Anda di halaman 1dari 33

SEKRETARIAT PP HIPKABI

Perumahan Cipinang Indah II,


Jl. Camar Blok CC No. 18 RT 015/003
Pondok Bambu, Duren Sawit Jakarta Timur 13430
Website : www.hipkabipusat.org Email : hipkabipusat@yahoo.com
Telp : 0813 1628 5104
VISI :

Menjadi organisasi profesi perawat kamar bedah profesional yang


berstandar internasional tahun 2028.

MISI :

1. Mengembangkan profesionalisme perawat kamar bedah dalam


memberikan asuhan keperawatan perioperatif di kamar bedah yang
berstandar internasional.
2. Mengembangkan kemampuan SDM perawat kamar bedah melalui
pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berbasis kompetensi.
3. Menggalang kebersamaan antar anggota melalui kegiatan
organisasi di tingkat nasional dan internasional.
4. Mengupayakan berbagai usaha dalam memandirikan organisasi
untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.
5. Mendukung program pemerintah dalam bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan

2
MUKADIMAH

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan manusia
sebagai mahluk yang paling sempurna dan di beri potensi untuk bisa
mengembangkan diri dalam mengisi cita-cita Proklamasi Kemerdekaan
negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, yaitu
membangun masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila &
UUD’45, juga merupakan komitmen dan tanggung jawab seluruh rakyat
Indonesia yang dalam hal ini termasuk Himpunan Perawat Kamar Bedah
Indonesia.

Seiring peningkatan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan


sesuai dengan perkembangan Ilmu dan Tekhnologi (IPTEK), menuntut
adanya tenaga perawat kamar bedah yang profesional dalam bidang
pelayanan kesehatan khususnya asuhan keperawatan perioperatif di
kamar bedah.

Merupakan suatu keharusan bagi seluruh tenaga perawat kamar bedah di


Indonesia untuk menyatu dalam suatu wadah organisasi profesi yang
kokoh, kuat, dinamis dan mandiri serta untuk meningkatkan kompetensi
profesi mencakup: pengetahuan, ketrampilan, sikap, serta akuntabilitas
dalam keperawatan perioperatif di kamar bedah sesuai dengan standar
praktek profesi yang diperoleh melalui pendidikan dasar dan lanjutan
perawat kamar bedah.

3
ANGGARAN DASAR

HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA

BAB I

NAMA, BENTUK, SIFAT DAN AZAS ORGANISASI

Pasal 1

Nama Organisasi

Organisasi ini diberi nama Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia


disingkat HIPKABI (Indonesian Operating Room Nurses Association
disingkat IORNA)

Pasal 2

Bentuk Organisasi

Organisasi ini sebagai wadah yang menghimpun perawat kamar bedah


seluruh Indonesia yang merupakan badan kelengkapan PPNI.

Pasal 3

Sifat Organisasi

HIPKABI adalah organisasi perawat kamar bedah yang bersifat bebas,


demokratis, bertanggung jawab dan aspiratif serta tidak berafiliasi pada
organisasi sosial politik apapun.

Pasal 4

Azas Organisasi

HIPKABI berazaskan Pancasila dan UUD 1945 dengan bercirikan


kemitraan, kebersamaan, gotong royong, musyawarah dan mufakat
untuk mencapai tujuan.

4
BAB II

PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN

Pasal 5

Pembentukan

1) HIPKABI dibentuk di Jakarta pada tanggal Lima belas Bulan November


Tahun Dua ribu, pukul Lima belas, Waktu Indonesia Bagian Barat.
2) HIPKABI dibentuk untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 6

Kedudukan

1) Pengurus Pusat (PP) HIPKABI berkedudukan di Ibu Kota Negara


Republik Indonesia.
2) Pengurus Wilayah (PW) berkedudukan di Ibu kota Propinsi
3) Pengurus Daerah (PD) berkedudukan di Kabupaten/kota

BAB III

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 7

Maksud

Menjadikan HIPKABI sebagai wadah untuk mempersatukan perawat


kamar bedah di seluruh Indonesia.

Pasal 8

Tujuan

1) Menjadikan HIPKABI sebagai tempat untuk menggali dan


mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) perawat
kamar bedah berstandar internasional.
2) Menjadikan HIPKABI sebagai pusat rujukan keilmuan bagi perawat
kamar bedah

5
3) Menjadikan HIPKABI tempat untuk menambah wawasan, ilmu,
pengetahuan dan ketrampilan khususnya tentang keperawatan
perioperatif di kamar bedah sesuai perkembangan Ilmu pengetahuan
dan teknologi
4) Terbinanya sikap solidaritas bagi sesama anggota dalam
mempertanggung-jawabkan hak-hak dan kewajibannya sebagai
perawat kamar bedah.
BAB IV

FUNGSI DAN PERAN

Pasal 9

Fungsi

1) Organisasi ini berfungsi untuk menampung aspirasi dan kreatifitas


anggota untuk mencapai tujuan bersama.
2) Memberikan perlindungan dan advokasi terhadap anggotanya.

Pasal 10

Peran

Organisasi ini berperan untuk mengarahkan dan memelihara serta


mewujudkan cita-cita perawat kamar bedah yang mandiri, profesional dan
berstandar internasional.

BAB V

LAMBANG/ LOGO DAN ETIKA

Pasal 11

Lambang/ Logo Organisasi

Lambang HIPKABI perwujudan dari:

1) Bendera Merah Putih berkibar:


Melambangkan organisasi ini adalah perhimpunan perawat kamar
bedah yang berkibar diseluruh wilayah Indonesia.

