Puji dan Syukur memang harus kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
tanpa ridhoNya Federasi Pertambangan Dan Energi tidaklah mungkin dapat melaksanakan
KONGRES IV yang terlaksana dengan baik di pulau Dewata Bali, pada 20-23 April 2012.
Federasi Pertambangan Dan Energi adalah salah satu federasi yang berafiliasi ke Konfederasi
Serikat Buruh Sejahtera Indonesia ( KSBSI ). Federasi yang anggotanya umumnya berada
diwilayah-wilayah terpencil ternyata masih menjadi federasi terkuat dalam pengumpulan
iuran anggota jika dibandingkan dengan federasi-federasi lain yang menjadi anggota afiliasi
KSBSI.
Pada Kongres ke IV, Federasi Pertambangan Dan Energi menghasilkan generasi baru yang
diharapkan dapat memberikan gerakan baru dengan tenaga baru untuk masa bhakti 2012 –
2016 . Selain pucuk pimpinan baru FPE SBSI juga mengalami perampingan pengurus pusat
yang periode sebelumnya 7 orang saat ini berkurang menjadi 5 orang. Perampingan
struktur DPP FPE dengan tujuan meng-efektifkan koordinasi dan kinerja kelembagaan.
Selain hal tersebut diatas, Kongres IV FPE SBSI juga mengahasilkan beberapa keputusan
penting seperti : AD-ART, GBHO, Program Kerja, Resolusi dan pelaksanaan Kongres V yang
akan dilaksanakan antara Agustus – Oktober 2016.
Akhir kata segenap keluarga besar FPE SBSI mengucapkan terimakasih banyak keberbagai
pihak yang banyak membantu sehingga terlaksananya KONGRES IV FPE SBSI dengan lancar
dan sukses di ADHI JAYA SUNSET HOTEL Bali pada 20 – 23 April 2012.
Salam Sejahtera
Jakarta, 1 Mei 2012
i
TRI DHARMA
1. Kami Para Buruh Indonesia, Bertekad Menjungjung Tinggi Pancasila Dan Undang-
Undang Dasar 1945, Dalam Setiap Sikap Dan Tindakan Kami.
3. Kami Para Buruh Indonesia, Bertekad Membangun Bangsa Dengan Bekerja Keras,
Dilandasi Tanggung Jawab Kami Sebagai Warga Negara Indonesia.
ii
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar i
2. Tri Dharma ii
3. Daftar Isi iii
4. Susunan MPS,Formateur, MPO, BPK, DPP iv
5. Anggaran Dasar Federasi Pertambangan Dan Energi 5 - 14
6. Anggaran Rumah Tangga Federasi Pertambangan Dan Energi 15 - 21
7. Struktur, Job Description FPE 22 - 24
8. Garis-garis Besar Haluan Organisasi 25 - 27
9. Program Kerja FPE 2012 – 2016 28 - 29
10. Resolusi Kongres IV FPE SBSI 30 - 32
11. Keputusan-Keputusan Kongres ( Kpt.I-XIX ) 33 - 72
12. Daftar Nama Peserta Kongres IV FPE SBSI 73 - 74
13. Mars FPE SBSI 75
14. Mars KSBSI 76
iii
A. MAJELIS PIMPINAN SIDANG KONGRES IV FPE SBSI
1. Riswan Lubis
2. Nikasi Ginting
3. Ronie C Pande
4. Syahrial
5. Rumainur
1. Juandi
2. Suhardi
3. Patar Sitanggang, SH
iv
ANGGARAN DASAR – ANGGARAN RUMAH TANGGA
FEDERASI PEERTAMBANGAN DAN ENERGI
ANGGARAN DASAR
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
SERIKAT BURUH SEJAHTERA INDONESIA
(FPE-SBSI)
PEMBUKAAN
Setiap warga Negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Buruh adalah bagian integral dari Negara yang mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dengan warga Negara lainnya.
Prinsip kebasan mengeluarkan pendapat, berkumpul dan berserikat bagi setiap warga Negara
Indonesia, sepenuhnya dijamin dalam pasal 28 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
tahun 1945, Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) No. 87 dan 98, serta
Undang-undang No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/serikat buruh.
Buruh Indonesia tidak menikmati hasil-hasil pembangunan nasional akibat dari banyaknya
pelanggaran hak-hak buruh. Buruh Indonesia hanya difungsikan sebagai alat kelengkapan
produksi. Oleh karena itu, penguatan dan pemberdayaan buruh dan serikat buruh dalam
berbagai bidang kehidupan sangat dibutuhkan dalam upaya mengangkat harkat dan martabat
buruh.
Oleh karena itu, buruh Indonesia sebagai katalisator pembangunan ekonomi nasional berhak
mendapatkan perlindungan hukum, sosial dan ekonomi sesuai tujuan dan cita-cita
pembangunan menuju ke arah masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
5
BAB I
NAMA, KEDUDUKAN, STATUS, BENTUK DAN KEDAULATAN
Pasal 1
NAMA
Organisasi Serikat Buruh ini bernama FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
disingkat dengan FPE.
Pasal 2
KEDUDUKAN
Pusat organisasi ini berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.
Pasal 3
STATUS
Organisasi ini adalah serikat buruh yang berdaulat, demokratis, dan independen
.
Pasal 4
BENTUK
Organisasi ini berbentuk Federasi.
Pasal 5
KEDAULATAN
Kedaulatan tertinggi organisasi berada di tangan anggota.
BAB II
ASAS DAN LANDASAN
Pasal 6
ASAS
Organisasi ini berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pasal 7
LANDASAN
Landasan Konsitusi Organisasi adalah :
1. Anggaran Dasar ;
2. Anggaran Rumah Tangga.
6
Pasal 8
TUJUAN
Tujuan organisasi ini adalah :
1. Mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia melalui
pembangunan sebagai wujud nyata pengamalan Pancasila demi terwujudnya masyarakat
adil dan makmur ;
2. Menyalurkan dan memperjuangkan hak serta aspirasi buruh pertambangan dan energi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, menyatakan sikap dan
pendapat, membuat perjanjian kerja bersama serta memberikan perlindungan hukum ;
3. Menumbuh kembangkan rasa kebersamaan buruh pada semua bidang pekerjaan untuk
mewujudkan rasa persatuan dan kebersamaan bersama buruh ;
4. Memperjuangkan kesejahteraan buruh pertambangan dan energi dan keluarganya
melalui pekerjaan yang layak sesuai harkat dan martabat manusia seutuhnya.
Pasal 9
FUNGSI
Fungsi organisasi ini adalah :
1. Menegakkan hukum dan keadilan ;
2. Membela dan melindungi, serta memperjuangkan kepentingan dan aspirasi Anggota ;
3. Menggalang kebersamaan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan nasional.
Pasal 10
UPAYA
Untuk mencapai tujuan, organisasi ini melakukan beberapa upaya, antara lain :
1. Berperan serta dalam mempengaruhi dan menyusun kebijakan di bidang
Ketenagakerjaan ;
2. Melakukan penyadaran dan pembelaan hukum untuk mewujudkan keadilan dan
kesejahteraan buruh ;
3. Menyelenggarakan pendidikan perburuhan secara sistematis, berkesinambungan dan
terpadu ;
4. Memberdayakan anggota guna :
a.Meningkatkan kemampuan dan keterampilan bernegosiasi ;
b.Meningkatkan kemampuan anggota menyusun Perjanjian Kerja Bersama ;
c. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota menyelesaikan perselisihan
hubungan kerja.
5. Menjalin dan membina hubungan kerja sama yang baik antara sesama serikat buruh
baik di dalam maupun di luar negeri.
