ANGGARAN DASAR
GARDA BELA NEGARA NUSANTARA
LEMBAGA PENGAWASAN REFORMASI INDONESIA
(GBNN-LPRI)
PEMBUKAAN
Pengertian Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya Kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana tertuang dalam BAB X tentang Warga Negara dan
Penduduk Pasal 27 (3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara. Upaya Bela Negara, merupakan kehormatan bagi setiap warga negara
yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa. Pengabdian dimaksud adalah sesuai dengan profesi
artinya pengabdian warga negara yang mempunyai profesi tertentu untuk kepentingan bela
negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh
perang, bencana alam atau bencana lainnya. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya Bela Negara yang diselenggarakan melalui Pendidikan Kewarganegaraan,
Pelatihan Dasar Kemiliteran dan Pengabdian sesuai dengan Profesinya masing-masing.
Era Reformasi yang diiringi dengan arus globalisasi dewasa ini adalah keniscayaan,
sehingga Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA dituntut untuk mampu bersaing secara Global. Dalam Pusaran Globalisasi tidak
ada pilihan lain kecuali memperkuat Sumber Daya Organisasi, secara rasional tanpa
melupakan Nilai – Nilai Luhur Kultural / Budaya Bangsa yang teraktualisasi dan
terimplementasi ke dalam Tri Bakti GARDA BELA NEGARA NUSANTARA. Menyadari
keterbatasan akan Sumber Daya Organisasi dalam persaingan Global tersebut, maka
diperlukan Strategi dan Tindakan serta Kegiatan yang terprogram demi meningkatkan
Eksistensi (Jati Diri) dan Militansi serta Kapabilitas dan Kapasitas GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA serta meningkatkan Daya Saing Organisasai dengan berbagai lapisan
masyarakat.
GARDA BELA NEGARA NUSANTARA, sebagai bagian integral dari pemuda Indonesia
dalam mengisi kemerdekaan, akan berperan aktif melalui program partisipasi pembangunan
secara nasional maupun regional di daerah untuk menyongsong masa depan yang lebih
baik. GARDA BELA NEGARA NUSANTARA merupakan Organisassi Kemasyarakatan yang
Independent, tidak berpihak pada organisasi partai politik manapun tetapi berorientasi pada
kepentingan nasional dengan mempersatukan tekad, pikiran dan tindakan untuk
melaksanakan pembangunan disegala bidang kehidupan melalui program kerja nyata.
Dalam melaksanakan tugas pokok, tanggung jawab serta panggilan perjuangan bangsa
dan negara maka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA dengan ini menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai
landasan operasional organisasi yang harus dihormati dan di taati serta di jalankan oleh
semua jajaran pengurus dan anggota.
GARDA BELA NEGARA NUSANTARA didirikan pada tanggal Delapan Agustus Dua Ribu
Delapan Belas (08-08-2018) dengan No. Akta : 82, di notaris Netty Maria Machdar, SH
dengan akte Perubahan Lembaga Reformasi Indonesia (LPRI).
Organisasi ini bernama GARDA BELA NEGARA NUSANTARA (selanjutnya dalam anggaran
dasar ini cukup disingkat dengan “GBNN”).
Berkedudukan di Jalan Swadaya Raya No. 76 Kel. Bambu Apus, Kec. Cipayung – Jakarta
Timur.
BAB II
LAMA BERDIRINYA
Pasal 2
Organisasi ini didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.
BAB III
BAB IV
Pasal 5
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Organisasi ini akan melakukan berbagai
usaha yang tidak berentangan dengan (peraturan) yang berlaku di tanah air, yaitu antara
lain :
1. GARDA BELA NEGARA NUSANTARA bersifat Independent, tidak berpihak pada sebuah
organisasi politik manapun tetapi berorientasi pada kepentingan nasional dengan
mempersatukan tekad, pikiran dan tindakan untuk membangun Bangsa.
2. GARDA BELA NEGARA NUSANTARA memilliki fungsi sebagai wadah perjuangan,
pembinaan, pelatihan, pendampingan, pelopor, untuk Bangsa dan Negara.
3. Membangun kembali rasa nasionalisme, humanism, maupun religius bagi Generasi
Muda Indonesia.