2) Anyaman tambang membentuk lingkaran penuh:


Melambangkan ikatan persatuan dan persaudaraan, diantara
sejawat perawat kamar bedah di seluruh Indonesia.

6
3) Dua garis tepi lingkaran berwarna putih:
Melambangkan jalinan rasa persahabatan yang tulus diantara
sejawat perawat kamar bedah di Indonesia.

4) Tulisan dalam lingkaran:


Melambangkan nama organisasi ini adalah Himpunan Perawat
Kamar Bedah Indonesia/ Indonesian Operating Room Nurses
Association.

5) Bintang berwarna kuning:


Melambangkan bahwa organisasi ini dapat berkembang dan
bersinar diantara organisasi-organisasi seminat lainnya di
Indonesia.

6) Dasar tulisan dalam lingkaran berwarna merah marun:


Melambangkan organisasi ini berani dalam menghadapi persaingan
bebas bagi perawat kamar bedah di era globalisasi.

7) Gambar tangan memegang pemegang jarum:


Melambangkan organisasi ini sebagai wadah bagi sejawat perawat
kamar bedah yang mampu memberikan pelayanan pembedahan
yang optimal.

8) Gambar tangan menerima pemegang jarum:


Melambangkan bahwa perawat kamar bedah harus dapat
bekerjasama dan diterima dalam tim dimanapun dia berada.

9) Dasar lingkaran berwarna biru dongker:


Melambangkan organisasi yang besar bagaikan samudera yang luas
yang mampu menampung aspirasi sejawat perawat kamar bedah di
Indonesia.

Pasal 12

Etika

1) Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan perawat kamar bedah dalam


bentuk apapun yang mengatasnamakan HIPKABI harus sepengetahuan
organisasi yang lebih tinggi.
2) Setiap pembentukan organisasi yang berkaitan dengan kegiatan kamar
bedah harus sepengetahuan dan mendapat ijin dari PP HIPKABI

7
BAB VI

SUSUNAN DAN KEPENGURUSAN ORGANISASI

Pasal 13

Susunan Organisasi

Susunan organisasi terdiri dari organisasi tingkat Pusat, Provinsi,


Kabupaten/Kota/gabungan kabupaten dan atau kota.

Pasal 14

Susunan Pengurus

Susunan pengurus organisasi terdiri dari:

1) Pengurus Pusat
2) Pengurus Wilayah
3) Pengurus Daerah

Pasal 15

Dewan Pertimbangan

1) Dewan Pertimbangan merupakan badan organisasi yang tugas


pokoknya memberikan pertimbangan, arahan, nasehat, saran dan
petunjuk kepada PP, PW dan PD HIPKABI baik diminta maupun
tidak diminta demi kemajuan dan pengembangan organisasi.

2) Dewan Pertimbangan terdiri dari :


a. Ketua
b. Wakil ketua
c. Sekretaris
d. Anggota, maksimal 4 orang dan minimal 2 orang

3) Dewan pertimbangan dapat dibentuk sampai dengan kepengurusan


daerah

8
Pasal 16

Masa Kepengurusan

1) Pengurus Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia dipilih untuk


masa bakti 5 (Lima) tahun.
2) Ketua Umum, Ketua Pengurus Wilayah, Ketua Pengurus Daerah hanya
dapat dipilih untuk 2 (dua) periode kepengurusan dan tidak dapat
dipilih kembali.

Pasal 17

Wewenang dan Kewajiban

1) Pengurus Pusat adalah pelaksana organisasi tertinggi yang bersifat


kolektif dan kolegial di tingkat pusat.
a) Dalam melaksanakan tugasnya pengurus pusat berwenang:

(i) Menentukan dan melaksanakan kebijakan organisasi


ditingkat nasional berdasarkan Anggaran Dasar/ Anggaran
Rumah Tangga, Garis-Garis Besar Program Kerja, Keputusan
Kongres Nasional, hasil rapat tingkat nasional serta
peraturan organisasi lainnya.
(ii) Menentukan dan mensyahkan kompetensi perawat kamar
bedah
(iii) Bertindak untuk dan atas nama organisasi secara nasional
dalam mewakili organisasi baik di dalam maupun luar negeri
(iv) Kebijakan seperti pasal 17a point (i) dinyatakan sah bila
ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum
(v) Mewakili organisasi di dalam maupun di luar pengadilan
(vi) Mensyahkan kepengurusan Wilayah.

b) Pengurus Pusat HIPKABI berkewajiban:

(i) Memberikan pertanggungjawaban organisasi pada Kongres


Nasional.
(ii) Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan organisasi
berdasarkan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga,
Garis-Garis Besar Program Kerja, Keputusan Kongres
Nasional, hasil rapat tingkat nasional serta peraturan
organisasi lainnya.
(iii) Melaksanakan pembinaan organisasi secara berjenjang

9
2) Pengurus Wilayah adalah badan pelaksana organisasi yang bersifat
kolektif di tingkat provinsi.

a) Pengurus Wilayah berwenang:

(i) Menentukan dan melaksanakan kebijakan organisasi di


wilayah kerjanya berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga, Garis-Garis Besar Program Kerja,
Keputusan Kongres nasional, dan hasil rapat tingkat
nasional maupun tingkat wilayah serta peraturan
organisasi lainnya.

(ii) Mensyahkan dan melantik kepengurusan Daerah.

b) Pengurus Wilayah berkewajiban:

(i) Memberikan pertanggungjawaban organisasi pada Kongres


Wilayah.