7
BAB III
BENDERA, LAMBANG DAN LAGU
Pasal 11
BENDERA
Lambang organisasi menceriminkan sebagai berikut :
1. Warna dasar putih mencerminkan kesucian ;
2. Warna dasar biru mencerminkan perdamaian dan kebesaran alam raya nusantara ;
3. Roda mesin berjumlah 30 gerigi melambangkan tanggal berdirinya organisasi yakni
pada tanggal 30 bulan April ;
4. Delapan garis yang berlekuk-lekuk di bawah menara, melambangkan tahun berdirinya
Federasi Pertambangan dan Energi yaitu pada tahun 1998 ;
5. Menara hitam, melambangkan kekuatan organisasi dalam memperjuangkan hak dan
kepentingan anggota ;
6. Dua pumping yang menukik, melambangkan kerja keras anggota untuk menggali
berbagai sumber daya alam ;
7. Pulau di Indonesia yang bewarna kuning melambangkan kebaikan dan kemakmuran
buruh Indonesia ;
8. Tulisan Federasi Pertambangan dan Energi yang bewarna merah, melambangkan
militansi perjuangan buruh untuk mencapai cita-cita
Pasal 12
LAGU
Mars organisasi serikat buruh ini adalah :
1. Mars FPE
2. Mars KSBSI
BAB IV
KEANGGOTAAN ORGANISASI
Pasal 13
ANGGOTA
1. Anggota Federasi Pertambangan dan Energi adalah gabungan dari beberapa Serikat
Buruh dari sektor sejenis atau berlainan yang bergabung di bawah DPC FPE ditingkat
kabupaten / kota ;
2. Federasi adalah gabungan dari beberapa serikat buruh di sektor usaha sejenis atau
berlainan yang termasuk dalam lingkup sektor pertambangan dan energi yang bersatu di
bawah DPC pada tingkat kabupaten/kota ;
3. Anggota terdiri dari :
a. Anggota biasa;
b.Anggota kehormatan.
8
Pasal 14
HAK ANGGOTA
1. Anggota biasa :
a. Mempunyai hak suara, hak memilih dan dipilih;
b. Mendapatkan pelayanan dari organisasi;
c. Mendapatkan pelatihan dan pendidikan dari organisasi;
d. Mendapatkan perlindungan dan bantuan hukum dari organisasi .
2. Anggota kehormatan mempunyai hak bicara.
Pasal 15
KEWAJIBAN ANGGOTA
1. Anggota biasa :
a. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan keputusan-
keputusan organisasi;
b. Membela dan menjujung tinggi nama baik organisasi;
c. Membayar iuran keanggotaan setiap bulan;
d. Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi;
e. Menghadiri pertemuan dan kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi;
f. Tidak menjadi anggota atau pengurus organisasi lain yang sejenis.
2. Anggota kehormatan :
a. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan
organisasi ;
b. Menjunjung tinggi nama baik organisasi.
Pasal 16
SANKSI ORGANISASI
1. Sanksi adalah tindakan organisasi yang diberikan kepada anggota maupun pengurus
sebagai hukuman pada semua tingkatan;
2. Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah :
a. Peringatan ;
b. Pemberhentian sementara (skorsing) ;
c. Pemecatan.
BAB V
TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 17
1. Pengambilan keputusan rapat organisasi dilakukan melalui musyawarah untuk mencapai
mufakat;
2. Apabila musyawarah/mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan dengan
cara pemungutan suara (voting).
9
Pasal 18
TINGKAT KEPUTUSAN
1. Organisasi ini memiliki tingkat keputusan sebagai berikut :
a. Kongres ;
b. Musyawarah Nasional ;
c. Dewan Pengurus Pusat ;
d. Konfrensi Cabang ;
e. Dewan Pengurus Cabang ;
f. Rapat Anggota Komisariat ;
g. Pengurus Komisariat.
2. Keputusan yang lebih rendah tunduk pada keputusan yang lebih tinggi tingkatannya.
BAB VI
KONGRES, KONGRES LUAR BIASA, DAN MUSYAWARAN NASIONAL
Pasal 19
KONGRES
1. Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah badan tertinggi pengambilan
keputusan ;
2. Kongres berlangsung satu kali dalam empat tahun ;
3. Kongres dilaksanakan untuk :
a. Menilai laporan pertanggung jawaban DPP ;
b. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi
(AD/ART) ;
c. Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) ;
d. Memilih Dewan Pengurus Pusat (DPP ) ;
e. Memilih Majelis Penasehat Organisasi (MPO) ;
f. Memilih Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ;
g. Membuat keputusan-keputusan lain untuk organisasi.
4. Kongres dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah
(1/2) ditambah satu orang dari jumlah seluruh utusan yang ditentukan.
Pasal 20
KONGRES LUAR BIASA
1. Kongres Luar Biasa hanya dapat dilakukan jika DPP dinilai menyimpang dan tidak
melaksanakan amanat kongres;
2. Kongres Luar Biasa dilakukan atas permintaan sekurang-kurangnya oleh dua
pertiga (2/3) dari jumlah seluruh cabang;
3. Kongres Luar biasa dilakukan oleh DPP, bilamana DPP menolak untuk
melaksanakan kongres luar biasa, kongres luar biasa dapat dilaksanakan oleh Majelis
Penasehat Organisasi (MPO).
10
Pasal 21
MUSYAWARAH NASIONAL
1. Musyawarah Nasional (MUNAS) dapat dilaksanakan bilamana dipandang perlu;
2. Musyawarah nasional mempunyai tugas dan wewenang, sebagai berikut :
a. Membahas persoalan-persoalan yang belum diatur pada kongres;
b. Membahas persoalan-persoalan yang bersifat regional, nasional, dan
internasional yang sedang berkembang;
c. Menindaklanjuti keputusan-keputusan yang belum diatur oleh AD/ART .
BAB VII
KONFERENSI CABANG DAN KONFERENSI CABANG LUAR BIASA
Pasal 22
KONFRENSI CABANG
1. Konferensi cabang adalah forum pengambilan keputusan tertinggi pada tingkat
cabang;
2. Konferensi cabang dilakukan satu kali dalam empat tahun;
3. Konferensi cabang memiliki tugas dan wewenang:
a. Menilai laporan pertanggung jawaban Dewan Pengurus Cabang (DPC);
b. Menyusun program kerja DPC ;
c. Memilih Dewan Pengurus Cabang ;
d. Menetapkan keputusan-keputasan lain ditingkat Cabang.
Pasal 23
KONFRENSI CABANG LUAR BIASA
Konferensi Cabang Luar Biasa dilaksanakan apabila :
1. Dewan Pengurus Cabang dinilai menyimpang dari AD/ART dan amanat konferesi
cabang;
2. Atas permintaan oleh sekurang-kurangnya dua pertiga (2/3) dari jumlah Komisariat.
BAB VIII
RAPAT ANGGOTA KOMISARIAT
Pasal 24
1. Rapat anggota komisariat adalah forum pengambilan keputusan tertinggi pada tingkat
komisariat;
2. Rapat anggota komisariat dilakukan satu (1) kali dalam tiga (3) tahun;
3. Rapat anggota komisariat dinyatakan sah bilamana dihadiri oleh sekurang
kurangnya setengah (1/2) ditambah satu (1) dari jumlah anggota atau perwakilan;
4. Rapat anggota komisariat memiliki tugas dan wewenang:
a. Menilai laporan pertanggung jawaban Pengurus Komisariat ;
b. Menetapkan program kerja komisariat ;
c. Memilih pengurus komisariat ;
d. Menetapkan keputusan-keputusan lain ditingkat komisariat.
