Anda di halaman 1dari 51

Anggaran Dasar FPTI

ANGGARAN DASAR
FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

PEMBUKAAN

Kegiatan panjat tebing di Indonesia merupakan wujud nyata dari dinamika warga negara
Indonesia yang dengan sadar menghimpun dirinya dalam berbagai organisasi, yang
dalam aktivitasnya mengandung unsur kegiatan panjat tebing.

Bahwa sadar akan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara serta kondisi
masyarakat Indonesia, maka dipandang perlu adanya organisasi dari berbagai
perkumpulan dengan tujuan untuk menciptakan keteraturan dan kesatuan arah gerak
kegiatan panjat tebing secara umum di seluruh wilayah Republik Indonesia

Tujuan akhir dari kegiatan panjat tebing Indonesia adalah turut membangun dan
mengangkat harkat martabat bangsa melalui kegiatan panjat tebing.

Bahwa dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dimana kami berlindung, insan panjat
tebing di Indonesia sepakat dan berketetapan hati, untuk membentuk dan mendirikan
suatu organisasi dalam bentuk federasi kegiatan panjat tebing yang bersifat nasional dan
berfungsi sebagai inisiator, regulator, fasilitator, koordinator dan dinamisator setiap bentuk
kegiatan panjat tebing diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Atas dasar pertimbangan dan makna yang terkandung dalam uraian diatas, maka
disusunlah Anggaran Dasar Federasi Panjat Tebing Indonesia sebagai berikut :

1/13
Anggaran Dasar FPTI
BAB I
UMUM

Pasal 1
Nama dan Domisili
1.1 Organisasi ini bernama Federasi Panjat Tebing Indonesia disingkat FPTI.
1.2 FPTI berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 2
Waktu
FPTI dideklarasikan di Jakarta pada tanggal 21 April 1988 untuk waktu yang tidak
terbatas.

Pasal 3
Azas dan Dasar
3.1 FPTI berazaskan Pancasila.
3.2 FPTI berdasarkan Undang undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
1945.

Pasal 4
Tujuan
Tujuan FPTI adalah menggagas, mengusahakan, mengoordinasikan dan membina
kegiatan panjat tebing guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial,
intelektual dan fisik sehingga menjadi warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
baik, berguna dan memiliki kepedulian terhadap sesama manusia serta alam lingkungan,
baik nasional, regional dan internasional.

Pasal 5
Sifat
5.1 FPTI adalah satu-satunya badan / wadah kegiatan panjat tebing di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5.2 FPTI adalah organisasi yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak
membedakan suku, ras, golongan atau agama.

2/13
Anggaran Dasar FPTI
5.3 FPTI adalah organisasi nirlaba, bukan organisasi kekuatan sosial politik, bukan
bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial politik dan tidak menjalankan
kegiatan politik praktis.

Pasal 6
Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan meliputi :
6.1 Panjat tebing pendidikan.
6.2 Panjat tebing rekreasi.
6.3 Panjat tebing prestasi.

Pasal 7
Fungsi
FPTI berfungsi sebagai inisiator, regulator; fasilitator; koordinator dan dinamisator setiap
bentuk kegiatan panjat tebing di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
.
Pasal 8
Hubungan Kerjasama
8.1 1. FPTI adalah anggota dari Union Internationale des Associations
D’Alpinisme (UIAA) serta mengadakan hubungan dengan organisasi
Regional / Internasional yang berada dalam naungan UIAA.
2. FPTI mengadakan hubungan dengan organisasi di luar naungan UIAA
sebagaimana diatur diatas.
8.2 FPTI mengembangkan hubungan kerjasama dengan instansi lain yang terkait.

Pasal 9
Kewajiban dan Usaha
FPTI berkewajiban dan berupaya dengan :
9.1 Segala usaha dan kegiatan FPTI diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi.
9.2 Usaha untuk mencapai tujuan itu diarahkan pada pembinaan mental, jasmani
serta peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, ketrampilan dan kecakapan
melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan panjat tebing disesuaikan
dengan keadaan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

3/13
Anggaran Dasar FPTI
9.3 Melaksanakan kegiatan yang bersifat Internasional untuk membina persahabatan,
persaudaraan dan perdamaian dunia.
9.4 Untuk menunjang usaha dalam mencapai tujuan, diadakan prasarana dan sarana
yang memadai berupa organisasi, personalia, perlengkapan, dana, komunikasi
dan kerjasama.

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 10
Keanggotaan
10.1 FPTI mengenal 2 (dua) jenis anggota, yaitu :
10.1.1 Anggota Biasa.
10.1.2 Anggota Kehormatan.
10.2 Syarat - syarat keanggotaan dari setiap jenis anggota diatur didalam Anggaran
Rumah Tangga.

Pasal 11
Kewajiban dan Hak Anggota
11.1 Kewajiban Anggota :

11.1.1 Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan


mentaati ketentuan - ketentuan yang berlaku dilingkungan FPTI.

11.1.2 Membayar iuran anggota FPTI.

11.1.3 Melakukan registrasi ulang setiap tahun.

11.2 Hak Anggota :

11.2.1 Mendapatkan Surat Keputusan keanggotaan

11.2.2 Mengenakan atribut FPTI.

11.2.3 Mengikuti dan membantu seluruh kegiatan yang diselenggarakan FPTI

sesuai dengan peraturan dan peruntukannya.

11.2.4 Berhak mengajukan dan memilih calon pengurus FPTI.

4/13
Anggaran Dasar FPTI
Pasal 12
Kehilangan Status Keanggotaan
Setiap anggota dapat kehilangan status anggota karena :
12.1. Mengundurkan diri.
12.2. Diberhentikan
12.3. Organisasi yang menjadi anggota tersebut oleh suatu sebab dibubarkan atau
membubarkan diri.

BAB III
ORGANISASI

Pasal 13
Tingkatan
13.1 Daerah dihimpun dan dioordinasikan ditingkat nasional yang meliputi wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
13.2 Cabang dihimpun dan dioordinasikan ditingkat daerah yang meliputi wilayah
propinsi.
13.3 Anggota dihimpun dan dioordinasikan ditingkat cabang yang meliputi wilayah
kabupaten / kota.

Pasal 14
Struktur
Susunan organisasi FPTI dimulai dari tingkat nasional, propinsi sampai kabupaten / kota :
14.1. Ditingkat nasional dibentuk Pengurus Pusat, yang membawahi dan
mengoordinasikan semua kegiatan FPTI diseluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan masa bakti 4 (empat) tahun. Dan sekurang -
kurangnya membawahi 15 (lima belas) Pengurus Daerah.
14.2. Ditingkat propinsi dibentuk Pengurus Daerah, yang membawahi dan
mengoordinasikan semua kegiatan FPTI diseluruh wilayah hukum propinsi dengan
masa bakti 4 (empat) tahun. Dan sekurang - kurangnya membawahi 3 (tiga)
Pengurus Cabang.
14.3. Ditingkat kabupaten / kota dibentuk Pengurus Cabang FPTI, yang membawahi dan
mengoordinasikan semua kegiatan FPTI diseluruh wilayah hukum kabupaten / kota

5/13
Anggaran Dasar FPTI
dengan masa bakti 4 (empat) tahun. Dan sekurang - kurangnya membawahi 3
(tiga) klub / perhimpunan / assosiasi.

Pasal 15
Tempat Kedudukan
15.1. Pengurus Pusat berkedudukan di ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia
15.2. Pengurus Daerah berkedudukan di Ibukota Propinsi
15.3. Pengurus Cabang berkedudukan di Ibukota Kabupaten / Kota

Pasal 16
Kepengurusan
16.1. Susunan Pengurus FPTI sekurang – kurangnya terdiri dari :
16.1.1. Ketua Umum.
16.1.2. Sekretaris Umum.
16.1.3. Bendahara Umum.
16.1.4. Bidang Organisasi.
16.1.5. Bidang Kompetisi.
16.1.6. Bidang Pembinaan.
16.1.7. Bidang Prestasi.
16.2. Rincian pembagian tugas dan tanggung jawab susunan Pengurus FPTI diatur
lebih lanjut di dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 17
Dewan Penasehat
17.1 Pengurus FPTI, dalam menjalankan tugas dan kewajibannya didampingi oleh
Dewan Penasehat.
17.2 Dewan Penasehat FPTI diangkat dan ditetapkan dalam Musyawarah FPTI.
17.3 Dewan Penasehat bertugas memberi nasehat kepada Pengurus FPTI.
17.4 Personalia Dewan Penasehat berjumlah minimal 3 (tiga) orang.
17.5 Rincian tugas, tanggung jawab dan pembagian tugas Dewan Penasehat diatur
lebih lanjut didalam Anggaran Rumah Tangga.

6/13
Anggaran Dasar FPTI
Pasal 18
Badan Pemeriksa Keuangan
18.1 Badan Pemeriksa Keuangan adalah badan independen yang dipilih dan
ditetapkan oleh Musyawarah.
18.2 Badan Pemeriksa Keuangan wajib melaporkan hasil pemeriksanaan keuangan
FPTI secara berkala tiap 1 (satu) tahun pada Musyawarah atau Rapat Kerja.
18.3 Bila dianggap perlu, tugas Badan Pemeriksa Keuangan dapat dilakukan oleh
Akuntan Publik.

Pasal 19
Badan Arbitrase
19.1. Badan Arbitrase :
19.1.1. Badan Arbitrase dibentuk sebagai suatu majelis untuk menyelesaikan
persengketaan yang timbul disebabkan terjadinya pelanggaran terhadap
ketentuan dan aturan organisasi yang tercantum dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga.
19.1.2. FPTI dan jajarannya serta anggota FPTI dilarang membawa
persengketaan sebagaimana diatur dalam pasal 19.1.1. tersebut ke
yuridiksi Pengadilan manapun di Indonesia.
19.2. Susunan Badan Arbitrase serta acara penyelesaian sengketa yang diajukan ke
depan Majelis Badan Arbitrase akan diatur dengan Surat Keputusan Ketua Umum
FPTI.
19.3. Keputusan dari Badan Arbitrase bersifat final dan mengikat bagi semua pihak yang
bersengketa.

Pasal 20
Rangkap Jabatan
20.1. Pengurus FPTI tidak dibenarkan merangkap jabatan diantara FPTI Pusat,
FPTI Propinsi dan FPTI Kabupaten / Kota.
20.2. Pengurus FPTI dibenarkan menjadi pengurus organisasi sejenis ditingkat regional
maupun internasional.

7/13
Anggaran Dasar FPTI
BAB IV
MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 21
Musyawarah
21.1. Musyawarah Nasional :
21.1.1. Musyawarah Nasional adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam
FPTI.
21.1.2. Musyawarah Nasional diadakan 4 (empat) tahun sekali.
21.1.3. Agenda pokok Musyawarah Nasional adalah :
21.1.3.1.Menetapkan Tata Tertib dan Agenda Munas
21.1.3.2.Pertanggungjawaban laporan kerja dan keuangan Pengurus
Pusat selama masa bakti kepengurusan.
21.1.3.3.Penetapan rencana strategis 4 (empat) tahun.
21.1.3.4.Pemilihan dan penetapan Ketua Umum Pengurus Pusat untuk
masa bakti 4 (empat) tahun berikutnya.
21.1.3.5.Pemilihan dan penetapan Dewan Penasehat Pengurus Pusat.
21.1.3.6.Pemilihan dan penetapan Badan Pemeriksa Keuangan
Pengurus Pusat.
21.1.3.7.Peninjauan dan Penetapan AD/ART FPTI

21.1.4. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di antara
dua waktu Musyawarah Nasional dapat diadakan Musyawarah Nasional
Luar Biasa.

