Anda di halaman 1dari 23

ANGGARAN DASAR

MUKADDIMAH

Bahwa, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara Agraris, yang terdiri lebih dari
tujuh belas ribuan kepulauan di Negara ini yang terdiri dari Jutaan kilometer persegi daratan
yang subur adalah aset yang amat sangat berharga bagi bangsa ini. Asset yang tidak di
miliki oleh banyak bangsa lain di dunia. sebagian besar kehidupan rakyatnya masih
bertumpu pada usaha pertanian yang berada di pedesaan dengan segala keterbatasannya.
Maka pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan para petani merupakan salah satu
perwujudan dari cita-cita kemerdekaan menuju masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur, lahir dan batin berdasarkan Pancasila dan UUD ‘45.

Bahwa, para petani porang yang merupakan bagian dari potensi wilayah, memiliki posisi
yang penting dan strategis di dalam mengisi pembangunan nasional serta merupakan
sumberdaya manusia yang berperan penting sebagai tulang punggung pembangunan
ekonomi. Bahwa, para petani porang di dalam peningkatan peran serta tanggung jawabnya
dalam pengelolaan sumberdaya lahan dan lingkungan perlu sepakat dan berikhtiar terus-
menerus tanpa henti untuk menambah ilmu, pengetahuan, keahlian, ketrampilan, serta kerja
keras agar lebih mampu menjawab tuntutan dan tantangan masa depan, serta mampu
memperjuangkan kepentingan sendiri dan masyarakat secara mandiri.

Bahwa, untuk mencapai cita-cita para petani porang di atas, maka perlu dibentuk suatu
organisasi petani porang dalam lingkup Sulawesi Utara Kabupaten Bolaang Mongondow
yang diikat di dalam satu Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
ANGGARAN DASAR PERKUMPULAN
MITRA PORANG SANGTOMBOLANG ( M P S )

BAB I
NAMA, WAKTU, KEDUDUKAN DAN BENTUK

Pasal 1
1. Organisasi ini bernama PERKUMPULAN PETANI MITRA PORANG
SANGTOMBOLANG yang disingkat MPS.
2. Didirikan pada tanggal 20 Februari 2020 di Desa Maelang Kecamatan Sang
Tombolang Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara.
3. Organisasi berkedudukan di Dusun I Desa Maelang Kecamatan Sangtombolang
Kabupaten Bolaang Mongondow Propinsi Sulawesi Utara Indonesia kode pos 95762

Pasal 2
Perkumpulan Petani Mitra Porang Sangtombolang adalah Organisasi Profesi yang
berbentuk Perkumpulan dengan ruang lingkup NKRI, berdaulat, mandiri, atas dasar
kesamaan kegiatan profesi dan fungsi di bidang tanaman porang (Amorphophallus spp).

BAB II
AZAS, LANDASAN DAN TUJUAN

Pasal 3
Perkumpulan Petani Mitra Porang Sangtombolang berazaskan Pancasila.
Pasal 4
Perkumpulan Petani Mitra Porang Sangtombolang berlandaskan UUD ‘45 dan Keputusan
Musyawarah Mitra Porang Sangtombolang sebagai landasan operasional.
Pasal 5
Tujuan Perkumpulan Petani Mitra Porang Sangtombolang (MPS) adalah sebagai berikut :
1. Memberdayakan petani porang menjadi satu wadah organisasi.
2. Meningkatkan harkat, martabat dan kesejahteraan petani porang.
3. Membentuk pola kemitraan bisnis yang sinergis dan berkualitas.
4. Memupuk rasa solidaritas di antara para petani porang dalam semangat musyawarah
untuk mufakat.
5. Menjadi Lembaga Swadaya Masyarakat Mandiri yang mampu mengembangan
pembelajaran, pelatihan dan riset dalam bidang ilmu ilmu tanaman porang
BAB III
VISSI DAN MISI

Pasal 6
Vissi Advocation, Conservation, Participation, Real Action
a. Advocation : Organisasi MPS ini bersifat pendampingan dan pendidikan bagi anggota
dalam budidaya porang (Amorphophallus spp) dari proses pra tanam, penanaman,
pemanenan, pemasaran dan segala cabang produk produk turunannya.
b. Conservation; Organisasi MPS ini mempunyai visi penyediaan pangan dan pelestarian
lingkungan hidup yaitu bertani yang selaras dengan alam dan mengupayakan bertani
porang secara organik
c. Participation; Organisasi MPS ini mengutamakan partisipasi semua pihak yang
tergabung dalam organisasi guna mencapai tujuan oraganisasi. Mensinergikan
kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan (stake holders) yang ada untuk
berpartisipasi aktif dalam mencapai tujuan perkumpulan.
d. Real action; Organisasi MPS ini mengutamakan praktek nyata di lapangan dari pada
membahas konsep. Setiap anggota di upayakan turun langsung dalam praktek budidaya
porang dan proses proses yang terkait lainnya.

BAB IV
FUNGSI DAN TUGAS POKOK

Pasal 7
Perkumpulan Petani Mitra Porang Sangtombolang (MPS) berfungsi sebagai berikut :
1. Sebagai wadah berhimpun seluruh petani porang dan/atau yang terkait dengan berbagai
kepentingan dengan pertanian Amorphophallus spp;
2. Sebagai wahana memperjuangkan, menyalurkan dan mengkomunikasian timbal balik
antara sesama petani porang dan organisasi seprofesi lainnya;
3. Sebagai wahana penggerak dan pengarah peran serta para petani porang;
4. Sebagai wadah pembinaan dan pengembangan kegiatan-kegiatan para petani porang.
5. Sebagai wadah pembelajaran, pelatihan dan riset teknologi budidaya dan aspek lain
yang terkait dengan pengembangan agribisnis tanaman porang dan tanaman yang se
marga Amarphophallus lainnya untuk kepentingan ketahanan pangan Nasional Republik
Indonesia.

