Anda di halaman 1dari 31

ANGGARAN DASAR

DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERKUMPULAN PELAYANG SELURUH INDONESIA


(PELANGI)

PERKUMPULAN PELAYANG SELURUH INDONESIA


2020
ANGGARAN DASAR

MUKADIMAH

Bahwa sesungguhnya cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus 1945


(tujuh belas Agustus seribu sembilan ratus empat puluh lima) adalah merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur, dengan membentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945,

Bahwa dengan didorong oleh jiwa nasionalisme dan semangat kebersamaan


dalam upaya ‘memasyarakatkan, mengembangkan, dan melestarikan’ permainan
layang-layang, berbagai kelompok pecinta layang-layang membentuk wadah
berhimpun dengan nama Perkumpulan Pelayang Seluruh Indonesia (PELANGI), yang
telah dideklarasikan pada tanggal 11-10-1996 (sebelas Oktober seribu sembilan ratus
sembilan puluh enam) di Bandar Lampung.

Bahwa untuk mengelola Perkumpulan Pelayang Seluruh Indonesia (PELANGI),


telah dirumuskan dan diterbitkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART), pada tanggal 11-10-1996 (sebelas Oktober seribu sembilan ratus sembilan
puluh enam), sebagai landasan dan pedoman penyelenggaraan perkumpulan, baik
pada tingkat nasional maupun pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Bahwa kemudian, Perkumpulan Pelayang Seluruh Indonesia (PELANGI), yang


mewadahi berbagai kelompok pencinta layang-layang menghadapi berbagai tantangan
perkembangan masa depan dan menyadari perlu adanya perubahan terhadap
rumusan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, yang telah diterbitkan.

Kiranya Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan petunjuk dan


bimbingan, sehingga Perkumpulan Pelayang Seluruh Indonesia (PELANGI) tetap
konsekuen dan konsisten mengemban komitmen memasyarakatkan, mengembangkan,
dan melestarikan permainan layang-layang yang lahir, tumbuh, dan berkembang di
Indonesia.
BAB I

NAMA, PENDIRIAN, DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

Nama

Organisasi ini bernama Perkumpulan Pelayang Seluruh Indonesia yang selanjutnya


disingkat PELANGI.

Pasal 2

Pendirian

PELANGI didirikan di Bandar Lampung pada tanggal 11-10-1996 (sebelas Oktober seribu
sembilan ratus sembilan puluh enam) untuk waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3

Kedudukan

(1) PELANGI ditingkat Nasional berkedudukan di Jakarta.

(2) PELANGI ditingkat Provinsi berkedudukan di ibukota provinsi.

(3) PELANGI ditingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di ibukota kabupaten/kota.

BAB II

ASAS, LANDASAN, SIFAT


Pasal 4

Asas

(1) PELANGI yang berasaskan Pancasila.

Pasal 5

Landasan

PELANGI berlandaskan:

(1) Undang – Undang Dasar 1945.


(2) Semua peraturan perundang-undangan nasional.
Pasal 6

Sifat

PELANGI adalah organisasi yang bersifat sosial, peduli, terbuka, demokratis, dan mandiri,
yang mewadahi pecinta layang-layang di Indonesia.

BAB III

VISI, MISI DAN TUJUAN

Pasal 7

Visi

PELANGI mempunya visi yaitu: lestari dan berkembangnya layang-layang Indonesia dan
terwujudnya masyarakat yang cinta layang-layang Indonesia.

Pasal 8

Misi

Misi PELANGI adalah:

(1) Melestarikan layang-layang Indonesia.

(2) Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap layang-layang.

(3) Meningkatkan inovasi dan kreasi dalam pengembangan layang-layang.

(4) Mengembangkan kegiatan layang-layang sebagai daya tarik wisata dan sebagai
olahraga.

Pasal 9

Tujuan

Tujuan PELANGI ini adalah:

(1) Meningkat partisipasi dan keberdayaan masyarakat.

(2) Memberikan pelayanan kepada masyarakat.


(3) Menjaga nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

(4) Melestarikan dan memelihara norma, nilai, moral, etika dan budaya yang hidup

dalam masyarakat.

(5) Melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

(6) Mengembangkan kesetiakawanan sosial, gotong royong dan toleransi dalam

kehidupan masyarakat.

(7) Menjaga, memelihara, dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

(8) Mewujudkan tujuan Negara.

Fungsi

Pasal 10

(1) Penyalur kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota dan/atau tujuan PELANGI.

(2) Pembinaan dan pengembangan anggota untuk mewujudkan tujuan PELANGI.

(3) Penyalur aspirasi masyarakat.

