Anda di halaman 1dari 10

MUKADIMAH

Menyadari bahwa kesehatan masyarakat merupakan unsur pokok untuk memajukan


kesejahteraan dan kecerdasan kehidupan bangsa, seperti yang difatwakan dalam Undang –
Undang Dasar 1945, maka kami Pemijat Penyehatan Indonesia dalam hal ini menghimpun diri
dalam sebuah wadah Organisasi P-AP3I sebagai wujud peran serta aktif kami dalam
meningkatkan derajat kesehatan bangsa.

Peran aktif kami mengemban tugas sesuai dengan yang termaktub di dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) dan Undang – Undang no. 36 Tahun 2009 akan mengacu kepada terbentuknya
profesionalisme dan kemandirian dengan mentaati kaidah-kaidah Hukum, Budaya, Keterbukaan
dan Hak Azasi manusia

Kami Para Pemijat Penyehatan Indonesia, atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa melalui
Perkumpulan Antar Para Pemijat Penyehatan Indonesia (P-AP3I), menata diri dengan pedoman
yang tertuang di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

ANGGARAN DASAR

PERKUMPULAN ANTAR PARA PEMIJAT PENYEHATAN INDONESIA (P-AP3I)

VISI

Menjadikan Perkumpulan Antar Para Pemijat Penyehatan Indonesia yang kompeten dan
profesional mengutamakan tandar mutu dan keselamatan klient.

MISI

 Melestarikan budaya keilmuan pijat penyehatan tradisional Indonesia yang berlandaskan


kemanusiaan, tradisi dan budaya leluhur Bangsa Indonesia.

 Mewujudkan kesetaraan keilmuan pijat tradisional Indonesia melalui standart


kompetensi.

 Melakukan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

 Menjadi mitra yang profesional bagi pihak-pihak terkait baik pemerintah maupun swasta.
FALSAFAH

Memberikan standar mutu pelayanan secara profesional berlandaskan hati nurani berorientasi
pada kekayaan budaya Pijat Tradisional Indonesia sebagai bentuk kearifan lokal.

NILAI

Para Pemijat Penyehatan Tradisional Indonesia harus menerapkan 7 Nilai Budi Utama yaitu:

1. Jujur
2. Tanggung jawab
3. Visioner
4. Disiplin
5. Kerjasama
6. Adil
7. Peduli

ANGGARAN DASAR

PERKUMPULAN ANTAR PARA PEMIJAT PENYEHATAN INDONESIA (P-AP3I)

BAB I

PENGERTIAN

Pasal 1

1. Pijat Penyehatan Tradisional Indonesia adalah ilmu, kaidah atau cara-cara berkesehatan
tradisional, di luar ilmu kesehatan konvensional yang mengacu pada tradisi, turun
temurun, pengalaman, pendidikan non formal, dan kajian empiris yang jelas landasan
teori dan mekanisme kerjanya, serta dapat digunakan untuk upaya pencegahan,
penyehatan, pemulihan dan peningkatan daya tahan tubuh.
2. Pemijat Penyehatan Tradisional Indonesia adalah orang-perorang yang menguasai
kaidah-kaidah Pijat Penyehatan Tradisional Indonesia dan didalam menyelenggarakan
pelayanan mengikuti peraturan pemerintah yang berlaku dan standar mutu pelayanan
Perkumpulan.

BAB II

NAMA, WAKTU, KEDUDUKAN DAN SIFAT


Pasal 2

Perkumpulan ini bernama PERKUMPULAN ANTAR PARA PEMIJAT


PENYEHATAN INDONESIA disingkat menjadi P-AP3I

Pasal 2a

1. PERKUMPULAN ANTAR PARA PEMIJAT PENYEHATAN INDONESIA Dibentuk


pada tanggal 17 Desember 2003 (Tujuh belas Desember dua ribu tiga) di Jakarta waktu
yang tidak ditentukan dan Pengurus Pusat berkedudukan di Ibu kota Negara Republik
Indonesia.
2. P-AP3I merupakan wadah organisasi Para Pemijat Penyehatan Tradisional di Indonesia
yang bersifat : keilmuan, sosial, budaya, dan tidak berpolitik praktis atau tidak berada
dibawah naungan partai politik apapun.

