Anda di halaman 1dari 25

ANGGARAN DASAR

BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA

MUKADIMAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal


17 Agustus 1945 adalah hasil perjuangan yang panjang dan dicita-citakan oleh seluruh rakyat
Indonesia dengan penuh pengorbanan baik lahir maupun batin dari para pendahulu kita, oleh karena
itu harus dipertahankan kemerdekaan yang sudah diraih dengan susah payah oleh seluruh elemen
bangsa Indonesia.

Tujuan Negara sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Untuk mencapai tujuan negara atau cita-cita luhur bangsa Indonesia tersebut adalah dengan
membangkitkan semangat dan nilai-nilai kejuangan 1945 pada putra-putri pejuang sebagai generasi
penerus bangsa yang berkewajiban dan bertanggung jawab untuk melestarikan nilai-nilai
Perjuangan 1945 dan mengisi kemerdekaan dengan melaksanakan Pembangunan Nasional sebagai
pengejawantahan pengamalan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Guna suksesnya pembangunan saat ini yang terpenting adalah menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dari segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
mempertahankan sendi-sendi kehidupan yang dinamis menuju stabilitas nasional Indonesia yang
kokoh, dimana putra-putri pejuang yang merupakan bagian integral bangsa Indonesia merasa
terpanggil oleh pengorbanan para spanding father, yang rela mengorbankan jiwa, raga dan harta
untuk Indonesia dan oleh karenanya kami bertekad bulat untuk :
1. Mewarisi dan melestarikan Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai kejuangan 1945.
2. Berperan serta dalam Pembangunan Nasional dalam rangka mencapai tujuan Nasional
sebagaimana termaktub di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Berperan serta dalam sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta untuk mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pejuang Indonesia dari berbagai daerah mulai Sabang sampai Merauke ada yang
terregestrasi dan ada yang tidak terregistrasi, berbekal semangat dan jiwa patriotik, berkarakter dan
punya idealisme serta rasa setia kawan yang tinggi, berkewajiban untuk melanjutkan perjuangan
para pejuang dengan semangat pengabdian menuju Indonesia yang sejahtera.

Berdasarkan pasal 27 dan 28 Undang-Undang Dasar 1945 memberi kesempatan hak dan
kewajiban yang sama kepada setiap Warga Negara Republik Indonesia atas kehidupan yang layak
serta jaminan kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pendapat dengan lisan dan
tulisan dijamin oleh Undang-Undang

Maka dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Putra-Putri Pejuang Indonesia tergabung
dalam sebuah wadah berhimpun dalam organisasi BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA
dengan ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA yang disusun sebagai
berikut :
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

(1) Organisasi ini bernama BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA disingkat BAP 45
(2) Organisasi BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA didirikan di Jakarta pada tanggal
23 Februari 2022 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
(3) Pimpinan organisasi Tingkat Pusat berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia
dengan wilayah kerja adalah Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB II
KEDAULATAN

Pasal 2

Kedaulatan tertinggi organisasi berada di tangan Anggota dan dilaksanakan sepenuhnya melalui
Musyawarah Nasional.

BAB III
SIFAT DAN FUNGSI

Pasal 3

(1) BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA adalah Organisasi Kemasyarakan yang
bersifat kekeluargaan yang independent dan merupakan wadah berhimpun bagi putra-putri
pejuang Indonesia beserta keturunannya yang memiliki hubungan kesejarahan, terhadap
perjuangan kemerdekaan Indonesia.
(2) BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
berfungsi sebagai :
a. Wadah berhimpun putra-putri pejuang dalam melestarikan budaya dan semangat
perjuangan dalam merebut Indonesia merdeka serta pewaris semangan nilai-nilai
kejuangan 1945.
b. Sarana dan wadah perjuangan dan pengabdian dalam mencapai cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
c. Perekat persatuan dan kesatuan bangsa, pengemban kebhinekaan dan tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

BAB IV
ASAS DAN TUJUAN

Pasal 4

BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA berasaskan Pancasila.

Pasal 5

BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA bertujuan :


(1) Mengawal, mengamalkan, mengamankan, dan mempertahankan Pancasila dan sebagai dasar
negara Indonesia dan falsafah negara yang fundamental.
(2) Mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana yang termaktub
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
(3) Menumbuh kembangkan jiwa dan semangat kebangsaan dikalangan anggota sebagai
generasi penerus perjuangan bangsa yang tangguh dan berwawasan nasional.
(4) Meningkatkan ketrampilan dan kesejahteraan anggota
(5) Menjalin kerjasama dengan berbagai elemen kekuatan bangsa demi terciptanya persatuan
dan kesatuan nasional.

BAB V
IKRAR DAN MOTTO PERJUANGAN

Pasal 6

(1) BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA mempunyai IKRAR yang disebut IKRAR
BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA
(2) IKRAR BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA adalah penegasan kebulatan tekad
untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA
(3) IKRAR BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA merupakan pendorong dan
penggugah semangat perjuangan BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA

Pasal 7

(1) MOTTO Perjuangan BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA adalah “ADITYA
PRADHANA BHAKTI”.
(2) MOTTO Perjuangan tersebut merupakan Sifat ketaatan BARISAN ANAK PEJUANG
EMPAT LIMA dalam pengabdian kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pasal 8

Bunyi IKRAR BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA tercantum dalam Anggaran Rumah
Tangga.

BAB VI
ATRIBUT

Pasal 9

(1) BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA mempunyai Atribut-atribut yang terdiri dari :
Panji-panji, Bendera, Lambang, Lencana, Seragam, Hymne dan Mars Organisasi.
(2) Ketentuan mengenai atribut-atribut Organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII
KEANGGOTAAN

Pasal 10

(1) Anggota BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA terdiri atas :


a. Anggota Biasa.
b. Anggota Kehormatan
(2) Ketentuan mengenai Keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA

Pasal 11

Setiap Anggota berkewajiban untuk :


(1) Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945
(2) Memegang teguh IKRAR dan MOTTO BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA.
(3) Menjunjung tinggi nama dan kehormatan Organisasi.
(4) Memegang teguh dan mentaati Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan
Organisasi dan aktif ikut serta melaksanakan Program-program Organisasi.

Pasal 12

(1) Anggota BAP mempunyai hak untuk :


a. Bicara dan memberikan suara.
b. Membela diri.
c. Mengikuti kegiatan organisasi.
(2) Anggota BAP yang mempunyai hak memilih dan dipilih adalah Anggota Biasa.
(3) Penggunaan Hak Anggota sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga

BAB IX
STUKTUR ORGANISASI, SUSUNAN ORGANISASI,
WEWENANG DAN KEWAJIBAN PENGURUS

Pasal 13

Struktur organisasi BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA terdiri :


a. Dewan Pembina.
b. Dewan Penasehat.
c. Dewan Pengurus.

