Anda di halaman 1dari 78

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur memang harus kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
tanpa ridhoNya Federasi Pertambangan Dan Energi tidaklah mungkin dapat melaksanakan
KONGRES IV yang terlaksana dengan baik di pulau Dewata Bali, pada 20-23 April 2012.

Federasi Pertambangan Dan Energi adalah salah satu federasi yang berafiliasi ke Konfederasi
Serikat Buruh Sejahtera Indonesia ( KSBSI ). Federasi yang anggotanya umumnya berada
diwilayah-wilayah terpencil ternyata masih menjadi federasi terkuat dalam pengumpulan
iuran anggota jika dibandingkan dengan federasi-federasi lain yang menjadi anggota afiliasi
KSBSI.

Pada Kongres ke IV, Federasi Pertambangan Dan Energi menghasilkan generasi baru yang
diharapkan dapat memberikan gerakan baru dengan tenaga baru untuk masa bhakti 2012 –
2016 . Selain pucuk pimpinan baru FPE SBSI juga mengalami perampingan pengurus pusat
yang periode sebelumnya 7 orang saat ini berkurang menjadi 5 orang. Perampingan
struktur DPP FPE dengan tujuan meng-efektifkan koordinasi dan kinerja kelembagaan.

Selain hal tersebut diatas, Kongres IV FPE SBSI juga mengahasilkan beberapa keputusan
penting seperti : AD-ART, GBHO, Program Kerja, Resolusi dan pelaksanaan Kongres V yang
akan dilaksanakan antara Agustus – Oktober 2016.
Akhir kata segenap keluarga besar FPE SBSI mengucapkan terimakasih banyak keberbagai
pihak yang banyak membantu sehingga terlaksananya KONGRES IV FPE SBSI dengan lancar
dan sukses di ADHI JAYA SUNSET HOTEL Bali pada 20 – 23 April 2012.

Salam Sejahtera
Jakarta, 1 Mei 2012

Riswan Lubis Nikasi Gingting


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

i
TRI DHARMA

KONFEDERASI SERIKAT BURUH SEJAHTERA INDONESIA

1. Kami Para Buruh Indonesia, Bertekad Menjungjung Tinggi Pancasila Dan Undang-
Undang Dasar 1945, Dalam Setiap Sikap Dan Tindakan Kami.

2. Kami Para Buruh Indenesia , Bertekad Memperjuangkan Kemakmuran Para Buruh


Indonesia, Yang Berlandaskan Atas Keadilan, Serta Harkat Dan Martabat Kami
Sebagai Insan Pancasila.

3. Kami Para Buruh Indonesia, Bertekad Membangun Bangsa Dengan Bekerja Keras,
Dilandasi Tanggung Jawab Kami Sebagai Warga Negara Indonesia.

ii
DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar i
2. Tri Dharma ii
3. Daftar Isi iii
4. Susunan MPS,Formateur, MPO, BPK, DPP iv
5. Anggaran Dasar Federasi Pertambangan Dan Energi 5 - 14
6. Anggaran Rumah Tangga Federasi Pertambangan Dan Energi 15 - 21
7. Struktur, Job Description FPE 22 - 24
8. Garis-garis Besar Haluan Organisasi 25 - 27
9. Program Kerja FPE 2012 – 2016 28 - 29
10. Resolusi Kongres IV FPE SBSI 30 - 32
11. Keputusan-Keputusan Kongres ( Kpt.I-XIX ) 33 - 72
12. Daftar Nama Peserta Kongres IV FPE SBSI 73 - 74
13. Mars FPE SBSI 75
14. Mars KSBSI 76

iii
A. MAJELIS PIMPINAN SIDANG KONGRES IV FPE SBSI

1. Yunus Loli Ketua


2. Saut Pangaribuan Anggota
3. Armaini Anggota

B. TIM FORMATEUR KONGRES IV FPE SBSI

1. Riswan Lubis
2. Nikasi Ginting
3. Ronie C Pande
4. Syahrial
5. Rumainur

C. MAJELIS PENASEHAT ORGANISASI (MPO )

1. Juandi
2. Suhardi
3. Patar Sitanggang, SH

D. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN ( BPK )

1. Amosi Telaumbanua Ketua


2. Syamsudin Halim Anggota
3. Mitra Simajuntak Anggota

E. DEWAN PENGURUS PUSAT ( DPP )

1. Riswan Lubis, SH Ketua Umum


2. Ediartho Sitinjak, SH,MSSW Wakil Ketua Umum
3. Nikasi Ginting, SH Sekretaris Jenderal
4. Saut Pangaribuan, SH Wakil Sekretaris Jenderal
5. Aryanti Bendahara

iv
ANGGARAN DASAR – ANGGARAN RUMAH TANGGA
FEDERASI PEERTAMBANGAN DAN ENERGI

ANGGARAN DASAR
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
SERIKAT BURUH SEJAHTERA INDONESIA
(FPE-SBSI)
PEMBUKAAN
Setiap warga Negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Buruh adalah bagian integral dari Negara yang mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dengan warga Negara lainnya.

Prinsip kebasan mengeluarkan pendapat, berkumpul dan berserikat bagi setiap warga Negara
Indonesia, sepenuhnya dijamin dalam pasal 28 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
tahun 1945, Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) No. 87 dan 98, serta
Undang-undang No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/serikat buruh.

Buruh Indonesia tidak menikmati hasil-hasil pembangunan nasional akibat dari banyaknya
pelanggaran hak-hak buruh. Buruh Indonesia hanya difungsikan sebagai alat kelengkapan
produksi. Oleh karena itu, penguatan dan pemberdayaan buruh dan serikat buruh dalam
berbagai bidang kehidupan sangat dibutuhkan dalam upaya mengangkat harkat dan martabat
buruh.

Oleh karena itu, buruh Indonesia sebagai katalisator pembangunan ekonomi nasional berhak
mendapatkan perlindungan hukum, sosial dan ekonomi sesuai tujuan dan cita-cita
pembangunan menuju ke arah masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

Dalam rangka mencapai keadilan, kemakmuran, dan kesejahteran maka mengembangkan


Federasi Pertambangan dan energi sebagai wujud nyata dalam praktek hubungan buruh
adalah wajib. Sebab, organisasi buruh adalah instrumen untuk mendorong tumbuhnya
kebersamaan dalam mencapai cita-cita di atas.
Untuk mencapai cita-cita menuju kemakmuran dan kesejahteraan buruh pertamabangan di
Indonesia maka Federasi Pertambangan dan Energi – Serikat Buruh Sejahtera Indonesia
menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai konstitusi organisasi.

5
BAB I
NAMA, KEDUDUKAN, STATUS, BENTUK DAN KEDAULATAN
Pasal 1
NAMA
Organisasi Serikat Buruh ini bernama FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
disingkat dengan FPE.
Pasal 2
KEDUDUKAN
Pusat organisasi ini berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

Pasal 3
STATUS
Organisasi ini adalah serikat buruh yang berdaulat, demokratis, dan independen
.
Pasal 4
BENTUK
Organisasi ini berbentuk Federasi.

Pasal 5
KEDAULATAN
Kedaulatan tertinggi organisasi berada di tangan anggota.

BAB II
ASAS DAN LANDASAN

Pasal 6
ASAS
Organisasi ini berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pasal 7
LANDASAN
Landasan Konsitusi Organisasi adalah :
1. Anggaran Dasar ;
2. Anggaran Rumah Tangga.

6
Pasal 8
TUJUAN
Tujuan organisasi ini adalah :
1. Mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia melalui
pembangunan sebagai wujud nyata pengamalan Pancasila demi terwujudnya masyarakat
adil dan makmur ;
2. Menyalurkan dan memperjuangkan hak serta aspirasi buruh pertambangan dan energi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, menyatakan sikap dan
pendapat, membuat perjanjian kerja bersama serta memberikan perlindungan hukum ;
3. Menumbuh kembangkan rasa kebersamaan buruh pada semua bidang pekerjaan untuk
mewujudkan rasa persatuan dan kebersamaan bersama buruh ;
4. Memperjuangkan kesejahteraan buruh pertambangan dan energi dan keluarganya
melalui pekerjaan yang layak sesuai harkat dan martabat manusia seutuhnya.

Pasal 9
FUNGSI
Fungsi organisasi ini adalah :
1. Menegakkan hukum dan keadilan ;
2. Membela dan melindungi, serta memperjuangkan kepentingan dan aspirasi Anggota ;
3. Menggalang kebersamaan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan nasional.

Pasal 10
UPAYA
Untuk mencapai tujuan, organisasi ini melakukan beberapa upaya, antara lain :
1. Berperan serta dalam mempengaruhi dan menyusun kebijakan di bidang
Ketenagakerjaan ;
2. Melakukan penyadaran dan pembelaan hukum untuk mewujudkan keadilan dan
kesejahteraan buruh ;
3. Menyelenggarakan pendidikan perburuhan secara sistematis, berkesinambungan dan
terpadu ;
4. Memberdayakan anggota guna :
a.Meningkatkan kemampuan dan keterampilan bernegosiasi ;
b.Meningkatkan kemampuan anggota menyusun Perjanjian Kerja Bersama ;
c. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota menyelesaikan perselisihan
hubungan kerja.
5. Menjalin dan membina hubungan kerja sama yang baik antara sesama serikat buruh
baik di dalam maupun di luar negeri.

7
BAB III
BENDERA, LAMBANG DAN LAGU

Pasal 11
BENDERA
Lambang organisasi menceriminkan sebagai berikut :
1. Warna dasar putih mencerminkan kesucian ;
2. Warna dasar biru mencerminkan perdamaian dan kebesaran alam raya nusantara ;
3. Roda mesin berjumlah 30 gerigi melambangkan tanggal berdirinya organisasi yakni
pada tanggal 30 bulan April ;
4. Delapan garis yang berlekuk-lekuk di bawah menara, melambangkan tahun berdirinya
Federasi Pertambangan dan Energi yaitu pada tahun 1998 ;
5. Menara hitam, melambangkan kekuatan organisasi dalam memperjuangkan hak dan
kepentingan anggota ;
6. Dua pumping yang menukik, melambangkan kerja keras anggota untuk menggali
berbagai sumber daya alam ;
7. Pulau di Indonesia yang bewarna kuning melambangkan kebaikan dan kemakmuran
buruh Indonesia ;
8. Tulisan Federasi Pertambangan dan Energi yang bewarna merah, melambangkan
militansi perjuangan buruh untuk mencapai cita-cita

Pasal 12

LAGU
Mars organisasi serikat buruh ini adalah :
1. Mars FPE
2. Mars KSBSI

BAB IV
KEANGGOTAAN ORGANISASI

Pasal 13
ANGGOTA
1. Anggota Federasi Pertambangan dan Energi adalah gabungan dari beberapa Serikat
Buruh dari sektor sejenis atau berlainan yang bergabung di bawah DPC FPE ditingkat
kabupaten / kota ;
2. Federasi adalah gabungan dari beberapa serikat buruh di sektor usaha sejenis atau
berlainan yang termasuk dalam lingkup sektor pertambangan dan energi yang bersatu di
bawah DPC pada tingkat kabupaten/kota ;
3. Anggota terdiri dari :
a. Anggota biasa;
b.Anggota kehormatan.

8
Pasal 14
HAK ANGGOTA
1. Anggota biasa :
a. Mempunyai hak suara, hak memilih dan dipilih;
b. Mendapatkan pelayanan dari organisasi;
c. Mendapatkan pelatihan dan pendidikan dari organisasi;
d. Mendapatkan perlindungan dan bantuan hukum dari organisasi .
2. Anggota kehormatan mempunyai hak bicara.

Pasal 15
KEWAJIBAN ANGGOTA
1. Anggota biasa :
a. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan keputusan-
keputusan organisasi;
b. Membela dan menjujung tinggi nama baik organisasi;
c. Membayar iuran keanggotaan setiap bulan;
d. Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi;
e. Menghadiri pertemuan dan kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi;
f. Tidak menjadi anggota atau pengurus organisasi lain yang sejenis.
2. Anggota kehormatan :
a. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan
organisasi ;
b. Menjunjung tinggi nama baik organisasi.

Pasal 16
SANKSI ORGANISASI

1. Sanksi adalah tindakan organisasi yang diberikan kepada anggota maupun pengurus
sebagai hukuman pada semua tingkatan;
2. Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah :
a. Peringatan ;
b. Pemberhentian sementara (skorsing) ;
c. Pemecatan.
BAB V
TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 17
1. Pengambilan keputusan rapat organisasi dilakukan melalui musyawarah untuk mencapai
mufakat;
2. Apabila musyawarah/mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan dengan
cara pemungutan suara (voting).

9
Pasal 18
TINGKAT KEPUTUSAN
1. Organisasi ini memiliki tingkat keputusan sebagai berikut :
a. Kongres ;
b. Musyawarah Nasional ;
c. Dewan Pengurus Pusat ;
d. Konfrensi Cabang ;
e. Dewan Pengurus Cabang ;
f. Rapat Anggota Komisariat ;
g. Pengurus Komisariat.
2. Keputusan yang lebih rendah tunduk pada keputusan yang lebih tinggi tingkatannya.

