Anda di halaman 1dari 14

ANGGARAN DASAR

INDONESIA COUNCIL FOR SMALL BUSINESS


(ICSB)

2021
ANGGARAN DASAR
INDONESIA COUNCIL FOR SMALL BUSINESS
(ICSB)

Pasal 1
NAMA
1. Organisasi ini bernama ”INDONESIA COUNCIL FOR SMALL BUSINESS” atau
disingkat ”ICSB” dan dalam bahasa Indonesia disebut ”DEWAN USAHA
KECIL INDONESIA”, di mana organisasi ini dibentuk oleh Pengurus Yayasan
Lembaga Pengembangan Usaha Kecil sesuai dengan pasal 19 pada akta
Yayasan Nomor 4 Tanggal 16 Juni Tahun 2015 (untuk selanjutnya disebut
“ICSB”);
2. Yayasan ini telah terdaftar pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
dengan Nomor AHU-0008625.AH.01.04.Tahun 2015;
3. ICSB dapat membentuk Pelaksana Kegiatan di Wilayah Negara Republik
Indonesia apabila dianggap perlu oleh Pengurus Yayasan;
4. Pelaksana Kegiatan yang tercantum pada pasal 3 selanjutnya akan disebut
sebagai Pengurus ICSB.

Pasal 2
TEMPAT KEDUDUKAN
ICSB dan Pengurus Pusat ICSB berkedudukan di Ibukota Negara Republik
Indonesia.

Pasal 3
WAKTU
Perubahan nama Yayasan berdasarkan Perubahan Akta Pendirian tanggal 10
November 2020 menjadi Yayasan Lembaga Pengembangan Usaha Kecil
Indonesia, dalam bahasa Inggris disebut dengan Indonesia Council for Small
Business yang disingkat dengan ICSB.
ICSB didirikan oleh para pendiri yang namanya tercantum dalam Pendirian di
Jakarta pada tanggal 16-06-2015 (enam belas Juni dua ribu lima belas), untuk
waktu yang tidak ditentukan lamanya.

Pasal 4
ASAS
ICSB berasaskan Pancasila, tidak berafiliasi dengan organisasi politik serta
bersifat nirlaba.

Pasal 5
TUJUAN
ICSB didirikan dengan maksud dan tujuan di bidang sosial, khususnya bidang
kewirausahaan, dengan ruang lingkup yaitu:
1. Menjadi mitra integrator (pemersatu) bagi 4 pilar yang memiliki peran
penting dalam pemberdayaan UKM di Indonesia, yaitu peneliti, pendidik,
pemerintah dan pebisnis;
2. Membangun kolaborasi dengan aggregator (perantara) yang bisa
memberikan solusi nyata bagi permasalahan pelaku usaha kecil dan
menengah di Indonesia;
3. Menjadi bagian dari upaya global untuk memberdayakan pelaku usaha
kecil dan menengah (UKM) melalui aktivitas berbagi informasi dan
pengalaman; dan
4. Membawa praktik-praktik terbaik terkait pemberdayaan UKM di Indonesia
ke dunia internasional dan sebaliknya.

Pasal 6
USAHA
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, ICSB akan menjalankan usaha-usaha
sebagai berikut :
1. Mengembangkan kurikulum dan program pembinaan untuk
meningkatkan kemampuan dan daya saing pelaku usaha kecil dan
menengah (UKM) di Indonesia;
2. Mengembangkan dan mempublikasikan penelitian terkait pemberdayaan
usaha kecil dan menengah (UKM);
3. Membangun kemitraan dengan peneliti, pendidik, pemerintah, serta
pebisnis dalam rangka memajukan UKM di Indonesia;
4. Melakukan pendataan dan kerja sama dengan agregator yang bisa
mendukung UKM di bidang akses pasar, pengemasan, pengembangan
produk, pengembangan merek, pengembangan SDM, rantai pasok dan
akses pembiayaan; dan
5. Memfasilitasi proses berbagi informasi dan pengalaman di antara pihak-
pihak yang berkepentingan dengan pemberdayaan UKM di Indonesia dan
dunia.

Pasal 7
SUMBER DANA
Sumber dana ICSB tediri dari :
1. Biaya administrasi kepengurusan tingkat provinsi dan tingkat
kabupaten/kota;
2. Sumbangan dari perorangan ataupun badan yang secara moral dan legal
bisa dipertanggungjawabkan, baik yang memiliki jasa timbal balik
(kontraprestasi) maupun tanpa jasa timbal balik (kontraprestasi);
3. Hasil usaha yang sah seperti, namun tidak terbatas pada, hasil
penyelenggaraan acara, penerbitan buku, pembuatan souvenir, dan
sebagainya; dan
4. Pendapatan-pendapatan lainnya yang sah.