Pasal 14

(1) Pimpinan organisasi terdiri dari :


a. Tingkat Nasional dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat.
b. Tingkat Propinsi dipimpin oleh Dewan Pimpinan Wilayah.
c. Tingkat Kabupaten/Kota dipimpin oleh Dewan Pimpinan Daerah.
d. Tingkat Kecamatan dipimpin oleh Dewan Pimpinan Cabang.
e. Tingkat Kelurahan/Desa dipimpinan Dewan Pimpian Ranting.
(2) Pada instansi tingkat Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota dapat dibentuk Komisariat, sebagai
pelaksana tugas Pimpinan BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA sesuai pada tingkat
dan penjenjangannya.

Pasal 15

(1) Dewan Pimpinan Pusat adalah Badan Penyelenggaraan Organisasi tertinggi yang bersifat
Kolektif.
(2) Dewan Pimpinan Pusat berwenang :
a. Menerbitkan Peraturan Organisasi
b. Menentukan Kebijakan Organisasi di Tingkat Nasional sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, Keputusan Rapat
Pimpinan Naional, Peraturan Organisasi dan Keputusan Rapat Tingkat Nasional.
c. Mengangkat dan mengesahkan Pimpinan Komisariat dan Pimpinan Lembaga di tingkat
pusat.
d. Mengesahkan komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Wilayah.
e. Mengesahkan dan menetapkan Personalia Dewan Pembina dan Dewan Pensehat
Wilayah.
(3) Dewan Pimpinan Pusat berkewajiban untuk :
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi sesuai dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, Keputusan Rapat
Pimpinan Nasional, Peraturan Organisasi dan Keputusan Rapat Tingkat Nasional
lainnya.
b. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Nasional.

Pasal 16

(1) Dewan Pimpinan Wilayah adalah Badan Penyelenggara Organisasi yang bersifat kolektif di
Propinsi.
(2) Dewan Pimpinan Wilayah berwenang :
a. Menentukan Kebijakan Organisasi di Tingkat Propinsi sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, Keputusan Rapat
Pimpinan, Peraturan Organisasi dan Keputusan Rapat Tingkat Nasional, Keputusan
Musyawarah Wilayah, dan Keputusan Rapat Tingkat Wilayah.
b. Mengangkat dan mengesahkan Pimpinan Komisariat Tingkat Propinsi dan Lembaga di
Tingkat Propinsi.
c. Mengesahkan Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah.
d. Mengesahkan dan menetapkan Personalia Dewan Pembina dan Dewan Penasehat
Daerah.
(3) Dewan Pimpinan Wilayah berkewajiban untuk :
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi sesuai dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, Keputusan Rapat
Pimpinan, Peraturan Organisasi dan Keputusan Rapat Tingkat Nasional, Keputusan
Musyawarah Daerah, dan Keputusan Rapat Tingkat Daerah.
b. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Wilayah.

Pasal 17

(1) Dewan Pimpinan Daerah adalah Badan Penyelenggara Organisasi yang bersifat kolektif di
Daerah Kabupaten/Kota
(2) Dewan Pimpinan Daerah berwenang :
a. Menentukan Kebijakan Organisasi di Tingkat Kabupaten/Kota sesuai dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, Keputusan Rapat
Pimpinan, Peraturan Organisasi dan Keputusan Rapat Tingkat Nasional, Keputusan
Musyawarah Wilayah, Keputusan Rapat Tingkat Wilayah, Keputusan Musyawarah
Daerah, Keputusan Rapat Tingkat Daerah.
b. Mengangkat dan mengesahkan Pimpinan Komisariat dan Pimpinan Lembaga di Tingkat
Kabupaten/Kota.
c. Mengesahkan Komposisi dan Personalia Pimpinan Cabang.
d. Mengesahkan Dewan Pembina dan Dewan Penasehat Cabang.
(3) Dewan Pimpinan Daerah berkewajiban untuk :
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi sesuai dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, Keputusan Rapat
Pimpinan Nasional, Peraturan Organisasi dan Keputusan Rapat Tingkat Nasional,
Keputusan Musyawarah Wilayah, Keputusan Rapat Tingkat Wilayah, Keputusan
Musyawarah Daerah, dan Keputusan Rapat di Tingkat Daerah.
b. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Daerah.

Pasal 18

(1) Dewan Pimpinan Cabang adalah Badan Penyelenggara Organisasi yang bersifat kolektif di
Kecamatan.
(2) Dewan Pimpinan Cabang berwenang :
a. Menentukan Kebijakan Organisasi di Tingkat Kecamatan sesuai dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, Keputusan Rapat
Pimpinan Nasional, Peraturan Organisasi, Keputusan Rapat Tingkat Nasional,
Keputusan Musyawarah Wilayah, Keputusan Rapat Tingkat Wilayah, Keputusan
Musyawarah Daerah, Keputusan Rapat Tingkat Daerah, Keputusan Musyawarah Cabang
dan Keputusan Rapat di Tingkat Cabang.
b. Mengesahkan dan menetapkan Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Ranting.
c. Mengesahkan dan menetapkan Komposisi dan Personalia Dewan Pembina dan Dewan
Penasehat Ranting.
(3) Dewan Pimpinan Cabang berkewajiban untuk :
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi sesuai dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, Keputusan Rapat
Pimpinan Nasional, Peraturan Organisasi dan Keputusan Rapat Tingkat Nasional,
Keputusan Musyawarah Wilayah, Keputusan Rapat Tingkat Wilayah, Keputusan
Musyawarah Daerah, Keputusan Rapat Tingkat Daerah, Keputusan Musyawarah Cabang
dan Keputusan Rapat di Tingkat Cabang.
b. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Cabang.
c. Membantu Pengurus Daerah dalam menggalang, membina serta mengarahkan Anggota
di tingkat Kecamatan.

Pasal 19

(1) Dewan Pimpinan Ranting adalah Badan Penyelenggara Organisasi yang bersifat kolektif di
Tingkat Desa/Kelurahan
(2) Dewan Pimpinan Ranting berwenang :
a. Memberikan pertanggung jawaban kepada Dewan Pimpinan Cabang.
b. Membantu Dewan Pimpinan Cabang dalam menggalang Anggota di berbagai bidang,
fungsi dan profesi di Desa/Kelurahan.
c. Mengangkat dan menetapkan Pimpinan Anak Ranting (tingkat RW).
d. Mengangkat dan menetapkan Pembina dan Penasehat Pimpinan Anak Ranting.
(3) Dewan Pimpinan Ranting berkewajiban untuk :
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi sesuai dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, Keputusan Rapat
Pimpinan Nasional, Peraturan Organisasi dan Keputusan Rapat Tingkat Nasional,
Keputusan Musyawarah Wilayah, Keputusan Rapat Tingkat Wilayah, Keputusan
Musyawarah Daerah, Keputusan Rapat Tingkat Daerah, Keputusan Musyawarah Cabang
dan Keputusan Rapat di Tingkat Cabang, Keputusan Musyawarah dan Keputusan Rapat
ditingkat Ranting.
b. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Ranting.
c. Membantu Pengurus Cabang dalam menggalang, membina serta mengarahkan Anggota
di tingkat Kelurahan.