BAB VI
KONGRES, KONGRES LUAR BIASA, DAN MUSYAWARAN NASIONAL

Pasal 19
KONGRES
1. Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah badan tertinggi pengambilan
keputusan ;
2. Kongres berlangsung satu kali dalam empat tahun ;
3. Kongres dilaksanakan untuk :
a. Menilai laporan pertanggung jawaban DPP ;
b. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi
(AD/ART) ;
c. Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) ;
d. Memilih Dewan Pengurus Pusat (DPP ) ;
e. Memilih Majelis Penasehat Organisasi (MPO) ;
f. Memilih Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ;
g. Membuat keputusan-keputusan lain untuk organisasi.
4. Kongres dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah
(1/2) ditambah satu orang dari jumlah seluruh utusan yang ditentukan.

Pasal 20
KONGRES LUAR BIASA
1. Kongres Luar Biasa hanya dapat dilakukan jika DPP dinilai menyimpang dan tidak
melaksanakan amanat kongres;
2. Kongres Luar Biasa dilakukan atas permintaan sekurang-kurangnya oleh dua
pertiga (2/3) dari jumlah seluruh cabang;
3. Kongres Luar biasa dilakukan oleh DPP, bilamana DPP menolak untuk
melaksanakan kongres luar biasa, kongres luar biasa dapat dilaksanakan oleh Majelis
Penasehat Organisasi (MPO).

10
Pasal 21
MUSYAWARAH NASIONAL
1. Musyawarah Nasional (MUNAS) dapat dilaksanakan bilamana dipandang perlu;
2. Musyawarah nasional mempunyai tugas dan wewenang, sebagai berikut :
a. Membahas persoalan-persoalan yang belum diatur pada kongres;
b. Membahas persoalan-persoalan yang bersifat regional, nasional, dan
internasional yang sedang berkembang;
c. Menindaklanjuti keputusan-keputusan yang belum diatur oleh AD/ART .

BAB VII
KONFERENSI CABANG DAN KONFERENSI CABANG LUAR BIASA
Pasal 22
KONFRENSI CABANG
1. Konferensi cabang adalah forum pengambilan keputusan tertinggi pada tingkat
cabang;
2. Konferensi cabang dilakukan satu kali dalam empat tahun;
3. Konferensi cabang memiliki tugas dan wewenang:
a. Menilai laporan pertanggung jawaban Dewan Pengurus Cabang (DPC);
b. Menyusun program kerja DPC ;
c. Memilih Dewan Pengurus Cabang ;
d. Menetapkan keputusan-keputasan lain ditingkat Cabang.

Pasal 23
KONFRENSI CABANG LUAR BIASA
Konferensi Cabang Luar Biasa dilaksanakan apabila :
1. Dewan Pengurus Cabang dinilai menyimpang dari AD/ART dan amanat konferesi
cabang;
2. Atas permintaan oleh sekurang-kurangnya dua pertiga (2/3) dari jumlah Komisariat.

BAB VIII
RAPAT ANGGOTA KOMISARIAT
Pasal 24
1. Rapat anggota komisariat adalah forum pengambilan keputusan tertinggi pada tingkat
komisariat;
2. Rapat anggota komisariat dilakukan satu (1) kali dalam tiga (3) tahun;
3. Rapat anggota komisariat dinyatakan sah bilamana dihadiri oleh sekurang
kurangnya setengah (1/2) ditambah satu (1) dari jumlah anggota atau perwakilan;
4. Rapat anggota komisariat memiliki tugas dan wewenang:
a. Menilai laporan pertanggung jawaban Pengurus Komisariat ;
b. Menetapkan program kerja komisariat ;
c. Memilih pengurus komisariat ;
d. Menetapkan keputusan-keputusan lain ditingkat komisariat.
5. Rapat anggota komisariat dapat dihadiri oleh perwakilan Dewan Pengurus Cabang.

11
BAB IX
ALAT-ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 25
Federasi Pertambangan Energi memiliki perangkat kelengkapan organisasi yang terdiri dari ;
1. Majelis Penasehat Organisasi (MPO) ;
2. Dewan Pengurus Pusat (DPP) ;
3. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ;
4. Dewan Pengurus Cabang (DPC) ;
5. Pengurus Komisariat (PK).

Pasal 26
MAJELIS PENASEHAT ORGANISASI
1. Majelis Penasehat Organisasi adalah badan yang bertugas untuk mengawasi DPP dan
memberikan pertimbangan terhadap program-program kerja DPP ;
2. Apabilan Majelis Penasehat Organisasi menilai bahwa keputusan-keputusan DPP telah
menyimpang dari AD/ART dan Keputusan Kongres, maka Majelis Penasehat
Organisasi dapat mengeluarkan memorandum kepada DPP ;
3. Apabila DPP tidak mengindahkan memorandum pertama, Majelis Penasehat Organisasi
dapat menyampaikan memorandum ke dua dalam tenggang waktu tiga (3) bulan;
4. Setelah memorandum pertama dan ke dua disampaikan, dan DPP dalam menjalankan
keputusan-keputusannya tetap menyimpang dari AD/ART, Majelis Penasehat Organisasi
dapat menyelenggarakan kongres luar biasa setelah mendapat persetujuan sekurang-
kurannya dua 2/3 (dua pertiga) dari jumlah seluruh Dewan Pengurus Cabang.

Pasal 27
DEWAN PENGURUS PUSAT
1. Dewan Pengurus Pusat merupakan pemegang kekuasaan eksekutif tertinggi
organisasi yang dipilih pada kongres untuk masa bakti empat (4) tahun;
2. Dewan Pengurus Pusat merupakan pemegang kekuasaan eksekutif tertinggi
organisasi yang berwenang bertindak untuk dan atas nama organisasi baik ke dalam
maupun ke luar;
3. Untuk kelancaran tugas-tugas organisasi, DPP dapat membentuk lembaga,
departemen, dan alat bantu lainnya;
4. Dewan Pengurus Pusat sekurang-kurangnya 3 orang dan sebanyak-banyak 7 orang
yang terdiri dari :
a. Ketua Umum
b. Ketua Bidang Program;
c. Ketua Bidang Konsolidasi ;
d. Sekretaris Jenderal;
e. Wakil Sekretaris Jendral;
f. Bendahara ;
g. Wakil Bendahara.

12
Pasal 28
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
1. Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Kongres;
2. Badan Pemeriksa Keuangan bertugas untuk memeriksa laporan keuangan organisasi
minimal satu kali dalam satu tahun dan hasilnya disampaikan kepada DPC
3. Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan disampaikan pada Kongres
Pasal 29
DEWAN PENGURUS CABANG
1. Dewan Pengurus Cabang merupakan pemegang kekuasaan eksekutif pada tingkat cabang
yang berwenang bertindak untuk dan atas nama organisasi pada tingkat cabang;
2. Pembentukan cabang ditetapkan atas dasar potensi daerah setempat.

Pasal 30
PENGURUS KOMISARIAT
Pengurus komisariat merupakan pemegang kekuasaan eksekutif pada tingkat komisariat yang
berwenang dan bertindak untuk dan atas nama organisasi pada tingkat komisariat.
BAB X
KEUANGAN ORGANISASI

Pasal 31
SUMBER KEUANGAN
1. Sumber keuangan organisasi diperoleh dari :
a. Iuran anggota ;
b. Sumbangan yang tidak mengikat ;
c. Usaha-usaha lain yang sah.
2. Untuk mendukung prinsip kemandirian ekonomi organisasi, DPP, DPC, dan PK boleh
mencari sumber dana keuangan sendiri dengan tetap mempertahankan prinsip
independensi organisasi.

Pasal 32
PENGGUNAAN DANA
1. Keuangan organisasi digunakan untuk :
a. Pengelolaan serta pengembangan organisasi ;
b. Melaksanakan program organisasi ;
c. Membayar iuran kepada afiliasi nasional dan international.
2. Keuangan organisasi tidak dapat digunakan untuk :
a. Kepentingan pribadi ;
b. Di luar tujuan dan kepentingan organisasi.

13
Pasal 33
PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN ORGANISASI
1. Dewan Pengurus Pusat mempertanggungjawabkan penggunaan Keuangan pada kongres
federasi setelah Badan Pemeriksa Keuangan melakukan pemeriksaan keuangan;
2. Dewan Pengurus Cabang mempertanggungjawabkan penggunaan keuangan pada
Konfrensi Cabang;
3. Pengurus Komisariat mempertanggungjawabkan penggunaan keuangan pada rapat
anggota.

BAB XI
AFILIASI
Pasal 34
AFILIASI NASIONAL DAN INTERNATIONAL
1. FEDERASI Pertambangan dan Energi di tingkat nasional berafiliasi ke Konfederasi
Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI);
2. DPP FPE dapat menerima organisasi serikat buruh/pekerja independen untuk
berafiliasi ke Federasi Pertambangan Dan Energi setelah memenuhi syarat-syarat
yang ditetapkan dalam rapat DPP ;dan dilaporkan pada Kongres.
3. DPP Federasi Pertambangan dan Energi dapat berafliasi ditingkat international

BAB XIII
PEMBUBARAN DAN ATURAN PERALIHAN

Pasal 35
PEMBUBARAN
1. Organisasi ini dapat dibubarkan berdasarkan keputusan kongres yang khusus dilaksanakan
untuk maksud tersebut, yang diusulkan oleh sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah cabang
dan disetujui oleh ¼ dari jumlah utusan yang hadir ;
2. Dewan Pengurus Pusat memberitahukan usulan pembubaran organisasi kepada perangkat
organisasi di seluruh Indonesia dengan tenggang waktu selambat-lambatnya enam bulan
sebelum kongres dilaksanakan;
3. Pembubaran Organisasi Federasi Pertambangan dan Energi diberitahukan kepada afiliasi
di tingkat nasional dan international;
4. Harta kekayaan organisasi disumbangkan kepada serikat buruh yang independen.

Pasal 36
ATURAN PERALIHAN
Bila timbul perbedaan penafsiran mengenai suatu ketentuan dalam anggaran dasar ini,
penafsiran yang sah ditetapkan oleh Majelis Penasehat Organisasi yang dipertanggung
jawabkan pada kongres.
Pasal 37
PENUTUP
1. Anggaran dasar ini merupakan sumber tertib hukum tertinggi dalam organisasi;
2. Anggaran dasar ini diberi nama Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi yang
mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
14
ANGGARAN RUMAH TANGGA
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
SERIKAT BURUH SEJAHTERA INDONESIA
(FPE – SBSI)
Pasal 1
KEANGGOTAAN
1. Anggota biasa yaitu buruh yang memiliki hubungan kerja ataupun di luar hubungan
kerja pada sektor pertambangan dan energi dan telah mengikuti proses penerimaan
sebagai anggota;
2. Anggota kehormatan adalah setiap orang yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat
Federasi berdasarkan usulan pengurus komisariat dan atau pengurus cabang.

Pasal 2
SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN
1. Warga Negara Indonesia;
2. Mengisi formulir permohonan keanggotaan pada Pengurus Komisariat atau Dewan
Pengurus Cabang, atau Dewan Pengurus Pusat;
3. Setiap anggota diberikan Kartu Tanda Anggota (KTA) yang dikeluarkan oleh DPC ;
4. Dalam hal belum terbentuk DPC maka kartu anggota diterbitkan oleh DPP.

Pasal 3
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Berakhirnya keanggotaan disebabkan oleh :
a. Permintaan sendiri;
b. Meninggal dunia;
c. Kehilangan kewarganegaraan Indonesia;
d. Diberhentikan dari keanggotaan federasi;
e. Menjadi anggota serikat buruh lain.

Pasal 4
SYARAT-SYARAT MENJADI PENGURUS

1.Syarat-syarat untuk menjadi Pengurus Komisariat adalah :


a.Minimal telah menjadi anggota aktif dan membayar iuran selama satu tahun
berturu-tururt, kecuali PK yang baru terbentuk;
b.Bersedia dicalonkan oleh anggota, mencalonkan diri, dipilih dan disahkan pada
rapat anggota komisariat ;
c.Tidak pernah mendapat sanksi organisasi sebagaimana tercantum pada Pasal 16
Anggaran Dasar ;
d.Tidak dinyatakan bersalah pada rapat anggota komisariat.

15
2.Syarat-syarat untuk menjadi Pengurus Cabang adalah :
a.Aktif menjadi anggota dan membayar iuran selama dua tahun berturut-turut, kecuali
yang baru terbentuk;
b.Bersedia dicalonkan oleh PK, mencalonkan diri, dipilih dan disahkan pada
Konferensi Cabang ;
c.Tidak pernah mendapat sanksi organisasi sebagaimana tercantum pada Pasal 16
Anggaran Dasar ;
d.Tidak dinyatakan bersalah pada konferensi Cabang.

