Anda di halaman 1dari 33

1 | Anggaran Dasar GBNN

ANGGARAN DASAR
GARDA BELA NEGARA NUSANTARA
LEMBAGA PENGAWASAN REFORMASI INDONESIA
(GBNN-LPRI)

PEMBUKAAN

Pengertian Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya Kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana tertuang dalam BAB X tentang Warga Negara dan
Penduduk Pasal 27 (3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara. Upaya Bela Negara, merupakan kehormatan bagi setiap warga negara
yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa. Pengabdian dimaksud adalah sesuai dengan profesi
artinya pengabdian warga negara yang mempunyai profesi tertentu untuk kepentingan bela
negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh
perang, bencana alam atau bencana lainnya. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya Bela Negara yang diselenggarakan melalui Pendidikan Kewarganegaraan,
Pelatihan Dasar Kemiliteran dan Pengabdian sesuai dengan Profesinya masing-masing.

Era Reformasi yang diiringi dengan arus globalisasi dewasa ini adalah keniscayaan,
sehingga Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA dituntut untuk mampu bersaing secara Global. Dalam Pusaran Globalisasi tidak
ada pilihan lain kecuali memperkuat Sumber Daya Organisasi, secara rasional tanpa
melupakan Nilai – Nilai Luhur Kultural / Budaya Bangsa yang teraktualisasi dan
terimplementasi ke dalam Tri Bakti GARDA BELA NEGARA NUSANTARA. Menyadari
keterbatasan akan Sumber Daya Organisasi dalam persaingan Global tersebut, maka
diperlukan Strategi dan Tindakan serta Kegiatan yang terprogram demi meningkatkan
Eksistensi (Jati Diri) dan Militansi serta Kapabilitas dan Kapasitas GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA serta meningkatkan Daya Saing Organisasai dengan berbagai lapisan
masyarakat.

GARDA BELA NEGARA NUSANTARA, sebagai bagian integral dari pemuda Indonesia
dalam mengisi kemerdekaan, akan berperan aktif melalui program partisipasi pembangunan
secara nasional maupun regional di daerah untuk menyongsong masa depan yang lebih
baik. GARDA BELA NEGARA NUSANTARA merupakan Organisassi Kemasyarakatan yang
Independent, tidak berpihak pada organisasi partai politik manapun tetapi berorientasi pada
kepentingan nasional dengan mempersatukan tekad, pikiran dan tindakan untuk
melaksanakan pembangunan disegala bidang kehidupan melalui program kerja nyata.

Dalam melaksanakan tugas pokok, tanggung jawab serta panggilan perjuangan bangsa
dan negara maka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA dengan ini menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai
landasan operasional organisasi yang harus dihormati dan di taati serta di jalankan oleh
semua jajaran pengurus dan anggota.

GARDA BELA NEGARA NUSANTARA didirikan pada tanggal Delapan Agustus Dua Ribu
Delapan Belas (08-08-2018) dengan No. Akta : 82, di notaris Netty Maria Machdar, SH
dengan akte Perubahan Lembaga Reformasi Indonesia (LPRI).

2 | Anggaran Dasar GBNN


BAB I

NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN


Pasal 1

Organisasi ini bernama GARDA BELA NEGARA NUSANTARA (selanjutnya dalam anggaran
dasar ini cukup disingkat dengan “GBNN”).
Berkedudukan di Jalan Swadaya Raya No. 76 Kel. Bambu Apus, Kec. Cipayung – Jakarta
Timur.

BAB II

LAMA BERDIRINYA
Pasal 2

Organisasi ini didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.

BAB III

ASAS DAN PRINSIP


Pasal 3
1. Organisasi ini berasaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945.
2. Organisasi ini berdasarkan dan mengacu kepada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga dan Peraturan kerja/program Organisasi.

BAB IV

MAKSUD DAN TUJUAN


Pasal 4

Maksud dan tujuan Organisasi ini adalah :


Membentuk Generasi Muda bangsa yang memiliki jiwa dan semangat nasionalisme dan
patriotisme untuk membela tanah air dan mencapai tujuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Pasal 5

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Organisasi ini akan melakukan berbagai
usaha yang tidak berentangan dengan (peraturan) yang berlaku di tanah air, yaitu antara
lain :
1. GARDA BELA NEGARA NUSANTARA bersifat Independent, tidak berpihak pada sebuah
organisasi politik manapun tetapi berorientasi pada kepentingan nasional dengan
mempersatukan tekad, pikiran dan tindakan untuk membangun Bangsa.
2. GARDA BELA NEGARA NUSANTARA memilliki fungsi sebagai wadah perjuangan,
pembinaan, pelatihan, pendampingan, pelopor, untuk Bangsa dan Negara.
3. Membangun kembali rasa nasionalisme, humanism, maupun religius bagi Generasi
Muda Indonesia.
4. Menegakkan rasa Persatuan dan Kesatuan serta Persaudaraan seluruh elemen
masyarakat dalam pembelaan terhadap tanah air dan bangsa.

3 | Anggaran Dasar GBNN


5. Menciptakan, memelihara, dan memanfaatkan stabilitas nasional.
6. Menggerakkan seluruh potensi Pemuda Indonesia untuk membangun Bangsa.
7. Cinta Tanah Air dan kesadaran berbangsa dan bernegara.
8. Percaya kepada Pancasila dan Undang-undang dasar 1945, sebagai Dasar Negara yang
kita percaya.

BAB V
PENDIRI

Pasal 6
Pendiri

1. Pendiri GBNN adalah orang-orang yang mempunyai keberanian, kepedulian, tekat,


semangat, dan mempunyai jati diri yang tidak tercela. Pendiri GBNN berjumlah 5 (lima)
orang atau lebih.
2. Pendiri merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi, berdasarkan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi.
3. Pendiri mempunyai wewenang dan tugas sebagai berikut:
a. Menunjuk dan memberhentikan Dewan Pembina, Dewan Penasehat dan Dewan
Nusantara, apabila melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
Peraturan Organisasi.
b. Memantau pelaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan
serta program kerja GBNN yang dijalankan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
c. Memberikan bimbingan, nasehat, masukan dan pengawasan kepada Dewan Pimpinan
Pusat GBNN.
d. Pendiri menunjuk secara langsung Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan Bendahara
Umum DPP-GBNN, sedangkan MUNAS hanya memilih ketua-ketua bidang dan unsur
pengurus lainnya serta pertanggungjawaban DPP.
e. Pendiri mengesahkan struktur komposisi Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan
Nusantara dan Dewan Pimpinan Pusat GBNN, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sekali.
f. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan
Nusantara dan Dewan Pimpinan Pusat GBNN, dilakukan dalam Rapat Khusus Pendiri
dan dilantik dalam MUNAS. apabila dalam keadaan yang mendesak maka Pendiri
dapat mengambil langkah untuk mengantikan Dewan Pembina, Dewan Penasehat,
Dewan Nusantara dan Dewan Pimpinan Pusat.
g. Pendiri dapat mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)
apabila diperlukan penyempurnaan atau perbaikan pasal-pasal yang diperlukan
h. Keputusan Pendiri tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun juga. Keputusan Pendiri
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat dan syah demi hukum.
i. Pengangkatan dan pemberhentian anggota Pendiri dilakukan oleh Rapat Khusus
Pendiri, dengan ketentuan bahwa usul yang bersangkutan harus disetujui sekurang-
kurangnya ½ + 1(satu per dua Plus satu) dari jumlah anggota Pendiri, atau atas
permintaan anggota Pendiri sendiri tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
j. Para anggota Pendiri, memilih salah seorang anggota Pendiri menjadi ketua yang juga
merangkap sebagai anggota.
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pendiri diatur dalam Peraturan Khusus Organisasi .

4 | Anggaran Dasar GBNN


BAB VI
KEKAYAAN
Pasal 7

1. Organisasi ini mempunyai kekayaan awal yang berasal dari kekayaan pendiri yang
dipisahkan;
2. Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 kekayaan Organisasi dapat juga
diperoleh dari :
a. Uang pangkal dan iuran anggota;
b. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat;
c. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar GBNN.
Semua kekayaan Organisasi harus dipergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan GBNN.

BAB VII

KEANGGOTAAN
Pasal 8

1. Anggota GARDA BELA NEGARA NUSANTARA adalah seluruh Warga Negara Indonesia
tanpa paksaan mengajukan permintaan menjadi anggota serta memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga.
2. Kader GARDA BELA NEGARA NUSANTARA adalah anggota GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA yang merupakan tenaga inti penggerak organisasi yang ditentukan dalam
Anggaran Rumah Tangga .
3. Warga Negara Indonesia yang menyetujui asas dan tujuan Organisasi serta memenuhi
semua ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
4. Memiliki komitmen dan integritas terhadap organisasi GBNN.
5. Memiliki loyalitas, dedikasi dan kejujuran terhadap organisasi GBNN.
6. Tata cara penerimaan anggota ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga GBNN.
7. Hak – Hak Anggota GBNN adalah :
a. Memilih dan dipilih;
b. Mengajukan pendapat dan usul atau saran;
c. Mengikuti pendidikan, pelatihan, penataran dan pembinaan GBNN;
d. Memperoleh perlindungan dan pembelaan hukum.
8. Kewajiban – Kewajiban Anggota GBNN adalah :
a. Menjunjung tinggi visi misi dan nama baik GBNN;
b. Memahami dan mentaati Anggaran Dasar, Angaran Rumah Tangga, Peraturan-
peraturan dan Keputusan-keputusan organisasi dan mentaati peraturan pemerintah;
c. Mendukung dan mensukseskan seluruh program GBNN.
9. Keanggotaan GBNN berakhir karena :
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis;
c. Melanggara Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi dan
Ketentuan-ketentuan serta keputusan-keputusan GBNN;
d. Cacat/tersangkut masalah hukum dan tidak lagi memenuhi syarat keanggotaan.