Pasal 8
KEANGGOTAAN KEPENGURUSAN
1. Keanggotaan Kepengurusan ICSB adalah Warga Negara Indonesia yang
mampu melakukan perbuatan hukum dan telah memenuhi persyaratan ;
2. Hak, dan kewajiban, dan persyaratan anggota pengurus ICSB diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 9
STRUKTUR ORGANISASI
1. Struktur operasional dan hirarki ICSB adalah sebagai berikut :
a. Musyawarah Nasional (MUNAS) sebagai lembaga tertinggi;
b. Pengurus Pusat;
c. Pengurus Regional;
2. Disamping struktur operasional di atas terdapat juga:
a. Dewan Kehormatan (Board of Honor);
b. Dewan Penasihat (Board of Advisors);
c. Dewan Pakar (Board of Experts);
d. Chairman.

Pasal 10
MUNAS
1. Musyawarah Nasional adalah lembaga pemegang kekuasaan tertinggi
dalam ICSB;
a. Musyawarah Nasional diadakan sekali dalam 2 (dua) tahun;
b. Musyawarah Nasional dinyatakan sah apabila dihadiri oleh utusan
Pengurus Regional dan Area sekurang-kurangnya 2/3 (dua per-tiga)
jumlah Pengurus Area;
c. Musyawarah Nasional diselenggarakan oleh Pengurus Pusat ICSB;
d. Musyawarah Nasional harus dihadiri oleh Dewan Pembina, Dewan
Pengurus, dan Dewan Pengawas Yayasan.

Pasal 11
WEWENANG MUNAS
Musyawarah Nasional mempunyai wewenang :
1. Mengubah/menyempurnakan, mengesahkan dan menetapkan Anggaran
Dasar;
2. Mengubah/menyempurnakan, mengesahkan dan menetapkan Anggaran
Rumah Tangga;
3. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Pusat;
4. Memilih dan mengusulkan Dewan Pembina;
5. Memilih dan menetapkan Dewan Kehormatan, Dewan Penasihat, dan
Dewan Pakar;
6. Memilih dan menetapkan Pengurus Pusat;
7. Membuat dan menetapkan Keputusan Musyawarah Nasional untuk
dilaksanakan seluruh pengurus ICSB Indonesia;
8. Menetapkan Garis Besar Program Umum Nasional yang akan
dipergunakan sebagai pedoman oleh Pengurus Pusat.
Pasal 12
MUSYAWARAH NASIONAL KHUSUS
Dalam keadaan mendesak, ICSB dapat melangsungkan Musyawarah Nasional
Khusus dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Musyawarah Nasional Khusus ICSB dapat dilakukan atas permintaan lebih
dari 2/3 (dua per-tiga) jumlah Pengurus Regional dan Pengurus Area atau
atas permintaan Pengurus Pusat, dengan persetujuan lebih dari 2/3 (dua
per-tiga) jumlah Pengurus Regional dan Pengurus Area;
2. Musyawarah Nasional Khusus diselenggarakan oleh Pengurus Pusat ICSB;
dan
3. Musyawarah Nasional Khusus ICSB mempunyai wewenang yang sama
dengan Musyawarah Nasional ICSB sebagaimana diatur dalam Pasal 13
sampai dengan Pasal 14 Anggaran Dasar ini.

Pasal 13
KUORUM, HAK SUARA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MUNAS DAN MUNAS KHUSUS
Kuorum Musyawarah Nasional adalah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3 (dua per-tiga) jumlah utusan.
1. Jika dalam pembukaan masa persidangan kuorum tidak tercapai maka
Musyawarah Nasional ditunda 2 (dua) kali 15 (lima belas) menit dan
selanjutnya Musyawarah Nasional dinyatakan sah
2. Kuorum setiap rapat Pengurus Pusat, Pengurus Regional dinyatakan sah
apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 1/3 (satu per-tiga) dari jumlah
Pengurus Pusat, Pengurus Regional.

Pasal 14
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MUNAS DAN MUNAS KHUSUS
Pengambilan keputusan dalam setiap sidang/rapat ICSB di semua jajaran pada
dasarnya diambil secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
Pasal 15
RAPAT KERJA
1. Rapat Kerja Nasional yang selanjutnya disebut Rakernas diadakan
sedikitnya satu kali selama masa kepengurusan dan diselenggarakan oleh
Pengurus Pusat dengan dihadiri oleh:
a. Pengurus Pusat ICSB
b. Pengurus Regional ICSB
2. Tugas dan wewenang Rakernas adalah :
a. Mengidentifikasi permasalahan yang harus dibahas berdasarkan
Laporan Pengurus Pusat dan Pengurus Regional;
b. Merumuskan pemecahan permasalahan sesuai dengan arah kebijakan
ICSB;
c. Meningkatkan hubungan timbal balik antara Pengurus Pusat,
Pengurus Regional dalam melaksanakan Keputusan Munas.