Pasal 8
Dalam rangka pencapaian tujuan dan fungsi yang dimaksud, Perkumpulan Petani Mitra
Porang Sangtombolang (MPS) mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1. Mengembangkan, meningkatkan serta memperkokoh organisasi;
2. Memperjuangkan perlindungan hak dan kepentingan petani porang;
3. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para petani porang melalui webinar dan
pelatihan;
4. Menggerakkan semangat gotong royong petani porang;
5. Meningkatkan kerja sama/kemitraan dengan pihak lain yang dengan azas kesejajaran
dan saling menguntungkan;
6. Menggerakan pelestarian lingkungan hidup dengan pendampingan untuk
mengembangkan budidaya porang sistem organic / tanpa pupuk kimia dan
mengembangkan budidaya porang dengan sistem pertanian terpadu yang ramah
lingkungan dengan mempertimbangkan kondisi spesifik wilayah.
7. Mengembangkan usaha agribisnis porang yang professional dengan semangat
wirausaha untuk sebesar-besarnya kesejahteraan anggota;
8. Penyiapan benih porang berkualitas dan penanganan pasca panen yang benar;
9. Meningkatkan upaya ketersediaan cadangan pangan nasional melalui program
diversifikasi pangan berbasis tanaman porang dan tanaman marga Amarphophallus spp
lainnya
10. Menyelenggarakan program pembelajaran, pelatihan dan riset pada tingkat hamparan
dan komunitas petani (action research) dan secara bertahap mengembangkan SDM
unggul porang di level menengah atas melalui pengembangan pendidikan vokasi
kekhususan agribisnis tanaman porang dengan bekerjasama dengan Perguruan Tinggi
yang berpengalaman dalam pengembangan porang dan Amorphophallus spp lainnya.

BAB V
ATRIBUT

Pasal 9
Perkumpulan Petani Mitra Porang Sangtombolang (MPS) memiliki atribut yang terdiri dari
panji / lambang dan atribut. Ketentuan tentang panji / lambang organisasi ditetapkan oleh
Perkumpulan Petani Mitra Porang Sangtombolang (MPS) tingkat Provinsi. Dan Ketentuan
tentang atribut organisasi di luar loggo dapat ditetapkan oleh Perkumpulan Petani Mitra
Porang Sangtombolang (MPS) tingkat Wilayah. Atribut organisasi harus merupakan
pencerminan dari budidaya porang, persatuan dan kesatuan petani porang, penegakan
keadilan dan kebenaran, serta pemberdayaan dan kesejahteraan para petani porang.
BAB VI
KEANGGOTAAN

Pasal 10
Keanggotaan Perkumpulan Petani Mitra Porang Sangtombolang terdiri dari ;
1. Anggota Tetap
2. Calon Anggota
3. Anggota Luar Biasa Hak dan kewajiban Anggota di atur dalam Anggaran Rumah Tangga

Pasal 11
Keanggotaan berhenti karena :
1. Meninggal dunia;
2. Mengundurkan diri;
3. Diberhentikan sebagai anggota dalam rangka tindakan disiplin.

BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI DAN SUSUNAN KEPENGURUSAN

Pasal 12
Struktur organisasi terdiri dari :
1. Tingkat Propinsi ;
2. Tingkat Kabupaten ;
3. Tingkat kecamatan :
4. 5. Tingkat Desa.

Pasal 13
1. Pengurus Perkumpulan Petani Mitra Porang Sangtombolang terdiri dari :
a. Dewan Pimpinan Wilayah disingkat DPW, dengan wilayah kerja tingkat Propinsi;
b. Dewan Pimpinan Cabang disingkat DPC, dengan wilayah kerja tingkat Kabupaten/
Kota;
c. Dewan Pimpinan Anak Cabang di singkat DPAC, dengan wilayah kerja Tingkat
Kecamatan;
d. Pimpinan Ranting di singkat PR, dengan wilayah kerja tingkat desa/ kelurahan.

Pasal 14
Kepengurusan di bawah Kepengurusan cabang seperti kepengurusan tingkat kecamatan
dan tingkat desa bisa di adakan oleh pengurus cabang apabila di anggap perlu. Hal hal
yang berkaitan dengan kepengurusan itu di atur oleh pengurus cabang yang bersangkutan.
BAB VIII
MUSYAWARAH, RAPAT DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 15
Musyawarah dan Rapat-Rapat terdiri dari :
1. Musyawarah Wilayah disingkat MUSWIL;
2. Rapat Kerja Wilayah disingkat MUSKERWIL;
3. Musyawarah Cabang disingkat MUSCAB;
4. Rapat Kerja Cabang disingkat MUSKERCAB.