5. Rapat anggota komisariat dapat dihadiri oleh perwakilan Dewan Pengurus Cabang.
11
BAB IX
ALAT-ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 25
Federasi Pertambangan Energi memiliki perangkat kelengkapan organisasi yang terdiri dari ;
1. Majelis Penasehat Organisasi (MPO) ;
2. Dewan Pengurus Pusat (DPP) ;
3. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ;
4. Dewan Pengurus Cabang (DPC) ;
5. Pengurus Komisariat (PK).
Pasal 26
MAJELIS PENASEHAT ORGANISASI
1. Majelis Penasehat Organisasi adalah badan yang bertugas untuk mengawasi DPP dan
memberikan pertimbangan terhadap program-program kerja DPP ;
2. Apabilan Majelis Penasehat Organisasi menilai bahwa keputusan-keputusan DPP telah
menyimpang dari AD/ART dan Keputusan Kongres, maka Majelis Penasehat
Organisasi dapat mengeluarkan memorandum kepada DPP ;
3. Apabila DPP tidak mengindahkan memorandum pertama, Majelis Penasehat Organisasi
dapat menyampaikan memorandum ke dua dalam tenggang waktu tiga (3) bulan;
4. Setelah memorandum pertama dan ke dua disampaikan, dan DPP dalam menjalankan
keputusan-keputusannya tetap menyimpang dari AD/ART, Majelis Penasehat Organisasi
dapat menyelenggarakan kongres luar biasa setelah mendapat persetujuan sekurang-
kurannya dua 2/3 (dua pertiga) dari jumlah seluruh Dewan Pengurus Cabang.
Pasal 27
DEWAN PENGURUS PUSAT
1. Dewan Pengurus Pusat merupakan pemegang kekuasaan eksekutif tertinggi
organisasi yang dipilih pada kongres untuk masa bakti empat (4) tahun;
2. Dewan Pengurus Pusat merupakan pemegang kekuasaan eksekutif tertinggi
organisasi yang berwenang bertindak untuk dan atas nama organisasi baik ke dalam
maupun ke luar;
3. Untuk kelancaran tugas-tugas organisasi, DPP dapat membentuk lembaga,
departemen, dan alat bantu lainnya;
4. Dewan Pengurus Pusat sekurang-kurangnya 3 orang dan sebanyak-banyak 7 orang
yang terdiri dari :
a. Ketua Umum
b. Ketua Bidang Program;
c. Ketua Bidang Konsolidasi ;
d. Sekretaris Jenderal;
e. Wakil Sekretaris Jendral;
f. Bendahara ;
g. Wakil Bendahara.
12
Pasal 28
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
1. Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Kongres;
2. Badan Pemeriksa Keuangan bertugas untuk memeriksa laporan keuangan organisasi
minimal satu kali dalam satu tahun dan hasilnya disampaikan kepada DPC
3. Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan disampaikan pada Kongres
Pasal 29
DEWAN PENGURUS CABANG
1. Dewan Pengurus Cabang merupakan pemegang kekuasaan eksekutif pada tingkat cabang
yang berwenang bertindak untuk dan atas nama organisasi pada tingkat cabang;
2. Pembentukan cabang ditetapkan atas dasar potensi daerah setempat.
Pasal 30
PENGURUS KOMISARIAT
Pengurus komisariat merupakan pemegang kekuasaan eksekutif pada tingkat komisariat yang
berwenang dan bertindak untuk dan atas nama organisasi pada tingkat komisariat.
BAB X
KEUANGAN ORGANISASI
Pasal 31
SUMBER KEUANGAN
1. Sumber keuangan organisasi diperoleh dari :
a. Iuran anggota ;
b. Sumbangan yang tidak mengikat ;
c. Usaha-usaha lain yang sah.
2. Untuk mendukung prinsip kemandirian ekonomi organisasi, DPP, DPC, dan PK boleh
mencari sumber dana keuangan sendiri dengan tetap mempertahankan prinsip
independensi organisasi.
Pasal 32
PENGGUNAAN DANA
1. Keuangan organisasi digunakan untuk :
a. Pengelolaan serta pengembangan organisasi ;
b. Melaksanakan program organisasi ;
c. Membayar iuran kepada afiliasi nasional dan international.
2. Keuangan organisasi tidak dapat digunakan untuk :
a. Kepentingan pribadi ;
b. Di luar tujuan dan kepentingan organisasi.
13
Pasal 33
PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN ORGANISASI
1. Dewan Pengurus Pusat mempertanggungjawabkan penggunaan Keuangan pada kongres
federasi setelah Badan Pemeriksa Keuangan melakukan pemeriksaan keuangan;
2. Dewan Pengurus Cabang mempertanggungjawabkan penggunaan keuangan pada
Konfrensi Cabang;
3. Pengurus Komisariat mempertanggungjawabkan penggunaan keuangan pada rapat
anggota.
BAB XI
AFILIASI
Pasal 34
AFILIASI NASIONAL DAN INTERNATIONAL
1. FEDERASI Pertambangan dan Energi di tingkat nasional berafiliasi ke Konfederasi
Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI);
2. DPP FPE dapat menerima organisasi serikat buruh/pekerja independen untuk
berafiliasi ke Federasi Pertambangan Dan Energi setelah memenuhi syarat-syarat
yang ditetapkan dalam rapat DPP ;dan dilaporkan pada Kongres.
3. DPP Federasi Pertambangan dan Energi dapat berafliasi ditingkat international
BAB XIII
PEMBUBARAN DAN ATURAN PERALIHAN
Pasal 35
PEMBUBARAN
1. Organisasi ini dapat dibubarkan berdasarkan keputusan kongres yang khusus dilaksanakan
untuk maksud tersebut, yang diusulkan oleh sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah cabang
dan disetujui oleh ¼ dari jumlah utusan yang hadir ;
2. Dewan Pengurus Pusat memberitahukan usulan pembubaran organisasi kepada perangkat
organisasi di seluruh Indonesia dengan tenggang waktu selambat-lambatnya enam bulan
sebelum kongres dilaksanakan;
3. Pembubaran Organisasi Federasi Pertambangan dan Energi diberitahukan kepada afiliasi
di tingkat nasional dan international;
4. Harta kekayaan organisasi disumbangkan kepada serikat buruh yang independen.
Pasal 36
ATURAN PERALIHAN
Bila timbul perbedaan penafsiran mengenai suatu ketentuan dalam anggaran dasar ini,
penafsiran yang sah ditetapkan oleh Majelis Penasehat Organisasi yang dipertanggung
jawabkan pada kongres.
Pasal 37
PENUTUP
1. Anggaran dasar ini merupakan sumber tertib hukum tertinggi dalam organisasi;
2. Anggaran dasar ini diberi nama Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi yang
mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
14
ANGGARAN RUMAH TANGGA
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
SERIKAT BURUH SEJAHTERA INDONESIA
(FPE – SBSI)
Pasal 1
KEANGGOTAAN
1. Anggota biasa yaitu buruh yang memiliki hubungan kerja ataupun di luar hubungan
kerja pada sektor pertambangan dan energi dan telah mengikuti proses penerimaan
sebagai anggota;
2. Anggota kehormatan adalah setiap orang yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat
Federasi berdasarkan usulan pengurus komisariat dan atau pengurus cabang.
Pasal 2
SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN
1. Warga Negara Indonesia;
2. Mengisi formulir permohonan keanggotaan pada Pengurus Komisariat atau Dewan
Pengurus Cabang, atau Dewan Pengurus Pusat;
3. Setiap anggota diberikan Kartu Tanda Anggota (KTA) yang dikeluarkan oleh DPC ;
4. Dalam hal belum terbentuk DPC maka kartu anggota diterbitkan oleh DPP.
Pasal 3
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Berakhirnya keanggotaan disebabkan oleh :
a. Permintaan sendiri;
b. Meninggal dunia;
c. Kehilangan kewarganegaraan Indonesia;
d. Diberhentikan dari keanggotaan federasi;
e. Menjadi anggota serikat buruh lain.
Pasal 4
SYARAT-SYARAT MENJADI PENGURUS
15
2.Syarat-syarat untuk menjadi Pengurus Cabang adalah :
a.Aktif menjadi anggota dan membayar iuran selama dua tahun berturut-turut, kecuali
yang baru terbentuk;
b.Bersedia dicalonkan oleh PK, mencalonkan diri, dipilih dan disahkan pada
Konferensi Cabang ;
c.Tidak pernah mendapat sanksi organisasi sebagaimana tercantum pada Pasal 16
Anggaran Dasar ;
d.Tidak dinyatakan bersalah pada konferensi Cabang.
