Anda di halaman 1dari 13

draft

ANGGARAN DASAR
ASOSIASI PETANI KELAPA SAWIT BENGKULU

PEMBUKAAN
Bahwa, para petani kelapa sawit Bengkulu yang merupakan bagian dari potensi Daerah, telah menempati posisi yang
penting dan strategis di dalam mengisi pembangunan nasional dan pembangunan daerah serta merupakan
sumberdaya manusia yang berperan sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi
Bahwa dalam rangka pemberdayaan petani kelapa sawit Bengkulu agar terintegrasi dalam sistem pembangunan
perkebunan yang terpadu, maka perlu dibentuk organisasi petani yang kuat. Oleh karena itu dibentuk Asosiasi Petani
Kelapa Sawit Bengkulu.
Bahwa untuk mencapai cita-cita para petani kelapa sawit Bengkulu, maka perlu dibentuk suatu organisasi petani
kelapa sawit dalam lingkup Daerah yang diikat di dalam satu Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Asosiasi
Petani Kelapa Sawit Bengkulu.

BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, WAKTU DAN BENTUK
Pasal 1
1) Organisasi ini bernama “ASOSIASI PETANI KELAPA SAWIT BENGKULU” disingkat APKSB, berkedudukan di
Kota Bengkulu.
2) Organisasi ini didirikan di Bengkulu pada tanggal 1 Mei 2019 untuk waktu yang tidak terbatas.

Pasal 2
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu adalah organisasi profesi dalam ruang lingkup Provinsi Bengkulu.

BAB II
AZAS, MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu berdasarkan Pancasila dan UUD 1995.

Pasal 4
Tujuan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu adalah sebagai berikut :

Halaman::: 1 of 13
1) Memberdayakan petani kelapa sawit di Bengkulu melalui suatu wadah organisasi petani yang kuat.
2) Meningkatkan harkat, martabat dan kesejahteraan petani kelapa sawit di Bengkulu.
3) Turut mewujudkan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya yakni petani yang mandiri dan
mempunyai daya saing yang tinggi.

Pasal 5
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu dimaksudkan sebagai :
1) Wadah organisasi seluruh petani kelapa sawit di provinsi Bengkulu.
2) Wahana perjuangan penyalur aspirasi dan komunikasi timbal balik antara sesama petani kelapa sawit dan
organisasi seprofesi yang lain.
3) Wahana penggerak dan pengarah peran serta petani kelapa sawit dalam semangat gotong royong.
4) Wadah pembinaan dan pengembangan kegiatan – kegiatan petani kelapa sawit.

BAB III
ATRIBUT
Pasal 6
1) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu memiliki atribut yang terdiri dari panji/lambang dan lagu/hymne.
2) Ketentuan tentang atribut ditetapkan oleh Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu Indonesia tingkat pusat.

BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 7
1) Anggota biasa Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu adalah Warga Negara Indonesia yang merupakan
petani kelapa sawit yang berdomisili di provinsi Bengkulu.
2) Anggota kehormatan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu adalah pihak – pihak yang mempunyai
kepedulian terhadap Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu yang secara nyata membantu perkembangan
Asosiasi dan diangkat sebagai anggota kehormatan.

BAB V
KEPENGURUSAN
Pasal 8
1) Susunan kepengurusan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu terdiri dari :
a. Dewan Pimpinan Pusat disingkat DPP dengan wilayah kerja meliputi seluruh Kabupaten di provinsi
Bengkulu.

Halaman::: 2 of 13
b. Dewan Pimpinan Daerah disingkat DPD dengan wilayah kerja di tingkat Kabupaten dalam provinsi
Bengkulu.
2) Susunan Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu terdiri dari seorang Ketua, seorang
Wakil Ketua, seorang Sekretaris, seorang Bendahara dan beberapa bidang sesuai kebutuhan.
3) Susunan Dewan Pimpinan Daerah terdiri dari seorang Ketua, seorang Wakil Ketua, seorang Sekretaris,
seotang Bendahara dan beberapa seksi.
4) Untuk membantu tugas Dewan Pengurus Pusat, dibentuk Dewan Penasehat dan Dewan Pembina.