Pasal 16
1. Musyawarah Wilayah merupakan pemegang kedaulatan tertinggi organisasi yang
diadakan sekali dalam 3 (lima) tahun dengan wewenang :
1. Menetapkan atau mengubah Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART);
2. Menetapkan Program Umum Organisasi;
3. Menetapkan penilaian pertanggung jawaban MPS tingkat Nasional;
4. Memilih dan menetapkan kepengurusan baru di tingkat Wilayah;
5. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya.
2. Musyawarah Wilayah Luar Biasa memiliki kewenangan yang sama dengan Musyawarah
Nasional, diadakan sewaktu-waktu jika dipandang perlu.
a. Diadakan karena keadaan mengharuskan adanya keputusan yang wewenangnya
ada pada Musyawarah Wilayah;
b. Diadakan oleh MPS tingkat Nasional maupun atas permintaan sekurang-kurangnya
setengah lebih satu dari jumlah pengurus Dewan Pimpinan Wilayah dan Pimpinan
Cabang.
c. Musyawarah Kerja Nasional diadakan sekali dalam satu tahun atau sekurang-
kurangnya dua kali dalam 5 (lima) tahun dengan wewenang :
a. Menetapkan Rencana Kerja Nasional;
b. Mengevaluasi Pelaksanaan Program Tahunan Perkumpulan Petani Porang
Nusantara (MPS);
c. Menetapkan keputusan yang bersifat penjabaran program umum organisasi
maupun keputusan MUSWIL.
d. Musyawarah Wilayah diadakan satu kali dalam 3 (Empat ) tahun dengan
wewenang :
a. Menetapkan Kebijakan umum dan pokok-pokok program organisasi di tingkat
Wilayah;
1. Menetapkan Program Organisasi tingkat Wilayah;
2. Menetapkan penilaian pertanggung jawaban MPS tingkat Provinsi;
3. Memilih dan menetapkan kepengurusan baru di tingkat Provinsi;
4. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya. Musyawarah Wilayah Luar
Biasa memiliki kewenangan yang sama dengan Musyawarah Wilayah,
diadakan sewaktu-waktu jika dipandang perlu.
b. Diadakan karena keadaan mengharuskan adanya keputusan yang
wewenangnya ada pada Musyawarah Wilayah;
c. Diadakan oleh MPS tingkat Provinsi maupun atas permintaan MPS tingkat
Nasional atau sekurang-kurangnya setengah lebih satu dari jumlah pengurus
Dewan Pimpinan Cabang dan Pimpinan Anak Cabang.
3. Musyawarah Kerja Wilayah diadakan setiap tahun atau sekurang-kurangnya dua kali
dalam 2 (dua) tahun dengan wewenang :
a. Menetapkan Rencana Program Kerja Wilayah;
b. Mengevaluasi Pelaksanaan Program Tahunan Perkumpulan Petani Porang
Nusantara (MPS);
c. Menetapkan keputusan yang bersifat penjabaran program umum organisasi
maupun keputusan MUSWIL.
4. Musyawarah Kerja Cabang diadakan sekali dalam 2 (dau) tahun dengan wewenang :
a. Menetapkan kebijakan umum dan pokok-pokok program organisasi di tingkat
Cabang ( Kabupaten);
b. Menetapkan penilaian pertanggung jawaban Dewan Pimpinan di tingkat Cabang;
c. Memilih dan menetapkan kepengurusan baru di tingkat Cabang.
5. Musyawarah Kerja Cabang diadakan setiap tahun atau sekurang-kurangnya dua kali
dalam 2 (2) tahun, dengan wewenang :
a. Menetapkan rencana kerja tahunan di tingkat Cabang;
b. Mengevaluasi pelaksanaan program tahunan di tingkat Cabang.

Pasal 17
Pengambilan keputusan
1. Semua keputusan yang diambil dalam musyawarah atau rapat-rapat sedapat-
dapatnya diusahakan atas dasar musyawarah untuk mufakat;
2. Apabila dengan usaha musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusannya diambil melalui votting (pemungutan suara) dari jumlah peserta yang
hadir, yang memiliki hak suara : satu peserta satu suara;
3. Apabila dalam pemungutan suara berimbang, maka Ketua Sidang / Rapat dapat
menundanya selama 30 menit untuk kemudian diulang kembali. Jika ternyata
pemungutan suara masih berimbang, maka keputusannya diundi.
BAB VIII
HUBUNGAN DENGAN ORGANISASI LAIN

Pasal 18
Perkumpulan Petani Mitra Porang Sangtombolang (MPS) membina dan mengembangkan
hubungan kerjasama dengan pemerintah dan organisasi lain yang mempunyai dukungan
kegiatan di bidang pertanian porang, produksi chip porang, tepung porang dan produk
porang lainya. Serta dukungan penyediaan bahan budidaya dan dukungan pemasaran.

BAB IX
WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 19
Dewan Pimpinan Wilayah MPS adalah penyelenggara dan penanggung jawab tertinggi
secara kolektif, dengan wewenang dan kewajiban :
1. Menentukan kebijakan organisasi sebagai pelaksana Anggaran Dasar (AD),
Anggaran Rumah Tangga (ART), ketetapan Musyawarah Nasional, keputusan Rapat
Kerja Nasional dan keputusan Rapat Pleno Pengurus;
2. Mengesahkan susunan personalia tingkat Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan
Wilayah dan Dewan Pimpinan Cabang;
3. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan organisasi sesuai dengan Anggaran
Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART), Ketetapan Musyawarah Nasional,
Keputusan Musyawarah Kerja Nasional, serta Rapat Pleno Pengurus;
4. Mengesahkan susunan kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang
dan Pimpinan Anak Cabang. Pasal 20 Dewan Pimpinan Wilayah MPS adalah
penyelenggara dan penanggung jawab di Wilayahnya masing-masing, dengan
wewenang dan kewajiban :
1. Menentukan kebijakan organisasi, Sesuai dengan Anggaran Dasar (AD),
Anggaran Rumah Tangga (ART), Ketetapan Musyawarah Wilayah, Keputusan
Rapat Kerja Wilayah masing-masing.
2. Memberikan pertanggung jawaban kepada Musyawarah Wilayah masing-masing.
3. Melaksanakan koordinasi, bimbingan, dan pengawasan kepada Dewan Pimpinan
Cabang.

Pasal 21
Dewan Pimpinan Cabang MPS adalah penyelenggara dan penanggung jawab di Wilayah
Kabupaten masing-masing, dengan wewenang dan kewajiban :
1. Dewan Pimpinan Cabang berwenang menetapkan kebijakan organisasi di
wilayahnya sesuai dengan Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART),
serta keputusan-keputusan organisasi di atasnya, keputusan Musyawarah Cabang
dan Rapat Kerja Cabang;
2. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan organisasi sesuai dengan Anggaran
Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) serta keputusan-keputusan organisasi
di atasnya, dan keputusan Musyawarah Cabang dan Musyawarah Kerja Cabang;
3. Memberikan pertanggung jawaban di dalam Musyawarah Cabang.
4. Memberikan laporan dan perkembangan organisasi pada Musyawarah Kerja
Cabang.

BAB X
KEUANGAN

Pasal 22
Keuangan organisasi diperoleh dari :
1. Uang pangkal dan iuran wajib anggota.
2. Bantuan dan sumbangan yang tidak mengikat.
3. Usaha-usaha lain yang sah.