Pasal 5
MASA JABATAN KETUA DAN SEKRETARIS
1. Jabatan Ketua dan Sekretaris pada tingkat PK, DPC, dan DPP hanya dapat dijabat selama
dua periode berturut-turut;
2. Ketua dan sekretaris yang telah menjabat selama dua periode berturut-turut dapat dipilih
kembali, dengan ketentuan:
a. PK : Ketua dan Sekretaris yang telah menjabat selama dua periode berturut-tururt
dapat dipilih kembali bilamana diusulkan oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota yang hadir;
b. DPC : Ketua dan Sekretaris yang telah menjabat selama dua periode berturut-tururt
dapat dipilih kembali bilamana diusulkan oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
komisariat yang hadir;
c. DPP : Ketua Umum dan Sekretaris Jendral yang telah menjabat selama dua periode
berturut-turut dapat dipilih kembali bilamana diusulkan oleh sekurang-kurangnya
2/3 dari jumlah delegasi yang hadir.
Pasal 6
SANKSI
1. Sanksi diberikan kepada anggota atau pengurus bilamana terbukti melakukan pelanggaran
yang merugikan organisasi, baik langsung atau tidak langsung;
2. Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dibuat dalam bentuk tertulis sesuai hirarki
organisasi;
3. Sanksi dalam bentuk skorsing dilakukan setelah didahului dengan peringatan tertulis
sebanyak dua kali berturut-tururt;
16
4. Dalam hal pelanggaran berat, organisasi dapat langsung memberikan sanksi
pemberhentian kepada anggota maupun kepada pengurus setelah melalui rapat pengurus,
yang dihadiri oleh 2/3 dari pengurus yang ada tanpa mengindahkan ketentuan pada ayat
(1), (2), (3) dan (4)
5. Pemberhentian sementara dan atau pemecatan Pengurus Komisariat diusulkan
oleh anggota kepada Pengurus Cabang;
6. Pemberhentian sementara dan atau pemecatan Pengurus Cabang diusulkan oleh Dewan
Pengurus Cabang kepada Dewan Pengurus Pusat;
7. Pemberhentian sementara dan atau pemecatan Pengurus Pusat diusulkan oleh DPP dan
dipertanggungjawabkan pada kongres;
8. Anggota atau Pengurus yang keberatan dengan sanksi pemberhentian sementara dan atau
pemecatan dari organisasi dapat meminta pembelaan diri pada kongres;
9. Kongres setelah mempelajari sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dapat mengambil
keputusan untuk membatalkan atau menguatkan sanksi ;
10. Kriteria pelanggaran berat adalah :
a. Segala tindakan yang merusak citra organisasi secara langsung ;
b. Segala tindakan yang menganggu kinerja organisasi.
Pasal 7
KONGRES
1.Kongres dihadiri oleh peserta yang terdiri dari :
a. Delegasi ;
b. Peninjau ;
c. Undangan.
2.Delegasi Kongres terdiri dari :
a. Dewan Pengurus Cabang ;
b. Dewan Pengurus Pusat ;
c. Majelis Penasehat Organisasi ;
d. Badan Pemeriksa Keuangan.
3. Peninjau diundang oleh Dewan Pengurus Pusat atas usul Dewan Pengurus Cabang ;
4. Undangan ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat;
5. Semua delegasi kongres diputuskan melalui rapat pengurus pada masing-masing
tingkatan;
6. Setiap delegasi atau peserta kongres wajib membawa surat mandat.
Pasal 8
HAK BICARA DAN HAK SUARA
1. Hak bicara pada kongres dimiliki oleh seluruh peserta ;
2. Hak suara pada kongres dimiliki oleh :
a. Dewan Pengurus Pusat 1 (satu) suara ;
b. Dewan Pengurus Cabang berdasarkan kuota.
17
3. Hak suara Dewan Pengurus Cabang ditetapkan berdasarkan jumlah anggota yang
membayar iuran dengan ketentuan sebagai berikut :
a. 200 - 1000 anggota : 1 suara
b. 1001 - 1800 anggota : 2 suara
c. 1801 - .2600 anggota : 3 suara
d. 2601 - dan seterusnya : 4 suara
Pasal 9
MUSYAWARAH NASIONAL
1. Musyawarah Nasional diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat;
2. Musyawarah Nasional dihadiri oleh :
a. Majelis Penasehat Organisasi;
b. Dewan Pengurus Pusat;
c. Badan Pemeriksa Keuangan;
d. Dewan Pengurus Cabang.
Pasal 10
KONFERENSI CABANG
1. Konferensi Cabang diselenggarakan Dewan Pengurus Cabang sekali dalam empat tahun ;
2. Bilamana Pengurus Cabang tidak bersedia melaksanakan Konferensi Cabang,
pelaksanaan konfrensi cabang diambilalih oleh Dewan Pengurus Pusat;
3. Konferensi Cabang dihadiri oleh :
a. Utusan Pengurus Komisariat ;
b. Dewan Pengurus Cabang ;
c. Dewan Pengurus Pusat ;
d. Koordinator Wilayah dan Undangan.
Pasal 11
KONFERENSI CABANG LUAR BIASA
1. Konferensi Cabang Luar Biasa diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Cabang apabila
diusulkan oleh 2/3 dari jumlah komisariat karena Dewan Pengurus Cabang dinilai telah
melanggar AD/ART. Apabila pengurus cabang tidak bersedia, pelaksanaan Konfrensi
Cabang Luar Biasa diambil alih oleh Dewan Pengurus Pusat;
2. Konferensi Cabang Luar Biasa dihadiri oleh :
a. Utusan Pengurus Komisariat ;
b. Dewan Pengurus Cabang ;
c. Dewan Pengurus Pusat ;
d. Koordinator Wilayah dan Undangan.
18
Pasal 12
HAK SUARA
1. Hak suara pada Konferensi Cabang hanya dimiliki oleh utusan Komisariat dan Dewan
Pengurus Cabang ;
2. DPC memiliki hak 1 suara pada konferensi cabang ;
3. Pengurus Komisariat memiliki hak suara berdasarkan jumlah anggota yang aktif
membayar iuran dengan ketentuan sebagai berikut :
a. 10-50 anggota : 1 suara
b. 51-100 anggota : 2 suara
c. 101-200 anggota : 3 suara
d. 201-400 anggota : 4 suara
e. 401-dst : 5 suara
Pasal 13
MAJELIS PENASEHAT ORGANISASI
1. Majelis Penasehat Organisasi berjumlah tiga orang yang dipimpin oleh seorang ketua;
2. Majelis Penasehat Organisasi dipilih dan ditetapkan pada kongres;
3. Masa bhakti Majelis Penasehat Organisasi berakhir bersamaan dengan masa bakti
Dewan Pengurus Pusat.
Pasal 14
DEWAN PENGURUS PUSAT
1.Dewan Pengurus Pusat berjumlah sekurang-kurangnya 3 orang dan sebanyak-banyaknya
tujuh orang dipimpin oleh Ketua Umum;
2.Rapat Dewan Pengurus Pusat dilakukan minimal satu kali dalam satu bulan;
3.Dewan Pengurus Pusat dipilih melalui kongres, hasil pemilihan wajib dikirim ke seluruh
cabang paling lambat dua bulan setelah kongres;
4.Selama Dewan Pengurus Pusat yang baru belum terbentuk, Dewan Pengurus Pusat yang
lama masih tetap bertanggung jawab ke dalam dan ke luar organisasi;
5.Pergantian Personalia Dewan Pengurus Pusat harus disertai serah terima administrasi dan
aset organisasi secara lengkap;
6.Dewan Pengurus Pusat dapat mengganti pengurus yang tidak aktif atau yang mendapat
sanksi organisasi melalui rapat DPP ;
7.Dewan Pengurus Pusat berwenang menerbitkan Surat Keputusan pembentukan Pengurus
Komisariat bilamana Dewan Pengurus Cabang belum terbentuk
Pasal 15
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
1. Badan Pemeriksa Keuangan bersifat independen dan bertugas memeriksa keuangan
organisasi secara berkala ;
2. Badan Pemeriksa Keuangan berjumlah tiga orang dengan dipimpin oleh sorang ketua
3. Masa bhakti Badan Pemeriksa Keuangan bersamaan dengan masa bakti Dewan Pengurus
Pusat.