(4) Pemberdayaan masyarakat.

(5) Pemenuhan pelayanan sosial.

(6) Partisipasi masyarakat untuk memelihara, menjaga, dan memperkuat persatuan

dan kesatuan bangsa; dan/atau;


(7) Pemelihara dan pelestari norma, nilai, dan etika dalam kehidupan masyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

BAB IV

LAMBANG DAN BENDERA

Pasal 11

(1) PELANGI memiliki lambang dan bendera.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, warna, penjelasan, dan ketentuan
lambang dan bendera PELANGI diatur dalam Anggaran Rumah Tangga PELANGI.
BAB V

KEANGGOTAAN

Pasal 12

Sifat Keanggotaan

Keanggotaan PELANGI bersifat terbuka, sukarela, dan demokratis.

Pasal 13

Status Keanggotaan

Status Anggota PELANGI terdiri dari:

(1) Anggota Biasa;

(2) Anggota Luar Biasa;

(3) Anggota Kehormatan.

Pasal 14

Anggota Biasa

Anggota Biasa adalah setiap warga negara Indonesia yang secara khusus berkecimpung
dalam kegiatan yang berkaitan dengan layang-layang dan terdaftar sebagai anggota
PELANGI ditingkat Kabupaten/Kota dan/atau ditingkat Provinsi.

Pasal 15

Anggota Luar Biasa

Anggota Luar Biasa adalah setiap warga negara Indonesia yang memiliki visi sosial, baik
aspek budaya maupun aspek ekonomi, yang berperan serta secara aktif dalam berbagai
kegiatan untuk memajukan PELANGI, baik pada kegiatan yang berkaitan dengan layang-
layang maupun dukungan fasilitas dan dana.
Pasal 16

Anggota Kehormatan

Anggota Kehormatan adalah setiap warga negara Indonesia dan/atau warga negara asing
yang membina secara aktif kegiatan dengan layang-layang.

Pasal 17

Hak Anggota

Setiap Anggota PELANGI mempunyai hak sebagai berikut:

(1) Setiap Anggota berhak untuk memperoleh perlakuan yang sama.

(2) Setiap Anggota berhak untuk mengeluarkan suara/pendapat, saran, baik secara

lisan maupun tulisan.

(3) Setiap Anggota berhak untuk memilih dan dipilih dalam pemilihan kepengurusan

PELANGI.

(4) Setiap Anggota berhak untuk memperoleh perlindungan dan pembelaan sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

(5) Setiap Anggota berhak untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh PELANGI.
Pasal 18

Kewajiban Anggota

Setiap Anggota PELANGI mempunyai kewajiban sebagai berikut:

(1) Mentaati dan melaksanakan sepenuhnya semua ketentuan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga dan peraturan PELANGI yang berlaku.

(2) Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik PELANGI.

(3) Menpunyai kesadaran yang tinggi untuk mengembangkan PELANGI.

(4) Mentaati keputusan-keputusan rapat.

(5) Membayar iuran anggota.

(6) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh PELANGI.

BAB VI

PENDANAAN

Pasal 19

Sumber Dana

PELANGI adalah organisasi yang bersifat sosial dan berciri nirlaba, untuk itu dalam upaya
menggerakkan organisasi yang memerlukan pendanaan, ditetapkan sumber dana
berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

(1) PELANGI mempunyai kekayaan awal yang berasal dari kekayaan pendiri yang

dipisahkan dari kekayaan pribadi, terdiri dari uang sejumlah Rp 10,000,000;

(sepuluh juta rupiah).

(2) Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kekayaan PELANGI dapat

juga diperoleh dari:


a. Iuran Anggota PELANGI.

b. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat.

c. Anggaran Belanja pemerintah, di pusat dan di daerah.

d. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar PELANGI dan

atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Semua kekayaan PELANGI harus dipergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan

PELANGI.

BAB VII
KEPENGURUSAN

Pasal 20

Tataran Kepengurusan

Kepengurusan PELANGI ditata dengan tataran sebagai berikut:

(1) Pengurus Nasional (Pengnas), pada tingkat Nasional.

(2) Pengurus Provinsi (Pengprov), pada tingkat Provinsi.

(3) Pengurus Kabupaten/Kota (Pengkab/Pengkot) pada tingkat

Kabupaten/Kota.

Pasal 21

Pengurus Nasional

Pengurus Nasional (Pengnas) ditata sebagai berikut:

(1) Pengurus Nasional merupakan tataran kepengurusan pada tingkat nasional,

terdiri dari:

1) Badan Pembina;

2) Badan Pengarah;
3) Badan Penasihat; dan

4) Badan Pelaksana.

