Anda di halaman 1dari 11

ANGGARAN DASAR

( Nama Organisasi......................................................................)
Pendahuluan

Sarang walet merupakan hasil alam yang didapatkan dari liur burung walet. Liur
tersebut secara terus-menerus dikeluarkan burung walet pada suatu tempat yang sama dan
akhirnya membentuk sebuah sarang dan dinamakan sarang walet. Sarang walet merupakan
makanan yang sangat berkhasiat dan sudah dikonsumsi ribuan tahun yang lalu, terutama oleh
masyarakat Tionghoa. Saat ini, di seluruh Indonesia berdiri ratusan Rumah Burung Walet
( RBW ) yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Sarang walet adalah salah satu komoditi ekspor yang harganya cukup mahal dan
Indonesia merupakan penghasil sarang walet terbesar di dunia. Sarang walet Indonesia telah
diekspor ke berbagai negara. Devisa yang dihasilkan dari perdagangan ekspor sarang walet
cukup besar dan sangat potensial dikembangkan lebih lanjut untuk menambah pendapatan
negara.

Beberapa negara tetangga bahkan memanfaatkan sarang walet Indonesia sebagai


komoditi ekspor mereka. Kehilangan devisa negara dalam jumlah yang cukup besar akan terus
terjadi jika sarang walet Indonesia diekspor oleh negara lain. Pengadaan sarang walet dari
Indonesia, oleh negara tetangga, masih banyak berada diluar koridor hubungan bisnis bilateral.
Bahkan, pengadaan sarang walet dari Indonesia ke negara tetangga ditenggarai berlangsung
secara ilegal.

Dalam rangka meningkatkan pendapatan negara, menjaga kontinyuitas produksi dan


peningkatan kualitas produksi Rumah Burung Walet (RBW) serta menjaga agar penjualan sarang
walet diprioritaskan kepada pengusaha nasional, maka diperlukan suatu organisasi tempat
berhimpun dan bersatunya para petani sarang walet se Indonesia. Oleh karena itu, didirikan
sebuah organisasi yang diberi nama :
(Nama Organisasi.............) disingkat (Nama Singkatan Organisasi.............)

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Anggaran Dasar (Nama Organisasi.............) ini, yang dimaksed dengan :


1. Negara, adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentang dari Sabang
sampai Merauke, dengan Ibukota Negara Jakarta
2. Masyarakat, adalah warga negara Indonesia yang sah secara hukum dan bermukim
secara resmi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Organisasi adalah wadah berhimpun, berkumpul dan bersatunya suatu komunitas
tertentu dalam rangka berkomunikasi, menyatakan pendapat maupun untuk
memperjuangkan aspirasi dalam suatu wadah.
4. (Nama Organisasi.............) adalah suatu organisasi profesi berbentuk perkumpulan,
sebagai wadah berhimpun dan bersatunya para Pencuci Sarang Walet dari seluruh
Indoensia, dalam rangka memperjuangkan aspirasi Pencuci Sarang Walet Indonesia dan
untuk melindungi kepentingan bisnis Indonesia.
5. Kepengurusan, adalah perseorangan yang ditunjuk dan dipercaya oleh anggota untuk
mengemban dan menduduki jabatan tertentu dalam organisasi (Nama Organisasi............)
6. Dewan Pembina adalah unsur kepengurusan yang berfungsi untuk mengoptimalkan,
menasehati, mengarahkan dan memotivasi Dewan Pengurus dalam menjalankan kegiatan
organisasi.
7. Dewan Pengurus adalah kolektifitas personil yang diberikan mandat oleh anggota untuk
melaksanakan kegiatan (Nama Organisasi.............), sesuai keputusan Musyawarah
Nasional Musyawarah Daerah atau Musyawarah Cabang, secara kolektif - kolegial,
8. Pencuci Sarang Walet adalah perseorang atau badan hukum, disebut juga sebagai
anggota (Nama Organisasi.............).
9. Anggota Biasa adalah para petani sarang walet Indonesia, yang tersebar dari Sabang
sampai Merauke dan memiliki Rumah Burung Walet,
10. Anggota Khusus adalah perseorang yang memiliki keterkaitan langsung dengan para
petani sarang walet Indonesia, seperti ahli, rekan bisnis petani sarang walet (pengepul),
penyandang dana (investor) dan pemerhati.
11. Pengusaha Nasional, adalah perseorangan atau pimpinan suatu badan hukum yang
bergerak dalam bidang usaha sarang walet (petani, pengepul, pencuci maupun eksportir).