Pasal 20

(1) Pimpinan Komisariat pada setiap tingkatan Organisasi adalah Badan Pelaksana Tugas
Organisasi yang bersifat kolektif.
(2) Pimpinan Komisariat berwenang menentukan kebijakan Organisasi pada lingkup
Komisariat.
(3) Pimpinan Komisariat berkewajiban :
a. Menggalang, membina, mendayagunakan potensi Anggota dalam lingkup Komisariat.
b. Memberikan pertanggungjawaban kepada pimpinan Organisasi sesuai dengan
tingkatannya.

BAB X
LEMBAGA-LEMBAGA DAN SATUAN TUGAS ATAU BRIGADE

Pasal 21

(1) Pada Tingkat Pusat, Wilayah dan Daerah dapat membentuk Lembaga-lembaga sebagai alat
kelengkapan Organisasi yang berfungsi sebagai pelaksana Program Kerja Organisasi atas
dasar Profesi/Keahlian guna meningkatkan kualitas dan peran BARISAN ANAK PEJUANG
EMPAT LIMA.
(2) Selain lembaga-lembaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), di tingkat Pusat, Propinsi
dan Kabupaten/Kota dapat dibentuk Satuan Tugas atau Brigade sebagai pelaksana Program
Kerja Organisasi di bidang Pertahanan dan Kaamanan.
(3) Ketentuan tentang Lembaga-lembaga dan Satuan Tugas atau Brigade diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga

BAB XI
DEWAN PEMBINA DAN DEWAN PENASEHAT

Pasal 22

(1) BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA, mempunyai Dewan Pembina di setiap
tingkatan Pimpinan Organisasi
(2) Dewan Pembina merupakan Badan yang memberikan pembinaan, petunjuk dan bimbingan
kepada Pimpinan Organisasi sesuai dengan tingkatannya dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.

Pasal 23

(1) Dewan Penasehat merupakan Badan yang memberikan pertimbangan dan pengawasan dan
nasehat kepada Pimpinan Organisasi di setiap tingkatan dalam rangka pelaksanaan program
kerja organisasi.
(2) Jika dipandang perlu Dewan Penasehat dapat mengundang Pimpinan Organisasi di setiap
tingkatan untuk meminta pertanggungjawaban atas pelaksanaan Program Kerja Organisasi.
(3) Susunan, Kedudukan, Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab Dewan Pembina dan Dewan
Penasehat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB XII
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 24

(1) Musyawarah dan rapat-rapat terdiri atas :


a. Musyawarah Nasional.
b. Musyawarah Nasional Luar Biasa.
c. Rapat pimpinan
d. Musyawarah Wilayah.
e. Musyawarah Daerah.
f. Musyawarah Cabang.
g. Musyawarah Ranting.
h. Rapat Kerja Nasional.
i. Rapat Pimpinan Nasional.
j. Rapat Kerja Wilayah.
k. Rapat Kerja Daerah.
(2) Musyawarah Nasional merupakan pemegang kekuasaan tertinggi Organisasi, diadakan
sekali dalam empat tahun dan berwenang untuk :
a. Menetapkan dan atau mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
b. Menetapkan Program Umum Organisasi
c. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan Pusat
d. Menetapkan Dewan Pembina Tingkat Pusat
e. Memilih dan menetapkan Komposisi Personalia Pimpinan Pusat dan Dewan Paripurna
Nasional
f. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya
(3) Musyawarah Nasional Luar Biasa mempunyai wewenang atau kekuasaan yang sama
dengan Musyawarah Nasional dengan ketentuan :
a. Diadakan atas undangan Dewan Pembina Pusat apabila kelangsungan hidup organisasi
dalam keadaan terancam
b. Diadakan oleh Pimpinan Pusat atas permintaan sekurang-kurangnya dua pertiga dari
jumlah Pimpinan Daerah sesudah mendapatkan persetujuan dari Dewan Pembina.
c. Pihak yang mengundang Musyawarah Nasional Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan b wajib memberikan pertanggungjawaban pada Musyawarah Nasional
berikutnya atas diadakannya Musyawarah Nasional Luar Biasa.
(4) Rapat Pimpinan Nasional diadakan bila diperlukan atas undangan Dewan Pimpinan Pusat
dan berwenang mengambil keputusan-keputusan, kecuali yang menjadi wewenang
Musyawarah Nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
(5) Musyawarah Wilayah diadakan sekali dalam empat tahun dan berwenang untuk :
a. Menyusun Program Kerja Wilayah.
b. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Wilayah.
c. Menetapkan Dewan Pembina Wilayah.
d. Memilih dan menetapkan Komposisi Personalia Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan
Penasehat Wilayah.
e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya dalam batas kewenangannya
(6) Musyawarah Daerah diadakan sekali dalam empat tahun dan berwenang untuk :
a. Menyusun Program Kerja Daerah.
b. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Daerah.
c. Menetapkan Dewan Pembina Daerah.
d. Memilih dan menetapkan Komposisi Personalia Dewan Pimpinan Daerah serta Dewan
Penasehat Daerah.
e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya dalam batas kewenangannya.
f. Memilih dan menetapkan Pengurus Dewan Pimpinan Cabang.
g. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya dalam batas kewenangannya.
(7) Rapat Kerja Nasional diadakan sekurang-kurangnya dalam dua tahun sekali dan berwenang
mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan Program Umum dan menetapkan
pelaksanaan program selanjutnya.
(8) Rapat Kerja Daerah diadakan sekurang-kurangnya dalam dua tahun sekali dan berwenang
mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan Program Daerah dan menetapkan pelaksanaan
program selanjutnya.
(9) Rapat Kerja Cabang diadakan sekurang-kurangnya dalam dua tahun sekali dan berwenang
mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan Program Cabang dan menetapkan pelaksanaan
program selanjutnya.

BAB XIII
QORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 25

(1) Musyawarah dan rapat-rapat sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 adalah sah apa bila
dihadiri oleh dua pertiga (2/3) dari seluruh peserta yang hadir.
(2) Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat dan
apabila hal ini tidak terpenuhi, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak
(3) Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar :
a. Sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah peserta harus hadir.
b. Keputusan-keputusan sah apabila diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya dua
pertiga dari jumlah peserta yang hadir.

BAB XIV
KEUANGAN

Pasal 26

Sumber keuangan diperoleh dari :


(1) Iuran Anggota.
(2) Sumbangan yang tidak mengikat.
(3) Usaha-usaha lain yang sah.

BAB XV
PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 27

(1) Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan di dalam Musyawarah Nasional yang khusus
diadakan untuk itu dengan ketentuan perubahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat
3 huruf (a).
(2) Dalam hal Organisasi dibubarkan maka kekayaan Organisasi dapat diserahkan kepada
Lembaga-lembaga Sosial di Indonesia.
BAB XVI
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 28

Peraturan-peraturan yang ada tetap berlaku selama belum diadakan perubahan dan tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar

Pasal 29

Tentang pemekaran Wilayah di suatu Propinsi dan Kabupaten/Kota, perlu dikeluarkan juklak/juknis
ditingkat DPP-BAP, DPW-BAP, DPD-BAP dan Dewan Pimpinan Cabang untuk mengantisipasi
perkembangan sosial politik masa depan.