(2) Masa bakti Ketua Umum adalah 5 (lima) tahun dan jabatan tersebut dapat

dipegang paling banyak atau maksimal 2 (dua) kali masa bakti.

(3) Susunan Pengurus serta tugas dan kewajiban Pengurus Nasional diatur

dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 22

Pengurus Provinsi

Pengurus Provinsi (Pengprov) ditata sebagai berikut:

(1) Pengurus Provinsi merupakan tataran kepengurusan pada tingkat provinsi,

terdiri dari:

1) Badan Pembina;

2) Badan Pengarah;

3) Badan Penasihat; dan

4) Badan Pelaksana.

(2) Masa bakti Pengurus Provinsi adalah 5 (lima) tahun dan jabatan tersebut dapat

dipegang paling banyak atau maksimal 2 (dua) kali masa bakti.

(3) Susunan Pengurus serta tugas dan kewenangan Pengurus Provinsi diatur dalam

Anggaran Rumah Tangga.


Pasal 23

Pengurus Kabupaten/Kota

Pengurus Kabupaten/Kota (Pengkab/Pengkot) ditata sebagai berikut:

(1) Pengurus Kabupaten/Kota merupakan tataran kepengurusan pada tingkat

Kabupaten/Kota, terdiri dari:

1) Badan Pembina;

2) Badan Pengarah;

3) Badan Penasehat, dan

4) Badan Pelaksana.

(2) Masa bakti Pengurus Kabupaten/Kota adalah 5 (Lima) tahun dan

jabatan tersebut dapat dipegang paling banyak atau maksimal 2 (dua) kali

masa bakti berturut-turut, kecuali dipilih secara aklamasi pada masa bakti ketiga.

BAB VIII

PENGELOLAAN

Pasal 24

Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam pengelolaan PELANGI dilakukan secara kolektif, terbuka,

demokratis serta kebersamaan dan saling menghormati, yang diselenggarakan melalui:

(1) Musyawarah-musyawarah.

(2) Rapat-rapat.

(3) Pertemuan-pertemuan.
Pasal 25

Musyawarah – Musyawarah

Bentuk-bentuk Musyawarah sbb:

(1) Musyawarah Nasional (Munas) untuk tingkat Nasional.

(2) Musyawarah Provinsi (Musprov) untuk tingkat Provinsi.

(3) Musyawarah Kabupaten/Kota (Muskap/Muskot) untuk tingkat Kabupaten/Kota.

(4) Musyawarah Luar Biasa (Muslub) untuk keadaan mendesak.

(5) Musyawarah Nasional Istimewa (Musnasis).

Pasal 26

Rapat – Rapat

Bentuk-bentuk Rapat sebagai berikut:

(1) Rapat Pimpinan (Rapim) terdiri dari:

(a) Rapat Pimpinan Nasional untuk pengurus inti Nasional.

(b) Rapat Pimpinan Provinsi untuk pengurus inti Provinsi.

(c) Rapat Pimpinan Kabupaten/Kota untuk pengurus inti Kabupaten/Kota.

(2) Rapat Pleno

(a) Rapat Pleno Nasional untuk seluruh pengurus Nasional.


(b) Rapat Pleno Provinsi untuk seluruh pengurus Provinsi.

(c) Rapat Pleno Kabupaten/Kota untuk seluruh pengurus Kabupaten/Kota.

(3) Rapat Kerja (Raker) terdiri dari:

(a) Rapat Kerja Nasional (Rakernas) diikuti oleh pengurus Nasional dan

pengurus provinsi.

(b) Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) diikuti oleh pengurus Provinsi, Anggota

ditingkat provinsi, dan pengurus kabupaten/Kota.

(c) Rapat Kerja Kabupaten/Kota (Rakerkab/Rakerkot) diikuti oleh pengurus


Kabupaten/Kota dan Anggota ditingkat Kabupaten/Kota.
BAB IX

PEMBUBARAN DAN ATURAN TAMBAHAN

Pasal 27

Pembubaran

Pembubaran PELANGI dapat terjadi karena:

(1) Diusulkan oleh 3/4 Anggota Biasa dan disetujui dalam Munaslub.

(2) Jikalau ¾ Anggota Biasa menyatakan keluar dari PELANGI.

Pasal 28

Aturan Tambahan

Tatanan Anggaran Dasar ini ditutup dengan Aturan Tambahan sebagai berikut:

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini selanjutnya akan diatur dalam

Anggaran Rumah Tangga dan atau Peraturan Organisasi PELANGI.

