Disusun Oleh:
Nama : Redhatul Mardiah
NIM : 2020040197
2. Etiologi
Tekanan berlebihan atau trauma langsung pada tulang menyebabkan suatu
retakan sehingga mengakibatkan kerusakan pada otot dan jaringan. Kerusakan otot dan
jaringan akan menyebabkan perdarahan, edema, dan hematoma. Lokasi retak mungkin
hanya retakan pada tulang, tanpa memindahkan tulang manapun. Fraktur yang tidak
terjadi disepanjang tulang dianggap sebagai fraktur yang tidak sempurna sedangkan
fraktur yang terjadi pada semua tulang yang patah dikenal sebagai fraktur lengkap
(Digiulio, Jackson dan Keogh, 2014).
Menurut Helmi (2012), hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur
adalah:
a. Fraktur traumatik, disebabkan karena adanya trauma ringan atau berat yang
mengenai tulang baik secara langsung maupun tidak.
b. Fraktur stres, disebabkan karena tulang sering mengalami penekanan.
c. Fraktur patologis, disebabkan kondisi sebelumnya, seperti kondisi
patologis penyakit yang akan menimbulkan fraktur
3. Tanda dan Gejala
a) Nyeri berat di area patah tulang.
b) Memar dan bengkak pada area yang mengalami cedera.
c) Tulang mencuat keluar dari kulit, pada patah tulang terbuka.
d) Sulit menggerakkan bagian tubuh yang mengalami patah tulang.
e) Deformitas atau adanya perbedaan bentuk pada area yang mengalami
patah tulang.
C.Retensi
D.Rehabilitasi
Adalah latihan aktif yang bertujuan memperkuat otot. Latihan biasanya dimulai jika
kerusakan jaringan lunak telah pulih, 4-6 minggu setelah pembedahan atau dilakukan
pada pasien yang mengalami gangguan ekstremitas atas.
B. PERTIMBANGAN ANESTESI
1. Definisi Anestesi
Anestesi dan reanimasi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari
tatalaksana untuk mematikan rasa. Rasa nyeri, rasa tidak nyaman pasien, dan rasa lain
yang tidak diharapkan. Anestesiologi adalah ilmu yang mempelajari tatalaksana untuk
menjaga atau mempertahankan hidup pasien selama mengalami “kematian”akibatobat
anestesia (Mangku, 2010).
Anestesi berarti “hilangnya rasa atau sensasi”. Istilah yang digunakan para ahli
saraf dengan maksud untuk menyatakan bahwa terjadi kehilangan rasa secara patologis
pada bagian tubuh tertentu, atau bagian tubuh yang dikehendaki (Boulton, 2012).
2. Jenis Anestesi
4. Rumatan Anestesi
Berdasarkan status fisik pasien pra anestesi, ASA (The American Society of
Anesthesiologists) membuat klasifikasi yang membagi pasien ke dalam 5 kelompok atau
kategori sebagai berikut :
1) ASA I : Pasien sehat organic, fisiologik, psikiatrik, biokimia.
2) ASA II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang
3) ASA III : Pasien dengan penyakit sistemik berat, sehinga aktivitas rutin terbatas
4) ASA IV : Pasien dengan penyakit sistemik berat tak dapat melakukan aktivitas rutin dan
penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya setiap saat
5) ASA V : Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak
akan lebih dari 24 jam
Klasifikasi ASA juga dipakai pada pembedahan darurat (cito) dengan mencantumkan
tanda darurat (E = Emergency), misalnya ASA I E atau III E.
5. Resiko
Menurut Nolan (2005) komplikasi pemasangan Laringeal Mask Airway
(LMA):
a. Komplikasi Mekanikal (kinerja LMA sebagai alat) :
1. Gagal insersi (0,3 – 4%)
2. Ineffective seal (<5%)
3. Malposisi (20 – 35%)
b. Komplikasi Traumatik (kerusakan jaringan sekitar) :
1) Tenggorokan lecet/nyeri tenggorokan (0 – 70%)
2) Disfagia (4 – 24%)
3) Disartria (4 – 47%)
c. Komplikasi Patofisiologi (efek penggunaan LMA pada tubuh) :
1) Batuk (<2%)
2) Muntah (0,02 – 5%)
3) Regurgitasi yang terdeteksi (0-80%)
4) Regurgitasi klinik (0,1%)
C. WEB OF CAUTION (WOC)
D. TINJAUAN TEORI ASKAN PEMBEDAHAN KHUSUS
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap yang sistematis dalam pengumpulan data tentang
individu, keluarga, dan kelompok (Carpenito dan Moyet, 2007 dalam Haryanto
2008). Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek
fisiologis, psikologis, sosisal, maupun spritual
a. Data Subjektif
Data yang didapatkan dari pasien
b. Data Objektif
Data yang yang didapatkan dari observasi petugas kesehatan.