21.1.5. Pimpinan Musyawarah Nasional adalah suatu presidium yang dipilih oleh
peserta Musyawarah Nasional.

21.2. Musyawarah Daerah :


21.2.1. Musyawarah Daerah diadakan 4 (empat) tahun sekali.
21.2.2. Agenda pokok Musyawarah Daerah adalah :
21.2.2.1 Menetapkan Tata Tertib dan Agenda Musda
21.2.2.1. Pertanggungjawaban laporan kerja dan keuangan Pengurus Daerah
selama masa bakti kepengurusan.
21.2.2.2. Penetapan rencana strategis 4 (empat) tahun.

8/13
Anggaran Dasar FPTI
21.2.2.3. Pemilihan dan penetapan Ketua Umum Pengurus Daerah untuk
masa bakti 4 (empat) tahun berikutnya.
21.2.2.4. Pemilihan dan penetapan Dewan Penasehat Pengurus Daerah.
21.2.2.5. Pemilihan dan penetapan Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus
Daerah.

21.2.3. Jika ada hal - hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di antara
dua waktu Musyawarah Daerah dapat diadakan Musyawarah Daerah
Luar Biasa.

21.2.4. Pimpinan Musyawarah Daerah adalah suatu presidium yang dipilih oleh
peserta Musyawarah Daerah.

21.3. Musyawarah Cabang :


21.3.1. Musyawarah Cabang diadakan 4 (empat) tahun sekali.
21.3.2 Agenda pokok Musyawarah Cabang adalah :
21.1.3.1.Menetapkan Tata Tertib dan Agenda Munas
21.1.3.2.Pertanggungjawaban laporan kerja dan keuangan Pengurus
Cabang selama masa bakti kepengurusan.
21.1.3.3.Penetapan rencana strategis 4 (empat) tahun.
21.1.3.4.Pemilihan dan penetapan Ketua Umum Pengurus Cabang
untuk masa bakti 4(empat) tahun berikutnya.
21.1.3.5.Pemilihan dan penetapan Dewan Penasehat Pengurus
Cabang.
21.1.3.6.Pemilihan dan penetapan Badan Pemeriksa Keuangan
Pengurus Cabang.

21.3.3. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di antara
dua waktu Musyawarah Anggota dapat diadakan Musyawarah Anggota
Luar Biasa.

21.3.4. Pimpinan Musyawarah Anggota adalah suatu presidium yang dipilih oleh
peserta Musyawarah Anggota.
Pasal 22
Rapat Kerja
22.1 Rapat kerja adalah Rapat yang diselenggrarakan oleh FPTI , diselengararakan
1(satu) tahun sekali.

9/13
Anggaran Dasar FPTI
22.2 Didalam organisasi FPTI dikenal macam dan tingkatan rapat, yakni :
22.2.1 Rapat Kerja Nasional disingkat Rakernas
22.2.2 Rapat Kerja Daerah disingkat Rakerda
22.2.3 Rapat Kerja Cabang disingkat Rakercab
22.3. Rapat Kerja diselenggarakan untuk :
22.3.1. Mempertanggungjawabkan hasil kerja dan keuangan dari Pengurus
FPTI untuk 1 (satu) tahun yang sudah berjalan.
22.3.2. Menetapkan program kerja FPTI yang akan dilaksanakan 1 (satu) tahun
mendatang.
22.4. Peserta Rapat Kerja terdiri dari :

22.4.1. Rapat Kerja Nasional yang dihadiri oleh Pengurus Daerah yang
bersangkutan.

22.4.2. Rapat Kerja Daerah yang dihadiri oleh Pengurus Cabang yang
bersangkutan.

22.4.3. Rapat Kerja Cabang yang dihadiri oleh Anggota.

BAB V
PENDAPATAN DAN KEKAYAAN

Pasal 23
Pendapatan
Pendapatan FPTI diperoleh dari :

23.1. Iuran anggota.

23.2. Bantuan pemerintah.

23.3. Bantuan KONI.

23.4. Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat.

23.5. Sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang -


undangan yang berlaku maupun dengan Anggaran Dasar.
Pasal 24
Kekayaan
Kekayaan organisasi berupa :
24.1. Uang.

10/13
Anggaran Dasar FPTI
24.2. Surat – surat berharga.
24.3. Atribut FPTI.
24.4. Alat atau barang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.

BAB VI
ATRIBUT
Pasal 25
Lambang
Lambang FPTI adalah segitiga sisi berwarna emas dan tiga buah garis berwarna merah
dan dibawahnya terdapat tulisan FPTI berwarna hitam.

Pasal 26
Bendera
Bendera FPTI berbentuk empat persegi panjang, berukuran tiga banding dua, warna
dasar putih dengan lambang FPTI di tengah dan di bawah lambang FPTI terdapat tulisan
Federasi Panjat Tebing Indonesia berwarna hitam.

Pasal 27
Mars
Mars FPTI adalah lagu “Kilau Tebing Keemasan”

Pasal 28
Seragam
Untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan serta meningkatkan disiplin, anggota
Pengurus FPTI menggunakan seragam.

11/13
Anggaran Dasar FPTI
BAB VII
ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 29
Anggaran Rumah Tangga dan Addendum
29.1. Anggaran Rumah Tangga dan Addendum adalah penjabaran lebih lanjut dan
merupakan aturan pelaksanaan dari Anggaran Dasar.
29.2. Hal – hal yang tidak atau belum cukup diatur di dalam Anggaran Dasar ini dapat
diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga dan Addendum.
29.3. Ketentuan Anggaran Rumah Tangga dan Addendum tidak boleh bertentangan
dengan ketentuan Anggaran Dasar.

BAB VIII
PEMBUBARAN

Pasal 30
Pembubaran
30.1. FPTI hanya dapat dibubarkan oleh Musyawarah Nasional yang khusus diadakan
untuk itu.
30.2. Musyawarah Nasional tersebut harus diusulkan oleh sekurang - kurangnya
2/3 (duapertiga) jumlah Pengurus Daerah.
30.3. Musyawarah Nasional untuk membicarakan usul pembubaran FPTI dinyatakan
syah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang - kurangnya 2/3 (duapertiga) jumlah
daerah.
30.4. Usul pembubaran FPTI diterima oleh Musyawarah Nasional jika disetujui dengan
aklamasi.
30.5. Jika FPTI dibubarkan, maka cara penyelesaian harta benda dan hutang-piutang
milik FPTI ditetapkan oleh Musyawarah Nasional.
30.6. Penyelesaian harta benda dan hutang piutang milik FPTI akan diatur di dalam
Anggaran Rumah Tangga.

12/13
Anggaran Dasar FPTI
BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 31
Perubahan Anggaran Dasar
31.1. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah
Nasional FPTI yang dihadiri oleh utusan daerah sekurang - kurangnya 1/2
(setengah) ditambah 1(satu) jumlah Pengurus Daerah.
31.2. Usulan perubahan Anggaran Dasar diterima oleh Musyawarah Nasional jika
disetujui oleh sekurang - kurangnya 2/3 (duapertiga) dari jumlah suara yang hadir.

BAB X
PENUTUP

Pasal 32
Penutup
Anggaran Dasar ini berlaku sejak berdirinya FPTI pada tanggal 21 April 1988, dan telah
mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan.

13/13
Anggaran Rumah Tangga FPTI

ANGGARAN RUMAH TANGGA


FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

PENDAHULUAN

Anggaran Rumah Tangga ini merupakan pelengkap dan bagian yang tidak terpisahkan
dari Anggaran Dasar yang bertujuan untuk memberikan penjelasan dan rincian dalam
rangka pelaksanaan Anggaran Dasar.

Segala hal yang tidak atau belum cukup diatur didalam Anggaran Rumah Tangga ini
sesuai kebutuhan dan perkembangan organisasi dituangkan didalam ketentuan lain yang
pelaksanaannya dilakukan oleh Pengurus Pusat FPTI melalui Surat Keputusan.

BAB I
UMUM

Pasal 1 Dasar
Anggaran Rumah Tangga disusun berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan
kebutuhan serta perkembangan organisasi.

Pasal 2 Fungsi Organisasi


Fungsi Organisasi sudah jelas dalam Anggaran Dasar Pasal 7.

Pasal 3 Ruang Lingkup Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan panjat tebing wajib mentaati ketentuan, prosedur,
menyediakan pelatih, instruktur atau pemandu, menggunakan sarana dan
prasarana sesuai dengan persyaratan standar yang diberlakukan oleh FPTI.

3.1. Panjat tebing Pendidikan


3.1.1 Panjat tebing pendidikan dilaksanakan dan diarahkan sebagai satu kesatuan
yang sistematis dan berkesimambungan dengan sistem pendidikan nasional.
3.1.2 Panjat tebing pendidikan dilakukan pada jalur formal dan non formal melalui
kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler.

1/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
3.1.3 Panjat tebing pendidikan dimulai pada usia dini.
3.1.4 Pelatihan panjat tebing pendidikan menjadi tanggungjawab FPTI bersama
instansi terkait.
3.1.5 Kompetisi panjat tebing antar satuan pendidikan mengacu pada aturan
kompetisi yang akan diatur lebih lanjut oleh FPTI.
3.1.6 Untuk melaksanakan panjat tebing pendidikan wajib mentaati ketentuan,
prosedur, menyediakan instruktur, menggunakan sarana dan prasarana sesuai
dengan persyaratan standar dan kurikulum panjat tebing yang diberlakukan oleh
FPTI. Uraian dari ketentuan dari ayat ini akan diatur dalam petunjuk
pelaksanaan panjat tebing pendidikan Indonesia.

3.2. Panjat tebing Rekreasi


3.2.1 Panjat tebing rekreasi dilaksanakan dan diarahkan untuk memassalkan kegiatan
panjat tebing sebagai upaya mengembangkan kesadaran masyarakat dalam
meningkatkan kesehatan, kebugaran, kegembiraan dan hubungan sosial.
3.2.2 Panjat tebing rekreasi adalah kegiatan :
a. Petualangan yang dimaksudkan untuk memperoleh kesehatan, kebugaran
dan kegembiraan.
b. Yang dapat membangun hubungan sosial dan meningkatkan kekayaan
budaya.
c. Yang dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan melestarikan alam.
3.2.3 Untuk melaksanakan kegiatan panjat tebing rekreasi wajib mentaati ketentuan,
prosedur, menyediakan instruktur atau pemandu, menggunakan sarana dan
prasarana sesuai dengan persyaratan standar yang diberlakukan oleh FPTI.

Uraian dari ketentuan ayat 3.2.1. dan 3.2.2. diatur dalam petunjuk pelaksanaan
kegiatan panjat tebing Indonesia.

