Anda di halaman 1dari 73

KATA PENGANTAR _111

DAFTAR lSI _v

Ketetapan Muktamar I
Nomor: TAP/02/Muktamar-I-GPK/2006
Tentang Pengesahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga GPK Periode 2006-2011__1

Ketetapan Muktamar I
Nomor : TAP/03/Muktamar-I-GPK/2006
Tentang Program Kerja GPK Periode 2006-2011__4

Ketetapan Muktamar I
Nomor: TAP/04/Muktamar-I-GPK/2006
Tentang Rekomendasi Sikap Muktamar I GPK
Periode 2006-2011__79

Ketetapan Muktamar I
Nomor: TAP/05/ Muktamar-I-GPK/2006
Tentag Peraturan Dasar Brigade Ka'bah
Periode 2006-2011 .>93

Surat Keputusan Pimpirian PusatGPK


Nomor: 02/PO/PP.GPK/III/2006
Tentang Musyawarah-Musyawarah Organisasi _105
Surat Keputusan Pimpinan Pusat GPK
Nomor: 03/PO/PP GPK/III/2006
Tentang Tata Kerja Pimpinan _127

Surat Keputusan Pimpinan Pusat GPK


Nomor : 04/PO/PP.GPK/III/2006
Tentang Badan-Badan Khusus _157

Surat Keputusan Pimpinan Pusat G PK


Nomor: 05/PO/PP.GPK/III/2006
Tentang Kartu Tanda Anggota/Pengurus dan
Prosedur Pemberhentian 169

Lampiran I
Susunan Keputusan Formatur Muktamar I
Nomor: ISTIMEWA/FORM-MUKT.I/II/2006
Tentang Susunan Personalia Majelis Pertimbangan
Organisasi (M PO) dan Pimpinan Pusat (PP) Gerakan
Pemuda Ka'bah (GPK) periode 2006-2011 185

Lampiran II
Surat Keputusan Pimpinan Pusat GPK
Nomor :002/KPTS/PP-GPK/VI/2006
Tentang Pembagian Wilayah Koordinasi
Pimpinan Pusat GPK __201
KETETAPAN MUKTAMAR I
GERAKAN PEMUDA KA’BAH
Nomor : TAP/02/Muktamar I-GPK/2006

Tentang :

ANGGARAN DASAR
DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK), selanjutnya disebut GPK, setelah :

Menimbang :
1. Bahwa Muktamar I GPK telah membahas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART) yang dimaksudkan untuk penyempurnaan terhadap AD/ART hasil ketetapan
Deklarasi berdirinya GPK pada tanggal 29 Maret 1982 di Jakarta.
2. Bahwa untuk memberikan status hukum dalam pelaksanaan AD dan ART GPK tersebut perlu
menetapkan sebuah ketetapan hasil Muktamar I GPK yang di maksudkan untuk itu.

Mengingat :
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GPK
2. Program Kerja GPK
3. Ketentuan-ketentuan organisasi yang berlaku

Memperhatikan :
Hasil sidang Komisi A Pembahasan AD/ART Muktamar I GPK yang dilaksanakan pada tanggal 30
Januari 2006 sampai 1 Februari 2006 serta tanggapan pada sidang paripurna IV Muktamar I GPK
tanggal 1 Februari 2006 di Jakarta

MEMUTUSKAN

1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) GPK beserta penjelasannya
2. Apabila terdapat kekeliruan dalam Surat Ketetapan ini akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 2 Februari 2006

Presidium Sidang
Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK)

Ketua Sekretaris
dto dto
Emron Pangkapi Zahid Arafat

Anggota Anggota
dto dto
Hasan Husaeri M. Ali Akbar
Anggota Anggota
dto dto
Hendri Irawan Chairil Ibrahim
ANGGARAN DASAR
GERAKAN PEMUDA KA’BAH (GPK)

MUKADIMAH

Bismillahirrahmanirrahim

Bahwa pada hakekatnya setiap insane bangsa Indonesia dilahirkan dalam keadaan suci dan merdeka.
Untuk dapat memiliki kemampuan memegang amanah dan memikul tanggung jawab sebagai warga
Indonesia, setiap insane bangsa Indonesia haruslah berilmu, cerdas, unggul domokratis, beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT.
Bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia bertujuan untuk melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial,. Maka sudah seharusnya Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) berorientasi pada
terwujudnya bangsa Indonesia yang berilmu, cerdas, unggul, demokratis, beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT, baik dalam cara pandang keluar maupun ke dalam sebagai bentuk nyata dari
peran dan tanggungjawanya selaku komponen bangsa Indonesia.
Menyadari akan peran dan tanggung jawab yang besar terhadap eksistensi dan kelangsungan hidup
bangsa dan Negara. Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) yang berdiri sejak 29 Maret 1982 sebagai buah
perjuangan yang gigih dari para eksponen generasi muda, kader dan simpatisan Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), terus menerus melakukan revitalisasi dan konsolidasi guna merekatkan
hubungan ukhuwah Islamiyah serta memantapkan akidah dan syari’ah islamiyah dalam gerak dan
langkahnya membangun demokrasi di Indonesia. Sehingga Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) di masa
mendatang sebagai organisasi tidak akan pernah berhenti dalam kiprah dan perjuangannya
meskipun hanya sesaat.
Perjalanan Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) dari waktu ke waktu adalah pengalaman yang akan
memperkuat semangat hidup kader-kader Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) untuk terus membangun
demokrasi di Indonesia di tengah-tengah persaingan yang makin tinggi dan kompleks di era
globalisasi dan keterbukaan. Keberhasilan Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) menjalankan peran dan
tanggung jawabnya akan mendorong tumbuhnya generasi-generasi muda islam baru bangsa
Indonesia yang memiliki kesamaan visi dan misi. Sehingga baik langsung maupn tidak langsung akan
memberikan kontribusi yang lebih besar bagi suksesnya PPP.
Menyadari akan peran dan tanggung jawab pemuda dalam kehidupan bangsa Indonesia yang
majemuk, yakni sebagai penggerak, pelopor dan inti dari setiap gerakan pembaharuan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maka garis-garis besar kehidupan organisasi Gerakan
Pemuda Ka’bah (GPK) disusun dengan menghimpun segenap potensi sumber daya generasi muda
islam agar dapat menjadi manusia bangsa Indonesia yang berilmu, cerdas, unggul, demokratis,
beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Dalam susunan Anggaran Dasar sebagai berikut :

BAB I
NAMA,KETERANGAN DAN KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama dan waktu

Organisasi ini dinamakan Gerakan Pemuda Ka’bah untuk selanjutnya di sebut GPK, didirikan pada
tanggal 14 Jumadil Akhir 1402 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 29 Maret 1982 Masehi di Jakarta
yang kemudian di kukuhkan kembali melalui deklarasi pada tanggal 1 Muharram 1420 Hijriyah
bertepatan dengan tanggal 17 April 1999 Masehi untuk jangka waktu yang tidak terbatas

Pasal 2
Kedudukan

Orgnisasi ini berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB II
ASAS, TUJUAN DAN SIFAT

Pasal 3
Asas
Organisasi ini berasaskan Islam

Pasal 4
Tujuan

Organisasi ini bertujuan mengarahkan segenap potensi sumber daya manusia generasi muda islam
bangsa Indonesia untuk menjadi insan yang berilmu,cerdas,unggul,demokratis,beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT serta termotivasi untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan Nasional
Negara Proklamasi 17 Agustus 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berlandaskan Pancasila

Pasal 5

Organisasi ini bersifat independen, bebas dan tidak menjadi bagian dari organisasi massa manapun,
tetapi secara historikal menyalurkan aspirasi politikanya kepada Partai Persatuan Pembanguan.

BAB III
USAHA

Pasal 6

(1) Terus menerus berusaha mempersiapkan pengembangan dan pemeliharaan kader GPK yang
teruji serta terpercaya sebagai bagian integral dari sumber daya insani bagi kepentingan
pembangunan, kemakmuran, kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia
dan secara khusus menjadi garda terdepan PPP, sehingga GPK adalah kader yang
dipersiapkan untuk menjadi pemimpin PPP sesuai dengan tingkatannya.
(2) Bekerjasama dengan badan-badan, lembaga-lembaga dan institusi pemerintah serta
yayasan, organisasi kemasyarakatan di luar negeri untuk kepentingan dan kemaslahatan
umat islam dan seluruh rakyat indonesia.
(3) Membina dan menyelenggarakan suatu badan usaha profesional dalam bentuk yang dipiluh
untuk keperluan organisasi, kader dan rakyat indonesia.
(4) Membina dan menyelenggarakan usaha lainnya yang bersifat kerjasama lintas sektoral baik
dengan perorangan maupun badan hukum.
(5) Semua usaha yang dilaksanakn dan dijalankan menurut ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan organisasi.
(6) Seluruh usaha dilaksanakan dengan mentatati norma-norma agama islam, sosial dan hukum
serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IV
LAMBANG

Pasal 7

(1) Lambang GPK adalah gambar Ka’bah


(2) Ketentuan mengenai Lambang GPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga GPK

BAB V
ANGGOTA, STRUKTUR DAN MAJELIS
PERMUSYAWARATAN

Pasal 8
Anggota

Anggota GPK terdiri dari Generasi Muda Islam Putera dan Puteri warga Negara Republik Indonesia

Pasal 9
Struktur Organisasi

Organisasi ini memiliki struktur dengan jenjang yang tersusun sebagai berikut;
a. Majelis Pertimbangan Organisasi disebut sesuai jenjang tingkatannya, yang selanjutnya disingkat
MPO terdiri dari MPO Pusat, MPO Wilayah, MPO cabang, MPO Anak Cabang dan MPO Ranting.
b. Pengurus GPK di Tingkat Nasional disebut Pimpnan Pusat disingkat PP.
c. Pengurus GPK di Tingkat Provinsi disebut Pimpinan Wilayah disingkat PW.
d. Pengurus GPK di Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pimpinan cabang disingkat PC.
e. Pengurus GPK di Tingkat Kecamatan disebut Pimpinan Anak Cabang disingkat PAC.
f. Pengurus GPK di Tingkat Kelurahan/Desa disebut Pimpinan Ranting di singkat PR.

Pasal 10
Majelis Permusyawaratan Organisasi

Majelis Permusyawaratan Organisasi terdiri atas;


a. Muktamar.
b. Musyawarah Wilayah.
c. Musyawarah Cabang.
d. Musyawarah Anak Cabang, dan
e. Musyawarah Ranting.

BAB VI
MASA BAKTI

Pasal 11

Masa bakti kepengurusan dan Ketua GPK sesuai tingkatannya adalah :


a. Masa bakti kepengurusan GPK untuk semua tingkatan hanya untuk satu periode selama 5 (lima)
tahun.
b. Ketua Umum/Ketua Wilayah/Ketua Cabang/Ketua Anak Cabang dan Ketua Ranting hanya dapat
dipilih kembali untuk masa bakti satu periode berikutnya.
BAB VII
KEDAULATAN ORGANISASI

Pasal 12

Kedaulatan organisasi GPK berada di tangan anggota yang pelaksanaannya diwujudkan melalui
Muktamar.

BAB VIII
KEUANGAN

Pasal 13
Keuangan Organisasi

Sember keuangan organisasi ini diperoleh dari;


a. Uang pangkal dari iuran anggota,
b. Donasi yang tidak mengikat,
c. Usaha-usaha lain yang sah dan halal.

BAB IX
PERUBAHAN DAN PEMBUBARAN

Pasal 14
Perubahan

Anggaran dasar ini hanya dapat dirubah oleh Muktamar dengan persetujuan 2/3 (dua pertiga) dari
jumalah peserta dari wilayah dan cabang

Pasal 15
Pembubaran

Organisasi ini hanya dapat dibubarkan oleh Muktamar dengan persetujuan 2/3 (dua pertiga) dari
jumlah peserta dari Wilayah dan Cabang.
Pasal 16
Kekayaan Organisasi

Seluruh kekayaan yang menjadi hak organisasi pada saat tanggal pembubaran GPK dilimpahkan
kepada yayasan yang seide, seasas dan sejalan dengan tujuan GPK.

BAB X
KETENTUAN UMUM

Pasal 17
Ketentuan Umum

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggran RUmah
Tangga.
(2) Dengan berlakunya Anggaran Dasar ini, maka Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan lain
yang mengatur sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.
(3) Anggaran Dasar ini disahkan oleh Muktamar I GPK di Jakarta dan berlaku sejak tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 1 Februari 2006

Presidium Sidang
Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK)

Ketua Sekretaris
dto dto
Emron Pangkapi Zahid Arafat

Anggota Anggota
dto dto
Hasan Husaeri M. Ali Akbar

Anggota Anggota
dto dto
Hendri Irawan Chairil Ibrahim

ANGGARAN RUMAH TANGGA


GERAKAN PEMUDA KA’BAH (GPK)

BAB I
Lambang, Bendera dan Lagu

Pasal 1
Lambang
Lambang organisasi ini adalah gambar KA’BAH dengan garis kiswah berwarna kuning emas di
atasnya tertulis ”Gerakan Pemuda Ka’bah” memenuhi 1/3 (satu pertiga) lingkaran dibatasi 3(tiga)
garis serta inisial GPK yang kesemuanya diletakan pada sebuah lingkaran bulat pada kain berwarna
hijau terang.

Pasal 2
Bendera

Bendera Organisasi berukuran 2:3 ( dua banding tiga) dibuat di atas kain berwarna hijau terang
dengan lambang organisasi terletak di tengahnya.

Pasal 3
Lagu

Lagu organisasi ialah Mars Kebangkitan Gerakan Pemuda Ka’bah.

BAB II
Antribut Organisasi

Pasal 4
Lencana

Lencana organisasi terbuat dari bahan tertentu yang keseluruhannya menggambarkan Lambang
GPK.

Pasal 5
Baret dan Topi

(1) Baret organisasi berwarna hijau tua, dipakai miring kanan dan lencana GPK dilekatkan pada
bagian kiri depan.
(2) Topi organisasi berwarna hitam dengan ornamen padi dan kapas dibordir benang warna
kuning emas, dengan logo GPK di tengah atas.

Pasal 6
Seragam

(1) Pakaian dinas Khusus GPK berbentuk jas lengan panjang berwarna hijau tua yang dipakai
oleh anggota dalam forum-forum resmi baik internal maupun eksternal.
(2) Pakaian Dinas Harian GPK berbentuk kemeja lengan pendek untuk pria dan lengan panjang
untuk wanita berwarna hijau tua yang di pakai oleh pengurus di semua tingkatan
kepengurusan dalam forum-forum resmi internal.
(3) Pakaian Dinas Lapangan GPK, bercorak loreng berwarna hijau hitam lengan panjang, dengan
berbagai kelengkapan antributnya

Pasal 7
Badge

Badge organisasi adalah kain yang dibordir dengan lambang GPK berbentuk lingkaran dengan
diameter 4(empat) centimeter.

BAB III
KEANGGOTAAN

Pasal 8
Anggota

(1) Anggota Biasa Generasi Muda yang secara resmi menyatakan diri sebagai anggota GPK dan
menyetujui AD, ART dan Peraturan-peraturan Organisasi GPK
(2) Anggota Kehormatan ialah orang yang dipandang berjasa terhadap perjuangan Umat Islam
dan atau kepada Negara dan atau kepada organisasi GPK serta menyatakan kesediaannya
menjadi Anggota Kehormatan GPK yang diangakat dan ditetapkan oleh Pimpinan GPK sesuai
dengan tingkatannya.

Pasal 9
Persyaratan

(1) Syarat menjadi anggota biasa adalah sebagai berikut;


a. Beragama Islam dan bertakwa kepada Allah SWT.
b. Warga negara Indonesia berusia minimal 17 tahun dan atau sudah menikah.
c. Sehat jasmani dan rohani.
d. Tidak sedang menjalani hukuman pidana.
(2) Syarat-syarat yang berlaku pada anggota biasa juga berlaku sebagai syarat bagi anggota
kehormatan.

Pasal 10
Hak dan Kewajiban

(1) Hak-hak anggota biasa adalah ;


a. Memilih dan dipilih dalam permusyawaratan pada semua tingkatan GPK.
b. Mengikuti jenjang pengkaderan/pelatihan yang dilakukan oleh GPK.
c. Menghadiri/mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh GPK.
d. Mendapat perlindungan dan pembelaan hukum dari GPK.
(2) Kewajiban anggota biasa adalah;
a. Mentaati AD ART dan peraturan-peraturan organisasi GPK.
b. Menjaga dan menjungjung tinggi kehormatan dan nama baik GPK.
c. Proaktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan GPK dan melaksanakan serta
bertanggungjawab atas segala sesuatu yang taleh ditetapkan.
(3) Hak anggota kehormatan adalah;
a. Memberikan sumbangan baik moral maupun meteriil sesuai dengan kemampuannya.
b. Turut serta mensukseskan kegiatan-kegiatan GPK.
(4) Kewajiban anggota kehormatan sama dengan anggota biasa kecuali poin d.

Pasal 11
Pemberhentian

Anggota GPK berhenti karena;


a. Melanggar AD ART dan peraturan-peraturan organisasi.
b. Meninggal dunia.
c. Mengundurkan diri.
d. Melakukan perbuatan tercela dan melanggar norma-norma agama Islam.
e. Hilang akal (gila).
Pasal 12

Hal-hal yang berkaitan dengan prosedur peringatan danpemberhentian/pemecatan akan diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Organisasi.

BAB IV
ORGANISASI

Pasal 13
Ranting

(1) Ranting didirikan di daerah tingkat Pemerintahan Kelurahan/Desa sekurang-kurangnya


terdiri dari 10 (sepuluh) orang di pimpin oleh Pimpinan Ranting.
(2) Pengesahan berdirinya Ranting baru di lakukan oleh Pimpinan Cabang atas usul Pimpinan
Anak Cabang.
(3) Penyimpangan terhadap ketentuan ayat 1 pada pasal ini diputuskan oleh Pimpnan Cabang
atas usul Pimpinan Anak Cabang.
(4) Jumalah pengurus Ranting terdiri atas sekurang-kurangnya seorang ketua, seorang sekretaris
dan seorang bendahara.

Pasal 14
Anak Cabang

(1) Anak cabang didirikan di daerah tingkat kecamatan sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga)
buah ranting, dipimpin oleh Pimpinan Anak Cabang.
(2) Pengesahan berdirinya Anak Cabang baru dilakukan oleh Pimpinan Wilayah atas usul
Pimpinan Cabang.
(3) Penyeimpangan terhadap ketentuan ayat 1 pada pasal ini diputuskan oleh Pimpinan Wilayah
atas usul Pimpinan Cabang.

Pasal 16
Cabang

(1) Cabang didirikan di daerah tingkat Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga)
buah Anak Cabang, dipimpin oleh Pimpinan Cabang.
(2) Pengesahan berdirinya Cabang baru dilakukan oleh Pimpinan Pusat atas usul Pimpinan
Wilayah.
(3) Penyeimpangan terhadap ketentuan ayat 1 pada pasal ini diputuskan oleh Pimpinan Pusat
atas usul Pimpinan Wilayah.

Pasal 17
Wilayah

(1) Wilayah didirikan di daerah tingkat Provinsi sekurang-kurangnya terdiri dari 2 (dua) buah
Cabang, dipimpin oleh Pimpinan Wilayah.
(2) Pengesahan berdirinya Wilayah baru dilakukan oleh Pimpinan Pusat.
(3) Penyeimpangan terhadap ketentuan ayat 1 pada pasal ini diputuskan oleh Pimpinan Pusat
dengan Peraturan Khusus.

