Anda di halaman 1dari 21

MUKADIMAH

Kebudayaan & Pariwisata sudah ada sejak jaman dahulu kala yang tetap eksis
sampai saat ini, dimana dalam kegiatannya selain berwisata ada pula sisi komersial
dan kegiatan ekonomi atau jasa lainnya, yang bertujuan meningkatkan ekonomi
masyarakat yang merupakan tata nilai hidup dan kehidupan manusia yang terus
berkembang seiring dengan perubahan jaman.

Pariwisata adalah salah satu sektor yang merupakan sumber pendapatan negara dan
menjadi bagian dari sistem pembangunan nasional di Indonesia saat ini. Pariwisata
menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa negara setelah
komoditas minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun
2019, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebanyak kurang
lebih 16.300.000 juta wisatawan.

Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di


Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, dengan
17.508 pulau yang 6.000 di antaranya masih belum dihuni, serta garis pantai
terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa. Indonesia juga
merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk nomor empat terbanyak di
dunia

Setelah di timbang dan di perhatikan beragam dari latar belakang usaha pariwisata
mulai dari kebudayaan, bahasa, sejarah dan adat istiadat di Indonesia, maka
dipandang perlu membentuk suatu wadah di tingkat Pusat/Nasional serta
Daerah/Wilayah maupun Luar Negeri agar menjadi suatu jalinan komunikasi dalam
hal Edukasi, Sosial, Ekonomi, Kebudayaan dan hal lainnya yang masuk dalam ruang
lingkup Pariwisata di Negeri kita maupun di manca negara.

Dengan keinginan luhur, maka kami menyatukan pemahaman dan selanjutnya


bersama – sama bermusyawarah dan mufakat untuk mendirikan satu wadah
organisasi kepariwisataan yang bernama ASOSIASI PELAKU PERJALANAN
WISATA INDONESIA yang di singkat ASPPERWI mengacu pada hasil Musyawarah
Nasional (MUNAS) pertama di Hotel Asana Grove – Yogyakarta, tanggal 04 – 05
Februari 2020, Adapun pada Surat Keputusan KEMENKUMHAM Nomor AHU
0006603.AH.01.07.TAHUN 2020 tercatat dengan nama PERKUMPULAN
PENYELENGGARA WISATA NUSANTARA

Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi ketulusan dan keikhlasan kita semua demi
kemajuan Pariwisata Indonesia.-
VISI

MENJADI WADAH BAGI INSAN PELAKU WISATA INDONESIA TERDEPAN


DAN TERPERCAYA

MISI

• Melakukan sosialisasi, advokasi, edukasi untuk memperkuat ekosistem


pariwisata Indonesia
• Memajukan industri pariwisata Indonesia dengan meningkatkan
profesionalisme pelaku pariwisatanya
• Mempersiapkan seluruh anggotanya untuk menyongsong era perdagangan
bebas dunia.
• Meningkatkan peran anggota sebagai salah satu pelaku utama pariwisata
nasional, penghasil devisa dan peningkatan pendapatan serta pengembangan
kapasitas usaha berdaya saing global.
• Mengembangkan potensi sumber daya alam, kebudayaan, serta kearifan lokal.
• Meningkatkan Citra Pariwisata Indonesia dengan memberikan kepuasan, rasa
aman, adanya kepastian perlindungan dan jaminan terhadap kepentingan
pemakai jasa dan pihak-pihak yang berkepentingan tanpa mengorbankan
kepentingan sesama anggota.
• Meningkatkan peran anggota dengan melakukan usaha-usaha untuk
memajukan kemampuan yang meliputi kemampuan profesional, teknis dan
keuangan sehingga bisa mencapai standar pariwisata
• Melayani dan melindungi kepentingan anggota yang berhubungan dengan
organisasi, menampung saran dan memperjuangkan aspirasi anggota.
• Memberikan bimbingan, arahan kepada anggota dalam rangka
mengembangkan kapasitas dan kemampuan profesionalisme.
• Menjadi fasilitator anggota dengan para pihak pemangku kepentingan usaha
kepariwisataan, dalam rangka membangun kerjasama yang sinergis, kokoh dan
berkeadilan
• Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada anggota dalam melakukan
kegiatan usaha secara profesional agar terhindar dari praktek usaha yang dapat
merugikan sesama anggota
ANGGARAN DASAR
ASOSIASI PELAKU PERJALANAN WISATA INDONESIA
(ASPPERWI)
BAB 1
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU

Pasal 1
PENGERTIAN PERKUMPULAN
Perkumpulan pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk
berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali,
dalam mengoptimalkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-
parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan perkumpulan tersebut.

