Anda di halaman 1dari 14

PERATURAN ORGANISASI

KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Nomor :.../PO.../KNPI/..../2017

T ENTANG

MUSYAWARAH DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA/KECAMATAN

KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

DEWAN PENGURUS PUSAT

KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Menimbang : 1. Bahwa Kesinambungan dan pengembangan peran organisasi secara


effektif dan effisien, sangat ditentukan oleh penataan segenap
perangkat organisasi di setiap tingkatan;

2. Bahwa Musyawarah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan


merupakan perangkat institusi tertinggi organisasi yang
menentukan kadar perkembangan organisasi pada tingkatan
tersebut, oleh karena itu pelaksanaan Musyawarah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan perlu penyesuaian dalam
rangka menunjang dan mewujudkan hasil-hasil Kongres XIV
Pemuda/KNPI Tahun 2015;

3. Bahwa penataan Musyawarah Daerah


Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan sebagai bagian dari penataan
organisasi harus dilakukan secara nasional dengan memperhatikan
kepentingan perwujudan sifat dan fungsi KNPI;

4. Bahwa untuk itu diperlukan petunjuk Pelaksana tentang


pelaksanaan Musyawarah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota/
Kecamatan, sebagai keputusan organisasi yang memberi arah
dan     pedoman     penyelenggaraan     Musyawarah   Provinsi/
Kabupaten/Kota/Kecamatan KNPI di seluruh Indonesia

Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI;

2. Garis Besar Program Kerja Organisasi (GBPKO) KNPI;

Memperhatikan : 1. Keputusan Kongres XIV Pemuda/KNPI Tahun 2015 di Jayapura

2. Keputusan Rapat Pleno I DPP KNPI


MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI KOMITE NASIONAL PEMUDA


INDONESIA TENTANG MUSYAWARAH DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA/KECAMATAN KOMITE
NASIONAL PEMUDA INDONESIA

1. KETENTUAN UMUM

1. Musyawarah Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia adalah pemegang kekuasaan


tertinggi Komite Nasional Pemuda Indonesia di tingkat Propinsi/Kabupaten/Kota dan
Kecamatan yang selanjutnya dalam Peraturan Organisasi ini disebut MUSDA dan
MUSCAM yang diadakan setiap 3 (Tiga) Tahun sekali;

2. Musyawarah Daerah KNPI Provinsi adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat


Provinsi untuk selanjutnya disingkat MUSDA;

3. Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota adalah pemegang kekuasaan tertinggi di


tingkat Kabupaten/Kota untuk selanjutnya disingkat MUSDA;

4. Musyawarah KNPI Kecamatan adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat


Kecamatan untuk selanjutnya di singkat MUSCAM.

2. FUNGSI DAN WEWENANG

Fungsi dan Wewenang MUSDA dan MUSCAM sebagaimana diatur dalam ketentuan
Anggaran Dasar sebagai berikut :

1. Menilai dan mengesahkan Laporan Pertanggung Jawaban Dewan Pengurus Daerah


KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota dan Dewan Pengurus Kecamatan;

2. Menetapkan Pokok-pokok Program Kerja KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota dan


Kecamatan dalam rangka pelaksanaan Pokok-Pokok Program Kerja Nasional dan
Organisasi KNPI;

3. Memilih dan menetapkan Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota


dan Dewan Pengurus Kecamatan;

4. Memilih dan menetapkan Pimpinan dan Anggota Majelis Pemuda Indonesia


Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kecamatan.

3. PENYELEGGARA DAN PENANGGUNG JAWAB

Penyelenggara dan Penanggung Jawab Musyawarah dan Rapat-Rapat adalah Dewan


Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia pada masing-masing tingkatan.
4. PESERTA DAN PENINJAU

1. Musyawarah Daerah KNPI Propinsi/Kabupaten/Kota dan Musyawarah KNPI


Kecamatan dihadiri oleh Peserta dan Peninjau.

2. Peserta dan Peninjau MUSDA KNPI Provinsi :

1. Peserta :

i. Unsur Dewan Pengurus Pusat KNPI;

ii. Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;

iii. Unsur Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota;

iv. Unsur Majelis Pemuda Indonesia Provinsi;

v. Unsur Organisasi Kemasyarakatan Pemuda di tingkat Propinsi.