Pasal 18
Kedudukan Pimpinan

(1) Majelis Pertimbangan Organisasi berkedudukan sesuai dengan Tingkatannya, mulai dari
Pusat, Wilayah, Cabang, Anak Cabang dan Ranting.
(2) Pimpinan Pusat berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(3) Pimpinan Wilayah berkedudukan di Ibukota Provinsi .
(4) Pimpinan Cabang berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota.
(5) Pimpinan Anak Cabang Berkedudukan di Ibukota Kecamatan.
(6) Pimpinan Ranting berkedudukan di Kelurahan/Desa.

Pasal 19
Syarat-syarat Pimpinan

(1) Bertakwa Kepada Allah SWT.


(2) Mempunyai pengetahuan yang luas mengenai ilmu pengetahuan agama dan ilmu
pengetahuan umum.
(3) Telah menjadi anggota GPK minimal 1 (satu) tahun dan Kader Partai Persatuan
Pembangunan.
(4) Mempu membaca Al Quran secara baik dan benar.

Pasal 20
Pimpinan Pusat

Pimpinan Pusat adalah institusi pimpinan tertinggi GPK dengan masa jabatan 5 (lima) tahun dan
berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 21

Pimpinan Pusat terdiri dari Seorang Ketua Umum, Seorang Wakil Ketua Umum, 16 (Enam Belas
Orang Wakil Sekretaris Jenderal, seorang Nendahara dan 3 (tiga) Wakil Bendahara, yang keseluruhan
berjumlah 39 (tiga puluh sembilan) orang.

Pasal 22

Pimpinan Pusat berkewajiban;


a. Melakukan ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Muktamar.
b. Mengumumkan kepada Pimpinan Wilayah segala ketetapan-ketetapan, keputusan-
keputusan, perubahan-perubahan dan segala sesuatu yang dianggap perlu bagi kehidupan
organisasi.
c. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Muktamar berikutnya.

Pasal 23
Seseorang dapat dipilih menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat GPK hanya 2 (dua) kali masa jabatan.

Pasal 24

Dalam menjalankan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya, Pimpinan Pusat membentuk Koordinator
Wilayah dan bidang-bidang lainnya.

Pasal 25
Pimpinan Wilayah

Pimpinan Wilayah adalah institusi Pimpinan Tertinggi GPK untuk tingkat Wilayah dengan masa
jabatan 5 (lima) tahun dan berkedudukan di Ibukota Provinsi.

Pasal 26

Pimpinan Wilayah terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, 15 (lima belas) Ketua Bidang, Seorang Sekretaris,
15 (lima belas) Wakil Sekretaris Bidang, Seorang Bendahara dengan wakil Bendahara, yang
keseluruhannya berjumlah 35 (tiga puluh lima) orang.

Pasal 27

Pimpinan Wilayah berkewajiban;


a. Melaksanakan ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Muktamar, ketetapan-
ketetapan dan keputusan-keputusan Musyawarah Wilayah, ketetapan-ketetapan dan
keputusan-keputusan serta instruksi Pimpinan Pusat.
b. Mengumumkan kepada Pimpinan Cabang segala ketetapan-ketetapan, keputusan-
keputusan, perubahan-perubahan dan segala sesuatu yang dianggap perlu bagi kehidupan
organisasi.
c. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Wilayah berikutnya.

Pasal 28

Seseorang dapat di pilih dan menjadi Ketua Wilayah hanya untuk 2 (dua) kali masa jabatan.
Pasal 29

Pimpinan Cabang adalah institusi Pimpinan tertinggi GPK untuk tingkat Cabang dengan masa jabatan
5 (lima) tahun dan berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota

Pasal 30

Pimpinan Cabang terdiri dari Ketua, wakil Ketua, 15 (lima belas) Ketua Bidang, Seorang Sekretaris, 15
(lima belas) wakil Sekretaris Bidang, Seorang Bendahara dengan Wakil Bendhara, yang
keseluruhannya berjumlah 35 (tiga puluh lima) orang.

Pasal 31

Pimpinan Cabang berkewajiban;


a. Melaksanakan ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Muktamar, ketetapan-
ketetapan dan keputusan-keputusan Musyawarah Cabang, ketetapan-ketetapan dan
keputusan-keputusan serta instruksi Pimpinan Pusat.
b. Mengumumkan kepada Pimpinan Anak Cabang segala ketetapan-ketetapan, keputusan-
keputusan, perubahan-perubahan dan segala sesuatu yang dianggap perlu bagi kehidupan
organisasi.
c. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Cabang berikutnya.

Pasal 32

Seseorang dapat di pilih dan menjadi Ketua Cabang hanya untuk 2 (dua) kali masa jabatan.

Pasal 33

Pimpinan Anak Cabang adalah institusi Pimpinan tertinggi GPK untuk tingkat Anak Cabang dengan
masa jabatan 5 (lima) tahun dan berkedudukan di Ibukota Kecamatan

Pasal 34

Pimpinan Anak Cabang terdiri dari Ketua, wakil Ketua, 15 (lima belas) Ketua Bidang, Seorang
Sekretaris, 15 (lima belas) wakil Sekretaris Bidang, Seorang Bendahara dengan Wakil Bendhara, yang
keseluruhannya berjumlah 35 (tiga puluh lima) orang.

Pasal 35

Pimpinan Anak Cabang berkewajian;


a. Melaksanakan ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Muktamar, ketetapan-
ketetapan dan keputusan-keputusan Musyawarah Anak Cabang, ketetapan-ketetapan dan
keputusan-keputusan serta instruksi Pimpinan Pusat.
b. Mengumumkan kepada Pimpinan Pimpinan Ranting segala ketetapan-ketetapan, keputusan-
keputusan, perubahan-perubahan dan segala sesuatu yang dianggap perlu bagi kehidupan
organisasi.
c. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Anak Cabang berikutnya.

Pasal 36

Seseorang dapat di pilih dan menjadi Ketua Anak Cabang hanya untuk 2 (dua) kali masa jabatan.

Pasal 37
Pimpinan Ranting

Pimpinan Ranting adalah institusi Pimpinan tertinggi GPK untuk tingkat Ranting dengan masa
jabatan 5 (lima) tahun dan berkedudukan di Kelurahan/Desa

Pasal 38

Pimpinan Ranting dapat di bentuk sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang anggota

Pasal 39

Pimpinan Ranting terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara, jumlah pengurus disesuaikan dengan
kebutuhan dari kondisi masing-masing Ranting.

Pasal 40
Pimpinan Ranting berkewajiban;
a. Melaksanakan ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Muktamar, ketetapan-
ketetapan dan keputusan-keputusan Musyawarah Ranting, ketetapan-ketetapan dan
keputusan-keputusan serta instruksi Pimpinan Pusat.
b. Mengumumkan kepada Anggota segala ketetapan-ketetapan, keputusan-keputusan,
perubahan-perubahan dan segala sesuatu yang dianggap perlu bagi kehidupan organisasi.
c. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Ranting berikutnya.

Pasal 41
Korps Alumni GPK

(1) Korps Alumni GPK adalah sebuah wadah perkumpulan setiap orang yang pernah menjadi
pengurus dan atau ikut mendirikan GPK.
(2) Korps Alumni GPK dibentuk di tingkat pusat.
(3) Kepengurusan Korps Alumni GPK ditentukan sendiri oleh, dari dan untuk anggotanya.

Pasal 42

Korps Alumni GPK berhak menyampaikan pendapat, saran, dan usulan tentang kelangsungan
organisasi GPK, baik diminta maupun tidak.

BAB V
RAPAT-RAPAT

Pasal 43
Rapat-rapat

(1) Rapat Pleno lengkap ialah rapat yang dihadiri oleh seluruh Pengurus Harian Bidang-bidang
MPO dan Badan-badan Khusus (Ex-Officio), sekurang-kurangnya diselenggarakan 2(dua) kali
dalam setahun
(2) Rapat Pengurus Harian adalah rapat yang dihadiri oleh para Pengurus Harian sesuai jenjang
organisasi.

Pasal 44
Permusyawaratan Pimpinan

(3) Rapat Pimpinan Nasional


a. Rapat Pimpinan Nasional adalah institusi kekuasaan tertinggi di bawah Muktamar
sebagai forum untuk memutuskan kebijakan organisasi yang berskala nasional yang
dihadiri oleh Pimpinan Pusat, Pimpinan Badan Khusus (Ex-Officio) dan Ketua Wilayah
Cabang diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode.
b. Rapat Pimpinan Nasional diadakan oleh Pimpinan Pusat.
c. Rancangan materi jadwal dan pokok acara Rapat Pimpinan Nasional disiapkan oleh
Pimpinan Pusat.
d. Sidang Rapat Nasional dipimpin oleh Pimpinan Pusat.

(4) Rapat Kerja


a. Rapat Kerja Nasional
Rapat Kerja Nasional diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat dan dihadiri oleh Ketua dan
Sekretaris Wilayah, diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode.
Fungsi Rapat Kerja Nasional adalah sebagai forum untuk membahas dan menetapkan
konsep program kerja organisasi.

b. Rapat Kerja Wilayah


Rapat Kerja Wilayah diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah dan dihadiri oleh Pimpinan
dan Sekretaris Cabang, diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode.
Fungsi Rapat Kerja Wilayah adalah sebagai forum untuk membahas dan menetapkan
konsep program kerja organisasi.

c. Rapat Kerja Cabang


Rapat Kerja Cabang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang dan dihadiri oleh Pimpinan
dan Sekretaris Anak Cabang, diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu
periode.
Fungsi Rapat Kerja Cabang adalah sebagai forum untuk membahas dan menetapkan
konsep program kerja organisasi.

d. Rapat Kerja Anak Cabang


Rapat Kerja Anak Cabang diselenggarakan oleh Pimpinan Anak Cabang dan dihadiri oleh
Pimpinan dan Sekretaris Ranting, diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu
periode.
Fungsi Rapat Kerja Anak Cabang adalah sebagai forum untuk membahas dan
menetapkan konsep program kerja organisasi.

e. Rapat Kerja Ranting


Rapat Kerja Ranting diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting dan dihadiri oleh Anggota
Ranting.
f. Fungsi Rapat Kerja Ranting adalah sebagai forum untuk membahas dan menetapkan
konsep program kerja organisasi.

BAB VI
MAJELIS PERMUSYAWARATAN ORGANISASI

Pasal 45
Muktamar

(1) Muktamar adalah pemegang kekeuasaan tertinggi dalam organisasi


(2) Muktamar dihadiri oleh :
a. Peserta yang terdiri dari unsur Pimpinan Pusat serta utusan Pimpinan Wilayah dan
utusan Pimpinan Cabang yang diwakili oleh Ketua dan Sekretaris.
b. Peninjau adalah Ketua dan Para Anggota MPO, serta undangan yang di tetapkan oleh
Pimpinan Pusat.
(3) Segala ketetapan Muktamar disahkan dengan semangat musyawarah untuk mufakat.

Pasal 46
Fungsi Muktamar

(1) Meminta Laporan Pertanggung jawaban Pimpinan Pusat dalam melaksanakan tugas, fungsi
dan tanggung jawabnya.
(2) Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
(3) Memilih dan Menetapkan Pimpinan Pusat.
(4) Menetapkan program kerja secara nasional.
Pasal 47
Penyelenggara Muktamar

(1) Muktamar diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.


(2) Sebelum Pimpinan Muktamar dipilih, sidang-sidang Muktamar dipimpin untuk sementara
oleh Pimpinan Pusat.
(3) Muktamar dianggap sah apabila memenuhi quorum yaitu dihadiri oleh sekurang-kurangnya
2/3 (dua pertiga) jumlah peserta dari unsur wilayah dan cabang.
(4) Wilayah dan cabang yang berhak hadir dalam Muktamar adalah wilayah dan cabang yang
definitif.

Pasal 48
Muktamar Luar Biasa

(1) Dalam keadaan luar biasa, dapat diadakan Muktamar Luar Biasa dan mempunyai tugas,
fungsi dan wewenang yang sama dengan Muktamar
(2) Muktamar Luar Biasa dapat diadakan sewaktu-waktu atas permintaan paling sedikit 2/3 (dua
pertiga) dari jumlah Pimpinan Wilayah dan Cabang dengan usulan tertulis.
(3) Aturan dan ketentuan yang berlaku untuk Muktamar berlaku juga untuk Muktamar Luar
Biasa.
(4) Yang dimaksud dalam keadaan luar biasa, akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Organisasi.

Pasal 49
Musyawarah Wilayah

(1) Musyawarah Wilayah adalah pemegang kekuasaan tertinggi untuk tingkat wilayah.
(2) Musyawarah Wilayah dihadiri oleh :
a. Peserta yang terdiri dari unsur Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Utusan Pimpinan
Cabang;
b. Peninjau dan undangan ditunjuk dan ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah.

Pasal 50
Fungsi Musyawarah Wilayah

(1) Meminta laporan pertanggungjawaban Pimpinan Wilayah selama menjalankan tugas, fungsi
dan wewenangnya.
(2) Menetapkan program kerja wilayah dan mengesahkan keputusan-keputusan hasil
musyawarah wilayah.
(3) Memilih dan menetapkan Pimpinan Wilayah.

Pasal 51

Penyelenggaraan Musyawarah Wilayah


(1) Musyawarah Wilayah diselenggarakan 1 (satu) kai dalam 5 (lima) tahun.
(2) Sebelum Pimpinan Musyawarah dipilih, sidang-sidang Musyawarah Wilayah untuk
sementara di Pimpin oleh Pimpinan Wilayah.
(3) Musyawarah Wilayah dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga)
dari jumlah cabang.
(4) Cabang yang berhak hadir dalam Musyawarh Wilayah adalah Cabang yang definitif.

Pasal 52
Musyawarah Cabang

(1) Musyawarah Cabang adalah pemegang kekuasaan tertinggi untuk tingkat Cabang.
(3) Musyawarah Cababng dihadiri oleh :
a. Peserta yang terdiri dari unsur Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang dan utusan
Pimpinan Anak Cabang.
c. Peninjau dan undangan ditunjuk dan ditetapkan oleh Pimpinan Cabang.

Pasal 53
Fungsi Musyawarah Cabang

(1) Meminta laporan pertanggungjawaban Pimpinan Cabang selama menjalankan tugas, fungsi
dan wewenangnya.
(2) Menetapkan program kerja cabang dan mengesahkan keputusan-keputusan hasil
musyawarah Cabang.
(3) Memilih dan menetapkan Pimpinan Cabang.

Pasal 54
Penyelenggaraan Musyawarah Cabang

(1) Musyawarah Cabang diselenggarakan 1 (satu) kai dalam 5 (lima) tahun.


(2) Sebelum Pimpinan Musyawarah Cabang dipilih, sidang-sidang Musyawarah Cabang untuk
sementara di Pimpin oleh Pimpinan Cabang.
(3) Musyawarah Cabang dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga)
dari jumlah Anak Cabang.
(4) Anak Cabang yang berhak hadir dalam Musyawarh Cabang adalah Anak Cabang yang
definitif.

Pasal 55
Musyawarah Anak Cabang

(1) Musyawarah Anak Cabang adalah pemegang kekuasaan tertinggi untuk tingkat Anak
Cabang.
(2) Musyawarah Cababng dihadiri oleh :
a. Peserta yang terdiri dari unsur Pimpinan Cabang, Pimpinan Anak Cabang dan utusan
Pimpinan Ranting.
d. Peninjau dan undangan ditunjuk dan ditetapkan oleh Pimpinan Anak Cabang.

Pasal 56
Fungsi Musyawarah Anak Cabang

(1) Meminta laporan pertanggungjawaban Pimpinan Anak Cabang selama menjalankan tugas,
fungsi dan wewenangnya.
(2) Menetapkan program kerja Anak Cabang dan mengesahkan keputusan-keputusan hasil
musyawarah Anak Cabang.
(3) Memilih dan menetapkan Pimpinan Anak Cabang.

Pasal 57
Penyelenggaraan Musyawarah Anak Cabang

(1) Musyawarah Anak Cabang diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(2) Sebelum Pimpinan Musyawarah Cabang dipilih, sidang-sidang Musyawarah Anak Cabang
untuk sementara dipimpin oleh Pimpinan Anak Cabang.
(3) Musyawarah Cabang dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga)
dari jumlah Ranting.
(4) Ranting yang berhak hadir dalam Musyawarh Anak Cabang adalah Anak Ranting yang
definitif.

Pasal 58
Musyawarah Ranting

(1) Musyawarah Ranting adalah pemegang kekuasaan tertinggi untuk tingkat Ranting.
(4) Musyawarah Ranting dihadiri oleh :
b. Peserta yang terdiri dari unsur Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting dan seluruh
Anggota Ranting.
e. Peninjau dan undangan ditunjuk dan ditetapkan oleh Pimpinan Ranting.

Pasal 59
Fungsi Musyawarah Ranting

(1) Meminta laporan pertanggungjawaban Pimpinan Ranting selama menjalankan tugas, fungsi
dan wewenangnya.
(4) Menetapkan program kerja Ranting dan mengesahkan keputusan-keputusan hasil
musyawarah Ranting.
(5) Memilih dan menetapkan Pimpinan Ranting.

Pasal 60
Penyelenggaraan Musyawarah Ranting

(1) Musyawarah Ranting diselenggarakan 1 (satu) kai dalam 5 (lima) tahun.


(2) Sebelum Pimpinan Musyawarah Ranting dipilih, sidang-sidang Musyawarah Ranting untuk
sementara di Pimpin oleh Pimpinan Ranting.
(3) Musyawarah Ranting dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga)
dari jumlah Anggota Ranting.
(4) Ketentuan mengenai anggota yang berhak hadir diatur sendiri oleh Pimpinan Ranting

BAB VII
HAK PESERTA DALAM PERMUSYAWARATAN

Pasal 61
Muktamar

(1) Pimpinan Pusat yang menjadi peserta Muktamar secara kolektif mempunyai hak 1 (satu)
suara.
(2) Pimpinan Wilayah yang menjadi peserta Muktamar, masing-masing secara kolektif
mempunyai hak 1 (satu) suara.
(3) Pimpinan cabang yang menjadi peserta Muktamar, masing-masing secara
kolektifmempunyai hak 1 (satu) suara.

Pasal 62
Musyawarah Wilayah

(1) Pimpinan Pusat yang menjadi peserta Muktamar secara kolektif mempunyai hak 1 (satu)
suara.
(2) Pimpinan Wilayah yang menjadi peserta Muktamar, masing-masing secara kolektif
mempunyai hak 1 (satu) suara.
(3) Pimpinan cabang yang menjadi peserta Muktamar, masing-masing secara kolektif
mempunyai hak 1 (satu) suara.

Pasal 63
Musyawarah Cabang

(1) Pimpinan Wilayah yang menjadi peserta Musyawarah Cabang, secara kolektif mempunyai
hak 1 (satu) suara.
(2) Pimpinan Cabang yang menjadi peserta Musyawarah Cabang, masing-masing kolektif
mempunyai hak 1 (satu) suara.
(3) Pimpinan Anak Cabang yang menjadi peserta Musyawarah Cabang, masing-masing secara
kolektif mempunyai hak 1 (satu) suara.

Pasal 64
Musyawarah Anak Cabang

(1) Pimpinan Cabang yang menjadi peserta Musyawarah Anak Cabang, secara kolektif
mempunyai hak 1 (satu) suara.
(2) Pimpinan Anak Cabang yang menjadi peserta Musyawarah Anak Cabang, secara kolektif
mempunyai hak 1 (satu) suara.
(3) Pimpinan Ranting yang menjadi peserta Musyawarah Anak Cabang, masing-masing secara
kolektif mempunyai hak 1 (satu) suara.