2. Masalah kesehatan Anestesi
Penilaian klinis mengenai respon manusia terhadap kondisi
kesehatan/kehidupan, atau kerentanan untuk respon tersebut, oleh pasien.
3. Rencana Intervensi & Implementasi
Pada tahap ini penata anestesi membuat rencana tindakan kepenataan anestesi
untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien. Perencanaaan
kepenataan anestesi adalah suatu rangkaian kegiatan penentuan langkah langkah
pemecahan masalah dan prioritasnya.
Pelaksanaan kepenataan anestesi terdapat tiga jenis implementasi yaitu :
a. Implentasi yang diprakarsai sendiri oleh penata anestesi
untuk memberikan pelayanan secara mandiri
b. Colaborative adalah tindakan penata anestesi atas dasar kerjasama sesame tim
kesehatan lainnya.
c. Dependent adalah tindakan penata anestesi atas dasar rujukan dari profesi
lainnya.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah membandingkan secara sistematik dan terencana
tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan
kenyataan yang ada pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth , 2010. Buku Ajar Bedah, Ed. 6, EGC, Jakarta.
Watson. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 4. Jakarta : EGC
LAPORAN KASUS
Disusun Oleh:
Nama : Redhatul Mardiah
NIM : 2020040197
1. Anamnesis
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : An. M
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Jawa
Status perkawinan : Belum Kawin
Golongandarah :-
Alamat : Sekepel 05/01 penyangkringan
No. RM : 00264XXX
Diagnosa medis : Fraktur Radius Ulna Sinistra
Tindakan Operasi : ORIF
Tanggal MRS : 16 Desember 2022
Tanggal pengkajian : 16 Desember 2022
Jam Pengkajian: : 19.00 Wib
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku Bangsa : Jawa
Hubungan dg Klien : Orang Tua
Alamat : Sekepel 05/01 penyangkringan
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada tangan kiri
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien An.M umur 18 tahun datang ke RSI Kendal bersama
keluarganya pada tanggal 15 Desember 2022 dengan keluhan
nyeri pada tangan kiri karena jatuh. Setelah dilakukan
pemeriksaan, pasien di diagnosa Fraktur Radius Ulna sinistra.
Pasien akan direncanakan untuk dilakukan Tindakan ORIF pada
16 Desember 2022 pukul 19.00 oleh spesialis Ortopedi.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit asma, alergi, jantung,
paru, darah tinggi dan diabetes.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yg
mempunyai riwayat penyakit menurun.
5)Riwayat Kesehatan
- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? Tidak
- Apakah pasien pernah mendapatkan transfusi darah? Tidak
- Apakah pasien pernah didiagnosis penyakit menular? Tidak
6) Riwayat pengobatan/konsumsi obat:
a) Obat yang pernah dikonsumsi: -
b) Obat yang sedang dikonsumsi: -
7)Riwayat Alergi : tidak
8)Kebiasaan :
a) Merokok : ya/tidak , jika ya,jumlah :
b) Alkohol : ya/tidak , jika ya,jumlah :
c) Kopi/teh/soda : ya/tidak , jika ya,jumlah : ± 1 cangkir
c. Pola Kebutuhan Dasar
- Gangguan pernafasan :-
- Alat bantu pernafasan :-
- Sirkulasi udara : Ventilasi Normal
- Keluhan :-
- Lainnya :-
Saat Ini
- Gangguan pernafasan :-
- Alat bantu pernafasan :-
- Sirkulasi udara : Ventilasi Normal
- Keluhan :-
- Lainnya :
3) Nutrisi / makanan
Saat ini
- Frekuensi : ± 1-2 x sehari
- Konsistensi : Padat
- Warna : Kuning kecoklatan
- Bau : Bau
- Cara (spontan/dg alat) : Spontan
- Keluhan :-
- Lainnya :-
b) BAK
Sebelum sakit
- Frekuensi : ± 4-10 kali sehari
- Konsistensi : Cair
- Warna : Kuning
- Bau : Pesing
- Cara (spontan/dg alat) : Spontan
- Keluhan :-
- Lainnya :-
Saat ini
- Frekuensi : ± 4-10 kali sehari
- Konsistensi : Cair
- Warna : Kuning
- Bau : Pesing
- Cara (spontan/dg alat) : Spontan
- Keluhan :-
- Lainnya :-
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total
b) Istirahat Dan Tidur Sebelum sakit
- Apakah anda pernah mengalami insomnia? Tidak
-Berapa jam anda tidur: malam 22.00, siang -
Saat ini
- Apakah anda pernah mengalami insomnia? Tidak
- Berapa jam anda tidur: malam 21.00, siang –
6)Interaksi Sosial
- Hubungan dengan lingkungan masyarakat, keluarga,
kelompok, teman : Baik
7)Pemeliharaan Kesehatan
- Rasa Aman & Rasa Nyaman : Merasa aman dan nyaman
Ketika dirumah Bersama keluarga
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan : Sakit datang periksa ke dokter
8)Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensinya.