1. Peninjau :

i. Dewan Pengurus Kecamatan;

ii. Unsur Institusi atau perorangan yang diundang oleh DPD KNPI Provinsi;

3. Peserta dan Peninjau MUSDA KNPI Kabupaten/Kota :

1. Peserta :

i. Unsur Dewan Pengurus Pusat KNPI;

ii. Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota;

iii. Unsur Dewan Pengurus Kecamatan;

iv. Unsur MPI Kabupaten/Kota;

v. Unsur Organisasi Kemasyarakatan Pemuda di Tingkat Kabupaten/Kota;

2. Peninjau :

i. Unsur institusi atau perorangan yang diundang oleh DPD KNPI Kabupaten/Kota

4. Peserta dan Peninjau Musyawarah KNPI Kecamatan :

1. Peserta :

i. Unsur Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota;

ii. Dewan Pengurus Kecamatan;

iii. Unsur Majelis Pemuda Indonesia Kecamatan;


iv. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda di Tingkat Kecamatan

2. Peninjau :

i. Unsur Institusi atau perorangan yang diundang oleh Dewan Pengurus Kecamatan.

5. MATERI PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT-RAPAT

1. Materi MUSDA dan MUSCAM KNPI disiapkan melalui Rapat Pimpinan KNPI di
masing-masing tingkatan.

2. Sidang-sidang dan Rapat MUSDA dan MUSCAM terdiri :

1. Sidang Pleno

2. Sidang Komisi

3. Sidang Komisi Khusus dan atau Sub Komisi bila dianggap perlu.

3. Materi Persidangan terdiri dari :

1. Pokok-pokok Program Kerja KNPI

2. Rekomendasi

3. Tata Tertib Pemilihan

4. Hal lain yang dipandang perlu

4. Tugas dan Wewenang Sidang Pleno :

1. Mendengarkan pengarahan dan ceramah sesuai dengan ketentuan MUSDA dan


MUSCAM;

2. Mendengar dan memberikan penilaian atas Laporan Pertanggung Jawaban Dewan


Pengurus Daerah KNPI dan Dewan Pengurus Kecamatan;

3. Mengesahkan Laporan Pertanggung Jawaban Dewan pengurus Daerah KNPI dan


Dewan Pengurus Kecamatan;

4. Menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja KNPI Daerah dan Kecamatan yang


berpedoman kepada Pokok-Pokok Program Kerja Nasional dan Organisasi KNPI;

5. Membentuk Komisi-Komisi menurut kebutuhan;

6. Mendengarkan Laporan Komisi untuk mendapatkan penilaian dan pengesahan


Sidang Pleno;

7. Memilih dan Mengesahkan Ketua Dewan Pengurus Daerah KNPI dan Ketua
Dewan Pengurus Kecamatan;
8. Memilih Formatur;

9. Mengesahkan Dewan Pengurus Daerah KNPI dan Dewan Pengurus kecamatan


serta Anggota Majelis Pemuda Indonesia untuk Masa Bakti berikutnya.

5. Tugas dan Wewenang Sidang Komisi :

1. Melakukan Musyawarah dan mengambil keputusan menganai hal-hal yang


menjadi lingkup tugasnya;

2. Melaporkan hasil-hasil Sidang Komisi kepada Sidang Pleno MUSDA dan


MUSCAM setelah ditanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris Sidang Komisi yang
bersangkutan.

6. Sidang-Sidang MUSDA dan MUSCAM dipandu oleh Dewan Pengurus Daerah KNPI
dan Dewan Pengurus Kecamatan dan Pimpinan Sidang terpilih.

7. Pimpinan Sidang MUSDA dan MUSCAM dipilih dari dan oleh utusan MUSDA dan
MUSCAM dan komposisinya diatur sebagai berikut :

1. Pimpinan Sidang Pleno terdiri dari Seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua,
seorang Sekretaris dan 2 (Dua) Orang Anggota;

2. Pimpinan Sidang Komisi terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan
Anggota-Anggota.

8. Pimpinan Sidang merangkum seluruh pembicaraan, mendudukkan persoalan,


meluruskan pembicaraan serta berusaha mempertemukan pendapat sesuai acara
persidangan.