Pasal 2
NAMA PERKUMPULAN
Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia yang di singkat ASPPERWI, yang mana
didaftarkan oleh Notaris JOHNY HASTIAR, S.H., M.KN sesuai Akta No.11 tanggal 28 Mei
2020 yang dibuat oleh JOHNY HASTIAR, S.H., M.KN, dengan nomor pendaftaran
6020072931101690, sesuai dengan persyaratan pengesahan nama Organisasi, dan disahkan
dengan nama PERKUMPULAN PENYELENGGARA WISATA NUSANTARA, SK
KEMENKUMHAM No. AHU-0006603.AH.01.07 Tahun 2020, tanggal 21 Agustus 2020

Pasal 3
SEBUTAN ATAU SINGKATAN
ASOSIASI PELAKU PERJALANAN WISATA INDONESIA, untuk selanjutnya disingkat
sebagai ASPPERWI

Pasal 4
TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI), berkedudukan pada
1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
Berkedudukan di ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
Berkedudukan di ibu kota Propinsi
3. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW)
Berkedudukan di kabupaten/kota madya
Pasal 5
JANGKA WAKTU DIDIRIKAN
Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI), ini didirikan pada hari Selasa
tanggal empat Februari tahun Dua Ribu Dua Puluh (04–02 -2020) dan didaftarkan pada hari
Kamis, tanggal Dua Puluh Delapan Mei tahun Dua Ribu Dua Puluh (28-05-2020). Untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan.

BAB 2
AZAS, LANDASAN, MAKSUD, TUJUAN, TUGAS, FUNGSI

Pasal 6
AZAS
Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI) ber Azas kan Pancasila

Pasal 7
LANDASAN
Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI), ber Landas kan pada:
1. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional.
2. Undang-undang Kepariwisataan yang berlaku di wilayah Indonesia.
3. Keputusan Musyawarah Nasional, sebagai landasan operasional.

Pasal 8
MAKSUD
Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI), di dirikan dengan maksud untuk
menjadi sarana saluran aspirasi para pelaku penyelenggara wisata, mewujudkan sarana
Komunikasi dan ber Niaga, ber Edukasi dan menciptakan Kesejahteraan Umum (Sosial)
seluruh insan pecinta pariwisata Indonesia sebagaimana mestinya.

Pasal 9
TUJUAN UTAMA
1. Memberikan ruang lingkup cakupan target tujuan sebagai arah sasaran dalam
dimensi Edukasi, Komersial dan Sosial
2. Meningkatkan peran anggota sebagai salah satu pelaku utama pariwisata nasional,
penghasil devisa dan peningkatan pendapatan serta pengembangan kapasitas usaha
berdaya saing global.
3. Meningkatkan Citra Pariwisata Indonesia dengan memberikan kepuasan, rasa aman,
adanya kepastian perlindungan dan jaminan terhadap kepentingan pemakai jasa dan
pihak-pihak yang berkepentingan sesama anggota.
4. Meningkatkan peran anggota dengan melakukan usaha untuk memajukan
kemampuan yang meliputi kemampuan Profesional, Teknis dan Keuangan sehingga
bisa mencapai standar pariwisata.

Pasal 10
TUGAS POKOK
1. Melayani, menampung ide, saran dan memperjuangkan aspirasi anggota.
2. Memberikan bimbingan, arahan kepada anggota dalam rangka mengembangkan
kapasitas dan kemampuan.
3. Memberikan dukungan anggota dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan
kemampuan profesionalisme.
4. Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada anggota dalam melakukan kegiatan
usaha secara profesional agar terhindar dari praktek usaha yang dapat merugikan
sesama anggota
5. Menjadi fasilitator antara anggota dengan para pihak pemangku kepentingan usaha
kepariwisataan dalam rangka membangun kerjasama sinergi, kokoh dan berkeadilan,
baik di dalam dan atau di luar usaha jasa pariwisata pada tingkat nasional dan
internasional

Pasal 11
FUNGSI
1. Mengembangkan kemampuan dan meningkatkan keterampilan para anggota agar
dapat mencapai kinerja yang lebih baik.
2. Mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi mengenai kebijakan pemerintah dan
ketentuan lain di bidang usaha perjalanan wisata.
3. Menjaga etika usaha, mencegah persaingan tidak sehat di antara sesama anggota serta
menggalang kerjasama dengan semua pihak untuk kepentingan anggota khususnya
4. Melaksanakan fungsi mediasi sesama anggota maupun pihak lain dalam rangka
membangun kerjasama sinergi dalam usaha pariwisata baik pada tingkat nasional dan
internasional

BAB 3
KEANGGOTAAN

Pasal 12
UNSUR KEANGGOTAAN
Unsur – unsur keanggotaan Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI),
sebagai berikut :
1. Agen Perjalanan Wisata. (Pemilik, Manager atau Supervisor)
2. Hotel, Homestay/Penginapan. (Pemilik, Manager atau Supervisor)
3. Agen Airlines/Pesawat Terbang, Kereta Api, Kapal Laut. (Pemilik, Sales & Marketing,
Reservasi & Ticketing, Cargo)
4. Rumah Makan, Restaurant/Caffe. (Pemilik, Sales & Marketing)
5. Rumah Oleh – oleh/Souvenir Shop. (Pemilik, Sales, Marketing)
6. Transportasi Darat/PO/Rental. (Pemilik, Manager, Kepala Pool, Pemasaran)
7. Obyek Wisata/Atraksi Wisata. (Pemilik, Sales, Marketing)
8. LSUP (Auditor Pariwisata) atau LSP (Assesor).
9. Pramuwisata atau Tour Leader yang tergabung di Agen Perjalanan Wisata/Biro
Wisata
10. Event Organizer, Agent Asuransi.
11. Lembaga Pendidikan Pariwisata (Kepala Sekolah, Direktur, Ketua Jurusan)
12. Bidang Usaha yang bergerak dibidang pariwisata

Pasal 13
SYSTEM KEANGGOTAAN.
Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia disingkat ASPPERWI, menganut system
keanggotaan aktif, hal – hal yang terkait dengan unsur persyaratan atau tata cara keanggotan
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

