

Tata tertib organisasi ditetapkan Pengurus dan disahkan dalam Musyawarah Besar
Anggota PMR
Pasal 16
Pembubaran

1. Organisasi ini hanya dapat dibubarkan dengan keputusan Musyawarah Besar


Anggota PMR yang sengaja diadakan untuk maksud tersebut.
2. Sidang harus dihadiri sekurang-kurangnya duapertiga dari jumlah anggota PMR
3. Keputusan rapat pembubaran sah jika disetujui oleh seluruh anggota PMR.

Pasal 17
Penutup

1. Anggaran Dasar ini untuk pertama kali ditetapkan pada pertemuan Anggota Palang
Merah Remaja SMK Dharma kusuma Cianjur di ............
2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak disahkan oleh Musyawarah Besar Anggota
Palang Merah Remaja SMK Dharma kusuma Cianjur di ...............

Disahkan di : Cianjur
Tanggal :

PMR SMK Dharma Kusuma Cianjur


Ketua, Sekretaris,

M muslim Hidayatuloh Tsania Nur Apriliani

Mengetahui

Kepala Sekolah SMK Dharma Kusuma Pembina PMR SMK Dharna Kusuma
Cianjur, Cianjur,

Dudun Sudrajat,S.IP.,MM Muhammad Happy Sastra N, S.Kep


ANGGARAN RUMAH TANGGA
MGMP KEPERAWATAN SMK KABUPATEN CIANJUR

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Anggaran Rumah Tangga ini berpedoman kepada Anggaran Dasar Musyawarah


Anggota Palang Merah Remaja SMK Dharma kusuma Cianjur yang isinya bersifat teknis
dan merupakan penjabaran dari Anggaran Dasar.

BAB II
ORGANISASI

Pasal 2

Setiap Kabupaten dibentuk Anggota Palang Merah Remaja SMK Dharma kusuma Cianjur

Pasal 3
Sifat

PMR SMK Dharma kusuma cianjur ini bersifat kekeluargaan dan keilmuan
profesional atas dasar cita-cita bersama untuk memajukan visi misi kepalangmerahan.

Pasal 4
Program Kerja

1. Program kerja adalah karya nyata organisasi yang harus dilakukan pengurus dalam
satu periode.
2. Program kerja tersebut dapat dilaksanakan oleh organisasi sendiri atau dengan kerja
sama dengan organisasi – organisasi lain.

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 5
Susunan Pengurus

Pengurus merupakan eksekutif tertinggi yang bersifat kolektif dengan susunan sebagai
berikut :
1. Pelindung
2. Pembina
3. Koordinator
4. Ketua
5. Wakil Ketua
6. Sekretaris I
7. Sekretaris II
8. Bendahara I
9. Bendahara II
10. Koordinator/ Ketua Bidang :
a. Ketua Bidang Perencanaan dan Pelaksanaan Program
b. Ketua Bidang Pengembangan Administrasi, Organisasi dan Sarana Prasarana
c. Ketua Bidang Pengembangan Humas, Publikasi dan Kerjasama

Pasal 6
Pelindung

Pelindung Anggota Palang Merah Remaja SMK Dharma kusuma Cianjur dijabat oleh
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat atau melalui perpanjangan tangan yang
dalam hal ini diwakili oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Jawa
Barat.

Pasal 7
Pembina

Pembina Anggota Palang Merah Remaja SMK Dharma kusuma Cianjur dijabat oleh
Pengawas Dikmenumjur Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Pasal 8
Koordinator

Koordinator Anggota Palang Merah Remaja SMK Dharma kusuma Cianjur oleh
Kepala Sekolah yang berlatar belakang Pendidikan Keperawatan SMK dilingkungan
Kabupaten Cianjur / Kepala Sekolah yang ditunjuk oleh MKKS .

