Anda di halaman 1dari 28

BUDAYA KERJA ORGANISASI

PEMERINTAH

OLEH :
MUCHLISIN, SP., MH.

WIDYAISWARA BKD PROVINSI RIAU


UNSUR-UNSUR FALSAFAH
Sistem Kerja

Nilai-nilai Disiplin
budaya Efektif
Efisien
Cepat Peningkatan
Tantangan
Pasti
Mutu
Sopan
Ramah

Nilai-nilai Indah
instrumental Penolong
Nyaman

Lingk. kerja
BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH SEBAGAI
SIKAP DAN PERILAKU INDIVIDU DAN KELOMPOK YANG
DIDASARI ATAS NILAI-NILAI YANG DIYAKINI
KEBENARANNYA DAN TELAH MENJADI SIFAT SERTA
KEBIASAAN DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DAN
PEKERJAAN SEHARI-HARI

Sikap dan perilaku


 Profesional
 Bermoral
 Bertanggung jawab
 Memiliki persepsi yang tepat terhadap pekerjaan (bekerja
sebagai ibadah, tugas mulia, orang pilihan yang unggul)

Sasaran BK
 Menumbuh kembangkan nilai-nilai moral dan budaya kerja
produktif
 Memperbaiki persepsi, pola pikir dan perilaku yang
menyimpang
 Meningkatkan kinerja melalui kelompok-kelompok kerja dan
forum-forum profesional.
BUDAYA KERJA ORGANISASI
PEMERINTAH

KEPMENPAN NO. 25/Kep/M.PAN/4/2002 Tanggal 25 April


2002
 Bahwa dalam rangka menumbuh kembangkan :
- Meningkatkan produktivitas
- Meningkatkan kinerja
- Meningkatkan pelayanan kpd masyarakat
 Wujud BK
- Institusi
- Sistem kerja
- Sikap dan prilaku SDM
 Pola BK
- BK -> Sistem aturan
- BK -> Arah yang lebih baik
- BK -> Motivasi
BUDAYA KERJA ORGANISASI
PEMERINTAH
I. PENDAHULUAN DAN PENGERTIAN
 Nilai-nilai yang telah menjadi kebiasakan dinamakan
Budaya
 Jika dikaitkan dengan mutu/kualitas kerja disebut Budaya
Kerja
 Contoh : Negara/bangsa jepang berhasil didalam
membangun Budaya Kerja sehingga dalam waktu singkat
setelah kalah perang perekonomiannya bangkit kembali.
II. Budaya Kerja
A. Budaya Kerja dalam seminar KORPRI adalah :
 Salah satu kompenen kualitas manusia yang sangat melekat
dengan identitas bangsa dan menjadi tolak ukur dasar dalam
pembangunan
 Ikut menentukan integritas bangsa
 Erat kaitannya dengan nilai-nilai yang dimiliki
B. Warna/ciri Budaya Kerja adalah adanya
peningkatan produktivitas melalui :
- Kerja keras
- Disiplin
- Kreatif
- Ulet
- Tanggung jawab dan konsekuen
- Responsif dan konsisten
C. Kerja
- Hukuman - Kewajiban
- Beban - Sumber pengahsilan
- Kesenangan - Gengsi/prestise
- Aktualisasi diri - Panggilan jiwa
- Pengabdian - Hidup
- Ibadah - Suci
D. Tujuan dan manfaat Budaya kerja
 Menambah sikap dan prilaku SDM untuk mencapai
produktivitas kerja yang lebih tinggi
 Manfaat yang diperoleh :
 Hasil kerja dengan kualitas yang lebih baik
 Menciptakan keterbukaan, kebersamaan, kegotong-
royongan
 Menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi
(teknologi, ekonomi dan sosial)
 Menghidari laporan, informasi dan data yang salah.