3.Syarat-syarat untuk menjadi Dewan Pengurus Pusat adalah :


a.Minimal telah aktif selama empat tahun berturut-turut secara terus menerus
menjadi anggota dan membayar iuran ;
b.Bersedia dicalonkan oleh DPC, mencalonkan diri, dipilih dan disahkan pada
Kongres ;
c.Tidak pernah mendapat sanksi organisasi sebagaimana tercantum pada Pasal 16
Anggaran Dasar ;
d.Tidak dinyatakan bersalah pada Kongres.

Pasal 5
MASA JABATAN KETUA DAN SEKRETARIS
1. Jabatan Ketua dan Sekretaris pada tingkat PK, DPC, dan DPP hanya dapat dijabat selama
dua periode berturut-turut;
2. Ketua dan sekretaris yang telah menjabat selama dua periode berturut-turut dapat dipilih
kembali, dengan ketentuan:
a. PK : Ketua dan Sekretaris yang telah menjabat selama dua periode berturut-tururt
dapat dipilih kembali bilamana diusulkan oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota yang hadir;
b. DPC : Ketua dan Sekretaris yang telah menjabat selama dua periode berturut-tururt
dapat dipilih kembali bilamana diusulkan oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
komisariat yang hadir;
c. DPP : Ketua Umum dan Sekretaris Jendral yang telah menjabat selama dua periode
berturut-turut dapat dipilih kembali bilamana diusulkan oleh sekurang-kurangnya
2/3 dari jumlah delegasi yang hadir.

Pasal 6
SANKSI
1. Sanksi diberikan kepada anggota atau pengurus bilamana terbukti melakukan pelanggaran
yang merugikan organisasi, baik langsung atau tidak langsung;
2. Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dibuat dalam bentuk tertulis sesuai hirarki
organisasi;
3. Sanksi dalam bentuk skorsing dilakukan setelah didahului dengan peringatan tertulis
sebanyak dua kali berturut-tururt;

16
4. Dalam hal pelanggaran berat, organisasi dapat langsung memberikan sanksi
pemberhentian kepada anggota maupun kepada pengurus setelah melalui rapat pengurus,
yang dihadiri oleh 2/3 dari pengurus yang ada tanpa mengindahkan ketentuan pada ayat
(1), (2), (3) dan (4)
5. Pemberhentian sementara dan atau pemecatan Pengurus Komisariat diusulkan
oleh anggota kepada Pengurus Cabang;
6. Pemberhentian sementara dan atau pemecatan Pengurus Cabang diusulkan oleh Dewan
Pengurus Cabang kepada Dewan Pengurus Pusat;
7. Pemberhentian sementara dan atau pemecatan Pengurus Pusat diusulkan oleh DPP dan
dipertanggungjawabkan pada kongres;
8. Anggota atau Pengurus yang keberatan dengan sanksi pemberhentian sementara dan atau
pemecatan dari organisasi dapat meminta pembelaan diri pada kongres;
9. Kongres setelah mempelajari sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dapat mengambil
keputusan untuk membatalkan atau menguatkan sanksi ;
10. Kriteria pelanggaran berat adalah :
a. Segala tindakan yang merusak citra organisasi secara langsung ;
b. Segala tindakan yang menganggu kinerja organisasi.

Pasal 7
KONGRES
1.Kongres dihadiri oleh peserta yang terdiri dari :
a. Delegasi ;
b. Peninjau ;
c. Undangan.
2.Delegasi Kongres terdiri dari :
a. Dewan Pengurus Cabang ;
b. Dewan Pengurus Pusat ;
c. Majelis Penasehat Organisasi ;
d. Badan Pemeriksa Keuangan.
3. Peninjau diundang oleh Dewan Pengurus Pusat atas usul Dewan Pengurus Cabang ;
4. Undangan ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat;
5. Semua delegasi kongres diputuskan melalui rapat pengurus pada masing-masing
tingkatan;
6. Setiap delegasi atau peserta kongres wajib membawa surat mandat.

Pasal 8
HAK BICARA DAN HAK SUARA
1. Hak bicara pada kongres dimiliki oleh seluruh peserta ;
2. Hak suara pada kongres dimiliki oleh :
a. Dewan Pengurus Pusat 1 (satu) suara ;
b. Dewan Pengurus Cabang berdasarkan kuota.

17
3. Hak suara Dewan Pengurus Cabang ditetapkan berdasarkan jumlah anggota yang
membayar iuran dengan ketentuan sebagai berikut :
a. 200 - 1000 anggota : 1 suara
b. 1001 - 1800 anggota : 2 suara
c. 1801 - .2600 anggota : 3 suara
d. 2601 - dan seterusnya : 4 suara

Pasal 9
MUSYAWARAH NASIONAL
1. Musyawarah Nasional diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat;
2. Musyawarah Nasional dihadiri oleh :
a. Majelis Penasehat Organisasi;
b. Dewan Pengurus Pusat;
c. Badan Pemeriksa Keuangan;
d. Dewan Pengurus Cabang.

Pasal 10
KONFERENSI CABANG

1. Konferensi Cabang diselenggarakan Dewan Pengurus Cabang sekali dalam empat tahun ;
2. Bilamana Pengurus Cabang tidak bersedia melaksanakan Konferensi Cabang,
pelaksanaan konfrensi cabang diambilalih oleh Dewan Pengurus Pusat;
3. Konferensi Cabang dihadiri oleh :
a. Utusan Pengurus Komisariat ;
b. Dewan Pengurus Cabang ;
c. Dewan Pengurus Pusat ;
d. Koordinator Wilayah dan Undangan.

Pasal 11
KONFERENSI CABANG LUAR BIASA

1. Konferensi Cabang Luar Biasa diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Cabang apabila
diusulkan oleh 2/3 dari jumlah komisariat karena Dewan Pengurus Cabang dinilai telah
melanggar AD/ART. Apabila pengurus cabang tidak bersedia, pelaksanaan Konfrensi
Cabang Luar Biasa diambil alih oleh Dewan Pengurus Pusat;
2. Konferensi Cabang Luar Biasa dihadiri oleh :
a. Utusan Pengurus Komisariat ;
b. Dewan Pengurus Cabang ;
c. Dewan Pengurus Pusat ;
d. Koordinator Wilayah dan Undangan.

18
Pasal 12
HAK SUARA
1. Hak suara pada Konferensi Cabang hanya dimiliki oleh utusan Komisariat dan Dewan
Pengurus Cabang ;
2. DPC memiliki hak 1 suara pada konferensi cabang ;
3. Pengurus Komisariat memiliki hak suara berdasarkan jumlah anggota yang aktif
membayar iuran dengan ketentuan sebagai berikut :
a. 10-50 anggota : 1 suara
b. 51-100 anggota : 2 suara
c. 101-200 anggota : 3 suara
d. 201-400 anggota : 4 suara
e. 401-dst : 5 suara

Pasal 13
MAJELIS PENASEHAT ORGANISASI

1. Majelis Penasehat Organisasi berjumlah tiga orang yang dipimpin oleh seorang ketua;
2. Majelis Penasehat Organisasi dipilih dan ditetapkan pada kongres;
3. Masa bhakti Majelis Penasehat Organisasi berakhir bersamaan dengan masa bakti
Dewan Pengurus Pusat.

Pasal 14
DEWAN PENGURUS PUSAT
1.Dewan Pengurus Pusat berjumlah sekurang-kurangnya 3 orang dan sebanyak-banyaknya
tujuh orang dipimpin oleh Ketua Umum;
2.Rapat Dewan Pengurus Pusat dilakukan minimal satu kali dalam satu bulan;
3.Dewan Pengurus Pusat dipilih melalui kongres, hasil pemilihan wajib dikirim ke seluruh
cabang paling lambat dua bulan setelah kongres;
4.Selama Dewan Pengurus Pusat yang baru belum terbentuk, Dewan Pengurus Pusat yang
lama masih tetap bertanggung jawab ke dalam dan ke luar organisasi;
5.Pergantian Personalia Dewan Pengurus Pusat harus disertai serah terima administrasi dan
aset organisasi secara lengkap;
6.Dewan Pengurus Pusat dapat mengganti pengurus yang tidak aktif atau yang mendapat
sanksi organisasi melalui rapat DPP ;
7.Dewan Pengurus Pusat berwenang menerbitkan Surat Keputusan pembentukan Pengurus
Komisariat bilamana Dewan Pengurus Cabang belum terbentuk

Pasal 15
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
1. Badan Pemeriksa Keuangan bersifat independen dan bertugas memeriksa keuangan
organisasi secara berkala ;
2. Badan Pemeriksa Keuangan berjumlah tiga orang dengan dipimpin oleh sorang ketua
3. Masa bhakti Badan Pemeriksa Keuangan bersamaan dengan masa bakti Dewan Pengurus
Pusat.

19
Pasal 16
DEWAN PENGURUS CABANG

1. Sekurang-kurangnya memiliki 3 komisariat dengan jumlah anggota 200 orang aktif


membayar iuran;
2. Dewan Pengurus Cabang sekurang-kurangnya berjumlah tiga orang dan sebanyak
banyaknya tujuh orang dalam hitungan gasal, dipimpin oleh seorang ketua;
3. Dewan Pengurus Cabang dipilih melalui Konferensi Cabang atau Konferensi Cabang Luar
Biasa ;
4. Selama Dewan Pengurus Cabang yang baru belum terbentuk, Dewan Pengurus Cabang
yang lama masih tetap bertanggung jawab ke dalam dan ke luar organisasi;
5. Pergantian pengurus harus disertai dengan serah terima administrasi dan aset organisasi
secara lengkap;
6. Dewan Pengurus Cabang dapat mengganti pengurus yang tidak aktif. Susunan
kepengurusan yang baru diusulkan ke Dewan Pengurus Pusat untuk mendapat
pengesahan;
7. Masa jabatan DPC adalah empat tahun.

Pasal 17
SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN KOMISARIAT

1.Minimal terdapat kesediaan 10 orang menjadi anggota;


2.Minimal terdapat kesediaan 3 orang menjadi pengurus;
. Bersedia membayar iuran.

Pasal 18
PENGURUS KOMISARIAT

1. Pengurus Komisariat sekurang-kurangnya berjumlah tiga orang dan sebanyak-banyaknya


tujuh orang dalam hitungan gasal dan dipimpin oleh seorang ketua;
2. Rapat Pengurus Komisariat sekurang-kurangnya satu kali dalam satu minggu;
3. Pemilihan Pengurus Komisariat dilakukan melalui rapat anggota ;
4. Hasil rapat anggota dikirim ke DPC paling lambat dua minggu setelah rapat anggota
untuk mendapat Surat Keputusan ;
5. Selama Pengurus Komisariat yang baru belum terbentuk, Pengurus Komisariat yang
lama masih tetap bertanggung jawab ke dalam dan ke luar organisasi;
6. Pengurus Komisariat dapat mengganti pengurus yang tidak aktif atau mendapat sanksi
organisasi melaui rapat pengurus dan hasilnya disampaikan ke DPC untuk mendapat
pengesahan ;
7. Masa jabatan PK adalah tiga tahun.

20
Pasal 19
LEMBAGA DEPARTEMEN
Untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi, DPP dan DPC dapat membentuk lembaga,
departemen dan alat bantu lainnya sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Pasal 20
IURAN ANGGOTA
1. Iuran anggota ditetapkan sebesar Rp. 10.000/ bulan / anggota ;
2. Iuran anggota didistribusikan kepada :
a. Pengurus Komisariat;
b. Dewan Pengurus Cabang ;
c. Dewan Pengurus Pusat.
3. Ketika Pengurus Komisariat menagih iuran secara check of system atau penagihan
langsung, distribusi iuran setiap bulan adalah : 30% dipotong langsung dan dimaksukkan
ke dalam rekening Komisariat; 30% dikirim ke rekening DPC; dan 40% ke rekening
DPP;
4. Untuk ketertiban administrasi, DPC dan PK diwajibkan membuka rekening bank atas
nama organisasi yang ditandatangani oleh ketua dan bendahara.

Pasal 21
PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur pada Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur lebih lanjut pada
tingkat keputusan MUNAS atau keputusan Dewan Pengurus Pusat.