BAB II
NAMA, ASAS, LANDASAN, BENTUK, SIFAT

Pasal 2

Organisasi ini bernama: Perkumpulan Petani Sarang Walet Nusantara, disingkat PPSWN
Pasal 3
Azas dan Landasan

PPSWN berasas dan berlandaskan;


1. Asas idiil adalah Pancasila,
2. Landasan Konstitusional Undang-undang Dasar 1945,
3. Landasan struktural adalah Undang-undang No. 1 Tahun 1987 tentang Kamar dan
Industri serta Undang-undang lainnya yang menyangkut organisasi dan profesi,
4. Landasan Organisasional adalah Anggran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) PPSWN,
5. Landasan Operasional adalah Keputusan-keputusan Musyawarah Nasional, yang
dijabarkan lebih lanjut dalam Keputusan Musyawarah Daerah dan Musyawarah Cabang.

Pasal 4
Bentuk

PPSWN merupakan organisasi profesi berbentuk perkumpulan, sebagai wadah


berhimpun dan bersatunya para petani sarang walet dari seluruh Indoensia.

Pasal 5
Sifat

PPSWN merupakan organisasi profesi yang bersifat legal, mandiri, terbuka dan independen

BAB III
FUNGSI, TUJUAN, VISI dan MISI

Pasal 6
Fungsi

PPSWN adalah organisasi yang berfungsi menghimpun dan menyatukan dan


menyalurkan aspirasi petani sarang walet di seluruh Indonesia.

Pasal 7
Tujuan

Tujuan didirikannya PPSWN adalah:


1. Untuk mengembangkan profesionalitas petani dan meningkatkan produktivitas RBW di
Indonesia
2. Untuk untuk menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi para petani walet,
3. Untuk mengembangkan usaha sarang walet sebagai sumber pendapatan masyarakat dan
negara,
4. Untuk memperkuat dan meningkatkan komoditas ekspor sarang walet Indonesia,
5. Untuk melindungi perdagangan sarang walet Indonesia dari intervensi bisnis negara lain.

Pasal 8
Visi

Petani Sarang Walet Indonesia Yang Profesional, Maju dan Sejahtera

Pasal 9
Misi

1. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas pengelolaan rumah burung walet (RBW),


2. Mengembangkan jaringan penjualan hasil produksi kepada pengusaha nasional,
3. Menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk pengelolaan RBW yang higienis,
berwawasan lingkungan dan produktif,
4. Membuat standarisasi harga, agar pendapatan petani walet stabil dan meningkat,
5. Menjaga kelestarian burung walet melalui pengembangan dan budi-daya habitat

BAB IV
WAKTU, ORGANISASI dan KEDUDUKAN

Pasal 10
Waktu

Perkumpulan Petani Sarang Walet Nusantara (PPSWN) didirikan berdasarkan Akta No. 1 pada
tanggal Satu bulan Oktober , tahun Dua Ribu Sembilan Belas, untuk waktu yang tidak terbatas.

Pasal 11
Organisasi

Organisasi PPSWN, terdiri :


1. PPSWN Pusat,
2. PPSWN Daerah, dan
3. PPSWN Cabang.

Pasal 12
Kedudukan

Organisasi PPSWN berkedudukan di :


1. PPSWN Pusat berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia,
2. PPSWN Daerah berkedudukan di ibukota Provinsi, dan,
3. PPSWN Cabang berkedudukan di ibukota Kabupaten atau Kota

BAB IV
KEANGGOTAAN dan KEPENGURUSAN

Pasal 13
Keanggotaan

Keanggotaan PPSWN terdiri dari 2 {dua} kategori:


1. Keanggotaan Umum, yaitu terdiri dari perseorangan/petani atau Badan Hukum yang
memiliki atau yang mengelola Rumah Burung Walet (RBW),
2. Keanggotaan Khusus, yaitu perseorangan yang keahlian, kepedulian dan atau pihak ketiga
yang memiliki hubungan bisnis dengan petani sarang walet

Pasal 14
Kepengurusan

1. Kepengurusan PPSWN adalah berjenjang dan bersifat kolektif kolegial, terdiri ;


a. Pengurus Pusat,
b. Pengurus Daerah, dan
c. Pengurus Cabang,

2. Unsur Kepengurusan disemua tingkatan, yaitu


a. Dewan Pertimbangan, dan
b. Dewan Pengurus.

