ORGANISASI
HIMPUNAN MASYARAKAT TANI NELAYAN INDONESIA (HIMTANI)
( Revisi Kongres. 3-4 September 2020)
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa, oleh karena itu
penjajahan/penindasan di muka bumi harus dihapuskan. Bahwa sebagai negara agraris
petani nelayan Indonesia adalah sosok perjuang dan pahlawan bagi seluruh masyarakat
karena dengan keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mereka bertaruh nyawa
melawan keganasan alam yang sangat beresiko dalam rangka berkontribusi dalam
penyediaan sumber makanan sebagai pemenuhan kebutuhan hidup yang utama bagi
seluruh masyarakat termasuk diri dan keluarganya. Oleh karena itu, petani nelayan wajib
memperoleh perlindungan dan hak menikmati kesejahteraan hidup lahir batin, serta
kewajiban kepada dan hak dari negara sebagaimana tercantum dalam UUD 1945.
Selanjutnya, agar para petani nelayan dalam melaksanakan kewajiban dan memperoleh
hak-hak sebagaimana dimaksud dapat terpenuhi dengan maksimal, maka dibentuk
organisasi Petani Nelayan yang bernama : “HIMPUNAN MASYARAKAT TANI
NELAYAN INDONESIA” disingkat HIMTANI.
BAB I
Nama dan Tempat Kedudukan
Pasal 1
Organisasi Himpunan Masyarakat Tani Nelayan Indonesia (HIMTANI) didirikan pada tanggal 22
– 05 – 2012 di Jakarta untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Lambang atau Logo Organisasi HIMTANI
Pasal 3
Lambang dan logo organisasi HIMTANI adalah tanah daratan dan petani membawa cangkul,
perahu layar berwarna coklat dengan layar warna merah putih, dan gelombang laut berwarna hijau
kebiruan. Garis lingkaran bulat sebagai bingkainya, bertuliskan MASYARAKAT TANI
NELAYAN INDONESIA dan INDONESIAN FARMERS FISHERMEN’S ORGANIZATION
SOCIETY. Singkatan HIMTANI terletak dalam garis lingkaran bagian atas perahu layar.
Perahu yang sedang berlayar dan Petani yang membawa cangkul merepresentasikan unsur
masyarakat Indonesia yang selalu aktif berjuang sesuai dengan profesinya, mempertahankan dan
membangun Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mencapai kondisi yang tersurat
dan tersirat dalam 5 Sila, Panca Sila, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Warna layar merah putih mereprentasikan bahwa HIMTANI adalah milik bangsa Indonesia yang
wajib dikenal dan dipertahankan keberadaan atau eksistensinya diseluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 5
1. Landasan organisasi HIMTANI adalah nasionalisme kebangsaan yang religius, persatuan dan
kesatuan nasional kegotong-royongan serta amanat penderitaan rakyat.
2. Landasan konstitusi organisasi HIMTANI adalah Undang-Undang Dasar Negara tahun 1945.
Pasal 7
Organisasi HIMTANI sebagai wadah atau sarana yang tidak berbadan hukum dalam menjalankan
kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Namun HIMTANI adalah
organisasi kemasyarakatan sebagai sarana berpartisipasi dalam pembangunan untuk mewujudkan
tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Organisasi HIMTANI juga sebagai wadah perjuangan dalam membela masyarakat tani nelayan
yang kehidupannya masih sangat memprihatinkan dan jauh dari memperoleh hak dan kewajiban
sebagaimana tercantum dalam UUD 1945.
Pasal 8
1. Menghimpun dan menggalang potensi masyarakat tani nelayan dalam upaya menuju
masyarakat sejahtera yang berkeadilan.
2. Membela, melindungi dan memperbaiki kehidupan masyarakat tani nelayan dari segala
ancaman dalam arti yang seluas-luasnya.
Keanggotaan
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Anggaran Dasar (AD) HIMTANI hanya dapat diubah dan ditambah atau dikurangi oleh Kongres
Nasional.
Pembubaran
Pasal 13
1. Pembubaran organisasi HIMTANI hanya dapat dilakukan oleh Kongres Nasional, yang
khusus diadakan untuk itu dan dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
cabang Kabupaten / Kota serta disetujui oleh setidak-tidaknya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
suara yang hadir.
2. Apabila organisasi HIMTANI bubar maka segala kekayaan HIMTANI diserahkan kepada
Negara Republik Indonesia.
Penutup
Pasal 14
Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, maka Kongres
Nasional yang akan memutuska
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
ORGANISASI HIMPUNAN MASYARAKAT TANI NELAYAN INDONESIA
(HIMTANI)
BAB I
UMUM
Pasal 1
Yang dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini, dengan :
1. Organisasi HIMTANI adalah wadah atau sarana atau alat penyalur aspirasi dan hak-hak
demokrasi kehidupan masyarakat tani nelayan dalam upaya memperjuangkan meningkatkan
taraf hidup rakyat khususnya masyarakat tani nelayan.
2. Masyarakat Tani Nelayan Indonesia adalah masyarakat tani nelayan Indonesia yang berupaya
untuk memperjuangkan serta meningkatkan harkat dan martabat petani nelayan dalam arti
yang seluas-luasnya menuju kehidupan yang lebih baik dan sejahtera lahir batin.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
BAB III
TATA CARA PENERIMAAN ANGGOTA
Pasal 3
BAB IV
Pasal 4
2. Kewajiban anggota :
a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIMTANI.
b. Menjaga dan menjunjung tinggi martabat dan nama baik organisasi HIMTANI.
c. Menjaga persatuan dan kesatuan serta kerukunan sesama anggota organisasi HIMTANI
BAB V
KEHILANGAN KEANGGOTAAN
Pasal 5
Pasal 6
BAB VII
KETETAPAN DAN KEPUTUSAN KEKUASAAN
Pasal 7
1. Kongres Nasional
2. Konferensi Daerah Provinsi disingkat Konferda menetapkan Program Kerja DPD HIMTANI
dan menilai pertanggung jawaban serta memilih Ketua Dewan Pengurus Daerah HIMTANI
Provinsi.