21
STRUKTUR DAN JOB DISCRIPTION

FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI


Berdasarkan Hasil KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

A. STRUKTUR
1. DEWAN PENGURUS PUSAT
☼ Ketua Umum
☼ Wakil Ketua
☼ Sekretaris Jenderal
☼ Wakil Sekretaris Jenderal
☼ Bendahara

2. DEWAN PENGURUS CABANG ( Berjumlah Maksimal 7 orang )


☼ Ketua
☼ Wakil Ketua
☼ Sekretaris
☼ Wakil Sekretaris
☼ Benadahara

3. PENGURUS KOMISARIAT ( Berjumlah Maksimal 7 orang )


☼ Ketua
☼ Wakil Ketua
☼ Sekretaris
☼ Wakil Sekretaris
☼ Bendahara

B. JOB DESCRIPTION FPE SBSI

1. DEWAN PENGURUS PUSAT ( DPP )


 Ketua Umum
● Wakil Ketua
● Sekretaris Jendral
● Wakil Sekretaris Jenderal
● Bendahara

a. KETUA UMUM Bertugas :


► Penanggung jawab tertinggi organisasi kedalam dan keluar
► Menandatangani rekening bersama bendahara
► Menandatangani Surat Keputusan bersama Sekretaris Jenderal

22
b. WAKIL KETUA Bertugas :
► Mewakili Ketua Umum bila Ketua Umum Berhalangan
►Meyusun dan mengkordinir program
► Pembinaan dan pengembangan organisasi

c. SEKRETARIS JENDERAL
► Penangung jawab dan penyelenggara tertinggi administrasi organisasi
► Mempersiapkan Surat Keputusan dan menandatangani bersama Ketua Umum
► Meyusun rencana anggaran belanja setiap bulan
► Membangun hubungan internasional

d. WAKIL SEKRETARIS JENDERAL


►Mewakili Sekretaris Jenderal bila berhalangan, terkecuali menandatangani Surat
Keputusan ( SK ) dan tanda tangan keuangan
► Membangun hubungan nasional

e. BENDAHARA
► Bertanggung jawab atas kebijakan keuangan DPP FPE, mendata sumber
pemasukan dan pengeluaran organisasi.
► Mencari sumber keuangan organisasi yang sah dan tidak mengikat.
► Memeriksa bukti-bukti pengeluaran
► Membuat laporan keuangan bulanan, tahunan dan empat tahunan.
► Bersama Ketua Umum menandatangani cek

2. DEWAN PENGURUS CABANG ( DPC )


Dewan Pengurus Cabang (DPC ) di setiap daerah tingkat II atau gabungan daerah
tingkat II diharapkan dapat terbentuk setelah mempunyai 3 ( tiga ) Pengurus
Komisariat ( PK ) dan memiliki minimal 200 ( dua ratus ) anggota aktif membayar iuran,
maka DPC tersebut memperoleh hak dan status penuh. Jumlah pengurus cabang
maksimum 7 ( tujuh ) orang. Untuk mendukung kelancaran tugas-tugasnya, DPC dapat
membentuk Departemen sesuai kebutuhan, Departemen tersebut dibawah pimpinan
Sekretaris. Setiap pengurus memiliki tugas pokok antara lain :

a. Konsolidasi
b. Advokasi / Bantuan Hukum
c. Pendidikan dan Pelatihan :
◄ Keorganisasian
◄ Ketrampilan
◄ Operasional
d. Pengupahan dan Usaha Kesejahteraan
e. Kemitraan administrasi dan keuangan

23
Diharapkan semua DPCFPE dapat membuat peta di daerahnya masing-masing
yang memuat antara lain :
► Sektor Pertambangan
► Sektor Energi
► Nama Perusahaan
►Status Kepemilikan Usaha ( PMA / PMDN = Penanaman Modalam Asing /
Penanaman Modal Dalam Negeri )
► Jumlah Buruh laki-Laki
► Jumlah Buruh perempuan
Jumlah anggota FPE
► Tujuan Eksport / Import negera asal pengirim bahan baku.

Diharapkan pula semua DPC dapat membuat rencana kerja, konsolidasi pendirian
PK, Pendidikan BATRA , dan iuran melalui Check Of System (COS ),
DPC dapat memberi sumber-sumber pemasukan keuangan dari pihak manapun
selama tidak mengurangi indenpendensi. DPC harus berupaya untuk
memiliki sekretariat sendiri.

3. PENGURUS KOMISARIAT ( PK )
Pengurus Komisariat dapat dibentuk apabila telah memiliki sepuluh orang anggota
ditempat kerja. PK berjumlah antara 3 – 7 orang. PK dapat membentuk seksi-seksi
sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung kelancaran tugas-tugasnya . Tugas-tugas
PK adalah :
a. Rekrutmen
b. Konsolidasi
c. Pendidikan / pelatihan
► Batra
► Pengorganisasian dan Pelatihan
d. Administrasi dan Keuangan
e. Membuat PerjanjianKerja Bersama ( PKB )
f. Menjalin hubungan dengan berbagai pihak
g. Meningkatkan Kesejahteraan Anggota
h. Melindungi Anggota
i. PK diharapkan membuat papan organisasi disetiap PK berada.

SEKSI-SEKSI
Pengurus Komisariat dapat membentuk seksi-seksi di PK yang bersangkutan sesuai
dengan kebutuhan PK yang bersangkutan.

24
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASl (GBHO)
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
SERIKAT BURUH SEJAHTERA INDONESIA

LATAR BELAKANG

Dinamika Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia berkembang cukup pesat pada empat tahun
terakhir dan membawa dampak yang cukup signifikan terhadap perkembangan
keanggotaan dan gerakan serikat buruh di Indonesia. Undang-undang Ketenagakerjaan No.
13 tahun 2003 yang menjadi payung Hukum Perburuhan di Indonesia menggambarkan
secara jelas tentang bagaimana hubungan antara Buruh dan dan Pemilik Modal. Secara
nyata, Undang-Undang No. 13 cenderung di dominasi oleh kepentingan "Pasar" atau
"Pemilik Modal". Pemilik modal sangat diuntungkan dengan diberikannya kebebasan untuk
mengatur dan menentukan bentuk dan sistim hubungan kerja antara pengusaha dan
pekerja. Salah satu bentuk sistem hubungan kerja yang pada saat ini sangat diminati oleh
Pengusaha adalah sistem hubungan kerja "outsourcing" yang dianggap sangat
menguntungkan dalam persaingan usaha. Hubungan kerja outsourcing sangatlah tidak
menguntungkan bagi serikat buruh khususnya dalam peningkatan keanggotaan dan
penguatan posisi tawar-menawar dalam perundingan tentang syarat-syarat kerja. Bagi
buruh sendiri, sistim hubungan kerja outsourcing telah menjauhkan hubungan mereka
dengan serikat buruh yang secara komprehensif melindungi dan memperjuangkan
kepentingan anggotanya. Sampai pada saat ini praktek hubungan kerja outsourcing telah
menimbulkan kontroversi yang mengganggu hubungan kemitraan antara serikat buruh dan
pengusaha. Gangguan ini muncul oleh sebab terancamnya/tidak terjaminnya kelangsungan
untuk tetap bekerja dan minimnya keuntungan yang diperoleh buruh dari tempat bekerja
dan tidak mencukupi standar hidup/tinggal yang layak. Sistim hubungan kerja outsourcing
adalah sistim yang paling banyak di praktekkan pada sektor Pertambangan dan Energi,
sistim outsourcing walau dipandang sangat merugikan namun bukan hal yang baru bagi
mereka dikarenakan sistim outsourcing ini dianggap sebagai "saudara kembar" sistim
kontrak kerja waktu tertentu yang sebelumnya dikenal sebagai "nadi" dalam praktek
hubungan industrial di sektor Pertambangan dan Energi.
Untuk menyikapi dinamika ketenagakerjaan dan hubungan industrial yang sedang
berkembang saat ini, Federasi Pertambangan Dan Energi - Serikat Buruh Sejahtera Indonesia
(FPE-SBSI) merumuskan kembali kerangka pemikiran yang menjadi pedoman dalam
meletakkan prinsip-prinsip dasar Perjuangan FPE-SBSI untuk masa empat tahun kedepan.
Prinsip-prinsip dasar Perjuangan FPE-SBSI tertuang dalam pokok-pokok pikiran sebagai
berikut:
I. BIDANG POLITIK
Federasi Pertambangan dan Energi dalam memperjuangkan Pekerjaan yang layak perlu
membangun komunikasi dan jaringan politik terhadap lembaga-lembaga publik yang
memiliki pengaruh yang signifikan guna membantu organisasi FPE-SBSI dalam
memperjuangkan hak-hak buruh khususnya atas Pekerjaan yang Layak.

25
II. BIDANG HUKUM

Kebijakan Hukum Ketenagakerjaan adalah menjadi kunci utama perjuangan FPE-SBSI


yang menuntut perlu dilakukan perubahan pada UU No. 13 tahun 2003 dan UU No. 2
tahun 2004 yang merupakan payung hukum ketenagakerjaan dan sumber kebijakan
hubungan industrial di Indonesia. Dalam rangka penegakan norma-norma
ketenagakerjaan maka dibutuhkan suatu sistim dan program pengawasan
ketenagakerjaan yang efektif dengan memperjuangkan revisi terhadap UU No. 3 tahun
1951 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan untuk tujuan mengoptimalkan fungsi
pengawasan melalui pembentukan komisi pengawasan ketenagakerjaan ditingkat
kabupaten/kota, Propinsi, dan Nasional yang anggotanya terdiri dari perwakilan anggota
tripartit. Salah satu alasan pembentukan komisi pengawasan adalah untuk menjamin
kontinuitas dan transparansi pengawasan norma-norma ketenagaerjaan.
III. BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL
Ditengah-tengah kondisi perekonomian Indonesia yang semakin sulit, dan rendahnya
pendapatan/upah buruh di Indonesia menyebabkan sulitnya untuk mendapatkan akses
pelayanan sosial yang berkualitas dan memadai. Kemudian peranan Jamsostek sebagai
institusi yang berperan dalam peningkatan kesejahteraan sosial pada saat ini dinilai
belum menunjukkan manfaat yang besar dalam menopang peningkatan kesejahteraan
sosial buruh. Oleh karena itu, FPE-SBSI turut serta dalam mendukung perubahan bentuk
dan sifat pengelolaan Jamsostek yang berlaku saat ini ke arah yang lebih baik dalam
pelayanan dan peningkatan cakupan program kesejahteraan buruh di Indonesia.
FPE SBSI turut memperjuangkan terbentuknya Badan Penyelengara Jaminan Sosial
Nasional sebagaimana diamanatkan oleh UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistim Jaminan
Sosial Nasional.

IV. BIDANG EKONOMI


Kebijakan ekonomi di Indonesia pada saat ini lebih menitik-beratkan pada Kebijakan
Pertumbuhan Ekonomi pada sektor riil yang bersumber pada peningkatan investasi
modal. Teori Pertumbuhan Ekonomi yang bersandar pada investasi modal walau dinilai
mampu membuka peluang kerja yang luas dan menekan angka pengangguran, namun
tidak diimbangi oleh distribusi ekonomi / pendapatan yang merata sehingga
memperluas kesenjangan ekonomi antara buruh dan pemilik modal, dan tidak menjamin
kualitas pendapatan/upah buruh yang memadai untuk hidup layak. Oleh karena itu
kebijakan pertumbuhan ekonomi harus mengarah pada peningkatan pertumbuhan
pendapatan/upah buruh. Untuk mencapai tujuan ini, pertama: FPE-SBSI pada prinsipnya
wajib memperjuangkan kualitas upah buruh di sektor pertambangan dan energi yang
layak dan memadai bagi hidup buruh dan keluarganya; kedua: FPE-SBSI harus berupaya
meningkatkan kesejahteraan anggota melalui pengembangan usaha kecil dan menengah
sebagai perwujudan pengembangan socio-ekonomi alternative.

26
V. BIDANG PENDIDIKAN
Tingkat keahlian buruh secara umum di Indonesia tergolong minim/rendah sehingga
banyak buruh yang bekerja pada pekerjaan-pekerjaan yang berkualitas rendah dan
menerima upah murah. Hal ini disebabkan oleh minimnya jenjang program pendidikan
ketrampilan kerja yang disediakan oleh Pemerintah. Oleh karena itu, FPE-SBSI harus
memperjuangkan program pendidikan dan pelatihan ketrampilan kerja khususnya bagi
sebagian besar buruh yang memiliki tingkat ketrampilan rendah. Kemudian, FPE-SBSI
juga harus memperjuangkan agar Pemerintah dan Pengusaha wajib menyelenggarakan
Pendidikan dan Pelatihan Perburuhan di tempat kerja.