19
Pasal 16
DEWAN PENGURUS CABANG
Pasal 17
SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN KOMISARIAT
Pasal 18
PENGURUS KOMISARIAT
20
Pasal 19
LEMBAGA DEPARTEMEN
Untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi, DPP dan DPC dapat membentuk lembaga,
departemen dan alat bantu lainnya sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Pasal 20
IURAN ANGGOTA
1. Iuran anggota ditetapkan sebesar Rp. 10.000/ bulan / anggota ;
2. Iuran anggota didistribusikan kepada :
a. Pengurus Komisariat;
b. Dewan Pengurus Cabang ;
c. Dewan Pengurus Pusat.
3. Ketika Pengurus Komisariat menagih iuran secara check of system atau penagihan
langsung, distribusi iuran setiap bulan adalah : 30% dipotong langsung dan dimaksukkan
ke dalam rekening Komisariat; 30% dikirim ke rekening DPC; dan 40% ke rekening
DPP;
4. Untuk ketertiban administrasi, DPC dan PK diwajibkan membuka rekening bank atas
nama organisasi yang ditandatangani oleh ketua dan bendahara.
Pasal 21
PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur pada Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur lebih lanjut pada
tingkat keputusan MUNAS atau keputusan Dewan Pengurus Pusat.
21
STRUKTUR DAN JOB DISCRIPTION
A. STRUKTUR
1. DEWAN PENGURUS PUSAT
☼ Ketua Umum
☼ Wakil Ketua
☼ Sekretaris Jenderal
☼ Wakil Sekretaris Jenderal
☼ Bendahara
22
b. WAKIL KETUA Bertugas :
► Mewakili Ketua Umum bila Ketua Umum Berhalangan
►Meyusun dan mengkordinir program
► Pembinaan dan pengembangan organisasi
c. SEKRETARIS JENDERAL
► Penangung jawab dan penyelenggara tertinggi administrasi organisasi
► Mempersiapkan Surat Keputusan dan menandatangani bersama Ketua Umum
► Meyusun rencana anggaran belanja setiap bulan
► Membangun hubungan internasional
e. BENDAHARA
► Bertanggung jawab atas kebijakan keuangan DPP FPE, mendata sumber
pemasukan dan pengeluaran organisasi.
► Mencari sumber keuangan organisasi yang sah dan tidak mengikat.
► Memeriksa bukti-bukti pengeluaran
► Membuat laporan keuangan bulanan, tahunan dan empat tahunan.
► Bersama Ketua Umum menandatangani cek
a. Konsolidasi
b. Advokasi / Bantuan Hukum
c. Pendidikan dan Pelatihan :
◄ Keorganisasian
◄ Ketrampilan
◄ Operasional
d. Pengupahan dan Usaha Kesejahteraan
e. Kemitraan administrasi dan keuangan
23
Diharapkan semua DPCFPE dapat membuat peta di daerahnya masing-masing
yang memuat antara lain :
► Sektor Pertambangan
► Sektor Energi
► Nama Perusahaan
►Status Kepemilikan Usaha ( PMA / PMDN = Penanaman Modalam Asing /
Penanaman Modal Dalam Negeri )
► Jumlah Buruh laki-Laki
► Jumlah Buruh perempuan
Jumlah anggota FPE
► Tujuan Eksport / Import negera asal pengirim bahan baku.
Diharapkan pula semua DPC dapat membuat rencana kerja, konsolidasi pendirian
PK, Pendidikan BATRA , dan iuran melalui Check Of System (COS ),
DPC dapat memberi sumber-sumber pemasukan keuangan dari pihak manapun
selama tidak mengurangi indenpendensi. DPC harus berupaya untuk
memiliki sekretariat sendiri.
3. PENGURUS KOMISARIAT ( PK )
Pengurus Komisariat dapat dibentuk apabila telah memiliki sepuluh orang anggota
ditempat kerja. PK berjumlah antara 3 – 7 orang. PK dapat membentuk seksi-seksi
sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung kelancaran tugas-tugasnya . Tugas-tugas
PK adalah :
a. Rekrutmen
b. Konsolidasi
c. Pendidikan / pelatihan
► Batra
► Pengorganisasian dan Pelatihan
d. Administrasi dan Keuangan
e. Membuat PerjanjianKerja Bersama ( PKB )
f. Menjalin hubungan dengan berbagai pihak
g. Meningkatkan Kesejahteraan Anggota
h. Melindungi Anggota
i. PK diharapkan membuat papan organisasi disetiap PK berada.
SEKSI-SEKSI
Pengurus Komisariat dapat membentuk seksi-seksi di PK yang bersangkutan sesuai
dengan kebutuhan PK yang bersangkutan.
24
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASl (GBHO)
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
SERIKAT BURUH SEJAHTERA INDONESIA
LATAR BELAKANG
Dinamika Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia berkembang cukup pesat pada empat tahun
terakhir dan membawa dampak yang cukup signifikan terhadap perkembangan
keanggotaan dan gerakan serikat buruh di Indonesia. Undang-undang Ketenagakerjaan No.
13 tahun 2003 yang menjadi payung Hukum Perburuhan di Indonesia menggambarkan
secara jelas tentang bagaimana hubungan antara Buruh dan dan Pemilik Modal. Secara
nyata, Undang-Undang No. 13 cenderung di dominasi oleh kepentingan "Pasar" atau
"Pemilik Modal". Pemilik modal sangat diuntungkan dengan diberikannya kebebasan untuk
mengatur dan menentukan bentuk dan sistim hubungan kerja antara pengusaha dan
pekerja. Salah satu bentuk sistem hubungan kerja yang pada saat ini sangat diminati oleh
Pengusaha adalah sistem hubungan kerja "outsourcing" yang dianggap sangat
menguntungkan dalam persaingan usaha. Hubungan kerja outsourcing sangatlah tidak
menguntungkan bagi serikat buruh khususnya dalam peningkatan keanggotaan dan
penguatan posisi tawar-menawar dalam perundingan tentang syarat-syarat kerja. Bagi
buruh sendiri, sistim hubungan kerja outsourcing telah menjauhkan hubungan mereka
dengan serikat buruh yang secara komprehensif melindungi dan memperjuangkan
kepentingan anggotanya. Sampai pada saat ini praktek hubungan kerja outsourcing telah
menimbulkan kontroversi yang mengganggu hubungan kemitraan antara serikat buruh dan
pengusaha. Gangguan ini muncul oleh sebab terancamnya/tidak terjaminnya kelangsungan
untuk tetap bekerja dan minimnya keuntungan yang diperoleh buruh dari tempat bekerja
dan tidak mencukupi standar hidup/tinggal yang layak. Sistim hubungan kerja outsourcing
adalah sistim yang paling banyak di praktekkan pada sektor Pertambangan dan Energi,
sistim outsourcing walau dipandang sangat merugikan namun bukan hal yang baru bagi
mereka dikarenakan sistim outsourcing ini dianggap sebagai "saudara kembar" sistim
kontrak kerja waktu tertentu yang sebelumnya dikenal sebagai "nadi" dalam praktek
hubungan industrial di sektor Pertambangan dan Energi.
Untuk menyikapi dinamika ketenagakerjaan dan hubungan industrial yang sedang
berkembang saat ini, Federasi Pertambangan Dan Energi - Serikat Buruh Sejahtera Indonesia
(FPE-SBSI) merumuskan kembali kerangka pemikiran yang menjadi pedoman dalam
meletakkan prinsip-prinsip dasar Perjuangan FPE-SBSI untuk masa empat tahun kedepan.
