Anda di halaman 1dari 31

ANGGARAN

DASAR
BAB I

NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

Nama

Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan Indonesia

selanjutnya disingkat dengan

HIMASEPINDO.

Pasal 2

Waktu dan Tempat

HIMASEPINDO terbentuk pada kongres 1 pada tanggal 19 April 2015 di

Universitas Hasanuddin, Makassar.

HIMASEPINDO dibentuk pada kongres 1 pada tanggal 19 April 2015 di

Universitas Hasanuddin, Makassar kemudian dilanjutkan pada tanggal 22

April 2019 di Universitas Hasanuddin, Makassar.

Pasal 3

Kedudukan

Sekretariat HIMASEPINDO berkedudukan di Perguruan Tinggi tempat Ketua

Umum yang terpilih.

BAB II
ASAS DAN LANDASAN

Pasal 4

Asas

HIMASEPINDO berasaskan Pancasila dan Tri Darma Perguruan Tinggi.

HIMASEPINDO berasaskan Pancasila

Pasal 5

Landasan

Landasan konstitusional HIMASEPINDO terdiri dari :

a. UUD 1945.

b. AD/ART HIMASEPINDO.

c. Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) HIMASEPINDO.

d.

a. UUD 1945.

b. Tri darma perguruan tinggi

c. AD/ART HIMASEPINDO.

d. Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) HIMASEPINDO.

BAB III

TUJUAN

Pasal 6
Untuk merealisasikan aspirasi dan meningkatkan persaudaraan mahasiswa sosial

ekonomi perikanan se-Indonesia dalam mengawasi kebijakan pemerintah agar

terwujudnya masyarakat yang sejahtera.

BAB IV

BENTUK, STATUS, SIFAT DAN SKALA

Pasal 7

Bentuk

HIMASEPINDO berbentuk federasi.

Pasal 8

Status

HIMASEPINDO merupakan organisasi tertinggi dari Lembaga Kemahasiswaan

Sosial Ekonomi Perikanan/ Agribisnis perikanan se-Indonesia.

Pasal 9

Sifat

HIMASEPINDO Bersifat Independen.

Pasal 10

Skala

HIMASEPINDO berskala Nasional.


BAB V

KEANGGOTAAN

Pasal 11

Anggota HIMASEPINDO adalah mahasiswa dan alumni Sosial Ekonomi Perikanan/

Agribisnis Perikanan di Perguruan Tinggi seluruh Indonesia.

BAB VI

KEKUASAAN

Pasal 12

Kekuasaan tertinggi HIMASEPINDO berada ditangan anggota didalam Musyawarah

Nasional (KONGRES NASIONAL) dan/atau Kongres Luar Biasa (KONGRES

NASIONALLUB).

Kekuasaan tertinggi HIMASEPINDO berada ditangan anggota didalam

Kongres Nasional dan/atau Kongres Luar biasa (KLB).

BAB VII

STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 13

Struktur

Struktur organisasi HIMASEPINDO terdiri dari Badan Eksekutif Pusat (BEP)dan

Dewan Pengawas Organisasi (DPO).


Struktur organisasi HIMASEPINDO terdiri dari Badan Eksekutif Pusat (BEP),

Dewan Pengawas Organisasi (DPO) dan Eksekutif Cabang (EC).

Pasal 14

Kepengurusan Badan Eksekutif Pusat (BEP)

HIMASEPINDO dipimpin oleh Badan Eksekutif Pusat (BEP) dengan masa jabatan 2

tahun.

Pasal 15

Kepengurusan Dewan Pengawas Organisasi (DPO)

Dewan Pengawas Organisasi adalah anggota HIMASEPINDO yang dipilih untuk

mengawasi Badan Eksekutif Pusat (BEP) dengan masa jabatan 2 tahun.

Pasal 16

Eksekutif Cabang (EC)

Eksekutif cabang (EC) adalah ketua Umum Himpunan mahasiswa sosial ekonomi

perikanan/ agribisnis perikanan tiap- tiap perguruan tinggi se-Indonesia

Pasal 16

Kelengkapan Organisasi

Kelengkapan Organisasi HIMASEPINDO meliputi :

1. Musyawarah Nasional (KONGRES NASIONAL)

2. Kongres Luar Biasa (KONGRES NASIONALLUB)

3. Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS)


Pasal 17

Permusyawaratan Organisasi

Permusyawaratan Organisasi HIMASEPINDO meliputi :