2/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
3.3 Panjat tebing Prestasi
3.3.1 Panjat tebing prestasi dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai prestasi
pada tingkat daerah, nasional, dan internasional.
3.3.2 Panjat tebing prestasi merupakan hak semua warga negara.
3.3.3 Panjat tebing prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan
pengembangan secara terencana, berjenjang dan berkelanjutan.
3.3.4 Kompetisi panjat tebing dilakukan dalam rangka menumbuhkan, menjaga dan
meningkatkan prestasi.
3.3.5 Pelatihan panjat tebing prestasi dilakukan secara berjenjang.

Dalam rangka pengembangan prestasi, FPTI melakukan pengiriman atlit secara


berjenjang.

Pasal 4 Hubungan Kerjasama Luar Negeri


Pengurus Pusat FPTI mengusahakan dan melakukan hubungan dengan pihak -
pihak di luar negri dalam rangka mencapai tujuan FPTI dan tidak bertentangan
dengan kebijakan pemerintah.

Pasal 5 Hubungan Kerjasama Dalam Negeri


5.1 FPTI dapat melakukan kerjasama dengan instansi atau organisasi lain yang
dilakukan secara berjenjang.
5.2 Hubungan kerjasama dimaksud adalah hubungan yang setara.

Pasal 6 Bantuan Kepada Pemerintah


6.1 FPTI membantu pemerintah dalam merencanakan dan menetapkan kebijakan
kegiatan panjat tebing.
6.2 FPTI mengadakan kerjasama dengan semua instansi atau lembaga pemerintah
baik di pusat maupun di daerah.

3/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 7 Anggota Biasa FPTI


7.1 Anggota Biasa adalah klub, perhimpunan, atau asosiasi kegiatan panjat tebing
yang dengan sukarela mendaftar menjadi Anggota dan dikukuhkan oleh
Pengurus Cabang.
7.2 Syarat kelengkapan suatu klub, perhimpunan, atau asosiasi kegiatan panjat
tebing diterima menjadi anggota :
a. Mempunyai minimal 3 (tiga) orang anggota.
b. Mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
c. Memiliki kepengurusan
d. Memiliki alamat sekretariat yang jelas.
e. Bersedia mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan
aturan lain yang diberlakukan oleh FPTI
7.3 Proses menjadi Anggota adalah sebagai berikut :
a. Mengajukan surat permohonan keanggotaan kepada Pengurus Cabang di
wilayahnya.
b. Mengisi dan menyerahkan formulir permohonan keanggotaan kepada
Pengurus Cabang.
c. Klub, perhimpunan atau asosiasi kegiatan panjat tebing sah menjadi
anggota melalui Rapat Pengurus yang harus dilaksanakan paling lambat 30
(tigapuluh) hari setelah permohonan diterima.
d. Sebagai bukti keanggotaan Pengurus Cabang akan menerbitkan sertifikat
keanggotaan.

Pasal 8 Anggota Kehormatan


Anggota Kehormatan adalah perorangan atau organisasi yang berjasa dalam
pembinaan dan pengembangan panjat tebing di Indonesia baik di tingkat pusat,
daerah atau cabang.dan bersedia diangkat menjadi Anggota Kehormatan FPTI.

Pasal 9 Kewajiban dan Hak


Sudah jelas di atur dalam Anggaran Dasar Pasal 11.

4/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
Pasal 10 Perubahan Kedudukan
Anggota FPTI dapat pindah wilayah, dengan cara mengajukan permohonan
pindah kepada Pengurus Cabang tempat asal kedudukan.

Pasal 11 Kehilangan Status Keanggotaan


11.1 Mengajukan permohonan pengunduran diri, membubarkan diri, atau
dibubarkan.
11.2 Anggota biasa yang karena suatu hal, atas rekomendasi Badan Arbitrase
dinyatakan oleh Pengurus FPTI dicabut status keanggotaannya.
11.3 Kehilangan status keanggotaannya dinyatakan dengan surat keputusan
Pengurus FPTI melalui sidang majelis Badan Arbitrase yang diadakan khusus
untuk hal itu.

Pasal 12 Pemberhentian Anggota


12.1 Keanggotaan FPTI berakhir karena :

a. Permintaan sendiri.
b. Membubarkan diri.
c. Diberhentikan.

12.2 Anggota FPTI dapat diberhentikan jika :

a. Melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.


b. Merugikan nama baik FPTI.
c. Tidak melakukan regitrasi ulang

12.3 Pemberhentian anggota FPTI ditetapkan oleh Pengurus FPTI yang


mengangkatnya.

Pasal 13 Pembelaan Anggota

13.1 Anggota FPTI yang akan diberhentikan karena melanggar Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, peraturan lainnya, dan atau merugikan nama baik
FPTI, berhak membela diri dalam sidang di jajaran Pengurus FPTI yang
bersangkutan.
13.2 Pengurus FPTI wajib melakukan sidang pembelaan diri paling lambat 90
(sembilan puluh) hari sejak surat pengajuan pembelaan diri diterima.

5/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
Pasal 14 Rehabilitasi Anggota
Anggota FPTI yang diberhentikan berdasarkan Anggaran Rumah Tangga ini
dapat mengajukan permohonan menjadi anggota FPTI kembali.

BAB III
ORGANISASI
Pasal 15 Pembinaan Organisasi
15.1 Pengurus Pusat membina dan membantu Pengurus Daerah sehingga
kemampuan setiap propinsi dalam mengembangkan panjat tebing di wilayah
kerjanya meningkat.

15.2 Pengurus Daerah membina dan membantu Pengurus Cabang, sehingga


kemampuan setiap kabupaten/kota dalam mengembangkan panjat tebing di
wilayah kerjanya meningkat.

15.3 Pengurus Cabang membina dan membantu Anggota FPTI sehingga


kemampuan dalam mengembangkan panjat tebing terus meningkat.

Pasal 16 Jenjang Keorganisasian


16.1 Tingkat Nasional
16.1.1 FPTI di tingkat nasional menghimpun Pengurus Daerah FPTI propinsi di seluruh
Indonesia.
16.1.2 FPTI di tingkat nasional merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali
strategis kegiatan panjat tebing dengan pembinaan sampai ke tingkat propinsi.
16.1.3 FPTI di tingkat nasional dibentuk Pengurus Pusat FPTI yang dilengkapi dengan
Dewan Penasehat dan Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus Pusat FPTI.

16.2 Tingkat Propinsi


16.2.1 FPTI di tingkat propinsi menghimpun Pengurus Cabang FPTI kabupaten/kota di
seluruh wilayah propinsi yang bersangkutan.

16.2.2 FPTI di tingkat propinsi merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali
strategis kegiatan panjat tebing dengan melaksanakan pembinaan sampai
tingkat kabupaten/kota.

6/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
16.2.3 Di tingkat propinsi dibentuk Pengurus Daerah FPTI yang dilengkapi dengan
Dewan Penasehat dan Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus Daerah FPTI.

16.3 Tingkat Kabupaten/Kota


16.3.1 FPTI di tingkat kabupaten/kota menghimpun anggota FPTI di seluruh
wilayahnya.

16.3.2 FPTI di tingkat kabupaten/kota merupakan jajaran yang berfungsi sebagai


pengendali strategis kegiatan panjat tebing dengan melaksanakan pembinaan
sampai ke anggota FPTI.

16.3.3 Di tingkat kabupaten/kota dibentuk Pengurus Cabang FPTI yang dilengkapi


dengan Dewan Penasehat dan Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus Cabang
FPTI.

Pasal 17 Kepengurusan
17.1 Susunan Pengurus FPTI selengkapnya sebagai berikut :

a. Ketua Umum.
b. Ketua Harian.
c. Sekretaris Umum.
d. Bendahara Umum.
e. Bidang Organisasi.
f. Bidang Pembinaan
g. Bidang Prestasi.
i). Biro Pelatih
h. Bidang Panjat Tebing Alam.
i. Bidang Kompetisi.
i). Biro Juri
j. Bidang Penelitian dan Pengembangan.
k. Bidang Media dan Promosi.
l. Bidang Usaha Dana.

17.2 Pengurus FPTI membentuk badan sekurang-kurangnya:

a. Badan Vertical Rescue

b. Badan Standarisasi dan Akreditasi.

7/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
17.3 Jika diperlukan maka Pengurus FPTI dapat menunjuk wakil Sekretaris, wakil
Bendahara dan membentuk biro, bidang, atau badan sesuai kebutuhan.

17.4 Jika diperlukan Pengurus FPTI dapat mengangkat karyawan yang


berkedudukan sebagai staf pelaksana tugas rutin administrasi kesekretarian
sehari-hari yang dipimpin oleh Sekretaris Umum Pengurus FPTI.

17.5 Pengurus Cabang disahkan dan dikukuhkan oleh Pengurus Daerah, Pengurus
Daerah disahkan dan dikukuhkan oleh Pengurus Pusat, Pengurus Pusat
disahkan oleh Munas FPTI dan dikukuhkan oleh KONI Pusat.

17.6 Selama belum terbentuk Pengurus FPTI yang baru sebagai hasil Musyawarah,
maka Pengurus FPTI lama tetap melaksanakan tugasnya, dengan ketentuan
tidak dibenarkan mengambil keputusan mengenai hal - hal sebagai berikut:

a. Mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga.


b. Menandatangani pengeluaran uang di luar program kerja FPTI.
c. Mengubah struktur organisasi Pengurus FPTI dan atau mengadakan alih
tugas staf.
d. Mengubah status kekayaan FPTI.

Pasal 18 Pergantian Pengurus Antar-waktu


18.1 Pergantian Pengurus FPTI antar-waktu dapat dilakukan jika :
a. Pengurus FPTI bersangkutan tidak dapat menjalankan tugasnya karena
berbagai sebab sehingga mengakibatkan terjadinya kekosongan tugas dan
tanggungjawab.
b. Pengurus FPTI bersangkutan melakukan kelalaian dalam pelaksanaan
tugas sehingga mengakibatkan terjadinya pelanggaran-pelanggaran aturan
organisasi.

18.2 Mekanisme pergantian antar-waktu dilakukan melalui Rapat Pleno Pengurus


FPTI.

18.3 Pergantian ini dimintakan pengesahan jajaran di atasnya, kecuali pergantian


Pengurus Pusat yang disahkan oleh KONI Pusat.

8/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
Pasal 19 Dewan Penasehat
19.1 Dewan Penasehat Pengurus FPTI diangkat dan disahkan olah Musyawarah
FPTI.
19.2 Dewan Penasehat Pengurus FPTI dilantik bersama-sama dengan Pengurus
FPTI.
19.3 Masa bakti Dewan Penasehat Pengurus FPTI sama dengan Pengurus FPTI.
19.4 Dewan Penasehat Pengurus FPTI memberikan saran, pertimbangan kepada
pimpinan Pengurus FPTI baik diminta maupun tidak.
19.5 Dewan Penasehat Pengurus FPTI terdiri atas 1 (satu) orang Ketua dan 2 (dua)
orang anggota.
19.6 Dewan Penasehat Pengurus FPTI wajib diundang dalam setiap kegiatan resmi
yang diselenggarakan oleh FPTI, misalnya Musyawarah dan Rapat Kerja FPTI.