5 | Anggaran Dasar GBNN


BAB VIII
ORGANISASI

Pasal 9
Organisasi

Organisasi ini mempunyai organ yang terdiri dari :


1. Pendiri
2. Dewan Pembina;
3. Dewan Penasehat;
4. Dewan Nusantara;
5. Dewan Pengurus;
6. Pengurus;
7. Anggota.

BAB IX
PENGURUS

Pasal 10
Pengurus

Dewan Pengurus adalah organ organisasi yang melaksanakan kepengurusan organisasi.


Pengurus organisasi sekurang-kurangnya terdiri atas :
a. Ketua Umum;
b. Sekretaris Jenderal;
c. Bendahara Umum;
d. Dan Departemen Lainnya.

Bila dipandang perlu anggota kepengurusan lainnya dapat dibentuk sesuai dengan
keperluan.
1. Ketua organisasi memilih pengurus untuk melaksanakan fungsi sekretariat, fungsi
keuangan, fungsi kegiatan, dan fungsi-fungsi lain serta membentuk Struktur Organisasi
dan Tata laksana sesuai dengan tujuannya.
2. Ketua organisasi dipilih oleh Pendiri untuk masa jabatan lima (5) tahun dan dapat dipilih
kembali melalui tata cara pemilihan yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan, hak dan kewajiban, kepengurusan dan lain-
lain diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB X

DEWAN NUSANTARA
Pasal 11

1. Dewan Nusantara merupakan suatu lembaga khusus yang sangat bernilai dan eksklusif
yang berfungsi memelihara dan menjaga konsistensi perjuangan GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA.
2. Dewan Nusantara, pengurus dan anggotanya terdiri dari seluruh Dewan Pendiri
Organisasi GARDA BELA NEGARA NUSANTARA. Selanjutnya bisa diisi oleh anggota

6 | Anggaran Dasar GBNN


keluarga Dewan Pendiri, para mantan Pimpinan Pusat, Daerah, Cabang, yang dinilai
memiliki loyalitasdan dedikasi yang tinggi terhadap organisasi GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA.
3. Dewan Nusantara memilki hubungan khusus dengan Dewan Pimpinan di tingkat Pusat.
4. Dewan Nusantara berkedudukan di Tingkat Pusat.
5. Penggunaan Hak dan Kewajiban Dewan Nusantara ditentukan dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Pasal 12

1. Pengurus Organisasi dipilih dari anggota Organisasi yang telah menjadi anggota
Organisasi minimal selama 1 (satu) tahun lebih.
2. Pengurus Organisasi adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan
hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan pengurusan Organisasi yang
menyebabkan kerugan bagi Organisasi, masyarakat, atau Negara berdasarkan putusan
pengadilan.
3. Dalam hal jabatan pengurus kosong, maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak terjadi kekosongan, rapat anggota harus menyelenggarakan rapat,
untuk mengisi memilih kekosongan itu, berdasarkan Putusan Pendiri.
4. Pengurus berhak mengundurkan diri dari jabatannya, dengan memberitahukan secara
tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Rapat Anggota paling lama 30 (tiga
puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
5. Pengurus tidak dapat merangkap jabatan dalam hal kepengurusan.

Pasal 13

Jabatan anggota pengurus berakhir apabila :


1. Meninggal dunia;
2. Mengundurkan diri;
3. Bersalah melakukan tindakan pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam
dengan hukuman penjara;
4. Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat anggota atas persetujuan Pendirii;
5. Masa jabatan berakhir.

TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS


Pasal 14

1. Pengurus bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Organisasi untuk kepentingan


Organisasi berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Organisasi yang
didasari oleh anggaran dasar/rumah tangga GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
2. Pengurus wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan GBNN.
Kemudian program kerja tersebut disahkan oleh rapat anggota.
3. Setiap anggota pengurus wajib dengan itikad baik dan penuh tanggungjawab
menjalankan tugasnya dengan mengindahkan anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga yang berlaku dan telah ditetapkan.
4. Pengurus berhak mewakili GBNN didalam dan diluar pengadilan tentang segala hal dan
dalam segala kejadian, dengan pembatasan terhadap hal-hal sebagai berikut :
a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama GBNN (tidak termasuk mengambil
uang GBNN di bank);

7 | Anggaran Dasar GBNN


b. Mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan Organisasi,
pengurus dan atau seorang yang bekerja pada Organisasi, yang perjanjian tersebut
bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan Organisasi;
c. Mengikat Organisasi sebagai penjamin;
d. Menggadaikan barang-barang bergerak milik GBNN. Harus mendapat persetujuan
tertulis dari rapat anggota.
5. Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun buku GBNN, Ketua Umum wajib
memberi pertanggungjawaban dari tahun yang lampau kepada rapat umum anggota, di
depan Pendiri.

Pasal 15

1. Ketua Umum bersama-sama dengan salah seorang anggota pengurus lainnya,


berwenang bertindak untuk dan atas nama pengurus serta mewakili GBNN.
2. Ketua Umum bersama-sama dengan salah seorang anggota pengurus lainnya,
berwenang untuk menerima seseorang sebagai anggota GBNN.
3. Dalam hal Ketua Umum tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal
tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain, maka Ketua Harian bersama-sama
dengan sekretaris atau apabila sekretaris tidak hadir atau berhalangan karena sebab
apapun juga hal tersebut tidakperlu dibuktikan kepada pihak lain.
4. Sekretaris bersama-sama dengan ketua harian bertugas mengelola administrasi
Organisasi serta menandatangani surat-surat keluar.
5. Bendahara bertugas mengelola keuangan Organisasi, termasuk menerima pemasukan
dana bertanggungjawab terhadap pengeluaran.

Pasal 16

1. Dalam hal terjadi perkara dipengadilan antara Organisasi dengan anggota pengurus
GBNN atau apabila kepentingan pribadi seorang anggota pengurus bertentangan
dengan Organisasi, maka anggota pengurus yang bersangkutan tidak berwenang
bertindak untuk dan atas nama pengurus serta mewakili GBNN, maka anggota pengurus
lainnya bertindak untuk dan atas nama pengurus mewakili GBNN.
2. Dalam hal GBNN mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan
seluruh pengurus, maka GBNN diwakili oleh seorang anggota yang ditunjuk oleh rapat
anggota.

BAB XI

RAPAT DEWAN PENGURUS


Pasal 17

1. Rapat Dewan Pengurus dapat diadakan setiap waktu apabila dipandang perlu atas
permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pengurus GBNN, sekurang-kurangnya
diadakan satu kali dalam sebulan.
2. Panggilan rapat pengurus dilakukan oleh pengurus yang berhak mewakili pengurus.
3. Panggilan rapat pengurus disampaikan kepada setiap anggota pengurus secara
langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 (tujuh)
hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak mempertimbangkan tanggal panggilan dan
tanggal rapat.

8 | Anggaran Dasar GBNN


4. Panggilan rapat pengurus itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara
rapat.
5. Rapat pengurus diadakan ditempat kedudukan GBNN, ditempat kegiatan GBNN atau
diwilayah lain dalam wilayah Republik Indonesia.

Pasal 18

1. Rapat pengurus dipimpin oleh Ketua Umum.


2. Dalam hal Ketua Umum tidak dapat hadir atau berhalangan, maka rapat pengurus akan
dipimpin oleh seorang anggota pengurus yang dipilih oleh dan dari pengurus yang hadir.
3. Satu orang pengurus hanya dapat diwakili oleh pengurus lainnya dalam rapat pengurus
berdasarkan surat kuasa.
4. Rapat pengurus sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :
a. Dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) jumlah pengurus;
b. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf a tidak tercapai, maka
dapat diadakan pemanggilan rapat pengurus kedua;
c. Pemanggilan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf b, harus dilakukan paling
lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan, dengan tidak
memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat;
d. Rapat pengurus kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling
lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak rapat pengurus pertama;
e. Rapat pengurus kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat, apabila
dihadiri lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah pengurus.

Pasal 19

1. Keputusan rapat pengurus harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.


2. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah suara
yang sah.
3. Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul ditolak.
4. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa
tandatangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara
terbuka, kecuali ketua rapat menentukan lain dan tidak ada keberatan dari yang hadir.
5. Suara abstain dan suara yang tidak sah tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara
yang dikeluarkan.

6. Setiap rapat pengurus dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh ketua rapat
dan satu orang anggota pengurus lainnya yang ditunjuk oleh rapat sebagai sekretaris
rapat.
7. Pengurus rapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat
pengurus, dengan ketentuan semua anggota pengurus telah diberitahu secara tertulis
dan semua anggota pengurus memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan
secara tertulis dan menandatangani persetujuan tersebut.
8. Keputusan yang diambil sebagai mana dimaksud dalam ayat 7 mempunyai kekuatan
yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat pengurus.

