Anda di halaman 1dari 137

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris, potensi ini didukung oleh faktor-faktor
alam seperti iklim dan tanahnya yang subur. Sektor pertanian di Indonesia memiliki
peranan yang cukup penting dalam perekonomian negara kerena kegiatan
agroindustri yang berbasis pertanian mampu memberikan devisa bagi negara. Kedua
kegiatan tersebut harus kita kembangkan dan kita tingkatkan terutama agroindustri
yang cukup diperhitungkan.
Salah satu sektor perkebunan yang cukup unggul diindonesia adalah
perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Pengolahan kelapa sawit yang ada di
Propinsi Bengkulu untuk saat ini baru bisa menghasilkan produk minyak sawit
mentah (CPO) dan kernel yang kualitasnya belum begitu baik. CPO yang dihasilkan
juga belum sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan. Pengolahan kelapa sawit
langsung dijual berupa CPO dan kernel tanpa adanya pengolahan lebih lanjut
menjadi produk lain. Otomatis pendapatan yang didapat hanya terbatas pada CPO
dan kernel. Pengolahan lebih lanjut terhadap produk tersebut agar menjadi produk
yang lebih bernilai ekonompis sampai saat ini belum dilakukan.
Diera globalisasi saat ini di dunia pendidikan dituntut lebuh professional dalam
penerapan ilmu sehingga tercipta sumber daya manusia yang mamou bersaing
dengan global, menyikapi hal itu Universitas Bengkulu pada program studi
Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian mempersiapkan generasi terdidik
yang siap bekerja dilapangan dengan program Praktek Kerja Lapangan(PKL).
Praktek kerja merupakan upaya untu menyerasikan antara teori yang telah
didapatkan oleh mahasiswa pada saat di kelas dengan dunia kerja nyata sehingga
nantinya mampu menghasilkan sumber daya manusia yang terjun ke lapangan
dengan profesional yang tinggi. Dalam hal ini pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
lebih ditekankan pada analisis terhadap kenyataan yang ada di sektor-sektor produksi
seperti organisasi perusahaan, penanganan bahan baku, proses pengolahan dan
produksi, pengendalian kualitas, sanitasi, dan aspek penanganan limbah.
Praktek kerja yang dilaksanakan oleh Program Studi Teknologi Industri
Petanian (TIP) Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ini merupakan bentuk
kegiatan yang diharapkan agar mahasiswa dapat mengamati dan memahami kinerja

1
produksi dan manajemen suatu lembaga/instansi yang bergerak dalam bidang
agroindustri.
Disamping perkuliahan yang bersifat mempelajari teori, mahasiswa perlu
melakukan Praktek Kerja, karena terkadang gambaran yang lebih komprehensif
mengenai kenyataan yang ada di lapangan amat berbeda dengan pemahaman dan
teori yang didapatkan. Praktek Kerja yang dilakukan oleh mahasiswaUniversitas
Bengkulu merupakan salah satu usaha untuk menghasilkan sarjana-sarjana yang
profesional serta berwawasan luas. Artinya, Universitas Bengkulu berupaya
menghasilkan sarjana-sarjana yang memiliki kemampuan dan manajerial serta
mampu mengakomodir kebutuhan ilmu dan teknologi yang terus berkembang,
tentunya dengan teknologi yang tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
Berikut ini merupakan laporan praktek kerja yang dilaksanakan di pabrik
pengolahan minyak kelapa sawit PT Daria Dharma Pratama Lubuk Bento pada bulan
Juli -Juli 2017.
1.2. Tujuan Praktek Kerja
1.2.1. Tujuan Instruksional Umum
1. Mahasiswa mampu memahami berbagai kaitan antara faktor-faktor dibidang
industri pertanian sebagai suatu sistem mikro maupun makro.
2. Mahasiswa mampu menganalisis secara analitik aspek teknis, perencanaan
dan pengelolaan operasional sistem industri pertanian.
3. Mahasiswa mempunyai keterampilan dalam pengamatan, pengumpulan
data
4. dan informasi serta pengorganisasiannya dan laporan teknis yang baik.
1.2.2. Tujuan Instruksional Khusus
1. Memperoleh informasi umum perusahaan.
2. Memperoleh informasi sistem panen dan penanganan bahan baku.
3. Mengetahui dan memahami proses pengolahan dan produksi CPO.
4. Mampu mengetahui dan memahami pengendalian kualitas CPO.
5. Mengetahui dan memahami tentang kebersihan dan sanitasi produk CPO.
1.3. Manfaat Praktek Kerja
1.3.1. Bagi Mahasiswa
1. Menyelaraskan teori yang diperoleh dengan praktek dilapangan.
2. Memberi pengetahuan keterampilan kepada mahasiswa tentang dunia kerja.

2
3. Mengetahui kiat-kiat untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pada suatu
industri ditinjau dari aspek manajerial.
1.3.2 Bagi Perusahaan
Informasi dan data yang diperoleh selama praktek kerja akan disusun dalam
bentuk laporan kerja praktek. Pada laporan tersebut akan disampaikan pendapat dan
masukkan berdasarkan kajian literatur dan diskusi ilmiah yang dapat dimanfaatkan
oleh pihak perusahaan. yaitu PT. Daria Dharma Pratama, sehingga sistem produksi
dapat berjalan optimal.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
PT Daria Dharma Pratama merupakan Perkebunan Besar Swasta Nasional
yang bergerak di bidang usaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang
didirikan dengan akta notaris GHS Lumban Tobing SH. No. 26 tanggal 9 September
1981 di Jakarta. Akta perubahan terakhir oleh notaris Herdimansyah C, SH No. 31
tanggal 12 April 2005 di Jakarta. Perusahaan ini berkantor pusat di kompleks
Harmoni Plaza blok E-29, Jl. Suryopranoto 2 dan mempunyai kantor perwakilan di
Jl. RE. Martadinata 53 pulau Baai, Bengkulu 38216 dengan nama Wisma Daria.
Namun sekarang sudah pindah di Jl. Musium 14, Kelurahan Jembatan Kecil,
Bengkulu. Pada awalnya, PT Daria Dharma Pratama didirikan oleh seorang mantan
kepala staf Angkatan Udara Indonesia yang bernama Sri Mulyono Herlambang pada
tahun 1974. Dengan berlatar belakang pengetahuan dan profesinya dalam
penerbangan, beliau memulai bisnisnya di bidang penyediaan pesawat terbang dan
suku cadangnya untuk pasar penerbangan Indonesia.
PT Daria Dharma Pratama telah ditunjuk oleh beberapa industri pesawat
terbang sebagai wakil mereka untuk menjual pesawat terbang di Indonesia, baik
untuk militer (armada tempur) maupun untuk penerbangan sipil. PT Daria Dharma
Pratama kemudian tumbuh dan mengembangkan usahanya menjadi sebuah konsultan
penerbangan, desain airport (bandara), survey lahan, pembelajaran rute dan lain-lain.
Pada saat pengembangan bisnis penerbangan inilah, perusahaan juga
mengembangkan usaha dibidang pelayanan angkutan udara (air freight
forwarding),ticketing, pelayanan perjalanan (travel services) dan biro perjalanan
dalam negeri dan juga pariwisata internasional (tour for domestic and internasional
tourism).
Untuk memperluas garis bisnisnya perusahaan mengembangkan usahanya di
bidang industri perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, penangkapan ikan,
penggemukan ternak dan peternakan unggas. Setelah melewati beberapa waktu, PT
Daria Dharma Pratama mengalami banyak pergantian manajemen dan status
kepemilikan. Hingga saat ini, PT Daria Dharma Pratama dimiliki oleh Tjiung
Wanara Nyoman (Chairman of Widya Coorporation) dan berada di bawah naungan
Widya Coorporation bersama dengan PT.Unggul Widya Teknologi Lestari, PT
Manakara Unggul Lestari, PT Unggul Sawitra Makmur, PT Saranamukti

4
Dirgasentosa dan PT Citra Widya Education. Selain perkebunan, PT Daria Dharma
Pratama juga memiliki Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Ipuh dengan kapasitas
terpasang 40 ton/jam dan PMKS Lubuk Bento dengan kapasitas terpasang 45
ton/jam. PMKS Lubuk Bento diresmikan pada tanggal 27 Januari 2012.

2.2 Struktur Organisasi


Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelas dalam pemisahan
tugas, kewajiban, hak dan wewenangnya. Struktur organisasi yang ada di PT Daria
Dharma Pratama secara umum hampir sama dengan struktur organisasi perkebunan
yang ada di Indonesia, untuk level top management, direktur utama dan direktur,
berkantor pusat di Jakarta. Sedangkan untuk wilayah kebun dipimpin oleh General
Manager dan level manager ke bawah berada di perkebunan dengan tujuan agar
operasional kebun berjalan lancar.
Perusahaan PT Daria Dharma Pratama dipimpin oleh seorang General
Manager, dibantu oleh Kepala Tata Usaha, Human Resource Development dan
memiliki 4 Estate Manager, yakni Estate Manager Air Muar Estate, Air Pendulang
Estate, Air Rami Estate, Air Berau Estate serta dua Mill Manager yakni Ipuh dan
Lubuk Bento, dimana semuanya bersama dengan satu tujuan untuk memajukan
perusahaan.
PMKS Lubuk Bento dipimpin oleh Asisten Kepala dan dibantu oleh Kepala
Administrasi, Asisten Lboratorium, Asisten Grading, Assisten Proses A dan B,
Asisten
Mekanik dan GC. Berikut adalah struk tur organisasi PMKS Lubuk Bento.
Gambar 2. Struktur Organisasi PMKS Lubuk Bento

Mill Manager

Joko Prianto

Asst. Kepala
Khairul Amri

Kepala Adm Asisten Lab Asst. Grading Asst. Proses A Asst. Proses B Asst. GC Asst. Eelktrik
dan Mekanik
Mardi Suro April Arum Ali Darmawan Pengki. P Sugito Sidiq Hidayat 5
Sugeng K &
Ganda P.S
ISPO
2.3 Letak Geografis dan Administratif
PT Daria Dharma Pratama terletak ±243 Km sebelah utara Kota Bengkulu,
tepatnya di Desa Lubuk Bento, Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten Mukomuko.
Letak geografis Kabupaten Mukomuko terletak antara 101° 06' BT – 101° 47' BT
dan 2° 17' LS – 3° 03' LS dengan luas wilayah mencapai 4.036,70 km². Kabupaten
Mukomuko merupakan pemekaran Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2003 dengan
Ibukota Mukomuko. Wilayah administratif Kabupaten Mukomuko terbagi menjadi 5
kecamatan, 84 desa dan 1 kelurahan, Kabupaten Mukomuko terletak dengan batas-
batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Padang dan Jambi.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Bukit Barisan.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Hindia.
Areal perkebunan PT Daria Dharma Pratama meliputi Kecamatan Mukomuko
Selatan dan Kecamatan Pondok Suguh, Kabupaten Mukomuko. Lahan
perkebunannya tersebar di enam desa yaitu Desa Sibak, Desa Air Berau, Desa Retak
Mudik, Desa Talang Baru, Desa Talang Arah, Desa Bunga Tanjung, dan Desa Air
Rami. Keadaan topografi PT Daria Dharma Pratama sangat bervariasi dan datar,
bergelombang hingga berbukit-bukit. Untuk lebih jelasnya letak geografis PT Daria
Dharma Pratama dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 3. Peta geografis PT Daria Dharma Pratama

2.4 Kondisi Iklim


Iklim merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan pertumbuhan
kelapa sawit. Temperatur udara yang berada di PT Daria Dharma Pratama rata-rata

6
sekitar 260C dan intensitas penyinaran matahari dapat mencapai 6 jam perhari. Selain
itu, sebaran hujan yang merata disepanjang sepanjang bulan juni tahun 2017 sampai
juni 2018. Curah hujan rerata 1 tahun terakhir dari tahun bulan juni tahun 2017
sampai juni 2018 mencapai 206,038 mm dengan rerata 8,30 hari hujan. Untuk data
curah hujan yang lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Curah hujan di PT Daria Dharma Pratama Juni 2017 – Juli 2018
Bulan Curah Hujan Hari Hujan
Mm/Tahun
Juni 106,00 3,00
Juli 254,00 7,00
Agustus 265,00 11,00
September 295,00 8,00
Oktober 174,00 9,00
November 342,00 14,00
Desember 128,00 5.00
Januari 108.00 9,00
Februari 152,50 9,00
Maret 243,00 10,00
April 305,00 10,00
Mei 206,00 7,00
Juni 87,00 6,00
Rata-Rata 205,038 8,30
Sumber : Kantor Estate Air Brau PT Dharia Darma Pratama 2017-2018

Dari tabel 1, dapat diketahui bahwa selama periode 2005-2010 curah hujan di
PT Daria Dharma Pratama tergolong stabil dan sesuai dengan kebutuhan tanaman
kelapa sawit. Sebaran hujan terbilang merata di setiap bulannya melebihi 200 mm.
Hari hujan terendah terjadi pada bulan januari 2017 yang hanya 3 hari, akan tetapi
tidak berpengaruh terhadap jumlah curah hujan dalam setahun. Selain itu intensitas
hujan cukup tinggi sehingga curah hujan dapat mencapai rata-rata 205,038 mm.
Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan november 2017 yang mencapai 342,00 mm.

7
2.5 Kondisi Demografi
Kabupaten Mukomuko adalah salah satu kabupaten di Provinsi Bengkulu,
Indonesia. Wilayah Mukomuko meliputi lima kecamatan, yaitu Lubuk Pinang, Teras
Terunjam, Pondok Suguh, Mukomuko Selatan, dan Mukomuko Utara. Tiga dari lima
kecamatan mempunyai garis pantai yang bersinggungan dengan Samudra Hindia.
Jumlah penduduk Kabupaten Mukomuko menurut data tahun 2006 sebanyak 138.132
jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 34 jiwa/km². Dari jumlah tersebut, 37,4 %
suku Jawa, 6,3 % suku Sunda, 5,4 % Minangkabau, dan sisanya 50,9 % dari Bali,
Bugis, Melayu, Rejang, Serawai, Lembak, dan lainnya. Di PT Daria Dharma Pratama
sebagian besar karyawan adalah transmigran yang berasal dari pulau Jawa dan
Sunda. Perbandingan pekerja antara penduduk asli dan dusun setempat (Desa Air
Berau, Desa Tunggang, Desa Pondok Suguh, Desa Gajah Mati, dan Desa Retak
Mudik) bisa dikatakan 70:30. Hal tersebut menjadikan perbauran budaya luar dengan
budaya dusun setempat sangat kental. Pembauran budaya luar sangat mempengaruhi
pola berpikir masyarakat perkebunan khususnya masyarakat asli. Selain itu, masalah
sosial juga terjadi seperti sengketa tanah, penduduk asli yang ingin menjadi
pemimpin (mandor) tetapi tidak mempunyai keterampilan di lapangan atau tidak bisa
baca tulis. Sehingga dari permasalahan yang terjadi di atas perlu dicari solusinya agar
keberhasilan dapat tercapai. Solusi yang dapat ditawarkan antara lain koordinasi
dengan masyarakat pada saat pembebasan tanah dengan melibatkan tokoh-tokoh
masyarakat sebagai saksi sehingga pada saat terjadi permasalahan ada solusi dan
saksi sebagai bukti bahwa proses pembebasan lahan yang terjadi sudah benarbenar
sah. Perlu dilakukan seleksi pada saat pencarian personil baru (mandor) dengan cara
tes interview atau tes tertulis yang dilakukan oleh perusahaan dengan melibatkan
penduduk asli.

2.6 Kondisi Hidrologi


Kondisi hidrologi merupakan hal yang sangat penting bagi usaha perkebunan
kelapa sawit karena merupakan kebutuhan penting bagi tanaman. Perkebunan PT.
Daria Dharma Pratama terletak dekat dengan Samudera Hindia. Areal perkebunannya
dilalui oleh beberapa sungai besar dan sungai kecil diantaranya Sungai Muar, Sungai
Pendulang, Sungai Ipuh, Sungai Puar, Sungai Ikan dan Sungai Retak. Dengan adanya
sungai-sungai tersebut sangat bermanfaat bagi perusahaan yaitu sebagai sumber air
bersih bagi kebutuhan karyawan sehari-hari. Kabupaten Mukomuko mempunyai

8
curah hujan yang tinggi. Cadangan air setiap tahun mencapai 206.276,42 m3.
Beberapa daerah aliran sungai di Kabupaten Mukomuko yang salah satunya yaitu Air
Manjunto. Air Manjunto memiliki luas daerah aliran sungai seluas 56.250 ha.
Sebagian besar masih berupa hutan primer dan hutan sekunder seluas 24.610 ha,
sebagian lainnya berupa kebun campuran seluas 3.864 ha dan perkebunan besar
swasta seluas 4.472 ha. Debit rata-rata sungai ini tercatat sebesar 19,17 m3/detik
dengan debit air maksimum 89,72 m3/detik dan minimum 11,54 m3/detik.

2.7 Operasional Perusahaan


PT Daria Dharma Pratama melakukan operasional kerja yang meliputi
beberapa aktivitas sebagai berikut:

2.7.1 Perkebunan Kelapa Sawit


Perkebunan PT DDP memiliki areal statement seluas 2.608,01 ha sesuai data
tahun 2017, dengan rincian sebagai berikut (Tabel 2):
Tabel 2. Luas Areal Statement
No Jenis Lahan Luas (Ha)
1 Tanaman menghasilkan (1992-2013) 1.249,87
2 Tanaman belum menghasilkan (2014-2016) 630,85
3 Bibitan 0,00
4 Rencana LC/TB 0,00
5. Area Cadangan 0,00
6 Pabrik 4,67
7 Total area yang dapat ditanam 1.880,72
8 Total area yang tidak dapat ditanam 727,29
Sumber : PT.DDP Lubuk Bento Area Statement 2017/18
Pada tanggal 1 Januari 2009, PT. DDP mengalami perubahan dengan
membagi perkebunan menjadi 4 (empat) Estate, yaitu Air Muar Estate (AME), Air
Pendulang Estate (APE), Air Berau Estate (ABE), Air Rami Estate (ARE), dan
mengalami pemekaran pada tahun 2010. Masing-masing Estate tersebut dipimpin
oleh seorang Estate Manager yang dibawahi oleh seorang General Manager Officer
(GMO). Rincian luasan dari masing-masing Estate perkebunan besar PT.Daria
Dharma Pratama dapat dilihat pada Tabel 3.

9
Tabel 3: Luasan Estate
No Estate Konsensi Dibuka Luasan Efektif
(Ha) (Ha)
1 Air Muar Estate (AME) 3.833,46 3.579,42
2 Air Pendulang Estate (APE) 3.928,16 3.674,51
3 Air Berau Estate (ABE) 2.919,62 2.406,53
4 Air Rami Estate (ARE) 2.947,59 2.203,12
5 Plasma 3.293,96 287,96
Total 23.872,17 14.271,60
Sumber : PT DDP Area Statement 2017/18
2.8. Pemasaran Produk
PT Daria Dharma Pratama menghasilkan dua macam produk yaitu minyak
kelapa sawit (CPO/Crude Palm Oil) dan inti kelapa sawit (Palm Kernel). Pemasaran
CPO dan inti sawit dikoordinir langsung oleh kantor pusat yang berada di Jakarta,
dan akan dibantu oleh bagian pemasaran yang ada di pabrik Lubuk Bento. Dalam
melakukan transaksi jual beli baik Palm Oil Mill (CPO) maupun Palm Kernel
karyawan pabrik terlibat secara langsung dalam pemuatan produk (PK dan CPO).
Produk dapat di kirim melalui jasa transportir jika PT Daria Dharma Pratama sudah
mendapatkan Delivery Order (DO) atau pemberitahuan secara resmi dari kantor pusat
(Jakarta) sebelumnya. Jasa transportir berasal dari kontraktor yang disediakan oleh
para konsumen. Konsumen produk CPO adalah ke PT.Wilmar Nabati Indonesia yang
berada di kota Padang Sumatera Barat dan Inti sawit (Palm Kernel) juga dari kota
Padang Sumatera Barat.
Untuk mencegah terjadinya kecurangan selama dalam pengiriman maka titik-
titik yang dianggap rawan (pipa, kran, pintu bak mobil) pada alat transportasi ditutup
sedemikian rupa dan disegel merk DDP. Pengambilan sampel ini dilakukan pada
setiap transportir yang telah dimuat. Untuk produk CPO sampel yang diambil
sebanyak 2 x 200 ml, dimana 200 ml dibawa oleh supir dan 200 ml lagi ditinggalkan
di laboratorium pabrik. Untuk Palm Kernel sampel yang diambil sebanyak 2 x 500
gr, dimana 500 gr dibawa oleh supir dan 500 gr lagi juga ditinggalkan di
laboratorium pabrik. Baik sampel CPO maupun kernel sebelum dimuat harus diuji
terlebih dahulu mutunya.

10
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ASPEK UMUM
3.1 Sistem Angkut dan Transportasi Hasil Panen
Prinsip dasar dari pengangkutan adalah melakukan evakuasi TBS dari
lapangan ke PMKS secepat-cepatnya (maksimal 24 jam), sesegar-segarnya dan
sebersihbersihnya. Menurut Naibaho (1996), transport buah merupakan mata rantai
dari tiga faktor yaitu panen, pengolahan dan pengangkutan. Ketiga faktor ini
merupakan faktor terpenting dan saling mempengaruhi. Terdapat 5 sasaran yang
harus dicapai dalam pengelolaan transportasi hasil panen. Kelima sasaran tersebut
adalah:
1. Meningkatkan kualitas TBS.
2. Meningkatkan produktivitas kendaraan.
3. Menjaga agar ALB (Asam Lemak Bebas) produksi harian 2-3 %
4. Kapasitas dan kelancaran pengolahan di pabrik.
5. Keamanan TBS dilapangan serta cost (Rp/kg TBS) transportasi yang
minimal.

3.1.1 Kebun PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento


3.1.1.1 Perkebunan PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento
Perkebunan PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento ini merupakan
bagian dari perkebunan Ipuh, akan tetapi karena letaknya yang jauh sehingga
pengirimannya diolah oleh PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento. Induk
dari perkebunan Air Berau Estate ini berada di Ipuh yang dipimpin oleh seorang
Asisten HRD dan umum yang bertugas untuk menunjang kelangsungan kegiatan-
kegiatan di perkebunan tersebut. PT. Daria Dharma Pratama unit Bengkulu memiliki
beberapa perkebunan diantaranya Air Muar Estate, Air Pendulung Estate, Air Rami
Estate dan Air Berau Estate. Luas lahan perkebunan yang dimiliki PT. Daria Dharma
Pratama PMKS Lubuk Bento pada perkebunan ABE (Air Berau Estate) sebesar
2.116,95 m2. Pembagian luas lahan tersebut dapat dilihat dari peta perkebunan ABE
pada gambar berikut:

11
Sumber: Air Berau Estate Area Statement 2018
Gambar 4. Peta Perkebunan Air Berau Estate (ABE) PT. Daria Dharma Pratama
PMKS Lubuk Bento
Perkebunan PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento ini terbagi
menjadi empat divisi, yaitu divisi 1 hingga 4. Dimana setiap divisi terbagi atas
beberapa blok, pada divisi 1 terdapat 18 blok, pada divisi 2 terdapat 20 blok, pada
divisi 3 terdapat 18 blok dan pada divisi 4 terdapat 15 blok. Setiap blok pada divisi
ini bergabung menjadi luas area per divisi yang dibagi menjadi beberapa luasan
seperti: luas netto, jumlah pokok, luas jalan, luas kolam, dll. Pembagian luasan
tersebut sebagai berikut:
Luas Luas
Jumlah PKK Jalan Kolam
Area Area Netto
PKK Produksi (Ha) (Ha)
(Ha) (Ha)
Divisi I 595,80 507,73 65,413 54,681 29,71 21,34
Divisi II 548,76 453,81 57,983 50,644 44,41 0,79
Divisi III 508,45 420,07 51,582 43,560 35,5 0,15
Divisi IV 463,94 312,57 48,196 - 37,1 0,23
Sumber: Air Berau Estate Area Statement 2017/18
Tabel 4. Luas Lahan Air Berau Estate (ABE) PT. Daria Dharma Pratama PMKS
Lubuk Bento

12
Pada perkebunan PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento terdiri dari
TM, TBM, pembibitan, areal cadangan, areal yang dapat ditanam hingga areal yang
tidak dapat ditanam. Pembagian luasan jenis lahan tersebut sebagai berikut :
Luas (Ha)
Jumlah
No Jenis Lahan Divisi
Divisi I Divisi II Divisi IV (Ha)
III
Tanaman
1 304,42 363,81 316,75 264,89 1.249,87
Menghasilkan (TM)
Tanaman Belum
2 Menghasilkan 203,31 90,00 103,33 114,62 511,26
(TBM)
3 Bibitan - - - - -
4 Area cadangan - - - - -
5 Area dapat ditanam 507,73 453,81 420,07 379,50 1.761,11
Area tidak dapat
6 88,07 94,95 88,38 84,44 355,84
ditanam
Sumber: Air Berau Estate Area Statement 2017/18
Tabel 5. Luas Lahan Pencadangan Air Berau Estate (ABE) PT. Daria
DharmaPratama PMKS Lubuk Bento

Luas perkebunan PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento (Air Berau
Estate) pada periode Tahun 2017- 2018 areal yang dapat ditanam sebesar 1.761,11
Ha. Dengan umun TT (Tahun Tanam) yaitu tanaman tahun 1996, 1999, 2004, 2005,
2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015 dengan total luas area sebesar
2.116,95 Ha. Dengan luas lahan TM tanaman tahun 1996 hingga 2012 sebesar
1.249,87 Ha. TBM tanaman tahun 2013 hingga 2015 yaitu seluas 511,26. Dimana
luas areal dapat ditanam seluas 1.761,11 Ha dan luas areal tidak dapat ditanam seluas
355,84 Ha.
Untuk mempermudah pengelolaan kebun yang meliputi penanaman,
pemupukan, perawatan, pemanenan, dan pengangkutan hasil panen, maka divisi
kebun tersebut dibagi menjadi beberapa blok atau cavel dengan jumlah dan luas yang
berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena pembagian antar blok dikebun PT. Daria

13
Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento dilakukan berdasarkan banyaknya TM, jumlah
tenaga pemanen, kondisi topografi lahan dan tahun tanam tanaman tersebut.

3.1.1.2 Organisasi Kebun PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento
Perkebunan PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento, secara struktur
organisasi langsung dikepalai oleh seorang manajer kebun (Estate Manager). Dalam
melaksanakan tuganya, manager dibantu oleh seorang asisten kepala, 4 orang asisten
divisi, seorang asisten LA (Land Application), seorang asisten teknik dan seorang
kasie administrasi. Seorang asisten kepala membawahi beberapa orang asisten divisi.
Dimana asisten divisi ini akan langsung terjun ke lapangan untuk memantau seluruh
kegiatan di lokasi perkebunan. Berdasarkan fungsinya masing-masing jabatan
memiliki tugas dan peran sesuai perintah, seperti halnya asisten kepala bertugas
membawahi beberapa orang aisten kebun. Yang dimana asisten kebun ini lansung
terjun ke lapangan untuk memantau seluruh kegiatan di lokasi perkebunan. Susunan
organisasi perkebunan PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento dapat dilihat
pada gambar berikut:

Sumber: Pembukuan Air Berau Estate 2018


Gambar 5. Struktur Organisasi Perkebunan Air Berau Estate (ABE) PT. Daria
Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento.

14
Adapun tugas-tugas dari personil organisasi kebun ini adalah sebagai berikut :
1. Estate Manager
Memiliki tugas untuk membuat perencanaan kerja dan organisasi, pengawasan
operasional dan pengendalian biaya, administrasi, hubungan sosial, dan management
staff. Dalam melaksanakan tuganya, manager dibantu oleh seorang asisten kepala, 4
orang asisten divisi, seorang asisten LA (Land Application), seorang asisten teknik
dan seorang kasie administrasi.
1. Asisten Kepala
Asisten kepala ini bertugas memimpin semua kegiatan di kebun, memberikan
dan meneliti hasil kerja karyawan bawahannya sesuai dengan norma yang berlaku,
serta melaksanakan dan mengawasi pekerja lapangan yang meliputi bidang
pembibitan, pemeliharaan, dan panen.
2. Kasie (Kepala Administrasi)
Kepala administrasi mempunyai tugas dalam melaksanakan semua kegiatan
keuangan dan administrasi perusahaan serta bertanggung jawab dan mengawasi
semua kegiatan administrasi dan keuangan.
3. Asisten Divisi
Asisten divisi ini bertugas menyusun draft budget berdasarkan data kondisi
lapangan meliputi produksi, areal statement, tanaman dan kapital non tanaman,
membuat rencana kerja bulanan dan harian, memberi instruksi pada mandor,
Melakukan pembersihan areal untuk penanaman, pembibitan, pemeliharaan TM
(Tanaman Menghasilkan) dan TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), proses
pemanenan dana dministrasi. Namun, sifat tugas ini hanya terfokus pada divisi yang
dipimpinnya saja yaitu mengatur semua kegiatan di divisi yang dipimpinnya.
4. Asisten Land Aplication (LA)
Asisten LA bertanggung jawab terhadap limbah yang masuk, baik itu limbah
cair maupun limbah padat dari PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento.
Asisten LA dalam tugasnya dibantu oleh mandor limbah cair, mandor limbah padat,
dan mandor angkutan.
5. Assisten Teknik
Asisten teknik bertanggung jawab dalam memelihara dan memperbaiki
semua instalasi mesin di dalam perusahaan, membantu kepala administrasi dalam
menyusun rencana tahunan yang menyangkut tugas pembetulan, perawatan
kendaraan, alat-alat mesin, listrik dan sebagainya. Dalam melaksanakan tugasnya,

15
asisten teknik dibantu oleh mandor 1, mekanik, pembantu mekanik, teknisi listrik,
pembantu listrik, welder, operator genset, mandor civil, pengawas koral, mandor
perngukuran, dan kerani civil.
6. Mandor I
Tugas dari mandor satu adalah bertanggung jawab kepada asisten divisi
dalam seluruh kegiatan/operasional dan mengatur tenaga kerja di lapangan setiap
harinya serta bertugas mengawasi sektornya dengan bantuan mandor perawatan dan
mandor panen.
7. Mandor Angkutan
Mengurus kelancaran transportasi pengangkutan TBS dari kebun agar dapat
cepat sampai ke pabrik sehingga tidak mengganggu hasil produksi dan menghindari
buah restan serta kenaikan ALB. Selain pengangkutan TBS, juga terdapat angkutan
untuk membawa limbah cair maupun limbah padat dari pabrik ke kebun.
8. Mandor Panen
Mandor Panen mempunyai tugas utama yaitu: mengabsensi dan mencatat jam
masuk karyawan (pemanen), mengatur pekerjaan pemanenan, mengawasi kriteria
panen dan mencapai target produksi dan mutu yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Dalam keadaan normal terdapat 2 orang mandor panen dengan masing-masing 15
orang pekerja setiap satu cavel panen,
9. Kerani Panen
Kerani Panen mempunyai tugas dalam mencatat data rencana kerja harian,
mencatat dan melaporkan hasil kerja setiap hari.
10. Mandor Perawatan
Mandor Perawatan mempunyai tugas untuk memelihara perawatan tanaman
dari hama dan penayakit yang bertujuan untuk menjaga kontinuitas produksi dan
mutu buah serta bertanggung jawab dalam melaksanakan perawatan yang seefisien
mungkin terhadap seluruh tanaman.
11. Mandor Pupuk
Mandor pupuk bertanggung jawab terhadap pemupukan tanaman yang
dilakukan, jumlah pupuk yang digunakan, dan waktu pemupukan. Dalam
pelaksanaan tugasnya, mandor pupuk dibantu oleh karyawan tetap atau karyawan
harian lepas.
12. Mandor Semprot

16
Mandor semprot bertanggung jawab terhadap penyemprotan tanaman, baik
itu pengendalian gulma maupun perawatan tanaman. Dalam pengendalian gulma,
mandor somprot harus mengetahui total dosis yang tersedia, jumlah dosis yang
digunakan dalam pengendalian gulma, waktu penyamprotan, dan hasil
penyemprotan.
13. Kerani Divisi
Bertugas mencatat dan mengontrol mutu terhadap TBS yang dipanen. serta
melaporkannya kepada Asisten divisi terhadap hasil panen yang didapat oleh para
pemanen.
14. Mandor Tanam
Mandor tanam bertugas untuk merencanakan dan mengawasi semua kegiatan
pembibitan di kebun serta bertanggung jawab terhadap semua masalah perkebunan
seperti pembibitan, perawatan dan sebagainya
15. Kerani Gudang
Kerani Gudang mempunyai tugas untuk membantu kepala administrasi dalam
melaksanakan dan menyusun pembukuan yang menyangkut jumlah material dan
produksi serta bertanggungjawab terhadap penggudangan material dan hasil
produksi.
16. Personalia
Adapun tugas dari personalia adalah mengidentifikasi kebutuhan penambahan
karyawan/pegawai dan kebutuhanpelatihan baik terhadap karyawan baru atuapun
karyawan lama, meningkatkan ketrampilan dan kemampuan sumberdaya manusia
dalam melaksanakan pekerjaan, memelihara rekaman dan program pelatihan internal
dan eksternal, menyusun rencana pelatihan internal dan eksternal, membuat laaporan
kepada kelapa bagian administrasi.
17. Karyawan
Karyawan pelaksana panen biasanya terbagi menjadi 6 kelompok dalam 1
divisi, dengan total pekerja adalah 50-60 orang. Dikarenakan luas areal kebun untuk
setiap divisi adalah 500-600 Ha dan dibagi dalam 6 cavel. Maka dalam 1 hari para
pekerja yang melakukan pemanen kebun seluas 2 Ha. Tenaga panen ini terdiri dari
Karyawan Harian Tetap (KHT) dan Karyawan Harian Lepas (KHL).