6. HAK PESERTA DAN PENINJAU

1. Peserta Berhak :

1. Mendapatkan satu hak suara yang dapat dipergunakan dalam pengambilan


keputusan;

2. Mengajukan pertanyaan, usul, saran dan atau pendapat baik lisan maupun tertulis;

3. Mendapatkan kesempatan dan kebebasan yang sama untuk mengeluarkan


Pendapat/Kritik yang bersifat membangun;

4. Dipilih dan Memilih.

2. Peninjau Berhak :

1. Mengajukan pertanyaan, usul dan atau pendapat baik lisan maupun tertulis atas
seijin Pimpinan Sidang;
2. Mendapatkan kesempatan dan kebebasan yang sama untuk mengeluarkan
Pendapat/Kritik yang bersifat membangun.

3. Setiap Peserta dan Peninjau berhak untuk menjadi anggota salah satu Komisi
MUSDA dan MUSCAM.

4. Jumlah anggota masing-masing komisi disusun secara proporsional.

5. Penggunaan hak bicara dan hak suara dalam Musyawarah dan Rapat-Rapat diatur
dalam Tata Tertib Musyawarah dan Rapat-Rapat.

7. QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Permusyawaratan dan rapat-rapat dinyatakan syah apabila dihadiri sekurang-


kurangnya ½ (Setengah) ditambah 1 (Satu) jumlah peserta;

2. Apabila ketentuan sebagaimana diatur dalam ayat 1 (Satu) tidak dapat dipenuhi, maka
semua jenjang permusyawaratan di atas dapat di tunda selama 2 x 60 menit, dan jika
dalam tenggang waktu tersebut belum terpenuhi maka atas persetujuan peserta yang
hadir sidang selanjutnya dinyatakan syah;

3. Ketentuan mengenai Quorum dan peryaratan rapat-rapat dan rapat-rapat Dewan


Pengurus diberlakukan sama sebagaimana diatur dalam ketentuan ayat 1 dan 2 Pasal
ini;

4. Kongres / Kongres Luar Biasa / Musyawarah Provinsi / Musyawarah Daerah


Provinsi/Musyawarah Daerah Provinsi Luar Biasa/ Musyawarah
Kabupaten-Kota/Musyawarah Kabupaten – Kota Luar Biasa / Musyawarah
Kecamatan / Musyawarah Kecamatan Luar Biasa dinyatakan sah apabila dihadiri
sekurang-kurangnya ½ (Setengah) ditambah 1 (Satu) jumlah utusan peserta;

5. Apabila ketentuan dalam ayat 1 ini tidak dapat dipenuhi, maka semua jenjang dan
semua permusyawaratan dapat ditunda selama 2 x 60 menit, dan jika dalam tenggang
waktu tersebut Quorum belum dapat terpenuhi, maka atas persetujuan peserta sidang
selanjutnya dinyatakan sah;

6. Ketentuan mengenai Quorum dan persyaratan rapat-rapat dan rapat-rapat Dewan


Pengurus diberlakukan sama dengan diatur pada ayat 1 dan 2 Pasal ini, terkecuali
khusus rapat-rapat Dewan Pengurus penundaan waktunya adalah selama dua kali
30 menit;

7. Pengambilan keputusan dalam Musyawarah dan Rapat-Rapat KNPI adalah sebagai


berikut :

1. Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk


mencapai mufakat;
2. Apabila yang diinginkan pada ayat (1) Pasal ini tidak dimungkinkan, maka
pengambilan keputusan dilakukan dengan pemungutan suara terbanyak oleh
peserta dalam suasana dan semangat kebersamaan untuk menunjang kebersamaan
Pemuda Indonesia.

8. Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dinyatakan sah, apabila disetujui


oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang hadir.

9. Apabila keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dan hasilnya sama maka
dilakukan pemungutan suara ulang.