4. Menegakkan rasa Persatuan dan Kesatuan serta Persaudaraan seluruh elemen
masyarakat dalam pembelaan terhadap tanah air dan bangsa.
BAB V
PENDIRI
Pasal 6
Pendiri
1. Organisasi ini mempunyai kekayaan awal yang berasal dari kekayaan pendiri yang
dipisahkan;
2. Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 kekayaan Organisasi dapat juga
diperoleh dari :
a. Uang pangkal dan iuran anggota;
b. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat;
c. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar GBNN.
Semua kekayaan Organisasi harus dipergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan GBNN.
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 8
1. Anggota GARDA BELA NEGARA NUSANTARA adalah seluruh Warga Negara Indonesia
tanpa paksaan mengajukan permintaan menjadi anggota serta memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga.
2. Kader GARDA BELA NEGARA NUSANTARA adalah anggota GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA yang merupakan tenaga inti penggerak organisasi yang ditentukan dalam
Anggaran Rumah Tangga .
3. Warga Negara Indonesia yang menyetujui asas dan tujuan Organisasi serta memenuhi
semua ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
4. Memiliki komitmen dan integritas terhadap organisasi GBNN.
5. Memiliki loyalitas, dedikasi dan kejujuran terhadap organisasi GBNN.
6. Tata cara penerimaan anggota ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga GBNN.
7. Hak – Hak Anggota GBNN adalah :
a. Memilih dan dipilih;
b. Mengajukan pendapat dan usul atau saran;
c. Mengikuti pendidikan, pelatihan, penataran dan pembinaan GBNN;
d. Memperoleh perlindungan dan pembelaan hukum.
8. Kewajiban – Kewajiban Anggota GBNN adalah :
a. Menjunjung tinggi visi misi dan nama baik GBNN;
b. Memahami dan mentaati Anggaran Dasar, Angaran Rumah Tangga, Peraturan-
peraturan dan Keputusan-keputusan organisasi dan mentaati peraturan pemerintah;
c. Mendukung dan mensukseskan seluruh program GBNN.
9. Keanggotaan GBNN berakhir karena :
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis;
c. Melanggara Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi dan
Ketentuan-ketentuan serta keputusan-keputusan GBNN;
d. Cacat/tersangkut masalah hukum dan tidak lagi memenuhi syarat keanggotaan.
Pasal 9
Organisasi
BAB IX
PENGURUS
Pasal 10
Pengurus
Bila dipandang perlu anggota kepengurusan lainnya dapat dibentuk sesuai dengan
keperluan.
1. Ketua organisasi memilih pengurus untuk melaksanakan fungsi sekretariat, fungsi
keuangan, fungsi kegiatan, dan fungsi-fungsi lain serta membentuk Struktur Organisasi
dan Tata laksana sesuai dengan tujuannya.
2. Ketua organisasi dipilih oleh Pendiri untuk masa jabatan lima (5) tahun dan dapat dipilih
kembali melalui tata cara pemilihan yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan, hak dan kewajiban, kepengurusan dan lain-
lain diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB X
DEWAN NUSANTARA
Pasal 11
1. Dewan Nusantara merupakan suatu lembaga khusus yang sangat bernilai dan eksklusif
yang berfungsi memelihara dan menjaga konsistensi perjuangan GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA.
2. Dewan Nusantara, pengurus dan anggotanya terdiri dari seluruh Dewan Pendiri
Organisasi GARDA BELA NEGARA NUSANTARA. Selanjutnya bisa diisi oleh anggota
Pasal 12
1. Pengurus Organisasi dipilih dari anggota Organisasi yang telah menjadi anggota
Organisasi minimal selama 1 (satu) tahun lebih.
2. Pengurus Organisasi adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan
hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan pengurusan Organisasi yang
menyebabkan kerugan bagi Organisasi, masyarakat, atau Negara berdasarkan putusan
pengadilan.
3. Dalam hal jabatan pengurus kosong, maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak terjadi kekosongan, rapat anggota harus menyelenggarakan rapat,
untuk mengisi memilih kekosongan itu, berdasarkan Putusan Pendiri.