BAB XVII
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 30

(1) Hal-hal yang belum ada atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ditetapkan dalam
Anggaran Rumah Tangga atau Peraturan Organisasi
(2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 27 Januari 2022

DEWAN PENDIRI
BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA
KETUA

H. HIKMAT NURISTAWAN, SE.,MM


ANGGOTA ANGGOTA

RAHMAD HIDAYAT DJATI, S.Ip. M.Ip SAHARUDDIN ARSYAD SALEH, S.Ip


ANGGOTA ANGGOTA

H. WAWAN RF RACHMATOELLAH , M.Si DEDY RINDJANI WIJAYA


ANGGOTA

R. YUSUF KUSUMA AB, SH. MH


ANGGARAN RUMAH TANGGA
BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA

BAB I
KEANGGOTAAN

Pasal 1

(1) Keanggotaan seperti yang dimaksud pada Pasal 11 Anggaran Dasar BARISAN ANAK
PEJUANG EMPAT LIMA terdiri atas :
a. Anggota Biasa
b. Anggota Peserta
c. Anggota Kehormatan
(2) Anggota Biasa adalah setiap Putra-Putri Pejuang beserta keturunannya yang dilengkapi
dengan Bintang Gerilya dan Bukti Kejuangan, Surat Kesaksian atau bukti lain yang
disahkan oleh negara.
(3) Anggota Kehormatan adalah seseorang menjadi anggota karena berjasa di dalam
pengembangan Organisasi.
(4) Ketentuan mengenai Anggota Biasa, Peserta dan Kehormatan diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Organisasi.

BAB II
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA

Pasal 2

Setiap Anggota berkewajiban untuk :


(1) Menghayati dan mengamalkan, Ikrar BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA.
(2) Mentaati dan melaksanakan AD/ART.
(3) Mentaati dan melaksanakan seluruh keputusan Musyawarah Nasional dan keputusan-
keputusan organisasi lainnya.
(4) Membantu Pengurus dalam melaksanakan tugas organisasi.
(5) Mengamankan dan memperjuangkan kebijakan organisasi.
(6) Mencegah dan menentang setiap usaha dan tindakan yang merugikan kepentingan
organisasi.
(7) Menghadiri musyawarah, rapat-rapat dan seluruh kegiatan organisasi.
(8) Membayar iuran anggota.

Pasal 3

Setiap anggota berhak untuk :


(1) Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi.
(2) Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul-usul serta saran-saran.
(3) Memilih dan dipilih kecuali bagi Anggota Anggota Kehormatan.
(4) Ketentuan lain diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

BAB III
PEMBERHENTIAN ANGGOTA

Pasal 4

(1) Anggota berhenti karena :


a. Meninggal dunia.
b. Atas permintaan sendiri.
c. Diberhentikan.
(2) Tata cara pemberhentian dan hak membela diri Anggota diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Organisasi.

BAB IV
USAHA

Pasal 5

BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA menjalankan kegiatan bela negara yang meliputi :
(1) Di bidang ideologi : mengawal, mengamalkan,mempertahankan Pancasila sebagaimana
termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Pandangan Hidup
Bangsa, Dasar Negara dan Ideologi Nasional
(2) Di bidang Politik :
a. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat
dengan sistem demokratisasi yang konstitusional.
b. Melaksanakan Pendidikan Politik bagi Pengurus dan Anggota guna memantapkan
Demokrasi yang berkeadilan.
(3) Di bidang Ekonomi : Mengembangkan Koperasi, UKM/UMKM untuk meningkatkan
Kesejahteraan Anggota
(4) Di bidang Sosial Budaya :
a. Memelihara kerukunan sebagai masyarakat plural tanpa membedakan suku, ras dan
agama serta menjaga kerukuan antar umat beragama.
b. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan budaya dengan memerhatikan adat
istiadat dan kearifan lokal.
(5) Di bidang Pertahanan Keamanan Negara :
a. Menjalin kerjasama dengan TNI/POLRI dalam bidang pertahanan dan kaamanan
dengan pendidikan dan pelatihan bela negara dan mitra kamtibmas guna mewujudkan
kehidupan masyarakat yang aman.
b. Berperan serta dalam mengembangkan Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta
guna terjaminnya keamanan dan ketertiban agar terpelihara stabilitas Politik, Ekonomi,
Sosial dan Budaya untuk terwujudnya stabilitas nasional.

BAB V
SUSUNAN ORGANISASI, WEWENANG, SYARAT-SYARAT PIMPINAN
ORGANISASI DAN LOWONGAN ANTAR WAKTU

Pasal 6

(1) Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari :


a. Satu orang Ketua Umum.
b. Satu orang Wakil Ketua umum.
c. Sekurang-kurangnya sembilan orang Ketua
d. Satu orang Sekretaris Jenderal.
e. Sekurang-kurangnya Sembilan orang Wakil Sekretaris Jenderal.
f. Satu orang Bendahara Umum
g. Sekurang-kurangnya tiga orang Bendahara
h. Lima orang masing-masing Bidang atau menurut kebutuhan
(2) Pengurus Pleno terdiri Pengurus Dewan Pimpinan Pusat, Pimpinan Komisariat dan
Pimpinan Lembaga.
(3) Pengurus Harian terdiri atas sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (1) huruf (a), (b), (c), (d),
(e), (f) dan (g).
(4) Personalia Dewan Pimpinan Pusat harus berdomisili di Jabodetabek.

Pasal 7

(1) Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah terdiri atas :


a. Satu orang Ketua.
b. Sekurang-kurangnya Tiga orang Wakil Ketua.
c. Satu orang Sekretaris.
d. Sekurang-kurangnya Tiga orang Wakil Sekretaris.
e. Satu orang Bendahara.
f. Sekurang-kurangnya Dua orang Wakil Bendahara.
g. Empat orang masing-masing Biro atau menurut kebutuhan.
(2) Pengurus Pleno terdiri atas Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah, Pimpinan Komisariat dan
Pimpinan Lembaga.
(3) Pengurus Harian terdiri atas sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf (a), (b), (c), (d), (e) dan
(f).
(4) Personalia Dewan Pimpinan Wilayah harus berdomisili di Ibukota Propinsi.

Pasal 8

(1) Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah terdiri atas :


a. Satu orang Ketua.
b. Sekurang-kurangnya Tiga orang Wakil Ketua.
c. Satu orang Sekretaris.
d. Sekurang-kurangnya Tiga orang Wakil Sekretaris.
e. Satu orang Bendahara.
f. Sekurang-kurangnya Dua orang Wakil Bendahara.
g. Tiga orang Anggota Bagian atau menurut kebutuhan.
(2) Pengurus Pleno terdiri atas Pengurus Dewan Pimpian Daerah, Pimpinan Komisariat dan
Pimpinan Lembaga.
(3) Pengurus Harian terdiri atas sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf (a), (b), (c), (d), (e)
dan (f).
(4) Personalia Pimpinan Cabang harus berdomisili di Ibukota Kabupaten/Kota.