Pasal 9
Mekanisme Kerja

1. Hubungan PMR SMK DHARMA KUSUMA CIANJUR dengan Kepala SMK


bersifat pembinaan
2. Hubungan PMR SMK DHARMA KUSUMA CIANJUR dengan Kesiswaan bersifat
pembimbing
3. Hubungan PMR SMK DHARMA KUSUMA CIANJUR dengan Pembina PMR
bersifat pembinaan dan konsultatif/koordinatif
4. Hubungan PMR SMK DHARMA KUSUMA CIANJUR dengan PMI Kabupaten
Cianjur koordinatif

Pasal 10
Ketua
1. Ketua Anggota Palang Merah Remaja SMK Dharma kusuma Cianjur harus berlatar
belakang pendidikan Keperawatan.
2. Ketua membawahi bidang –bidang tertentu dalam organisasi.

Pasal 11

1. Pengurus dapat mengangkat beberapa staf yang diperbantukan pada bidang-bidang


tertentu.
2. Staf yang ditunjuk bertanggung jawab kepada Ketua organisasi.
Pasal 12
Persyaratan Pengurus

1. Untuk dapat dipilih menjadi pengurus, anggota harus telah menunjukkan aktifitas
pada jajaran kepengurusan Anggota Palang Merah Remaja SMK Dharma kusuma
Cianjur Untuk dapat dipilih menjadi pengurus, anggota harus aktif dalam setiap
kegiatan yang diadakan oleh Anggota Palang Merah Remaja SMK Dharma kusuma
Cianjur.

Pasal 13
Pembentukan Pengurus

1. Pengurus dibentuk oleh formatur yang dipilih atau melalui pemilihan secara langsung
oleh anggota pada Musyawarah Anggota PMR.
2. Pengurus Anggota Palang Merah Remaja SMK Dharma kusuma Cianjur dibentuk oleh
rapat Anggota Palang Merah Remaja SMK Dharma kusuma Cianjur, melalui
pemilihan secara langsung dengan masa jabatan/ masa bakti selama 1 tahun.

BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal 14

Anggota yang mendapat tugas / menjabat sebagai Kepala secara otomatis berubah
sifat keanggotaannya menjadi anggota kehormatan.

Pasal 15

Anggota akan kehilangan keanggotaannya, apabila :


1. Meninggal dunia.
2. Tidak menjadi Anggota PMR SMK dharma kusuma cianjur
3. Mengundurkan diri
4. Tidak mengikuti Eskul PMR 3 kali tanpa ada keterangan

BAB V
MUSYAWARAH ANGGOTA PMR DAN RAPAT – RAPAT

Pasal 16
Musyawarah Anggota
Musyawarah Anggota berfungsi untuk :
1. Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus.
2. Menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
3. Menyusun Program Kerja
4. Memilih Pengurus.
5. Mengesahkan Tata Tertib.
Pasal 17
Sidang Istimewa Anggota PMR

1. Sidang Istimewa Anggota PMR dilaksanakan apabila :


a. Terjadi penyimpangan AD / ART.
b. Diusulkan oleh dua pertiga dari anggota PMR
2. Kekuasaan dan wewenang Sidang Istimewa Anggota PMR sama dengan
Musyawarah Besar Anggota PMR.

Pasal 18
Rapat – rapat

Rapat – rapat bersifat untuk :


1. Mengevaluasi Program Kerja.
2. Menjabarkan kembali Program Kerja.
3. Melakukan konsulidasi organisasi.
4. Mengeluarkan pokok – pokok pikiran untuk mensukseskan tujuan organisasi.

Pasal 19
Tata Tertib Sidang dan Rapat

1. Musyawarah Besar Anggota PMR diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun


sekali.
2. Rapat Pengurus diadakan sekurang-kurangnya setahun sekali.
3. Pertemuan PMR diadakan sekurang-kurangnya 2 ( dua ) kali satu semester.
4. Rapat dianggap sah kalau dihadiri separuh jumlah anggota.
5. Apabila quorum tidak tercapai untuk rapat yang kedua, maka atas dasar
musyawarah anggota – anggota yang hadir rapat dianggap sah.
6. Keputusan rapat dianggap sah apabila didukubg oleh suara terbanyak dari anggota
yang hadir.
7. Tata tertib dan rapat-rapat ditentukan oleh panitia pengarah dengan persetujuan
peserta sidang / rapat.

BAB VI
KEUANGAN DAN KEKAYAAN

Pasal 20

Semua penerimaan dan pengeluaran organisasi harus dipertanggungjawabkan pada


pertemuan Musyawarah Besar Anggota PMR.