1. Proses pengambilan suara dilakukan oleh peserta dengan menyatakan sikap


setuju atau menolak atau abstain yang dilaksanakan secara lisan atau tertulis atau
mengacungkan tangan.

2. Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dilakukan dengan


mengadakan perhitungan secara langsung.

8. TATA CARA PEMILIHAN KETUA, FORMATUR DAN DEWAN PENGURUS

1. Pemilihan Ketua DPD KNPI, Anggota Formatur dan pembentukan Dewan Pengurus
KNPI dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Pencalonan Ketua DPD;

1. Pemilihan Ketua DPD dan Anggota Formatur;

1. Pembentukan Dewan Pengurus.

2. Calon Ketua DPD di pilih oleh peserta MUSDA dari Bakal Calon yang sudah
ditetapkan oleh Sterring Commite (SC).

3. Ketua terpilih sekaligus menjadi Ketua Formatur.

4. Anggota Formatur dipilih pada tahap kedua setelah pemilihan Ketua.

5. Persyaratan Calon Ketua adalah :

1. Pernah atau sedang aktif menjadi Pengurus KNPI ditingkat masing-masing;

2. Pernah atau sedang menjadi Pengurus Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP)


di tingkatan masing-masing;

3. Berusia tidak lebih dari 40 Tahun;

4. Tidak melebihi 2 (Dua) Periode sebagai Ketua;


5. Mendapatkan 3 (Tiga) Rekomendasi dari Dewan Pengurus di tingkatan masing-
masing dan 6 (Enam) Rekomendasi dari Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP)
yang berhimpun dalam KNPI;

6. Berprestasi, Berdedikasi, Loyal terhadap Organisasi/Negara, tak tercela dan bebas


Narkoba serta bersedia bertanggung Jawab untuk melaksanakan Amanat Organisasi
hingga akhir masa jabatan.

6. Persyaratan Dewan Pengurus KNPI :

1. Menerima Deklarasi Pemuda Indonesia, Permufakatan Pemuda Indonesia,


AD/ART, Program Umum KNPI, Peraturan Organisasi lainnya serta mempunyai
waktu dan bersedia untuk berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI.

2. Diusulkan secara resmi oleh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) dan atau
Dewan Pengurus KNPI ditingkatan masing-masing;

3. Tidak melebihi 3 (Tiga) Periode pernah menjadi Dewan Pengurus KNPI


ditingkatan masing-masing;

4. Berprestasi, Berdedikasi, Loyal terhadap Organisasi/Negara, tak tercela dan bebas


Narkoba serta bersedia bertanggung jawab untuk melaksanakan Amanat
Organisasi hingga akhir masa jabatan.

7. Pemilihan Ketua dan Dewan Pengurus dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Calon-calon Ketua dipilih dan ditetapkan oleh Peserta;

2. Syarat-syarat Calon Ketua sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga;

3. Calon Ketua dinyatakan sah bila didukung sekurang-kurangnya 20 persen suara


dari jumlah peserta MUSDA dan MUSCAM;

4. Apabila jumlah kecamatan dalam suatu daerah hanya sedikit, maka Dewan
Pengurus Kecamatan diperkenankan merekomendasikan lebih dari 1 (satu) nama
calon ketua

5. Apabila hanya satu calon yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan
ayat 3 diatas, maka selanjutnya ditetapkan sebagai Ketua terpilih;

6. Apabila terdapat lebih dari satu calon yang mendapat dukungan 20 persen, maka
pemilihan dilanjutkan ke tahap berikutnya, dan calon yang mendapat suara
terbanyak langsung ditetapkan sebagai Ketua terpilih;

