Anda di halaman 1dari 14

HERPES ZOSTER

DISUSUN OLEH:
ALICHA SINTIA PUTRI
HERPES ZOSTER
PENGERTIAN

Herpes zoster merupakan penyakit kulit yang bercirikan timbulnya


ruam kulit dengan distribusi dermatomal dan disertai rasa nyeri yang
hebat [Medula Unila.2014;2(1) : 14-21]
Herpes zoster adalah infeksi virus akut yang memiliki karakteristik
unilateral, sebelum timbul manifestasi klinis pada kulit wajah dan
mukosa mulut biasanya akan didahului oleh gejala odontalgia.
Timbulnya gejala odontalgia pada Herpes zoster belum sepenuhnya
diketahui (Harpaz R., dkk, 2009)
Herpes zoster yang sering disebut dengan istilah shingles adalah
penyakit yang disebabkan oleh varicella zoster virus (VZV), dengan
manifestasi klinis berupa nyeri disertai
blister yang muncul mengikuti dermatom saraf dan sering terbatas
pada area di satu sisi tubuh dan membentuk garis. (CDC,2008).
ETIOLOGI

Herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster (VVZ)


dan tergolongvirus berinti DNA. Virus ini berukuran 140-200 mm,
yang termasuk subfamili alfa herpesviridae. Berdasarkan sifat
biologisnya seperti siklus replikasi, penjamu, sifat sototoksik,dan sel
tempat hidup laten diklasiikasikan kedalam 3 subfamili yaitu alfa,
beta dangamma. VVZ dalam subfamili alfa mempunyai sifat khas
menyebabkan infeksi primer pada sel epitel yang menimbulkan lesi
vaskular. Selanjutnya setelah infeksi primer,infeksi oleh virus herpes
alfa biasanya menetap dalam bentuk laten didalam
neurongariganglion. Virus yang laten ini pada saatnya akan
menimbulkan kekambuhan secara periodik. Secara in vitro virus
herpes alfa mempunyai jajaran penjamu yang relaktif luasdengan
siklus pertumbuhan yang pendek, serta mempunyai enzim yang
penting untukreplikasi virus spesifik DNA polymerase dan virus
spesifik Deoxypiridine (thymidine)kinase yang disintesis kedalam sel
yang terinfeksi.
KLASIFIKASI

 Infeksi Primer , Gejala awal yang dijumpai berupa bintil berwarna


putih tampak berisi air atau disebut sebagai vesikel. Bintik ini
berkelompok di atas kulit yang sembab dan kemerahan (eritematosa).
Awalnya vesikel tersebut tampak putih, tetapi lama-kelamaan berisi
nanah (pus) berwarna hijau. Kadang-kadang dapat ditemukan juga
bintil yang telah pecah, sehingga penampakan, seperti “sariawan” pada
kulit.
 Fase Laten , Saat gejala membaik, ini bukan berarti virus herpes telah
mati. Virus tersebut “beristirahat” di dalam sel saraf ganglion dorsalis
(saraf tulang belakang) manusia. Penularan penyakit herpes pada
pengidap yang berada pada fase ini pun nyatanya masih dapat terjadi
akibat pelepasan virus terus berlangsung, meskipun dalam jumlah
sedikit.
KLASIFIKASI

 Infeksi Rekuren , Virus yang beristirahat pada fase laten suatu saat
dapat aktif kembali.

Faktor-faktor atau kondisi-kondisi yang dapat mengaktifkan infeksi


tersebut, antara lain:

1. Trauma fisik, seperti demam, infeksi oleh penyakit lain, penyakit


HIV/AIDS, hubungan intim, kurang istirahat, menstruasi, dan
sebagainya.
2. Trauma psikis, seperti gangguan emosional dan depresi.
3. Penggunaan obat-obatan dan terapi kanker.
MENIFESTASI KLINIS

Gejala awal yang juga tanda yang paling jelas dari penyakit
herpes zoster alias cacar ular biasanya adalah rasa nyeri
dan terbakar. Nyeri biasanya terjadi pada salah satu sisi
tubuh dan muncul dalam belang-belang kecil. Biasanya
diikuti dengan ruam merah. Karakteristik ruam cacar ular
meliputi:

 Belang merah
 Lepuhan berisi cairan yang mudah pecah
 Ruam yang menyelimuti dari sekitar tulang belakang
hingga tubuh bagian depan
 Ruam pada wajah dan telinga
 Gatal
MENIFESTASI KLINIS
Beberapa orang mengalami tanda-tanda dan gejala lebih daripada nyeri dan ruam
ketika terkena cacar ular ini. Gejala cacar ular lainnya ini dapat meliputi:

 Demam
 Panas-dingin
 Sakit kepala
 Kelelahan
 Kelemahan otot

Beberapa komplikasi langka namun serius dari herpes zoster meliputi:

 Nyeri atau ruam yang mencakup mata, yang harus diobati untuk menghindari
kerusakan mata permanen (kebutaan)
 Kehilangan pendengaran atau nyeri intens pada salah satu telinga, pusing, atau
kehilangan rasa pada lidah, yang dapat menjadi gejala dari sindrom Ramsay
Hunt
 Infeksi bakteri, yang mungkin Anda alami jika kulit Anda menjadi merah,
bengkak, dan hangat jika disentuh
PATHWAY
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Tzanck Smear: mengidentifikasi virus herpes tetapi tidak


dapat membedakan herpes zoster dan herpes simplex.
 Kultur dari cairan vesikel dan tes antibody: digunakan
untuk membedakan diagnostic herpes virus.
 Immunoflourorescent: mengidentifikasi varicella di sel
kulit.
 Pemeriksaan histopatologik
 Pemeriksaan mikroskop electron
 Kultur virus
PENGOBATAN

Dokter dapat memastikan seorang pasien menderita herpes zoster atau cacar ular
melalui gejalanya.
Setelah dipastikan herpes zoster, pengobatan dengan obat antivirus perlu segera
dilakukan. Semakin dini pengobatan herpes zoster dilakukan, semakin efektif
hasilnya. Contoh obat antivirus yang diberikan adalah famiciclovir, acyclovir, dan
valacyclovir.
Selain obat antivirus, dokter kulit juga akan memberikan obat pereda nyeri, mulai
dari paracetamol, ibuprofen, tramadol, atau oxycodone.
Di samping mengonsumsi obat, terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan
penderita herpes zoster untuk mengurangi gejalanya, yaitu:

 Mengenakan pakaian longgar dan berbahan lembut, seperti katun, untuk


mencegah gesekan dan iritasi pada kulit.
 Menutup bintil agar tetap bersih dan kering.
 Mandi dengan air dingin atau menempelkan kompres dingin pada bintil. Cara
ini bisa dilakukan untuk meredakan rasa nyeri dan gatal.
PENCEGAHAN

 Menutup luka lepuh agar cairan pada lepuh tidak


mengontaminasi benda-benda yang dapat menjadi
perantara penularan.
 Tidak menggaruk luka lepuh.
 Menghindari kontak langsung dengan wanita hamil
yang belum pernah mengalami cacar air, bayi
dengan berat badan lahir rendah atau bayi prematur,
serta orang dengan kekebalan tubuh yang lemah.
 Sering mencuci tangan.
KOMPLIKASI

Jika tidak diobati, herpes zoster dapat menyebabkan beberapa


komplikasi serius, yang meliputi:

 Postherpetic neuralgia. Rasa nyeri yang berlangsung


selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah
bintil sembuh. Komplikasi ini banyak dialami oleh penderita
yang berusia di atas 60 tahun.
 Kebutaan. Jika muncul di sekitar mata, herpes zoster dapat
mengakibatkan peradangan pada saraf mata dan berkembang
menjadi kebutaan.
 Otot yang melemah. Peradangan pada saraf otot dapat
menurunkan kekuatan otot tersebut.
 Infeksi bakteri. Kondisi ini dapat terjadi jika bakteri masuk
ke luka lepuh yang sudah pecah.
ASKEP

DX: Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses inflamasi virus.
I : kaji nyeri, misal lokasinyeri, frekuensi, durasi,dan intensitas (skala 1-10), serta
tindakan penghilang nyeri yang digunakan.
R : informasi memberikandata dasar untuk mengevaluasi kebutuhan /keefektifan
intervensi
I : tingkatkan kenyamanan dasar (misal teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan
imajinasi)dan aktivitas hiburan(misal ;music, televisi)
R: Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.
I : berikan aktivitas terapeutik tepat sesuai dengan kondisi dan usia pasien.
R : Membantu mengurangi konsentrasi nyeri yang dialami dan memfokuskan
kembali perhatian.
I : Evaluasi penghilang nyeri /control
R : tujuannya adalah control nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada
aktivitas kegiatan sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai