Anda di halaman 1dari 30

ANGGARAN DASAR

DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA

RUKUN KESEJAHTERAAN PEMASYARAKATAN


SELURUH INDONESIA RUTAN KAPUAS

Hasil Pertemuan Anggota


Rukun Kesejahteraan PASSION Rutan Kapuas

Kapuas, 18 Januari 2022

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 1
ANGGARAN DASAR
HIMPUNAN KERUKUNAN TANI INDONESIA (HKTI)
PEMBUKAAN
Bahwa pesan Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 (seribu sembilan ratus empat puluh lima) alinea IV (empat) menyatakan bahwa
tujuan negara adalah antara lain untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bahwa Indonesia sebagai Negara Agraris, sebagian besar rakyatnya adalah Insan tani
yang menjadi tulang punggung dalam memajukan kesejahteraan umum.
Bahwa pertanian merupakan sektor penting dalam mendukung pembangunan ekonomi
nasional, dengan sasaran pembangunan pertanian yang meliputi peningkatan produksi,
kapasitas, dan penghasilan Insan tani secara berkelanjutan dengan menjaga
keseimbangan material dan spritual.
Bahwa untuk mencapai sasaran pembangunan pertanian tersebut diatas diperlukan
pengorganisasian gerakan Insan tani sebagai wahana perjuangan, dimana selama ini
telah berkembang berbagai organisasi Insan tani.
Bahwa berbagai organisasi Insan tani yang tergabung dalam Badan Kerjasama antar
Organisasi Masyarakat (Ormas) tani tanggal dua puluh sembilan Januari seribu
sembilan ratus enam puluh sembilan (09-01-1969), perlu dihimpun dalam kebersamaan
untuk melanjutkan perjuangan pembangunan pertanian, maka organisasi Insan Tani
tersebut yakni; Warga Tani Kosgoro, Tani MKGR, Pertanu, Petani, Perta, Kata
Pancasila, Petisi, I.P. Pancasila, GTI, RTI Soksi, Gertami, Gertasi, Pertakin, dan Sakti,
menyatukan diri melalui Deklarasi pada tanggal dua puluh tujuh April seribu sembilan
ratus tujuh puluh tiga (27-04-1973) di Jakarta dengan mendirikan satu wadah
perhimpunan organisasi Insan tani yang diberi nama Himpunan Kerukunan Tani
Indonesia (HKTI) dengan Anggaran Dasar sebagai berikut :
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Organisasi ini bernama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia disingkat HKTI.
(2) HKTI didirikan pada tanggal dua puluh tujuh April seribu sembilan ratus tujuh puluh
tiga (27041973) di Jakarta untuk waktu yang tidak ditentukan.
(3) Dewan Pimpinan Nasional HKTI berkedudukan di Ibukota Negara Republik
Indonesia.
BAB II
ASAS, SIFAT DAN TUJUAN
Bagian Kesatu
Asas
Pasal 2
HKTI berasaskan Pancasila.
Bagian Kedua
Sifat
Pasal 3
HKTI memiliki sifat:
(1) Kemasyarakatan berdasarkan kesamaan citacita, profesi, fungsi, dan komoditas
usaha tani.
(2) Mandiri yang tidak menjadi bagian organisasi lain.
(3) Kekeluargaan yang bersendi demokrasi dan terbuka.
(4) Perjuangan Insan tani.
Bagian Ketiga
Tujuan

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 2
Pasal 4
HKTI bertujuan:
(1) Meningkatkan kapasitas, harkat, martabat, dan kesejahteraan Insan tani,
penduduk pedesaan serta pelaku agribisnis lainnya.
(2) Menghimpun Insan tani dalam organisasi berdasarkan kesamaan komoditas usaha
tani.
(3) Mempercepat pembangunan pertanian dan menjadikan sektor pertanian sebagai
basis pembangunan nasional.
BAB III USAHA
Pasal 5
Untuk mencapai tujuan HKTI dilakukan usaha-usaha sebagai berikut:
(1) Melakukan konsolidasi organisasi secara horizontal dan vertikal sampai tingkat
basis pedesaan untuk memperkokoh eksistensi organisasi sebagai alat
penghimpun dan penggerak perjuangan rakyat tani dan penduduk pedesaan.
(2) Melakukan investasi usaha tani dan menumbuh kembangkan industri pertanian
untuk membuka lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan rakyat tani dan
penduduk pedesaan.
(3) Melakukan edukasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya Insan tani.
(4) Memfasilitasi dan mendukung kesediaan sarana produksi pertanian.
(5) Memberikan advokasi untuk melindungi dan mengayomi hak serta kepentingan
rakyat tani.
(6) Mengusahakan terciptanya harmonisasi hubungan kemitraan HKTI dengan
organisasi kemasyarakatan, lembaga, dan badan lain di dalam maupun di luar
negeri.
BAB IV
LAMBANG DAN DOKTRIN
Bagian Kesatu
Lambang
Pasal 6
Lambang HKTI terdiri atas perpaduan:
(1) Tujuh helai daun berwana hijau dengan tata letak di bagian depan nampak utuh
tiga daun, yang melambangkan histori kelahiran HKTI tahun 1973 (seribu sembilan
ratus tujuh puluh tiga).
(2) Daun merupakan simbol sumber kehidupan tumbuh tumbuhan sebagai produk
primer bagi Insan tani.
(3) Lambang HKTI terdiri atas tiga macam warna yakni hijau - merah -putih yang
mengandung makna:
a. Hijau bermakna lambang kesuburan atau kemakmuran,
b. Putih bermakna lambang ketulusan, kejujuran atau kesucian, dan
c. Tulisan HKTI berwarna merah yang melambangkan dinamis dan pemberani
dalam perjuangan.
Bagian Kedua
Doktrin
Pasal 7
Doktrin HKTI adalah “TRI MATRA” yang mengandung pengertian:
(1) Insan tani Indonesia berhak memiliki lahan pertanian dan pengairan yang
memadai.
(2) Insan tani Indonesia berhak dilindungi kesejahteraannya.
(3) Bangsa Indonesia berdaulat di bidang pangan.

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 3
BAB V
KEANGGOTAAN
Bagian Kesatu
Syarat Anggota
Pasal 8
Yang dapat menjadi anggota HKTI adalah:
(1) Perseorangan Insan tani, Warga Negara Indonesia yang bergerak dan atau
berminat terhadap pembangunan pertanian dan pedesaan.
(2) Organisasi dan asosiasi yang berhubungan dengan pertanian dan secara sukarela
bergabung bersama HKTI.
Pasal 9
Anggota HKTI terdiri atas:
(1) Anggota Biasa, yaitu perseorangan, organisasi, dan asosiasi.
(2) Anggota Luar Biasa, yaitu tokoh masyarakat yang peduli terhadap pembangunan
pertanian dan ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat.
Bagian Kedua
Hak Anggota
Pasal 10
(1) Setiap anggota Biasa berhak:
a. Menghadiri rapat, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul atau saran.
b. Memilih dan dipilih menjadi anggota pimpinan organisasi.
c. Memperoleh pendidikan, bimbingan, dan pelatihan.
d. Memperoleh perlindungan dan pembelaan.
(2) Setiap anggota Luar Biasa berhak:
a. Menghadiri rapat, mengeluarkan pendapat, dan mengajukan usul atau saran.
b. Memperoleh bantuan dan dukungan dalam memperjuangkan tujuan organisasi.
c. Memperoleh perlindungan dan pembelaan.
Bagian Ketiga
Kewajiban Anggota
Pasal 11
Setiap anggota berkewajiban:
(1) Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan
organisasi.
(2) Aktif dalam kegiatan dan bertanggung jawab melaksanakan amanah organisasi.
(3) Menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik HKTI.
(4) Membayar uang pangkal dan iuran.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
Bagian Kesatu
Struktur Organisasi
Pasal 12
HKTI adalah organisasi yang bersifat nasional terdiri atas tingkat nasional, provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan.
Bagian Kedua
Susunan Kepengurusan
Pasal 13
Kepengurusan HKTI bersifat kolektif kolegial dengan susunan sebagai berikut:
(1) Dewan Pimpinan Nasional (DPN) untuk tingkat nasional yang berkedudukan di ibu
kota negara.
(2) Dewan Pimpinan Provinsi (DP Provinsi) untuk provinsi yang berkedudukan di ibu
kota provinsi.

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 4
(3) Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota (DP Kabupaten/Kota) untuk kabupaten/kota
yang berkedudukan di ibu kota kabupaten dan kota bersangkutan.
(4) Pengurus Kecamatan untuk kecamatan yang berkedudukan di kecamatan yang
bersangkutan.
(5) Pengurus Desa/Kelurahan untuk desa/kelurahan yang berkedudukan di
desa/kelurahan yang bersangkutan.
Bagian Ketiga
Pembentukan Kepengurusan
Pasal 14
(1) Dewan Pimpinan Nasional dibentuk dan disahkan oleh Musyawarah Nasional.
(2) Dewan Pimpinan Provinsi dibentuk oleh Musyawarah Provinsi dan disahkan oleh
Dewan Pengurus Pusat.
(3) Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota dibentuk oleh Musyawarah Kabupaten/Kota dan
disahkan Dewan Pengurus Daerah.
(4) Pengurus Kecamatan dibentuk dan disahkan oleh Dewan Pengurus Cabang.
(5) Pengurus Desa/Kelurahan dibentuk dan disahkan oleh Pengurus Kecamatan.
Pasal 15
Perwakilan di Luar Negeri dapat dibentuk oleh Dewan Pengurus Pusat.
Bagian Keempat
Dewan Pimpinan Nasional
Paragraf Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal 16
(1) Dewan Pimpinan Nasional adalah badan pelaksana tertinggi organisasi yang terdiri
atas:
a. Dewan Penasehat
b. Badan Pertimbangan Organisasi
c. Dewan Pengurus Pusat
(2) Masa bhakti Dewan Pimpinan Nasional adalah 5 (lima) tahun.
Paragraf Kedua
Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan Nasional
Pasal 17
Dewan Pimpinan Nasional mempunyai tugas dan wewenang:
(1) Menetapkan Peraturan Organisasi (PO) sebagai penjabaran dari Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga.
(2) Menyelenggarakan Musyawarah Nasional, Musyawarah Nasional Luar Biasa,
Rapat Kerja Nasional, Rapat Pimpinan Nasional, dan Rapat Paripurna.
(3) Melakukan kerjasama dan hubungan internasional.
Paragraf Ketiga
Dewan Penasehat
Pasal 18
(1) Dewan Penasehat terdiri atas pendiri, mantan pengurus HKTI, dan tokoh
masyarakat yang mempunyai perhatian terhadap pertanian.
(2) Susunan Dewan Penasihat terdiri atas:
a. Seorang Ketua
b. Beberapa orang anggota
(3) Dewan Penasehat berjumlah sebanyak-banyaknya 9 (Sembilan) orang.
(4) Dewan Penasehat berwenang memberi nasehat baik diminta atau tidak kepada
Dewan Pimpinan Nasional.
(5) Dewan Penasehat berhak menghadiri musyawarah, Rapat Kerja, dan Rapat
Paripurna Dewan Pimpinan Nasional.

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 5
Paragraf Keempat
Badan Pertimbangan Organisasi
Pasal 19
(1) Badan Pertimbangan Organisasi terdiri atas:
a. Seorang Ketua;
b. Seorang atau lebih Wakil Ketua;
c. Seorang Sekretaris;
d. Seorang atau lebih Wakil Sekretaris;
e. Beberapa orang anggota.
(2) Badan Pertimbangan Organisasi berjumlah sebanyak banyaknya 35 (tiga puluh
lima) orang.
Paragraf Kelima
Tugas dan Wewenang Badan Pertimbangan Organisasi
Pasal 20
(1) Memberi saran, pertimbangan, arahan, dan dukungan pada Dewan Pengurus
Pusat.
(2) Memberi persetujuan terhadap kebijakan organisasi yang mempunyai implikasi
terhadap kepemimpinan nasional serta kehidupan berbangsa dan bernegara.
(3) Mengambilalih kepengurusan organisasi dalam hal Dewan Pengurus Pusat tidak
melaksanakan tugas dan wewenang atau menyimpang dari aturan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
(4) Menghadiri Musyawarah, Rapat Kerja, dan Rapat Paripurna Dewan Pengurus
Pusat.
Paragraf Keenam
Dewan Pengurus Pusat
Pasal 21
(1) Dewan Pengurus Pusat terdiri atas:
a. Ketua Umum;
b. Beberapa orang Wakil Ketua Umum;
c. Beberapa orang Ketua;
d. Sekretaris Jenderal;
e. Beberapa orang Wakil Sekretaris Jenderal;
f. Bendahara Umum;
g. Beberapa orang Bendahara.
(2) Dewan Pengurus Pusat berjumlah sebanyak-banyaknya 46 (empat puluh enam)
orang.
Paragraf Ketujuh
Tugas dan Wewenang Dewan Pengurus Pusat
Pasal 22
Dewan Pengurus Pusat mempunyai tugas dan wewenang:
(1) Melaksanakan tugas organisasi sehari-hari sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah, dan Rapat Tingkat Nasional.
(2) Meminta persetujuan Badan Pertimbangan Organisasi terhadap kebijakan
organisasi yang mempunyai implikasi terhadap kepemimpinan nasional serta
kehidupan berbangsa dan bernegara.
(3) Membentuk dan mengkoordinasikan Dewan Pakar, Komite, Badan/Lembaga, dan
Organisasi Otonom.
(4) Melaksanakan program kerja sesuai keputusan Musyawarah Nasional.
(5) Melaksanakan keputusan Rapat Dewan Pimpinan Nasional.
(6) Mengesahkan Dewan Pimpinan Provinsi.
(7) Mengadakan kerjasama dengan organisasi dan lembaga di luar HKTI.

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 6
(8) Memperbaiki, meluruskan, membatalkan keputusan organisasi tingkat bawah yang
bertentangan dengan keputusan musyawarah dan rapat tingkat nasional,
Peraturan Organisasi,Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Kebijakan
Nasional
(9) Melaksanakan kewenangan lainnya menurut Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
Paragraf Kedelapan
Dewan Pakar
Pasal 23
(1) Dewan Pakar terdiri atas para ahli dan profesional yang mempunyai kompetensi
terhadap dunia pertanian.
(2) Susunan Dewan Pakar terdiri atas:
a. Seorang Ketua;
b. Seorang atau lebih Wakil Ketua;
c. Seorang Sekretaris;
d. Beberapa orang anggota.
(3) Dewan Pakar berjumlah sebanyak-banyaknya 35 (tiga puluh lima) orang.
(4) Dewan Pakar bertugas memberi masukan hal-hal yang bersifat IPTEK baik diminta
atau tidak kepada Dewan Pengurus Pusat.
(5) Dewan Pakar berhak menghadiri Musyawarah, Rapat Kerja, dan Rapat Paripurna
Dewan Pimpinan Nasional.
Paragraf Kesembilan
Komite
Pasal 24
(1) Komite terdiri atas tenaga ahli dan profesional yang bergerak dalam bidang
pertanian.
(2) Susunan komite terdiri atas:
a. Seorang Ketua;
b. Beberapa orang anggota.
(3) Komite bertugas:
a. Menyusun program dan rencana kerja sesuai dengan bidangnya.
b. Membantu Dewan Pengurus Pusat dalam melaksanakan program kerja.
(4) Menghadiri rapat pleno.
Paragraf Kesepuluh
Badan dan Lembaga
Pasal 25
(1) Dewan Pengurus Pusat dapat membentuk Badan dan atau Lembaga untuk
melaksanakan program tertentu.
(2) Badan dan Lembaga diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi (PO).
Paragraf Kesebelas
Organisasi Otonom
Pasal 26
(1) Organisasi Otonom terdiri atas:
a. Pemuda;
b. Wanita;
c. Sesuai kebutuhan.
(2) Organisasi Otonom dibentuk oleh Dewan Pengurus Pusat.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Organisasi Otonom diatur dengan Peraturan
Organisasi (PO).
Bagian Kelima
Dewan Pimpinan Provinsi

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 7
Paragraf Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal 27
(1) Dewan Pimpinan Provinsi adalah badan pelaksana organisasi ditingkat provinsi
yang terdiri atas:
a. Dewan Penasehat;
b. Badan Pertimbangan Organisasi Provinsi;
c. Dewan Pengurus Daerah.
(2) Masa bhakti Dewan Pimpinan Provinsi adalah 5 (lima) tahun.
Paragraf Kedua
Tugas dan Wewenang
Dewan Pimpinan Provinsi
Pasal 28
Dewan Pimpinan Provinsi mempunyai tugas dan wewenang:
(1) Menetapkan kebijakan organisasi tingkat provinsi sebagai penjabaran dari
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, kebijakan nasional, dan hasil
musyawarah.
(2) Menyelenggarakan Musyawarah Provinsi, Musyawarah Provinsi Luar Biasa, Rapat
Pimpinan Provinsi, Rapat Kerja Provinsi, dan Rapat Paripurna Dewan Pimpinan
Provinsi.
(3) Melakukan kerjasama dan hubungan dengan organisasi lain, termasuk kerjasama
dan hubungan internasional atas persetujuan Dewan Pengurus Pusat.
Paragraf Ketiga
Dewan Penasehat
Pasal 29
(1) Dewan Penasehat terdiri atas pendiri, mantan pengurus HKTI, dan tokoh
masyarakat yang mempunyai perhatian terhadap pertanian.
(2) Susunan Dewan Penasihat terdiri atas:
a. Seorang Ketua;
b. Beberapa Orang Anggota.
(3) Dewan Penasehat berjumlah sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang.
(4) Dewan Penasehat berwenang memberi nasehat baik diminta atau tidak kepada
Dewan Pimpinan Provinsi.
(5) Dewan Penasehat berhak menghadiri Musyawarah, Rapat Kerja, dan Rapat
Paripurna Dewan Pimpinan Provinsi.
Paragraf Keempat
Badan Pertimbangan Organisasi Provinsi
Pasal 30
(1) Badan Pertimbangan Organisasi terdiri atas:
a. Seorang Ketua;
b. Seorang atau lebih Wakil Ketua;
c. Seorang Sekretaris;
d. Seorang atau lebih Wakil Sekretaris;
e. Beberapa orang anggota.
(2) Badan Pertimbangan Organisasi Provinsi berjumlah sebanyak banyaknya 25 (dua
puluh lima) orang.
Paragraf Kelima
Tugas dan Wewenang
Badan Pertimbangan Organisasi Provinsi
Pasal 31
(1) Memberi saran, pertimbangan, arahan, dan dukungan pada Dewan Pengurus

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 8
Daerah.
(2) Menghadiri Musyawarah, Rapat Kerja, dan Rapat Paripurna Dewan Pimpinan
Provinsi.
Paragraf Keenam
Dewan Pengurus Daerah
Pasal 32
(1) Dewan Pengurus Daerah terdiri atas:
a. Ketua;
b. Beberapa orang Wakil Ketua;
c. Sekretaris;
d. Beberapa orang Wakil Sekretaris;
e. Bendahara;
f. Beberapa orang Wakil Bendahara.
(2) Dewan Pengurus Daerah berjumlah sebanyak-banyaknya 35 (tiga puluh lima)
orang.
Paragraf Ketujuh
Tugas dan Wewenang
Dewan Pengurus Daerah
Pasal 33
Dewan Pengurus Daerah mempunyai tugas dan wewenang:
(1) Melaksanakan tugas organisasi seharihari sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Kebijakan Nasional serta Keputusan Musyawarah dan
Rapat Tingkat Provinsi.
(2) Membentuk dan mengkoordinasikan Dewan Pakar, Komite, Badan/Lembaga, dan
Organisasi Otonom tingkat provinsi.
(3) Menentukan arah kebijakan organisasi tingkat provinsi.
(4) Mengesahkan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.
(5) Mengadakan kerjasama dengan organisasi dan lembaga di luar HKTI ditingkat
provinsi.
(6) Memperbaiki, meluruskan, membatalkan keputusan organisasi tingkat bawah yang
bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, peraturan dan
kebijakan nasional, serta keputusan musyawarah dan rapat tingkat provinsi.
(7) Melaksanakan kewenangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pengurus Pusat.
Paragraf Kedelapan
Dewan Pakar
Pasal 34
(1) Dewan Pakar:
a. Seorang Ketua;
b. Seorang atau lebih Wakil Ketua;
c. Seorang Sekretaris;
d. Beberapa Orang Anggota.
(2) Dewan Pakar berjumlah sebanyak-banyaknya 25 (dua puluh lima) orang.
(3) Dewan Pakar bertugas memberi masukan hal-hal yang bersifat IPTEK baik diminta
atau tidak kepada Dewan Pengurus Daerah.
(4) Dewan Pakar berhak menghadiri Musyawarah, Rapat Kerja, dan Rapat Paripurna
Dewan Pimpinan Provinsi.
Paragraf Kesembilan
Komite
Pasal 35
(1) Komite terdiri atas tenaga ahli dan profesional yang bergerak dalam bidang pertanian.
(2) Susunan komite terdiri atas:

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 9
a. Seorang Ketua
b. Beberapa orang anggota
(3) Komite bertugas:
a. Menyusun program dan rencana kerja sesuai dengan bidangnya.
b. Membantu Dewan Pengurus Daerah dalam melaksanakan program kerja.
(4) Menghadiri rapat pleno.
Bagian Keenam
Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota
Paragraf Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal 36
(1) Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota adalah badan pelaksana organisasi ditingkat
Kabupaten/Kota yang terdiri atas:
a. Dewan Penasehat;
b. Badan Pertimbangan Organisasi Kabupaten/Kota;
c. Dewan Pengurus Cabang.
(2) Masa bhakti Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota adalah 5 (lima) tahun.
Paragraf Kedua
Tugas dan Wewenang
Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota
Pasal 37
Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota mempunyai tugas dan wewenang:
(1) Menetapkan kebijakan organisasi tingkat Kabupaten/Kota sebagai penjabaran dari
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, kebijakan nasional, dan kebijakan
provinsi.
(2) Menyelenggarakan Musyawarah Kabupaten/Kota, Musyawarah Kabupaten/ Kota
Luar Biasa, Rapat Pimpinan Kabupaten/Kota, Rapat Kerja Kabupaten/ Kota, dan
Rapat Paripurna Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.
(3) Melakukan kerjasama dengan organisasi lain atas sepengetahuan Dewan
Pengurus Daerah.
Paragraf Ketiga
Dewan Penasehat
Pasal 38
(1) Dewan Penasehat terdiri atas:
a. Seorang Ketua;
b. Beberapa orang anggota.
(2) Dewan Penasehat berjumlah sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
(3) Dewan Penasehat berwenang memberi nasehat baik diminta atau tidak kepada
Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.
(4) Dewan Penasehat berhak menghadiri musyawarah, rapat kerja, dan rapat
paripurna Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.
Paragraf Keempat
Badan Pertimbangan Organisasi Kabupaten/Kota
Pasal 39
(1) Badan Pertimbangan Organisasi Kabupaten/Kota terdiri atas:
a. Seorang Ketua;
b. Seorang atau lebih Wakil Ketua;
c. Seorang Sekretaris;
d. Seorang atau lebih Wakil Sekretaris;
e. Beberapa orang anggota.
(2) Badan Pertimbangan Organisasi Kabupaten/Kota berjumlah sebanyak-banyaknya

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 10
15 (lima belas) orang.
Paragraf Kelima
Tugas dan Wewenang
Badan Pertimbangan Organisasi Kabupaten/Kota
Pasal 40
(1) Memberi saran, pertimbangan, arahan, dan dukungan pada Dewan Pengurus
Cabang.
(2) Menghadiri Musyawarah, Rapat Kerja, dan Rapat Paripurna Dewan Pimpinan
Provinsi.
Paragraf Keenam
Dewan Pengurus Cabang
Pasal 41
(1) Dewan Pengurus Cabang terdiri atas:
a. Ketua;
b. Beberapa orang Wakil Ketua;
c. Sekretaris;
d. Beberapa orang Wakil Sekretaris ;
e. Bendahara;
f. Beberapa orang Wakil Bendahara.
(2) Dewan Pengurus Cabang berjumlah sebanyak-banyaknya 25 (dua puluh lima)
orang.
Paragraf Ketujuh
Tugas dan wewenang Dewan Pengurus Cabang
Pasal 42
Dewan Pengurus Cabang mempunyai tugas dan wewenang:
(1) Melaksanakan tugas organisasi seharihari sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, kebijakan nasional, kebijakan provinsi serta keputusan
permusyawaratan, dan rapat tingkat kabupaten/kota.
(2) Membentuk dan mengkoordinasikan Dewan Pakar, Komite, Badan/Lembaga, dan
Organisasi Otonom.
(3) Menentukan arah kebijakan organisasi kabupaten/kota.
(4) Mengesahkan Pengurus Kecamatan.
(5) Mengadakan kerjasama dengan organisasi dan lembaga di luar HKTI ditingkat
kabupaten/kota.
(6) Memperbaiki, meluruskan, membatalkan keputusan organisasi tingkat bawah yang
bertentangan dengan keputusan musyawarah dan rapat tingkat kabupaten/kota,
Peraturan Organisasi, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, kebijakan
provinsi, dan kebijakan nasional.
(7) Melaksanakan kewenangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pengurus
Daerah.
Paragraf Kedelapan
Dewan Pakar
Pasal 43
(1) Dewan Pakar terdiri atas:
a. Seorang Ketua;
b. Seorang atau lebih Wakil Ketua;
c. Seorang Sekretaris;
d. Seorang atau lebih Wakil Sekretaris;
e. Beberapa orang anggota;
(2) Dewan Pakar berjumlah sebanyak-banyaknya 15 (lima belas) orang.
(3) Dewan Pakar bertugas memberi masukan hal-hal yang bersifat IPTEK baik diminta

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 11
atau tidak kepada Dewan Pengurus Cabang.
(4) Dewan Pakar berhak menghadiri Musyawarah, Rapat Kerja, dan Rapat Paripurna
Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.
Paragraf Kesembilan
Komite
Pasal 44
(1) Komite terdiri atas tenaga ahli dan profesional yang bergerak dalam bidang
pertanian.
(2) Susunan komite terdiri atas:
a. Seorang Ketua;
b. Beberapa orang anggota.
(3) Komite bertugas:
a. Menyusun program dan rencana kerja sesuai dengan bidangnya.
b. Membantu Dewan Pengurus Cabang dalam melaksanakan program kerja.
(4) Menghadiri Rapat Pleno.
Bagian Ketujuh
Pengurus Kecamatan
Paragraf Kesatu
Susunan Organisasi dan Pengurus
Pasal 45
(1) Pengurus Kecamatan adalah badan pelaksana organisasi ditingkat Kecamatan.
(2) Pengurus Kecamatan terdiri atas:
a. Ketua;
b. Satu atau lebih Wakil Ketua;
c. Sekretaris;
d. Satu atau lebih Wakil Sekretaris;
e. Bendahara;
f. Beberapa orang anggota.
(3) Pengurus Kecamatan berjumlah sebanyak-banyaknya 15 (lima belas) orang.
(4) Masa bhakti Pengurus Kecamatan adalah 5 (lima) tahun.
Paragraf Kedua
Tugas dan Wewenang Pengurus Kecamatan
Pasal 46
Pengurus Kecamatan mempunyai tugas dan wewenang:
(1) Melaksanakan tugas organisasi seharihari sesuai dengan kebijakan kabupaten/
kota serta keputusan musyawarah dan rapat tingkat kecamatan.
(2) Menetapkan kebijakan organisasi kecamatan.
(3) Mengesahkan Pengurus Desa/Kelurahan.
(4) Mengadakan kerjasama dengan organisasi dan lembaga di luar HKTI ditingkat
kecamatan.
(5) Melaksanakan kewenangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pengurus
Cabang.
Bagian Keempat
Pengurus Desa/Kelurahan
Paragraf Kesatu
Susunan Organisasi dan Pengurus
Pasal 47
(1) Pengurus Desa/Kelurahan adalah badan pelaksana organisasi ditingkat
Desa/Kelurahan.
(2) Pengurus Desa/Kelurahan terdiri atas:
a. Ketua;

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 12
b. Satu atau lebih Wakil Ketua;
c. Sekretaris;
d. Satu atau lebih Wakil Sekretaris;
e. Bendahara;
f. Beberapa orang anggota.
(3) Pengurus Desa/Kelurahan berjumlah sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang.
(4) Masa bhakti Pengurus Desa/Kelurahan adalah 5 (lima) tahun.
Paragraf Kedua
Tugas dan Wewenang Pengurus Desa/Kelurahan
Pasal 48
Pengurus Desa/Kelurahan mempunyai tugas dan wewenang:
(1) Melaksanakan kebijakan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota dan Pengurus
Kecamatan.
(2) Menetapkan kebijakan organisasi tingkat Desa/Kelurahan.
(3) Menyelenggarakan Rapat Kerja dan Rapat Pleno Desa/Kelurahan.
(4) Melakukan kerjasama dengan organisasi lain atas sepengetahuan Pengurus
Kecamatan.
BAB VII
PERMUSYAWARATAN
Bagian Kesatu
Musyawarah
Paragraf Kesatu
Jenis Musyawarah
Pasal 49
(1) Jenis musyawarah adalah:
a. Musyawarah Nasional;
b. Musyawarah Provinsi;
c. Musyawarah Kabupaten/Kota.
(2) Dalam keadaan tertentu dapat diselenggarakan Musyawarah Luar Biasa menurut
tingkatannya masing-masing.
Paragraf Kedua
Musyawarah Nasional
Pasal 50
(1) Musyawarah Nasional adalah Musyawarah tingkat nasional sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi organisasi yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun.
(2) Musyawarah Nasional berwenang:
a. Menetapkan dan mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Menilai pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Nasional.
c. Menetapkan program umum nasional.
d. Memilih dan menetapkan Dewan Pimpinan Nasional.
e. Menetapkan keputusan lainnya.
(3) Peserta Musyawarah Nasional terdiri atas:
a. Dewan Pimpinan Nasional
b. Dewan Pimpinan Provinsi
c. Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota
(4) Setiap peserta memiliki satu hak suara.
Paragraf Ketiga
Musyawarah Provinsi
Pasal 51
(1) Musyawarah Provinsi adalah Musyawarah tingkat provinsi sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi organisasi ditingkat provinsi yang diadakan sekali dalam 5

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 13
(lima) tahun.
(2) Musyawarah tingkat provinsi berwenang:
a. Menetapkan program provinsi.
b. Menilai pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Provinsi.
c. Memilih Dewan Pimpinan Provinsi.
d. Menetapkan keputusan lainnya.
(3) Peserta Musyawarah Provinsi terdiri atas:
a. Dewan Pimpinan Nasional
b. Dewan Pimpinan Provinsi
c. Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota
(4) Setiap peserta memiliki satu hak suara.
Paragraf Keempat
Musyawarah Kabupaten/Kota
Pasal 52
(1) Musyawarah Kabupaten/Kota adalah Musyawarah tingkat kabupaten/kota sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi organisasi ditingkat kabupaten/kota yang diadakan
sekali dalam 5 (lima) tahun.
(2) Musyawarah tingkat kabupaten/kota berwenang:
a. Menetapkan Program Kabupaten/Kota.
b. Menilai pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.
c. Memilih Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.
d. Menetapkan keputusan lainnya.
(3) Peserta Musyawarah Kabupaten/Kota terdiri atas:
a. Dewan Pimpinan Provinsi
b. Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota
c. Pengurus Kecamatan
(4) Setiap peserta memiliki satu hak suara.
Paragraf Kelima
Musyawarah Luar Biasa
Pasal 53
(1) Musyawarah Luar Biasa dapat diadakan disemua tingkatan organisasi apabila:
a. Ketua Umum berhalangan tetap atau tidak dapat melaksanakan tugasnya
sesuai AD/ART.
b. Lebih dari lima puluh persen (50%) Pengurus tidak dapat melaksanakan tugas
sebagaimana mestinya.
(2) Musyawarah Luar Biasa diselenggarakan setelah ada usul tertulis dari sekurang-
kurangnya dua per tiga Dewan Pimpinan atau Pengurus ditingkat bawahnya yang
mempunyai hak suara dalam permusyawaratan.
(3) Ketentuan tentang Musyawarah berlaku pula untuk Musyawarah Luar Biasa.
(4) Dalam hal Dewan Pimpinan yang bersangkutan tidak dapat menyelenggarakan
Musyawarah Luar Biasa, maka dilaksanakan oleh Pengurus Dewan Pimpinan satu
tingkat di atasnya.
(5) Masa bhakti Dewan Pimpinan/Pengurus hasil Musyawarah Luar Biasa
menyelesaikan masa bhakti Dewan Pimpinan/Pengurus sebelumnya.
Bagian Kedua
Rapat
Paragraf Kesatu
Jenis Rapat
Pasal 54
(1) Jenis Rapat adalah:
a. Rapat Tingkat Nasional;

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 14
b. Rapat Tingkat Provinsi;
c. Rapat Tingkat Kabupaten/Kota;
d. Rapat Tingkat Kecamatan;
e. Rapat Tingkat Desa/Kelurahan.
(2) Rapat tingkat Nasional terdiri atas:
a. Rapat Kerja Nasional;
b. Rapat Pimpinan Nasional;
c. Rapat Dewan Pimpinan;
d. Rapat Paripurna;
e. Rapat Pleno;
f. Rapat Harian.
(3) Rapat tingkat Provinsi terdiri atas:
a. Rapat Kerja Provinsi;
b. Rapat Pimpinan Provinsi;
c. Rapat DewanPimpinan;
d. Rapat Paripurna;
e. Rapat Pleno;
f. Rapat Harian.
(4) Rapat tingkat Kabupaten/Kota terdiri atas:
a. Rapat Kerja Kabupaten/Kota;
b. Rapat Pimpinan Kabupaten/Kota;
c. Rapat Dewan Pimpinan;
d. Rapat Paripurna;
e. Rapat Pleno;
f. Rapat Harian.
(5) Rapat tingkat Kecamatan terdiri atas:
a. Rapat Kerja Kecamatan;
b. Rapat Pleno;
c. Rapat Harian.
(6) Rapat tingkat Desa/Kelurahan terdiri atas:
a. Rapat Kerja Desa/Kelurahan;
b. Rapat Pleno;
c. Rapat Harian.
Paragraf Kedua
Rapat Dewan Penasehat
Pasal 55
(1) Rapat Dewan Penasehat dipimpin oleh Ketua atau yang ditunjuk.
(2) Rapat Dewan Penasehat menyusun nasehat untuk disampaikan kepada Dewan
Pengurus menurut tingkatannya masing-masing.
Paragraf Ketiga
Rapat Badan Petimbangan Organisasi
Pasal 56
(1) Rapat Badan Pertimbangan Organisasi dipimpin oleh Ketua atau yang ditunjuk.
(2) Rapat Badan Pertimbangan Organisasi menyusun materi sesuai dengan tugas dan
wewenang untuk disampaikan kepada Dewan Pengurus menurut tingkatannya
masing-masing.
Paragraf Keempat
Rapat Pengurus
Pasal 57
(1) Rapat Dewan Pengurus Pusat/Dewan Pengurus Daerah/Dewan Pengurus
Cabang dipimpin oleh Ketua Umum/Ketua atau yang ditunjuk.

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 15
(2) Rapat Dewan Pengurus membicarakan hal-hal yang berkaitan tugas dan
wewenang Dewan Pengurus menurut tingkatannya masing-masing.
Bagian Ketiga
Quorum
Pasal 58
(1) Setiap musyawarah atau rapat dinyatakan sah apabila memenuhi quorum.
(2) Ketentuan mengenai quorum diatur sebagai berikut :
a. Musyawarah atau rapat dinyatakan memenuhi quorum apabila dihadiri oleh
lebih dari % (setengah) jumlah peserta.
b. Apabila musyawarah atau rapat tidak memenuhi quorum maka ditunda
sekurang-kurangnya tiga puluh menit dan selama-lamanya enam puluh menit.
c. Apabila musyawarah atau rapat ditunda dan belum memenuhi quorum, maka
rapat ditunda kembali sekurang-kurangnya lima belas menit dan selama-
lamanya tiga puluh menit.
d. Apabila musyawarah atau rapat sudah ditunda sebanyak dua kali dan belum
mencapai quorum maka rapat dilanjutkan dan dinyatakan sah.
e. Khusus musyawarah untuk pemilihan Ketua Umum dan Perubahan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, dinyatakan memenuhi quorum apabila
dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) atau lebih dari jumlah peserta.
BAB VIII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 59
(1) Setiap keputusan diambil berdasarkan musyawarah mufakat.
(2) Dalam hal musyawarah mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak.
(3) Ketentuan suara terbanyak diatur sebagai berikut:
a. Untuk pemilihan Ketua Badan Pertimbangan Organisasi, Ketua Umum Dewan
Pimpinan Nasional dan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga, sebanyak dua per tiga dari jumlah peserta yang hadir.
b. Untuk pengambian keputusan lainnya sebanyak lebih dari setengah jumlah
peserta yang hadir.
BAB IX
KEUANGAN
Pasal 60
(1) Keuangan organisasi diperoleh dari:
a. Uang pangkal dan iuran anggota;
b. Sumbangan pihak lain;
c. Usaha yang sah.
(2) Pengelolaan keuangan dilakukan secara transparan berdasarkan prinsip akuntansi
dan diaudit oleh Akuntan Publik.
(3) Bendahara Umum atau Bendahara bertanggung jawab atas pengelolaan
keuangan.
BAB X
KESEKRETARIATAN
Pasal 61
(1) Menyelenggarakan administrasi oleh Sekretariat menurut tingkatannya masing-
masing.
(2) Struktur organisasi dan tata kerja sekretariat dibuat oleh Sekretaris
Jenderal/Sekretaris dan disahkan oleh Pengurus menurut tingkatannya masing-
masing.
(3) Sekretaris Jenderal/Sekretaris bertanggung jawab atas pengelolaan

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 16
kesekretariatan.
(4) Sekretaris Jenderal/Sekretaris menentukan Wakil Sekretaris Jenderal/Wakil
Sekretaris untuk mendukung tugas sekretariat Badan Pertimbangan Organisasi
dan Dewan Penasehat.
(5) Ketentuan lebih lanjut tentang kesekretariatan diatur dengan Peraturan Organisasi
(PO).
BAB XI
PEMBUBARAN
Pasal 62
(1) Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional atau
Musyawarah Nasional Luar Biasa yang diadakan khusus untuk itu, dengan dihadiri
sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah peserta yang berhak hadir.
(2) Keputusan pembubaran organisasi dinyatakan sah apabila disetujui oleh
sekurang-kurangnya % (tiga per empat) dari jumlah peserta yang hadir.
(3) Dalam hal organisasi bubar maka kekayaannya diserahkan kepada badan dan
atau lembaga sosial Indonesia.
BAB XII
PENUTUP
Pasal 63
(1) Hal-hal yang belum diatur dan atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini
akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
(2) Anggaran Dasar ini hanya dapat diubah oleh Musyawarah Nasional.
(3) Anggaran Dasar ini disahkan dalam Musyawarah Nasional ke VIII yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 29 (dua puluh sembilan) sampai tiga
puluh satu Juli dua ribu lima belas (31-07-2015).
(4) Dengan disahkannya Anggaran Dasar ini maka Anggaran Dasar yang terdahulu
dinyatakan tidak berlaku lagi.
(5) Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 17
ANGGARAN RUMAH TANGGA
HIMPUNAN KERUKUNAN TANI INDONESIA (HKTI)
BAB I
KEANGGOTAAN
Bagian Kesatu
Persyaratan
Pasal 1
(1) Persyaratan anggota:
a. Telah berumur 17 (tujuh belas) tahun keatas atau telah
b. menikah.
c. Menyetujui dan siap melaksanakan Anggaran Dasar,
d. Anggaran Rumah Tangga, dan Peraturan Organisasi (PO).
e. Sanggup aktif dalam pelaksanaan program organisasi.
(2) Setelah memenuhi persyaratan dapat diberikan Kartu Tanda Anggota HKTI.
(3) Mereka yang pada tanggal dua puluh tujuh April seribu Sembilan ratus tujuh puluh
tiga (27-04-1973 telah menjadi anggota organisasi pendiri HKTI secara serta merta
menjadi anggota HKTI.
(4) Organisasi dan asosiasi membuat pernyataan tertulis bergabung bersama HKTI.
Bagian Kedua
Kartu Tanda Anggota
Pasal 2
(1) Setiap anggota wajib memilki Kartu Tanda Anggota (KTA).
(2) Kartu Tanda Anggota diterbitkan oleh Dewan Pengurus Pusat.
(3) Kartu Tanda Anggota berlaku selama lima (5) tahun.
(4) Ketentuan lainnya tentang Kartu Tanda Anggota diatur dalam Peraturan
Organisasi (PO).
Bagian Ketiga
Pemberhentian
Pasal 3
Anggota HKTI dianggap berhenti karena:
(1) Meninggal dunia.
(2) Atas permintaan sendiri secara tertulis.
(3) Diberhentikan.
Pasal 4
(1) Pemberhentian atau pemberhentian sementara kepada anggota dilakukan karena:
a. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
b. Dengan sengaja tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar.
c. Dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap atas
perbuatan pidana yang diancam hukuman lima tahun atau lebih.
(2) Pemberhentian atau pemberhentian sementara kepada anggota yang bukan
Pengurus dilakukan oleh Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.
(3) Pemberhentian atau pemberhentian sementara anggota yang menjadi Pengurus
diatur dalam Pasal 12.
(4) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) diatas dilakukan dengan
Surat Keputusan Dewan Pengurus Pusat.
(5) Anggota yang diberhentikan atau diberhentikan sementara berhak mengajukan
peninjauan kembali kepada Pengurus setingkat diatasnya secara berjenjang
sampai kepada Musyawarah Nasional.

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 18
BAB III
PIMPINAN DAN PENGURUS
Bagian Kesatu
Persyaratan
Pasal 5
Untuk dipilih menjadi anggota Dewan Pimpinan atau Pengurus harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
(1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memiliki prestasi,
dedikasi, dan loyalitas kepada organisasi.
(2) Telah menjadi anggota yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Anggota (KTA).
(3) Untuk menjadi Ketua Badan Pertimbangan Organisasi, Ketua Umum Dewan
Pengurus Pusat, Dewan Pengurus Daerah atau Dewan Pengurus Cabang harus
sudah menjadi anggota Pengurus Dewan Pimpinan setingkat atau satu tingkat di
bawahnya.
Pasal 6
(1) Setiap anggota pimpinan/pengurus dilarang merangkap jabatan disemua tingkatan.
(2) Apabila terjadi rangkap jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas maka
jabatan terdahulu menjadi batal.
Bagian Kedua
Mekanisme Kerja
Paragraf Kesatu
Pengurus
Pasal 7
(1) Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat, Ketua Dewan Pengurus Daerah, Ketua
Dewan Pengurus Cabang, Ketua Pengurus Kecamatan/ Desa/ Kelurahan bertugas
memimpin sebagai penanggung jawab umum organisasi menurut tingkatannya
masing-masing.
(2) Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat bertugas membantu Ketua Umum
terhadap bidang tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.
(3) Ketua Dewan Pengurus Pusat, Wakil Ketua Dewan Pengurus Daerah/Cabang,
Wakil Ketua Pengurus Kecamatan/ Desa/ Kelurahan melaksanakan bidang tugas
yang ditetapkan menurut tingkatannya masing-masing.
(4) Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat, Sekretaris Dewan Pengurus
Daerah/Cabang, Sekretaris Pengurus Kecamatan/Desa/Kelurahan sebagai
penanggung jawab administrasi organisasi menurut tingkatannya masing-masing.
(5) Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat, Wakil Sekretaris Dewan
Pengurus Daerah/Cabang, Wakil Sekretaris Pengurus Kecamatan/ Desa/
Kelurahan membantu penyelenggaraan administrasi menurut tingkatannya
masing-masing.
(6) Bendahara Umum Dewan Pengurus Pusat, Bendahara Dewan Pengurus
Daerah/Cabang, Bendahara PengurusKecamatan/ Desa/ Kelurahan bertugas
mencari dan mengelola dana organisasi menurut tingkatannya masing-masing.
(7) Bendahara Dewan Pengurus Pusat, Wakil Bendahara Dewan Pengurus
Daerah/Cabang, Wakil Bendahara Pengurus Kecamatan/Desa/ Kelurahan
membantu mencari dan mengelola dana organisasi menurut tingkatannya masing-
masing.
Pasal 8
Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat mewakili organisasi di
dalam dan di luar pengadilan.
Paragraf Kedua
Dewan Penasehat

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 19
Pasal 9
Ketua bertugas memimpin dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas serta
wewenang badan menurut tingkatannya masing-masing.
Paragraf Ketiga
Badan Pertimbangan Organisasi
Pasal 10
(1) Ketua bertugas memimpin dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas serta
wewenang badan menurut tingkatannya masing-masing.
(2) Wakil Ketua membantu Ketua dalam melaksanakan tugas.
(3) Sekretaris bertugas menyelenggarakan administrasi badan menurut tingkatannya
masing-masing.
(4) Wakil Sekretaris membantu Sekretaris dalam penyelenggaraan administrasi badan
menurut tingkatannya masing-masing.
Paragraf Keempat
Dewan Pakar
Pasal 11
(1) Ketua bertugas memimpin dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas serta
wewenang badan menurut tingkatannya masing-masing.
(2) Wakil Ketua membantu Ketua dalam melaksanakan tugas.
(3) Sekretaris bertugas menyelenggarakan administrasi dewan menurut tingkatannya
masing-masing.
(4) Wakil Sekretaris membantu Sekretaris dalam penyelenggaraan administrasi dewan
menurut tingkatannya masing-masing.
Bagian Ketiga
Pemberhentian Anggota Pimpinan/Pengurus
Pasal 12
(1) Pemberhentian atau pemberhentian sementara anggota pimpinan/pengurus
karena:
a. meninggal dunia,
b. berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis,
c. diberhentikan, karena:
c. 1. secara sengaja dan terang-terangan tidak melaksanakan tugas,
c. 2. melakukan perbuatan tercela yang merusak nama baik organisasi,
c.3. melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan keputusan
organisasi yang diambil secara sah,
c.4. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap atas perbuatan pidana yang diancam
hukuman lima tahun atau lebih.
(2) Pemberhentian anggota Dewan Pimpinan Nasional diatur oleh:
a. Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat dan atau Ketua Badan Pertimbangan
Organisasi oleh Musyawarah Nasional Luar Biasa.
b. Anggota pimpinan lainnya diputuskan dalam Rapat Paripurna.
(3) Pemberhentian anggota Dewan Pimpinan Provinsi dilakukan oleh Dewan
Pengurus Pusat atas usul Dewan Pengurus Daerah yang bersangkutan.
(4) Pemberhentian anggota Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dewan
Pengurus Daerah atas usul Dewan Pengurus Cabang yang bersangkutan.
(5) Pemberhentian anggota Pengurus Kecamatan dilakukan oleh Dewan Pengurus
Cabang atas usul Pengurus Kecamatan yang bersangkutan.
(6) Pemberhentian anggota Pengurus Desa/Kelurahan dilakukan oleh Pengurus
Kecamatan atas usul Pengurus Desa/Kelurahan yang bersangkutan.
(7) Pemberhentian anggota Dewan Pakar dilakukan dalam Rapat Paripurna Dewan