Prinsip-prinsip dasar Perjuangan FPE-SBSI tertuang dalam pokok-pokok pikiran sebagai
berikut:
I. BIDANG POLITIK
Federasi Pertambangan dan Energi dalam memperjuangkan Pekerjaan yang layak perlu
membangun komunikasi dan jaringan politik terhadap lembaga-lembaga publik yang
memiliki pengaruh yang signifikan guna membantu organisasi FPE-SBSI dalam
memperjuangkan hak-hak buruh khususnya atas Pekerjaan yang Layak.
25
II. BIDANG HUKUM
26
V. BIDANG PENDIDIKAN
Tingkat keahlian buruh secara umum di Indonesia tergolong minim/rendah sehingga
banyak buruh yang bekerja pada pekerjaan-pekerjaan yang berkualitas rendah dan
menerima upah murah. Hal ini disebabkan oleh minimnya jenjang program pendidikan
ketrampilan kerja yang disediakan oleh Pemerintah. Oleh karena itu, FPE-SBSI harus
memperjuangkan program pendidikan dan pelatihan ketrampilan kerja khususnya bagi
sebagian besar buruh yang memiliki tingkat ketrampilan rendah. Kemudian, FPE-SBSI
juga harus memperjuangkan agar Pemerintah dan Pengusaha wajib menyelenggarakan
Pendidikan dan Pelatihan Perburuhan di tempat kerja.
27
PROGRAM KERJA FPE 2012-2016
Untuk memberdayakan Serikat Buruh Federasi Pertambangan dan Energi di semua level,
perlu disusun program kerja selama empat tahun ke depan (periode 2012 – 2016)
Penyusunan program kerja ini bertujuan untuk menjadi pedoman kerja dalam segala
kegiatan organisasi selama empat tahun kedepan. Adapun program kerja yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
Pengurus Komisariat
Wajib merekrut buruh untuk menjadi anggota FPE;
Wajib memberikan penyuluhan dan motivasi kepada anggota;
Wajib melakukan pembelaan hukum terhadap anggotanya;
Diharapkan mampu untuk membuat Perjanjian Kerja Bersama;
Membina hubungan industrial dengan perusahaan
2. Dewan Pengurus Cabang
Wajib merekrut anggota dan membentuk komisariat-komisariat;
Wajib memberikan penyuluhan hukum perburuhan kepada anggota dan pengurus
komisariat;
Meningkatkan kesadaran anggota tentang pentingnya serikat buruh dan iuran
anggota;
Aktif dalam melakukan pembelaan hukum terhadap anggota;
Membantu Pengurus Komisariat dalam pembuatan PKB;
Berpartisipasi aktif dalam institusi dialog seperti Tripartit;
Memperjuangkan kesejahteraan anggota
Pertambangan :
Pertambangan adalah seluruh hasil galian Sumber Daya Alam dan mineral anorganik
yang digali dari perut bumi yang berwujud bahan mentah. Hasil galian dibagi dalam
tiga (3) kategori, yaitu:
a. Minyak Bumi, Gas, Belerang, Aspal, dll;
b. Emas, Perak,Tembaga, Perunggu, Mangan, Nikel, Khlor, Biji Besi, Biji Logam, dll
c. Batu bara, Batu Kapur, Batu marmer, Koral, Pasir, dll.
Energi :
Energi adalah hasil proses industri yang bahannya diolah dari bahan mentah yang
berwujud menjadi energi (sumber tenaga), baik dalam bentuk padat maupun zat
cair. Yang termasuk dalam kategori energi adalah pengolahan minyak bumi, Listrik,
Gas, Tenaga Panas Bumi, Tenaga Nuklir, Tenaga Surya, Tenaga Air
SEKTOR ENERGI INDUSTRI PERTAMBANGAN
BIDANG USAHA Industri Pengolahan Pengolahan Tambang Galian A, B, C
dan Pemanfaatan
Energi Alam
JENIS PRODUKSI Tenaga Pembangkit: Pengolahan bahan Emas, Batu bara,
Air, Gas, Uap, Alam galian A, B, C Bauxit, Minyak bumi,
Cair, Nuklir, Surya, Batu-batuan, Biji Besi,
Listrik, Diesel, dll Kapur, Batu Permata.
Granit, Kerikil, Pasir,
Marmer, Semen dan
Tanah.
JENIS KERJA / Semua jenis Semua pekerjaan
PROFESI pekerjaan dalam dalam proses
pengolahan hasil penambangan / galian
tambang galian A, B, A, B, C
C menjadi bahan
setengah jadi
29
RESOLUSI KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
SERIKAT BURUH SEJAHTERA INDONESIA
(FPE SBSI)
30
B. BIDANG, EKSTERNAL ORGANISASI
I. LINGKUP MASALAH
1. Kebebasan Berserikat:
Pelanggaran Kebebasan Berserikat dan Hak untuk Berunding, sering terjadi
khususnya pada anggota dan Pengurus Komisariat serta Cabang FPE-SBSI melalui
tindakan intimidasi berupa ancaman, mutasi, dan pemutusan kontrak kerja.
Tindakan tersebut sering dilakukan oleh perusahaan pertambangan sebagai
upaya pemberangusan serikat buruh ( union busting ).
3. Pengupahan:
Sistim Kebijakan Pengupahan di sektor Pertambangan khususnya di perusahaan
pertambangan minyak (Pertamina) secara umum terjadi diskriminasi terhadap
buruh kontrak. Buruh Tetap/Permanen menerima upah lebih tinggi
dibandingkan dengan upah buruh kontrak. Ketimpangan sistim kebijakan
pengupahan ini diakibatkan oleh tidak adanya standar pengupahan yang jelas
dan baku khususnya bagi buruh kontrak yang bekerja dibawah payung
Perusahaan-perusahaan sub-kontraktor yang menjadi mitra kerja Pertamina.
Pada kenyataan-nya buruh yang bekerja di bawah mitra kerja Pertamina
(perusahaan sub kontraktor) menerima upah rendah, dan nilai upah mereka
sangat bergantung pada volume hasil kerja.
31
4. Hubungan Industrial : Praktek Hubungan Industrial yang saat ini berlaku secara
umum di Perusahaan sektor Pertambangan, dimana Pengusaha/ Pemberi Kerja
seperti Pertamina (Principal Company), tidak menunjukkan itikad baik serta
tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah-masalah Hubungan Industrial
sering terjadi. Perusahaan pemberi kerja menyerahkan sepenuhnya
penyelesaian masalah-masalah buruh kepada perusahaan mitra kerja (sub
kontraktor) walaupun masalah tersebut sering ditemukan berkaitan langsung
dengan kebijakan perusahaan pemberi kerja, secara keseluruhan ataupun
sebagian yang pada akhirnya mengarah pada konflik.
II. REKOMENDASI
DPP FPE-SBSI perlu mengambil insiatif dengan cara mengambil langkah-langkah
kebijakan alternatif guna menyelesaikan masalah-masalah buruh (anggota FPE)
seperti yang telah diuraikan diatas dengan cara menyurati dan melakukan dialog
dengan instansi-instansi yang terkait, lobby, kampanye, advokasi di semua tingkatan.
32
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : I / KONGRES IV / FPE / IV / 2012
TENTANG
KUORUM KONGRES
Menimbang :
a.Bahwa Kongres adalah badan tertinggi pengambilan keputusan pada
organisasi.
b.Bahwa berdasarkan ketentuan konstitusi organisasi, Kongres
dinyatakan sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ ( setengah )
ditambah 1 ( satu ) dari jumlah Delegasi yang telah ditentukan.
c.Bahwa untuk menjamin keabsahan Kongres agar sesuai dengan
persyaratan dan kuorum yang telah ditentukan maka perlu
ditetapkan satu keputusan jumlah Delegasi dan Kourum Kongres.