9 | Anggaran Dasar GBNN


BAB XII
RAPAT ANGGOTA
Pasal 20

1. Pengurus berwenang menyelenggarakan rapat anggota luar biasa setiap waktu jika
diperlukan.
2. Pengurus wajib memanggil dan menyelenggarakan rapat anggota luar biasa atas
permintaan terulis dari 1/3 (satu per tiga) anggota atau lebih. Permintaan tertulis
tersebut harus disampaikan secara tercatat dengan menyebutkan hal-al yang hendak
dibicarakan disertai alasannya.
3. Rapat anggota luar biasa diadakan ditempat kedudukan GBNN atau ditempat Organisasi
melakukan kegiatan.
4. Pemanggilan rapat anggota luar biasa dilakukan dengan surat tercatat yang harus
dikirimkan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal rapat dalam hal yang
mendesak, jangka waktu tersebut dapat dipersingkat paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum rapat dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
5. Panggilan rapat anggota harus mencantumkan hari, tanggal, jam, tempat dan acara
rapat, dengan disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam rapat
tersedia dikantor GBNN, mulai dari hari dilakukan pemanggilan sampai dengan tanggal
rapat diadakan.
6. Rapat anggota dipimpin oleh Ketua Umum. Dalam hal Ketua Umum tidak ada atau
berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak
ketiga, rapat dipimpin oleh seorang pengurus lainnya.
7. Rapat anggota dan rapat anggota luar biasa GBNN adalah sama dan mempunyai
kekuatan yang sama pula yang mengikat semua anggota Organisasi.
8. Rapat anggota mempunyai kewenangan mengubah dan mengesahkan anggaran dasar
GBNN.

QOURUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN


Pasal 21

Korum hak suara dalam Rapat Anggota dapat dilangsungkan adalah sah apabila mencapai
korum 2/3 (dua per tiga) dari anggota rapat yang hadir, 1 (satu) orang anggota mempunyai 1
(satu) hak suara.

1. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak tercapai, maka dapat
diadakan pemanggilan, maka rapat ditunda selama 30 (tiga puluh) menit. Apabila batas
waktu tersebut dilampaui tanpa memperhitungkan korum, rapat diteruskan dan semua
keputusan yang diambil dalam berdasarkan musyawarah untuk mufakat, hasil rapat
tersebut adalah sah dan mengikat semua anggota GBNN.
2. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan
diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju terbanyak dari jumlah
suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat.
Apabila suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka pimpinan rapat
mempunyai hak untuk memutuskan hasil keputusan rapat.

10 | Anggaran Dasar GBNN


BAB XIII
TAHUN BUKU
Pasal 22

1. Tahun buku GBNN dimulai dari tanggal satu Januari sampai dengan tanggal 31
Desember.
2. Pada akhir Desember tiap tahun, buku GBNN ditutup.

BAB XIV
LAPORAN TAHUNAN
Pasal 23

1. Pengurus wajib menyusun secara tertulis laporan tahunan paling lambat 5 (lima) bulan
setelah berakhirnya tahun buku GBNN.
2. Laporan tahunan memuat sekurangnya :
a. Laporan keadaan dan kegiatan GBNN selama tahun buku yang lalu serta hasil yang
telah dicapai.
b. Laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir periode,
laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan laporan keuangan.
3. Laporan tahunan wajib ditandatangani oleh pengurus.
4. Dalam hal terdapat anggota pengurus yang tidak menandatangani laporan tersebut,
maka yang bersangkutan harus menyebutkan alasan secara tertulis.
5. Laporan tahunan disahkan dalam Rapat Anggota Tahunan.

BAB XV
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 24

1. Perubahan angaran dasar hanya dapat dilaksanakan berdasarkan keputusan rapat luar
biasa GBNN yang dihadiri oleh semua anggota dan pengurus, yang dihadiri paling sedikit
2/3 (dua per tiga) dari jumlah peserta rapat tersebut atas persetujuan Pendiri.
2. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat atas persetujuan Pendiri
atau atas permintaan Pendiri sendiri untuk perubahan AD/ART Organisasi.
3. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusan ditetapkan berdasarkan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari
seluruh jumlah peserta yang hadir atau yang diwakili atas persetujuan Pendiri.
4. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 tidak tercapai, maka keputusan
diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju terbanyak dari jumlah
suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat. Apabila jumlah suara yang setuju dan
tidak setuju sama banyaknya, maka pimpinan rapat mempunyai hak untuk memutuskan
hasil keputusan rapat atas persetujuan Pendiri.

BAB XVI
PEMBUBARAN
Pasal 25

1. GBNN bubar karena :


a. Tujuan GBNN ditetapkan dalam anggaran dasar tercapai atau tidak tercapai;

11 | Anggaran Dasar GBNN


b. Putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap berdasarkan alasan :
 GBNN melanggar ketertiban umum;
 Tidak mampu membayar hutang setelah dinyatakan pailit; atau
 Harta kekayaan GBNN tidak cukup untuk melunasi hutangnya setelah pernyataan
pailit dicabut.
2. Mengenai pembubaran tersebut diputuskan oleh suatu keputusan dalam rapat umum
anggota yang khusus diadakan untuk keperluan tersebut dan harus dihadiri serta
disetujui oleh paling sedikit 3/4 (tiga per empat) dari jumlah seluruh anggota GBNN,
atas persetujuan Pendiri.
3. Dalam hal GBNN bubar sebagaimana diatur dalam ayat 1 huruf a dan huruf b, Ketua
Umum bertindak sebagai likuidator untuk membereskan kekayaan GBNN.
4. Harta kekayaan yang terpisah setelah hutang-hutang Organisasi (jika) ada dilunasi maka
sisa harta kekayaan tersebut akan dihibahkan kepada Organisasi-Organisasi lain yang
mempunyai maksud dan tujuan yang sama dengan GBNN dibawah naungan GARDA
BELA NEGARA NUSANTARA.

BAB XVII
Peraturan penutup
Pasal 26

1. Semua hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam anggaran dasar ini akan diatur
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga GBNN. Menyimpang dari ketentuan Pasal 9
dalam Anggaran Dasar ini mengenai tata cara pengangkatan pengurus, untuk pertama
kalinya diangkat susunan pengurus oleh Pendiri.
2. Anggaran Dasar ini sah apabila di tanda tangani oleh Ketua umum dan Sekretaris
Jenderal GARDA BELA NEGARA NUSANTARA dan Dewan Nusantara.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 08 Agustus 2018

DEWAN PIMPINAN PUSAT


GARDA BELA NEGARA NUSANTARA
LEMBAGA PENGAWASAN REFORMASI INDONESIA
(DPP-GBNN-LPRI)

Fahria Alfiano Pinoto Taufik, SE


Ketua Umum Sekretaris Jendral

Mengetahui/Menyetujui
DEWAN NUSANTARA

Syarifuddin Tahir, SE, ST, MM


Ketua

12 | Anggaran Dasar GBNN


ANGGARAN RUMAH TANGGA
GARDA BELA NEGARA NUSANTARA
LEMBAGA PENGAWASAN REFORMASI INDONESIA
(GBNN-LPRI)

BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1

1. Untuk menjadi anggota GARDA BELA NEGARA NUSANTARA sebagaimana tertuang


dalam Anggaran Dasar Pasal 7 juga calon anggota diharuskan sudah berumur 16 (Enam
Belas) Tahun dan mengajukan permintaan secara resmi dan tertulis kepada pimpinan
organisasi setempat dengan mengisi formulir yang tersedia.
2. Formulir keanggotaan harus diisi sebanyak :
a. Untuk Tingkat Anak Cabang rangkap empat (4)
 Satu bandel untuk dikirim ke Dewan Pimpinan Cabang untuk pengesahan
 Satu bandel untuk dikirim ke Dewan Pimpinan Daerah untuk tembusan
 Satu bandel untuk dikirim ke Dewan Pimpinan Pusat untuk tembusan
b. Untuk Tingkat Cabang rangkap tiga (3)
 Satu bandel untuk dikirim ke Dewan Pimpinan Daerah untuk pengesahan
 Satu bandel untuk dikirim ke Dewan Pimpinan Pusat untuk tembusan
 Satu bandel untuk arsip Dewan Pimpinan Cabang sendiri
c. Untuk Tingkat Daerah rangkap dua (2)
 Satu bandel untuk dikirim ke Dewan Pimpinan Pusat untuk pengesahan
 Satu bandel untuk arsip Dewan Pimpinan Daerah sendiri
3. Yang dapat memberi pengesahan terhadap calon anggota menjadi anggota resmi,
serendah-rendahnya adalah pimpinan organisasi tingkat cabang dengan mendapat
wewenang dari pimpinan organisasi satu tingkat diatasnya.

Pasal 2

1. Penerimaan keanggotaan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA hanya berlaku atas


perorangan atas jaminan sekurang-kurangnya enam (6) bulan dan telah
memperlihatkan itikad baiknya, kesetiaannya dan kejujurannya selama menjadi calon
anggota.
2. Calon anggota yang telah denga resmi dinyatakan menjadi anggota sejak hari
penerimaan itu dianggap sekurang-kurangnya tiga (3) bulan masih sebagai masa
percobaan.
3. Setelah masa percobaan tersebut calon anggota memperoleh pengawasan intensip dari
panitia/bidang terkait. Setelah masa percobaan tersebut dengan sendirinya calon
anggota menjadi anggota tetap/kader. Jika selama masa percobaan tersebut tidak
pernah melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga serta Peraturan Organisasi.
4. Kader GARDA BELA NEGARA NUSANTARA adalah anggota yang telah diteliti dan disaring
berdasarkan kriteria sbb : memiliki loyalitas dan dedikasi kepada organisasi, jiwa
kepemimpinan, kemampuan berdiri sendiri dan telah melalui pendidikan dan latihan
dasar.