Pasal 16
PENGURUS PUSAT
Pengangkatan Pengurus Pusat sesuai dengan pasal 1 Anggaran Dasar ini,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. ICSB diurus dan dikemudikan oleh Pengurus Pusat untuk masa bakti 2
(dua) tahun lamanya;
2. Wewenang dan Kewajiban setiap jabatan di dalam struktur Pengurus
Pusat diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga;
3. Jumlah Pengurus, pembagian tugas dan hubungan kerja antar para
anggota pengurus ditetapkan oleh Pengurus Pusat sendiri;
4. Penggantian anggota Pengurus karena salah satu anggota berhenti atau
diberhentikan atau meninggal dunia ataupun karena sebab-sebab lain
dapat dilakukan oleh Pengurus Pusat sendiri.

Pasal 17
WEWENANG DAN KEWAJIBAN PENGURUS PUSAT
Pengurus Pusat mengurus kepentingan-kepentingan ICSB dalam arti kata yang
seluas-luasnya, mewakili ICSB di luar maupun di dalam Pengadilan, untuk dan
atas nama ICSB melakukan segala tindakan pemilikan dan pengurusan atas:
1. Surat-surat keluar harus ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris
Jendral, sedangkan surat-surat mengenai pengeluaran dan/atau
penerimaan uang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Bendahara;
2. Pengurus Pusat dalam beberapa hal tertentu berhak untuk memberi
wewenang kepada salah seorang atau lebih anggota Pengurus Pusat atau
anggota ICSB lainnya atau kepada orang/badan lainnya di luar ICSB, untuk
maksud tersebut maka Pengurus Pusat yang bersangkutan berhak untuk
membuat kuasa khusus atau umum dan sewaktu-waktu dapat
mencabutnya kembali;
3. Pengurus Pusat berkewajiban untuk mentaati Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga serta peraturan lainnya dari ICSB dan mengatur
serta mengurus segala sesuatu berkenaan dengan ICSB dengan sebaik-
baiknya dan penuh rasa tanggangjawab;
4. Mengenai segala kerugian atau kerusakan barang-barang milik ICSB yang
terjadi karena itikad tidak baik atau karena kelalaian seorang anggota atau
lebih dari Pengurus, maka kewajibannya adalah
mempertanggungjawabkannya kepada ICSB. Jika Anggota Pengurus
yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa segala usaha telah
dilaksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab namun tidak kerugian
dapat dapat dihindari, maka anggota Pengurus tersebut dibebaskan dari
kewajiban untuk menanggung kerugian/kerusakan dimaksud di atas;
5. Menghadiri penyelenggaraan Musyawarah Nasional;
6. Mengesahkan pembentukan Pengurus Regional dan Pengurus Area;
7. Menyelenggarakan rapat perencanaan sekali dalam setahun dan
menyampaikan laporan kegiatan tahunan kepada para pemangku
kepentingan (stakeholders);
8. Melakukan kemitraan (partnership) dengan berbagai pihak dalam
melaksanakan kegiatan dengan tujuan yang mendukung tujuan dari ICSB;
9. Membentuk dan mengelola sekretariat secara profesional dan menunjuk
staf pelaksana harian untuk melaksanakan kegiatan ICSB yang jumlahnya
ditetapkan sesuai kebutuhan; dan
10. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembukuan keuangan secara
transparan.
Pasal 18
RAPAT PENGURUS PUSAT
1. Rapat Pengurus Pusat dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1(satu)
tahun, dan jika dianggap perlu rapat Pengurus Pusat juga dapat dilakukan
atas permintaan 1/2 (satu per-dua) dari jumlah anggota pengurus pusat;
2. Setiap anggota pengurus yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara;
3. Rapat ini harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya lebih dari 1/2 (satu per
dua) dari seluruh jumlah Pengurus Pusat dan keputusannya baru
dianggap sah dan mengikat apabila disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per-
dua) dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah; dan
4. Jika dalam rapat pertama kuorum tidak tercapai, maka rapat dapat
ditunda selama 1/2 (satu per-dua) jam dan selanjutnya rapat dapat
dilaksanakan secara sah dengan tidak memandang banyaknya anggota
yang hadir, dan keputusan dianggap sah apabila disetujui oleh lebih dari
1/2 (satu per-dua) dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah.