(ii) Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan organisasi


diwilayah kerjanya berdasarkan Anggaran Dasar/
Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres nasional
dan hasil rapat tingkat nasional, maupun wilayah serta
peraturan organisasi lainnya.

3) Pengurus Daerah adalah badan pelaksana organisasi yang bersifat


kolektif di Kabupaten / Kota atau gabungan kabupaten/kota.

a) Pengurus Daerah berwenang:

(i) Menentukan kebijakan organisasi diwilayah kerjanya


berdasarkan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga,
Garis-Garis Besar Program Kerja, Keputusan Kongres
Nasional, Wilayah, Daerah dan hasil rapat tingkat nasional,
Wilayah dan Daerah serta peraturan organisasi lainnya.

b) Pengurus Daerah berkewajiban:

(i) Memberikan pertanggungjawaban pada kongres Daerah.

10
(ii) Melaksanakan segala ketentuan kebijakan organisasi
berdasarkan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga,
Garis-Garis Besar Program Kerja, Keputusan Kongres
Nasional, Wilayah, Daerah dan hasil rapat tingkat nasional,
Wilayah dan Daerah serta peraturan organisasi lainnya.

BAB VII

KONGRES DAN RAPAT KERJA

Pasal 18

Kongres dan Rapat Kerja

Kongres dan rapat kerja diatur sebagai berikut;

1) Kongres Nasional (KoNas)


2) Kongres Wilayah (KoWil)
3) Kongres Daerah (KoDa)
4) Kongres Luar Biasa (KLB)
5) Rapat Kerja terdiri dari;
a) Rapat Kerja Nasional.

b) Rapat Kerja Wilayah

c) Rapat Kerja Daerah

6) Rapat Pimpinan

Pasal 19

Kongres Nasional

1) Kongres Nasional (KONAS) merupakan pemegang kedaulatan dan


pelaksanaan kekuasaan tertinggi organisasi.

11
2) Kongres Nasional diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali dan dihadiri
oleh :
a) PP HIPKABI

b) PW HIPKABI

c) PD HIPKABI

d) Organisasi Spesialisasi kamar bedah.

3) Kongres Nasional berwenang untuk :


a) Mengubah dan Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga HIPKABI
b) Menilai laporan pertanggung jawaban PP HIPKABI
c) Menetapkan rencana jangka panjang organisasi HIPKABI
d) Memilih dan menetapkan Ketua Umum
e) Memilih dan menetapkan tim Formatur

4) Penundaan Kongres Nasional mengikuti aturan sebagai berikut :

a) Penundaan Kongres Nasional paling lama 6 (enam) bulan atas


persetujuan PP HIPKABI.
b) Apabila setelah ditunda 6 (enam) bulan ternyata tidak dapat
dilaksanakan Kongres Nasional, maka atas kesepakatan
sekurang-kurangnnya 2/3 dari seluruh Pengurus Wilayah
HIPKABI dapat dibentuk Tim Independen dengan tugas
melaksanakan Kongres Nasional

Pasal 20

Kongres Nasional Luar Biasa

1) Kongres Nasional Luar Biasa dapat diselenggarakan atas


permintaan sekurang-kurangnya 2/3 dari seluruh jumlah Pengurus
Wilayah HIPKABI.

2) Kongres Nasional Luar Biasa dapat dilaksanakan bilamana :


a) Diperlukan untuk mengganti Ketua Umum
b) Organisasi berada dalam keadaan darurat atau keadaan yang
membahayakan Persatuan dan Kesatuan dan atau keadaan
lainnya yang membahayakan kelangsungan hidup organisasi.

12
c) Apabila tidak diselenggarakan Kongres nasional Luar Biasa
dalam waktu 2 (dua) bulan sejak permintaan maka atas
kesepakatan sekurang-kurangnya 2/3 dari seluruh Pengurus
Wilayah HIPKABI dapat dibentuk Tim Independen dengan tugas
melaksanakan Kongres Nasional Luar Biasa.

Pasal 21
Kongres Wilayah

1) Kongres Wilayah dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun dan dihadiri


oleh :
a) Utusan PP HIPKABI
b) PW HIPKABI
c) PD HIPKABI dan/atau perwakilan dari rumah sakit di Wilayah
tersebut

2) Kongres Wilayah berwenang untuk :


a) Menilai laporan pertanggung jawaban PW HIPKABI
b) Menetapkan rencana kerja jangka panjang daerah sebagai
penjabaran dari rencana kerja jangka panjang Organisasi
c) Memilih dan menetapkan ketua PW HIPKABI.

Pasal 22

Kongres Daerah

1) Kongres Daerah dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun dan dihadiri oleh:


a) Utusan PW HIPKABI

b) PD HIPKABI

c) Perwakilan Perawat Kamar Bedah Rumah Sakit di wilayahnya

2) Kongres Daerah berwenang untuk :

a) Menilai laporan pertanggung jawaban PD HIPKABI

b) Menetapkan rencana kerja jangka panjang daerah sebagai


penjabaran dari rencana kerja jangka panjang Organisasi

c) Memilih dan menetapkan ketua PD HIPKABI.