4. Pengurus berhak mengundurkan diri dari jabatannya, dengan memberitahukan secara
tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Rapat Anggota paling lama 30 (tiga
puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
5. Pengurus tidak dapat merangkap jabatan dalam hal kepengurusan.
Pasal 13
Pasal 15
Pasal 16
1. Dalam hal terjadi perkara dipengadilan antara Organisasi dengan anggota pengurus
GBNN atau apabila kepentingan pribadi seorang anggota pengurus bertentangan
dengan Organisasi, maka anggota pengurus yang bersangkutan tidak berwenang
bertindak untuk dan atas nama pengurus serta mewakili GBNN, maka anggota pengurus
lainnya bertindak untuk dan atas nama pengurus mewakili GBNN.
2. Dalam hal GBNN mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan
seluruh pengurus, maka GBNN diwakili oleh seorang anggota yang ditunjuk oleh rapat
anggota.
BAB XI
1. Rapat Dewan Pengurus dapat diadakan setiap waktu apabila dipandang perlu atas
permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pengurus GBNN, sekurang-kurangnya
diadakan satu kali dalam sebulan.
2. Panggilan rapat pengurus dilakukan oleh pengurus yang berhak mewakili pengurus.
3. Panggilan rapat pengurus disampaikan kepada setiap anggota pengurus secara
langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 (tujuh)
hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak mempertimbangkan tanggal panggilan dan
tanggal rapat.
Pasal 18
Pasal 19
6. Setiap rapat pengurus dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh ketua rapat
dan satu orang anggota pengurus lainnya yang ditunjuk oleh rapat sebagai sekretaris
rapat.
7. Pengurus rapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat
pengurus, dengan ketentuan semua anggota pengurus telah diberitahu secara tertulis
dan semua anggota pengurus memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan
secara tertulis dan menandatangani persetujuan tersebut.
8. Keputusan yang diambil sebagai mana dimaksud dalam ayat 7 mempunyai kekuatan
yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat pengurus.
1. Pengurus berwenang menyelenggarakan rapat anggota luar biasa setiap waktu jika
diperlukan.
2. Pengurus wajib memanggil dan menyelenggarakan rapat anggota luar biasa atas
permintaan terulis dari 1/3 (satu per tiga) anggota atau lebih. Permintaan tertulis
tersebut harus disampaikan secara tercatat dengan menyebutkan hal-al yang hendak
dibicarakan disertai alasannya.
3. Rapat anggota luar biasa diadakan ditempat kedudukan GBNN atau ditempat Organisasi
melakukan kegiatan.
4. Pemanggilan rapat anggota luar biasa dilakukan dengan surat tercatat yang harus
dikirimkan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal rapat dalam hal yang
mendesak, jangka waktu tersebut dapat dipersingkat paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum rapat dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
5. Panggilan rapat anggota harus mencantumkan hari, tanggal, jam, tempat dan acara
rapat, dengan disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam rapat
tersedia dikantor GBNN, mulai dari hari dilakukan pemanggilan sampai dengan tanggal
rapat diadakan.
6. Rapat anggota dipimpin oleh Ketua Umum. Dalam hal Ketua Umum tidak ada atau
berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak
ketiga, rapat dipimpin oleh seorang pengurus lainnya.
7. Rapat anggota dan rapat anggota luar biasa GBNN adalah sama dan mempunyai
kekuatan yang sama pula yang mengikat semua anggota Organisasi.
8. Rapat anggota mempunyai kewenangan mengubah dan mengesahkan anggaran dasar
GBNN.
Korum hak suara dalam Rapat Anggota dapat dilangsungkan adalah sah apabila mencapai
korum 2/3 (dua per tiga) dari anggota rapat yang hadir, 1 (satu) orang anggota mempunyai 1
(satu) hak suara.
1. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak tercapai, maka dapat
diadakan pemanggilan, maka rapat ditunda selama 30 (tiga puluh) menit. Apabila batas
waktu tersebut dilampaui tanpa memperhitungkan korum, rapat diteruskan dan semua
keputusan yang diambil dalam berdasarkan musyawarah untuk mufakat, hasil rapat
tersebut adalah sah dan mengikat semua anggota GBNN.
2. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan
diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju terbanyak dari jumlah
suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat.
Apabila suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka pimpinan rapat
mempunyai hak untuk memutuskan hasil keputusan rapat.
1. Tahun buku GBNN dimulai dari tanggal satu Januari sampai dengan tanggal 31
Desember.