(2) Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

(3) Perubahan atau revisi terhadap Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan melalui

Musyawarah Nasional (Munas) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 25 September 2020

Pengurus PELANGI Nasional


Ketua Umum,

Anshori Djausal, Ir., M.T.


ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

(1) Anggaran Rumah Tangga PELANGI ini disusun berdasarkan ketentuan Anggaran

Dasar PELANGI sesuai kebutuhan dan perkembangan organisasi.

(2) PELANGI adalah organisasi yang memasyarakatkan, mengembangkan, dan

melestarikan permainan layang-layang yang lahir, tumbuh, dan berkembang di


Indonesia.

BAB II

PERSYARATAN ANGGOTA

Pasal 2

Syarat Anggota

(1) Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi anggota PELANGI adalah klub/orang

yang memasyarakatkan, mengembangkan, dan melestarikan permainan

layang-layang.

(2) Telah mengajukan permohonan tertulis untuk mendapat pengakuan menjadi

Anggota PELANGI.

(3) Hal-hal yang belum diatur dalam penerimaan menjadi Anggota PELANGI dapat

dilakukan dalam Rapat Pimpinan Nasional dan Peraturan Organisasi PELANGI


BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 3

Hak Anggota

Setiap Anggota PELANGI mempunyai hak sebagai berikut:

a. Menghadiri dalam setiap kegiatan PELANGI.

b. Dapat memilih dan dipilih menjadi pengurus PELANGI.

c. Memiliki hak suara dan hak bicara dalam musyawarah, rapat, dan pertemuan.

d. Memiliki hak untuk membela diri.

e. Mengundurkan diri sebagai anggota PELANGI.

f. Menggunakan atribut organisasi PELANGI di dalam kegiatan sesuai dengan

Peraturan Organisasi dan Kebijakan Pengurus.

Pasal 4

Kewajiban Anggota

Setiap Anggota PELANGI mempunyai kewajiban sebagai berikut:

a. Menaati Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah,

Keputusan Musyawarah, Rapat Kerja, dan semua peraturan dan kebijakan

organisasi.

b. Memelihara kebersamaan, kerukunan, dan kegotongroyongan sesama anggota.

c. Melaporkan rencana kerja dan hasil pelaksanaan kegiatan kepada Pengurus

PELANGI secara periodik.


Pasal 5

Pengakhiran Status Keanggotan

Status Keanggotaan organisasi berakhir:

(1) Mengundurkan diri atas permintaan sendiri.

(2) Pembinaan organisasi terhenti dan tidak eksis lagi.

(3) Menyimpang dan/atau menyalahi peraturan organisasi dan diberhentikan.

(4) Hal-hal yang berkaitan dengan pemberhentian keanggotaan akan diatur lebih

lanjut dalam Peraturan Organisasi PELANGI dan Rapat Pimpinan Nasional.

BAB IV

LAMBANG DAN BENDERA

Pasal 6

Lambang PELANGI

(1) Lambang PELANGI digunakan pada berbagai kegiatan dengan sarana yang

meliputi:

a. Petaka.

b. Bendera.

c. Vandel.

d. Papan nama.

e. Tanda penghargaan.

f. Kepala surat dan stempel.

g. Pakaian seragam.

h. Badge, dan

i. Lencana
(2) Pemakaian lambang PELANGI harus mendapat ijin tertulis dari Pengurus

Nasional PELANGI.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai makna, warna, bentuk, dan rincian

penggunaannya diatur dalam Peraturan Organisasi PELANGI.

BAB V

ORGANISASI

Pasal 7

Dewan Pembina

Tugas dan wewenang Dewan Pembina sebagai berikut:

a. Memberikan saran dan pengarahan, petunjuk dan bimbingan kepada Pengurus

PELANGI baik diminta atau tidak.

b. Memberikan pertimbangan kepada Ketua Umum PELANGI dalam memeriksa dan

menilai pelanggaran etika organisasi dan penyelesaian sengketa melalui Tim

Khusus yang dibentuk untuk keperluan tersebut.

c. Anggota Dewan Pembina wajib diundang dalam musyawarah rapat kerja dan

kegiatan PELANGI.

d. Masa bakti Dewan Pembina sesuai dengan masa bakti kepengurusan PELANGI.