17
3.1.2 Metode Operasi dan Pelaksanaan Panen
Adlin (1992) mengatakan bahwa panen merupakan suatu kegiatan memotong
tandan buah yang sudah matang kemudian mengutip tandan dan berondolan yang
tercecer baik di dalam piringan maupun di luar piringan kemudian dikumpulkan pada
TPS (Tempat Penampungan Sementara). Dalam pemanenan TBS ini, faktor utama
yang harus diperhatikan adalah bagaimana memanen buah yang sesuai dengan
kriteria panen yaitu buah matang yang ditandai dengan buah sudah membrondol
minimal 1 dan 2 biji pertandan, bukan buah pasir, yaitu buah mentah yang kadar
minyaknya rendah dan kadar airnya tinggi.

3.1.2.1 Pemanenan
Panen adalah pekerjaan penting di perkebunan kelapa sawit karena langsung
menjadi sumber pemasukan uang ke perusahaan melalui penjualan minyak kelapa
sawit (CPO) dan inti kelapa sawit (kernel). Persiapan panen yang baik akan
memperlancar pelaksanaan panen. Persiapan ini meliputi kebutuhan tenaga kerja,
peralatan, pengangkutan, dan pengetahuan tentang kerapatan panen dan sarana
panen. CPO dapat mengalami penurunan mutu pada saat panen, pengangkutan,
pengolahan, penimbunan, dan pengapalan. Oleh karena itu pengelolaan panen dan
pengangkutan perlu mendapatkan perhatian.
Sasaran utama pekerjaan potong buah yaitu mencapai produksi/ton TBS per
hektar yang tinggi, biaya per kg yang rendah dan mutu produksi yang baik berupa
Asam Lemak Bebas (ALB) atau Free Fatty Acid (FFA) yang rendah (Pahan, 2006).
Berkaitan dengan hal tersebut, Lubis (1992) menyatakan bahwa keberhasilan panen
dan produksi sangat tergantung pada bahan tanaman yang dipergunakan, manusia
(pemanen) dengan kapasitas kerjanya, peralatan yang dipergunakan untuk panen,
kelancaran transportasi serta faktor pendukung lainnya seperti organisasi panen yang
baik, keadaan areal, insentif yang disediakan dan lain-lain.

3.1.2.2 Cara Panen


Cara memanen TBS sangat mempengaruhi jumlah mutu minyak yang
dihasilkan. Panen yang tepat mempunyai sasaran untuk mencapai kandungan minyak
yang maksimal. Pemanenan pada keadaan buah lewat matang akan meningkatkan
ALB atau Free Fatty Acid (FFA) sehingga menurunkan mutu minyak, sebaliknya

18
apabila TBS yang dipanen masih mentah akan menurunkan kandungan minyak
walaupun ALBnya masih rendah.
PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento menerapkan kriteria panen
yaitu dalam keadaan fisik buah telah berwarna kuning orange kemerahan dan telah
membrondol satu.. Penerapan kriteria seperti ini bertujuan agar tidak banyak buah
yang membrondol pada saat pemanenan sehingga dapat mengurangi losses buah di
lapangan. Hal ini juga berlaku karena sesuai dengan topografi perkebunan yang
cukup miring yaitu 0-30o dan bergelombang, sehingga pada saat buah jatuh banyak
mengalami bantingan akibat menggelondong yang akhirnya menyebabkan buah yang
sudah matang hingga lewat matang banyak yang membrondol di lapangan. Adapun
pelaksanaan pemanenan buah sawit pada PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk
Bento ini mengacu pada peratutan-peraturan yang sudah ditetapkan yaitu:
1. Buah yang dipanen tidak diperbolehkan terlampau matang atau mentah.
2. Buah kelapa sawit (TBS) dilarang menginap. Bila hal tersebut terjadi maka
kandungan ALB meningkat.
3. Rotasi panen tidak boleh terlambat. Sistem hanca tetap 6/7 harus selesai tepat
pada
waktunya.
4. Berondolan yang terjatuh harus dikutip dengan bersih, pelepah yang ditebas
harus
disusun. rapi.
5. TBS dikumpulkan ke TPH-TPH kecil kemudian ke TPH besar dan terakhir
diangkut ke pabrik.
6. Uji laboratorium dilakukan saat TBS diterima. Informasi yang diperoleh
disampaikan pada bagian assisten estate yang selanjutnya para asisten
tersebut mensosialisakinanya kepada pemanen untuk perbaikan produksi TBS
berikutnya atau mencegah inefisiensi.
Pemanenan dilakukan dengan cara berdiri dan menggunakan kapak siam atau
eggrek (alat arit bergagang panjang). Untuk memudahkan pemanenan, pelepah daun
yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu. Tandan buah yang matang dipotong
sedekat mungkin dengan pangkalnya, maksimal 2 cm, dan diusahakan berbentuk
huruf V. Tandan buah yang telah dipotong biarkan jatuh ke tanah, kemudian
diletakkan berbaris di TPH kecil untuk memudahkan perhitungan jumlah panen dan
mengurangi kerusakan, dan berondolan yang jatuh dikumpulkan terpisah dari tandan.

19
Pelepah daun ditebas menjadi tiga bagian agar mudah terurai dan disusun rapi
sehingga tidak menghalangi saat pemanen dan lahan menjadi bersih.

A B

C D

Sumber: Perkebunan Air Berau Estate 2018


Gambar 6. Cara Panen
a) Pengumpulan TBS pada TPH kecil; b) Pemotongan tangkai v-cut;
c) Pemanenan dengan dodos dan broning; d) Hasil broning habis di panen.

Masing-masing pemanen mengangkut hasil panen (TBS) dengan


menggunakan pikulan ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Pada TPH TBS disusun
dengan arah pelepah menghadap ke atas. Jumlah barisan pada TPH adalah 5 atau 10,
selanjutnya TBS diletakkan di TPH lainnya. Hal ini untuk memudahkan
pengangkutan untuk memindahkan TBS ke alat angkut yang biasanya menggunakan
tojok sebagai alat bantunya.
Buah hasil panen (TBS dan brondolan) dikumpulkan ke TPH kecil yang
bersifat sementara atau dapat disebut TPS (Tempat Pengumpulan Sementara) dengan
menggunakan alat angkut berupa angkong, selanjutnya buah diangkut lagi ke TPH
induk dengan menggunakan traktor. Buah yang telah dipanen diletakkan di pinggiran
piringan arah jalan rintis dan TBS dengan tangkai panjang harus dipotong bentuk v-
cut sebelum diangkut ke TPH. Buah disusun rapi di TPH dan diberi nomor pada
setiap tangkai TBS. Dalam hal ini seluruh pemanen menggunakannya untuk dapat
mempermudah transportasi TBS dari piringan ke TPH. Pemanen dan brondolan yang
telah dikutip bersih dipiringan selanjutnya diletakkan di TPH dengan menggunakan

20
alat angkutnya, yaitu angkong. Brondolan ditumpuk sesuai dengan takaran
beralaskan karung eks pupuk dan dipisahkan dengan tandan. Pengutipan berondolan
dilakukan oleh pekerja dengan cara dikumpulkan dalam karung dan kemudian baru
dibawa ke TPH. Pengutipan berondolan ini dilakukan sehari setelah pemanenan, hal
ini bertujuan supaya semua berondolan dapat terkutip dengan bersih, sehingga losses
buah di lapangan dapat ditekan.
TPH dibuat setiap 3 jalan rintis untuk areal datar, sedangkan pada areal
bergelombang sampai berbukit disesuaikan dengan kondisi. TPH dibuat dengan
ukuran standar 3 x 4 m dengan tinggi mengikuti kondisi bukit. TPH harus berada
pada permukaan tanah yang rada sehingga memudahkan untuk menempatkan TBS.
Jarak antar TPH setiap divisi ± 1 km dengan jumlah total TPH pada ABE berjumlah
21 TPH dengan rincian 5 buah TPH pada divisi 1, 6 buah TPH pada divisi 2, 5 buah
TPH pada divisi 3 dan 5 buah TPH pada divisi 4. Apabila buah di TPH induk telah
memenuhi untuk satu truk maka buah segera diangkut ke pabrik untuk dapat segera
diolah. Di TPH, krani panen akan melakukan tugasnya untuk menghitung,
memeriksa dan mencatat semua hasil panen di TPH. Jika dalam pemeriksaan
ditemukan hasil panen dengan kualitas tidak sesuai dengan standar maka dicatat
jumlah TBS yang tidak standar tersebut.

A B

C D

Sumber: Perkebunan Air Berau Estate 2018

21
Gambar 7. Pemanenan
a) Pemikulan hasil panen TBS; b) TPS (Tempat Pengumpulan Sementara);
c) TPH (Tempat Pengumpulan Hasil); d) Karung eks pupuk berisi berondolan

3.1.2.3 Rotasi dan Sistem Panen


Sistem operasi pelaksanaan panen di PT. Daria Dharma Pratama PMKS
Lubuk Bento menggunakan sistem hanca tetap, dimana pekerja melakukan
pemanenan di tempat yang tetap pada divisi yang sama dengan pekerjaan yang
dilakukan secara tetap juga.
Menurut Suyatno Risza (1993) sistem hanca tetap merupakan sistem
terbaik untuk diterapkan pada areal kelas bergelombang, juga merupakan dimana
pemanen melakukan pemanenan di tempat yang tetap. Pelaksanan pemanenan di
kebun PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento untuk setiap divisi dilakukan
secara rotasi dengan metode 6/7 yang berarti dalam waktu satu minggu terdapat 6
hari kerja untuk memanen dan 1 hari perawatan kebun, yaitu membuang pelepah
pada tanaman yang tidak dipanen. Prose pembagian luas tiap cavel tidak sama, hal ini
disebabkan oleh waktu panen, kemampuan pemanen dan kondisi topografi cavel
tersebut yang berbeda-beda.
Menurut Naibaho (1996) untuk mempermudah dan meningkatkan
efisiensi panen maka dilakukan pembagian hanca panen yang akan dipanen sekali
dalam satu minggu. Oleh karena itu kebun dapat dibagi berdasarkan perbandingan
pemanen dengan luas areal. Seluruh pekerjaan pemanenan dilakukan oleh tenaga
kerja panen yang terbagi menjadi 6 kelompok dalam satu divisi, dengan total pekerja
harian per divisi adalah 50- 56 orang. Dengan luas areal kebun untuk setiap divisi
adalah 500-600 Ha. Dalam setiap divisi dibagi ke dalam cavel panen, jika luas areal
kebun untuk satu divisi seluas 600 Ha maka dalam satu hari 50 orang tenaga
pemanen memiliki luas panen sekitar 83 Ha atau setiap satu orang tenaga panen
memilkki luas panen sekitar 2 Ha untuk 6 hari waktu pemanenan. Dalam pelaksanan
pemanenan setiap adivisi dikerjakan secara rotasi (bergilir), yaitu bagian cavel
pertama dikerjakan pada hari pertama dan seterusnya sampai cavel keenam. Seluruh
pekerjaan pemanenan dilakukan oleh tenaga kerja panen yang terbagi dalam
beberapa kelompok kerja.

22
3.1.3 Sarana dan Prasarana Sistem Angkut, Transportasi Hasil Panen
Sarana dan prasarana sistem panen dan bahan baku ini meliputi seluruh
unit atau komponen alat hingga tempat yang digunakan untuk menunjang agar
terlaksananya proses pemanenan dengan baik. Sarana dan prasarana ini terdiri dari
jalan, alat panen dan alat bantu panen.
3.1.3.1 Jalan
Kebutuhan jalan disesuaikan dengan kondisi jalan. Pada areal datar
dengan luasan lahan 300 x 100 m, kebutuhan jalan MR (Main Road) 10 m per hektar
dan CR (Collection Road) 33 m per hektar. Pembangunan jalan di areal berbukit
kebutuhannya lebih banyak dan dibuat dengan sistem jalan kontur. Akses jalan untuk
setiap divisi pada perkebunan PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento pada
umumnya dapat dilewati dengan truk atau alat berat. Sebagian besar berbentuk koral
kasar (bebatuan) tetapi ada juga yang masih berbentuk tanah merah. Khusus jalan
poros/utama semuanya sudah berbentuk batuan/koral, sedangkan jalan masuk ke
setiap cavel atau berbentuk gang masih ada yang belum ditimbun dengan koral.
Akses jalan ini dibagi menjadi beberapa jenis, berikut adalah pembagiannya:
1 Access Road, merupakan jalan penghubung dari jalan negara atau provinsi ke
kebun atau PMKS dengan lebar badan jalan sekitar 10 m. Jalan jenis ini
merupakan jalan yang menghubungkan antar kebun dan PMKS Lubuk Bento
dengan jarak tempuh 10 km.
2 Main Road (MR), merupakan jalan yang dibangun arah timur-barat dengan
jarak antar MR 1000 m, lebar badan jalan 9 m dengan konstruksi jalan
berbahan koral atau bebatuan.
3 Collecting Road (CR), merupakan jalan yang dibangun arah utara-selatan
dengan jarak antar CR 300 m, lebar badan jalan 7 m dengan konstruksi jalan
berbahan koral atau bebatuan.
4 Jalan Pringgan, merupakan jalan yang dibangun sesuai kebutuhan kebun yang
berfungsi sebagai pembatas kebun dengan areal luar kebun. Pada umumnya
lebar badan jalan ini mencapai 5 m, namun pada kenyataannya tidak semua
jalan berukuran sesuai standarnya, sehingga lebar badan jalan hanya berkisar
3-4 m saja.
5 Jalan Kontur, merupakan jalan yang dibagun pada areal berbukit, dibuat
memotong kontur dengan lebar 4–6 m yang berfungsi sebagai MR dan CR.

23
Namun pada kenyataannya lebar badan jalan jenis ini hanya berkisar 2-3 m.
Jalan jenis ini merupakan jalan yang konstruksinya terbuat dari tanah merah.
Perbedaan konstruksi jalan ini mengakibatkan perbedaan jenis
transportasi yang digunakan untuk mengangkut hasil panen. Hal ini dikarenakan
ukuran badan jalan yang tidak dapat digunakan untuk dilalui kendaraan berukuran
besar seperti truk dan traktor, yang mengakibatkan jalan jenis ini menggunakan jenis
angkutan kecil seperti angkong ataupun kendaraan roda dua. Hanya saja penggunaan
jenis angkutan ini dianggap kurang efektif karena mengharuskan para pengangkut
melakukan pekerjaannya berulang kali. Hal ini diakibatkan karena muatan dari
kendaraan yang digunakan memiliki kapasitas yang kecil sehingga tidak dapat
mengangkut hasil panen secara bersamaan.

A B

C D E

Sumber: Perkebunan Air Berau Estate 2018


Gambar 8. Akses Jalan
a) Access Road; b) Main Road; c) Collecting Road;
d) Jalan Pringgan; e) Jalan Kontur
3.1.3.2 Alat Panen
Alat panen yang digunakan oleh PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento
terdiri dari 3 jenis alat panen. Peralatan panen tersebut meliputi sebagai berikut:
1 Chisel (dodos), digunakan untuk memanen TBS dibawah umur 5 tahun
dengan ketinggian 2-5 meter.

24
2 Kampak siam, digunakan untuk memanen TBS dibawah umur 5 tahun
dengan ketinggian 5-10 meter dan juga digunakan untuk memotong dahan
kelapa sawit dan tangkai panjang (maksimal 2 cm).
3 Egrek, digunakan untuk memanen TBS di atas umur 5 tahun dengan
ketinggian 10 meter.

A B C

Sumber: Perkebunan Air Berau Estate 2018


Gambar 9. Alat Panen
PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento
a) Dodos; b) Kampak; c) Egrek
3.1.3.3 Alat Bantu Panen
Proses pemanenan tidak hanya menggunakan alat panen, alat bantu panen
juga digunakan untuk menunjang proses pemanenan agar mendapatkan hasil yang
maksimal.
Adapun alat bantu panen yang digunakan antara lain:
1 Gancu, digunakan untuk mengangkut TBS yang sudah dipanen ke tempat
pengumpulan hasil (TPH) sementara.
2 Tojok, digunakan untuk membantu pengankutan TBS yang berada di TPS.
3 Angkong, digunakan untuk mengangkut TBS dari TPS ke TPH kecil.
4 Karung, digunakan untuk mengumpulkan berondolan dari lapangan ke TPH.
5 Ember, digunakan untuk mengutip brondolan yang jatuh pada saat
pemanenan.

A B

25
Sumber: Perkebunan Air Berau Estate 2018

C D E

Sumber: Pencarian Google 2018


Gambar 10. Alat Bantu Panen
PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento
a) Gancu; b) Tojok; c) Angkong; d) Karung; e) Ember
3.1.3.4 Alat Transportasi Panen
TBS yang telah dipanen harus diusahakan terangkut ke PMKS tidak lebih
dari 24 jam setelah panen untuk menghasilkan mutu CPO yang baik. TBS yang
diangkut ke PMKS terlebih dahulu telah diperiksa oleh krani panen dan dicatat dalam
buku potong buah.
Dalam proses pemuatan TBS di TPH dilakukan pengawasan oleh satu
orang krani transport atau krani angkutan dalam setiap divisi yang bertugas untuk
memeatikan TBS yang dikirimkan ke PMKS sudah diperiksa dan diberi tanda oleh
krani panen. Data dari krani angkutan ini dapat digunakan sebagai salah satu alat
cross check bagi asisten terhadap pencatatan yang dilakukan oleh krani panen.
Pemuatan TBS secara manual membutuhkan minimal 2 orang per
kendaraan. TBS dan brondolan harus diangkut secara bersamaan dan harus
dipastikan bersih, tidak bercampur dengan kotoran seperti sampah, tanah, pasir,
kerikil dan lain-lain. Pengangkutan TBS dari lapangan (kebun) ke PMKS
menggunakan kendaraan yang langsung dilaksanakan dan diawasi oleh pihak kebun.
TBS yang telah dimuat dalam kendaraan dianjurkan ditutup menggunakan jaring
yang disesuaikan dengan kondisi lapangan untuk mencegah jatuhnya TBS pada saat
di perjalanan. Namun, hal ini tidak dilakukan oleh para pengangkut TBS, sehingga
angkutan TBS yang mengangkut TBS menuju PMKS dibiarkan terbuka saja.
Untuk menunjang proses pengankutan TBS di perkebunan PT. Daria
Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento memiliki peralatan transportasi yang

26
digunakan untuk mempermudah dan mempercepat segala kegiatan perusahaan.
Penyediaan inventaris transportasi ini dilakukan langsung dibawah Air Berau Estate.
Alat transportasi ini digunakan baik pada proses pemanenan, pengangkutan
maupun pengawasan dan perawatan perkebunan. Penggunaan alat transportasi
tersebut diatur oleh pihak kebun terutama untuk kegiatan perkebunan. Kebun PT.
Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento yaitu Air Berau Estate (ABE) memiliki
alat pengangkutan berupa kendaraan ringan dan berat. Pemakaian Peralatan
transportasi kebun ini diatur sesuai dengan fungsinya:
1 Kendaraan roda dua, digunakan untuk mengontrol kualitas TBS yang dipanen
pada saat pemanenan berlangsung.
2 Kendaraan roda empat, digunakan untuk mengangkut hasil panen dari TPH
kecil ke TPH besar dan dari TPH besar ke pabrik (PMKS) untuk diolah
menjadi CPO. Perkebunan ABE memiliki kendaraan roda empat yang terdiri
atas hi line, truk dyna, truk, greader, bomag, buldozer, excavator dan road
gleader.

1 Traktor, digunakan untuk mengangkut TBS dan berondolan dari TPH kecil ke
TPH besar dan bisa juga digunakan untuk mengangkut TBS dan berondolan
dari TPH besar ke pabrik ataupun melangsir pupuk.
2 Truk, digunakan untuk mengangkut TBS dan berondolan dari TPH besar ke
pabrik. Pemakaian alat ini diatur oleh kepala transportasi. Biasanya dalam
pengaturan pengangkutan TBS dan berondolan diprioritaskan pada daerah
yang memiliki jangkauan lebih dekat dengan jalan besar dan pabrik untuk
diangkut lebih dulu.
3 Kendaraan atau alat berat lainnya, alat ini berfungsi untuk mempermudah
pelaksanaan panen yang dilakukan di kebun. Kendaraan ini berjumlah 3 unit
diantaranya adalah buldozer, road greder dan excavator.

A B

Sumber: Pencarian Google 2018

27
C

D E F

Sumber: Perkebunan Air Berau Estate (ABE) 2018


Gambar 11. Alat Transportasi dan Pendukung PT. Daria Dharma Pratama PMKS
Lubuk Bento : a) Hi Line; b) Bomag ; c) Dump Truck; d) Road Greader; e)
Excavator; f) Buldozer
Dengan menggunakan alat angkut atau kendaraan tersebut TBS diangkut
menuju ke pabrik untuk kemudian dilakukan proses penimbangan. Tujuan
penimbangan yaitu untuk mengetahui jumlah bahan baku yang diterima di pabrik,
sehingga akan diketahui rendemen pengolahan dari perbandingan antara bahan baku
yang diterima dengan bahan yang diolah. Setelah TBS ditimbang akan diangkut oleh
truk dibawa dan dibongkar di tempat penimbunan sementara (Loading Ramp)
sebelum dimasukkan kedalam lori-lori untuk direbus dalam sterilizer.
Beberapa alat transportasi digunakan untuk lokasi yang susah dijangkau
dengan traktor untuk mengangkut TBS ke TPH besar dapat diangkut dengan grender.
Namun, kendala yang dihadapi yaitu terkadang grender dipakai oleh pabrik sehingga
pengangkutan di kebun menjadi tertunda. Upaya untuk mengatasinya dilakukan agar
mendahulukan TBS di kebun dengan alat pengangkutan. Sebaiknya diadakan
penambahan alat transportasi yang diperlukan di kebun maupun di pabrik serta
perbaikan jalan yang rusak atau sulit dilalui kendaraan sehingga TBS atau
berondolan restan dapat ditekan seminimal mungkin.

28
3.1.4 Kiat dan Kinerja Sistem Angkut dan Transportasi Hasil Panen
Perkebunan PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento (Air Berau
Estate)
memiliki kiat dalam sistem panen untuk mencapai target panen, maka pelaksanaan
panen di kebun dilaksanakan mulai dari pukul 07.00 WIB hingga mencapai basis
borong. Untuk kriteria matang panen ini diintruksikan buah sawit yang boleh dipanen
harus sudah membrondol 5%. Artinya tandan buah yang diperbolehkan untuk
dipanen oleh pemanen adalah semua buah yang telah matang dalam kondisi normal
(tidak sakit atau karena gangguan hama) atau membrondol sebanyak 1 atau 2 biji per
janjang di piringan. Hal ini dilakukan karena adanya keinginan perusahaan untuk
memanen TBS dengan target yang di inginkan.
Untuk memperoleh kinerja yang baik dari sistem panen ini, perusahaan
menetapkan kriteria matang panen yang diakui sebagai norma dalam proses
pemanenan yang harus dipatuhi. Kriteria matang panen ditentukan pada saat
kandungan minyak maksimal dengan kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) yang
rendah. Semakin tinggi kandungan ALB minyak, maka makin rendah kualitas
minyak kelapa sawit.Selain itu perusahaan juga menetapkan kiat-kiat untuk
meminimalisasi kerusakan dan inefisiensi selama panen yaitu sebagai berikut:
1. Tenaga panen tidak diperbolehkan memanen buah mentah dan kondisi buah
jangan terlalu matang.
2. Setiap pemanen yang melakukan kesalahan pada saat pemanenan, misalnya
pemotongan pelepah yang tidak mepet, pengutipan TBS yang tidak bersih,
memanen buah yang belum wajar dipanen akan dilakukan denda terhadap
pemanen tersebut yaitu berupa pemotongan TBS hasil panen sesuai
kesalahannya.
3. Berondolan yang terjatuh harus dikutip dengan bersih.
4. Pelepah harus ditebas menjadi 3 bagian agar mudah terurai dan harus disusun
rapi sehingga tidak menghalangi saat pemanen dan lahan menjadi bersih.
5. TBS dikumpulkan ke TPH-TPH kecil dengan susunan baris memanjang
untuk memudahkan perhitungan jumlah panen dan mengurangi kerusakan,
kemudian TBS di angkut ke TPH besar.
6. Rotasi panen jangan terlambat, untuk hanca tetap 6/7 harus selesai.

29
7. Uji Laboratorium harus diterima saat itu juga kepada bagian organisasi panen
untuk mendapatkan informasi tentang kualitas buah yang dipanen dan
mencegah inefisiensi.
8. Menyediakan tenaga panen dan alat angkut dengan jumlah yang sesuai
dengan rencana dan target panen buah.
9. Pengangkutan TBS dan berondolan ke pabrik secepatnya, sehingga pabrik
tidak mengalami kekurangan buah untuk diolah, tidak mengalami kekurangan
buah untuk diolah.

3.1.5 Evaluasi Umum Tentang Kinerja Sistem Angkut dan Transportasi Hasil
Panen
Secara umum, kinerja sistem panen dan bahan baku pada Air Berau Estate
perkebunan PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento dikatakan baik,
khususnya dalam pencapaian jumlah bahan baku, kualitas bahan baku, organisasi dan
tata laksana panen. Terjadinya keberhasilan hasil produksi pemanenan TBS di ABE
menunjukkan bahwa proses pemanenan yang terjadi berlangsung dengan sangat baik.
Namun, masih diperlukan usaha yang kuat untuk dapat menghasilkan TBS terbaik
dengan pencapaian yang melampai target perkebunan. Proses pemanenan yang baik
ini didukung oleh adanya organisasi panen yang terstruktur dan jelas. Tidak hanya itu
pengorganisasian panen yang baik dan aturan/petunjuk pelaksanaan setiap kegiatan
juga telah dilaksanakan dengan baik.
Demikian pula sarana dan prasarana sistem panen dan transportasi hasil
panen yang dapat dikatakan baik, karena tersedianya sarana dan prasarana seperti
jalan, alat panen, alat bantu panen hingga transportasi yang memadai. Sehingga
seluruh hasil panen di perkebunan Air Berau Estate (ABE) dapat diterima di PMKS
dalam jangka waktu kurang dari 12 jam terhitung sejak pelaksanaan panen.
Walaupun demikian, faktor cuaca dapat menjadi salah satu masalah yang
mengakibatkan hasil panen terlambat diangkut ke pabrik. Kondisi ini sering terjadi
ketika musim hujan, hal ini disebabkan karena pada musim hujan kondisi jalan kebun
yang masih berupa tanah liat akan susah untuk dilalui oleh kendaraan pengangkut
hasil panen. Oleh karena itu, perlu diupayakan suatu kegiatan perbaikan atau
pemeliharaan akses jalan dengan cara menimbun jalan kebun yang masih berupa
tanah liat dengan koral serta membuat siring-siring di pinggir jalan agar air dapat
mengalir atau tidak tergenang di jalan. Selain itu pihak manajemen perkebunan

30
hingga pihak perusahaan harus dapat mempertahankan hasil yang telah dicapai
semaksimal mungkin dengan menerapkan langsung di lapangan dari kiat-kiat
tersebut dengan sistem pengawasan dan pengontrolan yang baik.

3.2 Sistem Panen dan Bahan Baku


Pada sub-bab ini akan dibahas mengenai beberapa aspek yang terkait dengan
sistem panen dan bahan baku. Aspek–aspek tersebut meliputi bahan baku, kualitas
bahan baku, organisasi dan tata laksana panen, sarana dan prasarana sistem panen
dan bahan baku, kiat dan kinerja sistem panen dan bahan baku serta evaluasi umum
kinerja sistem panen dan bahan baku.

3.2.1 Bahan Baku


Bahan baku pada pengolahan Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit/kernel di
PMKS PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento adalah berupa tandan buah segar
(TBS) yang berasal dari kebun sendiri dan TBS dari luar/kebun masyarakat dengan
rasio perbandingan 7% dan 93%. Tandan buah sawit yang diterima oleh pabrik
PMKS PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento tidak semua TBS langsung dapat
diolah, meskipun pada akhirnya juga akan diolah semua, tetapi akan dilakukan
grading terlebih dahulu terhadap TBS tersebut untuk memaksimalkan hasil produksi
secara kuantitas dan kualitas.
Tujuan dari sistem panen dan bahan baku adalah mengupayakan proses
pemanenan yang baik untuk menghasilkan bahan baku berupa tandan buah segar
(TBS) semaksimal mungkin baik dari segi kualitas (memenuhi kriteria matang panen
pada fraksi 2 dan 3, sehingga menghasilkan TBS yang mengandung rendemen
minyak tinggi) maupun kuantitasnya (TBS yang diperoleh dapat memenuhi target
perusahaan) serta mengusahakan TBS hasil panen tersebut sampai di pabrik untuk
diolah pada hari itu juga, agar TBS tersebut tidak restan (buah yang tidak
terangkut/terlalu lama ditumpuk di lapangan dan tidak segera diolah, sehingga
menyebabkan peningkatan kadar ALB/ buah yang telah di panen selama 24 jam
belum dikirim ke pabrik). Namun secara teoritis, kriteria matang panen yang
diterapkan pada PT. Daria Dharma Pratama adalah tandan buah segar (TBS) dengan
tingkat kematangan yang termasuk dalam fraksi 1,2 dan 3. Hal ini untuk mengurangi
terjadinya buah yang membrondol yang mengakibatkan terjadinya losses TBS di
lapangan.