Pasal 9

(1) Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Cabang terdiri atas :


a. Satu orang Ketua.
b. Dua orang Wakil Ketua.
c. Satu orang Sekretaris.
d. Dua orang Wakil Sekretaris.
e. Satu orang Bendahara.
f. Dua orang Wakil Bendahara.
g. Dua orang masing Koordinator atau menurut kebutuhan.
(2) Personalia Dewan Pimpinan Cabang harus berdomisili di Kecamatan setempat.

Pasal 10

(1) Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Ranting terdiri atas :


a. Satu orang Ketua.
b. Satu orang Wakil Ketua.
c. Satu orang Sekretaris.
d. Satu orang Wakil Sekretaris.
e. Satu orang Bendahara.
f. Satu orang masing-masing Seksi atau menurut kebutuhan.
(2) Personalia Dewan Pimpinan Ranting harus berdomisili di Desa/Kelurahan setempat.

Pasal 11

Susunan Pengurus Anak Ranting terdiri dari :


1. Satu orang Ketua.
2. Satu orang Sekretaris.
3. Satu orang Bendahara.

Pasal 12

Bidang, Biro, Bagian, Koordinator dan Seksi masing-masing terdiri atas :


a. Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan
b. Agama, Pendidikan dan Kebudayaan.
c. Litbang, Politik dan Hankam.
d. Hubungan Luar Negri, Hubungan Antar Lembaga dan Humas.
e. Hukum, HAM dan Lingkungan Hidup.
f. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
g. Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja.
h. Perdagangan, Perindustrian dan Investasi.
i. Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Olahraga dan Kesehatan.

Pasal 13

Susunan Pimpinan Komisariat terdiri atas :


a. Satu orang Ketua
b. Dua orang Wakil Ketua
c. Satu orang Sekretaris
d. Satu orang Wakil Sekretaris
e. Satu orang Bendahara
f. Satu orang Wakil Bendahara

Pasal 14

(1) Persyaratan Pengurus Organisasi adalah :


a. Anggota Biasa.
b. Memiliki sikap kepedulian yang tinggi terhadap Organisasi.
c. Mampu berkomunikasi dua arah dan mampu memberikan motivasi.
d. Memiliki kemampuan berfikir strategis
e. Memiliki visi dan misi serta orientasi ke depan.
f. Mampu bekerja secara kolektif serta mampu mengembangkan fungsi dan peran
BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA.
g. Mandiri.
h. Tidak sedang menjalani perkara yang berkekuatan hukum tetap.
i. Dapat meluangkan waktu dan sanggup bekerja aktif dalam menjalankan tugas
Organisasi
(2) Persyaratan menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat, Ketua Dewan Pimpinan
Wilayah, Ketua Dewan Pimpinan Daerah, tidak boleh merangkap jabatan baik secara
vertikal dalam organisasi BAP dan secara horizontal dengan organisasi sejenis.

Pasal 15

(1) Lowongan antar waktu personalia pengurus disemua tingkatan terjadi karena:
a. Meninggal dunia
b. Atas permintaan sendiri
c. Diberhentikan
(2) Kewenangan pemberhentian personalia pengurus sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf (b)
dan (c) diatur sebagai berikut :
a. Untuk Dewan Pimpinan Pusat dilakukan oleh Rapat Pleno DPP.
b. Untuk Pimpinan Wilayah dilakukan oleh Pimpinan Pusat berdasarkan usulan Dewan
Pimpinan Wilayah.
c. Untuk Dewan Pimpinan Daerah dilakukan oleh Dewan Pimpinan Wilayah berdasarkan
usulan Dewan Pimpinan Daerah.
d. Untuk Pimpinan Cabang dilakukan oleh Pimpinan Daerah berdasarkan usulan Dewan
Pimpinan Cabang.
e. Untuk Dewan Pimpinan Ranting dilakukan oleh Dewan Pimpinan Cabang berdasarkan
usulan Dewan Pimpinan Ranting.
(3) Anggota Pimpinan yang diberhentikan pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 16

(1) Pengisian lowongan antar waktu Personalia Dewan Pimpinan Pusat disahkan oleh
RAPIMNAS.
(2) Calon-calon yang diajukan berdasarkan hasil Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat.
(3) Sebelum diadakan Rapat Pimpinan Nasional, calon-calon sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) dapat mengisi lowongan tersebut sebagai pejabat sementara.

Pasal 17

Pengisian lowongan antar waktu Personalia Dewan Pimpinan Wilayah disahkan oleh Pimpinan
Pusat berdasarkan usulan Dewan Pimpinan Wilayah.

Pasal 18

Pengisian lowongan antar waktu Personalia Dewan Pimpinan Daerah disahkan oleh Dewan
Pimpinan Wilayah berdasarkan usulan Dewan Pimpinan Daerah.

Pasal 19

Pengisian lowongan antar waktu Personalia Dewan Pimpinan Cabang disahkan oleh Pimpinan
Daerah berdasarkan usulan Dewan Pimpinan Cabang.

Pasal 20

Pengisian lowongan antar waktu Personalia Dewan Pimpinan Ranting disahkan oleh Dewan
Pimpinan Cabang berdasarkan usulan Dewan Pimpinan Ranting.
Pasal 21

Masa jabatan penggantian antar waktu berakhir pada masa jabatan yang digantikannya berakhir.

Pasal 22

Ketentuan lain mengenai Pengisian lowongan antar waktu Pengurus diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Organisasi.

BAB VI
PEMBATASAN WAKTU MASA JABATAN SEBAGAI KETUA UMUM,
KETUA WILAYAH DAN KETUA DAERAH

Pasal 23

Masa jabatan sebagai : Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah,
Ketua Dewan Pimpinan Daerah, dibatasi maksimal 2 (dua) periode, sesudahnya tidak dapat
diangkat atau dipilih kembali untuk masa jabatan berikutnya.

BAB VII
SUSUNAN, FUNGSI, WEWENANG DAN KEWAJIBAN LEMBAGA

Pasal 24

(1) Lembaga-lembaga tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah terdiri dari lembaga :
a. Lembaga Ekonomi.
b. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kader.
c. Lembaga Kebudayaan.
d. Lembaga Bantuan Hukum.
e. Lembaga Satuan Pelajar dan Mahasiswa.
(2) Lembaga yang dimaksud pada ayat 1 pasal 23 sekurang-kurangnya terbentuk 1 lembaga.
(3) Ketentuan mengenai tata cara, susunan pengurus dan pendirian lembaga diatur lebih lanjut
dalam peraturan organisasi.