BAB VI
HAK, KEWAJIBAN ANGGOTA dan PENGURUS

Pasal 15
Hak

1. Anggota memiliki hak :


a. Hak untuk menyampaikan pendapat,
b. Hak untuk dipilih dan memilih Ketua Umum atau Ketua,
c. Hak untuk mencalonkan atau dicalonkan menjadi Ketua Umum atau Ketua
d. Hak untuk duduk dalam kepengurusan.

2. Pengurus memiliki hak :


a. Hak untuk menyampaikan pendapat dalam forum Rapat, Munas, Musda atau Muscab,
b. Hak untuk Melaksanakan atau menjalankan tugas kepengurusan sesuai bidang tugas
masing-masing,
c. Hak untuk melaksanakan, mengamankan dan menyebar-luaskan tentang hasil Keputusan
Munas, Musda, Muscab atau keputusan-keputusan lain organisasi, kepada para anggota di
seluruh Indonesia maupun kepada pihak lain yang dianggap perlu.

Pasal 16
Kewajiban

a. Anggota PPSWN memiliki kewajiban:


1. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
2. Mentaati dan melaksanakan amanat Munas, Musda, Muscab atau
Keputusan-Keputusan Lain Organisasi,
3. Menjaga dan melindungi keutuhan serta nama baik atau citra PPSWN,
4. Bersedia menjadi Pengurus sesuai tingkatan Kepenegurusan, jika
diperlukan atau dibutuhkan sesuai Keputusan Organisasi,

b. Kewajiban Pengurus:
1. Mentaati dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga PPSWN,
2. Mentaati dan melaksanakan amanat rapat, Munas, Musda, Muscab atau
Keputusan-Keputusan lain organisasi,
3. Menjalankan tugas-tugas kepengurusan sesuai bidang kerja/penugasan
masing-masing,
4. Menjaga keutuhan dan keharmonisan sesama Pengurus PPSWN.

BAB VII
USAHA DAN KEGIATAN

Pasal 17
Usaha

Dalam rangka mencapai tujuan, PPSWN melakukan usaha-usaha :


a. Memberikan pelayanan kepada anggota dengan cara :
1. Membuat Kartu Tanda Anggota,
2. Membuat buku patunjuk tentang pengelolaan Rumah Burung Walet (RBW)
3. Memberikan solusi terhadap permasalahan yang dialami petani sarang walet
b. Membuat network antara petani sarang walet dengan pengusaha nasional untuk
pengembangan market,
c. Menggalang kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam rangka peningkatan
produksi, higinitas dan baku mutu lingkungan.
d. Memberikan perlindungan, pemberdayaan dan pembelaan demi kepentingan
petani sarang walet Indonesaia
e. Usaha-usaha lain yang sah dan legal yang mendapat persetujuan Pengurus Pusat
PPSWN.

Pasal 18
Kegiatan
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan :
a. Melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas), Musyawarah Daerah (Musda) dan
Musyawarah Cabang (Muscab),
b. Melaksanakan rapat-rapat di masing-masing tingkatan kepengurusan.
c. Melaksanakan seminar, diskusi, pelatihan, kunjungan kerja dan lain-lain,
d. Berkonsultasi dengan pihak terkait, baik instansi pemerintah maupun dengan organisasi
profesi atau para ahli,
e. Melaksanakan kegiatan perdagangan sarang walet dengan pengusaha atau eksportir
nasional,
f. Melaksanakan kegiatam-kegiatan rutin organisasi lainnya.