Pasal 65
Musyawarah Ranting

(1) Pimpinan Anak Cabang yang menjadi peserta Musyawarah Ranting, secara kolektif
mempunyai hak 1 (satu) suara.
(2) Pimpinan Ranting yang menjadi peserta Musyawarah Ranting, secara kolektif mempunyai
hak 1 (satu) suara.
(3) Setiap Anggota Ranting yang menjadi peserta Musyawarah Ranting, masing-masing secara
kolektif mempunyai hak 1 (satu) suara.

BAB VIII
BADAN-BADAN KHUSUS(EX-OFFICIO)

Pasal 66
Badan-Badan Khusus
Badan khusus GPK terdiri dari :
a. Brigade Ka’bah
b. Lembaga Bantuan Hukum
c. Majelis Ekonomi.
d. Dan lain-lain yang di anggap perlu sesuai dengan kebutuhan GPK.

Pasal 67

Badan-badan Khusus GPK mempunyai struktur Vertikal dan Horizontal, dari Pimpinan Pusat GPK
sampai tingkat Pimpinan Cabang.

BAB IX
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 68
Keuangan Organisasi

(1) Keuangan Organisasi diperoleh dari uang pangkal dan uang iuran anggota yang besarnya
ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.
(2) Hasil pengumpulan uang pangkal dan uang iuran, pembagiannya ditetapkan sebagai berikut:
a. Pimpinan Pusat : 5 (lima) %
b. Pimpinan Wilayah : 10 (sepuluh) %
c. Pimpinan Cabang : 15 (limabelsas) %
d. Pimpinan Anak Cabang : 20 (dua puluh) %
e. Pimpinan Ranting : 50 (lima puluh) %

Pasal 69
Kekayaan Organisasi

(1) Kekayaan Organsisasi terdiri atas semua barang yang bergerak dan barang tidak bergerak,
yang telah dinyatakan secara sah milik organisasi.
(2) Harta kekayaan organisasi didata menurut prosedur hukum yang berlaku.
(3) Jika organisasi dibubarkan, segala kekayaan organisasi digunakan untuk keperluan
perjuangan umat Islam.
(4) Tata cara penggunaan kekeayaan organisasi setelah dibubarkan diatur oleh sebuah komisi
yang dibentuk oleh muktamar yang membubarkan organisasi ini.

BAB X
ATURAN UMUM DAN PERALIHAN

Pasal 70

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam Peraturan
Organisasi (PO)
(2) Dengan berlakunya Anggaran Rumah Tangga ini, maka Anggran Rumah Tangga dan
ketentuan-ketentuan lainnya yang mengatur sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.
(3) Anggaran Rumah Tangga ini disahkan oleh Muktamar I GPK di Jakarta dan berlaku sejak
tanggal ditetapkan.

Pasal 71
Pengesahan
Angaran Rumah Tangga ini disempurnakan dan disahkan oleh Muktamar I GPK di Jakarta

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 1 Februari 2006

Presidium Sidang
Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK)

Ketua Sekretaris
dto dto
Emron Pangkapi Zahid Arafat

Anggota Anggota
dto dto
Hasan Husaeri M. Ali Akbar

Anggota Anggota
dto dto
Hendri Irawan Chairil Ibrahim

KETETAPAN MUKTAMAR I
GERAKAN PEMUDA KA’BAH
Nomor : TAP/03/Muktamar I – GPK/2006

Tentang :

PROGRAM KERJA

BISMILAHIRRAHMANIRRAHIM

Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah, selanjutnya disebut GPK, setelah :

Menimbang :
1. Bahwa Muktamar I GPK telah melakukan pembahasan terhadap Program Kerja GPK.
2. Bahwa untuk memberikan status hukum dalam pelaksanaan sebagaimana dimaksud angka 1
(satu) di atas, perlu ditetapkan dalam sebuah ketetapan Muktamar I GPK

Mengingat :
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GPK
2. Program Kerja GPK
3. Ketentuan-ketentuan organisasi yang berlaku

Memperhatikan :
Hasil Sidang Komisi Program Kerja Muktamar I GPK yang Dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2006
di Jakarta

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Mensahkan Program Kerja Gerakan Pemuda Ka’bah sebagaimana terlampir selama Priode
2006 – 2011.
2. Apabila terdapat kekeliruan dalam Surat Ketetapan ini, akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 1 Februari 2006

Presidium Sidang
Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK)

Ketua Sekretaris
dto dto
Emron Pangkapi Zahid Arafat

Anggota Anggota
dto dto
Hasan Husaeri M. Ali Akbar

Anggota Anggota
dto dto
Hendri Irawan Chairil Ib rahim

PROGRAM KERJA
GERAKAN PEMUDA KA’BAH (GPK)

MUKADIMAH

A. DASAR PEMIKIRAN

Orientasi aktivitas GPK ke dep[an adalah mewujudkan bangsa Indonesia yang berilmu, cerdas,
unggul baik dalam cara pandang keluar maupun ke dalam, sebagai bentuk nyata dari peran dan
tanggung jawabnya selaku komponen bangsa Indonesia. Orientasi GPK di atas mendorong adanya
revitalisasi peran dan konsolidasi organisasi baik internal dan eksternal agar kelangsungan
aktivitasnya tetap terpelihara dan berkembang dengan baik sehingga visi dan misi GPK benar-benar
terjabarkan dalam kehidupan organisasi dan kader GPK sehari-hari
Revitalisasi peran GPK sangat dibutuhkan mengingat perjalanan dan sejarah GPK tidak lepas dari
kondisi bangsa dan Negara dalam membangun demokrasi yang dimaknai secara sepihat oleh rezim
kekuasaan di masa Orde Baru. Pembangunan demokrasi terus bergulir deras seiring dengan
kemajuan gerakan reformasi yang sampai saat ini mengalami hambatan-hambatan karena belum
tercerahnya hati dan pemikiran seluruh Pimpinan Nasional, elit Politik dan Tokoh-Tokoh masyarakat.

Konsolidasi organisasi sangat mendesak untuk dilakukan berhubung adanya kebuntuan komunikasi
dan lambangnya proses pembinaan kader sangat di butuhkan untuk menghadapi tantangan GPK
sebagai Organisasi Pemuda Partai yang berafiliasi kepada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang
semakin kompleks ssangat membutuhkan adanya keuletan dan ketahanan dari seluruh kader
sehingga tidak mengenal putus asa dalam memperjuangkan Ukhuwah Islamiyah, Akidah dan Syariah
Islam dalam gerak dan langkahnya.

Menyadari akan pentinggnya revitalisasi peran dan konsolidasi organisasi, aktivitas GPK perlu
dirumuskan dalam sebuah rencana kerja yang berbentuk Program Kerja yang solid, akuntabel dan
kapebel agar secara kinergis dapat dilaksanakan dari tingkat Pusat sampai ke tingkat Ranting,
sehingga generasi muda Islam bangsa Indonesia yang berilmu, cerdas, unggul, demokratis, beriman
dan bertakwa kepada Allah SWT. Secepatnya dapat terwujud.

B. LANDASAN
Landasan program Kerja PP GPK adalah :
1. Landasan Idiil
Pancasila dan Syariat Islam
2. Landsan Konstitusional
a. Undang-Undang Dasar 1945
b. AD/ART GPK
3. Landasan Operasional :
Program Kerja GPK

C. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
Program kerja ini dirumuskan agar menjadi pedoman dalam memantapkan revitalisasi
peran dan konsolidasi organsisasi GPK dalam membangun demokrasi untuk mendorong
terwujudnya generasi muda Islam bangsa Indonesia yang berilmu, cerdas, unggul,
demokratis, beriman, dan bertakwa kepada Allah SWT. Yang dipersiapkan menjadi calon
pemimpin nasional.

2. Tujuan
Tujuan program kerja GPK adalah untuk memberikan arahan tentang tahap-tahap
kegiatan organisasi dalam rangka menjaga kesinambungan bagi terlaksananya AD/ART
untuk kurun waktu lima tahun ke depan.

D. PENGERTIAN
1. Program Kerja Muktamar I GPK adalah rencana kerja dalam rangka penjabaran visi dan
misi yang tersusun dalam bentuk program kegiatan GPK untuk kurun waktu selama 5
(lima) tahun.
2. Landasan adalah perangkat normative dan konstitusional yang digunakan sebagai dasar
dijabarkan program kerja yang terarah, terpadu, terperinci dan berkesinambungan.
3. Arah adalah perspektif yang di gunakan untuk program kerja GPK demi kepastian
terwujudnya tujuan dan sasaran-sasaran yang akan di tetapkan kemudian dalam
perumusan, penjabaran dan pelaksanaan program kerja.
4. Rumusan Program adalah serangkaian kata dan kalimat yang memiliki arti strategis
terhadap upaya pencapaian visi dan misi organisasi sebagai dasar penjabaran program
kerja yang terarah, terpadu dan berkesinambungan.
5. Penjabaran Program adalah rangkaian-rangkaian kata dan kalimat yang memiliki arti
strategis terhadap upaya pencapaian visi dan misi organisasi sebagai dasar pelaksanaan
program kerja yang lebih terperinci persektor atau aspek kehidupan organisasi.
6. Pelaksanaan Program adalah rangkaian kegiatan yang dimaksudkan sebagai tahap-
tahap pencapaian visi dan misi organisasi yang nyata-nyata dilakukan sesuai kemampuan
segenap sumberdaya organisasi baik yang tersedia maupun potensial.
7. Ruang LIngkup adalah batasan-batasan yang dimaksudkan sebagai orientasi perhatian
yang dipandang strategis dapat mencakup keseluruhan permasalahan dalam
perumusan, penjabaran dan pelaksanaan program kerja empat tahunan.

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Pokok-pokok program kerja GPK disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
II. VISI DAN MISI
III. RUANG LINGKUP
IV. RUMUSAN PROGRAM
V. PENJABARAN PROGRAM
VI. PELAKSANAAN PROGRAM
VII. PENUTUP

II. VISI DAN MISI

A. VISI
Terwujudnya revitalisasi peran dan konsolidasi organisasi GPK dalam membangun demokrasi
untuk mendorong terwujudnya generasi muda Islam bangsa Indonesia yang berilmu, cerdas,
unggul, demokratis, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

B. Misi
Menyelengarakan segala kegiatan dalam rangka menumbuhkembangkan demokrasi di
Indonesia agar dapat mendorong terwujudnya bangsa Indonesia yang berilmu, cerdas,
unggul, demokratis, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Sebagai wujud nyata peran
GPK dalam menegakkan keadilan, kebebasan, persaudaraan dan persamaan di dalam hokum
dan pemerintahan.

III. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup program kerja GPK untuk kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan meliputi;
Program kerja dalam rangka revitalisasi peran dan konsolidasi organisasi yang dikembangkan dalam
sebuah rangkaian rumusan, penjabaran dan pelaksanaan program, bersifat komprehensif, integral
dan sinergis.

IV. RUMUSAN PROGRAM


A. Mengembangkan peran GPK sebagai wadah organisasi muda islam bangsa Indonesia untuk
mencetak kader-kader militan yang berorientasi pada perwujudan generasi muda Islam
bangsa Indonesia yang berwatak nasionalisme dengan dilandasi oleh kecerdasan intelektual
dan social, keunggulan lahir batin, bersikap dan berperilaku demokratis, semangat iman dan
takwa kepada Allah SWT.
B. Memantapkan konsolidasi organisasi GPK untuk meningkatkan keuletan dan ketahanan
kader dan organisasi GPK dalam rangka membangun kominikasi yang sehat agar diantara
kader-kader generasi muda Islam bangsa Indonesia mampu mengembangkan sinergitasnya
dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di era globalisasi, keterbukaan dan
reformasi saat ini.

V. PENJABARAN PROGRAM
A. Program Revitalisasi Peran GPK
(1) Merumuskan kembali uraian tentang visi dan misi organisasi GPK agar lebih mampu
memberikan jawaban terhadap tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan GPK di masa
sekarang dan proyeksinya di masa mendatang.
(2) Mengembangkan pembinaan kader yang lebih menitikberatkan kepada kualitas dan
profesionalisme dalam mengemban tugas, fungsi dan tanggung jawab kader sesuai amanat
organisasi.
(3) Mepertegas peran GPK dan kedudukannhnya baik di dalam struktur dan aktivitas PPP
maupun terhadap organisasi pemuda partai lain di bawah PPP.
(4) Mempertegas peran GPK dan kedudukannhya di dalam pembangunan nasional baik
terhadap institusi pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan dan organisasi politik
selain PPP.

B.Program Konsolidasi Organisasi GPK


(1) Memantapkan konsolidasi internal baik secara vertikal antar pimpinan atasan dan pimpinan
bawahan serta anggota dan simpatisan, maupun secara horizontal antar pimpinan setingkat
dari semua jenjang dan antar anggota serta antar simpatisan, disamping juga konsolidasi
internal secara diagonal antara pimpinan atasan satu kompartemen dengan pimpinan
bawahan kompartemen yang lain di bawah GPK dan sebaliknya, dengan mengembangkan
struktur organisasi sesuai kebutuhan dan tuntutan sehingga antar pimpinan, anggota, dan
simpatisan GPK terdapat sinergitas yang tinggi dalam membersarkan organisasi.
(2) Memantapkan konsolidasi eksternal dengan membangun komunikasi, kerjasama dan
koordinasi terhadap organisasi pemuda, organisasi kepemudaan, organisasi
kemasyarakatan, dan organisasi politik terutama yang berbasis massa Islam, sehingga dapat
mengemban amanat dan aspirasi masyarakat.
(3) Memantapkan kemandirian organisasi GPK mulai dari perencanaan, pelaksanaan program,
pengawasan program, pengevaluasian program, dan pembiayaan program dengan
mengembangkan sumberdaya kader, tata kerja/keadmistrasian dan wawasan.

VI. PELAKSANAAN PROGRAM


A. Melambangkan Proses Kehidupan Organisasi yang Demokratis, Sehat dan Dinamis
(1) Koordinasi baik internal GPK antara Pimpinan Pusat, Wilayah, Cabang, Anak Cabang dan
Ranting, maupun eksternal dengan pihak-pihak terkait baik institusi pemerintahan,
organisasi pemuda partai lain, organisasi kempemudaan, organisasi kemasyarakatan
maupun organisasi politik, secara vertikal, horizontal dan diagonal untuk menyatukan
langkah dalam merumuskan, mengembangkan, melaksanakan dan mengawasi program
kerja disemua jenjang tingkatannya.
(2) Kerjasama antara pimpinan pusat, wilayah, cabang, anak cabang dan ranting, maupun
eksternal dengan pihak-pihak terkait baik institusi pemerintahan, organisasi pemuda
partai lain, organisasi kepemudaan, organisasi kemasyarakatan maupun organisasi
politik, secara vertikal, horizontal dan diagonal untuk mengembangkan efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan program kerja GPK di semua jenjang tingkatannya.
(3) Fasilitas setiap aktivitas yang diselenggarakan sesuai program kerja yang telah
ditetapkan mulai dari tingkat perencanaan sampai dengan pelaksanaan, pengawasan
dan evaluasinya.
(4) Sinkronisasi antar bidang aktivitas/kegiatan antar metode yang digunakan dan antara
kondisi riil dengan kondisi ideal baik internal maupun eksternal untuk menyamakan
persepsi dalam suatu visi dan misi GPK.
(5) Sinergitas antara perencana, pelaksana, pengawasan dan pengevaluasian untuk
menumbuhkembangkan adanya sikap dan perilaku saling mendukung, saling
menghormati, kesetiakawanan, kebersamaan, kegotong-royongan, serta keselarasan,
keseimbangan dan keserasian baik antar pelaku, antar aktivitas/kegiatan maupun antar
dimensi waktu masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.

B. Pelaksanaan Program Revitalisasi Peran GPK


(1) Dalam rangka perumusan kembali uraian tentang visi dan misi organisasi GPK agar lebih
mampu memberikan jawaban terhadap tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan
GPK di masa sekarang dan proyeksinya di masa mendatang, dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Jangka pendek
1) Muktamar menugaskan kepada komisi A untuk meninjau kembali tentang asas,
tujuan dan sifat organisasi GPK.
2) Berdasarkan asas, tujuan dan sifat organisasi tersebut, Muktamar dapat
merekomendasikan kepada Komisi B untuk membentuk Tim Khusus yang
bertugas merumuskan visi dan misi organisasi sesuai asa, tujuan dan sifat
organisasi GPK.
3) Muktamar menetapkan Program Kerja GPK yang didalamnnya termuat rumusan
visi dan misi organisasi yang dapat gigunakan sebagai pedoman dalam
menumbuhkan semangat dan tekad untuk memcapai tujuan organisasi.

b. Jangka Sedang dan Panjang


1) Dalam jangka sedang PP-GPK terpilih mensosialisasikan rumusan uraian tentang
visi dan misi organisasi GP melalui saluran dan media yang tersedia
2) Dalam jangka panjang PP-GPK merekomendasikan kepada Muktamar II GPK
bahwa rumusan uraian visi dan misi organisasi dapat diadakan peninjauan
kembali untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan melalui Muktamar.
3) Dalam jangka sedang dan panjang PP-GPK terpilih pada Muktamar I GPK dan PP-
GPK terpilih pada Muktamar II dan seterusnya melakukan perbaikan-perbaikan
dalam hal fasilitasi terhadap perumusan uraian tentang visi dan misi, serta
pelaksanaan sosialisasinya.

(2) Dalam rangka mengembangkan pembinaan kaer yang lebih menitikberatkan kepada
kualitas dan profesionalisme dalam mengemban tugas, fungsi dan tanggung jawab kader
sesuai amanat organisasi dilaksanakn dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Jangka Pendek
1) PP-GPK terpilih menyelengarakan rekruitmen kader dengan system merit di
semua jenjang agar diperoleh kader-kader yang berkualitas baik dari segi moral
dan etika, wawasan dan pengetahuan, maupun kecerdasan dan ketrampilan.
2) PP-GPK terpilih menyelengarakan pendidikan kader di semua jenjang, mulai dari
pendidikan pra-anggota, pendidikan anggota sampai pendidikan dalam rangka
persiapan kader memasuki masa prna tugas di GPK, yang kurikulum dan
metodenya disusun dan ditetapkan oleh PP-GPK terpilih dan disesuaikan dengan
jenjang, kebutuhan, dan proyeksinya untuk mencapai tujuan organisasinya.
3) PP-GPK terpilih menerapkan merit system dalam mengembangkan karier kader
baik di dalam struktur organisasi maupun di luar struktur organisasi GPK di
semua jenjang.
4) PP-GPK terpilih membekali kader-kader GPK yang akan purna tugas atau yang
akan melaksanakan tugas di luar struktur organisasi GPK yang jenis, metode dan
program pembekalannya ditentukan oleh Pimpinan GPK sesuai jenjangnya.

b. Jangka Sedang dan Panjang


1) Dalam jangka sedang dan panjang PP-GPK terpilih memperbaiki penerapan
merrit system dalam pembinaan kader mulai dari rekruitmen, pendidikan, karir,
sampai pada pembekalan kader mamasuki masa purna tugas di GPK.
2) Dalam jangka sedang dan janjang PP-GPK terpilih mengadakan perjanjian
kerjasama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan baik formal, non-formal
maupun informal (tokoh, ahli, cendekiawan, dll).
3) Dalam jangka sedang dan panjang PP-GPK terpilih terus melakukan perbaikan-
perbaikan dalam hal fasilitasi terhadap setiap aktivitas pembinaan kader di
setiap jenjang.