Pasal 23
Pengelola harta kekayaan organisasi :
1. Badan Pimpinan di tiap tingkatan organisasi bertanggung jawab atas pengelolaan
seluruh harta kekayaan organisasi pada tingkatannya masing-masing;
2. Bila organisasi pada tingkat cabang/anak cabang bubar, maka peruntukan harta
kekayaan organisasi harus diserahkan pada Dewan Pimpinan di atasnya;
3. Bila organisasi tingkat Wilayah bubar, maka peruntukan harta kekayaan organisasi
harus diserahkan pada Dewan Pimpinan di atasnya;
4. Bila organisasi tingkat Nasional bubar, maka peruntukan harta kekayaan organisasi
harus diserahkan kepada Badan / Lembaga Kekayaan sesuai dengan keputusan
MUSNAS / MUSNASLUB.

BAB XI
PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 24
1. Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional atau
Musyawarah Nasional Luar Biasa yang diadakan secara khusus, yang dihadiri sekurang-
kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah yang berhak hadir sebagai peserta Musyawarah
Wilayah atau Musyawarah Wilayah Luar Biasa yang bersangkutan;
2. Keputusan pembubaran organisasi dinyatakan sah apabila disetujuai dengan mufakat
bulat atau 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta yang hadir. BAB XII PERUBAHAN
ANGGARAN DASAR Pasal 24 Anggaran Dasar MPS hanya dapat disempurnakan
melalui Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa. Sedangkan
perumusan perubahan Anggaran Dasar dapat dilakukan pada Musyawarah Wilayah.

BAB XIII
ATURAN TAMBAHAN DAN PERALIHAN

Pasal 25
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIV
PENUTUP

Pasal 26
1. Anggaran Dasar ini hanya dapat diubah dan ditambah di dalam Musyawarah Nasional
atau Musyawarah Nasional Luar Biasa;
2. Anggaran Dasar ini telah ditetapkan di dalam MUNAS I Perkumpulan Petani Porang
Nusantara (MPS) yang diselenggarakan di Desa Maelang Kecamatan Sangtombolang
Kabupaten Bolaang Mongondow, dan berlaku sejak ditetapkan.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PERKUMPULAN PETANI MITRA PORANG SANGTOMBOLANG

BAB I
LAMBANG

Pasal I
Lambang Lambang atau logo dari Perkumpulan Petani Mitra Porang Sangtombolang
berupa :
a. Lingakaran hijau berujung di daun porang;
b. Lingkaran kuning melapisi warna hijau;
c. Gambar Jabat Tangan;
d. Gambar 2 tangkai daun Porang ditengahnya warna coklat;
e. Tulisan MPS;
f. Gambar 3 tangkai daun porang berwarna hijau.

Pasal 2
Makna Lambang :
a. Lingkaran warna hijau yang berujung di daun porang : Memiliki makna persatuan
anggota perkumpulan yang bermacam macam latar belakang tetapi memiliki visi
yang sama yaitu tentang porang;
b. Lingkaran Kuning merah melapisi lingkan warna Hijau : Memiliki makna kegigihan
bagi anggota perkumpulan dalam berjuang guna mencapai apa yang ingin di capai
oleh Perkumpulan;
c. Gambar jabat tangan : Melambangkan Kemitraan persahabatan dengan pihak
manapun dalam maupun luar negeri;
d. Gambar 2 tangkai Daun Porang warna hijau : Memiliki makna bahwa MPS memiliki
keangotaan lintas lautan dan kepulauan dengan berbagai macam Suku, Ras,
Golongan serta budaya yang menyatu dalam satu cita cita Perkumpulan.
e. Tulisan MPS mengandung makna : Singkatan dari nama Perkumpulan yaitu Petani
Mitra Porang Sangtombolang;
f. Memiliki makna bahwa warna hijau adalah warna kesuburan dan kelestarian
lingkungan. Dan daun porang membarikan makna segala aktifitas di Perkumpulan ini
bersinggungan dengan porang dan konservasi lingkungan hidup.

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 3
Keanggotaan Petani Mitra Porang Sangtombolang terdiri dari 3 jenis keanggotaan;
1. Anggota Tetap
a. Anggota Tetap Perkumpulan Petani Mitra Porang Sangtombolang (MPS) adalah
perorangan petani warga negara Republik Indonesia yang bergerak atau memiliki
minat yang tinggi di bidang usaha pertanian porang. Yang sudah memenuhi
syarat Untuk di sebut sebagai Anggota;
b. Keanggotaan Perkumpulan di buktikan dengan Kartu Tanda Anggota dan Nomor
registrasi keanggotan;
c. Setiap anggota biasa memiliki hak bicara dan hak memberikan suara, hak
memilih dan dipilih menjadi pengurus organisasi;
d. Setiap anggota wajib mentaati Anggaran Dasar /Anggaran Rumah Tangga.
2. Calon Anggota
a. Calon anggota perkumpulan adalah perorangan yang memiliki minat terhadap
usaha dan budidaya porang, memiliki hubungan dengan usaha porang dan
organisasi tetapi belum memenuhi syarat sebagai anggota;
b. Calon Anggota (CA) mempunyai hak bicara dan mengikuti kegiatan yang sama
dengan anggota perkumpulan tetapi tidak memiliki hak untuk memilih dan di pilih
sebagai pengurus Perkumpulan di semua tingkatan;
c. Calon anggota wajib mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 3.
Anggota Kehormatan.
a. Anggota Kehormatan adalah : tokoh masyarakat atau cendekiawan yang
berpihak kepada para petani porang;
b. Setiap anggota kehormatan memiliki hak bicara dan mengikuti kegiatan
organisasi atas undangan Perkumpulan Petani Mitra Porang Sangtombolang
(MPS);
c. Anggota kehormatan tidak memiliki hak untuk memilih dan dipilih sebagai
pengurus.
Pasal 4
Hak dan Kewajiban

A. Hak Anggota
1. Setiap Anggota berhak mengikuti setiap agenda serta event event Perkumpulan
Petani Mitra Porang Sangtombolang sesuai dengan jenjang kepengurusan di mana
anggota tersebut berada;
2. Setiap Anggota berhak memberikan usulan dan masukan kepada pengurus sesuai
jenjangnya dan berhak mengikuti rapat- rapat permusyawaratan di perkumpulan
kecuali rapat- rapat yang bersifat khusus;
3. Hanya Anggota Tetap sebagaimana pasal 3 point 1 saja yang memiliki hak untuk
memilih dan di pilih sebagai pengurus di semua tingkatan.
B. Kewajiban Anggota;
1. Setiap Anggota (Tetap) berkewajiban mengirimkan data diri dan registrasi ke DPP
MPS untuk mendapatkan nomer Anggota (KTA);
2. Setiap anggota wajib membayar iuran bulanan atau tahunan yang di adakan oleh
organisasi;
3. Setiap Anggota berkewajiban menjalankan visi misi organisasi dan mentaati
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi.