BAB VI
MUSYAWARAH, RAPAT DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 9
Musyawarah dan rapat – rapat terdiri dari :
1) Musyawarah Besar disingkat MUBES.
2) Rapat Kerja Besar disingkat RAKERBES.
3) Musyawarah Daerah disingkat MUSDA.
4) Rapat Kerja Daerah disingkat RAKERDA.

Pasal 10
1) Musyawarah Besar merupakan pemegang kedaulatan tertinggi organisasi yang diadakan sekali dalam 5
(lima) tahun, dengan wewenang :
a. Menetapkan atau mengubah Anggaran dasar dan atau Anggaran Rumah Tangga.
b. Menetapkaan program umum organisasi.
c. Menetapkan penilaian Pertanggung Jawaban APKSB tingkat pusat
d. Memilih dan menetapkan kepengurusan baru APKSB ditingkat pusat.
e. Menetapkan Keputusan – keputusan lainnya.
2) Rapat Kerja Besar diadakan sekurang – kurangnya dua kali dalam 5 (lima) tahun dengan wewenang :
a. Menetapkan Rencana Kerja Pusat.
b. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja tahunan.
c. Menetapkan keputusan yang bersifat penjabaran program umum organisasi maupun keputusan
MUBES.
3) Musyawarah Wilayah Daerah diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun dengan wewenang :
a. Menetapkan kebijakan umum dan pokok – pokok program organisasi di masing – masing tingkatan.
b. Menetapkan penilaian pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Daerah dimasing – masing tingkatan.
c. Memilih dan menetapkan kepengurusan baru di masing – masing tingkatan.

Halaman::: 3 of 13
4) Rapat Kerja Daerah diadakan sekurang – kurangnya dua kali dalam lima tahun depan dengan wewenang :
a. Menetapkan rencana kerja Daerah.
b. Mengevaluasi pelaksanaan program tahunan dimasing – masing tingkatan.

Pasal 11
Pengambilan keputusan
1) Semua keputusan yang diambil dalam musyawarah dan rapat sedapat – dapatnya diusahakan atas dasar
musyawarah mufakat.
2) Apabila dengan usaha musyawarah mufakat tidak tercapai, maka keputusannya diambil melalui votting
(pemungutan suara) dari jumlah peserta yang hadir yang memiliki hak suara satu peserta satu suara.
3) Apabila dalam pemungutan suara berimbang, maka ketua Sidang / Rapat dapat menundanya selama 30
menit untuk kemudian diulang kembali.

BAB VII
WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 12
1) Dewan Pimpinan Pusat adalah penyelenggara dan penanggung jawab tertinggi, dengan wewenang
a. Menentukan kebijaksanaan organisasi.
b. Mengesahkan susunan kepengurusan Dewan pimpinan Daerah.
2) Dewan Pimpinan Pusat berkewajiban :
a. Melaksanakan segala ketentuan dan organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
tangga, Keputusan musyawarah Besar, Keputusan Rapat Kerja Besar dan Rapat Pleno Pengurus.
b. Mengesahkan susunan kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah.

Pasal 13
1) Dewan Pimpinan Daerah adalah pelaksana organisasi di tingkat kabupaten.
2) Dewan Pimpinan Daerah berwenang menetapkan kebijakan organisasi di tingkat kabupaten.
3) Dewan Pimpinan Daerah Berkewajiban :
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga serta keputusan-keputusan organisasi di atasnya.
b. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Daerah.

BAB VIII
KEUANGAN

Halaman::: 4 of 13
Pasal 14
Keuangan untuk mendukung jalannya Asosiasi diperoleh dari :
a) Iuran anggota.
b) Bantuan atau sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat.
c) Usaha-usaha lain yang dianggap sah dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Pasal 15
Pengelolaan harta kekayaan
1) Dewan Pimpinan di setiap tingkatan organisasi bertanggung jawab atas pengelolaan seluruh harta
kekayaan organisasi pada tingkat masing-masing.
2) Bila organisasi pada tingkatan Daerah bubar, maka peruntukan harta kekayaan organisasi tersebut harus
diserahkan pada Dewan Pimpinan di atasnya.

BAB IX
PEMBUBARAN
Pasal 16
1) Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Besar yang diadakan secara khusus,
yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah yang berhak hadir sebagai peserta Musyawarah Besar.
2) Keputusan pembubaran organisasi dinyatakan sah apabila disetujui dengan mufakat bulat atau sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah suara yang hadir.
3) Apabila organisasi telah dibubarkan maka kekayaan organisasi diserahkan kepada tim likuidasi yang
dibentuk oleh Musyawarah Besar untuk diserahkan kepada Badan-badan/lembaga-lembaga sosial di
provinsi Bengkulu.

BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 17
Anggaran Dasar Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu hanya dapat diubah atau disempurnakan melalui
Musyawarah Besar.

BAB XI
PENUTUP
Pasal 18

Halaman::: 5 of 13
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dalam Musyawarah Besar Asosiasi Petani Kelapa Sawit
Bengkulu.

ANGGARAN RUMAH TANGGA


ASOSIASI PETANI KELAPA SAWIT BENGKULU

BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Yang dapat diterima sebagai anggota Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu adalah sebagai berikut :
1) Warga Negara Indonesia yang berdomisili di provinsi Bengkulu dan mempunyai kegiatan di bidang
pekebunan kelapa sawit
2) Telah berumur 17 tahun atau telah menikah.
3) Mentaati Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan-Peraturan Organisasi.

Pasal 2
1) Seorang menjadi anggota setelah ditetapkan dan didaftar sebagai anggota APKSB.
2) Penetapan dan pendaftaran seseorang sebagai anggota APKSB dilakukan oleh Dewan Pimpinan Daerah
berdasarkan prosedur yang ditentukan.
3) DPD yang telah menerima dan mendaftar anggota berkewajiban memelihara daftar anggota serta wajib
memberikan Surat Keterangan dan atau Kartu Tanda Anggota.

Pasal 3
Atas usulan Dewan Pimpinan Daerah, DPP APKSB berhak menetapkan keanggotaan baru.

Pasal 4
DPP APKSB dapat menetapkan dan mengangkat seseorang menjadi anggota kehormatan karena kepedulian dan
jasa-jasanya.

Pasal 5
1) Setiap anggota mempunyai hak sebagai berikut :

Halaman::: 6 of 13
a. Berhak berbicara dan bersuara dalam rapat atau musyawarah organisasi sesuai dengan ketentuan
organisasi yang berlaku.
b. Berhak memilih dan dipilih dalam kepengurusan.
c. Berhak menyampaikan pendapat atau saran-saran baik lisan maupun tertulis kepada pengurus
melalui jenjang organisasi.
d. Berhak mendapat perlindungan/pembelaan, bimbingan, bantuan, pendidikan dan pelatihan dari
organisasi.
2) Setiap anggota berkewajiban :
a. Mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga dan peraturan organisasi
lainnya.
b. Menjaga nama baik dan martabat organisasi.
c. Melaksanakan ketentuan / keputusan atau kebijaksanaan organisasi.
d. Berpartisipasi dalam kegiatan rapat, pertemuan dan pelatihan yang diselenggarakan atau
diusahakan oleh organisasi.

Pasal 6
1) Anggota yang lalai/tidak memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga, ketentuan-ketentuan organisasi dikenakan tindakan disiplin organisasi.
2) Tindakan-tindakan yang dimaksud pada ayat (1) ini berupa :
a. Peringatan tertulis.
b. Pemberhentian sementara.
c. Pemecatan dari keanggotaan APKSB.
3) Atas permohonan yang bersangkutan lamanya pemberhentian sementara dapat ditinjau kembali oleh
kepengurusan yang mengenakan tindakan disiplin organisasi tersebut.
4) Anggota dan atau bekas anggota yang dikenakan tindakan disiplin organisasi tersebut dapat mengajukan
banding disertai alasan-alasan pembelaan diri.
5) Permintaan banding tersebut diajukan kepada Dewan Pimpinan setingkat lebih tinggi dari kepengurusan
yang memberi persetujuan pengenaan disiplin organisasi dimaksud dengan ketentuan diajukan
selambat-lambatnya tiga bulan sejak menerima pemberhentian dimaksud.
6) Dalam hal masa pemberhentian sementara berakhir atau pemecatan dicabut, keanggotaan yang
bersangkutan didaftarkan kembali oleh Dewan Pimpinan yang mengenakan tindakan disiplin organisasi
tersebut.