13 | Anggaran Dasar GBNN


Pasal 3

1. Mantan Anggota atau mantan pengurus dari organisasi lain yang ingin masuk menjadi
Anggota GARDA BELA NEGARA NUSANTARA, diharuskan memperlihatkan Surat
Keterangan Pelepasan Keanggotaan dari Organisasi lama (khusus Pengurus Harian).
2. Bekas Anggota/ pengurus organisasi lain, yang ingin menjadi anggota GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA harus dijamin oleh sekurang-kurangnya 2 orang pimpinan
organisasi sesuai dengan kedudukannya dan disahkan oleh pimpinan organisasi yang
bersangkutan atas persetujuan Dewan Pendiri.

BAB II
HAK dan KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 4

1. Setiap anggota berhak menyampaikan pandangan, pertanyaan, usul dan kritik yang
membangun untuk kemajuan organisasi.
2. Setiap hak anggota sebagaimana ayat (1) tersebut akan ditampung oleh organisasi
GARDA BELA NEGARA NUSANTARA bila bermanfaat sebagai sumbang bahan
pertimbangan untuk melengkapi pula kebijaksanaan dan program organisasi.
3. Setiap anggota berhak memperoleh perlakuan yang sama dari pimpinan organisasi yang
bersangkutan.
4. Setiap anggota berhak mengikuti pendidikan, pelatihan, penataran dan pembinaan dari
organisasi serta memperoleh perlindungan dan pembelaan hukum dalam menjalankan
tugas organisasi.

Pasal 5

1. Setiap Anggota yang dijatuhi hukuman organisasi, dapat mengajukan pembelaan diri
kepada pimpinan organisasi yang setingkat lebih tinggi.
2. Jika pembelaan itu ditolak, maka anggota yang bersangkutan dapat meneruskan
pembelaannya lagi dalam sidang paripurna organisasi yang menjatuhkan hukuman
pertama.

Pasal 6

1. Setiap anggota wajib menjunjung tinggi visi, misi dan nama baik organisasi, memahami
dan mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, peraturan – peraturan,
keputusan – keputusan lain yang ditetapkan organisasi, mendukung dan mensukseskan
seluruh program organisasi GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
2. Setiap angota wajib membayar uang keanggotaan, uang iuran dan simpan wajib, yang
besarnya ditentukan menurut keadaan tempat dan disesuaikan dengan program
organisasi.
3. Dari setiap anggota hanya sekali dipungut uang keanggotaan, iuran dan setiap kali
diperlukan untuk simpanan wajib dengan mengingat kemampuan anggota.

14 | Anggaran Dasar GBNN


Pasal 7

1. Pertanggungan jawab pelaksanaan tugas dari setiap anggota, wajib dilaporkan kepada
pimpinan organisasi setempat dengan jenjang/hirarki yang ada.
2. Pelanggaran dari pasal ini dapat dianggap suatu tindakan yang indisipliner dan dapat
dikenakan hukuman administrasi.

BAB III
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Pasal 8

Anggota berhenti sebagaimana tertuang pada Bab VII Pasal 16 Anggaran Dasar GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA dikarenakan :

1. Meninggal dunia.
2. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis.
3. Melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan organisasai dan
ketentuan – ketentuan serta keputusan-keputusan organisasi.
4. Cacat/tersangkut masalah hukum dan tidak lagi memenuhi syarat keanggotaan.
5. Dipecat .

Ketentuan ayat (5), akan ditentukan dalam Peraturan Organisasi.

BAB IV
VISI DAN MISI
Pasal 9

Visi GARDA BELA NEGARA NUSANTARA :

Menanamkan jiwa bela Negara, Nasionalisme, Patriotisme dan Profesionalisme serta


mempertahankan Bangsa dan Negara dalam bingkai NKRI.

Pasal 10

Misi GARDA BELA NEGARA NUSANTARA :

1. Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa.


2. Menanamkan jiwa loyalitas dan militansi terhadap Pemuda serta pengurus GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA di seluruh Indonesia
3. Cinta Tanah Air dan kesadaran berbangsa dan bernegara.
4. Siap dipanggil kapan saja demi membela Bangsa dan Negara.
5. Menanamkan rasa peduli kepada masyarakat dan Bangsa.

15 | Anggaran Dasar GBNN


BAB V
PEDOMAN DASAR ORGANISASI
Pasal 11

1. GARDA BELA NEGARA NUSANTARA adalah organisasi pemuda yang mendapat


pelatihan, pendidikan dan pembinaan dari TNI dan POLRI serta Pemerintah dengan
sistem pendidikan semi militer dan umum hal ini dilakukan agar kader GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA memiliki kemampuan awal bela negara sebagai salah satu unsur
dari lima (5) unsur Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
2. GARDA BELA NEGARA NUSANTARA adalah organisasi pemuda yang lahir dan
berkembang dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat serta berjuang ditengah-tengah
rakyat untuk kesejahteraan dan keselamatan rakyat dan Bangsa.
3. GARDA BELA NEGARA NUSANTARA adalah organisasi pemuda senantiasa menjalin
hubungan dan kerja sama dengan berbagai pihak tanpa memandang suku, ras dan
agama serta menjunjung tinggi cita-cita Bangsa.

Pasal 12
Tri Bakti

1. Tri, berarti tiga.


2. Bakti, berarti Pengabdian, Karya nyata.

TRI BAKTI, berarti Tiga Pengabdian/Kerja/Karya Nyata anggota/kader GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA terhadap Illahi Robbi (Allah SWT), Organisasi (Keluarga), Ibu Pertiwi (Bangsa
dan Negara).

TRI BAKTI GARDA BELA NEGARA NUSANTARA :


1. KAMI PEMUDA GARDA BELA NEGARA NUSANTARA, MENYERAHKAN JIWA DAN RAGA
SERTA KARYA, PENGABDIAN, PENGORBANAN, TANGGUNGGUNG JAWAB, PADA
ORGANISASI, KELUARGA, KEPADA SANG PENCIPTA DAN BANGSA INDONESIA.
2. KAMI PEMUDA GARDA BELA NEGARA NUSANTARA, MENJUNJUNG TINGGI NAMA BAIK
ORGANISASI BAIK DI LUAR MAUPUN DI DALAM, MENGUTAMAKAN JIWA
KEBERSAMAAN, PERSATUAN, KESATUAN DAN PERSAUDARAAN DIANTARA ANGGOTA
GBNN.
3. KAMI PEMUDA GARDA BELA NEGARA NUSANTARA, SIAP MENGABDI DAN BERKARYA
PADA IBU PERTIWI DAN SELALU MENJAGA KEUTUHAN BANGSA DAN NEGARA.

BAB VI
SUSUNAN ORGANISASI, WEWENANG DAN
SYARAT-SYARAT PIMPINAN

Pasal 13
Susunan DPP / MARKAS BESAR GBNN

Susunan Dewan Pimpinan Pusat :


a. Ketua Umum/Panglima
b. Wakil Ketua Umum/Wadan Panglima
c. Sekretaris Jenderal.

16 | Anggaran Dasar GBNN


d. Wakil Sekretaris Jenderal.
e. Bendahara Umum.
f. Wakil Bendahara Umum.
g. Asisten – Asisten
h. Ketua – ketua Devisi.

Pasal 14
Susunan DPD / RESIMEN

Susunan Dewan Pimpinan Daerah :


a. Ketua Umum / DAN BRIG
b. Wakil Ketua Umum / Wadan BRIG
c. Sekretaris Umum.
d. Wakil Sekretaris Umum.
e. Bendahara Umum.
f. Wakil Bendahara Umum.
g. Asisten - Asisten
h. Ketua – ketua Biro.

Pasal 15
Susunan DPC / BATALYON

Susunan Dewan Pimpinan Cabang :


a. Ketua / DAN BATALION
b. Wakil Ketua / Wadan BATALION
c. Sekretaris.
d. Wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil Bendahara.
g. Asisten - Asisten
h. Ketua – ketua Seksi.

Pasal 16
Susunan DPAC / KOMPI

Susunan Dewan Pimpinan Anak Cabang :


a. Ketua / DAN KOMPI
b. Wakil Ketua / WADAN KOMPI
c. Sekretaris.
d. Wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil Bendahara.
g. Seksi – Seksi

17 | Anggaran Dasar GBNN


Pasal 17
Susunan DPRt

Susunan Dewan Pimpinan Ranting


a. Ketua.
b. Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil Bendahara.
g. Ketua - Ketua Seksi.

Pasal 18
Departemen, Biro dan Bagian

Departemen/Biro/Bagian/Sub Bagian dan seksi dibentuk menurut kebutuhan. Intelejen,


Operasional, Teritorial, Pam, Pengamanan, Personalia, Perencanaan, Humas, Hukum, Sosial,
Budaya, Perlengkapan, Konstruksi, UKM, Keuangan, Media, Olahraga, Mahasiswa Rohani.