2. Pada akhir Desember tiap tahun, buku GBNN ditutup.
BAB XIV
LAPORAN TAHUNAN
Pasal 23
1. Pengurus wajib menyusun secara tertulis laporan tahunan paling lambat 5 (lima) bulan
setelah berakhirnya tahun buku GBNN.
2. Laporan tahunan memuat sekurangnya :
a. Laporan keadaan dan kegiatan GBNN selama tahun buku yang lalu serta hasil yang
telah dicapai.
b. Laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir periode,
laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan laporan keuangan.
3. Laporan tahunan wajib ditandatangani oleh pengurus.
4. Dalam hal terdapat anggota pengurus yang tidak menandatangani laporan tersebut,
maka yang bersangkutan harus menyebutkan alasan secara tertulis.
5. Laporan tahunan disahkan dalam Rapat Anggota Tahunan.
BAB XV
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 24
1. Perubahan angaran dasar hanya dapat dilaksanakan berdasarkan keputusan rapat luar
biasa GBNN yang dihadiri oleh semua anggota dan pengurus, yang dihadiri paling sedikit
2/3 (dua per tiga) dari jumlah peserta rapat tersebut atas persetujuan Pendiri.
2. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat atas persetujuan Pendiri
atau atas permintaan Pendiri sendiri untuk perubahan AD/ART Organisasi.
3. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusan ditetapkan berdasarkan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari
seluruh jumlah peserta yang hadir atau yang diwakili atas persetujuan Pendiri.
4. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 tidak tercapai, maka keputusan
diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju terbanyak dari jumlah
suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat. Apabila jumlah suara yang setuju dan
tidak setuju sama banyaknya, maka pimpinan rapat mempunyai hak untuk memutuskan
hasil keputusan rapat atas persetujuan Pendiri.
BAB XVI
PEMBUBARAN
Pasal 25
BAB XVII
Peraturan penutup
Pasal 26
1. Semua hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam anggaran dasar ini akan diatur
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga GBNN. Menyimpang dari ketentuan Pasal 9
dalam Anggaran Dasar ini mengenai tata cara pengangkatan pengurus, untuk pertama
kalinya diangkat susunan pengurus oleh Pendiri.
2. Anggaran Dasar ini sah apabila di tanda tangani oleh Ketua umum dan Sekretaris
Jenderal GARDA BELA NEGARA NUSANTARA dan Dewan Nusantara.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 08 Agustus 2018
Mengetahui/Menyetujui
DEWAN NUSANTARA
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Pasal 2
1. Mantan Anggota atau mantan pengurus dari organisasi lain yang ingin masuk menjadi
Anggota GARDA BELA NEGARA NUSANTARA, diharuskan memperlihatkan Surat
Keterangan Pelepasan Keanggotaan dari Organisasi lama (khusus Pengurus Harian).
2. Bekas Anggota/ pengurus organisasi lain, yang ingin menjadi anggota GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA harus dijamin oleh sekurang-kurangnya 2 orang pimpinan
organisasi sesuai dengan kedudukannya dan disahkan oleh pimpinan organisasi yang
bersangkutan atas persetujuan Dewan Pendiri.
BAB II
HAK dan KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 4
1. Setiap anggota berhak menyampaikan pandangan, pertanyaan, usul dan kritik yang
membangun untuk kemajuan organisasi.
2. Setiap hak anggota sebagaimana ayat (1) tersebut akan ditampung oleh organisasi
GARDA BELA NEGARA NUSANTARA bila bermanfaat sebagai sumbang bahan
pertimbangan untuk melengkapi pula kebijaksanaan dan program organisasi.
3. Setiap anggota berhak memperoleh perlakuan yang sama dari pimpinan organisasi yang
bersangkutan.
4. Setiap anggota berhak mengikuti pendidikan, pelatihan, penataran dan pembinaan dari
organisasi serta memperoleh perlindungan dan pembelaan hukum dalam menjalankan
tugas organisasi.
Pasal 5
1. Setiap Anggota yang dijatuhi hukuman organisasi, dapat mengajukan pembelaan diri
kepada pimpinan organisasi yang setingkat lebih tinggi.
2. Jika pembelaan itu ditolak, maka anggota yang bersangkutan dapat meneruskan
pembelaannya lagi dalam sidang paripurna organisasi yang menjatuhkan hukuman
pertama.