BAB II
KEPENGURUSAN
Pasal 7

Halaman::: 7 of 13
1) Dewan Pimpinan Pusat dipilih dan atau ditetapkan oleh Musyawarah Besar untuk masa jabatan lima
tahun.
2) Dewan Pimpinan Daerah dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Daerah serta disahkan oleh DPP untuk
masa jabatan lima tahun.

Pasal 8
Untuk dapat dipilih menjadi Dewan Pimpinan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berkut :
a. Anggota Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu.
b. Dapat membaca dan menulis huruf latin.
c. Telah berumur sekurang-kurangnya 20 tahun.
d. Mampu bekerja sama secara kolektif serta mampu mengembangkan Asosiasi Petani Kelapa Sawit
Bengkulu.
e. Mampu meluangkan waktu dan aktif dalam tugas organisasi.

Pasal 9
Masing-masing Dewan Pimpinan sebagaimana dimaksud pada pasal di atas bertanggung jawab kepada
musyawarah organisasi yang memilih dan mengangkatnya.

Pasal 10
1) Dewan Pimpinan ditiap tingkat organisasi mempunyai tugas, kewenangan dan tanggung jawab
a. Melaksanakan kebijaksanaan organisasi ditingkatnya masing-masing sebagai pelaksanaan semua
Keputusan/ketetapan MUBES, keputusan Rapat kerja Besar, Keputusan Musyawarah di
tingkatnya masing-masing, Keputusan Musyawarah Paripurna organisasi dan kebijaksanaan
organisasi yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan setingkat lebih tinggi.
b. Melaksanakan kebijaksanan organisasi dan menetapkan program kerja tahunan dimasing-masing
tingkatan.
c. Mengangkat dan menghentikan personalia Badan Pelaksana Kebijakan dan Kepengurusan sehari-
hari ditingkatnya masing-masing.
d. Membentuk Badan, Lembaga dan Departemen yang dipandang perlu sebagaimana dimaksud
dalam Anggaran Dasar, atau perwakilan Badan/Lembaga/Departemen ditingkatnya masing-
masing serta mengangkat dan memberhentikan pengurus/pimpinannya.
e. Melaksanakan tugas kewenangan lainnya yang ditentukan dalam Anggaran Dasar Rumah Tangga,
keputusan Musyawarah, dan peraturan organisasi.
2) Pimpinan Harian ditiap tingkatan organisasi mempunyai tugas, kewenangan dan tanggung jawab :
a. Memimpin pelaksanaan tugas sehari-hari, kewenangan dan tanggung jawab Dewan Pimpinan
ditingkatnya masing-masing.
b. Mengatur pelaksanaan keputusan yang ditetapkan dewan pimpinan di tingkatnya masing-masing.

Halaman::: 8 of 13
c. Melaksanakan tugas dan kewajiban lainnya yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan ditingkatnya
masing-masing sebagai pelaksana Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan
Musyawarah dan Peraturan Organisasi.

Pasal 11
Dewan Pimpinan ditiap tingkatan membuat pembagian tugas, kewenangan dan tanggung jawab serta rapat
anggota pengurus yang diatur dalam program kerja yang ditetapkan Dewan Pimpinan bersangkutan, dengan
memperhatikan ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga ini.

Pasal 12
Dalam hal terjadi kelowongan dalam kepengurusan organisasi sebelum jabatan Dewan Pimpinan berakhir dapat
diadakan pengisian lowongan antar waktu dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pengisian lowongan antara waktu jabatan kepengurusan ditingkat pusat dilakukan oleh musyawarah
paripurna organisasi yang diadakan selambat-lambatnya 6 bulan sejak kelowongan tersebut.
b. Pengisian kelowongan antar waktu jabatan kepengurusan ditingkat lainnya ditetapkan oleh Musyawarah
Paripurna organisasi ditingkatnya masing-masing dan disahkan oleh Dewan Pimpinan setingkat diatasnya.
c. Kecuali di Dewan Pimpinan Pusat, dalam hal musyawarah paripurna organisasi ditingkatnya masing-
masing tidak dapat mengambil kesepakatan menetapkan pengisian lowongan antar waktu, maka Dewan
Pimpinan setingkat lebih tinggi dapat menetapkan pengisian lowongan antar waktu tersebut.