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 20
Pimpinan menurut tingkatannya masing-masing.
(8) Pemberhentian anggota Komite dilakukan oleh Pengurus menurut tingkatannya
masing-masing.
(9) Pemberhentian anggota pimpinan/pengurus lebih lanjut diatur dalam Peraturan
Organisasi (PO).
Bagian Keempat
Pengisian Lowongan Antar Waktu
Paragraf Kesatu
Pengurus
Pasal 13
Anggota Dewan Pengurus Pusat yang berhenti dilakukan
penggantian sebagai berikut:
(1) Lowongan jabatan Ketua Umum diisi oleh salah seorang Wakil Ketua Umum
berdasarkan keputusan Rapat Pleno dan disahkan dalam Rapat Pimpinan
Nasional.
(2) Lowongan jabatan Wakil Ketua Umum diisi oleh salah seorang Ketua berdasarkan
keputusan Rapat Pleno.
(3) Lowongan jabatan Ketua diiisi oleh salah seorang Wakil Sekretaris Jenderal atau
Komite berdasarkan keputusan Rapat Pleno.
(4) Lowongan jabatan Sekretaris Jenderal diisi oleh salah seorang Ketua atau Wakil
Sekretaris Jenderal berdasarkan keputusan Rapat Pleno.
(5) Lowongan jabatan Wakil Sekretaris Jenderal diisi oleh salah seorang anggota
Komite berdasarkan Rapat Pleno.
(6) Lowongan jabatan Bendahara Umum diisi oleh salah seorang Bendahara
berdasarkan Rapat Pleno.
(7) Lowongan jabatan Bendahara diisi sesuai kebutuhan.
Pasal 14
Anggota Dewan Pengurus Daerah yang berhenti dilakukan penggantian sebagai berikut:
(1) Lowongan jabatan Ketua diisi oleh salah seorang Wakil Ketua berdasarkan Rapat
Pleno dan disahkan dalam Rapat Pimpinan Provinsi.
(2) Lowongan jabatan Wakil Ketua diisi oleh salah seorang Wakil Sekretaris atau
Komite atas keputusan Rapat Pleno.
(3) Lowongan jabatan Sekretaris diisi oleh salah seorang Wakil Ketua atau Wakil
Sekretaris berdasarkan keputusan Rapat Pleno.
(4) Lowongan jabatan Wakil Sekretaris diisi oleh salah seorang anggota Komite
berdasarkan Rapat Pleno.
(5) Lowongan jabatan Bendahara diisi oleh salah seorang Wakil Bendahara
berdasarkan Rapat Pleno.
(6) Lowongan jabatan Wakil Bendahara diisi sesuai kebutuhan.
Pasal 15
Anggota Dewan Pengurus Cabang yang berhenti dilakukan penggantian sebagai
berikut:
(1) Lowongan jabatan Ketua diisi oleh salah seorang Wakil Ketua berdasarkan
keputusan Rapat Pleno dan disahkan dalam Rapat Pimpinan Kabupaten/Kota.
(2) Lowongan jabatan Wakil Ketua diisi oleh salah seorang Wakil Sekretaris atau
Komite atas keputusan Rapat Pleno.
(3) Lowongan jabatan Sekretaris diisi oleh salah seorang Wakil Ketua atau Wakil
Sekretaris berdasarkan keputusan Rapat Pleno.
(4) Lowongan jabatan Wakil Sekretaris diisi oleh salah seorang anggota Komite
berdasarkan Rapat Pleno.
(5) Lowongan jabatan Bendahara diisi oleh salah seorang Wakil Bendahara

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 21
berdasarkan Rapat Pleno.
(6) Lowongan jabatan Wakil Bendahara diisi sesuai kebutuhan.
Pasal 16
Anggota Pengurus Kecamatan yang berhenti dilakukan penggantian sebagai berikut:
(1) Lowongan jabatan Ketua diisi oleh salah seorang Wakil Ketua berdasarkan
keputusan Rapat Pleno.
(2) Lowongan jabatan Wakil Ketua diisi oleh salah seorang Wakil Sekretaris atau
Komite atas keputusan Rapat Pleno.
(3) Lowongan jabatan Sekretaris diisi oleh salah seorang Wakil Ketua atau Wakil
Sekretaris berdasarkan keputusan Rapat Pleno.
(4) Lowongan jabatan Wakil Sekretaris diisi oleh salah seorang anggota Komite
berdasarkan Rapat Pleno.
(5) Lowongan jabatan Bendahara diisi oleh salah seorang Wakil Bendahara
berdasarkan Rapat Pleno.
(6) Lowongan jabatan Wakil Bendahara diisi sesuai kebutuhan.
Pasal 17
Anggota Pengurus Desa/Kelurahan yang berhenti dilakukan penggantian sebagai
berikut:
(1) Lowongan jabatan Ketua diisi oleh salah seorang Wakil Ketua berdasarkan
keputusan Rapat Pleno.
(2) Lowongan jabatan Wakil Ketua diisi oleh salah seorang Wakil Sekretaris atau
Komite atas keputusan Rapat Pleno.
(3) Lowongan jabatan Sekretaris diisi oleh salah seorang Wakil Ketua atau Wakil
Sekretaris berdasarkan keputusan Rapat Pleno.
(4) Lowongan jabatan Wakil Sekretaris diisi oleh salah seorang anggota Komite
berdasarkan Rapat Pleno.
(5) Lowongan jabatan Bendahara diisi oleh salah seorang Wakil Bendahara
berdasarkan Rapat Pleno.
(6) Lowongan jabatan Wakil Bendahara diisi sesuai kebutuhan.
Pasal 18
Apabila terjadi lowongan lebih dari setengah jumlah Pengurus Harian maka pengisian
lowongan diatur dalam:
(1) Musyawarah Luar Biasa untuk DPN, DP Provinsi, dan DP Kabupaten/Kota.
(2) Rapat Pleno untuk Pengurus Kecamatan dan Desa/Kelurahan.
Paragraf Kedua
Dewan Penasehat
Pasal 19
Pengisian lowongan jabatan Pengurus Dewan Penasehat diatur sebagai berikut:
(1) Lowongan Ketua diisi oleh salah seorang anggota berdasarkan keputusan rapat
Pengurus menurut tingkatannya masing-masing dan disahkan oleh Pengurus satu
tingkat diatasnya.
(2) Lowongan anggota diisi sesuai dengan kebutuhan.
Paragraf Ketiga
Badan Pertimbangan Organisasi
Pasal 20
Pengisian lowongan jabatan Pengurus Badan Pertimbangan Organisasi diatur sebagai
berikut:
(1) Lowongan Ketua Badan Pertimbangan Organisasi diisi oleh salah seorang Wakil
Ketua berdasarkan keputusan Rapat Paripurna.
(2) Lowongan Ketua Badan Pertimbangan Organisasi Provinsi dan Badan
Pertimbangan Organisasi Kabupaten/Kota diisi oleh salah seorang Wakil Ketua

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 22
berdasarkan keputusan rapat Dewan Pengurus Daerah dan Dewan Pengurus
Cabang menurut tingkatannya masing-masing.
(3) Lowongan Wakil Ketua dan atau Sekretaris diisi oleh salah seorang Wakil
Sekretaris berdasarkan keputusan rapat Dewan Pengurus Pusat/Dewan Pengurus
Daerah/Dewan Pengurus Cabang menurut tingkatannya masing-masing.
(4) Lowongan Wakil Sekretaris dan anggota pengurus lainnya diisi
(5) oleh Dewan Pengurus Pusat/Dewan Pengurus Daerah/Dewan
(6) Pengurus Cabang menurut tingkatannya masing-masing.
Paragraf Keempat
Dewan Pakar
Pasal 21
Pengisian lowongan jabatan Pengurus Dewan Pakar diatur sebagai berikut:
(1) Lowongan Ketua diisi oleh Wakil Ketua berdasarkan keputusan rapat Dewan
Pengurus Pusat/Dewan Pengurus Daerah/Dewan Pengurus Cabang menurut
tingkatannya masing-masing.
(2) Lowongan Wakil Ketua diiisi oleh Sekretaris atau salah seorang Wakil Sekretaris
berdasarkan keputusan rapat Dewan Pengurus Pusat/Dewan Pengurus
Daerah/Dewan Pengurus Cabang menurut tingkatannya masing-masing.
(3) Lowongan Sekretaris diisi oleh salah seorang Wakil Sekretaris berdasarkan
keputusan rapat Dewan Pengurus Pusat/Dewan Pengurus Daerah/Dewan
Pengurus Cabang menurut tingkatannya masing-masing.
(4) Lowongan Wakil Sekretaris dan anggota pengurus lainnya diisi oleh Dewan
Pengurus Pusat/Dewan Pengurus Daerah/Dewan Pengurus Cabang menurut
tingkatannya masing-masing.
Paragraf Kelima
Komite
Pasal 22
Pengisian lowongan jabatan pengurus Komite diisi oleh Dewan Pengurus menurut
tingkatannya masing-masing.
BAB IV
PERMUSYAWARATAN
Bagian Kesatu
Musyawarah
Paragraf Kesatu
Musyawarah Nasional
Pasal 23
(1) Peserta Musyawarah Nasional terdiri atas:
a. Utusan;
b. Peninjau.
(2) Utusan terdiri atas:
a. Dewan Pimpinan Nasional;
b. Utusan Dewan Pimpinan Provinsi dan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota;
c. Utusan Organisasi dan Asosiasi tingkat nasional.
(3) Peninjau terdiri atas perseorangan, lembaga, organisasi/asosiasi yang diundang.
Pasal 24
(1) Setiap utusan dan peninjau mempunyai hak bicara.
(2) Hak suara hanya dimiliki oleh Dewan Pimpinan Nasional, Dewan Pimpinan
Provinsi, Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota, organisasi, dan asosiasi masing-
masing 1 (satu) suara.
Pasal 25
(1) Undangan Musyawarah Nasional dan Rancangan materi disiapkan oleh Dewan