Pasal 19
Wewenang Pimpinan

Dewan Pimpinan Pusat Berwenang :


1. Menetapkan kebijaksanaan dan atau Peraturan Organisasi sesuai dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, Rapat Pimpinan
Paripurna, Rapat Kerja Nasional.
2. Membentuk Lembaga/badan yang dianggap perlu atau persetujuan Pendiri.
3. Melaksanakan pergantian antar waktu Dewan Pimpinan Pusat, setelah berkonsultasi
dengan Dewan Nusantara, Dewan Penasehat, yang kemudian disyahkan dalam Rapat
Pimpinan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA atas persetujuan Pendiri.
4. Mengesahkan Susunan dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah

Bersama Ketua Dewan Nusantara, Pendiri dan Ketua Dewan Penasehat menyusun struktur
dan personalia Dewan Penasehat.

Dewan Pimpinan Daerah berwenang :


1. Menetapkan kebijakan dan atau Peraturan Organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, Rapat Pimpinan Paripruna,
Rapat Kerja Nasional, Keputusan/Peraturan Organisasi Tingkat Pusat, Keputusan Daerah
dan Rapat Kerja Daerah.
2. Membentuk Lembaga/badan yang dianggap perlu.
3. Melaksanakan penggantian antar waktu Dewan Pimpinan Daerah, setelah berkonsultasi
dengan Dewan Nusantara, Dewan Penasehat, yang kemudian disahkan Dewan
Pimpinan Pusat GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
4. Mengesahkan dan melantik Susunan dan Personalia Dewan Pimpinan Cabang.

Bersama Ketua Dewan Penasehat menyusun Struktur dan Personalia Dewan Penasehat
Daerah.

18 | Anggaran Dasar GBNN


Dewan Pimpinan Cabang berwenang :
1. Menetapkan kebijakan dan atau Peraturan Organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Nasional, Rapat Pimpinan Paripurna,
Rapat Kerja Nasional, Keputusan/Peraturan Organisasi tingkat Pusat. Keputusan Daerah
dan Cabang, serta Rapat Kerja Daerah dan Cabang.
2. Melaksanakan penggantian antar waktu Dewan Pimpinan Cabang, setelah berkonsultasi
dengan Dewan Penasehat, yang kemudian disahkan Dewan Pimpinan Daerah.
3. Mengesahkan dan melantik Susunan dan Personalia Dewan Pimpinan Anak Cabang dan
Dewan Pimpinan Ranting.

Bersama dengan Ketua Dewan Penasehat menyusun Struktur dan Personalia Dewan
Penasehat Cabang.

Pasal 20
Syarat – Syarat Pimpinan

Pimpinan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA dipilih dari anggota.


Syarat untuk menjadi Pimpinan disemua tingkatan organisasi, adalah :

a. Dipercaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;


b. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945;
c. Terbukti memiliki loyalitas, dedikasi, prestasi dan berbudi luhur;
d. Mampu bekerjasama secara kolektif;
e. Mampu meningkatkan dan mengembangkan peranan GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA sebagai organisasi yang tangguh, tanggap dan merakyat;
f. Mendapat dukungan dari anggota, cakap dan terampil berorganisasi;
g. Dapat meluangkan waktu dan aktif dalam kepengurusan dan memiliki wawasan jauh
kedepan.
h. Untuk posisi Ketua Umum, pernah menjadi pengurus harian baik di DPP maupun di
DPD.

Syarat – Syarat kepengurusan lainnya dapat diatur dalam Peraturan Organisasi

BAB VII
KEDUDUKAN, HAK DAN KEWAJIBAN DEWAN NUSANTARA
Pasal 21

1. Dewan Nusantara merupakan suatu lembaga khusus yang sangat bernilai dan eksklusif
yang berfungsi memelihara dan menjaga konsistensi perjuangan GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA.
2. Dewan Nusantara, pengurus dan anggotanya terdiri dari seluruh Pendiri Organisasi
GARDA BELA NEGARA NUSANTARA. Selanjutnya bisa diisi oleh anggota keluarga Pendiri
para mantan Pimpinan Pusat, Daerah, Cabang, yang dinilai memiliki loyalitas dan
dedikasi yang tinggi terhadap organisasi GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
3. Dewan NUSANTARA memiliki hubungan Khusus dengan Dewan Pimpinan di tingkat
Pusat.

4. Dewan Nusantara berkedudukan di Tingkat Pusat.

19 | Anggaran Dasar GBNN


5. Dewan Nusantara berhak menanyakan perkembangan organisasi, menegur,
memberikan pertimbangan, nasehat, saran dan kritikan kepada Dewan Pimpinan
disetiap tingkatan.
6. Dewan Nusantara berkewajiban mengoreksi setiap bentuk ketidakwajaran organisasi di
setiap tingkatan.
7. Dewan Nusantara wajib mengembangkan dan mensosialisasikan organisasi GARDA
BELA NEGARA NUSANTARA ke berbagai wilayah, baik ke tiap propinsi atau
kabupaten/kota di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Dewan Nusantara dapat memberhentikan Dewan Pengurus Pusat dan Daerah apabila
melanggar AD/ART GBNN.

BAB VIII
DEWAN PENASEHAT / PEMBINA / PENGAWAS
Pasal 22

1. Keanggotaan Dewan Penasehat terdiri dari tokoh – tokoh yang berorientasi pada
kepentingan nasional, pembelaan terhadap tanah air, memiliki kewibawaan di
masyarakat, dan menaruh perhatian terhadap generasi muda.
2. Dewan Penasehat/Pembina/Pengawas dimasing – masing tingkatan merupakan badan
yang bersifat kolektif dan bertugas memberikan saran dan nasehat serta Pengawasan
kepada Dewan Pimpinan Pusat dan Daerah.

BAB IX
DISIPLIN ORGANISASI
Pasal 23

1. Yang dimaksud Disiplin Organisasi adalah segala bentuk sikap dan tindakan dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban organisasi, sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi dan Keputusan-keputusan organisasi
lainnya.
2. Lalai/sengaja melanggar kewajiban organisasi berarti pelanggaran terhadap disiplin
organisasi. Tindakan disipliner dapat dikenakan kepada seluruh anggota organisasi.

Pasal 24

1. Setiap bentuk kegiatan yang merugikan organisasi dan melanggar disiplin organisasi
yang dilakukan oleh anggota/pengurus dapat dikenakan tindakan hukuman.
2. Penjatuhan hukuman itu mempunyai tingkatan sesuai dengan perbuatannya, dengan
klasifikasi sebagai berikut :
a. Pada tingkat pertama diberikan peringatan dan sanksi – sanksi;
b. Tiga (3) kali tindakan peringatan tersebut tidak juga diindahkan, maka yang
bersangkutan dapat dijatuhi hukuman di non aktifkan dari keanggotaan dalam
waktu satu bulan;
c. Apabila tindakan hukuman pada ayat (2) huruf b ini tidak diindahkan oleh yang
bersangkutan, maka kepadanya dapat diberhentikan dengan tidak hormat
(dipecat).
3. Dewan Pimpinan Pusat berhak melakukan tindakan peringatan dan menjatuhkan
hukuman pemecatan terhadap siapapun juga, baik anggota maupun pimpinan

20 | Anggaran Dasar GBNN


organisasi dalam segala tingkatan melalui saluran-saluran organisasi setelah
berkoordinasi dengan Dewan Nusantara.

BAB X
MUSYAWARAH DAN RAPAT
Pasal 25

Musyawarah Nasional dihadiri oleh :


1. Peserta;
2. Peninjau.
a. Peserta Musyawarah Nasional terdiri dari :
 Dewan Nusantara;
 Dewan Pimpinan Pusat;
 Dewan Pimpinan Daerah;
 Dewan Penasehat.

b. Peninjau terdiri dari :


 Unsur OKP
 Unsur perorangan yang diundang DPP

Pasal 26
MUNASLUB

Musyawarah Nasional Luar Biasa diahadiri oleh para utusan yang sama seperti di Pasal 17 di
atas

Pasal 27
RPP

Rapat Pimpinan Paripurna dihadiri oleh :


1. Peserta;
2. Peninjau.
a. Peserta terdiri dari :
 Dewan NUSANTARA;
 Dewan Pimpinan Pusat.
 Dewan Pimpinan Daerah.
b. Peninjau terdiri dari :
Unsur OKP dan lainnya yang diundang oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 28
RAKOR

Rapat Koordinasi dihadiri oleh :


a. Dewan Nusantara;
b. Dewan Pimpinan Pusat;

c. Dewan Pimpinan Daerah;


d. Dewan Pimpinan Cabang; dan

21 | Anggaran Dasar GBNN


e. Peninjau apabila dianggap perlu oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 29
MUSDA

Musyawarah Daerah dihadiri oleh :


1. Peserta;
2. Peninjau.
a. Peserta terdiri dari :
 Dewan Pimpinan Daerah;
 Dewan Pimpinan Cabang;
 Dewan Nusantara;
 Dewan Penasehat DPD.
b. Peninjau terdiri dari :
 Unsur OKP;
 Unsur perorangan yang diundang DPD.

Pasal 30
MUSCAB

Musyawarah Cabang dihadiri oleh :


1. Peserta;
2. Peninjau.
a. Peserta terdiri dari :
 Dewan Pimpinan Cabang;
 Dewan Pimpinan Daerah;
 Dewan Penasehat DPC;
 Dewan Pimpinan Anak Cabang.
b. Peninjau terdiri dari :
 Unsur OKP;
 Unsur perorangan yang diundang DPC.