13
Pasal 23

Organisasi Spesialisasi Kamar Bedah

1) HIPKABI dalam Melaksanakan Visi dan misinya dapat membentuk


organisasi spesialisasi perawat kamar bedah

2) Pendirian Semua Organisasi Spesialisasi Perawat Kamar Bedah di


Seluruh Wilayah NKRI wajib mendapatkan ijin dan pengesahan dari
pengurus pusat HIPKABI

3) Organisasi spesialisasi menyelenggarakan berbagai kegiatan yang


meningkatkan Profesionalisme perawat kamar bedah sesuai
spesialisasinya

Pasal 24

Rapat Kerja Nasional

1) Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) mempunyai tugas mengevaluasi dan


menilai serta merekomendasikan program organisasi yang
dilaksanakan oleh seluruh perangkat organisasi.
2) Rapat Kerja Nasional berwenang menetapkan pedoman tindak lanjut
pelaksanaan program organisasi.
3) Rapat Kerja Nasional dilakukan minimal 6 bulan setelah kepengurusan
disahkan dan sekurang-kurangnya 2 kali dalam periode kepengurusan
4) Rapat Kerja Nasional diikuti oleh :
a) PP HIPKABI

b) PW HIPKABI

c) PD HIPKABI

d) Organisasi Spesialisasi Kamar Bedah

5) Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh PP HIPKABI

6) Rapat Kerja Nasional adalah forum evaluasi, konsultasi dan informasi


dalam rangka mengembangkan keterpaduan dan koordinasi
pelaksanaan rencana kerja organisasi.

14
Pasal 25

Rapat Kerja Wilayah

1) Rapat Kerja Wilayah adalah forum evaluasi, konsultasi dan informasi


dalam rangka mengembangkan keterpaduan dan koordinasi
pelaksanaan rencana kerja di tingkat wilayah.

2) Rapat Kerja Wilayah diikuti :


a) PW HIPKABI

b) PD HIPKABI

c) Perwakilan Perawat Kamar Bedah Rumah Sakit di wilayahnya

3) Rapat Kerja Wilayah dilakukan minimal 6 bulan setelah kepengurusan


disahkan dan sekurang-kurangnya 2 kali dalam periode kepengurusan

3) Rapat Kerja Wilayah dipimpin oleh ketua PW HIPKABI.

Pasal 26

Rapat Kerja Daerah

1) Rapat Kerja Daerah adalah forum evaluasi, konsultasi dan informasi


dalam rangka mengembangkan keterpaduan dan koordinasi
pelaksanaan rencana kerja di tingkat Daerah.

2) Rapat Kerja Daerah diikuti :


a) PD HIPKABI

b) Perwakilan Perawat Kamar Bedah Rumah Sakit di wilayahnya

3) Rapat Kerja Daerah dilakukan minimal 6 bulan setelah kepengurusan


di sah kan dan sekurang-kurangnya 2 kali dalam periode kepengurusan

4) Rapat Kerja Daerah dipimpin oleh ketua PD HIPKABI.

Pasal 27

Rapat Umum Pengurus

1) Rapat Umum Pengurus diselenggarakan untuk :


a) Pemberhentian atau pergantian Pengurus Pusat HIPKABI.

b) Pemberhentian atau pergantian Pengurus Wilayah HIPKABI

15
c) Pemberhentian atau pergantian Pengurus Daerah HIPKABI

2) Rapat Pengurus yang diselenggarakan sebagaimana dimaksud pada


ayat 1 (satu) butir a dihadiri oleh sekurang-kurangnya dihadiri 2/3 dari
seluruh Pengurus Pusat HIPKABI dan dilaksanakan di tingkat Pusat
3) Rapat Pengurus yang diselenggarakan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 (satu) butir b dihadiri oleh sekurang-kurangnya dihadiri 2/3 dari
seluruh Pengurus Wilayah HIPKABI dan dilaksanakan di tingkat Wilayah
4) Rapat Pengurus yang diselenggarakan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 (satu) butir c dihadiri oleh sekurang-kurangnya dihadiri 2/3 dari
seluruh Pengurus Daerah HIPKABI dan dilaksanakan di tingkat daerah
5) Pengangkatan pengurus sebagai pengganti pengurus yang
diberhentikan dilakukan pada Rapat Umum Pengurus.
6) Pengangkatan Pengurus inti PW/PD (Ketua dan Wakil Ketua) dipimpin
utusan pengurus PP HIPKABI dengan cara pemilihan umum para
anggota PW/PD HIPKABI dan calon pengurus diusulkan anggota PW/PD
HIPKABI dan dalam pelaksanaannya dilakukan ditempat PW/PD
HIPKABI yang bersangkutan.
7) Biaya yang timbul dibebankan pada penyelenggara masing-masing
sesuai dengan tingkatan struktur organisasi HIPKABI.

BAB VIII

KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 28

Sumber Keuangan

1) Uang Pangkal Anggota.


2) Usaha-usaha lain yang sah
3) Sumbangan-sumbangan lainnya yang tidak mengikat.

Pasal 29

Kekayaan Organisasi

Kekayaan organisasi terdiri atas; benda-benda yang bergerak dan tidak


bergerak yang digunakan untuk kegiatan organisasi.

16
BAB IX

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pasal 30

Pendidikan dan Pelatihan yang diselenggarakan oleh HIPKABI diatur


dalam Peraturan Organisasi.

BAB X

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 31

Perubahan Anggaran Dasar

Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilaksanakan dalam Kongres


Nasional (KONAS).

BAB XI

PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 32

Pembubaran Organisasi

1) Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan dalam Kongres Nasional


khusus pembubaran organisasi dengan ketentuan memenuhi Quorum.