Pasal 8

Dewan Pengarah dan Dewan Pengawas

Tugas dan wewenang Dewan Pengarah dan Dewan Pengawas sebagai berikut:

a. Membina keutuhan organisasi dan mendorong kemajuan organisasi melalui jalinan

kerjasama dan komunikasi antar anggota.

b. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan organisasi.


c. Membantu Ketua Umum membentuk Tim Khusus untuk pemeriksaan dan penilaian

pelanggaran etika dan penyelesaian sengketa organisasi.

d. berikan pertimbangan kepada Ketua Umum PELANGI dalam memeriksa dan

menilai pelanggaran etika organisasi dan penyelesaian sengketa melalui Tim

Khusus yang dibentuk untuk keperluan tersebut.

e. Anggota Dewan Pengarah dan Dewan Pengawas wajib diundang dalam

musyawarah rapat kerja dan kegiatan PELANGI.

f. Masa bakti Dewan Pengarah dan Dewan Pengawas sesuai dengan masa bakti

kepengurusan PELANGI.

Pasal 9

Tugas dan Fungsi Pengurus

(1) Ketua Umum bertugas:

a. Memimpin dan mengurus penyelenggaraan organisasi PELANGI.

b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan umum organisasi dalam rangka

membimbing pengelolaaan, pemberdayaan, pengembangan dan penyelenggaraan

organisasi.

c. Mengoordinasi semua kegiatan yang berkaitan dengan penataan organisasi dan

memberdayakan kegiatan pengembangan organisasi.

e. bertanggung jawab agar seluruh keputusan Musyawarah Nasional, Rapat Kerja

Nasional, Rapat Pimpinan Nasiona, Rapat Pleno, dan Program Kerja yang telah

disahkan dapat dilaksanakan, dipenuhi, dan diawasi dengan baik.

f. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional.


(2) Wakil Ketua Umum bertugas:

a. Membantu Ketua Umum dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung

jawabnya, baik diminta maupun tidak.

b. Melaksanakan tugas yang diberikan Ketua Umum; dan

a. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

(3) Sekretaris Jenderal bertugas:

a. Mewakili Ketua Umum apabila berhalangan.

b. Membantu tugas dan fungsi Ketua Umum melaksanakan kebijjakan PELANGI

dalam penyelenggaraan tata laksana organisasi, kinerja personalia, perlengkapan

dan kerumahtanggaan Sekretariat Umum.

c. Mengoordinasikan dan mengonsolidasikan kinerja dan sasaran program kerja di

semua bidang.

d. Memimpin pelaksanaan kegiatan, pengamanan surat-menyurat, keputusan rapat-

rapat dan musyawarah serta dokumentasi dan peraturan terkait.

e. Mengoordinasikan persiapan dan penyusunan laporan kerja dari setiap Bidang

secara periodik.

f. Melaksanakan tugas dan fungsi lainnya yang diberikan oleh Ketua Umum.

g. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bersama-sama Wakil Sekretaris Jenderal

bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

(3) Bendahara Umum bertugas:

a. Membantu tugas dan fungsi Ketua Umum melaksanakan kebijakan PELANGI dalam

menyelenggarakan administrasi keuangan, perbendaharaan, dan anggaran.


b. Menyusun dan mengoordinasikan anggaran penerimaaan, pendapatan, dan

belanja.

c. Mengoordinasikan pelaksaan anggaran pendapatan dan belanja di secretariat dan

Bidang.

d. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembukuan, verifikasi, dan validasi

semua pengeluaran dan pemasukan keuangan menurut perundang-undangan yang

berlaku.

e. Mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan secara periodik.

f. Melaksanakan tugas dan fungsi lainnya yang diberikan oleh Ketua Umum.

g. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bersama-sama Wakil Bendahara Umum

bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

(4) Ketua Bidang bertugas:

a. Membantu tugas dan fungsi Ketua Umum melaksanakan kebijakan PELANGI di

bidang ekonomi dan industri kreatif, organisasi dan keanggotaan, humas, publikasi,

dan dokumentasi, dan pendidikan, penelitian, dan pengembangan.

b. Mengoordinasikan penyusunan rancangan program kerja:

1) Menata tertib organisasi PELANGI dan anggota PELANGI.

2) Memberdayakan kegiatan PELANGI dan anggota PELANGI.

3) Menyususn rancangan program kerja serta anggaran pendapatan dan belanja

serta efektifitas kinerja.

4) Meningkatkan pengembangan kualifikasi dan kompetensi organisasi dan

sumber daya manusia.


5) Menyebarluaskan informasi dan promosi kegiatan ke seluruh lapisan

masyarakat.

c. Mengoordinasikan penyusunan laporan kerja dan efektifitas kinerja bidang secara

periodik.

d. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bersama-sama Anggota Bidang

bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

Pasal 10

Pembagian Tugas dan Jalur Pertanggungjawaban

Pembagian dan pelaksanaan tugas serta jalur pertanggungjawaban pengurus diatur dalam

Peraturan Organisasi PELANGI.

