Oleh:
FARAH FILDZAH ROSADI
1801060013
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
(...................................................) (...................................................)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran : komposmetis
GCS : Verbal: 5 , Motorik: 6, Mata : 4
Penampilan : tampak sakit ringan
Tanda-tanda Vital :
Nadi = 91 x/menit,
Suhu = 36 derajat C,
TD = 181/87 mmHg,
RR = 22 x/menit,
Skala Nyeri =4
BB: 56 Kg, TB: 160 Cm,
b. Pemeriksaan 6 B
1) B1 (BREATH)
- Wajah: Normal simetris
- Kemampuan membuka mulut < 3 cm : Tidak
- Jarak Thyro - Mental < 6 cm : Tidak
- Cuping hidung : Tidak
- Mallampati Skor : I
- Tonsil : T0
- Kelenjar tiroid : ukuran tidak teraba
- Obstruksi Jalan Napas : tidak ditemukan
- Bentuk Leher : Simetris
- Mobilitas Leher : maksimal
Leher pendek : Tidak
Dapatkah pasien menggerakkan rahang ke depan? Ya
Dapatkah pasien melakukan ekstensi leher dan kepala? Ya
Apakah pasien menggunakan collar? Tidak
- Thorax:
Bentuk thorax : simetris
Pola napas : normal
Retraksi otot bantu napas : tidak terlihat
Perkusi paru : sonor
Suara napas : vesikular
2) B2 ( BLOOD )
- Konjungtiva : anemis
- Vena jugularis : tidak ada pembesaran
- BJ I : tunggal
- BJ II : tunggal
- Bunyi jantung tambahan: tidak ada
3) B3 ( BRAIN )
- Kesadaran : kompomentis
- GCS : Verbal : 5, Motorik : 6, : Mata : 5
- Reflek fisiologis
Reflek bisep ( + )
Reflek trisep ( + )
Reflek brachiradialis ( + )
Reflek patella ( + )
Reflek achiles ( + )
- Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu.
Reflek babinski ( - )
Reflek chaddok ( - )
Reflek schaeffer ( - )
Reflek oppenheim ( - )
Reflek gordon ( - )
4) B4 ( BOWEL )
- Frekuensi peristaltic usus : 16 x/menit
- Titk Mc. Burney : tidak ada nyeri tekan
- Borborygmi : Tidak
- Pembesaran hepar : Tidak
- Distensi : Tidak
- Asites : tidak ada
5) B5 ( BLADER)
- Buang air kecil : spontan
- Terpasang kateter : Tidak
- Gagal ginjal : Tidak
- Infeksi saluran kemih :Tidak
- Produksi urine : 100 cc
- Retensi urine :Tidak
6) B6 ( BONE )
a) Pemeriksaan Tulang Belakang :
- Kelainan tulang belakang: tidak ada kelainan tulang belakang
b) Pemeriksaan Ekstremitas
- Ekstremitas Atas
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-)
Fraktur (-), atropi otot ( -)
IV line: terpasang di dextra, ukuran abocatch 22, tetesan 20x/Menit
ROM : Aktif
Palpasi
Perfusi : normal
CRT: <2 detik
Edema : tidak ada
Lakukan uji kekuatan otat : ( 5 )
- Ekstremitas Bawah :
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris ), deformitas (-), Fraktur (-)
Traksi ( - ), atropi otot (-)
Palpasi
Perfusi: normal
CRT: <2 detik
Edema : (0)
Kekuatan otot : ( 5 )
Kesimpulan palpasi ekstermitas : Baik
3. Data Penunjang Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
HIV 3 TEST
HIV (Rapid test) Non reaktif Non
reaktif
HbsAg Negatif Negatif
SARS-COV 2
Antigen SARS –COV 2 Non reaktif Non
reaktif
Kesimpulan Non reaktif Non
reaktif
b. Pemeriksaan EKG
3. Pertimbangan Anestesi
a. Faktor penyulit : -
b. Jenis Anestesi : General anestesi
Indikasi : operasi hanya dilakukan sebentar dan membutuhkan waktu pulih sadar
yang singkat.