Pasal 14
JENIS KEANGGOTAAN.
1. ANGGOTA BIASA
Anggota Biasa adalah setiap orang yang secara individu telah menyatakan diri bergabung
dengan ASPPERWI dengan mengisi formulir biodata lengkap disertai dengan lampiran
dokumen resmi yang dibutuhkan. Menandatangani pernyataan pakta integritas diatas
materai yang cukup dan telah melunasi biaya pendaftaran keanggotaan sebagai bukti
keanggotaannya.
2. ANGGOTA KEHORMATAN
Anggota Kehormatan adalah setiap orang yang diposisikan di dalam organisasi
ASPPERWI karena jasa – jasa, kompetensi, integritas, dedikasi, kontribusi dan pemikiran-
pemikiran yang positif demi kelangsungan ASPPERWI.

Pasal 15
HAK DAN KEWAJIBAN
Setiap anggota ASPPERWI ber - Hak :
1. Mendapat perlakuan yang sama dari organisasi dan memperoleh informasi dari
organisasi.
2. Memilih dan dipilih untuk dapat duduk di kepengurusan di masing-masing
tingkatan.
3. Mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi yang diselenggarakan oleh
Perkumpulan/Organisasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Memberikan usulan dan masukan untuk pengembangan Perkumpulan/Organisasi.
5. Anggota luar biasa mempunyai hak yang sama sebagaimana anggota biasa, kecuali
hak memilih dan dipilih.
6. Anggota kehormatan mempunyai hak yang sama sebagaimana hak anggota biasa
kecuali dalam hal memiliki suara atau hak pilih dan dipilih.
Setiap Anggota ASPPERWI berkewajiban :
1. Menjunjung tinggi AD/ART, Peraturan Organisasi dan Program Kerja ASPPERWI
2. Setia, taat dan menjaga nama baik dan marwah Perkumpulan/Organisasi.
3. Memupuk dan memelihara persaudaraan serta persatuan nasional dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
4. Menjaga nama baik organisasi sebagai alat perjuangan untuk kesejahteraan dan
kebahagiaan Masyarakat Pariwisata di Indonesia maupun di Luar Negeri.
5. Menjalankan Program Organisasi dengan kesetiaan dan kejujuran yang tinggi.
6. Bersungguh – sungguh aktif mendukung dan membantu segala
langkah/program/acara Perkumpulan/Organisasi serta bertanggung jawab atas
segala sesuatu yang di amanahkan kepadanya.
7. Membayar iuran yang jenis dan jumlahnya ditetapkan melalui peraturan Organisasi

BAB 4
KEPENGURUSAN

Pasal 16
DEWAN KODE ETIK
Kepengurusan Dewan Kode Etik ASPPERWI telah di putuskan oleh forum secara Quorum
sebagaimana hasil dari Munas I Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI)
yang bertempat di Hotel Asana Grove – Yogyakarta, Maka keputusan tersebut dianggap sah
pada hari Rabu, tanggal 5 Februari 2020; di Yogyakarta

Pasal 17
DEWAN PENASEHAT
Kepengurusan Dewan Penasehat ASPPERWI telah di putuskan oleh forum secara Quorum
sebagaimana hasil dari Munas I Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI)
yang bertempat di Hotel Asana Grove – Yogyakarta, Maka keputusan tersebut dianggap sah
pada hari Rabu, tanggal 5 Februari 2020; di Yogyakarta

Pasal 18
KETUA UMUM DEWAN PIMPINAN PUSAT
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ASPPERWI telah di putuskan oleh forum secara
Quorum sebagaimana hasil dari Munas I Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia
(ASPPERWI) yang bertempat di Hotel Asana Grove – Yogyakarta, Maka keputusan tersebut
dianggap sah pada hari Rabu, tanggal 5 Februari 2020; di Yogyakarta

Pasal 19
MASA JABATAN
Masa Jabatan Ketua dari seluruh tingkat kepengurusan ASPPERWI, mulai dari Dewan
Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Daerah (DPD) sampai Dewan Pimpinan Wilayah
(DPW), adalah 3 (tiga) tahun dengan maksimal kepengurusan 2 (dua) periode dan selanjutnya
tidak dapat dipilih lagi.

Pasal 20
BENTUK ORGANISASI
Susunan organisasi Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI) terdiri dari :
1. Tingkat Nasional = Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
a) Dewan Kode Etik
b) Dewan Penasehat
c) Ketua Umum
d) Sekretaris Jendral serta assistennya
e) Bendahara Umum serta assistennya
f) Ketua – Ketua Bidang
2. Tingkat Propinsi = Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
a) Penasehat DPD
b) Ketua Dewan Pimpinan Daerah
c) Sekretaris
d) Bendahara
e) Ketua – Ketua Bidang
3. Tingkat Kabupaten = Dewan Pimpinan Wilayah (DPW)
a) Penasehat DPW
b) Ketua Dewan Pimpinan Wilayah
c) Sekretaris
d) Bendahara
e) Ketua – Ketua Bidang