Peserta Musyawarah Anak Cabang (MUSANCAB) dan Ranting (MUSRAN) diatur dalam
Peraturan Organisasi

Pasal 31
RAKERNAS

1. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh utusan yang sama dengan Rapat Paripurna seperti
dalam Pasal 25.
2. Peninjau dalam musyawarah dan rapat, perincian dan jumlah ditetapkan oleh Dewan
Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah, Dewan Pimpinan Cabang disesuaikan dengan
kebutuhan.

22 | Anggaran Dasar GBNN


BAB XI
HAK BICARA DAN SUARA

Pasal 32
Hak Bicara dan Hak Suara

Hak bicara dan hak suara peserta musyawarah diatur sebagai berikut :
1. Hak bicara dimiliki oleh Peserta dan Peninjau.
2. Hak suara dalam pengambilan keputusan hanya dimiliki peserta.
3. Penggunaan lebih lanjut akan Suara dan Bicara diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB XII
QORUM, PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PELAPORAN

Pasal 33
Qorum

1. Musyawarah/Rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh dua per tiga (2/3) jumlah
peserta.
2. Dalam pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah/mufakat, apabila tidak
dimungkinkan, maka keputusan dapat diambil berdasarkan suara terbanyak (voting).
3. Dalam keadaan mendesak, Ketua Umum DPP dapat mengambil keputusan untuk
langkah-langkah taktis dan strategis yang dipandang perlu setelah berkoordinasi dengan
Dewan Nusantara.
4. Setiap keputusan musyawarah adalah keputusan yang tertinggi dalam organisasi dan
oleh karena itu seluruh tingkat organisasi harus tunduk dalam keputusan tersebut.
5. Seluruh tingkatan organisasi harus tunduk atas keputusan organisasi sesuai dengan
jenjang tingkatan organisasi.
6. Setiap tingkatan organisasi berkewajiban memberikan laporan
kepada tingkatan atasannya mengenai segala kegiatannya baik diminta maupun tidak.
7. Tingkatan organisasi yang lebih tinggi berkewajiban memberikan pembinaan dan harus
memperhatikan segala permasalahan / kesulitan yang dihadapi oleh
organisasi dibawahnya.

BAB XIII
TUGAS POKOK PIMPINAN ORGANISASI

Pasal 34
Tugas Pokok

1. KETUA UMUM / KOMANDAN GARDA BELA NEGARA NUSANTARA (GBNN) :


a. Mengkoordinir seluruh pelaksanaan Program Kegiatan GBNN baik yang bersifat
intern maupun eksteren organisasi.
b. Menentukan/menetapkan kebijakan dan pengendalian organisasi dalam menunjang
pelaksanaan Program Umum GBNN dibidang sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta dengan tetap mempertimbangkan saran dan pendapat Dewan
NUSANTARA.
c. Mengerahkan segenap potensi pengurus terhadap pelaksanaan program kegiatan
dan pengembangan organisasi.

23 | Anggaran Dasar GBNN


d. Penanggung jawab umum dan koordinator umum dalam pelaksanaan tugas-tugas
intern maupun ekstern organisasi GBNN pada tingkat Daerah/Propinsi
e. Mengangkat, melantik dan memberhentikan unsur pimpinan dan staf GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA mulai tingkat Pusat sampai dengan tingkat paling bawah
setelah terlebih dahulu berkoordinasi dengan Dewan Nusantara.
f. Bertindak untuk dan atas nama GBNN menyangkut pelaksanaan kebijaksanaan
organisasi dan program kegiatan baik yang intern maupun ekstern organisasi dan
berwenang mendelegasikan tugas-tugasnya kepada pengurus lain dengan tetap
memperhatikan tugas pokok dan fungsi pengurus.
g. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya kepada Dewan
NUSANTARA secara berkala.

2. WAKIL KETUA UMUM/WAKIL KOMANDAN GARDA BELA NEGARA NUSANTARA :


a. Mewakili Ketua Umum/Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA pada setiap
kegiatan baik intern maupun ekstern, apabila Ketua Umum/Komandan GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA Berhalangan.
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas sesuai dengan pembagian tugas yang telah
ditetapkan oleh Ketua Umum/Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
c. Mengkoordinir pelaksanaan tugas unsur pembantu pimpinan dan unsur pelayanan.
d. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya kepada Ketua
Umum/Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.

3. SEKRETARIS JENDERAL
a. Memimpin dan mengkoordinir kegiatan sehari-hari kesekretariatan DPP GBNN.
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus dalam urusan pengembangan dan rintisan
program secara menyeluruh sesuai dengan yang telah ditetapkan.
c. bertanggung jawab penuh atas kelangsungan jalannya sekretariat dan administrasi
organisasi serta roda kegiatan organisasi. Membantu Ketua Umum dalam
menjalankan tugasnya dan secara koordinatif membantu para pengurus lain dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Termasuk para wakil sekretarisnya, yang bertugas
mewakili/membantu tugas dan kegiatan sehari-hari sesuai dengan pembagian
bidang kerjanya.
d. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada ketua umum untuk menunjang
pelaksanaan tujuan dan usaha serta program-program GBNN.
e. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengembangan dan pengawasan sistem
manajemen administrasi organisasi secara efektif dan efisien.
f. Melaksanakan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan program dan kegiatan divisi
dan lembaga.
g. Menyelenggarakan kegiatan surat menyurat dan pengarsipan dan Menginventarisir
dan merawat alat penunjang kesekretariatan.
h. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua
Umum/Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.

4. BENDAHARA UMUM
a. Bendahara umum dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada ketua umum.
b. Membantu ketua umum dalam rangka mengkoordinir pengelolaan dan pengadaan
keuangan pada tingkat intern dan ekstern organisasi secara umum

24 | Anggaran Dasar GBNN


c. Menggali, mengumpulkan dan mengelola secara kreatif sumber dana baik dari
anggota, pemerintah, swasta untuk pembiayaan kegiatan organisasi selama satu
periode kepengurusan
d. Bertanggung jawab menghimpun/mengelola keuangan organisasi, menyusun
rencana kebutuhan keuangan, menyelenggarakan penerimaan dan pengeluaran
uang,
e. Melaporkan situasi keuangan secara berkala per semester.
f. Bersama ketua umum dan sekretaris umum menyusun dan merencanakan anggaran
pendapatan dan belanja rutin serta anggaran pengembangan program kegiatan.
g. Melakukan koordinasi, pembinaan, pengembangan dan pengawasan sistem
manajemen keuangan organisasi secara efektif dan efisien.
h. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum GARDA
BELA NEGARA NUSANTARA dan Pendiri serta Dewan Nusantara.

5. KETUA DEPARTEMEN
Memimpin dan mengelola Departemen serta melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
program kerja Departemennya.

6. PARA KEPALA SEKSI


A. KEPALA SEKSI I : Penelitian, Perencanaan dan Pengembangan Organisasi
 Setiap pelaksanaan tugasnya diperpertanggung-jawabkan kepada Wakil Ketua
Umum/Wakil Komandan Garda Bela Negara Nusantara.
 Memberikan perhatian terhadap pembangunan, pembinaan dan peningkatan
kualitas organisasi dengan melakukan penelitian dan perenanaan. Mengadakan
hubungan dengan Pembina, aparat pemerintah, TNI/POLRI dan Lembaga Swasta
dalam hal perencanaan.
 Menyelenggarakan perencanaan, penelitian mengenai berbagai kegiatan
kemudian melakukan pengembangan agar kegiatan tersebut terealisasi secara
efektif dan efisien.
 Melakukan koordinasi secara terus-menerus dengan departemen/biro/bagian
lainnya.

B. KEPALA SEKSI II : Kaderisasi dan Rekruitmen Anggota


 Setiap pelaksanaan tugasnya dipertanggung jawabkan kepada Wakil Ketua
Umum / Wakil Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
 Mempersiapkan dan membentuk karakter calon anggota yang direkrut.
 Melakukan penyeleksian dan pengawasan ketat pada calon anggota.
 Menyelenggarakan kegiatan administrasi, inventarisasi dan registrasi
keanggotaan pada segenap jajaran GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.

C. KEPALA SEKSI III : Pendidikan dan Latihan


 Setiap pelaksanaan tugasnya dipertanggung jawabkan kepada Wakil Ketua Umum /
Wakil Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
 Menyelenggarakan mutasi dan promosi dalam Kaderisasi Personil/pengurus pada
segenap jajaran GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
 Menyelenggarakan Diklatum, Diklatsarmil dan Diklatgab dengan institusi TNI, Polri,
Pemerintah, Swasta, ormas, OKP, LSM, Komunitas dan elemen masyarakat lainnya
secara berkala.

25 | Anggaran Dasar GBNN


 Menyusun rencana penyaluran anggota GARDA BELA NEGARA NUSANTARA sesuai
dengan tingkat pendidikan umum/pendidikan yang diadakan organisasi GARDA
BELA NEGARA NUSANTARA sesuai dengan kemampuan, kemauan dan
kecakapannya.

D. KEPALA SEKSI IV : Ekonomi dan Logistik


 Setiap pelaksanaan tugasnya dipertanggung jawabkan kepada Wakil Ketua
Umum / Wakil Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
 Menghimpun dan mengembangkan dana/keuangan yang dimiliki GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA dan menyelenggarakan administrasi keuangan GARDA
BELA NEGARA NUSANTARA.
 Menyelenggarakan kegiatan administrasi inventarisasi rencana kebutuhan
logistik dan anggaran keuangan pada segenap jajaran GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA.
 Melaksanakan dukungan logistik sesuai dengan ruang lingkup yang ditentukan
oleh Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
E. KEPALA SEKSI V : Seni Budaya dan Pariwisata
 Setiap pelaksanaan tugasnya dipertanggung jawabkan kepada Wakil Ketua
Umum / Wakil Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
 Mempersiapkan dan membentuk tim kesenian/grup lingkung seni dan kader
tanggap pariwisata.
 Menggelar pekan seni budaya dan even seni budaya serta mengirimkan
perwakilan di setiap even.

