MUKADIMAH
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami para Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, yang pada
awalnya tergabung dalam Perhimpunan Neurologi, Psikiatri dan Neurochirurgi Indonesia (PNPNCH),
menyadari perlunya wadah yang berdiri sendiri sejalan dengan perkembangan disiplin ilmu kedokteran jiwa
dan guna lebih meningkatkan pengabdiannya bagi Nusa dan Bangsa Indonesia. Bahwa hal tersebut telah pula
dipahami dan disepakati oleh sesama anggota warga PNPNCH dari keahlian lain (Neurologi dan Neurochirurgi).
Maka dengan ini kami Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia menyatakan berdirinya suatu organisasi
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia
yang bernaung di bawah Ikatan Dokter Indonesia, dengan tekad menyatukan derap dan langkah serta
meningkatkan pengabdian kepada Nusa dan Bangsa Indonesia yang berasaskan Pancasila dan berdasarkan
UUD 1945. Pengabdian tersebut diwujudkan dengan peningkatan fungsi, peran, dan pengamalan profesi ilmu
kedokteran jiwa kepada masyarakat dengan memegang teguh Sumpah Dokter dan Kode Etik Kedokteran
Indonesia. Untuk memberi landasan gerak organisasi disusunlah Anggaran Dasar sebagai berikut :
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi bernama Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (Indonesian Psychiatric
Association) disingkat PDSKJI.
Pasal 2
PDSKJI ditetapkan dalam Kongres Nasional IV IDAJI di Semarang pada tanggal 9 Juli 2001 merupakan
kelanjutan dari Ikatan Dokter Ahli Jiwa Indonesia (IDAJI) untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 3
BAB II
ASAS DAN SIFAT
Pasal 4
Pasal 5
PDSKJI berpegang pada Sumpah Dokter, Kode Etik Kedokteran Indonesia, dan Kode Etik Profesi Kedokteran
Jiwa Indonesia.
1
Pasal 6
PDSKJI adalah satu-satunya organisasi profesi kedokteran jiwa di Indonesia dan merupakan kelengkapan IDI di
dalam menjalankan kegiatan dan fungsi ilmiah IDI.
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN, DAN KEGIATAN
Pasal 7
(1) Visi PDSKJI: Terwujudnya dokter spesialis kedokteran jiwa yang berkualitas tinggi dengan standar global
untuk meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat Indonesia .
(2) Misi PDSKJI:
a. Meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan jiwa di seluruh wilayah Indonesia.
b. Meningkatkan mutu pendidikan dan penelitian di bidang kedokteran jiwa
c. Membina profesionalisme, memberikan perlindungan hukum, dan meningkatkan kesejahteraan
anggota
(3) Nilai-nilai PDSKJI: integritas, visioner, dan unggul
(4) Tujuan PDSKJI:
a. Meningkatkan fungsi, peran, dan pengamalan Ilmu Kedokteran Jiwa demi kesejahteraan Bangsa
Indonesia
b. Meningkatkan dan mengembangkan Ilmu Kedokteran Jiwa.
c. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kepemimpinan, dan kesejahteraan anggota.
(5) Kegiatan PDSKJI:
a. Meningkatkan penelitian ilmiah, pertemuan ilmiah, dan meningkatkan mutu pendidikan dokter spesialis
kedokteran jiwa di Indonesia
b. Memperjuangkan dan memelihara kepentingan serta kedudukan dokter spesialis kedokteran jiwa di
Indonesia sesuai dengan harkat dan martabat profesi kedokteran.
c. Membantu pemerintah dalam menyusun kebijakan dan melaksanakan program kesehatan terutama di
bidang kesehatan jiwa
d. Mengadakan hubungan kerjasama dengan badan lain yang mempunyai tujuan sama atau selaras, baik
pemerintah maupun swasta, di dalam atau luar negeri.
e. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya, sepanjang tidak bertentangan dengan asas, dasar
dan sifat PDSKJI.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 8
Anggota PDSKJI terdiri dari:
(1) Anggota Biasa
(2) Anggota Muda
(3) Anggota Luar Biasa
(4) Anggota Kehormatan
2
BAB V
ORGANISASI
Pasal 9
Pasal 10
BAB VI
PERBENDAHARAAN
Pasal 11
3
BAB VII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 12
BAB VIII
PEMBUBARAN
Pasal 13
Pembubaran PDSKJI hanya dilakukan oleh Kongres yang khusus diadakan untuk itu.