(3) Dalam rangka mempertegas peran GPK dan kedudukannya baik di dalam struktur dan
aktivitas PPP maupun terhadap Organisasi Pemuda Partai lain di bawah PPP,
dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Jangka Pendek
1) Muktamar I GPK menetapkan di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga GPK tentang peran dan kedudukan GPK terhadap PPP, dimana GPK
adalah organisasi pemuda partai yang berafiliasi kepada PPP.
2) Muktamar I GPK merekomendasikan kepada Pimpinan GPK terpilih untuk
membentuk Tim Perumus tentang peran dan kedudukan GPK di dalam struktur
dan aktivitas PPP serta terhadap OPP lain di bawah PPP.
3) Pimpinan GPK terpilih merumuskan criteria kader-kader terbaik GPK guna
menjmin loyalitas, kepribadian, kompetensi dan visi/misi yang bersangkutan.
4) Pimpinan GPK terpilih melalui mekanisme yang ketat memilih kader terbaiknya
sesuai criteria yang telah ditetapkan untuk selanjutnya direkomendasikan untuk
duduk di dalam kepengurusan harian PPP di semua jenjang.
5) Pimpinan GPK terpilih melakukan upaya-upaya yang memungkinkan organisasi
pemuda partai khususnya GPK di semua jenjang untuk menjadi anggota penuh
dalam permusyawaratan organisasi PPP sesuai jenjangnya.

b. Jangka Sedang dan Panjang


1) Dalam jangka sedang Tim perumus membuat rancangan tentang peran dan
kedudukan GPK di dalam struktur dan aktivitas PPP serta terhdap OPP lain di
bawah PPP dan disampaikan kepada PP-GPK hasil muktamar I
2) Dalam jangka sedang dan panjang PP-GPK mengadakan Raernas yang salah satu
agendanya membahas dan menetapkan peran dan kedudukan GPK di dalam
struktur dan aktivitas PPP serta terhadap OPP lain di bawah PPP.
3) Dalam jangka sedang dan panjang PP-GPK terpilih terus melakukan perbaikan-
perbaikan dalam hal fasilitas terhadap setiap aktivitas dalam rangka perumusan
peran dan kedudukan GPK di dalam struktur dan aktivitas PPP serta terhadap
OPP lain di bawah PPP.

(4) Dalam rangka mempertegas peran GPK dan kedudukannya di dalam pembangunan
nasional baik di terhadap institusi pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan dan
organisasi politik, serta terhadap kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara,
dilaksanakn dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Jangka Pendek
1) Muktamar I GPK menetapkan di dalam Anggaran Dasar dan Anggran Rumah
Tangga GPK tentang peran dan kedudukan GPK terhadap institusi pemerintah
maupun ornasisasi kemasyarakatan dan organisasi politik selain PPP, serta
terhadap kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.
2) Muktamar I GPK merekomendasikan kepada Pimpinan GPK terpilih untuk
membentuk Tim Perumus tentang peran dan kedudukan GPK terhadap institusi
pemerintan maupun organisasi kemasyarakatan dan organisasi politik selain
PPP, serta terhadap kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.
3) Khausus terhadap kepentingan masyarakat bangsa dan Negara, program kerja
GPK harus mengacu pada terwujudnya kondisi kehidupan masyarakat, bangsa
dan Negara yang kondusif terhadap proses demokrasi yang sehat dan dinamis,
baik pada aspek geografi, demografi, SKA, ideology, politik, ekonomi, sosial dan
budaya, hokum dan peraturan perundang-undangan, maupun pertahanan dan
keamanan nasional.
Dalam hal ini maka Muktamar I GPK merekomendasikan kepada PP-GPK terpilih
untuk membentuk Tim Kajian Khusus tentang peran dan kedudukan GPK
terhadap partisipasinya pada pelestarian, pemeliharaan, pengembangan,
pengelolaan dan pengawasan atas aspek-aspek kehidupan nasional.

b. Jangka Sedang dan Panjang


1) Dalam jangka sedang Tim perumus membuat rancangan tentang peran dan
kedudukan GPK terhadap institusi pemerintah maupun organisasi
kemasyarakatan dan organisasi politik selain PPP, serta terhadap kepentingan
masyarakat bangsa dan Negara.
2) Dalam jangka sedang dan panjang PP-GPK mengadakan Rakernas yang salah
satu agendanya membahas dan menetapkan peran dan kedudukan GPK
terhadap institusi pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan dan
organisasi politik selain PPP, serta terhadap kepentingan masyarakat, bangsa
dan Negara.
3) Dalam jangka sedang dan panjang teus melakukan perbaikan-perbaikan dalam
hal fasilitas terhadap setiap aktivitas dalam rangka perumusan peran dan
kedudukan GPK terhadap institusi pemerintah maupun organisasi
kemasyarakatan dan organisasi politik selain PPP, serta terhadap kepentingan
masyarakat bangsa dan Negara
4) Tim kajian khusus tentang peran dan kedudukan GPK terhadap partisipasinya
pada pelestarian, pemeliharaan, pengembangan, pengelolaan dan pengawasan
atas aspek-aspek kehidupan nasional, merekomendasikan kepada PP-GPK
tentang hasil kajiannya mengenai :
a) Terhadap aspek Geografi
(1) Tim Kajian Khusus merekomendasikan pembentukan Badan semacam
“Gerakan Mencintai LIngkungan” berikut nama, tugas fungsi dan
wewenangnya.
(2) GPK menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak terkait seperti
dengan institusi TNI dan Polri ikut mengawasi pulau-pulau/daeah terluar
yang rawan terhadap disintegrasi bangsa.

b) Terhadap Aspek Demografi:


1) Tim Kajian Khusus merekomendasikan pembentukan Badan semacam
“Gerakan Peduli Kesehatan dan Keselamatan Ibu dan Anak” berikut
nama, tugas, fungsi dan wewenangnya.
2) GPK menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait
seperti dengan BKKBN menyukseskan program PIN dan Posyandu, serta
mensosialisaskan program KB.

c) Terhadap Aspek SKA:


1) Tim Kajian Khusus merekomendasikan pembentukan Badan semacam
“Gerakan Pelestarian SKA” berikut nama, tugas, fungsi dan
wewenangnya.
2) GPK menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait
seperti dengan Departemen ESDM, PLN, Lemigas, dll. Untuk mendorong
terwujudnya program pengelolaan SKA yang ramah lingkungan, serta
mendorong terwujudnya pengelolaan SKA yang akuntabel, transparan,
dan berguna bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat Indonesia.

d) Terhadap Aspek Ideologi :


1) Tim Kajian Khusus merekomendasikan pembentukan badan semacam
“Gerakan Kembali ke Fitrah Manusia Indonesia Sejati” berikut nama,
tugas, fungsi dan wewenangnya.
2) GPK menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait
seperti dengan DEPAG, NU, Muhammadiyah, Persis dan lain-lain, untuk
memberikan pencerahan tentang kehidupan beragama yang kaaffah,
serta menumbuhkan keyakinan tentang kakekat Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

e) Terhadap aspek Politik


1) Tim Kajian Khusus merekomendasikan pembentukan Badan semacam
“Gerakan Politik Bersih, Sehat dan Dinamis” berikut nama, tugas, fungsi
dan wewenangnya.
2) GPK menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait
seperti dengan Menkopolkam, Depdagri, Deplu, Depkum dan Ham, dll
untuk membangun demokrasi dan citra Indonesia baik di dalam maupun
di luar negeri.

f) Terhadap aspek Ekonomi


1) Tim kajian Khusus merekomendasikan pembentukan Badan semacam
“Gerakan Membangun Ekonomi Kerakyatan” berikut nama, tugas, fungsi
dan wewenangnya.
2) GPK menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait
seperti dengan Dep. Perdagangan, Dep. Perindustrian, Depnakertrans,
Dll. Untuk mendorong terbentuknya ekonomi kerakyatan termasuk
pembentukan koperasi-koperasi serta industri/Usaha berskala kecil,
menengah dan juga dalam skala besar secara berimbang dan
kerkesedrajatan dalam pola pembangunan ekonomi nasional
g) Terhadap aspek Sosial dan Budaya
1) Tim Kajian Khusus merekomendasikan pembentukan Badan semacam
“Gerakan Melestarikan Nilai-nilai Luhur Kehidupan Nasional” berikut
nama, tugas, fungsi dan wewenangnya.
2) GPK menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait
seperti dengan Dep. Pariwisata, kelompok-kelompok seni dan budaya,
LSM, dll untuk membangun dan melestarikan nilai-nilai lhur kehidupan
nasional khususnya yang berhubungan dengan perkembangan umat
Islam di Indonesia.

h) Terhadap aspek Hukum dan Perundang-undangan


1) Tim Kajian Khusus merekomendasikan pembentukan Badan semacam
“Gerakan Disiplin dan Taat Hukum” dan serta membentuk LBH di tingkat
Wilayah dan Cabang di seluruh Indoenesia , berikut nama, tugas, fungsi
dan wewenangnya.
2) GPK menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait
seperti MA, Kejagung, Depkum dan HAM, Polri dll. untuk mendorong
terciptanya penegakan hukum yang solid dan kondusif bagi peningkatan
moral bangsa.

i) Terhadap Aspek Pertahanan dan Keamanan


1) Tim Kajian Khusus merekomendasikan pembentukan Badan semacam
a. Gugus Tugas Bidang Penanggulangan Kebakaran dan Bencana
Alam berikut nama, fungsi, tugas dan wewenangnya.
b. Gugus Tugas Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
berikut nama, fungsi, tugas dan wewenangnya.
c. Gugus Tugas Bidang Pemberantasan Penyalahgunaan Narkoba
berikut nama, fungsi, tugas dan wewenangnya.

2) GPK menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait


seperti Mabes TNI, Mabes TNI-AD, AL, AU, Polri dll. untuk memberikan
pelayanan keamanan dan ketertiban kepada masyarakat serta
memberikan rasa aman dalam kehidupan di masyarakat

(5) PP-GPK mengadakan Rakernas untuk menindaklanjuti rekomendasi Tim Kajian Khusus
dengan membentuk Badan dan Gugus Tugas sebagai bagiana dan struktur organisasi
GPK yang berada di bawah kandali PP-GPK dari pusat sampai dengan ranting.
Selanjutnya PP-GPK menetapkan Pusat Kendali Badan dan Gugus Tugas GPK yang
dipimpin oleh Ketua Umum PP-GPK, yang sebutan, tugas, fungsi dan wewengannya
ditetapkan di dalam Rakernas dan dikukuhkan kembali dalam sebuah ketetapan hasil
Muktamar II GPK.

B. Pelaksanaan Program Konsolidasi Organisasi GPK


(1) Dalam rangka memantapkan konsolidasi internal, baik secara vertikal antar pimpinan atasan
dan pimpinan bawahan serta anggota dan simpatisan, maupun secara horizontal antar
pimpinan setingkat dari semua jenjang dan antar anggota serta antar simpatisan disamping
juga konsolidasi internal secara diagonal antara pimpinan atasan satu kompartemen dengan
pimpinan bawahan kompartemen yang lain di bawah GPK dan sebaliknya sehingga antar
pimpinan, anggota dan simpatisan GPK terhadap sinergitas yang tinggi dalam membesarkan
organisasi, dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Jangka Pendek
1) Muktamar I mengagendakan pembahasan dan pembentukan struktur dasar
organisasi GPK dari tingkat pusat sampai tingkat ranting berikut rincian fungsi, tugas
dan wewengannya.
2) Muktamar I merekomendasikan kepada PP-GPK terpilih menyusun kepengurusan
berdasarkan struktur dasar organisasi yang di telah tetapkan
3) PP GPK terpilih menindaklanjuti rekomendasi Muktamar I GPK dengan membentuk
Tim Inventarisasi yang bertugas mengidentifikasi tentang tantangan dan kendala
internal GPK di masa lalu, masa kini dan prospeknya di masa depan guna
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja organisasi.

b. Jangka Sedang dan Panjang


1) Berdasarkan temuan-temuan Tim Inventarisasi PP-GPK melaksanakan Rakernas
untuk menyusun langkah-langkah yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dan
mengatasi kendala internal yang telah diinvetarisir, termasuk menata kembali sub-
sub unit organisasi.
2) PP-GPK terpilih menyusun kepengurusan berdasarkan struktur dasar organisasi yang
telah ditetapkan secara bertahap dan berkesinambungan dan pengembangannya
lebih lanjut disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan tunjutan termasuk
pembentukan pengurus baru di tingkat wilayah, cabang, anak cabang dan ranting,
serta pembentukan brigde ka’bah di tingkat Pusat, Wilayah dan Cabang.
3) PP-GPK mensosialisasikan langkah-langkah dalam menghadapi tantangan dan
mengatasi kendala internal kepada kader di semua jenjang.
4) Dalam jangka sedang dan panjang PP-GPK terpilih terus melakukan perbaikan-
perbaikan dalam hal fasilitas terhadap setiap aktivitas dalam rangka inventarisasi
tantangan dan kendala internal.

(2) Dalam rangka memantapkan konsolidasi ekternal dengan membangun komunikasi, kerjasama,
dan koordinasi terhadap Organisasi Pemuda Partai, Organisasi Kepemudaan, Organisasi
Kemasyarakatan dan Organisasi Politik terutama yang berbasis massa Islam, sehingga dapat
mengemban amanat dan aspirasi masyarakat. Dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Jangka Pendek
1) Muktamar I GPK merekomendasikan kepada PP-GPK terpilih untuk memantapkan
konsolidasi eksternal
2) PP-GPK terpilih menindaklanjuti rekomendasi Muktamar I GPK dengan membentuk
Tim Inventarisasi yang bertugas mengidentifikasi tantangan dan kendala eksternal GPK
di masa lalu, masa kini dan prospeknya di masa depan.

b. Jangka Sedang dan Panjang


1) Berdasarkan temuan-temuan Tim Inventarisasi PP-GPK melaksanakan Rakernas untuk
menyusun langkah-langkah yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dan
mengatasi kendala eksternal yang telah diinventarisir.
2) PP-GPK mensosialisasikan langkah-langkah dalam menghadapi tantangan dan
mengatasi kendala eksternal kepada kader di semua jenjang tingkatannya.
3) PP-GPK terpilih melakukan pendekatan dan membina hubungan baik dengan
organisasi pemuda partai lain, baik yang menyalurkan aspirasinya ke PPP maupun di
luar PPP, serta Organisasi Kepemudaan seperti KNPI, HMI, PMII, IPNU, Pemuda
Muhammadiyah, Pemuda Al-Irsyad, dan lain-lain
4) PP-GPK terpilih terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam hal fasilitas terhadap
setiap aktivitas dalam rangka inventarisasi tantangan dan kendala internal.
(3) Dalam rangka memantapkan kemandirian GPK mulai dari perencanaan program, pelaksanaan
program, pengawasan program, pengevaluasian program dan pembiayaan program
dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Jangka Pendek
1) Muktamar I GPK merekomendasikan kepada PP-GPK terpilih untuk membangun
kemandirian organisasi GPK mulai dari Pusat sampai kepada Ranting
2) PP-GPK terpilih menindaklanjuti rekomendasi Muktamar I GPK dengan
menyelenggarakan Rakernas menyusun langkah-langkah yang diperlukan dalam
rangka pelaksanaan program kerja hasil Muktamar I GPK yang akan menjadi pedoman
dalam perjuangan membangun GPK untuk kurun periode 2006-2011, yang susunannya
dirumuskan secara langkah, bertahap dan berkesinambungan.
3) PP-GPK terpilih menyusun buku petunjuk teknis pelaksanaan program kerja GPK
periode 2006 – 2010 mulai dari Pusat sampai ke Ranting menyangkut tata kerja dan
keadministrasian.
4) Muktamar I merekomendasikan kepada PP-GPK terpilih menyusun pedoman dan
petunjuk teknis tentang pembinaan kader mulai dari penerimaan, penugasan,
penempatan dan pembekalan.
5) Muktamar I merekomendasikan kepada PP-GPK terpilih menyusun pedoman dan
petunjuk teknis tentang tata kerja, serta hubungan antar pimpinan dan antar atasan
dan

b. Jangka
Bantuan-bantuan fasilitas dari institusi pemerintah dan swasta, berupa :
1) Bantuan akomodasi, transportasi, konsumsi dan komunikasi untuk kegiatan-kegiatan
organisasi seperti Muktamar, Konferensi, Rakernas dan lain-lain
2) Bantuan akomodasi, transportasi, konsumsi dan komunikasi untuk kegiatan-kegiatan
sosial seperti kunjungan ke panti asuhan, memberi bantuan kepada korban bencana
alam, dan lain-lain.
3) Bantuan akomodasi , transportasi, konsumsi dan komunikasi untuk kegiatan-kegiatan
keagamaan seperti pembangunan Masjid, Mushalla, melakukan dakwah, menghadiri
majelis taklim dan lain-lain
4) PP-GPK terpilih menyusun buku pedoman dan petunjuk teknis tentang pembinaan
kader mulai dari penerimaan, penugasan, penempatan dan pembekalan.
5) PP-GPK terpilih menyusun buku pedoman dan petunjuk teknis tentang tata cara kerja,
serta hubungan antar pimpinan dan antara atasan dan bawahan dalam hal
pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang berdasarkan AD/ART.

VII. PENUTUP

Seluruh jajaran dan pimpinan dan anggota GPK dari Pusat sampai Ranting melaksanakan program
kerja ini dengan sungguh-sungguh, dilandasi oleh i’tikad baik demi tercapainya tujuan organisasi,
dengan demikian, tahap demi tahap dari program kerja yang telah ditetapkan oleh Muktamar ini
akan dapat dilalui dengan hasil yang memuaskan, sehingga untuk kurun waktu 2006 – 2011 GPK
dapat meningkatkan Kemampunannya dalam menjalankan peran dan kedudukan serta semakin
mantapnya konsolidasi internal dan eksternal GPK sebagai Organisasi Pemuda Partai yang
menyalurkan aspirasi kepada Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Diharapkan dengan semakin mantapnya peran dan konsolidasi di atas, GPK dapat menunjukan jati
dirinya sebagai wadah bagi gerak dan langkah generasi muda islam bangsa Indonesia yang
berorientasi pada pemantapan intelektual, keunggulan ilmu, sikap demokratis, serta kualitas iman
dan takwa kepada Allah SWT. Segenap insan bangsa Indonesia, sehingga sumbangsihnya kepada PPP
semakin meningkat baik dalam membersarkan PPP maupun dalam rangka mensukseskan agenda
PPP pada pemilu 2009.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 1 Februari 2006

Presidium Sidang
Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK)

Ketua Sekretaris
dto dto
Emron Pangkapi Zahid Arafat

Anggota Anggota
dto dto
Hasan Husaeri M. Ali Akbar

Anggota Anggota
dto dto
Hendri Irawan Chairil Ib rahim
KETETAPAN MUKTAMAR I
GERAKAN PEMUDA KA’BAH
Nomor : TAP/04/Muktamar I – GPK/2006

Tentang :
REKOMENDASI SIKAP

BISMILAHIRRAHMANIRRAHIM

Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah, selanjuntya di sebut GPK, setelah :

Menimbang:
1. Bahwa sebagai wujud kepastian GPK terhadap perkembangan dan situasi nasional
dan internasional perlu diberikan rekomendasi sikap GPK.
2. Bahwa Muktamar I GPK telah melakukan pembahasan atas rekomendasi sikap GPK
terhadap perkembangan situasi nasional dan internasional.
3. Bahwa untuk menjamin status hukum atas rekomendasi sikap GPK terhadap
perkembangan situasi nasional dan internasional, perlu menetapkan dalam sebuah
ketetapan Muktamar I GPK.

Mengingat :
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GPK.
2. Program Kerja GPK.
3. Ketentuan-ketentuan organisasi yang berlaku.