31
3.2.2 Kualitas Bahan Baku
Ada dua jenis sawit umumnya yang diusahakan oleh perkebunan sawit swasta
ataupun perkebunan rakyat, yaitu jenis tenera dan jenis dura. Jenis buah sawit tenera
mempunyai ciri-ciri tempurung yang tipis, terdapat lingkaran serabut di sekeliling
tempurungnya, daging buahnya tebal, tandan buah lebih banyak tetapi ukurannya
relatif kecil. Sedangkan buah kelapa sawit jenis dura mempunyai ciri-ciri daging
buah tipis, cangkang tebal, dan memiliki inti yang besar dan biasanya jenis ini
banyak diusahakan oleh petani dari masyarakat. Buah tenera dianggap lebih baik dari
pada buah dura, karena buah tenera mempunyai persentase rendemen ekstraksi CPO
yang lebih tinggi dibandingkan buah dura (serabut buah lebih tebal). Oleh sebab
itulah buah yang diinginkan oleh PMKS PT. Daria Dharma Pratama diusahakan buah
jenis tenera. Karena dengan adanya penggunaan bahan baku jenis Tenera diharapkan
CPO yang dihasilkan memiliki rendemen yang sesuai dengan target dan berkualitas
tinggi.
Untuk mencapai kualitas CPO yang baik, tentunya buah yang diterima
dengan kualitas yang baik juga. Adapun kriteria kualitas buah yang ingin dicapai
oleh PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento yaitu dari jenis sawit tenera dengan
tidak menerima buah yang mentah (fraksi 00), buah kurang matang (fraksi 0),
tangkai panjang serta buah yang diinginkan adalah buah matang (fraksi 1, 2 dan 3)
harus lebih dari 83 %. Selain itu, tingkat kebersihan buah juga diutamakan. Untuk
kebun perusahaan (kebun sendiri) PT. Daria Dharma Pratama menetapkan target
panen. Hal ini dilakukan untuk mencapai kualitas Crude Palm Oil yang dihasilkan
oleh pabrik mempunyai kualitas yang baik. Pihak manajemen PMKS PT Daria
Dharma Pratama menargetkan kualitas Tandan Buah Segar (TBS) yang akan diolah
harus memenuhi kriteria panen, yaitu Fraksi 00 : (sangat mentah) buah hijau
kehitaman, pangkal putih dan belum membrondol, Fraksi 0 : (mengkal) buah
berwarna orange tetapi belum membrondol maksimal 5%, Fraksi 1 : (matang) buah
orange kemerahan membrondol 1 butir/kg, Fraksi 2 : (sangat matang) buah
membrondol antara 15-150 butir, Fraksi 3 : (lewat matang) 50 % buah membrondol,
Fraksi 4 dan 5 : buah lewat matang dengan maksimal 5%, janjang kosong (fraksi
busuk) maksimal 0%, yang diharapkan PMKS PT. Daria Dharma Pratama Lubuk
Bentoadalah fraksi 1,2,dan 3 dengan target minimal 83% dimana tandan buah tetap
dalam kondisi segar sesampainya di pabrik, tidak busuk dan bukan buah “nginap”
buah yang diinapkan 1-3 malam setelah panen dan tidak langsung dikirim ke pabrik,

32
bukan dengan buah gagang panjang dan bukan buah pasir, yaitu buah mengkal yang
kadar minyak rendah dan air nya tinggi. Hasil pencapaian kualitas bahan baku yang
diterima PMKS PT. Daria Dharma Pratama periode Juli 2017 - Juli 2018 dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini:
NO Kriteria Target Realisasi Target Realisasi
. Kebun Kebun
Sendiri Luar (%)
(%)
1 Buah mentah 0% 2.59 0% 1.45

2 Buah matang Min 90 % 93.66 Min 90 93.85


%
3 Buah terlalu matang Max 5 % 2.15 Max 5 % 2.57

4 Tandan kosong Max 0 % 1.68 Max 0 % 1.41

5 Buah pasir Max 5% 0.00 Max 5% 0.78

6 % Berondolan lepas 12% 2.08 12% 1.68

7 Tangkai panjang 0% 0.68 0% 2.12

8 B.J.R 8.56 15.19

9 Buah dura 0.00 0.00

Sumber: Monthly Processing Report, Juli 2017 sampai Juli 2018. PT. Daria Dharma
Pratama Lubuk Bento.
Dari tabel di atas terlihat bahwa penerimaan kualitas buah baik dari kebun sendiri
maupun buah berasal dari kebun masyarakat telah cukup mencapai kualitas yang
diharapkan oleh perusahaan, meskipuna ada beberapa target yangmasih belum
mencapai kualitas yang ditargetkan. Masih tingginya penerimaan buah mentah akan
berakibat kepada rendemen CPO yang dihasilkan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Buah mentah diterima disebabkan karena kesadaran pemanen yang kurang
akan kerugian hal tersebut, kurang pemantauan oleh mandor panen dan juga terlalu
mengejar target panen.
Berdasarkan tabel diatas, penerimaan buah matang (Fraksi 1, 2 dan 3)
telahmencapai target yaitu minimal 90%.Penerimaan buah yang berasal dari kebun

33
sendiri sebesar 93,66%, sementara buah yang berasal dari kebun luar 93,85%.
Menurut data yang kami peroleh, penerimaan ini telah melebihi target yang
ditetapkan perusahaan yaitu 90%. Penerimaan TBS ini juga terdapat buah yang
mentah sebesar 2,59 untuk buah dari kebun sendiri dan 1,45 dari kebun luar. Selain
buah mentah, tandan kosong yang harusnya tidak ada yang terikut, masih ada
didapati, pada data yang kami dapat tandan kosong dari kebun sendiri yaitu 1,68%
dan dari kebun luar sebanyaqk 1,41%. Hal ini diduga terjadi karena terjadinya buah
restan, atau buah yang tertinggal dan tidak terangkut, sehingga meneyebabkan buah
menjadi busuk dan hanya meninggalkan tandan kosong kelapa sawit.
3.2.3 Kuantitas Bahan Baku
Bahan baku (TBS) yang diolah PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento
berasal dari dua sumber, yaitu dari kebun sendiri dan pembelian dari luar (petani dan
kebun kontrak) dengan rasio perbandingan 15% dan 85%. Banyaknya penerimaan
TBS disesuaikan dengan kapasitas pabrik yang terpasang yaitu 45 ton/jam.
Penerimaan TBS ini bertujuan untuk memenuhi kapasitas pengolahan pabrik yang
sesuai dengan kapasitas terpasang tersebut. Jumlah TBS yang diterima oleh PMKS
PT. Daria DharmaPratamaLubuk Bento selama 12 bulan terakhir (Juli 2017-Juni
2018) sebanyak 169.341.620 ton atau 14.111.801,67ton/bulan.
Sedangkan target yang ingin dicapai 207.468.202Ton atau rata-rata
perbulannya 17.289.016,83ton/bulan. Persentase pencapaian target penerimaan
TBS PMKS PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento ini masihdibawah target yaitu
86,13%. Sehingga dapat dikatakan pencapaian penerimaan bahan baku (TBS) ini
belum memenuhi target yang telah ditetapkan, maka perlu peningkatan penerimaan
TBS dari masyarakat dan dari kebun sendiri. Grafik penerimaan TBS PT. Daria
Dharma Pratama Lubuk Bento selama satu tahun terakhir (Juli 2017-Juni 2018) dapat
dilihat pada gambarberikut:

34
Penerimaan Buah Kelapa Sawit Juli 2017-
Juni 2018
25000000
20000000
15000000
10000000
5000000
0

Target Realisasi
Gambar 12. Grafik Penerimaan buah kelapa sawit
Gambar diataas menunjukkan target dan realisasi penerimaaan TBS dari kebun
milik perusahaan dan juga dari kebun masyarakat. Dari grafik yang telah
ditampilkan, hasil grafik menunjukkan bahwa penerimaan TBS periode Juli 2017 –
Juni 2018 terus mengalami fluktuasi, terlihat bahwa penerimaan TBS tertinggi ada
pada bulan juni 2018 yaitu sebanyak 20.235.985 Ton dalam 1 bulan, dan hasil
penerimaan TBS terendah didapat di bulan Januari yaitu sebanyak 10.844.880 ton.
Diduga fluktuasi penerimaan TBS ini terjadi karena faktor perubahan musim, seperti
pada bulan oktober – desember merupakan musim penghujan sehingga hasil yang
diperoleh banyak, sedangkan pada januari merupakan musim kemarau, sehingga
hasil produksi TBS berkurang.Sebagai saran, dalam upaya mencapai target TBS yang
diterima maka hendaknya lebih ditekankan untuk meningkatkan produksi kebun
perusahaan dengan jalan lebih memperhatikan perawatan kebun sedangkan untuk
jangka panjang perlu dilakukan perluasan kebun. Usaha lain untuk mencapai target
bahan baku tersebut juga perlu diperluas jalinan kerjasama antara perusahaan dengan
masyarakat petani sawit (Plasma), dalam hal ini diwakili oleh Assisten pembelian
TBS.
Produksi TBS kebun sendiri PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento selama
Juli 2016 - Juni 2017sebanyak 14.083.590Ton atau rata-rata 1.173.632,5 Ton/bulan,
Sedangkan target yang ingin dicapai secara keseluruhan yaitu 14.260.039 Ton atau
rata-rata 1.188.336,6 Ton/bulan.Grafik produksi TBS dari kebun sendiri dan

35
perbandingannya terhadap target yang telah ditetapkan dari Juli 2017- Juni 2018
dapat dilihat dengan jelas seperti yang terlihat dalam gambar 13 berikut:

Grafik produksi TBS dari kebun inti


1.800.000
1.600.000
1.400.000
1.200.000
1.000.000
800.000
Target
600.000
400.000 Realisasi
200.000
-

Gambar 13. Grafik produksi TBS kebun inti

Jika melihat pada data yang ditunjukkan, maka produksi TBS pada bulan juli –
desember selalu melebihi dari target yang ditentukan, namun untuk bulan januari –
juni hanya pada bulan mei produksi TBS melebihi dari target yang telah ditetapkan
oleh estate.Perbedaan kemampuan panen pada kebun tersebut berbeda tiap bulannya,
karena pada bulan-bulan tersebut ada yang merupakan saat pertumbuhan, pemasakan
buah dan juga saat panen puncak. Perbedaan saat itu terjadi karena banyak sedikitnya
curah hujan yang datang setiap bulannya.
Untuk memenuhi kapasitas olah pabrik 45 ton/jam PMKS PT.Daria Dharma
Pratama Lubuk Bento juga membeli TBS dari Masyarakat. Banyak atau tidaknya
pembelian ini disesuaikan dengan produksi TBS kebun perusahaan. Total pembelian
TBS oleh PMKS PT. Daria Dharma Pratama selama Juli 2017 - Juni 2018 adalah
sebesar 135,744.61 ton atau rata-rata15,928.81 ton/bulan, sedangkan target yang
ingin dicapai yaitu 193.053.813 Ton atau rata-rata 16.087.817,75 ton/bulan. Grafik
perbandingan produksi TBS luar dengan target yang diharapkan dapat dilihat pada
gambar berikut :

36
Penerimaan TBS kebun Masyarakat
Periode 2017-2018
20.000.000,00
18.000.000,00
16.000.000,00
14.000.000,00
12.000.000,00
10.000.000,00
8.000.000,00 Target
6.000.000,00
4.000.000,00 Realisasi
2.000.000,00
0,00

Gambar 14. Grafik peneriman TBS kebun masyarakat


Gambar di atas menunjukkan bahwa produksi TBS kebun luar bulan Juli 2017
sampai Juni 2018terjadi secara fluktuatif namun secara keseluruhan produksi TBS
hanya dibulan april dan juni yang mencapai target yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan. Secara keseluruhan persentase pencapaiannya jika dilihat dari uraian
total penerimaan TBS luar di atas adalah 86,86% dan sekitar 13.13% belum
mencapai target, Belum tercapainya produksi TBS luar dapatdisebapkan karena
persaingan harga jual TBS PT. Daria Dharma Pratama dengan pabrik sawit lainnya
yang agak rendah, sehingga para tengkulak kelapa sawit lebih memilih untuk
menjual TBS nya di pabrik yang daya beli TBS nya lebih tinggi.
Selain itu, dengan berdirinya pabrik baru yang lokasinya berdekatan dengan PT.
Daria Dharma Pratama Lubuk Bento menyebabkan jumlah pasokan buah dari
masyarakat berkurang. Penerimaan TBS yang tertinggi terjadi pada bulan Juni 2018
yaitu sebesar 17.820.355ton Sedangkan jumlah penerimaan TBS terendah pada tahun
2018 terjadi pada bulan januari yaitu sebesar 8.728.275 ton.

3.2.4 Organisasi dan Tatalaksana Panen


3.2.4.1 Organisasi Panen
Perkebunan PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento, secara struktur organisasi
langsung dikepalai oleh seorang manajer kebun dan satu orang asisten kepala dan
dibantu oleh 1 kepala Assisten untuk mengurus usaha-usaha di lokasi perkebunan
dan umum untuk menunjang kelangsungan kegiatan-kegiatan di perkebunan tersebut.
Begitu juga Assisten kepala membawahi beberapa orang Assisten kebun. Assisten

37
kebun ini langsung terjun kelapangan untuk memantau seluruh kegiatan di lokasi
perkebunan dan Assisten kepala tidak bisa memerintah kepala Administrasi, Assisten
kepala hanya bisa berkoordinasi dengan kepala Administrasi.
Luas perkebunan PT. Daria Dharma Pratama (Air Berau Estate) pada periode
desember 2016 areal yang diusahakan adalah 2.421,49 Ha. Dengan pembagian
tanaman menghasilkan (TM) tanaman tahun 1992, 1993, 1994, 1995, 1996,1997,
1998, 1999, 2000, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009,2010 yaitu 1249,87Ha.
Tanaman belum menghasilkan tanaman tahun 2013, 2014, 2015 yaitu seluas 511,23
Ha, areal sarana dan pra-sarana sebanyak 168,41 Ha, dan areal yang tidak dapat
ditanam yaitu 491,98 Ha.
Untuk mempermudah pengelolaan kebun yang meliputi penanaman,
pemupukan, perawatan, pemanenan, dan pengangkutan hasil panen, maka divisi
kebun tersebut dibagi menjadi beberapa blok atau kavel dengan jumlah dan luas yang
berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena pembagian antar blok dikebun PT. Daria
Dharma Pratama dilakukan berdasarkan banyaknya tanaman menghasilkan (TM),
jumlah tenaga pemanen, kondisi topografi lahan dan tahun tanam tanaman tersebut.

3.2.4.2 Metode Operasi dan Pelaksanaan Panen


Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang
kemudian mengutip tandan dan berondolan yang tercecer baik di dalam piringan
maupun di luar piringan kemudian dikumpulkan pada tempat penampungan hasil
(TPH) sementara. Dalam pemanenan TBS ini, faktor utama yang harus diperhatikan
adalah bagaimana memanen buah yang sesuai dengan kriteria panen yaitu buah
matang dengan fraksi 1, 2 dan fraksi 3, tidak busuk, buah sudah membrondol
minimal 1 dan 2 biji pertandan, bukan buah pasir, yaitu buah mentah yang kadar
minyaknya rendah dan kadar airnya tinggi.

3.2.3.3 Cara Panen


Pemanenan dilakukan dengan cara berdiri dan menggunakan kapak siam atau
eggrek (alat arit bergagang panjang). Untuk memudahkan pemanenan, pelepah daun
yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu. Tandan buah yang matang dipotong
sedekat mungkin dengan pangkalnya, maksimal 2 cm, dan diusahakan berbentuk
huruf V. Tandan buah yang telah dipotong biarkan jatuh ke tanah, kemudian
diletakkan berbaris di TPH kecil untuk memudahkan perhitungan jumlah panen dan

38
mengurangi kerusakan, dan berondolan yang jatuh dikumpulkan terpisah dari tandan.
Pelepah daun ditebas menjadi tiga bagian agar mudah terurai dan disusun rapi
sehingga tidak menghalangi saat pemanen dan lahan menjadi bersih.
Masing-masing pemanen mengangkut hasil panen (TBS) dengan menggunakan
pikulan ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Pada TPH TBS disusun dengan arah
pelepah menghadap ke atas. Jumlah barisan pada TPH adalah 5 atau 10, selanjutnya
TBS diletakkan di TPH lainnya. Hal ini untuk memudahkan pengangkutan untuk
memindahkan TBS ke alat angkut yang biasanya menggunakan tojok sebagai alat
bantunya. Untuk lokasi yang susah dijangkau dengan traktor untuk mengangkut TBS
ke TPH besar dapat diangkut dengan grender. Namun, kendala yang dihadapi yaitu
terkadang grender dipakai oleh pabrik sehingga pengangkutan di kebun menjadi
tertunda. Upaya untuk mengatasinya dilakukan agar mendahulukan TBS di kebun
dengan alat pengangkutan. Sebaiknya diadakan penambahan alat transportasi yang
diperlukan di kebun maupun di pabrik serta perbaikan jalan yang rusak atau sulit
dilalui kendaraan sehingga TBS atau berondolan restan dapat ditekan seminimal
mungkin.
Cara memanen TBS sangat mempengaruhi jumlah mutu minyak yang
dihasilkan. Panen yang tepat mempunyai sasaran untuk mencapai kandungan minyak
yang maksimal. Pemanenan pada keadaan buah lewat matang akan meningkatkan
ALB atau Free Fatty Acid (FFA) sehingga menurunkan mutu minyak, sebaliknya
apabila TBS yang dipanen masih mentah akan menurunkan kandungan minyak
walaupun ALBnya masih rendah.
PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento menerapkan kriteria panen yaitu fraksi
1, 2 dan 3. Penerapan kriteria seperti ini bertujuan agar tidak banyak buah yang
membrondol pada saat pemanenan sehingga dapat mengurangi losses buah di
lapangan. Hal ini juga berlaku karena sesuai dengan topografi perkebunan yang
cukup miring yaitu 0-30derajat dan bergelombang, sehingga pada saat buah jatuh
banyak mengalami bantingan akibat menggelondong yang akhirnya menyebabkan
buah yang sudah matang (fraksi 4 dan 5) banyak yang membrondol di lapangan.
Adapun pelaksanaan pemanenan buah sawit pada PT. Daria Dharma Pratama ini
mengacu pada peratutan-peraturan yang sudah ditetapkan yaitu :
a. Buah yang dipanen tidak diperbolehkan terlampau matang atau mentah.
b. Buah kelapa sawit (TBS) dilarang menginap. Bila hal tersebut terjadi maka
kandungan ALB meningkat.

39
c. Rotasi panen tidak boleh terlambat. Sistem hanca tetap 6/7 harus selesai
tepat pada waktunya.
d. Berondolan yang terjatuh harus dikutip dengan bersih, pelepah yang ditebas
harus disusun rapi.
e. TBS dikumpulkan ke TPH-TPH kecil kemudian ke TPH besar dan terakhir
diangkut ke pabrik.
f. Uji laboratorium dilakukan saat TBS diterima. Informasi yang diperoleh
disampaikan pada bagian assaiaten estate yang selanjutnya para asisten
tersebut mensosialisakinanya kepada pemanen untuk perbaikan produksi
TBS berikutnya atau mencegah inefisiensi.

3.2.4.4 Rotasi dan Sistem Panen


Sistem operasi pelaksanaan panen di PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento
menggunakan sistem hanca tetap, dimana pekerja melakukan pemanenan di tempat
yang tetap pada divisi yang sama dengan pekerjaan yang dilakukan secara tetap juga.
Menurut Suyatno Risza (1993) sistem hanca tetap merupakan sistem terbaik untuk
diterapkan pada areal kelas bergelombang, juga merupakan dimana pemanen
melakukan pemanenan di tempat yang tetap. Pelaksanan pemanenan di kebun PT.
Daria Dharma Pratama untuk setiap divisi dilakukan secara rotasi dengan metode 6/7
yang berarti dalam waktu satu minggu terdapat 6 hari kerja untuk memanen dan 1
hari perawatan kebun, yaitu membuang pelepah pada tanaman yang tidak dipanen.
Pembagian luas tiap kavel tidak sama, hal ini disebabkan oleh waktu panen,
kemampuan pemanen dan kondisi topografi kavel tersebut yang berbeda-beda.
Menurut Naibaho (1996) untuk mempermudah dan meningkatkan efisiensi
panen maka dilakukan pembagian hanca panen yang akan dipanen sekali dalam satu
minggu. Oleh karena itu kebun dapat dibagi berdasarkan perbandingan pemanen
dengan luas areal.
Seluruh pekerjaan pemanenan dilakukan oleh tenaga kerja panen yang terbagi
menjadi 6 kelompok dalam 1 divisi, dengan total pekerja setiap divisi rata-rata 32
orang. Luas areal kebun untuk setiap divisi adalah 500-600 Ha. Dalam setiap devisi
dibagi ke dalam kavel, sehingga dalam satu hari setiap 32 tenaga pemanen memiliki
luas panen sekitar100 Ha, atau setiap satu orang tenaga panen memilkki luas panen
sekitar 3 Ha.

40
Dalam pelaksanan pemanenan setiap afdeling dikerjakan secara rotasi (bergilir),
yaitu bagian kavel pertama dikerjakan pada hari pertama dan seterusnya sampai
kavel keenam. Seluruh pekerjaan pemanenan dilakukan oleh tenaga kerja panen yang
terbagi dalam beberapa kelompok kerja.

3.2.5. Sarana dan Prasarana Sistem Panen dan Bahan Baku


Sarana dan prasarana sistem panen dan bahan baku ini meliputi seluruh
unit/komponen alat/tempat yang digunakan untuk menunjang agar terlaksananya
pemanenan dengan baik. Sarana dan prasarana ini terdiri dari jalan, alat panen dan
alat bantu panen.
1. Jalan
Jalan untuk masing-masing divisi perkebunan PT. Daria Dharma Pratama Lubuk
Bento pada umumnya dapat dilewati dengan truk atau alat berat. Sebagian besar
berbentuk koral kasar (bebatuan) tetapi ada juga yang masih berbentuk tanah merah.
Khusus jalan poros/utama semuanya sudah berbentuk batuan/koral, sedangkan jalan
masuk ke setiap kavel atau berbentuk gang masih ada yang belum ditimbun dengan
koral. Begitu juga dengan alat angkut yang bisa melewatinya, jalan utama/poros
semua alat angkut bisa melewatinya namun untuk jalan gang-gang biasanya hanya
alat angkut kecil yang bisa lewat. Untuk masuk ke dalam gang-gang kecil dari bagian
divisi tersebut pemanen biasanya menggunakan gerobak dorong karena tidak dapat
dilalui oleh truk.
Tandan Buah Segar (TBS) yang telah dipanen oleh pemanen dan brondolan
yang telah dikutip bersih dipiringan selanjutnya diletakkan di tempat pengumpulan
hasil (TPH) dengan menggunakan alat angkutnya, yaitu kereta sorong/gerobak
dorong, dalam hal ini seluruh pemanen menggunakannya untuk dapat
mempermudah transportasi TBS dari piringan ke TPH. Pengutipan berondolan
dilakukan oleh pekerja dengan cara dikumpulkan dalam karung dan kemudian baru
dibawa ke TPH. Pengutipan berondolan ini dilakukan sehari setelah pemanenan, hal
ini bertujuan supaya semua berondolan dapat terkutip dengan bersih, sehingga losses
buah di lapangan dapat ditekan.
Buah hasil panen (TBS dan brondolan) dikumpulkan ke TPH kecil dengan
menggunakan alat angkut berupa gerobak dorong, selanjutnya buah diangkut lagi ke
TPH induk dengan menggunakan traktor. Apabila buah di TPH induk telah
memenuhi untuk satu truk maka buah segera diangkut ke pabrik.

41
2. Alat Panen
Adapun alat panen yang biasa digunakan di perkebunan PT Daria Dharma
Pratama adalah :
a. Chisel (dodos), digunakan untuk memanen TBS dibawah umur 5 tahun
dengan ketinggian 2-5 meter.
b. Kampak siam, digunakan untuk untuk memotong dahan kelapa sawit dan
tangkai panjang (maksimal 2 cm).
c. Egrek digunakan untuk memanen TBS di atas umur 5 tahun dengan
ketinggian 10 meter.

Eggrek Kampaksiam

Chisel (dodos)
Gambar 15. Alat Panen
3. Alat Bantu Panen
Sedangkan alat bantu panen yang digunakan antara lain:
a. Gancu, digunakan untuk mengangkut TBS yang sudah dipanen ke tempat
pengumpulan hasil (TPH) sementara, sedangkan untuk mengutip brondolan
yang jatuh pada saat pemanenan digunakan ember dan karung plastik.
b. Gerobak dorong, digunakan untuk mengangkut TBS dari kebun (TPH
sementara) ke TPH kecil.
c. Karung, digunakan untuk mengumpulkan berondolan dari lapangan ke TPH.

42
d. Parang/kampak, digunakan untuk memotong tangkai tandan buah yang
masih panjang dengan membentuk huruf V.
Panen kelapa sawit adalah kegiatan memotong tandan buah kelapa sawit (TBS)
dari pohon kelapa sawit. Untuk mempermudah pemotongan tandan buah, pelepah di
bawah tandan buah yang menyangga dapat dipotong dahulu. Memotong pelepah
harus merapat ke batang sehingga tidak ada sisa pelepah, hanya pangkal yang masih
menempel ke batang.
Berdasarkan tinggi tanaman ada tiga cara pemanenan yang dilakukan PT Daria
Dharma Pratama, yaitu :
a. Untuk tanaman yang tingginya 2-5 meter, digunakan cara panen jongkok
dengan menggunakan peralatan seperti kampak.
b. Untuk tanaman yang tingginya 5-10 meter, digunakan cara panen berdiri
dengan menggunakan peralatan seperti dodos.
c. Untuk tanaman yang tingginya >10 meter, digunakan cara panen berdiri
dengan menggunakan peralatan egrek.
PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento memiliki peralatan transportasi yang
berguna mempermudah dan mempercepat kegiatan perusahaan. Baik pada proses
pemanenan, pengangkutan maupun pengawasan dan perawatan perkebunan.
Penggunaan alat transportasi tersebut diatur oleh pihak kebun terutama untuk
kegiatan perkebunan. Kebun PT.Daria Dharma Pratama memiliki alat pengangkutan
berupa kendaraan ringan dan berat. Pemakaian Peralatan transportasi kebun di PT
Daria Dharma Pratama diatur sesuai dengan fungsinya:
1. Kendaraan roda dua, biasanyadigunakan untuk mengontrol kualitas TBS
yangdipanen pada saat pemanenan berlangsung.
2. Kendaraan roda empat (mobil)biasanya digunakan untuk mengangkut hasil
panen dari TPH kecil ke TPH besar dan dari TPH besar ke pabrik (PKS)
untuk diolah menjadi CPO.
3. Traktordigunakan untuk mengangkut TBS dan berondolan dari TPH kecil
ke TPH besar dan bisa juga digunakan untuk mengangkut TBS dan
berondolan dari TPH besar ke pabrik ataupun melangsir pupuk.
4. Trukdigunakan untuk mengangkut TBS dan berondolan dari TPH besar ke
pabrik. Pemakaian alat ini diatur oleh kepala transportasi. Biasanya dalam
pengaturan pengangkutan TBS dan berondolan diprioritaskan pada daerah

43
yang memiliki jangkauan lebih dekat dengan jalan besar dan pabrik untuk
diangkut lebih dulu.
5. Kendaraan atau alat berat lainnya,alat ini berfungsi untuk mempermudah
pelaksanaan panen yang dilakukan di kebun. Kendaraan ini berjumlah 3 unit
diantaranya adalah buldoser , greder, dan compact.

Gambar. Jonder (Traktor) Gambar. Motor pengangkut


sawit

Gambar. Buldoser Gambar. Truck

Gambar. Exsafator
Gambar 16. Alat berat dan kendaraan angkut
Dengan alat angkut atau kendaraan TBS diangkut menuju ke pabrik untuk
ditimbang. Tujuan penimbangan yaitu untuk mengetahui jumlah bahan baku yang
diterima di pabrik, sehingga akan diketahui rendemen pengolahan dari perbandingan
antara bahan baku yang diterima dengan bahan yang diolah.Setelah TBS ditimbang
akan diangkut oleh truk dibawa dan dibongkar di tempat penimbunan sementara

44
(Loading Ramp) sebelum dimasukkan kedalam lori-lori untuk di rebus dalam
sterilizer.
3.2.6 Kiat dan Kinerja Sistem Panen dan Bahan Baku
Di PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento memiliki kiat dalam sistem
panen untuk mencapai target panen, maka pelaksanaan panen di kebun dilaksanakan
mulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan hasilnya mencapai basis borong. Untuk
kriteria matang panen ini diintruksikan buah sawit yang boleh dipanen harus
memiliki warna orange kekuningan dan membrondol 1. Artinya tandan buah yang
diperbolehkan untuk dipanen oleh pemanen adalah semua buah yang telah matang
dalam kondisi normal (tidak sakit atau karena gangguan hama) atau membrondol
sebanyak 1 atau 2 biji per janjang di piringan. Hal ini dilakukan karena adanya
keinginan perusahaan untuk memanen Tandan Buah Segar (TBS) dengan target yang
di inginkan.
Untuk memperoleh kinerja yang baik dari sistem panen ini, perusahaan
menetapkan kriteria matang panen yang diakui sebagai norma dalam proses
pemanenan yang harus dipatuhi. Kriteria matang panen ditentukan pada saat
kandungan minyak maksimal dengan kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) yang
rendah. Asam lemak bebas merupakan salah satu indikator mutu minyak (Naibaho,
1996). Makin tinggi kandungan ALB minyak, maka makin rendah kualitas minyak
kelapa sawit (Anonym, 2001). Selain itu perusahaan juga menetapkan kiat-kiat untuk
meminimalisasi kerusakan dan inefisiensi selama panen yaitu sebagai berikut :
Tenaga Panen tidak diperbolehkan memanen buah mentah dan buah jangan
terlalu matang, diharapkan adalah fraksi 2 sampai fraksi 3.
a. Setiap pemanen yang melakukan kesalahan pada saat pemanenan, misalnya
pemotongan pelepah yang tidak mepet, pengutipan TBS yang tidak bersih,
memanen buah yang belum wajar dipanen akan dilakukan denda terhadap
pemanen tersebut yaitu berupa pemotongan TBS hasil panen sesuai
kesalahannya.
b. Berondolan yang terjatuh harus dikutip dengan bersih.
c. Pelepah harus ditebas menjadi 3 bagian agar mudah terurai dan harus disusun
rapi sehingga tidak menghalangi saat pemanen dan lahan menjadi bersih.
d. TBS dikumpulkan ke TPH-TPH kecil dengan susunan baris memanjang
untuk memudahkan perhitungan jumlah panen dan mengurangi kerusakan,
kemudian TBS di angkut ke TPH besar.

45
e. Rotasi panen jangan terlambat, untuk hanca tetap 6/7 harus selesai.
f. Uji Laboratorium harus diterima saat itu juga kepada bagian organisasi panen
untuk mendapatkan informasi tentang kualitas buah yang dipanen dan
mencegah inefisiensi.
g. Menyediakan tenaga panen dan alat angkut dengan jumlah yang sesuai
dengan rencana dan target panen buah.
h. Pengangkutan TBS dan berondolan ke pabrik secepatnya, sehingga pabrik
tidak mengalami kekurangan buah untuk diolah.
3.2.7 Evaluasi Umum Tentang Kinerja Panen dan Bahan Baku
Secara umum, kinerja sistem panen dan bahan baku dikatakan baik, khususnya
dalam pencapaian kualitas bahan baku, organisasi dan tata laksana panen, namun
untuk jumlah bahan baku yang diterima pabrik selama satu tahun terakhir (Juli 2017
- Juni2018) belum mencapai target yang ditetapkan oleh oleh perusahaan. Target
perusahaan yang belum tercapai ini secara umum karena minimnya penerimaan TBS
dari masyarakat yang terjadi karena persaingan harga dengan perusahaan lain. Oleh
karena itu,diharapkan perusahaan lebih memperhatikan harga TBS yang ada di
sekitar perusahaan, agar masyarakat lebih merekomendasikan tempat untuk menjual
TBS nya ke perusahaan PT. Daria Dharma Pratama, dan juga diharapkan pihak
perusahaan dapat meningkatkan kinerja panen dan bahan baku dengan cara
menambah mitra perusahaan, dengan begitu penerimaan bahan baku dapat terjaga
setiap saat.
Begitu juga dengan Kualitas bahan baku, masih dikatakan cukup baik karena
dari beberapa parameter mutu yang ditetapkan, ada beberapa yang belum mencapai
target misalnya masih tingginya buah mentah dan kurang matang yang diterima,
begitu juga tandan kosong dan benda asing lain yang terikut dalam mobil masih
tinggi. Sehingga masih perlu usaha yang kuat untuk mencapai kualitas buah yang
diterima agar memenuhi target yang ada. Banyak usaha yang perlu dilakukan
misalnya dengan memperbaiki kinerja panen untuk TBS dari kebun perusahaan serta
memperketat penyortiran buah untuk TBS hasil pembelian oleh tenaga Grading.
Organisasi panen sudah baik karena memiliki struktur organisasi yang jelas,
pengorganisasian panen yang baik, dan aturan/petunjuk pelaksanaan setiap kegiatan
dilaksanakan dengan baik. Demikian pula sarana dan prasarana sistem panen dan
bahan baku sudah dapat dikatakan baik, karena tersedianya sarana dan prasarana
seperti jalan, alat panen, dan transportasi yang memadai, sehingga seluruh hasil

46
panen di kebun dapat diterima di loading ramp (pabrik) dalam jangka waktu kurang
dari 12 jam terhitung sejak pelaksanaan panen. Walaupun demikian, adakalanya buah
sawit hasil panen terlambat diangkut ke pabrik. Kondisi ini sering terjadi ketika
musim hujan, hal ini disebabkan karena pada musim hujan kondisi jalan kebun yang
masih berupa tanah liat akan susah untuk dilalui oleh kendaraan pengangkut hasil
panen. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan pihak manajemen perusahaan
yaitu menimbun jalan kebun yang masih berupa tanah liat dengan koral serta
membuat siring-siring di pinggir jalan agar air dapat mengalir/tidak tergenang di
jalan. Begitupun halnya dengan kiat dan kinerja sistem panen dan bahan baku sudah
dapat dikatakan baik karena pihak perusahaan semaksimal mungkin menerapkan di
lapangan apa yang menjadi ketetapan dari kiat-kiat tersebut dengan sistem
pengawasan dan pengontrolan yang baik.