BAB VIII
KEPUTUSAN, WEWENANG, MUSYAWARAH NASIONAL, MUSYAWARAH DAERAH
dan MUSYAWARAH CABBANG

Pasal 19
Keputusan

Pembuatan atau pengambilan Keputusan dalam organisasi PPSWN dilaksanakan dengan :


a. Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPSWN,
b. Melalui forum rapat,
c. Diputuskan secara musyawarah-mufakat dan pemungutan suara,
d. Dilakakukan obyektif dan faktual

Pasal 20
Wewenang

Wewenang untuk mengmbil keputusan dipegang oleh Pengurus PPSWN, sesuai


Tingkatan dalam Organisasi, yaitu :
a. Pengurus Pusat PPSWN memiliki kewenangan membuat keputusan ditingkat rapat
Pengurus Pusat, mengacu kepada AD dan ART serta Keputusan-keputusan Munas,
b. Pengurus Daerah memiliki kewenangan membuat keputusan ditingkat rapat
Pengurus Daerah mengacu kepada AD dan ART serta Keputusan-keputusan Munas dan
Keputusan-keputusan Pengurrus Pusat PPSWN,
c. Pengurus Cabang memiliki kewenangan membuat keputusan ditingkat rapat
Pengurus Cabang mengacu kepada AD dan ART, Keputusan-keputusan Munas dan
Keputusan-keputusan Pengurrus Pusat PPSWN, Keputusan- keputusan Musda dan
Keputusan-keputusan Pengurus Daerah.

Pasal 21
Musyawarah Nasional

Musyawarah Nasional, disingkat Munas, adalah forum tertinggi dalam


pembuatan atau pengambilan keputusan dalam organisasi. Munas PPSWN
memiliki kewenangan untuk :
a. Memutuskan dan menetapkan Anggran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPSWN,
b. Memutuskan dan memenetapkan Program Kerja PPSWN Pusat,
c. Memilih, menyusun dan menetapkan Pengurus Pusat PPSWN,
d. Membuat keputusan-keputusan lain yang dipendang perlu dan bermanfaat bagi anggota
dan organisasi.
e. Musyawarah Daerah dihadiri oleh Pengurus Pusat, utusan dan Pengurus Daerah, utusan
dan Pengurus Cabang, anggota dan pihak lain yang diundang.

Pasal 22
Musyawarah Daerah

Musyawarah Daerah, disingkat Musda, adalah forum tertinggi untuk membuat atau
mengambil keputusan organisasi ditingkat provinsi. Musyawarah
daerah memiliki kewenangan :
a. Memutuskan dan menetapkan program kerja daerah sebagai penjabaran dan
pelaksanaan hasil Musyawarah Nasional
b. Menyusun dan menetapkan Kepengurusan Tingkat Daerah,
c. Membuat keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu dan penting di tingkat daerah
e. Dihadiri Pengurus Pusat, Pengurus Daerah, Pengurus Cabang, anggota dan pihak lain
yang diundang.

Pasal 23
Musyawarah Cabang

Musyawarah Cabang, disingkat Muscab, adalah forum tertinggi untuk membuat atau
mengambil keputusan tertinggi ditingkat Cabang.
Musyawarah Cabang memiliki kewenangan :
a. Memutuskan dan menetapkan program kerja daerah sebagai penjabaran dan
pelaksanaan hasil Musyawarah Nasional,
b. Menyusun dan menetapkan Kepengurusan Tingkat Cabang
c. Membuat keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu dan penting
e. Dihadiri Pengurus Daerah, Pengurus Cabang, anggota dan pihak lain
yang diundang.

BAB IX
SEKRETARIAT dan KEUANGAN

Pasal 24
Sekretariat

a. Sekretriat PPSWN adalah tempat mengelola organisasi, sebagai pusat kegiatan


dan komunikasi sesama pengurus dan anggota, maupun antara pengurus dan anggota
dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Sekretariat PPSWN akan diadakan
sesuai tingkatan kepengurusan.
b. Sekretariat PPSWN, adalah :
1. Sekretriat Pusat, sebagai Kantor PPSWN Pusat
2. Sekretariat Daerah, sebagai Kantor PPSWN Daerah, dan
3. Sekretriat Cabang, sebagai Kantor PPSWN Cabang.
c. Masing-masing Sekretriat, sesuai tingkatannya, akan dipimpin oleh Sekretaris Pengurus
PPSWN setempat yang didampingi para Wakil Sekretaris dan dibantu oleh Staf
Sekretriat jika diperlukan.
d. Sekretriaat PPSWN di masing-masing tingkatan organisasi, bertugas mengelola
administrasi terkait organisasi dan kepengurusan.