Pasal 2b

PERKUMPULAN ANTAR PARA PEMIJAT PENYEHATAN INDONESIA berbentuk


badan hukum, disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan Nomor AHU-0076998.AHA.01.07.TAHUN 2016, Tanggal 27
Oktober 2016 (Dua puluh Tujuh Oktober dua ribu enam belas) dan merupakan Organisasi
Kemasyarakatan.

BAB III

AZAS, TUJUAN DAN USAHA

Pasal 3

AZAS

PERKUMPULAN ANTAR PARA PEMIJAT PENYEHATAN INDONESIA (P-AP3I),


berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pasal 4

TUJUAN :
1. PERKUMPULAN ANTAR PARA PEMIJAT PENYEHATAN INDONESIA
mempunyai motto : “Gali, manfaatkan, dan kembangkan Ilmu Pijat Penyehatan
Tradisional yang berkualitas dan profesional untuk kemanusiaan”
2. Membantu masyarakat dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat jasmani dan
rohani
3. Membantu pemerintah dalam menyelenggarakan, penggalian dan pengembangan serta
pembinaan pijat penyehatan Tradisional Indonesia
4. Membangu sinergitas dan menjalin kerjasama dengan semua pihak terkait, baik instansi
pemerintah, swasta dan organisasi kemasyarakatan lain, khususnya yang berkaitan
dengan Pijat Penyehatan Tradisional Indonesia di masyarakat
5. Mempererat hubungan persaudaraan dan kesetiakawanan antar sesama anggota P-AP3I
6. Memberikan bimbingan, penyuluhan dan pengarahan kepada anggota P-AP3I agar sadar
dan memahami akan hak dan kewajibannya sesuai dengan etika profesi, posisi dan peran
tanggung jawab yang diembannya dalam mengembangkan serta melaksanakan praktek
keilmuan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional dan
berintegritas tinggi.
7. Meningkatkan integritas dan profesionalisme sesuai dengan kaidah keilmuannya.

Pasal 5

USAHA UNTUK MENCAPAI TUJUAN

1. Memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dalam pelayanan penyehatan


tradisional Indonesia
2. Membantu anggota P-AP3I untuk mendapatkan Surat Terdaftar Penyehat Tradisional
( STPT ) dengan instansi terkait
3. Membentuk, mengembangkan, menerbitkan media dan metode komunikasi, informasi
dan edukasi dibidang pijat penyehatan Tradisional Indonesia
4. Membina anggota dalam mengamalkan SOP, PHBS dan Kode Etik P-AP3I
5. Melakukan penelitian dan pengembangan Pijat Penyehatan Tradisional Indonesia yang
lebih diarahkan untuk meningkatkan keamanan, manfaat, dan kualitas pelayanan
Penyehatan Tradisional Indonesia
6. Menyelenggarakan Temu Ilmiah, Seminar, Lokakarya dan sejenisnya secara berkala
sesuai standar kompetensi profesi.

BAB IV

ORGANISASI
Pasal 6

Dalam menjalankan kegiatannya P-AP3I memiliki kelengkapan sebagai berikut :

1. Di Tingkat Pusat disebut Dewan Pengurus Pusat disingkat DPP


2. Di Tingkat Propinsi disebut Dewan Pengurus Daerah disingkat DPD
3. Di Tingkat Kabupaten / Kotamadya disebut Dewan Pengurus Cabang disingkat DPC

Pasal 7

1. Dewan Pengurus Pusat diangkat dan diberhentikan oleh Musyawarah Nasional


2. Dewan Pengurus Daerah dan Dewan Pengurus Cabang diangkat dan diberhentikan oleh
Musyawarah Daerah / Cabang dan disahkan oleh Pengurus Pusat / Daerah
3. Masa Bakti Pengurus adalah 5 (Lima) tahun dan dapat / berhak dipilih kembali sampai
dengan 2 (dua) periode masa jabatan.
4. Pengurus Pusat / Daerah / Cabang merupakan satu organisasi yang bersifat kolektif
dengan susunan sebagai berikut :
a. Seorang Ketua Umum untuk Dewan Pengurus Pusat
b. Seorang Ketua Daerah untuk Dewan Pengurus Daerah
c. Seorang Ketua Cabang untuk Dewan Pengurus Cabang
d. Seorang Sekretaris
e. Seorang atau lebih Wakil Sekretaris
f. Seorang Bendahara
g. Seorang atau lebih Wakil Bendahara
h. Unit-unit sesuai kebutuhan