3.3 Proses Produksi


Proses produksi merupakan kegiatan mengolah input dengan berbagai proses
tertentu dengan hasil akhirnya berupa output. Tujuan dari sistem proses produksi di
pabrik minyak kelapa sawit adalah mengupayakan proses pengolahan TBS yang baik
untuk menghasilkan CPO dan Palm Kernel yang memiliki mutu sesuai dengan
Standar Internasional. Dalam sub bab ini akan dibahas beberapa hala antara lain
adalah Diagram Alir Proses dan Neraca Bahan, penjelasan tiap trahap proses, inforasi
input, informasi output atau produk dan evaluasi umum tentang kinerja proses
produksi.
3.3.1 Diagram Alir
Diagran alir merupakan sebuah diagram yang menyatakan aliran proses yang
menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan dalam bentuk kotak beserta
urututannya dengan menghubungkan masing-masing langkah dengan tanda panah.
Proses pengolahan di PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento yaitu untuk mengolah
tandan buah segar (TBS) menjadi bahan setengah jadi berupa Crude Palm Oil (CPO)
dan Kernel (Inti Sawit), dengan kapasita olah terpasang yaitu 45 ton/jam. Dalam
pengolahan TBS menjadi CPO dan Kernel, PT. Dharia Darma Pratama mempunyai
proses yang sangat panjang dan berbeda dengan pabrik lainnya. Adapun diagram alir
pengolahan TBS dapat dilihat pada gambar 16 berikut :

47
3.3.2 Penjelasan Tiap Tahap Proses
3.3.2.1 Jembatan Timbang
Stasiun penerimaan buah merupakan tempat penerimaan TBS yang diterima
oleh PT.DDP Lubuk Bento sebelum dilakukan pengolahan dalam pabrik kelapa
sawit. Stasiun penerimaan buah ini meliputi jembatan timbang (weight bridge) dan
loading ramp. Timbangan adalah alat yang digunakan untuk mengetahui banyaknya
(Ton) bahan baku (TBS), CPO serta kernel yang masuk ataupun keluar dari areal
pabrik PT.DDP Lubuk Bento. Penimbangan dilakukan dua kali untuk setiap
angkutan yang masuk ke pabrik, yaitu pada saat masuk (berat truk dan TBS) serta
pada saat keluar (berat truk dan TBS yang dikembalikan/tidak lulus sortir jika TBS
berasal dari kebun luar),begitu juga dengan proses penimbangan untuk CPO dan
Kernel.
Dari selisih timbangan saat truk masuk dan keluar, akan diperoleh berat
bersih TBS yang masuk ke pabrik. Tujuan untuk mendapatkan berat berat bersih
TBS yang masuk ke pabrik ini untuk menghitung rendemen yang dihasilkan
nantinya. Rendemen pengolahan dapat diketahui dari perbandingan antara bahan
baku yang diterima dan bahan baku yang diolah. Timbangan yang dimiliki PT.DDP
Lubuk Bento memiliki kapasitas ±40 ton/jam. Dengan berkembangnya teknologi,
jembatan timbang yang digunakan oleh PT.DDP Lubuk Bento dilengkapi dengan alat
sensor yang kemudian dapat terhubung dengan komputer.

Gambar 17. Jembatan Timbang


Untuk mendapatkan penimbangan yang akurat maka sebelum penimbangan
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Lantai timbangan harus bersih dari segala benda yang dapat
mempengaruhi berat timbangan.
2. Kolom timbangan harus tidak ada air.
3. Sebelum penimbangan dilakukan, penunjuk elektrik harus dinolkan.

48
4. Posisikan truk tepat pada tengah-tengah jembatan.
Pada PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento terdapat Standar Operasional
Procedure (SOP) yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan pekerjaan.di
Stasiun Jembatan Timbang, yaitu:
a. Persiapan Kerja
1. Periksa keadaan timbangan dan perakitan kerja.
2. Operator bekerjasama dengan security atau petugas grading untuk memeriksa
seputar stasiun timbangan termasuk lantai bawah jembatan timbang.
3. Periksa kondisi load cell, harus dalam kondisi baik.
4. Periksa keberadaan komputer harus lengkap dengan printer.
5. Periksa kabel-kabel dibawah timbangan harus dalam keadaan kering dan
tidak ada yang putus.
6. Periksa kertas, karbon, alat tulis serta blanko-blanko.
7. Pastikan dijembatan timbangan tidak ada kotoran seperti tanah dan benda-
benda asing yang operasional timbangan.
b. Start Pengoperasian
1. Pasang semua kabel-kabel konektor dengan benar.
2. Hidupkan UPS.
3. Hidupkan computer dan pastikan tanggal dan jam dilayar monitor harus sama
dengan tanggal hari ini.
4. Jika ada kelainan, settinglah dengan menyelipkan data dan buatlah tanggal
yang benar. Jika timbul masalah, laporkan pada admin.
5. Pastikan pada setiap penimbangan indikator timbangan menunjukkan zero.
6. Memasukkan mobil yang akan ditimbang tepat berada dalam jembatan
timbang.
c. Penimbangan TBS
1. Setiap kendaraan angkut TBS harus menyerahkan SP (Surat Pengantar)
supplier sebelum ditimbang dengan data sebagai berikut:
 Tanggal, no lokasi, asal supplier. Dan sebelumnya sopir harus
melapor kepada security untuk pengaturan TBS masuk.
2. Lakukan penimbangan, pertama sopir harus turun.
3. Masukkan data pada saat timbang pertama.

49
4. Pada saat dimonitor menerangkan apakah data sudah benar? Periksa
secaravisual. Pastikan sopir sudah turun dari kendaraan dan tidak ada lagi
yang mengganggu pada saat penimbangan. Lalu tekan enter.
5. Tuliskan berat pertama pada kolom surat pengantar dengan jelas.
6. Lakukan penimbangan kedua setelah TBS dibongkar dengan memasukkan
data kendaraan dengan benar.
7. Pada saat penimbangan kedua, sopir harus turun dari atas kendaraan
sebagaimana penimbangan pertama.
8. Mencetak tiket hasil timbangan dengan copy 1 x 4 lembar untuk:
a. 1 lembar tiket warna putih untuk sopir angkutan TBS
b. 1 lembar tiket warna merah untuk UD / Divisi
c. 1 lembar tiket warna hijau untuk arsip bagian pembelian
d. 1 lembar tiket warna kuning untuk arsip kantor atau pabrik
9. Semua angkutan diperlakukan sama.
10. Mencatat data penimbangan pada buku timbangan.
11. Memeriksa kembali buku catatan data timbangan TBS saat akan di tutup
timbangan.
d. Pemuatan dan Penyerahan CPO
1. Mobil tangki datang ke area pabrik.
2. Sopir mobil tangki CPO mendaftar ke pos security untuk meminta /
mengambil surat izin masuk untuk pengisian.
3. Pemeriksaan oleh petugas security terhadap mobil tangki supaya dalan
kondisi bersih isi dalam tangki sebelum tahap pengisian dilakukan, apabila isi
dalam tangki kotor, sopir mobil tangki diminta untuk membersihkannya dan
bila tidak ditaati maka tidak boleh memasuki area perusahaan.
4. Sopir mobil tangki CPO menyerahkan surat izin pengisian dan surat SDO
dari perusahaan / angkutan yang ditunjuk sebgai mitra dalam expedisi /
pengangkutan CPO kepada staff kantor / kerani produksi untuk dilakukan
pengecekkan lebih lanjut dan ditanda tangani oleh yang berwenang.
5. Sesudah administrasi selesai, surat izin pengisian di kembalikan kepada sopir
dan surat DO dari expedisi / pengankutan di tinggal di kerani produksi.
Kemudian sopir menunjukkan surat izin masuk ke timbangan.

50
6. Penimbangan mobil tangki CPO dilaksanakan dengan pengawasan petugas
security ditimbangan dan pastikan pada saat penimbangan sopir harus turun
dan amati kebenaran berattangki kosong.
7. Masukkan data yang dibutuhkan dengan benar sebagai berikut:
a. No Polisi
b. Tujuan
c. No DO
d. Tanggal DO
e. No Kontrak
f. Tanggal Kontrak
g. Mobil tangki CPO masuk ke are pengisian sesuai dengan nomor antri
kedatangan mobil tangki tersebut.drainase CPO dari tangki timbun sampai
bersih (dilakukan oleh petugas pengisian / despatch) sebelum dilakukan
pengisian ke mobil tangki.
3.3.2.2 Grading
Setelah TBS ditimbang akan di lakukan sortasi. Sortasi adalah kegiatan
pemilihan buah yang masuk ke pabrik sesuai SOP dengan tujuan mendapatkan buah
yang berkualitas dengan kandungan minyak yang tinggi dan kadar asam lemak bebas
(ALB) sedikit. Sortasi grading dilakukan di areal sortasi dan grading setiap harinya.
TBS yang berasal dari inti dan plasma diperlakukan berbeda. Untuk kendaraan yang
membawa TBS dari kebun inti di grading berdasarkan sampel yang telah ditentukan
dan dipilih secara acak. Sedangkan untuk plasma setiap kendaraaan yang masuk di
berlakukan grading. Tetapi untuk TBS inti tidak setiap hari datang ke pabrik,
tergantung kondisi cuaca seperti hujan karena ditakutkan TBS terkontaminasi dengan
air hujan. Area grading ini berukuran 42m x 23m. Pekerja di grading PT.DDP Lubuk
Bento berjumlah 15 pekerja dan sudah termasuk mandor. Harga TBS per kg nya di
pabrik ini yaitu Rp1.100,-

Sortasi TBS. Area Grading.


Gambar 18. Station Grading

51
Pada PT. Daria Dharma Pratama terdapat Standar Operasional Procedure
(SOP) yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan pekerjaan di Stasiun
Grading, yaitu:
1. Start
a. Mobil TBS diposisikan pada tempat yang mudah dilakukan penyortiran.
b. Adm grading mengambil kartu rincian potongan TBS untuk mengetahui
informasi pemasok dan berat muatan total TBS (bruto).
c. Petugas grading melakukan sortir terhadap mobil yang diambil samplenya.
d. Administrasi grading menghitung jumlah TBS yang dibawa oleh mobil.
e. Administrasi grading mengkasifikasikan TBS berdasarkan standar mutu yang
telah ditetapkan.
f. Administrasi grading mencatat segala informasi yang didapat pada saat
melakukan sampling terhadap TBS.
g. Petugas grading memuat kembali TBS yang tidak sesuai dengan kriteria mutu
TBS yang diterima.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama operasi:
a. Untuk mendapatkan hasil sampling yang baik pastikan petugas sampling adalah
orang telah paham betul dengan kriteria / standar buah yang diterima di PMKS.
3. Stop
a. Untuk mengetahui BJR TBS yang dibawa oleh supplier, ambil data muatan bersih
pada timbangan.
b. Buat laporan hasil sampling.

Adapun kriteria mutu TBS yang diterima dan TBS yang tidak diterima, yaitu:
1. Kriteria mutu TBS
- TBS Mentah : TBS yang tidak membrondol.
- TBS Matang : TBS yang membrondol minimal 10 butir
- TBS terlalu matang : TBS yang membrondol lebih dari 50%
- Jangkos : TBS yang membrondol semua.
- Buah pasir : TBS yang beratnya < 3 kg.
- Tangkai panjang : Tangkai yang melebihi 2 cm
2. Buah yang Tidak Terima
 TBS yang mempunyai gagang lebih dari 2 cm
 Buah pasir yaitu TBS yang beratnya kurang dari 3 kg
 Buah cengkeh yaitu TBS yang kecil- kecil atau tidak memiliki nut

52
3.2.2.3 Loading Ramp
Loading ramp adalah tempat pembongkaran dan penimbunan sementara TBS
setelah ditimbang, sebelum dimasukkan ke dalam lori-lori untuk direbus dalam
sterilizer. Stasiun ini terdiri dari dua bagian, yaitu yang pertama tempat
pembongkaran buah dari truk/tempat sortasi (grading) dan kedua tempat
memasukkan buah ke lori. Stasiun merupakan tahap awal yang sangat mempengaruhi
keberhasilan pengolahan dalam menghasilkan CPO yang berkualitas baik. Di stasiun
ini, saat pembongkaran TBS dilakukan sortasi.
Tujuan sortasi/grading yaitu untuk mendapatkan buah yang memiliki mutu
yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen pabrik, terutama oleh pihak quality
control. Bagian Loading Ramp yang digunakan untuk memasukkan atau
memindahkan TBS ke dalam lori perebusan memiliki kemiringan 27 dengan lebar
pintu Loading Ramp meter. Pemindahan ini dilakukan secara otomatis oleh pintu-
pintu Loading Ramp yang digerakkan secara hidrolik. Pintu-pintu Loading Ramp
berjumlah 12 pintu. Petugas loading ramp ini teridiri dari 4 orang. Kapasitas
maksimal loading ramp di PT.Daria Dharma Pratama yaitu 180 ton. Panjang loading
ramp di pabrik ini yaitu 72 meter.
Adapun SOP yang digunakan dalam loading ramp yaitu :
a. Membuka pintu hooper dengan menekan handie valve ke depan secara
perlahan-lahan. Pastikan TBS bisa turun dan masuk kedalam lori.
b. Jika TBS tersumbat dalam hooper lakukan penarikan dengan menggunakan
gancu panjang.
c. Jika lori sudah terisi penuh, tutup kembali hooper dengan menarik handie
valve ke belakang.
d. Operasikan link chain dengan cara menggerakan joystik pada posisi forward
untuk maju dan pada posisi reverse untuk mundur.
e. Lakukan transfer carriage dari bawah loading ramp menuju transfer carriage.
Kemudian transfer lori tersebut ke jalur yang diinginkan dengan cara
menggerakan joystik move.
f. Sesampainya di jalur yang di tuju, lakukan penguncian lock nut dengan
menekan push bottom lock.
g. Dorong lori yang ada pada transfer carriage tersebut dengan cara menekan
tombol reverse dan dari arah berlawanan lakukan penarikan lori dengan
linkchain.

53
Adapun fungsi loading ramp yaitu :
 Mempermudah TBS masuk ke dalam lori untuk perebusandi sterilizer.
 Memudahkan sistem FIFO (first in – first out), yaitu TBS yang pertama kali
datang ke pabrik diolah terlebih dahulu, sedangkan TBS ysng terakhir datang
menunggu sampai siap diolah.
 Sebagai tempat melakukan sortasi buah dan penampungan TBS yang dibawa
oleh truk dari kebun sebelum dilakukan proses selanjutnya.
Kehilangan minyak atau losses, dapat terjadi di loading ramp. Tetapi losses
ini tidak memiliki standar sehingga dapat dikatakan sebagai losses liar. Dalam
pengoperasiannya TBS dituang ke dalam chute loading ramp lalu secara teratur buah
dimasukkan ke dalam lori dengan cara membuka pintu loading ramp. Kemudian lori
akan di transfer kebagian rebusan untuk dimasukkan ke dalam ketel rebusan
(sterillizer).
3.3.2.4 Sterilizer
Sterilisasi merupakan proses perebusan TBS dengan menggunakan panas dari
uap yang bertekanan tinggi secara konveksi dan konduksi. Tahapan ini sering disebut
dengan pemasakan buah. Sterilisasi dilakukan dengan mengalirkan uap panas ke
dalam sterilizer melalui pipa penghantar uap selama 90 menit. Adapun tujuan
sterilisasi yaitu
1. Untuk mengurangi kadar air buah sebesar 12-20%.
2. Mempermudah pelepasan daging buah dari nut (biji).
3. Mempermudah pelepasan cangkang dari inti, dan lain-lain.
Metode yang digunakan untuk melakukan proses perebusan adalah metode
triple peak, yaitu pembuangan uap steam sebanyak 3 kali pada tekanan yang sudah
dicapai. Lama waktu yang digunakan untuk melakukan proses perebusan adalah 90
menit yang terbagi menjadi 16 langkah perlakuan.. namun pada prakteknya
disesuaikan dengan kondisi buah yang ada, dalam hal tingkat kematangan buah. Bila
buah direbus banyak buah yang kurang matang, maka waktu perebusan lebih dari 90
menit, karena dalam teorinya buah yang belum matang masih banyak mengandung
air sehingga untuk menguapkan air tersebut waktu perebusannya diperpanjang dari
waktu standar. Begitu juga sebaliknya, jika buah banyak yang matang maka
perebusan kurang dari 90 menit.

54
Uap yang diinjeksikan ke dalam bejana sebesar 300 dan tekanan uap yang
digunakan untuk melakukan perebusan adalah 3 Bar. Tetapi, apabila kedua bejana
tersebut beroperasi secara bersamaan, maka tekanan uap yang digunakan adalah 2
Bar. Jarak waktu rebusan bejana 1 dan 2 adalah 36 menit.

Gambar 19. Lori di Sterilizer


3.3.2.5 Tippler
Tippler adalah alat yang digunakan untuk menuangkan isi lori yang berisi
TBS yang sudah direbus ke hopper dan dilanjutkan ke alat perontok yaitu Thresser.
Setelah TBS direbus maka lori ditarik keluar untuk diolah ke tahapan selanjutnya.
Lori yang berisi buah rebus tersebut dituang dengan menggunakan tippler ke hopper.
Kemudian TBS diangkat oleh Fruit Bunch Conveyor sehingga pada saat buah sampai
ke dalam thresher sudah dimulai proses penebahan. Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
PT.Daria Dharma Pratama Lubuk Bento memiliki satu unit tippler dengan kapasitas
satu lori TBS rebus, waktu untuk menghabiskan satu TBS rebus adalah dengan
berputar 360 derajat dan penggerakannya dengan menggunakan gearbox. Sebagai
penghubung antara penggerak dan tippler adalah rantai. Pekerja stasiun Tippler di
PT.DDP Lubuk Bento ada 3 orang.
Seorang operator harus konsisten dengan waktu yang telah ditetapkan untuk
melaksanakan penuangan lori, jika tidak maka akan akan terjadi kendala misalnya
jika terlalu cepat akan terjadi overload pada unit bunch elevator tentunya ini akan
berdampak buruk pada bunch elevator. Bunch elevator akan mengalami putus rantai
dan sebagainya, sebaiknya apabila melebihi waktu yang telah ditentukan maka akan
terjadi miss kapasity.

Gambar 20. Stasiun Tippler

55
3.3.2.6 Stasiun Thresher
Thresher merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memisahkan
berondolan sawit dari tandannya. Pada PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento
memiliki dua unit thresher yang memiliki kapasitas masing-masing 45 ton/jam. Dari
kedua thresher tersebut hanya digunakan satu thresher secara bergantian. Di dalam
thresher buah akan dirontokkan dengan cara bantingan dan gesekan akibat putaran
alat tersebut, sehingga buah terpisah dari janjang. Buah dibanting dengan putaran 20
rpm. Berondolan yang jatuh dari kisi-kisi dibawa oleh under threser conveyor dan
bottom cross conveyor kemudian menuju ke fruit elevator untuk di masukkan ke
digester dan janjang kosong dibawa oleh horizontal empty bunch conveyor yang
selanjutnya akan dimasukkan ke dalam truk dan diangkut ke perkebunan untuk
ditaburkan di pohon sawit sebagai pupuk organik.
Adapun fungsi dari theresher ini adalah:
 Alat untuk melepaskan buah dari janjangan yang telah direbus dengan cara
membanting di dalam thresher yang memiliki kisi-kisi.

 Sebagai tempat pemisahan antara fruit dengan tandan kosong.

Gambar 21. Stasiun Thresher


3.3.2.7 Stasiun Press
Stasiun press merupakan stasiun pengolahan berondolan sawit untuk
dilumatkan dan di ekstraksi guna memisahkan antara minyak sawit kasar, serabut biji
serta biji sawit (nut). Pada stasiun ini terdiri dari dua unit pengolahan, yaitu unit
pelumatan (Digesting) serta unit pengepresan (Pressing).
Thresher merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memisahkan
berondolan sawit dari tandannya. Pada PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento
memiliki dua unit thresher yang memiliki kapasitas masing-masing 45 ton/jam. Dari
kedua thresher tersebut hanya digunakan satu thresher secara bergantian. Di dalam
thresher buah akan dirontokkan dengan cara bantingan dan gesekan akibat putaran

56
alat tersebut, sehingga buah terpisah dari janjang. Buah dibanting dengan putaran 20
rpm.
Berondolan yang jatuh dari kisi-kisi dibawa oleh under threser conveyor dan
bottom cross conveyor kemudian menuju ke fruit elevator untuk di masukkan ke
digester dan janjang kosong dibawa oleh horizontal empty bunch conveyor yang
selanjutnya akan dimasukkan ke dalam truk dan diangkut ke perkebunan untuk
ditaburkan di pohon sawit sebagai pupuk organik.Selanjutnya, buah yang telah
masuk ke dalam digester akan di cacah dengan pisau-pisau pengaduk long dan short
(stiring arms) yang terdiri dari 5 set pisau pencacah dan 1 set pisau pelempar dari
digester atau ekspeler. Adapun fungsi pisau-pisau ini untuk mencacah daging buah
hingga homogen antara daging buah dengan biji dan memisahkan minyak bebas.
Pada PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento mempunyai 4 unit digester dengan
kapasitas/volume masing-masing 3.500 L, dengan diameter tabung silindernya
adalah 120 cm dan tinggi 340 cm. Hanya saja untuk memenuhi kapasitas pabrik yang
sebesar 45 ton/jam, digester yang digunakan biasanya hanya 3 unit saja secara
bergantian.
Selanjutnya proses dilanjutkan ke presser. Presser adalah alat yang digunakan
untuk mengekstraksi biji sawit yang sudah dilumatkan dari digester tersebut. Setelah
buah lumatan keluar dari digester secara kontinyu masuk ke dalam screw press untuk
dilakukan pengepresan sehingga diperoleh minyak sawit kasar. Pengepresan
bertujuan untuk mengekstraksi minyak semaksimal mungkin dengan oil losses
sekecil-kecilnya dan dengan kernel pecah seminimal mungkin. Buah yang sudah
dilumatkan tersebut masuk ke screw press untuk dipress dengan tekanan 30-45 bar
dan air panas. Screw press berfungsi memeras serat dan inti, sehingga minyak
mentah (CPO) akan diperoleh. Screw press mempunyai dua buah ulir dengan putaran
yang berlawanan arah. Buah yang sudah lumat atau yang telah dihancurkan oleh
digester didorong ke depan screw press dan sebelum keluar screw press akan ditahan
oleh cone press secara continue sehingga minyak akan terlepas dari serat dan inti
akhirnya jatuh mengalir melalui strainer (presscake) ke sand trap tank, sedangkan
Serat dan inti hasil dari pengepresan di screw press akan dialirkan ke cake breaker
conveyor (CBC) untuk diproses lebih lanjut dan selanjutnya biji akan diolah pada
stasiun pengolahan kernel dan fiber menuju ke boiler sebagai bahan bakar. Di PMKS
PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento ini memiliki 4 unit presser yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan isi dari pada digester, namun umumnya yang

57
digunakan hanya tiga unit. Dimana kapasitas untuk masing-masing presser adalah 15
ton/jam.
3.3.2.8 Stasiun Clarifikasi
Stasiun pemisahan adalah stasiun untuk memisahkan antara minyak sawit
kasar,sludge serta air. Clarification stasiun dalam pabrik kelapa sawit adalah suatu
proses pengolahan minyak kasar (crude oil) kelapa sawit menjadi minyak produksi
CPO. Minyak kasar ini berasal dari pressan yang akan diolah stasiun klarifikasi.
Hasil dari pressan terdiri dari Minyak, Sludge, Pasir,Solid, Air dan lain-lain. Stasiun
ini merupakan tahapan akhir untuk mendapatkan minyak sawit mentah (CPO) dan
pada stasiun ini sangat mempengaruhi kualitas minyak yang akan dihasilkan. Minyak
yang keluar dari tempat pemerasan atau pengempasan masih berupa minyak sawit
kasar yang masih mengandung kotoran berupa partikel-partikel dari tempurung dan
serabut serta pasir/tanah yang terikut pada TBS.
Kesempurnaan proses klarifikasi sangat mempengaruhi baik buruknya minyak
sawit yang dihasilkan karena itu pengawasan mutu CPO kelapa sawit harus
dilakukan sebaik mungkin. Fungsi dari klarifikasi ini adalah memperoleh oil contest
semaksimal mungkin, pencapaian oil losses pada heavy phase dan final effluent
seminimal mungkin, memperoleh kualitas produksi sebaik-baiknya.

Gambar 22. Kontrol Panel Stasiun Clarifikasi


Fungsi dari klarifikasi ini ialah:
a. Memperoleh oil contents semaksimal mungkin
b. Pencapaian oil losses pada heavy phase dan final effluent seminimal
mungkin.
c. Memperoleh kualitas produksi sebaik-baiknya.
Adapun alat kerja yang digunakan pada stasiun ini yaitu:
1. Vibrating Screen Oil
Minyak yang telah dikutip dari stasiun press selanjutnya akan di klarifikasi.
Hasil dari proses pressing dimana minyak kasar telah diendapkan selama ± 4 jam

58
akan dialirkan ke vibrating screen, dimana pada proses ini terjadi penambahan air
panas (water delution) dengan perbandingan 1:1 terhadap rendemen. Penggunaan
o
suhu pada air sebesar 90 , air panas bertujuan agar suhu minyak tetap panas dan akan
mempermudah proses pemisahannya. Kemudian proses dilanjutkan ke vibrating
screen oil, dimana alat ini merupakan saringan yang bergetar dengan ukuran 30
mesh. Saringan ini berfungsi untuk memisahkan atau menyaring non oil solid, ampas
dan kotoran yang masih terikut, selanjutnya kotoran tersebut akan dialirkan kembali
ke sand trap tank karena masih mengandung minyak.
2. Crude Oil Tank
Proses dilanjutkan ke Crude Oil Tank, alat ini akan menampung dan
memanaskan minyak yang telah dikutip dari vibrating screen melalui pipa-pipa
penyalur selama 30 menit. Minyak kasar yang terkumpul di COT dipanaskan hingga
0 0
suhu mencapai 90 -95 C, dengan volume alat 10 ton. Alat ini dilengkapi pompa
sebanyak dua unit yang berfungsi untuk mengalirkan minyak dari COT ke tangki
pengendapan.
3. Sand Cyclone
PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento memiliki dua unit Sand Cyclon.
Dimana alat ini digunakan untuk memisahkan antara pasir dan minyak.
4. Continuous Sattling Tank
Alat ini digunakan untuk memisahkan minyak dan slugde serta air dengan
cara proses pengendapan dan perbedaan berat jenis. Minyak sawit kasar yang sudah
mengalami pemanasan dalam COT akan ditampung di continous settling
tank/clarifier tank untuk diproses lebih lanjut. Di dalam CST minyak tetap
diperlakukan dengan suhu panas untuk memudahkan proses pengutipan dan diaduk
dengan stirer secara perlahan sehingga kotoran dan minyak terpisah. Minyak yang
terpisah dari kotoran akan naik dan dikutip setelah minyak memiliki jarak 40 cm dari
kotoran atau setelah 40 menit berada di dalam alat ini yang selanjutnya akan
disalurkan ke buffer tank untuk dihomogenkan. Dengan suhu yang terus dijaga agar
0
tetap berkisar 90-95 C agar pengutipan minyak dapat berlangsung dengan
semaksimal mungkin.
5. Sludge Vibrating Screen
Alat ini berfungsi untuk menyaring sludge yang merupakan hasil pemisahan
dari minyak di CST tersebut. Dari hasil penyaringan ini cairan yang masih
mengandung minyak akan dialirkan sludge tank. Sedangkan padatan yang tidak lolos

59
saringan dikembalikan ke sand trap tank untuk dilakukan pengolahan ulang karena
masih mangandung minyak.
6. Sludge Tank
Sludge Tank berfungsi untuk menampung sementara lumpur yang akan
diolah di sludge separator. Sludge tank hampir sama dengan COT yaitu menimbun
sludge dengan steam panas yang diberikan secara kontinyu.
7. Sludge Separator
Alat ini akan mengutip minyak dengan cara memisahkan lumpur, heavy
phase dan cairan yang masih mengandung minyak dengan gaya sentrifugal. Baik
Lumpur/sludge maupun Heavy Phase hasil pemisahan tersebut akan dialirkan ke
selokan munuju kolam pat fit yang selanjutnya akan dipompakan ke recovery tank
untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut. Sedangkan cairan (Light Phase) yang masih
mengandung minyak akan dipompakan ke CST untuk diolah kembali karena masih
mengandung banyak minyak.
8. Oil Tank
Alat yang terbuat dari baja berbentuk silinder dan merupakan wadah yang
digunakan untuk menampung minyak yang diperoleh dari pengutipan continous
settling tank/clarifier tank. Dalam oil tank minyak tetap dipanaskan dengan steam
0
pada suhu 90-95 C untuk tetap mempertahankan suhu minyak.
9. Oil Purifier
Alat ini berfungsi untuk memurnikan/memisahkan minyak dari air dan
kotoran-kotoran ringan yang terkandung dalam minyak dengan cara sentrifugal. PT
Daria Dharma Pratama Lubuk Bento memiliki dua unit oil purifier. Kapasitas
masing-masing alat ini adalah 20 ton dengan produksi 4000 liter/jam.
10. Vacuum Dryer
Digunakan untuk mengurangi kadar air dalam minyak sehingga diperoleh
minyak sesuai dengan standar mutu yang ingin dicapai/ditetapkan yaitu 0,1 %.
Caranya yaitu minyak dipompa dan disemprotkan melalui nozel-nozel yang ada
dalam pengering vacum, kemudian injektor akan menghisap air yang terkandung
dalam minyak sawit tersebut.
11. Oil Storage Tank
Oil Storage Tank adalah alat yang berbentuk silinder dan terbuat dari besi.
Alat ini berfungsi untuk tempat penyimpanan/penimbunan CPO yang dihasilkan
sebelum dijual. PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento memiliki tiga buah tempat

60
penyimpanan minyak sawit sebelum minyak dikirim ke pembeli. Kapasitas ketiga oil
storage tank ini sama, yaitu 1.600 ton.
3.3.2.9 Stasiun Pengolahan Kernel
Proses pengolahan kernel (inti sawit) yaitu meliputi pemisahan antara serabut
dengan biji serta mengolah pemisahan antara cangkang dengan inti sawit yang
merupakan output akhir pada stasiun ini. Output dari stasiun press yang berupa
serabut dan biji sawit/kernel yang selanjutnya dikirim ke stasiun kernel untuk
mendapat perlakuan selanjutnya dengan menggunakan CBC. Selanjutnya hasil akhir
ini (kernel, fiber dan cangkang) dapat di gunakan kembali sebagai bahan bakar pada
stasiun boiler. Selain itu juga dapat dijual kembali ke pasar sebagai bahan bakar
alternatif. Kapasitas kernel Silo di pabrik DDP Lubuk Bneto yaitu 25 ton/jam,
sedangkan kapasitas Bulk Kernel Silo 50 ton/jam. Agar kadar air kernel di dalam
o
kernel silo menjadi lebih kecil maka suhu harus dipertahankan 80-90 C dengan
memasukkan steam melalui heater begitu juga pada nut silo dengan ketetapan suhu
0
70-80 C.
Alat kerja yang digunakan pada stasiun ini yaitu:
1. Cake Breaker Conveyor
Cake Breaker Conveyor adalah alat yang digunakan untuk memecahkan
bongkahan Press Cake serta mengangkutnya ke Deperycarper. Setelah selesai proses
pressing pada screw press selanjutnya press cake yang berbentuk serat dan inti akan
diangkat ke Deperycarper menggunakan cake breaker conveyor tersebut. Alat ini
dilengkapi dengan pisau-pisau yang berputar berlawanan arah berfungsi untuk
memecah gumpalan ampas sehingga uap dan air yang terkandung di dalamnya dapat
dikeluarkan.
2. Deperycarper
Deperycarper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan serat dan benda-
benda yang ringan dari inti dengan bantuan blower. Di dalam Deperycarper, serat
akan terhisap oleh blower untuk ditransfer ke fibre cyclone dan selanjutnya jatuh ke
boiler foel storage untuk digunakan sebagai bahan bakar boiler. Kecepatan udara
yang mengalir tergantung dari kapasitas fibre cyclone fan dan luas penampang
saluran.
3. Nut Polishing Drum
Polishing drum merupakan sebuah alat yang berbentuk silinder diletakkan
horizontal yang berlubang-lubang dengan ukuran lubang yang berbeda-beda. Ini

