LARUTAN BUFFER
BAB I
PENDAHULUAN
Larutan buffer adalah larutan yang pHnya relatif tetap (tidak berubah)
pada penambahan sedikit asam, Basa , atau pengenceran. Ditinjau dari komposisi
zat penyusunnya terdapat dua sistem larutan yaitu larutan penyangga asam dan
larutan penyangga basa.
1. Larutan penyangga asam
Larutan penyagga asam dapat dibuat secara langsung dari asam lemah denagn
garam yang mengandung basa konjugasi pasangan dari asam lemah tersebut,
misalnya larutan CH3COOH dicampur dengan larutan CH3COOHNa. Larutan
penyangga tersebut mengandung CH3COOH (asam lemah) dan CH3COO (basa
konjugasi).
2. Larutan penyangga basa
Larutan penyangga basa dibuat secara langsung dengan mencampurkan basa
lemah dengan garam yang mengandung asam konjugasi dari basa tersebut,
misalnya larutan NH4OH dengan larutan NH4Cl. Larutan penyangga tersebut
mengandung NH4OH (basa lemah) dan NH4+ (asam konjugasi)
(Sulistyorini,2006).
Kita ambil contoh pasangan antara asam lemah CH3COOH dengan
garamnya CH3COONa.
Kehadiran senyawa dan ion ini yang dapat menetralisir adanya asam dan basa
dalam larutan. Jika larutan ini ditambahkan asam, terjadi reaksi netralisasi,
H+ + CH3COO - ⇄ CH3COOH
Kehadiran basa dinetralisir oleh CH3COOH
Untuk larutan buffer dengan komposisi lain adalah campuran antara garam
dengan basa lemahnya, seperti campuran NH4Cl dengan NH4OH.
Dalam larutan garam terdapat pasangan basa dan asam konyugasi dari
NH4OH dan NH4+, adanya molekul dan ion ini menyebabkan larutan mampu
mempertahankan pH larutan. Tambahan H+ dapat dinetralisir oleh NH4OH sesuai
dengan reaksi :
Demikian pula adanya tambahan basa OH- dinetralisir oleh ion amonium dengan
reaksi :
Larutan buffer yang terdiri dari garam dan asam lemahnya atau basa
lemahnya memiliki harga pH yang berbeda dari garamnya ataupun dari asam
lemahnya, karena kedua larutan terionisasi. (Zulfikar, 2010)
Larutan penyangga atau larutan buffer atau dapar merupakan suatu larutan
yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol
dari larutan penyangga ini seperti pH larutan penyangga hanya berubah sedikit
pada penambahan sedikit asam kuat. Disamping itu larutan penyangga merupakan
larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya
ataupun oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai
reaksi asam-basa konjugasi. Disamping itu mempunyai sifat berbeda dengan
komponen-komponen pembentuknya. (Rizki, 2012)
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung
CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses
sebagai berikut:
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan
bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat
dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen
asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi
dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung
NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-.
Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini
menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam
yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri,
sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu
bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan
air.
(Rizki, 2012)
Menghitung pH Larutan Penyangga/Buffer
[H+] = Ka x a/g
[OH-] = Kb x b/g
dengan,
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
LARUTAN BUFFER
pH (keasaman)
Setelah ditambah
No Larutan Setelah ditambah
awal 5 ml NaOH 0,1
5 ml HCl 0,1 M
M
25 ml HCH3COO 1 M +
1 5 5 5
25 ml NaCH3COO 1 M
25 ml NH4OH 1 M +
2
25 ml NH4Cl 1 M
4.2 Perhitungan
Larutan bukan buffer
1. HCl
[H+] = a x M
= 1 x 10-4
= 10-4
pH = 4
2. Air
H2O + HCl HCl + H2O
Mula-mula : 1 mmol 1 mmol
Bereaksi : 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol
Sisa : 0 mmol 0 mmol 1 mmol 1mmol
3. NaOH
NaOH + HCl NaCl + H 2O
Mula-mula : 0,001 mmol 1 mmol
Bereaksi : 0,001 mmol 0,001 mmol 0,001 mmol 0,001 mmol
Sisa : 0 mmol 0,999 mmol 0,001 mmol 0,001 mmol
[H+] = ka x (Ma)
= 1 x 10-7 x 0,999
= 9,99 x 10-8
pH = - log [H+]
= 8 – log 9,99
= 7,01
LARUTAN BUFFER
pH larutan awal
[a] = 1 M x 25 ml = 25 mmol [g] = 1 M x 25 ml = 25 mmol
pH = - log 7,75 x 10-5
= 5-log 7,75
= 4,12
5.1 KESIMPULAN
Larutan penyangga atau larutan buffer merupakan suatu larutan yang dapat
mempertahankan nilai pH tertentu dan pentingnya larutan buffer
5.2 SARAN
Dalam menentukan pH larutan buffer ini, sebaiknya praktikan berhati-hati
dalam mengukur volume sebuah larutan. Dan larutan tidak boleh tercampur
dengan larutan yang lain, karena dapat mempengaruhi nilai pH.
JAWAB PERTANYAAN
1. Jelaskan pengaruh penambahan larutan asam atau basa terhadap ph larutan buffer !
2. Jelaskan dengan persamaan reaksi, mengapa larutan natrium asetat dengan asam
asetat berfungsi sebagai larutan buffer !
3. Jelaskan pengertian kapasitas buffer, beri contoh !
JAWABAN :
1. Pengaruh penambahan larutan asam atau basa terhadap pH larutan buffer
adalah tetap, dari awalnya mempunyai pH 5, setelah di homogen tetap
mempunyai pH 5.
2. Jika dilihat pada persamaan reaksi sebagai berikut
CH3COOH + H+ → CH3COO- +H2O
Pada reaksi tersebut, sebenarnya larutan buffer dibuat dari asam lemah dengan
garamnya yang berasal dari asam kuat atau basa lemah dengan garamnya yang
berasal dari Basa kuat. Larutan buffer dapat mempertahankan pH karena dalam
larutan larutan natrium asetat dapat berdisosiasi dengan sempurna. Tetapi,
disosiasi asam asetat dapat diabaikan
CH3COOH CH3COO- + H+
Karena adanya ion – ion asetat dalam jumlah banyak yang berasal dari disosiasi
natrium asetat akan bergeser kesetimbangannya ke ruas kiri ke dalam
pembentukan asam asetat yang tidak berdisosiasi. Larutan demikian akan
memiliki pH tertentu dan juga baik sekali dalam mempertahankan pH jika
ditambahkan asam atau basa dalam jumlah banyak. Jika ion hidrogen (asam kuat)
ditambahkan akan membentuk asam asetat yang tidak berdisosiasi.
CH3COO- + H+ → CH3COOH
Oleh karena itu, konsentrasi ion hidrogen tidak berubah, tetapi bahwa jumlah ion
asetat akan berkurang sedangkan jumlah asam asetat yang tidak berdisosiasi
bertambah. Disisi lain, apabila ditambahkan ion hidroksil (OH-), ion hidroksil
akan bereaksi dengan asam asetat.
CH3COOH + OH- → CH3COO- + H2O
Dengan demikian, konsentrasi ion hidrogen (dan hidroksil) tidak akan berubah,
tetapi jumlah asam asetat akan berkurang sedangkan jumlah ion asetat akan
bertambah. Maka, dari prinsip inilah dikatakan bahwa larutan penyangga dapat
menunjukkan ketahan terhadap asam maupun basa.
3. Jelaskan pengertian kapasitas buffer, beri contoh.
Kapasitas penyangga merupakan ukuran keefektifannya dalam menahan
perubahan pH pada penambahan asam atau basa. Semakin besar konsentrasi asam
dan basa konjugasinya, semakin besar kapasitas penyangga.
Contoh :
Jumlah mol basa kuat yang dibutuhkan untuk mengubah pH 1 liter larutan sebesar
1 pH satuan.
DAFTAR PUSTAKA