F. KEPALA SEKSI VI : Peranan Wanita


 Setiap pelaksanaan tugasnya dipertanggung jawabkan kepada Wakil Ketua
Umum / Wakil Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
 Merencanakan dan melaksanakan program pendidikan, pelatihan dan
pembinaan yang terkait dengan fungsi dan peranan wanita.
 Merencanakan pembentukan pasukan khusus wanita untuk menunjang
program-program organisasi dibidang penempatan dan penugasan khusus
kewanitaan.

G. KEPALA SEKSII VII : Advokasi dan Perlindungan Hukum


 Setiap pelaksanaan tugasnya dipertanggung jawabkan kepada Wakil Ketua
Umum / Wakil Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
 Mengajarkan penegakkan hukum dan Hak Azasi Manusia didalam maupun diluar
jajaran GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.

 Menjalin komunikasi, koordinasi dengan Eksekutif bidang hukum, legeslatif dan


khususnya aparat Yudikatif.
 Melakukan Advokasi/pembelaan hak−hak hukum Pengurus dan Anggota GARDA
BELA NEGARA NUSANTARA khususnya dan atau masyarakat yang dirugikan oleh
pihak manapun pada umumnya.
H. KEPALA SEKSI VIII : Humas dan Kerjasama Antar Organisasi
 Setiap pelaksanaan tugasnya dipertanggung jawabkan kepada Wakil Ketua
Umum / Wakil Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.

26 | Anggaran Dasar GBNN


 Kerjasama meliputi internal organisasi dan ekternal organisasi (Ormas, LSM,
OKP, Komunitas, TNI, Polri, Pemerintah, Swasta BUMN, BUMD, dll) dan menjalin
hubungan dengan para pembina organisasi.
 Melaksanakan kegiatan penerangan, sosialisasi, komunikasi dan melakukan
penerimaan dan pengiriman berita. Mengatur pelaksanaan jadwal piket.
 Menjalin hubungan baik dengan insan pers baik cetak, elektronik dan on-line
dan menyampaikan penerangan tentang organisasi kepada anggota khususnya
dan umumnya kepada masyarakat luas.
 Melaksanakan sosialisasi ke lembaga−lembaga Pemerintahan, BUMN/UMD dan
Organisasi Kemasyarakatan lainnya
I. KEPALA SEKSI IX : Intelejen dan Investigasi
 Setiap pelaksana tugasnya dipertanggungjawabkan kepada wakil ketua umum /
wakil komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
 Intelejen dan Investigasi, melakukan kerjasama dengan TNI, Polri, BIN, BNN.
BNPT dan kejaksaan dalam bidang intelejen agar informasi selalu akurat dalam
menyampaikan kepada Pihak – Pihak berwajib atau pemerintah melakukan
monitoring atau investigasi, bahaya – bahaya yang mungkin dapat mengacukan
keamanan di NKRI dan disampaikan kepada Pimpinan Organisasi untuk
diteruskan ke Pihak berwajib dan Pemerintah.

7. DETASEMEN MARKAS GARDA BELA NEGARA NUSANTARA :


a. Melakukan kegiatan Urusan Dalam, dalam lingkungan Markas GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA.
b. Mempersiapkan kebutuhan angkutan dan akomodasi pada tugas-tugas lapangan.
c. Melakukan rutinitas Pengamanan Markas.
d. Mempertanggung-jawabkan segala bentuk tugas-tugasnya kepada Wakil
Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.

8. KOMPI MARKAS :
a. Melakukan kegiatan Urusan Dalam, dalam lingkungan Markas GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA.
b. Mempersiapkan kebutuhan angkutan dan akomodasi pada tugas-tugas lapangan.
c. Melakukan rutinitas Pengamanan Markas.
d. Mempertanggung-jawabkan segala bentuk tugas-tugasnya kepada Wakil
Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.

9. PELETON PROVOST GARDA BELA NEGARA NUSANTARA :


a. Melaksanakan pengawasan terhadap disiplin anggota dan pengurus GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA.
b. Melaksanakan pengawasan terhadap ketertiban anggota dan pengurus GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA.
c. Melaksanakan pengawasan terhadap pemakaian pakaian dan perlengkapan
termasuk didalamnya atribut dan perlengkapan lainnya dilingkungan Markas GARDA
BELA NEGARA NUSANTARA.
d. Melaksanakan pengawasan terhadap perbuatan-perbuatan dari anggota dan
pengurus yang melanggar peraturan dilingkungan Markas GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA.
e. Melaksanakan pengawasan dan pengamanan jalannya aktivitas dari anggota dan
pengurus GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
27 | Anggaran Dasar GBNN
f. Mengadakan pemeriksaan-pemeriksaan terhadap penyimpangan-penyimpangan
yang dilakukan anggota dan/atau pengurus GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
g. Melaksanakan patroli-patroli rutin untuk mengawasi anggota
dan/atau pengurus GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
h. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya kepada Wakil
Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.

10. KOMANDAN KOMPI :


a. Melaksanakan Komando dan pengendalian kesatuan dalam rangka pelaksanaan
kegiatan dan operasi atas perintah Komandanya guna menunjang pelaksanaan
program GARDA BELA NEGARA NUSANTARA dibidang Sistem Pertahanan dan
Keamanan Rakyat Semesta (sishankamrata).
b. Melaksanakan latihan penyegaran materi bagi Kompi, Peleton dan Regu.
c. Melaksanakan Pembinaan Jasmani secara berkala para anggota pada segenap
jajaran GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
d. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya kepada Wakil
Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.

11. WAKIL KOMANDAN KOMPI :


a. Membantu terselenggaranya perintah-perintah Komandan serta mengawasi
pelaksanaan tugas segenap jajaran GARDA BELA NEGARA NUSANTARA.
b. Mewakili Komandan Kompi bila Komandan Kompi berhalangan.
c. Menyelenggarakan tata administrasi Kompi.
d. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas kepada Komandan Kompi GARDA
BELA NEGARA NUSANTARA.

12. KOMANDAN PELETON DAN KOMANDAN REGU :


a. Melaksanakan perintah-perintah Pimpinan/komandan kesatuannya.
b. Menyelenggarakan tata administrasi Peleton/Regu.
c. Melaksanakan Pembinaan jasmani para anggota.
d. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas kepada Komandan Kompi/Komandan
Peleton.

13. WAKIL KOMANDAN PELETON/WAKIL KOMANDAN REGU :


a. Mengawasi pelaksanaan perintah-perintah komandan.
b. Menyelenggarakan tata administrasi Peleton/Regu.

c. Mewakili Komandan Peleton/Komandan Regu bila Komandan Peleton/Komandan


Regu berhalangan.
d. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas kepada Komandan
Peleton/Komandan Regu.

28 | Anggaran Dasar GBNN


BAB XIV
ARTI DAN MAKNA LAMBANG GARDA BELA NEGARA NUSANTARA

Pasal 35
Logo

A. ARTI LAMBANG GAMBAR.


1. Persegi Lingkaran pada logo melambangkan keutuhan pertahanan atau perisai bagi
keluarga Besar GBNN.
2. Burung Garuda melambangkan dasar negara yang harus di jaga dan di pertahankan
oleh GBNN dari gangguan musuh yang ingin menghancurkan NKRI atau merubah
Dasar Negara kita.
3. Pistol melambangkan pertahanan diri anggota GBNN dari gangguan musuh yang
ingin menghancurkan keamanan bangsa kita .
4. Warna Merah melambangkan keberanian GBNN dan siap membela bangsa dan
sebagai garda terdepan bangsa.
5. Warna Putih melambangkan kesucian hati anggota GBNN dalam melaksanakan
tugas mulia kepada bangsa, masyarakat, dan negara.
6. Bintang Tiga melambangkan sila pertama pada Pancasila yaitu ketuhanan yang
maha Esa dan Bintang 3 juga sebagai Tri Bakti yang artinya anggota GBNN dalam
mempertahankan NKRI.

B. MAKNA LAMBANG GAMBAR


Gambar Burung Garuda, Lingkaran Persegi, Pistol Bintang 3 dan Warna Merah serta
Putih, dan kuning melambangkan satu kesatuan yang utuh (mutlak) sebagai
simbol semangat juang.
C. PATAKA
Warna Dasar : Warna Hitam, ukuran 120 cm X 90 cm, Segi Empat tiap sisi diberi
rumbe – rume kuning emas
Penempatan : Sebelah Kiri bendera Merah Putih

D. BENDERA
Ukuran Bendara : Panjang 120 cm, Lebar 90 cm, Warna Dasar Kain Hitam, Warna
Lambang sesusi dengan ketentuan tentang lambang organisasi.
Bahan terbuat dari kain beludru untuk dalam ruangan dan kain biasa/bebas untuk diluar
ruangan.

E. WARNA DAN ARTI LAMBANG


HITAM : artinya Jiwa Ksatria dan Keabdian untuk Nusa dan Bangsa.
KUNING EMAS : artinya Kemuliayaan untuk mencapai cita-cita.