Memperhatikan :
a.Laporan panitia pelaksana tentang jumlah Delegasi sesuai dengan
daftarhadir yang ada.
b.Hasil Verifikasi Sekretaris Sidang terhadap laporan panitia pelaksana
tentang jumlah Delegasi dan daftar hadir yang ada.
Mengingat :
a. Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi
b. Pasal 7 Anggran Rumah Tangga Federasi Pertambangan dan Energ
c. Pasal 1 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi
Pasal 1
Jumlah Delegasi Kongres yang hadir pada saat penentuan juamlah Delegasi dan Kuorum
Kongres adalah sebanyak 39 orang dari seluruh Delegasi.
Pasal 2
Berdasarkan daftar hadir peserta Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi, jumlah
Delegasi yang hadir adalah sebagai berikut :
33
DPP FPE : 7 orang
DPC FPE Aceh Tamiang : 3 orang
DPC FPE Bengkalis : 2 orang
DPC FPE Pekanbaru : 3 orang
DPC FPE Siak : 3 orang
DPC FPE Samarinda : 2 orang
DPC FPE Kutai Barat : 2 orang
DPC FPE Kutai Kartanegara : 3 orang
DPC FPE Paser : 3 orang
DPC FPE Kutai Timur : 3 orang
DPC FPE Bontang : 3 orang
DPC FPE Berau : 3 orang
DPC FPE Batam : 1 orang
DPC FPE Sorong : 1 orang
Pasal 3
Berdasarkan pada pasal 2 diatas jumlah Delegasi Kongres IV FPE yang hadir adalah 39 orang.
Maka didasarkan pada ketentuan yang berlaku, syarat kehadiran Delegasi Kongres telah
memenuhi persyaratan kuorum Kongres yaitu sekurang-kurangnya ½ ( setengah ) ditambah
1 ( satu ) dari jumlah seluruh delegasi yang tealh ditretapkan.
Pasal 4
Ditetapkan di : Bali
Pada tanggal : 20 April 2012
34
SAUT PANGARIBUAN J. PANGARIBUAN
Wakil Ketua Wakil Ketua
ARYANTI
Wakil Bendahara
35
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : II / KONGRES IV / FPE / IV / 2012
TENTANG
AGENDA KONGRES
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN
DAN ENERGI
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Untuk kelancaran dan ketertiban pelaksanaan Kongres IV perlu dibuat dan ditetapkan satu
kesatuan yang mengatur pelaksanaan Kongres
Pasal 2
Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 1 ( satu ) diatas perlu
ditetapkan Agenda Kongres.
36
Pasal 3
Agenda Kongres berfungsi untuk memperlancar dan mempercepat pelaksanaan Kongres IV
demi ketertiban dan kelancaran persidangan.
Pasal 4
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bali
Pada tanggal : 20 April 2012
ARYANTI
Wakil Bendahara
37
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : III / KONGRES IV / FPE / IV / 2012
TENTANG
MAJELIS PIMPINAN SIDANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN
ENERGI
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Mengangkat dan menetapkan 3 ( tiga ) orang anggota Majelis Pimpinan Sidang yang terdiri
dari 1 ( satu ) orang unsur DPP FPE, 2 ( dua ) orang unsur Dewan Pengurus Cabang.
Pasal 2
Komposisi dan personalia Majelis Pimpinan Sidang sebagaimana dimaksud pada pasal 1 (
satu ) keputusan ini adalah sebagai berikut :
38
Pasal 3
Ditetapkan di : Bali
Pada tanggal : 20 April 20122012
ARYANTI
Wakil Bendahara
39
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : IV / KONGRES IV / FPE / IV / 2012
TENTANG
TATA TERTIB KONGRES
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Untuk Kelancaran dan ketertiban rapat-rapat dan persidangan pada Kongres IV Federas
Pertambangan dan Energi oleh karena itu perlu dibuat Tata Tertib Kongres.
Pasal 2
Tata tertib Kongres disyahkan melalaui rapat pleno Kongres
Pasal 3
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
40
Ditetapkan di : Bali
Pada tanggal : 20 April 2012
YUNUS LOLI
Ketua
41
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : V/ KONGRES IV / FPE / IV/ 2012
TENTANG
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
DEWAN PENGURUS PUSAT
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
PERIODE : 2008 – 2012
42
Mengingat : a. Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi
b. Pasal 2 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi.
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Catatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ( dua ) diatas merupakan bagian yang tidak
dapat pisahkan dari Keputusan ini.
43
Pasal 5
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bali
Pada tanggal : 20 April 2012
YUNUS LOLI
Ketua
44
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : VI/ KONGRES IV / FPE / IV / 2012
TENTANG
Menimbang : a.Bahwa Dewan Pengurus Pusat Federasi Pertambangan dan Energi yang
dipilih dan ditetapkan oleh Kongres, pada akhir masa baktinya harus
memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, Garis-Garis Besar Haluan Organisasi yang telah
ditetapkan oleh Kongres, maupun keputusan Kongres lainnya sebagai
amanat yang harus dilaksanakan dalam proses penyelenggaraan organisasi;
MEMUTUSKAN
Setelah adanya pandangan, penilaian dan sikap dari Peserta Kongres IV Federasi
Pertambangan dan Energi terhadap laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat
Federasi Pertambangan dan Energi periode 2008 – 2012, maka Dewan Pengurus Pusat
Federasi Pertambangan dan Energi periode 2008 – 2012 dinyatakan Demisioner.
Pasal 2
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : Bali
Pada tanggal : 21 April 2012
YUNUS LOLI
Ketua
46
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : VII / KONGRES IV / FPE / IV / 2012
TENTANG
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Menimbang :a. Bahwa Kongres adalah badan tertinggi pengambilan keputusan pada
organisasi;
b. Bahwa adalah menjadi salah satu tugas dan kewenangan Kongres
menyusun dan menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga sebagai landasan hukum organisasi di dalam setiap gerak dan
langkah perjalanan organisasi;
c. Bahwa berdasarkan berbagai pertimbangan dan setelah melalui
pembahasan yang mendalam, teliti dan cermat, Kongres IV Federasi
Pertambangan dan Energi menilai Anggaran Dasar dan Anggaran Ruma
hingga saat ini, sudah tidak sesuai dengan kondisi internal dan eksternal
organisasi;
d. Bahwa untuk menjamin kelancaran dan kemantapan penyelengara
organisasi, Kongres memandang perlu untuk merubah Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga yang ada sesuai kebutuhan yang ada dimas
kini maupun Berdasarkan berbagai kemungkinan perkembangan yang
akan terjadi di masa yang akan datang.
Memperhatikan : a. Usul dan saran dalam rapat-rapat Steering Committee Kongres rapat -
rapat DPC yang membahas Anggaran Dasar Federasi
Pertambangan dan Energi yang dipersiapkan oleh Komisi Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b.Putusan Rapat Pleno Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi
pada tanggal 21vApril 2012 yang membahas tentang Amandemen
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
47
Pasal 1
Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam
naskah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi Pertambangan dan Energi
yang menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keputusan ini .
Pasal 2
Naskah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi Pertambangan dan Energi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ( satu ) keputusan ini, berlaku untuk jangka waktu
2012-2016 ( terlampir ).
Pasal 3
Apabila dikemudian hari ada hal-hal yang dirasakan tidak sesuai lagi dengan kondisi yang
berkembang pada saat itu, Kongres dapat melakukan perubuhan ( amandemen ) terhadap
naskah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ( satu )
Pasal 4
Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012
YUNUS LOLI
Ketua
TENTANG
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI DAN RESOLUSI
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Memperhatikan : a.Usul dan saran dalam rapat-rapat Steering Committee Kongres IV dan
Rapat-rapat Dewan Pengurus Cabang yang membahas Rancangan
Keputusan tentang Garis-Garis Besar Haluan Organisasi dan Resolusi /
Rencana Kerja Federasi Pertambangan dan Energi yang dipersiapkan
oleh komisi GBHO;
49
Mengingat : a. Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi
b. Pasal 2 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi
c. Hasil Putusan Rapat Pleno tanggal 21 April 2012
Memperhatikan : 1. Hasil Keputusan Rapat DPP FPE tentang Garis-Garis Besar Haluan
Organisasi;
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno Kongres Federasi Pertambangan
dan Energi tentang GBHO
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Garis-Garis Besar Haluan Organisasi Federasi Pertambangan dan Energi ini ditetapkan pada
Kongres IV dan berlaku untuk periode 2012 – 2016 ( terlampir )
Pasal 2
Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012
YUNUS LOLI
Ketua
TENTANG
PENETAPAN STRUKTUR , JOB DESCRIPTION DAN PROGRAM KERJA
Menimbang : a. Bahwa Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah Kongres yang
dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi
Pertambangan dan Energi.