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 14
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini dimuat dalam Anggaran Rumah Tangga PDSKJI
sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar PDSKJI. Ditetapkan di Surabaya Pada tanggal 31
Oktober 2013.
Pasal 1
Ketentuan
(1) Anggota biasa PDSKJI ialah Dokter Warga Negara Indonesia anggota IDI yang diakui sebagai Dokter Spesialis
Kedokteran Jiwa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(2) Anggota muda PDSKJI ialah Dokter Warga Negara Indonesia anggota IDI yang sedang menempuh Program
Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
(3) Anggota luar biasa PDSKJI adalah:
a. Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Warga Negara Asing yang bekerja dan/atau memiliki keterkaitan kerja
di Indonesia
b. Dokter umum yang bekerja di bidang kedokteran jiwa.
c. Dokter umum dengan sertifikasi khusus di bidang kedokteran jiwa
d. Sarjana atau Diploma lain yang berminat di bidang kedokteran jiwa
(4) Anggota kehormatan PDSKJI ialah mereka yang telah berjasa di bidang kesehatan khususnya dalam
kedokteran jiwa.
Pasal 2
4
(1) Anggota biasa, anggota muda dan anggota luar biasa diterima oleh Pengurus Cabang sesuai dengan Kartu
Tanda Penduduk atau tempat kerja setelah melalui pendaftaran tertulis, pernyataan persetujuan terhadap
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PDSKJI, serta disetujui dalam Rapat Pengurus Cabang.
(2) Apabila belum terdapat cabang PDSKJI, pendaftaran dilakukan melalui Pengurus Cabang terdekat.
(3) Anggota kehormatan diusulkan oleh Pengurus Cabang atau Pengurus Pusat dan disahkan oleh Kongres.
Pasal 3
Hak Anggota:
(1) Anggota biasa berhak memberikan pendapat, mengajukan usul atau pertanyaan dengan lisan atau tertulis
kepada pengurus, mengikuti semua kegiatan organisasi, memilih dan dipilih sebagai pengurus, serta berhak
untuk mengajukan pengunduran diri.
(2) Anggota muda, anggota luar biasa, anggota kehormatan berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul
dan pertanyaan dengan lisan atau tertulis kepada pengurus, mengikuti semua kegiatan organisasi, dan
mengajukan pengunduran diri.
(3) Tiap anggota berhak mendapatkan perlindungan dan pembelaan dalam melaksanakan tugas dan haknya.
Pasal 4
Setiap Anggota PDSKJI berkewajiban:
(1) Menjunjung tinggi dan mengamalkan Sumpah Dokter, Kode Etik Kedokteran Indonesia, Kode Etik Profesi
Kedokteran Jiwa Indonesia, dan
(2) Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan dan Keputusan PDSKJI.
Pasal 5
Kehilangan Keanggotaan:
(1) Anggota kehilangan keanggotaannya karena meninggal dunia, atas permintaan sendiri, atau diberhentikan
oleh pengurus PDSKJI.
(2) Anggota diberhentikan karena bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
oleh organisasi serta bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik PDSKJI.
Pasal 6
Tata Cara Pemberhentian Anggota:
(1) Pengajuan pemberhentian anggota atas permintaan sendiri dapat dilakukan dengan pemberitahuan secara
tertulis kepada Pengurus Pusat, melalui Pengurus Cabang sekurang-kurangnya satu bulan sebelumnya.
(2) Seorang anggota dapat dikenakan pemberhentian sementara oleh Pengurus Cabang sesudah melalui
peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali dengan selang waktu 1 (satu) bulan.