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 23
Pengurus Pusat dan disampaikan kepada seluruh Dewan Pimpinan Provinsi,
Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan
Musyawarah Nasional.
(2) Sidang-sidang Musyawarah Nasional dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat
sampai terbentuk Majelis Pimpinan Musyawarah.
Paragraf Kedua
Musyawarah Provinsi
Pasal 26
(1) Peserta Musyawarah Provinsi terdiri atas:
a. Utusan
b. Peninjau
(2) Utusan terdiri atas:
a. Utusan Dewan Pimpinan Nasional;
b. Dewan Pimpinan Provinsi;
c. Utusan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota;
d. Utusan Organisasi dan Asosiasi tingkat provinsi.
(3) Peninjau terdiri atas perseorangan, lembaga, organisasi/asosiasi yang diundang.
Pasal 27
(1) Setiap utusan dan peninjau mempunyai hak bicara.
(2) Hak suara hanya dimiliki oleh utusan Dewan Pimpinan Nasional, Dewan Pimpinan
Provinsi, Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota, organisasi, dan asosiasi masing-
masing 1 (satu) suara.
Pasal 28
(1) Undangan Musyawarah Provinsi dan rancangan materi disiapkan oleh Dewan
Pengurus Daerah dan disampaikan kepada seluruh Dewan Pimpinan
Kabupaten/Kota selambat lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum pelaksanaan
Musyawarah Provinsi.
(2) Sidang-sidang Musyawarah Provinsi dipimpin oleh Dewan Pengurus Daerah
sampai terbentuk Majelis Pimpinan Musyawarah.
Paragraf Ketiga
Musyawarah Kabupaten/Kota
Pasal 29
(1) Peserta Musyawarah Kabupaten/Kota terdiri atas:
a. Utusan;
b. Peninjau.
(2) Utusan terdiri atas:
a. Utusan Dewan Pimpinan Provinsi;
b. Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota;
c. Utusan Pengurus Kecamatan;
d. Utusan Organisasi dan Asosiasi tingkat kabupaten/kota.
(3) Peninjau terdiri atas perseorangan, lembaga, organisasi/asosiasi yang diundang.
Pasal 30
(1) Setiap utusan dan peninjau mempunyai hak bicara.
(2) Hak suara hanya dimiliki oleh Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota, Pengurus
Kecamatan, organisasi, dan asosiasi masing-masing 1 (satu) suara.
Pasal 31
(1) Undangan Musyawarah Kabupaten/Kota dan rancangan materi disiapkan oleh
Dewan Pengurus Cabang dan disampaikan kepada seluruh Pengurus Kecamatan
selambat lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum pelaksanaan Musyawarah
Kabupaten/Kota.
(2) Sidang-sidang Musyawarah Kabupaten/Kota dipimpin oleh Dewan Pengurus

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 24
Cabang sampai terbentuk Majelis Pimpinan Musyawarah.
Bagian Kedua
Rapat
Paragraf Kesatu
Rapat Tingkat Nasional
Pasal 32
(1) Rapat Kerja Nasional.
a. Rapat Kerja Nasional adalah rapat untuk menyusun program kerja sebagai
penjabaran dari program umum.
b. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh Dewan Pimpinan Nasional, Ketua,
Sekretaris, dan Bendahara Dewan Pengurus Daerah serta Ketua dan
Sekretaris organisasi dan asosiasi.
c. Rapat Kerja Nasional dilakukan sekurang-kurangnya sekali diantara dua
musyawarah nasional.
d. Rapat Kerja Nasional diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat.
(2) Rapat Pimpinan Nasional
a. Rapat Pimpinan Nasional adalah rapat yang dilakukan untuk merumuskan
kebijakan organisasi sebagai jabaran Program Umum.
b. Rapat Pimpinan Nasional dihadiri oleh Dewan Pimpinan Nasional, Ketua
Dewan Pengurus Daerah.
c. Rapat Pimpinan Nasional dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
d. Rapat Pimpinan Nasional diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat.
(3) Rapat Dewan Pimpinan.
a. Rapat Dewan Pimpinan adalah Rapat Dewan Pimpinan Nasional untuk
merumuskan kebijakan sesuai dengan tugas dan wewenang yang diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Rapat Dewan Pimpinan dihadiri oleh Dewan Penasehat, Badan Pertimbangan
Organisasi, dan Dewan Pengurus Pusat.
c. Rapat Dewan Pimpinan dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
d. Rapat Dewan Pimpinan diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat.
(4) Rapat Paripurna.
a. Rapat Paripurna adalah rapat untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program
dan memutuskan kebijakan operasional organisasi yang bersifat strategis.
b. Rapat Paripurna dihadiri oleh Dewan Penasehat, Badan Pertimbangan
Organisasi, Dewan Pengurus Pusat, Dewan Pakar, Komite, Badan/Lembaga,
dan Organisasi Otonom.
c. Rapat Paripurna dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun.
d. Rapat Paripurna diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat.
e. Rapat Paripurna dipimpin oleh Ketua Umum atau yang ditunjuk oleh Ketua
Umum.
(5) Rapat Pleno.
a. Rapat Pleno adalah rapat untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program dan
merumuskan langkah-langkah penyelesaian masalah organisasi.
b. Rapat Pleno dihadiri oleh Dewan Pengurus Pusat dan Komite.
c. Rapat Pleno dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam tiga bulan.
d. Rapat Pleno diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat.
(6) Rapat Harian.
a. Rapat Harian adalah rapat Dewan Pengurus Pusat untuk melakukan evaluasi
pelaksanaan program dan merumuskan langkahlangkah penyelesaian program
organisasi.
b. Rapat Harian dihadiri oleh Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Ketuaketua,

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 25
Sekretaris Jenderal, Wakil-wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, dan
Bendahara.
c. Rapat Harian dipimpin oleh Ketua Umum atau yang ditunjuk.
d. Rapat Harian dilakukan sekurang-kurangnya dilakukan sekali dalam satu bulan.
Paragraf Kedua
Rapat Tingkat Provinsi
Pasal 33
(1) Rapat Kerja Provinsi.
a. Rapat Kerja Provinsi adalah rapat untuk menyusun program kerja sebagai
penjabaran dari program umum
b. Rapat Kerja Provinsi dihadiri oleh Utusan Dewan Pimpinan Nasional, Dewan
Pimpinan Provinsi, Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Dewan Pengurus
Cabang serta Ketua dan Sekretaris organisasi dan asosiasi.
c. Rapat Kerja Provinsi dilakukan sekurang-kurangnya sekali diantara dua
musyawarah Provinsi.
d. Rapat Kerja Provinsi diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah.
(2) Rapat Pimpinan Provinsi.
a. Rapat Pimpinan Provinsi adalah rapat yang dilakukan untuk merumuskan
kebijakan organisasi sebagai jabaran Program Umum dan Program Provinsi.
b. Rapat Pimpinan Provinsi dihadiri oleh Utusan Dewan Pengurus Pusat, Dewan
Pimpinan Provinsi, Ketua Dewan Pengurus Cabang.
c. Rapat Pimpinan Provinsi dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
d. Rapat Pimpinan Provinsi diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah.
(3) Rapat Dewan Pimpinan.
a. Rapat Dewan Pimpinan adalah Rapat Dewan Pimpinan Provinsi untuk
merumuskan kebijakan sesuai dengan tugas dan wewenang yang diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Rapat Dewan Pimpinan dihadiri oleh Dewan Penasehat, Badan Pertimbangan
Organisasi Provinsi, dan Dewan Pengurus Daerah.
c. Rapat Dewan Pimpinan dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
d. Rapat Dewan Pimpinan diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah.
(4) Rapat Paripurna.
a. Rapat Paripurna adalah rapat untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program
dan memutuskan kebijakan operasional organisasi yang bersifat strategis.
b. Rapat Paripurna dihadiri oleh Dewan Penasehat, Badan Pertimbangan
Organisasi Provinsi, Dewan Pengurus Daerah, Dewan Pakar, Komite,
Badan/Lembaga, dan Organisasi Otonom.
c. Rapat Paripurna dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun.
d. Rapat Paripurna diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah.
(5) Rapat Pleno.
a. Rapat Pleno adalah rapat untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program dan
merumuskan langkah-langkah penyelesaian masalah organisasi.
b. Rapat Pleno dihadiri oleh Dewan Pengurus Daerah dan Komite.
c. Rapat Pleno dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam tiga bulan.
d. Rapat Pleno diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah.
(6) Rapat Harian.
a. Rapat Harian adalah rapat Dewan Pengurus Daerah untuk melakukan evaluasi
pelaksanaan program dan merumuskan langkahlangkah penyelesaian program
organisasi.
b. Rapat Harian dihadiri oleh Ketua, Wakil-wakil Ketua, Sekretaris, Wakil-wakil
Sekretaris, Bendahara, dan Wakil-wakil Bendahara.