Pasal 6
1. Setiap anggota wajib menjunjung tinggi visi, misi dan nama baik organisasi, memahami
dan mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, peraturan – peraturan,
keputusan – keputusan lain yang ditetapkan organisasi, mendukung dan mensukseskan
seluruh program organisasi GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
2. Setiap angota wajib membayar uang keanggotaan, uang iuran dan simpan wajib, yang
besarnya ditentukan menurut keadaan tempat dan disesuaikan dengan program
organisasi.
3. Dari setiap anggota hanya sekali dipungut uang keanggotaan, iuran dan setiap kali
diperlukan untuk simpanan wajib dengan mengingat kemampuan anggota.
1. Pertanggungan jawab pelaksanaan tugas dari setiap anggota, wajib dilaporkan kepada
pimpinan organisasi setempat dengan jenjang/hirarki yang ada.
2. Pelanggaran dari pasal ini dapat dianggap suatu tindakan yang indisipliner dan dapat
dikenakan hukuman administrasi.
BAB III
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Pasal 8
Anggota berhenti sebagaimana tertuang pada Bab VII Pasal 16 Anggaran Dasar GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA dikarenakan :
1. Meninggal dunia.
2. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis.
3. Melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan organisasai dan
ketentuan – ketentuan serta keputusan-keputusan organisasi.
4. Cacat/tersangkut masalah hukum dan tidak lagi memenuhi syarat keanggotaan.
5. Dipecat .
BAB IV
VISI DAN MISI
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 12
Tri Bakti
TRI BAKTI, berarti Tiga Pengabdian/Kerja/Karya Nyata anggota/kader GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA terhadap Illahi Robbi (Allah SWT), Organisasi (Keluarga), Ibu Pertiwi (Bangsa
dan Negara).
BAB VI
SUSUNAN ORGANISASI, WEWENANG DAN
SYARAT-SYARAT PIMPINAN
Pasal 13
Susunan DPP / MARKAS BESAR GBNN
Pasal 14
Susunan DPD / RESIMEN
Pasal 15
Susunan DPC / BATALYON
Pasal 16
Susunan DPAC / KOMPI
Pasal 18
Departemen, Biro dan Bagian
Pasal 19
Wewenang Pimpinan
Bersama Ketua Dewan Nusantara, Pendiri dan Ketua Dewan Penasehat menyusun struktur
dan personalia Dewan Penasehat.
Bersama Ketua Dewan Penasehat menyusun Struktur dan Personalia Dewan Penasehat
Daerah.
Bersama dengan Ketua Dewan Penasehat menyusun Struktur dan Personalia Dewan
Penasehat Cabang.
Pasal 20
Syarat – Syarat Pimpinan
BAB VII
KEDUDUKAN, HAK DAN KEWAJIBAN DEWAN NUSANTARA
Pasal 21
1. Dewan Nusantara merupakan suatu lembaga khusus yang sangat bernilai dan eksklusif
yang berfungsi memelihara dan menjaga konsistensi perjuangan GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA.
2. Dewan Nusantara, pengurus dan anggotanya terdiri dari seluruh Pendiri Organisasi
GARDA BELA NEGARA NUSANTARA. Selanjutnya bisa diisi oleh anggota keluarga Pendiri
para mantan Pimpinan Pusat, Daerah, Cabang, yang dinilai memiliki loyalitas dan
dedikasi yang tinggi terhadap organisasi GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
3. Dewan NUSANTARA memiliki hubungan Khusus dengan Dewan Pimpinan di tingkat
Pusat.
BAB VIII
DEWAN PENASEHAT / PEMBINA / PENGAWAS
Pasal 22
1. Keanggotaan Dewan Penasehat terdiri dari tokoh – tokoh yang berorientasi pada
kepentingan nasional, pembelaan terhadap tanah air, memiliki kewibawaan di
masyarakat, dan menaruh perhatian terhadap generasi muda.
2. Dewan Penasehat/Pembina/Pengawas dimasing – masing tingkatan merupakan badan
yang bersifat kolektif dan bertugas memberikan saran dan nasehat serta Pengawasan
kepada Dewan Pimpinan Pusat dan Daerah.