(3) Paling lama 6 (enam) bulan setelah pemberhentian sementara Pengurus Cabang dapat merehabilitasi atau
mengusulkan pemberhentian kepada Pengurus Pusat untuk dikukuhkan.
Pasal 7
Pembelaan:
5
(1) Anggota yang dikenakan pember-hentian sementara dapat membela diri di hadapan Rapat Anggota
Cabang.
(2) Anggota yang dikenakan pemberhentian diberi kesempatan minta bantuan Badan Pembinaan dan
Pembelaan Anggota dan dapat mengajukan pembelaan pada Kongres.
(3) Kongres dapat menyetujui atau menolak dengan memperkuat tindakan pemberhentian tersebut atas
persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah utusan cabang yang hadir.
BAB II
KEGIATAN
Pasal 8
BAB III
ORGANISASI
Pasal 9
Kongres
(1) Status
a. Kongres adalah pemegang kekuasaan tertinggi PDSKJI
b. Kongres merupakan musyawarah anggota PDSKJI.
c. Kongres diadakan sekali dalam 3(tiga) tahun.
d. Dalam keadaan luar biasa, Kongres dapat diadakan sewaktu-waktu atas usul sekurang-kurangnya kurangnya
lima puluh persen jumlah cabang plus satu.
e. Kongres dapat menyelenggarakan sidang ilmiah dan sidang khusus lain di luar sidang organisasi.
Pasal 10
Rapat Anggota
(1) Status
a. Rapat Anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi PDSKJI di tingkat cabang
b. Rapat Anggota merupakan musyawarah anggota PDSKJI cabang
c. Rapat Anggota diadakan 3 (tiga) tahun sekali.
7
d. Dalam hal yang luar biasa rapat anggota dapat diadakan sewaktu-waktu atas persetujuan sekurang-
kurangnya lima puluh persen jumlah anggota biasa cabang plus satu.
Pasal 11
Pengurus Pusat
(1) Status:
a. Struktur kepemimpinan di tingkat pusat adalah pengurus pusat.
b. Masa jabatan Pengurus Pusat adalah 3 (tiga) tahun.
c. Pengurus Pusat terdiri dari seorang Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, seorang Sekretaris Umum, seorang
Bendahara Umum dan beberapa ketua bidang yang secara bersama-sama melaksanakan kegiatan organisasi
secara kolektif.
d. Pengurus Pusat didampingi oleh Majelis-majelis.
e. Dalam menyelenggarakan tugasnya, kepemimpinan di tingkat pusat berkoordinasi secara terintegrasi
melalui Musyawarah Pimpinan Pusat (MPP) yang terdiri dari Ketua Umum PP PDSKJI, Ketua Majelis
8
Kehormatan & Etika Profesi (MKEP), KetuaMajelis Kolegium Psikiatri Indonesia (MKPI), Ketua Majelis
Pengembangan Pelayanan Keprofesian Psikiatri (MP2KP). Musyawarah Pimpinan Pusat (MPP) dipimpin oleh
Ketua Umum PP PDSKJI.
Status
1. Musyawarah Pimpinan Pusat (MPP) adalah musyawarah antara Ketua Umum PP PDSKJI, Ketua MKEP,
Ketua MKPI dan Ketua MP2KP.
2. MPP dipimpin oleh Ketua Umum PP PDSKJI
3. Rapat MPP diadakan minimal sekali dalam tiga bulan.
4. Sesuai dengan kebutuhan rapat MPP dapat diadakan sewaktu-waktu atas usul Pengurus pusat, MKEP, MKPI
atau MP2KP.
Tata Tertib
1. MPP dipimpin oleh Ketua Umum PP PDSKJI.
2. Keputusan dalam MPP diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat.
STRUKTUR KEPEMIMPINAN
Status
1. Instansi kepemimpinan tertinggi organisasi yang mengurus dan melaksanakan kebijakan-kebijakan strategis
dan operasional yang bersifat nasional yang diputuskan dalam Kongres Nasional.