1. Kongres Nasional

2. Kongres Luar Biasa (KLB)

3. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)

BAB VIII

KEUANGAN

Pasal 18

Keuangan HIMASEPINDO diperoleh melalui :

1. Iuran wajib Badan Eksekutif Pusat (BEP).

2. Sumbangan dari anggota dan Perguruan Tinggi terkait .

3. Dana usaha yang halal, tidak mengikat, dan tidak melanggar AD/ART organisasi.

BAB IX

ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 19

Atribut organisasi HIMASEPINDO terdiri dari :

1. Lambang.

2. Bendera.

3. Stempel.

4. PDH
BAB X

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 20

Perubahan Anggaran Dasar

Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional

(KONGRES NASIONAL) dan Kongres Luar Biasa (KONGRES NASIONALLUB)

HIMASEPINDO.

Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Kongres Nasional

dan Kongres Luar Biasa (KLB) HIMASEPINDO.

Pasal 21

Pembubaran Organisasi

1. Pembubaran HIMASEPINDO hanya dapat dilakukan dengan Kongres Luar Biasa

(KONGRES NASIONALLUB).

2. HIMASEPINDO hanya dapat dibubarkan melalui Kongres Luar Biasa

(KONGRES NASIONALLUB) apabila dihadiri oleh seluruh anggota

HIMASEPINDO.

3. Pembubaran HIMASEPINDO disetujui oleh minimal 3/4 anggota

HIMASEPINDO.
1. Pembubaran HIMASEPINDO hanya dapat dilakukan dengan Kongres

Luar Biasa (KLB).

2. HIMASEPINDO hanya dapat dibubarkan melalui Kongres Luar biasa

(KLB) apabila dihadiri oleh seluruh anggota HIMASEPINDO.

3. Pembubaran HIMASEPINDO disetujui oleh minimal 3/4 anggota

HIMASEPINDO.

BAB XI

PENUTUP

Pasal 23

Hal–hal yang diatur dalam Anggaran Dasar ini diperjelas dalam Anggaran Rumah

Tangga.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB I

NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN

(Jelas)

BAB II

ASAS DAN LANDASAN

(Jelas)

BAB III

TUJUAN

(Jelas)

BAB IV

BENTUK, STATUS, SIFAT DAN SKALA

(Jelas)

BAB V

KEANGGOTAAN

Pasal 1
Syarat Keanggotaan

Anggota adalah semua Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan/ Agribisnis Perikanan

di seluruh Indonesia yang meliputi :

1. Universitas Hasanuddin

2. Universitas Brawijaya

3. Universias Riau

4. Universitas Mulawarman

5. Universitas Cokroaminoto

6. Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan

7. Universitas Pattimura

8. Universitas Halu Oleo

9. Universitas Maritim Raja Ali Haji

10. Universitas Lambung Mangkurat

11. Universitas Sam Ratulangi

12. Univesitas Islam Lamongan

Pasal 2

Jenis Anggota

1. Anggota Biasa adalah semua Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan/ Agribisnis

Perikanan di seluruh Indonesia yang sementara menempuh studi D3 atau S1.

2. Anggota Luar biasa adalah semua Alumni Sosial Ekonomi Perikanan/

Agribisnis Perikanan yang telah berperan aktif dalam kepengurusan

HIMASEPINDO

Pasal 3
Hak–hak Anggota

1. Hak Anggota biasa adalah :

a. Mengeluarkan pendapat secara lisan maupun tulisan.

b. Mengajukan usul dan saran secara lisan maupun tulisan.

c. Memberikan pembelaan dan/atau membela diri atas sanksi yang diberikan

oleh organisasi.

d. Memilih dan dipilih dalam kelengkapan organisasi dan/atau pengurus

kelengkapan organisasi.

d.Memilih dan dipilih dalam permusyawaratan organisasi dan pengurus

permusyawaratan organisasi.

2. Hak Anggota Luar Biasa adalah :

a. Mengeluarkan pendapat secara lisan maupun tulisan.

b. Mengajukan usul dan saran secara lisan maupun tulisan.

c. Memberikan pembelaan dan/atau membela diri atas sanksi yang diberikan

oleh organisasi.

Pasal 4

Kewajiban Anggota

Kewajiban Anggota HIMASEPINDO adalah :

a. Menghormati deklarasi pendirian HIMASEPINDO, Anggaran Dasar, Anggaran

Rumah Tangga, keputusan, Ketetapan dan Kebijaksanaan Organisasi.

a. Menghormati deklarasi pendirian HIMASEPINDO, Anggaran Dasar,

Anggaran Rumah Tangga, Keputusan, Ketetapan dan Kebijakan

Organisasi.
b. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik Organisasi.