BAB 5
KODE ETIK, PEMBINAAN, KEGIATAN

Pasal 21
KODE ETIK
Pedoman tingkah laku sebagaimana dimaksud dalam pasal ini selanjutnya dikukuhkan
sebagai Peraturan Kode Etik atau Anggaran Rumah Tangga yang disusun tersendiri dan
dapat disempurnakan sesuai kebutuhan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Anggaran Dasar ini dan wajib ditaati dan dijunjung tinggi, dilaksanakan dan mengikat semua
anggota.
1. Para anggota dan kepengurusan ASPPERWI terbuka dan tidak membatasi/
memandang untuk semua, Suku, Ras, Agama, Bahasa, Budaya dan Antar Golongan
juga tidak mengkotak – kotakan hal tersebut menjadi suatu kelompok eksklusif
tertentu
2. Para Anggota dan kepengurusan ASPPERWI tidak masuk atau terlibat dalam
kelompok organisasi yang dilarang oleh Pemerintah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Para Anggota dan kepengurusan ASPPERWI dilarang membawa ASPPERWI secara
kelembagaan kedalam politik praktis.
4. Para Anggota dan kepengurusan ASPPERWI tidak terlibat tindak kriminal, pidana
dan perdata, pemakaian dan pengedaran narkotika, benda terlarang lainnya serta hal–
hal yang dilarang oleh Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Untuk menjaga integritas dan martabat pengurus dan anggota ASPPERWI ditentukan
suatu pedoman tingkah laku yang memberikan arah pada kegiatan organisasi,
usahanya, melindungi profesi dan masyarakat dari perbuatan yang merugikan.

Pasal 22
PEMBINAAN
1. Membina ketaatan para anggota terhadap peraturan perundangan – undangan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Asosiasi.
2. Membina anggota dalam hal memberikan keterampilan yang baik, benar dan
bertanggung jawab.
3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) anggota terutama dalam hal
kepemimpinanan dan keterampilan dibidangnya.
4. Melakukan usaha-usaha yang dapat menunjang kelancaran program organisasi

Pasal 23
KEGIATAN
1. Para Anggota dan kepengurusan Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia
(ASPPERWI) dilarang membawa ASPPERWI secara kelembagaan kedalam politik
praktis.
2. Anggota Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI) dilarang menjadi
anggota organisasi masyarakat atau golongan tertentu yang dilarang oleh Pemerintah
Negara Kesatuan Republik Indonesia atau yang bertentangan dengan Undang -
Undang.
3. Anggota Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI) melakukan
kegiatan yang menunjang program pemerintah dalam bidang pembangunan nasional
dan membantu memelihara ketertiban, keamanan dan kenyamanan wisatawan.
4. Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI) meningkatkan mutu
pengetahuan dan profesionalisme anggota.
5. Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI) menjalin kerjasama dengan
asosiasi dan praktisi di seluruh Indonesia maupun yang berada di luar negeri.
6. Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI) menggalang kerjasama
dengan semua pihak untuk kepentingan anggota khususnya dan kepentingan
kepariwisataan pada umumnya.

BAB 6
BENTUK MUSYAWARAH DAN JENIS RAPAT

Pasal 24
BENTUK MUSYAWARAH/RAPAT
Bentuk musyawarah dan jenis rapat Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia
(ASPPERWI) adalah sebuah proses Demokrasi melalui musyawarah untuk mufakat dengan
3 (tiga) cara yaitu :
1. Terbuka
2. Tertutup
3. Terbatas

Pasal 25
JENIS RAPAT DAN MUSYAWARAH
Jenis Rapat-rapat dalam Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI) terdiri
dari :
1. Tingkat Pusat = Dewan Pimpinan Pusat
a) Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB)
b) Musyawarah Nasional (MUNAS)
c) Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS).
d) Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS)
e) Rapat Pengurus Harian (RAHAR).
2. Tingkat Propinsi = Dewan Pimpinan Daerah
a) Musyawarah Daerah Luar Biasa (MUSDALUB).
b) Musyawarah Daerah (MUSDA).
c) Musyawarah Kerja Daerah (MUKERDA).
d) Rapat Pengurus Harian (RAHAR).
3. Tingkat Kabupaten/Kota = Dewan Pimpinan Wilayah
a) Musyawarah Wilayah Luar Biasa (MUSWILUB).
b) Musyawarah Wilayah (MUSWIL).
c) Musyawarah Kerja Wilayah (MUKERWIL).
d) Rapat Pengurus Harian (RAHAR).

Pasal 26
MUSYAWARAH NASIONAL/MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA
MUNASLUB adalah rapat tertinggi yang dapat mengganti ketua umum yang belum habis
masa jabatannya.
1. MUNAS dilaksanakan sekali dalam 3 (tiga) tahun.
2. MUNAS menerima atau menolak pertanggung jawaban Ketua Umum
3. MUNAS memilih Ketua Umum
4. MUNAS menetapkan garis-garis kebijakan organisasi.
5. MUNAS di selenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat guna untuk kepentingan
Organisasi secara Nasional.
6. MUNAS dapat membuat suatu perbaikan – perbaikan peraturan secara Nasional
untuk kepentingan Organisasi.

Pasal 27
PESERTA MUSYAWARAH NASIONAL
1. Peserta MUNAS adalah Anggota Dewan Penasehat, Dewan Pimpinan Pusat, Dewan
Pimpinan Daerah, Dewan Pimpinan Wilayah, dan anggota yang diutus oleh daerah
masing – masing.
2. Semua peserta MUNAS mempunyai Hak Bicara akan tetapi yang mempunyai Hak
Suara adalah delegasi yang ditunjuk DPD masing – masing.