Memperhatikan: 1. Hasil Keputusan Rapat DPP FPE tentang Struktur, Job Disription dan
Program Kerja ;
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno Kongres Federasi Pertambangan dan
Energi tentang GBHO
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Kongres IV Federasi Pertambangan Dan Energi tentang Struktur,
Job Discription dan Program Kerja ;
Pasal 1
Struktur, Job Discription dan Program Kerja Federasi Pertambangan dan Energi ini
ditetapkan pada Kongres IV, dan berlaku untuk periode 2012-2016 ( terlampir ).
51
Pasal 2
Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012
YUNUS LOLI
Ketua
52
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : X / KONGRES IV / FPE / IV / 2012
TENTANG
PENETAPAN RESOLUSI KONGRES
Menimbang : a.Bahwa Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah Kongres yang
dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi
Pertambangan dan Energi .
b.Bahwa penyusunan dan penetapan Resolusi Federasi Pertambangan dan
Energi adalah menjadi tugas dan kewenangan Kongres
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Menetapkan Resolusi Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi ( terlampir ).
53
Pasal 2
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 20 April 2012
YUNUS LOLI
Ketua
54
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XI / KONGRES IV / FPE / IV / 2012
TENTANG
TIM NOMINASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN
DAN ENERGI
Mengingat : Bab VII Tata Tertib Kongres Federasi Pertambangan dan Energi
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
TENTANG TIM NOMINASI
Pasal 1
Pasal 2
Sesuai dengan pasal 1 ( satu ), ditetapkan nama-nama Tim Nominasi sebagai berikut :
1. Bambang Heri Ketua
2. Hans Worumi Anggota
3. Ediartho Sitinjak Anggota
55
Pasal
3
Ditetapkan di : Bali
Pada tanggal : 21 April 2012
YUNUS LOLI
Ketua
56
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XII / KONGRES IV / FPE / IV / 2012
TENTANG
NOMINASI KETUA UMUM DEWAN PENGURUS PUSAT
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Menetapkan nama-nama nominasi untuk Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Federasi
Pertambangan dan Energi periode 2012 – 2016 berdasarkan hasil penjaringan melalui
lembar nominasi, sebagai berikut :
1.Riswan Lubis Jumlah Suara 10
2.Ediartho Sitinjak Jumlah Suara 3
3.Nikasi Ginting Jumlah Suara 1
57
Pasal 2
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012
YUNUS LOLI
Ketua
58
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XIII / KONGRES IV / FPE / IV / 2012
TENTANG
PENGANGKATAN KETUA UMUM
DEWAN PENGURUS PUSAT
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Menetapkan dan Mengangkat saudara RISWAN LUBIS sebagai Ketua Umum Federasi
Pertambangan dan Energi periode 2012 - 2016.
Pasal 2
59
Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012
YUNUS LOLI
Ketua
60
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XIV / KONGRES IV / FPE / IV / 2012
TENTANG
NOMINASI SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PENGURUS PUSAT
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Menetapkan nama-nama nominasi untuk SEKRETARIS JENDERAL Dewan Pengurus Pusat
Federasi Pertambangan dan Energi periode 2012 – 2016 berdasarkan hasil penjaringan
melalui lembar nominasi, sebagai berikut :
61
Pasal 2
Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012
YUNUS LOLI
Ketua
62
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XV / KONGRES IV / FPE / IV / 2012
TENTANG
PENGANGKATAN SEKRETARIS JENDERAL
DEWAN PENGURUS PUSAT
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Menimbang : a.Bahwa Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah Kongres yang
dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi
Pertambangan dan Energi .
b.Bahwa Saudari NIKASI GINTING telah memenuhi persyaratan dan dipilih oleh
Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi menjadi Sekretaris Jenderal
Federasi Pertambangan dan Energi
Memperhatikan : Hasil Keputusan Rapat Pleno Kongres Federasi Pertambangan dan Energi
tentang Sekretaris Jenderal
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Menetapkan dan Mengangkat saudari NIKASI GINTING sebagai Sekretaris Jenderal Federasi
Pertambangan dan Energi periode 2012 - 2016.
63
Pasal 2
Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012
YUNUS LOLI
Ketua
64
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XVI / KONGRES IV / FPE / IV / 2012
TENTANG
ANGGOTA TIM FORMATEUR
Menimbang : a. Bahwa Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah Kongres yang
dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi
Pertambangan dan Energi .
b. Bahwa pemilihan dan penetapan anggota Tim Formateur adalah tugas dan
kewenangan Kongres.
Memperhatikan : Hasil Keputusan Rapat Pleno Kongres Federasi Pertambangan dan Energi
tentang Tim Formateur
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Menetapkan dan Mengangkat :
1. Riswan Lubis Mewakili Ketua Umum Terpilih
2. Nikasi Ginting Mewakili Sekretaris Jenderal Terpilih
3. Ronie C Pande Mewakili Utusan Dewan Pengurus Cabang
4. Syahrial Mewakili Utusan Dewan Pengurus Cabang
5. Rumainur Mewakili Utusan Dewan Pengurus Cabang
65
Pasal 2
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012
YUNUS LOILI
Ketua
66
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XVII / KONGRES IV / FPE / IV / 2012
TENTANG
SUSUNAN PERSONALIA
DEWAN PENGURUS PUSAT
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Menimbang : a. Bahwa Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah Kongres yang
dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi
Pertambangan dan Energi .
b.Bahwa pemilihan dan penetapan personalia Dewan Pengurus Pusat
Federasi Pertambangan dan Energi adalah tugas dan kewenangan
Kongres.
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Menetapkan dan Mengangkat :
1.Riswan Lubis Sebagai Ketua Umum
2.Nikasi Ginting Sebagai Sekretaris Jendral
3.Ediartho Sitinjak Sebagai Wakil Ketua
4.Saut Pangaribuan Sebagai Wakil Sekretaris
5.Aryanti Sebagai Bendahara
67
Pasal 2
Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012
YUNUS LOLI
Ketua
68
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XVIII / KONGRES IV / FPE / IV / 2012
TENTANG
MAJELIS PENASEHAT ORGANISASI
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Menimbang : a. Bahwa Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah Kongres yang
dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi
Pertambangan dan Energi .
b. Bahwa pemilihan dan penetapan Majelis Penasehat Organisasi Federasi
Pertambangan dan Energi adalah tugas dan kewenangan Kongres.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Majelis Penasehat Organisasi Federasi Pertambangan dan Energi periode
2012 - 2016
Pasal 1
Menetapkan dan Mengangkat :
1. Juandi Ketua
2. Suhardi Anggota
3. Patar Sitanggang Anggota
69
Pasal 2
Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012
YUNUS LOLI
Ketua
70
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XIX / KONGRES IV / FPE / IV / 2012
TENTANG
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Menimbang : a. Bahwa Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah Kongres yang
dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi
Pertambangan dan Energi .
b. Bahwa pemilihan dan penetapan Badan Pemeriksa Keuangan Federasi
Pertambangan dan Energi adalah tugas dan kewenangan Kongres.
MEMUTUSKAN
71
Pasal 2
Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012
YUNUS LO LI
Ketua
72
DPC FPE SBSI
74
HALAMAN
MARS FPE
75
HALAMAN
MARS SBSI
76
HAALAMAN
BELAKANG