Pasal 20 Badan Pemeriksa Keuangan


20.1 Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus FPTI adalah badan independen yang
dibentuk dan disahkan oleh Musyawarah FPTI.
20.2 Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus FPTI bertugas untuk melakukan audit
keuangan FPTI untuk dilaporkan kepada Musyawarah atau Rapat Kerja FPTI.
20.3 Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus FPTI terdiri atas unsur Pengurus di
bawahnya dan dibantu oleh akuntan publik yang tidak mempunyai hak suara.
20.4 Jika Akuntan Publik yang ditunjuk untuk melakukan tugas Badan Pemeriksa
Keuangan :

a. Wajib menyampaikan hasil pemeriksaan pada Musyawarah atau Rapat


Kerja FPTI.

b. Boleh mendapat uang atas jasa yang telah diberikan.


20.5 Susunan Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus FPTI terdiri atas :

a. 1 (satu) orang Ketua.


b. 2 (dua) orang anggota.

20.6 Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus FPTI dilantik bersama-sama dengan


Pengurus FPTI.
20.7 Masa bakti Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus FPTI sama dengan masa
bakti Pengurus FPTI.

9/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI

Pasal 21 Uraian Tugas


Dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggungjawab secara baik dan
terorganisasi, maka diantara Pimpinan Pengurus FPTI secara garis besar
diadakan pembagian tugas dan tanggungjawab sehingga dengan adanya
pembagian tugas dimaksud diharapkan akan dicapai hasil yang maksimal.

21.1 Ketua Umum

21.1.1 Merupakan kekuasaan tertinggi dalam Pimpinan Pengurus FPTI.

21.1.2 Merumuskan kebijakan terhadap pembinaan dan pengembangan kegiatan


panjat tebing sesuai amanat Musyawarah dan Rapat Kerja FPTI.

21.1.3 Bertanggung jawab dan mengusahakan agar seluruh keputusan Musyawarah,


Rapat Kerja dan program kerja dapat dilaksanakan dan dipenuhi dengan baik
oleh Pengurus FPTI.

21.1.4 Bertindak keluar dan kedalam atas nama FPTI.

21.1.5 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang dipandang perlu menurut
kepentingan dan perkembangan FPTI.

21.1.6 Dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Musyawarah FPTI.

21.2 Ketua Harian


21.2.1 Ketua Harian Pengurus FPTI bersama Ketua Umum Pengurus FPTI
merumuskan kebijakan pembinaan dan pengembangan kegiatan panjat tebing
sesuai amanat Musyawarah dan Rapat Kerja FPTI.
21.2.2 Mengusahakan agar seluruh keputusan Musyawarah, Rapat Kerja dan
program kerja dapat dilaksanakan dan dipenuhi dengan baik oleh Pengurus
FPTI.
21.2.3 Mengkoordinasikan kegiatan bidang-bidang.
21.2.4 Mewakili Ketua Umum Pengurus FPTI apabila berhalangan.
21.2.5 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang dipandang perlu menurut
kepentingan dan perkembangan FPTI.
21.2.6 Dalam menjalankan tugas, bertanggung jawab kepada Ketua Umum Pengurus
FPTI.

10/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
21.3 Sekretaris Umum
21.3.1 Melaksanakan penyusunan rencana kerja FPTI dengan menghimpun seluruh
program yang disusun setiap Ketua Bidang dan Bendahara berdasarkan
Keputusan Musyawarah dan Rapat Kerja FPTI.
21.3.2 Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja kesekretariatan.
21.3.3 Melaksanakan penyusunan laporan kesekretariatan secara periodik.
21.3.4 Menghimpun laporan dan menyampaikan kepada Ketua Umum Pengurus FPTI
berdasarkan laporan Ketua Bidang dan Bendahara.
21.3.5 Mempersiapkan dan menyelenggarakan Musyawarah dan Rapat Kerja FPTI
sesuai jadwal dan ketentuan yang berlaku.
21.3.6 Mempersiapkan dan menyelenggarakan rapat koordinasi, rapat konsultasi,
rapat rutin dan rapat pleno Pengurus FPTI.
21.3.7 Mengkoordinasikan, menampung dan menghimpun hubungan dengan berbagai
pihak untuk kepentingan FPTI.
21.3.8 Mewakili Ketua Umum Pengurus FPTI atau Ketua Harian Pengurus FPTI
apabila berhalangan.
21.3.9 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan Ketua Umum
Pengurus FPTI sesuai dengan kepentingan dan perkembangan FPTI.
21.3.10 Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada Ketua Umum
Pengurus FPTI.

21.4 Bendahara Umum


21.4.1 Menyusun rencana anggaran belanja dan pendapatan FPTI.
21.4.2 Mengkoordinasikan dan mengatur pengeluaran keuangan sesuai dengan
rencana anggaran belanja tahunan FPTI yang telah disetujui.
21.4.3 Melaksanakan pembukuan, verifikasi dan mempertanggung jawabkan
pengeluaran sesuai dengan peraturan yang berlaku.
21.4.4 Menyusun laporan keuangan secara berkala sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
21.4.5 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan Ketua Umum
Pengurus FPTI sesuai dengan kepentingan dan perkembangan FPTI.
21.4.6 Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada Ketua Umum
Pengurus FPTI.

11/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
21.5 Bidang Organisasi
21.5.1 Mewakili Pimpinan Pengurus FPTI sepanjang menyangkut masalah organisasi.
21.5.2 Menyusun rencana dan program kerja mengenai Bidang Organisasi dan
Keanggotaan.
21.5.3 Mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengarahkan hal-hal yang
berkaitan dengan bidang organisasi sesuai dengan ketentuan dan tujuan FPTI.
21.5.4 Memberikan rekomendasi kepada pimpinan FPTI mengenai pengesahan dan
pengukuhan pengurus setingkat dibawahnya.
21.5.5 Melaksanakan koordinasi antar bidang dalam menyusun perencanaan dan
pelaksanaan program kerja pengurus FPTI.
21.5.6 Mengusahakan dan mengarahkan setiap Musyawarah, Rapat Kerja agar dapat
diselenggarakan sesuai dengan waktu dan ketentuan yang berlaku.
21.5.7 Memberikan laporan secara terinci kepada Pimpinan FPTI mengenai segala
kegiatan yang berkaitan dengan bidang organisasi secara periodik.
21.5.8 Memberikan rekomendasi mengenai status hukum dari setiap Anggota FPTI
kepada Pimpinan FPTI.
21.5.9 Menyusun laporan Bidang Organisasi secara periodik.
21.5.10 Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada Ketua Umum
Pengurus FPTI.

21.6 Bidang Kompetisi


21.6.1 Mewakili Pimpinan Pengurus FPTI sepanjang menyangkut masalah kompetisi
panjat tebing.
21.6.2 Menyusun rencana dan program kerja mengenai masalah kompetisi panjat
tebing.
21.6.3 Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan kompetisi yang
diselenggarakan didalam wilayah kerjanya.
21.6.4 Menggkordinasikan dan mengarahkan terhadap keikutsertaan FPTI dalam
kompetisi internasional baik yang diselenggarakan oleh induk organisasi
internasional.
21.6.5 Membina dan mengawasi segi teknis dan manajemen kompetisi dalam setiap
penyelengggaraan kompetisi.
21.6.6 Meneliti, menelaah dan memberikan masukan dalam penyempurnaan peraturan
kompetisi.

12/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
21.6.7 Meneliti dan mengawasi persyaratan kualitas dan kuantitas penyelenggaran
kompetisi.
21.6.8 Membuat rekomendasi untuk kegiatan kompetisi.
21.6.9 Menetapkan kategori dan urutan peringkat atlit panjat tebing Indonesia.
21.6.10 Menyusun laporan Bidang Kompetisi secara periodik.
21.6.11 Melaksanakan koordinasi antar bidang dalam menyusun perencanaan
dan pelaksanaan program kerja Pengurus FPTI.
21.6.12 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan Ketua Umum
Pengurus FPTI sesuai dengan kepentingan dan perkembangan FPTI.
21.6.13 Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada Ketua Umum
Pengurus FPTI.

21.7 Bidang Panjat Tebing Alam


21.7.1 Mewakili Pimpinan Pengurus FPTI sepanjang menyangkut masalah kegiatan
panjat tebing alam.
21.7.2 Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan panjat tebing alam yang
diselenggarakan oleh Anggota FPTI.
21.7.3 Membina dan mengawasi segi teknis bagi yang akan melaksanakan panjat
tebing alam.
21.7.4 Melakukan penyeliaan dan pendataan terhadap kegiatan panjat tebing alam,
jalur panjat tebing yang telah dan akan dilaksanakan.
21.7.5 Menyusun laporan Bidang Panjat Tebing Alam secara periodik.
21.7.6 Melaksanakan koordinasi antar bidang dalam menyusun perencanaan dan
pelaksanaan program kerja pengurus FPTI.
21.7.7 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan Ketua Umum
Pengurus FPTI sesuai dengan kepentingan dan perkembangan FPTI.
21.7.8 Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada Ketua Umum
Pengurus FPTI.

21.8 Bidang Pembinaan


21.8.1 Mewakili Pimpinan Pengurus FPTI sepanjang menyangkut masalah panjat
tebing pendidikan.
21.8.2 Menyusun rencana kerja mengenai pendidikan.

13/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
21.8.3 Merumuskan, mengarahkan dan mengawasi program serta metode dalam
proses pendidikan.
21.8.4 Melakukan penyeliaan dan pendataan terhadap terhadap sumber daya manusia
yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam kegiatan panjat tebing
pendidikan.
21.8.5 Melaksanakan koordinasi antar bidang dalam menyusun perencanaan dan
pelaksanaan program kerja Pengurus FPTI.
21.8.6 Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka
untuk peningkatan kualitas dan kuantitas panjat tebing pendidikan.
21.8.7 Menyusun laporan Bidang Pembinaan secara periodik.
21.8.8 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan Ketua Umum
Pengurus FPTI sesuai dengan kepentingan dan perkembangan FPTI.
21.8.9 Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada Ketua Umum
Pengurus FPTI.

21.9 Bidang Prestasi


21.9.1 Mewakili Pimpinan Pengurus FPTI sepanjang menyangkut masalah
pengelolaan dan peningkatan prestasi.
21.9.2 Menyusun rencana kerja dalam bidang prestasi.
21.9.3 Merumuskan, mengarahkan dan mengawasi program serta metode
peningkatan prestasi.
21.9.4 Melakukan penyeliaan dan pendataan terhadap terhadap sumber daya manusia
yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam kegiatan panjat tebing prestasi.
21.9.5 Memberikan saran dan bimbingan mengenai masalah teknis persiapan dan
pelaksanaan pemusatan latihan secara berjenjang
21.9.6 Melaksanakan koordinasi antar bidang dalam menyusun perencanaan dan
pelaksanaan program kerja Pengurus FPTI.
21.9.7 Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka
untuk peningkatan kualitas dan kuantitas panjat tebing prestasi.
21.9.8 Menyusun laporan Bidang Prestasi secara periodik.
21.9.9 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan Ketua Umum
Pengurus FPTI sesuai dengan kepentingan dan perkembangan FPTI.
21.9.10 Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada Ketua Umum
Pengurus FPTI.