Pasal 5
Sangsi Angota yang melanggar disiplin organisasi, melanggar AD/ART organisasi akan di
cabut keanggotaannya. Dan apabila pelanggaran tersebut berefek hukum maka akan di
selesaikan sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI, SUSUNAN PENGURUS, TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 5
Struktur Organisasi
1. Tingkat Wilayah bernama : DPW - Dewan Pimpinan Wilayah.
2. Tingkat Kabupaten/ kota bernama : DPC – Dewan Pimpinan Cabang
3. Tingkat Kecamatan bernama : DPAC – Dewan Pimpinan Anak Cabang
4. Tingkat Desa /kelurahan bernama : PR – Pimpinan Ranting.

Pasal 6
Susunan Pengurus
1. Susunan Dewan Pimpinan Wilayah MPS terdiri dari:
a. Ketua, di bantu empat orang Wakil Ketua.
b. Sekretaris di bantu empat orang Wakil Sekretaris.
c. Bendahara Umum, seorang Wakil Bendahara
d. Beberapa Dewan Pembina dan Bidang-bidang sesuai kebutuhan.
2. Susunan Dewan Pimpinan Cabang MPS terdiri dari:
a. Ketua di bantu dua orang Wakil Ketua;
b. Sekretaris di bantu dua Wakil Sekretaris;
c. Bendahara di bantu seorang Wakil Bendahara;
d. Beberapa anggota Bidang-Bidang dan Divisi Divisi sesuai kebutuhan.
3. Susunan Dewan Pimpinan Anak Cabang MPS terdiri dari:
a. Ketua di bantu satu orang Wakil Ketua;
b. Sekretaris di bantu seorang Wakil Sekretaris;
c. Bendahara di bantu seorang Wakil Bendahara;
d. Beberapa anggota Bidang-Bidang dan seksi –seksi sesuai kebutuhan
4. Susunan Dewan Pimpinan Ranting MPS terdiri dari:
a. Ketua di bantu satu orang Wakil Ketua;
b. Sekretaris di bantu seorang Wakil Sekretaris;
c. Bendahara di bantu seorang Wakil Bendahara;
d. Beberapa anggota Bidang-Bidang dan seksi –seksi sesuai kebutuhan
5. Pimpinan di setiap tingkatan kepengurusannya bersifat kolektif.