BAB IX
DISIPLIN ORGANISASI
Pasal 23
1. Yang dimaksud Disiplin Organisasi adalah segala bentuk sikap dan tindakan dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban organisasi, sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi dan Keputusan-keputusan organisasi
lainnya.
2. Lalai/sengaja melanggar kewajiban organisasi berarti pelanggaran terhadap disiplin
organisasi. Tindakan disipliner dapat dikenakan kepada seluruh anggota organisasi.
Pasal 24
1. Setiap bentuk kegiatan yang merugikan organisasi dan melanggar disiplin organisasi
yang dilakukan oleh anggota/pengurus dapat dikenakan tindakan hukuman.
2. Penjatuhan hukuman itu mempunyai tingkatan sesuai dengan perbuatannya, dengan
klasifikasi sebagai berikut :
a. Pada tingkat pertama diberikan peringatan dan sanksi – sanksi;
b. Tiga (3) kali tindakan peringatan tersebut tidak juga diindahkan, maka yang
bersangkutan dapat dijatuhi hukuman di non aktifkan dari keanggotaan dalam
waktu satu bulan;
c. Apabila tindakan hukuman pada ayat (2) huruf b ini tidak diindahkan oleh yang
bersangkutan, maka kepadanya dapat diberhentikan dengan tidak hormat
(dipecat).
3. Dewan Pimpinan Pusat berhak melakukan tindakan peringatan dan menjatuhkan
hukuman pemecatan terhadap siapapun juga, baik anggota maupun pimpinan
BAB X
MUSYAWARAH DAN RAPAT
Pasal 25
Pasal 26
MUNASLUB
Musyawarah Nasional Luar Biasa diahadiri oleh para utusan yang sama seperti di Pasal 17 di
atas
Pasal 27
RPP
Pasal 28
RAKOR
Pasal 29
MUSDA
Pasal 30
MUSCAB
Peserta Musyawarah Anak Cabang (MUSANCAB) dan Ranting (MUSRAN) diatur dalam
Peraturan Organisasi
Pasal 31
RAKERNAS
1. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh utusan yang sama dengan Rapat Paripurna seperti
dalam Pasal 25.
2. Peninjau dalam musyawarah dan rapat, perincian dan jumlah ditetapkan oleh Dewan
Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah, Dewan Pimpinan Cabang disesuaikan dengan
kebutuhan.
Pasal 32
Hak Bicara dan Hak Suara
Hak bicara dan hak suara peserta musyawarah diatur sebagai berikut :
1. Hak bicara dimiliki oleh Peserta dan Peninjau.
2. Hak suara dalam pengambilan keputusan hanya dimiliki peserta.
3. Penggunaan lebih lanjut akan Suara dan Bicara diatur dalam Peraturan Organisasi.
BAB XII
QORUM, PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PELAPORAN
Pasal 33
Qorum
1. Musyawarah/Rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh dua per tiga (2/3) jumlah
peserta.
2. Dalam pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah/mufakat, apabila tidak
dimungkinkan, maka keputusan dapat diambil berdasarkan suara terbanyak (voting).
3. Dalam keadaan mendesak, Ketua Umum DPP dapat mengambil keputusan untuk
langkah-langkah taktis dan strategis yang dipandang perlu setelah berkoordinasi dengan
Dewan Nusantara.
4. Setiap keputusan musyawarah adalah keputusan yang tertinggi dalam organisasi dan
oleh karena itu seluruh tingkat organisasi harus tunduk dalam keputusan tersebut.
5. Seluruh tingkatan organisasi harus tunduk atas keputusan organisasi sesuai dengan
jenjang tingkatan organisasi.
6. Setiap tingkatan organisasi berkewajiban memberikan laporan
kepada tingkatan atasannya mengenai segala kegiatannya baik diminta maupun tidak.
7. Tingkatan organisasi yang lebih tinggi berkewajiban memberikan pembinaan dan harus
memperhatikan segala permasalahan / kesulitan yang dihadapi oleh
organisasi dibawahnya.
BAB XIII
TUGAS POKOK PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 34
Tugas Pokok
3. SEKRETARIS JENDERAL
a. Memimpin dan mengkoordinir kegiatan sehari-hari kesekretariatan DPP GBNN.