E. Falsafah
 Undang-undang 1945 dan pancasila : nilai-nilai luhur, yang
merupakan cerminan dari nilai yang hidup ditengah
masyarakat
 Menghadapi tantangan : nilai luhur tidak boleh berobah,
yang berobah adalah nilai instrumental, seperti : disiplin,
efisiensi, inisiatif dan lain-lain
 Implementasi nilai luhur dalam organisasi :
 Perubahan cara komunikasi dari vertikel/atas kebawah
menjadi hubungan horizontal dan partisipatif
 Perubahan gaya kepemimpinan dari bersifat
memerintah menjadi lebih banyak mengajak,
mendorong, memberi contoh teladan dan memberi
kepercayaan kepada bawahan
 Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah
dan mufakat, sehingga bawahan merasa memiliki dan
bertanggung jawab.
 Masuknya nilai-nilai budaya kerja didalam managemen
ekonomi terjadi peningkatan kualitas/kwantitas produk.

F. Prinsip budaya kerja


 Keterkaitan antar satu proses dengan proses lainnya
 Kekuatan dari keterkaitan proses adalah keterpaduan
 Menanamkan kepercayaan dan semangat kerjasama
yang tinggi dan disiplin (Perilaku dan Managemen
Modern).
III. WAWASAN TUGAS ORGANISASI PEMERINTAH
A. Wawasan tugas
 Pemahaman terhadap wawasan yaitu pandangan thdp
kondisi lingkungan kerja yang mempengaruhi
organisasi/unit kerja baik internal maupun eksternal.
 Wawasan ini dapat dipahami apabila telah dirumuskan.
1. Visi : Gambaran masa depan yang realistis kredible dan
atraktif dengan tujuan :
a. Memberi nilai tambah
b. Membangun komitmen
c. Mengatasi rasa takut akan kegagalan
d. Mengatasi kemapanan status quo.
2. Misi : Suatu rumusan komprehensif dan singkat mengenai
tujuan suatu organisasi yang merupakan program atau
sub program.
- Inpres 7/1999 (AKIP) : Misi suatu yang harus diemban
atau dilaksanakan dalam (oleh) Instansi pemerintah.
- Misi yang baik :
a. Memiliki integritas
b. Memiliki keunikan, lebih terfokus, dan menonjol
c. Lebih relevan
d. Bertahan lama dan dapat diperpanjang
e. Mudah dikomunikasikan
f. Sederhana
g. Didasari oleh nilai-nilai
h. Mudah diterjemahkan menjadi spesifik
i. Memunculkan hal yang baru
j. Kredibilitas
k. Lebih menarik
l. Terkait dengan pasar, kemanusiaan dan bersifat analitis.

B. Organisasi Pemerintah.
- Organisasi statis : Suatu wadah berupa sturktur/bagan organisasi,
tempat berkumpulnya orang-orang/anggota yang melaksanakan
tugas dalam mencapai tujuan organisasi.

- Organisasi dinamis : Suatu proses penetapan dan pembagian


pekerjaan, pemantapan tugas dan tanggung jawab serta
wewenang, hbungan kerja, sehingga memungkinkan orng-
orang/anggota dapat berinteraksi secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan organisasi
C. Transformasi nilai-nilai budaya kerja.
- Transformasi atas nilai-nilai, patut dikembangkan
dalam administrasi/manajemen dalam rangka
menghadapi berbagai macam tantangan yang sedang
dihadapi.
- Pengertian nilai-nilai :
1. Arti umum : Inti dari pilihan Moral, yang berkaitan
dengan etika dalam administrasi dan manajemen