Pasal 5

Sanksi

1. Setiap pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku di HIMASEPINDO akan

dikenakan sanksi berupa peringatan, pembekuan sementara keanggotaan atau

pencabutan status keanggotaan.

2. Apabila melakukan pelanggaran satu kali, maka akan dikenakan sanksi berupa

peringatan oleh ketua umum.

3. Apabila telah dilakukan 3 kali peringatan tetapi tidak diindahkan sama sekali,

maka akan dikenakan sanksi berupa pembekuan status keanggotaan sementara

oleh BEP dengan sepengetahuan DPO.

4. Apabila dalam masa pembekuan sementara masih melakukan pelanggaran,

maka akan dikenakan sanksi berupa pencabutan status keanggotaan oleh BEP

dengan sepengetahuan DPO dalam KONGRES NASIONAL.

1. Setiap pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku di

HIMASEPINDO akan dikenakan sanksi berupa peringatan,

pembekuan sementara keanggotaan dan pencabutan status

keanggotaan.

2. Apabila melakukan pelanggaran satu kali, maka akan dikenakan sanksi

berupa peringatan oleh ketua umum.


3. Apabila telah dilakukan 3 kali peringatan tetapi tidak diindahkan sama

sekali, maka akan dikenakan sanksi berupa pembekuan status

keanggotaan sementara oleh BEP dengan sepengetahuan DPO.

4. Apabila dalam masa pembekuan sementara masih melakukan

pelanggaran, maka akan dikenakan sanksi berupa pencabutan status

keanggotaan oleh BEP dengan sepengetahuan DPO dalam KONGRES

NASIONAL.

Pasal 6

Pembelaan

1. Setiap anggota berhak mengajukan pembelaan diri baik lisan maupun tulisan.

2. Setiap anggota yang melakukan pelanggaran yang berakibat pada sanksi

pembekuan dan/atau pencabutan status keanggotaan dapat melakukan

pembelaan dalam forum KONGRES NASIONAL untuk memulihkan

keanggotaannya.

Pasal 7

Berakhirnya Keanggotaan Anggota Biasa

Anggota biasa berakhir apabila :

1. Jurusan ataupun program studi Sosial Ekonomi Perikanan/ Agribisnis

Perikanan pada Perguruan Tinggi bersangkutan bubar.


2. Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan./agribisnis Perikanan tidak lagi

terdaftar sebagai anggota biasa ketika telah menyelesaikan studi D3 atau

S1/sederajat dan akan beralih menjadi anggota luar biasa.

3. Atas permintaan sendiri yang disampaikan secara tertulis kepada

KetuaUmum yang ditetapkan di Musyawarah Nasional (KONGRES

NASIONAL).

4. Dicabut atau diberhentikan keanggotaannya yang ditetapkan melalui

KONGRES NASIONAL.

5. Meninggal dunia.

BAB VI

KEKUASAAN

Pasal 8

Kongres Nasional

KONGRES NASIONAL adalah pertemuan anggota dan pemegang kekuasaan

tertinggi.

1. KONGRES NASIONAL diadakan setiap 2 tahun sekali.

2. Kedaulatan dan Wewenang Musyawarah Nasional meliputi :

a. Menerima atau menolak pertanggungjawaban BEP.

b. Mengubah dan menetapkan AD/ART ( Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah

Tangga ).

c. Mengubah dan menetapkan GBHO ( Garis-garis Besar Haluan Organisasi ).

d. Memilih dan menetapkan Badan Pengawas Organisasi.

e. Memilih dan menetapkan Ketua Umum HIMASEPINDO.


f. Menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan KONGRES NASIONAL dan

RAKERNAS selanjutnya.

g. Menetapkan anggota baru.

h. Mencabut status keanggotaan.

3. Syarat sahnya Kongres Nasional Meliputi :

a. Kongres Nasional sah apabila dihadiri minimal 1/2+ 1 Perguruan Tinggi

yang termasuk dalam anggota.

b. Apabila ketentuan diatas tidak terpenuhi, maka KONGRES NASIONAL

ditunda selama 2 x 60 menit atau sesuai dengan kesepakatan forum untuk

selanjutnya dinyatakan sah.

Pasal 9

Kongres Luar Biasa

1. Kongres Luar Biasa (KLB) mempunyai status yang sama dengan KONGRES

NASIONAL HIMASEPINDO yang dilaksanakan apabila dianggap perlu.

2. Kongres Luar Biasa (KLB) diadakan atas permintaan sekurang-kurangnya

1/2 + 1 anggota melalui DPO.

3. Kongres Luar Biasa (KLB) diadakan untuk menyelesaikan masalah-masalah

yang sangat penting dan mendesak yang menyangkut keberlangsungan

HIMASEPINDO.

Pasal 10
Rapat Kerja Nasional

1. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) berwenang menetapkan program kerja

selama satu periode kepengurusan.

2. RAKERNAS dilaksanakan 2 tahun sekali dan pelaksanaannya setelah

KONGRES NASIONAL.

BAB VII

STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 11

Dewan Pengawas Organisasi

1. Dewan Pengawas Organisasi (DPO) adalah badan pengawas dalam

organisasi HIMASEPINDO.

2. DPO dipilih dan ditetapkan melalui KONGRES NASIONAL untuk masa

jabatan selama 2 tahun dan sesudahnya tidak bisa dipilih kembali.

3. DPO beranggotakan 5 orang yang ditetapkan melalui KONGRES

NASIONAL.

4. Fungsi-fungsi DPO meliputi :

a. Melakukan kontrol yang konstruktif terhadap BEP berdasarkan

AD/ART dan GBHO.

b. Meminta laporan berkala per enam bulan terhadap BEP untuk

mendukung kinerja kepengurusan.

5. Larangan bagi DPO


Mempengaruhi anggota untuk mengadakan Kongres Luar Biasa (KLB)

untuk menggulingkan BEP dan apabila hal tersebut terjadi maka DPO

tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam

Kongres Luar Biasa atau KONGRES NASIONAL.

6. Kewajiban DPO meliputi :

a. Menghadiri pertemuan yang bersifat nasional

b. Melakukan konsolidasi sesama anggota DPO.

c. Memberikan pandangan kinerja umum terhadap BEP selama satu periode

dalam kinerja kepengurusan secara lisan dan tulisan.

d. DPO hanya dapat diberhentikan melalui Kongres Luar Biasa.

e. Pengisian kekosongan dan pergantian DPO ditetapkan dalam Kongres

Luar Biasa.

f. Menyelenggarakan Kongres Luar Biasa atas permintaan anggota.

g. DPO mengesahkan program kerja BEP.

7. Struktur DPO

a. DPO dikoordinasikan oleh seorang koordinator.

b. DPO disahkan oleh BPO yang melakukan serah terima dengan DPO

yang lama.

8. Berakhirnya masa jabatan

a. Telah melakukan serah terima jabatan kepada BPO periode berikutnya.

b. Telah menyelesaikan masa studinya.

Pasal 12
Badan Eksekutif Pusat

1. Badan Eksekutif Pusat (BEP) merupakan Badan Eksekutif tertinggi dalam

HIMASEPINDO.

2. BEP dipimpin oleh seorang Ketua Umum.

3. Ketua umum dipilih dan ditetapkan saat Musyawarah Nasional (KONGRES

NASIONAL), sedangkan jajarannya ditetapkan secara musyawarah setelah

terpilihnya Ketua Umum .

4. Tugas dan Kewajiban BEP :

a. BEP wajib mempertanggungjawabkan hasil kerja melalui Ketua

Umum selama dua tahun dalam KONGRES NASIONAL

b. Menyusun program kerja dalam Rapat Kerja Nasional

(RAKERNAS) yang dilaksanakan setelah KONGRES NASIONAL.

c. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan dalam Rapat Kerja Nasional.

d. Melaporkan hasil kerja setiap enam bulan kepada DPO.

e. Mendistribusikan hasil RAKERNAS kepada masing-masing

perguruan tinggi maksimal 1 bulan setelah RAKERNAS.

f. Laporan pertanggungjawaban BEP harus sudah diterima paling

lambat 1 minggu sebelum KONGRES NASIONAL kesetiap

perguruan tinggi.

g. Ketua Umum BEP berkoordinasi langsung dengan ketua Himpunan di

masing-masing Perguruan Tinggi.


5. Apabila tugas dan kewajiban tersebut diatas dilanggar rmaka BEP akan

dikenakan sanksi dalam KONGRES LUAR BIASA atau KONGRES

NASIONAL berikutnya.

Pasal 13

Eksekutif Cabang (EC)

(Jelas)

Pasal 14

Permusyawaratan Organisasi

(Jelas)

BAB VIII

Pasal 15

KEUANGAN

(Jelas)

BAB IX

ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 16

1. Lambang
Unsur-unsur gambar yang terdapat dalam lambang HIMASEPINDO adalah

sebagai berikut :

a. Dua Ikan Marlin, melambangkan dua keunggulan kajian ilmu kita yakni

Sosial dan Ekonomi. Ikan Marlin menghadap keatas karena menjunjung tinggi

ilmu yang kita kaji.

b. Buku, berarti bahwa HIMASEPINDO merupakan Himpunan yang

didalamnya terdapat mahasiswa yang senantiasa menuntut ilmu. Selain itu,

tiga garis lapisan kertas pada buku melambangkan Tri Darma Perguruan

Tinggi sebagai salah satu asas HIMASEPINDO.

c. Peta Indonesia, berarti cakupan HIMASEPINDO bersifat Nasional


d. Laut, menunjukkan salah satu bentuk disiplin ilmu serta kekayaan sumberdaya

Kelautan dan Perikanan.

e. Pita, melambangkan ikatan persaudaraan tiap anggota HIMASEPINDO.

f. Lingkaran, melambangkan rantai regenerasi yang tak terputus.

Unsur-unsur warna gambar yang terdapat dalam lambang HIMASEPINDO

adalah sebagai berikut :

a. Biru, melambangkan lautan yang bermakna sebagai sumberdaya

perikanan, selain itu melambangkan Indonesia sebagai negara

kepulauan.

b. Hijau, berarti dinamis yaitu mengikuti perkembangan zaman, selain itu

Indonesia merupakan Negara Agraris yang harus tetap dijaga.

c. Hitam, berarti Kekekalan, Kematangan dan Kedalaman Ilmu.

d. Kuning, melambangkan kejayaan dan Kemakmuran.

e. Putih, berarti ketulusan Hati dalam berorganisasi dan menjunjung Tri Darma

Perguruan Tinggi.

f. Cokelat, berarti daratan yang melambangkan kehidupan dan interaksi sosial.

2. Bendera

a. Ukuran Bendera yaitu panjang 130 cm dan lebar 110 cm ( 130cm X 110cm )

b. Ditengah Bendera terdapat Lambang HIMASEPINDO

c. Pinggiran Bendera terdapat renda berwarna emas.

d. Background bendera berwarna putih.


3. Stempel

Stempel HIMASEPINDO mengikuti Lambang .

BAB X

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PEMBUBARAN

ORGANISASI

Pasal 17

Perubahan Anggaran Rumah Tangga

Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan dalam

KONGRES NASIONAL yang dihadiri paling sedikit 1/2 +1 jumlah Perguruan

Tinggi yang termasuk dalam anggota HIMASEPINDO dan disetujui oleh paling

sedikit 1/2 +1 jumlah peserta yang hadir dalam KONGRES NASIONAL.

Pasal 18

Pembubaran Organisasi

(Jelas)

BAB XI

PENUTUP

Pasal 19
Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran rumah tangga ini akan ditentukan

kemudian dan diatur dalam peraturan KONGRES NASIONAL tersendiri yang tidak

bertentangan dengan AD/ART.


GARIS-GARIS BESAR

HALUAN ORGANISASI

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO)

HIMPUNAN MAHASISWA SOSIAL EKONOMI

PERIKANAN INDONESIA (HIMASEPINDO)


BAB I

PENDAHULUAN

Pasal 1

Pengertian

1. Garis – Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) HIMASEPINDO adalah suatu

haluan kerja yang merupakan aspirasi HIMASEPINDO yang ditetapkan dalam

KONGRES NASIONAL.

2. GBHO HIMASEPINDO adalah pedoman umum yang dijabarkan dalam program

kerja sebagai suatu kegiatan organisasi.

Pasal 2

Maksud dan Tujuan

1. GBHO HIMASEPINDO dimaksudkan untuk memberikan pedoman umum dalam

pelaksanaan kegiatan HIMASEPINDO.

2. GBHO HIMASEPINDO bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi yang

berdasarkan AD/ART.

Pasal 3

Landasan

GBHO HIMASEPINDO berlandaskan AD/ART.

BAB II

POLA DASAR AKTIVITAS

A. Tujuan

Pola dasar Aktivitas bertujuan untuk :


1. Mengembangkan profesionalisme anggota HIMASEPINDO sebagai

perwujudan Tri Darma Perguruan Tinggi.