27
PROGRAM KERJA FPE 2012-2016

Untuk memberdayakan Serikat Buruh Federasi Pertambangan dan Energi di semua level,
perlu disusun program kerja selama empat tahun ke depan (periode 2012 – 2016)
Penyusunan program kerja ini bertujuan untuk menjadi pedoman kerja dalam segala
kegiatan organisasi selama empat tahun kedepan. Adapun program kerja yang dimaksud
adalah sebagai berikut:

Pengurus Komisariat
 Wajib merekrut buruh untuk menjadi anggota FPE;
 Wajib memberikan penyuluhan dan motivasi kepada anggota;
 Wajib melakukan pembelaan hukum terhadap anggotanya;
 Diharapkan mampu untuk membuat Perjanjian Kerja Bersama;
 Membina hubungan industrial dengan perusahaan
2. Dewan Pengurus Cabang
 Wajib merekrut anggota dan membentuk komisariat-komisariat;
 Wajib memberikan penyuluhan hukum perburuhan kepada anggota dan pengurus
komisariat;
 Meningkatkan kesadaran anggota tentang pentingnya serikat buruh dan iuran
anggota;
 Aktif dalam melakukan pembelaan hukum terhadap anggota;
 Membantu Pengurus Komisariat dalam pembuatan PKB;
 Berpartisipasi aktif dalam institusi dialog seperti Tripartit;
 Memperjuangkan kesejahteraan anggota

3. Dewan Pengurus Pusat


 Wajib memberikan bantuan dalam hal perekrutan anggota, pembentukan komisariat
dan cabang;
 Wajib memberikan pendidikan dan penyuluhan hukum kepada anggota, pengurus
komisariat dan cabang;
 Berperan aktif dalam memberikan penyadaran kepada anggota dan pengurus
tentang serikat buruh dan tugas-tugasnya;
 Wajib memberikan pembelaan hukum kepada anggota yang menghadapi
perselisihan dengan pengusaha;
 Melakukan konsolidasi ke Cabang dan Komisariat;
 Berperan aktif di lembaga Tripartit Nasional;
 Membangun hubungan kemitraan di tingkat Nasional dan Internasional.

4. Perjanjian Kerja Bersama


 Pengurus Komisariat diharapkan mampu membuat Perjanjian Kerja Bersama atau
kontrak kerja dengan perusahaan;
 Dalam perundingan PKB, Pengurus Komisariat diharapkan mampu memperjuangkan
kepentingan organisasi khususnya dalam hal fasilitas, kantor/ sekretariat dan
perlengkapan kantor;
 Materi Perjanjian Kerja yang baru diharapkan jauh lebih baik dengan Perjanjian Kerja
sebelumnya.
28
5. luran Anggota:
 Iuran anggota ditetapkan sebesar Rp. 10.000;/orang setiap bulan;
 Mekanisme pemungutan iuran diupayakan melalui check of system (COS)

6. Perlindungan dan Jaminan Kerja


 Fleksibilisasi adalah tantangan serikat buruh, dan untuk menjawab tantangan itu
serikat buruh diharapkan dapat memberi solusi alternatif untuk merevisi Undang-
Undang Perburuhan.
Klasifikasi Sektor

 Pertambangan :
Pertambangan adalah seluruh hasil galian Sumber Daya Alam dan mineral anorganik
yang digali dari perut bumi yang berwujud bahan mentah. Hasil galian dibagi dalam
tiga (3) kategori, yaitu:
a. Minyak Bumi, Gas, Belerang, Aspal, dll;
b. Emas, Perak,Tembaga, Perunggu, Mangan, Nikel, Khlor, Biji Besi, Biji Logam, dll
c. Batu bara, Batu Kapur, Batu marmer, Koral, Pasir, dll.
 Energi :
Energi adalah hasil proses industri yang bahannya diolah dari bahan mentah yang
berwujud menjadi energi (sumber tenaga), baik dalam bentuk padat maupun zat
cair. Yang termasuk dalam kategori energi adalah pengolahan minyak bumi, Listrik,
Gas, Tenaga Panas Bumi, Tenaga Nuklir, Tenaga Surya, Tenaga Air
SEKTOR ENERGI INDUSTRI PERTAMBANGAN
BIDANG USAHA Industri Pengolahan Pengolahan Tambang Galian A, B, C
dan Pemanfaatan
Energi Alam
JENIS PRODUKSI Tenaga Pembangkit: Pengolahan bahan Emas, Batu bara,
Air, Gas, Uap, Alam galian A, B, C Bauxit, Minyak bumi,
Cair, Nuklir, Surya, Batu-batuan, Biji Besi,
Listrik, Diesel, dll Kapur, Batu Permata.
Granit, Kerikil, Pasir,
Marmer, Semen dan
Tanah.
JENIS KERJA / Semua jenis Semua pekerjaan
PROFESI pekerjaan dalam dalam proses
pengolahan hasil penambangan / galian
tambang galian A, B, A, B, C
C menjadi bahan
setengah jadi

29
RESOLUSI KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
SERIKAT BURUH SEJAHTERA INDONESIA
(FPE SBSI)

A. BIDANG INTERNAL ORGANISASI


1. Sosialisasi Undang-Undang Perburuhan kepada buruh di sektor pertambangan dan
energi serta memperjuangkan status kerja buruh harian lepas menjadi permanen;
2. Melakukan evaluasi dan monitoring terhadap sistim pelayanan JAMSOSTEK
khususnya menyangkut kenaikan upah hidup layak. Dalam rangka itu perlu
mendesak perusahaan membuat kebijakan kenaikan upah layak;
3 Secara proaktif melaksanakan program peningkatan sumber daya manusia ( Capacity
Building ) di daerah-daerah melalui program kerja mulai dari pusat sampai ke daerah
secara efektif, efisien, dan konsisten. Daerah-daerah yang belum mendapatkan
program capacity building hendaknya menjadi prioritas utama;
4. Pelaksanaan program pendidikan dan latihan bagi anggota di daerah perlu
dilaksanakan secara sinergis dan berkelanjutan. Program Pendidikan dan Pelatihan
yang menjadi prioritas adalah:
a. Basic Training
b. Bargaining Training Course
c Training Paralegal dan Advokasi;
d. Training For Organizer (TFO);
e. Training Manajemen dan Administrasi Keuangan Organisasi;
f. Training tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja;
g. Seminar tentang Hubungan Industrial.
h. Multi Nasional Company
i. Training Dialog Sosial & Negosiasi Efektif
5. Pemberdayaan buruh perempuan guna meningkatkan partisipasi perempuan baik
dalam aktifitas organisasi maupun dalam lingkungan kerja;
6. Melakukan pengawasan secara intensif terhadap penggunaan tenaga kerja anak (di
bawah umur layak kerja);
7. Mekanisme pelaporan keuangan DPC FPE yang transparan, teratur dan konsekuen
dengan dikontrol oleh DPP FPE;
8. Melakukan kajian secara komprehensif terhadap permasalahan buruh di daerah
kemudian mengambil langkah kebijakan alternatif sebagai solusi yang ditawarkan
kepada pihak-pihak yang terkait dengan pengusaha, pemerintah daerah dan serikat
buruh lainnya, dan dengan mitra kerja lainnya.

30
B. BIDANG, EKSTERNAL ORGANISASI
I. LINGKUP MASALAH

1. Kebebasan Berserikat:
Pelanggaran Kebebasan Berserikat dan Hak untuk Berunding, sering terjadi
khususnya pada anggota dan Pengurus Komisariat serta Cabang FPE-SBSI melalui
tindakan intimidasi berupa ancaman, mutasi, dan pemutusan kontrak kerja.
Tindakan tersebut sering dilakukan oleh perusahaan pertambangan sebagai
upaya pemberangusan serikat buruh ( union busting ).

2. Hubungan dan Syarat-Syarat Kerja:


Praktek Hubungan Kerja pada Sektor Pertambangan yang berlaku saat ini dikenal
dalam dua kategori, pertama ; hubungan kerja waktu tertentu ( KKWT ) ; kedua ;
hubungan kerja Outsourcing."Kontrak Kerja Waktu Tertentu berdasarkan
peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan hanya boleh dilakukan untuk
masa 2 (dua) tahun dan hanya dapat diperpanjang satu (I) kali untuk masa satu
tahun, kontrak kerja waktu tertentu tidak boleh diterapkan untuk pekerjaan
yang berhubungan langsung dengan proses produksi.Dalam praktek hubungan
kerja pada saat ini, mayoritas buruh di sektor Pertambangan dan Energi telah
bekerja melebihi 5 (lima) tahun dengan status sebagai buruh kontrak, dengan
kontrak kerja tanpa batas yang melebihi syarat-syarat yang ditetapkan oleh
Undang-Undang. Penyimpangan bentuk hubungan kerja yang dilakukan oleh
pengusaha menjadi sebuah “kebiasaan” karena lemahnya “fungsi dan “Peranan
pengawasan dan perlindungan tenaga kerja oleh Dinas Tenaga Kerja.
"Hubungan Kerja Outsourcing" berdasarkan Peraturan Perundang-undangan
Ketenagakerjaan hanya boleh diterapkan terbatas pada jenis-jenis pekerjaan
yang sifatnya sebagai jasa penunjang dan tidak berhubungan langsung dengan
proses produksi (core business). Dalam praktek hubungan kerja pada saat ini,
hubungan kerja outsourcing tidak hanya diterapkan pada pekerjaan yang bersifat
jasa penunjang tetapi diterapkan juga pada jenis pekerjaan yang berhubungan
langsung dengan proses produksi. Penyimpangan bentuk hubungan kerja ini
diterapkan seluas-luasnya oleh perusahaan di sektor pertambangan.

3. Pengupahan:
Sistim Kebijakan Pengupahan di sektor Pertambangan khususnya di perusahaan
pertambangan minyak (Pertamina) secara umum terjadi diskriminasi terhadap
buruh kontrak. Buruh Tetap/Permanen menerima upah lebih tinggi
dibandingkan dengan upah buruh kontrak. Ketimpangan sistim kebijakan
pengupahan ini diakibatkan oleh tidak adanya standar pengupahan yang jelas
dan baku khususnya bagi buruh kontrak yang bekerja dibawah payung
Perusahaan-perusahaan sub-kontraktor yang menjadi mitra kerja Pertamina.
Pada kenyataan-nya buruh yang bekerja di bawah mitra kerja Pertamina
(perusahaan sub kontraktor) menerima upah rendah, dan nilai upah mereka
sangat bergantung pada volume hasil kerja.

31
4. Hubungan Industrial : Praktek Hubungan Industrial yang saat ini berlaku secara
umum di Perusahaan sektor Pertambangan, dimana Pengusaha/ Pemberi Kerja
seperti Pertamina (Principal Company), tidak menunjukkan itikad baik serta
tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah-masalah Hubungan Industrial
sering terjadi. Perusahaan pemberi kerja menyerahkan sepenuhnya
penyelesaian masalah-masalah buruh kepada perusahaan mitra kerja (sub
kontraktor) walaupun masalah tersebut sering ditemukan berkaitan langsung
dengan kebijakan perusahaan pemberi kerja, secara keseluruhan ataupun
sebagian yang pada akhirnya mengarah pada konflik.

II. REKOMENDASI
DPP FPE-SBSI perlu mengambil insiatif dengan cara mengambil langkah-langkah
kebijakan alternatif guna menyelesaikan masalah-masalah buruh (anggota FPE)
seperti yang telah diuraikan diatas dengan cara menyurati dan melakukan dialog
dengan instansi-instansi yang terkait, lobby, kampanye, advokasi di semua tingkatan.

32
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : I / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG
KUORUM KONGRES

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN


DAN ENERGI

Menimbang :
a.Bahwa Kongres adalah badan tertinggi pengambilan keputusan pada
organisasi.
b.Bahwa berdasarkan ketentuan konstitusi organisasi, Kongres
dinyatakan sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ ( setengah )
ditambah 1 ( satu ) dari jumlah Delegasi yang telah ditentukan.
c.Bahwa untuk menjamin keabsahan Kongres agar sesuai dengan
persyaratan dan kuorum yang telah ditentukan maka perlu
ditetapkan satu keputusan jumlah Delegasi dan Kourum Kongres.

Memperhatikan :
a.Laporan panitia pelaksana tentang jumlah Delegasi sesuai dengan
daftarhadir yang ada.
b.Hasil Verifikasi Sekretaris Sidang terhadap laporan panitia pelaksana
tentang jumlah Delegasi dan daftar hadir yang ada.

Mengingat :
a. Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi
b. Pasal 7 Anggran Rumah Tangga Federasi Pertambangan dan Energ
c. Pasal 1 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi

Menetapkan : KEPUTUSAN KONGRES IV FEDERASI PERTANBANGAN DAN ENERGI TENTANG


DELEGASI DAN KOURUM KONGRES

Pasal 1
Jumlah Delegasi Kongres yang hadir pada saat penentuan juamlah Delegasi dan Kuorum
Kongres adalah sebanyak 39 orang dari seluruh Delegasi.

Pasal 2

Berdasarkan daftar hadir peserta Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi, jumlah
Delegasi yang hadir adalah sebagai berikut :

33
DPP FPE : 7 orang
DPC FPE Aceh Tamiang : 3 orang
DPC FPE Bengkalis : 2 orang
DPC FPE Pekanbaru : 3 orang
DPC FPE Siak : 3 orang
DPC FPE Samarinda : 2 orang
DPC FPE Kutai Barat : 2 orang
DPC FPE Kutai Kartanegara : 3 orang
DPC FPE Paser : 3 orang
DPC FPE Kutai Timur : 3 orang
DPC FPE Bontang : 3 orang
DPC FPE Berau : 3 orang
DPC FPE Batam : 1 orang
DPC FPE Sorong : 1 orang

Pasal 3

Berdasarkan pada pasal 2 diatas jumlah Delegasi Kongres IV FPE yang hadir adalah 39 orang.
Maka didasarkan pada ketentuan yang berlaku, syarat kehadiran Delegasi Kongres telah
memenuhi persyaratan kuorum Kongres yaitu sekurang-kurangnya ½ ( setengah ) ditambah
1 ( satu ) dari jumlah seluruh delegasi yang tealh ditretapkan.