14/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI

21.10 Bidang Penelitian dan Pengembangan


21.10.1 Mewakili Pimpinan Pengurus FPTI sepanjang menyangkut masalah penelitian
dan pengembangan panjat tebing.
21.10.2 Menyusun rencana kerja mengenai penelitian dan pengembangan panjat
tebing.
21.10.3 Merumuskan, mengarahkan dan mengawasi program penelitian dan
pengembangan panjat tebing.
21.10.4 Melakukan penelitian, analisis, evaluasi serta menyajikan data tentang teknis,
organisasi, potensi dan kemampuan serta perlengkapan dan peralatan dalam
kegiatan panjat tebing.
21.10.5 Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka
untuk peningkatan kualitas dan kuantitas pemanjat tebing.
21.10.6 Menyusun laporan Bidang Penelitian dan Pengembangan secara periodik.
21.10.7 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan Ketua Umum
Pengurus FPTI sesuai dengan kepentingan dan perkembangan FPTI.
21.10.8 Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada Ketua Umum
Pengurus FPTI.

21.11 Bidang Media dan Promosi


21.11.1 Mewakili Pimpinan Pengurus FPTI sepanjang menyangkut masalah Media dan
Promosi.
21.11.2 Menyusun rencana kerja mengenai masalah Media dan Promosi.
21.11.3 Mengadakan kerjasama dengan pihak lain dalam penyebarluasan informasi
aktifitas FPTI.
21.11.4 Menyusun laporan bidang Media dan Promosi secara periodik.
21.11.5 Melaksanakan koordinasi antar bidang dalam menyusun perencanaan dan
pelaksanaan program kerja Pengurus FPTI.
21.11.6 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan Ketua Umum
Pengurus FPTI sesuai dengan kepentingan dan perkembangan FPTI.
21.11.7 Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada Ketua Umum
Pengurus FPTI.

15/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
21.12 Biro Juri
21.12.1 Biro Juri bertugas mengatur, mengelola, mengklasifikasikan, mengawasi dan
membina para juri di Indonesia.
21.12.2 Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Bidang
Kompetisi.

21.13 Biro Pelatih


21.13.1 Biro Pelatih mengatur, mengelola, mengklasifikasikan dan mempromosikan
pelatih yang telah lulus dan mengikuti kursus pelatih.
21.13.2 Membina dan mengawasi para pelatih dalam setiap menangani program
kursus, latihan.
21.13.3 Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Bidang
Prestasi.

21.14 Badan Vertical Rescue


21.14.1 Badan Vertical Rescue mengatur dan mengelola masalah yang berkaitan
dengan kegiatan vertical rescue.
21.14.2 Badan Vertical Rescue bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan
terhadap kegiatan vertical rescue.
21.14.3 Badan ini bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

21.15 Badan Standarisasi dan Akreditasi

21.15.1 Badan standarisasi dan akreditasi melakukan penyusunan standarisasi dan


akreditasi panjat tebing.

21.15.2 Badan ini bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

21.16 Tugas Dewan Penasehat


21.16.1 Mendampingi Pimpinan Pengurus FPTI dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya.
21.16.2 Memberikan saran, pertimbangan dan santunan kepada Pimpinan Pengurus
FPTI baik diminta maupun tidak.
21.16.3 Membantu memelihara dan mengembangkan hubungan baik antara
masyarakat, pemerintah dan negara sahabat dengan Pengurus FPTI.

16/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
21.16.4 Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, DewanPenasehat secara
berkala mengadakan rapat koordinasi dan konsultasi dengan Pimpinan
Pengurus FPTI.
21.16.5 Wajib diundang dalam setiap kegiatan resmi yang diselenggarakan oleh
Pimpinan Pengurus FPTI, antara lain Musyawarah FPTI dan Rapat Kerja FPTI.

21.17 Badan Pemeriksa Keuangan


21.17.1 Bertugas melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap keuangan
Pengurus FPTI.
21.17.2 Memberikan pendapat dan saran terhadap pelaksaanaan anggaran
pendapatan dan belanja Pengurus FPTI demi tercapainya tujuan dan
kebenaran yang bertanggung jawab terhadap perolehan dan penggunaan
keuangan Pengurus FPTI.
21.17.3 Wajib diundang dalam setiap kegiatan Musyawarah dan Rapat Kerja FPTI.
21.17.4 Bertanggung jawab kepada Musyawarah FPTI.

Pasal 22 Peraturan Pelengkap dan Pengisian Jabatan


22.1 Yang dimaksud dengan unsur Pimpinan Pengurus FPTI adalah Ketua Umum,
Ketua Harian dan Sekretaris Umum
22.2 Bila dalam penyelenggaran keputusan Musyawarah, Rapat Kerja dan atau
Rapat Pleno Pengurus FPTI yang menurut penilaian Pimpinan Pengurus FPTI
tidak dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab sebagaimana mestinya, maka
Ketua Umum Pengurus FPTI mempunyai kewenangan untuk mengganti yang
bersangkutan berdasarkan Keputusan Ketua Umum Pengurus FPTI. Pergantian
tersebut wajib dilaporkan Pimpinan Pengurus FPTI kepada Rapat Kerja FPTI
terdekat.

Pasal 23 Tugas dan Tanggungjawab Pengurus Pusat FPTI


23.1 Pengurus Pusat FPTI mempunyai tugas dan tanggungjawab :

a. Menjalankan dan mengawasi pelaksanaan Anggaran Dasar FPTI dan


Anggaran Rumah Tangga FPTI.

b. Menetapkan hal-hal yang belum diatur selama tidak bertentangan dengan


Anggaran Dasar FPTI dan Anggaran Rumah Tangga FPTI.

17/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
c. Berhubungan dan bekerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan
organisasi masyarakat tingkat nasional dan internasional yang sesuai
dengan tujuan FPTI.

d. Membuat laporan kerja tahunan termasuk laporan keuangan untuk


disampaikan kepada Rapat Kerja Nasional FPTI.

e. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat FPTI kepada


Musyawarah Nasional FPTI sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

f. Dalam melaksanakan tugasnya Pengurus Pusat FPTI bertanggungjawab


kepada Musyawarah Nasional FPTI.

Pasal 24 Tugas dan Tanggungjawab Pengurus Daerah FPTI


24.1 Pengurus Daerah FPTI mempunyai tugas dan tanggungjawab :

a. Menjalankan Anggaran Dasar FPTI dan Anggaran Rumah Tangga FPTI.

b. Menetapkan hal - hal yang belum diatur selama tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar FPTI dan Anggaran Rumah Tangga FPTI.

c. Membina dan membantu Pengurus Cabang FPTI di propinsinya.

d. Berhubungan dan bekerjasama dengan instansi pemerintah, swasta, dan


organisasi masyarakat tingkat propinsi, yang sesuai dengan tujuan FPTI.

e. Menyampaikan laporan kepada Pengurus Pusat FPTI mengenai


perkembangan FPTI di propinsinya.

f. Menyampaikan pertanggungjawaban Pengurus Daerah FPTI kepada


Musyawarah Daerah FPTI, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

g. Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan


kepada Rapat Kerja Daerah FPTI.

24.2 Dalam melaksanakan tugasnya, Pengurus Daerah FPTI bertanggungjawab


kepada Musyawarah Daerah FPTI.

Pasal 25 Tugas dan Tanggungjawab Pengurus Cabang FPTI


25.1 Pengurus Cabang FPTI mempunyai tugas dan tanggungjawab :

a. Melaksanakan Anggaran Dasar FPTI dan Anggaran Rumah Tangga FPTI.

18/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
b. Menetapkan hal-hal yang belum diatur selama tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar FPTI dan Anggaran Rumah Tangga FPTI.

c. Membina dan membantu klub, perhimpunan, asosiasi kegiatan panjat tebing


Anggota FPTI di kabupaten/kota.

d. Berhubungan dan bekerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan


organisasi masyarakat tingkat kabupaten/kota, yang sesuai dengan tujuan
FPTI.

e. Menyampaikan pertanggungjawaban Pengurus Cabang FPTI kepada


Musyawarah Cabang FPTI sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

f. Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan


kepada Rapat Kerja Cabang FPTI.

25.2 Dalam melaksanakan tugasnya, Pengurus Cabang FPTI bertanggungjawab


kepada Musyawarah Cabang FPTI.

19/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
BAB IV
MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 26 Musyawarah dan Musyawarah Luar Biasa


26.1 Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa
26.1.1 Musyawarah Nasional dan Musyawaah Nasional Luar biasa adalah pemegang
kekuasaan tertinggi FPTI
26.1.2 Musyawarah Nasional FPTI diadakan 4 (empat) tahun sekali.
26.1.3 Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di antara 2 (dua)
waktu Musyawarah Nasional FPTI dapat diadakan Musyawarah Nasional Luar
Biasa FPTI.
26.1.4 Musyawarah Nasional FPTI dan Musyawarah Nasional Luar Biasa FPTI
dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang–kurangnya 2/3
(duapertiga) jumlah Pengurus Daerah FPTI.
26.1.5 Jika kuorum tidak terpenuhi, maka Musyawarah ditunda selama 1 x 24 jam
kemudian Musyawarah dinyatakan kuorum.
26.1.6 Musyawarah Nasional Luar Biasa FPTI diatur sebagai berikut :

a. Musyawarah Nasional Luar Biasa FPTI diselenggarakan atas prakarsa


Pengurus Pusat FPTI atau atas usul dari sekurang - kurangnya 2/3
(duapertiga) jumlah Pengurus Daerah FPTI yang ada, yang harus diajukan
secara tertulis kepada Pengurus Pusat FPTI dengan disertai alasan yang
jelas.

b. Jika 3 (tiga) bulan setelah usul tertulis diterima dan Pengurus Pusat FPTI
belum mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa FPTI, maka para
pengusul berhak mendesak Pengurus Pusat FPTI mengadakan
Musyawarah Nasional Luar Biasa FPTI.

c. Jika dalam waktu 1 (satu) bulan setelah Pengurus Pusat FPTI didesak para
pengusul, Pengurus Pusat FPTI belum juga mengadakan Musyawarah
Nasional Luar Biasa FPTI, maka para pengusul dapat menyelenggarakan
Musyawarah Nasional Luar Biasa FPTI.

20/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
26.2 Peserta Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa
26.2.1 Peserta Musyawarah Nasional FPTI dan Musyawarah Nasional Luar Biasa
FPTI terdiri atas utusan Pengurus Pusat FPTI dan Pengurus Daerah FPTI.
26.2.2 Utusan Pengurus Pusat FPTI berjumlah 5 (lima) orang yang diberi mandat oleh
Ketua Umum Pengurus Pusat FPTI.
26.2.3 Utusan Pengurus Daerah FPTI berjumlah 3 (tiga) orang yang diberi mandat
oleh Ketua Umum Daerah FPTI.
26.2.4 Utusan Pengurus Pusat dan Pengurus Daerah FPTI masing - masing
mempunyai 1 (satu) hak suara.
26.2.5 Pada Musyawarah Nasional FPTI dan Musyawarah Nasional Luar Biasa FPTI,
saran dan usul peninjau dapat disalurkan lewat utusan Pengurus Pusat FPTI
atau Pengurus Daerah FPTI.