BAB III
BADAN, LEMBAGA DAN DEPARTEMEN
Pasal 13
1) Badan, lembaga dan Departemen mempunyai tugas, kewenangan dan tanggung jawab membina dan
mengembangkan kegiatan dan atau usaha dibidangnya masing-masing dalam rangka melaksanakan
program dan meningkatkan peranan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu.
2) Bidang kegiatan atau usaha masing-masing badan, lembaga, atau departemen demikian juga hubungan
dengan pengurus Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu, diatur dalam Anggaran Dasar dan atau
keputusan tentang pembentukan Badan/Lembaga/Departemen bersangkutan, yang ditetapkan oleh
Dewan Pimpinan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu.

BAB IV
MUSYAWARAH-MUSYAWARAH
Pasal 14
1) Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa diselenggarakan oleh DPP.
2) Peserta MUNBES adalah:
a. Dewan Pimpinan Pusat.

Halaman::: 9 of 13
b. Ketua atau pimpinan Dewan Pimpinan Daerah di Kabupaten.
c. Badan/Lembaga/Instansi terkait diundang sebagai peninjau.

Pasal 15
1) DPP dan DPD dapat membentuk panitia penyelenggara musyawarah masing-masing untuk MUBES, dan
MUSDA.
2) Panitia sebagaimana dimaskud pada ayta (1), terus berfungsi dan bekerja hingga dibubarkan, setelah
Dewan Pimpinan baru yang dipilih dalam musyawarah bersangkutan terbentuk.
3) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban mempertanggungjawabkan pelaksanaan dan
pembiayaan musyawarah kepada Dewan Pimpinan baru yang dipilih musyawarah yang bersangkutan.

Pasal 16
1) Rapat kerja tiap tingkatan organisasi dipimpin dan diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan ditingkat
masing-masing.
2) Peserta Rapat Kerja Besar adalah :
a. Dewan Pimpinan Pusat
b. Badan/Lembaga/Departemen Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu ditingkat Pusat.
c. Dewan Pimpinan Daerah seluruh Kabupaten
d. Undangan lainnya yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat sebagai peninjau.
3) Peserta Rapat Kerja di tingkat lainnya, terdiri dari :
a. Yang mewakili Dewan Pimpinan setingkat diatasnya.
b. Dewan Pimpinan ditingkat organisasi bersangkutan.
c. Badan / Lembaga / Departemen di daerah yang bersangkutan.
d. Yang mewakili Dewan Pimpinan setingkat dibawahnya.
e. Undangan lainnya yang ditetapkan dan diundang oleh dewan Pimpinan yang bersangkutan sebagai
peninjau.

BAB V
RAPAT-RAPAT
Pasal 17
1) Rapat terdiri dari :
a. Rapat pleno dewan pimpinan dan pimpinan harian di masing – masing tingkat kepengurusan.
b. Rapat badan, lembaga, departemen, ditingkat masing – masing kepengurusan.
2) Rapat pleno dewan pimpinan dimasing – masing tingkat kepengurusan sekurang – kurangnya diadakan
sekali dalam (3) tiga bulan.

Halaman::: 10 of 13
BAB VI
TATA TERTIB MUSYAWARAH RAPAT
Pasal 18
Tata tertib Musyawarah dan rapat Kerja di tiap tingkatan organisasi ditetapkan oleh musyawarah atau rapat di
tingkat masing – masing, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 19
1) Musyawarah di tiap tingkatan dipimpin oleh pimpinan Asosiasi masing – masing tingkatan.
2) Selain alat kelengkapan musyawarah seperti dimaksud dalam ayat (1) pasal ini. Musyawarah dapat
membentuk alat kelengkapan lainnya sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 20
Rincian peserta, peninjau dan undangan pada musyawarah Organisasi ditetapkan oleh dewan pimpinan ditingkat
masing – masing.
Pasal 21
1) Musyawarah dan rapat – rapat hanya sah jika :
a. Undangan sudah disampaikan sebelumnya kepada peserta musyawarah atau peserta rapat
bersangkutan.
b. Musyawarah atau rapat mencapai quorum apabila dihadiri oleh separoh lebih satu dari jumlah
peserta yang diundang.
c. Dalam hal quorum tidak tercapai, maka MuBes atau Musda ditunda paling lama 24 jam dari waktu
yang ditetapkan. Setelah itu musyawarah tersebut dianggap sah apabila dihadiri sekurang –
kurangnya 1/3 peserta yang diundang.
d. Musyawarah Kerja disetiap tingkatan ditunda paling lama 12 jam dari waktu yang ditetapkan, setelah
itu musyawarah tersebut dianggap sah apabila dihadiri sekurang – kurangnya 1/3 peserta yang
diundang.
e. Setelah penundaan musyawarah, apabila yang hadir tidak mencapai sekurang – kurangnya 1/3
peserta maka musyawarah batal dengan ketentuan pelaksanaan musyawarah minimal bulan
berikutnya.