Pasal 4

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bali
Pada tanggal : 20 April 2012

DEWAN PENGURUS PUSAT


FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

NIKASI GINTING EDIARTHO SITINJAK


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

34
SAUT PANGARIBUAN J. PANGARIBUAN
Wakil Ketua Wakil Ketua

RISWAN LUBIS AMOSI TELAUMBANUA


Wakil Sekretaris Bendahara

ARYANTI
Wakil Bendahara

35
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : II / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG

AGENDA KONGRES
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN
DAN ENERGI

Menimbang : a.Bahwa Kongres adalah badan tertinggi pengambilan


keputusanpadaorganisasi.
b.Bahwa dalam rangka memperlancar rapat-rapat kongres, diperlukan
susunan agenda kongres IV Federasi Pertambangan daEnergi
sebagai jadwal untuk menjadi pedoman.
c. Bahwa oleh karena jadwal rapat dan persidangan Kongres sangat
penting, maka perlu ditetapkan agenda Kongres melalui sidang
pleno.

Memperhatikan : a. Bahan-bahan Agenda Kongres IV yang dipersiapkan oleh Organizing


Committee Kongres I
b.Mendengar usul dan saran dalam rapat steering Committee Kongres
IV Federasi Pertambangan dan Energi
c. Keputusan rapat pleno Kongres IV FPE tanggal 20 April 2012

Mengingat : a. Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi


b. Pasal 2 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan
Energi

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KONGRES IV FEDERASI PERTANBANGAN DAN ENERGI


TENTANG AGENDA KONGRES

Pasal 1
Untuk kelancaran dan ketertiban pelaksanaan Kongres IV perlu dibuat dan ditetapkan satu
kesatuan yang mengatur pelaksanaan Kongres

Pasal 2
Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 1 ( satu ) diatas perlu
ditetapkan Agenda Kongres.

36
Pasal 3
Agenda Kongres berfungsi untuk memperlancar dan mempercepat pelaksanaan Kongres IV
demi ketertiban dan kelancaran persidangan.

Pasal 4
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bali
Pada tanggal : 20 April 2012

DEWAN PENGURUS PUSAT


FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

NIKASI GINTING EDIARTHO SITINJAK


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

SAUT PANGARIBUAN J. PANGARIBUAN


Wakil Ketua Wakil Ketua

RISWAN LUBIS AMOSI TELAUMBANUA


Wakil Sekretaris Bendahara

ARYANTI
Wakil Bendahara

37
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : III / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG
MAJELIS PIMPINAN SIDANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN
ENERGI

Menimbang : a. Bahwa Kongres adalah badan tertinggi pengambilan keputusan pad


organisasi.
b. Bahwa untuk menjaga kelancaran dan ketertiban pelaksanaan serta
jalannya rapat-rapat dan persidangan Kongres IV Federasi
Pertambangan dan Energi dipimpin oleh 3 ( tiga ) orang Majelis
Pimpinan Sidang.

Memperhatikan : Putusan rapat pleno Kongres Federasi Pertambangan dan Energi


padatanggal,20 April 2012 tentang anggota Majelis
PimpinanSidang dari unsur DPP FPE.

Mengingat : Pasal 7 tentang Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan danEnergi

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI


TENTANG MAJELIS PIMPINAN SIDANG.

Pasal 1

Mengangkat dan menetapkan 3 ( tiga ) orang anggota Majelis Pimpinan Sidang yang terdiri
dari 1 ( satu ) orang unsur DPP FPE, 2 ( dua ) orang unsur Dewan Pengurus Cabang.
Pasal 2
Komposisi dan personalia Majelis Pimpinan Sidang sebagaimana dimaksud pada pasal 1 (
satu ) keputusan ini adalah sebagai berikut :

1. Yunos Loili : Sebagai Ketua


2. Armaini : Sebagai Anggota
3.Saut Pangaribuan : Sebagai Anggota

38
Pasal 3

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bali
Pada tanggal : 20 April 20122012

DEWAN PENGURUS PUSAT


FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

NIKASI GINTING EDIARTHO SITINJAK


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

SAUT PANGARIBUAN J. PANGARIBUAN


Wakil Ketua Wakil Ketua

RISWAN LUBIS AMOSI TELAUMBANUA


Wakil Sekretaris Bendahara

ARYANTI
Wakil Bendahara

39
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : IV / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG
TATA TERTIB KONGRES
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Menimbang : a. Bahwa Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah


Kongres yang sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Federasi Pertambangan dan
Energi

b.Bahwa demi kelancaran pelaksanaan Kongres IV Federasi


Pertambangan dan Energi dalam pengamalan organisasi
yang demokratis dan konstitusional , perlu adanya
keputusan kongres tentang Tata Tertib yang mengatur
sistim dan mekanisme pelaksanaan kongres.

Memperhatika : a. Materi Agenda Kongres IV yang dipersiapkan oleh Komisi


TataTertib.
b. Saran dan usul dari peserta rapat Steering Committee

Mengingat : a. Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi


b. Pasal 7 Anggaran Rumah Tangga Federasi Pertambangan dan
Energi

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Pasal 1
Untuk Kelancaran dan ketertiban rapat-rapat dan persidangan pada Kongres IV Federas
Pertambangan dan Energi oleh karena itu perlu dibuat Tata Tertib Kongres.

Pasal 2
Tata tertib Kongres disyahkan melalaui rapat pleno Kongres

Pasal 3
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

40
Ditetapkan di : Bali
Pada tanggal : 20 April 2012

MAJELIS PIMPINAN SIDANG KONGRES IV


FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

YUNUS LOLI
Ketua

SAUT PANGARIBUAN ARMAINI


Anggota Anggota

41
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : V/ KONGRES IV / FPE / IV/ 2012

TENTANG
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
DEWAN PENGURUS PUSAT
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
PERIODE : 2008 – 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Menimbang : A.Bahwa Dewan Pengurus Pusat Federasi Pertambangan dan Energi


yangdipilih dan ditetapkan pada Kongres, pada akhir masa bhaktinya
wajib memberikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Garis-Garis Besar
Haluan Organisasi yang telah ditetapkan di Kongres maupun
keputusan Kongres lainnya sebagai amanat yang harus dilaksanakan
dalam proses peyelenggaraan organisasi;

B. Bahwa Dewan Pengurus Pusat Federasi Pertambangan dan Energi


periode 2008 – 2012 telah menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pada Kongres IV Federasi Pertambangan dan
Energi pada tanggal 20 April 2012 di Adhi Jaya Sunset Hotel, Bali

C. Bahwa Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi perlu


memberikan pandangan, penilaian dan sikap terhadap laporan
pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat Federasi Pertambangan
dan Energi periode : 2008 – 2012 .

Memperhatikan : a.Pandangan, penilaian dan sikap yang disampaikan oleh peserta


Kongresterhadap laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus
Pusat Federasi Pertambangan dan Energi pada rapat pleno tanggal,
21 April 2012 .

b.Jawaban dan tanggapan yang disampaikan oleh Dewan Pengurus


Pusat Federasi Pertambangan dan Energi priode : 2008 – 2012 pada
tanggal, 21 April 2012

c. Penilaian akhir yang disampaikan oleh peserta Kongres atas laporan


pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat Federasi Pertambangan
dan Energi pertode 2008 – 2012 pada rapat pleno , 21 April 2012

42
Mengingat : a. Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi
b. Pasal 2 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI TENTANG


LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DEWAN PENGURUS PUSAT
PERTAMBANGAN DAN ENERGI PERIODE 2008 – 2012.

Pasal 1

Dalam menyampaikan penilaian, pandangan dan sikap terhadap laporan


pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat Federasi Pertambangan dan Energi, diberikan
3 ( tiga ) pilihan dengan opsi yakni : Pertama : Menerima ; Kedua : Menerima dengan
catatan ; dan Ketiga : Menolak.

Pasal 2

Dalam penilaian terhadap laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat Federasi


Pertambangan dan Energi periode 2008 – 2012, maka peserta Kongres menyampaikan
pandangannya sebagai berikut :
NO DPC MENERIMA MENERIMA DGN CATATAN MENOLAK
1 DPC FPE ACEH TAMIANG MENERIMA DGN CATATAN
2 DPC FPE BENGKALIS MENERIMA DGN CATATAN
3 DPC FPE PEKANBARU MENERIMA
4 DPC FPE SIAK MENERIMA DGN CATATAN
5 DPC FPE SAMARINDA MENERIMA
6 DPC FPE KUTAI KARTANEGARA MENERIMA DGN CATATAN
7 DPC FPE KUTAI TIMUR MENERIMA DGN CATATAN
8 DPC FPE KUTAI BARAT MENERIMA
9 DPC FPE BONTANG MENERIMA DGN CATATAN
10 DPC FPE BERAU MENERIMA DGN CATATAN
11 DPC FPE PASER MENERIMA DGN CATATAN
12 DPC FPE SORONG MENERIMA
13 DPC FPE PALU MENERIMA DGN CATATAN
14 DPC FPE BATAM MENERIMA

Pasal 3

Berdasarkan Pasal 2 ( dua ) diatas sidang Pleno Kongres IV memutuskan MENERIMA


Laporan Pertanggung jawaban Dewan Pengurus Pusat Federasi Pertambangan dan
Energi periode 2008 – 2012.

Pasal 4

Catatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ( dua ) diatas merupakan bagian yang tidak
dapat pisahkan dari Keputusan ini.
43
Pasal 5
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bali
Pada tanggal : 20 April 2012

MAJELIS PIMPINAN SIDANG KONGRES IV


FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

YUNUS LOLI
Ketua

SAUT PANGARIBUAN ARMAINI


Anggota Anggota

44
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : VI/ KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG

DEWAN PENGURUS PUSAT


FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
PERIODE : 2008 – 2012
DINYATAKAN DEMISIONER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Menimbang : a.Bahwa Dewan Pengurus Pusat Federasi Pertambangan dan Energi yang
dipilih dan ditetapkan oleh Kongres, pada akhir masa baktinya harus
memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, Garis-Garis Besar Haluan Organisasi yang telah
ditetapkan oleh Kongres, maupun keputusan Kongres lainnya sebagai
amanat yang harus dilaksanakan dalam proses penyelenggaraan organisasi;

b. Bahwa Dewan Pengurus Pusat Federasi Pertambangan periode 2008 – 2012


telah menyampaikan laporan pertanggungjawaban pada Kongres IV Federasi
Pertambangan dan Energi dalam rapat Pleno Kongres tanggal, 20 April 2012;

c. Bahwa Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi telah menanggapi dan


mengambil putusan terhadap laporan pertanggungjawaban Dewan
Pengurus Pusat Federasi Pertambangan dan Energi periode 2008 – 2012.

Memperhatikan : Penilaian akhir yang disampaikan oleh peserta Kongres terhadap


LaporanPertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat Federasi
Pertambangan dan Energi periode 2008 – 2012 pada Rapat Pleno
tanggal, 20 April 2012.
Mengingat : a. Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi.
b. Pasal 7 Anggaran Rumah Tangga Federasi Pertambangan dan Energi
c. Pasal 2 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi
d. Keputusan Kongres Nomor : V / KONGRES /IV /FPE / IV / 2012 tentang
laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat Federasi
Pertambangan dan Energi periode 2008 – 2012.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI


TENTANG DEWAN PENGURUS PUSAT FEDERASI PERTAMBANGAN DAN
ENERGI PERIODE 2008 – 2012 DINYATAKAN DEMISIONER.
45
Pasal 1

Setelah adanya pandangan, penilaian dan sikap dari Peserta Kongres IV Federasi
Pertambangan dan Energi terhadap laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat
Federasi Pertambangan dan Energi periode 2008 – 2012, maka Dewan Pengurus Pusat
Federasi Pertambangan dan Energi periode 2008 – 2012 dinyatakan Demisioner.

Pasal 2
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Bali
Pada tanggal : 21 April 2012

MAJELIS PIMPINAN SIDANG KONGRES IV


FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

YUNUS LOLI
Ketua

SAUT PANGARIBUAN ARMAINI


Anggota Anggota

46
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : VII / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA


KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Menimbang :a. Bahwa Kongres adalah badan tertinggi pengambilan keputusan pada
organisasi;
b. Bahwa adalah menjadi salah satu tugas dan kewenangan Kongres
menyusun dan menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga sebagai landasan hukum organisasi di dalam setiap gerak dan
langkah perjalanan organisasi;
c. Bahwa berdasarkan berbagai pertimbangan dan setelah melalui
pembahasan yang mendalam, teliti dan cermat, Kongres IV Federasi
Pertambangan dan Energi menilai Anggaran Dasar dan Anggaran Ruma
hingga saat ini, sudah tidak sesuai dengan kondisi internal dan eksternal
organisasi;
d. Bahwa untuk menjamin kelancaran dan kemantapan penyelengara
organisasi, Kongres memandang perlu untuk merubah Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga yang ada sesuai kebutuhan yang ada dimas
kini maupun Berdasarkan berbagai kemungkinan perkembangan yang
akan terjadi di masa yang akan datang.

