Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipotermia merupakan gangguan medis yang terjadi di dalam
tubuh sehingga mengakibatkan penurunan suhu tubuh karena tubuh tidak
mampu memproduksi panas untuk menggantikan panas tubuh yang hilang
dengan cepat (Lestari,2010). Hipotermia bisa menyebabkan terjadinya
pembengkakan di eluruh tubuh (Edema Generalisata),menghilangkan
reflex tubuh ,koma, hingga menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut
hipotermia apabila suhu tubuh <36 0C.
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan
hipotalamus bila mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan
penyakit) atau dipengarhui oleh panas eksternal (lingkungan) atau internal
(metabolik) Sengatan panas (heat stroke) per definisi adalah penyakit berat
dengan ciri temperatur inti > 40 derajat celcius disertai kulit panas dan
kering serta abnormalitas sistem saraf pusat seperti delirium, kejang, atau
koma yang disebabkan oleh pajanan panas lingkungan (sengatan panas
klasik) atau kegiatan fisik yang berat (Lestari,2010). Untuk mengatasi hal
tersebut perawat dapat melakukan tindakan pemasangan selimut
hipotermia/hipertermia sesuai dengan kebutuhan klien.
Penggunaan selimut hipoterrmia/hipertermia dapat didelegasikan
kepada personel asisten bila tidak ada resiko komplikasi. Namun, tindakan
ini tetap menjadi tanggung jawab perawat untuk menindak lanjuti bahwa
perawat yang tepat dan dokumentasi yang lengkap dilakukan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan warmer blanket ?
2. Bagaimana tata cara pemasangan warmer blanket ?
3. Apa saja Indikasi penggunaan warmer blanket ?
4. Apa saja kontra indikasi penggunaan warmer blanket ?
5. Apa saja manfaat penggunaan warmer blanket ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana tata cara pemasangan
selimut hipotermi dan hipertermi.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui indikasi penggunaan warmer balnket
b. Mahasiswa mengetahui kontra indikasi penggunaan warmer
blanket
D. Manfaat Penulisan
1. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa
mengenai penggunaan warmer blanket
2. Diharapkan makalah ini bisa menjadi salah satu sumber kajian ilmiah
bagi perpustakaan kampus.
3.  Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
pemasanagan warmwe blanket yang dapat di pkaktekkan di lembaga
pelayanan kesehatan masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi warmer blanket


warmer blanket / selimut penghangat adalah sistem sekaligus tahan
lama dan terjangkau dirancang untuk memberikan kehangatan dan
kenyamanan bagi mereka yang sakit, memulihkan, atau terluka. Hal ini
sering dipergunakan oleh para profesional dalam perawatan jangka
panjang. Selimut ini portable, tahan lama, dipasanag ke sop kontak 110 V
tidak menimbulkan bahaya listrik.
Warmer blanket (selimut penghangat) adalah suatu alat yang
digunakan untuk menghangatkan tubuh pasien ketika mengalami
hipotermi (Musyaffa, 2017).

B. Manfaat
Ketika pasien tidak dapat menghasilkan cukup panas metabolik untuk
menghangatkan diri maka selimut mungkin hanya apa yang mereka
butuhkan. Pasien dingin akan lebih hangat dengan selimut bahkan
meskipun efek termal sebenarnya warmed blanket berlangsung tidak lebih
dari 10 menit. Jelas, selimut tidak mengalihkan signifikan-panas kepada
pasien. Manusia sensitive untuk perpindahan panas melalui kulit, serta

3
suhu, yang dapat menjelaskan com- forting efek selimut hangat. Dan
selimut hangat menghindari ketidaknyamanan kehilangan panas yang
disebabkan ketika seorang pasien dibungkus dengan selimut dingin dari
kulit mereka. Warmer blanket juga bermanfaat dalam mengelola trauma
klien, Northern Territory konteks remote Kesehatan umumnya tidak
menunjukkan bahwa kehangatan tambahan akan menjadi  pertimbangan
penting dalam manajemen klinis.
C. Tujuan
1. Membantu mngembalikan suhu tubuh normal
2. Menghangatkan pasien
D. Indikasi
1. Pada pasien yang mengalami penurunan suhu tubuh tubuh inti 28º c.
2. Kerentangan jantung untuk mengalami fibrilasi pada suhu
E. Kontaindikasi
1. Pasien < 18 tahun
2. Digunakan dalam operasi aeromedical (evakuasi di udara dalam dunia
penerbangan)
F. Komplikasi
1. Selimut bisa memakan waktu hingga 30 menit untuk pemanasan.
Petugas harus memastikan selimut dibuka dan siap sesegera mungkin.
2. Selimut tidak harus diposisikan di bawah pasien.
3. Selimut langsung kontak dengan kulit di daerah dengan memar,
pembengkakan dan radang dingin harus dihindari.
4. Pada pasien dengan gangguan sensibilitas, reaktivitas atau
komunikasi, respon kulit harus secara teratur dimonitor selama tanda-
tanda over exposure.
5. Selimut tidak harus dilipat itu sendiri.
6. Petugas harus menghindari menutupi bantalan dengan sabuk atau tali
fiksasi.