Pasal 22
Pengaturan lebih lanjut tentang tata tertib musyawarah ditiap tingkatan ditetapkan oleh musyawarah atau rapat
ditingkat masing – masing sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Halaman::: 11 of 13
Pasal 23
Tata tertib acara musyawarah atau rapat ditetapkan oleh musyawarah atau rapat bersangkutan.

Pasal 24
1) Keputusan musyawarah atau rapat diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat.
2) Dalam hal mufakat belum tercapai walaupun sudah diusahakan dengan sungguh – sungguh, keputusan
dapat diambil dengan pemungutan suara.
3) Keputusan yang diambil dengan pemungutan suara hanya sah jika pengambilan keputusan itu dihadiri
oleh separuh lebih dari jumlah anggota yang hadir.
4) Jumlah hak suara masing – masing peserta Mubes atau Musda masing – masing peserta mempunyai satu
hak yang sama.

Pasal 25
1) Pemilihan Dewan Pimpinan ditiap tingkatan dilakukan oleh musyawarah ditingkatkan oleh musyawarah
ditingkatkan masing – masing dengan cara memilih formatur yang diberikan mandat penuh untuk
menyusun komposisi dan memilih personalia Dewan Pimpinan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga.
2) Formatur yang dimaksud terdiri dari 5 (lima) orang ditetapkan oleh musyawarah terdiri dari seorang Ketua
dan 4 (empat) orang Anggota.
3) Khusus untuk pemilihan Pimpinan dilakukan melalui pemilihan suara langsung dan Pimpinan terpilih
ditetapkan sebagai Ketua Formatur.
4) Keputusan formatur dilaporkan kepada musyawarah bersangkutan untuk disahkan menjadi ketetapan
musyawarah.
Formatur bubar setelah keputusannya disahkan menjadi ketetapan musyawarah.

Pasal 26
1) Setiap musyawarah atau rapat dibuat notulen yang ditandatangani Pimpinan Musyawarah atau Rapat
bersangkutan dan disampaikan kepada peserta.
2) Notulen yang dimaksud dianggap sah apabila tidak ada yang mengajukan keberatan sekurang – kurangnya
dalam 2 (dua) bulan setelah tanggal notulen tersebut.
3) Keberatan yang dimaksud dalam ayat diatas diajukan kepada Dewan Pimpinan yang menyelenggarakan
musyawarah atau rapat dan harus segera dibahas dan diambil keputusan pada kesempatan pada
kesempatan pertama diadakan rapat dewan Pimpinan bersangkutan.

BAB VII
KEUANGAN
Pasal 27

Halaman::: 12 of 13
1) Tiap – tiap tahun Dewan Pimpinan disetiap tingkatan menetap Anggaran Pendapat dan Belanja organisasi.
2) Anggaran Pendapatan dan Belanja organisasi didasarkan pada prinsip kemandirian dalam rangka
pelaksanaan program umum.

Pasal 28
1) Setiap anggota wajib membayar iuran yang ditetapkan melalui musyawarah.
2) Untuk membiayai kehidupan dan pengembangan organisasi disemua tingkatan diadakan kegiatan –
kegiatan usaha guna mendapatkan dana dengan jalan :
a. Usaha – usaha mendapatkan bantuan yang tidak mengikat.
b. Membentuk badan – badan usaha produktif yang dapat menghasilkan.
3) Ketentuan tentang pelaksanaan ayat di atas ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

BAB VIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 29
Perubahan atas penyempurnaan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Besar atau
Mubes.

BAB IX
PENUTUP
Pasal 30
1) Hal hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam Peraturan – peraturan /
Ketentuan – ketentuan dengan Surat Keputusan Pimpinan Pusat.
2) Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Kota Bengkulu


Tanggal : 1 Mei 2019

Halaman::: 13 of 13

Anda mungkin juga menyukai