Pasal 8
A. Ketua
Tugas dan Wewenang
1. Ketua adalah representasi dari lembaga secara umum kedalam dan keluar
organisasi;
2. Tugas Ketua Umum DPP MPS adalah penanggung jawab sentral seluruh kegiatan di
lingkungan organisasi secara nasional. Bertanggung jawab secara hukum ke dalam
dan keluar organisasi. Berhak untuk bertndak sendiri atau memberikan mandat
kepada orang untuk bertindak atas nama organisasi;
3. Ketua memiliki kewenangan untuk menata dan mengatur jalannya organisasi,
mengangkat atau memberhentikan seorang anggota pengurus dengan
mempertimbangkan masukan dari dewan pertimbangan dan rapat pleno pengurus;
4. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Ketua DPP di bantu oleh ketua ketua di
semua tingkatan di bawahnya yang memiliki kewenangan yang serupa di wilayah
kepengurusan masing masing.
B. Sekretaris Tugas dan Wewenang
1. Sekretaris Jendral adalah representasi dari segala keadministrasian dan data
organisasi;
2. Sekretaris Jendral bertugas mengurus segala bentuk adminitrasi di tingkat pusat
(DPP) di bantu oleh beberapa orang sekretaris;
3. Sekretaris di tingkatan bawahnya bertugas mengurusi segala bentuk administrasi di
tingkatan masing masing di bantu dengan wakil-wakil sekretaris sesuai kebutuhan
lapangan;
4. Sekretaris berwenang mengajukan perencanaan kegiatan organisasi dan
mengusulkan kepada ketua tentang perencanaan itu. Selanjutnya sekretaris
melaksanakan perencanaan tersebut setelah mendpatkan persetujuan dari ketua;
5. Sekretaris berkewajiban menata dan menjaga semua dokumen organisasi dan
melaporkan secara periodik kepada ketua;
6. Mengajukan rancangan kegiatan internal maupun eksternal. Membawahi lembaga
dan divisi yang berkaitan data dan administrasi.
C. Bendahara Tugas dan Wewenang
1. Bendahara umum bertugas mengatur segala keuangan di organisasi MPS Pusat;
2. Bendahara di masing masing tingkatan bertanggung jawab kepada ketua di jenjang
kepengurusan tersebut;
3. Mencari dan mendapatkan sumber dana dari dalam dan luar organisasi;
4. Menjalin kejasama dengan pihak lain yang berkaitan dengan sumber pendapatan
organisasi;
5. Melaporkan secara berkala data keuangan perkumpulan;
6. Mempertanggung jawabkan segala pertanggung jawaban keuangan organisasi pada
saat masa akhir jabatan.
D. Dewan Pertimbangan Tugas dan Wewenang
1. Dewan pertimbangan bertugas memberikan petimbangan terhadap segala langkah
langkah yang akan di lakukan oleh pengurus harian;
2. Memberikan masukan dan saran dalam evaluasi kegiatan yang telah di lakukan oleh
pengurus harian;
3. Dewan pertimbangan berhak mengajukan rancangan kegiatan organisasi dalam
rencana jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang;
4. Dewan pertimbangan berhak mengawasi seluruh jajaran pengurus harian dan divisi
divisi di bawahnya;
5. Dewan pertimbangan berhak mengajukan usulan pengangkatan dan pemberhentian
salah satu pengurus apabila di temukan fakta bahwa pengurus tersebut telah benar
benar telah melanggar AD/ART organisasi. Dalam hal ini dewan pertimbangan
sebagai sebuah lembaga tersendiri yang harus melalukan koordinasi dan rapat
internal dewan pertimbangan yang di pimpin oleh ketua dewan pertimbangan;
6. Dewan pertimbangan bertindak sebagai hakim atau dewan yuri dalam proses
persidangan terhadap salah satu pengurus yang dianggap atau di duga melanggar
AD/ART. Tetapi keputusan akhir tetap berada di tangan Ketua di masing masing
tingkatan;
7. Keputusan dari persidangan dewan Pertimbangan sebagaimana poin 6 pasal ini,
apabila sudah memenuhi unsur pembuktian berdasar AD/ART organisasi maka wajib
di laksanakan oleh Ketua;
8. Dewan pertimbangan di DPP memiliki hubungan langsung dengan dewan
pertimbangan jajaran kepengurusan di bawahnya.
E. Dewan Pembina Tugas dan Wewenang
1. Dewan Pembina memiliki hak dan kewenangan pembinaan yang bersifat tidak
mengikat;
2. Dewan Pembina berhak memberikan masukan kepada pengurus terkait hal hal
ekternal;
3. Dewan Pembina berwenang bertindak ke luar atas nama lembaga MPS dalam
kontek mejalin hubungan dan komunikasi denga stage holder dan lembaga lembaga
ekternal yang terkait;
4. Dewan Pembina bukan termasuk pengurus harian.
F. Dewan Pakar Tugas dan Wewenang
1. Dewan pakar bertugas sebagai badan Riset, Pendidikan, Pelatihan dan
Pengembangan bagi organisasi;
2. Dewan pakar sebagai pengelola laboratorium bagi organisasi baik laboratorium
teknik , laboratorium lapangan sampai kepada laboratorium sosial dan
pengembangan sumber daya manusia anggota organisasi;
3. Dewan Pakar hanya ada di DPP MPS. Adapun turunan di jenjang kebawahnya
berupa divisi riset atau Litbang di di Tingkat DPW, DPC atau jenjang selanjutnya;
4. Cakupan wilayah kerja Dewan Pakar meliputi seluruh wilayah di mana ada
organisasi MPS;
5. Dewan Pakar DPP MPS memiliki hubungan langsung dengan divisi riset dan litbang
di organisasi di jengang di bawah DPP;
6. Dewan Pakar berhak mengajukan rencana kegiatannya kepada pengurus harian;
7. Dewan pakar wajib melaporkan hasil kegiatannya secara berkala kepada pengurus
DPP;
8. Segala kegiatan Dewan Pakar di biayaai oleh kas DPP.
G. Bidang Humas dan kerjasama antar lembaga, Publikasi dan Dokumentasi, Teknologi
Informatika ( IT Team). Tugas dan Wewenang
1. Divisi ini memiliki 3 sub divisi sesuai dengan kebutuhan .
2. Bidang ini di pimpin oleh seorang Kepala Bidang dan bertanggung jawab kepada
Sekretaris untuk di tingkat Wilayah, dan sekretaris di tingkat di bawahnya.
a. Sub. Divisi Humas dan kerjasama antar lembaga - Sub Divisi ini bertanggung
jawab untuk mengatur kegiatan di internal dan ekternal organisasi MPS; -
Bertanggung jawab untuk merancang agenda kerjasama antar lembaga dan
melakukan langkah langkah yang di perlukan untuk pelaksanaan agenda itu; -
Membantu sekretariat untuk penataan sistem keadministrasian organisai.
b. Sub Divisi Publikasi dan Dokumentasi - Bertanggung jawab terhadap publikasi
kegiatan MPS ke dalam dan ke luar; - Bertanggung jawab untuk
mendokumenasikan semua kegiatan MPS baik berupa seminar, pertemuan atau
kegiatan lain; - Mencari dan membuat bahan bahan berita seputar kegiatan
organisasi untuk keperluan team website MPS; - Bersifat pengurus lepas, atau
kontributor untuk team Web MPS.
c. IT Team MPS ( Team Web Site) - Bertugas dalam bidang IT bagi keseluruhan
sistem IT yang ada di lingkungan MPS baik di DPP maupun di jenjang
bawahnya; - Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap aktivitas Tekhnologi
informatika di organisasi MPS; - Bertanggung jawab terhadap pembuatan
website, updating dan maintenance website MPS dengan di bantu oleh tim
humas yang lain.; - Segala biaya yang timbul dalam kegiatan ini di tanggung oleh
organisasi MPS .
H. Bidang Pembibitan/Budidaya dan Pelatihan Tugas dan Wewenang
1. Bertugas memberikan pelatihan budidaya pertanian porang kepada anggota;
2. Menjadi penanggung jawab pusat pendidikan dan pelatihan yang di adakan oleh
MPS;
3. Memiliki kewenangan untuk menentukan pola dan sistem penanaman yang harus di
patuhi oleh petani anggota MPS;
4. Berkewajiban memberikan edukasi terus menerus kepada anggota melalui seminar,
tulisan, buku buku panduan dan sebaginya;
5. Bertanggung jawab terhadap kualifikasi bibit yang di keluarkan secara resmi oleh
organisasi;
6. Sebagai penanggung jawab dari kegiatan sertifikasi benih porang yang merupakan
agenda jangka menengah dan jangka panjang MPS;
7. Sebagai penanggung jawab kegiatan IFOAM bersama sama dengan Dewan Pakar
dan pengurus terkait;
8. Berhak memberikan peringatan dan sangsi dengan persetujuan pengurus, kepada
petani atau lembaga yang terang terangan melakukan kegiatan penanaman
bertentangan dengan visi besar MPS;
9. Segala pendanaan kegiatan divisi ini di tanggung oleh organisasi.
I. Bidang Pemasaran ( Marketing) Tugas dan Wewenang
1. Divisi pemasaran sekaligus bertindak sebagai divisi usaha organisasi;
2. Divisi ini bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan produksi, pemasaran,
jual beli di lingkungan MPS;
3. Bertugas mencari dan mengkoordinir pemasaran bahan mentah dan bahan produksi
lain yang menjadi kewenangan MPS;
4. Bertugas menjalin kerja sama dengan pihak lain dari sisi bahan baku, yaitu petani
atau kelompok tani, dan juga dari sisi perusahaan yang memungkinkan bekerja
sama dengan MPS;
5. Bertanggung jawab dalam penyediaan bibit dan pemasaranya berdasarkan SK ketua
umum di setiap event kegiatan;
6. Bertanggung jawab terhadap pemasaran umbi produksi dari penanaman yang
merupakan hasil kerja sama MPS dengan pihak petani atau pihak lain;
7. Divisi ini selain bertanggung jawab terhadap ketua, juga bertanggung jawab dan
berkoordinasi dengan bendahara;
8. Divisi ini wajib mengadakan rapat internal divisi guna merumuskan langkah- langkah
yang akan di ajukan kepada pengurus atau hal yang akan di lakukan ;
9. Anggota divisi ini memiliki hak prosentase tertentu dari hasil kerjanya secara individu
dan secara kolektif divisi. Untuk keperluan ini akan di terbitkan Surat Keputusan
Ketua Umum;
10. Wajib membuat laporan kegiatan setiap bulan kepada Ketua;
11. Segala biaya yang timbul dari kegiatan ini di tanggung oleh organisasi.
J. Divisi Hukum dan Advokasi Tugas dan Wewenang
1. Divisi Hukum dan advokasi bertugas mendampingi lembaga MPS dalam mengambil
langkah langkah yang berkaitan dengan hukum;
2. Divisi ini bertugas menyediakan Tim Hukum Eksternal apabila di perlukan oleh
lembaga MPS; 3. Segala biaya yang timbul dari kegiatan divisi ini di tanggung oleh
lembaga MPS.