4
G. Persiapan pasien
1. Menjelasakan prosedur yang akan dilakukan
2. Menjaga privasi klien
H. Prosedur active warming blanket
1. Buka kemasan dengan merobek pre-cut yang terletak di pojok kiri atas
kemasan

2. Pindahkan selimut dari kemasan yang lama dan yang tidak tahan air.

3. Buka dan lengkapi kembali


selimut yang sudah terbuka atau yang sudah terbuka segelnya.
4. Pakaikan selimut pada pasien dengan alasnya.

5
5. Yang harus di pertimbangkan adalah buka penghalang selimut yang
berbahan katun yang tertulis “ penghangat ringan “ untuk tambahan.

6. Kontrol tanda-tanda merah pada pasien sampai pembukaan.

I. Cara Manual
1. persiapan Alat
a. Selimut 2 lembar
b. Termometer
c. Tempat tidur
d. Tempat cuci tangan
e. Sarung tangan
2. Persiapan Pasien
a. Menjelasakan prosedur yang akan dilakukan
b. Menjaga privasi klien

6
3. Prosedur Kerja warmer blanket

No. Tindakan Skor

A Tahap Prainteraksi 0 1 2

Kaji :
a. Kemampuan klien untuk mengenali kapan rasa
dapat menyebabkan cedera. Kaji apakah klien
menyadari rasa panas untuk jaringan tubuh.
b. Tingkat kesadaran dan kondisi fisik umum
klien. Klien yang sangat muda, sangat tua,
tidak sadar, atau yang lemah dapat menoleransi
dingin dengan baik.
c. Tingkat ke tidak nyamanan dan rentang
pergerakan sendi jika spasme otot atau nyeri
d. Denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah.
Faktor ini penting di kaji sebelum tindakan di
berikan pada area tubuh yang luas.
B Tahap Orientasi
a) Mengucapakan salam,memperkenalkan diri dan
menjelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b) Berikan kesempatan pasien untuk bertanya.
c) Ajak pasien berdoa bersama sebelum
melakukan tindakan dengan membaca do’a
sesuai keyakinan dan agama klien masing-
masing.
C Tahap kerja
a) Cuci tangan
b) Menganjurkan pasien untuk berbaring
c) Memeriksa tanda- tanda vital
d) Kemudian Balik pasien kearah perawat
e) Kemudian letakkan selimut ditempat tidur lalu

7
balik kembali pasien dan ratakan selimut di
tempat tidur.
f) Kemudian letakkan selimut diatas pasien.
g) Pantau asupan cairan untuk melihat perubahan
pada kulit dan bibir
h) Merubah posisi pasien setiap 30 menit
i) Pantau tanda-tanda vital dan aktivitas
neurologis setiap 5 menit sampai suhu tubuh
yang di stabil / normal.
D Tahap Terminasi
a) Evaluasi :
1) Mengevaluasi respon klien terhadap
tindakan yang telah dilakukan
2) Mengevaluasi kenyamanan pasien setelah
dilakukan tindakan selimut hangat /
warmer blanket
b) Dokumentasi :
1) Mencatat respon klien terhadap
pemindahan yang telah dilakukan
2) Mencatat kenyamanan posisi pasien
setelah dilakukan pemberian selimut
hangat/ warmer blanket.

BAB lll

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
Blanket warmer adalah sistem sekaligus tahan lama terjangkau
dirancang untuk memberikan kehangatan dan kenyamanan bagi
mereka yang sakit, memulihkan, atau terluka. Hal ini sering digunakan
oleh para profesional dalam perawatan jangka  panjang, EMS,
Kebakaran dan penyelamatan, dokter hewan, radiologi, rumah sakit,
dan oleh militer. Hal ini portabel, kompak, tahan lama, dipasang ke
stop kontak 110 volt, tidak menimbulkan bahaya listrik atau
tersandung seperti selimut listrik tradisional, dan dapat digunakan
dengan hampir semua selimut tanpa hiasan.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan sumbangan
pengetahuan dan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi
mahasiswa keperawatan khususnya tentang penggunaan selimut
hipotermi dan selimut hipertermi. Kritikan yang membangun sangat
dibutuhkan penulis untuk menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

9
Arisandi, Desi. 2017. Warmer Blanket. https://ziladoc.com/. Diakses pada 28
April 2019

http://kandafy.blogspot.com/2017/01/makalah-pemasangan-selimut-
hipotermi.html

Musyaffa, Achmad. 2017. SOP Memasang Warmer Blanket.


https://id.scribd.com/. Diakses pada 28 April 2019

Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Saku Keterampilan & Prosedur Dasar. Jakarta:
EGC.

Rosdahl, Caroline Bunker. 2014. Buku Ajar Keperawatan Dasar Edisi 10. Jakarta:
EGC.

10

Anda mungkin juga menyukai