61
berguna untuk memisahkan biji-biji yang kecil dan yang besar, serta memisahkan
material lain seperti batu, kerikil, kayu, dan sebagainya. Kapasitas alat ini yaitu 45
ton/jam.
4. Nut Elevator
Nut Elevator adalah alat yang digunakan untuk membawa nut (kernel) yang
sudah dibersihkan dari polishing drum tersebut ke Nut Silo Dryer. Alat ini dilengkapi
dengan blower yang berfungsi untuk menghisap nut tersebut ke nut silo dryer.
Sedangkan benda-benda yang memiliki berat lebih dari biji sawit yang normal seperti
batu/ kerikil, biji sawit jenis dura akan jatuh tempat sampah yang disediakan.
5. Nut Transport Fan
Adalah bagian yang berfungsi untuk menampung biji yang sudah dibersihkan
dari kadar serabutnya dengan menggunakan sistem pneumatic (hisapan angin). Biji
yang sudah terhisap akan masuk ke nutcyclone.
6. Nut Grading Drum
Merupakan drum yang digunakan untuk membagi biji ke dalam ukuran
berbeda-beda sebelum dilakukan proses pemecahan di ripple mill. Penggunaan nut
grading dimaksudkan untuk memilah biji sesuai dengan ukuran masing-masing,
sehingga akan mempermudah proses pemecahan di dalam ripple mill.
7. Nut Hopper
Adalah tempat yang digunakan untuk menampung biji yang sudah dipilah.
Selain itu digunakan sebagai umpan menuju ripple mill dapat berjalan secara
kontinu.
8. Ripple Mill
Alat ini adalah bagian dari proses kernel recovery yang berfungsi untuk
memecah biji, sehingga kernel dan cangkang dapat terpisah. Ripple mill ini memiliki
kapasitas 6 ton/jam dan berjumlah 3 unit. Proses pemecahan terjadi akibat penekanan
dari rotor bar dan ditahan oleh ripple plate. Rotor bar adalah bagian dari ripple mill
yang berputar mengikuti putaran poros ripple mill.
9. Light Tenera Dry Separation
Adalah bagian yang berfungsi untuk memisahkan cangkang dengan kernel
hasil pemecahan di ripple mill. Pada proses pemecahan biji, terdapat beberapa hasil
yaitu kernel pecah, kernel utuh, cangkang, nut pecah dan nut utuh. Kelima hal
tersebut sudah pasti ada di keluaran ripple mill, sehingga perlu dipisahkan untuk

62
mendapatkan material yang dituju yaitu kernel. Proses pemisahan di LTDS dilakukan
dengan sistem pneumatic (hisapan angin).
Di dalam proses pemisahan kering ini terdapat 2 tahap, yaitu LTDS 1 dan
LTDS 2. LTDS 1 berfungsi untuk memisahkan material pada tahap awal, artinya
memisahkan antara material yang paling berat dan yang paling ringan. Sedangkan
dari umpan yang masuk, terdapat cangkang dan kernel yang memiliki berat yang
tidak jauh berbeda, sehingga tidak terpisah pada LTDS 1. Oleh karena itu, kernel dan
cangkang tersebut dilakukan pemisahan kembali di LTDS 2.
10. Claybath
Alat ini merupakan bagian yang berfungsi untuk memisahkan kernel dan
cangkang yang belum terpisah ketika dilakukan pemisahan kering di LTDS. Proses
pemisahan di claybath dikatakan sebagai pemisahan basah. Untuk memisahkan 2
material dengan massa jenis berbeda tersebut, digunakan suatu larutan yaitu larutan
calcium carbonat (CaCO3). Pembuatan larutan dilakukan dengan menambahkan

calcium carbonat (CaCO3) ke dalam air di penampungan dan dibantu stirrer untuk
proses pengadukan larutan.
11. Kernel Heater
Adalah bagian yang berfungsi untuk memanaskan kernel sehingga dalam
kondisi matang. Kondisi matang dapat dilihat secara visual pada warna bagian dalam
kernel atau pada permukaan kernel. Kernel yang sudah matang, pada bagian
dalamnya berwarna coklat dan pada bagian permukaan sudah keluar minyak yang
melapisi kernel.
12. Kernel Bulk
Adalah bagian yang digunakan untuk menampung kernel produksi dan
sebagai tempat penyimpanan kernel produksi untuk proses despatch. Kernel bulk ini
memiliki diameter ± 9-10 m dengan kedalaman ± 5-6 m. Pada bagian bawahnya
membentuk conus/tirus, sehingga kernelbulk berbentuk cyclone.
3.3.3 Evaluasi Umum Tentang Kinerja Sistem Proses Produksi
Secara umum, kinerja sistem pengolahan TBS di PMKS PT. DDP Lubuk
bento cukup baik, baik itu dari segi diagram alir yang ada, tahapan proses saat
pongolahan, input yang masuk maupun output yang dihasilkan. Untuk diagram alir
pengolahan di pabrik sudah baik dan teratur. Desain dan juga tata letaknya juga
sudah rapi dan diperhitungkan saat pembangunan pabrik. Alat penggeser lori yang
digunakan sudah memadai dengan menggunakn hidrolik. Dari segi tahapan proses

63
pengolahan, kapasitas-kapasitas alat yang ada sudah tergunakan secara baik. Seperti
kapasitas isi lori adalah 5 ton/jam, kapasitas sterilizer satu buah 8 lori sudah
terrealisasikan saat perebusan buah, alat thresher ada 2 buah dengan kapasitas
masing masing 45 ton. Jika ada kerusakan theresher peroses pengolahan tidak harus
di hentikan melainkan dialihkan ke thresher yang satu lagi. dan juga kapasitas alat
pelumat yang terpasang ada 4 buah dengan kapasitas masing- masing 15 ton.
Pencapaian pengolahan yang baik akan berpengaruh baik pula pada efisiensi
pengolahannya. Secara umum proses pengolahan TBS PT. DDP dikatakan
efisiensinya belum sempurna ini terbukti dengan belum tercapainya target rendemen
CPO produksi tersebut. Upaya untuk mengatasi hal tersebut agar efisiensi proses
meningkat harus diadakan perbaikan atau pemberharuan peralatan yang sudah aus
atau kerja mesin yang tidak maksimal. Selain itu perbaikan di kinerja karyawan juga
harus terus dilakukan serta penekanan losis di pabrik harus diminimalisir. Adapun
tempat losses yang belum dimati atau belum di lihat perusahaan ialah losis minyak di
loading ramp. Padahal loading ramp juga berpengaruh dalam hal losis, seperti
kerusakan buah pada saat pendorongan loader, banyak buah yang pecah dan rusak.

3.4 Pengendalian Kaulitas (Quality Control)


Pengendalian kualitas merupakan suatu aktivitas (manajemen perusahaan)
untuk menjaga dan mengarahkan agar mutu produk sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Aspek pengendalian kualitas menguraikan tentang hasil pengamatan pada
pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Daria Dharma Pratama Lubuk bento yaitu
berupa organisasi unit Quality Control, titik pengendalian kualitas, metode
pengendalian kualitas, standar kualitas hasil, realisasi kualitas hasil, dan evaluasi
umum kinerja sistem pengendalian kualitas selama periode Juli 2016 sampai Juli
2017.
Di pabrik minyak kelapa sawit PT. Daria Dharma Pratama Lubuk bento,
pengendalian kualitas dilakukan oleh unit Quality Control .Unit atau bagian ini
bertugas memberikan informasi mengenai mutu bahan baku, mutu proses dan mutu
hasil produksi yang akan dijadikan pertimbangan bagi pimpinan (Manager) pabrik
dalam mengambil keputusan dimana kegiatan Pengendalian kualitas ini dilakukan
oleh pihak laboratorium.

64
PMKS PT DDP Lubuk Bento memiliki satu unit laboratorium, dimana layout
laboratorium tersebut dapat dilihat seperti gambar berikut :

Gambar 23. Layout Laboratorium PMKS PT DDP Lubuk Bento


Ketarangan:
1. Ruangan Staf Dan Asisten Lab 11. Hot Plate
2. Rak Sampel 12. HaOH
3. Oven 13. Propanal/Hexsana
4. Timbangan Kadar Air Kernal 14. H2So4
5. Microwave 15. Aquades
6. Jar Test 16. Rak Peralatan Lab
7. Desikator 17. Meja
8. Rak Peralatan 18. Pintu
9. Timbangan Analitik 19. Extraction Set
10. Spektrometer 20. Westapel
3.4.1 Dasar
Menghasilkan produk dengan kualitas yang baik adalah salah satu target dari
proses produksi. Hal ini senada dengan Pabrik Minyak Kelapa Sawit. Dalam proses
pengolahannya, menghasilkan CPO dan Kernel dengan kualitas baik menjadi acuan
yang penting dikarenakan produk yang dihasilkan tersebut akan melalui tahapan
yang sangat penting yakni Penjualan. Hukum jual beli mengatakan bahwa barang
yang akan diual harus memenuhi kriteria tertentu yang sesuai dengan standar yang
telah ditentukan oleh pihak pembeli. Maka menghasilkan produk yang baik menjadi
target yang harus dicapai dalam suatu proses produksi.
3.4.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penerapan sistem ini adalah:
1. Menjamin tercapainya mutu produk yang sesuai dengan standar.

65
2. Mengeliminasi adanya complain dari pihak Buyer atas produk yang dijual.
3. Mendukung keberlangsungan dari perusahaan tempat kita bekerja.
3.4.3 Mekanisme
Sistem Managemen Penjamin Mutu Produk adalah sebuah sistem yang
mengaplikasikan sistem perencanaan, sistem monitoring, sistem evaluasi dan sistem
corection untuk dapat mendapatkan dan memastikan produk sesuai dengan standar.
Untuk Pabrik Minyak Kelapa Sawit produk yang dimaksud adalah CPO dan Kernel.
Mendapatkan CPO dan Kernel yang sesuai standar adalah targetnya. Untuk mencapai
target tersebut, maka ada beberapa tahapan yang harus dilakukan diantaranya.
a. Menunjuk unit khusus yang bertanggung jawab atas mutu produk.
Unit ini harus memiliki akses untuk melakukan anaslisa dan mengetahui dengan
pasti prosedur analisa produk. Oleh karena itu didalam Pabrik Minyak Kelapa
Sawit departemen yang cocok untuk melaksanakan fungsi pengawasan terhadap
produk dan bertanggung jawab atas mutu produk adalah Labolatorium.
b. Menunjuk unit yang berperan dalam menjalankan proses produksi.
Kemampuan untuk mengoperasikan unit mesin dengan baik dan benar sesuai
dengan SOP dalam rangka menghasilkan produk dengan mutu yang baik hanya
dapat dilakukan oleh Departemen Proses. Sehingga dengan operasional yang baik
dengan didukung oleh pengawasan yang baik dari labolatorium maka akan
didapatkan produk dengan mutu yang baik.
c. Menunjuk unit yang berperan dan bertanggung jawab atas performa alat yang
maksimum.
Unit ini memiliki tugas untuk memastikan semua unit mesin dapat bekerja
dengan baik. Tentu dalam Pabrik Minyak kelapa Sawit departemen yang cocok
untuk supporting adalah Maintenance.
d. Menunjuk unit yang bertugas melakukan evaluasi produk.
Sebagai penanggung jawab penuh terhadap mutu produk, departemen
Labolatorium adalah departemen yang harus mensinergikan Produksi dengan
Maintenance untuk mendapatkan produk dengan Mutu yang baik.
3.4.4 Organisasi Unit Quality Control
3.4.4.1 Struktur Organisasi
Pengendalian mutu di PT. Daria Dharma Pratama Lubuk bento dilakukan oleh
bagian Quality Control dan Laboratorium. Bagian ini membantu manager dengan
memberikan saran/usul yang dapat dipergunakan oleh pimpinan Pabrik untuk

66
mengambil keputusan dalam kegiatan untuk menghasilkan CPO dan inti sawit
(kernel).Tugas bagian pengendalian mutu secara terperinci adalah menyelenggarakan
atau melihat kegiatan dan hasil yang dikerjakan serta mengumpulkan dan
menyalurkan kembali keterangan-keterangan yang dikumpulkan selama proses
pekerjaan itu setelah dianalisa. Tugas-tugas tersebut meliputi :
a. Pengawasan terhadap penerima tandan buah segar (TBS)
b. Pengawasan terhadap produk hasil (CPO dan Inti Sawit) sebelum dipasarkan.
Berikut menunjukkan bahwa kegiatan pengendalian kualitas secara
keseluruhan dipertanggungjawabkan oleh Manajer pabrik. Pengendalian kualitas di
pabrik dilakukan oleh tenaga yang terlatih terutama petugas analisa di bawah
pengawasan kepala laboratorium. Sistem manajemen pengendalian kualitas di pabrik
sudah cukup baik dimana lini-lini yang merupakan bagian dari pengendalian kualitas
dapat menjalankan tugasnya dan berfungsi sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Secara skematis organisasi pengendalian mutu di PT. Daria Daharma Pratama dapat
dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 24. Struktur Organisasi Pengendalian Kualitas Laboratorium

67
3.4.4.2 Tugas dan Tanggung Jawab
a. Asisten Laboratorium
1. Memastikan semua kegiatan quality control dilaksanakan sesuai SOP
Laboratorium.
2. Memastikan semua kalkulasi I perhitungan dilakukan dengan benar.
Membuat.
3. laporan harian analisa dan laporan bulanan yang ditujukan ke Mill Manager.
4. Melaporkan segera hasil analisa yang abnormal kepada Mill Manager
sehingga, dapat segera diambil tindakan perbaikan. 10. Memberikan training
kepada seluruh anggota Laboratorium untuk mengikuti SOP Laboratorium
dengan benar.
b. Mandor
1. Memantau kinerja Analis
2. Melaporkan segera hasil analisa yang abnormal kepada Asisten sehingga
dapat segera diambil tindakan perbaikan.
c. Analis
1. Menganalisa kualitas minyak dan kernel.
2. Menganalisa kehilangan minyak dan kernel selama pengolahan. Menganalisa
sampel raw water, treated water, dan boiler water. Menganalisa sampel kolam
limbah.
3. Melakukan kalkulasi I perhitungan dengan benar.
4. Input data ke Laporan Harian Analisa. Input data ke Laporan Bulanan
5. Melaporkan segera hasil analisa yang abnormal kepada Asisten Laboratorium
sehingga dapat segera dikoordinasikan ke bagian terkait lainnya.
d. Sample Boy
1. Pengambilan sampel dengan cara yang tepat sesuai SOP Laboratorium.
2. Penamaan sampel dengan label yang jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan
atau tertukar.
3. Simpan sampel di lemari sampel. Quartering sampel.
3.4.5 Prosedur dan titik Pengambilan Sampel Pada Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku berupa
tandan buah segar (TBS), proses pengolahan dan kualitas produk , yaitu kualitas
crude palm oil (CPO) dan inti sawit (kernel). Pengujian kualitas bahan baku yaitu

68
dengan mengambil sampel langsung dari perkebunan (untuk kebun
perusahaan/sendiri) dan di areal Loading Ramp untuk buah hasil pembelian
kemudian dianalisa di Laboratorium oleh bagian analisis.
3.4.5.1 Prosedur Pengambilan Sampel
1. Penaambilan sampel selama pengolahan harus dilakukan setiap 2 jam sekali,
dimulai dari 2 jam setelah start pengolahan dan diakhiri 2 jam sebelum stop
pengolahan.
2. Melakukan pemeriksaan sebelum aktivitas pengambilan sampel ,Peralatan
yang diperiksa adalah Semua Peralatan sampel dan Pendukung apakah sudah
bersih dan sesuai dengan yang ditentukan.
3. Melakukan Persiapan label : Semua label baik yang tertera di wadah I tempat
sampel atau yang ditempel harus benar-benar jelas agar sampel tidak tertukar
I bercampur. Tempat pengambilan sampel harus benarbenar aman untuk
sampel boy.
4. Lakukan pengambilan sampel.
3.4.5.2 Titik- titik Pengambilan Sampel
1. Janjang Kosong dan Pengujian USB 2. Pengiriman Kernel
3. Kandungan minyak di jankos 4. Kompisis crudr oil
5. Mass Passing Digester (MPD) 6. Sludge underflow
7. Komposisi Press Cake 8. Umpan sludge Sentrifuge
9. Fibre Cyclone 10. Sludege centrifuge
11. Campuran Pecahan Nut 12. Minyak umpan oil tank
13. Kernel Dry Separation (KOS) 14. Minyak setelah oil tank
15. LTDS No. 1 16. Minyak produksi
17. LTDS No.2 18. Sludge sebelum recovery tank
19. Kernel Claybath 20. Sludge setelah recovery Tank
21. Cangkang Claybath 22. Final effluent
23. Kernel Silo 24. Pengiriman minyak
25. Kernel Produksi 26. Kolam limbah

3.4.6 Metode/Pelaksanaan Pengedalian Kualitas


Pelaksanaan pengendalian kualitas pada pabrik PT. Daria Dharma Pratama
Lubuk Bento dilakukan dengan pengambilan sampel mutu dari setiap masing-
masing proses pengolahan dan selanjutnya dianalisa di laboratorium. Hasil analisa ini

69
berfungsi untuk memantau sejauh mana kinerja proses pengolahan pada tiap tahapan
proses dengan melihat besarnya angka-angka kehilangan dari hasil analisa tersebut.
Metoda pengawasan yang baik adalah:
1. Petugas pelaksanaan harus cukup terlatih dan mempunyai rasa loyal yang
cukup
2. Peralatan pelaksanaan analisa mutu harus lengkap dan keadaannya baik.
3. Metoda pengambilan contoh harus benar dan tepat
4. Data dan cara penganalisaan tepat, jelas dan akurat
Adapun sasaran utama yang ingin dicapai dengan adanya unit pengendalian
kualitas ini adalah untuk menghasilkan hasil akhir yang sesuai dengan standar
kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Parameter kualitas CPO yang diukur
adalah kadar asam lemak bebas (ALB), kadar air (moisture) dan kadar kotoran (dirt).
Sedangkan parameter kernel yang diukur adalah kadar air (moisture), kadar kotoran
(dirt), dan kadar kernel pecah (broken).
3.4.7 Pengendalian kualitas bahan baku
Pengendalian kualitas bahan baku (TBS) dilakukan di stasiun Sortasi dan
grading dimana pekerja sortasi berjumlah 15 orang untuk menyortir setiap TBS yang
masuk dari kebun sendiri maupun dari kebun masyarakat, Buah yang tidak lolos
sortasi sesuai SOP dari kebun masyarakat akan dilakukan pemotongan dan
dipulangkan guna memberi tahu kepada masyarakat/petani untuk memperbaiki
kualitas pemanenan selanjutnya, sedangkan buah dari kebun sendiri PT DDP Lubuk
Bento akan dilakukan sampling dari setiap kebun sebagai tolak ukur laporan pabrik
ke kebun apakah pemanenan yang diakukan sudah baik atau tidak
SOP Kriteria Buah yang terdapat di PMKS PT Lubuk Bento adalah :
1. Buah Mentah, adalah buah yang belum membrondol.
2. Buah Matang, adalah buah yang telah membrondol minimal 1 brondol.
3. Buah Lewat Matang, adalah buah yang brondolan bagian luar 50% dan
sebagian buah tengahnya sudah terlepas atau membrondol
4. Buah Kecil, adalah buah yang beratnya kurang dari 5kg.
5. Janjang Kosong, adalah buah yang tersisa hanya brondolan dalamnya.
6. tangkai Panjang, adalah buah yang panjang tangkainya lebih dari 2,5 cm

70
3.4.8 Standar Kualitas Hasil
PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento merupakan salah satu perusahaan
swasta nasional yang sudah besar, tentunya mutu produk yang dihasilkan harus
sesuai dengan mutu permintaan pasar yang luas supaya dapat diakui kesempurnaan
produk yang dihasilkan. Spesifikasi mutu CPO dan Inti Sawit (Kernel) di PT.Daria
Dharma Pratama Lubuk Bento merupakan standar internasional (SI), dan standar ini
telah merujuk pada pabrik-pabrik besar yang terdapat di Indonesia yang dapat
mengekspor hasil dari CPO dan Inti Kernel. Target/standar mutu yang ditetapkan
oleh pihak manajemen pabrik PT.Daria Dharma Pratma Lubuk Bento dapat dilihat
pada tabel 6 berikut
Parameter CPO Kernel
Asam Lemak Bebas
Maksimal 4%
(ALB)
Kadar Air (Moisture) Maksimal 0,15% Maksimal 7%
Kadar Kotoran (Dirt) Maksimal 0,02% Maksimal 7%
Inti Pecah (Broken) Maksimal 15%
Sumber:Monthly Processing Report, Juni- Juli 2018 PT.Daria Dharma Pratama
Lubuk Bento.
Tabel 6. Standar Kualitas CPO dan Palm Kernel di PT.Daria Dharma Pratama
Lubuk Bento.
Dalam menetapkan target yang ingin dicapai, pihak pabrik PT. DDP mengambil
acuan dari standar yang diinginkan oleh permintaan pasar secara nasional. Sehingga
mutu tersebut diharapkan lebih baik dari pada standar ekspor yang telah ditetapkan
secara nasional sehingga produk yang dihasilkan dapat menembus pasaran nasional
maupun internasional.
3.4.9 Realisasi Kualitas Hasil
3.4.9.1 Kualitas CPO
Kualitas CPO yang dihasilkan dapat ditentukan berdasarkan kadar asam
lemak bebas (ALB), kadar air, dan kadar kotoran yang terdapat di dalamnya. Berikut
di bawah ini penjelasan dari masing-masing parameter tersebut:
a. Kadar ALB CPO
Berdasarkan data selama bulan Juli 2017 sampai pada bulan juli 2018 kadar
ALB CPO yang dihasilkan oleh PMKS PT. DDP Lubuk bento berkisaran antara 3,81

71
% sampai 4,63 % dengan rata-rata 4,27% (standar 4%). ALB tertinggi terjadi pada
bulan September 2017, Juni dan Juli 2018 dan terendah pada bulan Januari 2018
.Data asam lemak bebas (ALB) CPO PT. Daria Darma Pratama Lubuk Bento dapat
dilihat dari grafik dibawah ini :

FFA CPO PRODUKSI


4,60
4,40
4,20
4,00
3,80
3,60
3,40
3,20
3,00
Jul 17 Agt 17Sept 17 Okt 17Nov 17 Des 17 Jan 18 Feb 18 Mar 18 Apr 18Mei 18 Juni 18 Jul 18
Realisasi FFA CPO ( % ) Target FFA CPO ( % )

Gambar 25. Grafik kadar ALB (FFA) CPO PT. Daria Darma Pratama Lubuk Bento
periode Juli 2017 sampai Juli 2018
Tinggi rendahnya ALB dapat dipengaruhi oleh kualitas buah yang diolah,
sistem perebusan, klarifikasi serta kondisi masing-masing pengolahan. Kadar ALB
yang tinggi pada bulan Juli 2018 hal ini disebabkan oleh tingginya buah restan serta
akibat kurangnya pengawasan kualitas pada bahan baku dan proses.
b. kadar Air (Moisture) CPO
Dilihat dari data bulan Juli 2016 sampai Juli 2017 kadar air produksi CPO
PT. Daria Dharma Pratama secara umum belum mencapai target yang
ditetapkan,karena target kadar air yang ditetapkan adalah 0,15% sedangkan realisasi
rata-rata kadar airnya adalah 0,19 %. Data kadar air (moisture) periode Juli 2017
sampai Juli 2018 dapat dilihat dari grafik dibawah ini :

72
MOIST CPO PRODUKSI
0,70
Jul 17 Agt 17 Sept Okt 17Nov 17 Des 17 Jan 18 Feb 18 Mar 18 Apr 18Mei 18 Juni 18 Jul 18
0,60 17
0,50

0,40

0,30

0,20

0,10
Realisasi MOIST CPO ( % ) Target MOIST CPO ( % )

Gambar 26. Grafik kadar air (Moisture) CPO PT. Daria Darma Pratama periode Juli
2017 sampai Juli 2018.
Dari gambar diatas terlihat bahwa kadar air CPO berkisar antara 18% sampai
0,21 % dengan rata-rata 0,19%. Dilihat dari gambar diatas kadar air tertinggi terdapat
pada bulan Agustus 2016. Tinginya kadar air ini dapat disebabkan oleh banyaknya
buah mentah. Hal ini juga disertai oleh stasiun pemurnian terutama pada Oil Purifier
dan Vacum Dryer yang kurang baik, serta tingginya curah hujan.

c. Kadar Kotoran (Dirt) CPO


Selama bulan Juli 2017 sampai pada bulan Juli 2018 kadar kotoran pada
PMKS PT. Dharia Dharma Pratama berkisar antara 0,020% sampai 0,030% dengan
rata-rata kadar kotoran 0,02 % dengan standar yang digunakan 0,02% . Kadar
kotoran yang tertinggi terjadi pada bulan November 2017 dan Maret 2018. Kadar
kotoran CPO dipengaruhi oleh kualitas TBS dan kesempurnaan proses pemisahan
minyak (clarification). Penanganan yang kurang baik terhadap TBS menyebabkan
banyaknya kototran seperti pasir dan tanah yang menempel atau masuk dalam
mesocrap buah. Kotoran yang terkandung pada mesocrap ini selanjutnya akan
terbawa kedalam pengolahan, karena proses pengolahan yang kurang sempurna
maka kandungan kotoran pada CPO akan semakin tinggi. Data kadar kotoran dapat
dilihat dari grafik dibawah ini :

73
DIRT CPO PRODUKSI
0,10
Jul 17 Agt 17 Sept Okt 17Nov 17 Des 17 Jan 18 Feb 18 Mar 18 Apr 18Mei 18 Juni 18 Jul 18
0,08 17

0,06

0,04

0,02

0,00
Realisasi DIRT CPO ( % ) Target DIRT CPO ( % )

Gambar 27. Grafik kadar kotoran (Dirt) CPO PT. Daria Darma Pratama periode
Juli 2017 sampai Juli 2018
Dari gambar diatas pencapaian kadar kotoran CPO yang dihasilkan oleh PT.
Daria Darma Pratama sudah mencapai target.

3.4.9.2 Kualitas Kernel


a. Kadar Air (Moisture) Kernel
Selama Juli 2017 sampai Juli 2018 kadar air kernel PT. Daria Darma
Pratama Lubuk Bento berkisar antara 6,36% sampai 7,18 % dengan rata – rata
6,82% sedangkan target yang ditetapkan oleh perusahaan adalah 7,00%. Grafik data
periode Juni 2016 sampai Juli 2017 PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento dapat
dilihat dari grafik dibawah :

MOIST KERNEL PRODUKSI


8,00
7,50
7,00
6,50
6,00
5,50
5,00
Jul 17 Agt 17 Sept Okt 17Nov 17 Des 17 Jan 18 Feb 18 Mar 18 Apr 18Mei 18 Juni 18 Jul 18
17

Realisasi MOIST KERNEL ( % ) Target MOIST KERNEL ( % )

Gambar 28. Grafik kadar air (Moisture) Kernel PT. Daria Dharma Pratama
periode Juli 2017 - Juli 2018

74
Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa kadar air inti cukup bagus sesuai
dengan target yang telah ditetapkan namun ada beberapa bulam yang tidak sesuai
dengan target, hal ini disebabkan oleh tingginya curah hujan dan kurang
terkontrolnya mesin pengering inti (kernel silo dryer) kurang bekerja sempurna
atau dikarenakan adanya kerusakan yang terjadi pada mesin tersebut.
b. Kadar Kotoran (Dirt) Kernel
Kadar kotoran ini sawit PT. Daria Darma Pratama Lubuk Bento selama Juni
2016 Sampai Juli 2017 sekitar 5,3 % sampai 8,03% dengan rata-rata 6,18 %. dengan
standar 7,00%. kadar kotoran inti sawit tertinggi pada bulan oktober dan November
2016 yaitu 8,03% sedangkan kadar kotoran terendah terjadi pada bulan Desemeber
2016 . Hal ini dapat dilihat dari grafik dibawah ini :

DIRT KERNEL PRODUKSI


9,00
8,50
8,00
7,50
7,00
6,50
6,00
5,50
5,00
Jul 17 Agt 17 Sept Okt 17 Nov Des 17 Jan 18 Feb 18 Mar 18 Apr 18Mei 18 Juni 18 Jul 18
17 17

Realisasi DIRT KERNEL ( % ) Target DIRT KERNEL ( % )

Gambar 29. Grafik kadar kotoran (Dirt) Kernel PT. Daria Darma Pratama Lubuk
Bento Juli 2017 sampai Juli 2018

c. Inti pecah (Broken)


Selama periode Juli 2017 Sampai Juli 2018. kadar inti pecah berkisar
21,15% sampai 28,44 dengan rata-rata 24,87 %, dan broken tertinggi terdapat pada
bulan Februari 2018 dan yang terendah pada bulan November 2016, tingginya
kadar inti pecah kemungkinan dapat terjadi karena proses pengolahan kernel yang
kurang sempurna terutama pada proses pemecahan biji dan proses pengeringan.
Pada proses pemecahan inti sawit PT. Daria Darma Pratama Lubuk bento
menggunakan tiga unit rippel mill. Pengaturan cone mesin yang kurang tepat dapat
menyebabkan tingginya angka kernel pecah, selain itu proses perebusan yang
terlalu lama dan buah banyak yang kurang matang juga menyebabkan kernel
banyak pecah begitu juga pengeringan dengan waktu yang lama dan suhu yang

75
tinggi akan meningkatkan kenaikan persentase inti pecah. Diduga juga tingginya
kernel pecah ini disebabkan karena Varietas buah yang diterima, dimanan akan
menyulitkan dalam pengaturan cone rippel mill tersebut. Hal ini dapat dilihat dari
grafik inti pecah dibawah ini:

BROKEN KERNEL PRODUKSI


30,00

25,00

20,00

15,00

10,00
Jul 17 Agt 17 Sept Okt 17 Nov Des 17 Jan 18 Feb 18 Mar Apr 18Mei 18 Juni Jul 18
17 17 18 18

Realisasi BROKEN KERNEL ( % ) Target BROKEN KERNEL ( % )

Gambar 30. Grafik inti pecah (Broken) PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento
Periode Juni 2016 sampai Juli 2017.
Bersarkan uarian diatas, dapat disimpulkan bahwa mutu inti sawit yang
dihasilkan oleh PMKS PT. Daria Darma Pratama Lubuk Bento belum sesuai dengan
standar mutu yang telah ditetapkan oleh pabrik. Dari gambaran tentang mutu ini
maka PT. Daria Dharma Pratama sebaiknya lebih memperhatikan proses pengolahan
yaitu pada stasiun kernel sillo, nut crackcer, dan rippel mill, dan dari hasil survei
lapangan mengatakan yang sering terjadi kerusakan adalah pada mesin rippel mill,
jadi perlu penanganan khusus dan pengecekan sebelum proses pengolahan
berlangsung.
3.4.10 Evaluasi Umum Kinerja Sistem Quality Control (Pengendalian Mutu)
Secara umum sistem pengendalian kualitas produk CPO dan Kernel di
PMKS PT. Daria Dharma pratama Lubuk Bento dapat dikatakan sudah tercapai
dengan baik karena pada realsasi mutu dengan target sudah tercapai, namu pada
produk kernel pada parameter broken masih belum tercapai dengan baik karean
pecapaian broken dengan target yang ditetapkan masih jauh. Sedangkan pada
kualitas Bahan baku (TBS) masih belum tercapi dengan baik karena masih banyak
target yang belum taercapai sehingga perlu peningkatan pengendalian kualitas
untuk tetap menjaga kualitas produk yang lebih baik.