26.3 Agenda Musyawarah Nasional


26.3.1 Agenda pokok Musyawarah Nasional adalah :

a. Menetapan tatatertib dan agenda Munas

b. Penyampaian pertanggungjawaban laporan kerja dan keuangan Pengurus


Pusat FPTI selama masa bakti kepengurusan.
c. Penetapan rencana strategis Pengurus Pusat FPTI untuk masa bakti
berikutnya.
d. Pemilihan dan penetapan Ketua Umum Pengurus Pusat FPTI untuk masa
bakti berikutnya.
e. Penetapan Anggaran Dasar FPTI dan atau Anggaran Rumah Tangga FPTI.
f. Pemilihan dan penetapan Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus Pusat
FPTI.
g. Pemilihan dan penetapan Dewan Penasehat Pengurus Pusat FPTI.

26.3.2 Agenda Musyawarah Nasional FPTI lainnya dapat diagendakan jika dipandang
perlu.

26.3.3 Agenda pertanggungjawaban Pengurus Pusat FPTI termasuk


pertanggungjawaban keuangan harus diselesaikan sebelum agenda yang lain.

26.3.4 Pertanggungjawaban keuangan Pengurus Pusat FPTI selama masa baktinya,


yang dibuat oleh Pengurus Pusat FPTI dengan bantuan seorang ahli
administrasi keuangan, sebelum diajukan kepada Musyawarah Nasional FPTI

21/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
harus diteliti dan disahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus Pusat
FPTI.

26.4 Pemilihan Ketua Umum Pengurus Pusat FPTI

26.4.1 Musyawarah Nasional FPTI memilih secara langsung Ketua Umum Pengurus
Pusat FPTI dan tim formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua Umum
Pengurus Pusat FPTI terpilih untuk membentuk Pengurus Pusat FPTI.

26.4.2 Tim formatur sekurang - kurangnya 5 (lima) orang di luar Ketua Umum
Pengurus Pusat FPTI terpilih, yang terdiri atas dua orang unsur Pengurus Pusat
FPTI dan 3 (tiga) orang unsur Pengurus Daerah FPTI.

26.4.3 Ketua Umum Pengurus Pusat FPTI terpilih dan tim formatur paling lambat
dalam waktu 1 (satu) bulan membentuk Pengurus Pusat FPTI baru, yang
selanjutnya diajukan kepada Ketua Umum KONI Pusat untuk disahkan dan
dilantik.

26.4.4 Ketua Umum Pengurus Pusat FPTI sebanyak-banyaknya menjabat 2 (dua) kali
masa bakti secara berturut - turut.

26.4.5 Pengurus Pusat FPTI lama, sejak selesainya Musyawarah Nasional FPTI
sampai dengan dilantiknya Pengurus Pusat FPTI baru berstatus demisioner dan
bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.

26.5 Usul Pengurus Daerah Untuk Musyawarah Nasional atau Musyawarah


Nasional Luar Biasa
26.5.1 Usul Pengurus Daerah FPTI harus diajukan secara tertulis kepada Pengurus
Pusat FPTI selambat - lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum waktu pelaksanaan
Musyawarah Nasional FPTI.
26.5.2 Selambat - lambatnya 1 (satu) bulan sebelum Musyawarah Nasional FPTI,
Pengurus Pusat FPTI harus sudah menyiapkan secara tertulis bahan
Musyawarah Nasional FPTI dan menyampaikan kepada semua Pengurus
Daerah FPTI.
26.5.3 Usul dan bahan Musyawarah Nasional Luar Biasa FPTI diatur oleh Pengurus
Pusat FPTI.

22/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
26.6 Pimpinan Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa
Musyawarah Nasional FPTI dan Musyawarah Nasional Luar Biasa FPTI
dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Nasional FPTI
tersebut dan terdiri atas unsur - unsur Pengurus Pusat FPTI dan Pengurus
Daerah FPTI.

26.7 Pengambilan Keputusan


26.7.1 Keputusan Musyawarah Nasional FPTI dan Musyawarah Nasional Luar Biasa
FPTI diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah untuk mufakat.
26.7.2 Jika tidak dicapai mufakat :

a. Musyawarah Nasional FPTI dan Musyawarah Nasional Luar Biasa FPTI


mengambil keputusan dengan cara pemungutan suara.

b. Keputusan adalah sah apabila memperoleh lebih dari 1/2 (setengah) dari
jumlah suara yang hadir plus 1 (satu).

26.7.3 Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal - hal sebagai
berikut :

a. Jika pimpinan Musyawarah Nasional FPTI dan Musyawarah Nasional Luar


Biasa FPTI menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilaksanakan
secara tertulis dan rahasia.

b. Pemungutan suara tentang hal - hal yang menyangkut pribadi seseorang


harus dilaksanakan secara tertulis dan rahasia.

26.8 Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa


26.8.1 Musyawarah Daerah adalah pemegang kekuasaan tertinggi FPTI ditingkat
Propinsi.
26.8.2 Musyawarah Daerah FPTI diadakan 4 (empat) tahun sekali.
26.8.3 Jika ada hal - hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di antara dua
waktu Musyawarah Daerah FPTI dapat diadakan Musyawarah Daerah Luar
Biasa FPTI.
26.8.4 Musyawarah Daerah FPTI dan Musyawarah Daerah Luar Biasa FPTI
dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang - kurangnya 2/3
(duapertiga) jumlah Pengurus Cabang FPTI.

23/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
26.8.5 Jika kuorum tidak terpenuhi, maka Musyawarah ditunda selama 1x24 jam,
kemudian Musyawarah dinyatakan kuorum.
26.8.6 Musyawarah Daerah Luar Biasa FPTI diatur sebagai berikut :

a. Musyawarah Daerah Luar Biasa FPTI diselenggarakan atas prakarsa


Pengurus Daerah FPTI atau atas usul dari sekurang-kurangnya 2/3
(duapertiga) jumlah Pengurus Cabang FPTI yang ada, yang harus
diajukan secara tertulis kepada Pengurus Daerah FPTI dengan disertai
alasan yang jelas.

b. Jika 3 (tiga) bulan setelah usul tertulis diterima dan Pengurus Daerah FPTI
belum mengadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa FPTI, maka para
pengusul berhak mendesak Pengurus Daerah FPTI mengadakan
Musyawarah Daerah Luar Biasa FPTI.

c. Jika dalam waktu 1 (satu) bulan setelah Pengurus Daerah FPTI didesak
para pengusul, Pengurus Daerah FPTI belum juga mengadakan
Musyawarah Daerah Luar Biasa FPTI, maka para pengusul dapat
menyelenggarakan Musyawarah Daerah Luar Biasa FPTI.

26.9 Peserta Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa


26.9.1 Peserta Musyawarah Daerah FPTI dan Musyawarah Daerah Luar Biasa FPTI
terdiri atas utusan Pengurus Daerah FPTI dan Pengurus Cabang FPTI.
26.9.2 Utusan Pengurus Daerah FPTI berjumlah 5 (lima) orang yang diberi mandat
oleh Ketua Umum Pengurus Daerah FPTI.
26.9.3 Utusan Pengurus Cabang FPTI berjumlah 3 (tiga) orang yang diberi mandat
oleh Ketua Umum Pengurus Cabang FPTI.
26.9.4 Utusan Pengurus Daerah FPTI dan Pengurus Cabang FPTI masing-masing
mempunyai 1 (satu) hak suara.
26.9.5 Pada Musyawarah Daerah FPTI dan Musyawarah Daerah Luar Biasa FPTI,
saran dan usul peninjau dapat disalurkan lewat utusan Pengurus Daerah FPTI
atau Pengurus Cabang FPTI.

26.10 Agenda Musyawarah Daerah


26.10.1 Agenda pokok Musyawarah Daerah adalah:

a. Penetapan tata tertib dan agenda Musyawarah Daerah.

24/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
b. Penyampaian pertanggungjawaban laporan kerja dan keuangan Pengurus
Daerah FPTI selama masa bakti kepengurusan.
c. Penetapan rencana strategis Pengurus Daerah FPTI untuk masa bakti
berikutnya.
d. Pemilihan dan penetapan Ketua Umum Pengurus Darah FPTI untuk masa
bakti berikutnya.
e. Pemilihan dan penetapan Komisi Disiplin Pengurus Daerah FPTI.
f. Pemilihan dan penetapan Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus Daerah
FPTI.
g. Pemilihan dan penetapan Dewan Penasehat Pengurus Daerah FPTI.

26.10.2 Agenda Musyawarah Daerah FPTI lainnya dapat diagendakan jika dipandang
perlu.

26.10.3 Agenda pertanggungjawaban Pengurus Daerah FPTI termasuk


pertanggungjawaban keuangan harus diselesaikan sebelum agenda yang lain.

26.10.4 Pertanggungjawaban keuangan Pengurus Daerah FPTI selama masa baktinya,


yang dibuat oleh Pengurus Daerah FPTI dengan bantuan seorang ahli
administrasi keuangan, sebelum diajukan kepada Musyawarah Daerah FPTI
harus diteliti dan disahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus Daerah
FPTI.

26.11 Pemilihan Ketua Umum Pengurus Daerah FPTI

26.11.1 Musyawarah Daerah FPTI memilih secara langsung Ketua Umum Pengurus
Daerah FPTI dan tim formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua Umum
Pengurus Daerah FPTI terpilih untuk membentuk Pengurus Daerah FPTI.

26.11.2 Tim formatur sekurang-kurangnya 5 (lima) orang di luar Ketua Umum Pengurus
Daerah FPTI terpilih, yang terdiri atas 2 (dua) orang unsur Pengurus Daerah
FPTI dan 3 (tiga) orang unsur Pengurus Cabang FPTI.

26.11.3 Tim formatur dalam waktu 1 (satu) bulan membentuk Pengurus Daerah FPTI
baru, yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Umum Pengurus Pusat FPTI
untuk disahkan dan dilantik.

26.11.4 Ketua Umum Pengurus Daerah FPTI sebanyak-banyaknya menjabat 3 (tiga)


kali masa bakti secara berturut - turut.

25/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
26.11.5 Pengurus Daerah FPTI lama, sejak selesainya Musyawarah Daerah FPTI
sampai dengan dilantiknya Pengurus Daerah FPTI baru berstatus demisioner
dan bertugas menyelesaikan hal - hal rutin.

26.12 Usul Pengurus Cabang Untuk Musyawarah Daerah atau Musyawarah


Daerah Luar Biasa
26.12.1 Usul Pengurus Cabang FPTI harus diajukan secara tertulis kepada Pengurus
Daerah FPTI selambat - lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum waktu pelaksanaan
Musyawarah Daerah FPTI.
26.12.2 Selambat - lambatnya 1 (satu) bulan sebelum Musyawarah Daerah FPTI,
Pengurus Daerah FPTI harus sudah menyiapkan secara tertulis bahan
Musyawarah Daerah FPTI dan menyampaikan kepada semua Pengurus
Cabang FPTI.
26.12.3 Usul dan bahan Musyawarah Daerah Luar Biasa FPTI diatur oleh Pengurus
Daerah FPTI.

26.13 Pimpinan Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa


Musyawarah Daerah FPTI dan Musyawarah Daerah Luar Biasa FPTI dipimpin
oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Daerah FPTI tersebut, dan
terdiri atas unsur-unsur Pengurus Daerah FPTI dan Pengurus Cabang FPTI.