5. Untuk mendampingi Dewan Pengurus Pusat sesuai dengan ayat 4 diatas, dibentuk
Dewan Kehormatan yang terdiri dari : Pelindung (dari Aparat Pemerintah), Pembina
(Dunia Usaha, Dunia Industri dan para professional yang memberikan kontribusi bagi P-
AP3I), Pengawas dan Penasehat Hukum
a. Untuk Dewan Pengurus Daerah dibentuk Dewan Kehormatan yang terdiri dari :
Pelindung (dari Aparat Pemerintah), Pembina, Pengawas dan Penasehat Hukum
b. Untuk Badan Pengurus Cabang dibentuk Dewan Kehormatan yang terdiri dari :
Pelindung (dari Aparat Pemerintah), Pembina, Pengawas dan Penasehat Hukum

BAB V

KEANGGOTAAN , HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 8
Anggota Perkumpulan terdiri dari :

1. Anggota Biasa : adalah mereka yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan jenis Pijat
Penyehatan Tradisional Indonesia, telah memiliki Surat Terdaftar Penyehat Tradisional
( STPT ) yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
2. Anggota Luar Biasa : adalah Para Pemijat Penyehatan Tradisional Indonesia yang belum
memiliki Surat Terdaftar Penyehat Tradisional ( STPT ).
3. Anggota Kehormatan : adalah orang-orang yang oleh P-AP3I dianggap berjasa dan
bersedia memberikan bantuan, baik moril dan materil untuk kemajuan Perkumpulan

Pasal 9

A. Hak-hak Anggota :
1. Anggota Biasa :
a. Menyatakan pendapat dan memberikan suara
b. Memilih dan dipilih sebagai pengurus
c. Membela diri, memperoleh pembelaan dan perlindungan
2. Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan mempunyai hak yang sama dengan
anggota biasa, kecuali hak memilih dan dipilih serta hak memberikan suara

B. Kewajiban Anggota :
1. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan-peraturan
Perkumpulan lainnya
2. Mentaati dan Menjunjung Tinggi Kode Etik P-AP3I
3. Menjaga dan Menjunjung Tinggi Nama dan Martabat P-AP3I
4. Aktif melaksanakan program-program P-AP3I

BAB VI

KEWAJIBAN DAN KEWENANGAN DEWAN PENGURUS

Pasal 10

Kewajiban Dewan Pengurus :

1. Melaksanakan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


2. Mewakili Perkumpulan keluar dan kedalam untuk menyelesaikan masalah-masalah
dengan pihak lain sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya
3. Memimpin pelaksanaan tugas rutin Perkumpulan
4. Melaksanakan keputusan-keputusan hasil rapat
5. Menjalin kemitraan dengan Dinas, Lembaga, Instansi Terkait

Pasal 11

Wewenang Dewan Pengurus :

1. Ketua Umum / Ketua DPD/Ketua DPC dalam melaksanakan semua tugasnya mempunyai
wewenang bertindak dan atas nama Perkumpulan
2. Ketua Umum / Ketua DPD/ Ketua DPC mewakili Organisasi di dalam dan diluar
Perkumpulan dan berhak menjalankan segala tindakan baik yang mengenai pengurusan
maupun yang mengenai kepemilikan
3. Ketua berwenang mengambil keputusan untuk mengatur jalannya roda Organisasi,
sepanjang tidak bertentangan dengan AD-ART.
4. Apabila laporan sebagaimana yang dimaksud pada ayat(3) di atas dapat diterima dalam
Rapat Pleno, maka hal ini menjadi tanggung jawab Organisasi

Pasal 12

1. Ketua dan Pengurus lainnya saling membantu dalam melakukan tugas dan kegiatan
Perkumpulan
2. Ketua dalam hal berhalangan melakukan kewajibannya dapat memberikan mandat /
melimpahkan kewenangannya kepada Pengurus lainnya.

Pasal 13

1. Sekretaris berkewajiban mengelola seluruh kegiatan kesekretariatan /administrasi


sekaligus pengarsipan demi kelancaran kegiatan Perkumpulan
2. Dalam melakukan tugasnya Sekretaris berkewajiban melaporkan seluruh kegiatan
kesekretariatannya kepada ketua

Pasal 14

1. Bendahara berkewajiban mengurus dan mengelola keuangan Perkumpulan secara efektif,


efisien, akuntabel dan terbuka.
2. Dalam melakukan kewajibannya, sebagaiman dimaksud dalam ayat (1), Bendahara
bertugas mencatat atau membukukan dan melaporkan seluruh kegiatan keuangan kepada
ketua.
3. Setiap pengeluaran keuangan wajib disetujui dan ditandatangani oleh ketua dan
bendahara
4. Bendahara berkewajiban membuka dan memperlihatkan neraca keuangan Organisasi
pada setiap audit yang dilakukan oleh Dewan Pengawas dan membacakan laporannya
dihadapan pengurus setiap triwulan.