Pasal 25

Susunan Pimpinan Satuan Tugas atau Brigade Tingkat Pusat, Tingkat Propinsi dan Tingkat
Kabupaten/Kota terdiri atas :
a. Di Tingkat Pusat dipimpin oleh Komandan Utama (Kotama) yang secara ex-officio dijabat
oleh Ketua Umum DPP. BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA atau yang ditunjuk.
b. Di tingkat Propinsi dipimpin oleh Komandan Madya (Komadya) yang secara ex-officio
dijabat oleh Ketua DPW. BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA atau yang ditunjuk.
c. Di tingkat Kabupaten/Kota dipimpin oleh Komandan Pratama (Kompra) yang secara ex-
officio dijabat oleh Ketua DPD. BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA, atau yang
ditunjuk.

Pasal 26

(1) Pimpinan Lembaga-lembaga pada setiap tingkatan Organisasi adalah Badan Pelaksana
Program Kerja Organisasi yang bersifat kolektif.
(2) Pimpinan Lembaga-lembaga berwenang menyusun rencana kerja lembaga sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan-Keputusan Organisasi.
(3) Pimpinan Lembaga-lembaga berkewajiban :
a. Menghimpun dan mendayagunakan potensi Anggota dalam ruang lingkup kerjanya.
b. Memberikan pertanggungjawaban kepada pimpinan Organisasi sesuai tingkatannya.
(4) Ketentuan lain tentang Lembaga-lembaga diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

BAB VIII
SUSUNAN, KEDUDUKAN, FUNGSI, WEWENANG DEWAN PEMBINA
DAN DEWAN PENASEHAT

Pasal 27

(1) Susunan Dewan Pembina Pusat ditetapkan oleh Musyawarah Nasional terdiri :
a. Ketua.
b. Anggota-anggota.
c. Pembina terdiri dari Tokoh Nasional dan atau Pengusaha Nasional.
(2) Susunan Dewan Pembina Wilayah ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah terdiri dari:
a. Ketua .
b. Anggota-anggota.
c. Pembina Wilayah terdiri Tokoh dan atau Pengusaha di wilayah Propinsi.
(3) Susunan Dewan Pembina Daerah ditetapkan oleh Musyawarah Daerah yang terdiri atas :
a. Ketua .
b. Anggota-anggota.
c. Pembina Daerah terdiri dari Tokoh dan atau Pengusaha di Kabupaten/Kota.
(4) Susunan Dewan Pembina Cabang ditetapkan oleh Musyawarah Ranting yang terdiri atas :
a. Ketua.
b. Anggota-anggota.
c. Pembina Cabang terdiri dari Tokoh dan atau Pengusaha di Kecamatan.
(5) Susunan Dewan Pembina Ranting yang terdiri dari :
a. Ketua.
b. Anggota-anggota.
c. Pembina Ranting terdiri dari Tokoh dan atau Pengusaha di Kelurahan.

Pasal 28

(1) Susunan Dewan Penasehat Pusat terdiri dari :


a. Ketua.
b. Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Anggota-anggota.
(2) Susunan Dewan Penasehat Wilayah terdiri dari :
a. Ketua.
b. Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Anggota-anggota.
(3) Susunan Dewan Penasehat Daerah terdiri dari :
a. Ketua.
b. Sekretaris.
c. Anggota-anggota.
(4) Susunan Dewan Penasehat Cabang terdiri dari :
a. Ketua.
b. Sekretaris.
c. Anggota-anggota.
(5) Susunan Dewan Pimpinan Ranting terdiri dari :
a. Ketua.
b. Sekretaris.
c. Anggota-anggota.

Pasal 29

(1) Dewan Pembina pada setiap tingkatan merupakan Badan yang berfungsi untuk membina,
memberikan arahan, petunjuk, saran dalam menjalankan dan mengendalikan segala kegiatan
dari usaha organisasi.
(2) Dewan Pembina setiap tingkatan dalam menjalankan fungsinya mengambil langkah-
langkah kebijakan berazaskan musyawarah mufakat secara kolektif, sehingga
mencerminkan azas kebersamaan

Pasal 30

(1) Dewan Penasehat pada setiap tingkatan merupakan Badan yang berfungsi untuk membantu
dan mengawasi Pimpinan Organisasi dalam pelaksanaan Program Kerja Organisasi.
(2) Keanggotaan Dewan Penasehat terdiri dari Tokoh Putera-Puteri Pejuang yang memiliki
kemampuan, kemauan, dedikasi terhadap Organisasi BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT
LIMA.
(3) Dewan Penaehat memiliki wewenang mengundang Pimpinan Organisasi sesuai dengan
tingkatannya untuk meminta laporan atas pelaksanaan Program Kerja Organisasi.

BAB IX
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 31

(1) Musyawarah Nasional dihadiri oleh :


a. Dewan Pembina Pusat
b. Dewan Penasehat.
c. Dewan Pimpinan Pusat.
d. Dewan Pimpinan Wilayah.
(2) Rincian peserta Musyawarah Nasional diatur oleh Pimpinan Pusat.
(3) Peserta MUNASLUB sama dengan sebagaimana dimaksud ayat (1).
(4) Pimpinan Musyawarah Nasional dipilih oleh dan dari peserta Musyawarah Nasional.
(5) Sebelum Pimpinan Musyawarah Nasional dipilih, Dewan Pimpinan Pusat bertindak sebagai
Pimpinan Sementara.

Pasal 32

(1) Rapat Pimpinan Nasional dihadiri oleh :


a. Dewan Pembina Pusat.
b. Dewan Penasehat Pusat.
c. Dewan Pimpinan Pusat.
d. Dewan Pimpinan Wilayah.
(2) Rincian peserta Rapat Pimpinan Nasional diatur oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 33

(1) Musyawarah Wilayah dihadiri oleh :


a. Dewan Pimpinan Pusat.
b. Dewan Pembina Wilayah.
c. Dewan Penasehat Wilayah.
d. Dewan Pimpinan Wilayah.
e. Dewan Pimpinan Daerah.
(2) Rincian peserta Musyawarah Wilayah diatur oleh Dewan Pimpinan Wilayah.
(3) Pimpinan Musyawarah Wilayah dipilih oleh dan dari Peserta Musyawarah Wilayah,
(4) Sebelum Pimpinan Musyawarah Wilayah terpilih Dewan Pimpinan Wilayah bertindak
sebagai Pimpinan Sementara.

Pasal 34

(1) Musyawarah Daerah dihadiri oleh :


a. Dewan Pimpinan Wilayah.
b. Dewan Pembina Daerah.
c. Dewan Penasehat Daerah.
d. Dewan Pimpinan Daerah.
e. Dewan Pimpinan Cabang.
(2) Rincian peserta Musyawarah Daerah diatur oleh Dewan Pimpinan Daerah.
(3) Pimpinan Musyawarah Daerah dipilih oleh dan dari Peserta Musyawarah Daerah.
(4) Sebelum Pimpinan Musyawarah Daerah terpilih Dewan Pimpinan Daerah bertindak sebagai
Pimpinan Sementara.