26.14 Cara Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa


Mengambil Keputusan
26.14.1 Keputusan Musyawarah Daerah FPTI dan Musyawarah Daerah Luar Biasa
FPTI diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah untuk mufakat.
26.14.2 Jika tidak dicapai mufakat :

a. Musyawarah Daerah FPTI dan Musyawarah Daerah Luar Biasa FPTI


mengambil keputusan dengan cara pemungutan suara.
b. Keputusan adalah sah apabila memperoleh lebih dari 1/2 (setengah)
ditambah 1 (satu) dari jumlah suara yang hadir.

26.14.3 Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal - hal sebagai
berikut :

26/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
a. Jika pimpinan Musyawarah Daerah FPTI menganggap perlu, pemungutan
suara dapat dilaksanakan secara tertulis dan rahasia.
b. Pemungutan suara tentang hal - hal yang menyangkut pribadi seseorang
harus dilaksanakan secara tertulis dan rahasia.

c. Keputusan Musyawarah Daerah FPTI dan Musyawarah Daerah Luar Biasa


FPTI tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar FPTI dan Anggaran
Rumah Tangga FPTI, Keputusan Musyawarah Nasional FPTI dan
Keputusan Pengurus Pusat FPTI.

26.15 Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa


26.15.1 Musyawarah Cabang FPTI adalah pemegang kekkuasaan tertinggi di tingkat
Kabupaten / Kota
26.15.2 Musyawarah Cabang FPTI diadakan 4 (empat) tahun sekali.
26.15.3 Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di antara 2 (dua)
waktu Musyawarah Cabang FPTI dapat diadakan Musyawarah Cabang Luar
Biasa FPTI.
26.15.4 Musyawarah Cabang FPTI dan Musyawarah Cabang Luar Biasa FPTI
dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang - kurangnya 2/3
(duapertiga) jumlah anggota Biasa.
26.15.5 Musyawarah Cabang Luar Biasa FPTI diatur sebagai berikut :

a. Musyawarah Cabang Luar Biasa FPTI diselenggarakan atas prakarsa


Pengurus Cabang FPTI atau atas usul dari sekurang-kurangnya 2/3
(duapertiga) jumlah anggota yang ada, yang harus diajukan secara tertulis
kepada Pengurus Cabang FPTI dengan disertai alasan yang jelas.

b. Jika 3 (tiga) bulan setelah usul tertulis diterima dan Pengurus Cabang FPTI
belum mengadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa FPTI, maka para
pengusul berhak mendesak Pengurus Cabang FPTI mengadakan
Musyawarah Cabang Luar Biasa FPTI.

c. Jika dalam waktu 1 (satu) bulan setelah Pengurus Cabang FPTI didesak
para pengusul, Pengurus Cabang FPTI belum juga mengadakan
Musyawarah Cabang Luar Biasa FPTI, maka para pengusul dapat
menyelenggarakan Musyawarah Cabang Luar Biasa FPTI.

27/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
26.16 Peserta Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa
26.16.1 Peserta Musyawarah Cabang FPTI dan Musyawarah Cabang Luar Biasa FPTI
terdiri atas utusan Pengurus Cabang FPTI dan anggota biasa
26.16.2 Utusan Pengurus Cabang FPTI berjumlah 3 (tiga) orang yang diberi mandat
oleh Ketua Umum Pengurus Cabang FPTI.
26.16.3 Utusan Anggota Biasa berjumlah 2 (dua) orang yang diberi mandat oleh Ketua
Umum klub, perhimpunan, asosiasi kegiatan panjat tebing.
26.16.4 Utusan Pengurus Cabang FPTI dan anggota biasa masing - masing mempunyai
satu hak suara.
26.16.5 Pada Musyawarah Cabang FPTI dan Musyawarah Cabang Luar Biasa FPTI,
saran dan usul peninjau dapat disalurkan lewat utusan Pengurus Cabang FPTI
atau klub, perhimpunan, asosiasi kegiatan panjat tebing.

26.17 Agenda Musyawarah Cabang


26.17.1 Agenda pokok Musyawarah Cabang FPTI adalah :

a. Penetapan tata tertib dan agenda Musyawarah Cabang

b. Penyampaian pertanggungjawaban laporan kerja dan keuangan Pengurus


Cabang FPTI selama masa bakti kepengurusan.
c. Penetapan rencana strategis Pengurus Cabang FPTI untuk masa bakti
berikutnya.
d. Pemilihan dan penetapan Ketua Umum Pengurus Cabang FPTI untuk masa
bakti berikutnya.
e. Pemilihan dan penetapan Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus Cabang
FPTI.
f. Pemilihan dan penetapan Dewan Penasehat Pengurus Cabang FPTI.

26.17.2 Penetapan Dewan Penasehat Pengurus Cabang FPTI.


26.17.3 Agenda Musyawarah Cabang FPTI lainnya dapat diagendakan jika dipandang
perlu.
26.17.4 Agenda pertanggungjawaban Pengurus Cabang FPTI termasuk
pertanggungjawaban keuangan harus diselesaikan sebelum agenda yang lain.
26.17.5 Pertanggungjawaban keuangan Pengurus Cabang FPTI selama masa baktinya,
yang dibuat oleh Pengurus Cabang FPTI dengan bantuan seorang ahli
administrasi keuangan, sebelum diajukan kepada Musyawarah Cabang FPTI

28/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
harus diteliti dan disahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus Cabang
FPTI.

26.18. Pemilihan Ketua Umum Pengurus Cabang FPTI

26.18.1 Musyawarah Cabang FPTI memilih secara langsung Ketua Umum Pengurus
Cabang FPTI dan tim formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua Umum
Pengurus Cabang FPTI terpilih untuk membentuk Pengurus Cabang FPTI.

26.18.2 Tim formatur sekurang - kurangnya 5 (lima) orang di luar Ketua Umum
Pengurus Cabang FPTI terpilih yang terdiri atas 2 (dua) orang unsur Pengurus
Cabang FPTI dan 3 (tiga) orang unsur anggota biasa.

26.18.3 Tim formatur dalam waktu 1 (satu) bulan membentuk Pengurus Cabang FPTI
baru, yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Umum Pengurus Daerah FPTI
untuk disahkan dan dilantik.

26.18.4 Ketua Umum Pengurus Cabang FPTI sebanyak - banyaknya menjabat 3 (tiga)
kali masa bakti secara berturut - turut.

26.18.5 Pengurus Cabang FPTI lama, sejak selesainya Musyawarah Cabang sampai
dengan dilantiknya Pengurus Cabang FPTI baru berstatus demisioner dan
bertugas menyelesaikan hal - hal rutin.

26.19. Usul Anggota Biasa Untuk Musyawarah Cabang atau Musyawarah Cabang
Luar Biasa
26.19.1 Usul Anggota harus diajukan secara tertulis kepada Pengurus Cabang FPTI
selambat - lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah
Cabang FPTI.
26.19.2 Selambat - lambatnya 1 (satu) bulan sebelum Musyawarah Cabang FPTI,
Pengurus Cabang FPTI harus sudah menyiapkan secara tertulis bahan
Musyawarah Cabang FPTI dan menyampaikan kepada semua Anggota.
26.19.3 Usul dan bahan Musyawarah Cabang Luar Biasa FPTI diatur oleh Pengurus
Cabang FPTI.

29/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
26.20 Pimpinan Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa
Musyawarah Cabang FPTI dan Musyawarah Cabang Luar Biasa FPTI dipimpin
oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Anggota FPTI tersebut, dan
terdiri atas unsur-unsur Pengurus Cabang FPTI dan utusan anggota biasa.

26.21 Cara Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa


Mengambil Keputusan
26.21.1 Keputusan Musyawarah Cabang FPTI dan Musyawarah Cabang Luar Biasa
FPTI diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah untuk mufakat.
26.21.2 Jika tidak dicapai mufakat :

a. Musyawarah Cabang FPTI dan Musyawarah Cabang Luar Biasa FPTI


mengambil keputusan dengan cara pemungutan suara.
b. Keputusan adalah sah apabila memperoleh lebih dari 1/2 (setengah) jumlah
suara yang hadir.

26.21.3 Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal - hal sebagai
berikut :

a. Jika pimpinan Musyawarah Anggota FPTI menganggap perlu, pemungutan


suara dapat dilaksanakan secara tertulis dan rahasia.
b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut pribadi seseorang
harus dilaksanakan secara tertulis dan rahasia.

26.21.4 Keputusan Musyawarah Cabang FPTI dan Musyawarah Cabang Luar Biasa
FPTI tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar FPTI dan Anggaran
Rumah Tangga FPTI, Keputusan Musyawarah Nasional FPTI, Keputusan
Pengurus Pusat FPTI, Keputusan Musyawarah Daerah FPTI dan Keputusan
Pengurus Daerah FPTI.

Pasal 27 Rapat Kerja


27.1 Rapat Kerja FPTI diselenggarakan 1 (satu) tahun sekali.
27.2 Peserta Rapat Kerja FPTI terdiri dari :
a. Pengurus FPTI yang bersangkutan.
b. Ketua, Sekretaris dan Bidang-bidang Pengurus FPTI dibawahnya.

30/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
27.3 Rapat Kerja FPTI dipimpin oleh Ketua Umum FPTI.
27.4 Hak suara, pengesahan, keputusan dan lain sebagainya mengenai Rapat Kerja
FPTI diatur didalam Tatatertib Rapat Kerja.
27.5 Rapat Kerja FPTI bertugas untuk :
a. Menetapkan Tata Tertib dan Agenda Rapat Kerja FPTI.
b. Menetapkan Program Kerja Pengurus FPTI untuk tahun anggaran tertentu.
c. Meminta dan memutuskan segala sesuatu mengenai pertanggung jawaban
dari Pengurus FPTI baik laporan kerja maupun keuangan, untuk satu tahun
anggaran.
d. Membicarakan dan memutuskan hal-hal lain yang dianggap perlu sesuai
dengan kebutuhan perkembangan FPTI.

BAB V
SANKSI

Pasal 28 Sanksi
Sanksi adalah tindakan yang dikenakan bagi Anggota dan Pengurus FPTI
karena telah melakukan pelanggaran dan tidak/terlambat melaksanakan
ketetapan-ketetapan Musyawarah, Rapat Kerja dan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 29 Hal–hal yang dapat menimbulkan turunnya sanksi:


29.1 Tidak hadir di Musyawarah.
29.2 Tidak hadir di Rapat Kerja.
29.3 Tidak hadir di Kejuraan Nasional FPTI dan Kejuaraan Nasional Kelompok Umur
FPTI.

Pasal 30 Bentuk Sanksi


30.1 Apabila Pengurus Pusat melakukan atau melanggar ketentuan Pasal 29 dalam
Anggaran Rumah Tangga dimaksud akan diberi sangsi :
30.1.1. Diajukan mosi tidak percaya secara tertulis dan disetujui sekurang kurangnya
2/3 (duapertiga) dari jumlah Pengurus Daerah yang ada, dan disampaikan
Kepada Dewan Penasehat.

31/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
30.1.2. Dalam waktu 1 x 24 Jam sesuai ketentuan pada ayat tersebut diatas Dewan
Penasehat tidak memberikan tindakan, maka mosi tidak percaya akan
disampaikan ke KONI Pusat

30.2. Apabila Pengurus Daerah, Pengurus Cabang, Anggota biasa yang melakukan
atau melanggar ketentuan Pasal 29 dalam ART dimaksud akan diberi sanksi:
30.2.1 Tidak memiliki hak suara dan bicara.
30.2.2 Tidak diperbolehkan untuk mengikuti, mengirimkan, pemanjat, atlit, kontingen,
utusan dalam kegiatan yang berskala nasional atau internasional sampai
dengan Musyawarah atau Rapat Kerja sesuai dengan tingkatannya berikutnya.