BAB VII

RAPAT – RAPAT ORGANISASI

Pasal 15

Rapat-rapat Perkumpulan terdiri dari :

1. Musyawarah Nasional
2. Musyawarah Nasional Luar Biasa
3. Musyawarah Daerah
4. Musyawarah Cabang
5. Rapat-rapat Kerja Pusat / Daerah / Cabang
6. Rapat-rapat Pengurus

Pasal 16

1. Musyawarah Nasional merupakan Rapat Pleno Anggota yang diadakan sekali dalam 5
tahun
2. Musyawarah Nasional Luar Biasa diadakan bila dipandang perlu atau dua pertiga dari
jumlah anggota menghendakinya

Pasal 17

1. Rapat Dewan Pengurus dan Musyawarah Nasional dianggap sah bila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya seperdua plus satu orang dari jumlah anggota Utusan Daerah
2. Apabila tidak mencapai quorum, rapat diundur beberapa waktu dan ketua memanggil /
mengundang untuk rapat susulan dan apabila tetap tidak mencapai quorum maka segala
keputusan rapat susulan dianggap sah

Pasal 18

1. Setiap keputusan rapat diambil atas dasar musyawarah mufakat


2. Apabila keputusan rapat tidak dapat diambil atas dasar musyawarah mufakat, maka :
a. Untuk hal-hal yang menyangkut perubahan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah
Tangga serta pembubaran Organisasi keputusan diambil melalui pemungutan suara
dan adalah sah apabila disetujui sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari
jumlah anggota yang terwakili.
b. Untuk hal-hal lain, apabila keputusan tidak dapat dilakukan musyawarah, maka
keputusan ditetapkan melalui pemungutan suara dan adalah sah apabila disetujui oleh
sekurang-kurangnya sepertiga jumlah surat suara ditambah satu
c. Keputusan hasil rapat sebagaimana pada pada ayat (2) di atas sama tingkatnya
dengan keputusan Musyawarah Nasional

BAB VIII

KEKAYAAN PERKUMPULAN

Pasal 19

A. Kekayaan Perkumpulan diperoleh dari :


1. Biaya Pendaftaran
2. Biaya Iuran Anggota
3. Biaya rekomendasi
4. Bantuan dan atau sumbangan yang tidak mengikat
5. Kontribusi wajib dari DPD dan DPC untuk kegiatan Nasional
6. Lembaga Sertifikasi Kompetensi PITRA Indonesia (Pijat Kesehatan Tradisional
Indonesia)
7. Lembaga Sertifikasi Kompetensi PRPI (Pijat Refleksi Persatuan Indonesia)
8. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga

B. Benda bergerak dan tidak bergerak

BAB IX

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 20

Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilaksanakan oleh Rapat
Pleno Anggota (Musyawarah Nasional) atau melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa

BAB X

PEMBUBARAN PERKUMPULAN

Pasal 21
1. Perkumpulan hanya dapat dibubarkan oleh Musyawarah Nasional ( Rapat Pleno
Anggota) yang khusus diadakan untuk itu dan disetujui sekurang-kurangnya tiga
perempatan Utusan Daerah yang hadir
2. Pembubaran Perkumpulan dilaporkan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia.

BAB XI

ATURAN TAMBAHAN

Pasal 22

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga
2. Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan sifatnya
merinci dan menjelaskan Anggaran Dasar
3. Apabila terdapat perbedaan tafsir mengenai suatu ketentuan dalam Anggaran Dasar, tafsir
yang sah adalah yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat

BAB XII

PENUTUP

Pasal 23

Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak saat disahkan dan ditetapkan dalam Musyawarah
Nasional PERKUMPULAN ANTAR PARA PEMIJAT PENYEHATAN INDONESIA Tahun
2021

Ditetapkan : di Jakarta

Tanggal : 12 Desember 2021

Ketua Umum Sekretaris Jendral

Febborn Sangap S Salomo. B. S

Anda mungkin juga menyukai