Pasal 35

(1) Musyawarah Cabang dihadiri oleh:


a. Dewan Pimpinan Daerah.
b. Dewan Pembina Cabang.
c. Dewan Penasehat Cabang.
d. Dewan PimpinanCabang
(2) Rincian peserta Musyawarah Cabang diatur oleh Dewan Pimpinan Cabang.
(3) Pimpinan Musyawarah Cabang dipilih oleh dan dari Peserta Musyawarah Cabang.
(4) Sebelum Pimpinan Musyawarah Cabang terpilih Dewan Pimpinan Cabang bertindak
sebagai Pimpinan Sementara.

Pasal 36

(1) Musyawarah Ranting dihadiri oleh :


a. Dewan Pimpinan Cabang.
b. Dewan Pembina Ranting.
c. Dewan Penasehat Ranting.
d. Pimpinan Anak Ranting (Koordinator RW).
(2) Rincian Peserta Musyawarah Ranting diatur oleh Dewan Pimpinan Ranting.
(3) Pimpinan Musyawarah Ranting dipilih oleh dan dari Peserta Musyawarah Ranting.
(4) Sebelum Pimpinan Musyawarah Ranting terpilih Dewan Pimpinan Ranting bertindak
sebagai Pimpinan Sementara.

Pasal 37

(1) Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh :


a. Dewan Pembina Pusat.
b. Dewan Penasehat Pusat.
c. Dewan Pimpinan Pusat.
d. Dewan Pimpinan Wilayah.
e. Lembaga, Satgas/Brigade dan Komisariat.
(2) Rincian Peserta Rapat Kerja Nasional diatur oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 38

(1) Rapat Kerja Wilayah dihadiri oleh :


a. Dewan Pimpinan Pusat.
b. Dewan Pembina Wilayah.
c. Dewan Penasehat Wilayah.
d. Dewan Pimpinan Wilayah.
e. Dewan Pimpinan Daerah,
f. Lembaga, Satgas/Brigade dan Komisariat tigkat Proponsi.
(2) Rincian Peerta Rapat Kerja Wilayah diatur oleh Dewan Pimpinan Wilayah.

Pasal 39

(1) Rapat Kerja Daerah dihadiri oleh :


a. Dewan Pimpinan Wilayah.
b. Dewan Pembina Daerah.
c. Dewan Penasehat Daerah.
d. Dewan Pimpinan Daerah.
e. Dewan Pimpinan Cabang.
f. Lembaga, Satgas/Brigade dan Komisariat tingkat Kabupaten/Kota.
(2) Rincian Peserta Rapat Kerja Daerah diatur oleh Dewan Pimpinan Daerah.

Pasal 40
Rapat Pimpinan Nasional dihadiri oleh :
a. Dewan Pembina Pusat.
b. Dewan Penasehat Pusat.
c. Dewan Pimpinan Pusat.
d. Dewan Pimpinan Wilayah.

Pasal 41

Sebelum ada Musyawarah disetiap tingkatan Dewan Pimpinan Pusat bisa memberikan mandat dan
mengangkat Dewan Pimpinan Wilayah, begitu juga dengan institusi dibawahnya secara otomatis.

BAB X
PESERTA DAN PENINJAU

Pasal 42

(1) Peserta Musyawarah Nasional terdiri dari :


a. Dewan Penasehat Pusat.
b. Dewan Pimpinan Pusat.
c. Dewan Piminan Wilayah.
d. Lembaga, Satgas/Brigade dan Komisariat tingkat Pusat (sebagai Penijau).
(2) Peserta Musyawarah Wilayah terdiri dari :
a. Dewan Piminan Pusat.
b. Dewan Penasehat Wilayah.
c. Dewan Pimpinan Wilayah.
d. Dewan Pimpinan Daerah.
e. Lembaga, Satgas/Brigade dan Komisariat tingkat Propinsi (sebagai peninjau).
(3) Peserta Musyawarah Daerah terdiri dari :
a. Dewan Pimpinan Wilayah.
b. Dewan Pensehat Daerah.
c. Dewan Pimpinan Cabang.
d. Lembaga, Satgas/Brigade dan Komisariat tingkat Kabupaten/Kota (sebagai Peninjau).
(4) Peserta Musyawarah Cabang terdiri dari :
a. Dewan Pimpinan Daerah.
b. Dewan Penasehat Cabang.
c. Dewan Pimpinan Cabang.
d. Dewan Pimpinan Ranting.
e. Satgas dan Tokoh Masyarakat Kecamatan (sebagai Peninjau).
(5) Peserta Musyawarah Ranting terdiri dari :
a. Dewan Pimpinan Cabang.
b. Dewan Penasehat Ranting.
c. Pimpinan Anak Ranting (Koordinator RW).
d. Undangan yang ditentukan (sebagai Peninjau).

BAB X
HAK BICARA DAN HAK SUARA

Pasal 43

(1) Peserta mempunyai hak bicara dan hak suara.


(2) Peninjau mempunyai hak bicara,
(3) Hak suara dalam hal pemilihan Pimpinan Munas dan Pimpinan Organisasi diatur dalam
peraturan tersendiri yang disahkan dalam forum Musyawarah sebagaimana dimaksud BAB
IX.

BAB XI
PEMILIHAN PIMPINAN ORGANISASI DAN PEMBENTUKAN FORMATUR

Pasal 44

(1) Pemilihan Ketua Umum/Ketua di setiap tingkat Pimpinan BAP dilakukan melalui pemilihan
langsung oleh peserta yang diatur dalam tata tertib musyawarah.
(2) Ketua Umum/Ketua terpilih sekaligus sebagai Ketua Formatur didampingi anggota formatur
untuk menyusun Komposisi Personalia Pimpinan BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT
LIMA.
(3) Formatur terdiri dari :
a. Seorang Ketua.
b. Seorang Sekretaris.
c. Anggota-anggota.

BAB XII
PENGGUNAAN NAMA BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA

Pasal 45
(1) Penggunaan identitas dan nama BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA untuk maksud
apapun oleh suatu Badan atau oleh perorangan hanya dibenarkan berdasarkan persetujuan
Dewan Pimpinan Pusat.
(2) Penggunaan identitas dan papan nama BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA untuk
setiap tingkatan disebut :
a. Tingkat Pusat/Nasional : Dewan Pimpinan Pusat BAP (DPP-BAP).
b. Tingkat Propinsi : Dewan Pimpinan Wilayah BAP (DPW-BAP).
c. Tingkat Kabupaten/Kota : Dewan Pimpinan Daerah BAP (DPD-BAP).
d. Tingkat Kecamatan : Dewan Pimpinan Cabang BAP (DPC-BAP).
e. Tingkat Kelurahan : Dewan Pimpinan Ranting BAP (DPR-BAP).
f. Komisariat : Pimpinan Komisariat BAP (PK-BAP).