7. Ketua dipilih dari Calon Ketua yang telah memenuhi persyaratan dan disahkan
oleh peserta di dalam Sidang Pleno;

8. Dewan Pengurus daerah dan Kecamatan dipilih oleh Formatur.

9. Formatur dipilih dari dan oleh Peserta di dalam Sidang Pleno.


10. Formatur MUSDA KNPI Provinsi sebanyak 9 (Sembilan) Orang yang dipilih dari
Peserta yang terdiri dari :

1. Unsur DPP KNPI : 1 Orang

2. Unsur MPI KNPI Provinsi : 1 Orang

3. Ketua DPD KNPI Provinsi Terpilih : 1 Orang

4. Ketua DPD KNPI Provinsi Demisioner : 1 Orang

5. Unsur DPD KNPI Kabupaten/Kota : 2 Orang

6. Unsur Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Tingkat Provinsi : 3 Orang

11. Formatur MUSDA Kabupaten/Kota sebanyak 7 (Tujuh) Orang yang dipilih dari
Peserta yang terdiri dari :

1. Unsur DPD KNPI Provinsi : 1 Orang

2. Unsur MPI KNPI Kabupaten/Kota : 1 Orang

3. Ketua DPD KNPI Kabupaten/Kota Terpilih : 1 Orang

4. Ketua DPD KNPI Kabupaten/Kota Demisioner : 1 Orang

5. Unsur Dewan Pengurus Kecamatan : 1 Orang

6. Unsur Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Tingkat Kabupaten/Kota :


2 Orang

12. Formatur MUSCAM sebanyak 5 (Lima) Orang yang terdiri dari :

1. Unsur DPD KNPI Kabupaten/Kota : 1 Orang

2. Ketua Pengurus Kecamatan Terpilih : 1 Orang

3. Ketua Pengurus Kecamatan Demisioner : 1 Orang

4. Unsur MPI KNPI Kecamatan : 1 Orang

5. Unsur Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) ditingkat Kecamatan : 1


Orang

13. Komposisi Formatur terdiri dari seorang Ketua Merangkap Anggota, Seorang
Sekretaris Merangkap Anggota dan Anggota-Anggota.

14. Ketua Formatur untuk MUSDA dan MUSCAM adalah Ketua Terpilih.

15. Formatur mempunyai Mandat Penuh untuk menyusun kepengurusan dengan


memperhatikaan usulan nama-nama resmi yang direkomendasikan oleh Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah ditetapkan sebagai Peserta maupun
Peninjau MUSDA dan MUSCAM.

5. Nama-nama Calon Pengurus yang direkomendasikan wajib melampirkan Daftar


Riwayat Hidup

6. Rekomendasi Calon Pengurus selambat-lambatnya disampaikan pada saat


pendaftaran peserta MUSDA dan MUSCAM.

9. DEWAN PENGURUS DAERAH DAN DEWAN PENGURUS KECAMATAN

1. Dewan Pengurus Daerah Provinsi terdiri dari :

1. K e t u a

2. Beberapa Wakil Ketua

3. Sekretaris

4. Beberapa Wakil Sekretaris

5. Bendahara

6. Beberapa Wakil Bendahara

7. Departemen-Departemen

2. Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota terdiri dari :

1. K e t u a

2. Beberapa Wakil Ketua

3. Sekretaris

4. Beberapa Wakil Sekretaris

5. Bendahara

6. Beberapa Wakil Bendahara

7. Departemen-Departemen

3. Pengurus Kecamatan terdiri dari :

1. K e t u a

2. Beberapa Wakil Ketua

3. Sekretaris
4. Beberapa Wakil Sekretaris

5. Bendahara

6. Beberapa Wakil Bendahara

7. Komisi-Komisi

4. Jumlah Anggota Departemen/Komisi Pengurus disesuaikan dengan perkembangan


dan kebutuhan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan terdiri dari :