BAB VII
KETENTUAN UMUM
Pasal 21

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:


1. Kepalangmerahan adalah hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan kemanusiaan,
lambang palang merah, atau hal lain yang diatur berdasarkan konvensi.
2. Konvensi adalah Konvensi Jenewa Tahun 1949 yang telah diratifikasi dengan Undang-
Undang Nomor 59 Tahun 1958 tentang lkut-Serta Negara Republik Indonesia dalam
Seluruh Konpensi Jenewa tanggal 12 Agustus 1949.
3. Lambang Kepalangmerahan adalah simbol Kepalangmerahan yang terdiri atas
lambang palang merah dan lambang bulan sabit merah yang dilindungi berdasarkan
Konvensi.
4. Palang Merah indonesia yang selanjutnya disingkat PMI adalah perhimpunan nasional
yang berdiri atas asas perikemanusiaan dan atas dasar sukarela dengan tidak
membeda-bedakan bangsa, golongan, dan paham politik.
5. Kegiatan Kemanusiaan adalah kegiatan yang bersifat meringankan penderitaan sesama
manusia yang dengan tidak membedakan agama atau kepercayaan, kriteria suku, jenis
kelamin, kedudukan sosial, atau lain yang serupa.
6. Konflik Bersenjata adalah perang yang didahului oleh pernyataan dari suatu negara
atau suatu sengketa antarnegara yang disertai pengerahan angkatan bersenjata negara.
7. Tanda Pelindung adalah lambang palang merah yang digunakan sebagai pelindung
dalam penyelenggaraan Kepalangmerahan.
8. Tanda Pengenal adalah lambang palang merah yang digunakan sebagai pengenal untuk
memberikan ciri dalam penyelenggaraan Kepalangmerahan.
9. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi.
10. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
11. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah yang rnernimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah otonom.

BAB VII
PENYELENGGARAAN KEPALANGMERAHAN

Pasal 2
Penyelenggaraan Kepalangmerahan dilakukan oleh:
a. pemerintah; dan
b. PMI.

Pasal 3
PenyelenggaraanKepalangmerahandilakukandalam:
a. masa damai; dan
b. masa konflik bersenjata.

Pasal 4
Penyelenggaraan Kepalangmerahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan
berdasarkan prinsip:
a.kemanusiaan;
b.kesamaan;
c.kenetralan;
d.kemandirian;
e.kesukarelaan;
f.kesatuan; dan
g.kesemestaan.

Pasal 5
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Kepalangmerahan sebagaimana
dimaksud daiam Pasal 2 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB VII
BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 6
Negara Indonesia menggunakan lambang palang merah sebagai Lambang
Kepalangmerahan.
Pasal 7
Dalam penyelenggaraan Kepalangmerahan, lambang palang merah berfungsi sebagai:
a.Tanda Pelindung; dan
b.Tanda Pengenal.

Pasal 8
Lambang palang merah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b harus berukuran
lebih kecil daripada lambang palang merah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a.

Bagian Kedua
Bentuk

Pasal 9
(1)Lambang palang merah ebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 berbentuk:
a.gambar palang dengan ketentuan panjang palang horizontal dan panjang palang vertikal
berukuran sama berwarna merah di atas dasar putih; dan/atau
b.kata-kata palang merah.
(2)Lambang palang merah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.

Bagian Ketiga
Penggunaan

Paragraf 1
Tanda Pelindung

Pasal 10
Lambang palang merah sebagai Tanda Pelindung digunakan oleh Satuan Kesehatan
Tentara Nasional Indonesia pada masa Konflik Bersenjata.
Pasal 11
(1)Penggunaan lambang palang merah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 hanya
digunakan oleh:
a.personel;
b.rohaniwan yang diperbantukan;
c.sarana transportasi kesehatan; dan
d.fasilitas dan peralatan kesehatan, pada Satuan Kesehatan Tentara Nasionai Indonesia.
(2)Selain digunakan oleh Satuan Kesehatan Tentara Nasional Indonesia, Tanda Pelindung
pada masa Konflik Bersenjata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dapat digunakan
oleh:
a.PMI yang diperbantukan pada Satuan Kesehatan Tentara Nasional Indonesia;
b.tenaga kesehatan sipil;
c.rumah sakit sipil; dan
d.sarana transportasi kesehatan sipil.
(3)Penggunaan lambang palang merah sebagaimana dimaksud pada ayal (2) huruf b, huruf
c, dan huruf d dapat dilakukan setelah mendapat izin Panglima Tentara Nasional Indonesia.
(4)Tata cara pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Panglima
Tentara Nasional Indonesia.