BAB VIII
MASA WAKTU DAN KEKUASAAN
Pasal 8
Kongres Nasional, Konferensi Daerah Propinsi, Konferensi Cabang Kabupaten / Kota ditetapkan
5 (lima) tahun sekali.
BAB IX
KEKUASAAN MENDESAK
Pasal 9
Kongres Nasional Luar Biasa, Konferensi Daerah Provinsi Luar Biasa, Konferensi Cabang
Kabupaten / Kota Luar Biasa, perlu diselenggarakan bila :
1. Dalam hal kekuasaan darurat atau mendesak :
a. Kongres Nasional Luar Biasa (KNLB) dapat diadakan atas usul atau permintaan
sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah Cabang Kabupaten / Kota yang ada di
Indonesia.
b. Konferensi Daerah Provinsi Luar Biasa (Konferdalub) dapat diadakan atas usul atau
permintaan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah cabang yang ada dalam Propinsi
bersangkutan.
c. Konferensi Cabang Luar Biasa (Konfercalub) dapat diadakan atas usul atau permintaan
oleh setidak-tidaknya 2/3 ( dua pertiga) jumlah Pengurus DPC Kabupaten / Kota
bersangkutan.
BAB X
RAPAT – RAPAT LAIN
Pasal 10
Rapat-rapat lainnya dapat diselenggarakan seperti :
1. Rapat Kerja Nasional disingkat RAKERNAS dapat diadakan setiap akhir tahun Anggaran
Nasional atau satu kali dalam satu tahun guna membahas dan mengevaluasi Program Kerja
organisasi HIMTANI dan tidak berwenang memilih Dewan Pengurus dan tidak berhak
merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi HIMTANI. RAKERNAS
dihadiri oleh DPP, DPD, DPC yang ada di seluruh Indonesia.
2. Rapat Dewan Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) dihadiri oleh seluruh anggota DPP dan
Dewan Pengurus (DPD) Provinsi yang ada di Indonesia.
3. Seminar, Diskusi, Pendidikan dan Pelatihan, Pameran dan lain-lain dapat diadakan menurut
kebutuhan di semua tingkatan Dewan kepengurusan di Indonesia.
BAB XI
SUSUNAN PENGURUS
Pasal 11
1. Susunan Pengurus Dewan Pengurus Pusat setidaknya terdiri dari seorang Ketua Umum,
seorang Ketua Dewan Pengawas, seorang Sekretaris Jenderal, seorang Bendahara Umum
dapat dilengkapi dengan badan kelengkapan Pengurus lainnya sesuai kebutuhan.
2. Ketua Dewan Pengawas berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengawasan
menyeluruh internal organisasi HIMTANI.
3. Dewan Kehormatan, Dewan Pembina, Dewan Penasehat dan Dewan Pakar dapat dibentuk
sesuai kebutuhan yang berasal dari para pakar / ahli, Tokoh Masyarakat perikanan yang
mumpuni, Kusus Tingkat Pusat Personifikasi Berasal dari Badan Pendiri HIMTANI yagn
Tertua
4. Susunan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Provinsi, Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
Kabupaten/Kota dapat menyesuaikan atau mempedomani susunan Dewan Pengurus Pusat.
BAB XII
Pasal 12
1. Pemilihan Ketua Umum / Formatur dilaksanakan sesuai peraturan tata tertib yang ditetapkan
oleh Steering Committee untuk semua tingkatan Dewan Pengurus.
2. Apabila keputusan tidak dapat diambil dengan cara musyawarah mufakat, maka dapat
ditempuh melalui voting dalam hal tidak tercapai consensus.
3. Dalam hal suara berimbang, maka keputusan akhir diserahkan kepada Pimpinan Sidang untuk
mengupayakan musyawarah mufakat.
BAB XIII
KEUANGAN ORGANISASI HIMTANI
Pasal 13
Keuangan organisasi HIMTANI diperoleh dari :
1. Usaha –usaha dan atau upaya-upaya dari Pengurus organisasi dan swadaya anggota.
2. Sumbangan bebas dan tidak mengikat dari pemerintah maupun swasta dan simpatisan.
3. Hasil usaha-usaha yang sah dan halal.
BAB XIV
Pasal 14
Lambang atau logo organisasi HIMTANI adalah : tanah daratan petani dengan cangkul dan topi
serta perahu layar dengan badan perahu berwarna cokelat dengan layar berwarna warna merah dan
putih. Gelombang laut berwarna hijau kebiruan dengan garis lingkaran bulat sebagai bingkainya.
Tulisan HIMPUNAN MASYARAKAT TANI NELAYAN INDONESIA dan INDONESIAN
FARMER FISHERMAN COMMUNITY terletak di dalam garis lingkaran dan dan singkatan
HIMTANI pada pisisi bagian atas perahu layar. Warna layar merah putih menandakan HIMTANI
milik bangsa Indonesia yang wajib dikenal dan dipertahankan serta dibela keberadaan atau
eksistensinya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB XV
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 15
Anggaran rumah tangga ini hanya dapat dirubah, ditambah atau dikurangi oleh Kongres Nasional
HIMPUNAN MASYARAKAT TANI NELAYAN INDONESIA (HIMTANI)
BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIMTANI berlaku sampai diselenggarakannya
Kongres Nasional HIMTANI berikutnya.
LOGO
HIMPUNAN MASYARAKAT TANI NELAYAN INDONESIA