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus dalam urusan pengembangan dan rintisan
program secara menyeluruh sesuai dengan yang telah ditetapkan.
c. bertanggung jawab penuh atas kelangsungan jalannya sekretariat dan administrasi
organisasi serta roda kegiatan organisasi. Membantu Ketua Umum dalam
menjalankan tugasnya dan secara koordinatif membantu para pengurus lain dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Termasuk para wakil sekretarisnya, yang bertugas
mewakili/membantu tugas dan kegiatan sehari-hari sesuai dengan pembagian
bidang kerjanya.
d. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada ketua umum untuk menunjang
pelaksanaan tujuan dan usaha serta program-program GBNN.
e. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengembangan dan pengawasan sistem
manajemen administrasi organisasi secara efektif dan efisien.
f. Melaksanakan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan program dan kegiatan divisi
dan lembaga.
g. Menyelenggarakan kegiatan surat menyurat dan pengarsipan dan Menginventarisir
dan merawat alat penunjang kesekretariatan.
h. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua
Umum/Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
4. BENDAHARA UMUM
a. Bendahara umum dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada ketua umum.
b. Membantu ketua umum dalam rangka mengkoordinir pengelolaan dan pengadaan
keuangan pada tingkat intern dan ekstern organisasi secara umum
5. KETUA DEPARTEMEN
Memimpin dan mengelola Departemen serta melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
program kerja Departemennya.
8. KOMPI MARKAS :
a. Melakukan kegiatan Urusan Dalam, dalam lingkungan Markas GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA.
b. Mempersiapkan kebutuhan angkutan dan akomodasi pada tugas-tugas lapangan.
c. Melakukan rutinitas Pengamanan Markas.
d. Mempertanggung-jawabkan segala bentuk tugas-tugasnya kepada Wakil
Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
Pasal 35
Logo
D. BENDERA
Ukuran Bendara : Panjang 120 cm, Lebar 90 cm, Warna Dasar Kain Hitam, Warna
Lambang sesusi dengan ketentuan tentang lambang organisasi.
Bahan terbuat dari kain beludru untuk dalam ruangan dan kain biasa/bebas untuk diluar
ruangan.
F. PAPAN NAMA
1. Ukuran :
a. Dewan Pimpinan Pusat : Panjang x Lebar : 200 cm x 150 cm
b. Dewan Pimpinan Daerah : Panjang x Lebar : 180 cm x 135 cm
c. Dewan Pimpinan Cabang : Panjang x Lebar : 160 cm x 120 cm
d. Dewan Pimpinan Anak Cabang : Panjang x Lebar : 140 cm x 105 cm
2. Bahan : terbuat dari Alumunium atau plat baja tipis dan/atau sejenisnya. Tiang satu
terbuat dari besi bulat berukuran tinggi 2 m s/d 2,5 m.
3. Tulisan :
a. Lambang organisasi terletak di tengah.
b. Baris pertama di bawah lambang Dewan Pimpinan Pusat/Daerah/Cabang/Anak
Cabang.
c. Baris kedua GARDA BELA NEGARA NUSANTARA (Tulisan warna Kuning Emas).
d. Baris ke tiga Nama Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan
e. (Tulisan Berwarna Kuning).
f. Baris Keempat Tulisan Sekretariat.
g. Baris Kelima Alamat Sekretariat Warna dasar Hitam tulisan kuning,
h. GARDA BELA NEGARA NUSANTARA warna Kuning Emas dan Nama
i. Daerah/Kab/Kota/Kec. warna Kuning.
Logo
Dewan Pimpinan Pusat
GARDA BELA NEGARA NUSANTARA
(DPP-GBNN-LPRI)
G. PAKAIAN SERAGAM
1. Pakaian Dinas Harian (PDH), baju lengan pendek abu - abu / putih, celana panjang
topi warna abu – abu dilengkapi atribut kesatuan dan sepatu PDH warna hitam.
2. Pakaian Dinas Lapangan, baju lengan panjang, celana panjang, topi dengan warna
corak loreng jerman (topi jungle pet warna loreng) dilengkapi atribut kesatuan, kopel
dan sepatu PDL loreng Jerman.
Berisikan syair untuk menggugah semangat juang anggota GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA agar cinta organisasi dan cinta tanah air. Adapun lirik syair lagunya diatur
dalam Peraturan Organisasi.