2. Arti sempit : sesuatu yang dianggap baik,


menyenangkan, penting dan bermanfaat

3. Arti luas : Semua yang dianggap baik, kewajiban


kebijakan, keindahan, kebenaran dan luhur.
- Jenis tata nilai :
a. Nilai-nilai sosial
- Kemanusiaan
- Keamanan
- Kenyamanan
- Persamaan
- Keselarasan
- Efisiensi
- Kepraktisan
b. Nilai-nilai ekonomik
- Rasional
- Ilmiah
- Efisiensi
- Nilai terukur dengan materi
- Tujuan yang terukur
- Campur tangan minimal
- Tergantung kekuatan pasar
C. Nilai-nilai Birokratik
- Kemampuan teknik
- Spesialisasi
- Tujuan yang ditentukan
- Lugas dalam tindakan
- Rasional
- Stabilitas
- Tugas infrastruktur
d. Nilai-nilai demokratik
- Kepentingan individu
- Kepatuhan
- Aktualisasi diri
- Hak-hak minoritas
- Kebebasan/kemerdekaan
- ketepatan, peningkatan
e. Nilai-nilai profesional
- Keahlian
- Wewenang memutuskan
- Penolakan kepentingan pribadi
- Pengakuan/diakui masyarakat
- Komitmen keja
- Kewajiban kerja
- Kewajiban sosial
- Manfaat bagi pelanggan
- Disiplin

- Tantangan : Memasukkan budaya kerja kedalam


manajemen.
Untuk itu dapat diatasi dengan :
1. Pemimpin yang konsisten dan konsekuen
2. Adanya alasan yang kuat untuk penerapan Budaya kerja
(diskusi, analisa, tantangan dan sebagainya)
3. Penetapan VISI
4. Penetapan tujuan yang akan dicapai, bisa diukur dengan
menetapkan target organisasi
5. Penetapan strategi untuk mencapai tujuan
6. Struktur organisasi yang benar
7. Managemen horizontal yang bersifat kerjasama/koordinasi
8. Pelayanan atas dasar strategi yang baik
9. Interaksi (asih, asah, asuh)
10. Membuang budaya negatif memasukkan budaya modern yang
positif
11. Orientasi kerja pada peningkatan kualitas
12. Mengembangkan kemitraan
13. Keteladanan
14. Managemen/administrasi yang disempurnakan secara terus-
menerus.
D. CARA KERJA BIROKRASI
1. Tradisional : Bersifat feodalistik ; tertutup ; penuh curiga ; suka
membuat peraturan untuk memperkuat diri
2. Baru : Demorratis ; terbuka ; lebi rasional ; fleksibel ;
desentralisasi ; suka mempermudah pelayanan.

E. MANAGEMEN MODERN
1. Manajemen yang menerapkan teknik-teknik melalui pendekatan
sosiologik dan psikologik dan mengikat serta seluruh anggota
managemen (T.B. Silalahi)

2. Bersifat terbuka, Kepemimpinan yang toleran ; memiliki visi dan


misi (Prof. Saparinah Sadli)

3. Pendekatan sistem dengan tekanan pada sistem corporate


untuk mencapai efisiensi sehingga outputnya lebih kompetitif
(S.L Poesposoecipto).

4. Pendekatan seperti dengan pendekatan interdisiplener dengan


fokus pada dimensi teknologi dan informasi serta perilaku (Prof.
Mustopadijaya).
5. Menekankan pada sikap berfikir dan bertindak sesuai
dengan tuntutan zaman sehingga proses terus
berkelanjutan (Dr. Ahmad S. Adnanputra)
6. Menggabungkan management barat (individualisme dan
analitik) dengan management asia (rasional dan menerima
ketidakjelasan) sehingga bermuara pada managemen
sebagai seni. (Anugerah pekerti)
7. Menekankan pada adanya sinergik (Synergitic person),
Company Re. engineering dan tanggap terhadap
penggeseran orientasi managemen serta konsisten pada
budaya profesional (Fadel Muhamad).

• MODERNISASI
Pengambilan teknologi terkini dan terbaik, kemudian
diselaraskan dan diseimbangkan dengan nilai-nilai budaya
sendiri menjadi lebih baik atau optimal.
IV. PENERAPAN BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH.