Memperhatikan : a. Usul dan saran dalam rapat-rapat Steering Committee Kongres rapat -
rapat DPC yang membahas Anggaran Dasar Federasi
Pertambangan dan Energi yang dipersiapkan oleh Komisi Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b.Putusan Rapat Pleno Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi
pada tanggal 21vApril 2012 yang membahas tentang Amandemen
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Mengingat : a. Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertmabangan dan Energi


b. Pasal 7 Anggaran Rumah Tangga Federasi Pertambangan dan Energi
c. Pasal 2 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI


TENTANG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI PERIODE : 2012 – 2016.

47
Pasal 1

Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam
naskah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi Pertambangan dan Energi
yang menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keputusan ini .

Pasal 2

Naskah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi Pertambangan dan Energi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ( satu ) keputusan ini, berlaku untuk jangka waktu
2012-2016 ( terlampir ).

Pasal 3

Apabila dikemudian hari ada hal-hal yang dirasakan tidak sesuai lagi dengan kondisi yang
berkembang pada saat itu, Kongres dapat melakukan perubuhan ( amandemen ) terhadap
naskah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ( satu )

Pasal 4

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

YUNUS LOLI
Ketua

SAUT PANGARIBUAN ARMAINI


Anggota Anggota
48
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : VIII / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI DAN RESOLUSI
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA


KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Menimbang : a. Bahwa Federasi Pertambangan dan Energi adalah sebuah organisasi
yang merupakan perwujudan aspirasi buruh pertambangan yang
bertujuan memperjuangkan hak-hak kaum buruh didalam sebuah
bangunan ketatanegaraan yang demokratis, berkeadilan, terjamin hak-
hak asasi manusia, serta adanya kepastian hukum dalam rangka
menuju masyarakat buruh yang sejahtera;

b. Bahwa untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai


tersebut, selain didasarkan pada tata nilai yang menjadi landasan idiil
dan prinsip perjuangan organisasi, maka didalam proses pencapaian
tujuan sesuai dengan strategi perjuangan haruslah didukung oleh
program dan rencana kerja yang baik, terarah dan berkesinambungan;

c. Bahwa untuk memberikan kejelasan arah bagi perjuangan organisasi


dan buruh pertambangan dalam mewujudkan kondisi yang diinginkan,
baik selama 4 ( empat ) tahun kedepan maupun dalam jangka panjang
maka dipandang perlu untuk menetapkan garis-garis besar haluan
organisasi dan resolusi / rencana kerja sebagai pernyataan sikap
anggota yang ditetapkan melalui kongres.

Memperhatikan : a.Usul dan saran dalam rapat-rapat Steering Committee Kongres IV dan
Rapat-rapat Dewan Pengurus Cabang yang membahas Rancangan
Keputusan tentang Garis-Garis Besar Haluan Organisasi dan Resolusi /
Rencana Kerja Federasi Pertambangan dan Energi yang dipersiapkan
oleh komisi GBHO;

b. Putusan Rapat Pleno Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi


pada tanggal 21 April 2012 yang membahas tentang Garis-Garis Besar
Haluan Organisasi dan Resolusi / Rencana Kerja Federasi Pertambangan
dan Energi.

49
Mengingat : a. Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi
b. Pasal 2 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi
c. Hasil Putusan Rapat Pleno tanggal 21 April 2012

Memperhatikan : 1. Hasil Keputusan Rapat DPP FPE tentang Garis-Garis Besar Haluan
Organisasi;
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno Kongres Federasi Pertambangan
dan Energi tentang GBHO

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan Kongres IV Federasi Pertambangan Dan Energi tentang


Garis-Garis Besar Haluan Organisasi

Pasal 1

Garis-Garis Besar Haluan Organisasi Federasi Pertambangan dan Energi ini ditetapkan pada
Kongres IV dan berlaku untuk periode 2012 – 2016 ( terlampir )

Pasal 2

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

YUNUS LOLI
Ketua

SAUT PANGARIBUAN ARMAINI


Anggota Anggota
50
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : IX / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG
PENETAPAN STRUKTUR , JOB DESCRIPTION DAN PROGRAM KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA


KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Menimbang : a. Bahwa Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah Kongres yang
dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi
Pertambangan dan Energi.

b. Bahwa penyusunan dan penetapan Struktur , Job Discription dan Program


Kerja Federasi Pertambangan dan Energi adalah menjadi tugasdan
kewenangan Kongres

Mengingat : a. Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi


b. Pasal 2 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi

Memperhatikan: 1. Hasil Keputusan Rapat DPP FPE tentang Struktur, Job Disription dan
Program Kerja ;
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno Kongres Federasi Pertambangan dan
Energi tentang GBHO

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Kongres IV Federasi Pertambangan Dan Energi tentang Struktur,
Job Discription dan Program Kerja ;

Pasal 1
Struktur, Job Discription dan Program Kerja Federasi Pertambangan dan Energi ini
ditetapkan pada Kongres IV, dan berlaku untuk periode 2012-2016 ( terlampir ).

51
Pasal 2

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

YUNUS LOLI
Ketua

SAUT PANGARIBUAN ARMAINI


Anggota Anggota

52
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : X / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG
PENETAPAN RESOLUSI KONGRES

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA


KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Menimbang : a.Bahwa Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah Kongres yang
dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi
Pertambangan dan Energi .
b.Bahwa penyusunan dan penetapan Resolusi Federasi Pertambangan dan
Energi adalah menjadi tugas dan kewenangan Kongres

Mengingat : a. Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi


b. Pasal 2 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi

Memperhatikan : 1.Hasil Keputusan Rapat DPP FPE tentang Resolusi;


2.Hasil Keputusan Rapat Pleno Kongres Federasi Pertambangan dan
Energi tentang Resolusi

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Resolusi Kongres Federasi Pertambangan dan Energi

Pasal 1
Menetapkan Resolusi Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi ( terlampir ).

53
Pasal 2
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 20 April 2012

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

YUNUS LOLI
Ketua

SAUT PANGARIBUAN ARMAINI


Anggota Anggota

54
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XI / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG
TIM NOMINASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN
DAN ENERGI

Menimbang : a Bahwa Kongres adalah badan tertinggi pengambilan keputusan pada


organisasi.
b.Bahwa menjadi tugas dan kewenangan Kongres untuk memilih dan
menetapkan anggota Dewan Pengurus Pusat, Majelis Penasehat
Organisasi dan Badan Pemeriksa Keuangan.
c.Bahwa untuk melaksanakan tugas dan kewenangannya, Kongres perlu
memiliki dan membentuk alat bantu.
d.Bahwa untuk membantu melakukan proses penjaringan pemilihan
Dewan Pengurus Pusat, Majelis Penasehat Organisasi dan Badan
Pemeriksa Keuangan, maka perlu dibentuk Tim Nominasi.

Memperhatikan : Putusan Rapat Pleno Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi


pada tanggal 21 April 2012

Mengingat : Bab VII Tata Tertib Kongres Federasi Pertambangan dan Energi

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
TENTANG TIM NOMINASI

Pasal 1

Menetapkan anggota Tim Nominasi yang terdiri dari 3 ( tiga ) orang .

Pasal 2
Sesuai dengan pasal 1 ( satu ), ditetapkan nama-nama Tim Nominasi sebagai berikut :
1. Bambang Heri Ketua
2. Hans Worumi Anggota
3. Ediartho Sitinjak Anggota

55
Pasal
3

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bali
Pada tanggal : 21 April 2012

MAJELIS PIMPINAN SIDANG KONGRES IV


FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

YUNUS LOLI
Ketua

SAUT PANGARIBUAN ARMAINI


Anggota Anggota

56
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XII / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG
NOMINASI KETUA UMUM DEWAN PENGURUS PUSAT
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA


KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Menimbang : a.Bahwa Kongres adalah badan tertinggi pengambilan keputusan pada


organisasi;
b. Bahwa adalah menjadi tugas dan kewenangan Kongres untuk memilih dan
menetapkan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat.
c.Bahwa untuk melaksanakan tugas dan kewenangannya, Kongres telah
menetapkan Tim Nominasi yang bertugas unuk melakukan penjaringan
Nominasi Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Federasi Pertambangan
dan Energi

Memperhatikan :Hasil Penjaringan Nominasi Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat


Federasi Pertambangan dan Energi berdasarkan lembar nominasi
yang diterima oleh TIM NOMINASI pada tanggal, 22 April 2012.

Mengingat : a. Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi


b. Pasal 7 Anggaran Rumah Tangga Federasi Pertambangan dan Energi
c. Pasal 12, 13 dan 14 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan
Energi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI


TENTANG NOMINASI KETUA UMUM DEWAN PENGURUS PUSAT
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI.

Pasal 1
Menetapkan nama-nama nominasi untuk Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Federasi
Pertambangan dan Energi periode 2012 – 2016 berdasarkan hasil penjaringan melalui
lembar nominasi, sebagai berikut :
1.Riswan Lubis Jumlah Suara 10
2.Ediartho Sitinjak Jumlah Suara 3
3.Nikasi Ginting Jumlah Suara 1

57
Pasal 2
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

YUNUS LOLI
Ketua

SAUT PANGARIBUAN ARMAINI


Anggota Anggota

58
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XIII / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG
PENGANGKATAN KETUA UMUM
DEWAN PENGURUS PUSAT
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA


KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Menimbang : a. Bahwa Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah Kongres


yangdimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Federasi Pertambangan dan Energi .
b. Bahwa Saudara RISWAN LUBIS telah memenuhi persyaratan dan dipilih
oleh Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi menjadi Ketua
Umum Federasi Pertambangan dan Energi
c. Bahwa Saudara RISWAN LUBIS adalah calon tunggal untuk jabatan
Ketua Umum, oleh karena itu secara aklamasi terpilih menjadi Ketua
Umum Federasi Pertambangan dan Energi.

Mengingat : a.Pasal 19 dan 27 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi


b.Pasal 13 dan 14 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi

Memperhatikan : 1. Hasil Keputusan Rapat Pleno Kongres Federasi Pertambangan b dan


Energi tentang Ketua Umum

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Ketua Umum Federasi Pertambangan dan Energi

Pasal 1

Menetapkan dan Mengangkat saudara RISWAN LUBIS sebagai Ketua Umum Federasi
Pertambangan dan Energi periode 2012 - 2016.

Pasal 2

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

59
Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

YUNUS LOLI
Ketua

SAUT PANGARIBUAN ARMAINI


Anggota Anggota

60
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XIV / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG
NOMINASI SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PENGURUS PUSAT
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA


KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Menimbang :a.Bahwa Kongres adalah badan tertinggi pengambilan keputusan


padaorganisasi;
b.Bahwa adalah menjadi tugas dan kewenangan Kongres untuk memilih
dan menetapkan anggota Sekretaris Jendaral Dewan Pengurus Pusat.
c.Bahwa untuk melaksanakan tugas dan kewenangannya, Kongres telah
menetapkan Tim Nominasi yang bertugas unuk melakukan penjaringan
Nominasi Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Federasi
Pertambangan dan Energi

Memperhatikan : Hasil Penjaringan Nominasi Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat


Federasi Pertambangan dan Energi berdasarkan lembar nominasi yang
diterima oleh TIM NOMINASI pada tanggal, 22 April 2012.

Mengingat : a. Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi


b. Pasal 7 Anggaran Rumah Tangga Federasi Pertambangan dan Energi
c. Pasal 12, 13 dan 14 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan
Energi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI


TENTANG NOMINASI SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PENGURUS PUSAT
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI.

Pasal 1
Menetapkan nama-nama nominasi untuk SEKRETARIS JENDERAL Dewan Pengurus Pusat
Federasi Pertambangan dan Energi periode 2012 – 2016 berdasarkan hasil penjaringan
melalui lembar nominasi, sebagai berikut :

1.Nikasi Ginting Jumlah Suara 8


2.Ediartho Sitinjak Jumlah Suara 5
3.Saut Pangaribuan Jumlah Suara 1

61
Pasal 2

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

YUNUS LOLI
Ketua

SAUT PANGARIBUAN ARMAINI


Anggota Anggota

62
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XV / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG
PENGANGKATAN SEKRETARIS JENDERAL
DEWAN PENGURUS PUSAT
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA


KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Menimbang : a.Bahwa Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah Kongres yang
dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi
Pertambangan dan Energi .

b.Bahwa Saudari NIKASI GINTING telah memenuhi persyaratan dan dipilih oleh
Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi menjadi Sekretaris Jenderal
Federasi Pertambangan dan Energi

c.Bahwa Saudari NIKASI GINTING adalah calon tunggal untuk jabatan


Sekretaris Jenderal , oleh karena itu secara aklamasi terpilih menjadi
Sekretaris Jenderal Federasi Pertambangan dan Energi.