c. Teknik Anestesi : TIVA
Indikasi :
- Obat induksi anestesi umum
- Obat tunggal untuk anestesi pembedahan singkat
4. Critical and emergensy
Pasien mengalami apnea pada saat intra operasi cara penanganya yaitu
oksigenasi menggunakan face mask
3) Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
I. PRE ANESTESI
1. DS : Agen Nyeri akut
P: klien mengatakan nyeri dan berkurang bilang patologis/penyak
berbaring it
Q: klien mengatakan nyerinya seperti disayat
R : klien mengatakan nyerinya hanya pada perut bagian
bawah
S : klien mengatakan nyerinya ada pada skala 4 kalau dari
1-10
T : klien mengatakan nyerinya bertambah bila bergerak
DO:
a. Klien tampak mengerutkan dahi menahan sakit
b. Wong Baker Pain Rating Scale : 4
c. TD : 170/90 mmHg
N : 85X/mnt
RR : 20X/mnt
II. INTRA ANESTESI
b. INTRA ANESTESI
1. Resiko komplikasi disfungsi pernapasan b.d efek obat anestesi
2. Resiko aspirasi b.d anestesi
Alasan prioritas : Komplikasi anestesi berupa spasme laring yang
membahayakan keselamatan rawan terjadi pada klien pediatrik saat
dilakukan pembiusan sehingga menurut saya hal ini harus diwaspadai dan
diantisipasi supaya tidak terjadi.
c. PASCA ANESTESI
1. Ketidakefektifan pola napas b.d efek obat anestesi
2. Nyeri akut b.d post operasi
Alasan prioritas: Pola nafas menjadi prioritas karena airway pada klien post
op harus terjamin kepatenannya. Kepatenan pola nafas merupakan salah satu
syarat yang penting untuk pasien.
d. Perhitungan Cairan
1. M:2xKgbb
:2x56
:112cc
2. PP:6XM
:6x112
:672cc
3. SO: 4xkgbb
:4x56
:224cc
5. EBV:65/kgbb
:65x56
:3640cc
III.Rencana Intervensi, Implementasi dan Evaluasi
1) Pra Anestesi
pernapasan pernafasan dapat sentral didepan operasi a. Gas oksigen tersedia cukup
diantisipasi dengan kriteria kamar operasi b. Memeriksa ketersediaan
b. Obat-obatan emergency tersedia
hasil : b. Periksa dan dan menyiapkan obat-
lengkap
a. Tersedianya siapkan obat- obatan emergency di
oksigen dalam A : masalah teratasi
obatan emergency meja anestesi
jumlah yang cukup P : lanjutkan intervensi kepenataan intra
di meja anestesi c. Mempersiapkan
selama tindakan anestesi
anestesi dan c. Persiapkan sungkup untuk alat
pemulihan pasca sungkup bantu napas
anestesi
b. Tersedianya obat-
obatan emergency
dimeja anestesi
2 Resiko aspirasi Setelah dilakukan tindakan a. Posisikan klien a. Memposisikan klien S:- Farah
kepenataan anestesi dengan posisi kepala dengan posisi kepala lebih O: mulut bersih, tidak ada suara nafas
selama intra anestesi,
lebih tinggi. tinggi. tambahan
masalah resiko aspirasi
teratasi dengan kriteria b. Hindari bantuan b. Menghindari bantuan
A: masalah teratasi
hasil tidak terjadi aspirasi ventilasi berlebihan ventilasi berlebihan
P: pertahankan intervensi kepenataan
c. Bersihkan c. Membersihkan
selama intra anestesi
sekresi/lendir sekresi/lendir
menggunakan kassa menggunakan kassa
lembab. lembab.
Siapkan electric d. Menyiapkan electric
suction didekat meja suction didekat meja
tindakan yang mudah
tindakan yang mudah
dijangkau dan siap
digunakan dijangkau dan siap
digunakan.
3) Pasca Anestesi
Tujuan Intervensi
2. Nyeri akut Setelah dilakukan .a. Kaji skala nyeri dan TTV .a. Memberi edukasi S : Pasien mengatakan nyeri
tindakan kepenataan managemen nyeri kepada berkurang
b. Anjurkan untuk menarik
anestesi selama 5 pasien tentang relaksaii
nafas dalam setiap kali timbul O: hemodinamik stabil
menit masalah nyeri dan nafas dalam agar
nyeri. - klien tampak tenang
akut teratasi dengan mengurangi tingkat nyeri
c. Berikan posisi yang nyaman
kriteria hasil : sesuai dengan keinginan b. Mengkaji tanda tanda - Rating Scale : 2
pasien. vital pasien
- Skor nyeri : 3 a. TD : 170/90mmHg
B (Background) Klien Ny.S pasca biopsy tumor mamae dextra dengan general anestesi
teknik TIVA. Kondisi klinis pasien baik, sadar penuh, bernafas spontan,
tidak ada mual/muntah, reflek batuk (+).