Memperhatikan :

Memperhatikan hasil sidang Komisi Rekomendasi Sikap Muktamar I GPK yang


dilaksanakan pada 30 Januari 2006 serta tanggapan pada Sidang Paripurna 31 Januari
2006 di Jakarta.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
1. Menerima Rekomendasi Sikap GPK terhadap perkembangan situasi nasional dan
internasional sebagaimana terlampir.
2. Apabila terdapat kekeliruan dalam surat ketetapan ini, akan diperbaiki
sebagaimana mesitnya.

Ditetapkan di: Jakarta


Pada Tanggal: 1 Februari 2006

REKOMENDASI SIKAP
GERAKAN PEMUDA KA’BAH
Bahwa Gerakan Pemuda Ka’bah merupakan perkumpulan yang bersama-sama dengan
komponen bangsa yang lain, menjalankan perannya sebagai penggerak pembaharuan
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kiprahnya GPK telah ikut
membina dan mengawali proses demokrasi untuk mendorong terwujudnya bangsa
Indonesia yang beriman, unggul, cerdas dan demokratis, yang mampu menampilkan diri
sebagai manusia seutuhnya pengawal dan penerus perjuangan bangsa demi mencapai
cita-cita dan tujuan nasional.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Muktamar I GPK setelah mendengarkan
masukan dari berbagai pihak serta saran-saran dari para peserta, maka kepada para pihak
terkait dengan pembangunan demokrasi di Indonesia untuk segera bertindak
memperbaiki kondisi masyarakat, bangsa dan Negara dengan melakukan hal-hal sebagai
berikut :

A. Internal

1. Kader-kader GPK
Kader-kader GPK sebagai bagian tak terpisahkan dari generasi muda potensial
Indonesia yang memiliki kepedulian dan tekad untuk mewujudkan bangsa
Indoneisa yang beriman, unggul, cerdas dan demokratis, dan untuk itu segera
melakukan tidakan-tindakan nyata sebagai berikut:
a. Menumbuhkan wawasan tentang diri dan lingkungan Indonesia yang terletak
diantara dua benua dan dua samudra, agar memiliki tingka kewaspadaan yang
tinggi terhadap berbagai bentuk ancaman terhadap eksistensi bangsa dan
Negara, sehingga terdorong untuk ikut berpartisipasi secara aktif dan reaktif
dalam menjaga persatuan dan kesatuan dalam wadah NKRI
b. Menumbuhkan keterbukaan terhadap keragaman suku, agama, etnis/rasa dan
golongan yang hidup dan ada di masyarakat Indonesia. Agar memiliki
kepekaan yang tinggi terhadap kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia
sehingga terdorong untuk ikut berpartisipasi secara aktif dan reaktif dalam
meningkatkan kualitas SDM Indonesia.
c. Menumbuhka kepedulian terhadap potensi sumber daya alam Indonesia yang
secara potensial sangat melimpah tetapi belum terkelola dengan baik, agar
memiliki kehendak yang kuat terhadap terwujudnya manjemen yang handal
dalam pengelolaan SKA sehingga terdorong untuk ikut berpartisipasi secara
aktif dan reaktif dalam mengelola SKA untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
rakyat.
d. Menumbuhkan penghormatan terhadap lambing-lambang Negara Garuda
Pancasila, bendera Merah Putih, lagu Kebangsaan Indonesia Raya, dan lain-
lain agar memiliki motivasi untuk terus berjuang dan memupuk cinta tanah air
sehingga terdorong untuk berpartisipasi secara aktif dan reaktif dalam
kegiatan-kegiatan nasional.
e. Menumbuhkan penghormatan terhadap struktur politik dan proses politik
agar memiliki kepekaan dan keinginan untuk menempatkan perjuangan dalam
koridor politik dan hukum yang berlaku, sehingga terdorong untuk
menempatkan dirinya pada posisi yang tepat dalam keadaan dan situasi politik
yang makin dinamis dan demokratis dan dapat menghidarkan diri dari praktek
politik yang tidak sehat
f. Menumbuhkan kehendak untuk membantu ekonomi kerakyatan agar memiliki
kepedulian dan kehendak yang kuat menjadikan kehidupan rakyat banyak
sebagai tujuan terselenggaranya perekonomian nasional, sehingga terdorong
untuk berpartisipasi secara aktif dan reaktif dalam menciptakan persaingan
yang sehat.
g. Menumbuhkan kepedulian dan hasrat seni dan budaya yang tinggi agar
memiliki kepedulian dan kehendak melestarikan nilai-nilai seni dan budaya
adiluhung bangsa, sehingga terdorong untuk berpartisipasi secara aktif dan
reaktif dalam setiap aktivitas pelestariannya.
h. Menumbuhkan kepedulian dan penghormatan terhadap hukum dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku agar memiliki tingkat ketaatan
hukum yang tinggi, sehingga terdorong untuk berpartisipasi secara aktif dan
reaktif dalam usaha penegakan hukum.
i. Menumbuhkan kepedulian dan penghormatan terhadap usaha-usaha bangsa
dalam meningkatkan pertahanan Negara dan keamanan dalam negeri agar
memiliki kehendak yang kuat untuk terwujudnya pertahanan dan keamanan
yang kokoh, sehingga terdorong untuk berpartisipasi secara aktif dan reaktif
terhadap setiap usaha pertahanan Negara dan keamanan dalam negeri.

2. Pimpinan GPK
Pimpinan GPK sebagai penggerak organisasi segera melakukan tindakan-tidakan
nyata sebagi berikut :
a. PP-GPK mempertegas kembali peran dan kedudukan GPK khususnya di dalam
kegiatan-kegiatan organisasi PPP terutama Muktamar, Konferensi dan
Rakernas PPP agar menjadi anggota penuh serta menempatkan kader GPK ke
dalam Pengurus Harian Pusat PPP, Pimpinan Wilayah PPP, Pimpinan Cabang
PPP, Pimpinan Anak Cabang PPP dan Pimpinan Ranting PPP.
b. PP-GPK terpilih merumuskan konsep memajukan partai dengan titik berat
pada pemikihan pimpinan berdasarkan kompetensi dan berasal dari kader-
kader muda yang baik.
c. PP-GPK terpilih memantapkan kembali upaya-upaya konsolidasi dari tingkat
Pusat sampai kepada ranting.
d. PP-GPK menindaklanjuti program kerja yang telah ditetapkan oleh Muktamar I
GPK.

B. Eksternal
1. Pemimpin Nasional
Seluruh Pimpinan Nasional baik formal maupun informal harus dapat
menampilkan diri sebagai tokoh panutan nasional, dan untuk perlu segera
melakukan tindakan-tindakan nyata sebagai berikut :
a. Menghindarkan diri, keluarga, kerabat dan warga masyarakat dari tindakan
yang mengakibatkan terjadinya kerugian bagi diri sendiri, orang lain, dan
Negara, agar mampu secara aktif dan reaktif menghimbau seluruh rakyat
Indonesia untuk bersikap dewasa dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial
budaya, hukum dan pertahanan keamanan.
b. Menjaga citra sebagai pemimpin yang bersih dalam sikap dan perbuatan
sehari-hari agar mempu secara aktif dan reaktif menggiatkan pemberantasan
korupsi, kolusi dan nepotisme.
c. Memperkuat visi yang berorientasi pada terwujudnya bangsa Indonesia yang
beriman, unggul, cerdas dan demokratis, agar mampu secara aktif dan reaktif
mengarahkan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional
pada cita-cita dan tujuan nasional.

2. Politisi
Elit politik baik di pusat maupun di daerah harus dapat membawa perubahan
pada pengelolaan kekuasaan Negara yang makin sehat dan demokratis, dan untuk
itu segera melakukan tindakan-tindakan nyata sebagai berikut:
a. Membawa perubahan pada struktur politik yang ada agar makin ramping,
efisien dan efektif melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang yang diberikan
oleh undang-undang, agar mampu secara aktif dan reaktif melakukan
restrukturisasi organisasi sesuai kebutuhan dan tuntutan perkembangan
zaman.
b. Membawa perubahan pada komunikasi politik baik secara vertical maupun
horizontal agar lebih dinamis dan harmonis, agar mampu secara aktif dan
reaktif menciptakan persaingan sehat dalam kehidupan politik di Indonesia.
c. Membawa perubahan pada proses politik agar lebih tertib lancer dan efektif
menciptakan persaingan sehat dalam kehidupan politik di Indonesia.
d. Membawa perubahan pada budaya politik agar lebih mampu bersaing secara
sehat, agar mampu secara aktif dan reaktif menciptakan masyarakat Indonesia
yang egaliter terarah pada terwujudnya masyarakat madani Indonesia.

3. Pelaku Ekonomi
Pelaku ekonomi baik dalam kapasitasnya sebagai BUMN, BUMD, Badan Usaha
Swasta, Koperasi dan bentuk-bentuk usaha ekonomi lainnya harus mempu
mengelola dan memanfaatkan seluruh potensi ekonomi Indonesia untuk lebih
maju dan berdaya saing tinggi, dan untuk itu segera melakukan tindakan-tindakan
nyata sebagai berikut :
a. BUMN dan BUMD segera aktif dan reaktif terhadap potensi ekonomi agar
lebih mampu menjamin tingkat akuntabilitas yang tinggi dan daya saing yang
tangguh sehingga dapat memberikan konstribusi yang makin besar dalam
pembentukan APBN dan APBD.
b. Badan Usaha Swasta segera aktif dan reaktif terhadap potensi ekonomi agar
lebih mampu menjamin tingkat akuntabilitas yang tinggi dan daya saing yang
tangguh sehingga tidak tergantung pada proyek-proyek yang sumber
pembiayaannya dari APBN dan APBD.
c. Koperasi segera aktif dan reaktif terhadap potnsi ekonomi agar lebih mampu
menjamin tingkat akuntabilitas yang tinggi dan daya saing yang tangguh
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota-anggotanya dan
masyarakt sekitar.
d. Bentuk usaha informal baik perorangan maupun kolompok segera aktif dan
reaktif terhadap potensi ekonomi disekitar lingkungannya agar lebih mampu
menjamin kelangsungan usahanya dan daya saing yang makin tangguh
sehingga mampu menjadi sandaran hidup keluarganya.
e. Seluruh pelaku ekonomi segera aktif dan reaktif bagi terwujudnya pola
perekonomian kerakyatan agar seluruh warga Negara Indonesia segera
terbebas dari jeratan/kesulitan hidup sebagai dampak dari krisis ekonomi dan
moneter, sehingga segera memiliki kemampuan untuk bangkit membangun
perekonomian nasional.

4. Kehidupan Rakyat
a. Pimpinan GPK terpilih dengan tegas menolak setiap kebijakan pemerintah
yang dapat menurunkan tingkat kesejahteraan rakyat seperti kenaikan harga-
harga kebutuhan pokok: BBM, TDL, Gas, Telepon dan lain-lain
b. Pimpinan GPK terpilih dengan tegas menolak kehadiran buku, majalah,k Koran
dan bahan cetakan lainnya yang memiliki kecenderungan merusak akidah
serta akhlaq umat dan rakyat Indonesia
c. Pimpinan GPK terpilih mendukung dan mendorong Fraksi PPP di DPR RI untuk
segera menuntaskan UU Anti Pornografi dan Pornoaksi.

5. Harkat dan Martabat Bangsa


Pimpinan GPK terpilih dengan tegas mendukung sikap pemerintah yang dapat
mengambil kebijakan tepat dalam rangka menegakkan harkat dan martabat
bangsa, serta berani menyampaikan gagasan-gagasan cerdas dalam hubungan
Internasional, misalnya :
a. Memberikan pendapat tentang penarikan duta besar dan lembaga diplomatik
lainnya terhadap Negara-negara yang telah nyata-nyata merusak citra dan
merendahkan harkat dan martabat bangsa.
b. Memberikan pendapat tentang perlunya member peringatan seperti travel
warning dan gertakan-gertakan kepada Negara-negara tertentu nyata-nyata
telah merusak citra dan merendahkan harkat dan martabat bangsa.
c. Jika diperlukan melakukan demonstrasi dan atau jenis unjuk rasa lainnya yang
dapat mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan tindakan-tindakan
nyata dalam menyelamatkan kedauolatan dan keutuhan wilayah NKRI, dan
atau pemerintahan asing untuk menghentikan tindakannya yang merugikan
Indonesia.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 1 Februari 2005

KETETAPAN MUKTAMAR I
GERAKAN PEMUDA KA’BAH
Nomor : TAP/05/Muktamar I GPK/2006

Tentang :

PEMBENTUKAN
DAN
PERATURAN DASAR BRIGADE KA’BAH

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah, selanjutnya di sebut GPK, setelah :

Menimbang :

1. Bahwa dalam menunjang program kerja GPK 2006 – 2011, dipandang perlu
membentuk Brigade Ka’bah GPK dan peraturan Dasar Brigade Ka’bah
2. Bahwa untuk tindaklanjut piint 1 di atas, maka dipandang perlu untuk
menetapkannya dalam sebuah keputusan.

Mengingat :

1. Anggran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GPK.


2. Program Kerja PP-GPK periode 2006 – 2011
3. Ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.

Memperhatikan :

Saran dan pendapat yang berkembang dalam forum Muktamar I GPK yang
dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2006 di Jakarta

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

1. Pembentukan dan Peraturan Dasar Brigade Ka’bah.


2. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 1 Februari 2006

PERATURAN DASAR BRIGADE KA’BAH

MUKADDIMAH

Bismillahirrahmaniirahim

Bahwa, pada hakekatnya setiap insan bangsa Indonesia dilahirkan dalam keadaan suci
dan merdeka. Untuk dapat memiliki kemampuan memegang amanah dan memikul
tanggung jawab sebagai warga Indonesia, setiap insan bangsa Indonesia haruslah berilmu,
cerdas, unggul, demokratis, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Bahwa, Negara Kesatuan Republik Indonesia bertujuan untuk melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesai memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakn ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka sudah seharusnya Gerakan
Pemuda Ka’bah (GPK) berorientasi pada terwujudnya bangsa Indonesia yang berilmu,
cerdas, unggul, demokratis, beriman, dan bertakwa kepada Allah SWT, baik dalam cara
pandang keluar maupun ke dalam sebagai bentuk nyata dari peran dan tanggung
jawabnya selaku komponen bangsa Indonesia.
Menyadari akan peran dan tanggung jawab yang besar terhadap eksistensi dan
kelangsungan hidup bangsa dan Negara, GPK yang berdiri sejak 29 Maret 1982 sebagai
buah perjuangan yang gigih dari para eksponen generasi muda, kader dan simpatisan
Partai Persatuan Pembangunan (PPP), terus menerus melakukan revitalisasi dan
konsolidasi guna merekatkan hubungan ukhuwah islamiyah serta memantapkan akidah
dan syaria’ah Islamiyah dalam gerak dan langkahnya membangun demokrasi di Indonesia.
Sehingga Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) di masa mendatang sebagai organisasi tidak akan
pernah berhenti dalam kiprah dan perjuangannya meskipun hanya sesaat.
Perjalanan GPK dari waktu ke waktu adalah pengalaman yang akan memperkuat
semangat hidup kader-kader GPK untuk terus membangun demokrasi di Indonesia di
tengah-tengah persaingan yang makin tinggi dan kompleks di era globalisasi dan
keterbukaan, keberhasilan GPK menjalankan peran dan tanggung jawabnya akan
mendorong tumbuhnya generasi-generasi muda Islam baru bangsa Indonesia yang
memiliki kesamaan visi dan misi. Sehingga baik langsung maupun tidak langsung akan
memberikan konribusi yang lebih besar bagi suksesnya PPP.
Menyadari akan peran dan tanggung jawab pemuda dalam kehidupan bangsa Indonesia
yang majemuk, yakni sebagai penggerak, pelopor dan inti dari setiap gerakan
pembaharuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maka garis-garis
besar kehidupan organisasi Brigade Ka’bah GPK disusun dengan menghimpun segenap
potensi sumber daya generasi muda islam agar dapat menjadi manusia bangsa Indonesia
yang berilmu, cerdas, unggul, demokratis, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

(1) Peraturan dasar ini berlandaskan dan mengacu pada Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
(2) Pelaksanaan Peraturan Dasar Brigade Ka’bah ini disesuaikan dengan Peraturan-
peraturan organisasi, Kebijakan-kebijakan GPIK dan Program Kerja GPK

BAB II
NAMA DAN KEDUDUKAN

Pasal 2

(1) Badan ini bernama Brigade Ka’bah, bagian dari organisasi GPK.
(2) Brigade Ka’bah berkedudukan di tingkat Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah,
Pimpinan Cabang
BAB III
FUNGSI, TUJUAN DAN USAHA

Pasal 3
Fungsi

(1) Sebagai dinamisator dan pengamanan misi dan eksistensi GPK dari pengaruah
intern dan ekstern.
(2) Sebagai pengendali, pengawasan dan pengerahan massa.
(3) Sebagai tenaga penggerak dan pelopor untuk kegiatan-kegiatan pengamanan dan
ketertiban masyarakat dan kegiatan lain yang bersifat darurat.

Pasal 4
Tujuan

Tujuan Brigade Ka’bah adalah terbinanya potensi dan penggerak generasi muda
yang mampu berperan dan mensukseskan tercapainya tujuan GPK

Pasal 5
Usaha

(1) Membentuk dan membina potensi generasi muda Islam melalui Brigade Ka’bah
GPK
(2) Meningkatkan kecerdasan, kecakapan dan ketrampilan anggota-anggotanya dalam
segala lapangan yang sesuai dengan kekhususannya.
(3) Melakukan kerjasama dengan organisasi-organisasi lain yang tidak bertentangan
dengan AD/ART GPK dan peraturan Organisasi.
(4) Membantu pelaksanaan usaha-usaha GPK.

Pasal 6

(1) Di tingkat Pimpinan Pusat Brigade Ka’bah dipimpin oleh seorang Panglima
Tertinggi, dibantu oleh Kepala Staf Gabungan, Panglima Divisi I Gasus dan
Panglima Divisis II SAR.
(2) Di tingkat Pimpinan Wilayah Brigade Ka’bah dipimpin oleh seorang komandan
wilayah dibantu oleh Korlap Gasus dan Korlap SAR.
(3) Di tingkat Pimpinan Cabang Brigade Ka’bah dipimpin oleh seorang Komandan
Cabang, Korlap Gasus dan Korlap SAR.