2. Bertanggungjawab untuk dan atas nama organisasi.
3. Dalam melaksanakan kebijakan strategis yang berskala nasional, ketua umum dibantu oleh majelis-majelis
sesuai dengan tanggung jawab masing-masing majelis.
4. Dalam melaksanakan kebijakan operasional yang berskala nasional, pengurus pusat dibantu oleh badan-
badan kelengkapan dan badan-badan khusus.
5. Periode kepengurusan adalah tiga tahun.
6. Seorang anggota PDSKJI hanya diperbolehkan menjadi ketua umum maksimal dua kali masa kepengurusan.
7. Ketua terpilih dalam suatu Kongres Nasional duduk sebagai wakil ketua umum dalam periode setelah
Kongres Nasional tersebut. Pada periode berikutnya yang bersangkutan akan dikukuhkan menjadi ketua
umum.
8. Apabila ketua terpilih tidak dapat melaksanakan tugasnya maka jabatan ketua terpilih dikosongkan dan
Kongres Nasional berikutnya memilih ketua umum dan ketua terpilih yang baru.
9
Tugas dan Wewenang
1. Melaksanakan isi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan yang telah ditetapkan
Kongres Nasional.
2. Mengumumkan kepada seluruh pengurus cabang yang menyangkut pengambilan keputusan organisasi
ataupun perubahan keputusan Kongres Nasional dan kemudian mempertanggungjawabkan kepada Kongres
Nasional berikutnya.
3. Membina hubungan yang baik dengan semua aparat yang ada, pemerintah maupun swasta di dalam
ataupun di luar negeri, khususnya dengan aparat yang berhubungan dengan dunia kesehatan dan
Kedokteran Jiwa/Psikiatri.
4. Mensosialisasikan penjabaran program sesuai ketetapan Kongres Nasional kepada seluruh pengurus
cabang.
5. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada anggota melalui forum Kongres Nasional.
6. Menyelenggarakan Kongres Nasional pada akhir periode.
7. Mengesahkan pengurus cabang, pengurus seksi, kelompok studi serta Kelompok Khusus.
10
Pasal 12
Majelis Kehormatan & Etika Profesi
1. Status
a. Majelis Kehormatan dan Etika Profesi (MKEP) adalah badan autonom PDSKJI di tingkat pusat yang
bertanggung jawab mengkoordinasi kegiatan internal organisasi dalam pengembangan kebijakan,
pembinaan pelaksanaan dan pengawasan penerapan etika Kedokteran Jiwa/Psikiatri.
b. Dalam hal pengembangan dan pelaksanaan kebijakan yang bersifat nasional dan strategis, MKEP wajib
mendapat persetujuan dalam forum Musyawarah Pimpinan Pusat.
c. MKEP dibentuk pada tingkat pusat.
d. MKEP bertanggung jawab kepada Kongres Nasional .
f. Masa jabatan MKEP sama dengan PP PDSKJI
g. Kepengurusan MKEP sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota
3. Tatacara Pengelolaan
a. Ketua MKEP dipilih dan ditetapkan dalam Kongres Nasional .
b. Pengurus MKEP adalah anggota biasa PDSKJI.
c. Ketua MKEP tingkat pusat dipilih dalam sidang khusus MKEP di Kongres Nasional dan dikukuhkan dalam
sidang Pleno Kongres Nasional.
d. MKEP segera menjalankan tugas-tugasnya setelah selesainya Kongres Nasional.
e. MKEP dapat melakukan kegiatan atas inisiatif sendiri ataupun atas usul serta permintaan.
f. MKEP mengadakan pertemuan berkala sesama pengurus ataupun dengan pihak lain yang ditentukan sendiri
oleh MKEP.
11
2. Keanggotaan :
Anggota MKPI terdiri dari :
- Ketua Program Studi (KPS) Pusat Pendidikan Psikiatri.
- Sekretaris Program Studi (KPS) Pusat Pendidikan Psikiatri
- Kepala Departemen Pusat Pendidikan Psikiatri
- Perwakilan dari cabang yang ditunjuk oleh Cabang PDSKJI.