Pasal 19
KUORUM HADIR DAN KUORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGURUS
PUSAT
1. Kuorum Pengurus Pusat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 1/2 (satu per-dua) jumlah Anggota pengurus Pusat;
2. Pengurus yang tidak bisa hadir dapat menyerahkan hak suaranya kepada
pengurus lainnya dengan dibuktikan melalui pemberitahuan kepada
Pengurus Pusat selambat-lambatnya 3 hari kerja sebelum pelaksanaan
rapat; dan
3. Jika dalam pembukaan masa persidangan kuorum tidak tercapai maka
rapat ditunda 1/2 (satu per-dua) jam dan selanjutnya rapat dinyatakan sah.

Pasal 20
PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS PUSAT
1. Laporan pertanggung jawaban Pengurus Pusat mencakup, yaitu:
a. Tentang pelaksanaan program kerja yang sudah disahkan pada Rapat
Kerja Nasional.
b. Tentang keuangan ICSB diselenggarakan pembukuan yang sesuai
dengan maksud usaha yang dikerjakan oleh ICSB dengan
mengindahkan tata cara akuntansi Indonesia;
2. Tahun organisasi dimulai tanggal 1 (satu) Januari dan terakhir pada
tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember tiap-tiap tahun;
3. Pada tiap-tiap tahun oleh bendahara dilakukan penutupan buku-buku
dan disiapkan laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan
penerimaan dan pengeluaran, dan laporan keuangan lainnya yang
dipandang perlu;
4. Jika laporan keuangan tersebut diterima oleh Pengurus Pusat, maka
Pengurus harus membubuhkan tandatangannya di atas neraca dan
perhitungan hasil usaha tersebut, yang selanjutnya menjadi bagian dari
laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat; dan
5. Apabila ICSB dalam suatu tahun tertentu mengalami kerugian yang tidak
dapat ditutup dengan dana cadangan, maka kerugian itu dibebankan
kepada masing-masing anggota pengurus dengan jumlah yang sama
besarnya.

Pasal 21
DEWAN PEMBINA, DEWAN PENGURUS, DAN DEWAN PENGAWAS
Dewan Pembina, Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas adalah organ Yayasan
yang mempunyai kewenangan sesuai dengan Akta Yayasan Nomor 4 tahun 2016
dan Akta Perubahan nomor 19 tahun.

Pasal 22
DEWAN KEHORMATAN
Dewan Kehormatan adalah organ non struktural pada ICSB yang diberikan
sebagai bentuk apresiasi kepada orang perorangan yang ditetapkan oleh
Chairman.

Pasal 23
DEWAN PENASIHAT DAN DEWAN PAKAR
1. Dewan Penasihat dan Dewan Pakar adalah organ non struktural pada
ICSB yang bertugas memberikan masukan, nasihat dan fasilitas kepada
Pengurus ICSB baik diminta maupun tidak diminta dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan ICSB.
2. Dewan Penasihat dan Dewan Pakar ICSB memiliki tanggungjawab dalam
memberikan masukan, nasihat dan bimbingan sesuai dengan pasal 5 dan
6 pada Anggaran Dasar.

PASAL 24
PERTANGGUNGJAWABAN DEWAN PENASIHAT DAN DEWAN PAKAR
Dewan Penasihat dan Dewan Pakar tidak memberikan pertanggungjawaban
kepada MUNAS yang mengangkatnya, namun diharapkan dapat memberikan
pengarahan dan saran-saran yang bersifat stratejik dalam MUNAS.

Pasal 25
PENGURUS REGIONAL
1. Pengurus Regional diangkat oleh Pengurus Pusat untuk masa bakti 2
(dua) tahun lamanya;
2. Pengurus Regional terdiri dari:
a. Direktur Regional;
b. Sekretaris Umum;
c. Wakil Direktur Kemitraan, Wakil Direktur Organisasi, Wakil Direktur
Program; dan
d. Bendahara.
3. Direktur Regional dapat diangkat kembali maksimum 2 (dua) periode;
4. Pembentukan Pengurus Regional ditetapkan oleh Pengurus Pusat;
5. Pengurus Regional berkedudukan di Provinsi; dan
6. Mengenai pembentukan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
Pengurus Regional diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga
ICSB.