BAB IV
STRUKTUR MEKANISME PENGESAHAN DAN
PELANTIKAN

Pasal 7
Struktur dan Mekanisme

(1) Masa jabatan puncak structural Brigade Ka’bah disetiap tingkatan paling lama satu
priode kepemimpinan baik di tingkat Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah dan
Pimpinan Cabang.
(2) Brigade Ka’bah merupakan Badan Khusus yang berstruktur vertical baik di tingkat
Pimpinan Pusat sampai di tingkat Pimpinan Cabang.
(3) Panglima Tertinggi Brigade Ka’bah adalah Ketua Umum PP-GPK
(4) Kepala Staf Gabungan Brigade Ka’bah adalah Wakil Ketua Umum PP-GPK
(5) Komandan Wilayah Brigade Ka’bah adalah Ketua Wilayah GPK
(6) Komandan Cabang Brigade Ka’bah adalah Ketua Cabang GPK

Pasal 8
Pengesahan dan Pelantikan

(1) Panglima Tertinggi Brigade Ka’bah secara otomatis adalah Ketua Umum PP-GPK
hasil Muktamar.
(2) Kepala Staf Gabungan disahkan dan dilantik oleh Panglima Tertinggi
(3) Korlap Wilayah Brigade Ka’bah Pusat disahkan dan dilantik oleh Kepala Staf
Gabungan.
(4) Komandan Wilayah disahkan dan dilantik oleh Kepala Staf Gabungan.
(5) Komandan Cabang disahkan dan dilantik oleh Komandan Wilayah atas nama
Kepala Staf Gabungan

BAB V
RAPAT KERJA

Pasal 9
Rapat Kerja

(1) Rapat Kerja Nasional


a. Rapat Kerja Nasional Brigade Ka’bah diselenggarakan oleh Brigade Ka’bah di
tingkat Pusat untuk musyawarah hal-hal khusus, terutama mengenai
pelaksanaan program yang telah ditetapkan oleh Muktamar GPK
b. Peserta Rapat Kerja Nasional Brigade Ka’bah adalah seluruh personalia
Pimpinan Pusat dan utusan Komandan Wilayah Brigade Ka’bah serta unsur
Pimpinan Pusat GPK.
c. Rakernas sekurang-kurangnya 1(satu) kali dalam satu periode kepengurusan

(2) Rapat Kerja Wilayah


a. Rapat Kerja Wilayah Brigade Ka’bah diselenggarakan oleh Komandan Wilayah
Brigade Ka’bah untuk musyawarah hal-hal khusus, terutama mengenai
pelaksanaan program yang telah ditetapkan oleh Konferensi Wilayah GPK
b. Peserta Rapat Kerja Wilayah Brigade Ka’bah adalah seluruh personalia
Komandan Wilayah dan utusan Komandan Cabang Brigade Ka’bah GPK serta
unsur Pimpinan Wilayah GPK.
c. Rakewil sekurang-kurangnya 1(satu) kali dalam satu periode kepengurusan

(3) Rapat Kerja Cabang


a. Rapat Kerja Cabang Brigade Ka’bah diselenggarakan oleh Komandan Cabang
Brigade Ka’bah untuk musyawarah hal-hal khusus, terutama mengenai
pelaksanaan program yang telah ditetapkan oleh Konferensi Cabang GPK
b. Peserta Rapat Kerja Cabang Brigade Ka’bah dihadiri oleh jajaran pimpinan pada
komandan Cabang Brigade Ka’bah serta unsur Pimpinan Cabang GPlK.
c. Rakerw sekurang-kurangnya 1(satu) kali dalam satu periode kepengurusan

BAB VI
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 10

Keuangan dan kekayaan Brigade Ka’bah diperoleh dari :


a. Iuran anggota
b. Infaq dan shadaqah
c. Sumbangan yang tidak mengikat

BAB VII
PENUTUP

Pasal 11
Lain-lain

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Dasar ini:


a. Merujuk pada ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga da
Peraturan-peraturan Organisasi.
b. Ketetapan-ketetapan yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat GPK.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 1 Februari 2006

Presidium Sidang
Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK)

Ketua Sekretaris
dto dto
Emron Pangkapi Zahid Arafat

Anggota Anggota
dto dto
Hasan Husaeri M. Ali Akbar

Anggota Anggota
dto dto
Hendri Irawan Chairil Ibrahim
PERATURAN ORGANISASI
GERAKAN PEMUDA KA’BAH (GPK)
Nomor : 02/PO/PP-GPK/III/2006

Tentanng :

MUSYAWARAH-MUSYAWARAH ORGANISASI

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ka’bah selanjutnya disebut GPK setelah :

Menimbang :
1. Bahwa Majelis Permusyawaratan Organisasi GPK adalah forum kekuasaan tertinggi
organisasi pada masing-masing tingkatannya yang dilaksanakan sesuai dengan
periodesasi atau keputusan Muktamar.
2. Bahwa pelaksanaan musyawarah-musyawarah organisasi adalah bagian dari
penataan organisasi untuk mematuhi aturan AD/ART GPK.
3. Bahwa demi kesinambungan GPK, maka dipandang perlu menerbitkan Peraturan
Organisasi tentang Musyawarah-musyawarah organisasi GPK.

Mengingat :
1. Ketetapan Muktamar I GPK, Nomor:TAP/02/Muktamar I-GPK/2006, tentang
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GPK.

2. Ketetapan Muktamar I GPK, Nomor:TAP/03/Muktamar I-GPK/2006, tentang


Program Kerja GPK.

3. Ketetapan Muktamar I GPK, Nomor:TAP/04/Muktamar I-GPK/2006, tentang


Rekomendasi Sikap GPK.

Memperhatikan :
Saran, pendapat dan argumentasi yang tumbuh dan berkembang dalam Rapat
Pimpinan Pusat GPK yang membahas peraturan tentang musyawarah-musyawarah
organisasi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Peraturan Organisasi Nomor :02/PO/PP-GPK/III/2006 tentang musyawarah-
musyawarah Organisasi GPK, yang selengkapnya diuraikan sebagai berikut :

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan organisasi ini yang dimaksud dengan :


a. Musyawarah ialah : musyawarah Organisasi GPK, sebagaimana yang diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GPK.
b. Majlis Permusyawaratan Organisasi ialah forum kekuasaan tertinggi Organisasi
pada masing-masing tingkatannya, yang dilaksanakan berdasarkan periodesasi
yang di atur dalam AD/ART dan Peraturan-Peraturan Organisai GPK.

BAB II
KELENGKAPAN

Pasal 2

(1) Muktamar / Muktarlub, Musyawarah Wilayah/Muswillub, Musyawarah


Cabang/Muscablub, Musyawaran Anak Cabang/Musancablub, Musyawarah
Ranting/Musranlub Organisasi GPK mempunyai kelengkapan yang terdiri dari :
a. Penanggungjawab Penyelenggara
b. Panitia Pelaksana (OC) dan Panitia Pengarah (SC)
c. Peserta
d. Narasumber
e. Pimpinan Musyawarah/Sidang Pleno & Rapat-rapat
f. Materi bahasan, Jadwal Acara & Tata tertib
g. Tempat/Sarana/Perlengkapan
h. Pendukung Acara
i. Sidang dan Rapat-rapat
j. Komisi-komisi
k. Formatur
l. Surat Keputusan

(2) Semua kelengkapan sebagaimana tercantum dalam BAB II pasal 2 ayat (1) butir (a
s/d k) sisiapkan/diadakan oleh Penyelenggara Muktamar, Musyawarah Wilayah
dan Musyawarah Cabang.
(3) Musyawarah Anak Cabang, Musyawarah Ranting GPK hanya mempunyai
kelengkapan sebagaimana ketentuan pasal 2 ayat 1, dari butir a sampai dengan l
kecuali butir i dan j.
(4) Semua Kelengkapan Musyawarah Anak Cabang, Musyawarah Ranting
sebagaimana ketentuan Pasal 2 ayat 1 disiapkan/diadakan oleh penyelenggara
Musyawarah Anak Cabang, Musyawarah Ranting.

BAB III
PENANGGUNGJAWAB PENYELENGGARA

Pasal 3

(1) Penanggungjawab dan penyelenggara Muktamar/Muktarlub adalah Pimpinan


Pusat GPK.
(2) Penanggungjawab dan penyelenggara Musyawarah Wilayah/Muswillub adalah
Pimpinan Wilayah GPK.
(3) Penanggungjawab dan penyelenggara Musyawarah Cabang/Muscablub adalah
Pimpinan Cabang GPK.
(4) Penanggungjawab dan penyelenggara Musyawarah Anak Cabang/Musancablub
adalah Pimpinan Anak Cabang GPK.
(5) Penanggungjawab dan Penyelenggara Musyawarah Ranting/Musranlub adalah
Pimpinan Ranting GPK.

Pasal 4

Penganggungjawab Penyelenggara Musyawarah dimasing-masing tingkatan, mempunyai


tugas :
a. Bertanggung jawab agar musyawarah berlangsung lancer dan tertib.
b. Mempersiapkan/memandu setiap acara yang terjadwal agar berjalan dalam
suasana kebersamaan dan keharmonisan.

BAB IV
PANITIA

Pasal 5

Panitia Pengarah (SC) dan Panitia Pelaksana (OC) Musyawarah dibentuk dengan surat
keputusan oleh penanggungjawab penyelenggara musyawarah sesuai dengan
tingkatannya.

BAB V
PESERTA

Pasal 6

Peserta GPK terdiri dari :


a. Utusan
b. Peninjau

Pasal 7

(1) Utusan Muktamar/Muktarlub GPK adalah :


a. Pimpinan Pusat
b. Pimpinan Wilayah
c. Pimpinan Cabang dengan mandat tertulis

(2) Utusan Musyawarah Wilayah / Muswillub GPK adalah :


a. Pimpinan Pusat dengan mandat tertulis
b. Pimpinan Wilayah
c. Pimpinan Cabang dengan mandat tertulis

(3) Utusan Musyawarah Cabaang / Muscablub GPK adalah :


a. Pimpinan Wilayah dengan mandat tertulis.
b. Pimpinan Cabang.
c. Pimpinan Anak Cabang dengan mandat tertulis.

(4) Utusan Musyawarah Anak Cabang / Musancablub GPK adalah :


a. Pimpinan Cabang dengan mandat tertulis.
b. Pimpinan Anak Cabang
c. Pimpinan Ranting dengan mandat tertulis.
(5) Utusan Musyawarah Ranting / Musranlub GPK adalah :
a. Pimpinan Anak Cabang dengan mandat tertulis.
b. Pimpinan Ranting
c. Anggota Ranting

(6) Jumlah peserta utusan musyawarah pada masing-masing tingkatan ditentukan


oleh penyelenggara musyawarah.

Pasal 8

(1) Peninjau Musyawarah Organisasi GPK ialah :


a. Majlis Pertimbangan Organisasi (MPO) sesuai tingkatannya.
b. Badan-Badan Khusus (Ex-Officio) GPK sesuai tingkatannya
c. Undangan-undangan yang ditetapkan oelh penyelenggara Musyawarah.

(2) Jumalah peserta peninjau musyawarah pada masing-masing tingkatannya


ditentukan oleh penyelenggara musyawarah.

BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 9

Peserta Utusan Musyawarah mempunyai hak sebagai berikut :


a. Memilih dan dipilih
b. Mengeluarkan pendapat, saran, tanggapan, mengajuak usul perubahan baik
secara lisan maupun tulisan yang sifatnya positif dan konstruktif yang didasarkan
pada mekanisme persidangan.
c. Mendapat pelayanan, akomodasi, konsumsi, kesehatan dan materi pembahasan.

Pasal 10

Peninjau musyawarah mempunyai hak yang sama dengan utusan, terkecuali hak untuk
memilih dan dipilih.

Pasal 11

Semua peserta musyawarah dimasing-masing tingkatannya berkewajiban :


a. Menjaga dan menciptakan ketertiban dan keamanan dalam setiap agenda
musyawarah
b. Mengikuti semua agenda acara musyawarah sesuai jadwal acara.
c. Mentaati/mematuhi semua peraturan, Tata tertib dan ketentuan yang telah
disepakati dalam musyawarah.

BAB VII
SIDANG-SIDANG

Pasal 12

Sidang-sidang dalam musyawarah di masing-masing tingkatan terdiri dari :


a. Sidang Pleno lengkap
b. Sidang Komisi-komisi
c. Dan sidang-sidang lain yang dianggap perlu

BAB VIII
KOMISI-KOMISI

Pasal 13

Komisi-komisi dalam musyawarah organisasi GPK dimasing-masing tingkatan, terkecuali


Musyawarah Anak Cabang dan Musyawarah Ranting terdiri dari :
a. Komisi A (Organisasi)
b. Komisi B (Program Kerja)
c. Komisi C (Rekomendasi atau Pokok-pokok Pikiran)
d. Sub Komisi apabila diperlukan

BAB IX
PIMPINAN SIDANG

Pasal 14

(1) Pimpinan Sidang dalam Musyawarah GPK terdiri dari :


a. Pimpinan Sidang Sementara
b. Presidium Sidang Pleno lengkap
c. Pimpinan Sidang Komisi

(2) Pada musyawarah Anak Cabang, Ranting tidak mempunyai Pimpinan Sidang
Komisi.

Pasal 15

(1) Presidium Sidang Pleno lengkap berjulah 5 (lima) orang dengan komposisi :
a. 1(satu) orang Ketua merangkap anggota
b. 1(satu) orang sekretaris merangkap anggota, dan 3(tiga) orang anggota.

(2) Presidium Sidang Pleno lengkap di masing-masing tingkatan dipilih dari dan oleh
peserta yang dipimpin oleh Pimpinan Sidang Sementara

Pasal 16

(1) Pimpinan Sidang Komisi berjumlah 3 (tiga) orang dengan komposisi :


a. 1(satu) orang Ketua merangkap anggota
c. 1(satu) orang sekretaris merangkap anggota, dan 1(satu) orang anggota.

(2) Pimpinan sidang komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi.
Pasal 17

Sebelum presidium Sidang terpilih, Penanggung jawab dan/atau penyelenggara


persidangan adalah pemimpin Sidang Sementara yang berasal dari Pimpinan Pusat,
Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang, Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting GPK
untuk membahas dan menetapkan :
a. Jadwal Acara
b. Peraturan Tata Tertib
c. Pemilihan Presidium Sidang

BAB X
TUGAS-TUGAS PRESIDIUM SIDANG

Pasal 18

Tugas presidium sidang Pleno lengkap pada asasnya bersifat kolektif kolegial.

Pasal 19

Presidium Sidang Pleno lengkap mempunyai tugas sebagai berikut :


a. Mengabsen Peserta, mengesahkan quorumnya persidangan, membuka,
menskorsing dan menutup jalannya persidangan.
b. Memimpin, mengarahkan jalannya acara persidangan sesuai dengan jadwal acara
c. Mempertemukan pendapat-pendapat yang berbeda, agar tetap berada dalam
suasana permusyawaratan untuk mencapai mufakat.
d. Mengendalikan jalannya sidang sesuai pokok pembicaraan.
e. Menyimpulkan semua pembicaraan
f. Membacakan surat keputusan dan menandatanganinya.
g. Membentuk komisi-komisi.
h. Menerima dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban Pimpinan Pusat,
Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang, Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting
GPK dan formatur, kemudian menyerahkan semua dokumen hasil-hasil keputusan
Musyawarah kepada penyelenggara musyawarah sesuai dengan tingkatannya.

Pasal 20

Pimpinan sidang komisi-komisi, mempunyai tugas :


a. Mengabsen anggota komisi
b. Mengesahkan quorumnya persidangan komisi
c. Membuka, menskors, menutup jalannya sidang komisi
d. Memimpin jalannya sidang komisi sesuai dengan ruang lingkup bahasannya.
e. Menandatangani hasil sidang komisi.
f. Melaporkan hasil kerja komisi dalam Sidang Pleno.
BAB XI
QUORUM

Pasal 21

(1) Musyawarah dinyatakan sah atau quorum, apabila dihadiri oleh setengah
ditambah satu dari jumlah unsure peserta sebagaimana yang tercantum dalam
AD/ART.
(2) Sidang-sidang dan Rapat-rapat dalam musyawarah dinyatakan sah dan mencapai
quorum untuk mengamnil keputusan, apabila ndihadiri oleh 1/2 (setengah)
ditambah satu dari jumlah peserta yang sudah hadir.
(3) Apabila quorum tidak terpenuhi, sidang-sidang atau rapat-rapat dapat ditunda
selama 30 menit. Kemudian apabila setelah ditunda sesuai waktu quorum tidak
terpenuhi maka sidang atau rapat dapat dibuka dan dilanjutkan dan keputusan sah
serta mengikat.

BAB XII
HAK SUARA

Pasal 22

Rincian hak suara dalam musyawarah-musyawarah GPK di masing-masing tingkatan


sebagai berikut :
a. Muktamar/Muktarlub
1) Pimpinan Pusat = 1 (satu) hak suara.
2) Pimpinan Wilayah = 1 (satu) hak suara.
3) Pimpinan Cabang = 1 (satu) hak suara.
b. Musyawarah Wilayah/Muswillub
1) Pimpinan Pusat = 1 (satu) hak suara.
2) Pimpinan Wilayah = 1 (satu) hak suara.
3) Pimpinan Cabang = 1 (satu) hak suara.
c. Musyawarah Cabang/Muscablub
1) Pimpinan Wilayah = 1 (satu) hak suara.
2) Pimpinan Cabang = 1 (satu) hak suara.
3) Pimpinan Anak Cabang = 1 (satu) hak suara.
d. Musyawarah Anak Cabang/Musancablub
1) Pimpinan Cabang = 1 (satu) hak suara.
2) Pimpinan Anak Cabang = 1 (satu) hak suara.
3) Pimpinan Ranting = 1 (satu) hak suara.
e. Musyawarah Ranting/Musranlub
1) Pimpinan Anak Cabang = 1 (satu) hak suara.
2) Pimpinan Ranting = 1 (satu) hak suara.
3) Anggota GPK Ranting = 1 (satu) hak suara.

BAB XIII
RAPAT-RAPAT

Pasal 23

Rapat-rapat GPK terdiri dari :


1. Rapat Pleno Lengkap
2. Rapat Pengurus Harian
3. Rapat Koordinasi Antar Bidang
4. Rapat Bidang

Pasal 24

(1) Rapat Pleno lengkap GPK di masing-masing tingkatan ialah rapat Pimpinan
yang mempunyai wewenang untuk pengambilan keputusan organisasi.
(2) Rapat Pleno lengkap dihadiri oleh :
a. Semua Fungsionaris Pimpinan GPK
b. Majelis Pertmbangan Organisasi (MPO)
c. Ketua dan Sekretaris Badan-Badan Khusus (Ex-Officio).

Pasal 25

(1) Rapat pengurus harian sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga
GPK pasal 42 ayat 2 adalah Rapat Pengurus Harian sesuai jenjang tingkatan
organisasi.
(2) Rapat pengurus harian, di masing-masing tingkatan ialah rapat yang
mempunyai wewenang :
a. Menetapkan Agenda-agenda kegiatan organisasi
b. Membuat kebijakan sesuai wewenang yang diberikan oleh rapat Pleno
lengkap.
c. Mengambil keputusan yang bersifat mendesak dan selanjutnya harus
dilaporkan dalam rapat Pleno lengkap berikutnya.
(3) Rapat Pengurus Harian Pimpinan Pusat dihadiri oleh :
a. Ketua Umum
b. Wakil Ketua Umum
c. Ketua-ketua Bidang
d. Sekretaris Jenderal
e. Wakil Sekretaris Jenderal
f. Bendahara Umum
g. Wakil-Wakil Bendahara

(4) Rapat pengurus Harian PW, PC, PAC, PR dihadiri oleh :


a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Ketua-ketua Bidang
d. Sekretaris
e. Wakil-wakil Sekretaris
f. Bendahara
g. Wakil Bendahara

(5) Rapat Koordinasi Bidang-bidang adalah mekanisme untuk mengkoordinasikan


dan mengimplementasikan tugas bidang-bidang.
(6) Rapat Koordinasi Bidang-bidang di masing-masing tingkatan dipimpin oleh
Wakil Ketua Umum/Wakil Ketua.
(7) Rapat Koordinasi Bidang-bidang dihadiri oleh :
a. Bendahara Umum/Bendahara/Wakil Bendahara
b. Fungsionaris Bidang-bidang
c. Sekretaris Jenderal/Sekretaris
d. Badan-badan Khusus (Ex-Officio)
e. Badan/Lembaga/Instansi terkait lainnya.

(8) Rapat bidang adalah rapat masing-masing bidang yang dihadiri fungsionaris
bidang untuk mengkomunikasikan dan menyelaraskan bidang tugasnya serta
dapat mengundang badan/lembaga terkait, apabila diperlukan.