A. ORGANISASI BUDAYA KERJA.


- Budaya Kerja : Identik fondasi suatu struktur bangunan
- Struktur organisasi : Disusun/ditetapkan dengan tugas/fungsi
yang jelas, namun saling mendukung

1. Penanggung jawab : Bertanggung jawab akan keberhasilan


pelaksanaan program, komitmen
2. Tim pengarah : Memberikan pengarahan pada fasilitator/KBK
agar berjalan sesuai program
3. Fasilitator : Menyebarluaskan budaya kerja, membimbing KBK
dan memantau, melaporkan kegiatan KBK kepada tim pengarah
4. Ketua kelompok : Memimpin jalannya rapat KBK, memberi
motivasi anggota dan melaporkan kegiatan KBK kepada tim
pengarah
5. Anggota KBK : Partisipasi dalam KBK dan belajar terus agar
mempu memecahkan masalah.
- Tahap pertama KBK, menyusun program 5 S :
1. SORT yaitu disusun pekerjaan yang tergolong penting
2. SYSTEMATIZE yaitu sistematis/teratur
3. SWEEP : membersihkan ruangan dan meja
4. STANDARDIZE : memiliki standar
5. SELF-DISCIPLINE : mendisiplinkan diri
B. KOMITMEN PIMPINAN PUNCAK
- Pemimpn mempunyai komitmen yang meliputi :
1. Tanggung jawab dan kepercayaan
2. Motivasi dan dorongan
3. Mengarahkan
4. Melaksanakan dan memutuskan
Langkah pemimpin melaksanakan komitmen :
1. Berusaha keras menyamakan visi dan strategi
2. Melaksanakan penyempurnaan dan perbaikan
3. Merubah budaya secara terus menerus dan dimulai dari
pemimpin
4. Hindari membuat kesalahan, dan selalu bertanggung jawab.
C. KOMUNIKASI
- Menciptakan budaya kerja harus dikembangkan komunikasi yang
efektif agar terjadi synergi
- Menghilangkan kapling dan pengkotakan untuk mencapai
kebersamaan
- Untuk keberhasilan komunikasi dapat digambarkan suatu bagan
sebagai berikut :
Visi
Misi
Nilai-nilai
Tujuan
Stratege Hubungan
Motivasi dan
dorongan Dgn jelas
Tentukan kejelasan

Manager

Terbuka konsisten Hubungan dengan jelas

SDM Kerja
Yakin akan kemampuan skrg / Yad

Komunikasi untuk keberhasilan


D. MOTIVASI
- Suatu dorongan yang muncul dari dalam diri sendiri,
dengan penuh kesadaran untuk melakukan pekerjaan
yang terbaik baik secara sendiri maupun berkelompok
- Cara memberi motivasi pada karyawan :
1. Gaya kepemimpinan yang keras, karena menganggap
para karyawan/pekerja : malas (Teori Mc. Greggor)
2. Memperhatikan kebutuhan hidup terutama kebutuhan
fisiologis : sandar/pangan/pakaian, rasa aman, rasa
memiliki, harga diri, aktualisasi diri, kelangsungan
hidup (Teori Abraham Maslow)
3. Bekerja secara kelompok (model jepang) dan
dipadukan dengan budaya kerja rasional dan
individualistik (Teori Z. Deni William G. Ounchi)
- Hubungan motivasi dengan budaya kerja sebagai berikut
:
Pemenuhan : tujuan Lingkungan yg kondusif

- Prestasi - Kondisi kerja (sarana/prasarana)

M
- Pengakuan - Kebijaksanaan/gaya kepemimpinan
O
- Pekerjaan T - Birokrasi (organisasi sipekerja,
pendelegasian)
I
- Kemajuan V - Hubungan kerja