2. Membina integritas dan solidaritas dalam membentuk sikap mandiri untuk

mengkoordinasikan dan menjamin kesinambungan aktivitas dan kerjasama

antar organisasi di lingkungan baik didalam maupun diluar lingkup

HIMASEPINDO.

B. Asas

1. Asas Manfaat

Bahwa segala program kerja dan kegiatan HIMASEPINDO harus dapat

memberikan manfaat semaksimal mungkin bagi peningkatan profesionalisme

Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan Indonesia (HIMASEPINDO)

khususnya, serta pembangunan nasional pada umumnya.

2. Asas Demokrasi

Segala aktivitas HIMASEPINDO harus dijiwai oleh segala bentuk asas

demokrasi dan penyelesaian masalah organisasi sedapat mungkin menempuh

jalan musyawarah untuk mufakat.

3. Asas Kesadaran Hukum

Setiap anggota HIMASEPINDO harus sadar terhadap hukum dan aturan yang

telah ditetapkan (disiplin organisasi) serta aktifitas organisasi harus dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum.


4. Asas Kekeluargaan

Segala aktifitas dan kreatifitas anggota HIMASEPINDO harus didistribusikan

secara adil dan merata untuk kepentingan anggota HIMASEPINDO.

C. Modal Dasar

1. Sumberdaya Manusia, bakat, minat, aktifitas dan kreatifitas anggota

HIMASEPINDO untuk mengembangkan nilai-nilai dasar keilmuan IPTEK

dan IMTAQ berdasarkan pada kebebasan pengembangan aktifitas

HIMASEPINDO dalam penguasaan IPTEK.

2. HIMASEPINDO merupakan wadah untuk mengembangkan kreatifitas yang

mampu memberikan pemikiran terencana dan terarah sebagai sumbangsih

nyata terhadap pembangunan perikanan khususnya, serta pembangunan

nasional pada umumnya.

D. Pola Umum Pembangunan HIMASEPINDO

1. Menumbuhkan dan menanamkan loyalitas anggota HIMASEPINDO terhadap

eksistensi organisasi serta menciptakan suasana kekeluargaan dikalangan

mahasiswa perikanan untuk berperan aktif dalam HIMASEPINDO.

2. Menjalin kerjasama antar mahasiswa perikanan Se-Indonesia dibidang IPTEK

dan IMTAQ.

3. Mengembangkan informasi kedalam dan keluar organisasi.

4. Mengoptimalkan potensi sumberdaya manusia HIMASEPINDO untuk

terciptanya kader-kader profesi yang berkualitas dibidang perikanan.


BAB III

POLA UMUM PENGEMBANGAN

PROGRAM KERJA

A. Bidang Pengembangan Organisasi

1. Departemen Keuangan

Gambaran Umum :

Menertibkan administrasi organisasi HIMASEPINDO di tingkat regional

maupun nasional dan menghimpun dan mengelola dana iuran anggota.

2. Departemen Advokasi dan Pengembangan

Gambaran Umum :

Menjalin hubungan antar lembaga dan pengabdian pada masyarakat.

B. Bidang Keprofesian dan Pengabdian Masyarakat

1. Departeman Sosial Perikanan

Gambaran Umum :

Melakukan sosialisasi dan melakukan kerjasama kegiatan HIMASEPINDO

yang bersifat pengabdian masyarakat, kepada instansi pemerintah dan non-

pemerintah yang terkait.

2. Departemen Ekonomi Perikanan

Gambaran Umum :
Melakukan kegiatan keilmiahan dan saling tukar informasi ilmiah yang

mengarah pada peningkatan perekonomian masyarakat Indonesia, khususnya

pelaku dibidang perikanan.

BAB V

PENUTUP

Menyadari pentingnya GBHO HIMASEPINDO maka sangat diharapkan pola

pikir secara menyeluruh yang direkomendasikan oleh peserta KONGRES I dalam

rangka mendukung pembangunan nasional sesuai keprofesian mahasiswa sosial

ekonomi perikanan/ Agribisnis Perikanan.

Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) HIMASEPINDO ini disusun

dan dirumuskan demi terselenggaranya kepengurusasn HIMASEPINDO yang sesuai

dengan tujuan organisasi. Semoga GBHO HIMASEPINDO ini menjadi pedoman

dalam melaksanakan program kerja organisasi dan senantiasa mendapatkan Rahmat

serta petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa.

Anda mungkin juga menyukai