BAB XIV
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 26

(1) Pengambilan keputusan dalam musyawarah GPK dimasing-masing tingkatan pada


asasnya dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat.
(2) Jika cara musyawarah mufakat tidak tercapai pengambilan keputusan dilakukan
dengan cara voting melalui pemungutan suara terbanyak.
(3) Apabila menyangkut orang, maka pengambilan keputusan dengan cara
pemungutan suara dilakukan secara rahasia dan tertulis
(4) Apabila pemungutan suara (menyangkut orang) hasil suaranya sama banyak, maka
pemungutan suara dapat diulang kembali hanya untuk satu kali.
(5) Apabila setelah diulang hasil suaranya masih tetap sama, maka keputusan
selanjutnya tentang hal ini diserahkan kepada Presidium Sidang bersama jenjang
kepemimpinan organisasi setingkat di atasnya dan keputusan itu bersifat mengikat
serta tidak dapat diganggu gugat.

BABXV
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 27

(1) Laporan Pertanggung Jawaban Pimpinan sesuai tingkatannya, disampaikan dalam


sidang Paripurna, melalui Ketua Umum/Ketua sesuai tingkatannya GPK.
(2) Laporan Pertanggung Jawaban Pimpinan dinilai melalui Pandangan Umum dalam
sidang Paripurna.
(3) Ketua Umum/Ketua sesuai tingkatan GPK mempunyai hak jawaban atas
Pandangan Umum.

BAB XVI
TATA CARA PEMILIHAN KETUA DAN
FORMATUR

Pasal 28

Pemilihan Ketua Umum/Ketua dilaksanakan dengan ketentuan :


a. Pemilihan Ketua Umum/Ketua dilaksanakan dengan asas musyawarah mufakat.
Jika tidak tercapai pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara voting
melalui pemungutan suara terbanyak.
b. Mekanisme Pemilihan Ketua Umum/Ketua ditetapkan dalam sidang Paripurna.
c. Syarat-syarat Ketua Umum/Ketua sesuai dengan AD/ART GPK.
d. Ketua Umum/Ketua dan Formatur dipilih dari dan oleh Peserta Musyawarah.
e. Sebelum dilaksanakan pemilihan Ketua Umum/Ketua, maka para calon diberi
kesempatan menyampaikan konsep dan visi misinya.

Pasal 29

(1) Pemilihan Formatur dipilih dari dan oleh Peserta Musyawarah


(2) Formatur dalam Muktamar berjumlah 7 orang yang terdiri dari :
a. Ketua Umum terpilih
b. Ketua Umum Demisioner
c. 5 orang anggota yang dipilih dari peserta Muktamar

(3) Formatur dalam Musyawarah Wilayah berjumlah 7 orang yang terdiri dari :
a. Ketua terpilih
b. Ketua Demisioner
c. Pimpinan Pusat sebagai anggota 1 orang
d. 4 orang anggota yang dipilih dari peserta Musyawarah Wilayah

(4) Formatur dalam Musyawarah Cabang berjumlah 7 orang terdiri dari :


a. Ketua terpilih
b. Ketua Demisioner
c. Pimpinan Wilayah sebagai anggota 1 orang
d. 4 orang anggota yang dipilih dari peserta Musyawarah Cabang

(5) Formatur dalam musyawarah Anak Cabang berjumlah 7 orang yang terdiri dari :
a. Ketua terpilih
b. Ketua Demisioner
c. Pimpinan Cabang sebagai anggota 1 orang
d. 4 orang anggota yang dipilih dari peserta Musyawarah Anak Cabang

(6) Formatur dalam Musyawarah Ranting berjumlah 7 orang yang terdiri dari :
a. Ketua terpilih
b. Ketua Demisioner
c. Pimpinan Anak Cabang sebagai anggota 1 orang
d. 4 orang anggota yang dipilih dari peserta Musyawarah Ranting

Pasal 30

(1) Komposisi formatur terdiri dari seorang ketua merangkap anggota, seorang
sekretaris merangkap anggota dan 5 orang anggota.
(2) Ketua Umum/ketua terpilih secara langsung menjadi ketua Formatur.
(3) Formatur mempunyai mandate penuh menyusun komposisi kepengurusan
disetiap tingkatannya dengan memperhatikan usulan nama-nama resmi yang
direkomendasikan oleh Pimpinan organisasi disetiap tingkatannya.
(4) Ketua Umum/Ketua (ketua Formatur) mempunyai wewenang menetapkan
Sekretaris Jenderal/Sekretaris, dengan memperhatikan saran dan masukann dari
anggota formatur.

BAB XVII
RISALAH

Pasal 31

(1) Risalah sidang dan rapat-rapat dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana (OC) dan
dilaporkan kepada Pimpinan GPK yang sudah terbentuk sesuai tingkatannya.
(2) Untuk setiap Sidang dan Rapat, dibuatkan risalah, seperti
a. Tempat dan Agenda Sidang
b. Hari & Tanggal
c. Absensi yang hadir
d. Catatan Perubahan/Penyempurnaan dokumen yang dibahas
e. Agenda materi yang dibahas
f. Materi pembicaraan selama Sidang/Rapat
g. Hasil Keputusan/Kesimpulan Sidang/Rapat
h. Keterangan lain yang dianggap perlu dicatat dan direkam

BAB XVIII
PENUTUP

Pasal 32

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi tentang Musyawarah
Organisasi GPK ini akan diatur lebih lanjut oleh Pimpinan Pusat.
(2) Sejak ditetapkannya Peraturan Organisasi ini maka, Peraturan ini menjadi
acuan pelaksanaan musyawarah di semua tingkatan organisasi
(3) Peraturan Organisasi tentang Musyawarah Organisasi GPK ini mulai berlaku
sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 23 Maret 2006

PIMPINAN PUSAT
GERAKAN PEMUDA KA’BAH (GPK)

H. SYFRUDDIN, S.Sos RAHMAN YACOB, S.Sn

Ketua Umum Sekretaris Jenderal


PERATURAN ORGANISASI
GERAKAN PEMUDA KA’BAH (GPK)
Nomor : 03/PO/PP-GPK/III/2006

Tentang :

TATA KERJA PIMPINAN

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK), selanjutnya disebut GPK setelah :

Menimbang :
1. Bahwa proses perjalanan sejarah telah menuntut Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK),
untuk selanjutnya disebut GPK, untuk meningkatkan peran dan fungsinya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Bahwa secara subtansif susunan organisasi GPK penting untuk diberdayakan agar
mampu menjadi sarana perjuangan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
3. Sehubungan dengan itu dipandang perlu tatalaksana organisasi yang handal dalam
artian efisien dan efektif untuk di terapkan dalam usaha-usaha pencapaian tujuan
dan pelaksaan program umum organisasi.
4. Bahwa oleh karena itu perlu diterbitkan organisasi yang mangatur prinsip-prinsip
pengorganisasian Badan-Badan Khusus GPK.

Mengingat :
1. Ketetapan Muktamar I GPK, Nomor : TAP/02/Muktamar I-GPK/2006, Tentang
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GPK
2. Ketetapan Muktamar I GPK, Nomor : TAP/03/Muktamar I-GPK/2006, Tentang
Program Kerja GPK.
3. Ketetapan Muktamar I GPK, Nomor : TAP/02/Muktamar I-GPK/2006, Tentang
Rekomndasi Sikap GPK

Memperhatikan :
1. Sasaran dan pendapat yang berkembang dalam forum Muktamar I GPK tanggal 29
Januari s/d 1 Februari 2006 di Jakarta
2. Saran dan pandangan ketua PHP PPP tanggal 30 Januari 2006

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
PERATURAN ORGANISASI TENTANG BADAN KHUSUS GPK

Pertama :
Menetapkan Badan-badan Khusus GPK

Kedua :
Dengan diterbitkannya peraturan organisasi ini, segala aturan/ketentuan organisasi
sebelumnya tentang Badan-badan Khusus dinyatakan tidak berlaku.
Ketiga :
Peraturan organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 23 Maret 2006

PIMPINAN PUSAT
GERAKAN PEMUDA KA’BAH (GPK)

H. SYFRUDDIN, S.Sos RAHMAN YACOB, S.Sn

Ketua Umum Sekretaris Jenderal

Lampiran : Peraturan Organisasi Nomor :04/PO/PP-GPK/III/2006 tentang


Badan-Badan Khusus GPK.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

(1) Bahwa GPK dalam melaksanakan fungsi dan perannya perlu membentuk Badan-
badan Khusus dengan mengacu kepada ART GPK pasal 69 dan 70
(2) Yang dimaksud dengan Badan-badan Khusus GPK adalah Brigade Ka’bah, Lembaga
Bantuan Hukum (LBH), Majelis Ekonomi dan Lembaga lainnya yang dianggap perlu
sesuai dengan arah pejuangan GPK.
(3) Bahwa untuk ketertiban pembentukan dan pelaksanaan tugas Badan-badan
Khusus pelu diterbitkan Peraturan Organisasi (PO) selanjutnya.
(4) Bahwa pengembangan dan pengorganisasian Badan-badan Khusus dilaksanakan
secara otonom dalam pengertian memiliki otoritas untuk pelaksanaan program
dimasing-masing Badan yang bersangkutan.

BAB II
TUJUAN

Pasal 2

Peraturan Organisasi tentang Badan-badan Khusus GPK bertujuan untuk memberikan


pedoman bagi pelaksanaan tugas Badan-badan Khusus GPK.

BAB III
KEDUDUKAN

Pasal 3

Badan-badan Khusus berkedudukan di :


a. Tingkat Pusat : disebut Pimpinan Pusat
b. Tingkat Wilayah : disebut Pimpinan Wilayah
c. Tingkat Cabang : disebut Pimpinan Cabang

BAB IV
FUNGSI BADAN-BADAN KHUSUS

Pasal 4

Badan-badan Khusus GPK memiliki fungsi :


a. Sebagai pendukung organisasi GPK di masing-masing Tingkat (Pusat, Wilayah,
Cabang) dalam melaksanakan hasil-hasil Muktamar, Musyawarah Wilayah,
Musyawarah Cabang, dan kebijakan organisasi lainnya.
b. Menjadi anggota musyawarah di masing-masing tingkatan yang diwakili oleh ketua
dan sekretaris.

BAB V
WEWENANG DAN TUGAS

Pasal 5

Badan-badan Khusus GPK mempunyai wewengan :


a. Membuat dan memberlakukan kebijakan atau aturan dalam ruang lingkup
internalnya, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan organisasi GPK dan
AD, ART.
b. Mengambil keputusan berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas selaku
pelaksana program organisasi GPK
c. Selaku Ex-Officio Musyawarah Pimpinan, Badan-badan Khusus Pimpinan GPK
sesuai tingkatannya.

Pasal 6

Badan-badan Khusus GPK mempunyai tugas :


a. Melaksanakan program sesuai dengan bidangnya masing-masing.
b. Melaksanakan segala keputusan (Musyawarah dan rapat-rapat) Pimpinan GPK
sesuai tingkatannya.
c. Menjaga citra dan nama baik Badan-badan Khusus dan Organisasi GPK.
d. Mengadakan konsolidasi dan mengembangkan peran Badan-badan Khusus baik
dalam kehidupan internal organisasi GPK maupun dalam kehidupan masyarakat
umum.
e. Mengadakan laporan aktifiasnya secara berkala kepada Pimpinan GPK dalam
jangka waktu yang ditentukan oleh masing-masing Pimpinan GPK.

BAB VI
SUSUNAN DAN KOMPOSISI KEPENGURUSAN

Pasal 7
(1) Susunan dan komposisi kepengurusan Badan-badan Khusus dimasing-masing
tingkatan terdiri dari :
a. Ketua
b. Wakil-wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil-wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
Divisi, Biro, bagian yang dibentuk sesuai kebutuhan masing-masing Lembaga

(2) Susunan dan komposisi kepengurusan diatur lebih lanjut dalam petunjuk
pelaksana oleh masing-masing Badan-badan Khusus

BAB VII
KEANGGOTAAN

Pasal 8

(1) Badan-badan Khusus GPK dapat mengadakan rekrutmen anggota sesuai orientasi
dan bidang kekhususannya, melalui prosedur yang ditentukan oleh masing-masing
Badan-badan Khusus dengan memperhatikan Peraturan Organisasi tentang Kartu
Tanda Anggot.
(2) Pada prinsipnya anggota Badan-badan Khusus adalah angota organisasi GPK yang
akan diatur kemudian dalam peraturan organisasi tersendiri.
(3) Setiap anggota Badan-badan Khusus GPK mempunyai Hak dan Kewajiban
sebagaimana diatur dalam AD/ART dan Peraturan Organisasi GPK
(4) Penetapan sangsi keanggotaan terhadap anggota atau fungsionaris Badan-badan
Khusus ialah sebagaimana yang tercantum dalam AD/ART dan Peraturan
Organisasi GPK.
(5) Badan-badan Khusus dapat mengeluarkan Kartu Tanda Anggota (KTA) yang akan
diatur kemudian dalam Peraturan Organisasi tersendiri.

BAB VIII
KONFERENSI DAN RAPAT

Pasal 9

(1) Badan-badan Khusus di masing-masing tingkatannya melaksanakan Konferensi


Nasional, Konferensi Wilayah dan Konferensi Cabang dengan agenda :
a. Pemilihan Pimpinan Badan/Lembaga Khusus
b. Menetapkan susunan dan komposisi kepengurusan
c. Menyusun dan menetapkan program kerja.

(2) Mekanisme Konferensi dan rapat-rapat diatur tersendiri oleh masing-masing


Badan-badan Khusus melalui tata tertib dan ketentuan lainnya yang diperlakukan.
Dalam pelaksanaan Konferensi sebagaimana dimaksud ayat I berdasarkan pada
AD/ART dan Peraturan Organisasi GPK.
BAB IX
PENGESAHAN DAN PELANTIKAN

Pasal 10

Penerbitan Surat Keputusan pengesahan kepengurusan Badan-badan Khusus GPK pada


tiap tingkatannya dilakukan sebagai berikut :
a. Badan-badan Khusus GPK di tingkat Pusat, oleh Pimpinan Pusat GPK.
b. Badan-badan Khusus GPK Tingkat Wilayah, oleh Pimpinan Wilayah GPK.
c. Badan-badan Khusus GPK Tingkat Cabang, oleh Pimpinan Cabang.

Pasal 11

Pelantikan terhadap kepengurusan Badan-badan Khusus GPK yang definitif dilakukan oleh
Pimpinan Badan-badan Khusus GPK sesuai tingkatannya.

BAB X
MASA BAKTI

Pasal 12

Periodesasi Masa Bakti kepengurusan Badan-badan Khusus GPK sesuai jenjang


tingkatannya selama (empat) Tahun

BAB XI
KEUANGAN

Pasal 13

(1) Keuangan Badan-badan Khusus organisasi GPK, diperoleh dari :


a. Iuran Anggota
b. Usaha-usaha yang sah dan halal
c. Sumbangan yang tidak mengikat

(2) Terkecuali yang bersifat internal, perolehan keuangan Badan-badan Khusus GPK
dari usaha-usaha yang sah dan halal dari sumbangan yang tidak mengikat melalui
proposal dan bersifat eksternal, harus mendapatkan persetujuan dari Pimpinan
GPK pada setiap tingkatan sesuai tingkatannya.

BAB XII
KELENGKAPAN

Pasal 14

(1) Setiap Badan-badan Khusus organisasi GPK mempunyai kelengkapan yang terdiri
dari :
a. Kop Surat
b. Stempel
c. Kantor Sekretariat
d. Plank/Papan Nama
e. Atribut/Seragam
f. Bendera dan Pataka
g. Kartu Tanda Anggota (KTA)

(2) Pada prinsipnya penggunaan kelengkapan Badan-badan Khusus GPK ini untuk
keperluan internal Lembaga yang berlaku dalam ruang lingkup keorganisasian GPK
dengan terlebih dahulu berkoordinasi, serta mendapatkan persetujuan Pimpinan
Badan-badan Khusus GPK sesuai tingkatannya.

BAB XIII
KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 15

(1) Tata kerja dan mekanisme kepengurusan serta manajemen penyelenggaraan


program Badan-badan Khusus GPK diatur oleh masing-masing Lembaga GPK.

(2) Hal-hal yang perlu diatur lebih lanjut dapat diatur selanjutnya melalui Petunjuk
Pelaksanaan dan atau petunjuk Teknis yang diterbitkan oleh Pengurus Pusat
Badan-badan Khusus yang bersangkutan.

BAB XIV
PENUTUP

Pasal 16

(1) Hal-hal yang bersifat prinsip belum diatur dalam peraturan organisasi ini, akan
ditentukan lebih lanjut oleh Pimpinan Pusat GPK.
(2) Setelah peraturan organisasi ini ditetapkan, maka peraturan organisasi
sebelumnya yang serupa mengatur tentang Badan-badan Khusus GPK dinyatakan
tidak berlaku.
(3) Peraturan organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 23 Maret 2006

PIMPINAN PUSAT
GERAKAN PEMUDA KA’BAH (GPK)

H. SYFRUDDIN, S.Sos RAHMAN YACOB, S.Sn

Ketua Umum Sekretaris Jenderal


PERATURAN ORGANISASI
GERAKAN PEMUDA KA’BAH (GPK)
Nomor : 05/PO/PP-GPK/III/2006

Tentang :

KARTU TANDA ANGGOTA/PENGURUS


DAN
PROSEDUR PEMBERHENTIAN

BISMILLAHIRRAHMINIRRAHIM

Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK), selanjutnya disebut GPK, setelah :

Menimbang :
1. Bahwa setiap anggota dinyatakan sah sebagai anggota GPK apabila mempunyai
Kartu Tanda Anggota.
2. Bahwa setiap anggota berkewajiban dan berhak memiliki Kartu Tanda Anggota.
3. Bahwa demi ketertiban pengelolaan dan keseragaman Kartu Tanda Anggota maka
diperlukan Peraturan Organisasi yang mengatur tentang Kartu Tanda Anggota
GPK.
4. Bahwa organisasi GPK membutuhkan adanya data keanggotaan

Mengingat :
1. Ketetapan Muktamar I GPK, Nomor : TAP/02/Muktamar I-GPK/2006, Tentang
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GPK
2. Ketetapan Muktamar I GPK, Nomor : TAP/03/Muktamar I-GPK/2006, Tentang
Program Kerja GPK.
3. Ketetapan Muktamar I GPK, Nomor : TAP/04/Muktamar I-GPK/2006, Tentang
Rekomendasi Sikap GPK.

Memperhatikan :
1. Saran, pendapat dan argumentasi yang tumbuh dan berkembang dalam Rapat
Pimpinan Pusat GPK yang membahas Kartu Tanda Anggota/Pengurus dan Prosedur
pemberhentian.
2. Keputusan Pimpinan Pusat GPK yang menyepakati pemberlakuan Peraturan
Organisasi ini.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
Peraturan Organisasi Nomor :05/PO/PP-GPK/III/2006 tentang Kartu Tanda
Anggota/Pengurus GPK dan Prosedur Pemberhentian.

Pertama :
Peraturan Organisasi ini merupakan pedoman bagi seluruh jenjang kepemimpinan untuk
menyelenggarkan Kartu Tanda Anggota/Pengurus sebagai Kewajibannya dan bagi seluruh
anggota organisasi dalam rangka memenuhi hak sekaligus Kewajibannya.

Kedua :
Peraturan Organisasi tentang Kartu Tanda Anggota/Pengurus GPK ini, ialah sebagaimana
terlampir yang merupakan satu kesatuan tidak terpisahkan dengan lembar keputusan ini.

Ketiga :
Apabila ada hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini, akan
disempurnakan kemudian oleh Pimpinan Pusat GPK.