76
Berdasarkan uraian tentang mutu CPO dan kernel diatas, dapat disimpulkan
bahwa mutu CPO dan kernel yang dihasilkan oleh PMKS PT. Daria Dharma Pratama
Juli 2017 sampai Juli 2018 masih perlu untuk ditingkatkan lagi untuk mencapai
semua target mutu yang telah ditetapkan dengan memperbaiki sistem penanganan
TBS dengan lebih memperketat disiplin panen dan penerimaan TBS luar dan
memperbaiki dan memperhatikan proses pengolahan yaitu stasiun perebusan, stasiun
klarifikasi minyak terutama pada oil purifier dan vacum dryer, begitu juga dengan
stasiun kernel sillo, nut cracker, dan rippell mill. Untuk lebih mengoptimalkan mutu
akhir CPO yang telah dihasilkan dan mempertahankan kualitas supaya mendapatkan
hasil yang memuaskan. Maka perlunya sistem pengawasn mutu yang intensif dan
berkelanjutan serta kesadaran dan kebersamaan yang tinggi untuk mencapai kualitas
yang diingikan demi kesejahteraan bersama.

3.5 Sistem Penanganan Limbah


3.5.1 Jenis Limbah
3.5.1.1 Jenis Limbah dan Sumber-Sumbe r Limbah
Limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada saat proses
pengolahan kelapa sawit. Limbah dari industri dapat membahayakan kesehatan
manusia karena dapat pembawa suatu penyakit (sebagai vehicle), dan dapat
merugikan dari segi
ekonomi karena dapat menimbulkan kerusakan pada benda/bangunan maupun
tanaman-tanaman dan peternakan, dapat merusak atau membunuh kehidupan yang
ada di dalam air seperti ikan dan binatang peliharaan lainnya, dan dapat merusak
keindahan (estetika), karena bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap
dipandang terutama di daerah hilir sungai yang merupakan daerah rekreasi.
Jenis limbah PMKS PT. Daria Dharma Pratama yaitu limbah padat, limbah
cair, limbah B3 dan gas.
1. Limbah padat
Limbah padat Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan produk sampingan dari
hasil pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi CPO yang berupa padatan
seperti, janjang kosong, cangkang (shell) dan fibre. Limbah padat mempunyai ciri
khas pada komposisinya. Komponen terbesar dalam limbah padat tersebut adalah
selulosa, disamping komponen lain meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa
dan liqnin.

77
Produksi limbah padat Pabrik Kelapa Sawit (PKS) per ton TBS
- 23% tandan kosong sawit (TKS)
- 13% fibre
- 6% cangkang
Limbah Padat Yang dihasikan dari proses pengolahan Tandan Buah Segar
di PMKS Lubuk Bento yaitu berupa:
1. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
Tandan kosong yang merupakan hasil dari proses bantingan (Threshing).
Biasanya tandan kosong ini masih mengandung buah yang masih melekat pada
tangkai. Hal ini terjadi jika perebusan dan bantingan mengalami proses yang tidak
sempurna. Tandan kosong berfungsi ganda yaitu selain menambah hara ke dalam
tanah, juga meningkatkan kandungan bahan organik tanah yang sangat diperlukan
bagi perbaikan sifat fisik tanah.
Persentase Tankos terhadap TBS sekitar 21% dan setiap ton Tankos
mengandung unsur hara N, P, K, dan Mg berturut-turut setara dengan 3
Kg Urea; 0,6 Kg CIRP; 12 Kg MOP; dan 2 Kg Kieserit. Dengan demikian dari satu
unit PKS kapasitas olah 30 ton TBS/jam atau 600 ton TBS/hari akan menghasilkan
pupuk N, P, K, dan Mg berturut-turut setara dengan 360 Kg Urea, 72 Kg CIRP;
1.440 Kg MOP; dan 240 Kg Kiserit. Dapat disimpulkan bahwa tandan kosong kelapa
sawit dapat dijadikan pupuk organik atau mulsa.
2. Fiber/Serabut
Serabut yang merupakan hasil pemisahan Fibre Cyclone dan biasanya terikut
cangkang, inti sawit dan didalam serat itu sendiri masih mengandung minyak.
Kandungan ini sangat tergantung pada ekstraksi di screw press dan pemisahan di
Fibre Cyclone. Fibre digunakan 100% untuk bahan bakar boiler.
3. Cangkang Sawit (Shell)
Cangkang (shell) yang dihasilkan dari kernel plant yaitu shell separator masih
mengandung inti dan nut. Jika bahan ini digunakan sebagai bahan bakar maka pada
dapur boiler akan menghasilkan gas-gas yang tidak terbakar sempurna, maka dari itu
cangkang tidak 100% digunakan sebagai bahan bakar boiler.
2. Limbah cair
Limbah adalah sisa hasil proses produksi yang sudah tidak dimanfaatkan lagi
dan harus dikelola agar tidak menimbulkan pencemaran dan penurunan kualitas
lingkungan. Sedangkan air limbah didefinisikan sebagai sisa hasil proses produksi

78
yang berbentuk cair yang sudah tidak dimanfaatkan lagi dan harus dikelola agar tidak
menimbulkan pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan. Limbah Cair Pabrik
Kelapa Sawit (LCPKS) merupakan seluruh produksi dari PKS dalam bentuk cair
selain CPO yang sering disebut dengan “produk ikutan” atau „by product‟.

Limbah cair yang dihasilkan dari PMKS Lubuk Bento berasal dari:
1. Air drain (cairan buangan dari hasil perebusan TBS di perebusan atau
Sterilizer).
2. Air cucian pabrik (air hasil pembersihan didalam pabrik).
3. Claybath (cairan hasil pemisahan antara cangkang dan kernel pada stasiun
kernel di PMKS).
3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Limbah B3 berasal dari hasil operasional pabrik yang pada umumnya adalah
bahan pendukung misalnya Oli, Filter, dll. Dampak yang ditimbulkan oleh Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) adalah pencemaran tanah, udara, air dan
bahkan akan mempengaruhi kesehatan manusia jika tidak dikelola dengan baik dan
benar.
Limbah B3 yang dihasilkan PMKS Lubuk Bento berasal dari:
1. Workshop (Majun bekas)
2. Proses (Majun bekas)
3. Engine room (Filter Bekas, oli kotor)
4. Exavator ( Filter Bekas)
5. Air Berau Estate ( Filter Bekas, oli kotor)
6. Loader WA 180 (Filter Bekas, oli kotor)
7. WTP (Geigen Bekas)
8. Bengkel (Gerigen Bekas, ember bekas)
9. Laboratorium (Botol Ex Propanol)
4. Limbah gas
Limbah gas adalah limbah yang berasal dari hasil pembakaran pengolahan
TBS. Sumber dampak limbah gas berasal dari sisa pembakaran hasil uap tenaga
listrik (Genset) dan penghasil uap (Boiler).
3.5.2 Penanganan Setiap Jenis Limbah
3.5.2.1 Limbah Padat

79
Penanganan limbah padat seperti TKKS, Fiber, dan Cangkang di PT. Daria
Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento dilakukan dengan mengikuti SOP perusahaan.
Untuk limbah TKKS, penanganan yang dilakukan yaitu dengan menjadikan TKKS
sebagai pupuk TKKS dari pabrik akan dibawa ke kebun perusahaan yaitu di Air
Berau Estate digunakan sebagai pupuk organik dan mulsa untuk tanaman Kelapa
Sawit. Penangan untuk limbah Fiber, fiber digunakan sebagai bahan bakar Boiler.
Sedangkan untuk limbah Cangkang, limbah ini dijual oleh perusahaan seharga Rp.
400/kg, sehingga perusahaan dapat keuntungan tambahan dari penjualan limbah
Cangkang.

Gambar 31. Janjang Kosong yang di manfaatkan untuk mulsa

3.5.2.2 Limbah Cair


Pengolahan limbah cair yang dilakukan oleh PT. Daria Dharma Pratama
PMKS Lubuk Bento untuk mengurangi dan meminimalisir dampak limbah terhadap
lingkungan dilakukan dengan menggunakan kolam secara mikrobiologi. Dalam
upaya pengolahan limbah cair, PT. Daria Dharma Pratama memiliki 12 kolam
limbah, namun karena PMKS Lubuk Bento menggunakan sistem Land Aplication
sehingga hanya memanfaatkan 7 kolam saja dimana kolam tersebut saling
berhubungan satu sama lain dan dilakukan proses pencapuran dikolam 5, dan limbah
yang diambil untuk di aplikasikan di Land Apication adalah limbah dari kolam
limbah nomor 5. Berikut fungsi dari masing- masing kolam :
1. Cooling pond
Dengan namanya tentu sudah diketahui bahwa di dalam kolam ini terjadi
proses pendinginan. Suhu dari proses produksi terakhir yaitu di stasiun clarification
mencapai 50º C - 90º C sehingga akan tidak efektif untuk pengolahan limbah
selanjutnya sehingga suhu perlu didinginkan. Pendinginan sendiri diusahakan agar
suhu turun menjadi 20 º C – 40 º C. Disamping kolam pendingin ada kolam Fat-pit,

80
ini berfungsi sebagai tempat pengutipan kembali minyak yang ikut terbuang, minyak
dikutip dengan menggunakan skimmer..
2. Kolam Anaerob dan Aerob
Setelah proses pendinginan selesai maka limbah akan dialirkan ke kolam
Anaerob dan Aerob untuk diproses. Pada kolam ini peran mikroba/bakteri sangat
penting sehingga proses penjagaan dan pensirkulasi air limbah sangat dijaga agar
bakteri dapat bekerja maksimal dalam memecah kandungan minyak dan lemak yang
masih terdapat di dalam limbah.
Selain memecah minyak oleh bakteri, di kolam ini juga terjadi pengendapan
untuk memisah antara cairan dengan sludge berat seperti tanah, pasir dan lain-lain,
sebelum dipompa ke kolam pencampur.
3. Mixing Pond (Kolam Pencampur)
Air limbah dalam kolam ini mengalami asidifikasi, sehingga air limbah yang
mengandung bahan organik lebih mudah mengalami biodegradasi. Setelah
terhidrolisis sempurna, pH air limbah dinetralkan (pH 7,0 – 7,5) dan dilakukan
pencampuran secara continue yang bermuara dikolam 5.
3.5.2.3 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Limbah B3 merupakan limbah yang berbahaya bagi mahluk hidup di sekitar
sehingga perlu penanganan serius untuk menangani limbah B3 ini. Di PT. Daria
Dharma Pratama Pratama PMKS lubuk Bento penangan limbah B3 dilakukan
dengan mengumpulkan limbah di tempat pengumpulan limbah B3 sebelum limbah
tersebut diambil oleh pihak ketiga (Cv. Amindy Barokah).

Gambar 32. Limbah B3 Diambil Pihak Ke-3 (CV. Amindy Barokah)


3.5.2.4 Limbah Gas
Dampak yang dihasilkan dari limbah gas hasil operasional pabrik adalah
kesehatan masyarakat di sekitar lingkungan pabrik jika limbah gas tidak dikelola

81
dengan baik. Sumber dampak limbah gas berasal dari sisa pembakaran penghasil uap
tenaga listrik (Genset) dan penghasil uap (Boiler).
3.5.3 Upaya Pemanfaatan Limbah
3.5.3.1 Pemanfaatan Limbah Padat
Limbah padat di PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento seperti
TKKS telah dimanfaatkan sebagai pupuk dilahan, sedangkan limbah fiber telah
dimanfaatkan menjadi bahan bakar boiler. Sedangkan limbah cangkang langsung
dijual. Semua limbah padat telah terealisasi dengan baik, tidak ada limbah yang
terbuang ke lingkungan dengan percuma.
3.5.3.2 Pemanfaatan Limbah Cair
Limbah cair yang dihasikan di PT.Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento
telah dimanfaatkan sebagai pupuk untuk diaplikasikan dilahan (Land Aplication) Air
Berau. Land Aplication merupakan salah satu sistem yang memberikan keuntungan
dalam penanganan limbah. Dimana limbah tersebut digunakan sebagai pupuk untuk
tanaman kelapa sawit sebagai pupuk organik.
3.5.4 Evaluasi Umum Tentang Kinerja Sistem Pengolahan Limbah
Secara umum, kinerja sistem pengolahan limbah di PT. Daria Dharma
Pratama PMKS Lubuk Bento bisa dikatakan sudah baik. Hal ini terlihat dari
penanganan berbagai limbah yang telah dilakukan dan pemanfaatan limbah yang
dilakukan. Penanganan limbah dikatakan baik karena limbah yang dihasikan baik
padat, cair, gas, dan B3 dapat dikendalikan perusahaan. Upaya pamanfaatan limbah
dikatakan baik karena limbah yang dihasikan telah dimanfaatkan ke lahan sebagai
pupuk organik. PT. Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento juga telah
mendapatkan sertifikat PROPER warna biru dan telah mengikuti audit ISPO pada
tahun 2018.
Pemanfaatan limbah yang paling banyak yaitu ada pada kebun yaitu air
limbah (limbah cair) dan TKKS (janjang kosong). Namun pada pabrik pun tidak
kalah banyak yaitu pemanfaatan fiber pada boiler sebagai bahan bakar.

3.6 Sistem Sanitasi


Sanitasi merupakan serangkaian proses atau tindakan yang dilakukan untuk
menjaga kebersihan dalam upaya penghilangan kontaminasi produk dan mesin
pengolahan agar terhindar dari kontaminasi silang. Kontaminasi silang terjadi akibat
dari pemindahan pencemaran biologi atau kimia kedalam produk yang berasal dari

82
bahan baku, pekerja, atau lingkungan unit pengolahan.Adapun yang akan di bahas
pada aspek sanitasi ini yaitu lingkup operasi sanitasi, organisasi pengolahan sanitasi
pabrik, informasi dan penilaian terhadap lokasi site pabrik, sarana kebersihan /
pencegah kontaminasi di pabrik maupun lingkungan, serta evaluasi umum tentang
kinerja sanitasi pabrik.

3.6.1 Ruang Lingkup Operasi Sanitasi

Ruang lingkup operasi sanitasi pabrik dimulai dari kebersihan dalam pabrik,
lingkungan sekitar pabrik dan menyangkut sarana prasarana kebersihan. bukan hanya
itu, keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan juga perlu diperhatikan.
Termasuk kebersihan ataupun perawatan mesin dan peralatan pengolahan yang
digunakan. Pelaksanaan sanitasi dilakukan setiap hari kerja termasuk hari minggu.
Pembersihan ataupun perawatan yang dilakukan pada hari libur bertujuan agar proses
pengolahan tidak terganggu dan proses kebersihanpun bisa maksimal. Pelaksanaan
kebersihan dilaksanakan sebelum dan setelah proses pengolahan. Proses kebersihan
sangat diperlukan baik dalam lingkungan maupun dalam proses pengolahan, karena
selain membuat lingkungan menjadi bersih juga dapat menghindari dari kontaminasi
terhadap produk yang dapat menurunkan kualitas mutu.

3.6.2 Organisasi dan Operasi Pengolahan Sanitasi Pabrik

Gambar 33. Struktur Organisasi Sanitasi

83
Struktur organisasi di atas menunjukkan bahwa Manager pabrik yang paling
bertanggung jawab terhadap sanitasi PKS yang dibantu oleh beberapa asistennya.
Pada PMKS PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento (DDP-LB) pengelolaan
sanitasinya sudah baik, hal ini dapat dilihat dari pengamatan yang dilakukan.
Pembersiihan dilakukan setiap hari sebelum dan setelah proses. Selain itu,
pembersihan rutin dilakukan pada setiap hari jumat atau dikenal dengan jumat bersih.
Pengelolaan sanitasi di PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento (DDP-LB)
dilaksanakan oleh masing-masing operator yang ada didalam pabrik. Pengelolaan
kagiatan sanitasi ini menjadi tanggung jawab seluruh karyawan pabrik. Tetapi untuk
mengawasi dan mengontrol operasi sanitasi dilakukan oleh masing-masing Assisten
dan Mandor setiap shif.
3.6.3 Informasi dan Penilaian Terhadap Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik PT. Daria Dharma Pratama (DDP) terletak di Desa Lubuk
bento, Kec. Pondok Suguh, Kab. Mukomuko, Provinsi Bengkulu. PMKS DDP-LB
merupakan usaha dari Widya Corporation Group yang bergerak dalam pengolahan
kelapa sawit menjadi CPO. Lokasinya yang terletak ±100 meter dari jalan raya
memberikan kemudahan akses menuju kepabrik. Dengan adanya pabrik membuat
pertumbuhan ekonomi masyarakat meningkat yaitu dengan terbukanya lapangan
pekerjaan. Letak pabrik yang dekat dengan sumber bahan baku baik itu perkebunan
inti maupun plasma membuat terjaminya kelancaran arus bahan baku dan tingkat
kerusakan bahan baku yang dapat diperkecil.
Di PMKS-LB tersedianya sarana alat angkut yang memudahkan proses
kegiatan, dan tersedianya lahan yang luas untuk mengantisipasi perluasan pabrik di
masa yang akan datang. Untuk ketersediaan sumber air pabrik memanfaatkan sungai
yang terdekat yaitu sungai air berau. Sumber air tersebut diolah menjadi air bersih
dan siap pakai di stasiun watertreatmen untuk disuply kedalam pabrik maupun
perumahan karyawan dan staf. Selama ini aktifitas pabrik tidak mengganggu
masyarakat setempat dan lingkungan karena manajemen pengelolahan pabrik yang
baik sesuai Standar Operasional Prosedure (SOP) yang ada.
3.6.4 Sarana Kebersihan dan Keamanan Pekerja di Lingkungan Pabrik
Sarana kebersihan di PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento disediakan
oleh pihak pabrik agar para pekerja dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Sarana kebersihan di PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento meliputi: toilet (WC),

84
instalasi air, tempat cuci tangan, dan peralatan kebersihan seperti; sekop, sapu lidi,
sapu dari pelepah sawit, ember, dan tong sampah serta sistem drainase.
Pihak pabrik juga menerapkan kepada seluruh karyawan agar mengutamakan
keselamatan dan kesehatan kerja yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kecelakan di dalam pabrik. Oleh karena itu pihak pabrik menyediakan juga beberapa
sarana pendukung yaitu Alat Pelindung Diri (APD) untuk karyawan . APD yang
disediakan yaitu berupa seragam kerja, Helm, Sepatu Safety, Masker, Sarung tangan,
dan Ear plug.
3.6.5 Operasi Kebersihan Lingkungan Pabrik
Inspeksi dan pelaksanaan operasi kebersihan PMKS PT. Daria Dharma
Pratama Lubuk Bento (DDP-LB) terhadap mesin-mesin pengolahan di pabrik
maupun lingkungan pabrik dilakukan oleh para karyawan/operator setiap stasiun hal
ini dikarenakan pekerjaan sanitasi tersebut dapat dianggap ringkas bila dilakukan
oleh karyawan yang bekerja distasiun tersebut. Inpeksi dan pelaksanaan operasi
kebersihan di pabrik dilakukan secara rutin setiap hari sebelum dan sesudah
pengolahan. Untuk pelaksanaan keebersihan alat seperti pencucian body alat dll
dilakukan satu kali dalam satu minggu yaitu di hari jumat atau dikenal dengan jumat
bersih, hal ini dikarenakan pada hari jumat pemasok buah yang sedikit sehingga tidak
cukup untuk melakukan proses pengolahan. Tetapi jika pemasok buah pada hari
jumat banyak, maka pembersihan tetap dilakukan, hanya saja batas waktu
pembersihan sampai jam 10;00.
Untuk perawatan mesin-mesin pengolahan dilakukan oleh karyawan bagian
teknik (work shop), perawatan ini meliputi perbaikan mesin, penggantian mesin baru,
modifikasi mesin lama dan pemeriksaan mesin. Dan untuk pelaksanaan perawatan
(maintenace) yang dilakukan oleh karyawan workshop dilaksanakan pada hari
minggu, karena pada hari minggu pengolahan tidak dilakukan sehingga memudahkan
karyawan workshop melakukan pengecekkan maupun perawatan terhadap mesin dan
peralatan.
3.6.6 Evaluasi Umum Tentang Kinerja Sistem Sanitasi Pabrik
Pengelolaan sanitasi pabrik di PT. DDP Lubuk bento sudah baik. Hal ini dapat
dilihat dari pemilihan lokasi pabrik yang strategis yaitu jarak pabrik dekat dengan
jalan raya sehingga memberikan kemudahan akses menuju pabrik. Letak pabrik yang
dekat dengan sumber bahan baku, baik itu dari perkebunan inti maupun perkebunan
masyarakat membuat terjaminya kelancaran pasokan bahan baku dan tingkat

85
kerusakan bahan baku yang dapat diperkecil. Adanya tingkat standar kebersihan atau
SOP Cleaning untuk setiap stasiun yang harus dilaksanakan oleh karyawan/operator
baik sebelum proses pengolahan dimulai ataupun setelah proses pengolahan berakhir.
Setiap Assisten bertanggung jawab terhadap sanitasi dalam pabrik meliputi;
lingkungan, mesin dan peralatan serta bangunan pabrik yang dibantu oleh mandor,
operator dan karyawan. Untuk sanitasi di Laboratorium dilaksanakan oleh karyawan
bagian laboratorium dibawah tanggung jawab Assisten laboratorium. Sedangkan
terhadap perbaikan maupun perawatan mesin dan peralatan adalah tanggung jawab
Assisten Workshop, yang dikerjakan oleh karyawan workshop.
Sarana kebersihan yang telah disediakan PT. Daria Dharma Pratama Lubuk
Bento (DDP-LB) sudah baik dan cukup lengkap sehingga memudahkan dalam
melakukan operasi kebersihan. serta perlengkapan APD yang disediakan perusahaan
yang bertujuan untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan pekerja dalam
bertugas.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja sistem sanitasi di PT. Daria Dharma
Pratama Lubuk Bento (DDP-LB) sudah baik karena lebih mengutamakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Setiap stasiun kerja selalu ditempel selogan
untuk mengingatkan pentingnya K3. Namun, selama kami melakukan praktek kerja
masih banyak ditemui para karyawan yang kurang sadar akan pentingnya K3
sehingga masih banyak yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD). Sebagai
saran untuk meningkatkan kesadaran karyawan akan pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dengan pemakaian Alat perlindungan diri (APD) serta
pentingnya sesama untuk menjaga kebersihan pabrik harus lebih ditegaskan pihak
perusahaan kepada karyawan.

86
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ASPEK KHUSUS
PENGENDALIAN KUALITAS

Pengendalian kualitas merupakan bagian dari manajemen kualitas yang


difokuskan pada pemenuhan persyaratan kualitas. Dengan kata lain pengendalian
kualitas adalah suatu tahapan dalam prosedur yang dilakukan untuk mengevaluasi
suatu teknis pengujian dan kalibrasi (Hadi,2007).
Pengendalian kualitas adalah penggunaan teknik-tekni dan aktivitas-aktivitas
untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu produk atau jasa
,sedangkan analisa produksi kualitas adalah analisa terhadap pencapaian nilai
kualitas yang menjadi standar produksi dan dapat diterima oleh pasar
(Ghaerani,2008).
pengendalian kualitas dapat diartikan sebagai keg iatan yang dilakukan untuk
memantau aktivitas dan memastikan kinerja sebenarnya dan untuk mencegah
penyimpangan-penyimpangan produk dari standar yang ditetapkan (Bakhtiar dkk,
2013).
PMKS PT Daria Dharma Pratama Lubuk Bento memiliki satu Laboratorium
dimana di laboratorium inilah tempat pengendalian kualitas dilakukan, layout
Laboratorium PKMS PT Daria Dharma Pratama Lubuk Bento dapat dilihat seperti
gambar dibawah ini:

87
Gambar 34. Layout Laboratorium PMKS PT DDP Lubuk Bento
Ketarangan:
1. Ruangan Staf Dan Asisten Lab 11. Hot Plate
2. Rak Sampel 12. HaOH
3. Oven 13. Propanal/Hexsana
4. Timbangan Kadar Air Kernal 14. H2So4
5. Microwave 15. Aquades
6. Jar Test 16. Rak Peralatan Lab
7. Desikator 17. Meja
8. Rak Peralatan 18. Pintu
9. Timbangan Analitik 19. Extraction Set
10. Spektrometer 20. Westapel

4.1 Sistem Managemen Penjamin Mutu


4.1.1 Dasar
Menghasilkan produk dengan kualitas yang baik adalah salah satu target dari
proses produksi. Hal ini senada dengan Pabrik Minyak Kelapa Sawit. Dalam proses
pengolahannya, menghasilkan CPO dan Kernel dengan kualitas baik menjadi acuan
yang pe nting dikarenakan produk yang dihasilkan tersebut akan melalui tahapan
yang sangat penting yakni Penjualan. Hukum jual beli mengatakan bahwa barang
yang akan diual harus memenuhi kriteria tertentu yang sesuai dengan standar yang
telah ditentukan oleh pihak pembeli. Maka menghasilkan produk yang baik menjadi
target yang harus dicapai dalam suatu proses produksi.
4.1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penerapan sistem ini adalah:
1. Menjamin tercapainya mutu produk yang sesuai dengan standar.
2. Mengeliminasi adanya complain dari pihak Buyer atas produk yang dijual.
3. Mendukung keberlangsungan dari perusahaan tempat kita bekerja.
4.1.3 Mekanisme
Sistem Managemen Penjamin Mutu Produk adalah sebuah sistem yang
mengaplikasikan sistem perencanaan, sistem monitoring, sistem evaluasi dan sistem
corection untuk dapat mendapatkan dan memastikan produk sesuai dengan standar.
Untuk Pabrik Minyak Kelapa Sawit produk yang dimaksud adalah CPO dan Kernel.
Mendapatkan CPO dan Kernel yang sesuai standar adalah targetnya. Untuk
mencapai target tersebut, maka ada beberapa tahapan yang harus dilakukan
diantaranya.
a. Menunjuk unit khusus yang bertanggung jawab atas mutu produk Unit ini
harus memiliki akses untuk melakukan anaslisa dan mengetahui dengan pasti

88
prosedur analisa produk. Oleh karena itu didalam Pabrik Minyak Kelapa
Sawit departemen yang cocok untuk melaksanakan fungsi pengawasan
terhadap produk dan bertanggung jawab atas mutu produk adalah
Labolatorium.
b. Menunjuk unit yang berperan dalam menjalankan proses produksi.
Kemampuan untuk mengoperasikan unit mesin dengan baik dan benar sesuai
dengan SOP dalam rangka menghasilkan produk dengan mutu yang baik
hanya dapat dilakukan oleh Departemen Proses. Sehingga dengan operasional
yang baik dengan didukung oleh pengawasan yang baik dari labolatorium
maka akan didapatkan produk dengan mutu yang baik.
c. Menunjuk unit yang berperan dan bertanggung jawab atas performa alat
yang maksimum.Unit ini memiliki tugas untuk memastikan semua unit mesin
dapat bekerja dengan baik. Tentu dalam Pabrik Minyak kelapa Sawit
departemen yang cocok untuk supporting adalah Maintenance.
d. Menunjuk unit yang bertugas melakukan evaluasi produk .Sebagai
penanggung jawab penuh terhadap mutu produk, departemen Labolatorium
adalah departemen yang harus mensinergikan Produksi dengan Maintenance
untuk mendapatkan produk dengan Mutu yang baik.
4.2 Struktur Organisasi dan Tugas Pengendalian Kualitas
4.2.1 Struktur organisasi
Pengendalian mutu di PT. Daria Dharma Pratama Lubuk bento dilakukan
oleh bagian Quality Control dan Laboratorium. Bagian ini membantu manager
dengan memberikan saran/usul yang dapat dipergunakan oleh pimpinan Pabrik
untuk mengambil keputusan dalam kegiatan untuk menghasilkan CPO dan
inti sawit (kernel). Tugas bagian pengendalian mutu secara terperinci adalah
menyelenggarakan atau melihat kegiatan dan hasil yang dikerjakan serta
mengumpulkan dan menyalurkan kembali keterangan-keterangan yang dikumpulkan
selama proses pekerjaan itu setelah dianalisa. Tugas-tugas tersebut meliputi :
a. Pengawasan terhadap penerima tandan buah segar (TBS)
b. Pengawasan terhadap produk hasil (CPO dan Inti Sawit) sebelum dipasarkan.
Gambar 4 berikut menunjukkan bahwa kegiatan pengendalian kualitas secara
keseluruhan dipertanggungjawabkan oleh Manajer pabrik. Pengendalian kualitas di
pabrik dilakukan oleh tenaga yang terlatih terutama petugas analisa di bawah
pengawasan kepala laboratorium. Sistem manajemen pengendalian kualitas di pabrik

89
sudah cukup baik dimana lini-lini yang merupakan bagian dari pengendalian kualitas
dapat menjalankan tugasnya dan berfungsi sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Secara skematis organisasi pengendalian mutu di PT. Daria Dharma Pratama dapat
dilihat pada gambar 4 berikut ini :

Gambar 35. Struktur Organisasi Pengendalian Kualitas Laboratorium


4.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab
A. Asisten Laboratorium
1. Memastikan semua kegiatan quality control dilaksanakan sesuai SOP
2. Laboratorium.
3. Memastikan semua kalkulasi I perhitungan dilakukan dengan benar.
Membuat
4. laporan harian analisa dan laporan bulanan yang ditujukan ke Mill Manager.
5. Melaporkan segera hasil analisa yang abnormal kepada Mill Manager
sehingga, dapat segera diambil tindakan perbaikan. 10. Memberikan training
kepada seluruh anggota Laboratorium untuk mengikuti SOP Laboratorium
dengan benar.

90
b. Mandor
1. Memantau kinerja Analis
2. Melaporkan segera hasil analisa yang abnormal kepada Asisten sehingga
dapat segera diambil tindakan perbaikan.
c. Analis
1. Menganalisa kualitas minyak dan kernel.
2. Menganalisa kehilangan minyak dan kernel selama pengolahan. Menganalisa
sampel raw water, treated water, dan boiler water. Menganalisa sampel kolam
limbah.
3. Melakukan kalkulasi I perhitungan dengan benar.
4. Input data ke Laporan Harian Analisa. Input data ke Laporan Bulanan
5. Melaporkan segera hasil analisa yang abnormal kepada Asisten Laboratorium
sehingga dapat segera dikoordinasikan ke bagian terkait lainnya.
d. Sample Boy
1. Pengambilan sampel dengan cara yang tepat sesuai SOP Laboratorium.
2. Penamaan sampel dengan label yang jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan
atau tertukar.
3. Simpan sampel di lemari sampel. Quartering sampel.
4.3 Prosedur dan titik Pengambilan Sampel Pada Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku berupa
tandan buah segar (TBS), proses pengolahan dan kualitas produk , yaitu kualitas
crude palm oil (CPO) dan inti sawit (kernel). Pengujian kualitas bahan baku yaitu
dengan mengambil sampel langsung dari perkebunan (untuk kebun
perusahaan/sendiri) dan di areal Loading Ramp untuk buah hasil pembelian
kemudian dianalisa di Laboratorium oleh bagian analisis.
4.3.1 Prosedur Pengambilan Sampel
1. Penaambilan sampel selama pengolahan harus dilakukan setiap 2 jam sekali,
dimulai dari 2 jam setelah start pengolahan dan diakhiri 2 jam sebelum stop
pengolahan.
2. Melakukan pemeriksaan sebelum aktivitas pengambilan sampel ,Peralatan
yang diperiksa adalah Semua Peralatan sampel dan Pendukung apakah sudah
bersih dan sesuai dengan yang ditentukan.
3. Melakukan Persiapan label : Semua label baik yang tertera di wadah I tempat
sampel atau yang ditempel harus benar-benar jelas agar sampel tidak tertukar

91
I bercampur. Tempat pengambilan sampel harus benarbenar aman untuk
sampel boy.
4. Lakukan pengambilan sampel.
4.3.2 Sop Pengambilan Sampel
1. Sampel Padatan
A. kata pengantar
Instruksi kerja ini menguraikan metode kerja pelaksanaan pengambilan sampel
B. Ruang lingkup
Instruksi kerja ini harus dipakai oleh sampel boy padatan (sampler)
Agar pengambilan sampel mewakili data
Tujuan
yang sebenarya
Stasiun thresher, stasiun press, stasiun
Lokasi
kernel, dispatch kernel
Gancu,sekop sampel, kantong plastic
3kg 15mx260x400 mm, karet gelang
plastic, hand counter, stop watch,
Alat kerja
angkong, parang atau kapak, timbangan
duduk mekanik 100 kg, nampan
aluminium ukuran 500x750 mm
APD Sepatu safety,sarung tangan
C. Aturan / instruksi kerja
1. Pengambilan Sampel (Sampling)
1.1 Cara Pengambilan Sampel Padatan di stasiun Nut & Kernel :
 Frekuensi pengambilan sampel tiap 2 jam sekali, dimulai 2 jam setelah start
pengolahan
dan diakhiri 2 jam sebelum · stop pengolahan.
 Persiapkan plastik sampel dan beri label yang jelas dengan kode seperti pada
lampiran
 Ambil sampel sebanyak 1 kg dari masingmasing titik sampel.