- Konsumsi vitamin :-
- Imunisasi :-
- Olahraga : Senam ringan
- Upaya keharmonisan keluarga: Hubungan dengan keluarga
baik
- Stres dan adaptasi : makan dan tidur
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran : komposmetis / apatis / delirium/ somnolen / sopor/ koma
GCS : Verbal: 5 Motorik: 6 Mata : 4
Penampilan : tampak sakit ringan/sedang/berat
Tanda-tanda Vital : Nadi = 86 x/menit, Suhu = 360 C, TD =
110/70 mmHg, RR = 20 x/menit, Skala Nyeri: 4
BB: 58 Kg, TB: 170 Cm, BMI: 20,07
b. Pemeriksaan 6 B
1) B1 (BREATH)
- Wajah:
☑Normal □ Dagu Kecil □ Edema
□ Gigi palsu□ Gigi goyang □ Gigi maju
☑Kumis/ jenggot □ mikrognathia □ Hilangnya gigi
Kemampuan membuka mulut < 3 cm □Ya ☑Tidak
- Jarak Thyro - Mental < 6 cm ☑Ya □Tidak
- Cuping hidung □Ya ☑Tidak
- Mallampati Skor :□ I ☑II □ III □ IV
- Tonsil : □ T0 ☑ T1 □ T2 □ T3 □ T4
- Kelenjar tiroid : ukuran 2-4 cm intensitas
- Obstruksi Jalan Napas
2) B2 ( BLOOD )
- Konjungtiva : □ anemis ☑ tidak
- Vena jugularis : pembesaran □ ya ☑tidak
- BJ I : □ tunggal □ ganda ☑regular □ irreguler
- BJ II : □ tunggal □ ganda ☑regular □ irregular
- Bunyi jantung tambahan: BJ III □ murmur
3) B3 ( BRAIN )
- Kesadaran : ☑ kompomentis □ apatis □ delirium □
somnolen □ sopor
□ koma
- GCS : Verbal 5 Motorik: 6 Mata : 4
- Reflek fisiologis
a. Reflek bisep ( ✓+ / -)
b. Reflek trisep ( ✓+ / -)
c. Reflek brachiradialis ( ✓+ / -)
d. Reflek patella ( ✓+ / -)
e. Reflek achiles ( ✓+ / -)
- Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-
kasus tertentu.
a. Reflek babinski ( ✓+ / -)
b. Reflek chaddok ( ✓+ / -)
c. Reflek schaeffer ( ✓+ / -)
d. Reflek oppenheim ( ✓+ / -)
e. Reflek gordon ( ✓+ / -)
4) B4 ( BOWEL )
- Frekuensi peristaltic usus : 10 x/menit
- Titk Mc. Burney : □ nyeri tekan □ nyeri lepas
- Borborygmi : □Ya ☑Tidak □ nyeri
menjalar
- Pembesaran hepar : □Ya ☑Tidak
- Edema :
DO:
- Pasien tampak merasa nyeri
II. INTRA ANESTESI
No Symptom Etiologi Problem
1 Intra Anestesi Efek agen anestesi Pola napas tidak efektif
Do:
Pasien tidak sadar
Pasien terpasang LMA ukuran
3
Isoflurane 1,2 , O2 3 lpm
Hasil tanda-tanda vital:
TD : 114/59 mmHg,
Nadi : 103 /menit
RR : 20x/menit
Suhu : 360C
SPO2 : 99%
III. PASCA ANESTESI
No Symptom Etiologi Problem
B.INTRA ANESTESI
Alasan prioritas: Karena pola nafas pasien tidak efektif dan belum
sadar.
C.PASCA ANESTESI
CATATAN LAINNYA:
2) Intra Anestesi