Pasal 28
MUSYAWARAH DAERAH/MUSYAWARAH DAERAH LUAR BIASA
MUSDALUB adalah rapat tertinggi yang dapat mengganti ketua DPD yang belum habis masa
jabatannya
1. MUSDA adalah kekuasaan tertinggi dalam propinsi (daerah)
2. MUSDA dilaksanakan sekali dalam 3 (tiga) tahun.
3. MUSDA menerima atau menolak pertanggung jawaban Ketua DPD
4. MUSDA memilih Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang baru.
5. MUSDA Menyusun program kerja daerah
Peserta MUSDA adalah Anggota Dewan Penasehat, Dewan Pimpinan Daerah, Dewan
Pimpinan Wilayah, dan anggota yang diutus oleh daerah masing – masing.
Semua peserta MUSDA mempunyai Hak Bicara akan tetapi yang mempunyai Hak Suara
adalah delegasi yang ditunjuk DPW masing – masing.

Pasal 29
MUSYAWARAH WILAYAH/MUSYAWARAH WILAYAH LUAR BIASA
MUSWILUB adalah rapat tertinggi yang dapat mengganti ketua DPW yang belum habis masa
jabatannya
1. MUSWIL dilaksanakan sekali dalam 3 (tiga) tahun.
2. MUSDA menerima atau menolak pertanggung jawaban Ketua DPW
3. MUSWIL memilih Ketua Dewan Pimpinan Wilayah ( DPW) yang baru.
4. MUSWIL Menyusun program kerja wilayah
5. MUSWIL terdiri dari sedikitnya satu orang utusan Dewan Pimpinan Daerah, Anggota
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah.

BAB 7
KEUANGAN

Pasal 30
PENGATURAN KEUANGAN
Seluruh dana yang diperoleh asosiasi/organisasi dari berbagai sumber wajib dimanfaatkan
hanya untuk membiayai seluruh kegiatan organisasi/asosiasi dan kegiatan sosial lainnya
oleh Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah atau Wilayah (ASPPERWI).

Pasal 31
SUMBER DANA
1. Biaya Administrasi dari Anggota berupa Kartu Tanda Anggota, Seragam, Uang
Pangkal dan Iuran Wajib.
2. Dana tersebut di pungut oleh Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan Pimpinan Daerah
atau Dewan Pimpinan Pusat, melalui lalu lintas perbankan.
3. Biaya Her-registrasi tahunan
4. Bantuan dan subsidi dari Pemerintah.
5. Dana Bina Lingkungan / CSR (Coorporated Social Responsibillity)
6. Sumber dana lainnya yang sah dan tidak bersifat mengikat.

Pasal 32
PENGELOLAAN DANA
1. Untuk mendukung biaya kegiatan asosiasi setiap pengurus baik pusat maupun
daerah dapat membentuk badan usaha.
2. Semua lalu lintas transaksi keuangan harus melalui system perbankan dan setiap
Dewan Pimpinan daerah/wilayah harus memiliki rekening bank atas nama organisasi
3. Tidak diperkenankan melakukan lalu lintas transaksi keuangan organisasi melalui
rekening pribadi.
4. Ketua Pengurus daerah/wilayahnya masing – masing bertanggung jawab
sepenuhnya atas administrasi pengelolaan keuangannya.
5. Seluruh kekayaan asosiasi wajib dikelola dengan administrasi yang tertib dan benar.
6. Posisi keuangan dan asset asosiasi wajib dilaporkan secara berkala dalam rapat kerja
pengurus harian dimasing – masing tingkatan.
7. Harta kekayaan/asset asosiasi terdiri dari barang bergerak, barang tidak bergerak dan
dana keuangan.
8. Tata cara pengelolaan dana asosiasi diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga
9. Perubahan besarnya iuran pendaftaran diatur dan ditetapkan pada rapat kerja
nasional atau Musyawarah nasional (Munas).

Pasal 34
PEMERIKSAAN/AUDITOR KEUANGAN
1. Organisasi yang sehat adalah Organisasi yang mengelola Uang dengan Baik dan
Benar, karena tanpa Uang segala sesuatu tidak dapat dibiayai dan pengalaman
menunjukkan bahwa Organisasi tanpa Uang sulit berkembang dan maju mencapai
Tujuan-tujuan Organisasi yang sejak semula digariskan.
2. Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI) mengelola Data dan
Dokumen Barang Organisasi sebagai bahan pertimbangan dan persetujuan dalam
merumuskan kebijakan Organisasi yang dapat dipertanggung jawabkan kepada
seluruh Anggota.
3. Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI) di semua jenjang wajib
memiliki Neraca Keuangan baik Pemasukkan maupun Pengeluaran.
4. Pemeriksa/Auditor Keuangan dapat ditunjuk oleh Dewan Pimpinan dengan
Persetujuan Dewan Penasehat yang khusus diadakan untuk itu.
5. Untuk memeriksa Neraca Keuangan di setiap jenjang Organisasi, maka Dewan
Penasehat dan Dewan Pimpinan Pusat berhak menunjuk Personil Pemeriksa/Auditor
khusus ataupun public akuntan tercatat negara untuk memeriksa Penerimaan dan
Pengeluaran Uang Organisasi ASPPERWI Pusat, Daerah dan Wilayah untuk
memeriksa Keuangan di semua jenjang Organisasi.
6. Pemeriksa/Auditor Uang melakukan Pemeriksaan dan laporan berkala pada setiap 3
(tiga) bulan sekali, dan membuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) tahunan pada
akhir tahun Buku dan disampaikan kepada Dewan Pimpinan dan Pengurus Harian
untuk menjadi catatan pertimbangan dan kebijakan organisasi.
7. Mengenai asset dalam bentuk Barang Organisasi ASPPERWI yang masih baik, rusak
dan dapat diperbaiki, maupun rusak total dan dapat dimusnahkan melalui Berita
Acara Pemusnahan dengan sepengetahuan Pengurus Harian dan Dewan Pimpinan
dan Penasehat