 Segera masukkan ke dalam plastik dan langsung diikat.

 Sampel selanjutnya akan dianalisa di Laboratorium.

1.2 Sampel Janjang Kosong (Empty Bunch) dan Berondolan di Janjang Kosong
(Fruit Loss in Empty Bunch) :

92
 Frekuensi pengambilan sampel 1 kali tiap shift, dimulai 2 jam setelah start

pengolahan dan diakhiri 2 jam sebelum stop pengolahan.


 Ambil sampel dari titik sampel yang tersedia di Horizontal

 InclinedEmpty Bunch Conveyor.

 Hitung janjang kosong (JJK) yang berjalan melalui Empty Bunch Conveyor

dari nomor 1 sampai dengan nomor 45,


 kemudian jatuhkan 5 sampel JJK yaitu pada nomor 25, 30, 35, 40, dan 45.

Timbang 5 janjang sampai gram terdekat (W) catat pada logsheet pengujian
berondolan di janjang kosong.
 Keluarkan berondolan dari semua JJK dan dibedakan kategori:

a) Berondolan yang mudah dikeluarkan


b) Berondolan yang sulit dikeluarkan, harus memakai bantuan alat seperti pisau,
cutter atau kampak.
 Timbang sampai gram terdekat dan catat pada

logsheet : berondolan kategori


a) berat dicatat sebagai Wa dan kategori
b) berat dicatat -sebaga1 Wb.

Perhitungan %berondolan terhadap sampel


=100x[(Wa+Wb)/Wc]
 Dari kelima janjang tersebut di atas, ambil JJK nomor 25 dan 30 sebagai

sampel janjang kosong (empty bunch).


 Kemudian masing-masing janjang dipotong- poton, sehingga masing-masing

janjang menghasilkan dua potong sampel yang bersilangan (ujung- tangkai)


 Cacah potongan sampel secara kasar.
 Quartering hingga didapat ± 100 g sub sampel.
 Sub sampel dihaluskan kembali hingga ± 1 cm.
 Segera masukkan ke dalam plastik dan segera diikat.
 Beri label yang jelas pada plastik.
 Sampel selanjutnya akan dianalisa di Laboratorium.
1.3 Pengamatan Un-stripped Bunch (USB) :
 Frekuensi pengambilan sampel tiap 1,5 jam sekali, dimulai 2 jam setelah start
pengolahan dan diakhiri 2 jam sebelum stop pengolahan. Pengambilan sampel
setiap 1,5 jam sekali bertujuan agar mewakili cycle dari setiap perebusan
(Lama waktu perebusan umumnya 1,5 jam)

93
 USB adalah JJK yang secara visual masih memiliki minimal 30 berondolan

(fruitlet) tertinggal di dalamnya.


 Titik sampel USB adalah pada Horizontal Empty Bunch conveyor.

Metode Pengujian :
 Amati 150 JJK yang berjalan pada Horizontal Empty Bunch Conveyor.
 Bedakan antara USB dan JJK dengan cara membalik-balikkan sampel
untuk memastikan bagian bawah I bagian yang tidak terlihat. Untuk
membalikkan sampel gunakan alat gancu.
 Hitung jumlah USB menggunakan alat Hand Counter.

Kalkulasi:
Banyaknya USB
% USB = ------ ------- ------- -------- - x 100
Jumlah janjang diamati
1.4. Sampel Fiber dan Nut ex Press Cake :
 Frekuensi pengambilan sampel tiap 2 jam sekali, dimulai 2 jam

 setelah start pengolahan dan diakhiri 2 jam sebelum stop pengolahan.

 Ambil sampel dari 3 titik

 Masukkan ± 1 kg sampel press cake dari ketiga titik tersebut ke dalam


kantong plastik dan langsung diikat erat.
 Beri label yang jelas pada plastik.

1.5. Mass Passing to Digester (MPD):


 Frekuensi pengambilan sampel tiap 1 minggu sekali.

 Sampel diambil dari fruit distribution conveyor sebelum digester

 Masukkan ± 1 kg sampel fruit mass ke dalam kantong plastik dan iangsung

dtikat erat.
 Beri label yang jelas pada plastik.

1.6. Cara Pengambilan Sampel Padatan pada saat Pengiriman Kernel


 Kernel dalam Truk (Curah)

 Frekuensi pengambilan sampel : setiap truk se~ama pengiriman kernel.

 Pengambilan sampel dilakukan waktu pengisian kernel ke dalam truk.

 Titik sampling diambil dari 5 titik

94
 Dari tiga lapisan yaitu ketika pengisian truk sudah merata mencapai 1/3

bagian, 2/3 bagian dan truk penuh .


 Pengambilan masing-masing titik sampling diambil sebanyak ± 300 gr,

dengan bantuan sekop pada kedalaman ± 1 O cm\ dan masukkan ke dalam


kantong plastik untuk tiap bagian pengisian truk.
2. Sampel cairan
A. KATA PENGANTAR
Instruksi kerja ini menguraikan metode kerja pelaksanaan pengambilan sampel
cairan
B. RUANG LINGKUP
Instruksi kerja ini harus dipakai oleh sampel boy cairan (sampler)
Agar pengambilan sampel cairan
Tujuan
mewakili data yang sebenarnya
Stasiun klarifikasi, storage tank,
Lokasi
dispatch CPO
Gayung sampel, botol sampel 250 ml
polyethylene, boom sampler/Liquid
Alat kerja
zone , botol plastic atau wadah plastic
20000 ml, beaker glass,lap kain
Helm, sepatu safety,sarung tangan
APD
kulit
C . Aturan/Instruksi Kerja
Pengambilan sampel (sampling)
1.1 Cara Pengambilan Sampel Cairan di stasiun Klarifikasi :
 Frekuensi pengambilan sampel tiap 2 jam sekali dimulai 2 jam setelah start
pengolahan dan diakhiri 2 jam sebelum stop pengolahan.
 Persiapkan botol sampel plastik dan beri label yang jelas sesuai jenis sampel
yang akan diambil.
 Buka kran selama 5 detik sebelum pengambilan sampel.
 Bilas botol sampel minimal 3 kali sebelum pengambilan sampel. Ambil
sebanyak ± 150 ml sampel cairan per botol untuk masing• masing titik
sampel.
 Segera tutup botol sampel segera setelah pengambilan sampel.

95
1.2.Cara Pengambilan Sampel Cairan di Storage Tank:
 Frekuensi pengambilan sampel : 1 kali pengambilan pada pagi hari untuk tiap
Storage Tank yang digunakan.
 Persiapkan botol sampel plastik dan beri label yang jelas sesuai jenis sampel

yang akan diambil.


 Ambil sampel menggunakan Boom Sampler dari 3 lapisan minyak(baw ah,

tengah dan atas).


 bilas botol sampel minimal 3 kali sebelum menampung sampel.

 Ambil sebanyak ± 150 ml sampel cairan per botol Segera tutup botol sampel

segera setelah pengambilan sampel.


Cara Pengambilan Sampel Cairan pada saat Pengiriman Minyak:
 Frekuensi pengambilan sampel :

a) Sampel yang akan dianalisa : 3 truk pertama secara berurutan selama


npengiriman minyak.

b) Sampel untuk disimpan : semua truk saat pengiriman.

 Sampel diambil dari man hole truk yang dekat dengan supir.

 Perslapkan botol sampel plastlk dan beri label yang jelas dengan kode seperti

pada lampiran dan tambahkan data:


a) nomor Storage Tank yang digunakan,
b) tanggal dan waktu pengiriman,

c) nomor kendaraan.
 Ambil samoel menggunakan Boom Sampler dari 3 lapisan minyak (bawah,

tengah dan atas).


 Bilas botol sampel minimal 3 kali sebelum menampung sampel. Ambil

sebanyak ± 100 ml sampel cairan per botol.


 Segera tutup botol sampel segera setelah pengambilan sampel.

Catatan :
 Sampel dari tiap truk pengiriman hendaknya disimpan sebagai duplikat
sampai penerimaan selesai di bulking station.
 Analisa yang dilakukan untuk sampel 3 truk pertama adalah parameter %FFA
dan %Moisture.
 Parameter %Dirt diambil dari data stock minyak Storage Tank di pagi hari.

96
4.3.3 Titik- titik Pengambilan Sampel
1. Janjang Kosong dan Pengujian 2. Pengiriman Kernel
USB
3. Kandungan minvak di janjang 4. Kompisis crudr oil
'kosong
5. Mass Passing Digester (MPD) 6. Sludge underflow
7. Komposisi Press Cake 8. Umpan sludge Sentrifuge
9. Fibre Cyclone 10. Sludege centrifuge
11. Campuran Pecahan Nut 12. Minyak umpan oil tank
13. Kernel Dry Separation (KOS) 14. Minyak setelah oil tank
15. LTDS No. 1 16. Minyak produksi
17. LTDS No.2 18. Sludge sebelum recovery tank
19. Kernel Claybath 20. Sludge setelah recovery Tank
21. Cangkang Claybath 22. Final effluent
23. Kernel Silo 24. Pengiriman minyak
25. Kernel Produksi 26. Kolam limbah
4.4 Pelaksanaan Pengedalian Kualitas
4.4.1 Pengendalian Kualitas Bahan Baku (Tandan Buah Segar/TBS)
Dalam proses pengolahan kelapa sawit, faktor bahan baku sangat menentukan
kualitas produk yang akan dihasilkan.sehinga pengawasan kualitas bahan baku harus
diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Untuk meningkatkan pengawasan terhadap
mutu TBS yang diterima di pabrik, maka perlu dilakukan kegiatan penyortiran buah
yang layak diolah dan buah yang tidak layak diolah di stasiun sortasi/grading. Dalam
hal ini Pengawasan mutu TBS di PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento dilakukan
oleh bagian sortasi dan grading yang berjumlah 15 orang dibawah pengawasan
asisten grading dan mandor grading.
Tujuan dilaksanakan Sortasi/grading terhadap TBS di pabrik adalah :
a. Untuk memprediksi kualitas CPO dan inti sawit yang dihasilkan.
b. Untuk memberikan informasi kepada pihak pemasok mengenai kriteria TBS
yang diterima oleh pabrik.
c. Sebagai dasar mengevaluasi pelaksanaan panen di lapangan dibandingkan
dengan kriteria matang panen yang telah ditetapkan.
d. Sebagai dasar pedoman pembayaran pembelian TBS dari luar.

97
Pelaksanaan sortasi TBS di PT.Daria Dharma Pratama Lubuk Bentoberlangsung
di stasiun
Grading, dilakukan secara visual setelah pembongkaran TBS dari setiap truk
dan Pick Up dengan cara mengamati TBS yang masuk dari pemasok maupun dari
kebun sendiri. Untuk sortasi TBS dari kebun sendiri dilakukan dengan mengambil
sampel secara acak 1 truk per afdeling setiap harinya. Biasanya buah yang tidak lulus
sortasi akan diinformasikan ke pihak estate untuk perbaikan sistem pemanenan
dengan melakukan peneguran ke bagian yang bertugas di lapangan sebagai upaya
perbaikan sistem panen. Secara umum buah dari kebun sendiri sudah dianggap bisa
memenuhi kriteria mutu panen karena sebelum buah diangkut dari kebun sudah
dilakuakan penyortiran oleh pihak kebun, maka dari itu buah-buah dari kebun sendiri
sortasinya hanya dilakukan satu truk perafdeling perharinya.
Tandan buah segar (TBS) yang berasal dari kebun luar/masyarakat (TBS
membeli) dilakukan sortasi pada setiap truk/pick up yang masuk. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan buah yang benar-benar memenuhi kriteria mutu yang telah
ditetapkan oleh pihak manajemen pabrik PT.Daria Dharma Pratama Lubuk Bento.
Selain dari memulangkan buah yang tidak diterima (tidak lulus sortasi), bagian
sortasi juga memberikan potongan minimal 2-3 % (atau disesuaikan dengan baik atau
buruknya TBS yang diterima). Potongan ini berupa potongan TBS yang banyak
mengandung air maupun banyak membawa sampah yang terikut pada buah tersebut.
Sortasi dilakukan untuk dapat menentukan persentase TBS mentah, TBS
matang, TBS terlalu matang, TBS busuk, tandan kosong, tangkai panjang, Janjang
kosong dan TBS abnormal.
a. TBS mentah : Buah yang secara fisik masih berwarna hitam kehijauan dengan
tangkai yang berwarna putih dan dalam kondisi normal belum membrondol
b. TBS matang : Buah yang secara fisik sudah berwarna orange kemerahan
danmdalam kondisi normal telah membrondol minimal satu buah
c. TBS terlalu matang : Buah yang secara fisik berwarna orange kemerahan dan
dalam kondisi normal buah telah membrondol 50% diluar dan 50% lagi
tinggal dalam janjangan Tangkai panjang : Tandan yang memiliki panjang
tangkai lebih dari 2,5 cm (diukur dari level terendah pada tangkai panjang).
d. TBS restan :T andan yang telah mengalami masa penginapan lebih dari 24
jam baik selama diperjalanan (pengangkutan) maupun selama di kebun.
e. Janjang Kosong : Buah yang mempunyai berondolan lepas lebih dari 75%.

98
f. Buah Parthenocarpi : Buah yang mempunyai tekstur berondolan yang tidak
normal dengan ciri buahnya tidak berminyak dan berwarna hitam.
g. Buah Hard bunch : Buah yang mempunyai beberapa berondolan yang tidak
mau lepas dan berondolannya yang sangat keras, berwarna hitam dan pecah-
pecah.
h. Buah Banci : Buah abnormal yang memiliki Benang sari atau malai jantan.

Gambar 36. Buah pasir Gambar 37. Buah matang

Gambar 38. Buah Mentah Gambar 39. Buah Jenis Tenera Dan Dura

Agar buah yang diterima bermutu baik, maka pihak manajemen pabrik
memberikan target kriteria mutu TBS yang harus diterima. Kriteria target ini
mengacu pada kriteria kualitas TBS secara umum. Akan tetapi dalam pelaksanaan
praktek kerja lapangan mulai dari juni 2018 sampai agustus 2018 pencapaian kualitas
mutu TBS belum terealisasi dengan sepenuhnya. Adapun target kriteria mutu TBS
yang diterima di PMKS PT.DDP Lubuk Bento dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Tabel 7 . Target Kriteria Mutu TBS yang Diterima di PMKS PT.Daria Dharma
Pratama Lubuk Bento.

99
Kematangan dan % Berondolan Lepas
Golongan Target
Buah mentah 0
Buah kurang matang Max 5%
Buah matang/memuaskan Min 90%
Buah terlalu matang Max 5%
Buah janjang 0
Buah pasir 0
Tangkai panjang (>2,5 cm) 0
Berondolan lepas 12%

Gambar 40. Diagram sebab akibat adanya Buah Mentah


Pelaksanaan pengendalian kualitas pada pabrik PT. Daria Dharma Pratama
Lubuk Bento dilakukan dengan pengambilan sampel mutu dari setiap masing-masing
proses pengolahan dan selanjutnya dianalisa di laboratorium. Hasil analisa ini
berfungsi untuk memantau sejauh mana kinerja proses pengolahan pada tiap tahapan
proses dengan melihat besarnya angka-angka kehilangan dari hasil analisa tersebut.
Metoda pengawasan yang baik adalah:
1. Petugas pelaksanaan harus cukup terlatih dan mempunyai rasa loyal yang
cukup
2. Peralatan pelaksanaan analisa mutu harus lengkap dan keadaannya baik.
3. Metoda pengambilan contoh harus benar dan tepat

100
4. Data dan cara penganalisaan tepat, jelas dan akurat
Adapun sasaran utama yang ingin dicapai dengan adanya unit pengendalian
kualitas ini adalah untuk menghasilkan hasil akhir yang sesuai dengan standar
kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Parameter kualitas CPO yang diukur
adalah kadar asam lemak bebas (ALB), kadar air (moisture) dan kadar kotoran (dirt).
Sedangkan parameter kernel yang diukur adalah kadar air (moisture), kadar kotoran
(dirt), dan kadar kernel pecah (broken).
4.4.2 Mutu Produksi
4.4.2.1 Minyak produksi
Analisa minyak produksi meliputi analisa kadar air, kadar kotoran dan kadar
asam lemak bebas .
A. Kadar Air
1) Proses kerjanya
 Untuk keperluan setiap analisa, sample minyak yang akan dipakai harus
dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 45-50 °C supaya mencair dan jernih,
serta diaduk secara merata agar sample homogen.
 Bersihkan cawan petri kemudian keringkan (bila perlu dikeringkan dalam
oven), kemudian dinginkan dan ditimbang (W0).
 Sample ditimbang sebanyak 10 gram ke dalam cawan petri yang sudah
ditentukan berat kosongnya, sehingga akan diperoleh berat gabungan antara
cawan petri kosong dan sample dan dianggap sebagai W1.
 Sample yang sudah ditimbang kemudian ditempatkan ke dalam oven pada
suhu 105 °C selama 3,5 jam.
 Setiap selang waktu 30 menit sample diambil data. Dengan waktu
pendinginan di dalam desikator untuk masingmasing data selama 15 menit
dan kemudian ditimbang.
 Pada setiap pengambilan data, sample ditimbang dengan teliti sampai
diketahui susut berat tidak lebih 0,05% setiap 30 menit (W2) atau secara
visual pemanasan dianggap selesai bila sudah tidak ada butiran-butiran air
sample dalam cawan petri. Dapat dihitung dengan rumus :
Kadar air = W1-W2 × 100%
W1-W0
Dimana :
W0 = berat cawan petri kosong, gram

101
W1 = berat cawan petri dan sample minyak sebelum di oven,gram.
W2 = berat cawan petri dan sample minyak setelah di oven, gram
2) Peralatan dan fungsinya
 Oven digunakan untuk memanaskan sample

 Neraca analitik digunakan untuk menimbang sample

 Cawan petri/ krus porselin sebagai wadah sample

 Desikator untuk mendinginkan sample

B. Kadar kotoran
1) Prosedur Kerja
 Sample minyak yang akan dipakai harus dipanaskan terlebih dahulu pada

suhu 45-50 °C supaya mencair dan jernih, serta diaduk secara merata agar
sample homogen.
 Kertas saring dibilas dengan n-Heksane, kemudian dikeringkan selama 30

menit pada suhu 100-105 °C. Setelah itu dinginkan dalam desikator dan
timbang (W0).
 Sample ditimbang sebanyak 20 gram ke dalam Beaker glass (W1)

 Kedalam sample ditambahkan 100 ml pelarut dan diaduk sampai sample larut
dengan sempurna. Diamkan sekitar 5 menit supaya fraksi yang tidak dapat
larut dapat mengendap seluruhnya.
 Sample disaring dengan kertas saring yang telah bebas air dan lemak,
penyaringan dilakukan dengan hati-hati dan secara kuantitatif
 Beaker glass dan kertas saring dicuci sampai bebas dari minyak atau lemak.
Gunakan pelarut yang baru untuk memindahkan sisa minyak yang masih
tertinggal pada Beaker glass maupun pada kertas saring. Pelarut yang
digunakan sekitar 10 ml untuk setiap pembilasan dan dilakukan hingga benar-
benar bersih.
 Kertas saring dikeringkan dalam oven pada suhu 105 °C selama 60 menit.
 Sample didinginkan dalam desikator selama 15 menit, dan ditimbang sampai
diperoleh berat yang konstan ( W2 ).
 Ulangi pengeringan, pendinginan dan penimbangan hingga konstan.
 Lakukan langkah diatas sebanyak 2 kali
4) Peralatan dan fungsinya
 Oven untuk memanaskan sample

 Neraca analitik untuk melakukan penimbangan

102
 Desikator untuk pendinginan

 Kertas saring whatman untuk menyaring kotoran

Kadar kotoran = W2-W0 × 100%


W1
Dimana : :
W1 = berat sample, gram
W0 = berat kertas saring, gram
W2 = berat kertas saring dan kotoran setelah pengeringan,
C. Kadar FFA
1) Proses kerja
 Sample minyak yang akan dipakai harus dipanaskan terlebih dahulu pada

suhu 45-50°C supaya mencair dan jernih, serta diaduk secara merata agar
sample homogen.
 Sample minyak yang telah homogen ditimbang 2,5–3,0 gr ke dalam gelas

erlenmeyer yang sebelumnya telah ditentukan terlebih dahulu berat


kosongnya
 10 ml n-Heksane dan 15 ml alkohol netral ditambahkan dalam sample

minyak, kemudian ditambahkan indikator PP atau MO


 Titrasi dengan larutan NaOH atau KOH 0,1 N

 Ulangi titrasi hingga terbentuk warna jingga yang tetap selama 30 detik

dilakukan 2 kali percobaan


Kadar asam lemak bebas = N x t x 25,6
W
Dimana :
N = normalitas larutan titran (NaOH atau KOH), N
t = volume larutan titran (NaOH/KOH) yang terpakai, ml
W = berat sample minyak yang digunakan, gram.
2) peralatan dan fungsinya
 Erlenmeyer digunakan untuk tempat sample dan analisa

 Neraca analitik untuk menimbang sample

 Buret untuk titrasi

103
4.4.3 Kernel produksi
A. Kadar Kotoran
3) Proses kerjanya
 Timbang sample kernel sampai gr terdekat (W1).
 Sample disorter ke dalam kernel bulat, kernel pecah, nut bulat,nut setengah

pecah, cangkang lepas dan serabut.


 Pecahkan nut bulat dan nut setengah pecah secara manual dengan hati-hati
sehingga kernel yang diperoleh dalam keadaan utuh.
 Timbang cangkang secara terpisah sampai gr terdekat dalam kategori berikut:
1. Cangkang dan serabut W2
2. Cangkang dari nut bulat W3
3. Cangkang dari nut setengah pecah W4
4. Kernel pecah W5
 Perhitungan kadar kotoran
- % Cangkang dan serabut = (W2/W1) x 100%
- % Cangkang dari nut bulat = (W3/W1) x 100%
- % Cangkang dari nut setengah pecah = W4/W1) x 100%
- %Dirt = [(W2+W3+W4)/W1] x 100%
- % Kernel pecah = (W5/W1) x 100%
4) Peralatan dan fungsinya
 Neraca analitik untuk menimbang

 Meja sorter untuk memilah

B. Kadar Air
3) Proses kerja
 Hasil sortasi (nut bulat, nut pecah, kernel bulat, kernel pecah dan cangkang)

digerus secara manual dengan mengunakan mortar sampai diperoleh


kehalusan maksimal 5 mm.
 Panaskan krus porselin selama ±30 menit pada temperatur 105oC pada oven

kemudian dinginkan selama ±30 menit di dalam desikator. Timbang krus


porselin kering sampai 0,0001 gr terdekat (W1).
 Tempatkan sample yang telah digerus ke dalam dish dan timbang sampai

0,0001 gr terdekat (W2).

104
 Keringkan sample dalam oven, kemudian dinginkan dalam desikator selama

±30 menit.
 Timbang krus porselin yang berisi sample kering sampai 0,0001 gr terdekat

(W3).
4) Peralatan dan fungsi
 Mortar untuk menggerus

 Krus porselin untuk tempat sample

 Oven untuk memanaskan

 Deksikator untuk mendinginkan

4.5. Standar Mutu Produk


PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento merupakan salah satu perusahaan
swasta nasional yang sudah besar, tentunya mutu produk yang dihasilkan harus
sesuai dengan mutu permintaan pasar yang luas supaya dapat diakui kesempurnaan
produk yang dihasilkan. Spesifikasi mutu CPO dan Inti Sawit (Kernel) di PT.Daria
Dharma Pratama Lubuk Bento merupakan standar internasional (SI), dan standar ini
telah merujuk pada pabrik-pabrik besar yang terdapat di Indonesia yang dapat
mengekspor hasil dari CPO dan Inti Kernel. Target/standar mutu yang ditetapkan
oleh pihak manajemen pabrik PT.Daria Dharma Pratma Lubuk Bento dapat dilihat
pada tabel 8 berikut :
Parameter CPO Kernel
Asam Lemak Bebas
Maksimal 4%
(ALB)
Kadar Air (Moisture) Maksimal 0,15% Maksimal 7%
Kadar Kotoran (Dirt) Maksimal 0,02% Maksimal 7%
Inti Pecah (Broken) Maksimal 15%
Sumber:Monthly Processing Report, Juni- Juli 2018 PT.Daria Dharma Pratama
Lubuk Bento.
Tabel 8. Standar Kualitas CPO dan Palm Kernel di PT.Daria Dharma Pratama
Lubuk Bento.

4.6 Kiat Menangani/Mengetahui Bila Target Kualitas Tidak Tercapai


Untuk mengetahui/menangani bila target kualitas tidak tercapai maka pihak
quality control melakuan evaluasi dan pemeriksaan terhadap tiap tahapan proses yang
dilakukan. Pemeriksaan ini dilakukan secara bertahap ke tiap stasiun-stasiun proses
pengolahan. Dimana Pemeriksaan ini terutama dilakukan pada stasiun-stasiun yang
mempengaruhi kualitas misalnya stasiun pemisahaan/klarifikasi dan stasiun kernel.

105
Namun jika ternyata pada stasiun ini tidak terdapat penyimpangan maka pemeriksaan
dilanjutkan pada stasiun lainnya hingga terpecahkannya masalah tersebut.
4.7 Hasil Pengujian Kualitas Selama 2 Bulan Terakhir
4.7.1 Hasil Pengendalian Kualitas Bahan Baku
Pengujian kualitas di pabrik PT.Daria Dharma Pratama Lubuk Bento dalam
aspek kualitas bahan baku yaitu mengikuti target SOP yang telah ditetapkan mulai
dari buah mentah,buah matang, buah terlalu matang, tandan kosong, buah
pasir/abnormal, %Berondolan lepas, dan Berat janjang rata-ratanya . Dalam laporan
ini yang kami bahas adalah kualitas bahan baku dari kebun milik PMKS PT DDP
Lubuk Bento yaitu Analisa Kualitas Selama dua bulan terakhir yaitu selama Juni
sampai Juli 2018. Untuk lebih jelas tentang data kualitas bahan baku PT DDP Lubuk
Bento selama bulan Juni sampai Juli 2018 dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Jenis buah Target Juni-18 Juli-18
Buah mentah 2018 0% 1,57 1,52
Buah matang 2018 Min 90 % 94,70 92,89
Buah terlalu matang 2018 Max 5 % 2,05 3,66
Tandan kosong 2018 Max 0 % 1,66 1,94
Buah pasir / Abnormal Max 5% 0,00 0,00
% Berondolan lepas 2018 12% 1,83 6,69
Tangkai panjang 0% 0,55 1,02
B.J.R 6,32 6,87
Sumber: Monthly Processing Report, Juni sampai Juli 2018. PT. Daria Dharma
Pratama Lubuk Bento.
Tabel 9.Kualitas Penerimaan TBS Kebun Sendiri Bulan Juni dan Juli 2018
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa kualitas bahan baku PMKS PT DDP
Lubuk Bento selama Juni sampai Juli 2018 yang sudah memenuhi target adalah
kualitas buah matang, buah terlalu matang, buah pasir dan berondolan lepas, namun
untuk buah mentah dan tandan kosong masih belum memenuhi target yang telah
ditetapkan. Untuk lebih jelasnya tentang kualitas Tandan Buah segar pada Bulan Juni
sampai Juli 2018 dapat dilihat dalam grafik yang telah disajikan dibawah ini :

106
A. Buah mentah selama periode Juni sampai Juli 2018.

Buah Mentah Juni - Juli 2018


6,00

5,00

4,00

3,00
Jun Mg 1 Jun Mg 2 Jun Mg 3 Jun Mg 4 Jul Mg1 Jul Mg 2 Jul Mg 3 Jul Mg 4
2,00

1,00

0,00
- Buah mentah (%) Target (%)

Gambar 41. Grafik Buah Mentah Periode Juni - Juli 2018


Dari data buah mentah Tandan Buah segar selama bulan Juni sampai Junli
2018 diatas dapat kita lihat bahwa persentase buah mentah belum tercpai dengan
baik, dimana realisasinya tidak ada yang mencapai target yang sudah ditetapkan ,
dimana seharusnya penerimaan TBS tidak boleh adanya buah mentah (0%)
persentase buah mentah tertingi . Dalam garfik tersebut dapat dilihat bahwa
persentase buah mentah yang tertinggi ada pada bulan Juli 2018 yaitu pada minggu
ke dua hal ini terjadi karena pada bulan juli minggu kedua diakibatkan kurangny
sortasi pada saat memasuki jembatan timbangan atau pun grading. Sehingga pada
bulan Juli minggu ketiga dan keempat merupakan data buah mentanh paling rendah
karena pemanen cenderung memanen buah matang sehingga persentase buah
mentahnya sedikit.
B. Buah matang peride Juni sampai Juli 2018

Buah Matang Juni-Juli 2018

99,00
97,00
95,00
93,00
91,00
89,00
87,00
85,00
Jun Mg 1 Jun Mg 2 Jun Mg 3 Jun Mg 4 Jul Mg1 Jul Mg 2 Jul Mg 3 Jul Mg 4

- Buah Matang (%) Target (%)

Gambar 42. Grafik Buah matang bulan Juni sampai Juli 2018

107
Dari gambar grafik diatas dapat kita lihat bahwa persentase buah matang di
PMKS PT DDP Lubuk Bento sudah tercapi dengan baik. Persentase buah matang
tertinggi ada pada minggu ketiga bulan Juni karena buah matang yang belum
terpanen pada masa lebaran dipanen pada minggu ini.
C. Buah terlalu matang periode bulan Juni sampai Juli 2018

Buah Terlalu Matang Juni-Juli 2018


6,00
5,50
5,00
4,50
4,00
3,50
3,00
2,50 Jun Mg 1 Jun Mg 2 Jun Mg 3 Jun Mg 4 Jul Mg1 Jul Mg 2 Jul Mg 3 Jul Mg 4
2,00
1,50
1,00
- Buah terlalu Matang (%) Target (%)

Gambar 43. Grafik Buah terlalu matang periode Juni sampai Juli 2018
Dari gambar grafik buah terlalu matang pada periode bulan Juni sampai Juli
2018 diatas dapat dilihat dengan jelas buah terlalu matang tidak terjadi pada Juli
minggu pertama sampai Juli minggu kedua dan yang paling rendah pada bulan juni
minggu pertama. Dari gambar grafik diatas dapat kita lihat bahwa persentase buah
terlalu matang di PMKS PT DDP Lubuk Bento sudah tercapi dengan baik.
D. Tandan Kosong Periode Bulan Juni Sampai Juli 2018

Tandan Kosong Juni-Juli 2018


4,50
4,00
3,50
3,00
2,50 Jun Mg 1 Jun Mg 2 Jun Mg 3 Jun Mg 4 Jul Mg1 Jul Mg 2 Jul Mg 3 Jul Mg 4

2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
- Tandan Kosong (%) Target (%)

108
Gambar 44. Tanda Kosong periode bulan Juni sampai Juli 2018
Pada persentase penerimaan buah dengan tandan kosong pada periode bulan
Juni sampai Juli 2018dapat dikatakan belum tecapai dengan baik , bahkan masih jauh
dari target yang di harapkan , dimana seharusanya tandan kosong tidak diterima atau
(0%). Tetapi pada realisasinya penerimaan tandan kosong masih terjadi, bahkan
penerimaan tandan kosong tertinggi ada pada bulan Juli minggu ke dua, hal ini terjadi
karena kurang nya kesadaran para penjual TBS ke pabrik, dan juga kurangnya
pengawasan buah yang masuk ke pabrik..
E.Brondolan Lepas periode bulan Juni sampai Juli 2018

Brondolan Lepas Juni-Juli 2018


14,00
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
Jun Mg 1 Jun Mg 2 Jun Mg 3 Jun Mg 4 Jul Mg1 Jul Mg 2 Jul Mg 3 Jul Mg 4
0,00
- berondolan lepas (%) Target (%)

Gambar 45. Grafik brondolan lepas periode bulan juni sampi bulan juli 2018
Pada gambar grafik brondolan periode juni sampi bulan juli 2018diatas dapat
dilihat bahwa penerimaan berondolan lepas pada PMKS PT DDP Lubuk Bento sudah
tercapai dengan baik karena sudah mencapai target karena penerimaannya tidak
melebihi dari 12 %.
F. Tangkai Panjang periode bulan Juni sampai Juli 2018.