Keempat :
Sejak ditetapkannya Peraturan Organisasi ini maka Peraturan Organisasi sebelumnya yang
mengatur tentang Kartu Tanda Anggota/Pengurus GPK dan Prosedur Pemberhentian
dinyatakan tidak berlaku.

Kelima :
Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 23 Maret 2006

PIMPINAN PUSAT
GERAKAN PEMUDA KA’BAH (GPK)

H. SYFRUDDIN, S.Sos RAHMAN YACOB, S.Sn

Ketua Umum Sekretaris Jenderal

Lampiran :
Peraturan Organisasi Nomor : 05/PO/PP-GPK/III/2006 tentang Kartu Tanda Anggota /
Pengurus GPK dan Prosedur Pemberhentian.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Di dalam ketentuan umum ini yang dimaksud dengan :


a. Anggota GPK adalah Generasi Muda Islam Putra dan Putri Warga Negara
Indonesia, dan dengan suka rela mengajukan permohonan menjadi anggota GPK
serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Angaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga GPK
b. Kartu Tanda Anggota (KTA) adalah bukti keanggotaan dan atau identitas anggota
organisasi yang sah dan dapat dipertanggung jawabkan.

BAB II
MASA BERLAKU DAN PENGESAHAN

Pasal 2
(1) KTA berlaku selama yang bersangkutan tidak kehilangan keanggotaannya menurut
AD/ART GPK.
(2) KTA diterbitkan oleh Pimpinan Anak Cabang GPK kepada seluruh anggota dalam
daerahnya masing-masing.
(3) KTA ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Pimpinan Cabang GPK dengan
memberikan Cap/Stempel PC GPK.
(4) Setiap pergantian periode kepengurusan, Pimpinan Cabang GPK wajib
melaksanakan rekapitulasi ulang keanggotaan untuk keperluan pendataan dan
program.
(5) Terhadap anggota yang terkena sanksi organisasi sebagaimana diatur dalam
AD/ART, maka KTA yang bersangkutan harus dicabut, dan pencabutannya
dilakukan oleh Pimpinan Cabang GPK.
(6) Jika seorang anggota berpindah tempat tinggal ke daerah Kabupaten/Kota, Maka
KTA dengan domisili asal, harus dicabut oleh Pimpinan Cabang GPK serta yang
bersangkutan dapat mengajukan KTA baru yang diajukan kepada Pimpinan Cabang
GPK sesuai dengan domisili yang baru.
(7) Jika seorang anggota berpindah tempat tinggal (berpindah kecamatan dalam
daerah yang sama) maka perpindahannya harus dilaporkan kepada Pimpinan
Cabang GPK.

BAB III
PENOMORAN

Pasal 3

(1) Penomoran KTA diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang GPK.


(2) System penomoran terdiri atas 13 (tiga belas) digit dengan ketentuan sebagai
berikut : 00000/0000/xxxx (kode pos/Kode kab-kota/nomor urut anggota)
(3) Nomor KTA yang telah dikeluarkan tidak dapat ditukar atau dirubah.
(4) Seorang anggota hanya berhak mempunyai satu nomor KTA dan berlaku selama
yang bersangkutan tidak kehilangan keanggotaannya.

BAB IV
PENDATAAN

Pasal 4

(1) KTA berisikan keterangan / data sebagai berikut :


a. Nomor KTA
b. Nama lengkap
c. Alamat lengkap dan Nomor Telp / HP
d. Tempat / Tanggal Lahir
e. Jenis Kelamin
f. Status Pernikahan
g. Pendidikan Terakhir
h. Pekerjaan
i. Pas Foto
j. Barisan tanda tangan Ketua dan Sekretaris
(2) Pendataan atau pendaftaran anggota dilakukan melalui Pimpinan Ranting dengan
terlebih dahulu mengisi formulir, yang kemudian Pimpinan Anak Cabang
melaporkan ke Pimpinan Cabang untuk dikeluarkan KTA.

Pasal 5

(1) Formulir KTA dicetak/diterbitkan, dan distribusikan oleh Pimpinan Cabang GPK
kepada PAC dan Ranting.
(2) KTA dicetak/diterbitkan dan distribusikan oleh Pimpinan Cabang GPK kepada PAC,
Ranting, Anak Ranting, dan badan-badan Khusus GPK dalam wilayah binaannya
untuk dicatat dalam buku keanggotaan.

BAB V
BENTUK, UKURAN DAN WARNA

Pasal 6

(1) KTA berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 85 mm, lebar 55 mm.
(2) KTA harus mengandung warna Hijau Tua, Kuning Emas dan lambing GPK. Sesuai
dengan Logo GPK.
(3) Tulisan dan tanda tangan berwarna hitam
(4) Cap/stempel berbentuk bulat dan berwarna Hijau
(5) Pas Foto berukuran 2 x 3 cm

BAB VI
KARTU TANDA PENGURUS

Pasal 7

(1) Kartu Tanda Pengurus adalah Kartu yang dipakai sebagai identitas oleh Pengurus
GPK di semua tingkatan yang sah dan dipertanggungjawabkan dan dikeluarkan
oleh Pimpinan GPK di masing-masing tingkatannya.
(2) Masa berlaku Kartu Tanda Pengurus sesuai dengan masa kepengurusan GPK di
tingkat masing-masing
(3) Bentuk, Ukuran, Warna Kartu Tanda Pengurus disesuaikan dengan Kartu Tanda
Anggota.

BAB VII
KARTU TANDA ANGGOTA BADAN-BADAN KHUSUS

Pasal 8

(1) Anggota Badan-Badan Khusus adalah anggota organisasi GPK.


(2) Badan-Badan Khusus dapat mengeluarkan Kartu Tanda Pengenal bagi anggota
yang dibinanya.
(3) Kartu Tanda Pengenal sebagaimana dimaksud ayat 2 di atas dibuat berdasarkan
KTA organisasi GPK dan setelah yang bersangkutan (anggota Badan-Badan Khusus)
sudah memiliki KTA organisasi GPK.
(4) Bentuk, ukuran, dan warna Kartu Tanda Pengenal Anggota Badan-Badan Khusus
diatur sendiri oleh Pimpinan Pusat masing-masing Badan Khusus dan tidak
bertentangan dengan AD/ART GPK.
(5) Isi data, prosedur dan formulir Kartu Tanda Pengenal tersebut akan diatur oleh
masing-masing Badan-Badan Khusus.
(6) Badan-Badan Khusus wajib melaporkan rekapitulasi jumlah anggotanya kepada
Pimpinan Wilayah dan Badan-Badan Khusus Tingkat Pusat.

BAB VIII
PEMBIAYAAN DAN IURAN ANGGOTA

Pasal 9

(1) Untuk biaya pembuatan KTA sebesar Rp. 5000,- perorang.


(2) Biaya yang dimaksud pada ayat 1, seluruhnya masuk kie dalam kas Pimpinan
Cabang GPK.

BAB IX
PROSEDUR PEMBERHENTIAN ANGGOTA

Pasal 10

Prosedur Pemberhentian Karena Permintaan Sendiri


(1) Anggota yang akan mengajukan permintaan berhenti dari keanggotaan GPK wajib
menyampaikan permohonan tertulis kepada Pimpinan GPK pada jenjang dimana ia
menjadi anggota.
(2) Pimpinan GPK memberikan persetujuan dan atau tidak memberikan persetujuan
dengan catatan-catatan.
(3) Apabila Pimpinan GPK memberikan persetujuan, maka kepada yang bersangkutan
diberikan surat keterangan berhenti.
(4) Apabila Pimpinan GPK tidak memberikan persetujuan dengan pertimbangan-
pertimbangan tertentu, maka kepada yang bersangkutan dihimbau untuk kembali
aktif.

Pasal 11
Prosedur Pemberhentian Karena Pemecatan

(1) Peringatan dan Pemecatan


a. Peringatan dilaksanakan sebagai tindakan pendahuluan terhadap anggota yang
melakukan tindakan langsung maupun tidak langsung melanggar ketentuan
syar’i ketentuan organisasi dan merugikan nama baik organisasi.
b. Keputusan Peringatan dapat menjadi putusan pemecatan apabila anggota yang
bersangkutan dalam tempo selama-lamanya 30 (tiga puluh) hari sejak
keputusan peringatan tersebut diberikan, tidak mengajukan permintaan
hendak membela diri.

(2) Prosedur Peringatan dan Pemecatan terhadap anggota yang bukan Pimpinan
Ranting :
a. Peringatan dilakukan oleh Pimpinan Ranting setelah dilakukan peringatan
secara tertulis 3 (tiga) kali secara berturut-turut.
b. Pencabutan kembali peringatan atau pemecatan dilakukan oleh Pimpinan Anak
Cabang setelah anggota yang bersangkutan menyampaikan pembelaan dirinya
dalam Rapat Paripurna Pimpinan Anak Cabang dan pembelaan diri tersebut
meyakinkan dan dapat diterima.
c. Apabila Rapat Paripurna Pimpinan Anak Cabang menolak pembelaan diri, maka
yang bersangkutan atas izin pimpinan rapat tersebut yang bersangkutan dapat
meminta naik banding dalam Konferensi Anak Cabang.

(3) Prosedur Pringatan dan Pemecatan terhadap Anggota Pimpinan Ranting :


a. Peringatan terhadap anggota Pimpinan Ranting dilakukann oleh Pimpinan Anak
Cabang setelah dilakukan peringatan secara tertulis 3 (tiga) kali secara
berturut-turut.
b. Pencabutan kembali peringatan atau pemecatan dilakukan oleh Pimpinan
Cabang setelah anggota yang bersangkutan menyampaikan pembelaan dirinya
dalam Rapat Paripurna Pimpinan Cabang dan pembelaan diri tersebut
meyakinkan dan dapat diterima.
c. Apabila Rapat Paripurna Pimpinan Cabang menolak pembelaan diri yang
bersangkutan, atas izin rapat tersebut anggota yang besangkutan dapat
menerima naik banding pada Konferensi Cabang.

(4) Prosedur Peringatan dan Pemecatan terhadap Anggota Pimpinan Anak Cabang :
a. Peringatan terhadap anggota Pimpinan Anak Cabang dilakukan oleh Pimpinan
Cabang setelah dilakukan peringatan secara tertulis 3 (tiga) kali secara
berturut-turut.
b. Pencabutan kembali peringatan dan pemecatan dilakukan oleh Pimpinan
Wilayah setelah anggota yang bersangkutan menyampaikan pembelaan dirinya
dalam Rapat Paripurna Pimpinan Wilayah dan pembelaan diri tersebut
meyakinkan dan dapat diterima.
c. Apabila Rapat Paripurna Pimpinan Wilayah menolak pembelaan diri yang
bersangkutan, atas izin rapat tersebut anggota yang besangkutan dapat
menerima naik banding pada Konferensi Wilayah.

(5) Prosedur Peringatan dan Pemecatan terhadap Anggota Pimpinan Cabang :


a. Peringatan terhadap anggota Pimpinan Cabang dilakukann oleh Pimpinan
Wilayah setelah dilakukan peringatan secara tertulis 3 (tiga) kali secara
berturut-turut.
b. Pencabutan kembali peringatan dan pemecatan dilakukan oleh Pimpinan Pusat
setelah anggota yang bersangkutan menyampaikan pembelaan dirinya dalam
Rapat Paripurna Pimpinan Pusat dan pembelaan diri tersebut meyakinkan dan
dapat diterima.
c. Apabila Rapat Paripurna Pimpinan Pusat menolak pembelaan diri yang
bersangkutan, atas izin rapat tersebut anggota yang besangkutan dapat
menerima naik banding pada Muktamar.

(6) Prosedur Peringatan dan Pemecatan terhadap Anggota Wilayah :


a. Peringatan terhadap anggota Pimpinan Wilayah dilakukann oleh Pimpinan
Pusat setelah dilakukan peringatan secara tertulis 3 (tiga) kali secara berturut-
turut.
b. Pencabutan kembali peringatan atau pemecatan dilakukan oleh Pimpinan
Pusat setelah anggota yang bersangkutan menyampaikan pembelaan dirinya
dalam Rapat Paripurna Pimpinan Pusat dan pembelaan diri tersebut
meyakinkan dan dapat diterima.
c. Apabila Rapat Paripurna Pimpinan Pusat menolak pembelaan diri yang
bersangkutan, atas izin rapat tersebut anggota yang besangkutan dapat
menerima naik banding pada Muktamar.
(7) Prosedur Pringatan dan Pemecatan terhadap Anggota Pimpinan Pusat :
a. Peringatan terhadap anggota Pimpinan Pusat dilakukann oleh Rapat Paripurna
Pimpinan Pusat setelah dilakukan peringatan secara tertulis 3 (tiga) kali secara
berturut-turut.
b. Pencabutan kembali peringatan dan pemecatan dilakukan oleh Rapat
Paripurna Pimpinan Pusat setelah anggota yang bersangkutan menyampaikan
pembelaan dirinya dalam Rapat Paripurna Pimpinan Pusat dan pembelaan diri
tersebut meyakinkan dan dapat diterima.
c. Apabila Rapat Paripurna Pimpinan Pusat menolak pembelaan diri yang
bersangkutan, atas izin rapat tersebut anggota yang besangkutan dapat
menerima naik banding pada Muktamar.

Pasal 12
Prosedur Pemberhentian
Karena Meninggal Dunia

Anggota yang meninggal dunia berhenti dari kepengurusan dan keanggotaan GPK

Pasal 13
Prosedur Pemberhentian
Karena Hilang Akal (Gila)

(1) Anggota yang hilang akalnya (gila) diberhentikan dari keanggotaan oleh Pimpinan
GPK menurut jenjang dimana yang bersangkutan menjadi anggota.
(2) Syarat-syarat hilang akal yang menyebabkan pemberhentian ditentukan oleh
Pimpinan GPK sesuai dengan keterangan dokter ahlinya

BAB X
PENUTUP

Pasal 14

(1) Sejak ditetapkannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi


sebelumnya yang mengatur tentang Kartu Tanda Anggota GPK dinyatakan tidak
berlaku.
(2) Apabila ada hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan
dismapurnakan kemudian oleh Pimpinan Pusat GPK.
(3) Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 23 Maret 2006

PIMPINAN PUSAT
GERAKAN PEMUDA KA’BAH (GPK)

H. SYFRUDDIN, S.Sos RAHMAN YACOB, S.Sn

Ketua Umum Sekretaris Jenderal


SURAT KEPUTUSAN
FORMATUR MUKTAMAR I
GERAKAN PEMUDA KA’BAH
NOMOR : ISTIMEWA/FORM-MUKT.I/II/2006

Tentang :

SUSUNAN PERSONALIA
MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI
GERAKAN PEMUDA KA’BAH (MPO-GPK)
DAN
PIMPINAN PUSAT
GERAKAN PEMUDA KA’BAH (PP-GPK)

Dengan rahmat Allah Subhanahu Wa Taala

FORMATUR MUKTAMAR I GERAKAN PEMUDA KA’BAH (GPK), Setelah :

Menimbang :
a. Bahwa proses perjalanan sejarah telah menuntut Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK)
untuk meningkatkan peran dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
b. Bahwa secara subtansif susunan organisasi Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) penting
untuk diberdayakan agar mampu menjadi sarana perjuangan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Sehubungan dengan itu dipandang perlu tata laksana organisasi yang handal
dalam artian efisien dan efektif untuk diterapkan dalam usaha-usaha pencapaian
tujuan dan pelaksanaan program umum organisasi.
d. Oleh karena itu perlu diterbitkan peraturan organisasi yang mengatur prinsip-
prinsip susunan kepersonaliaan Pengurus Pusat dan Majlis Pertimbangan
Organisasi Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK)

Mengingat :
1. Ketetapan Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) Nomor:I/TAP/MUKTAMAR
I/GPK/2006 Tentang Jadwal dan Acara Muktamar I GPK
2. Ketetapan Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) Nomor:II/TAP/MUKTAMAR
I/GPK/2006 Tentang Pembagian Komisi-Komisi Muktamar I GPK
3. Ketetapan Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) Nomor:I/TAP/MUKTAMAR
III/GPK/2006 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GPK
4. Ketetapan Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) Nomor:IV/TAP/MUKTAMAR
I/GPK/2006 Tentang Program Kerja GPK
5. Ketetapan Muktamar V Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK)
Nomor:IV/TAP/MUKTAMAR I/GPK/2006 Tentang Rekomendasi Sikap GPK
6. Ketetapan Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK)
Nomor:01/KPTS/MUKTAMAR I/GPK/2006 Tentang Agenda Acara Muktamar GPK
7. Ketetapan Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK)
Nomor:02/KPTS/MUKTAMAR I/GPK/2006 Tentang Tata Tertib Muktamar I GPK
8. Ketetapan Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK)
Nomor:03/KPTS/MUKTAMAR I/GPK/2006 Tentang Presedium Sidang Muktamar
GPK
9. Ketetapan Muktamar I Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK)
Nomor:04/KPTS/MUKTAMAR I/GPK/2006 Tentang Laporan Perkembangan
Organisasi GPK Sejak Deklarasi 1982 sampai dengan tahun 2005.
10. Berita Acara Serah Terima Daftar Susunan Pengurus Gerakan Pemuda Ka’bah Masa
Bakti 2006 - 2011 dari Tim Formatur Muktamar I GPK.

Memperhatikan :
a. Saran dan pendapat yang berkembang dalam Forum Muktamar I Gerakan Pemuda
Ka’bah (GPK) tanggal 29 Januari sampai dengan 1 Februari 2006 di Jakarta.
b. Saran dan pandangan Ketua DPP, PHP PPP tanggal 30 Januari 2006.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
TENTANG SUSUNAN DAN PERSONALIA MAJLIS PERTIMBANGAN ORGANISASI (MPO)
PIMPINAN PUSAT GERAKAN PEMUDA KA’BAH (GPK) MASA BAKTI 2006-2011, YANG
MERUPAKAN BAGIAN TIDAK TERPISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN INI.

Pertama :
Menetapkan Susunan Pengurus Pusat dan Majlis Pertimbangan Organisasi Gerakan
Pemuda Ka’bah (GPK)

Kedua :
Dengan Terbitnya peraturan organisasi ini, segala peraturan ketentuan organisasi
sebelumnya tentang susunan pengurus dan bentuk lembaga lainnya dalam GPK
dinyatakan tidak berlaku.

Ketiga :
Peraturan organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 28 Februari 2006

FORMATUR MUKTAMAR I
GERAKAN PEMUDA KA’BAH

H. Syafruddin, S.Sos H. Hasan Husaeri


Ketua Sekretaris

Lampiran :
SURAT KEPUTUSAN FORMATUR MUKTAMAR I GERAKAN PEMUDA KA’BAH NOMOR :
ISTIMEWA/FORM-MUKT.I/II/2006 TENTANG SUSUNAN DAN PERSONALIA MAJELIS
PERTIMBANGAN ORGANISASI DAN PIMPINAN PUSAT GERAKAN PEMUDA KA’BAH MASA
BAKTI 2006-2011

MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI

Ketua : Ketua Umum PPP (Ex.Officio)


Wakil Ketua :H. Ali Marwan Hanan, SH
Wakil Ketua :H. Syahrial Agamas, SH
Wakil Ketua :H.M. Yunus Yosfiah
Wakil Ketua :Drs. H. Endin A. J. Soefihara, M.MA
Wakil Ketua :Drs. H. Hasrul Azwar, MM
Wakil Ketua :
Wakil Ketua :
Wakil Ketua :
Wakil Ketua :
Wakil Ketua :
Wakil Ketua :
Wakil Ketua :
Wakil Ketua :

Anda mungkin juga menyukai