BAB 8
LAMBANG, BENDERA, STEMPEL
Pasal 35
LAMBANG

Pasal 36
ARTI LAMBANG
Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI) sebagai sebuah organisasi
mempunyai simbol – simbol diantaranya
1. Lambang/ logo yang terdiri dari berbentuk Oval, berlatar belakang Peta Indonesia
berwarna abu – abu ditengah terlihat sebagai sebuah gugusan kepulauan Republik
Indonesia
2. Kepulauan Republik Indonesia berwarna abu – abu mencerminkan luasnya wilayah
dari layanan pariwisata Indonesia.
3. Warna dasar biru, Mencerminkan kemegahan alam semesta (langit), Besar dan Luas
dan Warna dasar tulisan/teks putih Melambangkan Ketulusan hati dalam melayani.
4. Genggaman Tangan dengan bendera merah putih yang mewakili huruf I dimana
mencerminkan semangat untuk mengembangkan Pariwisata, dengan menjunjung
tinggi Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar kesatuan dari Adat Istiadat, Suku Bangsa,
Seni, Budaya, Bahasa, Kekayaan Alam di Darat dan Laut sebagai satu kekuatan alam
semesta

Pasal 37
BENDERA
Bendera sebagai simbol Perkumpulan Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia
(ASPPERWI) berwarna dasar Putih.
Warna Putih melambangkan Ketulusan hati dalam melayani. Juga merupakan simbol ke
tulusan dan ikhlas menerima pendapat untuk kemajuan insan pelaku penyelenggara
pariwisata di bumi persada Indonesia.
Berbentuk persegi panjang dengan 2 (dua) ukuran : 2,5m x 1.5m (luar ruangan) atau 1,2m x
0.8m (dalam ruangan)
Contoh bendera :
Pasal 38
STEMPEL
Cap/Stempel sebagai sarana Administrasi Perkumpulan
Berbentuk Oval, sesuai standard umum yang dengan Lambang/Logo serta tulisan/teks
ASPPERWI ditengahnya dan di sesuai kan tingkatan Organisasi dengan ukuran 47 x27 mm

Contoh Untuk DPP : Contoh Untuk DPD dan DPW :

BAB 9
SERAGAM, KARTU TANDA ANGGOTA, ATRIBUT

Pasal 39
SERAGAM
Bahwa suatu organisasi/perkumpulan memerlukan sebuah identitas yang diwakili oleh
sebuah Kostum Standard Organisasi yang disebut Seragam Nasional adalah merupakan hal
mutlak dimiliki oleh setiap anggota Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia
(ASPPERWI)
1. Seragam Umum dikenakan :
a) Dalam acara non kegiatan resmi organisasi
b) Kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan organisasi
c) Adapun bentuk design umum sebagai berikut :
Berbentuk Polo Shirt
Model 1 :
Warna bagian atas Merah,
warna bagian bawah Putih,
dengan lis garis biru
Model 2 :
Warna bagian atas Putih,
warna bagian bawah Biru,
dengan lis garis merah

2. Seragam Nasional dikenakan :


a) Dalam seluruh acara kegiatan resmi organisasi
b) Pelantikan, Pengangkatan atau peneguhan, penyerahan SK dan sejenis
c) Kegiatan lain yang berhubungan dengan organisasi
d) Adapun bentuk design seragam nasional sebagai berikut :
Berbentuk Kemeja
Seragam Nasional Untuk Pria
Bawahan = Celana Jeans biru

Ada ban lidah di pundak

Seragam Nasional Untuk


Wanita
Bawahan = Mengikuti
Ada ban lidah di pundak

Pasal 40
KARTU TANDA ANGGOTA
Adalah merupakan hal mutlak dimiliki oleh setiap anggota Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata
Indonesia (ASPPERWI) yang telah mendaftar dan memenuhi persyaratan yang telah di
tentukan, di berikan sebuah identitas yang diwakili oleh sebuah Kartu Identitas yang disebut
KTA,
Adapun Bentuk KTA sebagai berikut :

Tampak Depan Tampak Belakang


Filosofi warna, banyak warna, melambangkan ke beragaman latar belakang mulai dari multi
Etnis, Budaya dan Bahasa (ke Bhinekaan), sekalipun dominan warna biru.
Oleh karenanya semua Anggota Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI)
menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika yang terjalin terangkai menjadi satu kesatuan
berpadu. Tanpa menghilangkan keindahan dalam keselarasan (estetika)
Warna Biru mencerminkan Kepercayaan, Warna Ungu mencerminkan Keagungan, Warna
Orange mencerminkan Kesimbangan, Warna Putih Mencerminkan Kemurnian, Merah
Mencerminkan Kekuatan.