29 | Anggaran Dasar GBNN


MERAH : artinya Keberanian dalam melawan musuh, Kesetiaan dan
Semangat/Gelora.
PUTIH : artinya suci dan ikhlas dalam melaksanakan tugas dan ketakwaan
kepada Allah SWT.
HITAM : artinya Keabadian.

F. PAPAN NAMA
1. Ukuran :
a. Dewan Pimpinan Pusat : Panjang x Lebar : 200 cm x 150 cm
b. Dewan Pimpinan Daerah : Panjang x Lebar : 180 cm x 135 cm
c. Dewan Pimpinan Cabang : Panjang x Lebar : 160 cm x 120 cm
d. Dewan Pimpinan Anak Cabang : Panjang x Lebar : 140 cm x 105 cm

2. Bahan : terbuat dari Alumunium atau plat baja tipis dan/atau sejenisnya. Tiang satu
terbuat dari besi bulat berukuran tinggi 2 m s/d 2,5 m.
3. Tulisan :
a. Lambang organisasi terletak di tengah.
b. Baris pertama di bawah lambang Dewan Pimpinan Pusat/Daerah/Cabang/Anak
Cabang.
c. Baris kedua GARDA BELA NEGARA NUSANTARA (Tulisan warna Kuning Emas).
d. Baris ke tiga Nama Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan
e. (Tulisan Berwarna Kuning).
f. Baris Keempat Tulisan Sekretariat.
g. Baris Kelima Alamat Sekretariat Warna dasar Hitam tulisan kuning,
h. GARDA BELA NEGARA NUSANTARA warna Kuning Emas dan Nama
i. Daerah/Kab/Kota/Kec. warna Kuning.

4. Contoh Papan Nama :


Tingkat Pusat

Logo
Dewan Pimpinan Pusat
GARDA BELA NEGARA NUSANTARA
(DPP-GBNN-LPRI)

Sekretaris : Jl. Swadaya Raya No. 76


Jakarta Timur

G. PAKAIAN SERAGAM

1. Pakaian Dinas Harian (PDH), baju lengan pendek abu - abu / putih, celana panjang
topi warna abu – abu dilengkapi atribut kesatuan dan sepatu PDH warna hitam.

2. Pakaian Dinas Lapangan, baju lengan panjang, celana panjang, topi dengan warna
corak loreng jerman (topi jungle pet warna loreng) dilengkapi atribut kesatuan, kopel
dan sepatu PDL loreng Jerman.

30 | Anggaran Dasar GBNN


3. Pakaian Pelatihan, Kaos lengan panjang pendek, celana panjang, topi rimba warna
loreng Jerman dilengkapi atribut kesatuan dan bersepatu PDL Loreng.

H. MARS GARDA BELA NEGARA NUSANTARA

Berisikan syair untuk menggugah semangat juang anggota GARDA BELA NEGARA
NUSANTARA agar cinta organisasi dan cinta tanah air. Adapun lirik syair lagunya diatur
dalam Peraturan Organisasi.

BAB XV
SISTEM PENDIDIKAN
Pasal 36

GARDA BELA NEGARA NUSANTARA adalah organisasi kemasyarakatan Pemuda yang dididik,
dilatih dan dibina oleh militer termasuk pola pakaian/seragam dan atribut organisasi dan
tetap berpedoman pada tata aturan pemerintah pusat sampai didaerah (Sesuai dengan
Undang-undang Organisasi Kemasyarakatan), implementasi dari UUD 1945 pasal 30 ayat (1)
dan Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 68, sehingga
GARDA BELA NEGARA NUSANTARA (GBNN) menerapkan dua (2) Sistem Pendidikan dalam
proses pengkaderan, yaitu sistem pendidikan sipil dan militer. Dalam sistem militer di
GARDA BELA NEGARA NUSANTARA mengenal istilah sebagai berikut :

1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dengan istilah Markas Besar (MABES) GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA (GBNN).
2. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dengan istilah Markas Daerah (MADA) GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA (GBNN).
3. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dengan istilah Markas Cabang (MACAB) GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA (GBNN).
4. Dewan Pimpinnan Anak Cabang (DPAC) dengan istilah Pleton (MATON) GARDA BELA
NEGARA NUSANTARA (GBNN).
5. Dewan Pimpinan Ranting (DPRt) dengan istilah Regu GARDA BELA NEGARA NUSANTARA
(GBNN).
6. Pembantu Pimpinan/Wakil Pimpinan.
7. Unsur Pelayanan.
8. Unsur Pelaksana.

Pasal 37

1. Pimpinan pada GARDA BELA NEGARA NUSANTARA yaitu :


a. Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA, disingkat DAN TAR.
b. Wakil Komandan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA, disingkat WADAN TAR.

2. Pembantu Pimpinan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA adalah para wakil ketua yang
membidangi Departemen/Biro/Bagian/Sub Bagian/Seksi, kemudian dikenal sebagai
seksi-seksi yang dipimpin oleh Kepala Seksi, disingkat Kasi, terdiri atas :
a. Seksi I : Bidang Penelitian, Perencanaan dan Pengembangan Organisasi
b. Seksi II : Bidang Kaderisasi dan Rekruitmen Keanggotaan
c. Seksi III : Bidang Pendidikan dan Latihan

31 | Anggaran Dasar GBNN


d. Seksi IV : Bidang Ekonomi dan Logistik
e. Seksi V : Bidang Seni Budaya dan Pariwisata
f. Seksi VI : Bidang Peranan Wanita
g. Seksi VII : Bidang Advokasi dan Perlindungan Hukum
h. Seksi VIII : Bidang Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Antar Organisasi
i. Seksi IX : Bidang Intelejen & Investigasi

3. Unsur Pelayanan GARDA BELA NEGARA NUSANTARA adalah :


a. Detasemen Markas, disingkat DENMA.
b. Kesekratarian, disingkat SET.
c. Keuangan, disingkat KU.
d. Kompi Markas, disingkat KIEMA.

4. Unsur Pelaksana GARDA BELA NEGARA NUSANTARA adalah :


a. Kompi GARDA BELA NEGARA NUSANTARA dipimpin oleh Komandan Kompi
disingkat DANKIE.
b. Peleton GARDA BELA NEGARA NUSANTARA dipimpin oleh Komandan Peleton
disingkat DANTON, serta dibantu oleh Wakil Komandan Peleton disingkat
WADANTON.
c. Regu GARDA BELA NEGARA NUSANTARA dipimpin oleh Komandan Regu disingkat
DANRU, dibantu oleh Wakil Komandan Regu disingkat WADANRU

BAB XV
KEUANGAN ORGANISASI
Pasal 38

1. Keuangan organisasi bersumber dari uang keanggotaan, iuran anggota dan sumbangan–
sumbangan lain yang sah dan tidak mengikat.
2. Sumber lain adalah Pendirian koperasi, Jasa Konsultasi, Kerjasama usaha dengan pihak
lain dan membuka/menciptakan usaha-usaha lain sebagai penunjang sumber keuangan
organisasi. Tata aturannya akan diatur melalui Peraturan Organisasi.
3. Uang keanggotaan ditentukan Rp. 50.000,- (Lima Puluh Ribu Rupiah) setiap calon
anggota dan hanya sekali dipungut serta dicicil selama satu (1) bulan bagi yang tidak
mampu.
4. Uang iuran, bagi setiap anggota ditentukan Rp. 10.000,- (Sepuluh Ribu Rupiah) per
bulan.
5. Setiap anggota dianjurkan memiliki buku simpan pinjam, besarnya uang simpan pinjam
tidak mengikat, tetapi sebagai uang setoran pertama ditetapkan Rp. 100.000,- (Seratus
Ribu Rupiah).
6. Pengelolaan simpan pinjam diatur oleh Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan
Daerah dan di ketahui oleh Dewan Nusantara
7. Bila dianggap perlu besarnya uang keanggotaan dan uang iuran anggota dapat diubah,
menurut keadaan dan kemampuan setempat, bekerja sama dengan baik terkait atas
Persetujuan Dewan Nusantara.

32 | Anggaran Dasar GBNN


Pasal 39

1. Pembagian keuangan organisasi yang bersumber dari Bantuan Sosial, Hibah atau
sumbangan lainnya diatur sebagai berikut :
a. DPP untuk Dewan Nusantara .................................................. 15 %
b. DPD untuk DPP dan Dewan Nusantara .................................................. 10 % dan 5
%
c. DPC untuk DPD,DPP dan Dewan Nusantara .................................................. 10 % - 5
% dan 5 %
d. DPAC dan DPRt untuk DPC .................................................10 %

Persentase berdasarkan dari jumlah nominal yang diterima.


Uang simpanan tidak termasuk dalam pembagian tersebut (Pasal 38 ayat 1 dan 4).

BAB XVII
KETENTUAN LAIN – LAIN
Pasal 40

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur
kemudian dalam Peraturan Organisasi.
2. Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 08 Agustus 2018

DEWAN PIMPINAN PUSAT


GARDA BELA NEGARA NUSANTARA
LEMBAGA PENGAWASAN REFORMASI INDONESIA
(DPP-GBNN-LPRI)

Fahria Alfiano Pinoto Taufik, SE


Ketua Umum Sekretaris Jendral

Mengetahui / Menyetujui
DEWAN NUSANTARA

Syarifuddin Tahir, SE, ST, MM


Ketua

33 | Anggaran Dasar GBNN

Anda mungkin juga menyukai