2) Dalam hal organisasi dibubarkan, maka kekayaan organisasi


diserahkan kepada Lembaga/Badan Sosial di Indonesia.

17
BAB XII

PENUTUP

Pasal 33

Penutup

1) Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini diatur lebih
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 27 April 2018

18
ANGGARAN RUMAH TANGGA

HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA

BAB I

UMUM

Pasal 1

Penjelasan Umum

1) Yang dimaksud dengan perawat kamar bedah dalam organisasi ini


adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik
di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan telah lulus
Pelatihan Keterampilan Dasar perawat kamar bedah yang diakui
HIPKABI.
2) Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia yang selanjutnya disingkat
HIPKABI merupakan pembaharuan dan perpaduan serta kelanjutan
dari berbagai macam dan corak organisasi seminat yang sejenis yang
berdiri sejak 15 November 2000 pada saat acara pertemuan perawat
kamar bedah seluruh Indonesia di Dr RSUP Cipto Mangunkusumo
Jakarta, tersebar di seluruh tanah air dengan visi, misi dan tujuan
yang sama.
3) HIPKABI adalah organisasi profesi seminat yang program kerjanya
terutama menekankan pada kegiatan yang meningkatkan mutu dan
keterampilan perawat kamar bedah di Indonesia.
4) Ruang lingkup dan keanggotaan HIPKABI adalah seluruh tenaga
keperawatan di kamar bedah baik yang masih aktif maupun tidak aktif
termasuk pensiunan serta tenaga lain yang memiliki komitmen yang
tinggi guna memajukan organisasi.
5) Keperawatan perioperatif di kamar bedah adalah suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari asuhan
keperawatan perioperatif pada area praktik spesifik keperawatan
perioperatif di kamar bedah yang mencakup tiga fase; yaitu pre, intra,
dan post operasi. Pre operatif dimulai dari klien tiba di ruang
penerimaan sampai dengan klien masuk di kamar operasi. Intra
operatif dimulai dari klien masuk kamar operasi dan berakhir sampai
dengan klien masuk ruang pemulihan/ Unit pelayanan post anesthesi,
sedangkan Post operatif adalah mulai dari klien masuk kamar
pemulihan sampai kondisi pulih dan interfensi operasi.

19
6) Profesi keperawatan kamar bedah dalam anggaran rumah tangga ini
adalah pelayanan keperawatan kamar bedah dengan kriteria sebagai
berikut;
a) Menerapkan pengetahuan dan ketrampilan keperawatan kamar
bedah yang terus menerus diwujudkan dalam praktek keperawatan
kamar bedah.
b) Memiliki otonomi.
c) Memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat.
d) Mandiri dalam melaksanakan fungsi dan perannya melaksanakan
praktek keperawatan di kamar bedah berdasarkan standar dan kode
etik keperawatan di kamar bedah.

BAB II

KEANGGOTAAN

Pasal 2

Syarat – Syarat Anggota

1) Anggota HIPKABI terdiri dari:

1.1 Anggota penuh

a) Warga negara Indonesia.

b) Perawat yang bekerja di kamar Bedah dan/atau perawat yang


memiliki minat di kamar bedah

c) Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan oleh


organisasi.

d) Menyatakan diri untuk menjadi anggota HIPKABI melalui


pengisian formulir keanggotaan pada unit organisasi terkait.

1.2.Anggota kehormatan :

Seorang perawat dan/atau bukan perawat yang berkontribusi dan


memiliki komitmen dalam pengembangan HIPKABI yang telah di
tetapkan oleh pengurus pusat.

20
Pasal 3

Syarat – Syarat Pembuatan Kartu Anggota

1) PW diberi kewenangan membuat kartu anggota dengan nomor


registrasi dari PP HIPKABI
2) KTA berlaku selama 5 (lima) tahun

Pasal 4

Kewajiban Anggota

1) Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan


Angaran Rumah Tangga organisasi

2) Membayar uang pangkal dan organisasi, kecuali anggota kehormatan

3) Mentaati dan melaksanakan kewajiban organisasi

4) Menghadiri rapat-rapat yang diadakan oleh organisasi

5) Menyampaikan usul-usul dan saran–saran untuk mencapai tujuan yang


digariskan dalam program kerja.

6) Memelihara kerukunan dalam organisasi secara konsekuen dan


konsisten pada hal-hal yang bersifat positif.

7) Setiap calon anggota yang akan menjadi anggota membayar uang


pangkal organisasi sebesar Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah).

8) Biaya pembuatan/perpanjangan KTA sebesar Rp 75.000,00 (tujuh


puluh lima ribu rupiah)

Pasal 5

Hak Anggota

1) Setiap anggota berhak mendapatkan kesempatan mengembangkan


karier

2) Setiap anggota berhak mendapatkan perlindungan dan advokasi

21
Pasal 6

Pemberhentian Anggota

1) Anggota berhenti atau hilang keanggotaannya apabila:

a) Meninggal dunia.

b) Permintaan sendiri secara tertulis.

c) Diberhentikan oleh Pengurus melalui rapat pengurus baik di tingkat


Pusat, Wilayah maupun Daerah setelah terbukti berbuat hal-hal
yang merugikan organisasi.

2) Tata cara pemberhentian dan hak membela diri anggota diatur dalam
peraturan organisasi.

Pasal 7

Pengkaderan

1) Untuk kesinambungan organisasi perlu dibina kader-kader pemimpin.