Pasal 26
WEWENANG DAN KEWAJIBAN PENGURUS REGIONAL
Pengurus Regional memiliki wewenang dan kewajiban sebagai berikut:
1. Melakukan koordinasi atas berbagai aktivitas yang mengatasnamakan
ICSB di wilayahnya;
2. Membetuk Kepengurusan Area apabila diperlukan yang disetujui oleh
Ketua Umum (President);
3. Prosedur pembentukan Pengurus Area akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga;
4. Menyelenggarakan Rapat Pengurus Regional;
5. Menaati dan menjalankan setiap keputusan yang telah ditetapkan oleh
Pengurus Pusat;

Pasal 27
RAPAT PENGURUS REGIONAL
1. Rapat Pengurus Regional dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun, dan jika dianggap perlu dapat diadakan atas permintaan 2/3
(dua per-tiga) dari jumlah anggota pengurus;
2. Setiap Pengurus yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara;
3. Rapat ini harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya lebih dari 1/2 (satu per-
dua) dari seluruh jumlah anggota Pengurus dan keputusan-keputusannya
baru dianggap sah dan mengikat apabila disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu
per-dua) dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah;
4. Pengurus yang tidak bisa hadir dapat menyerahkan hak suaranya kepada
pengurus lainnya dengan dibuktikan melalui pemberitahuan kepada
Pengurus Regional selambat-lambatnya 3 hari kerja sebelum pelaksanaan
rapat;
4. Jika dalam rapat pertama kuorum tidak tercapai, maka rapat dapat
ditunda selama 1/2 (satu per-dua) jam dan selanjutnya rapat dapat
dilaksanakan secara sah dengan tidak memandang banyaknya anggota
yang hadir, dan keputusan dianggap sah apabila disetujui oleh lebih dari
1/2 (satu per-dua) dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah; dan
5. Mengenai tata cara Rapat Pengurus Regional diatur secara tersendiri
dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 28
KUORUM HADIR DAN KUORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGURUS
REGIONAL
1. Kuorum Pengurus Regional adalah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 1/2 (satu per-dua) jumlah Anggota pengurus; dan
2. Jika dalam pembukaan masa persidangan kuorum tidak tercapai maka
rapat ditunda 1/2 (satu-per-dua) jam dan selanjutnya rapat dinyatakan sah.

Pasal 29
PENDIRI DAN CHAIRMAN
1. Pendiri sekaligus Chairman ICSB adalah Tuan Hermawan Kartajaya;
2. Chairman bertugas memberikan arahan strategis kepada Pengurus Pusat,
baik diminta maupun atas inisiatif sendiri; dan
3. Chairman mempunyai hak Veto untuk menolak keputusan MUNAS.

Pasal 30
LAMBANG, HYMNE, MARS, DAN ATRIBUT ORGANISASI
Lambang, Hymne, Mars dan Atribut organisasi lainnya diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

Pasal 31
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN-PERATURAN LAIN
Pengurus Pusat berhak untuk menyusun Anggaran Rumah Tangga serta
peraturan-peraturan lainnya yang merupakan pelengkap dari dan isinya tidak
boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

Pasal 32
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
1. Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilakukan oleh Munas yang
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per-tiga) dari jumlah Pengurus
dan keputusannya baru dianggap sah apabila disetujui Dewan Pembina,
Dewan Pengawas, dan Dewan Pengurus;
2. ICSB hanya dapat dibubarkan oleh Munas yang khusus diadakan untuk
keperluan itu, yang wajib dihadiri oleh Dewan Pembina, Dewan Pengawas,
dan Dewan Pengurus dan sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3/4 (tiga per-
empat) dari jumlah Pengurus dan keputusannya baru dianggap sah
apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per-empat) dari
jumlah suara yang sah di dalam rapat.
Pasal 33
PERTANGGUNGJAWABAN CARA MENGGUNAKAN SISA KEKAYAAN
1. Apabila ICSB dibubarkan maka Pengurus Pusat berkewajiban untuk
mengadakan likuidasi dan mengatur serta membereskan semua hutang-
hutang ICSB;
2. Apabila ternyata ada sisa kekayaan dari perhitungan likuidasi tersebut,
diserahkan kepada badan-badan sosial lainnya yang maksud dan
tujuannya sama atau hampir sama dengan ICSB, kecuali jika MUNAS
menentukan lain mengenai cara mempergunakan sisa kekayaan tersebut,
satu dan lain memperhatikan dasar, maksud dan tujuan organisasi.

Pasal 34
ATURAN PENUTUP
Segala hal yang tidak atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini akan
diatur dalam Anggran Rumah Tangga maupun dalam bentuk peraturan-
peraturan lainnya asal saja tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

Pasal 35
DOMISILI HUKUM
Tentang hal ini dan segala akibatnya sesuai dengan kedudukannya memilih
tempat tinggal kediaman hukum (domisili) yang sah dan tidak berubah di Kantor
Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Anda mungkin juga menyukai