Pasal 25
Keuangan

a. Sumber keuangan PPSWN berasal dari iuran anggota atau sumbangan pengurus
serta hasil usaha bisnis sarang walet (jika diperlukan dan seijin Pengurus Pusat PPSWN),
b. Pengelolaan keuangan dilakukan secara professional, transparan dan akuntabel
c. Pengelolaan keuangan, pada masing-masing tingkatan organisasi dipimpin
oleh Bendahara Pengurus didampingi para Wakil Bendahara,
d. Pelaporan Keuangan organisasi, dilakukan secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali
dalam rapat Pengurus di. Secara keseluruhan laporan keuangan ditingkat kepengurusan
masing-massing, akan dilaporkan dalam forum Musyawarah Nasional, Musyawarah
Daerah dan Musyawarah Cabang.
e. Jika dipandang perlu dan sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan,
maka keuangan PPSWN disemua tingkatan organisasi, dapat diaudit oleh pihak
yang berkompeten.

BAB X
ANGGARAN DASAR, ANGGARAN RUMAH TANGGA dan PERUBAHAN

Pasal 26
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Anggran Dasar PPSWN adalah sumber pembuatan dan pengambilan kepurtusan organisasi,
sekaligus dasar dalam menjalankan aktivitas PPSWN. Semua keputusan yang diambil dan arah
kegiatan tidak boleh berlawan atau bertentangan dengan Anggaran Dasar.
Anggaran Dasar PPSWN bersifat mengikat dan wajib dipatuhi oleh anggota dan pengurus.

Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran operasional dan acuan teknis dalam
menjalankan aktivitas organisasi yang bersumber dari Anggaran Dasar PPSWN. Selaras dengan
Anggran Dasar, maka Anggaran Rumah Tangga PPSWN bersifat mengikat dan wajib dtaati oleh
Anggota dan Pengurus PPSWN.

Pasal 27
Perubahan Anggaran Dasar
Sebagai Landasan Operasional, Anggaran Dasar PPSWN (AD) harus dapat
menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan dan terbuka terhadap aspirasi setiap
anggota. Untuk itu, Anggran Dasar PPSWN dapat mengalami perubahan dan penyesuain,
melalui :
a. Pembahasan dalam forum Musyawarah Nasional,
b. Mendapat persetujuan mayoritas peserta Musyawarah Nasional, dan
c. Ditetapkan/disahkan dalam forum Musyawarah Nasional.

Pasal 28
Perubahan Anggara Rumah Tangga

Sebagai acuan teknis dalam menjalankan roda organisasi, maka Anggaran Rumah
Tangga [ART} PPSWN dapat berubah jika terjadi perubahan pada Anggaran Dasar, dengan
ketentuan:
a. Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar PPSWN,
b. Anggaran Rumah Tangga perubahan tersebut telah dibahas dan dirumuskan dalam
forum Musyawarah Nasional,
c. Mendapat persetujuan mayoritas peserta Munas,
d. Telah diputuskan dan ditetapkan dalam Forum Musyawarah Nasional.

BAB XI
PEMBUBARAN, ATURAN TAMBAHAN dan PENUTUP

Pasal 29
Pembubaran

PPSWN dapat dibubarkan jika dikehendaki oleh 2/3 {dua pertiga} dari jumlah seluruhan
anggota yang terdaftar. Pembubaran tersebut dapat dilalukan melalui forum Musyawarah
Nasional atau Musyawarah Nasional Khusus (Munassus) yang diselenggarakan untuk
keperluan pembubaran PPSWN tersebut
Pasal 30
Aturan Tambahan

Masa Kepengurusan PPSWN, disemua tingkatan, akan berlangsung selama


5 (lima Tahun) setelah dilaksanakankannya Musyawarah Nasional, Musyawarah Daerah
Dan Musyawarah Cabang. Kepengengurusan yang ada disemua tingkatan organisasi
PPSWN sebelum Musyawarah Nasional, Musyawarah Daerah dan Musyawarah Cabang,
adalah bersifat sementara.

Pasal 31
Aturan Penutup

1. Anggaran Dasar ini berlaku dan wajib ditaati seluruh anggota dan pengurus PPSWN
sejak organisasi ini dinyatakan legal dan sah,
2. Perubahan dan penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPSWN
yang baru akan dilakukan pada Munas Pertama PPSWN,
3. Munas Pertama PPSWN akan dilaksanakan paling lambat 18 bulan setelah PPSWN
mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM RI.
4. Anggaran Dasar PPSWN ini disiapkan dan disusun oleh para pendiri PPSWN.

...................................

Anda mungkin juga menyukai