2) Kader-kader tersebut telah diteliti dan disaring dengan kriteria :

a) Memiliki prestasi, dedikasi, kecukupan waktu, dan loyalitas kepada


organisasi.

b) Mempunyai bakat pengetahuan dan pengalaman serta


kepemimpinan di dalam organisasi keperawatan kamar bedah

c) Tidak pernah melakukan tindakan tercela

3) Ketentuan-ketentuan lain yang dianggap perlu tentang pengkaderan


diatur melalui peraturan organisasi yang di sahkan oleh PP Hipkabi.

Pasal 8

Sanksi

1). Bagi anggota yang tidak melaksanakan kewajiban organisasi dapat


diberikan sanksi

2) Tata cara pemberian sanksi harus diatur lebih lanjut melalui peraturan
organisasi yang dikeluarkan oleh pengurus pusat

22
3) Jenis sanksi yang dapat diberikan berupa :

a. Teguran lisan

b. Teguran tertulis

c. Pemberhentian sementara dari keanggotaan

d. Pemberhentian permanen dari keanggotaan

BAB III

SUSUNAN KEPENGURUSAN

Pasal 9

Komposisi Kepengurusan

1) Komposisi Pengurus Pusat HIPKABI terdiri dari:

(a) Ketua Umum


Ketua I
Ketua II
(b) Sekretaris Umum
Sekretaris I
Sekretaris II
(c) Bendahara Umum
Bendahara I
Bendahara II
(d) Bidang Pendidikan dan Pelatihan SDM
Ketua
Anggota
(e) Bidang Hukum dan Pengembangan Organisasi
Ketua
Anggota
(f) Bidang Dana, Usaha dan kesejahteraan
Ketua
Anggota
(g) Bidang Sosial Kemasyarakatan
Ketua
Anggota
(h) Bidang Humas dan Publikasi
Ketua
Anggota

23
2) Komposisi Pengurus Wilayah dan/atau Pengurus Daerah terdiri
dari:
(a) Ketua
Wakil Ketua
(b) Sekretaris
Wakil Sekretaris
(c) Bendahara
Wakil Bendahara
(d) Bidang Pendidikan dan Pelatihan SDM
Ketua
Anggota
(e) Bidang Hukum dan Pengembangan Organisasi
Ketua
Anggota
(f) Bidang Dana, Usaha dan kesejahteraan
Ketua
Anggota
(g) Bidang Sosial Kemasyarakatan
Ketua
Anggota
(h) Bidang Humas dan Publikasi
Ketua
Anggota

3) Ketua, sekretaris, bendahara tidak boleh merangkap jabatan sebagai


pengurus inti (Ketua, Sekretaris, Bendahara) pada organisasi seminat
lainnya.

BAB IV

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS

Pasal 10

Tugas Dan Tanggung Jawab Pengurus

1). Tugas pokok dan tanggung jawab PP HIPKABI :

a) Menetapkan kebijakan untuk melaksanakan rencana kerja jangka


panjang organisasi.

b) Memilih susunan pengurus pusat.

c) Mengesahkan dan melantik pengurus Wilayah.

24
d) Memberhentikan pengurus Wilayah

e) Memberikan petunjuk kepada pengurus Wilayah tentang segala


sesuatu yang berkenaan dengan organisasi.

f) Mengadakan pengawasan pelaksanaan tugas dan kebijakan


anggaran pengurus Wilayah.

2). Tugas dan tanggung jawab ketua umum HIPKABI adalah :

a) Memimpin PP HIPKABI.

b) Mengatur dan mengkoordinir pembagian tugas antara ketua I dan


Ketua II, sekretaris umum, bendahara dan ketua bidang.

c) Memberikan laporan pertanggung jawaban pada Kongres Nasional


(KONAS) tentang perkembangan dan penggunaan keuangan
HIPKABI.

3). Tugas dan tanggung jawab Ketua I dan Ketua II.

a) Membantu Ketua umum untuk melaksanakan tugasnya.

b) Melaksanakan pembagian tugas yang diberikan oleh ketua umum


yaitu:
Ketua I membidangi : Bidang Pendidikan dan Pengembangan SDM,
Bidang Hukum dan pengembangan organisasi.
Ketua II membidangi : Bidang Sosial Kemasyarakatan, Bidang Dana
Usaha dan kesejahteraan, Bidang Humas dan Publikasi

4) Tugas dan tanggung jawab sekretaris

a) Membantu Ketua umum, Ketua I dan Ketua II dalam melaksanakan


tugasnya

b) Memimpin dan menyelenggarakan administrasi pengurus pusat.

25
5) Tugas dan tanggung jawab bendahara

a) Memberikan pendapat dan saran kepada Ketua umum tentang


langkah-langkah yang perlu diambil dalam bidang keuangan

b) Melaksanakan tugas yang diberikan Ketua umum dibidang


keuangan organisasi

c) Membuat laporan keuangan organisasi secara berkala dalam


sidang-sidang organisasi

d) Menyelenggarakan pembukuan sekurang-kurangnya sebagai berikut


:

(d.1) Penerimaan, teridiri dari hasil iuran uang pangkal dari usaha-
usaha lain

(d.2) Pengeluaran, terdiri dari biaya : pengurus, tata usaha,


perjalanan tugas organisasi, sosial, serta program-program
lainnya.

e) Bertanggung jawab dalam pengelolaan dana dan aset organisasi.

6) Tugas dan tanggung jawab Ketua bidang pendidikan dan


pengembangan SDM:

- Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya.

7) Tugas dan tanggung jawab Ketua bidang Hukum dan pengembangan


organisasi:

- Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya.