Pasal 41
NOMOR INDUK ANGGOTA
Nomor Induk Anggota yang tertera dalam Kartu Tanda Anggota Asosiasi Pelaku Perjalanan
Wisata Indonesia (ASPPERWI) terdiri dari 4 (empat) deret susun/kelompok Numerik,
terjumlah dalam 10 (sepuluh) digit angka,
Masing – masing memiliki deret/kelompok mewakili kode rahasia tersendiri yang
menandakan dalam area kerja/domisili kepengurusan (DPP, DPD, DPW), di ikuti tanda jenis
usaha lalu disertai nomor urut anggota.
Rincian sbb :
xx.yy.zz.0000

xx = dua digit Deret Pertama kode DPP atau DPD


yy = dua digit Deret Kedua kode DPW
zz = dua digit Deret Ketiga kode kategori/jenis usaha
0000 = dua digit Deret Keempat kode no urut anggota

Catatan :
*khusus untuk kepengurusan, tertera DPW, DPD, DPP

Pasal 43
LATAR BELAKANG FOTO
Selain tertera Foto pemegang KTA, setiap KTA memiliki Latar Belakang yang berbeda – beda
dan memiliki ciri dan tanda khusus sebagai berikut :
1. Jika foto anggota dalam lingkaran berlatar belakang Ungu maka menandakan yang
bersangkutan adalah pengurus purna bhakti atau anggota kehormatan.
2. Jika foto anggota dalam lingkaran berlatar belakang Merah maka menandakan yang
bersangkutan adalah perwakilan dari kepengurusan dari DPP
3. Jika foto anggota dalam lingkaran berlatar belakang Biru Tua, maka menandakan
yang bersangkutan adalah perwakilan dari kepengurusan dari DPD
4. Jika foto anggota dalam lingkaran berlatar belakang Biru Muda, maka menandakan
yang bersangkutan adalah perwakilan dari kepengurusan dari DPW
5. Jika foto anggota dalam lingkaran berlatar belakang Kuning, maka menandakan yang
bersangkutan adalah Anggota Biasa.

Pasal 44
PERGANTIAN/PERJANGAN KARTU TANDA ANGGOTA
Para Anggota Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI) yang memegang
KTA harus melakukan registrasi ulang setiap 3 (tiga) tahun dengan memperbaharui biodata
pribadi dan usahanya.
Khusus KTA para anggota pengurus pada setiap jajarannya wilayahnya, apabila telah terjadi
perubahan kepengurusan maka kartu tanda anggota harus diperbaharui dengan berganti
latar belakang foto serta nomor ID keanggotaannya (perubahan nomor ID, di khusus kan
hanya untuk anggota DPP yang masuk purna bhakti)

Pasal 45
ATRIBUT PENGURUS
Para anggota Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI) yang memegang
posisi pada tingkatan pengurusan dimulai dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Daerah (DPD)
sampai Wilayah (DPW) memiliki atribut khusus.
Hal ini di maksudkan untuk membedakan tim kepengurusan dengan keanggotaan biasa yang
di sesuaikan dengan jenjang otoritas kerjanya masing – masing dengan anggota umum.
Adapun atribut – atribut tersebut adalah :
1. Bar tanda Kepengurusan dipakai :
a) Dalam seluruh acara kegiatan resmi organisasi.
b) Pelantikan, Pengangkatan atau peneguhan, penyerahan SK dan sejenis.
c) Kegiatan/pertemuan – pertemuan yang berhubungan dengan organisasi.
d) selalu tersematkan/terpasang pada pundak kiri dan kanan seragam nasional
dalam setiap kegiatan organisasi.
e) Ada dua jenis warna dalam bar tanda pengurus
• Warna Gold = untuk Anggota Pengurus Inti
• Warna Silver = untuk Anggota Pengurus di bawahnya.
Bar dengan Garis 1
• Menandakan jenjang
kepengurusan DPW dan jajaran
dibawahnya
Bar dengan Garis 2
• Menandakan jenjang
kepengurusan DPD dan jajaran
dibawahnya
Bar dengan Garis 3
• Menandakan jenjang
kepengurusan DPP dan jajaran
dibawahnya
Bar dengan Garis 4
• Menandakan jenjang
kepengurusan tertinggi Ketua
Umum, Dewa Penasehat dan
Dewan Pendiri dan Dewan Kode
Etik.

* gambar atas warna gold, dan gambar bawah warna silver

2. Bar Khusus untuk Pengurus masa Purna Bhakti


a) Diberikan sebagai tanda jasa penghargaan pada setiap pengurus di dalam
organisasi ASPPERWI yang telah menyelesaikan masa tugasnya (purna bakti)
karena jasa–jasanya, pengaruhnya, dedikasinya, kontribusinya, pemikiran-
pemikirannya yang positif demi kelangsungan ASPPERWI.
b) Diberikan kepada anggota kerhormatan dan anggota luar biasa karena jasa–
jasanya, pengaruhnya, dedikasinya, kontribusinya, pemikiran-pemikirannya
yang positif demi kelangsungan ASPPERWI.
c) Bar tanda kepengurusan selalu tersematkan/terpasang pada pundak kiri dan
kanan seragam nasional dalam setiap kegiatan organisasi.
Bintang dengan Garis 1
• Menandakan jenjang kepengurusan
DPW dan jajaran dibawahnya
Bintang dengan Garis 2
• Menandakan jenjang kepengurusan
DPD dan jajaran dibawahnya
Bintang dengan Garis 3
• Menandakan jenjang kepengurusan
DPP dan jajaran dibawahnya
Bintang dengan Garis 4
• Menandakan jenjang kepengurusan
tertinggi Ketua Umum,
3. Topi Kepengurusan dipakai :
a) Kopiah/peci adalah sebagai symbol penutup kepala resmi, dipakai pada
Pelantikan, Pengangkatan atau peneguhan, penyerahan SK dan sejenis
menggunakan
b) Topi Pet kepengurusan dipakai dalam seluruh acara kegiatan lapangan resmi
organisasi dan atau kegiatan lapangan lain yang berhubungan dengan
organisasi.