BAB XV
SISTEM PENDIDIKAN
Pasal 36
GARDA BELA NEGARA NUSANTARA adalah organisasi kemasyarakatan Pemuda yang dididik,
dilatih dan dibina oleh militer termasuk pola pakaian/seragam dan atribut organisasi dan
tetap berpedoman pada tata aturan pemerintah pusat sampai didaerah (Sesuai dengan
Undang-undang Organisasi Kemasyarakatan), implementasi dari UUD 1945 pasal 30 ayat (1)
dan Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 68, sehingga
GARDA BELA NEGARA NUSANTARA (GBNN) menerapkan dua (2) Sistem Pendidikan dalam
proses pengkaderan, yaitu sistem pendidikan sipil dan militer. Dalam sistem militer di
GARDA BELA NEGARA NUSANTARA mengenal istilah sebagai berikut :
1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dengan istilah Markas Besar (MABES) GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA (GBNN).
2. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dengan istilah Markas Daerah (MADA) GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA (GBNN).
3. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dengan istilah Markas Cabang (MACAB) GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA (GBNN).
4. Dewan Pimpinnan Anak Cabang (DPAC) dengan istilah Pleton (MATON) GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA (GBNN).
5. Dewan Pimpinan Ranting (DPRt) dengan istilah Regu GARDA BELA NEGARA NUSANTARA
(GBNN).
6. Pembantu Pimpinan/Wakil Pimpinan.
7. Unsur Pelayanan.
8. Unsur Pelaksana.
Pasal 37
2. Pembantu Pimpinan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA adalah para wakil ketua yang
membidangi Departemen/Biro/Bagian/Sub Bagian/Seksi, kemudian dikenal sebagai
seksi-seksi yang dipimpin oleh Kepala Seksi, disingkat Kasi, terdiri atas :
a. Seksi I : Bidang Penelitian, Perencanaan dan Pengembangan Organisasi
b. Seksi II : Bidang Kaderisasi dan Rekruitmen Keanggotaan
c. Seksi III : Bidang Pendidikan dan Latihan
BAB XV
KEUANGAN ORGANISASI
Pasal 38
1. Keuangan organisasi bersumber dari uang keanggotaan, iuran anggota dan sumbangan–
sumbangan lain yang sah dan tidak mengikat.
2. Sumber lain adalah Pendirian koperasi, Jasa Konsultasi, Kerjasama usaha dengan pihak
lain dan membuka/menciptakan usaha-usaha lain sebagai penunjang sumber keuangan
organisasi. Tata aturannya akan diatur melalui Peraturan Organisasi.
3. Uang keanggotaan ditentukan Rp. 50.000,- (Lima Puluh Ribu Rupiah) setiap calon
anggota dan hanya sekali dipungut serta dicicil selama satu (1) bulan bagi yang tidak
mampu.
4. Uang iuran, bagi setiap anggota ditentukan Rp. 10.000,- (Sepuluh Ribu Rupiah) per
bulan.
5. Setiap anggota dianjurkan memiliki buku simpan pinjam, besarnya uang simpan pinjam
tidak mengikat, tetapi sebagai uang setoran pertama ditetapkan Rp. 100.000,- (Seratus
Ribu Rupiah).
6. Pengelolaan simpan pinjam diatur oleh Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan
Daerah dan di ketahui oleh Dewan Nusantara
7. Bila dianggap perlu besarnya uang keanggotaan dan uang iuran anggota dapat diubah,
menurut keadaan dan kemampuan setempat, bekerja sama dengan baik terkait atas
Persetujuan Dewan Nusantara.
1. Pembagian keuangan organisasi yang bersumber dari Bantuan Sosial, Hibah atau
sumbangan lainnya diatur sebagai berikut :
a. DPP untuk Dewan Nusantara .................................................. 15 %
b. DPD untuk DPP dan Dewan Nusantara .................................................. 10 % dan 5
%
c. DPC untuk DPD,DPP dan Dewan Nusantara .................................................. 10 % - 5
% dan 5 %
d. DPAC dan DPRt untuk DPC .................................................10 %
BAB XVII
KETENTUAN LAIN – LAIN
Pasal 40
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur
kemudian dalam Peraturan Organisasi.
2. Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 08 Agustus 2018
Mengetahui / Menyetujui
DEWAN NUSANTARA