8) Tugas dan tanggung jawab Ketua bidang dana, usaha dan


kesejahteraan:

- Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya.

9) Tugas dan tanggung jawab Ketua bidang sosial kemasyarakatan:

- Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya.

10) Tugas dan tanggung jawab Ketua bidang humas dan publikasi:

- Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya.

26
BAB V

PEMILIHAN PENGURUS DAN PENGAKUAN SYAHNYA PENGURUS

Pasal 11

Pengurus Pusat HIPKABI

1) Tata cara pemilihan Pengurus Pusat HIPKABI diatur dengan ketetapan


Konas (Kongres Nasional)
2) Ketua Umum Pengurus Pusat HIPKABI dipilih dan ditetapkan oleh
Konas (Kongres Nasional)
3) Ketua Umum, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum PP HIPKABI
domisili institusi kerja di Ibu kota Negara
4) Pengurus Pusat HIPKABI disyahkan oleh DPP PPNI dan dilantik oleh
Ketua Umum HIPKABI

Pasal 12

Pengurus Wilayah

1) Tata cara pemilihan pengurus Wilayah HIPKABI diatur dalam ketetapan


kongres wilayah.
2) Ketua Pengurus Wilayah HIPKABI dipilih dan ditetapkan oleh Kongres
Wilayah
3) Pengurus Wilayah HIPKABI disahkan oleh PP HIPKABI
4) Pengurus Wilayah HIPKABI dilantik oleh Ketua Umum atau Sekretaris
Umum, atau Ketua I, atau Ketua II PP HIPKABI

Pasal 13

Pengurus Daerah

1) Tata cara pemilihan pengurus Daerah HIPKABI diatur dalam ketetapan


kongres Daerah.
2) Ketua Pengurus Daerah HIPKABI dipilih dan ditetapkan oleh Kongres
Daerah
3) Pengurus Daerah HIPKABI disahkan oleh PW HIPKABI
4) Pengurus Daerah HIPKABI dilantik oleh Ketua atau Sekretaris, atau
Wakil Ketua PW HIPKABI

27
Pasal 14

Pengurus Spesialisasi Kamar Bedah

1) Tata cara pemilihan pengurus Spesialisasi Kamar Bedah dalam


ketetapan Kongres Spesialisasi Kamar Bedah.
2) Pengurus Spesialisasi Kamar Bedah dipilih dan ditetapkan oleh
Kongres Spesialisasi Kamar Bedah
3) Pengurus Spesialisasi Kamar Bedah disahkan dan dilantik oleh PP
HIPKABI

PASAL 15

Syarat- Syarat Pengurus Organisasi

1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2) Sehat jasmani dan rohani
3) Berasal dari anggota yang berpengalaman, mempunyai kepribadian
yang baik, prestasi, dedikasi, punya kecukupan waktu, sukarela,
loyalitas , komitmen yang tinggi.
4) Mempunyai integritas yang tinggi serta wawasan yang luas.
5) Mampu bekerjasama secara kolektif serta mampu meningkatkan dan
mengembangkan peranan organisasi.
6) Sanggup bekerja aktif dalam organisasi.
7) Memiliki jiwa kepemimpinan dengan memperjuangkan kepentingan
organisasi.
8) Menjunjung tinggi kode etik organisasi.
9) Pengurus organisasi adalah Anggota Penuh

Pasal 16

Penggantian Pengurus Antar Waktu

1) Penggantian kepengurusan organisasi dalam satu masa jabatan


dimungkinkan apabila:
a) Berhenti atas permintaan sendiri.
b) Pindah ketempat lain yang mengakibatkan yang bersangkutan
tidak dapat aktif lebih dari satu tahun.
c) Pengurus meninggal dunia.
d) Tidak aktif mengikuti kegiatan organisasi dalam kurun waktu 1
(satu) tahun berturut-turut

28
2) Kewenangan pemberhentian pengurus pada ayat 1 (satu), diatur
sebagai berikut:

a) Untuk Pengurus Pusat dilakukan oleh rapat pleno pusat setelah


berkonsultasi dengan Dewan Pertimbangan Pusat.
b) Untuk Pengurus Wilayah dilakukan oleh Pengurus Pusat atas usul
Pengurus Wilayah setelah berkonsultasi dengan Dewan
Pertimbangan Wilayah
c) Untuk Pengurus Daerah dilakukan oleh pengurus Wilayah atas usul
Pengurus Daerah setelah berkonsultasi dengan Dewan
Pertimbangan Daerah dan dilaporkan kepada Pengurus Pusat

Pasal 17

Pengisian Kekosongan Kepengurusan

1) Pengisian kekosongan antar waktu pada Pengurus Pusat dilakukan


melalui rapat pleno.

2) Pengisian kekosongan antar waktu pada Pengurus Wilayah ditetapkan


oleh Pengurus Pusat atas usul Pengurus Wilayah.

3) Pengisian kekosongan antar waktu pada Pengurus Daerah ditetapkan


oleh Pengurus Wilayah atas usul Pengurus Daerah dan dilaporkan
kepada Pengurus Pusat.

Pasal 18

Pembentukan PW dan PD

1) Pembentukan Pengurus HIPKABI Wilayah / Daerah wajib berkoordinasi


dengan Pengurus yang lebih tinggi.