(Anggota PDSKJI yang dianggap perlu untuk dilibatkan dengan kriteria antara lain memiliki track record yang
baik di bidang pendidikan psikiatri atau sebagai verifikator P2KB di tingkat Cabang.)
- Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI)
- Guru Besar yang terpilih atau staf senior yang berminat dalam pendidikan.
- Anggota subspesialis psikiatri adalah wakil yang ditunjuk oleh perhimpunan seminat atau peer
Groups subspesialis.
4. Tatacara Pengelolaan
a. Ketua MKPI dipilih dari salah satu anggota MKPI.
c. Ketua MKPI dipilih dalam sidang khusus MKPI di Kongres Nasional dan dikukuhkan dalam sidang Pleno
Kongres Nasional.
d. Selama masih memenuhi persyaratan, seorang anggota MPKI hanya diperbolehkan menjadi ketua
maksimal dua kali masa kepengurusan.
e. MKPI segera menjalankan tugas-tugasnya setelah selesai Kongres Nasional.
f. Pelantikan kepengurusan harus dilakukan paling lambat 30 hari setelah selesai Kongres Nasion.
g. Untuk menyelenggarakan kegiatannya pengurus MKPI mengadakan rapat harian, rapat pleno, rapat kerja,
dan rapat lain yang dianggap perlu dalam mengkoordinasikan kegiatannya.
h. Struktur organisasi MKPI minimal mewadahi fungsi pengembangan standar pendidikan dan akreditasinya,
pengembangan kurikulum, pengembangan sistem evaluasi nasional.
12
1) Seksi.
2) Kelompok Studi
f. Masa jabatan MP2KP sama dengan PP PDSKJI.
g. Personalia Kepengurusan MP2KP berasal dari perwakilan yang terdiri dari ketua-ketua seksi dan kelompok
studi
h. Personalia kepengurusan MP2KP disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
Pasal 13
Pengurus Cabang
(1) Status:
a. Struktur kepemimpinan di tingkat cabang adalah pengurus cabang.
b. Masa jabatan Pengurus Cabang adalah 3( tiga) tahun.
c. Cabang merupakan kesatuan organisasi yang dibentuk di tingkat Propinsi/Kabupaten/Kota yang mempunyai
sekurang-kurangnya 7 (tujuh) orang anggota biasa. Anggota yang bertempat tinggal di daerah yang belum
mempunyai Pengurus Cabang dapat menjadi anggota cabang yang terdekat.
d. Nama cabang sesuai dengan nama Propinsi atau Kabupaten atau Kota.
e. Pembentukan dan pengesahan cabang baru dilakukan oleh Pengurus Pusat dalam Kongres
f. Pembentukan dan pengesahan Pengurus Cabang dilakukan paling lambat 30 hari setelah pembentukan dan
pengesahan Pengurus Pusat.
g. Masa jabatan ketua umum cabang maksimal dua kali masa kepengurusan.
h. Pengurus cabang membentuk Badan Kelengkapan yang membidangi :
- Kehormatan & Etika Profesi.
- Hukum dan Pembinaan/Pembelaan Anggota.
- Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan.
13
(2) Kekuasaan dan Wewenang:
a. Melaksanakan keputusan Pengurus Pusat dan Rapat Anggota.
b. Memberikan laporan kepada Pengurus Pusat tentang hasil kerja yang dilakukan minimal setahun sekali.
c. Membina hubungan yang baik dengan semua instansi yang ada, pemerintah dan swasta, khususnya dengan
instansi yang berhubungan dengan bidang kesehatan dan kedokteran jiwa.
Pasal 14
Badan-badan Khusus
(1) Status:
a. Badan-badan Khusus adalah kelengkapan PDSKJI yang dibentuk secara khusus untuk menjalankan tugas dan
kewajiban dalam bidang khusus.
b. Badan-badan khusus dibentuk di dalam Kongres, yaitu Seksi, Kelompok Studi, dan Kelompok Khusus.