1. Organisasi dan Pemberdayaan OKP

2. Pembinaan dan Pengembangan Anggota

3. Kaderisasi dan Pengembangan SDM Pemuda

4. Kerjasama Hubungan antar Lembaga

5. Advokasi, Hukum dan HAM

6. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

7. P o l i t i k

8. A g a m a

9. Sosial dan Bantuan Bencana

10. Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

11. Pembangunan Masyarakat Desa

12. Komunikasi dan Informatika

13. Tenaga Kerja dan Kependudukan

14. Pendidikan dan Kebudayaam

15. Perdagangan

16. Perindustrian dan Teknologi Tepat Guna

17. Pertanian, Perkebunan dan Perikanan

18. Kehutanan

19. UMKM dan Koperasi

20. Energi dan Sumber Daya Mineral

21. Perikanan dan Kelautan


22. Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial

23. Kewirausahaan Pemuda dan Investasi

24. Transportasi dan Perhubungan

25. Perumahan dan Pemukiman

26. Pembangunan Infrastruktur dan Pekerjaan Umum

27. Olahraga dan Kesenian

28. Kesehatan dan Penanggulangan Narkoba

29. Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

30. Riset dan Pengembangan Teknologi

31. Litbang dan Pengkajian Strategis

10. PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH

1. Pelaksanaan MUSDA dan MUSCAM KNPI sesuai dengan berakhirnya Periodesasi


Kepengurusan;

2. Bagi Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah
berakhir masa kepengurusannya, maka pelaksanaan MUSDA KNPI Provinsi dan
Kabupaten/Kota diselenggarakan selambat-lambatnya di enam bulan setelah
periode kepengurusan berakhir;

3. Bagi Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi yang selama Periode


Kepengurusannya masih terdapat Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota
yang telah habis masa kepengurusannya dan belum melaksanakan MUSDA, maka
Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi harus segera menuntaskan MUSDA KNPI
Kabupaten/Kota tersebut terlebih dahulu;

4. Dalam hal Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi, Kabupaten/Kota dan Dewan
Pengurus KNPI Kecamatan tidak dapat menyelenggarakan MUSDA dan
MUSCAM sesuai dengan Periodisasinya Kepengurusan sebagaimana diatur dalam
ketentuan ayat 1 Pasal ini dan Dewan Pengurus Daerah tidak berinisiatif
menyelenggaraakan MUSDA dan MUSCAM, maka Pimpinan Majelis Pemuda
Indonesia (MPI KNPI) di masing-masing tingkatan dapat melaksanakan MUSDA
dan MUSCAM setelah mendapat persetujuan dari Dewan Pengurus Pusat (DPP);

5. MUSDA KNPI dan MUSCAM KNPI dilaksanakan di Ibukota Provinsi,


Kabupaten/Kota dan Kecamatan dan atau disesuaikan dengan kemampuan
Daerah/Kecamatan yang bersangkutan.
11. PELANTIKAN PENGURUS

Pelantikan Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan


dilaksanakan setelah berkahirnya penyelenggaraan MUSDA dan MUSCAM yang
dilakukan oleh pengurus setingkat di atasnya.

12. ORIENTASI PENGURUS

Setelah Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan


terpilih dan dilantik, dilanjutkan dengan Orientasi Pengurus.

13. KETENTUAN PERALIHAN

1. Khusus untuk Dewan Pengurus KNPI Provinsi yang memiliki Dualisme


Kepengurusan, penyelesaiannya mengikuti ketentuan yang diputuskan dalam Kongres
KNPI ke-XIV dengan mengutamakan prinsip-prinsip kesinambungan kepengurusan
terdahulu, eksistensi berdasarkan Kinerja dan Program Kerja yang telah dilaksanakaan
serta pengakuan dari pemerintah.

2. Dalam hal penyelesaian Dualisme Kepengurusan melalui MUSDA,


penyelenggaraannya mengikuti mekanisme dan tata cara sebagai berikut :

1. Mengacu pada hasil-hasil Ketetapan Kongres XIV;

2. Mengikuti Peraturan Organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia;

3. Membuat kesepakatan bersama tentang penyelenggaraan MUSDA.

3. Penyelenggaraan MUSDA sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaksanakan paling


lambat enam bulan setelah kepengurusan berakhir.

4. Apabila Dewan Pengurus Daerah KNPI tidak tunduk dan atau melanggar ketentuan
sebagaimana diatur dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Pasal ini, maka untuk
menjamin kelangsungan Roda Organisasi Dewan Pengurus Pusat dan atau Pengurus
setingkat di atasnya dapat mengambil alih.

14. KETENTUAN PENUTUP

Hal-hal yang belum diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan ini akaan diatur kemudian oleh
Dewan Pengurus Pusat KNPI.
DITETAPKAN DI : JAKARTA

PADA TANGGAL : APRIL 2017

Anda mungkin juga menyukai