2) Pembentukan Pengurus HIPKABI Wilayah /Daerah melalui kongres


yang dihadiri oleh perwakilan perawat kamar bedah dari rumah sakit di
wilayah kerjanya dan dihadiri oleh pengurus yang lebih tinggi

3) Hasil kongres di ajukan ke Pengurus yang lebih tinggi

29
BAB VI

KONAS ,KOWIL DAN KODA

Pasal 18

Syarat Sah Kongres

Kongres Nasional atau disingkat KONAS dan Kongres Nasional Luar Biasa
atau disingkat KONASLUB, kongres wilayah disingkat KOWIL dan kongres
Daerah atau disingkat KODA dinyatakan sah apabila dihadiri sekurang-
kurangnnya 2/3 dari jumlah peserta yang berhak hadir atau quorum.

Pasal 19

Pengambilan Keputusan

1) Keputusan kongres diambil atas dasar musyawarah dan mufakat.


2) Apabila musyawarah dan mufakat seperti yang dimaksud pada ayat 1
(satu) pada pasal ini tidak menghasilkan keputusan, maka diadakan
pemungutan suara dan hasilnya atas dasar suara terbanyak.

Pasal 21

Hak Suara Dalam Kongres Nasional

1) Peserta Yang memiliki hak suara dalam Kongres Nasional adalah:


a) Utusan PP HIPKABI sebanyak 8 orang
b) Utusan PW HIPKABI sebanyak 3 orang
c) Utusan PD HIPKABI sebanyak 2 orang
d) Organisasi Spesialisasi Kamar Bedah sebanyak 1 orang
e) Dewan pertimbangan pusat sebanyak 1 orang

2) Setiap peserta Kongres Nasional yang termaktub dalam ayat 1


memiliki satu hak suara,

3) Peserta Peninjau hanya dapat memberikan masukan, rekomendasi,


atau hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan hak suara. Peninjau
hanya boleh menghadiri Sidang Paripurna saja. Peserta Peninjau hanya
memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak suara.

30
4) Peserta Peninjau terdiri dari :
a) Pengurus PPNI
b) Perwakilan Ikatan/Himpunan Badan kelengkapan PPNI
c) Utusan Provinsi/Kabupaten Kota yang belum ada Pengurus
Wilayah, Pengurus Daerah HIPKABI
d) Utusan RS

Pasal 22

Hak Suara Dalam Kongres Wilayah

1) Yang memiliki hak suara dalam Kongres Wilayah adalah:


a) Pengurus Wilayah HIPKABI
b) Utusan PD HIPKABI sejumlah 2 (dua) orang
c) Perwakilan perawat kamar bedah dari rumah sakit di wilayah
kerjanya
d) Dewan Pertimbangan Wilayah sejumlah 1 (satu) orang

2) Setiap peserta Kongres Wilayah memiliki 1 (satu) hak suara, kecuali


utusan pengurus PP HIPKABI yang bertindak sebagai Peninjau.

3) Peninjau sebagaimana dimaksud ayat 2 (dua) hanya dapat


memberikan masukan, rekomendasi, atau hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan hak suara.

4) Bagi wilayah yang belum terbentuk PD maka hak suara ditentukan


dalam tata tertib kongres daerah

Pasal 23

Hak Suara Dalam Kongres Daerah

1) Pemilik hak suara dalam Kongres Daerah adalah:


a. PD HIPKABI
b. Utusan anggota HIPKABI dari setiap rumah sakit diwilayahnya
2) Setiap peserta Kongres Daerah memiliki 1 (satu) hak suara, kecuali
utusan PW HIPKABI yang bertindak sebagai peninjau.
3) Peninjau sebagaimana dimaksud ayat 2 (dua) hanya dapat
memberikan masukan, rekomendasi, atau hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan hak suara.

31
BAB VII

PENDIDIKAN DAN LATIHAN

Pasal 24

Pendidikan dan Pelatihan diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB VIII

KEUANGAN

Pasal 28

Alokasi Keuangan

1) Pengalokasian uang pangkal anggota :


a) Untuk PP sebanyak 15%
b) Untuk Pengurus Wilayah sebanyak 30%
c) Untuk Pengurus Daerah sebanyak 55%
d) Bila tidak ada PD maka alokasi keuangan PP 30% dan PW 70%

2) Pembagian uang hasil usaha dari unit pelaksana teknis atau usaha-
usaha lain:
Unit Pelaksana usaha 60% dari pendapatan bersih, sisanya sebanyak
40% dialokasikan dengan rincian sebagai berikut:

a) PD sebanyak 55 %
b) PW sebanyak 30 %
c) PP sebanyak 15 %
d) Bila tidak ada PD, maka pembagiannya PP 30% dan PW 70 %

3) Pengurus HIPKABI sebagai pengajar dan pembicara berkewajiban


menyetorkan 10% dari jasa yang diterima

4) Pemasukan dan pengeluaran keuangan dari dan untuk organisasi wajib


dipertanggungjawabkan dalam forum kongres dan rapat sesuai tingkat
organisasi.

5) Khusus dalam penyelenggaraan Kongres Nasional/Wilayah/Daerah


semua pemasukan dan pengeluaran keuangan harus dipertanggung
jawabkan kepada Pengurus Pusat/Wilayah/Daerah terpilih berdasarkan
hasil kongres.

32
6) Segala kekayaan-kekayaan yang dimiliki organisasi pada akhir masa
jabatan kepengurusan harus diserahterimakan kepada pengurus baru
berdasarkan hasil kongres.

BAB IX

PENUTUP

1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan
diatur dalam Peraturan Organisasi.
2) Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 27 April 2018

33

Anda mungkin juga menyukai