Pasal 11

Pergantian Pengurus Antar Waktu

Ketua Umum PELANGI dapat melakukan pergantian dan/atau perubahan jabatan antar

waktu terhadap pengurus yang tidak dapat melaksanakan tugasnya dan/atau dikarenakan

kebutuhan sebagaimana mestinya.

Pasal 12

Pengukuhan dan Pelantikan

(1) Pengukuhan dan pelantikan Pengurus PELANGI:

a. Pengukuhan dan pelantikan Pengurus PELANGI Provinsi dilakukan oleh Pengurus

PELANGI Nasional.
b. Pengukuhan dan pelantikan Pengurus PELANGI Kabupaten/Kota dilakukan oleh

Pengurus PELANGI Provinsi.

c. Bagi Pengurus PELANGI Kabupaten/Kota yang telah terbentuk, sedangkan

Pengurus PELANGI Provinsi belum dibentuk, maka pengukuhan PELANGI

Kabupaten/Kota dapat dilakukan langsung oleh Pengurus PELANGI Nasional.

d. Surat Keputusan (SK) kepengurusan Pelangi Provinsi dan Pelangi Kabupaten/Kota

dikeluarkan oleh Pengurus Pelangi Nasional.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengukuhan dan pelantikan Anggota

PELANGI, Pengurus PELANGI Provinsi, dan PELANGI Kabupaten/Kota oleh Rapat

Pimpinan Pengurus PELANGI Nasional dan akan diatur dalam Peraturan Organisasi

PELANGI.

BAB VI

MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 13

Musyawarah

(1) Musyawarah PELANGI terdiri atas:

a. Musyawarah Nasional;

b. Musyawarah Provinsi; dan

c. Musyawarah Kabupaten/Kota.

(2) Musyawarah Nasional bertugas:

a. Mengesahkan usul rancangan perubahan dan atau pengecualian terhadap

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PELANGI.


b. Laporan enetapkan program kerja jangka Panjang, jangka menengah, dan jangka

pendek.

c. Memilih dan menetapkan Ketua Umum PELANGI yang sekaligus bertindak

sebagai Ketua Formatur untuk menyusun dan membentuk pengurus.

d. Melaporkan dan memutuskan segala sesuatu mengenai laporan

pertanggungjawaban pengurus, laporan kerja maupun laporan keuangan.

e. Membahas dan memutuskan hal-hal lain yang dianggap perlu sesuai dengan

kebutuhan pengembangan organisasi.

f. Hal-hal lain yang berkaitan dengan Musyawah Nasional akan dibuat di dalam

Peraturan Organisasi PELANGI.

(3) Musyawarah Provinsi

a. Menetapkan program kerja jangka Panjang, jangka menengah, dan jangka

pendek.

b. Memilih dan menetapkan Ketua PELANGI Provinsi yang sekaligus

bertindak sebagai Ketua Formatur untuk menyusun dan membentuk pengurus.

c. Melaporkan dan memutuskan segala sesuatu mengenai laporan

pertanggungjawaban pengurus, laporan kerja maupun laporan keuangan.

d. Membahas dan memutuskan hal-hal lain yang dianggap perlu sesuai dengan

kebutuhan pengembangan organisasi.

(4) Musyawarah Kabupaten/Kota

a. Menetapkan program kerja jangka Panjang, jangka menengah, dan jangka

pendek.

b. Memilih dan menetapkan Ketua PELANGI Kabupaten/Kota yang sekaligus

bertindak sebagai Ketua Formatur untuk menyusun dan membentuk pengurus.


c. Melaporkan dan memutuskan segala sesuatu mengenai laporan

pertanggungjawaban pengurus, laporan kerja maupun laporan keuangan.

d. Membahas dan memutuskan hal-hal lain yang dianggap perlu sesuai dengan

kebutuhan pengembangan organisasi.

(5) Hal-hal teknis yang berkaitan dengan Musyawarah Nasional, Musyawarah Provinsi,

dan Musyawarah Kabupaten/Kota akan diatur dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 14

Rapat Kerja

(1) Rapat Kerja terdiri dari

a. Rapat Kerja Nasional;

b. Rapat Kerja Provinsi; dan

c. Rapat Kerja Kabupaten/Kota.

(2) Rapat Kerja bertugas:

a. Usul perubahan dan atau pengecualian terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga PELANGI.

b. Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program kerja dan laporan keuangan

untuk tahun berjalan.

c. Segala permasalahan yang menyangkut status keanggotaan PELANGI.

d. Rancangan peraturan festival, perlombaan, dan pertandingan.

e. Tempat penyelenggaraan festival layang-layang.

f. Hal-hal lain yang dianggap perlu.