BAB IV
PENDANAAN DAN SUMBER DANA

Pasal 19 Pendanaan
1. Segala pendanaan organisasi di tanggung oleh lembaga MPS.
2. Pendanaan sebagaimana di maksud pada poin 1 pasal ini adalah kegiatan yang
sesuai dengan AD /ART organisasi ini dan atau merupakan hasil Rapat yang di
sahkan oleh rapat pleno dewan pengurus;
3. Dalam kondisi tertentu, Ketua Umum berhak untuk melakukan kebijakan
berkaitan pendanaan yang bersifat urgent yang akan di sampaikan pada rapat
pengurus mendatang;
4. Kebiajakan dan kegiatan berkaitan pendanaan akan di laporkan pada rapat pleno
tri wulanan pengurus DPP;
5. Segala pendanaan organisasi akan di pertanggung jawabkan pengurus secara
kolektif pada laporan pertanggung jawaban di akhir masa jabatan;
6. Jenjang kepengurusan di bawahnya mengacu kepada aturan di pasal ini. Pasal
20 Sumber Dana Sumber dana organisasi bersumber dari: a. Iuran pokok
anggota (besarannya perlu ditetapkan) b. Iuran sukarela anggota dan pengurus;
c. Bantuan dari pihak lain yang bersifat halal dan tidak mengikat; d. Hasil usaha
organisasi yang halal dan tidak bertentangan dengan AD/ART; e. Pinjaman atau
investasi dari pihak ketiga yang bersifat kerja sama usaha.

BAB V
PERMUSYAWARATAN

Pasal 21 Permusyawaratan tingkat Nasional ( Pusat)


a. MUNAS : Musyawarah Nasional. Yaitu permusyawaratan yang dilakukan sekali
dalam satu periode kepenguruan. Funsi dari MUNAS adalah :
a. Meninjau dan membahas aturan aturan pokok AD/ART dan menetapkan
AD/ART yang baru;
b. Memilih dan menetapkan pengurus organisasi DPP MPS untuk masa jabatan
berikutnya;
c. MUNAS dilakukan sekali dalam satu periode kepengurusan;
d. MUNAS di hadiri oleh semua pengurus DPP, 2 orang pengurus DPW dan 1
orang pengurus DPC dari seluruh DPW dan DPC yang sudah terbentuk dan
mendapatkan SK. Dan peninjau;
e. Satu periode kepengurusan DPP MPS adalah 5 tahun,.
b. MUSKERNAS Musyawarah Kerja Nasional Fungsi MUKERNAS adalah:
a. Merancang dan membahas dan menetapkan program kerja pengurus
organisasi DPP MPS selama satu tahun anggaran;
b. MUSKERNAS di lakukan setiap tahun;
c. MUSKERNAS di hadiri oleh seluruh jajaran pengurus DPP, Pengurus DPW
dan DPC sesuai keperluan;
d. Dalam MUSKERNAS tidak di benarkan melakukan pemilihan atau pergantian
kepengurusan, kecuali pengusulan untuk pergantian pengurus antar waktu,
atau rekomendasi untuk mengadakan MUNASLUB yang akan di atur dalam
pasal lain dalam AD / ART ini;
e. MUSKERNASLUB di mungkinkan di adakan apabila ada kondisi kondisi
tertentu yang mengharuskan untuk itu.
c. MUNASLUB MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA. Yaitu Musyarawah Nasional
yang di adakan di luar waktu yang sudah di tentukan sebagaimana mestinya.
MUNASLUB memiliki kewenangan yang sama dengan MUNAS tetapi
penyelenggaraan MUNASLUB harus ada alasan yang kuat sesuai dengan AD/ART
ini. Pasal 22 Permusyawaratan Tingkat Wilayah (Propinsi )
d. MUSWIL atau Musyawarah Wilayah Yaitu permusyawaratan yang dilakukan sekali
dalam satu periode kepenguruan DPW. Fungsi dari MUSWIL adalah :
a. Meminta laporan pertanggung jawaban pengurus periode tersebut;
b. Memilih dan menetapkan pengurus organisasi DPW MPS untuk masa jabatan
berikutnya;
c. MUSWIL dilakukan sekali dalam satu periode kepengurusan;
d. MUNAS di hadiri oleh Perwakilan Pengurus DPP, semua pengurus DPW dan 2
orang pengurus DPC dan 1 orang Pengurus DPAC dari seluruh DPAC yang
sudah terbentuk dan mendapatkan SK. Dan peninjau;
e. Satu periode kepengurusan DPW MPS adalah 4 tahun,.
e. MUSKERWIL Musyawarah Kerja Wilayah Fungsi MUKERWIL adalah:
a. Merancang dan membahas dan menetapkan program kerja pengurus
organisasi DPW MPS selama satu tahun anggaran;
b. MUSKERWIL di lakukan setiap tahun;
c. MUSKERNAS di hadiri oleh seluruh jajaran pengurus DPP, Pengurus DPW
dan DPC sesuai keperluan;
d. Dalam MUSKERWIL tidak di benarkan mekakukan pemilihan atau pergantian
kepengurusan, kecuali pengusulan untuk pergantian pengurus antar waktu,
atau rekomendasi untuk mengadakan MUSWILLUB yang akan di atur dalam
pasal lain dalam AD / ART ini..
e. MUSKERWILLUB di mungkinkan di adakan apabila ada kondisi kondisi
tertentu yang mengharuskan untuk itu.
f. MUSWILLUB Musyawarah Wilayah Luar Biasa. Yaitu Musyarawah Wilayah yang di
adakan di luar waktu yang sudah di tentukan sebagaimana mestinya MUSWILLUB
memiliki kewenangan yang sama dengan MUSWIL tetapi penyelenggaraan
MUSWILLUB harus ada alasan yang kuat sesuai dengan AD/ART ini. Pasal 23
Permusyawaratan Tingkat Cabang dan jenjang kepengurusan di bawahnya
mengikuti aturan Permusyawaratan di atasnya.