Setiap topi akan tetera


nama masing – masing
pemilik.

4. Emblem Pengurus Harian dipakai ;


a) Dalam seluruh acara kegiatan resmi organisasi
b) Pelantikan, Pengangkatan atau peneguhan, penyerahan SK dan sejenis
c) Kegiatan lain yang berhubungan dengan organisasi.
d) Tersematkan/terpasang didada sebelah kanan, dipakai bersamaan dengan
seragam nasional dan topi/pet pengurus.

OC = Official Committee

5. Emblem Khusus Tanda Jasa Purna Bhakti,


a) Diberikan sebagai tanda jasa penghargaan pada setiap pengurus di dalam
organisasi ASPPERWI yang telah menyelesaikan masa tugasnya (purna bakti)
karena jasa–jasanya, pengaruhnya, dedikasinya, kontribusinya, pemikiran-
pemikirannya yang positif demi kelangsungan ASPPERWI.
b) Diberikan kepada anggota kerhormatan dan anggota luar biasa karena jasa–
jasanya, pengaruhnya, dedikasinya, kontribusinya, pemikiran-pemikirannya
yang positif demi kelangsungan ASPPERWI.
c) Dipakai tersematkan/terpasang didada sebelah kanan, dipakai bersamaan
dengan seragam nasional dan topi/pet pengurus :
• Dalam seluruh acara kegiatan resmi organisasi
• Pelantikan, Pengangkatan atau peneguhan, penyerahan SK dan sejenis
• Kegiatan lain yang berhubungan dengan organisasi
AWARD = Penghargaan
Tanda Bintang = Simbolis sebagai
Jasa

BAB 10
BAHASA, MOTO, SALAM ORGANISASI

Pasal 46
BAHASA
Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI) melestarikan
1. Bahasa Daerah masing-masing.
2. Bahasa Nasional ASPPERWI adalah Bahasa Indonesia.
3. Bahasa Internasional ASPPERWI adalah Bahasa Inggris.

Pasal 47
MOTO
Melayani anggota
Dari anggota
Oleh anggota
Untuk anggota

Pasal 48
SALAM ORGANISASI
Asosiasi Pelaku Perjalanan Wisata Indonesia (ASPPERWI) mengatur tata cara ucapan salam
kepada para anggotanya dengan ucapan “SALAM ASPPERIAN” dan menjadikannya standar
ucapan salam pada seluruh anggota cabang organisasinya dan di sambut dengan jawaban
“ASPPERWI MANTAP”

BAB 11
KEKUASAAN KEHAKIMAN

Pasal 49
SENGKETA
1. Apabila timbul sengketa di dalam organisasi baik di Indonesia maupun di Luar
Negeri, maka pertama-tama diselesaikan oleh Dewan Pimpinan setempat melalui
Musyawarah dan Mufakat di fasilitasi oleh Pengurus dan Penasehat di masing –
masing tingkatan
2. Dewan Kode Etik dan Dewan Penasehat adalah mereka yang dipandang cakap
terutama mengerti cara menangani dan menyelesaikan sengketa di dalam organisas
sehingga dalam memutuskan perkara tersebut tidak menimbulkan keresahan dan
tuntut menuntut dikemudian hari tetapi putusannya dianggap mengikat semua
pihak.
3. Bila upaya Musyawarah Mufakat dianggap tidak selesai, maka Perkara tersebut dapat
dilanjutkan setingkat lebih tinggi dan seterusnya sampai ke Pusat dan mendapat
putusan yang bersifat mengikat.
4. Persengketaan/perselisihan bisa berupa salah paham interen, masalah perilaku,
masalah Seni, Budaya, Barang dan Jasa dalam arti luas maupun atas adanya Modal
dan Tekhnologi yang hadir oleh pihak lain ditengahi Dewan Pimpinan.

BAB 12
PERUBAHAN

Pasal 50
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Perubahan AD/ART hanya dilakukan melalui Musyawarah Nasional (MUNAS) 3 (tiga)
Tahun sekali.

Pasal 51
PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar (AD) ini akan diatur atau dijabarkan lebih
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga (ART). Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan
Jakarta, 28 Agustus 2020.

PERUMUS ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA


ASOSIASI PELAKU PERJALANAN WISATA INDONESIA
ASPPERWI

(Ivoni Gustia) (Hermawan Agus) (Alek Hine)

(Seno Satrianto) (Wahyu Budiman) (Gunawan Surbakti S.Pd, M.pd)

(Robertus Cahyo) (H. Epy Shafiullah) (Susanto Djaya)

Anda mungkin juga menyukai