Seksi
1. Status Khusus
a. Seksi adalah unsur MP2KP yang terdiri dari anggota-anggota PDSKJI dengan minat yang sama di bidang Ilmu
Kedokteran Jiwa dan menunjang pengembangan keilmuan dan profesi kedokteran jiwa.
b. Ketua Seksi duduk dalam MP2KP dengan hak bicara dan hak suara, untuk dapat saling berbagi ide dan
informasi dengan anggota MP2KP lainnya, mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keilmuan
keseminatannya.
1. Status
a. Pokdi adalah lembaga dibawah PP PDSKJI yang dikoordinir oleh MP2KP dan didalamnya terdapat unsur
MP2KP .
b. Pokdi mengkaji bidang keilmuan kedokteran jiwa yang berkembang di masyarakat dan perlu diwadahi
tetapi dirasa masih perlu dikaji sebelum menjadi suatu seksi di PDSKJI.
d. Tidak dapat memberikan sertifikat atau keahlian
e. Setelah 1 tahun akan dievaluasi oleh PP PDSKJI, MKPI, MKEP dan MP2KP mengenai kelanjutan statusnya,
akan dibubarkan atau akan diusulkan menjadi seksi.
Kelompok Khusus
(2) Kekuasaan dan wewenang: Kekuasaan dan wewenang Badan-badan Khusus diatur dalam peraturan
tersendiri.
(3) Tata Cara Pengelolaan: Tata cara pengelolaan diatur dalam peraturan tersendiri.
Pasal 15
15
BAB IV
PERBENDAHARAAN
Pasal 16
Setiap anggota PDSKJI wajib membayar uang pangkal dan uang iuran
Pasal 17
Uang Pangkal dan Uang Iuran
(1) Besaran uang pangkal dan uang iuran ditetapkan oleh Kongres .
(2) Pengurus Cabang diwajibkan menyerahkan 40% dari uang pangkal dan uang iuran yang diterimanya kepada
Pengurus Pusat 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun di awal tahun
(3) Untuk kepentingan masing-masing cabang, Pengurus Cabang dapat menetapkan uang iuran tambahan,
dengan persetujuan rapat anggota cabang
Pasal 18
Usaha-usaha lain yang sah dan tidak mengikat pengelolaannya diatur dalam peraturan tersendiri
BAB V
ATRIBUT DAN LAMBANG
Pasal 19
BAB VI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
SERTA
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 20
Perubahan AD/ART
(1) Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan oleh Kongres.
(2) Rencana perubahan tersebut diajukan oleh Pengurus Pusat atau Pengurus Cabang.
(3) Rencana perubahan telah disampaikan kepada Pengurus Pusat selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga)
bulan sebelum kongres.
16
Pasal 21
Pembubaran Organisasi
(1) Pembubaran hanya dapat dilakukan oleh Kongres yang dilaksanakan khusus untuk itu.
(2) Keputusan pembubaran PDSKJI harus disetujui sekurang-kurangnya oleh 2/3 (dua per tiga) suara yang ada
dalam Kongres.
(3) Setelah pembubaran, segala hak milik PDSKJI diserahkan kepada badan-badan sosial atau perkumpulan-
perkumpulan yang ditetapkan oleh Kongres.
BAB VII
ATURAN PERALIHAN
Pasal 22
Untuk pertama kalinya setelah disahkannya AD/ART ini, prosedur pencalonan Ketua Umum PDSKJI
diselenggarakan oleh Kongres Nasional PDSKJI tidak terikat oleh waktu.
Pasal 23
Dengan disahkannya AD/ART PDSKJI ini, semua Cabang PDSKJI paling lambat dalam jangka waktu 2 (dua) bulan
harus menyesuaikan semua aturan organisasinya dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam AD/ART ini
BAB VIII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 24
(1) Setiap anggota PDSKJI dianggap telah mengetahui isi dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
PDSKJI.
(2) Perselisihan dalam penafsiran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga diputuskan oleh Pengurus
Pusat.
(3) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini dimuat dalam peraturan sendiri sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan Anggaran Rumah Tangga PDSKJI.
Ditetapkan di Surabaya
Tanggal 31 Oktober 2013
17
18