(3) Hal teknis yang berkaitan dengan Rapat Kerja akan diatur dalam Peraturan

Organisasi PELANGI.
Pasal 15

Rapat Pengurus

(1) Rapat Pengurus terdiri dari

a. Rapat Pimpinan;

b. Rapat Pleno;

c. Rapat Koordinasi/Konsultasi; dan

c. Rapat Rutin.

(2) Rapat Pimpinan adalah:

a. Rapat Pimpinan dihadiri oleh Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekertaris

Jenderal, dan Bendahara Umum.

b. Rapat diadakan untuk membahas dan memutuskan segala persoalan

menyangkut kebijakan, seperti keorganisasian, keanggotaan, festival, atau

keikutsertaan di festival/perlombaan/pertandingan di luar negeri.

c. Rapat dapat mengundang Ketua Bidang sesuai dengan Kebutuhan.

d. Keputusan Rapat Pimpinan berlaku dan mengikat ke luar dan ke dalam

organisasi PELANGI.

(3) Rapat Pleno adalah:

a. Rapat Pleno dihadiri oleh Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekertaris
Jenderal, Bendahara Umum, dan Para Ketua Bidang

b. Rapat diadakan untuk membahas, mengevaluasi, dan memutuskan berbagai

permasalahan yang berkaitan dengan:

a) Evaluasi dan pembahasan program kerja yang sedang dan akan berjalan.

b) Persiapan penyelenggaraan festival, perlombaan, dan pertandingan.

c) Persiapan penyelenggaraan musyawarah, rapat kerja, dan rapat pengurus.

d) Persiapan penyelenggaraan berbagai kegiatan PELANGI.


e) Hasil Rapat Pleno digunakan sebagai pedoman dan pertimbangan untuk

dibuat menjadi keputusan Rapat Pimpinan dan dilaksanakan sebagaimana

mestinya.

(4) Rapat Koordinasi/Konsultasi adalah:

a. Rapat Koordinasi dan Konsultasi adalah adalah rapat koordinasi Sekertaris

Jenderal dengan Bidang.

b. Rapat diadakan untuk membahas, mengevaluasi, dan memutuskan berbagai

permasalahan yang berkaitan dengan Bidang dan/atau Anggota PELANGI.

c. Hasil Rapat Koordinasi dan Konsultasi digunakan sebagai pedoman penyelesaian

masalah yang dihadapi, untuk dibuat menjadi keputusan Rapat Pimpinan dan

dilaksanakan sebagaimana mestinya.

(5) Rapat Rutin adalah:

a. Rapat Rutin diadakan oleh Pengurus PELANGI sesuai Bidang dengan koordinasi

Sekertaris Jenderal untuk membahas dan memutuskan segala persoalan yang

dihadapi.

b. Hasil Rapat Rutin digunakan sebagai pedoman penyelesaian masalah yang

dihadapi.

(6) Hal-hal teknis yang berkaitan dengan Rapat Pengurus akan diatur dalam Peraturan
Organisasi PELANGI.

BAB VII

FESTIVAL, PERLOMBAAN, DAN PERTANDINGAN

Pasal 16

Festival Layang-layang

(1) Peserta festival layang-layang anggota PELANGI dan masyarakat umum.


(2) Penanggung jawab penyelenggara festival adalah

a) Festival Layang-layang ditingkat Nasional adalah Pengurus PELANGI Nasional.

b) Festival Layang-layang ditingkat Provinsi adalah Pengurus PELANGI Provinsi.

c) Festival Layang-layang ditingkat Kabupaten/Kota adalah Pengurus PELANGI

Kabupaten/Kota.

(3) Penyelenggara festival dapat diserahkan kepada pengurus PELANGI setempat.

(4) Penyelenggara festival berkewajiban menjamin terlaksananya koordinasi,

konsolidasi, keselamatan, dan keamanan yang berkaitan dengan ketertiban umum.

(5) Setiap penyelenggara festival wajib memberitahukan sebelumnya paling lambat

3 (tiga) bulan kepada Pengurus PELANGI Nasional.

(6) Penyelenggara festival wajib memberi laporan kegiatannya paling lambat

1 (satu) bulan setelah kegiatannya kepada Pengurus PELANGI Nasional.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan festival diatur dalam

Peraturan Organisasi PELANGI.

Pasal 17

Perlombaan dan Pertandingan Layang-layang

(1) Peserta perlombaan dan pertandingan layang-layang setiap anggota PELANGI dan
masyarakat umum.