BAB XIII
IKRAR DAN MOTTO PERJUANGAN

Pasal 46

IKRAR BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA berbunyi sebagai berikut :


Merdeka….! Merdeka …! Merdeka …!
(1) KAMI PUTRA-PUTRI BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA INDONESIA
MENJAGA CITA-CITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945,
PENGAWAL DAN PENGAMAL PANCASILA DAN UUD 1945 DEMI TEGAKNYA
NEGARA KESATUAN REBUPLIK INDONESIA.
(2) KAMI PUTRA-PUTRI BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA INDONESIA
ADALAH PELAKU DAN TUJUAN PEMBANGUNAN NASIONAL MENUJU
INDONESIA YANG SEJAHTERA, ADIL DAN MAKMUR.
(3) KAMI PUTRA-PUTRI BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA INDONESIA
MENJADIKAN SEMANGAT KEPAHLAWANAN PARA PEJUANG DALAM
MELANJUTKAN TONGKAT ESTAFET KEPEMIMPINAN SEBAGAI PROSES
BERDEMOKRASI MENUJU INDONESIA YANG AMAN DAN MADANI.
(4) KAMI PUTRA-PUTRI BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA INDONESIA
MENJADIKAN SEMANGAT JUANG SEBAGAI BENTENG MORAL BELA NEGARA
DARI SEGALA BENTUK ANCAMAN DESINTEGRASI BANGSA YANG
BERBENTUK NEO KOLONIALISME DAN NEO IMPERIALISME.
(5) KAMI PUTRA-PUTRI BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA INDONESIA
ADALAH KADER BANGSA YANG MENJUNJUNG TINGGI KEBHINEKAAN SERTA
CINTA PERSATUAN DAN KESATUAN INDONESIA YANG MERDEK DAN
BERDAULAT.

Pasal 47

Motto Perjuangan BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA adalah :


“ADITYA BHAKTI PRADHANA”.
ADITYA artinya : Surya/Matahari
BHAKTI artinya : Pengabdian
PRADHANA artinya : Kaya/Bijaksana

Yang berarti : Penerang dan Pengabdi Yang Bijaksana


Atau bisa diartikan : Pemimpin yang tulus dan Bijaksana.
Pasal 48

Tata cara penggunaan Ikrar dan Motto Perjuangan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

BAB XIV
ATRIBUT

Pasal 49

Atribut Organisasi BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA sebagaimana dimaksud dalam
Anggaran Dasar pada Bab VI pasal 10 terdiri atas : Panji-panji, Bendera, Lambang, Lencana,
Seragam, Hymne dan Mars Organisasi

Pasal 50

(1) Panji-panji BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA dengan bentuk ukuran sebagai
berikut :
a. Bentuk : Empat Persegi Panjang
b. Ukuran : Panjang 117 cm x lebar 78 cm
c. Warna : Merah
 Ditengah-tengah segi lima terletak tulisan “BAP” bersama kuning emas yang
dilingkari tali / lambang bergaris tengah 42 cm, dilingkari oleh 22 butir padi dan
kapas 12 buah, diujungnya terdapat bersudut lima
 Pada tangkai bawah padi dan kapas, terdapat pita hijau yang mengikat kedua tangkai
tersebut berukuran lebar 4 cm
 Di dalam pita hijau terdapat tulisan “ADITYA BHAKTI PRADHANA ” yang
berwarna kuning emas, lebar 2 cm dan tinggi 4 cm
 Sekeliling Panji diberi rumbai berwarna kuning emas ukuran 6 cm
d. Tiap Panji berukuran tinggi 2,5 m, garis tengah 4 cm diujung tiang terdapat bintang
bersudut lima, logam kuning emas dengan garis tengah 15 cm, pada bagian tengahnya
tebal 5 cm dan kelima ujung bintang berbentuk runcing dan tajam
(2) Arti Panji-panji BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA :
a. Segi lima terletak di tengah melambangkan Pancasila
b. Warna merah berarti berani, luhur, dinamis dan kreatif menuju kemenangan/kejayaan
c. Bintang bersudut lima berarti keluhuran jiwa dan cita-cita
d. Tulisan BAP singkatan dari BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA
e. Tali lambang warna putih berarti ikatan persaudaraan yang akrab, senasib dan
sepenanggungan
f. Padi dan kapas berarti masyarakat yang adil dan Makmur.

Pasal 51

Bendera BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA mempunyai bentuk warna dan isi yang sama
dengan panji-panji tanpa jumbai/kuncir-kuncir dan ukuran 2 (dua) berbanding 1 (satu).

Pasal 52

Lambang BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA adalah :


a. Segi Lima.
b. Tulisan BAP dilingkari tali/tambang, kemudian dilingkari padi dan kapas di kiri dan kanan
22 butir dan 12 buah.
c. Diatasnya terdapat bintang bersudut lima.
d. Pada pita hijau terdapat tulisan : “ADITYA BHAKTI PRADHANA”.

Pasal 53

Lencana BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA adalah tanda Organisasi yang
menggambarkan bentuk dan isi lambang, dibuat dari bahan logam warna kuning emas bergaris
tengah 22 mm.

Pasal 54

BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA mempunyai Seragam Organisasi

Pasal 55

(1) BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA mempunyai Hymne dan Mars
(2) Hymne BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA adalah sebagaimana lampiran 1, dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Anggaran Rumah Tangga ini.
(3) Mars BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA adalah sebagaimana Lampiran 2 dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Anggaran Rumah Tangga ini.

Pasal 56

Tata cara penggunaan Atribut Organisasi diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

BAB XV
KEUANGAN

Pasal 57

(1) Iuran Anggota terdiri dari :


a. Uang pangkal.
b. Iuran Anggota.
(2) Jumlah dan mekanisme pengumpulan uang pangkal dan iuran ditentukan dalam Peraturan
Organisasi.
(3) Hal-hal yang menyangkut pemasukan dan pengeluaran keuangan dipertanggungjawabkan
dalam forum yang akan ditentukan dalam Peraturan Organisasi.
(4) Khusus dalam penyelenggaraan musyawarah-musyawarah di setiap tingkatan semua
pemasukan dan pengeluaran keuangan harus dipertanggungjawabkan kepada Pimpinan
Organisasi melalui verifikasi.

BAB XVI
PENYEMPURNAAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 58

Penyempurnaan Anggaran Rumah Tangga organisasi dapat dilakukan melalui Musyawarah


Nasional.
BAB XVII
PENUTUP

Pasal 59

(1) Hal-hal yang belum ditetapkan dalam anggaran rumah tangga ini, diatur dalam peraturan
tersendiri oleh Dewan Pimpinan Pusat.
(2) Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 27 Januari 2022

DEWAN PENDIRI
BARISAN ANAK PEJUANG EMPAT LIMA
KETUA

H. HIKMAT NURISTAWAN, SE.,MM


ANGGOTA ANGGOTA

RAHMAD HIDAYAT DJATI, S.Ip. M.Ip SAHARUDDIN ARSYAD SALEH, S.Ip


ANGGOTA ANGGOTA

H. WAWAN RF RACHMATOELLAH , M.Si DEDY RINDJANI WIJAYA


ANGGOTA

R. YUSUF KUSUMA AB, SH. MH

Anda mungkin juga menyukai