Tangkai Panjang Juni-Juli 2018


3,00
Jun Mg 1 Jun Mg 2 Jun Mg 3 Jun Mg 4 Jul Mg1 Jul Mg 2 Jul Mg 3 Jul Mg 4
2,50

2,00

1,50

1,00

0,50

0,00
- Tangkai Panjang (%) Target (%)

109
Gambar 47. grafik tangkai panjang periode Juni sampai Juli 2018
Pada grafik tangkai panjang periode bulan Juni sampai Juli 2018 dapat dilihat
bahwa pengendalian kualitas Bahan baku pada kriteria tangkai panjang belum
tercapai dengan baik karena pada target bahwa penerimaan bahan baku tidak
menerima buah yang tangkainya panjang (tangkai TBS >2,5 CM), namun pada
realisasi dilapangan penerimaan buah yang tangkainya panjang masih terjadi dan
penerimaan tangkai panjang tertingi terjadi pada bulan juli pada minngu ke dua dan
yang paling rendah pada bulan juni pada minggu ke empat, tinginya penerimaan
tangkai panjang pada bulan juli 2018 karena pada minggu duaa merupakan masa dua
minggu sesuda hari raya lebaran sehingga para pemanen kurang maksimal dalam
melakukan pemanenan TBS di kebun dan juga faktor kurang kesadaran pengawasan
TBS yang masuk kepabrik.
4.7.2 Pengendalian Kualitas CPO
Kualitas CPO PT.Daria Dharma Pratama Lubuk Bento pada periode Mei dan
Juni 2017 secara umum sudah memenuhi target yang telah ditentukan pada kadar
ALB dan kadar kotoran, namun pada kadar air produk CPO PT Daria Dharma
Pratam belum mencapai target yang ditetapkan yaitu maksimal 0,15. Untuk lebih
jelasnya kualitas CPO PT. Daria Dharma Pratama bulan Juni dan Juli 2018 dapat
dilihat pada tabel 10 berikut:
Tabel 10. Kualitas CPO Bulan Juni dan Juli 2018
Target
Parameter Rata-rata Bulan Juni(%) Rata-rata Bulan Juli (%)
(%)
FFA (ALB) Maks 4 4,43 4,63
Kadar Air
Maks 0,15 0,21 0,20
(Moisture)
Kadar Kotoran
Maks 0,02 0,02 0,02
(Dirt)
Sumber: Report Monthly PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento Tahun 2018
Kadar air CPO PT. Daria Dharma Pratama selama Praktek Kerja kurang baik
karena sudah melampaui standar yang telah ditetapkan perusahaan. Kadar air
(moisture) bulan Juli sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan bulan juli yaitu
lebih besar 0,19.sedangkan kadar ALB lebih tinggi bulan Juli dari pada bulan Juni
hal ini dikarenakan adalah pada bulan juni merupakan waktu hari raya sehingga

110
banyak buah yang tertunda dipanen sehingga buah yang masuk dalam pabrik pada
bulan Juli banyak buah terlalu matang sehingga kadar ALB nya meningkat dan
kadarairnya lebih kecil. Selain itu juga dikarenakan terlalu banyak buah yang luka
serta dapat juga dipengaruhi oleh kurang baiknya mutu TBS yang dibeli dari kebun
luar.
Kadar ALB CPO yang dihasilkan selama kerja praktek telah memenuhi
standar maksimal yang ditetapkan yaitu 4% untuk 4,43 % bulan juni dan 4,67 %
untuk bulan Juli. Untuk kadar kotoran dapat dikatakan baik karena tidak melebihi
standar yang ditetapkan oleh perusahaan. diharapkan untuk mempertahankan kinerja
pada bagian bahan baku maupun pada proses pengolahan. Untuk lebih detailnya
dapat dilihat dari grafik ALB, kadar air (Moisture) dan kadar kotoran (Dirt) dengan
perbandingan per harinya, pada bulan Juni dan Juli 2018 di bawah ini:

Gambar 47. Alat penghitung Tinggi Gambar 48. Alat pengambil sampel
dari storage storage tank

4.7.2.1 Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) CPO


a. Bulan Juni 2018
Rata-rata Kadar Asam Lemak Bebas pada bulan Juni 2018 adalah 4,43 %.
Kadar ALB tertinggi terjadi pada minggu ke dua, yaitu sebesar 4,50 %, sedangkan
kadar ALB terendah terjadi minggu ketiga dan kempat yaitu 3,98 %. Nilai asam
lemak bebas (ALB) produk CPO PT.Daria Dharma Pratama setelah dirata-ratakan
selama periode Juni dapat dikatakan kurang baik karena melampaui standart
maksimal yang ditetapkan oleh perusahaan dimana standart maksimum yaitu 4%
sedangkan kalo dilihat tiap harinya kadar ALB produk CPO PT.Daria Dharma
Pratama tinggi, sudah melampui standar maksimum. Kadar ALB CPO sangat
dipengaruhi oleh kualitas bahan baku (TBS) khususnya tingkat kematangannya dan
buah restan.

111
Kadar ALB yang tinggi pada minggu ke dua dapat disebabkan karena mutu
TBS masuk yang diolah kurang baik, seperti banyaknya buah yang lewat masak
kualitas penerimaan buah dapat dilihat pada kualitas bahan baku yang sudah dibahas
sebelumnya. salah satu yang menyebabka tingginya kadar ALB adalah banyaknya
buah lewat matang dan buah Restan.

FFA CPO PRODUKSI JUNI 2018


5
4,8
4,6
4,4
4,2
4
3,8
3,6
3,4
3,2
3
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Gambar 49. Grafik Kadar ALB CPO PT.Daria Dharma Pratama Lubuk Bento Bulan
Juni 2018
b. Bulan Juli 2018
Rata-rata Kadar Asam Lemak Bebas pada bulan Juli 2018 adalah 4,63 %.
Kadar ALB tertinggi terjadi pada minggu kedua yaitu sebesar 4,78 % sedangkan
kadar ALB terendah terjadi pada minggu keempat yaitu sebesar 4,73 %. Kadar ALB
CPO pada bulan Juli ini telah melewati standar maksimal yang telah ditetapkan oleh
PT.Daria Dharma Pratama yaitu 4 %. Artinya mutu CPO khususnya kadar asam
lemak bebas pada bulan ini menurun.

FFA CPO PRODUKSI JULI 2017


5
4,5
4
3,5
3
2,5 MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4

112
Gambar 50. Grafik Kadar ALB (FFA) CPO PT.Daria Dharma Pratama bulan Juli
2018

Gambar 51 . Pegujian kadar ALB minyak


4.7.2.2. Kadar Air (Moisture) CPO
Meurut Chaerani (2008) kadar air dapat mempengaruhi kualitas CPO. Kadar
air yang tinggi dapat menyebabkan hidrolisis yang akan merubah minyak menjadi
asam-asam lemak bebas sehingga dapat menyebabkan ketengikan, sehingga
penentuan kadar air dinilai sangat penting dilakukan dilaboratorium agar dapat
mengontrol kandungan air dalam minyak dalam jumlah yang minimal.
a. Bulan Juni 2018
Kadar Air pada bulan Juni 2018 dengan rata-rata adalah 0,21 %. Kadar Air
tertinggi pada tanggal minggu kesatu dan minggu ke 1, 3 dan 4 yaitu sebesar 0,21 %.
Secara umum dengan melihat rata-rata kadar Air (Moisture) CPO pada bulan Juni
2018 belum memenuhi mutu yang baik dari standar yang telah ditetapkan oleh
PT.Daria Dharma Pratama yaitu maksimal 0,15 % karena Selama perode ini kadar air
melebihi target maksimum yang telah ditetapkan. Tingginya kadar air CPO
dipengaruhi oleh TBS yang diolah tidak memenuhi kriteria yang diharapkan seperti
adanya buah mentah, buah yang disiram terutama buah yang berasal dari masyarakat,
hal lain yang juga dapat mempengaruhi kadar air (Moist )adalah efisiensi pengolahan
dan alat pengolahan yang digunakan kurang bekerja dengan baik, terutama pada Oil
Purifier dan Vacuum dryer. Namun yang sangat berpengaruh dengan tingginya kadar
air CPO ini adalah mesin dan alat penguap air yaitu purifier 1 dan 2 serta vacum
dryer. Grafik kadar Air (Moisture). pada bulan Juni 2018 gambar berikut ini:

113
MOIST CPO PRODUKSI JUNI 2018

0,250
MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4
0,230

0,210

0,190

0,170

0,150

0,130
Gambar 51. Grafik Kadar Air (Moisture) CPO PT. Daria Dharma Pratama Lubuk
Bento Bulan Juni 2018.
b. Bulan Juli 2018
Nilai rata-rata kualitas Kadar Air CPO produksi PT Daria Dharma Pratama
pada bulan Juli 2018 adalah 0,20 %. Kadar Air tertinggi pada bulan ini terjadi pada
setiap minggunya yaitu sebesar 0,20. Dilihat dari data yang ada, kadar air pada bulan

ini tidak mencapai target maksimal kadar air yang telah ditetapkan pihak pabrik yaitu
0,15% .Grafik Kadar Air (Moisture) CPO produksi perhari selama bulan Juli 2017
dapat dilihat pada gambar 52 berikut:

MOIST CPO PRODUKSI JULI 2018


0,25
MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4
0,23

0,21

0,19

0,17

0,15

0,13
Moisture (%) Target Max (%)

Gambar 52. Kadar Air (Moisture) CPO PT.Daria Dharma Pratama Lubuk Bento
Bulan Juli 2019

114
Gambar 53. Penghitung kadar air CPO

Gambar 54. Diagram sebab akibat kadar air CPO

4.7.2.3. Kadar Kotoran (Dirt) CPO


Kadar pengotor dan zat terlarut adalah keseluruhan bahan-bahan asing yang
tidak larut dalam minyak, pengotor yang tidak terlarut dinyatakan sebagai persen zat
pengotor terhadap CPO. Pada umumnya penyaringan hasil minyak sawit dilakukan
dalam rangkaian proses pengendapan yaitu minyak sawit jernih dimurnikan dengan
sentrifugasi. Kotoran yang terkandung pada minyak merupakan bahan-bahn yang
terkandung dalam minyak mentah yang tidak larut dalm pelarut minyak yang
biasanya merupakan pelarut organik.
a. Bulan Juni 2018
Kadar Kotoran CPO produksi rata-rata pada bulan Juni 2018 adalah 0,020 %
atau lebih kecil dari target yang ditetapkan oleh PT.Daria Dharma Pratama, yaitu
sebesar 0,020%. Kadar kotoran paling tinggi adalah 0,020% yang merupakan batas
target kadar kotoran CPO PT Daria Dharma Pratama.dari data yang ada kadar
kotoran pada bulan ini dikatakan sudah baik karena tidak ada kadar kotorang yang
melebihi dari target yang telah ditetapkan . Kondisi kadar kotoran seperti ini perlu

115
untuk dipertahankan bahkan di tingkatkan untuk mendapatkan kualitas produk CPO
yang lebih baik.

DIRT CPO PRODUKSI JUNI 2018


0,030
MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4
0,025

0,020

0,015

0,010

0,005

0,000

Gambar 56. Grafik Kadar Kotoran (Dirt) CPO PT.Daria Dharma Pratama bulan Juni
2018
b. Bulan Juli 2018
Kadar Kotoran (Dirt) CPO produksi pada bulan Juli 2018 memiliki rata-rata
adalah 0,019% atau lebih kecil 0,01% dari standar yang telah ditetapkan yaitu 0,020
%. Secara umum kadar kotoran pada bulan Juli ini sudah memenuhi standar yaitu
lebih kecil dari 0,020%. Untuk peningkatan kualitas produk CPO yang dihasilkan
perlu adanya tindakan oleh pihak perusahaan untuk mengurangi penyebab kadar
kotoran tinggi seperti mengolah bahan baku TBS yang sesuai standar olah, operasi
pengolahan yang efisien, sistem pengolahan yang tepat dan meningkatkan
pengendalian mutu. Grafik Kadar kotoran CPO selama bulan Juli 2018 dapat dilihat
pada gambar 57.

DIRT CPO PRODUKSI JULI 2018


0,05
MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4
0,04

0,03

0,02

0,01

116
Gambar 57. Grafik Kadar Kotoran CPO PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento
bulan Juli 2018.

Gambar 58. Penentuan kadar kotoran CPO

4.7.3 Analisa Kualitas Inti Sawit (Kernel) Selama Kerja Praktek (Juni Dan Juli
2018)
Kualitas inti sawit yang di analisa terdiri dari tiga parameter, yaitu kadar air
inti (Moisture), kadar kotoran inti (Dirt), serta kadar inti pecah (broken kernel). Sama
halnya dengan kuaitas CPO, kualitas inti sawit PT.Daria Dharma Pratama juga
memiliki parameter standard kualitas agar inti sawit yang diproduksi memiliki
kualitas yang baik. Target dan realisasi kualitas inti sawit yang diproduksi PT.Daria
Dharma Pratama selama Praktek Kerja (Bulan Juni Dan Juli 2018) dapat dilihat pada
tabel 11 berikut:
Tabel 11. Kualitas Inti sawit (kernel) Bulan Mei dan Juni 2018
Rata-Rata Bulan Juni Rata-Rata Bulan Juli
Parameter Target
(%) (%)
Kadar Air Maks 7 % 6,97 7,18
Kadar
Maks 7 % 6,94 7,18
kotoran
Maks 15
Inti Pecah 24,56 25,66
%
Sumber: Report Monthly PT.Daria Dharma Pratama Lubuk Bento Tahun 2018
Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa kualitas inti sawit (kernel) pada kadar
air dan kotoran sudah mencapai target pada bulan Juni sedangkan bulan Juli 2018
dimana target untuk kadar air dan kadar kotoran maksimal 7% dan bulan Juli tidak
mencapai target atau memenuhi batasan maksimum, dan juga pada mutu inti pecah(
broken kernel) belum mencapai target yaitu 15%. Untuk lebih detailnya dapat dilihat

117
dari penjelasan dan gambar data mingguan kadar air, kadar kotoran dan inti pecah
pada bulan Juni dan Juli 2018 di bawah ini.
4.7.3.1. Kadar Air Inti
a. Juni 2018
Rata-rata Kadar Air Inti pada bulan Juni 2018 adalah 6,97%. Kadar Air Inti
tertinggi terjadi pada tanggal minggu pertama yaitu sebesar 7,1%, sedangkan Kadar
Air terendah terjadi pada minggu minggu kedua, tiga dan empat yaitu sebesar 6,98%.
Kadar air kernel pada bulan ini dikatakan sudah baik karena Secara umum Kadar Air
Inti pada bulan Juni ini tidak melebihi standar maksimal yang telah ditetapkan oleh
PT. Daria Dharma Pratama yaitu sebesar 7%. Grafik Kadar Air Inti pada bulan Juni
2018 dapat dilihat pada gambar berikut:

MOIST KERNEL PRODUKSI JUNI 2018


8
7,8
7,6
7,4
7,2
7
6,8
6,6
6,4
6,2
6
MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4

Gambar 59. Grafik Kadar Air Inti PT. Daria Dharma Pratama Bulan Juni 2018

b. Juli 2018
Rata-rata Kadar Air Kernel pada bulan Juli 2018 adalah 6,97 %. Kadar Air
kernel tertinggi terjadi pada minggu ketiga yaitu sebesar 7,18% sedangkan kadar Air
kernel terendah terjadi pada minggu pertama yaitu 6,99%. Secara umum Kadar Air
Kernel pada bulan Juli ini kurang baik karena datanya melebihi standar maksimum
yang telah yang telah ditetapkan oleh PT. Daria Dharma Pratama yaitu lebih kecil
dari 7 %. Namun pada minggu pertama terjadi peningkatan kadar air kernel. Grafik
Kadar Air Kernel pada bulan Juli 2017 dapat dilihat pada gambar 24.

118
MOIST KERNEL PRODUKSI JULI 2018
8
7,8
7,6
7,4
7,2
7
6,8
6,6
6,4
6,2
6
MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4

Gambar 60. Grafik Kadar Air (Moisture) Kernel PT. Daria Dharma Pratama Lubuk
Bento bulan Juli.

Dari grafik 62 di atas terlihat bahwa sepanjang bulan Juli kadar air kernel
yang diproduksi berada dibawah target maksimum yang ditetapkan kecuali pada
kadar kernel minggu pertama. Hal ini perlu ditingkatkan untuk selanjutnya agar
kualitas inti sawit yang dihasilkan semakin baik. Langkah perbaikan yang dapat
dilakukan yaitu memperluas gudang penyimpanan dan proses pengeringan lebih
diperhatikan yaitu antara 7-12 jam.

Gambar 61. Pemblenderan Kernel Gambar 62. penentuan kadar air kernel

4.7.3.2. Kadar Kotoran kernel


a. Bulan Juni 2018
Rata-rata Kadar Kotoran Kernel pada bulan Juni 2018 adalah 7,18 %. Kadar
Kotoran Inti tertinggi terjadi pada minggu pertama yaitu sebesar 6.93 %, sedangkan
Kadar Kotoran Inti terendah terjadi pada minggu pertama yaitu 6,84 %.Secara umum
Kadar Kotoran Inti pada bulan Juni ini sudah memenuhi standard yang telah
ditetapkan oleh PT. Daria Dharma Pratama, yaitu lebih kecil dari 7%.

119
DIRT KERNEL PRODUKSI JUNI 2018
8
7,5
7
6,5
6
5,5
5
4,5
4
MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4

Gambar 63. Grafik Kadar Kotoran Inti (Dirt) PT. Daria Dharma Pratama Bulan Juni
2018

b. Bulan Juli 2018


Rata-rata Kadar Kotoran kernel pada bulan juli 2018 adalah 7,18 %. Kadar
Kotoran tertinggi terjadi pada minggu keempat yaitu 7,18 % sedangkan kadar
Kotoran terendah pada minggu ketiga yaitu 7,00 % secara umum kadar kotoran pada
inti sawit bulan ini sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu dibawah 7 Kadar
kotoran yang tinggi disebabkan karena tidak sempurnanya pengolahan biji sawit
menjadi inti sawit sehingga banyak inti yang masih melekat pada cangkang dan
pengaturan kernel yang masuk dalam hidrocyclone tidak tepat sehingga
menyebabkan pemisahan kurang sempurna dan cone pada hidrocyclone kotor dan
sudah aus.

DIRT KERNEL PRODUKSI JULI 2018


8
7,5
7
6,5
6
5,5
5
4,5
4
MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4

120
Gambar 64. Grafik Kadar Kotoran (Dirt) Kernel PT. Daria Dharma Pratama Bulan
Juli 2018

4.7.3.3. Kadar Inti Pecah (Broken kernel)


a. Bulan Juni 2018
Rata-rata Kadar Inti Pecah (Broken) pada bulan juni 2018 adalah 24,56 %.
Kadar Inti Pecah tertinggi terjadi pada minggu ketiga yaitu 25,15 % sedangkan kadar
inti pecah yang terendah ada pada minggu keempat yaitu 24,72 %. Secara umum
Kadar Inti Pecah pada bulan Juni ini sangat belum memenuhi standard yang telah
ditetapkan oleh PT. Daria Dharma Pratama maksimal 15 % dikarenakan realisasi
pencapaian cukup jauh dari target yang ditetapkan . Grafik Kadar Inti Pecah pada
bulan Juni 2018 dapat dilihat pada gambar 65.

BROKEN KERNEL PRODUKSI JUNI 2018


30
28
26
24
22
20
18
16
14
12
10
MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4

broken(%) Target Max (%)

Gambar 65. Grafik Kadar Inti Pecah (Broken) PT. Daria Dharma Pratama Bulan
juni 2018.
Jauhnya pencapaian kadar broken dari standart yang ditetapkan oleh PT.
Daria Dharma Pratama. Hal ini disebabkan oleh proses pengolahan yang kurang
sempurna, terutama pada proses pemecahan biji dan proses pengeringan, juga di
sebabkan pengaturan tekanan cone pada unit press yang kurang tepat, sehingga
mengakibatkan tingginya angka inti pecah. Kemudian dipengaruhi oleh ukuran Nut
yang sangat heterogen juga berpengaruh besar, sehingga menyulitkan dalam
pengaturan kerapatan antara Rotor Bar dengan Riplle Mill, yang berakkibat pada
banyaknya angka inti pecah.

121
b. Bulan Juli 2018
Rata-rata Kadar Inti Pecah pada bulan Juli 2018 adalah 25,66 %. Kadar Inti
Pecah tertinggi terjadi pada minggu pertama yaitu sebesar 26,06% sedangkan kadar
Inti Pecah terendah terjadi pada mingu kedua yaitu sebesar 24,86 %. Secara umum
kadar Inti Pecah pada bulan Juli ini masih jauh dari standar yang telah ditetapkan
oleh PT. Daria Dharma Pratama yaitu lebih kecil dari 15%. Grafik Kadar Inti Pecah
pada bulan Juni 2018 dapat dilihat pada gambar 66 berikut:

BROKEN KERNEL PRODUKSI JULI 2018


30

25

20

15

10
MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4

Broken Target Max (%)

Gambar 66. Grafik Kadar Inti Pecah (Broken) PT. Daria Dharma Pratama Lubuk
Bento Bulan JuLi 2018.

4.8. Evaluasi Khusus Pengendalian Kualitas


Dari uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa pengendalian kualitas
PMKS PT Daria Dharma Pratama selama Praktek Kerja kualitas produk CPO dan
kernel, belum terlalu baik dan juga ada beberapa yang suda baik dengan target yang
telah ditetapkan m asih banyak parameter yang melampui batas maximum yang di
targetkan pabrik. Pada kualitas bahan produk CPO dari 3 parameter mutu yang
ditetapkan pabrik kadar kadar ALB, kadar kotoran dan kadar air belum mencapai
target degan baik, sebaiknya pada kualitas produk CPO masih perlu peningkatan.
Sedangkan pada produk kernel PT Daria Dharma Pratama dari 3 parameter mutu
kadar air dan kadar kotorannya sudah tercapai dengan baik namun realisasi mutu
pada kadar broken kernel sangat jauh dari target yang ditetapkan, berarti hal ini
produk kernel masih perlu perhatian khusus untuk membantu perbaikan mutu kernel
yang lebih baik.
Pada kualitas bahan baku PT DDP Lubuk Bento masih belum tercapai dengan
baik, bahkan masih banyak perbaikan peyortiran bahan baku yang diperlukan untuk
mendapatkan TBS yang sesuai dengan target. hal itu dikatakan karena pada Pada

122
kualitas bahan baku dari 8 parameter target yang ditetapkan oleh yakitu 2 target yang
tercapai dengan baik yaitu pencapaian target buah pasir/abnormal dan buah terlalu
matang sedangkan pada parameter bahan baku lainnya belum tercapai dengan baik.
Tidak tercapainya standar kualitas yang telah ditetapkan dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu:
1. Kinerja pelaksanaan operasi panen di kebun masih belum optimal, seperti
buah yang dipanen buah mentah dan kurang matang, Adakalanya buah sawit
hasil panen terlambat diangkut ke pabrik. Kondisi ini sering terjadi ketika
musim hujan, hal ini disebabkan karena pada musim hujan kondisi jalan
kebun yang masih berupa tanah liat akan susah untuk dilalui oleh kendaraan
pengangkut hasil panen, sehingga buah akan dibiarkan menginap.
2. Terjadi kerusakan pada beberapa stasiun, sehingga efisiensi kerja mesin tidak
maksimal seperti stasiun Loading Ramp, stasiun klarifikasi minyak terutama
pada oil purifier dan vacuum dryer, begitu juga dengan stasiun Kernel silo,
Nut cracker, dan Ripple mill; Kapasitas olah pabrik juga akan berkurang
akibat umur alat dan mesin yang sudah tua.
3. Pengawasan kerja dan atau operator kurang cermat dalam pelaksanaan
tugasnya. Dengan keadaan seperti ini hendaknya pihak PT.Daria Dharma
Pratama Lubuk Bento lebih memperbaiki sistem penanganan TBS terutama
memperketat disiplin panen agar diperoleh TBS dengan kualitas baik atau
yang diharapkan oleh pabrik, memperhatikan sistem pengolahan terutama
stasiun-stasiun yang berperan menentukan kualitas inti seperti pengepresan,
pengeringan, penyaringan dan penyimpanan (kernel storage).
4. Lebih meningkatkan pengawasan kerja dalam pelaksanaan metode
pengendalian mutu oleh analisis maupun sample boy. Untuk lebih
mengoptimalkan mutu akhir CPO yang dihasilkan maka perlu pengawasan
mutu yang intensif dan berkelanjutan. Namun, dari segi sistem manajemen
pengendalian kualitasnya sudah baik, dimana seluruh lini-lini kegiatan
dijalankan sesuai dengan prosedur dan hasil pengendalian kualitas tersebut
dipertanggungjawabkan oleh Manajer Pabrik sebagai pimpinan tertinggi
dalam organisasi pabrik.

123
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada PT. Daria Dharma
Pratama dari
Juni sampai Juli 2018 , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan uraian tentang mutu CPO dan kernel diatas, dapat disimpulkan
bahwa mutu CPO dan kernel yang dihasilkan oleh PMKS PT. Daria Dharma
Pratama Mei 208 sampai Juni 2018 masih perlu untuk ditingkatkan lagi untuk
mencapai semua target mutu yang telah ditetapkan. Dengan memperbaiki
sistem penanganan TBS dengan lebih memperketat disiplin panen dan
penerimaan TBS luar dan memperbaiki serta memperhatikan proses
pengolahan yaitu stasiun perebusan, stasiun klarifikasi minyak terutama pada
oil purifier dan vacum dryer, begitu juga dengan stasiun kernel sillo, nut
cracker, dan rippell mill. Untuk lebih mengoptimalkan mutu akhir CPO yang
telah dihasilkan dan mempertahankan kualitas supaya mendapatkan hasil
yang memuaskan. Maka perlunya sistem pengawasn mutu yang intensif dan
berkelanjutan serta kesadaran dan kebersamaan yang tinggi untuk mencapai
kualitas yang diingikan demi kesejahteraan bersama.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil pembahasan selama Praktek Kerja di PT.
Daria Dharma Pratama PMKS Lubuk Bento, maka ada beberapa hal yang ingin kami
sarankan:
1. Dalam proses pengangkutan dan transportasi buah ke pabrik, untuk
memperkecil kenaikan ALB atau renstan buah. Pihak perusahaan perlu untuk
memperbaiki jalan terutama jalan yang mengandung tanah liat untuk
ditimbun dengan koral.
2. Untuk meningkatkan kualitas mutu CPO (Crude Palm Oil ), seperti ALB,
Moist dan Dirt. Pihak Pabrik seharus nya bertindak tugas dalam menyortir
buah yang masuk ke pabrik, terutama buah terlalu matang, buah busuk dan
buah yang di siram mengunakan air.

124
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, 2018. Penuntun pratek kerja lapang. Teknologi inudtri pertanian.
Bengkulu 2018
Fajar, M. 2014. Analisis Pengendalian Mutu (Quality Control) Cpo (Crude Palm
Oil) Pada PT. Buana Wira Subur Sakti Di Kabupaten Paser. Kalimantan
Timur
Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.
UGM-Press. Yogyakarta
Pahan, i. 2006. Panduan lengkap kelapa sawit. Penebar swadaya. Jakarta
Perdamean, saruli. 2018. Panduan lengkap pengolahan kebun dan pabrik kelapa
sawit. Medan. Agromedia
Report Monthly PT. Daria Dharma Pratama Lubuk Bento Tahun 2018
Report Monthly PT.DDP Lubuk Bento Area Statement 2017/18
Subha, Hidayat. 2017. Proses Produksi Pabrik Di PMKS PT. Daria Dharma
Pratama. . Laporan Praktek Kerja Lapangan. Universitas Bengkulu,
Bengkulu.
Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit Teknik Budidaya, Panen dan Pengolahan.
Kanisius. Yogyakarta

125
126
127
MUTU PRODUK CPO JUNI 2018

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


Ffa (%) 4,46 4,50 4,47 4,41
Target Max (%) 4 4 4 4

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


Moisture (%) 0,210 0,200 0,210 0,210
Target Max (%) 0,150 0,150 0,150 0,150

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


Dirt (%) 0,019 0,020 0,020 0,020
Target Max (%) 0,020 0,020 0,020 0,020

MUTU PRODUK CPO JULI 2018

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


Ffa(%) 4,74 4,8 4,73 4,73
Target Max (%) 4,00 4,00 4,00 4,00

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


Moisture (%) 0,2 0,20 0,20 0,20
Target Max (%) 0,15 0,15 0,15 0,15

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


Dirt 0,019 0,02 0,02 0,02
Target Max (%) 0,02 0,02 0,02 0,02

MUTU KERNEL JUNI 2018

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


Mois (%) 7,1 6,99 6,98 6,98
Target Max (%) 7 7 7 7

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


Dirt (%) 6,93 6,84 6,84 6,91
Target Max (%) 7 7 7 7

128
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Broken(%) 25,04 24,90 25,12 24,72
Target Max (%) 15 15 15 15

MUTU KERNEL JULI 2018

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


Mois 6,99 7,13 7,18 7,17
Target Max (%) 7 7 7 7

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


Dirt 7,1 7,00 7,10 7,18
Target Max (%) 7 7 7 7

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


Broken 26,6 24,86 25,33 24,99
Target Max (%) 15 15 15 15

MUTU TBS JUNI 2018


MINGGU Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
- Buah mentah 1,86 1,60 1,42 1,10
- Buah matang 94,04 94,38 95,20 95,53
- Buah terlalu matang 2,25 2,10 1,72 1,78
- Tandan kosong 1,85 1,92 1,66 1,59
- % Berondolan lepas 1,56 1,66 2,06 2,18
- Tangkai panjang 0,51 0,55 0,59 0,43
- B.J.R 7,47 5,66 6,66 4,70

MUTU TBS JULI 2018


MINGGU Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
- Buah mentah 1,50 2,65 1,26 0,87
- Buah matang 93,24 90,88 95,32 94,66
- Buah terlalu matang 3,57 4,21 1,99 3,04
- Tandan kosong 1,69 2,26 1,43 1,43
- % Berondolan lepas 4,47 5,10 2,08 2,90
- Tangkai panjang 0,18 1,27 0,79 0,84
- B.J.R 4,41 8,48 5,51 5.29

129
DOKUMENTASI KEGIATAN

Limbah

Kolam Limbah 1 Kolam Limbah 2

Kolam Limbah 3 Kolam Limbah 4

Kolam Limbah 5 Kolam Limbah 6

130
Jangkos Fiber

Cangkang Limbah Cair dari Klarifikasi

Tempat Penyimpanan LB3 Tangki Oli Kotor (LB3)

Station Grading

131
Buah Tenera
Kriteria Mutu TBS

Proses Sortasi TBS Buah Busuk

Lapangan Grading TBS Matang

Pengembalian TBS Abnormal Loader Mengembalikan Buah Abnormal

132
Buah Tenera Kembar Pos Grading
Station Jembatan Timbang

Pos Jembatan Timbang Jembatan Timbang 1

Jembatan Timbang 2 Proses penimbangan TBS

Lori Peron

133
Panel Staiun Clarifikasi Crude Oil Vibrating Screen

Sand Trap Tank Recovery Oil Tank

Nut Polishing Drum Kernel Silo

Kontrol Panel Staiun Kernel Vibrating Screen Claybath

134
Bulk Kernel Silo/ Kernel Bin Claybath

LTDS 1 dan 2 Heater Bank

Panel Kontrol Boiler Boiler

Kontrol Panel Staiun Power House Genset 180 KVA

135
Genset 500 KVA Tanki Bahan Bakar

BPV Turbin

Water Treatment Plan Sand Filter Tank

Raw dan Clean Water Tank Clarifer Tank

136
Melakukan Extraksi Alat Extraction SeT

Sampel Sesuda Dioven Alat Spectrophoto Meter

Bahan Kimia
Timbangan Analitik

137

Anda mungkin juga menyukai