BAB VI
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 24
1. Quorum adalah syarat sah pengambilan keputusan;
2. Rapat rapat Permusyarawaratan di tingkat manapun di anggap sah apabila di hadiri
oleh sekurang kurangnya setengah lebih satu dari peserta yang seharusnya hadir;
3. Khusus untuk MUNAS, MUSWIL, MUSCAB, MUSANCAB DAN MUSRAN yang
berkaitan dengan pergantian kepengurusan hanya di anggap sah kalau di hadiri oleh
2/3 dari peserta yang seharusnya hadir;
4. Keputusan rapat permusyawaratan di anggap sah apabila di setujui oleh paling
sedikit separoh plus satu peserta yang hadir yang memiliki hak suara;
5. Apabila sampai batas waktu tertentu quorum belum terpenuhi, maka di lakukan
penundaan dalam batas waktu tertentu sesuai kesepakatan forum;
6. Apabila batas waktu penundaan tetap tidak terpenuhi quorum, maka
permusyawaratan bisa di laksanakan dengan jumlah kehadiran yang ada dan tetap
di anggap sah hasil keputusannya berdasarkan AD/ART ini;
7. Di utamakan untuk mencapai kesepakatan bersama. Apabila tidak tercapai
kesepakatan maka di lakukan voting;
8. Voting yang berkaitan dengan pemilihan orang maka harus di lakukan dengan voting
tertutup.

BAB VII PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 25

a. Perubahan Anggaran Rumah tangga ini hanya bisa di lakukan dalam


permusyawatan yang sesuai dengan AD/ ART ini;
b. Adapun pembenaran redaksi atau pembetulan kesalahan tertentu yang tidak
merubah maksud dan tujuan Anggaran Rumah tangga ini di perbolehkan dan tidak
melanggar AD/ART;
c. Untuk pertama kali. Anggaran Dasar dan dan Anggaran Rumah Tangga organisasi di
buat oleh pengurus dan berlaku bagi semua jajaran di organisasi.

BAB VIII
ATURAN KHUSUS

Pasal 26 Aturan aturan khusus yang secara yang di anggap perlu akan di buat dalam bentuk
Keputusan Ketua Umum (Keputusan Ketum) dan juga aturan aturan lain berupa Petunjuk
pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis). Aturan lain di anggap sah apabila ada
tanda tangan Ketua.
2. BAB IX ATURAN TAMBAHAN Pasal 27 Aturan tambahan adalah aturan lain di luar
AD/ART yang merupakan aturan organisasi hasil rapatrapat pleno organisasi yang di
sahkan rapat pleno dan di tanda tangani ketua .
3. BAB X PENUTUP Pasal 28 Demikian Anggaran Rumah tangga ini di buat sebagai
dasar hukum organisasi. Aturan kerja, serta larangan bertindak dan bersikap dalam
organisasi. Parameter benar salahnya seseorang dalam organisasi bukan berdasarkan
pada pendapat pribadi orang perorang. Tetapi berdasarkan aturan-aturan yang ada
dalam AD/ART ini. Pelanggaran terhadap AD/ART inilah yang kemudian di sebut
sebagai pelanggaran terhadap disiplin organisasi. Akhirnya Dengan Mngucapkan Sukur
kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Maka dengan ini Anggaran Dasar dan anggaran
Rumah Tangga ini secara resmi efektif di berlakukan dalam organisasi Perkumpulan
Petani Mitra Porang Sangtombolang (MPS). Ditetapkan di : Maelang Kecamatan
Sangtombolang Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara Pada tanggal : 20
Februari 2021 PIMPINAN SIDANG MUSWIL N a m a - Jabatan
a. Mohamad Dilapanga- Ketua
b. Mahyudin Gonibala - Sekretaris
c. Adianto Liiisan- Bendahara
d. Sarwo Edi Ulengi– Anggota
e. Djahuna Paputungan– Anggota
f. Aggota - Anggota PANITIA PELAKSANA WILAYAH Sulawesi Utara

Anda mungkin juga menyukai