A
- Tanggung jawab - Rekruitmen
S

- Aktualisasi diri I - Nilai-nilai/norma

SDM
- Kelangsungan hidup - Gaji/insentif
E. LINGKUNGAN KERJA
Lingkungan yang kondusif meliputi dimensi :
1. Tantangan, keterlibatan dan kesungguhan
2. Kebebasan mengambil keputusan
3. Waktu yang tersedia untuk memberikan ide-ide
baru
4. Tinggi rendahnya tingkat konflik
5. Keterlibatan dalam tukar pendapat
6. Kesempatan berhumor, bercanda dan bersantai
7. Tingkat saling kepercayaan dan keterbukaan
8. Keberanian menanggung resiko
9. Memberi peluang untuk mencoba ide-ide baru
G. KERJASAMA MELALUI KELOMPOK
Kerjasama merupakan nilai-nilai sangat penting dalam organisasi
manajemen partisipatif umumnya cenderung untuk :
1. Meningkatkan derajat perasaan anggota atau kesatuan
yang memiliki partisipan dalam organisasi
2. Mendorong partisipan berfikir dalam kerangka organisasi
secara menyeluruh tidak terbatas pada lingkup bagiannya
yang sempit
3. Menurunkan tingkat konflik, permusuhan dan persaingan
diantara partisipan
4. Meningkatkan pengertian antar individu, terutama sifat-sifat
toleransi dan kesadaran
5. Meningkatkan pengungkapan kebebasan individu mengenai
kepribadiannya yang menyebabkan bawahan merasa terikat
oleh organisasi, karena kepribadiannya membutuhkan
pengalaman kerja yang menyenangkan
6. Mengembangkan iklim kerja yang kreatif dan yang
menguntungkan organisasi.
F. PERUBAHAN
Perubahan sangat penting dalam pelaksanaan program budaya kerja
Potensi kekuatan budaya dalam manajemen dapat dilihat dari
beberapa aspek seperti :
- Kekuatan : Individu yang menduduki posisi penting atau kunci
dalam organisasi (ing-ing-tut)
- Perang : Pilar-pilar spesialisasi atau keterampilan yang
berinteraksi melalui uraian jabatan peraturan dan sistem
(profesional)
- Tugas : Mendorong dinamika dengan melakukan penelitian dan
pengembangan (semangat dinamis)
- Pribadi : Individual dalam struktur kolektif untuk menentukan
(gotong royong)
- Ketepatan : Bilamana kita mampu mempertemukan budaya
dengan tuntunan eksternal dan hambantan internal ( 3 s).
H. DISIPLIN

Adalah satu kekuatan SDM terlihat daripada adanya sikap dan


perilaku disiplin :
3 macam sifat disiplin :
1. Preventif :
- Mentatati standar dan peraturan agar setiap SDM memiliki
disiplin pribadi yang tinggi
1. Korektif :
- Melakukan tindakan setelah terjadi pelanggaran standar atau
peraturan agar hal tersebut tidak berlanjut
- Tindakan : hukuman berapa skors, pemecatan
3. Progresif :
- Tindakan yang berulang dan berat agar pihak pelanggar
segera dapat memperbaiki diri, sebelum hukuman berat
dijatuhkan.
V. PENUTUP.
- Dilaksanakan budaya kerja berarti kita kerja ibadah
- Tuhan akan memberikan rahmat berupa bimbingan kearah jalan yang
benar
Prof. Edward Deming dalam bukunya : “Out of Crisis” berpesan :
1. Tanamkan komitmen
2. Gunakan pendekatan baru yang relevan
3. Hentikan penghargaan yang berbentuk uang
4. Hentikan pengawasan diakhir proses
5. Sempurnakan terus perencanaan, produksi dan pelayanan
6. Lakukan pelatihan
7. Kembangkan pengetahuan dan latihan kepemimpinan partisipatif
8. Kembangkan iklim kerja yang positif, inovatif dan saling percaya
9. Jangan ciptakan batas-batas birokratis antara staf dan
karyawan/pegawai
10. Singkirkan kebijakan yagn mengecam pegawai/bawahan
11. Pelajari dan terapkan metode perbaikan
12. Jangan remehkan keterampilan pegawai/karyawan
13. Laksanakan diklat secara rutin periodik pada setiap
pegawai/karyawan
14. Libatkan setiap orang/staf dalam organisasi untuk perubahan dan
penyempurnaan.
Tugas Kelompok

 1. Sebutkan PP 53 tahun 2010 yaitu 17 kewajiban dan


 15 larangan bagi PNS )

 2. Kewajiban dan larangan mana yg tlh berjalan


dan kurang berjalan dg baik, buat contoh.

 3. Apa akar masalah persoalan diatas

 4. Apa solusi yang saudara tawarkan untuk hal


diatas yg nanti barangkali akan menjadi komit-
men kelas.

Anda mungkin juga menyukai