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 26
c. Rapat Harian dipimpin oleh Ketua atau yang ditunjuk.
d. Rapat Harian dilakukan sekurang-kurangnya dilakukan sekali dalam satu bulan.
Paragraf Ketiga
Rapat Tingkat Kabupaten/Kota
Pasal 34
(1) Rapat Kerja Kabupaten/Kota.
a. Rapat Kerja Kabupaten/Kota adalah rapat untuk menyusun program kerja
sebagai penjabaran dari program umum.
b. Rapat Kerja Kabupaten/Kota dihadiri oleh Utusan Dewan Pimpinan Provinsi,
Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota, Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Pengurus
Kecamatan serta Ketua dan Sekretaris organisasi dan asosiasi.
c. Rapat Kerja Kabupaten/Kota dilakukan sekurang-kurangnya sekali diantara dua
musyawarah Kabupaten/Kota.
d. Rapat Kerja Kabupaten/Kota diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Cabang.
(2) Rapat Pimpinan Kabupaten/Kota.
a. Rapat Pimpinan Kabupaten/Kota adalah rapat yang dilakukan untuk
merumuskan kebijakan organisasi sebagai jabaran Program Umum dan
Program Kabupaten/Kota.
b. Rapat Pimpinan Kabupaten/Kota dihadiri oleh Utusan Dewan Pengurus
Daerah, Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota, Ketua Pengurus Kecamatan.
c. Rapat Pimpinan Kabupaten/Kota dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
d. Rapat Pimpinan Kabupaten/Kota diselenggarakan oleh Dewan Pengurus
Cabang.
(3) Rapat Dewan Pimpinan.
a. Rapat Dewan Pimpinan adalah Rapat Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota untuk
merumuskan kebijakan sesuai dengan tugas dan wewenang yang diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Rapat Dewan Pimpinan dihadiri oleh Dewan Penasehat, Badan Pertimbangan
Organisasi Kabupaten/Kota, dan Dewan Pengurus Cabang.
c. Rapat Dewan Pimpinan dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
d. Rapat Dewan Pimpinan diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Cabang.
(4) Rapat Paripurna.
a. Rapat Paripurna adalah rapat untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program
dan memutuskan kebijakan operasional organisasi yang bersifat strategis.
b. Rapat Paripurna dihadiri oleh Dewan Penasehat, Badan Pertimbangan
Organisasi Kabupaten/Kota, Dewan Pengurus Cabang, Dewan Pakar, Komite,
Badan/Lembaga,
c. dan Organisasi Otonom.
d. Rapat Paripurna dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun.
e. Rapat Paripurna diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.
f. Rapat Paripurna dipimpin oleh Ketua Umum atau yang ditunjuk oleh Ketua
Umum.
(5) Rapat Pleno.
a. Rapat Pleno adalah rapat untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program dan
merumuskan langkahlangkah penyelesaian masalah organisasi.
b. Rapat Pleno dihadiri oleh Dewan Pengurus Cabang dan Komite.
c. Rapat Pleno dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam tiga bulan.
d. Rapat Pleno diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Cabang.
(6) Rapat Harian.
a. Rapat Harian adalah rapat Dewan Pengurus Cabang untuk melakukan evaluasi
pelaksanaan program dan merumuskan langkahlangkah penyelesaian program

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 27
b. organisasi.
c. Rapat Harian dihadiri oleh Ketua, Wakil-wakil Ketua, Sekretaris, Wakil-wakil
Sekretaris, Bendahara, dan Wakil-wakil Bendahara.
d. Rapat Harian dipimpin oleh Ketua atau yang ditunjuk.
e. Rapat Harian dilakukan sekurang-kurangnya dilakukan sekali dalam satu bulan.
Paragraf Keempat
Rapat Tingkat Kecamatan
Pasal 35
(1) Rapat Kerja Kecamatan.
a. Rapat Kerja Pengurus Kecamatan adalah rapat untuk menyusun program kerja
sebagai penjabaran dari program umum.
b. Rapat Kerja Pengurus Kecamatan dihadiri oleh Utusan Dewan Pimpinan
Kabupaten/Kota, Pengurus Kecamatan, Ketua, Sekretaris, dan Bendahara
Pengurus Desa/Kelurahan.
c. Rapat Kerja Pengurus Kecamatan dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam
satu masa bhakti.
d. Rapat Kerja Pengurus Kecamatan diselenggarakan oleh Pengurus Kecamatan.
(2) Rapat Pleno.
a. Rapat Pleno adalah rapat untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program dan
merumuskan langkah-langkah penyelesaian masalah organisasi.
b. Rapat Pleno dihadiri oleh Pengurus Kecamatan dan Komite.
c. Rapat Pleno dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam tiga bulan.
d. Rapat Pleno diselenggarakan oleh Pengurus Kecamatan.
(3) Rapat Harian.
a. Rapat Harian adalah Rapat Pengurus Kecamatan untuk melakukan evaluasi
pelaksanaan program dan merumuskan langkahlangkah penyelesaian program
organisasi.
b. Rapat Harian dihadiri oleh Ketua, Wakil-wakil Ketua, Sekretaris, Wakil-wakil
Sekretaris, Bendahara, dan anggota.
c. Rapat Harian dipimpin oleh Ketua atau yang ditunjuk.
d. Rapat Harian dilakukan sekurang-kurangnya dilakukan sekali dalam satu bulan
Paragraf Kelima
Rapat Tingkat Desa/Kelurahan
Pasal 36
(1) Rapat Kerja Desa/Kelurahan.
a. Rapat Kerja Desa/Kelurahan adalah rapat untuk melakukan evaluasi
pelaksanaan program dan menyusun program aksi.
b. Rapat Kerja Pengurus Desa/Kelurahan dihadiri oleh Utusan Kecamatan,
Pengurus Desa/Kelurahan, Ketua dan Sekretaris Kelompok Tani, Komite, dan
Organisasi Otonom.
c. Rapat Kerja Desa/Kelurahan dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam satu
masa bhakti.
d. Rapat Kerja Desa/Kelurahan diselenggarakan oleh Pengurus Desa/Kelurahan.
(2) Rapat Pleno.
a. Rapat Pleno adalah rapat untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program dan
merumuskan langkah-langkah penyelesaian masalah organisasi.
b. Rapat Pleno dihadiri oleh Pengurus Desa/Kelurahan dan Komite.
c. Rapat Pleno dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam tiga bulan.
d. Rapat Pleno diselenggarakan oleh Pengurus Desa/Kelurahan.
(3) Rapat Harian.
a. Rapat Harian adalah rapat Pengurus Desa/Kelurahan untuk melakukan

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 28
evaluasi pelaksanaan program dan merumuskan langkahlangkah penyelesaian
program organisasi.
b. Rapat Harian dihadiri oleh Ketua, Wakil-wakil Ketua, Sekretaris, Wakil-wakil
Sekretaris, Bendahara, dan Anggota.
c. Rapat Harian dipimpin oleh Ketua atau yang ditunjuk.
d. Rapat Harian dilakukan sekurang-kurangnya dilakukan sekali dalam satu bulan.
Paragraf Keenam
Mekanisme Rapat
Pasal 37
(1) Undangan dan bahan/materi rapat sudah diterima oleh peserta selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan rapat yang bersangkutan.
(2) Rapat-rapat dipimpin oleh pimpinan atau pengurus yang menyelenggarakan rapat
tersebut sesuai dengan jenis rapat yang bersangkutan.
(3) Hal lain diatur oleh rapat sesuai dengan kebutuhan rapat yang bersangkutan.
BAB V
KEUANGAN
Pasal 38
(1) Besarnya uang pangkal dan iuran anggota ditentukan oleh Dewan Pimpinan
Nasional.
(2) Pembagian uang pangkal dan iuran diatur sebagai berikut:
a. 5 % (lima persen) untuk Dewan Pimpinan Nasional;
b. 10 % (sepuluh persen) untuk Dewan Pimpinan Provinsi;
c. 15% (lima belas persen) untuk Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota;
d. 20 % (dua puluh persen) untuk Pengurus Kecamatan;
e. 50 % (lima puluh persen) untuk Pengurus Desa/Kelurahan.
(3) Audit dan verifikasi keuangan organisasi akan diatur dalam Peraturan Organisasi.
Pasal 39
(1) Hal-hal yang menyangkut keuangan dan aset organisasi harus
dipertanggungjawabkan oleh pimpinan/pengurus dalam musyawarah menurut
tingkatannya masing-masing.
(2) Jika dianggap perlu dapat dibentuk tim verifikasi atau menunjuk auditor
independen.
(3) Pengalihan atau pelepasan aset organisasi diatur dalam Peraturan Organisasi.
BAB VI
ATRIBUT
Pasal 40
Ketentuan mengenai atribut diatur dalam Peraturan Organisasi (PO) yang mencakup:
(1) Pataka;
(2) Bendera;
(3) Mars dan Hymne;
(4) Papan nama kantor;
(5) Pakaian;
(6) Emblem;
(7) Kop surat dan stempel.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 41
(1) Hal-hal yang belum diatur dan atau belum cukup diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga ini akan diatur dalam Peraturan Organisasi (PO) atas persetujuan dari
Badan Pertimbangan Organisasi.
(2) Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat diubah oleh Musyawarah Nasional.

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 29
(3) Anggaran Rumah Tangga ini disahkan dalam Musyawarah Nasional ke VIII yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 29 (dua puluh Sembilan) sampai 31 (tiga
puluh satu) Juli dua ribu lima belas (31-07-2015).
(4) Dengan disahkannya Anggaran Rumah Tangga ini maka Anggaran Rumah
Tangga yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku lagi.
(5) Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

AD dan ART RK PASSION


RAKA - Hal 30

Anda mungkin juga menyukai