Pasal 12
Penggunaan Lambang palang merah sebagai Tanda Pelindung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (1) dapat juga digunakan pada masa damai.

Pasal 13
(1)Tanda Pelindung yang digunakan oleh Satuan Kesehatan Tentara Nasional Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a dan huruf b, serta selain Satuan
Kesehatan Tentara Nasional Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)
huruf a dan huruf b terdiri atas:
a.kartu identitas;
b.tanda pelindung dada; dan
c.ban lengan, yang dikeluarkan oleh Panglima Tentara Nasional Indonesia.
(2)Tanda Pelindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan selama bertugas.
(3)Bentuk dan tata cara penggunaan Tanda Pelindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Panglima Tentara Nasional Indonesia.

Paragraf 2
Tanda Pengenal

Pasal 14
Lambang palang merah sebagai Tanda Pengenal digunakan oleh:
a.Satuan Kesehatan Tentara Nasional Indonesia pada masa damai; dan
b.PMI pada masa damai dan masa Konflik Bersenjata.
Pasal 15
Lambang paiang merah sebagai Tanda Pengenal pada masa damai sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 dapat digunakan oleh unit kesehatan non-PMI dalam fungsinya untuk
pertolongan pertama secara temporer setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pengurus
Pusat PMI.

Pasal 16
(1)PMI menggunakan lambang palang merah sebagai Tanda Pengenal untuk mendukung:
a.Kegiatan Kemanusiaan; dan
b.penyebarluasan hukum humaniter internasional.
(2)Selain untuk mendukung kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PMI
menggunakan lambang palang merah sebagai Tanda Pengenal untuk sarana transportasi
kesehatan serta barang bantuan lainnya yang diberikan kepada korban Konflik Bersenjata
dan korban bencana.

Pasal 17
(1)Lambang palang merah sebagai Tanda Pengenal digunakan sebagai tanda:
a.keterlekatan;
b.dekoratif; dan
c.asosiatif.
(2)Tanda asosiatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat digunakan setelah
mendapat persetujuan tertulis dari Pengurus Pusat PMI.

Pasal 18
(1)Tanda Pengenal yang digunakan oleh Satuan Kesehatan Tentara Nasional Indonesia
sebagaimana dimaksud daiam Pasal 14 huruf a terdiri atas:
a.identitas;
b.ban lengan; dan/atau
c.tanda lain, yang dikeluarkan oleh Panglima Tentara Nasional Indonesia.
(2)Tanda Pengenal yang digunakan oleh PMI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf
b terdiri atas:
a.kartu identitas;
b.bendera PMI; dan
c.tanda lain, yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat PMI.

Pasal 19
(1)Tanda Pengenal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b dapat digunakan pada
saat terjadi kerusuhan atau gangguan keamanan, tetapi tidak menyerupai Tanda Pelindung.
(2)Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanda Pengenal yang digunakan pada saat terjadi
kerusuhan atau gangguan keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
BAB VIII
PENUTUP

1. Anggaran Dasar ini untuk pertama kali ditetapkan pada pertemuan Guru-guru
Keperawatan SMK Kabupaten Cianjur di ............
2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak disahkan oleh Musyawarah Anggota MGMP
Keperawatan SMK Kabupaten Cianjur di ...............

Disahkan di : Cianjur
Tanggal :

PMR SMK Dharma kusuma Cianjur

Ketua, Sekretaris,

M muslim Hidayatuloh Tsania Nur Apriliani

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMK Dharma Kusuma Pembina PMR SMK Dharna Kusuma
Cianjur, Cianjur,

Dudun Sudrajat,S.IP.,MM Muhammad Happy Sastra N, S.Kep

Anda mungkin juga menyukai