(2) Penanggung jawab penyelenggara perlombaan dan pertandingan adalah

a) Perlombaan dan pertandingan layang-layang ditingkat Nasional adalah

Pengurus PELANGI Nasional.

b) Perlombaan dan pertandingan layang-layang ditingkat Provinsi adalah

Pengurus PELANGI Provinsi.

c) Perlombaan dan pertandingan layang-layang ditingkat Kabupaten/Kota

adalah Pengurus PELANGI Kabupaten/Kota.


(3) Penyelenggara perlombaan dan pertandingan dapat diserahkan kepada pengurus

PELANGI setempat atau Anggota PELANGI.

(4) Penyelenggara perlombaan dan pertandingan berkewajiban menjamin

terlaksananya koordinasi, konsolidasi, keselamatan, dan keamanan yang berkaitan

dengan ketertiban umum.

(5) Setiap penyelenggara perlombaan dan pertandingan wajib memberitahukan

sebelumnya paling lambat 3 (tiga) bulan kepada Pengurus PELANGI Nasional.

(6) Penyelenggara kegiatan wajib memberi laporan kegiatannya paling lambat

1 (satu) bulan setelah kegiatannya kepada Pengurus PELANGI Nasional.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan perlombaan dan pertandingan

diatur dalam Peraturan Organisasi PELANGI.

Pasal 18

Festival, Perlombaan, dan Pertandingan Layang-layang di Luar Negeri

(1) Anggota PELANGI dapat mengikuti kegiatan festival, perlombaan, dan

pertandingan layang-layang di luar negeri.

(2) Anggota PELANGI yang mengikuti kegiatan festival, perlombaan, dan


pertandingan layang-layang di luar negeri wajib memberitahukan paling lambat

1 (satu) bulan sebelum keberangkatan ke luar negeri kepada Pengurus PELANGI

Nasional.

(3) Anggota PELANGI yang mengikuti kegiatan festival, perlombaan, dan

pertandingan layang-layang di luar negeri wajib mendapatkan rekomendasi dari

Pengurus PELANGI Nasional.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan perlombaan dan pertandingan

diatur dalam Peraturan Organisasi PELANGI.


Pasal 19

Kerjasama dan Sponsor

(1) Perjanjian kerjasama dan perjanjian sponsor harus dilaporkan kepada

Pengurus Pelangi Nasional.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerjasama dan sponsor diatur dalam Peraturan

Organisasi PELANGI.

BAB VIII

KEUANGAN

Pasal 20

Keuangan

(1) Pembakuan dan validasi segala pemasukan dan pengeluaran keuangan PELANGI

dan Anggota PELANGI dilaksanakan sesuai dengan standar akuntansi keuangan

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Tahun pembukuan PELANGI dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir pada

tanggal 31 Desember.

Pasal 21
Pertanggungjawaban Keuangan

Pengurus PELANGI menyampaikan pertanggungjawaban keuangan tahunan pada Rapat

Kerja Nasional, Rapat Kerja Provinsi, dan Rapat Kerja Kabupaten/Kota, serta Musyawarah

Nasional, Musyawarah Provinsi, dan Musyawarah Kabupaten/Kota.


BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Peraturan Organisasi

(1) Hal-hal yang tidak diatur atau belum cukup oleh Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga akan diatur dalam Peraturan Organisasi oleh Pengurus PELANGI

Nasional.

(2) Peraturan Organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh

bertentangan dengan setiap peraturan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah

Tangga dan/atau setiap Keputusan Musyawarah Nasional atau Rapat Kerja

Nasional PELANGI.

Pasal 23

Perubahan Anggaran Rumah Tangga

(1) Perubahan dan/atau pengecualian terhadap ketentuan Anggaran Rumah Tangga

hanya dapat disahkan oleh Musyawarah Nasional dan/atau Musyawarah Nasional

Luar Biasa.

(2) Perubahan dan/atau pengecualian terhadap ketentuan Anggaran Rumah Tangga

hanya dapat disahkan oleh Musyawarah Nasional dan/atau Musyawarah Nasional


Luar Biasa, apabila usul perubahan dan/atau pengecualian tersebut disetujui oleh

paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah suara yang hadir.

Pasal 24

Peraturan Peralihan

(1) Setiap Anggota PELANGI pada saat berlakunya Anggaran Rumah Tangga ini, wajib

menyesuaikan diri dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

ini.
(2) Setiap Anggota PELANGI yang ada wajib memenuhi ketentuan dan Persyaratan

keanggotaan sebagaimana diatur di dalam Bab II Anggaran Rumah Tangga ini.

Pasal 24

Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 25 September 2020

Pengurus PELANGI Nasional


Ketua Umum,

Anshori Djausal, Ir., M.T.

Anda mungkin juga menyukai