BAB VI
KEGIATAN

Pasal 31 Kejuaraan
31.1 Kejuaraan Nasional:
31.1.1. Kejuaraan Nasional FPTI
31.1.2. Kejuaraan Nasional Kelompok Umur FPTI

31.2 Kejuaraan Daerah


31.2.1. Kejuaraan Daerah FPTI
31.2.2. Kejuaraan Daerah Kelompok Umur FPTI

31.3 Kejuaraan Cabang


31.3.1. Kejuaraan Cabang FPTI
31.3.2. Kejuaraan Cabang Kelompok Umur FPTI

31.4 Sirkuit Panjat Tebing


31.4.1. Sirkuit Panjat Tebing Nasional
31.4.2. Sirkuit Panjat Tebing Daerah
31.4.3. Sirkuit Panjat Tebing Cabang

32/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
Pasal 32 Kejuaraan Nasional

32.1 Kejuaraan Nasional diselenggarakan oleh FPTI setiap tahun

32.2 Pemilihan dan penetapan tuan rumah Kejuaraan Nasional dilakukan pada
Rapat Kerja Nasional FPTI.

32.3 Apabila pelaksanaan Kejuaraan Nasional bersamaan dengan kegiatan lain yang
penting maka maka Kejuaraan Nasional dapat ditinjau dengan alasan efektifitas
dan efisiensi.

Pasal 33 Kejuaraan Daerah

33.1 Kejuaraan Daerah adalah kejuaraan antar kabupaten/kota yang


diselenggarakan oleh Pengurus Daerah setiap tahun.

33.2 Pemilihan dan penetapan tuan rumah Kejuaraan Daerah dilakukan pada Rapat
Kerja Daerah FPTI.

33.3 Apabila pelaksanaan Kejuaraan Daerah bersamaan dengan kegiatan lain yang
penting maka maka Kejuaraan Daerah dapat ditinjau dengan alasan efektifitas
dan efisiensi.

Pasal 34 Kejuaraan Cabang

34.1 Kejuaraan Cabang adalah kejuaraan antar anggota biasa yang diselenggarakan
setiap tahun.

34.2 Pemilihan dan penetapan tuan rumah Kejuaraan Cabang dilakukan pada Rapat
Kerja Cabang FPTI.

34.3 Apabila pelaksanaan Kejuaraan Cabang bersamaan dengan kegiatan lain yang
penting maka maka Kejuaraan Cabang dapat ditinjau dengan alasan efektifitas
dan efisiensi.

Pasal 35 Sirkuit Panjat Tebing


35.1 Sirkuit kompetisi nasional, daerah, atau cabang adalah kompetisi yang
diselenggarakan oleh anggota FPTI yang ditetapkan sebagai seri sirkuit
kompetisi, nasional, daerah, atau cabang dibawah pengawasan FPTI.
35.2 Aturan penyelenggaraan suatu sirkuit kompetisi panjat tebing diatur dalam
peraturan yang diberlakukan FPTI.

33/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
Pasal 36 Aturan Penyelenggaraan
Penyelenggaraan kejuaraan mengacu kepada peraturan kompetisi yang
diberlakukan oleh FPTI.

Pasal 37 Pemanjatan Tebing Alam


Bentuk kegiatan pemanjatan tebing alam yang dilakukan individu yang
tergabung dalam klub atau perhimpunan atau asosiasi kegiatan panjat tebing
Anggota FPTI bertujuan menggali potensi dan menjaga kelestarian alam,
mengarah pada nilai positif bersifat rekreatif dan edukatif dalam rangka cinta
tanah air serta membangun karakter manusia Indonesia yang bermartabat.

Pasal 38 Kegiatan lain


FPTI melakukan dan memfasilitasi kegiatan lain yang dilakukan oleh Anggota.

BAB VII
PENDAPATAN DAN KEKAYAAN

Pasal 39 Pendapatan

Pendapatan FPTI yang diperoleh dari royalti atas hak milik intelektual yang
dimiliki FPTI yang berupa finansial disimpan di bank atas nama FPTI.

Pasal 40 Kekayaan

40.1 Kekayaan FPTI terdiri atas :

40.1.1 Uang

40.1.2 Benda tak bergerak

40.1.3 Benda bergerak.

40.2 Benda tak bergerak meliputi tanah dan bangunan.

40.3 Benda bergerak meliputi hasil usaha tetap, kendaraan, perlengkapan kantor,
surat berharga, atau uang tunai.

40.4 Hak milik intelektual yaitu hak atas merek, paten dan hak cipta FPTI baik yang
sudah ada maupun yang akan dimintakan di kelak kemudian hari, antara lain :

34/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
40.1.1 Lambang atau tanda gambar FPTI.

40.1.2 Tulisan atau publikasi FPTI.

Pasal 41 Pengelolaan, Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan


Pengelolaan, pemanfaatan, atau pemindahtanganan kekayaan dilaksanakan
oleh Pengurus FPTI masing-masing jajaran berdasarkan keputusan rapat
Pengurus FPTI.

Pasal 42 Iuran dan Usaha Dana


42.1 Iuran Anggota diatur lebih lanjut pada setiap Rapat Kerja FPTI.
42.2 Usaha dana dapat dilakukan oleh badan usaha yang dibentuk oleh pengurus
FPTI yang bersangkutan dan tidak bertentangan dengan ketentuan yang
berlaku.
42.3 Badan usaha dapat berbentuk badan usaha tetap, antara lain perseroan, dan
koperasi atau dalam bentuk yayasan dan secara insidental berwujud panitia
usaha dana.
42.4 Badan-badan usaha atau yayasan tersebut bertanggungjawab kepada
Pengurus FPTI yang bersangkutan dan secara berkala memberikan
laporannya.

Pasal 43 Pengawasan
43.1 Pemeriksaan atas pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan FPTI, serta
lembaga-lembaga usaha dana dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
Pengurus FPTI.
43.2 Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus FPTI dilaporkan
dalam Musyawarah FPTI yang bersangkutan.
43.3 Neraca tahun anggaran FPTI diinformasikan di dalam Rapat Kerja FPTI yang
bersangkutan.
43.4 Apabila diperlukan, FPTI dapat menggunakan jasa akuntan publik.

35/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI

BAB VIII
ATRIBUT

Pasal 44 Lambang
44.1 Lambang FPTI adalah sebagaimana dirinci dengan penjelasan dan pengertian
sebagai berikut :
44.1.1 Segitiga sama kaki yang terletak mendatar pada salah satu sisinya
melambangkan kokoh/mantap.
44.1.2 Ujung Segitiga yang tumpul, melambangkan sikap yang bersahabat.
44.1.3 Sudut-sudut segitiga dalam yang tajam melambangkan rasa percaya diri.
44.1.4 Tiga garis sejajar yang memotong segitiga sama sisi, melambangkan
keterpaduan unsur – unsur akal, kekuatan serta keberanian.
44.2 Warna Lambang menggambarkan :
44.2.1 Warna emas segitiga, melambangkan kemuliaan.
44.2.2 Warna merah pada tiga garis sejajar, melambangkan niat dan tekad yang
membara
44.3 Karena adanya hak patent lambang FPTI, maka penggunaan lambang FPTI
oleh pihak luar FPTI harus mendapat ijin dari Pengurus FPTI.

Pasal 45 Bendera
45.1 Bendera FPTI berbentuk segi empat panjang dan berukuran tiga berbanding
dua, berwarna dasar putih, ditengah-tengahnya terdapat lambang FPTI.
45.2 Pada bagian bawah lambang FPTI terdapat tulisan untuk nama kabupaten/kota
atau propinsi.

Pasal 46 Mars
Mars FPTI diatur lebih lanjut dalam Addendum.

Pasal 47 Seragam
47.1 Seragam FPTI dimaksudkan untuk menarik, menimbulkan rasa bangga anggota
FPTI, mendidik disiplin dan kerapian, serta menumbuhkan rasa persatuan dan
persaudaraan.

36/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
47.2 Warna seragam FPTI adalah coklat khaki untuk bagian atas dan untuk bagian
bawah.
Pasal 48 Kelengkapan Administrasi
48.1 Pada kertas surat, amplop, dan perangkat administrasi lainnya selain
mencantumkan lambang FPTI juga mencantumkan lambang KONI dan UIAA.
48.2 Pengurus Pusat, daerah atau Cabang mempunyai stempel yang ukuran dan
spesifikasinya dijelaskan pada lampiran.
48.3 FPTI mengenakan lencana FPTI pada sebelah kanan dada pakaian seragam.

BAB VII
PEMBUBARAN

Pasal 49 Akibat Hukum dari Pembubaran


Apabila terjadi pembubaran FPTI, maka untuk penyelesaian harta benda milik
seluruh FPTI dibentuk panitia penyelesaian harta benda, yang dibentuk oleh
Musyawarah Nasional FPTI yang diadakan khusus untuk itu.

BAB VIII
LAIN – LAIN

Pasal 50 Ketetapan Rapat Kerja Nasional


Hal-hal lain yang tidak diatur dalam Anggaran Rumah Tangga FPTI ini akan
diatur dalam Surat Ketetapan Rapat Kerja Nasional FPTI dan tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar FPTI dan Anggaran Rumah Tangga
FPTI.

Pasal 51 Petunjuk Penyelenggaraan atau Pelaksanaan


51.1 Hal-hal lain yang perlu penjabaran lebih lanjut akan diatur dalam Petunjuk
Penyelenggaraan FPTI atau Petunjuk Pelaksanaan FPTI.
51.2 Petunjuk Penyelenggaraan FPTI dan atau Petunjuk Pelaksanaan FPTI
ditetapkan dengan Keputusan Pengurus FPTI.

37/38
Anggaran Rumah Tangga FPTI
51.3 Petunjuk Penyelenggaraan FPTI atau Petunjuk Pelaksanaan tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga FPTI atau
Ketetapan Rapat Kerja Nasional FPTI.

Pasal 52 Addendum
52.1 Adalah perangkat pelengkap dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga yang memperkuat, memperjelas, dan mengisi kekurangan yang ada
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
52.2 Addendum merupakan aplikasi terapan yang dapat diubah dalam Musyawarah
Nasional atau Rapat Kerja Nasional.
52.3 Addendum dapat masuk menjadi aturan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga jika telah teruji dan dianggap perlu dan sesuai dengan
kebutuhan organisasi.

BAB X
PENUTUP

Pasal 53 Penutup
53.1 Anggaran Rumah Tangga FPTI ditetapkan dalam Musyawarah Nasional Luar
Biasa FPTI dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar FPTI.
53.2 Perubahan dan penyempurnaan terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga ini telah dilaksanakan pada Musyawarah Nasional 1992, 1995,
1999, 2003 dan Musyawarah Nasional Luar Biasa 2006.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal duapuluh sembilan bulan Januari tahun duaribu enam.

38/38

Anda mungkin juga menyukai