Mengingat : a. Pasal 19 dan 27 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi


b. Pasal 13 dan 14 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi

Memperhatikan : Hasil Keputusan Rapat Pleno Kongres Federasi Pertambangan dan Energi
tentang Sekretaris Jenderal

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Sekretaris Jenderal Federasi Pertambangan dan Energi

Pasal 1

Menetapkan dan Mengangkat saudari NIKASI GINTING sebagai Sekretaris Jenderal Federasi
Pertambangan dan Energi periode 2012 - 2016.

63
Pasal 2

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

YUNUS LOLI
Ketua

SAUT PANGARIBUAN ARMAINI


Anggota Anggota

64
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XVI / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG
ANGGOTA TIM FORMATEUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA


KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Menimbang : a. Bahwa Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah Kongres yang
dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi
Pertambangan dan Energi .
b. Bahwa pemilihan dan penetapan anggota Tim Formateur adalah tugas dan
kewenangan Kongres.

Mengingat : a. Pasal 17 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi

Memperhatikan : Hasil Keputusan Rapat Pleno Kongres Federasi Pertambangan dan Energi
tentang Tim Formateur

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Tim Formateur Federasi Pertambangan dan Energi

Pasal 1
Menetapkan dan Mengangkat :
1. Riswan Lubis Mewakili Ketua Umum Terpilih
2. Nikasi Ginting Mewakili Sekretaris Jenderal Terpilih
3. Ronie C Pande Mewakili Utusan Dewan Pengurus Cabang
4. Syahrial Mewakili Utusan Dewan Pengurus Cabang
5. Rumainur Mewakili Utusan Dewan Pengurus Cabang

65
Pasal 2
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

YUNUS LOILI
Ketua

SAUT PANGARIBUAN ARMAINI


Anggota Anggota

66
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XVII / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG
SUSUNAN PERSONALIA
DEWAN PENGURUS PUSAT
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA


KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Menimbang : a. Bahwa Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah Kongres yang
dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi
Pertambangan dan Energi .
b.Bahwa pemilihan dan penetapan personalia Dewan Pengurus Pusat
Federasi Pertambangan dan Energi adalah tugas dan kewenangan
Kongres.

Mengingat : a.Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi


b. Pasal 14 Anggaran Rumah Tangga Federasi Pertambangan dan Energi
c. Pasal 2 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi

Memperhatikan : Hasil Keputusan Rapat Formateur Federasi Pertambangan dan Energi


tentang Personalia Dewan Pengurus Pusat

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Personalia Dewan Pengurus Pusat Federasi Pertambangan dan Energi

Pasal 1
Menetapkan dan Mengangkat :
1.Riswan Lubis Sebagai Ketua Umum
2.Nikasi Ginting Sebagai Sekretaris Jendral
3.Ediartho Sitinjak Sebagai Wakil Ketua
4.Saut Pangaribuan Sebagai Wakil Sekretaris
5.Aryanti Sebagai Bendahara

67
Pasal 2

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

YUNUS LOLI
Ketua

SAUT PANGARIBUAN ARMAINI


Anggota Anggota

68
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XVIII / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG
MAJELIS PENASEHAT ORGANISASI
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA


KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Menimbang : a. Bahwa Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah Kongres yang
dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi
Pertambangan dan Energi .
b. Bahwa pemilihan dan penetapan Majelis Penasehat Organisasi Federasi
Pertambangan dan Energi adalah tugas dan kewenangan Kongres.

Mengingat : a. Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi


b. Pasal 13 Anggaran Rumah Tangga Federasi Pertambangan dan Energi
c. Pasal 2 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi

Memperhatikan : Hasil Keputusan Rapat Formateur tentang Majelis Penasehat Organisasi ;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Majelis Penasehat Organisasi Federasi Pertambangan dan Energi periode
2012 - 2016

Pasal 1
Menetapkan dan Mengangkat :
1. Juandi Ketua
2. Suhardi Anggota
3. Patar Sitanggang Anggota

69
Pasal 2

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

YUNUS LOLI
Ketua

SAUT PANGARIBUAN ARMAINI


Anggota Anggota

70
KEPUTUSAN KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
NOMOR : XIX / KONGRES IV / FPE / IV / 2012

TENTANG
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA


KONGRES IV FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Menimbang : a. Bahwa Kongres Federasi Pertambangan dan Energi adalah Kongres yang
dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi
Pertambangan dan Energi .
b. Bahwa pemilihan dan penetapan Badan Pemeriksa Keuangan Federasi
Pertambangan dan Energi adalah tugas dan kewenangan Kongres.

Mengingat : a.Pasal 19 Anggaran Dasar Federasi Pertambangan dan Energi


b. Pasal 19 Anggaran Rumah Tangga Federasi Pertambangan dan Energi
c. Pasal 2 Tata Tertib Kongres IV Federasi Pertambangan dan Energi

Memperhatikan : Hasil Keputusan Rapat Formateur tentang Badan Pemeriksa Keuangan ;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Badan Pemeriksa Keuangan Federasi Pertambangan dan Energi periode


2012 - 2016
Pasal 1
Menetapkan dan Mengangkat :
1. Amosi Telaumbanua Ketua
2. Mitra Simanjuntak Anggota
3. Syamsudin Halim Anggota

71
Pasal 2

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bali
Pada Tanggal : 21 April 2012

MAJELIS PIMPINAN SIDANG


KONGRES IV
FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

YUNUS LO LI
Ketua

SAUT PANGARIBUAN ARMAINI


Anggota Anggota

72
DPC FPE SBSI

Berdasarkan Data Kongres IV FPE SBSI Di Bali, 20 – 23 April 2012

NO NAMA UTUSAN JABATAN HANDPHONE ALAMAT EMAIL


1 Riswan Lubis DPP FPE Ketua Umum 0813 1050 6602 fpe.sbsi@gmail.com
reforman_wana@yahoo.co.id
2 Nikasi Ginting DPP FPE Sekretaris Jendral 0812 9421 4099 fpe.sbsi@gmail.com
nikasig2002@yahoo.com
3 Ediartho Sitinjak DPP FPE Wakil Ketua 0813 8624 4299 fpe.sbsi@gmail.com
sitinjaksbsi@gmail.com
4 Saut Pangaribuan DPP FPE Wakil Sekretaris 0813 8624 6581 fpe.sbsi@gmail.com

5 Aryanti DPP FPE Bendahara 0813 8223 4740 fpe.sbsi@gmail.com


aryanti_roland@yahoo.com
6 Amosi Telaumbanua BPK KETUA BPK 0813 8933 0815 fpe.sbsi@gmail.com
7 M.Zein DPC FPE ACEH TAMIANG Ketua 0813 7055 2175
8 Anjasmara DPC FPE ACEH TAMIANG Wakil Ketua 0852 1378 5807 adral_rnt@yahoo.com
9 Adral DPC FPE ACEH TAMIANG Sekretaris 0852 7552 5677
10 Syamsudin Halim DPC FPE ACEH TAMIANG Wakil Sekretaris 0812 6313 4524
11 Arifadhilah DPC FPE ACEH TAMIANG Bendahara 0852 7527 8748
12 Gindo Lubis DPC FPE BENGKALIS Ketua 0812 6822 257
13 Raden Silalahi DPC FPE BENGKALIS Sekretaris 0813 7106 6197 manuntun_tp@yahoo.com
14 Syaiful Bahri DPC FPE BENGKALIS PK PT. 0812 6893 879
PERTAMINA
15 Ali Umar DPC FPE SIAK Ketua 0812 7664 197
16 Jhonson Tampubolon DPC FPE SIAK Wakil Ketua 0821 7240 2796
17 Mitrawati DPC FPE SIAK Bendahara 0819 5914 0707 mitra.simanjuntak@gmail.com
18 Amrizal DPC FPE SIAK Sekretaris 0813 6563 4108
19 Moch. Sjahid DPC FPE SIAK Wakil Sekretaris 0813 7158 3221
20 Armaini DPC FPE PEKANBARU Ketua 0821 2596 3731 armaini73@gmail.com
21 M.Yusuf DPC FPE PEKANBARU Sekretaris 0821 7462 2888
22 Rumainur, SH, MH DPC FPE PEKANBARU Wakil Ketua 0812 7696 7074
23 Andre Syafri DPC FPE PEKANBARU Pengurus 0852 7118 1618
Komisariat
24 Bramfi,SE DPC FPE PEKANBARU PK PT.Avia Jaya 0852 1150 1288
Indah
25 Kristhomas M.SE DPC FPE BONTANG Ketua DPC 0852 5074 7476 kristhomasmaden@yahoo.co.id
26 Ruslan DPC FPE BONTANG Bendahara 0812 5772 5227
27 Yulianus DPC FPE BONTANG Pengurus 0813 4651 7769
Komisariat
28 Ade Kurnia DPC FPE BONTANG Wkl. Ketua 0813 5023 4365
29 Bambang Setiono DPC FPE SAMARINDA Ketua 0812 5586 508 hmd.aljufrie@yahoo.co.id
30 Syahran DPC FPE SAMARINDA Sekretaris 0813 5009 9868
31 Muhammad Anca DPC FPE SAMARINDA Wakil Bendahara 0852 4696 1544
32 Syahril Maulana DPC FPE PASER Ketua DPC 0821 5805 8633 fpesbsipsr@ymail.com
33 Alri A Wibowo DPC FPE PASER Wakil Ketua DPC 0821 5943 3751
34 Achmadsyah DPC FPE PASER Sekretaris DPC 0813 4641 4105
35 Ridwan DPC FPE PASER Pengurus 0852 4752 3459
Komisariat
36 Wawan Santoso DPC FPE PASER Pengurus 0813 4629 2131
Komisariat
37 Suhardi DPC FPE PASER Wakil Ketua 0812 5418 657 buruhpunya@ymail.com
38 Gofri Ch.SH DPC FPE BERAU Ketua DPC 0812 5406 552 gofri_ch@yahoo.co.id
39 Edy Santoso,SH DPC FPE BERAU Wakil Ketua 0812 5395 8101
40 Daud Yusuf,SH DPC FPE BERAU Bendahara 0812 5406 726
41 Jufri Bangkasi DPC FPE BERAU Pengurus 0812 5005
Komisariat 0263
42 Herman Hafid DPC FPE BERAU Pengurus 0813 4722 1994
Komisariat
43 Yunus Loli DPC FPE KUTAI TIMUR Ketau DPC 0812 5536 442 fpe.kutim@yahoo.co.id
44 Nurdin Djumadin DPC FPE KUTAI TIMUR Sekretaris DPC 0813 4779 6473
45 Muhammad Lebar DPC FPE KUTAI TIMUR Bendahara DPC 0813 1385 8566
46 Pitua Edward DPC FPE KUTAI TIMUR Pengurus 0813 5046 8625
Sianipar Komisriat
47 Isak Bukkang KAB.LUWU Pengurus 0813 5592 7679 bukkang@gmail.com
Komisariat
48 Alexander DPC FPE KUTAI BARAT Ketua PK 0821 4862 2248
49 Asrul Sani DPC FPE KUTAI BARAT Ketua DPC 0812 3007 1878 slafau@gmail.com
50 Ronnie C Pande DPC FPE SORONG Ketua DPC 0813 3025 6900 iriawan.maeztro@ymail.com
51 Hans Worumi DPC FPE SORONG Sekretaris DPC 0852 4341 4477
52 Bambang Rudianto DPC FPE KUTAI Pengurus 0853 3493 3353 ary.romi@yahoo.com
KARTANEGARA Komisariat
53 Richard Rando DPC FPE BATAM Ketua DPC 0813 7279 6426 rich_mercy@yahoo.com
54 Bambang Heri DPC FPE BATAM Sekretaris DPC 0813 7205 3997 bambang_bhr23@yahoo.com
55 Zulkifli Korwil Kaltim Bendahara Korwil 0813 5005 3118
Kaltim
56 Patar Sitanggang Korwil Riau Korwil KSBSI Ridar 0813 7875 9438 sitanggang_patar@yahoo.co.id
57 Karlan Korwil Sulawesi Tengah Korwil Sulawesi 0878 4412 7222 organizerksbsisulteng@yahoo.co.
id
Tengah
58 Jufliansyah DPC FPE KUTAI TIMUR Pengurus 0812 5444 5424
Komisariat
59 Muchtar Pakpahan MPO KSBSI MPO KSBSI 0812 9096 861
60 Rekson Silaban MPO KSBSI MPO KSBSI 0812 9114 686 reksonsilaban@hotmail.com

74
HALAMAN

MARS FPE

75
HALAMAN
MARS SBSI

76
HAALAMAN
BELAKANG

Anda mungkin juga menyukai